27
Administrasi Pendidikan Teknik - Teknik Supervisi Pendidikan Dosen : Dra. Yefnelty Z., M.Pd Compiled by: Lili Muhammad Halim () ari !ebrianti ("""#"$#####") %ur Prati&i ("""##"$####"') %urmala Cahyani ("""##"$#### ) %ur Ma&*i+atillah ("""##"$####$") yntia De&i () ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT ACULT! O TAR"I!AH AND TEACHERS TRAINING UIN S!ARI HIDA!ATULLAH #A$ARTA %&'(

Administrasi Pendidikan Makalah (2)

  • Upload
    listi

  • View
    49

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Administrasi PendidikanTeknik - Teknik Supervisi PendidikanDosen : Dra. Yefnelty Z., M.Pd

Compiled by:Lili Muhammad Halim ()Sari Febrianti (111014000001)Nur Pratiwi (1110014000017)Nurmala Cahyani (1110014000039)Nur Mawizatillah (1110014000041)Syntia Dewi ()

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENTFACULTY OF TARBIYAH AND TEACHERS TRAININGUIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2013

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.Mengawali kata pengantar ini, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha Luas Ilmu Pengetahuannya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullaah Shallallaahualaihi wa sallaam.Alhamdulillah, dengan membuat makalah ini penyusun jadi mempelajari banyak hal terkait administrasi pendidikan yang mana akan sangat berpengaruh terhadap pola dan metode pengajaran yang akan penyusun berikan kepada anak ajar. Dalam kesempatan kali ini pemakalah membahas tentang Teknik-Teknik Supervisi dalam dunia pendidikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi kompetensi dalam pembelajaran Administrasi Pendidikan. Semoga makalah ini sesuai dengan apa-apa yang perlu dipelajari.Tak tertutur besar rasa terima kasih kami kepada Dosen Administrasi Pendidikan, Ibu Dra. Yefnelty Z., M.Pd. atas segenap bimbingan dan pengajarannya kepada kami.Sekianlah pengantar dari penyusun, semoga makalah ini bermanfaat dalam menambah wawasan pembaca dan penyusun pada khususnya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta, 13 Oktober 2013

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISI iii

PENDAHULUAN1

ISI

Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

A. Teknik Kelompok

a. Rapat guru2b. Workshop6c. Seminar6d. Karya wisata8e. Penataran11f. Diskusi kelompok11g. Kepanitiaan13h. Kunjungan antar sekolah13i. Demonstrasi14

B. Teknik Individu

1. Mengadakan kunjungan kelas 142. Mengadakan observasi kelas 163. Percakapan pribadi 184. Saling mengunjungi kelas195. Menilai diri sendiri 20

DAFTAR PUSTAKA21

PENDAHULUAN

Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupaka bagian dari proses administrasi dan manajemen. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.Tugas utama supervisor adalah memantau dan membina pendidik dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut supervisor membutuhkan teknik-teknik supervisi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan. Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun individual. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka fokus bagian ini adalah membahas teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompokSupervisor untuk meningkatkan program sekolah dapat menggunakan berbagai teknik atau metode supervise pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervise pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok.

ISI

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI

1. Teknik Kelompoka. Rapat GuruRapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatan, tujuan, maupun orang-orang yang menghadirinya. Pada uraian ini akan dibahas rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan mengajar.Macam-macam rapat guru:1. Menurut Tingkatannya Staff-meeting yaitu rapat guru-guru dalam suatu sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru disekolah tersebut. Rapat guru-guru bersama denhan orangtua murid dan murid-murid/wakil-wakil nya. Rapat guru se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah-sekolah yang sejenis dan setingkat. Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga. Rapat kepala-kepala sekolah2. Menurut Waktunya Rapat permulaan dan akhir tahun Rapat periodic Rapat-rapat yang bersifat incidental3. Menurut Bentuknya Individual conference Diskusi Seminar dan symposium Upgrading selama 1 atau beberapa hari/seminggu WorkshopWaktu dan Tempat Rapat:Dalam pelaksanaan salah satu rapat, masalah waktu dan tempat mempunyai pengaruh besar terhadap sukses atau tidaknya pertemuan tersebut. Kepala sekolah atau supervisor harus memperhitungkan berbagai segi di dalam penetapan waktu dan tempat sehingga guru-guru dapat hadir tanpa banyak merugikan penyelenggaraan pendidikan pengajaran umumnya, atau kepentingan pribadi guru yang bersangkutan, dan agar rapat membawa hasil yang diharapkan.Mengenai masalah tempat hendaknya diperhatikan syarat-syarat: Memiliki suasana tenang, aman, ventilasi udara yang cukup baik, cahaya yang cukup terang, tempat duduk dan perlengkapan lain yang baik. Pemilihan tempat disesuaikan dengan jumlah peserta rapat. Jangan memakai ruang kelas biasa agar dapat memberikan kesegaran bagi guru-guru yang mengikuti rapat tersebut.Perencanaan / Persiapan Rapat Guru:Supaya pertemuan tersebut dapat berjalan baik, hendak nya diadakan perencanaan dan persiapan yang sistematis dan matang, seuatu perencanaan rapat yang baik selalu didahului oleh usaha pengumpulan data tentang: Persoalan penting yang sangat menonjol dan mempengaruhi kehidupan pendidikan pengajaran baik yang berasal dari lingkungan dalam maupun dari lingkungan luar sekolah. Alat bantu yang bersifat materil maupun narasumber yang dapat memperlancar dan menjadikan rapat guru itu berhasil dengan baik. Minat, perhatian, kecakapan dan kepribadian serta masalah-masalah yang dihadapi baik yang bersifat individu ataupun kelompok.Perencanaan dapat dilakukan oleh: Kepala sekolah / supervisor Kepala sekolah supervisor dan beberapa orang guru Panitia perencanaan rapat yang dibentuk oleh dan dari guru-guruBeberapa Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perencanaan Rapat: Tujuan-tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit Masalah yang akan menjadi bahan rapat hendaklah merupakan masalah yang timbul dari anggota (guru) yang dianggap penting oleh mereka dan sesuai dengan kebutuhan guru tersebut. Masalah pribadi yang menyangkut masalah rapat tersebut perlu mendapat perhatian Pengalaman baru yang diperoleh guru dalam rapat itu nantinya hendak nya membawa guru-guru kepada pertumbuhan pribadi dan jabatan yang sebaik-baiknya Partisipasi guru sejak perencanaan sampai pelaksanaan hendaknya dibangun Persoalan kondisi setempat dan waktu serta tempat perlu menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaanMasalah Pokok yang Perlu Direncanakan: Penetapan problema yang akan menjadi inti rapat Menetapkan alat-alat bantu/perlengkapan, narasumber yang akan mempermudah atau membantu memecahkan masalah inti rapat Menetapkan waktu yang paling tepat dan lamanya rapat Memperhitungkan jumlah peserta rapat Menetapkan pimpinan rapat dan notulis Menetapkan masalah pembiayaan Menetapkan pembagian tugas dalam rapat tersebutPelaksanaan Rapat / Pertemuan:Sukses atau tidaknya rapat sebagian besar terletak pada pimpinan rapat, baik kepala sekolah, supervisor maupun pimpinan yang ditunjuk dari guru-guru. Pemimpin rapat harus memperhatikan hal-hal berikut: Menciptakan situasi yang baik dengan sikap ramah, menghargai pendapat-pendapat dan saran-saran peserta Menguasai ruang lingkup diskusi untuk dipecahkan bersama dibawah bimbingan dan pengarahan pimpinan Mendorong setiap peserta untuk berpartisipasi dan membantu anggota yang kurang berpengalaman untuk mengemukakan pendapatnya Menjaga agar pembicaraan tidak menyimpang dari ruang lingkup pembahasan Memberikan penjelasan tambahan tentang pendapat dan usul anggota rapat yang kurang jelas sehingga dapat dimengerti oleh anggota rapat lainnya Berusaha mencari titik persamaan dan menetralisir perbedaan pendapat Menyimpulkan hasil pembicaraan dan mengambil keputusan yang tepat atas persetujuan peserta rapat Berusaha menutup rapat dalam suasana yang memuaskan semua pihakNarasumber: Memberikan informasi dan penjelasan tentang hal-hal yang diminta dijelaskan sebelumnya oleh pimpinan/penyelenggara rapat Memberikan bantuan sebesar-besarnya di dalam pemecahan masalah dimana guru-guru peserta tidak dapat memecahkannyaNotulis atau Sekretaris Rapat:Segala proses rapat dan pembicaraan yang penting dicatat oleh notulis yang akan dimasukkan ke dalam buku tambatan rapat bersama dengan segala keputusan yang di ambil dari rapat tersebut. Sebelum rapat ditutup, notulis rapat membacakan semua keputusan dan kesimpulan rapat untuk diketahui semua peserta rapat. Selain dimasukkan ke dalam buku tambatan rapat, sebaiknya hasil rapat di terbitkan juga oleh seksi dokumentasi untuk kemudian dikirimkan kepada setiap peserta sebagai pedoman mereka didalam pelaksanaan keputusan itu dikelas, disekolah ataupun di tempat masing-masing.Evaluasi Rapat Guru-guru:Evaluasi sangat penting untuk menemukan fakta positif dan segi negative tentang proses dan keputusan rapat. Evaluasi dimaksudkan pula untuk menetapkan apakah tujuan yang direncanakan sebelum rapat berlangsung dapat dicapai atau tidak. Evaluasi dilakukan oleh: Kepala sekolah/supervisor atau pimpinan rapat/panitia penyelnggara Anggota peserta dengan menjawab checklist, menulis kesan-kesan, pendapat-pendapat, saran-saran atau segala sesuatu mengenai rapat ituImplikasi Hasil Rapat Guru-guru:Mengenai pelaksanaan keputusan rapat hendak nya ditetapkan juga dalam rapat itu termasuk jangka waktu pelaksanaan, alat-alat/pembiayaan, target hasil minimal yang harus dicapai, dsb. Semua ini dicatat dalam buku notulis yang akan menjadi pedoman pada pelaksanaan keputusan rapat tersebut. Dengan perencanaan dan pelaksanaan rapat guru-guru yang berhasil, maka supervisor telah menggunakan teacher meeting sebagai salah satu teknik supervise dalam perbaikan pengajaran dalam pertumbuhan jabatan dan pribadi guru-guru.Tujuan Pelaksanaan Rapat Guru: Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum, makna pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan Mendorong guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan mendorong pertumbuhan mereka Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama kea rah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal disekolah tersebutJadi, melalui rapat ini guru-guru baik secara individu maupun bersama-sama dibantu untuk menyadari kebutuhan-kebutuhan mereka, menganalisa problema dan menumbuhkan diri serta jabatan mereka.

b. WorkshopWorkshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok atau perorangan. Workshop berarti pula suatu tempat kerja yang menggunakan berbagai alat untuk menghasilkan sesuatu.Ciri-ciri Workshop: Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri Selalu menggunakan aktivitas mental dan fisik agar tercapai taraf pertumbuhan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik dari semula Cara yang digunakan ialah metode pemcahan masalah musyawarah dan penyelidikan Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan besar dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya Memelihara kehidupan yang seimbang, disamping mengembangkan pengetahuan, kecakapan, perubahan tingkah laku. Disediakan juga kesempatan untuk bervariasi seperti tamasya dan role playing.Jenis-jenis Workshop:a. Berdasarkan Lembaga Organisasi Faculty workshop Institute workshop Graduate workshopb. Berdasarkan Waktu Pre-school workshop Summer workshop (workshop waktu liburan)c. Berdasarkan Sifat Conference workshop Training workshopProsedur Pelaksanaan: Merumuskan tujuan workshop Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci Menentukan prosedur pemecahan masalah Merumuskan masalah yang akan dibahas Tujuan pembahasan Metode pembahasan Membaca buku Mendengar pengarahan Mengerjakan tugas-tugas Mendiskusikan Merumuskan kesimpulan Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama workshop Merumuskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Merumuskan kesimpulan dan saran-saranMateri yang Akan Dibahas:Sebaiknya ada suatu guide-book yang berisi penuntun bagi para peserta. Panitia terdiri dari panitia pengarah dan panitia pelaksana.

c. SeminarArti asli ialah menabur. Sebagai tempat belajar yang juga disebut seminar, yang kemudian disamakan dengan perguruan tinggi atau universitas. Suatu bentuk belajar mengajar berkelompok dimana sejumlah kecil (antara 10 15 orang) mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap berbagai masalah dan di bombing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu. Kelompok ini bertemu untuk mendengarkan laporan salah satu anggota nya maupun untuk mendiskusikan masalah yang dikumpulkan oleh anggota kelompok.Tujuan:Seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan, pengertian dan keteramplian para anggota kelompok dalam satu latihan yang intensif dengan mendapat bimbingan yang intensif pula. Seminar bermaksud untuk memanfaatkan produktivitas berpikir secara berkelompok berupa saling tukar pengalaman dan saling koreksi antar anggota kelompok.Pelaksanaan: Seminar diselenggarakan sebagai suatu bentuk mengajar belajar. Jumlah nya antara 10-15 orang Persoalan yang di seminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok, dengan atau tanpa bantuan pengajar sebagai pemimpin seminar. Seminar diselenggarakan untuk dan oleh peserta sendiri meskipun pengajar yang baik tentu harus bisa menarik pelajaran untuk dirinya sendiri dari seminar-seminar yang dibimbingnya. Karna itu tugas pembimbing seminar hanyalah terbatas untuk menjaga diskusi agar berjalan secara produktif. Ruang seminar sebaiknya tidak terlalu besar dan diatur sedemikian rupa sehingga peserta nya bisa saling berhadapan untuk menciptakan situasi yang akrab dan informal.

d. Karya WisataPerjalanan sekolah adalah merupakan suatu alat atau teknik belajar bagi murid-murid dan mengajar bagi guru-guru di sekolah. Karya wisata in merupakan salah satu tehnik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan mengajar bagi guru dan siswa. Sekolah tradisional (convensional) sering mengadakan field trips itu hanya sebagai selingan pelajaran, atau sebagai cara pelepasan lelah sesudah belajar mengajar selama beberapa waktu, atau saat dimulainya waktu liburan tertentu. Juga bahkan perjalanan sekolah hanya dilakukan oleh guru-guru yang malas dan segan memberi pelajaran dsb. Dengan demikian sekolah tradisional tidak pernah melakukan perjalanan sekolah sebagai teknik belajar. Lain halnya dengan sekolah modern yang mengakui betapa pentingnya perjalanan sekolah sebagai teknik belajar baik murid-murid maupun untuk guru-guru untuk memperkaya pengalaman belajarnya. Karena itu baiklah Kepala Sekolah membuat sesuatu rencana tahunan untuk perjalanan sekolah khusus bagi guru-guruPerjalanan sekolah dapat dilakukan dalam tiga bentuk menurut Lester B. Sands dalam bukunya Audio Visual Procedure Teaching, yaitu:1. Ekskursi (excursion), yaitu perjalanan sekolah yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan mempelajari sesuatu hal secara menyeluruh. Letak obyek perjalaan dari sekolah biasanya dekat. Perjalanan sekolah ini membutuhkan waktu paling banyak satu hari.2. Study trips, yaitu mempejari sesuatu hal yang tententu (khusus sifat).3. Tour, yaitu perjalanan sekolah yang meliputi wilayah yang luas dan menekan waktu yang lama untuk mengembangkan kecakapan dan kemampuan guru dan murid dalam mempelajari berbagai sumber belajar tersebut. Kalau diikuti prinsip-prinsip perjalanan sekolah, maka perjalana sekolah merupakan sumber pengetahuan sebab sebelum guru-guru berangkat atau pergi meninjau objek itu, mereka harus lebih dahulu mencari informasi tentang obyek yang akan dikunjungi itu. Mencari informasi ini dapat melalui buku-buku atau orang yang dapat memeberi penerangan tentan gobyek itu. Kemudian, seusudah mereka tiba di obyek itu, selain belajar sendiri tentang obyek itu mereka akan dapat penerangan dari orang-orang yang tertentu, yang ada hubungannya dengan onyek itu. Selanjutnya sesudah kembali disekolah, mereka akan mendiskusikan hasil-hasil yang diperoleh. Demikianlah perjalanan sekolah sebagai tehnik belajar akan dapat menambahkan pengetahuan yang berarti mengembangkan pertumbuhan dalam jabatan. Field trips mempunyai nilai-nilai (manfaat) sebagai berikut:1. Memberi pengalaman langsung dengan belajar menggunakan segala macam dria. Satu field trip lebih berharga dari pada seratus gambar.2. Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat-minat yang telah ada.3. Memberi motivasi kepada guru-guru untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu.4. Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang ada dan terdapat dalam masyarakat serta memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat.5. Mengembangkan hubungan dengan masyarakat.6. Sebagai suatu pcnyegaran dalam pembinaan profesi.Merencanakan karya wisata harus direncanakan dengan cermat. Tanpa pesiapan, usaha itu pasti gagal. Field trip biasanya dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:a. Mengembangkan minat untuk suatu unit yang akan dilakukan.b. Mengumpulkan bahan suatu masalah.c. Sebagai kegiatan kulminasi dan rapat kerja.Persiapan/perencanaan1. Rumuskan dan jelaskan tujuan field trip. Semua guru harus mengetahui apa sebab mereka pergi dan apa yang diharapkan dari masing-masing mereka. Mereka harus melihat hubungan field trip dengan masalah yang mereka hadapi.2. Guru-guru harus lebih dahulu mempelajari segala sesuatu mengenai apa yang akan diperoleh selama perkunjungan.3. Sediakan sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban sebagai hasil field trip 4. Siapkan segala sesuatu untuk keperluan field trip itu.- minta izin dari pimpinan yang akan dikunjungi- guru harus lebih dahulu mengunjungi obyek itu agar dapat mengadakan perencanaan yang teliti- adakan pembicaraan dengan orang-orang yang diminta bantuannya- mengatur soal keuangan, pengangkutan, usaha menjamin keselamatan guru tersebut- buat rencanan tertulis tentang field trip, beserta rencana waktu, tempat yang dikunjungi dan daftar nama-nama pengikutnya.Pelaksanaan field tripSelama field trip hendaknya dipelihara ketertiban. Bila field trip ini dilakukan oleh guru-guru, maka hendaknya guru-guru mendiskusikan peraturan-peraturan selama field trip itu. Dalam field trip sebaiknya guru-guru mengambil peranan aktif mengumpulkan bahan-bahan baru.Follow-up field tripSetiap field trip harus diadakan pembicaraan, dinilai dan diinterpretasi:- Hendaknya kepala sekolah memberi kesempatan kepada guru-guru untuk menceritakan pengalaman masing-masing.- Tanyakan apakah mereka menemukan fakta-fakta baru.- Apakah field trip itu mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu. Apakah field trip itu member jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka sediakan- Apakah kekurangan-kekurangan, kesalahan-kesalahan, kesulitan-kesulitan yang dialami selama field trip itu- Hendaknya guru membuat laporan, tentang field trip. Dengan mengadakan field trip, maka guru akan memperoleh pengalaman baru dan akan bertumbuh dalam jabatan.

e. PenataranTeknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut dari hasil penataran, agar dapat dipraktekan oleh guru guru. Upaya Pemerintah terhadap tenaga guru sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai bentuk kebijakan. Pemerintah telah menetetapkan Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional, seperti profesi-profesi yang lainnya. Kualitas profesi tenaga guru selalu diupayakan, baik melalui ketentuan kualifikasi pendidikannya maupun kegiatan in-service training, dengan berbagai bentuknya, seperti latihan (diklat), penataran dan pelibatan dalam berbagai seminar untuk meng-update wawasannya dalam kompetensi pedagogi dan akademik. Pemerintah mulai menyadari betapa strategisnya peran tenaga guru dalam mengantarkan generasi muda untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif sehingga mampu mewujudkan suatu kesejahteraan bersama.

f. Diskusi KelompokDiskusi adalah pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi merupakan cara untuk mengembangkan keterampilan anggota-anggota nya dalam mengatasi kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. Supervisor harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil, dan mengkoordinasikan pekerjaan kelompok.Pembatasan dan Ciri Kelompok:Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang bersama-sama memecahkan beberapa masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri.Ciri-ciri kelompok yang baik adalah: Tiap anggota merasa turut berpartisipasi Adanya interaksi antar anggota Adanya kontrol dari anggotaKepemimpinan Dalam Kelompok:Leland P Bradfort dan Ronald Lippitt dalam tulisan yang berjudul Building a Democratie Work Group personal XXII (November 1945) membedakan 4 macam jenis kepemimpinan dari seorang supervisor: The Hardboiled Autocrat The Benevolent Autocrat Laissez Faire DemocratieD.M. Hall juga telah mengidentifikasi sejumlah peranan anggota dalam suatu proses grup: Inisiator Orientor Fasilitator atau promoter Encaurager, stimulator Harmonicer Summarizer atau synthesizer Fack seeker atau information hound Compromizor Fact giver, fact man, resource person, consultant Edpeditor, detailman, arranger Spokesman Recorder Evaluator Observer atau analiser Status rolePeranan Kepemimpinan Kelompok: Sebagai leader atau chairman Sebagai recorder (pencatat) Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguaraian) Sebagai resource person Sebagai evaluatorFungsi kepemimpinan yang baik adalah merupakan syarat yang utama untuk mencapai hasil yang memuaskan. Fungsi itu antara lain: Melihat bahwa anggota-anggota senang dengan keadaan tempat yang disediakan Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua orang Mengakui peranan tiap anggota yang di pimpinnya Melihat bahwa kelompok itu merasa diperlakukan atau diikut sertakan untuk mencapai hasil bersama g. KepanitiaanSuatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasikan. Untuk mengorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa orang penanggungjawab pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan sesuatu tugaas kita sebut panitia penyelenggara. Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja. Pengalaman dalam usaha mencapai tujuan, pengalaman dalam mengerti cara bekerja sama dengan orang lain, pengalaman yang berhubungan dengan tugas yang dibebankan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu guru dapat bertambah dan bertumbuh dalam profesi mengajarnya.

h. Kunjungan antar SekolahKunjungan antar sekolah merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan utama saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar. Manfaatnya dapat saling membandingkan dan belajar atas keunggulan dan kelebihan berdasarkan pengalaman masing-maing. Sehingga masing-masing dapt memperbaiki kualitas guru memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.

i. DemonstrasiDikatakan sebagai suatu teknik yang bersifat kelompok bilamana supervisor itu member penjelasan-penjelasan kepada guru-guru tentang mengajar yang baik setelah seorang guru memberikan penjelasan kepada guru-guru yang dikunjungi sebelumnya. Dikatakan teknik yang bersifat perorangan jika supervisor menggunakan suatu kelas dan memberikan penjelasan tentang teknik mengajar yang baik bagi seorang guru.Demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan dengan teliti dan mempunyai tujuan tertentu, memberikan suatu kesempatan kepada guru-guru untuk melihat metode-metode mengajar yang baru. Guru akan mencatatnya dengan teliti dan mendiskusikan hal tersebut dengan peninjau lainnya, supervisor ataupun guru setelah demonstrasi selesai.Kekurangan Teknik Demonstrasi: Perkembangan mengajar berpusat pada minat atau kegiatan yang membutuhkan waktu lama untuk demonstrasi Ketidakmampuan beberapa supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar Banyak guru tidak mau mengadakan demonstrasi atau membantu supervisor mengadakan demonstrasi mengajar

2. Teknik Individuala. Mengadakan Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)Adalah seorang Pembina/Supervisor atau kepala sekolah datang ke kelas dimana guru sedang mengajar. Pembina/Supervisor atau kepala sekolah mengadakan peninjauan terhadap suasana belajar di kelas.Tujuan perkunjungan kelas ialah menolong guru-guru dalam hal pemecahan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Dalam perkunjungan kelas yang diutamakan ialah mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak dan bagaimana guru membimbing murid-muridnya.Fungsi mengadakan kunjungan kelas adalah sebagai alat untuk memajukan cara mengajar dan cara belajar dan mengajar yang baru. Kunjungan kelas juga membantu pertumbuhan profesional baik guru maupun supervisor karena memberi kesempatan untuk meneliti prinsip dan hal belajar mengajar itu sendiri.Jenis kunjungan kelas1. Kunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya (unannounced visitation)Supervisor secara tiba-tiba datang ke kelas sementara guru mengajar. Kunjungan secara tiba-tiba ini ada segi baik buruknya: Segi Positif:Supervisor dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya, sehingga ia dapat menentukan sumbangan apakah yang diperlukan oleh guru. Bagi guru, kunjungan yang tiba-tiba merupkan suatu latihan dalam melaksanakan tugas mrengajar, agar setiap guru mempersiapkan diri. Segi Negatif:Kedatangan supervisor secara tiba-tiba, dapat mengakibatkan guru menjadi bingung karena ia berprasangka bahwa pekerjaannya akan dinilai. Dan bagi guru-guru yang kurang senang dikunjungi akan beranggapan bahwa supervisor datang untuk kesalahan saja, sehingga mengakibatkan timbulnya hubungan yang kurang baik antara guru dan supervisor.2. Kunjungan dengan memberitahukan (announced visitation)Ada kunjungn yang berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan diberikan kepada tiap sekolah yang akan di kunjungi. Segi Positif:Ada pembagian waktu yang merata bagi pelaksanaan supervisi terhadap semua guru yang memerlukannya. Dengan demikian akan tercapai efisiensi kerja dan meningkatkan proses belajar. Segi negative:Ada kemungkinan pengurangan kesempatan bagi guru-guru yang lebih banyak membutuhkan supervisi. Keterbatasan waktu yang ditentukan itu menekan guru yang bersangkutan harus menunggu giliran berikutnya.3. Kunjungan atas dasar undangan guru (Visits upon invitation)Seorang guru bermaksud mengundang seorang supervisor atau Pembina atau kepala sekolah untuk mengunjungi kelasnya. Jarang sekali terjadi bila ada seorang guru yang menginginkan pemimpinnya melihat suasana pada waktu ia melakukan tugas mengajar. Segi Positif:Supervisor akan dapat memperoleh pengalaman belajar mengajar yang mungkin ia sendiri belum miliki. Bagi guru sudah tentu akan memperoleh pertolongan yang lebih banyak sehingga dengan demikian ia dapat menilai cara mengajarnya sendiri. Demikian pula terhadap guru yang kurang mampu, akan memperoleh tambahan pengalaman jabatan sebanyak mungkin sehingga memungkinkan tercapainya hubungan yang harmonis antara guru dan supervisor Segi Negatif:Ada kemungkinan terjadi manipulasi tingkah laku dari pihak guru-guru dengan membuat suasana yang tidak wajar (dibuat-buat), misalnya pada saat itu segala sesuatu di dalam kelas dipersiapkan sebaik-baiknya padahal di lain waktu keadaan tidak seperti saat dikunjungi. Ketidakwajaran ini mengakibatkan dan menimbulkan kesukaran untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Situasi demikian memungkinkan pengaruh negative terhadap suasana belajar murid-murid.

b. Mengadakan Observasi Kelas (Classroom Observation)Dalam melaksanakan kunjungan, supervisor mengadakan observasi, maksudnya meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung.1). Jenis observasi: Observasi langsung (direct observation) : Seorang guru yang sedang mengajar di observasi langsung oleh supervisor. Mereka bersama-sama di dalam kelas. Observasi tidak langsung (indirect observation) : Orang yang mengobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana murid-murid tidak mengetahui.2). Tujuan observasi Adalah untuk memperoleh data yang objektif sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.3). Hal-hal yang perlu di observasi Usaha serta kegiatan guru dan murid Usaha dan kegiatan antara guru dan murid dalam hubungan dengan penggunaan bahan dan alat pelajaran Usaha dan kegiatan guru dan murid dalam memperoleh pengalaman belajar Lingkungan sosial, fisik sekolah baik di dalam maupun di luar ruang kelas dan faktor-faktor penunjang lainnya.4). Syarat syarat untuk memperoleh data dama observasiHal ini tergantung dari sikap dan cara si pengamat sendiri sewaktu mengadakan observasi, antara lain: Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas, mengambil tempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka dari pihak guru. Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaiman memperbaikinya Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar5). Kriteria yang dipakai dalam observasiSegala sesuatu yang dikumpulkan dan dicatat haruslah: Bersifat objektif, maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang dicatat adalah data yang sebenarnyatanpa ada pengaruh unsur subjektifitas dari supervisor Apa yang dicatat harus tepat sasaran seperti apa yang dimaksud. Sering terjadi orang mencatat sesuatu bukan berdasarkan apa yangbdilihatnya tetapi apa yang dipikirkan. Dan data yang demikian biasanya tidak valid.6). Alat-alat observasiUntuk memperoleh data tentang situasi belajar mengajar, diperlukan beberapa alat antara lain: Check ListCheck list adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar dan mengajar di dalam kelas. Bentuk dari check-list tersebut, merupakan suatu daftar yang berisi item-item yang sudah disediakan lebih dahulu dan si penjawab hanya tinggal meng-check list tiap items tersebut. Check-list dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:a). Evaluation check-listAdalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara berkelompok dan merupakan standard beserta skala penilaiannya. Misalnya pertanyaan tentang keaktifan antara guru dan murid, perhatian murid-murid sewaktu guru memberikan pelajarannya, dinamika kelas dan sebagainya. Susunannya dapat berupa pernyataan (statement) atau item-item yang dijawab dengan ya atau tidak.b). Activity check-listadalah suatu daftar kegiatan yang dijawab oleh si penjawab dengan cara meng-check list. Daftar tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan khusu tentang kegiatan yang biasanya di-check dengan memakai skala ya atau tidak.

c. Percakapan Pribadi (Individual Conference)Individual conference atau percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru. Dalam percakapan tersebut keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dibicarakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapioleh guru. Adam dan Dickey mengatakan bahwa salah satu yang penting dalam supervise adalah individual conference, sebab dalam individual conference seorang supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam menemukan masalah-masalah pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and professional problems), misalnya: Pemilihan dan pemakaian alat-alat pelajaran tentang penentuan dan penggunaan metode mengajar dan sebagainya.Tujuan dari percakapan pribadi adalah: Untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Memupuk dan mengmbangkan hal mengajar yang lebih baik lagi Memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang sering dialami oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, misalnya, malas membuat persiapan, kuranng membaca buku-buku yang terbaru, malas mengoreksi dan mengmbalikan kertas ulangan siswa dan lain-lain. Menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.Jenis-jenis percakapan pribadi:Menurut George Kyte ada dua jenis percakapan melalui kunjungan kelas:1. Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal)Adalah setelah supervisor mengadakan kunjungan kelas, sewaktu guru kelas melaksanakan tugas mengajar, dimana supervisor membuat catatan-catatan tentang segenap aktivitas guru dalam mengajar.2. Percakapan pribadi melalui perckapan biasa sehari-hari (informal)Dalam percakapan atau ramah-tamah sehari-hari dikemukakan sesuatu problem kepada supervisor atau sebaliknya. Misalnya, sebelum sekolah mulai, sebelum mengajar, waktu istirahat atau sesudah mengajar. Dalam hal ini supervisor secara tak langsung mengemukakan atau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pengajaran yang dibina oleh guru yang bersangkutan. Ada juga pembagian yang lain seperti yang dikemukakan oleh Mildred e. Swearingen:a). Classroom Conferenceb). Office Conferencec). Casual Conferenced). Observational Visitation

d. Saling Mengunjungi Kelas (Intervisitation)Adalah saling mengunjungi antara guru yang satu kepada yang lain yang sedang mengajar. Tujuan intervisitation adalah memberi kesempatan mengamati rekan lain yang sedang memberi pelajaran, membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman atau keterampilan tentang teknik dan metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan tertentu dalam mengajar, dan memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar karena rekan guru mudah belajar dari temannya sendiri karena keakraban hubungan atas dasar saling mengenal.Jenis-jenis intervisitation:1. Ada kalanya seorang guru mengalami kesulitan dalam hal ini, supervisor mengarahkan dan menyarankan kepada guru tersebut untuk melihat rekan-rekan guru yang lain mengajar. Sudah tentu guru yang ditunjuk adalah seorang yang memiliki keahlian dan ketrampilan yang cukup dalam menggunakan teknik-teknik mengajar..2. Jenis yang lain ialah, kebanyakan sekolah yang menganjurkan agar guru-guru saling mengunjungi rekan-rekan di kelas atau sekolah lain.

e. Menilai Diri Sendiri (Self Evaluation)Salah satu tugas yang tersukar bagi guru-guru ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, disamping menilai murid-muridnya, juga penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya. Tipe dari alat ini yang dapat dipergunakan antara lain berupa:1. Suatu daftar pandangan/pendapat yang disampaikan pada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk bertanya baik secara tertutup maupun secara terbuka dan tidak memakai nama.2. Menganalisa test-test terhadap unit-unit kerja3. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan baik mereka bekerja secara perorangan atau kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Sahertian, Piet. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional 1981