34
Tutorial 1 Dr. H. Bambang Widjanarko, Sp.OG

249105164 Tutorial 1 Dr Bambang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutorial

Citation preview

Slide 1

Tutorial 1Dr. H. Bambang Widjanarko, Sp.OG

Gassan sammantrisna surya kencanamentari cipta snerhis sydney wdika anggriyawanyazid hafizh

Anggota KelompokYossey pratiwiyudianto eko pimelda mayasarifahmi riloyoga eadityaAnggota KelompokG5P4A0 merasa hamil 8 bulan mengeluh mengalami tekanan darah tinggi sejak kehamilan anak ke 4, saat kontrol di puskesmas tekanan darah 180/100 mmHg. Untuk tekanan darah tingginya pasien minum obat catopril jika pusing saja. Riwayat darah tingggi selama kehamilan di akui pasien. Keluhna disertai nyeri kepala hebat yang hilang timbul mereda jika minum obat. Adanya pandangan kabur dan nyeri ulu hati disangkal. Belum ada mules-mules yang semakin sering dan bertambah kuat disertai keluar lendir yang bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan ibu.SkenarioG5P4A0 Gravidarum ke 5, Paritas ke 4 dan Abortus 0

Klasifikasi istilahHamil 8 bulanTekanan darah 180/100 mmHgTekanan darah tinggi sejak anak ke 4Minum katoprilBelum ada mules-mulesKeluar lendir yang bercampur darahGerakan anak dirasakan ibu

Kata kunciSebutkan dan jelaskan klasifikasi hipertensi ?Apa saja faktor risiko hipertensi dalam kehamilan ?Apa saja perubahan sistim dan organ pada hipertensi dalam kehamilan ?Sebutkan dan Jelaskan gambaran klinis dari hipertensi dalam kehamilan ?Bagaimana alur diagnostik dalam kasus pada skenario?Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini ?Bagaimana Pencegahan Hipertensi dalam kehamilan ?Bagaimana prognosis pada kasus dalam skenario ?PertanyaanKlasifikasi hipertensi Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High Blood Pressre Ecducation Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2000, ialah :Hipertensi kronik Preeclampsia eclampsia Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia Hipertensi gestational.

PEMBAHASANFaktor Risiko Hipertensi dalam Kehamilan 1.Primigravida, primipaternity.2. HyperplacentosisMola hydatidosaKehamilan multipleDiabetes mellitusHydrops fetalisBayi besar3. Umur yang ekstrim4. Riwayat keluarga pernah preeclampsia/eclampsia5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil6. Obesitas

Gambaran Klinik.

a. Preeclampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat tejadi ante, intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik preeclampsia dapat dibagi menjadi:Preeclampsia ringanPreeclampsia berat.b.Pembagian preeclampsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeclampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma.c. Gambaran klinik preeclampsia bervariasi luas dan sangat individual. Kadang-kadang sukar untuk menentukan gejala preeclampsia mana yang timbul lebih dahulu.d Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeclampsia ialah : edema, hipertensi dan terakhir proteinuria; sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat dianggap bukan preeclampsia. Alur Diagnostik

Hipertensi kronis yang diperberat oleh preeklamsi adalah preeklamsi yang timbul pada hipertensi kronis. Dimana timbulnya proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.Pada pasien ini diketahui bahwa tekanan darah tinggi dialami pasien sebelum dan selama kehamilan. Pasien ini mengalami preeklamsi ringan atas dasar:Anamnesis Keluhan disertai nyeri kepala hebat yanng hilang timbul mereda jika minum obat. Adanya pandangan kabur dan nyeri ulu hati disangkal.Pemeriksaan fisikTekanan darah yaitu 180/100 mmhg. Pada preeklamsi ringan, tekanan darah diastol yaitu antara 90 - 35 tahun)Kehamilan kembarParitasRas :sering terjadi pada afro-americaPredisposisi genetikFaktor lingkungan :kebiasaan hidupANGKA KEJADIAN DAN FAKTOR RESIKODi Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.

INSIDENDerajat beratnya PE dinilai dari frekuensi dan intensitas masing-masing abnormalitas seperti yang terlihat pada tabel dibawah.Penyimpangan dari nilai normal yang semakin banyak merupakan indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan semakin kuat.PemisahanPEringan dan PE Berat secara tegas dapat menimbulkan kesulitan oleh karena penyakit ringan dapat dengan cepat berubah menjadi penyakit yang berat.Perlu diperhatikan bahwa tingginya tekanan darahbukanmerupakan penentu utama klasifikasi berat atau ringannya PE. Derajat preeklampsia

Cunningham FG et al : Hypertensive Disorder In Pregnancy in Williams Obstetrics , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005 -TD 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 mingguProteinuria 300 mg/24 jam atau 1+ dispstick

PRE-EKLAMPSIA BERAT ( PE disertai dengan satu atau lebih gejala berikut dibawahini) :TD 160/110 mmHg pada kehamilan > 20 mingguProteinuria 2.0 g/24 jam 2+ (dispstick)Serum Creatinine > 1.2 mg/dL (kecuali bila sebelumnya sudah abnormal )Trombosit < 100.0000 / mm3Microangiopathic hemolysis ( increase LDH )Peningkatan ALT atau ASTNyeri kepala atau gangguan visual persistenNyeri epigastriumKRITERIA MINIMUMEfek pada ibu1) Bila wanita hamil mendapat monoterapi untuk hipertensinya, dan hipertensi dapat terkendali, maka hipertensi kronik tidak berpengaruh buruk pada kehamilan, meski tetap mempunyai risiko terjadi : solutio placenta, maupun superimposed preeclampsia. 2) Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan, akan memberi tanda2 sbb: : a. kenaikan mendadak desakan darah, yang akhirnya disusul proeteinuria. b. desakan darah sistolik > 200mmHG diastolic > 130, dengan akibat : segera terjadi: oliguria dan gangguuan ginjal.3) Penyulit hipertensi kronik pada kehamilan: a. solutio placenta : risiko terjadinya solutio plasenta 2-3 kali pada hipertensi kronik. b. superimposed preeclampsia

Dampak hipertensi dalam kehamilanDampak pada janin a. Fetal growth restriction (Intra uterine growth restriction : IUGR)1) Insidens fetal growth restriction, berbanding langsung dengan derajat hipertensi .2) Fetal growth restriction disebabkan menurunnya perfusi uteroplacenta, sehingga menimbulkan insufisiensi placenta. Akibatnya janin tidak dapat berkembang dengan baik. Risiko peningkatan preterm birth.

1.SISTEM KARDIOVASKULARGangguan fungsi kardiovaskular yang normal pada PE dan E Peningkatanafter-loadjantung akibat HT.Gangguanpre-loadjantung akibat akibat terganggunya proses hipervolemia dalam kehamilan.Aktivasi endotelial dengan akibat ekstravasasi kedalam ruang ekstraseluler terutama kedalam paru.Perubahan hemodinamikaPerubahan kardiovaskular pada HDK tergantung sejumlahfaktor:Derajat HTLatar belakang penyakit kronis.

PATOFISIOLOGIVolume DarahPada Eklampsia terjadi peristiwa hemokonsentrasi ; hipervolemiaDisfungsi endotel dengan meningkatnya permeabilitas vaskular.

2. DARAH dan PEMBEKUAN DARAHTrombositopenia yang terjadi dapat mengancam jiwa penderita. Trombositopenia terjadi oleh karena :Aktivasi plateletAgregasi plateletKonsumsi meningkatTrombitopenia hebat

3. VOLUME HOMEOSTASIS

Perubahan endokrinPerubahan cairan dan elektrolit

4. GINJALPenurunan perfusi renal dan filtrasi glomerulos..Proteinuria- Albuminuria- Perubahan anatomi pada ginjal

5. HEPARPerdarahan periportal pada tepi heparRuptur heparPerdarahan subkapsular

6. OTAK

Pada eklampsia, mungkin akibat hilangnya autoregulasi dari CBF-cerebral blood flow terjadi hipoperfusi sebagaimana yang terjadi pada hipertensif encephalopathi yang tak berkaitan dengan kehamilan.

Kebutaan :Gangguan visus sering terjadi pada PEB, namun kebutaan permanen jarang terjadi pada Preeklampsia dan terjadi pada 10% penderita Eklampsia.

7. PERFUSI UTERO PLASENTAGangguan perfusi uteroplasenta akibat vasospasme merupakan penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal pada PE dan E.Pada wanita normal diameter arteri spiralis 500 ; pada penderita PE 200

MATERNALSolusio plasenta Hipofibrinogenemia HemolisisPerdarahan otak Kelainan mataEdema paruNekrosis hati Sindroma HELLPKelainan ginjal Kematian ibu dan janinJANINPrematuritas ( 25 30%). IUGR (10 15%). Pre Eklampsia cenderung terjadi pada kehamilan 26 34 minggu sehingga sering menyebabkan terjadinya persalinan preterm. Peningkatan mortalitas perinatal akibat solusio plasenta. KOMPLIKASIPrinsip tujuan penatalaksanaan kehamilan dengan PE :Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu dan anak seminimal mungkin.Melahirkan anak yang sehat.Pemulihan kesehatan ibu secara sempurna.Pada penderita preeklampsia, khsususnya saat atau menjelang aterm, 3 prinsip tujuan diatas dapat tercapai dengan melakukan induksi persalinan. Informasi terpenting bagi obstetrician untuk melakukan penatalakasanaan PE adalah dengan mengetahui secara tepat usia kehamilan.PENATALAKSANAANPemeriksaan teliti : nyeri kepala - gangguan visus - nyeri epigastrium dan kenaikan BB cepatPemeriksaan BB awal dan pada hari-hari berikutnyaAnalisa proteinuria saat MRS dan 2 hari kemudianPemeriksaaan TD dalam posisi dudukPemeriksaan plasma atau serum creatinine dan hematokrit, trombosit, enzym heparPengukuran besar janin dan volume cairan amnionPerawatan antepartum di rumah sakitTerapi definitif pada PE dan E adalah mengakhiri kehamilan. Kehamilan 40 minggu yang disertai dengan PE Ringan harus diterminasi. Bila servik sudah matang, dapat dilakukan induksi dengan oksitosin drip. Nyeri kepala, gangguan visual dan nyeri epigastrium adalah pertanda akan terjadinya kejang ( gejala impending eclampsia). Oliguria adalah merupakan tanda memburuknya PE BERAT. Terminasi kehamilanTD Diastolik > 110mmHgSerum kreatinine meningkatGejala impending eklampsiaNyeri kepala hebat persistenNyeri epigastriumGangguan visusLFT- liver function test abnormalTrombositopeniaSindroma HELLPEklampsiaEdema paruHasil pemantauan janin yang abnormal - cardiotocographySGA small for gestational age dengan IUGR intra uterine growth retardation pada pemeriksaan serial USG.Indikasi terminasi kehamilan pada penderita Preklampsia(salah satu atau beberapa dari gejala dibawah ini )Pada trimester IIII pasien dengan HT harus diperiksa setiap 2 3 hari. Penderita dengan penyakit yang berat dan persisten harus dirawat di RS dan bila perlu dilakukan terminasi kehamilan.Pasien dengan TD diastolik 81 89 mmHg dan disertai dengan kenaikan berat badan secara mendadak perlu diperiksa ulang 3 hari kemudian, dan bila keadaan masih menetap maka harus dirawat di RS untuk pengamatan selanjutnya.

Deteksi Prenatal DiniModifikasi dietPencegahan asupan garam tak dapat mencegah terjadinya preeklampsia.Suplementasi calcium dapat menurunkan kejadian hipertensi gestasional

PENCEGAHANAwal keberhasilan penggunaan 60 mg aspirin untuk menurunkan kejadian PE berawal dari kemampuan untuk menekan produksi tromboksan secara selektif dengan hasil akhir peningkatan produksi prostacyclin endothelial. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa aspirin dosis rendah tidak efektif dalam pencegahan PE. Aspirin dosis rendahAktivitas antioksidan serum penderita PE sangat berkurang. Konsumsi vitamin E tidak berhubungan kejadian PE. Kadar Vit E dalam plasma yang tinggi pada penderita PE adalah merupakan respon terhadap stressor oksidatif yang ada. Chappel dkk (1999) : membuktikan adanya penurunan aktivasi sel endothel pada pemberian vit C atau E pada kehamilan 18 22 dan pemberian vitamin C dan E dapat menurunkan secara bermakna kejadian PE. AntioksidanCunningham, Mac Daonald. Obstetri Williams edisi 21.EGC :Jakarta.Mochtar,R.Sinopsis obstetri jilid 1.EGC;Jakarta,1998.Perhimpunan kedokteran fetomaternal, Ilmu kedokteran fetomaternal surabaya 2004Perhimpunan obstetri dan ginekologi, Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi jakarta 2006Prof.Ida bagus. Kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi jilid 2 EGC, 2004

DAFTAR PUSTAKA