24
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan (Dedy, 1994). Carl I. Hovland, seorang sarjana psikologi yang menaruh perhatian pada perubahan sikap. Menurutnya, ilmu komunikasi adalah “suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta proses pembentuk pendapat dan sikap seseorang (a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed). Adapun mengenai komunikasinya sendiri, Hovland merumuskan sebagai “proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (Hovland, 1953). Ilmu komunikasi sendiri mempelajari dan meneliti adanya perubahan sikap dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain (Purba, 2006). 10 Universitas Sumatera Utara

10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

  • Upload
    duongtu

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang

menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi

penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi

sehingga mendapatkan pengetahuan (Dedy, 1994).

Carl I. Hovland, seorang sarjana psikologi yang menaruh perhatian pada

perubahan sikap. Menurutnya, ilmu komunikasi adalah “suatu usaha yang sistematis

untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut

disampaikan informasi serta proses pembentuk pendapat dan sikap seseorang

(a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which

information is transmitted and opinions and attitudes are formed).

Adapun mengenai komunikasinya sendiri, Hovland merumuskan sebagai

“proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang

(biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku

orang lain (Hovland, 1953).

Ilmu komunikasi sendiri mempelajari dan meneliti adanya perubahan sikap

dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang

kepada orang lain (Purba, 2006).

10

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

11

2.1.2 Tujuan Komunikasi

Guru besar Komunikasi Universitas UNPAD, Onong Effendy mengatakan

bahwa berdasarkan tujuannya, maka tujuan dari komunikasi terbagi empat yaitu:

1) Untuk mengubah sikap (to change the attitude)

2) Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

3) Untuk mengubah prilaku (to change the behavior)

4) Untuk mengubah masyarakat (to change the society)

2.1.3 Jenis-jenis Komunikasi

Menurut Tatik, dkk (2003), ada dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi

verbal dan nonverbal.

a) Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat

sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan dan

berbicara langsung dengan komunikan.

b) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak meggunakan bahasa lisan

maupun tulisan, tetapi menggunakan bahasa tubuh, gesture, bahasa gambar, dan

bahasa sikap.

2.2 Komunikasi Persuasif

2.2.1 Pengertian Komunikasi Persuasif

Menurut Olson dalam (Severin, 2008) menyatakan bahwa komunikasi

persuasif didefenisikan sebagai “perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang

lain“.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

12

Komunikasi persuasif adalah suatu proses komunikasi dimana terdapat usaha

untuk meyakinkan orang lain agar publiknya berbuat dan bertingkah laku seperti yang

diharapkan komunikator dengan cara membujuk tanpa melakukan pemaksaan (Dedy

dan Yasal, 1994).

Sikap pada dasarnya adalah tendensikita terhadap sesuatu. Sikap adalah rasa

suka/ tidak suka kita atas sesuatu. Konsep lain yang terkait dengan sikap adalah

keyakinan, atau pernyataan-pernyataan yang dianggap benar oleh seseorang.

Sikapsering dianggap memiliki tiga komponen yaitu komponen afektif, kesukaan atau

perasaan terhadap sebuah objek, komponen kognitif adalah keyakinan terhadap

sebuah objek, dan komponen prilaku berupa tindakan terhadap objek.

2.2.2 Prinsip Komunikasi Persuasif

Menurut Dedy, 1994 komunikasi persuasif adalah suatu proses komunikasi

dimana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar publiknya berbuat dan

bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator dengan cara membujuk tanpa

memaksanya. Prinsip-prinsip komunikasi persuasif ada 5 (lima) prinsip, diantaranya:

1) Membujuk demi konsistensi

Khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka apabila

perubahan yang dianjurkan sejalan dengan kepercayaan, sikap, dan nilai sat ini.

Sikap didefenisikan sebagai predisposisi mengenai suka atau tidak suka. Nilai

sebagai pernyataan terakhir yang lebih abadi dari eksistensi atau mode yang luas

dari perilaku.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

13

2) Membujuk demi perubahan-perubahan kecil

Khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka apabila

perubahan yang dianjurkan khalayak merupakan perubahan kecil dan bukan

perubahan besar perilaku mereka.

3) Membujuk demi keuntungan

Khalayak lebih mungkin mengubah perilakunya apabila perubahan yang

disarankan akan menguntungkan mereka lebih dari biaya yang akan mereka

keluarkan.

4) Membujuk demi pemenuhan kebutuhan

Khalayak lebih mungkin untuk mengubah perilaku mereka apabila perubahan

yang disarankan berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.

5) Membujuk berdasarkan pendekatan-pendekatan gradual

Bergantung pada penerimaan khalayak terhadap perubahan yang disarankan

pembicara dalam kehidupan mereka. Pendekatan gradual menganjurkan yang

lebih memungkinkan untuk bekerja dibandingkan pendekatan yang meminta

khalayak untuk segera berubah perilakunya.

2.2.3 Bentuk Komunikasi Persuasif

Menurut Tatik (2003) dalam buku Komunikasi Kebidanan mengatakan bahwa

ada dua bentuk komunikasi yaitu:

a) Interpersonal Communication. Komunikasi interpersonal merupakan bentuk

komunikasi yang paling efektif karena komunikator dapat langsung bertatap

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

14

muka, sehingga stimulus pesan atau informasi yang disampaikan komunikan,

langsung dapat direspon atau ditanggapi pada saat itu juga.

b) Intrapersonal communication Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang

terjadi dalam diri individu. Komunikasi tersebut akan membantu seseorang atau

individu agar tetap sadar akan kejadian di sekitarnya. Serta penyampaian pesan

seseorang kepada dirinya sendiri.

2.2.4 Proses Komunikasi Persuasif

Proses komunikasi persuasif dapat dilakukan dengan teori ADIDA yaitu teori

yang relevan yang digunakan dalam penelitian. Teori AIDDA adalah teori yang

disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure.Teori AIDDA merupakan

akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan),

Decision (Keputusan), dan Action (Tindakan). (Effendy, 1986).

Proses komunikasi persuasif tersebut melalui beberapa tahapan yang

mengandung pengertian bahwa proses komunikasi antar pribadi dalam pembentukan

sikap ibu dalam pemberian MP-ASI dimulai dengan membangkitkan perhatian,

dimana dalam hal ini, seorang bidan harus mengetahui cara yang tepat untuk menarik

perhatian ibu agar mereka memiliki minat melalui pesan yang berisi informasi yang

disampaikan bidan sehingga akan timbul keinginan dan akhirnya diambil keputusan

untuk bertindak terhadap pesan tersebut.

Teori AIDDA dalam komunikasi persuasif merupakan suatu poses psikologi

pada diri komunikan. Berdasarkan formula AIDDA ini, komunikasi persuasif

didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

15

dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang tetapi juga dengan penampilan

(appearance) ketika menghadapai komunikan. Apabila ditinjau dari komponen

perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 1986)

yaitu:

a) Cognitive: Pesan yang disampaikan ditujukan pada pikiran komunikan. Hal ini

dilakukan agar komunikan tahu dan paham akan pesan yang disampaikan. Hal ini

sama dengan Attention dalam Teori AIDDA.

b) Afektif: Pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan

tergerak hatinya hingga timbul perasaan tertentu seperti minat yang muncul

akibat adanya perhatian.

c) Behavioral: Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini

sudah bisa mulai dilihat pada proses pengambilan keputusan.

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita.Kita dapat

mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.Selain pengalaman,

kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga

didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

16

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan

pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

2.3.2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau

tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi.tersebut

secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi yang harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

17

pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dini dapat diartikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis ialah kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sitesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu

berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri atau menngunakan criteria-kriteria

yang telah ada.

Unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara

nyata terkandung dalam otaknya.Dalam lingkungannya ada bermacam-macam hal

yang dialami individu itu melalui penerimaan panca indranya, serta alat penerimaan

atau reseptor. Hal-hal yang dialaminya tersebut masuk ke dalam sel-sel otaknya

sehingga terjadi bermacam-macam proses fisik, fisiologi, dan psikolog, kemudian

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

18

dipancarkan dan diproyeksikan individu tersebut menjadi suatu penggambaran

tentang lingkungan (Notoadmodjo, 2003).

2.3.3 Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam-macam cara yang telah digunakan untuk dapat

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan

menjadi dua, yakni:

a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum

ditemukan metode ilmiah, yang meliputi:

1. Cara Coba Salah (Trial DanError)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba

kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

2. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik

tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan.

3. Berdasarkan PengalamanPribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila

dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang

sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

19

4. Melalui JalanPikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan,

manusia telah menggunakan jalan fikiran.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebihsistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian

ilmiah(Notoatmodjo, 2005).

2.3.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang

lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya.

Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001).

Singgih dalam Gunarso (1990) mengemukakan bahwa makin tua umur

seseorang maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi

pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika

berusia belasan tahun.

Ahmadi (1997) juga mengemukakan bahwa memori atau daya ingat seseorang

itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa

dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

20

pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia

lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992,

yang dikutip Nursalam, 2001).

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

(Notoatmodjo, 1993).

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta (1997), makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Pendidikan diklasifikasikan menjadi :

a) Pendidikan tinggi : Akademi/ Perguruan Tinggi

b) Pendidikan menengah : SLTP/SLTA

c) Pendidikan dasar : SD

Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya

tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997,

dikutip Nursalam, 2001).

Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang

dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

21

pesan, dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998).

3. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher),

pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan sumber pengetahuan,

atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya

untuk memperoleh pengetahuan. Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang

berbedabagi setiap individu,maka pengalaman mempunyai kaitan dengan

pengetahuan. Seseorang yang mempunyai pengalaman banyak akan dapat menambah

pengetahuan (Cherin, 2009).

2.4 Sikap

2.4.1 Pengertian Sikap

Menurut Notoadmodjo (2003) Sikap adalah reaksi atau respon tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju,

baik-tidak baik, dan sebagainya). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial

menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap

merupakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

22

Menurut Ahmadi (2004) sikap dibedakan menjadi : a) sikap positif yaitu :

sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima, meyetujui terhadap norma-

norma yang berlaku dimana individu itu beda. b) sikap negatif yaitu: menunjukkan

penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana

individu berbeda.

2.4.2 Tingkatan Sikap

Sepertinya halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu . :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan

atau objek yang dihadapi.

3. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan

bahkan mangajak atau mempengaruhi orang lain merespons.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap paling tinggi tindakannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang

telah diyakininya.

Pengalaman sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

23

terhadap suatu objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat

dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau

“tidak setuju” tehadap pernyataan-pernyataan terhadap objek tertentu.

2.5 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

2.5.1 Pengertian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Depkes RI (2007) mengatakan bahwa makanan tambahan atau makanan

pendamping ASI (MP- ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping

ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan,

dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan

pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal

ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima

makanan.

Pemberian MP-ASI kepada bayi setelah umur 6 bulan (Narendra dkk, 2008)

adalah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk

keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas sehari-hari, menunjang

tercapainya pertumbuhan yang optimal, mendidik anak supaya memiliki kebiasaan

makan yang sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan anak.

Bayi yang siap menerima makanan padat selain ASI akan menunjukkan

tanda-tanda bahwa bayi akan lebih rewel dari biasanya, jangka waktu menyusui

menjadi lebih sering, bayi terlihat antusias ketika melihat orang lain sedang makan,

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

24

sudah mulai memasukkan tangan ke mulut, bayi bisa didudukkan dan mampu

menegakkan kepala serta kemampuan refleks menelan sudak baik (Anggraini, 2010).

Lembaga UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberianASI Eksklusif

sampaibayi berumur enam bulan.Setelah itu anak harus diberi makanan padat dan

semi padat sebagai makanan tambahan selain ASI.ASI Eksklusif dianjurkanpada

beberapabulan pertama kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung

banyakgizi yang diperlukan anak pada umur tersebut.

Pengenalan dini makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan

dalam kondisi tidak higienis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan

terinfeksi organisme asing, sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah

terhadap penyakit di antara anak-anak (Depkes, 2002).

MP-ASIdiberikan ketika bayi setelah berumur 6 bulan. Bayi setelah berumur

6 bulan akan membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng. Pada masa inilah bayi

memerlukan tambahan gizi yang tidak bisa dipenuhi oleh ASI sehingga pemberian

MP-ASI tepat diberikan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bayi yang baik.

MP-ASI juga dapat diberikan saat bayi harus dipisahkan dari ibu, misalnya ketika

ibusakit keras atau menderita penyakit menular (Prasetyono, 2009).

2.5.2 Jenis Makanan Pendamping ASI

WHO merekomendasikan pengenalan makanan padat pada bayi dilakukan

pada saat anak berumur 6 bulan karenapada umur tersebut ASI saja tidak mencukupi

bagi pertumbuhan anak yang optimal.Selama masa peralihan dari menyusui menuju

makanan pendamping, prevalensi kurang gizi diantara anak meningkat beberapa

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

25

negara. Fenomena ini merupakan indikasi utama terhadap peningkatan infeksi dan

pemberian makanan yang kurang bergizi.

Pemberian nutrisi yang tepat termasuk variasi jenis makananan anak perlu

diyakini mengandung gizi yang cukup. Pada peralihan ke makanan yang sehat, anak

umur enam bulan atau lebih harus mendapat makanan padat dan semi padat setiap

hari.

MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti: tempe,

kacang-kacangan,telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah buahan. Jenis-

jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah (Depkes RI, 2007) :

1) Buah- buahan Buah- buahan dapat diberikan setelah bayi berumur 6 bulan

dengan frekuensi 1-2 kali/ hari.

2) Makanan Lunak Makanan lunak adalah makanan yang berbentuk halus/ setengah

cair seperti bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri yang diberikan pada

bayi usia 6 bulan dengan frekuensi 2 kali/hari dan untuk 9-12 bulan 1 kali/hari.

3) Makanan Lembek Makanan lembek adalah makanan yang dihancurkan atau

disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lunak

seperti bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok, pepaya saring, tomat

saring, nasi tim saring, bubur saring yang diberikan pada bayi usia diatas 6-9

bulan dengan frekuensi 1 kali/hari dan untuk 6-9 bulan 2 kali/hari.

4) Makanan Padat Makanan padat adalah makanan pendamping berbentuk padat

yang tidak dianjurkan terlalu cepat diberikan pada bayi mengingat usus bayi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

26

belum dapat menerima dengan baik sehingga dapat mengganggu fungsi usus,

misalnya biskuit, telur, dan buah.

2.5.3 Manfaat Pemberian Makanan Pendamping ASI

Manfaat MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat gizi yang diperlukan

bayi karena ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi secara terus-menerus.

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat diketahui dengan cara

melihat kondisi pertambahan berat badan seorang anak, jika anak tidak mengalami

peningkatan maka menunjukkan bahwa kebutuhan energi bayi tidak terpenuhi (Diah,

2000).

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai pertumbuhan

dan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah

risiko malnutrisi, defisiensi mikronutrien. Anak mendapat makanan ekstra yang

dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi dengan nutrien, memelihara kesehatan,

mencegah penyakit, memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani,

rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan

memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan

fisiologis bayi ( Husaini, 2001).

2.5.4 Kandungan Gizi Makanan Pendamping ASI

Persyaratan makanan tambahan untuk bayi antara lain: mengandung nilai

energi dan protein yang tinggi, memiliki suplementasi yang baik, yaitu mengandung

vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh

masyarakat, harganya relatif murah, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

27

yang tersedia secara lokal, dan jenis MP-ASI disesuaikan dengan jenis sasaran

(Depkes RI, 2006).

Makanan tambahan bagi bayi dapat menghasilkan energi setinggi mungkin,

sekurang-kurangnya mengandung 360 kkal per 100 gram bahan. Syarat makanan

tambahan bagi bayi yaitu bersifat padat gizi dan mengandung serat kasar serta bahan

lain yang sukar dicerna diberikan seminimal mungkin, sebab serat kasar yang terlalu

banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan. Selain itu beberapa zat gizi yang

yang terkait erat dengan tumbuh kembang anak yang perlu diperhatikan antara lain

(Depkes,2006):

1) Kepadatan energi/densitas Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram.

2) Protein Tidak kurang dari 2 gr per seratus Kalori dan tidak lebih dari 5.5 gr per

seratus Kal dengan mutu protein tidak kurang dari 70% Kasein standar. Nilai

Protein Energi % mempunyai range antara 10 – 18c. Lemak Kandungan Lemak

mempunyai jarak antara 1,5 gr – 4,5 gr per 100 Kal.

2.5.5 Prosedur Pemberian MP-ASI

Menurut WHO (2010), resiko yang mungkin muncul dengan pemberian MP-

ASI pada bayi sebelum umur 6 bulan tersebut akan dapat menimbulkan resiko

sebagai berikut:

a) Seorang anak belum memerlukan makanan tambahan saat ini, makanan tersebut

dapat menggantikan ASI, jika makanan diberikan maka anak akan minum ASI

lebih sedikit dan produksi ASI ibu akan lebih sedikit sehingga akan lebih sulit

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

28

b) Anak mendapat faktor perlindungan dari ASI lebih sedikit sehingga resiko

infeksi meningkat.

c) Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.

d) Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, bubur nya berkuah

dan sup karena mudah dimakan bayi, makanan ini memang membuat lambung

penuh tetapi memberikan nutrient sedikit.

Masalah obesitas juga sering dihubungkan dengan pemeberian MP-ASI yang

terlalu dini. MP-ASI yang diberikan pada bayi kebanyakan mengandung protein dan

lemak tinggi sehingga pada akhirnya akan berdampak pada konsumsi kalori yang

tinggi (Albar, 2007).

MP-ASI dini dan makanan pralaktal akan berisiko diare dan ISPA pada bayi.

Dengan terjadinya infeksi tubuh akan mengalami demam sehingga kebutuhan zat gizi

dan energi semakin meningkat sedangkan asupan makanan akan menurun yang

berdampak pada penurunan daya tahan tubuh. Pada suatu penelitian di Brazil Selatan

bayi-bayi yang diberi MP-ASI dini mempunyai kemungkinan meninggal karena

mencret 14,2 kali lebih banyak daripada bayi ASI eksklusif (Utami, 2005).

Selain itu dapat menyebabkan ganguan pencernaan karena lambung dan usus

belum berfungi secara sempurna sehingga bayi menderita diare, yang apabila terus

berlanjut dapat berakibat buruk berupa status gizi yang kurang atau buruk bahkan

tidak jarang menyebabkan kematian.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

29

2.5.6 Faktor yang Memengaruhi Pemberian MP-ASI

Pemberian Makanan Tambahan ASI (MP-ASI) akan berkontribusi pada

perkembangan optimal seorang anak bila dilakukan secara tepat. Sebagai panduan

pemberian MPASI Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan empat hal

berikut ini:

1) Saat yang tepat pemberian makanan pada bayi merupakan upaya pengenalan

bertahap, mulai dari makanan murni cair (ASI), makanan lunak (bubur susu),

kemudian makanan lembek (tim saring), agak kasar, hingga makanan padat

(makanan orang dewasa) pada usia di atas 12 bulan. Pemberian yang terlalu dini

akan mengganggu penyerapan zat gizi. Sebaliknya, pengenalan yang terlambat

akan meningkatkan risiko kesulitan makan pada anak di fase berikutnya.

Informasi mengenai waktu pengenalan makanan yang dianjurkan bisa diperoleh

tidak hanya dari tenaga kesehatan, tapi juga dari internet, majalah dan buku

mengenai pemberian makan pada anak, serta informasi yang tercantum pada

KMS.

2) Adekuat (mencukupi). Makanan yang diberikan sebaiknya mengandung kalori,

protein, dan mikronutrien (zat besi, vitamin A, dan lain-lain) yang cukup karena

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Secara

sederhana, ini berarti memberikan makanan yang tidak hanya sekedar

mengenyangkan anak, tetapi secara seimbang juga memberikan kecukupan zat

gizi lain untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Misalnya pemberian nasi

dan kerupuk saja, walaupun secara kalori tidak berkekurangan dan tidak akan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

30

membuat, namun nilai gizinya perlu dipertanyakan karena asupan protein dan

mikronutrien terabaikan.

3) Bersih dan Aman. Pemilihan bahan makanan maupun cara pengolahannya

penting untuk menjamin nutrisi yang baik bagi anak.

4) Suasana psikososial yang menyenangkan. Pemberian makan pada anak bukan

hanya untuk memberikan asupan nutrisi, tetapi juga merupakan bentuk kasih

sayang. Di samping itu pengenalan beragam jenis makanan baik bentuk, tekstur,

bau, dan rasa adalah bagian dari upaya memberikan stimulasi/rangsangan pada

anak. Lebih jauh lagi, kemampuan makan adalah bagian dari tahapan

perkembangan seorang anak, sehingga dapat dikatakan bahwa pengenalan dan

pola pemberian makan adalah suatu proses pembelajaran, anak belajar

mengunyah serta mengulum, juga mengenal aroma dan rasa. Fungsi makan tidak

sesederhana memberikan asupan nutrisi saja, dan kegagalan pemberian makanan

bisa berdampak buruk di kemudian hari, maka suasana psikososial yang

menyenangkan mutlak diperlukan oleh seorang anak pada waktu makan.

2.5.7 Prinsip Pemberian MP-ASI pada Bayi

Tahun pertama khususnya enam bulan pertama, adalah masa yang sangat

kritis dalam kehidupan bayi. Bukan hanya pertumbuhan fisik yang berlangsung

dengan cepat, tetapi juga pembentukan psikomotor dan akulturasi terjadi dengan

cepat. ASI harus merupakan makanan utama pada masa ini. Biasanya makanan

tambahan ASI diperlukan pada trimerter ke dua yaitu pada anak setelah berumur

Universitas Sumatera Utara

Page 22: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

31

enam bulan. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, berikanlah ASI saja sampai

bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif).

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama 30

menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi (Depkes, 2000). Kolustrum harus segera diberikan kepada bayi

,walaupun jumlahnya sedikit namun sudah memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-

hari pertama. Sebaiknya jangan memberikan makanan atau minuman seperti air

kelapa, air tajin, air the, madu, pisang, dan lain-lain pada bayi sebelum diberikan ASI

karena sangat membahayakan kesehatan bayi dan mengganggu keberhasilan

menyusui.

Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai jadwal mengkonsumsi ASI

yang tidak teratur, bayi bisa mengkonsumsi ASI sebanyak 6-12 kali atau lebih dalam

24 jam tanpa jadwal yang teratur. Menyusui bayi dapat dilakukan setiap 3 jam

alasannya karena lambung bayi akan kosong dalam waktu 3 jam sehabis menyusui.

Beberapa contoh menu sehat makanan untuk bayi sesuai dengan kebutuhan gizi

seperti berikut:

Tabel 2.1 Prinsip Pemberian MP ASI

Komponen USIA

6-8 bulan 9 - 11 bulan 12-24 bulan

Jenis 1 jenis bahan dasar (6

bulan) 2 jenis bahan

dasar (7 - 8 bulan)

3-4 jenis bahan dasar

(sajikan secara

terpisah atau

dicampur)

makanan keluarga

Universitas Sumatera Utara

Page 23: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

32

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Komponen USIA

6-8 bulan 9 - 11 bulan 12-24 bulan

Tekstur semi cair

(dihaluskan), secara

bertahap kurangi

campuran air

sehingga menjadi

semi padat

Makanan yang

dicincang halus atau

lunak (disaring

kasar), ditingkatkan

sampai semakin kasar

sehingga bisa

digenggam

Padat

Frekuensi Makanan utama 2- 3

kali sehari, camilan 1

- 2 kali sehari

Makanan utama 3-4

kali sehari, camilan 1

- 2 kali sehari

Makanan utama 3-4

kali sehari, camilan

1 - 2 kali sehari

Porsi setiap

makan

Dimulai dengan 2 – 3

sendok makan dan

ditingkatkan bertahap

sampai ½ mangkok

kecil atau setara

dengan 125 ml

½ mangkok kecil atau

setara dengan 125ml

¾ sampai 1

mangkok kecil atau

setara dengan 175 –

250 ml

ASI Sesuka bayi Sesuka bayi Sesuka bayi

Sumber : WHO, 2003

2.6 Kerangka Teori

Merujuk pada Widjaja (1986), komunikasi sebagai bentuk penyampaian pesan

maka perlu diketahui apakah pesan yang disampaikan telah efektif sampai kepada

sasaran komunikasi. Umpan balik dari komunikator ke komunikan dapat bersifat

langsung (Direct Feed-Back) maupun tidak langsung (Indirect Feed-Back), umpan

balik yang diberikan komunikan kepada komunikator diarapkan dapat melakukan

perubahan terhadap pengetahuan yang semakin baik sehingga sikap yang dapat

menerima dari pengetahuan yang bertambah sehingga berakibat terpapar dari

komunikasi persuasif yang dilakukan bidan terutama menyangkut pada pemberian

MP-ASI pada bayi usia 6 bulan ke atas.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

33

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antarvariabel yang ingin

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo,2003).Kerangka konsep terdiri dari variabel independent dan variabel

dependent. Variabel independent konseling komunikasi persuasif bidan dan variabel

dependent pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian MP-ASI. Adapun kerangka

konsep ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Komunikator Pesan

Komunikan Umpan Balik

Komunikasi Persuasif

Bidan

- Frekuensi

- Pesan

Pengetahuan ibu

Sikap Ibu

Universitas Sumatera Utara