2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    1/62

    BAB 3

    ANALISIS PERUSAHAAN

    3.1 Sejarah perusahaan

    PT Indo Sari Abadi adalah perusahaan produsen wafer yang berpusat di

    Tangerang, Jawa Barat. Produk utama mereka yang bermerek “Cigaro” dapat

    dijumpai di supermarket, toko-toko, dan pasar tradisional di seluruh pulau Jawa. PT

    Indo Sari Abadi (disingkat PT ISA) didirikan pada tanggal 24 Februari 2001 oleh

    Bapak Anto dan Ibu Elly. Pada saat itu bentuk hukumnya baru merupakan home

    industry bernama Indo Sari, dan perusahaan tersebut dibangun menggunakan modal

    yang kecil. Dengan modal tersebut para pendiri membeli sebidang tanah, beberapa

    mesin produksi, dan truk sebagai alat transportasi. Semua proses pengelolaan dan

     pengambilan keputusan dilakukan sepenuhnya oleh pemilik, sementara produksi

    dipercayakan kepada karyawan yang berjumlah sepuluh orang.

    Indo Sari diubah status dan namanya dua kali, menjadi CV dan terakhir menjadi

    PT Indo Sari Abadi pada tanggal 1 Juli 2005 jam 10.00 WIB. Akte notaris nomor 01

    tersebut diresmikan di Tangerang oleh notaris Tubagus Kiemas, SH dan beratas

    nama direktur Bapak Anto, serta dihadiri oleh saksi Yulia Fanni serta Desy Yunito.

    Di tahun yang sama PT Indo Sari Abadi juga mendapatkan Surat Ijin Usaha

    Perdagangan golongan Besar dengan nomor 03835/1.824.271. Pengukuhan sebagai

    PT setelah hanya empat tahun beroperasi juga dapat dilihat sebagai salah satu bukti

    kesuksesan perusahaan ini.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    2/62

      79 

    PT Indo Sari Abadi bergerak di bidang produksi makanan ringan. Bisnis mereka

    diawali hanya dengan memproduksi satu jenis produk saja, yakni snack   kerupuk.

    Karena mengikuti perkembangan dan permintaan pasar terjadilah beberapa kali

     pergantian jenis produk. Indo Sari pernah memproduksi varian snack  kacang, chiki,

    dan pada akhirnya Indo Sari memfokuskan diri untuk khusus memproduksi wafer

    hingga saat ini. PT Indo Sari Abadi memproduksi wafer mulai dari tahun 2003 dan

    setelah menunjukkan respon hasil penjualan yang baik dari pasar, pada saat itulah

     perusahaan mulai berfokus p enuh kepada bisnis wafer. Pada saat itu omset penjualan

    wafer adalah 300 dus per hari.

    Pangsa pasar PT Indo Sari Abadi pun mulai meluas. Pada awalnya Indo Sari

    hanya melayani pengiriman lokal ke pasar-pasar tradisional dan toko kelontong di

    daerah Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya. Jumlah produk yang dikirimkan juga

    hanya sedikit. Perlahan tapi pasti, produk Indo Sari mulai dipasarkan di kota lainnya

    seperti Bandung, Bogor, Lampung, Solo, dan lain lain. Pada akhir 2007, cakupan

    wilayah distribusi PT Indo Sari Abadi sudah mencakup semua kota-kota besar di

     pulau Jawa (Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya).

    Produk PT Indo Sari Abadi juga dapat ditemui diluar pulau Jawa seperti di Madura,

    Bali, Makassar, Lampung, dan Medan.

    Kesuksesan penjualan produk PT Indo Sari Abadi diikuti pula oleh penambahan

    modal berupa ekspansi lahan pabrik, penambahan mesin, dan penambahan karyawan

    untuk meningkatkan kapasitas produksi. Indo Sari juga mulai melakukan riset dan

    mengeluarkan produk wafer dengan aneka bentuk dan rasa.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    3/62

      80 

    Moto PT Indo Sari Abadi adalah ”selalu berkembang”, sehingga tidak tertutup

    kemungkinan bahwa di masa depan PT Indo Sari Abadi akan memproduksi jenis

    makanan ringan lainnya.

    3.2 Visi dan Misi

    Visi dari PT Indo Sari Abadi adalah:

    “Menjadi perusahaan makanan ringan terkemuka yang menjangkau dan dicintai

    seluruh nusantara.”

    Misi dari PT Indo Sari Abadi adalah:

    -  Memenuhi kebutuhan konsumen akan produk makanan yang berkualitas dan

    halal.

    -  Menjalin jaringan kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh

    rekan bisnis.

    -  Melayani distribusi secara mandiri ke seluruh wilayah Indonesia.

    -  Menjadikan brand   produk dan brand   perusahaan dikenal luas oleh seluruh

    masyarakat Indonesia.

    Moto dari PT Indo Sari Abadi adalah “Selalu berkembang”.

    3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

    Puncak dari struktur organisasi diduduki oleh Pimpinan yang sekaligus

    merupakan pemilik / owner   dari PT Indo Sari Abadi. Selanjutnya seluruh proses

    operasional PT Indo Sari Abadi dipimpin oleh seorang General Manager   yang

    membawahi enam bagian, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

    Disertakan pula struktur organisasi bagian produksi yang dapat dilihat pada

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    4/62

      81 

    Gambar 3.2. Struktur ini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang proses

     produksi yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi.

    Tugas dan wewenang pada setiap jabatan di PT Indo Sari Abadi adalah sebagai

     berikut:

    1.  Pimpinan

    Tugas dan tanggung jawab Pimpinan adalah:

    a.  Bertugas untuk mengeluarkan keputusan yang bersifat strategis.

     b.  Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar

     perusahaan.

    c.  Bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang terjadi pada PT Indo Sari

    Abadi.

    d.  Bertugas untuk mengawasi dan mengontrol p ekerjaan General Manager.  

    Pimpinan

    General Manager 

    Manajer Pembelian

    Manajer Personalia

    Manajer  Accounting

    Manajer Keuangan

    Manajer Penjualan

    Manajer Produksi

    KabagPersonalia

      Kabag Gudang  Ka. Adminis tras i

    PenjualanKabag

    Marketing

     

    Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT Indo Sari AbadiSumber: Manajer Produksi PT ISA, 2007

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    5/62

      82 

    Kabag G udangSparepart

    Manajer Produks i

    PengawasPembelian

    Kabag W afer   Kabag

    W afer Stick  Kabag Packing

    Kepala DivisiShift A

    Kepala DivisiShift B

    Kepala Divisi Shift A

    Kepala Divis i Shift B

    Kepala Divisi Shif t A

    Kepala Divisi Shift B

     Gambar 3.2: Struktur Organisasi Bagian Produksi

    Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2007

    2.  General  Manager  

    Tugas dan tanggung jawab General Manager  adalah:

    a.  Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, dan

    mengambil keputusan atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masing-

    masing fungsi pada PT Indo Sari Abadi.

     b.  Bertanggung jawab penuh atas seluruh proses operasional PT Indo Sari

    Abadi.

    c.  Bertugas untuk memberikan laporan kinerja perusahaan kepada pimpinan.

    d.  Bertugas untuk membantu p impinan dalam merumuskan keputusan strategis.

    e.  Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar

     perusahaan.

    3.  Manajer Pembelian

    Tugas dan tanggung jawab Manajer Pembelian adalah:

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    6/62

      83 

    a.  Bertugas untuk mencari pemasok yang dapat menyediakan bahan baku secara

    tepat waktu dan tepat mutu dan dengan harga yang paling sesuai dengan

     perusahaan.

     b.  Bertugas untuk mengontrol transaksi pembelian bahan baku dan bahan

     pembantu.

    c.  Bertugas untuk melaporkan transaksi pembelian yang telah dilakukan kepada

    General Manager. 

    4.  Manajer Personalia

    Tugas dan tanggung jawab Manajer Personalia adalah:

    a.  Bertugas untuk melakukan penerimaan dan pemberhentian pegawai.

     b.  Bertugas untuk melakukan pelatihan terhadap pegawai baru.

    c.  Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola seluruh permasalahan

    yang berkaitan dengan kinerja karyawan.

    5.  Manajer Accounting  

    Tugas dan tanggung jawab M anajer Accounting adalah:

    a.  Bertugas untuk mengolah data akuntansi yang konsisten dengan sistem

     pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.

     b.  Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan

     prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.

    c.  Bertanggung jawab atas kelayakan dan kelengkapan pemrosesan transaksi

    keuangan perusahaan.

    d.  Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan

     prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    7/62

      84 

    e.  Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi yang telah

    ditetapkan secara keseluruhan oleh bagian Keuangan.

    6.  Manajer Keuangan

    Tugas dan tanggung jawab bagian Keuangan adalah:

    a.  Bertugas untuk melakukan pembayaran kepada supplier .

     b.  Bertugas untuk menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan.

    c.  Bertugas untuk menghitung, mengatur, serta memberikan upah atau gaji

    kepada seluruh karyawan

    d.  Bertugas untuk merumuskan program pembelanjaan perusahaan, kebijakan

    keuangan dan akuntansi serta mengusulkannya kepada General Manager.

    e.  Bertanggung jawab atas anggaran keuangan, realisasi dan pengawasannya.

    7.  Manajer Penjualan

    Tugas dan tanggung jawab bagian Penjualan adalah:

    a.  Bertugas untuk menangani pesanan dari konsumen.

     b.  Bertugas untuk mengurus pengiriman pesanan kepada pelanggan sesuai

    dengan faktur penjualan.

    c.  Bertugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan staff  penjualan.

    8.  Kepala Administrasi Penjualan

    Tugas dan tanggung jawab Kepala Administrasi Penjualan adalah:

    a.  Bertugas untuk mencatat semua kegiatan penjualan mulai dari disetujuinya

     penawaran sampai dengan barang dikirim.

     b.  Bertugas untuk membuat pelaporan dan dokumentasi atas transaksi penjualan

    yang dilakukan.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    8/62

      85 

    9.  Kepala Bagian Gudang

    Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Gudang adalah:

    a.  Bertugas untuk membuat daftar barang yang kurang atau yang telah habis.

     b.  Bertugas untuk menerima, menghitung, dan memeriksa kembali barang-

     barang yang masuk dan keluar Gudang Bahan Baku (GBB) maupun Gudang

    Barang Jadi (GBJ).

    10. Manajer Marketing 

    Tugas dan tanggung jawab M anajer Marketing adalah:

    a.  Bertugas mengusulkan rencana strategi dan kebijakan pemasaran dengan

    memperhatikan strategi dan kebijakan umum perusahaan.

     b.  Bertugas untuk mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan pemasaran

    yang telah ditetapkan secara keseluruhan.

    c.  Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran PT Indo Sari Abadi.

    d.  Bertanggung jawab memberikan pelaporan kepada General Manager  

    mengenai perkembangan pemasaran dan penjualan produk setiap periode.

    11. Manajer Produksi

    Tugas dan tanggung jawab Manajer Produksi adalah:

    a.  Bertanggung jawab penuh terhadap semua kelancaran kegiatan operasi

     pabrik produksi.

     b.  Bertugas untuk membantu General Manager   dalam menetapkan rencana,

    strategi, dan kebijakan produksi dengan memperhatikan kapasitas produksi.

    c.  Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan

     bagian pabrik secara keseluruhan sesuai dengan perencanaan p roduksi yang

    telah ditetapkan. 

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    9/62

      86 

    3.4 Gambaran Umum Perusahaan

    Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum bisnis PT Indo Sari Abadi beserta

    elemen penggerak Supply Chain Management.

    Produk PT Indo Sari Abadi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni wafer dan

    wafer stick . Perbedaan hanyalah pada bentuk fisiknya, dimana wafer berbentuk

     persegi dan terdiri dari tumpukan beberapa lembar adonan yang tipis, sedangkan

    wafer stick  berbentuk tabung berdiameter kecil dan berukuran panjang yang terbuat

    dari adonan yang digulung.

    Produk wafer dan wafer stick   tersebut dibumbui dengan aneka rasa seperti

    coklat, vanila, strawberry, keju, kopi, dan lain lain. Produk-produk PT Indo Sari

    Abadi dikemas dalam plastik pembungkus untuk menjaga rasa dan kualitas. Produk

    satuan ini kemudian akan dimasukkan ke dalam kotak berukuran kecil yang disebut

    “ Inner Box”, dimana setiap inner  terdiri dari 24 batang wafer stick. Sejumlah enam

     Inner Box  kemudian akan dimasukkan ke dalam dus sebelum disimpan dalam

    gudang untuk diedarkan. Jangka waktu kadaluarsa untuk semua produk adalah satu

    tahun.

    Daftar produk PT Indo Sari Abadi selengkapnya per Desember 2007 dapat

    dilihat pada Tabel 3.1. Merek “Tik-Tok Cigaro” merupakan produk unggulan PT

    Indo Sari Abadi dan merek ini merupakan produk yang paling tinggi permintaan

     pasarnya, sekitar 70% dari keseluruhan produksi PT Indo Sari Abadi.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    10/62

      87 

    Tabel 3.1: Lini produk PT Indo Sari AbadiSumber: Manajer Produksi PT ISA, 2008

    Jenis Produk Merek Rasa Harga per Des 2007)

    Wafer Stick Cigaro Coklat, Strawberry, Kacang, Cappucino Rp.51.000,- / dus

    Wafer Stick Me-ong Keju Rp.51.000, - / dus

    Wafer Stick Pensilo Coklat Rp.51.000, - / dus

    Wafer Stick Paw-paw Coklat Rp.29.000, - / dus

    Wafer Stick Yoriko Coklat Rp.37.000, - / toples

    Wafer Stick Tik-Tok Toples Coklat Rp.43.000, - / toples

    Lolipop Stick Escado Coklat Rp.51.000,- / dus

    Wafer Delino Coklat, Vanila, Coklat Mint Rp.51.000, - / dus

    Wafer Osuka Coklat Rp.30.000, - / dus

    Wafer Fancy Coklat Rp.30.000, - / dus

    Wafer JoJo Coklat Rp.30.000, - / dus

    Wafer Ogogo Coklat Rp.30.000, - / dus

    Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk baru, ada beberapa

     prosedur yang harus dijalankan. Setelah melalui proses panel dengan keputusan

    akhir di tangan pemimpin perusahaan, sebelum suatu produk dapat diproduksi secara

    massal dan dipasarkan haruslah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.

    Perwakilan PT Indo Sari Abadi akan mengirimkan contoh produk untuk dianalisis

    kelayakan bahan dan komposisinya oleh Departemen Kesehatan RI. Jawaban dari

     proses permintaan ijin ini biasanya akan keluar setelah satu atau dua minggu.

    Apabila ijin ditolak, maka produk tersebut tidak dapat beredar dan komposisinya

    harus diperbaiki. Apabila ijin diterima, maka produk tersebut dinyatakan layak

    dikonsumsi. Biasanya nomor ijin produk akan dicantumkan di label atau pak

     pembungkus.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    11/62

      88 

    Harga produk bervariasi sesuai dengan jenis dan merek produknya, berkisar

    antara Rp.30.000,- per dus hingga Rp. 51.000,- per dus (per Desember 2007). Bagi

    langganan atau konsumen yang membeli dalam jumlah banyak biasanya dapat

    melakukan negosiasi harga dengan bagian Penjualan.  Range  harga produk

    terjangkau oleh masyarakat dari segala kalangan ekonomi, karena merupakan jenis

    makanan ringan dan produk PT Indo Sari Abadi bukan merupakan makanan mewah.

    Untuk daftar harga selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    Promosi produk sepenuhnya ditangani oleh Divisi  Marketing. PT Indo Sari

    Abadi sangat terbuka mengenai ide-ide promosi baru, tidak jarang ide promosi yang

    kreatif berasal dari hasil pemikiran karyawan. Strategi pemasaran yang telah

    diterapkan oleh PT Indo Sari Abadi adalah sebagai berikut:

    -  Penjualan dalam bentuk paket. Pada waktu dan kondisi tertentu misalnya pada

    hari-hari raya dan hari besar keagamaan, produk-produk akan dibundel dan dijual

    dalam bentuk paket hari raya. Tampilan paket dibuat menarik dan sesuai dengan

    tema event   tersebut. Terkadang di dalam paket disertakan bonus berupa

    aksesoris, pernak-pernik, voucher , kaos, dan lain lain.

    -  Membuka stand di arena Pekan Raya Jakarta. PT Indo Sari Abadi turut menyewa

    sebuah stand pada acara “Jakarta Fair” agar khalayak ramai menjadi semakin

    aware  terhadap merek  “Cigaro” pada khususnya, dan image PT Indo Sari Abadi

     pada umumnya.

    -  Pemberian sampel gratis. Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk

     baru maka bagian Marketing akan mengirimkan sampel ke pelanggan dan

    konsumen utama. Hal ini bertujuan untuk memasyarakatkan, menerima

    kritik/saran, serta melihat bagaimana respon masyarakat terhadap produk baru.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    12/62

      89 

    Pemberian sampel juga dilakukan kepada masyarakat di tempat umum misalnya

    seperti yang terakhir diadakan di Ancol, TMII, dan beberapa pusat perbelanjaan

    lainnya.

    -  Pemberian diskon kepada depo, pelanggan (grosir), dan distributor yang membeli

     produk dalam jumlah banyak dalam satu kali transaksi.

    -  Pemberian “harga perkenalan”, yaitu pemotongan harga untuk produk baru yang

    dikeluarkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah penjualan dan sosialisasi

     produk baru.

    -  Mengerahkan tenaga sales agen dan sales motoris untuk mempertahankan

     pelanggan (grosir dan toko) yang telah ada sekaligus mencari pelanggan baru.

    Penggerak Supply Chain Management 

    Berikut dijelaskan faktor-faktor yang menentukan kinerja SCM dalam

     perusahaan, antara lain dalam hal persediaan, transp ortasi, fasilitas produksi dan

     penyimpanan (pergudangan), serta pengelolaan informasi.

    A. Persediaan

    Agar produksi dapat berjalan dengan baik, di dalam rantai nilai PT Indo Sari

    Abadi pastilah berhubungan dengan beberapa pemasok yang menyediakan bahan

     baku. Adapun jenis-jenis pemasok PT Indo Sari Abadi meliput i:

    -  Pemasok bahan baku yakni bahan susu, coklat, terigu, gula, pewarna dan perasa.

    -  Pemasok barang jadi meliputi dus, toples, label, pak pembungkus, produk

     promosi (pernak-pernik, topi, baju, aksesoris).

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    13/62

      90 

    -  Pemasok peralatan produksi yakni mesin produksi dan alat-alat berat perusahaan

     beserta sparepart  yang dibutuhkan.

    B. Transportasi

    PT Indo Sari Abadi mendistribusikan produk ke depo, distributor dan

    supermarket yang berada di kota-kota besar. Dari titik tersebut barulah produk

    diecerkan hingga tiba ke tangan konsumen akhir. Hingga saat ini wilayah distribusi

    PT Indo Sari Abadi mencakup pulau Jawa, Madura, Bali, sebagian Sumatra

    (Lampung dan sekitarnya), Lombok (NTB) dan Sulawesi Selatan. Dalam waktu

    dekat ini PT Indo Sari Abadi akan berfokus pada pangsa pasar di Sumatera,

    khususnya wilayah Palembang dan Pekanbaru. Sementara itu untuk wilayah Timur,

     penjualan akan lebih difokuskan ke Makassar. Tujuan distribusi produk selain ke

     pasar t radisional, juga mencakup pasar modern/supermarket   seperti Indogrosir dan

    Indomart.

    Dalam operasi sehari-hari PT Indo Sari Abadi menggunakan kendaraan armada

    inventaris perusahaan (berupa angkutan darat) untuk distribusi barang ke depo-depo

    dan konsumen yang tersebar luas. Inventaris armada pabrik perusahaan (per

    Desember 2007) meliputi:

    -  3 unit Nissan

    -  1 unit truk Tronton

    -  2 unit Colt Diesel

    -  6 unit Double

    -  3 unit Engkel

    -  1 unit Fuso

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    14/62

      91 

    Mayoritas armada perusahaan berstasiun di depo-depo yang telah ditentukan,

    walaupun ada pula beberapa unit armada yang berstasiun di pabrik. Distribusi /

     pengiriman barang dilakukan dengan proses yang terbalik, dimana armada di d epo

    menjemput barang ke pabrik, baru kemudian kembali ke depo.

    PT Indo Sari Abadi juga mengadakan kerjasama dengan perusahaan ekspedisi /

     pengiriman barang dan perusahaan pelayaran. Pada waktu-waktu tertentu perusahaan

    menggunakan jasa ekspedisi apabila kapasitas armada telah penuh dan ada

     pengiriman penting yang harus dilakukan.

    C. Fasilitas

    PT Indo Sari Abadi memiliki dua buah pabrik yang berlokasi di Tangerang dan

    Surabaya. Hasil produksi dari pabrik akan disebarluaskan ke depo-depo yang

    merupakan gudang tersebar sekaligus lini penjualan yang berhubungan secara

    kontinu dengan pabrik. Pengecekan dan pengiriman produk dari pabrik menuju

    depo-depo dilakukan secara harian untuk terus menjaga stok depo.

    Kapasitas produksi pabrik PT Indo Sari Abadi yang berlokasi di Tangerang

    tercatat mampu memproduksi sebanyak 450 ribu dus per bulan pada kinerja

    maksimum, sedangkan pabrik cabang Surabaya mampu memproduksi sebanyak 250

    ribu dus per bulan.

    Terdapat tiga macam fasilitas penyimpanan milik PT Indo Sari Abadi, yakni:

    -  Gudang Bahan Baku (GBB), tempat penyimpanan bahan baku dan bahan

     pendukung yang dibutuhkan untuk proses produksi.

    -  Gudang Barang Jadi (GBJ), tempat penyimpanan barang jadi yang merupakan

    hasil dari proses produksi.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    15/62

      92 

    -  Depo, merupakan gudang sekaligus lini penjualan yang tersebar di berbagai kota.

    Lokasi depo yang tersebar dimaksudkan untuk memperluas cakupan distribusi

     pada suatu daerah tertentu. Stok depo disesuaikan dengan tingkat permintaan dari

    daerah lokasi depo tersebut. Lokasi depo tersebar di seluruh pulau Jawa seperti

    Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Bekasi, Semarang, Solo, Surabaya,

    Malang, Jember, dan di beberapa kota kecil lainnya.

    Pada Agustus 2007 PT ISA melakukan peresmian kantor baru serta ekspansi

     pada pabrik yang berlokasi di Tangerang, bertujuan mengatasi banyaknya tingkat

     permintaan sekaligus memperluas jaringan penjualan hingga seluruh nusantara.

    D. Informasi

    Pengelolaan informasi pada bagian  Accounting, Keuangan, dan Penjualan sudah

    terkomputerisasi namun sistem yang digunakan belum terintegrasi. Selain itu

     pengelolaan informasi pada bagian Produksi dan Gudang masih dilakukan secara

    manual (tulis tangan).

    3.5 Kondisi lingkungan usaha dan persaingan industri menggunakan analisis

    lima kekuatan porter ( Porter’s Five Forces)

    A. Ancaman pendatang baru

    Ketika perusahaan dapat dengan mudah masuk ke dalam industri, maka tingkat

     persaingan di dalam industri tersebut juga otomatis meningkat.

    Dari segi birokrasi, proses pembuatan perizinan untuk membuka suatu

     perusahaan baru di industri wafer tergolong mudah. Pemerintah mempermudah

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    16/62

      93 

    akses bagi para investor serta entrepreneur  lokal dan asing dengan cara memberikan

     persyaratan yang mudah.

    Adapun hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru antara lain:

    1.  Minimnya pengalaman perusahaan tentang industri wafer dan bagaimana cara

    mengelola perusahaan produsen wafer yang baik.

    2.  Persyaratan modal yang besar (minimal harus mempunyai kepemilikan tanah,

     bangunan pabrik, mesin produksi, armada pengiriman). Dikarenakan harus

    memproduksi secara massal, hal ini membutuhkan investasi modal yang besar

    dan berjangka panjang.

    3.  Membutuhkan pabrik sebagai pusat produksi, tentunya investasi modal dan

     jumlah karyawan yang dibutuhkan juga besar. (home industry  tidak termasuk

    dalam kategori pesaing).

    4.  Membutuhkan jaringan distribusi yang memadai, baik dalam kota, antar kota,

    dan antar propinsi.

    5.  Membutuhkan teknologi dan pengetahuan khusus seperti mesin-mesin produksi

    khusus, laboratorium riset, pengetahuan dalam bidang resep wafer, dan lain lain.

    6.  Menentukan lokasi yang strategis. Hal ini menjadi pertimbangan karena

     berhubungan erat dengan kondisi pasar dan target market  yang dituju.

     Namun terlepas dari banyaknya hambatan-hambatan yang ditemukan pada

    industri wafer, ternyata banyak pula faktor-faktor lain yang mendukung para

    usahawan dan investor untuk membangun perusahaan produsen wafer. Faktor utama

    adalah karena pangsa pasar wafer yang begitu besar di Indonesia (menurut SWA

    nilai pasarnya bisa mencapai lebih dari Rp 5 triliun), dimana pemain baru masih

    mempunyai peluang untuk mendapatkan pangsa pasar. Ditambah lagi kemudahan

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    17/62

      94 

    meniru produk dan tingkat diferensiasi produk yang rendah memberi banyak

    kesempatan kepada pemain baru untuk berkembang. Selain itu pemerintah juga

    memberi dukungan penuh bagi investor dan usahawan untuk membuka usaha yang

    menyerap banyak tenaga kerja, seperti pada industri wafer. Birokrasi dalam industri

     produksi wafer juga mudah diproses dan didapat, contohnya seperti pendaftaran ijin

    usaha, pendaftaran lisensi produk, pendaftaran hak paten, dan lain lain.

    Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ancaman

    masuknya pendatang baru pada industri wafer terbilang sedang (moderate).

    B. Ancaman produk substitusi

    Produk substitusi dapat menjadi ancaman karena makin tingginya tingkat produk

    substitusi, maka makin tinggi pula kecenderungan konsumen untuk beralih ke

     produk lain apabila terjadi kenaikan harga. Produk lain yang dapat menjadi

     pengganti wafer sangatlah banyak jenisnya, mulai dari jenis: snack , chiki, kacang,

     popcorn, cokelat, keripik, dan lain lain. Konsumen tidak membutuhkan biaya

     peralihan (switching cost ) yang tinggi untuk beralih dari produk wafer ke produk

     jenis lain, sehingga tingkat peralihan konsumen sangat tinggi dan dapat berubah-

    ubah setiap waktu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat ancaman

     produk substitusi terhadap industri wafer termasuk tinggi.

    C. Daya tawar pemasok

    Pemasok PT Indo Sari Abadi terdiri dari tiga jenis, yaitu pemasok bahan baku,

     pemasok barang jadi, dan pemasok peralatan produksi. Pemasok bahan baku adalah

     pihak-pihak yang telah mempunyai hubungan kerjasama yang erat dan telah

     berlangsung cukup lama, dimana mereka menyediakan bahan baku yang dibutuhkan

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    18/62

      95 

    untuk proses produksi perusahaan, meliputi produk susu, coklat, tepung, bumbu,

     pewarna, zat kimiawi, minyak, zat perasa, dan lain lain. Pemasok barang jadi

    merupakan pihak yang memasok barang jadi yang digunakan perusahaan untuk

     proses  packing  dan proses pendukung lain. Produk-produk tersebut meliputi dus,

     plastik packing, toples, label, stiker, pak pembungkus, dan produk promosi seperti

     pernak pernik topi, baju, serta aksesoris lainnya. Pemasok peralatan produksi adalah

     pihak yang menyediakan mesin-mesin, alat berat, dan bagian mesin (sparepart ) yang

    dibutuhkan oleh PT Indo Sari Abadi dalam menjalankan proses produksinya.

    Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pemasok

    cenderung lemah. Pemasok bahan jadi PT Indo Sari Abadi dapat digantikan dengan

     pemasok lainnya tanpa kesulitan dan biaya yang besar dalam penggantian, karena

     pemasok-pemasok yang sama jenisnya banyak sekali dan mempunyai kualitas dan

     biaya yang hampir sama. Karena hal tersebutlah pemasok-pemasok lebih bergantung

    terhadap perusahaan dan mengharapkan hubungan kerjasama yang berkelanjutan.

    Hal yang sama juga terjadi pada pemasok bahan baku PT Indo Sari Abadi, dimana

    terdapat substitusi bagi bahan baku PT Indo Sari Abadi apabila sewaktu-waktu

     pemasok langganan tidak mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan.

    D. Daya tawar pembeli

    Pihak yang merupakan pembeli dari PT Indo Sari Abadi kebanyakan adalah

    toko-toko, supermarket , agen, dan distributor yang akan menjual kembali produk

    wafer kepada konsumen akhir. Karena kebanyakan dari pembeli melakukan

    transaksi dengan jumlah banyak yang berarti sensitifitas harga tinggi, maka biasanya

    terjadi negosiasi antara PT Indo Sari Abadi dengan pihak pembeli yang membahas

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    19/62

      96 

     perihal pembelian ataupun kerjasama bisnis. Dalam tahap negosiasi biasanya dibahas

    tentang harga produk, layanan purnajual yang diberikan, kontrak kerja, dan lain lain.

    Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pembeli

    cenderung tinggi. Pembeli PT Indo Sari Abadi yang mayoritas adalah distributor

    atau reseller   telah memiliki jaringan penjualan yang kuat sehingga setiap transaksi

    yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi sangat bernilai tinggi dan mempunyai

     pengaruh yang cukup signifikan dalam grafik penjualan. Faktor lain yang

    memperkuat alasan ini adalah karena pembeli memiliki banyak pilihan untuk

     berganti ke perusahaan lain selain PT Indo Sari Abadi untuk membeli produk yang

    serupa baik dalam hal model maupun harga (switching cost  rendah).

    E. Intensitas persaingan perusahaan dalam industri

    Pemain besar dalam industri wafer adalah perusahaan yang sudah lama

     berkecimpung dalam industri makanan ringan, terdiri dari perusahaan lokal dan

     perusahaan multinasional. Perusahaan yang termasuk di kategori ini mempunyai

    modal dan omset yang besar, didukung oleh jaringan distribusi yang luas hingga

    seluruh nusantara, serta brand image  yang sudah terkenal di mata masyarakat.

    Berikut ini adalah daftar pemain besar dalam industri wafer (sumber: majalah SWA):

    -   Nabisco (Oreo Wafer)

    -  Orang Tua Group (Wafer Tango)

    -  Mayora (Wafer Beng-Beng, Roma, Astor)

    -  Khong Guan (Wafer Khong Guan)

    -  Monde Nissin (Wafer Nissin)

    -  Arnott’s (Wafer Good Time, Tim-Tam, Twister)

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    20/62

      97 

    -  GarudaFood (Gery Wafer, Gery Chocolatos)

    -  General Food Industries (Selamat Biscuit  & Wafer)

    PT Indo Sari Abadi tidak termasuk dalam jajaran pemain besar ini, karena

     perusahaan belum mempunyai brand image  yang kuat dan distribusinya belum

    meliputi seluruh nusantara. Saat ini PT Indo Sari Abadi belum mampu bersaing

    dengan brand image para pemain besar.

    Pemain menengah dalam industri wafer adalah perusahaan yang telah memiliki

    ijin usaha dengan modal yang tidak terlalu besar dan jaringan distribusi yang hanya

    menjangkau daerah regional, tidak seluas pemain besar. Perusahaan yang termasuk

    di kategori ini biasanya pendatang baru dan jangkauan distribusinya terbatas,

    misalnya hanya pada beberapa kota atau satu pulau. Berikut adalah daftar pemain

    menengah dalam industri wafer:

    -  Apollo

    -  Cigar Duo (SJU Jatim)

    -  Wafer Kita

    -  Danza Wafer Cream

    -  Wafer Momogi

    PT Indo Sari Abadi termasuk dalam kategori pemain menengah, karena cocok

    dengan kriteria yang disebutkan diatas (distribusi terbatas, modal menengah). Karena

     jumlah pemain menengah masih termasuk sedikit, maka iklim persaingan masih

    sehat dimana persaingan yang terjadi tidak terlalu ketat.

    Pemain kecil dalam industri wafer meliputi home industry yang memiliki modal

    kecil, jumlah karyawan yang masih sedikit, dan hanya mendistribusikan produknya

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    21/62

      98 

     pada pasar lokal, dan produksinya masih menggunakan alat sederhana atau

    keterampilan tangan.

    Hasil Analisis Industri Porter

    Setelah menganalisis kelima elemen dari Porter’s Five Forces  maka dapat

    disimpulkan bahwa iklim perindustrian wafer Indonesia berada dalam kondisi yang

    sehat dan mempunyai masa depan yang cerah. Industri wafer memiliki konsumen

    yang berasal dari segala jenis umur dan dari semua tingkat pendapatan (rendah,

    menengah, tinggi). Tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer hampir 100%

     baik di perkotaan maupun pedesaan, sehingga dapat diperkirakan bahwa pangsa

     pasar total untuk industri wafer Indonesia sebesar 230 juta jiwa. Terdiri oleh banyak

     perusahaan besar, menengah, dan kecil serta jaringan suplai yang melimpah, industri

    wafer tidak mengalami kesulitan berarti untuk berkembang di Indonesia.

    Posisi PT Indo Sari Abadi berada dalam industri wafer kategori menengah, yakni

    kategori perusahaan yang memiliki modal menengah (500 juta hingga 2 milyar

    rupiah) dan distribusinya telah meluas ke beberapa daerah, walaupun belum meliputi

    keseluruhan Indonesia. Gambar 3.3 menggambarkan kondisi persaingan industri

    wafer menggunakan analisis Porter.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    22/62

      99 

    Persaingan di industri sejenis

    (Kuat)

    Nabisco Orang Tua Group GarudaFood Mayora

    Delfi  Arnott's  Apollo Cigar Duo Momogi

     Ancaman pendat ang baru

    (Sedang)

    SJU Jatim

     Ancaman produk subst itusi

    (Kuat)

    Cokelat Biskuit Chiki Kacang Pop Corn

    Keripik

    Daya tawar pembeli

    (Kuat)

    Supermarket  Agen Distributor    Reseller 

    Toko

    Daya tawar pemasok

    (Lemah)

    Minyak Tepung Pewarna Bumbu

    Dus Plastik packing Toples Karton Box  Aksesoris promosi

     

    Gambar 3.3: Kondisi industri wafer digambarkan dengan Analisis Porter

    3.6 Analisis Value Chain 

    Untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, diperlukan analisis nilai

    dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis dari

     proses bisnis PT Indo Sari Abadi digunakan metode ”Value Chain Analysis”, karena

    metode ini tepat digunakan di perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    23/62

      

    Support Activities

    Infrastructure

    Human Resource Management

    Product and Technology Development

    Procurement

    Inbound Logist ics Operations Outbound Logist ics Sales & Marketing Servicing

     - Menjaga stabilitas

    stok bahan baku

    perusahaan agar

    selalu tersedia

    untuk kebutuhanproduksi.

     - Menjaga jumlah

    stok produk yang

    tersedia di Gudang

    Barang Jadi (GBJ).

     - Memastikan

    bahwa produk tiba

    di pihak konsumen

    dengan tepat waktu

    dan dalam kondisi

    yang berkualitasbaik.

     - Menjaga dan

    memperluas

     jaringan penjualan

    dan pemasaran

    produk.

     - Memastikan nilai

    kepuasan konsumen

    pasca-penjualan tetap

    terjaga dengan baik.

     - Memastikan

    bahan baku yang

    diterima sesuai

    dengan standar

    harga dan kualitas

    perusahaan dan

    berada dalam

    kondisi yang baik.

     - Mengubah bahan

    baku menjadi

    produk berkualitas

    yang sesuai dengan

    standar perusahaan

    dan bernilai tinggi

    bagi konsumen.

     - Manajemen

    inventaris barang

    dalam fasilitas

    penyimpanan agar

    proses docking dan

    bongkar muat

    barang menjadi

    efisien (hemat

    waktu dan tepat

    guna)

     - Perusahaan lebih

    responsif terhadap

    pergerakan pasar

    sehingga

    perusahaan dapat

    menentukan

    kebijakan yang

    sesuai.

     - Memenuhi komitmen

    perusahaan dalam hal

    penggantian

    pengembalian barang

    yang

    rusak/cacat/kadaluarsa

    Primary Activities

    Gambar 3.4: Value Chain PT Indo Sari Abadi

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    24/62

      101

    yang distribusi produksinya meliputi wilayah yang sangat luas seperti PT Indo

    Sari Abadi. Gambar value chain PT Indo Sari Abadi dapat ditemukan pada Gambar

    3.4.

    3.6.1 Inbound   Logistics 

    A.  Prosedur pemesanan bahan baku

    Tujuan daripada prosedur ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

     perusahaan. Pemesanan bahan baku penting dilakukan untuk menjaga aliran masuk

    stok bahan baku agar selalu tersedia. Hal ini penting dilakukan karena tanpa adanya

     bahan baku maka tak akan ada produk y ang dihasilkan.

    Urutan prosedur pemesanan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.5.

    Dicapai kata

    sepakat?

    End

    Tidak

    Ya

    Start

    Memesan

    barang

    kepadaSupplier 

    Negosiasiharga dan

    persyaratan

    Membuat

    surat

    pemesanan

     

    Gambar 3.5: Flow chart  pemesanan bahan baku

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    25/62

      102

    1.  Bagian pembelian akan menghubungi supplier  melalui telepon atau fax untuk

    mengajukan permintaan pemesanan.

    2.  Supplier  kemudian akan merespon permintaan dari bagian pembelian tersebut

    dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka.

    Biasanya pihak supplier   akan mengadakan pertemuan dengan bagian

    Pembelian.

    3.  Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat,

     barulah bagian pembelian mengeluarkan surat pemesanan y ang resmi. Dalam

     proses ini juga bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil

    negosiasi.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Menjaga stabilitas stok bahan baku perusahaan agar selalu tersedia untuk

    kebutuhan produksi.

    -  Memastikan bahan baku yang dipesan memenuhi standar harga dan kualitas yang

    disyaratkan oleh perusahaan.

    B.  Prosedur penerimaan bahan baku

    Prosedur ini merupakan kelanjutan dari prosedur A (pemesanan bahan baku).

    Prosedur penerimaan bahan baku merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

    dalam melengkapi transaksi dengan supplier sekaligus mengklaim bahan baku yang

    telah dipesan sebelumnya.

    Urutan prosedur penerimaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.6. 

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    26/62

      103

    penerimaan

    lengkap?

    Kondisi barang

    baik dan sesuaipesanan?

    Start

    End

    Tidak

    Ya

    Ya

    Tidak

    Lakukan

    proses retur bahan baku

    Supplier mengirimkan

    bahan baku

    Diterima oleh

    bagian

    Gudang

    Bahan Baku

    Diperiksa

    oleh Quality Assurance

    Barang

    disimpandalam GBB

    Gambar 3.6: Flow chart  penerimaan bahan baku

    1.  Armada dari pihak supp lier akan tiba dan langsung menuju Gudang Bahan Baku

    (GBB) dimana akan dilakukan proses penyimpanan bahan baku ke GBB. Selain

    itu pihak pengirim akan memberikan faktur dan surat jalan yang akan

    ditandatangani oleh kepala gudang.

    2.  Bersamaan dengan proses penerimaan bahan baku, pihak QA akan mencocokkan

     jumlah bahan baku dengan surat jalan, dan memeriksa bahan baku secara

    seksama.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    27/62

      104

    3.  Setelah pemeriksaan QA selesai akan dibuat laporan baik secara lisan maupun

    tertulis kepada kepala gudang.

    4.  Kepala gudang kemudian menandatangani surat jalan dan rangkap pertama

    disimpan sebagai bukti, dilanjutkan dengan menyerahkan surat jalan rangkap

    kedua ke pihak pengirim. Berdasarkan laporan QA, kepala gudang juga berhak

    untuk mengembalikan (retur) bahan baku yang rusak atau yang tidak sesuai

    dengan pesanan.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Menerima pengiriman bahan baku dari supplier .

    -  Melakukan penyaringan untuk memastikan bahan baku yang diterima sesuai

    dengan pesanan perusahaan dan berada dalam kondisi yang baik.

    -  Melakukan retur terhadap bahan baku yang tidak memenuhi syarat.

    3.6.2 Operations 

    A.  Prosedur Peramalan Produksi (PPIC)

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan kesiapan semua elemen yang

    dibutuhkan untuk memulai prosedur produksi, dimulai dari kebutuhan dari bagian

     penjualan, kecukupan bahan baku yang ada, kesiapan mesin produksi beserta

    karyawannya, dan lain sebagainya.

    Urutan prosedur peramalan produksi dapat dilihat pada Gambar 3.7.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    28/62

      105

    Stok tersedia?

    End

    Start

    Ya

    Tidak

    Bagianpenjualan

    mengeluarkan Surat

    Permintaan

    Produksi

    Cek stokbahan baku

    ke GBB

    Mulai prosesproduksi

    Bag.

    Pembelian

    melakukanproses

    pemesananbahan baku

    GBBmengeluarka

    n Surat

    PermintaanPenambahan

    Bahan Baku

     

    Gambar 3.7: Flow chart  prosedur peramalan produksi (PPIC)

    1.  Bagian produksi akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan surat permintaan

     produksi yang dikeluarkan o leh bagian penjualan. Tidak jarang bagian penjualan

     juga mengikutsertakan daftar pesanan konsumen  untuk mempermudah bagian

     produksi dalam melakukan peramalan produksi pada periode tersebut.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    29/62

      106

    2.  Bagian produksi juga membutuhkan informasi tentang jumlah bahan baku yang

    tersedia dengan cara meminta laporan atau mengecek ke bagian GBB (Gudang

    Bahan Baku).

    3.   Laporan stok bahan baku akan diberikan oleh bagian GBB beserta informasi lain

    yang terkait, misalnya jadwal pengiriman bahan baku berikutnya, kualitas bahan

     baku, dan lain lain.

    4.  Bagian produksi akan mengeluarkan surat permintaan penambahan bahan baku.

    Apabila stok bahan baku dirasa kurang atau tidak memenuhi kebutuhan produksi,

    maka bagian produksi akan memastikan bahwa GBB melakukan pemesanan

    ulang.

    5.  Bagian GBB menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi dan

    mencocokkannya dengan stok yang tersedia di GBB. Bila stok tidak mencukupi

    maka GBB akan membuat surat permintaan pembelian bahan baku  yang

    ditujukan kepada bagian pembelian.

    6.  Bagian pembelian akan memesan bahan baku ke supplier .

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Menjaga jumlah stok produk minimum yang tersedia di Gudang Barang Jadi

    (GBJ).

    -  Memenuhi permintaan produksi konsumen yang diminta oleh bagian penjualan.

    -  Memastikan kelancaran arus bahan baku dan p rosedur produksi.

    B.  Prosedur persiapan perlengkapan mesin

    Prosedur ini merupakan pra atau persiapan dari prosedur produksi, dan hanya

    timbul apabila persediaan sparepart tidak mencukupi. Tujuan dari prosedur ini

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    30/62

      107

    adalah untuk menyiapkan komponen-komponen mesin yang dibutuhkan untuk

     prosedur produksi.

    Urutan dari prosedur persiapan perlengkapan mesin (ada stok) dapat dilihat pada

    Gambar 3.8.

    Spareparttersedia?

    Ya

    Tidak

    Start

    End

    Melepas

    komponenmesin yang

    rusak

    Kabag

    Gudang

    mengeluarkan Surat

    Permi ntaan

    Barang

    Memesan/

    membelisparepart

    PO disahkan

    oleh KabagProduksi

    Bagian

    Pembelianmembuat P O

    Ganti dengankomponen

    baru

    Buat su ratlaporan

    p enggantian

    komponen

     

    Gambar 3.8: Flow chart  prosedur persiapan perlengkapan mesin

    1.  Operator mesin akan melepaskan komponen yang akan diganti dari mesin,

    kemudian komponen tersebut akan diserahkan ke gudang sparepart untuk

    disimpan. Operator turut menyerahkan surat permintaan komponen. Apabila stok

    sparepart tersedia, maka langsung dijalankan tahap 8.

    2.  Karena stok sparepart di gudang tidak mencukupi, maka pihak gudang sparepart

    akan mengeluarkan surat permintaan barang (SPB) kepada pengawas pembelian.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    31/62

      108

    3.  Bagian pengawas pembelian membuat  purchase order   dan diserahkan kepada

    kepala produksi untuk mendapatkan persetujuan.

    4.  Kepala produksi menandatangani  purchase order  dan diberikan kembali kepada

     pengawas pembelian.

    5.  Pengawas pembelian mengeluarkan purchase order  yang ditujukan kepada toko

    atau supplier sparepart . Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya

    cukup menelpon untuk melakukan pemesanan sparepart.

    6.  Toko atau supplier akan mengirimkan sparepart  beserta tanda terima dan surat

     jalan bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian

    akan dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5).

    7.  Pengawas pembelian akan memberikan sparepart   dan tanda terima kepada

     bagian gudang, kemudian t anda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart

    dan dikembalikan kepada pengawas pembelian (ditunjukkan pada tahap 2).

    8.  Operator mesin akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart ,

     beserta satu rangkap SPB yang telah ditandatangani.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Menyiapkan mesin untuk beroperasi

    -  Menjaga kualitas mesin dan komponen

    -  Melakukan p embelian sparepart  untuk kebutuhan produksi

    C. 

    Prosedur produksi / pembuatan produk

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengolah bahan baku menjadi barang

    setengah jadi yang siap untuk dikonsumsi namun belum siap untuk dipasarkan.

    Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.9.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    32/62

      109

    1.  Kepala produksi mengeluarkan SPB (Surat Permintaan Bahan baku) rangkap

    dua yang ditujukan kepada GBB (Gudang Bahan Baku).

    2.  Bahan baku dikirimkan dari GBB ke bagian produksi, langsung ke ruangan Lab

    dimana bahan baku akan ditimbang dan ditakar sesuai dengan komposisi produk.

    3.  Bersamaan dengan pengiriman bahan baku dilakukan pula pengiriman SPB yang

    telah ditandatangani oleh kepala gudang. SPB ini akan diberikan kepada kepala

     produksi.

    4.  Bahan baku yang telah ditimbang dan ditakar di ruangan Lab akan diteruskan ke

    mesin-mesin produksi untuk diolah lebih lanjut.

    Bahan bakutersedia?

    Tidak

    Ya

    Start

    End

    Bahan baku

    dikirim kepabri k

    Prosesproduksi

    Prosespacki ng

    KepalaProduksi

    mengeluarkan Surat

    Permi ntaanBahan Baku

     

    Gambar 3.9: Flow chart  prosedur produksi

    5.  Proses pengolahan dari mesin akan menghasilkan produk setengah jadi, yakni

    sudah dalam bentuk wafer atau wafer stick . Produk setengah jadi ini kemudian

    akan diteruskan ke bagian produksi lainnya yakni bagian Packing untuk dikemas

    menjadi produk jadi.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Mengubah bahan baku menjadi bahan setengah jadi.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    33/62

      110

    -  Menjaga ketelitian serta kecermatan takaran atau komposisi produk.

    -  Menjaga kualitas p roduk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar produksi

    D. 

    Prosedur pengecekan kualitas produk

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjaga kualitas produk sesuai dengan

    standar yang ditetapkan perusahaan.

    Urutan prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.

    1.  Operator dari setiap mesin produksi akan memberikan tester  kepada kepala shift  

    secara berkala untuk diperiksa kualitas produknya.

    Kualitas baik?

    Tidak

    Ya

    Start

    End

    Mengambilsampel

    produk daribeberapa

    mesin

    Lanjutkanproses

    produksi

    Ulangi proses

    produksi

     

    Gambar 3.10: Flow chart  prosedur pengecekan kualitas produk

    2.  Kepala shift   akan memberikan hasil test   atau komentar terhadap setiap mesin.

    Apabila hasil test  baik maka produksi dapat segera dilanjutkan, namun apabila

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    34/62

      111

    hasil test  kurang memuaskan maka akan diambil tindakan yang tepat tergantung

    kasus yang dihadapi.

    3.  Kepala shift  akan membuat laporan pengecekan kualitas produk per shift  secara

    harian dan diserahkan kepada kepala bagian.

    4.  Kepala bagian akan membuat laporan pengecekan kualitas produk secara harian

    dan diserahkan kepada kepala produksi untuk proses review ulang.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Menjaga kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diterapkan

     perusahaan.

    -  Sebagai acuan untuk mengetahui berapa besar tingkat efisiensi dan produktivitas

     bagian produksi, yang ditandai dengan banyaknya jumlah produk rusak / BS.

    E.   Prosedur pengemasan produk

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengubah barang setengah jadi yang

    dihasilkan oleh prosedur D (prosedur produksi) menjadi produk jadi yang telah

    dibungkus dan siap dipasarkan.

    Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.11.

    Start End

    Simpan

    barang keGBJ

    Kepala shift

    mengeluarka

    n suratpermintaan

    bahan baku

    Bahan baku

    dikirim dari

    GBB kepabrik

    Proses

    packing

     Gambar 3.11: Flow chart  prosedur pengemasan produk

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    35/62

      112

     

    1.  Sebelum karyawan dapat mulai mengemas produk, pertama-tama kepala shift  

    akan mengeluarkan Surat Permintaan Bahan baku (SPB) untuk meminta bahan

     baku pengemasan berupa plastik, karton, dan lain lain dari Gudang Bahan Baku

    (GBB).

    2.  Surat Permintaan Bahan Baku (SPB) yang disetujui akan dikembalikan kepada

    kepala shift  bersamaan dengan pengiriman bahan baku.

    3.  Bahan baku yang dibutuhkan akan dikirimkan dari GBB dan diserahkan kepada

    karyawan packing.

    4.  Kemudian dimulailah proses  packing atau pembungkusan produk setengah jadi

    yang berasal dari mesin produksi.

    5.  Hasil packing yang berupa produk jadi akan dipindahkan ke GBJ.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Mengubah produk setengah jadi menjadi produk jadi yang siap untuk

    didistribusikan.

    F.  Prosedur perawatan dan perbaikan mesin 

    Tujuan dari proses ini adalah untuk merawat dan memperbaiki mesin yang akan

    digunakan dalam proses produksi. Urutan dapat dilihat di Gambar 3.12.

    1.  Teknisi akan memberikan komponen lama dan surat permintaan komponen

    kepada gudang sparepart . Apabila stok komponen di gudang tersedia, maka

    langsung dijalankan tahap 8.

    2.  Karena di gudang tidak ada stok komponen, maka pihak gudang akan membuat

    Surat Permintaan Barang kepada pengawas pembelian.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    36/62

      113

    3.  Bagian pengawas pembelian akan membuat sebuah PO yang harus

    ditandatangani oleh kepala produksi.

    4.  PO yang ditandatangani akan dikembalikan kepada pengawas pembelian.

    5.  Pengawas pembelian mengeluarkan PO yang ditujukan kepada toko atau supplier

    sparepart . Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya cukup menelpon

    untuk melakukan pemesanan sparepart .

    6.  Toko / Supplier akan mengirimkan sparepart  beserta tanda terima dan surat jalan

     bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian akan

    dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5).

    7.  Pengawas pembelian akan memberikan sparepart   dan tanda terima kepada

     bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart  

    dan dikembalikan kepada pengawas pembelian.

    Start

    End

    Melepas

    komponenmesin yang

    rusak

    Memasang

    komponen

    mesin baru

    Memesan/

    membeli

    sparepart

    PO disahkan

    oleh Kabag

    Produksi

    Bagian

    Pembelian

    membuat PO

    Kabag

    gudang

    mengeluarka

    n surat

    permintaan

    barang

     

    Gambar 3.12: Flow chart  prosedur perawatan dan perbaikan mesin

    8.  Teknisi akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart , beserta satu

    rangkap SPB.

    Value atau nilai yang dihasilkan:

    -  Memastikan mesin tetap beroperasi dengan baik

    -  Memastikan prosedur produksi berjalan dengan baik

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    37/62

      114

    -  Memastikan bahwa sparepart  yang dibutuhkan untuk proses perbaikan tersedia

    3.6.3 Outbound   Logistics 

    A.  Prosedur pemindahan barang ke gudang

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memindahkan barang jadi dari pabrik

     produksi ke tempat penyimpanan produk yakni Gudang Barang Jadi (GBJ) untuk

    kemudahan penyusunan, penyimpanan, dan akses distribusi.

    Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.13.

    Start End

    Simpan

    barang keGBJ

    Buat surat

    pengiriman

    barang

     

    Gambar 3.13: Flow chart  prosedur pemindahan barang ke gudang

    1.  Barang yang telah selesai melakukan proses  packing  akan disimpan ke dalam

    GBJ, dan dalam setiap arus produksi akan dibuat Surat Pengiriman Barang

    (SPB).

    2.  Setelah pemindahan barang ke gudang selesai, SPB akan ditandatangani oleh

    kepala gudang.

    3.  Bagian packing akan menyerahkan SPB yang telah ditandatangani kepada

    Kepala Shift (p roduksi).

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Melakukan inventarisasi (mengorganisir) barang jadi ke dalam fasilitas

     penyimpanan.

    -  Menjaga kondisi serta kualitas produk jadi.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    38/62

      115

    -  Mempermudah proses docking dan bongkar muat barang.

    B.  Prosedur pengiriman barang

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam

    mengirimkan barang yang telah dipesan hingga diterima oleh konsumen. Urutan dari

     prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.14.

    Start

    End

    Mengirimkan

    barang ke

    tujuan(supplier)

    GBBmenerima

    surat jalan

    yang telahditandatanga

    ni

    Bagianpenjualan

    memberikanSales Order 

    kepada GBJ

     

    Gambar 3.14: Flow chart  prosedur pengiriman barang

    1.  Bagian penjualan akan mengeluarkan Sales Order  kepada GBB.

    2.  Kemudian barang akan diangkut ke armada dan dikirim ke gudang konsumen.

    Beserta itu disertakan pula surat jalan rangkap dua.

    3.  Setelah transaksi, surat jalan rangkap pertama dan Sales Order   yang telah

    ditandatangani akan diterima oleh bagian GBB.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Memastikan bahwa produk jadi tiba di pihak konsumen tepat waktu dan dalam

    kondisi baik.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    39/62

      116

    3.6.4 Sales  and Marketing 

    A.  Prosedur penerimaan pesanan

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk melakukan negosiasi dengan konsumen,

    kemudian melakukan pencatatan atas pesanan yang dilakukan oleh konsumen.

    Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.

    Dicapai kata

    sepakat?

    End

    Tidak

    Ya

    Start

    Konsumen

    mengajukanpemesanan

    BagianPenjualan

    melakukanpresentasi

    Konsumenmengajukan

    surat

    pemesananresmi

     

    Gambar 3.15: Flow chart  prosedur penerimaan pesanan

    1.  Konsumen akan menghubungi bagian penjualan melalui telepon/fax untuk

    mengajukan permintaan pemesanan.

    2.  Bagian penjualan kemudian akan merespon permintaan dari konsumen tersebut

    dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka,

     biasanya pihak bagian penjualan akan mengadakan pertemuan dengan

    konsumen.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    40/62

      117

    3.  Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat, barulah

    konsumen mengeluarkan surat pemesanan yang resmi. Dalam proses ini juga

     bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil negosiasi.

    4.  Bagian penjualan akan mengecek stok p roduk yang ada di GBJ (Gudang Barang

    Jadi), apabila stok barang mencukupi akan segera dilakukan prosedur pengiriman

     barang, apabila stok barang tidak mencukupi maka bagian penjualan akan

    membuat surat permintaan produksi.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Memastikan kesepakatan antara perusahaan dan konsumen dalam hal harga,

    waktu, dan kualitas produk.

    -  Membuat kontrak kerja.

    -  Mencatat pesanan konsumen.

    B.  Prosedur pengecekan stok produk

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengetahui jumlah suplai produk jadi

    yang ada di dalam Gudang Barang Jadi (GBJ) perusahaan yang tersedia untuk dijual

    atau dipasarkan. Stok yang ada mencukupi sehingga setelah selesai melakukan

     pengecekan stok langsung dilakukan pengiriman barang.

    Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.16.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    41/62

      118

     Ada stok?

    Ya

    Tidak

    End

    Start

    Melakukan

    proses

    pengirimanbarang

    BagianPenjualan

    mengeluarkan Surat

    PermintaanProduksi

    (SPP)

    Bagian

    Penjualanmengecek

    stok produk

     

    Gambar 3.16: Flow chart  prosedur pengecekan stok produk

    1.  Bagian penjualan akan mengecek stok p roduk jadi yang terdapat di GBJ (Gudang

    Barang Jadi).

    2.  GBJ akan memberikan laporan stok produk kepada bagian penjualan, dalam hal

    ini stok produk yang ada di dalam gudang mencukupi untuk dilakukan prosedur

     pengiriman barang.

    3.  Bagian penjualan akan mengeluarkan Sales Order , dan segera dilakukan

     prosedur pengiriman barang ke konsumen.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Mengetahui secara pasti jumlah produk yang tersedia untuk dipasarkan.

    -  Sebagai sumber informasi yang diperlukan oleh bagian penjualan.

    -  Sebagai acuan untuk melakukan proses pengiriman barang.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    42/62

      119

    1.  Apabila stok produk yang ada di dalam gudang tidak mencukupi untuk dilakukan

     prosedur pengiriman barang, maka bagian penjualan akan mengeluarkan surat

     permintaan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Mengetahui secara pasti jumlah produk yang tersedia untuk dipasarkan

    -  Sebagai sumber informasi oleh bagian penjualan dan produksi

    -  Sebagai acuan untuk melakukan proses peramalan produksi.

    C.  Prosedur penawaran produk

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan nilai tambah kepada operasi

     perusahaan berupa p emberian informasi p roduk kepada pelanggan. Pelanggan akan

    selalu menerima informasi terbaru tentang produk perusahaan, selain itu prosedur ini

     juga berguna untuk menjaga hubungan baik dengan p elanggan. Urutan dapat dilihat

     pada Gambar 3.17.

    Respon

    konsumen?

    End

    Bagus

    Jelek

    Start

    Bagian

    Marketingmelakukanpenawaran

    produk

    Lakukan

    proses

    PenerimaanPesanan

     

    Gambar 3.17: Flow chart  prosedur penawaran produk

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    43/62

      120

     

    1.  Bagian marketing akan menghubungi konsumen melalui tatap muka, telepon,

    fax, maupun email untuk memberikan penawaran produk. Dapat pula terjadi

    negosiasi antara kedua belah p ihak.

    2.  Konsumen akan memberikan respon atas upaya penawaran yang dilakukan

     bagian marketing.

    Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

    -  Membuka peluang pembelian baru dan memperluas jaringan penjualan

    -  Menjaga hubungan baik dengan konsumen

    D.  Prosedur peramalan penjualan (analisis pasar, riset pasar)

    Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memantau situasi pasar dan menentukan

    strategi penjualan yang tepat. Urutan dapat dilihat pada Gambar 3.18.

    End

    Start  Menerima

    Laporan

    Menerima

    feedback

    Laksanakan

    riset pasar 

     

    Gambar 3.18: Flow chart  prosedur peramalan penjualan

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    44/62

      121

    1.  Pihak marketing akan menerima laporan secara berkala dari bagian p enjualan

    untuk mengetahui informasi penjualan produk secara internal.

    2.  Bagian marketing juga akan melaksanakan riset pasar dengan target utama

    konsumen mereka, baik itu dari sisi agen, distributor, hingga konsumen akhir.

    3.  Feedback  dapat berupa kritik atau saran langsung dari konsumen, atau dapat pula

     berupa respon dari riset yang dilakukan bagian marketing.

    4.  Selain dari sumber internal dan konsumen, bagian marketing juga dapat

    menerima feedback  dari berbagai sumber tentang informasi penjualan.

    Value atau nilai yang dihasilkan:

    -  Mengetahui performa perusahaan dalam industri wafer

    -  Responsif terhadap ancaman atau peluang yang ada di pasar

    E.   Prosedur pengontrolan stok depo

    Stok depo

    mencukupi?

    Start

    End

    Tidak

    Ya

    Mengirim

    laporan

    penjualanharian

    dari depo

    Bagianpenjualan

    mengirimkanstok barang

    ke depo 

    Gambar 3.19: Flow chart  prosedur pengontrolan stok depo

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    45/62

      122

    1.  Laporan penjualan dan Laporan stok barang dibuat secara harian oleh depo, dan

    dikirimkan langsung beserta Surat Permintaan Barang (SPB) jika diperlukan.

    2.  Bagian penjualan yang kemudian menyaring informasi yang masuk dari laporan-

    laporan tersebut dan mengeluarkan Surat Pengiriman Barang (SPB) ke Gudang

    Barang Jadi (GBJ).

    3.  Pihak GBJ akan mengirimkan barang beserta SPB ke depo yang bersangkutan,

    dan SPB tersebut akan ditandatangani oleh kepala depo dan dikembalikan ke

     bagian penjualan.

    Value atau nilai yang dihasilkan:

    -  Menjaga agar stok produk di masing-masing depo tercukupi.

    3.6.5 Servicing 

    A.  Prosedur pengembalian / retur barang

    Start

    EndMengirimbarang

    pengganti +surat jalan

    Bagianpenjualan

    mengeluarka

    n su rat retur 

    Konsumenmelakukanretur barang

     Gambar 3.20: Flow chart  prosedur pengembalian/retur barang

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    46/62

      123

    1.  Konsumen mengembalikan barang lama yang telah rusak atau kadaluarsa,

    dimana barang tersebut akan diperiksa oleh bagian penjualan, dan barang

    disimpan di dalam gudang untuk sementara waktu.

    2.  Bagian penjualan kemudian mengeluarkan Surat Retur kepada GBJ yang isinya

    memerintahkan pengiriman penggantian produk retur.

    3.  Produk baru pengganti beserta Surat Jalan dan Surat Retur yang telah

    ditandatangani akan dikirimkan ke konsumen, atau diangkut ke dalam armada

    milik konsumen saat prosedur retur.

    Value atau nilai yang dihasilkan:

    -  Memenuhi komitmen perusahaan dalam hal pengembalian barang yang

    rusak/cacat/kadaluarsa.

    -  Mengetahui kondisi produk retur.

    B.  Prosedur konsinyasi

    1.  Konsumen yang mempunyai hak konsinyasi akan mengembalikan barang beserta

    surat retur ke bagian penjualan.

    2.  Bagian penjualan menandatangani surat retur tersebut.

    3.  Bagian penjualan akan menentukan/menilai apakah barang tersebut harus

    dimusnahkan, disimpan di GBJ, ataukah diedarkan kembali ke depo/konsumen

    lain.

    Value atau nilai yang dihasilkan:

    -  Memenuhi kontrak penjualan yang bersifat konsinyasi.

    -  Mengetahui kondisi produk konsinyasi.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    47/62

      124

    Kondisi barang

    masih baik?

    Start

    End

    Ya

    Tidak

    Barang titipan

    dikembalikanoleh

    konsumen

    Dihancurkan

    Didis tribusikan ke depo/

    konsumenlain

     Gambar 3.21: Flow chart  prosedur konsinyasi

    3.7 Analisis SWOT

    3.7.1 Kekuatan (Strength)

    1.  Meningkatnya omset penjualan selama tiga tahun terakhir. Berdasarkan data

    internal perusahaan diperoleh data bahwa output   produksi mengalami

     peningkatan yang cukup besar. pada Januari 2005 perusahaan hanya mampu

    memproduksi 180 ribu dus per bulan, sedangkan per Januari 2008 kapasitas

     produksi mencapai tingkat maksimum pada 450 ribu dus per bulan, dan jumlah

    sebesar itu selalu habis diserap pasar. (lihat Gambar 3.22).

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    48/62

      125

    0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    300000

    350000

    400000

    450000

    500000

      J  a  n -  0

      5

      M  a  r -  0

      5

      M  a  y

     -  0  5

      J  u  l -  0

      5

      S  e  p -  0

      5

      N  o  v -  0

      5

      J  a  n -  0

      6

      M  a  r -  0

      6

      M  a  y

     -  0  6

      J  u  l -  0

      6

      S  e  p -  0

      6

      N  o  v -  0

      6  1 -  J  a

      n

      M  a  r -  0

      7

      M  a  y

     -  0  7

      J  u  l -  0

      7

      S  e  p -  0

      7

      N  o  v -  0

      7

      J  a  n -  0

      8

    O

    p

    P

    o

    d

    /

    b

    a

    Series1

     

    Gambar 3.22 : Output  produksi PT ISA Januari 2005 – Januari 2008Sumber: Dokumentasi PT ISA, 2008

    2.  Meningkatnya modal keuangan dan aset perusahaan berkat peningkatan

     penjualan ”Tik-Tok Cigaro”. Lini produk andalan PT Indo Sari Abadi ini mampu

    menghasilkan kontribusi sebesar 70% dari total keuntungan yang diperoleh

     perusahaan selama tiga tahun terakhir ini (periode Januari 2006 – Desember

    2008). Jumlah keseluruhan peningkatan modal dan aset perusahaan dalam tiga

    tahun terakhir adalah sebanyak 20 milyar Rupiah.

    3.  Mempunyai lini produk yang kompetitif. Setiap bulannya produk “Cigaro”

    diproduksi dengan rata-rata jatah 70% dari kapasitas produksi maksimum, dan

     produk tersebut selalu habis d iserap oleh pasar dengan tingkat retur y ang rendah.

    Keunggulan kompetitif terletak pada harga dan rasa produk. Berdasarkan riset

     pasar, harga akhir produk PT Indo Sari Abadi lebih murah setidaknya 20%

    dibanding produk milik pesaing sejenis. Pernah diadakan kuesioner yang

    diadakan oleh bagian Marketing perusahaan berlokasi di Taman Mini Indonesia

    Indah pada tahun 2007 lalu yang menyatakan bahwa lebih dari 80% responden

    lebih menyukai rasa produk “Cigaro” dibanding produk pesaing lain.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    49/62

      126

    4.  Inovasi berkelanjutan. PT Indo Sari Abadi telah meluncurkan lebih dari 10 lini

     produk dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Produk teranyar bernama ”Me-ong

    wafer stick” akan beredar di pasar pada bulan Februari 2009.

    5.  Jaringan distribusi dan penjualan mandiri. Tidak seperti kebanyakan pesaing lain

    yang menggunakan perusahaan outsourcing untuk menangani jaringan distribusi

    dan penjualan, PT Indo Sari Abadi melakukan investasi jangka panjang yang

    lebih menguntungkan dengan cara membangun sendiri jaringan distribusi dan

     penjualannya secara mandiri. Walaupun membutuhkan investasi awal yang

    cukup berat, strategi ini menghasilkan rantai nilai yang lebih pendek dan

    memberi banyak keuntungan strategis dan operasional bagi perusahaan serta

    konsumen.

    6.  Pelopor produk jenis “wafer cerutu coklat” di industri wafer Indonesia. Inovasi

    dalam bidang rasa dan kemasan produk ini telah memberikan head start  bagi PT

    Indo Sari Abadi dalam hal pemasaran dan penjualan produk. Hal inilah yang

    menjadi batu loncatan PT Indo Sari Abadi sehingga mampu membuat daya saing

     perusahaan menjadi tinggi.

    3.7.2 Kelemahan (Weakness)

    1.  Tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. Saat ini

     permintaan pasar lebih besar d ibanding kapasitas produksi perusahaan. Hampir

    setiap bulannya produksi selalu berjalan dalam kapasitas penuh dan dalam

    setahun pasti selalu ada penambahan mesin, namun perusahaan masih tetap

    kewalahan mengatasi permintaan pasar. Sangat disayangkan peluang ini kurang

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    50/62

      127

     bisa dimanfaatkan oleh perusahaan karena alokasi modal (capital) terhadap

     bagian produksi masih belum ditingkatkan.

    2.  Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. Selama ini arus

    informasi dan pencatatan pada bagian produksi dan inventori (gudang) masih

     berjalan secara manual (menggunakan tulisan tangan di atas kertas laporan),

    sedangkan sistem hanya digunakan pada bagian administratif dan pendukung

     produksi seperti di bagian pembelian, keuangan, dan accounting.

    3.  Biaya komunikasi yang tinggi. Dengan banyaknya  paperwork   dan laporan

     berbentuk fisik yang dikerjakan setiap hari mengakibatkan tingginya biaya

    komunikasi antar departemen dalam perusahaan. Selain itu juga ada biaya

     penggunaan telepon, fax, dan jasa kurir yang menjadi perantara pabrik dengan

    depo.

    4.  Pemasaran masih kurang efektif. Dalam memasarkan produk PT Indo Sari Abadi

    lebih mengarah ke push marketing ketimbang pull marketing. Selama ini PT ISA

    lebih banyak bermain lewat trade channel  (trade  promo), dimana saluran

     pemasaran didorong ke arah konsumen. Sedangkan di  pull  factor -nya kurang

    digarap untuk menarik permintaan dari masyarakat sehingga promosinya sedikit.

    Metode tersebut dirasa belum memberikan hasil yang memuaskan bagi

     perusahaan.

    5.  Keterbatasan sumber daya manusia. Selama ini pengambilan keputusan untuk

    strategi perusahaan hanya dilakukan oleh pemilik perusahaan. PT Indo Sari

    Abadi seharusnya mulai merekrut profesional handal yang berpengalaman dan

    memahami betul gambaran bisnis produk wafer Indonesia.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    51/62

      128

    3.7.3 Peluang (Opportunities)

    1.  Pangsa pasar wafer besar. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 230 juta

     jiwa dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer yang hampir 100% baik

    di perkotaan maupun pedesaan, tidak mengherankan kalau nilai pasarnya bisa

    mencapai lebih dari Rp 5 triliun. Lebih menggiurkan lagi, jumlah anak-anak di

    Indonesia (usia 0-14 tahun) tergolong sangat besar. Berdasarkan data yang

    dilansir Badan Pusat Statistik tahun 2001, jumlah anak usia tersebut mencapai

    63,9 juta orang, atau sekitar 30% jumlah penduduk Indonesia. Jumlah itu terbagi:

    usia 0-4 tahun sebanyak 21,7 juta (10,4%), usia 5-9 tahun 21,2 juta (10,2%), dan

    usia 10-14 tahun 21,07 juta (10,1%). Saat ini, jumlahnya mungkin lebih besar

    lagi. Suatu besaran pasar yang sangat menggiurkan.

    2.  Tingginya tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun. Hal ini

    menandakan bisnis makanan ringan makin prospektif, menurut majalah Business

     Review. Hal ini terjadi karena wafer telah menjadi jenis snack   yang populer,

    sebagai pengganti nasi saat lapar dan sekaligus sebagai makanan disaat

     berkumpul maupun melakukan aktivitas di luar rumah.

    3.  Perkembangan teknologi informasi yang pesat. Teknologi informasi telah

     berkembang dan mencapai tahap dimana TI tersebut dapat diaplikasikan untuk

    mendukung proses bisnis industri wafer. Hal ini memungkinkan industri untuk

     berkembang lebih baik lagi dengan adanya pemotongan biaya, penghematan

    waktu, dan pembangunan sistem SCM berbasis teknologi untuk menciptakan

    supply chain yang lebih canggih dan kompetitif.

    4.  Adanya peningkatan trend  konsumerisme masyarakat. Hal ini ditemui terutama

    menjelang pergantian tahun dan hari raya seperti lebaran. Dalam kondisi krisis

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    52/62

      129

    ekonomi yang dialami Indonesia saat ini, menurut Parsudi Suparlan (2003),

    antropolog dari Universitas Indonesia, tidak tampak adanya perasaan tengah

    mengalami krisis, malahan konsumerisme terus meningkat.

    5.  Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. Dengan didukung jaringan

    distribusi yang kuat dan modal yang mencukupi, maka perusahaan mempunyai

     peluang yang bagus untuk melakukan ekspansi / mengembangkan perusahaan

    dengan cara memasuki bisnis produk lain yang menjanjikan, mulai dari bisnis

     biskuit, jeli, permen yang sejalur dengan industri wafer.

    3.7.4 Ancaman (Threats)

    1.  Krisis finansial global yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia. Hal ini

    hampir menyebabkan Indonesia resesi. Pada industri snack   faktor ini tidak

     berpengaruh banyak t erhadap tingkat penjualan. Namun faktor ini menyebabkan

    industri berhenti melakukan ekspansi karena adanya kekuatiran bahwa krisis ini

    akan berlangsung cukup lama. Industri juga cenderung menghadapi krisis global

    dengan cara meningkatkan efektifitas kerja, atau pilihan populer adalah dengan

    cara PHK.

    2.  Tingkat diferensiasi produk besar. Artinya tingkat inovasi dari produk ini sangat

    tinggi, setiap tahunnya puluhan produk baru dengan rasa baru, tekstur baru,

    maupun kemasan baru selalu muncul membanjiri pasar. Hal ini mengharuskan

     perusahaan untuk terus berinovasi.

    3.  Kenaikan harga minyak dan bahan baku pokok. Bahan baku utama industri wafer

    seperti gandum, terigu, kedelai, dan bahan lainnya mengalami kenaikan, tercatat

     pada awal tahun 2008 sebesar lebih dari 30% (sumber: Kompas). Sepanjang

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    53/62

      130

    tahun 2008 kondisi ini makin diperparah dengan adanya kenaikan harga minyak

    dunia hingga melebihi US$100/barrel  yang pada akhirnya memaksa industri

    untuk meningkatkan biaya transportasi. Walaupun kini harga minyak dunia

    sudah relatif stabil kembali (di kisaran US$40/barrel), faktor ini tetap

    mendorong industri untuk menaikkan harga jual produk. PT Indo Sari Abadi pun

    telah meningkatkan harga produk sebesar 5% pada bulan Februari 2008. Hal ini

    dapat berpengaruh terhadap turunnya tingkat penjualan dan ketidaksetiaan pasar

    akan merek produk wafer tertentu.

    4.  Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. Didorong tingkat persaingan

    yang tinggi, banyak agen besar yang enggan menggunakan sistem direct selling.

    Agen cenderung lebih suka menggunakan sistem konsinyasi produk yang hanya

    menguntungkan agen secara sepihak. Kondisi ini memberatkan perusahaan

     produsen wafer karena adanya proses bisnis tambahan yakni retur barang dari

    agen, kemudian perusahaan harus menjual kembali produk tersebut.

    5.  Product life cycle yang relatif pendek. Karena merupakan produk  fashion, maka

    wafer memiliki siklus daur hidup produk yang relatif singkat. Ini tentunya

    merupakan tantangan bagi mereka yang menguasai pasar saat ini untuk terus

    melakukan inovasi. Bila tidak, akan digerogoti oleh para pendatang baru.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    54/62

      131

    3.8 Evaluasi Faktor Internal (IFE)

    Tabel 3.2: Matriks IFE

     No. Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat  Nilai

    Faktor Kekuatan Internal

    S1 Meningkatnya omset penjualan serta aset perusahaan 0.151 4 0.604

    S2 Mempunyai lini produk yang kompetitif. 0.141 4 0.566

    S3 Inovasi berkelanjutan. 0.112 3 0.336

    S4 Jaringan distribusi dan penjualan mandiri. 0.117 4 0.468

    S5 Pelopor produk jenis “wafer cerutu coklat” di industri wafer Indonesia. 0.103 3 0.310

    Faktor Kelemahan Internal

    W1 T idak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. 0.085 1 0.085

    W2 Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. 0.077 1 0.077

    W3 Biaya komunikasi yang tinggi 0.072 1 0.072

    W4 Pemasaran masih kurang efekti f. 0.085 2 0.169

    W5 Keterbatasan sumber daya manusia. 0.058 2 0.115

    Total 1 2.801

     Nilai total rata-rata tertimbang IFE (ditunjukkan p ada Tabel 3.2:  Matriks IFE)

    sebesar 2.801 (lebih besar dari 2.5) menunjukkan bahwa PT Indo Sari Abadi

    memiliki posisi internal yang kuat. Hasil peringkat dan bobot IFE didapat dari input  

    data wawancara dan kuesioner, yang kemudian dikalkulasikan menggunakan metode

     pairwise comparison yang dapat dilihat pada halaman Lampiran.

    3.9 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

     Nilai total rata-rata tertimbang EFE (ditunjukkan pada Tabel 3.3) sebesar 2.845

    (lebih besar dari 2.5) menunjukkan bahwa PT Indo Sari Abadi mampu mengambil

    keuntungan dari peluang yang ada sekaligus dapat meminimalkan efek dari ancaman

    yang ada dalam industri. Hasil peringkat dan bobot EFE didapat dari input   data

    wawancara dan kuesioner, yang kemudian dikalkulasikan menggunakan metode

     pairwise comparison yang dapat dilihat pada halaman Lampiran.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    55/62

      132

    Tabel 3.3: Matriks EFE

     No. Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai

    Faktor Peluang Eksternal

    O1 Pangsa pasar wafer besar. 0.145 4 0.580

    O2 Tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun 0.147 4 0.590

    O3 Perkembangan teknologi informasi yang pesat. 0.099 4 0.395

    O4 Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat. 0.104 4 0.416

    O5 Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. 0.092 3 0.275

    Faktor Ancaman Eksternal

    T1 Krisis finansial global yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia. 0.098 2 0.196

    T2 Tingkat diferensiasi produk besar. 0.085 1 0.085

    T3 Kenaikan harga bahan baku pokok serta minyak dunia. 0.080 1 0.080

    T4 Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. 0.073 1 0.073

    T5 Product life cycl e yang relati f pendek. 0.077 2 0.154

    Total 1 2.845

    3.10 Matriks SWOT

    Setelah mendapatkan hasil evaluasi dari faktor internal (IFE) dan faktor

    eksternal (EFE), maka tahap selanjutnya yang akan digunakan untuk memperoleh

    detil strategi yang akan dikembangkan adalah matriks SWOT yang digambarkan

     pada Tabel 3.4.

    3.11 Matriks Internal dan Eksternal ( IE Matrix)

    Hasil evaluasi dari matrix IFE dan EFE yang digambarkan pada matrix IE

    (Tabel 3.5: Matriks IE) menunjukkan bahwa posisi PT Indo Sari Abadi berada pada

    Sel V (range  EFE menengah dan range  IFE menengah). Dimana strategi yang

    umumnya diterapkan pada sel III, V, atau VII merupakan tipe strategi jaga dan

     pertahankan (Strategi Penetrasi Pasar dan Strategi Pengembangan Produk).  

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    56/62

      133

    Tabel 3.4: Matriks SWOTStrengths:

    1.  Meningkatnya omset penjualan serta aset

     perusahaan2.  Mempunyai lini produk

    yang kompetitif.3.  Inovasi berkelanjutan.

    4.  Jaringan distribusi dan penjualan mandiri.

    5.  Pelopor produk jenis“ wafer cerutu coklat” di

    industri waferIndonesia.

    Weaknesses:

    1.  Tidak seimbangnyakapasitas produksi

    dengan permintaan pasar.

    2.  Sistem informasi belumdiimplementasikan

    secara menyeluruh.3.  Biaya komunikasi yang

    tinggi4.  Pemasaran masih

    kurang e fekti f.5.  Keterbatasan sumber

    daya manusia.

    Opportunities:

    1.  Pangsa pasar wafer besar.

    2.  Tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10%

     per tahun3.  Perkembangan

    teknologi informasiyang pesat.

    4.  Adanya peningkatantrend konsumerisme

    masyarakat.5.  Peluang untuk

    melakukan ekspansisangat besar.

    Strategi SO:

    1.  Membangun sistem informasiterintegrasi. (S3 O3)

    2.  Pengembangan jalurdistribusi ke seluruh wilayah

    Sumatra dan Bali. (S4 O1O5)

    3.  Mengarahkan investasi perusahaan pada distribusi

    (penambahan depo danarmada). (S4 O1 O2 O4)

    Strategi WO:

    1. Menggencarkan program promosi produk. (W4 O1 O2

    O4)2. Meningkatkan kapasitas

     produksi untuk memenuhi permintaan. (W1 O1 O2 O4)

    3. Membangun sistem e-SCMuntuk meningkatkan efisiensi

     biaya dan waktu dari proses bisnis perusahaan. (W2 W3

    O3)4. Meningkatkan kinerja PPIC

    untuk memaksimalkanefekti fitas produksi. (W1 O1)

    Threats:1.  Krisis finansial global

    yang pengaruhnyacukup terasa di

    Indonesia.2.  Tingkat diferensiasi

     produk besar.3.  Kenaikan harga bahan

     baku pokok sertaminyak dunia.

    4.  Populernya sistemkonsinyasi (jual titip)

     produk.5.  Product life cycle yang

    relati f pendek.

    Strategi ST:1.  Mendorong R&D untuk

    inovasi dan diversifikasi produk. (S3 S5 T1 T2 T5)

    Strategi WT:1. Mengembangkan riset pasar.

    (W4 T1)2. Membangun sistem penjualan

    konsinyasi. (W2 W3 T4)3. Bekerjasama dengan

     profesional untukmeningkatkan kualitas

    manajemen. (W1 W5 T1)

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    57/62

      134

     Tabel 3.5: Matriks IETOTAL RATA RATA TERTIMBANG IFE

    Kuat Rata-rata Lemah

    3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99

    4,0 3,0 2,0 1,0

       T   O   T   A   L   R   A   T   A   R   A   T   A

       T   E   R   T   I   M   B   A   N   G   E   F   E

    Tinggi3,0 - 4,0 I II III

    3,0

    Menengah

    2,0 - 2,99IV V VI

    2,0

    Rendah

    1,0 - 1,99VII VIII IX

    1,0

    3.12 Matriks QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix)

    Hasil perhitungan dari matriks QSPM yang terdapat pada Tabel 3.6

    menunjukkan bahwa perusahaan akan menjalankan strategi “Membangun sistem e-

    SCM” yang memiliki bobot tertinggi dari kedua alternatif strategi.

    3.13 Proses Bisnis

    Gambaran proses bisnis seperti terlihat pada Gambar 3.23 mencakup sistem

     penawaran, pemesanan, produksi, penjualan, dan retur. Berikut merupakan garis

     besar proses bisnis PT Indo Sari Abadi:

    Pertama-tama bagian marketing akan mengajukan Surat Penawaran Produk

    kepada konsumen. Proses ini biasanya melibatkan tanya jawab dan negosiasi antara

     bagian marketing dengan konsumen. Dan apabila penawaran tersebut diterima, maka

    konsumen akan mengajukan pemesanan dan diterima oleh bagian penjualan. Setelah

    itu bagian penjualan akan melakukan pengecekan stok produk. Apabila stok produk

    di Gudang Barang Jadi (GBJ) mampu memenuhi pesanan konsumen maka langsung

    dilakukan proses pengiriman barang. Namun apabila stok produk di GBJ tidak

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    58/62

      135

    Tabel 3.6: Matriks QSPM ALTERNATIF STRATEGI

    Faktor Kunci Bobot

    Penetrasi Pasar(Pengembangan jalur

    distribusi)

    PengembanganLayanan (Membangun

    sistem e-SCM)

     AS TAS AS TAS

    Faktor Eksternal Kunci

    Pangsa pasar wafer besar. 0.145 4 0.580 1 0.145Tingkat pertumbuhan pasar

    wafer sekitar 10% per tahun 0.147 - - - -

    Perkembangan teknologi

    informasi yang pesat. 0.099 1 0.099 4 0.395

    Adanya peningkatan trend

    konsumerisme masyarakat. 0.104 - - - -Peluang untuk melakukan

    ekspansi sangat besar. 0.092 4 0.367 1 0.092

    Krisis finansial global yang

    pengaruhnya terasa di Indonesia. 0.098 - -

    Tingkat diferensiasi produkbesar. 0.085 - - - -Kenaikan harga bahan baku

    pokok serta minyak dunia. 0.080 1 0.080 4 0.321

    Populernya sistem konsinyasi

    (jual titip) produk. 0.073 1 0.073 4 0.292

    Product life cycle yang relatif

    pendek. 0.077 - - - -Total bobot faktor eksternal

    kunci 1

    Faktor Internal Kunci

    Meningkatnya omset penjualan

    serta aset perusahaan 0.151 4 0.604 4 0.604Mempunyai lini produk yangkompetitif. 0.141 3 0.424 1 0.141

    Inovasi berkelanjutan. 0.112 1 0.112 4 0.448Jaringan distribusi dan penjualan

    mandiri. 0.117 4 0.468 3 0.351

    Pelopor produk jenis “wafer

    cerutu coklat” di industri wafer

    Indonesia. 0.103 4 0.413 1 0.103

    Tidak seimbangnya kapasitas

    produksi dengan permintaan

    pasar. 0.085 1 0.085 4 0.340

    Sistem informasi belum

    diimplementasikan secara

    menyeluruh. 0.077 1 0.077 4 0.307

    Biaya komunikasi yang tinggi 0.072 2 0.143 4 0.287Pemasaran masih kurang

    efektif. 0.085 - - - -

    Keterbatasan sumber daya

    manusia. 0.058 - - - -

    Total bobot faktor internal kunci 1

    Total nilai ketertarikan 3.525 3.825

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    59/62

      136

     

    mencukupi maka bagian penjualan akan mengajukan Surat Permintaan Produksi

    kepada bagian produksi.

    Bagian GBB selalu bertanggung jawab terhadap stok bahan baku yang dimiliki

     perusahaan. Setiap harinya kepala gudang akan melakukan penilaian dengan cara

    mengamati mesin produksi dan berapa kapasitas yang mereka hasilkan pada hari

    tertentu. Di saat stok bahan baku mulai menipis maka GBB akan meminta

     penambahan bahan baku kepada bagian Pembelian, kemudian bagian pembelian

    akan menghubungi Supplier  dan melakukan pemesanan bahan baku.

    Proses produksi melibatkan beberapa sub-proses, yakni pembuatan adonan di

    lab, pencetakan menggunakan mesin, dan proses  packing.  Setelah proses produksi

    selesai dilakukan maka barang jadi akan disimpan ke Gudang Barang Jadi (GBJ)

    dimana barang tersebut menanti untuk dikirimkan ke depo atau konsumen. Setelah

    keluar Sales Order   (biasanya beserta faktur penjualan dan surat jalan) dari bagian

     penjualan, maka barang akan dikirim ke depo atau konsumen.

    Konsumen yang melakukan proses retur mengirimkan barang retur yang

    dikategorikan rusak atau kadaluarsa kepada bagian penjualan untuk diperiksa.

    Apabila syarat-syarat terpenuhi maka bagian penjualan akan mengeluarkan surat

    retur kepada pihak GBJ, untuk kemudian dilakukan penggantian barang kepada

    konsumen.

  • 8/17/2019 2009-1-00375-MNSI Bab 3.pdf

    60/62

      137

    Bahan baku yang

    disimpan terlalu

    lama

    Hambatan produksi

    karena stok bahan

    baku kosong

    Penjualan

    GBB

    Konsumen

    $

    Produksi

    GBJ

    2. Surat pemesanan konsumen

    4. Suratpermintaanproduksi(SPP)

    5. cek stock bahan baku

    10. barang jadi +surat pengiriman barang jadi

    12. barang + Surat Jalan + Faktur Penjualan

    3. Pengecekan stok produk

    11. Sales Order + Faktur Penjualan

    Supplier 

    7. Surat pemesananbahan baku

    8. bahan baku + surat jalan + faktur pembel ian

    Pembelian

    6. Surat permintaanpembelian (SPP)

    bahan baku

    9. bahan baku

    13. barang retur 

    14. Surat pengiriman (retur)

    15. barang + surat jalan + surat retur 

    Marketing

    1. Surat penawaran produk

     Gambar 3.23: Proses pemesanan, penjualan, pembelian dan retur PT Indo Sari Abadi

    Kesalahan informasi

    pengirim