25
KANKER ESOFAGUS MAKALAH oleh KELOMPOK 6

122310101047_Laporan IKK 3A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

122310101047_Laporan IKK 3A

Citation preview

KANKER ESOFAGUS

MAKALAH

oleh

KELOMPOK 6PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

KANKER ESOFAGUS

MAKALAH

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IIIA

Pembina Mata Kuliah : Ns. Nur Widayati, M.N.

Oleh:

Mahbub Rahmadani

(122310101003)

Riana Vera Andantika

(122310101007)

Rizky Meidwigita P.

(122310101010)

Erna Dwi Putri C.

(122310101012)

Risha Putri Mahardika(122310101016)

Riska Umaroh

(122310101023)

Wahyu Dini Candra

(122310101043)

Alfun Hidayatulloh

(122310101047)

Akhmad Miftahul Huda(122310101061)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

A. Definisi

Esophagus adalah tabung yang berlubang/berrongga yang mengangkut makanan dan cairan dari tenggorokan ke lambung. Ketika seseorang menelan, dinding-dinding yang berotot dari esophagus berkontraksi untuk mendorong makanan turun kedalam lambung. Kelenjar-kelenjar pada lapisan esophagus menghasilkan lendir, yang memelihara jalan terusan lembab dan membuat menelan lebih mudah. Esophagus berlokasi tepat dibelakang trachea (batang tenggorokan). Pada seorang dewasa, esophagus adalah kira-kira 10 inches panjangnya.

Kanker adalah penyakit yang mempengaruhi sel-sel, unit dasar kehidupan tubuh. Untuk mengerti segala tipe dari kanker, adalah berguna untuk mengetahui tentang sel-sel normal dan apa yang terjadi ketika mereka menjadi bersifat kanker. Tubuh terbentuk dari banyak tipe-tipe dari sel-sel. Normalnya, sel-sel tumbuh, membelah, dan menghasilkan lebih banyak sel-sel ketika mereka diperlukan. Proses ini memelihara tubuh sehat dan berfungsi dengan baik. Adakalanya, bagaimanapun, sel-sel tetap membelah ketika sel-sel baru tidak diperlukan. Massa dari sel-sel ekstra (tambahan) membentuk suatu pertumbuhan atau tumor. Tumor-tumor dapat menjadi jinak atau ganas.

Tumor-tumor jinak bukanlah kanker. Mereka biasanya dapat dikeluarkan atau diangkat dan, pada kebanyakan kasus-kasus, mereka tidak kembali. Sel-sel pada tumor-tumor jinak tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Yang paling penting, tumor-tumor jinak adalah jarang suatu ancaman pada nyawa. Sedangkan tumor-tumor ganas adalah kanker. Sel-sel pada tumor-tumor ganas adalah abnormal dan membelah tanpa kontrol atau aturan. Sel-sel kanker ini dapat meyerang dan menghancurkan jaringan disekitar mereka. Sel-sel kanker dapat juga melepaskan diri dari suatu tumor ganas dan memasuki aliran darah atau sistim limfatik (jaringan-jaringan dan organ-organ yang menghasilkan, menyimpan, dan mengangkut sel-sel darah putih yang memerangi infeksi dan penyakit-penyakit lain). Proses ini, disebutmetastasis, adalah bagaimana kanker menyebar dari tumor asal (primer) untuk membentuk tumor-tumor baru (sekunder) pada bagian-bagian lain tubuh. Kanker esophagus adalah kanker yang mengacu pada setiap bagian di sel jaringan kerongkongan, displasia terjadi dengan pembentukan penyakit yang ganas, merupakan salah satu tumor ganas umum dari sistem pencernaan, kemudian rentan terhadap penyalahgunaan sistemik dan proliferasi.Kanker yang mulai di esophagus (juga disebut esophageal cancer) dibagi kedalam dua tipe-tipe utama,squamous cell carcinomadanadenocarcinoma, tergantung pada tipe dari sel-sel yang ganas. Squamous cell carcinomas timbul di sel-sel squamous yang melapisi esophagus. Kanker-kanker ini biasanya terjadi pada bagian atas dan tengah dari esophagus. Adenocarcinomas biasanya berkembang pada jaringan yang berkelenjar pada bagian bawah dari esohagus. Perawatan adalah serupa untuk kedua tipe-tipe dari kanker esophagus. Jika kanker menyebar keluar dari esophagus, ia seringkali pertama pergi ke nodus-nodus limfa. Nodus-nodus limfa adalah struktur-struktur yang kecil berbentuk kacang yang adalah bagian dari sistim imun tubuh. Kanker esophagus dapat juga menyebar ke hampir semua bagian lain tubuh, termasuk hati, paru-paru, otak, dan tulang-tulang.

Kanker esofagus merupakan keganasan yang terjadi pada esofagus. Keganasan yang paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi. (Jongat al,1977,Buku Ajar Ilmu Bedah,EGC, Jakarta.). Kanker esophagus adalah karsinoma yang terdapat pada bagian esophagus (Mansjoer, Arif, 1999: 137). Kanker esophagus merupakan karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng yang melapisi lumen esophagus (Sudoyo, W. Aru, 1999: 115).

Kanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis kanker esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan yang harus anda jalani. Jenis kanker esofagus antara lain:

1. Adenocarcinomadimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus. Adenocarcinoma terjadi paling sering pada bagian bawah esofagus.

2. Squamous cell carcinoma.Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell carcinoma sering terjadi di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah kanker esofagus yang umum di seluruh dunia.

3. Kanker esofagus langka antara lainchoriocarcinoma, lymphoma, melanoma, sarcoma dan kanker sel kecil.B. Epidemiologi

Jenis kanker esophagus dapat dibagi menjadi empat, yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa, menyumbang lebih dari 90% dari proses perkembangan kanker dan tingkat yang lambat difusi, oleh karena itu, jiak telah terdeteksi sejak dini, bisa dengan operasi, kemoterapi, dan radioterapi untuk pengendalian kanker. Sisanya dari adenokarsinoma esophagus, sel karsinoma kecil dibedakan, karsinosarkoma adalah jenis yang sangat jarang dari kanker esophagus tapi tingkat kerusakannya sangat tinggi.

Di seluruh dunia sekitar 30 juta orang meninggal karena kanker esophagus. Kejadian pada laki-laki jauh lebih tinggi dari pada perempuan, perbandingan antara laki-laki dan perempuan antara 1.1 sampai 17:1. Semakin tua semakin besar kemungkinan terserang kanker esophagus, usia di bawah 35 tahun memiliki kemungkinan yang lebih rendah, usia 35 ke atas memiliki tingkat kemungkinannya secara bertahap meningkat, usia 60 sampai 69 lah usia paling tinggi untuk kejadian kanker esophagus. Tapi jangan khawatir, sikap yang tanggap terhadap gejala awal dan dikombinasikan dengan pengobatan yang canggih dan efektif dalam pengobatan kanker esophagus, dapat meningkatkan harapan hidup bagi pasien.

Kanker esofagus terbanyak dijumpai antara usia 50-70 tahun. Perbandingan faktor resiko antara pria dan wanita adalah 3:1. Berdasarkan histologis terbagi menjadi 2 tipe: squamous cell carcinoma dan adenocarcinoma. Di USA ,squamous cell carcinomalebih banyak terjadi pada orang kulit hitam dibanding kulit putih. Pecandu alkohol dan perokok berat meningkatkan faktor resiko squamous cell carcinoma. Resiko squamous sel karsinoma juga meningkat pada pasien yang menderita tylosis ( penyakit yang jarang diturunkan dari autosomal dominan dan manifestasi nya berupa hiperkeratosis di telapak tangan dan kaki), achalasia, striktur esofagus, dan kanker kepala dan leher yang lain. Insiden tertinggi penyakit Squamous sel karsinoma terdapat pada ras cina dan asia tenggara. Setengah dari semua kasus terjadi di 1/3 distal esofagus.Adenocarsinomabanyak terjadi pada kulit putih. Adenocarcinoma secara dramatic meningkat sama seperti squamous sel karsinoma. Sebagian besar adenokarsinoma terjadi karena komplikasi dari metaplasia barret sindrom karena kronik gastroesofagus refluks. Sehingga adenocarcinoma banyak terjadi pada 1/3 diatal esofagus. obesitas juga sangat berperan pada adenocarcinoma, meskipun telah kontrol gastroesofagus refluk. Walaupun tidak ada tidak ada hubungan langsung yang menghubungkan hal tersebut.C. Etiologi

Beberapa sumber mengatakan bahwa iritasi kronik misalnya merokok, minum alkohol, kebiasaan minum panas dan faktor diit pada beberapa penderita dapat menimbulkan terjadinya karsinoma. Sedangkan sumber lain mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman menunjukan kebanyakan penderita yang menderita karsinoma di esofagus mempunyai riwayat penyakit corrosive injuries yang lama, striktura kronis dan akhalasia.D. Faktor Resiko

Penyebab-penyebab yang tepat dari kanker esophagus tidak diketahui secara pasti. Bagaimanapun, studi-studi menunjukan bahwa apa saja dari faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus:

1. Umur.Kanker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang menjadi tua; kebanyakan orang-orang yang mengembangkan kanker esophagus adalah berumur diatas 60 tahun.

2. Jenis kelamin.Kanker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada pada wanita-wanita.

3. Penggunaan tembakau.Merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang tidak berasap adalah satu dari faktor-faktor risiko utama untuk kanker esophagus.

4. Penggunaan alkohol. Penggunaan alkohol yang kronis dan/atau berat adalah faktor risiko utama yang lain untuk kanker esophagus. Orang-orang yang menggunakan keduanya alkohol dan tembakau mempunyai suatu risiko yang terutama tinggi dari kanker esophagus. Ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa senyawa-senyawa ini meningkatkan efek-efek yang berbahaya lain dari setiapnya.

5. Barrett's esophagus. Iritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker esophagus. Jaringan-jaringan pada dasar dari kerongkongan dapat menjadi teiritasi jika asam lambung secara sering balik masuk kedalam esophagus- persoalan yang disebut gastric reflux. Melalui waktu, sel-sel dibagian yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan mulai menyerupai sel-sel yang melapisi lambung. Kondisi ini, dikenal sebagaiBarrett esophagus, adalah kondisi sebelum ganas (premalignant) yang mungkin berkembang kedalam adenocarcinoma dari esophagus.

6. Tipe-tipe iLain.Penyebab-penyebab lain dari iritasi atau kerusakan yang signifikan pada lapisan esophagus, seperti menelan cairan alkali atau senyawa-senyawa caustic (tajam) lain, dapat meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus.

7. Sejarah Medis.Pasien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker kepala dan leher lainya mempuyai kesempatan yang meningkat dari pengembangan suatu kanker kedua pada area kepala dan leher, termasuk kanker esophagus.

Mempunyai apa saja dari faktor-faktor risiko ini meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang akan mengembangkan kanker esophgus. Meski demikian, kebanyakan orang-orang dengan satu atau bahkan beberapa dari faktor-faktor ini tidak mendapat penyakit ini. Dan kebanyakan orang-orang yang mendapat kanker esophagus tidak mempunyai satupun dari faktor-faktor risiko yang diketahui.

Mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan kesempatan-kesempatan seseorang mengembangkan kanker esophagus adalah langkah pertama menuju pencegahan penyakit. Kita telah tahu bahwa cara-cara terbaik untuk mencegah tipe kanker ini adalah berhenti (atau tida pernah memulai) merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang tidak berasap dan untuk meminum alkohol hanya tidak berlebihan. Peneliti-peneliti terus menerus mempelajari penyebab-penyebab dari kanker esophagus dan untuk mencari cara-cara lain untuk untuk mencegahnya. Contohnya, mereka sedang menyelidiki kemungkinan bahwa meningkatkan masukan dari buah-buah dan sayur-sayuran seseorang, terutama yang mentah, mungkin mengurangi risiko penyakit ini. Peneliti-peneliti juga sedang mempelajari cara-cara untuk mengurangi risiko kanker esophagus untuk orang-orang dengan Barrett's esophagus.E. Patofisiologi

Merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi merupakan faktor risiko penting bagi pengembangan SCC(Squamous cell carcinoma). Merokok memiliki efek sinergis dengan konsumsi alkohol berat, dan eksposur berat untuk kedua meningkatkan risiko SCC dengan faktor lebih dari 100. Hal ini lebih rumit dengan peningkatan risiko kanker saluran lain aerodigestive dalam orang yang merokok dan minuman alkohol. Biasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yng luas sebelum gejala timbul. Malignasi, biasanya sel squamosa tipe epidermoid, menyebar dibawah mukosa esofagus , atau dapat menyebar langsung kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada tahap lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi pembuluh darah besar.

Makanan dan faktor lingkungan, dan gangguan kerongkongan tertentu (misalnya, achalasia, diverticuli) yang menyebabkan iritasi kronis dan peradangan mukosa esofagus juga dapat meningkatkan kejadian SCC. Plummer-Vinson sindrom-triad dari disfagia, anemia defisiensi besi, dan kerongkongan web-telah dikaitkan dengan kanker ini, meskipun hal ini menjadi semakin langka di negara maju sebagai nutrisi secara keseluruhan membaik. Ada beberapa faktor genetik yang telah diidentifikasi sebagai penting dalam perkembangan esophageal SCC. Satu pengecualian adalah tylosis, sebuah sindrom autosomal dominan jarang berhubungan dengan hiperkeratosis telapak tangan dan telapak kaki dan tingkat tinggi esophageal SCC. Infeksi agen juga telah terlibat dalam patogenesis esophageal SCC. papillomavirus Manusia telah menerima perhatian yang besar. Hal ini diyakini bahwa hasil infeksi pada hilangnya fungsi dari gen supresor tumor p53 dan Rb. Pentingnya mekanisme ini tidak mapan.

Faktor risiko untuk AC(Adenocarcinoma)dari esofagus berbeda. Refluks gastroesofagus kronik yang paling penting, dengan berat, gejala refluks lama meningkatkan resiko kanker dengan faktor 40. Kronis penyakit gastroesophageal dikaitkan dengan metaplasia Barrett(Barrett's esophagus),suatu kondisi di mana suatu epitel abnormal kolumnar menggantikan epitel skuamosa berlapis yang biasanya garis esofagus distal. Kebanyakan terserang ACS diyakini timbul dari Barrett's esophagus. Meskipun perubahan mukosa tampaknya merupakan adaptasi menguntungkan bagi epitel refluks-kolumnar kronis tampaknya lebih tahan terhadap cedera refluks-induced daripada metaplasia skuamosa asli-sel ini khusus usus bisa menjadi displasia dan akhirnya ganas, dengan perubahan genetik yang mengaktifkan proto- onkogen, gen penekan tumor menonaktifkan, atau keduanya. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko refluks gastroesofagus, seperti obesitas atau obat yang menurunkan nada yang lebih rendah esophageal sphincter, dapat menyebabkan peningkatan risiko untuk AC kerongkongan.

Sebuah etiologi infeksi untuk penyakit ini belum diidentifikasi dan, AC tidak seperti dari kardia lambung, peran kolonisasi Helicobacter pylori dikenal. Perubahan genetik dan molekuler yang mendasari perkembangan esophageal AC juga tetap kurang dipahami, meskipun kerugian alelik di kromosom 4Q, 5q, 9p, 9q, dan 18q dan kelainan p53, Rb, siklin D1, dan c-myc telah terlibat.

Esofagus itu sendiri memiliki beberapa sifat unik yang membedakan perilaku kanker di organ dari para keganasan gastrointestinal lainnya. Berbeda dengan sisa saluran pencernaan, esofagus telah serosa tidak, sehingga mengurangi perlawanan terhadap penyebaran lokal sel kanker invasif. Selanjutnya, esofagus memiliki jaringan luas limfatik, yang memungkinkan untuk tumor kemajuan daerah awal. Hasil akhirnya adalah lokal menyebar dan invasi ke jaringan sekitarnya, dengan metastatik awal berkembang di sebagian besar pasien.F. Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala penyakit ini antaralain.

1. Sulit menelan.

2. Hilang berat badan secara tiba-tiba.

3. Nyeri pada dada.

4. Lelah.

5. Ulsertiva esofagus tahap lanjut.

6. Disfagia, awalnya denganmakanan padatdan akhirnya dengancairan.

7. Merasakan benjolanpada tenggorokandan rasanyerisaat menelan.

8. Nyeri atau begah substernal, regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan bau nafas dan akhirnya cegukan.

9. Mungkin terjadi hemoragi, dan kehilangan berat badan dan kekuatan secara progresif akibat kelaparan. Pada tahap awal, kanker ini sering tanpa tanda atau gejalaG. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis kanker esofagus dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan penunjang termasuk didalamnya imaging studies dan endoskopi.

1. Laboratorium

Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan diantaranya LED meningkat, terdapat gangguan faal hati dan ginjal, dilihat dari nilai SGOT, SGPT, ureum dan creatinin yang mengalami peningkatan.

2. Imaging studies

a. Barium swallow

Pada uji ini, cairan yang disebut barium di telan. Barium akan melapisi dinding esofagus. Ketika dilakukan penyinaran (sinar X), barium akan membentuk esofagus dengan jelas.

Tes ini dapat digunakan untuk melihat apakah ada kelainan pada permukaan dinding esofagus. Tes barium biasanya menjadi pilihan utama untuk melihat penyebab disfagia. Bahkan sebagian kecil tumor, dapat terlihat dengan menggunakan tes ini. Tes barium tidak dapat digunakan untuk menentukan seberapa jauh kanker telah bermetastase.

b. CT Scan

CT Scan biasanya tidak digunakan untuk mendiagnosis kanker esofagus, tetapi CT Scan dapat membantu dalam menentukan penyebaran dari kanker esofagus. CT Scan dapat menunjukkan lokasi dimana kanker esofagus berada dan dapat membantu dalam menentukan apakah pembedahan merupakan tatalaksana terbaik untuk kanker esofagus. Sebelum gambar diambil, pasien diminta untuk minum cairan kontras, sehingga esofagus dan bagian usus dapat terlihat jelas sehingga tidak terjadi pembiasan pada daerah sekitarnya.

3. Endoskopi

a. Upper Endoscopy

Endoskopi merupakan uji diagnostic yang paling utama untuk mendiagnosis kanker esofagus. Dengan bantuan endoskopi, dokter dapat melihat kanker melalui selang dan melakukan biopsy terhadap jaringan kanker maupun jaringan lain yang ada di sekitar kanker yang tampak tidak normal. Contoh jaringan yang telah diambil kemudian dikirim ke laboratorium, dan dengan bantuan mikroskop dapat ditentukan apakah jaringan tersebut merupakan jaringan yang bersifat ganas (kanker). Jika kanker esophagus menutupi lumen esophagus, maka lumen tersebut dengan bantuan alat dan endoskopi dapat dilebarkan sehingga makanan dan cairan dapat melaluinya.

b. Endoscopic ultrasound

Merupakan jenis endoskopi yang menggunakan gelombang suara untuk melihat gambar bagian dalam tubuh. Endoskopi jenis ini sangat berguna untuk menentukan ukuran dari kanker esofagus dan seberapa jauh kanker tersebut telah menyebar ke jaringan lain. Uji ini tidak memiliki dampak radiasi, sehingga aman untuk digunakan.

c. Bronkoskopi dan Mediastinokopi

Bronkoskopi biasanya dilakukan, khususnya pada tumor pada sepertiga tengah dan atas esofagus, untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk membantu dalam menentukan apakah lesi dapat diangkat. Sedangkan mediastinoskopi digunakan untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain.H. Penatalaksanaan

Perawatan untuk kanker esophagus tergantung pada sejumlah faktor-faktor, termasuk ukuran, lokasi, dan luasnya tumor, dan kesehatan keseluruhan dari pasien. Pasien-pasien seringkali dirawat oleh suatu team dari spesialis-spesialis, yang mungkin termasuk seorang gastroenterologist (seorang dokter yang berspesialisasi dalam mendiagnosis dan merawat kelainan-kelainan dari sistim pencernaan), ahli bedah (seorang dokter yang berspesialisasi dalam mengeluarkan atau memperbaiki bagian-bagian tubuh), medical oncologist (seorang dokter yang berspesialisasi dalam merawat kanker), dan radiation oncologist (seorang dokter yang berspesialisasi dalam menggunakan radiasi untuk merawat kanker). Karena perawatan kanker mungkin membuat mulut sensitif dan berisiko untuk infeksi, dokter-dokter sering menasehati pasien-pasien dengan kanker esophagus untuk menemui seorang dokter gigi untuk suatu pemeriksaan gigi dan perawatan sebelum perawatan kanker dimulai. Banyak perawatan-perawatan dan kombinasi-kombinasi perawatan yang berbeda mungkin digunakan untuk mengontrol kanker dan/atau untuk memperbaiki kwalitas hidup pasien dengan mengurangi gejala-gejala.

1. Operasiadalah perawatan yang paling umum untuk kanker esophagus. Biasanya, ahli bedah mengeluarkan tumor bersama dengan seluruh atau sebagian dari kerongkongan, nodus-nodus limfa yang berdekatan, dan jaringan lain di area itu. Operasi untuk mengeluarkan esophagus disebutesophagectomy. Ahli bedah menyambung bagian sehat yang tersisa dari kerongkongan ke lambung sehingga pasien masih mampu untuk menelan. Adakalanya, tabung palstik atau bagian dari usus digunakan untuk membuat sambungan. Ahli bedah mungkin juga melebarkan bukaan antara lambung dan usus kecil untuk mengizinkan isi-isi lambung untuk lebih mudah lewat kedalam usus kecil. Adakalanya operasi dilakukan setelah perawatan lain selesai.

2. Terapi Radiasi, juga disebut radioterapi, melibatkan penggunaan dari sinar-sinar berkekuatan tinggi untuk membunuh sek-sel kanker. Terapi radiasi mempengaruhi sel-sel kanker hanya pada area yang dirawat. Radiasi mungkin datang dari mesin diluar tubuh (external radiation) atau dari material-material radioaktif yang ditempatkan di atau dekat tumor (internal radiation). Tabung plastik mungkin dimasukan kedalam kerongkongan untuk mempertahankan ia terbuka selama terapi radiasi. Prosedur ini disebutintraluminal intubation and dilation. Terapi radiasi mungkin digunakan sendirian atau digabungkan dengan kemoterapi sebagai perawatan primer sebagai gantinya dari operasi, terutama jika ukuran atau lokasi tumor akan membuat operasi menjadi sulit. Dokter-dokter mungkin juga menggabungkan terapi radiasi dengan kemoterapi untuk menyusutkan tumor sebelum operasi. Bahkan jika tumor tidak dapat dikeluarkan dengan operasi atau dihancurkan seluruhnya dengan terapi radiasi, terapi radiasi dapat seringkali membantu membaskan nyeri dan membuat menelan lebih mudah.

3. Kemoterapiadalah penggunaan dari obat-obat antikanker untuk membunuh sel-sel kanker. Obat-obat antikanker yang digunakan untuk merawat kanker esophagus berjalan keseluruh tubuh. Obat-obat antikanker yang digunakan untuk merawat kanker esophagus biasanya diberikan dengan suntikan kedalam suatu vena (IV). Kemoterapi mungkin digabungkan dengan terapi radiasi sebagai perawatan primer (sebagai gantinya operasi) atau untuk menyusutkan tumor sebelum operasi.

4. Terapi Laseradalah penggunaan dari sinar yang berintensitas tinggi untuk menghancurkan sel-sel tumor. Terapi laser mempengaruhi sel-sel hanya di area yang dirawat. Dokter mungkin menggunakan terapi laser untuk menghancurkan jaringan yang bersifat kanker dan membebaskan rintangan dalam kerongkongan ketika kanker tidak dapat dikeluarkan dengan operasi. Pembebasan dari rintangan dapat membantu mengurangi gejala-gejala, terutama persoalan-persoalan menelan.

5. Photodynamic therapy (PDT),tipe dari terapi laser, melibatkan penggunaan dari obat-obat yang diserap oleh sel-sel kanker; ketika dipaparkan pada sinar khusus, obat-obat menjadi aktif dan menghancurkan sel-sel kanker. Dokter mungkin menggunakan PDT untuk membebaskan gejala-gejala dari kanker esophagus seperti sulit menelan.

Percobaan-percobaan klinik (studi-studi penelitian) untuk mengevaluasi cara-cara baru untuk merawat kanker adalah opsi (pilihan) yang penting untuk banyak pasien-pasien dengan kanker esophagus. Pada beberapa studi-studi, semua pasien-pasien menerima perawatan yang baru. Pada yang lain-lainnya, dokter-dokter membandingkan terapi-terapi yang berbeda dengan memberikan perawatan yang baru pada satu kelompok dari pasien-pasien dan terapi yang biasa (standar) pada kelompok yang lain. Melalui penelitian, dokter-dokter belajar cara-cara yang baru, yang lebih efektif untuk merawat kanker.I. Komplikasi

Karsinoma esofagus mudah meluas melalui dinding esophagus yang tipis karena tidak adanya lapisan serosa. Struktur mediastinum penting yang berdekatan dengan esofagus termasuk trakea, bagian kanan dan kiri dari bronkus, arkus aorta dan aorta descendens , perikardium, pleura, dan tulang belakang. Infiltrasi tumor ke dalam struktur yang paling serius dan, kadang-kadang, komplikasi yang mengancam jiwa seperti kanker kerongkongan. Kebanyakan komplikasi akibat kanker kerongkongan yang disebabkan obstruksi lumen dan invasi tumor lokal. Pasien sering tidak sadar, mereka menyesuaikan diet makanan lunak atau cairan untuk menghindari disfagia makanan padat. Ketidakmampuan progresif untuk menelan makanan padat menyebabkan menurunnya berat badan dan kekurangan nutrisi. Regurgitasi makanan atau cairan oral juga dapat terjadi dalam penentuan obstruksi lumen yang signifikan. Mungkin halitosis stasis hadir karena makanan dan regurgitasi. komplikasi paru dari aspirasi termasuk pneumonia dan abses paru. Massa tumor dapat menyebabkan obstruksi kompresi dari cabang tracheobronchial, menyebabkan dispnea, batuk kronis, dan pada waktu pneumonia postobstructive. Fistula esophagoairway dapat berkembang dengan invasi tumor trakea atau bronkus. Airway fistula sangat rapuh dan dihubungkan dengan kematian yang signifikan karena tingginya risiko komplikasi paru seperti pneumonia dan abses.

Meskipun arkus aorta dan aorta descendens terletak berdekatan dengan kerongkongan, ekstensi ke dalam struktur ini kurang sering daripada invasi napas. Erosi melalui dinding aorta dapat mengakibatkan pendarahan parah dan sering fatal. Pertumbuhan tumor dari perikardium dilaporkan sebagai penyebab aritmia dan kelainan konduksi.J. Pencegahan

Tembakau dan alkohol adalah faktor risiko utama dalam pengembangan sel skuamosa kanker esophagus,penghentian tembakau dan alkohol secara signifikan dapat mengurangi resiko terjadinya kanker ini. Buah buahan dan sayur sayuran yang segar dibandingkan dengan asupan makanan tinggi nitrosamine atau yang terkontaminasi dengan racun bakteri atau jamur dapat menurunkan risiko sekitar 50%.PATHWAY

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Niluh Gede Yasmin. 2003. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan dan Manajemen. Jakarta: EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta: EGC.

Muttaqin,Arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-1014. Jakarta: EGC.

Price,Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC.Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

Harga diri rendah

Intoleransi Aktivitas

Lemah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan rasa nyaman: nyeri

Regurgitasi makanan

Nyeri substernal

Perforasi mediastinum dan erosi pembuluh darah besar

Obstruksi esophagus terlihat

Lesi ulserasi esophagus meluas

Hipertermi

Proses inflamasi

Peradangan Mukosa

Anoreksia

Lingkungan

Disfagia

Cegukan

Halitosis

Kanker Esofagus

Malignasi

Makanan

Peningkatan SSC

Iritasi kronis

Gangguan esofagus

Alkohol

Merokok