43
Akhlak Sosial NIRVANA NABILLA ABADI PUTRI ADIB DANURDIPTA HILDA HABIBAH

Akhlak Sosial Kelompok 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AIK

Citation preview

Akhlak SosialNirvana nabilla abadi PutriAdib danurdiptaHilda habibahMasyarakat Dambaan Islam Masyarakat modern mendambakan sebuah sistem kehidupan dimana elemen-eleman dalam masyarakat mempunyai peranan yang dominan dalam menata kehidupan yang mereka inginkan. Masyarakat yang demikian kerap disebut masyarakat sipil (Civil Society), namun beberapa cendikiawan Muslim di Asia Tenggara lebih suka menggunakan istilah masyarakat madani sebagai gantinya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat madani diartikan sebagai, Masyarakat sipil yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi yang berpereradaban, yang didasarkan oleh iman dan ilmu. [: 71]Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (at-Taubah: 71)Ayat di atas menjelaskan sifat-sifat yang seharusnya disandang oleh orang-orang Mukmin dalam kapasitas mereka sebagai sebuah masyarakat. Dari enam sifat disebut dalam ayat tersebut, sifat pertama menggunakan ungkapan khabari berupa jumlah ismiyyah yang mempunyai makna tetap. Lima sifat berikutnya menggunakan ugkapan khabari juga tapi dalam bentuk jumlah filiyyah (kata kerja), yaitu yamuruna (memerintahkan), Yanhauna (melarang), yuqimuna (menegakkan), yutuuna (menunaikan), yuthiuuna (taat). Penggunaan lima kata kerja ini mempunyai arti bahwa semua pekerjaan itu terus dilaksanakan dari waktu ke waktu sepanjang hayat manusia, sebagai proses yang tiada hentiKedua dan ketiga: Hak, Kewajiban dan Kesadaran hukum. Sesama mukmin handaklah terus melakukan amar maruf, yaitu memerintahkan yang lain untuk berbuat kebaikan. Maksud kebaikan di sini adalah segala yang dipandang baik oleh agama dan akal. Mereka juga saling mencegah berbuat kemungkaran atau suatu perilaku yang dipandang jelek baik menurut agama maupun akal.Keempat : Spiritualitas. Sebagai realisasi dari keimanan, yaitu selalu mengerjakan shalat lima waktu, dengan memerhatikan syarat, rukun dan etikanya. Dilakukan secara terus menerus sepanjang hayat dan dikerjakan dengan baik dan khusyu, agar hikmah shalat berubah menjadi kepribadian seseorang. Shalat adalah hubungan antara hamba dengan Allah. Sebagai refleksi pengabdian manusia kepada Tuhannya. Semangat spiritualitas ini harus terus digelorakan dan didengungkan, agar manusia tidak terpedaya oleh setan yang selalu mengincar manusia untuk digelincirkan dari jalan lurus.Kelima: Kepedulian sosial melalui zakat. Zakat adalah bentuk rasa kesetiakawanan sosial, empati, berbagi dengan orang lain. Dengan zakat, manusia tidak lagi kikir, egois, materialistis. Dengan zakat, kesenjangan ekonomi tidak begitu melebar. Jika zakat adalah sebuah kebijakan agama yang demikian mulia, maka cara menunaikannya juga harus baik, yaitu sesuai dengan ketentuan, diberikan kepada yang berhak, dan pemberi zakat mendatangi sendiri para mustahiknya, seakan dia yang membutuhkan kepada mereka.Keenam : Rujukan Agama. Mengatasi berbagai persoalan kehidupan diperlukan rujukan. Dalam islam rujukan yang betul-betul kredibel adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dalam semua lini kehidupan, baik dalam soal akidah, muamalah, ibadah maupun akhlak. Taat kepada Allah berarti taat kepada ajaran yang ada dalam al-Quran. Sementara taat kepada rasul adalah taat kepada apa yang ada dalam hadis. Allah yang bersifat rahman dan rahim. Nabi Muhammad yang ditabalkan sebagai Rasul pembawa rahmat bagi alam semesta yang juga santun dan penyayang, akan mengarahkan manusia kepada pekerti yang menguntungkan bagi kehidupan mereka. Dengan adanya rujukan kehidupan berupa al-Quran dan sunnah Nabi, maka jalan kehidupan umat Islam menjadi jelas. Loyalitas mereka juga jelas.Toleransi Inter dan Antar Umat Beragama dalam Islam1. Toleransi dalam KemajemukanDengan sikap toleransi dan tasamuh yang luas dan terbuka, maka akan terbentuk suatu masyarakat yang saling menghargai, menghormati, dan terjalinlah kehidupan yang harmonis antar anggota masyarakat, bangsa, negara, maupun dalam kehidupan secara umum. Kemudian masyarakat yang harmonis cenderung akan menghasilkan karya-karya yang besar yang bermanfaat bagi manusia.

2. Islam Membangun Toleransi Masyarakat Multikultural a.Pentingnya ToleransiTanpa adanya toleransi, umat-umat beragama dalam masyarakat multikultural akan selalu bersitegang. Dalam hadisnya, Rasulullah s.a.w. menegaskan pentingnya toleransi. Hadits tersebut mengarahkan kepada umat Islam bersikap baik dan bersahabat dengan orang-orang non muslim (muahad) yang telah melakukan perdamaian dan kerjasama dalam bidang sosial, kemasyarakatan, kemanusiaan, kegiatan ekonomi, politik, dan sebagainya. Dalam hadis lain, Rasulullah s.a.w. menjelaskan tentang kewajiban pada setiap orang muslim untuk memberikan perlindungan terhadap orang non-muslim minoritas yang berada di bawah kekuasaan orang-orang muslim (dzimmi).

b.Toleransi Pilar Umat PilihanSebagai umat pilihan, umat Islam memiliki karakteristik sebagai umat pertengahan (ummatun wasathan) yang berarti umat yang menyeimbangkan antara fanatik dan liberal, antara menolak dan menerima, antara permanen dan fleksibel, antara keras dan lemah lembut, dan lain sebagainya. Karakteristik ini yang menjadikan umat Islam toleran terhadap umat lainnya sehingga hidup damai, aman, dan sejahtera dalam ikatan persaudaraan antar sesama.

c. Peradaban Islam yang ToleranTerdapat sebuah kisah di zaman Rasulullah. Ada seorang muslim yang mencuri sebuah baju besi dari rumah seorang keluarga muslim dan menyembunyikannya di rumah seorang Yahudi. Setelah ketahuan, dihadapan Rasulullah si pencuri bersaksi ia tidak mencurinya dan memfitnah orang Yahudi tersebut yang menucurinya. Rasulullah kemudian mendapatkan wahyu dan mengetahui kebenarannya sehingga orang Yahudi tersebut bebas dari tuduhan dan muslim yang berdusta tersebut mendapat celaan karena telah berkhianat dan berdosa. Hal tersebutkan membuktikan bahwa sejak dahulu umat Islam memang toleran terhadap umat lain.

d. Peradilan yang Adil dan KonsekuenIslam memberikan keadilan tanpa pandang bulu. Dalam beberapa kisah disebutkan bahwa ada umat lain yang meminta bantuan dari para pemimpin Islam untuk mendapatkan keadilan. Hal tersebut membuktikan bahwa umat lain menghargai konsekuenitas Islam dalam memberikan keadilan.

3. Ukhuwah Islamiah, Ukhuah Wathaniah, dan Ukhuwah InsaniahUkhuwah Islamiah adalah persaudaraan dan persahabatan yang dijalin antar sesama umat Islam. Ukhuwah Wathaniah adalah persaudaraan sesama warga negara dalam satu tanah air dan satu bangsa. Ukhuwah Insaniah adalah persaudaraan dan persahabatan sesama manusia yang disebut brotherhood humanities. Manusia sebagai mahkluk sosial tentu membutuhkan manusia lainnya dan berinteraksi. Hubungan sosial ini akan berkembang dengan hubungan-hubungan yang lain, seperti hubungan ekonomi, politik, peradaban, kebudayaan, dan sebagainya.

Prinsip-prinsip Islam dala Mewujudkan Kesejahteraan SosialManusia mempunyai dua sistem kehidupan. Yaitu kehidupan rohani dan jasmani.

Kedua-duanya bersifat simbosis atau organik. Satu sama lain saling menyatu dan membutuhkan. Jika sistem rohani sakit maka jasmani maupun akan mengalami sakit. Demikian juga sebaliknya, jika jasmani sakit, maka rohanipun ikut sakit.MAKNA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM ISLAM

Perhatian Islam dalam terhadap masalah sosial dapat dilihat, misalnyaadzan, di dalamnya terdapat dua seruan, yaknihayya alash shalahdanhayya alal falah(mari sama-sama melaksanakan dan menegakkan shalat, dan mari bersama-sama menuju kebahagiaan).

Seruan pertama bersifat ritual dan vertikal, sedang kedua bersifat sosial dan horisontal.Contoh lain ialah pelaksanaan sholat. Ia diawali dengantakbirratul ihram,dan diakhiri dengansalam.Takbiratul ihramberarti mengagungkan dzat Pencipta alam semesta (vertikal), dansalamberarti mengajak kepada semua muslim untuk menyebarkan kesejahteraan sosial (horisontal).

Memang keimanan danibadah (individual) dalam Islam itu mengarah pada terwujudnya masyarakat yang baik dan sejahtera.Perhatian Islam terhadap masalah kesejahteraan sosial dapat dicermati pula dari dua alasan. Pertama, ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan masalah sosial jauh lebih banyak dibandingkan ayat yang berkenaan dengan masalah keimanan dan ibadah pribadi, yaitu 100:1.

Jika ada seratus ayat sosial, maka hanya ada satu ayat keimanan dan ibadah. Kedua, ibadah khusus seperti puasa, dapat diganti dengan amal sosial, tetapi sebaliknya, ibadah sosial tidak dapat digamti dengan ibadah khusus.Islam bukan saja memiliki perangkat etik, tetapi juga dilengkapi dengan sejumlah instrumen.

Adapun instrumen itu antara lain ialah zakat, infak, dan shadaqah. Khusus mengenai zakat, intrumen ini mendapat tempat khusus dalam al-Quran. Ia disebut secara sendirian sebanyak 10 kali, dan disebut bersama-sama shalat sebanyak 82 kali, sehingga secara keseluruhan zakat disebut sebanyak 112 kali. Ini menandakan bahwa Islam sangat memperhatikan kesejahteraan sosial dalam kehidupan kemasyarakatan.Al-Quran tak henti-hentinya menghimbau hal tersebut dengan menandaskan dalam ayat-ayatsebagai berikut:

. . . . . . .( 7:1 0-7)

Taukah engkau orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang yang meninggalkan anak yatim dan tidak menghiraukan kehidupan orang miskin. Maka celakalah orang-orang yang melakukan sholat, yaitu orang-orang yang lali dari sholatnya, dan berbuat riya, serta enggan menolong dengan barang yang berguna(al-Maun/107: 1-7)

Sasaran Kesejahteraan SosialIdealisasi kesejahteraan hidup dalam Islam khususnya, dan agama samawi pada umumnya, adalah kehidupan surgawi yaitu kehidupan di surga nanti, yang selalu digambarkan sebagai :

Serba kecukupan pangan yang berkalori dan bergiziKecukupan sandang yang bagus-bagusTempat tinggal yang indah dan nyamanLingkungan hidup yang sehat dan segarHubungan sosial yang tentram dan damaiDikeilingi pelayan-pelayan yang trampil dan menggairahkanHubungan yang selalu dekat dengan Allah, Tuhan Maha Pemurah

Islam dan Masalah Kesejahteraan Sosial

Kunci keberhasilan untuk mencapai kehidupan sejahtera yang ideal itu, ditegaskan bahwasannya harus melalui yang panjang, yakni :1. Keimanan yang mantap kepada Allah, kepada Rasul-Nya, dan rukun iman lainnya.

2. Ketekunan melakukan amal-amal saleh, baik amalan yang bersifat ritual, seperti shalat, zakat, puasa dan lain-lain; dan amalan yang bersifat sosial, seprti pendidikan, ksehatan, dan masalah-masalah kesejahteraan lainnya, maupun amalan yang bersifat kultural, yang lebih luas lagi seperti pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam, penanggulangan bencana, penelitian dan sebagainya.3. Kemampuan menangkal diri dari kemaksiatan dan perbuatan yang merusak kehidupan (almuhlikat).

Prioritas pertama :ad-Dhoruriyatialah kebutuhan pokok, yakni kebutuhan pangan, kebutuhan sandang, kebutuhan perumahan atau papan dan semua kebutuhan pokok yang tidak dapat dihindari.Prioritas kedua: Al-Hajiyat ialah kebutuhan-kebutuhan yang wajar, sperti kebutuhan penerangan, kebutuhan pendidikan dan lain sebagainya.Prioritas ketiga :Al-Tahsinatatau dapat disebut juga sebagai kesempurnaan yang lebih berfungsi sebagai kesenangan daripada kebutuhan hidup.

Imam Al-Ghozali seperti halnya juga As-Yathiby, berpendapat bahwa yang jelas masuk dalam kategoiad-Dhoruriyatyang menjadi prioritas garapan Islam adalah yang menjalin kemaslahatan :

-Ad-Dienu(agama)-An-Nafsu(jiwa)-An-Naslu(keturunan)-Al-Malu(harta benda)-Al-Aqlu(akal atau fikiran)

Pandangan Islam terhadap Beberapa Persolaan Sosial : Kemiskinan, Kebodohan, dan PengangguranKemiskinan Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.

Al-quranal-maskanat (kemiskinan)al-faqr (kefakiran)al-ailat (mengalami kekurangan)al-basa (kesulitan hidup)al-imlaq (kekurangan harta)al-sail (peminta)al-mahrum (tidak berdaya)al-qani (kekurangan dan diam)al-mutarr (yang perlu dibantu)al-dhaif (lemah).

Kemiskinan Penanggulangannya.

Islam menyadari bahwa dalam kehidupan masyarakat akan selalu ada orang kaya dan orang miskin (QS An-Nisa/4: 135). Faktor keterbatasan untuk berusaha (Q.S. Al-Baqarah/2: 273)penindasan (QS Al-Hasyr/59: 8)cobaan Tuhan (QS Al-Anam/6: 42)pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan (QS Al-Baqarah/2: 61). Solusi Menurut Islam, dengan adanya bantuan orang kaya tersebut, agar orang miskin tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang dapat merendahkan martabatnya sendiri (QS Al-Baqarah/2: 256). Solusi (cont..)zakat (QS At-Taubah/9: 103)infak wajib yang sifatnya insidental (QS Al-Baqarah/2: 177)menolong orang miskin sebagai ganti kewajiban keagamaan, misalnya membayar fidyah (QS Al-Baqarah/2: 184)menolong orang miskin sebagai sanksi terhadap pelanggaran hukum agama (misalnya membayar kafarat dengan memberi makan orang miskin) (QS Al-Maidah/5: 95).Solusi (cont)SedekahInfakhadiahNasihatSpiritmotivasi kepada kalangan rakyat jelata.

] Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberikan rizki.(QS. ar-Rum [30]: 40)

] [Tidak ada satu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah yang memberi rizkinya. (QS. Hud [11]: 6)

kebodohansebab kesesatan yang paling besardiri sendiri ataupun orang lainRasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits Abdullah bin Amru berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari manusia secara langsung, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika Dia tidak menyisakan seorang ulama, orang-orang mengangkat para pemimpin yang bodoh, mereka ditanya lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, akibatnya mereka sesat dan menyesatkan. Muttafaq alaihi, al-Bukhari dan Muslim.

Solusi 1. Aaliman (Ahli dalam segala bidang keilmuan).Ibadah maupun bukan. Tholabul ilmi faridlatun ala kulli muslimin wamuslimatin2. Mutaalliman (menuntut pengetahuan). tidak hanya belajar, tapi juga melakukan sesuatu yang dapat mengantarkan dan menunjang system pembelajaran.3. Muhibban (cinta akan ilmu pengetahuan).

{ }(: 11)Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang diberi ilmu (diangkat lagi) beberapa derajat.Pengangguran Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi oleh segolongan tenaga kerja, yang telah berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak memperolehnya (Sadono Sukirno. 2004: 355).Jenis Menurut Qardhawi (2005:6-18) pengangguran dapat dibagi menjadi dua kelompokkan, yaitu:a). Pengangguran jabariyah (terpaksa)

b). Pengangguran khiyariyah

Solusi Muhammad Al Bahi, sebagaimana yang telah dikutip oleh Mursi ( 1997:34) mengatakan bahwa ada tiga unsur penting untuk menciptakan kehidupan yang positif dan produktif, yaitu:a). Mendayagunakan seluruh potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kita untuk bekerja, melaksanakan gagasan dan memproduksi.b). Bertawakal kepada Allah, berlindung dan memeinta pertolongan kepada-Nya ketika melakukan suatu pekerjaan.c). Percaya kepada Allah bahwa Dia mampu menolak bahaya, kesombingan dan kediktatoran yang memasuki lapangan pekerjaan

Suatu ketika datang kepada Rasulullah dari kalangan Anshar untuk meminta-minta (pengemis). Lalu Rasulullah bertanya kepada pengemis tersebut,Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu? Pengemis itu menjawab, Saya mempunyai pakaian dan cangkir.Kemudian Rasulullah mengambil sebagian pakaian dan cangkir tersebut untuk di jual kepada para sahabat. Salah seorang sahabat sanggup membeli barang-barang tersebut seharga dua dirham. Selanjutnya Rasulullah membagi uang yang di dapat tersebut untuk sebagaian dibelikan keperluan kebutuhan keluarga pengemis tersebut dan sebagian lagi dibelikan kapak sebagai sarana untuk berusaha mencari kayu bakar. Akhirnya dengan usahanya sang pengemis mendapatkan uang sebanyak sepuluh dirham.