Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Deddy Mulyana
berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yang menjelaskan tentang
definisi komunikasi seperti “komunikasi adalah proses di mana suatu
ide dapat dialihkan dari komunikator kepada satu komunikan atau lebih,
dengan artian untuk mengubah tingkah laku komunikan”.
Menurut Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981)
mendefinisikan Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu
sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian
yang mendalam (Canggara, 2002).
Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh dan
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi
(Canggara, 2002).
Komunikasi merupakan sebuah proses yang menghendaki orang-
orang untuk mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan
12
antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain dan berusaha untuk mengubahnya.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana (2008) dalam bukunya Pengantar Ilmu
Komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi sebagai berikut :
a. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi dengan
menggunakan pikiran yang terjadi pda diri sendiri. Komunikasi
Intrapribadi merupakan dasar dalam proses komunikasi, karena
komunikasi intrapribadi sebagai dasar untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Dengan begitu sebelum melakukan komunikasi dengan
orang lain biasanya komunikator akan berkomunikasi pada diri
mereka sendiri tanpa didasari oleh komunikator tersebut.
Keberhasilan komunikasi intrapribadi tergantung pada keefektifan
dalam saat berkomunikasi dengan diri mereka sendiri. Misal :
berdoa, dan berimajinasi.
b. Komunikasi Antarpribadi
komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara dua orang
atau lebih secara tatap muka yang memungkinkan komunikator
mendapatkan respon langusng dari komunikannya baik secara verbal
ataupun secara nonverbal. Komunikasi antarpribadi dibedakan
menjadi dua yaitu komunikasi diadik dan komunikasi kecil
(Nurudin, 2003). Komunikasi ini melibatkan dua orang atau lebih
kemudian komunikasi ini berpengaruh untuk mempengaruhi atau
13
membujuk orang lain, karena komunikasi ini terbilang paling
sempurna dibandingkan dengan komunikasi lainnya untuk
menguatkan pesan yang disampaikan oleh komunikator. Misal :
seseorang sahabat curhat atau penyampaikan keluh kesah mereka
pada sahabatnya.
c. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dengan banyak
orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama interaksi satu
dengan lainnya untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
dengan lainnya setiap anggota kelompok mempunyai peran yang
berbeda-beda. Komunikasi kelompok ini sering melibatkan
kelompok-kelompok kecil untuk interaksi tatap muka. Misal :
Komunikasi antara dua mahasiswa didalam kelas.
d. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara satu orang dengan
banyak orang yang sering dilakukan ditempat umum, sekolah,
ataupun kampus. Komunikasi publik lebih sering menggunakan
bahasa yang formal dan sopan, komunikasi ini lebih sulit
dibandingkan dengan bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi
ini bertujuan untuk menghibur, menerangkan, ataupun membujuk
seseorang. Misal : Seminar
e. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi didalam
sebuah organisasi. Komunikasi ini bersifat informal dan juga formal
14
yang berlangsung lebih besar dibanding dengan komunikasi
kelompok. Bisa diartikan komunikasi ini didalamnya terdapat
beberapa kelompok. Misal : Organisasi Camera Indonesia yang
dimana terdapat kelompok-kelompok kecil yang ada.
f. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang berbeda dengan
komunikasi-komunikasi sebelumnya. Komunikasi ini menggunakan
media massa untuk penyampaian pesannya, baik cetak, elektronik,
ataupun online. Pesan yang disampaikan juga bersifat umum serta
dapat disampaikan secara cepat dan tepat, serentak dan mendapatkan
respon yang cepat pula. Komunikasi massa melibatkan banyak
komunikator dan juga komunikan berlangsung melalui media dengan
jarak jauh memungkin komunikan memberikan feedback yang lebih
cepat.
Bentuk yang digunakan dalam perilaku komunikasi melalui
meme di Fanpage Facebook Meme Comic Indonesia saling terkait satu
dengan lainnya, karena meme yang diupload dari satu orang keorang
lainnya dapat tersebar kelingkup yang lebih besar.
2.1.3 Fungsi-Fungsi Komunikasi
Fungsi-fungsi komunikasi menurut Deddy Mulyana (2008)
dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi sebagai berikut :
a. Sebagai Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial mentandakan bahwa komunikasi penting
untuk membangun konsep diri untuk kelangsungan hidup,
15
membangun hubungan dengan orang lain, terhindar dari tekanan dan
ketergantungan. Seseorang yang tidak pernah melakukan komunikasi
dengan orang lain maka tidak akan dapat hidup ditengah-tengah
masyarakat. Karena komunikasi ini memungkin seseorang dapat
membangun hubungan antar individu dan membuat sebuah acuan
untuk dapat digunakan pada situasi apapun.
b. Sebagai Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif ini sangat berkaitan dengan komunikasi
sosial dimana komunikasi ini dapat dilakukan sendiri ataupun
dengan kelompok. Komunikasi ekspresif menyampaikan perasaan
atau emosi, perasaan tersebut dikomunikan dengan menggunkan
pesan nonverbal. Seperti halnya perasaan sayang, peduli, cinta,
marah, takut, sedih ataupun prihatin yang tidak dapat disampaikan
secara verbal tetapi dapat disampaikan secara ekspresif lewat
tindakan atau nonverbal.
c. Sebagai Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual dapat disimpulkan sebagai komunikasi
dengan melalui budaya, seperti upacara keagamaan yang dapat
dilakukan sepanjang waktu. Mulai dari ulang tahun, kelahiran,
pernikahan, dan masih banyak lagi. Dalam melakukan komunikasi
ini dengan tidak sadar saat komunikator melakukan upacara tersebut
seseorang akan menggucapkan sesuatu yang akhirnya memuculkan
perilaku tertentu.
16
d. Sebagai Komunikasi Instrumental
Komunikasi sebagai instrumental tersebut bersifat
mempengaruhi, memberikan dorongan, ataupun membujuk
seseorang. Komunikasi sebagai instrumen bukan hanya digunakan
untuk membangun suatu hubungan tetapi komunikasi ini juga bisa
menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi ini berfungsi untuk
memenuhi tujuan pribadi ataupun kelompo dalam jangkau panjang
ataupun jangka pendek.
Dalam penelitian ini fungsi komunikasi yang digunakan adalah
komunikasi sebagai Ekspresif dan Komunikasi sebagai Instrumen,
karena fungsi komunikasi tersebut dapat menyampaikan perasaan atau
emosi untuk menggubah sikap seseorang.
2.1.4 Unsur-unsur Komunikasi
Menurut Cangara (2002) dalam bukunya Pengantar Ilmu
Komunikasi unsur- unsur komunikasi sebagai berikut :
a. Komunikator
Komunikator adalah seseorang yang bertindak sebagai penyampai
pesan yang akan di kirim. Dengan kata lain komunikator adalah
seseorang yang menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau
interaksi.
b. Pesan
Pesan adalah keseluruhan apa yang akan disampaikan oleh
komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambar, hiburan,
17
informasi, dan pengetahuan. Pesan seringkali mengarah pada usaha
untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain.
c. Media
Media digunakan komunikator untuk menyalurkan pesan yang ingin
disampaikan dalam sebuah proses komunikasi. Pemilihan media
dalam proses komunikasi tergantung pada pesan yang ingin
disampaikan oleh komunikator.
d. Komunikan
Komunikan adalah penerima pesan dari komunikator dalam proses
komunikasi. Komunikan tidak hanya satu orang saja tetapi
komunikan dapat terdiri dari banyak orang. Komunikan dalam
proses komunikasi sangatlah penting, karena komunikan
bertanggung jawab untuk mengerti pesan yang ingin disampaikan
dengan baik oleh komunikator.
e. Efek
Dampak adalah efek yang dirasakan oleh komunikan setelah
menerima pesan dari komunikator. Efek tersebut berbeda-beda setiap
komunikan yang menerima pesan dari komunikator tersebut. Apabila
setiap komunikan memiliki tingkah laku yang berbeda maka pesan
tersebut berubah seseui dengan komunikannya dalam menyikapi
pesan tersebut.
18
f. Feedback atau Umpan Balik
Feedback ini didapat diartikan respon atau jawaban dari komunikan
atas pesan yang telah diterima oleh komunikan. Pada proses
komunikasi komunikator dan komunikan akan selalu berhubungan
untuk terus menerus bertukar pesan.
g. Lingkungan
Likungkan sangat berpengaruh dalam proses komunikasi, karena
dengan lingkungan yang mendukung maka proses komunikasi akan
lancar dan juga sebaliknya. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
macam, yakni Pertama, lingkungan fisik dimana lingkungan fisik
menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi
kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Kedua,
lingkungan sosial budaya dimana faktor tersebut menunjukkan faktor
sosil budaya, ekonomi, dan politik yang bisa menjadi kendala
terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan,
adat istiadat, dan status sosial. Ketiga, lingkungan psikologis
merupakan pertimbangan kejiawaan yang digunakan dalam
berkomunikasi, misalnya ,menghindari kritik yang menyinggung
perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia
khalayak. Keempat, dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat
untuk melakukan kegiatan komunikasi, banyak proses komunikasi
tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim yang tidak
menentu.
19
Dari keenam unsur-unsur komunikasi tersebut, tema “Perilaku
Komunikasi melalui Meme di Fanpage Facebook” lebih mengarah
kepada unsur komunikasi “Efek”, karena penelitian ini mengarah
kepada perilaku seseorang dalam berkomunikasi.
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor –faktor
yang mempengaruhi menurut Potte&Perry, 1993 dalam buku
Damaiyati, 2008 sebagai berikut :
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, komunikator
harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa
maupun proses berpikir orang tersebut.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian
atau peristiwa persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau
pengalaman.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang memengaruhi perilaku sehingga penting
bagi komunikator untuk menyadari nilai seseorang. Komunikator
perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga
dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan
komunikan.
20
d. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor
budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan
komunikasi.
e. Emosi
Emosi adalah perasaan yang dimiliki semua orang terhadap kejadian
yang dialaminya. Seperti marah, sedih, bahagia yang kemudian akan
mempengaruhi komunikator dalam berkomunikasi dengan
komunikan.
f. Jenis kelamin
Setiap orang mempunyai jenis komunikasi yang berbeda. Tanned
(1990) menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai gaya
yang berbeda dalam proses komunikasi.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikan dalam proses
komunikasi seseorang. Seseorang yang tingkat pengetahuannya
rendah akan kesulitan merespon informasi yang bersifat verbal,
berbeda dengan seseorang yang memiliki tingkatan pengetahuan
yang tinggi. Sehingga dalam proses komunikasi komuikator perlu
mengetahui tingkatan pengetahuan komunikannya agar interaksi
berjalan dengan baik.
21
h. Peran dan hubungan
Proses komunikasi harus melihat juga siapa lawan bicaranya, jadi
harus disesuaikan dengan peran dan hubungan antara komunikator
dan komunikan tesebut. Misal : Cara berkomunikasi seorang humas
dengan koleganya, dengan cara komunikasi seorang humas pada
kliennya akan berbeda tergantung peran.
i. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan memengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana bising, tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.
j. Jarak
Jarak dapat memengaruhi komunikasi. Jarak tertentu akan memberi
rasa aman dan kontrol.
k. Citra diri
Seseorang mempunyai gambaran yang telah tertanam dalam pikiran
bawah sadar setiap orang yang akan menentukan siapa dirinya
sebenarnya. Dalam proses komunikasi citra dapat terlihat saat
seseorang melakukan proses komunikasi.
l. Kondisi fisik
Kondisi fisik seseorang sangat mempengaruhi komunikasi, yang
artinya komunikasi antara komunikan dan komunikator mempunyai
andil yang besar terhadap kelancaran proses komunikasi.
22
2.2 Perilaku Komunikasi
2.2.1 Pengertian Perilaku Komunikasi
Perilaku adalah tindakan yang mengimplementasikan
pengetahuan dan sikap yang telah terbentuk pada diri manusia. Hal ini
juga berkaitan dengan norma yang berlaku pada masyarakat. Sedangkan
Komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-
benar terhubung dengan semua kehidupan kemanusiaan, terkadang
individu mengabaikan penyebaran, kepentingan, dan kerumitannya.
Gold dan kolb (1964) menjelaskan perilaku komunikasi
merupakan tindakan atau respon dalam lingkungan dan situasi
komunikasi yang ada, seperti berpikir, berpengetahuan dan
berwawasan, berperasaan dan bertindak atau melakukan tindakan yang
dianut oleh seseorang, keluarga atau masyarakat dalam mencari dan
menyebarkan informasi (Saputra, 2011).
Sedangkan menurut Rogers (1993) menyatakan bahwa perilaku
komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di
dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikan dengan
adanya partisipasi, hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan,
hubungan dengan agen perubahan, menyikapi dengan media, keaktifan
dalam mencari informasi, pengetahuan mengenai hal-hal yang baru
dalam inovasi (Saputra, 2011).
Perilaku Komunikasi adalah segala aktifitas yang bertujuan
untuk mencari dan memperoleh informasi dari berbagai sumber untuk
menyebarluaskan informasi kepada pihak manapun yang memerlukan.
23
Perilaku komunikasi pada dasarnya berorintas pada tujuan dalam arti
perilaku seseorang pada umumnya dimotivasi dengan keinginan untuk
memperolah tujuan tertentu (Saputra, 2011).
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Komunikasi
Faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi (Saputra, 2011)
sebagai berikut :
a. Kredibilitas Media Komunikasi, kredibilitas adalah seperangkat
persepsi yang dimilki komunikan tentang sifat-sifat komunikator.
Karena kredibilitas berubah-ubah tergantung pada pelaku presepsi
atau komunikan, topik yang dibahas dan situasi.
b. Motivasi, proses komunikasi merupakan hal yang penting dalam
rangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Perilaku
komunikasi merupakan salah satu faktor seseorang untuk eksistensi
di dalam masyarakat. Begitu juga untuk memenuhi kebutuhan akan
berteman, individu akan menjalin komunikasi interaktif dengan
orang lain dan dalam pemenuhan kebutuhan untuk tumbuh dan
berkembang individu juga membutuhkan suatu proses komunikasi
interaktif dengan orang lain dan lingkungan.
c. Lingkungan, terwujudnya lingkungan fisik yang mendukung
terjadinya perilaku komunikasi yang berubah seperti kebiasaan,
lingkungan sosial, kebudayaan, keluarga, pendidikan, nilai-nilai dan
pengadaan sumber daya (waktu, uang, tenaga kerja, keterampilan
dan pelayanan) di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu
pola hidup.
24
2.2.3 Bentuk Perilaku Komunikasi
Bentuk perilaku komunikasi yang telah diungkapan oleh Paramudita,
2014 sebagai berikut : .
a. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terterselubung atau tertutup, respon terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, dan sikap yang
terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata atau terbuka, respon tersebut jelas dalam
bentuk tindakan atau praktek.
2.2.4 Contoh Perilaku Komunikasi
a. Masyarakat dahulu untuk bertukar kabar dengan orang yang jauh
menggunakan surat, tetapi pada saat ini masyarakat dengan lebih
mudah untuk bertukar kabar dengan orang-orang jauh melalui e-mail
ataupun lewat layanan chating yang banyak disediakan gratis di
Internet.
b. Media cetak koran saat ini sudah jarang dijumpai karena masyarakat
saat ini lebih menggunakan smartphone mereka untuk membaca
berita-berita terbaru seperti koran digital. Karena dengan adanya itu
pembaca akan lebih cepat mendapat informasi yang uptodate, juga
penyebaran yang cepat dan praktis banyak masyarakat berahli ke
koran digital dibandingkan dengan koran cetak.
c. Sebelum adanya Media sosial seperti saat ini, komunikasi dilakukan
secara bertatap muka langsung dengan lawan bicaranya. Karena
25
media sosial mempermudah penggunanya untuk melakukan
komunikasi dengan orang-orang yang berada di tempat yang sangat
jauh dan tentu saja akan mendapatkan feedback yang lebih cepat.
2.3 Media Sosial
2.3.1 Sejarah Media Sosial
Sejarah media sosial menurut Tim Pusat Humas Kementrian
Perdangan RI dalam bukunya Panduan Optimalisasi Media Sosial
halaman 11 hingga 17 adalah sebagai berikut :
Media sosial berkembang seperti saat ini semua berkat adanya
Internet. Namun pada tahun 1969 momen monumental jaringan global
terjadi, dan pada tahun yang sama lahirnya compuserve yang
merupakan Internet Servise Provider komersil pertama untuk publik di
Amerika Serikat. Media sosial sendiri bermula pada era 70-an, tepatnya
tahun 1978 saat sistem buletin atau bulletin board system (BBS)
ditemukan oleh Ward Chistentenses dan Randy Suess, buletin itu
memungkinkan bisa berhubungan dengan orang lain memakai surat
elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh melalui perangkat
lunak yang disediakan. Pada rentang tahun 1978-1990 mulai
bermunculan perangkat-perangkat yang memungkinkan orang dapat
mengakses internet, juga pertama kali dilunculkannya kode WWW
sesuai dengan standar untuk HTML, HTTP, dan URLs.
Website berserta isinya diluncurkan pada tahun 1991 yang
berbasiskan pada protokol pencarian keluar, yang memnungkinka
pengguna terhubung dengan alamat dan halaman web yang dicarinya.
26
Dua tahun setelahnya tepatnya tahun 1993 lahir World wide web di
internet dengan browser grafis pertama, mosaic, dan halaman web
seperti dikenalkan saat ini oleh Nation Center For Supercomputing
Applications (NCSA). Terobosan teknologi komunikasi dan informasi
ini ikut mengubah wajah dunia melalui kemampuan untuk
menyuarakan opini dan mengakses beragam informasi yang ada dengan
lebih cepat.
Pada tahun 1995 situs GeoCities muncul, dimana saat itu mulai
lahirnya website-website lain. munculnya Classmates.com yang
merupakan situs jejaring sosial terbatas pada lingkungan orang-orang
tertentu. Juga tahun yang sama mulai munculnya ebay dan amazon
sebagai situs perdagangan pertama melalui internet. Pada tahun 1998
Google muncul sebagai mesin pencari utama di internet dan
memunculkan tamilan indeks. Disusul pada tahun berikutnya tepatnya
tahun 1999 pertama muncul blog pribadi, yaitu blogger. Halaman situs
blog disediakan untuk pengguna blog untuk memuat informasi,
pengalaman pribadi, ide, ataupun kritik sosial yang sedang hangat
diperbincangkan.
Mulai tahun 2002 pada saat ini muncul Friendster sebagai situs
anak muda pertama yang semula dijadikan sebagai situs pencarian
jodoh. Friendster dengan mudah menjangkau kalangan muda dimana
situs tersebut dapat dengan mudah mencari teman baru juga berbagi
27
informasi. Friendster mengalami peningkatan peminat yang akhirnya
menjadi booming dan kehadirannya begitu fenomenal.
Munculnya Friendster mulai menjamurnya media sosial baru,
dalam waktu singkat mulai bermunculan media sosial-media sosial baru
yang interaktif. Bermunculan berbagai media sosial dengan banyak
keunggulan, keunikan, karakteristik, dan segmentasi yang beragam.
Mulai 2003 – 2010 bermunculan media sosial baru dimana pengguna
dapat dengan mudah mendapatkan informasi, juga memfasilitasi
pembentukan hubungan sosial berdasarka latar belakang, minat,
ketetarikan, dan tujuan yang sama. Layanan yang disediakan melalai
internet seperti, pesan instan atau chating, surat elektronik atau e-mail,
dan mengunduh atau mengapload foto, gambar atau video. Media sosial
memudahkan pengguna untuk berbagi ide, saran, pandangan, aktivitas,
informasi, acara, ajakan dan ketertarikan di dalam jaringan individu
masing-masing orang. Jaringan sosial bukan hanya terpusat pada
perorangan saja, melainkan tokoh, berkembang pula pada layanan
komunitas yang sifatnya lebih terpusat pada grup atau kelompok
bersama.
Pada tahun tersebut muncul media sosial seperti, MyScape
media sosial yang mudah, lalu Facebook dengan tampilan yang modern
juga lebih mudah untuk berkenalan dengan orang baru dan dapat
mengakses infromasi dengan mudah dan luas. Twitter dimana pada
media sosial ini dibatas oleh 140 karakter saja. Pada tahun 2012 baru
28
mulailah muncul applikasi yang lebih mudah untuk bertukar pesan
seperti, WeChat, Kakaotalk, Line, Instagram, dan lainnya. Kemunculan
media sosial tersebut sangatlah cepat berkembang ditambah
perkembangan teknologi yang memudahkan pengguna dapat
mengakses media sosial tersebut dimanapun dan kapanpun mereka
berada.
2.3.2 Pengertian Media Sosial
Media adalah Menurut Laughey (2007) dan McQuail (2003)
istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi. Semua definisi
yang ada memiliki kecenderuangan yang sama bahwa kata “media”
yang muncul bersamaan dengan itu adalah sarana yang disertai dengan
teknologi. Koran merupakan media dari media cetak, televisi
merupakan media elektronik, dan sedangkan internet representasi dari
media online atau jejaring sosial (Nasrullah, 2016:3). Menurut
McLuhan 1994 ”isi dari media apapun selalu media lain. isi dari tulisan
adalah ucapan, seperti halnya kata-kata tertulis adalah isi dari cetak, dan
cetak adalah isi dari telegraf” (Holmes, 2012).
Menurut Durkheim (1982) sosial merujuk pada kenyataan sosial
bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi
kepada masyarakat. Menurut Tonnies sosial merujuk pada kata
komunitas (Nasrullah, 2016:7). Jadi sosial adalah individu yang
membentuk suatu komunitas atau kelompok-kelompo yang memiliki
kesepkatan akan nilai-nilai dan mempunyai keinginan untuk bersama.
29
Menurut Mandibergh, 2012, media sosial adalah media yang
mewadahi kerja sama diantara pengguna yang menghasilkan konten
(user-generated content) (Nasrullah, 2016:11). Sedangkan menurut Van
Dijk, 2013, media sosial adalah platform media yang memfokuskan
pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas
maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai
media (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna
sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial (Nasrullah, 2016:11).
Media sosial menurut Boyd (2009) menjelaskan media sosial
sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu
maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan
dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial
memiliki kekuatan pada user generated content (UGC) dimana konten
dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi
media massa (Nasrullah, 2016:11).
Jadi media sosial adalah media yang ada di dunia maya atau
internet yang memungkinkan penggunanya untuk saling berinteraksi,
bekerja sama, berbagi informasi, berkomunikasi dengan pengguna
lainnya, dan membentuk hubungan secara virtual atau terhubung
dengan banyak orang di media sosial.
2.3.3 Jenis-Jenis Media Sosial
Jenis-jenis media sosial menurut Nasrullah, 2015 dalam buku
yang berjudul Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi sebagai berikut :
30
a. Social Networking
Social Networking atau media jaringan sosial merupakan media
sosial yang sangat populer, dimana bisa digunakan pengguna untuk
melakukan hubungan sosial di dunia maya dan konsekuensi dari
hubungan sosial tersebut seperti terbentuknya nilai-nilai, moral, dan
etika. Contohnya dengan kehadiran Facebook yang digunakan
membulikasikan konten, seperti profil, aktivitask atau bahkan
pendapat pengguna.
b. Blog
Blog merupakan media sosial yang memungkinkan
penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, ide, tutorial,
informasi, saling mengomentari, dan berbagi baik tautan web
lainnya. Blog juga mempunyai 2 macam, pertama personal
homepages yaitu milik domain .com atau .net. Kedua, dengan
menggunakan fasilitas yang disedian oleh halaman weblog gratis
seperti, Wordpress (www.wordpress.com) atau Blogspot
(www.blogspot.com). Contoh blog www.memecomic.id dimana blog
tersebut memiliki domain .id, didalamnya dalam menyampaikan
informasi pengguna menyampaikan informasi melalui meme baik
informasi yang sedang terjadi atau fenomena yang sedang
berlangsung.
c. Microblogging
Microblogging atau mikroblog atau jurnal online sederhana
merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk
31
menulis dan membulikasikan aktivitas atau pendapat. Contohnya
Twitter dimana pengguna bisa menjalin jaringan dengan pengguna
lain, menyebaran informasi yang begitu cepat karena adanya
trending topic atau isu terhangat membuat informasi yang ada cepat
berkembang dari satu pengguna satu kelainnya, tetapi twitter dibatasi
oleh karakter saat menulis dengan hanya 140 karakter saja.
d. Social Bookmarking
Penanda sosial atau social bookmarking merupakan media sosia;
yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, dan mencari
informasi atau berita tertentu secara online. Saat ini media sosial
sudah dilengkapi dengan ikon berbagi yang memfasilitasi pengguna
untuk membagi halaman konten tersebut, baik situs jejaring sosial,
blog, maupun media sosial lainnya. Contohnya situs social
bookmarking Digg.com.
e. Media Sharing
Media Sharing atau media berbagi merupakan media sosial yang
memfasilitasi penggunanya untuk menyimpan dan berbagi gambar,
podcast, dan video secara online. Situs atau halaman ini kebanyakan
mengratisakn anggotnya, tetapi ada juga yang berbayar melihat fitur
yang disediakan oleh situs tersebut (Saxena, 2014). Contoh situs
media sharing adalah Youtube dimana informasi atau yang dimuat
berupa video.
32
f. WIKI
Wiki atau media konten bersama merupakan situs yang
kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya secara bersama.
Pengguna dapat mengubah isi konten atau menambahkan konten
yang sudah ada di situs tersebut. Wiki dibagi menjadi dua jenis,
yakni publik dan privasi. Wikipeda contohnya gambaran dari wiki
publik dimana dapat diakses oleh pengguna secara bebas. Sementara
wiki privasi jenis media sosial yang bersifat terbatas yang hanya bisa
disunting dan dikolaborasi dengan terbatas.
2.4.4 Khalayak Media
Khalayak kian penting bagi media, karena hal itulah yang
akhirnya menjadi perhatian khusus bagi pencipta media-media baru.
Posisi khalayak dan bagaimana hubungannya dengan media semakin
berkembang dengan kemajuan teknologi komunikasi dan
perkembangan internet. Menurut Gilmor (2004) media baru
memungkinkan khalayak tidak lagi mengenakan kartu identitas sebagai
khalayak semata, tetapi bisa menjelma sebagai khalayak semata, tetapi
bisa menjelma menjadi produser makna, bahkan batasan posisi
khalayak atau produsen menjadi tidak jelas (Nasrullah, 2016 : 94-100).
Media tradisional menempatkan khalayak hanya sebagai objek
dan pasif. Sedangkan pada media baru atau new media khlayak menjadi
khalayak aktif. Tidak hanya melihat atau menggunakan kontennya saja,
tetapi khalayak new media memproduksi dan menyebarkan konten-
konten baru. Sehingga khalayak tidak hanya dipandang sebagai user
33
atau konsumen, tetapi khalayak new media juga bisa dilihat menjadi
produsen.
Menurut Heny Maslukhah “Revolusi media sosial begitu pesat
dan akan terus berkembang. Semua pasti akan mengalami perubahan
baik itu pada tiap individu atau masyarakat secara umum, saat ini
tergantung dari setiap manusia dalam menyikapinya. Media sosial
sebenernya muncul bertujuan untuk mempermudah aktivitas
komunikasi. Kalau itu dimanfaatkan dengan baik maka akan berdampak
positif dan sebaliknya kalau dimanfaatkan untuk hal kejelekan maka
akan berdampak negatif dan bahkan bisa menghancurkan” (Nurudin,
2013).
Khalayak selalu memilih media sesuai dengan keinginannya,
karena dalam menghadapi media sosial umumnya berbeda dengan daya
tariknya terhadap media lain (William, Jay, dan Theodore. 2003).
Akhirnya sosial media mampu mengubah masyarakat menjadi semakin
konsumtif. Dimana media sosial akan mengubah kebiasaan-kebiasaan
masyarakat maupun pola pikir masyarakat. Khalayak dapat
memaksimalkan kegunaan media sosial mulai dari penyebaran
informasi yang cepat, informasi uptodate, jual-beli, dan penyampaian
kritik dan saran (Nasution, 2016).
2.3.5 Facebook
a. Sejarah Facebook
Facebook pertama lahir pada 4 Februari 2004 oleh Mark
Zuckerberg bersama teman kuliahnya di Universitas Harvard yaitu,
34
Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan chris
Hughes. Facebook yang terinspirasi dari insiden Facemash dan
memodelkan dari Friendster. Mark ingin menciptakan situs web
yang dapat menghubungkan orang-orang yang ada di dalam
Universitasnya. Dalam waktu 24 jam saja 1.200 Mahasiswa harvard
telah mendaftarkan diri mereka disitus tersebut (Tim PHKP,
2014:72-73).
Awalnya terciptnya Facebook pada tahun 2004 hanya digunakan
untuk kalangan terbatas di lingkungan kampus saja, namun
penyebarannya sangat cepat hingga tersebar luas ke wilayah Boston,
Amerika Serikat, hingga keseluruh dunia termasuk Indonesia.
Memasuki tahun 2006 Facebook resmi diperuntukkan semua
kalangan, setiap pekannya bertambah 1 juta atau 200 ribu per
harinya pengguna baru. Facebook sampai saat ini masuk kedalam
lima besar jejaring sosial yang paling dikenal karena memiliki
banyak pengguna. Facebook sebagai jejaring sosial dimana user
memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara informasi yang
bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung
dengan pengguna lainnya. dengan seiringnya berjalan Facebook
masih eksis dengan pengguna yang semakin bertambah setiap
tahunnya (Tim PHKP, 2014:74).
Pada tahun 2017 Facebook masih tetap menduduki peringkat
pertama dalam jejaring sosial populer di seluruh dunia, dan peringkat
35
pengguna aktif yang tercatat mulai januari 2017 sekitar 1.871
millions (Statista, 2017). Serta menurut survie Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tercatat tahun 2016
sekitar 71,6 juta pengguna dan menduduki peringkat pertama
mengalahkan Instagram, yang memang saat ini mulai digemari oleh
kaula muda Indonesia.
b. Konten Facebook
Konten yang ada di Facebook menurut Tim Pusat Humas
Kementrian Perdangan RI dalam bukunya Panduan Optimalisasi
Media Sosial sebagai berikut :
1. Halaman bukan Akun Pertemanan, halaman dan akun
pertemanan di Facebook berbeda. Jika akun pertemanan akun inti
yang digunakan untuk perorangan oleh perorangan untuk aktivitas
pribadi mereka. Jika Halaman atau fanpage dibuat untuk beragam
kepentingan, mulai merek, produk, jasa, hobi, hingga komunitas.
Setiap orang dengan mudah mengakses Fanpage walau mereka
tidak berteman satu sama lain, mereka hanya ingin mengikuti aau
ikut berinteraksi melalui Fanpage tersebut. Kalau jumlah teman
untuk akun pertemanan terbatas, tetapi jumlah anggota atau
penyuka fanpage tidak terbatas.
2. Grup untuk komunikasi lebih intens, Facebook juga
menyediakan fasilitas grup dimana grup tersebut sama halnya
dengan Fanpage tetapi grup lebih privasi, karena grup bisa
diperuntuk akun-akun biasa yang bergabung dalam komunitas
36
tertentu, pengguna jika ingin bergabung dengan grup harus
melalui persetujan dari admin atau pembuat grup tersebut. Tetapi
ada juga grup bersifat publik siapa saja bisa langsung bergabung
didalamnya. Interaksi yang terjadi didalam grup akan lebih intes
dibandingkan Fanpage yang hanya bisa mengikuti atau
berinteraksi dengan yang mengikuti atau yang menyukai fanpage
tersebut.
3. Konten, jika Fanpage atau akun ingin cepat ramai, maka jangan
berhenti mengupdate status atau menayangkan konten-konten
yang menarik dan bermanfaat bagi pengikutnya. Bisa berbentuk
berita, foto, video, ataupun meme.
4. Beriklan di Facebook, secara umum ada dua hal yang bisa
diiklankan di Facebook yaitu, Fanpage atau konten yang
ditanyangkan pada dinding Fanpage. Dengan adanya itu tersebut
akan lebih memudahkan pengiklan untuk memperkenalkan
konten tersebut. Semakin tinggi share dan like semakin tinggi
peluang iklan tersebut untuk dikenal luas.
2.4 Meme
2.4.1 Sejarah Meme
Memasuki abad ke-21 teruslah berkembang teknologi informasi
salah satunya new media. New media terus berkembang dengan sangat
kreatif oleh penggunanya, salah satunya adalah Meme. Meme pertama
diperkenalkan oleh Richard Dawkins tahun 1976 dalam bukuknya yang
berjudul The Selfish Gene yang mengacu pada mutasi sebuah gen dalam
37
mereplikasi dan menggandakan diri. Menurut Richard meme adalah
bentuk transimisi budaya melalui replikasi ide, gagasan, yang merasuk
kedalam kognisi manusia (Sandy, 2016). Richard juga menyebutkan
bahwa meme sebagian besar kebiasaan antara perilaku manusia itu
sendiri bukan karena faktor genetika, melainkan karena kultur atau
budaya yang ada disekitarnya (Nasrullah, 2016:125). Akhirnya sebuah
trend muncul dan menjadi fenomena sosial dikalangan pengguna
internet atau media sosial.
Davison (2012) menegaskan bahwa meme merupakan bagian
dari budaya, kadang sebuah lelucon yang muncul diinternet dan
ditransmisikan secara online. Meme memberikan 2 aspek, yaitu aspek
visual atau gambar dan aspek teks Dimana aspek visual biasanya
menggunakan gambaran yang sesuai dengan perasaan atau emosi
pembuat. Sedang aspek teks dibuat untuk mendukung aspek visual
sehingga apa yang inginkan benar-benar tersampaikan lewat meme
tersebut (Nasrullah, 2016:125).
Kemunculan meme di Indonesia tepatnya tahun 2009, dimana
pertama kali diunggah oleh yeahmahasiswa.com dimana isinya tentang
parodi dan sindiran tentang kehidupan sehari hari mahasiswa, seperi
tugas akhir, skripsi, hingga indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Mulai
dari sanalah, mulai bermunculan situs-situs yang berisikan situs yang
sama. Hingga terbentuknya Fanpage atau komunitas yang mempunyai
banyak penyuka atau anggota yang bergabung dalam Fanpage tersebut.
38
Salah satu fanpage yang menjadi adalah Meme Comic Indonesia
yang mulai tahun 2012 yang hingga saat ini penyuka lebih dari 3,5 juta.
Meme Comic Indonesia mempunyi beberapa situs, dimana Fanpage
Facebook adalah tempat untuk penyebaran meme. Sedangkan situs
www.memecomic.id pengguna dapat dengan mudah membuat meme
sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan begitu penyampaian
aspirasi pengguna media sosial akan lebih mudah tersampaikan dan
penyebarannya sangat cepat. Meme yang dibuat bukan hanya tersebar
dalam satu media sosial saja tetapi tersebar pula lewat media sosial
lainnya seperti Instagram, Line, Twitter, dan sebagainya (website
Meme Comic Indonesia https://www.memecomic.id/).
2.4.2 Jenis-Jenis Meme
Menurut Chandra, (2015) jenis-jenis meme sebagai berikut :
a. Meme Cinta, Meme yang menggambarkan kegalauan para remaja
saat ini. Cerita cinta yang memang sangat populer yang akhirnya
dijadikan guyon ringan tetapi pas untuk suasana tertentu.
b. Meme Motivasi, Meme yang memotivasi orang mengenai hal-hal
positif yang sebaiknya kita jalani dalam hidup.
c. Meme Sindirian, Meme yang digunakan untuk menyindir seseorang
dengan ciri khas tertentu (sifat, fisik, dll) bisa dibilang meme ini
cukup populer oleh pengguna media sosial.
d. Meme Joke, Meme ini sangat banyak diminati oleh pengguna media
sosial, karena meme ini berisikan gambar-gambar kocak yang dapat
39
menghibur dan menghilangkan stress. Bukan hanya gambar tetapi
diikuti dengan kata-kata yang konyol.
e. Meme Politik, Meme ini mulai populer saat pemilihan presiden
ataupun pemilihan gubernur DKI Jakarta. Meme politik berisikan
unsur komedi yang menghibur, tetapi ada saja yang menggunakan
meme sebagai media kampanye.
2.4.3 Meme Comic Indonesia
Meme Comic Indonesia adalah sebuah komunitas meme
terbesar di Indonesia dengan lebih dari 3,5 juta member atau “likers”.
Meme comic Indonesia memulai debutnya di tahun 2012 melalui
sebuah Facebook fanpage yang bernama Meme Comic Indonesia
(https://www.facebook.com/MemeComicIndonesia). Pertama kali
dibuat oleh Mr. “P” yang kemudian sangat terkenal dengan “Admin P”,
kemudian merekrut beberapa admin lain seperti Admin S, Admin
Kit_ty dan masih banyak lagi. Meme Comic Indonesia juga memiliki
beberapa akun di media sosial seperti, Twitter, Instagram, website
sekaligus lahan permainan baru bagi para member, dan yang baru-baru
ini Meme Comic Indonesia membuat akun Line@.
Pada akhir 2014, Meme Comic Indonesia bekerja sama dengan
penerbit Loveables merilis buku berjudul “If You Know What Happened
in MCI”, yang isinya tentang keseharian kocak para Admin dari Meme
Comic Indonesia dan upaya-upaya mereka mengembangkan komunitas
meme terbesar di Indonesia ini. Pada pertengahan 2015 Meme Comic
40
Indonesia mengeluarkan buku keduanya “Meme dibaca Mim” yang
dikemas dengan gaya humor khas Meme.
Sejak tahun berdirinya sampai dengan saat ini, meme dan
gambar-gambar lucu buatan para admin dan member banyak menjadi
trend untuk dibagikan di kalangan netizen Indonesia. Meme yang
dihasilkan sangat beragam, mulai dari parodi situasi sekolah, selebritis,
ekonomi, politik, hingga persoalan sosial yang sedang booming
dikalangan masyarakat saat ini.
2.5 Landasan Teori
2.5.1 Teori S-O-R
Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organisme-
Respon. Teori ini dikemukakan oleh Hovland dengan anggapan bahwa
proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam
proses belajar tersebut terdapat tiga variable yang bisa menunjang yaitu,
perhatian, pengertian, dan penerimaan. Teori ini berasal dari psikologi,
dimana objek material psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu
manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini,
perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Unsur stimulus teori merupakan
perangsangan berupa message (isi, pernyataan), unsur organisme adalah
manusia (komunikasi) sebagai receiver atau penerima, unsur respon
yang dimaksud sebagai reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, dan
pengaruh (A. M. Hoeta, 2002:27).
Asumsi dasar dari model ini adalah media menimbulkan efek
yang terarah, segera, dan langsung terhadap komunikan. Efek yang
41
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memoerkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikasi. Teori S-O-R menganalogikan bahwa
stimulus yang diterima oleh individu akan mengahsilkan respon yang
berbeda pula (A. M. Hoeta, 2002:27).
Adapun menurut Skinner dalam buku A.M. Hoeta yang berjudul
Teori Komunikasi ada dua pembagian respon yang mengacu pada teori,
yaitu :
a. Respondent respons atau reflexsive
Respondent respons atau refexsive adalah respon yang
ditimbulkan oleh stimulus (rangsangan) tertentu. Stimulus
semacam ini disebut electing stimulus karena menimbulkan respon
yang relatif tetap. Misal makan lezat menimbulkan keinginan untuk
makan, mendengarkan berita sedih seseorang akan menangis, dan
lain-lain.
b. Operant respons atau Instrumental respons
Operant respons atau instrumental respons adalah respon
yang timbul dan berkembang diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu. Stimulus ini reinforcing stimulation atau reinforce karena
memperkuat respon. Misalnya pegawai kerjanya bagus diberikan
penghargaan dari perusahaan (stimulus baru) dengan begitu
selanjutnya pegawai tersebut akan meningkatkan kinerjanya lebih
giat lagi.
2.5.2 Teori Media Baru
New Media atau Media Baru secara sederhana diartikan
sebagai interaktif yang menggunakan perangkat dasar komputer. Media
baru dalam cakupan yang lebih luas dijelaskan bahwa media baru yang
42
muncul akibat inovasi teknologi dalam bidang media meliputi televisi
kabel, satellites, teknologi optic fiber, dan komputer. Menurut McQuail
munculnya media baru yang membawa ke konsep masyarakat informasi
sebagai masyarakat yang ‘dependent upon complex electronic
information and which allocate a major portion of their resources to
information and communication activities’ (McQuail, 2011:56).
Dalam teori media baru ini ada dua pandangan mengenai era
media pertama dan media kedua. Pertama, pandangan interaksi sosial
yang membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model
interaksi tatap muka. Kedua, pandangan integritas sosial pendekatan ini
menggambarkan media bukan bentuk informasi, interaksi, atau
penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia
menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat dengan
menyatukan masyarakat dalam bentuk rasa saling memiliki (Littlejohn,
2014).
1. Interaksi sosial
Membedakan media menurut seberapa dekat media dengan
model interasi tatap muka. Media lama dinilai lebih menekankan
pada penyebaran informasi yang mengurangi peluang adanya
interaksi. Media baru dianggap lebih interaktif dan menciptakan
sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. Media baru
memberikan bentuk interaksi yang baru pada hubungan pribadi
dalam cara yang tidak bisa dilakukan media sebelumnya.
43
2. Integrasi Sosial
Interaksi tatap muka bukan lagi menjadi standar utama atau
dasar perbandingan media komunikasi. Karena media diritualkan
menjadi kebiasaan, sesuatu yang formal, dan memiliki nilai yang
lebih besar dari penggunaan media itu sendiri.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Meme sebelumnya pernah dilakukan oleh
Allifiansyah (2016) Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang
mengangkat judul “Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi Digital di
Indonesia”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian mikro dan makro,
dimana menggunakan analisis wacana dan analisis semiotik. Penelitian ini
lebih menekankan pada fenomena politik yang terjadi pada saat itu. Sehingga
meme yang dipakai lebih menanggapi peristiwa politik dalam bentuk kritik
sekaligus cibiran terhadap 2 peristiwa politik di tahun 2014. Dengan begitu
peneliti akan mendapatkan respon yang spontan dari netizen atau pengguna
media sosial soal sikap mereka terhadap isu-isu nasional yang sensitif, yang
bisa dipahami secara psikologis dan sosiologis.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Akbar Muslim Syarif
Asmarawan (2016) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta dengan judul “Analisis Isi Pesan Permasalahan Sosial dalam
Internet Meme pada Permasalahn Sosial dalam Internet Meme di Fanpage
Meme Comic Indonesia periode November 2015”. Penelitian ini lebih
menekankan pada aspek isi pesan permasalahan sosial yang terjadi seperti,
disorganisasi keluarga, kemiskinan, kejahatan, dan juga lingkungan.
44
Penelitian ini dilakukan pada Fanpage Facebook Meme Comic Indonesia
dimana rata-rata pengakses adalah remaja jadi permasalahan sosial lebih pada
permasalahan lingkungan dan kejahatan. Hal ini menyatakan bahwa dengan
adanya meme permasalahan sosial yang terjadi akan mudah tersebar
kemasyarakat.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sandy Allifiansyah (2016)
tidak menjelaskan tentang perilaku komunikasi melalui meme di Fanpage
Facebook dalam penelitinnya. Penelitian Sandy Allifiansyah (2016) lebih
menekankan pada fenomena politik atau demokrasi yang terjadi pada tahun
2014. Sedangkan penelitian ini lebih menekankan bagaimana anggota Meme
Comic Indonesia melakukan perilaku komunikasi melalui meme, juga
perilaku komunikasi yang dahulunya dapat dilakukan secara face to face
tetapi saat ini bisa dilakukan melalui account to account di media sosial.
Metode yang digunakan oleh Sandy Allifiansyah (2016) adalah analisis
wacana dan analisis semiotik, sedangkan penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif. Persamaan penelitian Sandy Allifiansyah (2016) adalah
sama-sama mengarah kepada persoalan meme yang terjadi pada era digital
saat ini, dan meme digunakan sebagai media komunikasi dalam bentuk gaya
baru.
Sedangkan penelitian Akbar Muslim Syarif Asmarawan (2016) ialah
melakukan analisis isi pada meme terhadap permasalahan sosial yang ada.
Penelitan Akbar Muslim Syarif Asmarawan (2016) ini ingin mengetahui
permasalahan sosial seperti apa, hingga permasalahan tersebut diangkat
45
menjadi sebuah meme. Sedangkan penelitian ini lebih menekankan perilaku
komunikasi seperti apa yang terjadi di era digita melalui meme sehingga
penelitan ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian Kualitatif
Deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku komunikasi melalui meme.
Persamaan dari penelitian Akbar Muslim Syarif Asmarawan (2016) ini adalah
mengunakan objek yang sama yaitu pada Fanpage Meme Comic Indonesia.
2.7 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah perilaku komunikasi
anggota Meme Comic Indonesia melalui postingan meme di Fanpage
Facebook. Perilaku komunikasi adalah perilaku yang terjadi melalui sikap,
tindakan, dan pikiran dalam penyampaian pesannya menggunakan verbal
berubah menjadi nonverbal atau menggunakan gambar. Dalam hal ini gambar
yang dimaksud adalah meme, meme adalah salah satu cara untuk
menyampaikan pesan secara nonverbal yang lebih efektif dan mudah diterima
oleh komunikan. Meme sendiri dapat berupa gambar, video, orang ataupun
hanya kata/ungkapan yang erat kaitannya dengan lingkungan sekitar yang
dikemas secara kreatif, ringan dan menarik.