13
1 / 3

1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/INSAN1038-dc041d9941fullabstract.pdf · rampai berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma . Berkaitan dengan hal itu, cerpen yang peneliti

Embed Size (px)

Citation preview

1 / 3

Table of Contents

No. Title Page

1 Sexual Intelligence of the Young Indonesian Generation -

2 The Development of Religiosity in Late Adolescence -

3 The Influence of Multimedia Learning in Increasing the Cognitive Ability ofKindergarten Students

-

4 A Meta-analysis of the Relationship between Pretend Play and CcognitiveDevelopment

-

5 The Measurement of Level Customer Satisfaction: Consumer PsychologyPerspective

-

6 Evaluate a Short Story “Ave Maria― by Idrus using PersonalityPsychology Dimension

-

2 / 3

Vol. 8 - No. 1 / 2006-04TOC : , and page : -

Evaluate a Short Story “Ave Maria― by Idrus using Personality Psychology Dimension

Evaluate a Short Story “Ave Maria― by Idrus using Personality Psychology Dimension

Author :Heru Supriyadi |Faculty of Literary, Airlangga University

Abstract

Not only does a man do love affairs but also a woman does. This may happen due to the feminism (woman liberation).This reality is reflected in a short story “Ave Maria― by Idrus. In this story, Wartini (Zulbahri’s wife) is describedas a man who is expert in playing the piano. With her expertise in playing piano, she could arouse her previous lovewhich had died out with Zulbahri’s brother (Syamsu). Zulbahri, Wartini’s husband, felt betrayed becouse of this.To evaluate each characters in this short story “Ave Maria―, the researcher analysis it by using personalitypsychology dimension.

Keyword : love, affair, woman, feminism, evaluation, personality, psychology, ,

Daftar Pustaka :1. Aminuddin, (2004). Pengantar Apresiasi Sastra

. Bandung : Sinar Baru Algensindo2. Tracy Cabot, (2000). Rahasia Membuat Pria Jatuh Cinta. Jakarta : Pustaka Delapratasa3. Suwardi Endraswara, (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Yoyakarta : Penerbit Pustaka Widyatama4. Fundyartanta, (2005). Psikologi Kepribadian Frentiamisme. Yogyakarta : Zenith Publisher5. H. Arief Furchan, (2005). Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta : Pustaka Pelajar6. Idrus, (2004). Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Jakarta : Balai Pustaka7. Albertime Minderop, (2005). Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia8. E. Koswara, (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung : PT Eresco9. Burhan Nurgiyantoro, (2000). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press10. Bernard Paduska, (2000). 4 Teori Kepribadian : Eksistensialis, Behaviaris, Psikoanalitik, Aktualisasi Diri Jakarta. : Restu Agung11. Partini Sardjono Pradotokusumo, (2005). Pengkajian Sastra. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Sarana12. Korrie Layun Rampan, (2005). Tokoh-tokoh cerita Pendek Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia13. Alfons Sebatu, (1994). Psikologi Jung. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama14. Agus Sujanto, (2001). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Bina Aksara15. Harlem Lubis, (2001). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Bina Aksara16. Taufig Hadi, (2001). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Bina Aksara17. Sumadi Suryabrata, (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

3 / 3

62 INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

Pada saat ini perselingkuhan tidakhanya dilakukan oleh kaum pria.Perselingkuhan dilakukan juga oleh kaumwanita. Untuk memperoleh gambaran secarakonkret dapat disimak melalui sinopsissebagai berikut.

Sinopsis Cerpen “Ave Maria”Pernikahan antara Zulbahri dengan

Wartini sangat berbahagia meskipun merekasudah delapan bulan belum ada tanda-tandaakan memiliki keturunan. Bahkankebahagiaan tersebut bertambah ketikakarya sastra Zulbahri banyak mendapatperhatian khalayak dan para ahli.

Tidak lama kemudian, Zulbahrimendapat firasat bahwa kebahagiaan yangia rasakan akan sirna, bertukar dengankesusahan dan kesengsaraan. Firasat tersebut

Evaluasi Cerpen Ave Maria Karya Idrus dariDimensi Psikologi Kepribadian

Heru SupriyadiFakultas Sastra Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT

Not only does a man do love affairs but also a woman does. This may happen due to thefeminism (woman liberation). This reality is reflected in a short story “Ave Maria” by Idrus.In this story, Wartini (Zulbahri’s wife) is described as a man who is expert in playing thepiano. With her expertise in playing piano, she could arouse her previous love which had diedout with Zulbahri’s brother (Syamsu). Zulbahri, Wartini’s husband, felt betrayed becouse ofthis. To evaluate each characters in this short story “Ave Maria”, the researcher analysis it byusing personality psychology dimension.

Keywords:love affair, woman, feminism, evaluation, per-sonality psychology

“Ave Maria” merupakan cerpen karyaIdrus yang diterbitkan pertama kali olehBalai Pustaka, Jakarta, pada tahun 1948.Cerpen tersebut terbit dalam buku bungarampai berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lainke Roma. Berkaitan dengan hal itu, cerpenyang peneliti evaluasi adalah “Ave Maria”cetakan ke-22 tahun 2004.

Meskipun “Ave Maria”, tahun 1948sudah terbit, permasalahan yang terdapat didalamnya sangat relevan dengan era saat iniyang superkompleks. Perselingkuhan yangterdapat dalam cerpen tersebut sangat aktualsebagai topik pembicaraan.

INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

© 2006, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

63INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

© 2006, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

mulai tampak menjadi kenyataan ketikaZulbahri menerima surat dari adiknya,Syamsu, yang berada di Shonanto akankembali ke Jakarta tinggal bersama Zulbahri.Dalam keadaan demikian Zulbahri khawatirbahwa cinta monyet antara Wartini danSyamsu yang sudah padam akan menyalakembali. Surat dari Syamsu membuat pikiranZulbahri kacau balau dan terbengkelaipekerjaannya.

Apabila Zulbahri menolak kedatanganSyamsu, tentu Zulbahri dipandang rendaholeh orang-orang di kampungnya. Dalam halini Zulbahri merasa menjadi perampok milikSyamsu.

Kekalutan jiwa Zulbahri diutarakankepada Wartini. Dalam hal ini, Wartinimenanggapi bahwa kekalutan Zulbahriterlalu berlebihan. Wartini menjelaskanbahwa cinta Wartini kepada Syamsu tidakmasuk ke dalam hati.

Syamsu benar-benar kembali ke Jakartatinggal bersama Wartini dan Zulbahri.

Pada suatu saat Zulbahri sedang sakitkepala dan tidur saja di kamarnya, Syamsubersama Wartini bermain musik. Wartinimemainkan piano, Syamsu memainkanbiola. Mereka berdua memainkan lagu “AveMaria” karya Gonnod. Mereka berduamemainkan lagu itu penuh perasaan. Tanpadisadari, setelah lagu itu selesai, Wartini tiba-tiba menangis dan Syamsu segerameletakkan biolanya di atas piano.Wartini menangis karena terkenang masasilam ketika memainkan lagu itu bersama-sama.

Wartini dengan tersedu-sedu, perlahanmengungkap tanya kepada Syamsu sebagaiberikut: “Syam, dapatkah seorang

perempuan mencintai dua orang laki-lakisekaligus?” kemudian Syamsu menjawab“Tidak, Tini, hanya seorang ibu kepadaanak-anaknya dapat. Engkau sehat, Wartini.Hanya aku….”

Dalam keadaan demikian, Zulbahridari kejauhan mendengarkan baik-baik.Zulbahri merasa tahu benar bagaimanahubungan antara Wartini dengan Syamsu.Meskipun demikian ketika hal tersebutdikonfirmasikan, Wartini tetap mengelak.

Atas dasar hal itu, Zulbahrimeninggalkan kota Jakarta, pindah ke kotaMalang. Zulbahri sangat sulit melupakanWartini sehingga ia semakin hari semakinkurus. Hal ini mengakibatkan Zulbahri sakitdan dirawat di rumah sakit selama tiga bulan.Setelah Zulbahri sembuh, dokter melarangZulbahri pergi ke Jakarta, namun perkataandokter tidak dihiraukan. Seminggu sesudahitu ia ke Jakarta untuk meminta Wartinikembali kepada Syamsu.

Di tengah perjalanan pulang ke Jakarta,timbul perasaan Zulbahri ingin membunuhWartini dan Syamsu, namun berdasarkanpertimbangan psikologis keinginan tersebutdiurungkan.

Setiba di Jakarta, Zulbahri langsungmenuju rumah Wartini/Syamsu. Sesampaidi rumahnya, dari jendela, Zulbahri melihatWartini sangat berbahagia sedangmemainkan lagu “Ave Maria” bersamaSyamsu. Pandangan Zulbahri lebih tertujupada Wartini yang tampak badannya agakgemuk--menunjukkan Wartini sedang hamil.

Tanpa disadari air mata Zulbahrimenggenang, ia mengatakan “Sungguhberbahagia engkau Wartini. Tidak, tidak, akutidak akan mengganggumu.” Setelah itu ia

64 INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

lari meninggalkan Wartini dan Syamsumenuju ke hotel. Zulbahri tidak dapattinggal di hotel berlama-lama karena kondisikeuangannya menipis. Akhirnya ia tinggaldi sebuah rumah bergang kecil. Di tempattersebut ia mencari hiburan membaca buku,namun sia-sia. Dalam keadaan demikian,pakaiannya tidak terurus.

Setelah ia membaca cerita pendekdalam suatu majalah, ia sadar bahwa selamaini hidupnya hanya memenuhi kepentinganpribadi. Oleh karena itu dengan aruskesadaran yang sesadar-sadarnya, Zulbahrimasuk barisan jibaku untuk kepentingannusa dan bangsa.

Metode dan PendekatanSetiap karya sastra mengandung unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Sehubungan denganhal itu, Redyanto Noor (2004:29)mengungkapkan bahwa unsur-unsurintrinsik adalah unsur-unsur yangmembangun dari dalam, misalnya dalamcerita rekaan berupa tema, amanat, alur(plot), tokoh dan penokohan, latar (setting),dan pusat penceritaan (point of view). Unsur-unsur ekstrinsik misalnya psikologi. Unsurintrinsik dan unsur ekstrinsik merupakansatu kesatuan yang bersifat integral sehinggatidak dapat dipisah-pisahkan.

Dalam penelitian cerpen “Ave Maria”,karya Idrus, unsur yang dominan adalahtokoh dan penokohan, oleh karena itu dalamartikel ini peneliti menganalisis unsurtersebut sebagai tahap awal. Setelah itupeneliti membuat evaluasi cerpen “AveMaria” dari dimensi psikologi kepribadian.

HASILTokoh

Pelaku yang mengemban peristiwadalam cerita fiksi sehingga peristiwa itumampu menjalin suatu cerita disebut tokoh(Aminuddin, 2004:79). Dalam hal ini tokohterdiri atas sepuluh ragam: tokoh utama,tokoh tambahan, tokoh protagonis, tokohsederhana dan bulat, tokoh antagonis, tokohstatis, tokoh berkembang, tokoh tipikal dantokoh netral (Nurgiantoro, 2000: 176-190).

Berdasarkan sinopsis cerpen “AveMaria”, tokoh yang penting untukdibicarakan yaitu Zulbahri, Wartini, danSyamsu.

Tokoh Zulbahri dalam cerpen “AveMaria” termasuk tokoh utama. Hal itu dapatdilihat bahwa Zulbahri tokoh yang palingterlibat dengan makna dan tema cerita.Tokoh Zulbahri paling banyak terlibatdengan tokoh lain (Syamsu dan Wartini).Selain itu, Zulbahri, tokoh yang banyakmemerlukan waktu penceritaan.

Wartini termasuk tokoh bulat(kompleks). Dalam hal ini ia sebagai sosokwanita munafik. Di depan Zulbahri, iamengatakan cintanya hanya untuk Zulbahri,namun di depan Syamsu, Wartinimengatakan “Dapatkah seorang perempuanmemiliki dua laki-laki sekaligus?” Wartinitidak memiliki kepribadian yang konsisten.Syamsu termasuk tipe tokoh berkembang.Ketika kecil ia ada hubungan cinta monyet,namun ketika ia berada di Shonanto, seolahSyamsu tidak ada hubungan apa-apa denganWartini.

Sekembali dari Shonanto, padamulanya Syamsu dapat menjaga diri dankehormatan, namun sedikit demi sedikit

Evaluasi Cerpen Ave Maria Karya Idrus dari Dimensi Psikologi Kepribadian

65INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

berubah. Ia perlahan-lahan mencintaiWartini (merusak hubungan Wartini denganZulbahri). Dengan kata lain, Syamsumengalami perubahan (perkembanganperwatakan) akibat peristiwa-peristiwa yangterjadi (Altenbernd dan Lewis, dalamNurgiantoro, 2000:188).

PenokohanAlbertime Minderop (2005:2)

mengartikan penokohan sebagaikarakterisasi yang berarti metodemelukiskan watak para tokoh yang terdapatdalam suatu karya fiksi. Tujuan analisis iniuntuk mencapai suatu pemahaman tentangketabahan individu dalam suatu komunitastertentu melalaui pandangan-pandangannyayang mencerminkan pandangan-pandanganwarga dalam komunitas yang bersangkutan(Furchan, 2005:7). Dalam hal ini penokohanterdiri atas tiga variasi: 1. teknik ekspositaris,2. teknik dramatik, dan 3. teknik identifikasitokoh.

1. Teknik EkspositorisTeknik ekspositoris disebut juga

sebagai teknik analitis. Dalam hal inipelukisan tokoh cerita dilakukan denganmemberikan deskripsi, uraian, ataupenjelasan secara langsung.

Dalam cerpen “Ave Maria” Idrusmenggunakan teknik ekspositoris untukmendeskripsikan sosok Zulbahri. Untukmemperoleh secara jelas dapat dilihatmelalui kutipan sebagai berikut.

“Masih jelas teringat oleh kami, hariperkenalan kami dengan Zulbahri. Bajujasnya sudah robek-robek, di bagian

belakang tinggal hanya benang-benang sajalagi, terkulai seperti ekor kuda.”

(Idrus, 2004:13)

Teknik ekspositoris yang lain dapatdilihat melalui kutipan sebagai berikut.

Kami terharu dan kasihanmendengarkan cerita Zulbahri itu. Iamenengadah ke langit bertaburan bintangitu. Air matanya tergenang ...

Aku pergi tinggal di sebuah rumah digang kecil. Yang menjadi hiburan bagikutinggal hanya buku-buku lagi. Aku selalumencari, mencari tempat jiwakubergantung. Sekian lama aku mencari, tapisia-sia belaka. Aku menjadi tak acuhkembali kepada diriku. Pakaianku takkuhiraukan pula, kadang-kadang pakaisepatu, kadang-kadang tidak.

(Idrus, 2002:19-20 )

Dengan teknik ini penggambarantokoh menjadi lebih konkret.

2. Teknik DramatikJika teknik ekspositoris, pengarang

memberikan deskripsi, dalam teknikdramatik para tokoh ditampilkan miripdengan drama. Dengan teknik ini cerita akanlebih efektif.

Teknik dramatik terdiri atas delapanjenis yaitu teknik cakapan, teknik laku, teknikpikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran,teknik reaksi tokoh, reaksi tokoh lain, teknikpelukisan latar, teknik pelukisan fisik(Burhan Nurgiantoro, 2000:201-210).

Dalam cerpen “Ave Maria”, Idrusmemanfaatkan penokohan dramatik bentukteknik cakapan, teknik pikiran dan perasaan,teknik arus kesadaran, dan teknik pelukisanlatar.

Heru Supriyadi

66 INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

Teknik cakapan dimaksudkan untukmencerminkan kedirian tokoh danmenunjukkan perkembangan plot. Hal inimisalnya pada kutipan sebagai berikut.

Adakah yang hendak kaubicarakandengan daku, Zul? Ceritakanlah.

Perkataan Wartini menambahsemangatku untuk menguraikan segala-galanya kepadanya. Begitulah kamitermenung setelah kuceritakan bahwaSyamsu, adikku hendak pindah dariShonanto ke Jakarta dan hendak tinggalbersama kami. Kuterangkan pula bahwaaku tak dapat menolak. Jika kutolak, akudipandang rendah oleh orang kampungku.Wartini pun mengerti tentang hal itu.Tentang bahayanya Syamsu tinggalbersama kami, terus terang pula kuuraikankepada Wartini.

Takutmu berlebih-lebihan, Zul. Akucinta kepadamu. Syamsu hanya temanmainku di waktu kecil. Cinta demikian takmasuk ke dalam hati. Cinta monyet, kataorang.

(Idrus, 2004:16)

Teknik cakapan terdapat pula padakutipan sebagai berikut.

“Mengapa menangis, Tini? Engkaubersedih?”

“Aku terkenang pada masa silam.Pernah kita memainkan lagu ini dulubersama-sama.”

“Ya, waktu itu takkan dapat kulupakanselama-lamanya, Tini. Waktu itu akusedang penuh dengan cita-cita yang sangattinggi.”

“Dan semua cita-cita itu kandas bukan,Syam? Engkau tak meneruskan pelajaranbiolamu.”

(Idrus, 2004:17)

Teknik pikiran dan perasaanmengungkap bagaimana keadaan jalanpikiran, serta perasaan tokoh dalam banyakhal yang mencerminkan sifat kediriannya.Hal ini dalam cerpen “Ave Maria” dapatdilihat sebagai berikut.

Tak ada yang dapat dicela tentangpergaulan Syamsu dan Wartini. Keduanyahormat-menghormati. Hatiku jugalahyang berkata-kata bahwa aku seorangperampok. Hatiku berkata, aku berdosaterhadap Syamsu. Dan kata hatiku, cintaWartini tak lama lagi akan timbul kembaliterhadap Syamsu.

Perasaan-perasaan yang demikianmenjadikan daku sangat curiga. Segalapercakapan Wartini kupikir-pikirkan kalau-kalau ada mempunyai arti lain ...

(Idrus, 2004:17)

Kutipan di atas menunjukkan bahwapengarang melalui tokoh Zulbahrimengungkapkan kekacauan pikiran danperasaannya. Dalam hal ini Zulbahri merasawas-was bahwa api cinta antara Waatini danSyamsu yang sudah padam menyala kembali.Karena khawatirnya, segala kata Wartinikepada Syamsu dipikir-pikir.

Teknik arus kesadaran dimanfaatkanoleh Idrus dalam cerpennya “Ave Maria”.Teknik tersebut berkaitan erat denganteknik pikiran dan perasaan. Keduanya tidakdapat dibedakan secara pilah karenakeduanya menggambarkan tingkah lakubatin tokoh. Arus kesadaran merupakansebuah teknik narasi yang berusahamenangkap pandangan dan aliran prosesmental tokoh. Dalam hal ini tanggapan indrabercampur dengan kesadaran danketidaksadaran pikiran, perasaan, ingatan,harapan, dan asosiasi-asosiasi. Arus

Evaluasi Cerpen Ave Maria Karya Idrus dari Dimensi Psikologi Kepribadian

67INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

kesadaran sering disamakan dengansinandika (monolog interior). Hal ini dapatdilihat sebagai berikut.

Begitulah keadaanku sampai waktu kitaberkenalan pertama kalinya. Aku heransekali. Waktu aku melihat majalah di bawahmeja bundar ini, entah dari mana timbulkeinginanku hendak membaca carita pendekyang selalu ada dalam tiap-tiap majalah itu.Kuakui, sangatlah besar pengaruhnya cerita-cerita pendek itu kepada jiwaku.

Baru aku insaf bahwa kehidupankuyang dulu-dulu itu semata-mata

berdasarkan kepentingan diri sendiribelaka. Aku sangat menyesal.

(Idrus, 2004:20)

Teknik pelukisan latar dimanfaatkanIdrus dalam cerpen “Ave Maria “ sebagaiprasarana untuk menggugah imaginasipembaca sehingga apa yang diungkapkanmenjadi lebih hidup. Hal tersebut dapatdilihat di bawah ini .

Angin malam mendesir-desirkan daun –daun jarak. Bulan semakin terang. Zulbahriberhenti berbicara. Dari kantongnyadikeluarkannya sehelai kertas, diberikannyakepada ayah. Air teh yang disediakan ibudia tak disinggung – singgungnya. Iaberdiri lalu meninggalkan kami ...

(Idrus, 2004:20)

Untuk melukiskan situasi malamterang bulan, Idrus mengungkapkan anginmalam mendesir-desirkan daun-daun jarak.Bulan semakin terang. Hal ini dimaksudkanbahwa lukisan suasana untuk mengantarkanZulbahri dengan pikiran bersihnyamengabdikan kepada nusa dan bangsamenjadi tentara jibaku.

Selain itu teknik pelukisan latar dapatdilihat melalui kutipan sebagai berikut.

Pada malam seperti ini pula, Zulbahriberpisah dengan kami buat selama-lamanya. Siapa yang takkan terkenangkepada kejadian itu. Kami melihat ke bulanpurnama raya, dengan segala kenang-kenangan kepada Zulbahri yang telahdapat memperbaharui jiwanya. Dari radioumum kedengaran lagu Menuetto in Gciptaan Beethoven.

(Idrus, 2002:20)

3. Teknik Identifikasi TokohDalam bidang penokohan, Idrus juga

memanfaatkan identifikasi tokoh. Cara iniada dua ragam yaitu prinsip pengulangandan prinsip pengumpulan. Pada prinsippengulangan, pengarang mengulang-ulangsifat kedirian tokoh sehingga pembaca dapatmemahami dengan jelas. Prinsippengumpulan dalam hal ini kedirian tokohdiungkapkan sedikit demi sedikit dalamseluruh cerita.

Dalam cerpen “Ave Maria” pengarangmemanfaatkan cara prinsip pengulangan-prinsip pengumpulan tidak terdapat didalamnya. Hal ini dapat dilihat sebagaiberikut.

… Anehnya, sungguhpun Wartinimenerangkan bahwa ia hanya mencintaiaku sendiri, tapi hatiku terus berkata bahwaWartini lebih dekat kepada Syamsu. Akumerasa diriku sebagai seorangperampok.…

Hatiku jugalah yang berkata-katabahwa aku adalah seorang perampok.

(Idrus, 2002:17)

Evaluasi Cerpen “Ave Maria” dariDimensi Psikologi Kepribadian

Agus Sujanto, Harlem Lubis, danTaufig Hadi (2001 : 3) mengartikan psikologi

Heru Supriyadi

68 INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

kepribadian sebagai psikologi khusus yangmembahas tentang psikhe seseorang.Sehubungan dengan hal itu, E Koeswara(1991 : 4) menjelaskan bahwa semua faktoryang menentukan atau mempengaruhitingkah laku manusia merupakan objekpenelitian dan pemahaman para ahlipsikologi kepribadian.

Untuk memperoleh gambaran tentangevaluasi tokoh dalam cerpen “Ave Maria”dari dimensi psikologi kepribadian dapatdisimak melalui deskripsi dan eksplanasisebagai berikut.

1. Zulbahri sebagai seorang suamitermasuk berkepribadian pria tipeperasaan. Dalam dirinya dihantuiperasaan bahwa kedatangan Syamsu dariShonanto ke Jakarta untuk tinggalserumah dengan Zulbahri dan istrinya(Wartini) sangat membahayakan.Zulbahri merasa khawatir bahwa apicinta antara Syamsu dengan Wartini yangsudah padam menyala kembali.Sehubungan dengan itu Tracy Cabot(2000:112) menyatakan bahwa priaperasaan bersifat sensitif dan mudahdilukai.

Zulbahri yang telah menikahi Wartini,merasa bahwa dirinya “seorangperampok” karena sebenarnya Wartinipernah menjadi kekasih Syamsu ketikamasih kecil, walaupun hal itu hanya cintamonyet.

Penelitian tentang cerpen “AveMaria” karya Idrus dari dimensiPsikologi kepribadian menggunakanlandasan pijak psikologi sastra. SuwardiEndraswara (2003:96) berpendapatbahwa Psikologi Sastra merupakan kajian

sastra yang memandang karya sastrasebagai aktivitas kejiwaan. Dalam hal inikarya sastra dipandang sebagai fenomenapsikologis akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh.

Dalam hal ini, psikologi kepribadiandidasarkan atas cara pendekatan(approach) terdiri atas dua macam teori.(1) Teori yang mempunyai carapendekatan tipologis (typological approach)misal teori Plato dan HipocratesGalenus. (2) Teori yang menggunakancara pendekatan penafsiran (traisapproach) misal dari Freud dan teori Jung(Suryabrata, 2005:4).

Untuk menganalisis cerpen “AveMaria” karya Idrus, penelitimenggunakan pendekatan Freud. Hal inikarena untuk memaknai karya sastra yangpeneliti analisis berdasarkan teoripenafsiran (Sumadi Suryabrata, 2005:4).Partini Sardjono Pradotokusumo(2005:55) mengartikan penafsiran adalahmenafsirkan sebuah teks dan menyusuntafsiran-tafsiran itu secara sistematik.

Menurut hemat peneliti, Zulbahritidak merebut Wartini dari tanganSyamsu. Hal itu karena ketika Zulbahrimenikah dengan Wartini keadaan Wartinivakum (tidak memiliki kekasih). Olehkarena itu Wartini sah sebagai istriZulbahri, dan sepenuhnya Wartinimenjadi hak Zulbahri.

Superego Zulbahri dalam menyikapiperselingkuhan antara Wartini denganSyamsu tidak tepat. Seharusnya Zulbahritidak meninggalkan Wartini begitu saja,melainkan mengajak Wartini dan Syamsududuk satu meja menyelesaikan

Evaluasi Cerpen Ave Maria Karya Idrus dari Dimensi Psikologi Kepribadian

69INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

persoalan “bagaimana sebaiknya danbagaimana seharusnya.” Dalam hal iniZulbahri tidak perlu meninggalkanJakarta menuju ke Malang.

Pada kenyataannya kepergianZulbahri ke kota Malang untuk mencariketenangan tidak menyelesaikanpersoalan. Di kota tersebut, rasa sakithatinya terhadap Wartini dan Syamsusemakin menjadi-jadi yangmengakibatkan ia jatuh sakit, dirawat dirumah sakit selama tiga bulan. Olehkarena itu, setelah sembuh ia kembalike Jakarta. Di tengah perjalanan,Zulbahri timbul perasaan inginmembunuh Wartini dan Syamsu, namunberdasarkan pertimbangan psikologisniat tersebut diurungkan. Hal inimenunjukkan Zulbahri sadar bahwamembunuh bukan solusi yang baik.

Di Jakarta, ia tidak dapat tinggalberlama-lama di hotel karenakeuangannya menipis. Ia memilih tinggaldi sebuah kampung bergang kecil. Disinilah ia banyak membaca buku. Setelahmembaca sebuah cerpen, ia sadar bahwakehidupan masa lalunya selalu menuntutkepentingan pribadi (egois) sehinggahidupnya tidak tenang. Akhirnya ia sadaryang sesadar-sadarnya memilih jalanhidup menjadi anggota barisan jibakuuntuk membela nusa dan bangsa. Atassolusi tersebut, Zulbahri merasahidupnya bermakna. Pilihan jalan hiduptersebut menurut peneliti merupakansolusi yang sangat baik pada masa itu.

2. Syamsu (adik Zulbahri) pada mulanyamenghargai Wartini sebagai istriZulbahri. Akan tetapi beberapa lama

kemudian pikiran dan perasaan Syamsuberubah mencintai Wartini. KepribadianSyamsu dikusai id.

Berdasarkan hasil observasi, Syamsuterklasifikasi sebagai pria tipe auditoryyaitu pria yang lebih memperhatikansuara (Cabot, 2000:90). Hal itu dapatdibuktikan begitu ia selesai memainkanmusik lagu “Ave Maria” bersama Wartini,disadari atau tidak Syamsu terlena, jatuhcinta kepada Wartini sehingga terjadilahperselingkuhan.

Seharusnya Syamsu tahu diri bahwaWartini istri sah Zulbahri. Syamsu dalamhal ini sebaiknya mengekang id (alambawah sadarnya) menjaga keutuhankeluarga (Zulbahri dengan Wartini).

Bagaimanapun Syamsu melakukanperbuatan yang tidak etis. Ia merampasistri Zulbahri yang seharusnyamenghargai dan melindunginya. Syamsusosok pria yang ekstrem karenamembuat situasi keluarga Zulbahri cerai-berai. Dalam hal ini Syamsuterperangkap cinta Wartini.

3. Sosok Wartini terklasifikasi tipe wanitahetaira yaitu berhubungan dengan priadengan maksud untuk menarik eros ataucintanya. Wanita tipe ini berbahayakarena tidak pernah mengadakanhubungan yang kekal. Dia denganmudah berpindah dari pria yang satu kepria lain (Sebatu, 1994:110).Kepiawaiannya bermain piano ia salahgunakan untuk membuat orang lain jatuhcinta.

Heru Supriyadi

70 INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

Di depan Zulbahri, Wartini berikrarbahwa tidak mungkin Wartini jatuh cintakepada Syamsu. Akan tetapi di depanSyamsu, Wartini mengatakan “Dapatkahseorang wanita mencintai dua orangsekaligus?” Dalam hal ini Wartini egois,pengecut, dan plin-plan. Ia tidak dapatmengekang id, dan superegonya tidakberfungsi dengan baik. Berkaitan denganhal tersebut, Korrie Layun Rampan(2005:21) mengungkapkan bahwapengarang membeberkan kenyataanyang ada, seperti apa yang dilihat olehmata jasmani sehari-hari.

Sebaiknya, walaupun Wartini sangatmencintai Syamsu, ia harus dapatmenghalang-halangi id-nya sehinggaperkawinannya dengan Zulbahri dapatterbina dengan baik.

Paparan tersebut dapat dibuat tabelevaluasi sebagai berikut.

SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi dan eksplanasipada subbahasan sebelumnya dapat penelitisimpulkan sebagai berikut.

Cerpen “Ave Maria” terdiri atas tigatokoh penting yaitu Zulbahri, Syamsu, danWartini. Isi cerpen tersebut sangat relevandengan zaman emansipasi wanita (Women’sLib) yang berakibat sering ter jadiperselingkuhan dilakukan oleh wanita.

Pengarang dalam cerpen “Ave Maria”memanfaatkan teknik penokohan berbagairagam, yaitu teknik ekspositoris, dramatik,dan teknik identifikasi tokoh.

Berdasarkan psikologi kepribadian,

Evaluasi Cerpen Ave Maria Karya Idrus dari Dimensi Psikologi Kepribadian

1. Zulbahri dapat menghalang-halangiid-nya yang berkeinginan untukmembunuh Wartini dan Syamsu.

2. Setelah perkawinannya denganWartini gagal, ia dengankesadarannya melakukankompensasi positif masuk tentarajibaku membela nusa dan bangsa.

1. Berpenampilan tenang dan percayadiri.

2. Berjiwa optimis dan militan untukdapat meraih kembali mantankekasihnya yang sudah menikah.

1. Pandai bermain piano dengan penuhperasaan sehingga Syamsu empati.

2. Wanita tipe hetaira, pandaimembangkitkan kembali cintaSyamsu yang sudah rapuh.

1. Zulbahri keliru dalam menyikapihubungan Wartini dengan Syamsu.Sebaiknya Zulbahri tidak perlumeninggalkan rumahnya. Zulbahrisebaiknya mengajak Wartini danSyamsu duduk satu meja untukmenyelesaikan persoalan.

2. Zulbahri tidak berani menghadapiSyamsu walaupun sebenarnyaWartini sepenuhnya hak Zulbahri.

1. Pengganggu keharmonisanperkawinan Zulbahri dan Wartini.

2. Seorang pemuda yang ekstrem.

1. Egois, Pengecut, dan plin-plan2. Tidak mau tahu tentang kewajiban

seorang istri.

Kelebihan KekuranganTokoh

ZULBAHRI

SYAMSU

WARTINI

71INSAN Vol. 8 No. 1, April 2006

baik Zulbahri, Syamsu, maupun Wartinitidak digambarkan sebagai tokoh “hitam-putih” yang berarti tokoh yang baikdigambarkan baik sekali, tokoh yang jahat,jahat sekali. Pengarang dalam cerpen “AveMaria” menggunakan teknik campuran yaitumasing-masing tokoh memiliki sisi baiksekaligus memiliki sisi buruk.

Sesuatu yang menjadi benang merahpemicu retaknya perkawinan dalam cerpen“Ave Maria” ialah perselingkuhan. Dalam halini penyelewengan berarti meracuni cinta.Penyelewengan merupakan pelanggarandasar atas komitmen sebuah perkawinan.

PUSTAKA ACUAN

Aminuddin. (2004) Pengantar Apresiasi Sastra.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Cabot, Tracy. (2000). Rahasia Membuat PriaJatuh Cinta. Jakarta: Pustaka Delapratasa.

Endraswara, Suwardi. (2003). MetodologiPenelitian Sastra. Yoyakarta: PenerbitPustaka Widyatama.

Fundyartanta. (2005). Psikologi KepribadianFrentiamisme . Yogyakarta: ZenithPublisher.

Furchan, H. Arief. (2005). Studi Tokoh: MetodePenelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Heru Supriyadi

Idrus (2004). Dari Ave Maria ke Jalan Lain keRoma. Jakarta: Balai Pustaka.

Koswara, E. (1991). Teori-Teori Kepribadian.Bandung: PT Eresco.

Minderop, Albertime. (2005). MetodeKarakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: YayasanObor Indonesia.

Noor, Redyanto, dkk. 2000). Pengkajian Sastra.Semarang: Fasindo

Nurgiyantoro, Burhan. (2000). Teori PengkajianFiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Paduska, Bernard. (2000). 4 Teori Kepribadian :Eksistensialis, Behaviaris, Psikoanalitik,Aktualisasi Diri. Jakarta: Restu Agung.

Pradotokusumo, Partini Sardjono. (2005),Pengkajian Sastra. Jakarta: PT. GramediaPustaka Sarana.

Rampan, Korrie Layun.(2005). Tokoh-tokohcerita Pendek Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sebatu, Alfons. (1994). Psikologi Jung. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Sujanto, Agus. Harlem Lubis dan Taufig Hadi.(2001). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PTBina Aksara.

Suryabrata, Sumadi. (2005). PsikologiKepribadian. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.