12
1 / 3

1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

  • Upload
    ngonga

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

1 / 3

Page 2: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Table of Contents

No. Title Page

1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-EndingInjury

65 - 71

2 Perbedaan Kualitas Hidup pada Dewasa Awal yang Bekerja dan yang TidakBekerja

102 - 107

3 Pengaruh Hardiness dan Coping Stress Terhadap Tingkat Stres pada KadetAkademi TNI-AL

72 - 78

4 Hubungan antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari pada Anakyang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Rumah Tahanan Surabaya

108 - 116

5 Resiliensi pada Wanita Dewasa Awal Pasca Kematian Pasangan 117 - 122

6 Gambaran Kebahagiaan pada Wanita Bekerja Usia Dewasa Madya yang BelumMenikah

79 - 86

7 Psychological Well-being pada Ibu Usia Dewasa Madya yang Berada pada FaseSangkar Kosong

87 - 95

8 Pengaruh Pelatihan Neuro-Linguistic Programming (NLP) terhadap PenurunanTingkat Stres Kompetitif pada Atlet Pelajar

96 - 101

2 / 3

Page 3: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Vol. 3 - No. 2 / 2014-08TOC : 3, and page : 108 - 116

Hubungan antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) diRumah Tahanan Surabaya

Hubungan antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) diRumah Tahanan Surabaya

Author :Margaretha Rehulina | [email protected] PsikologiDenda Prayogo | [email protected] Psikologi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari pada anakyang berhadapan dengan hukum (ABH) di Rutan Surabaya. Definisi ketidakberdayaan yang dipelajari pada penelitian inimenggunakan definisi yang telah dibuat oleh Grundvig Partnership (2010) dan definisi adversity pada penelitian inimenggunakan definisi yang telah dibuat oleh Stolz (2000). Penelitian ini dilakukan pada 100 orang remaja penghuniRutan Surabaya. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah total populasi. Dalam penelitian ini, alat pengumpuldata yang digunakan untuk mengumpulkan data adversity adalah kuisioner adversity yang telah dimodifikasi oleh peneliti.Untuk ketidakberdayaan yang dipelajari digunakan kuisioner yang dibuat oleh peneliti di Grundwig Partnership yangkemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi sederhanaSpearman’s rho dengan program SPSS 20 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapathubungan negatif antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari sebesar 0,546. Dari uji yang dilakukan padadimensi control, origin and ownership, reach dan endurance pada adversity juga menunjukkan hubungan yang negatifdengan learned helplessness. Dari penelitian ini dapat diperoleh bahwa adversity berhubungan dengan kondisiketidakberdayaan yang dipelajari pada ABH di Rutan Surabaya.

Keyword : ABH, Adversity, Ketidakberdayaan, Rutan, ,

Daftar Pustaka :1. Seligman, M.E.P., & Maier, S.F., (1967). Failure To Escape Traumatic Shock. 74, 1-9. : Journal of ExperimentalPsychology.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

3 / 3

Page 4: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Hubungan antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Rumah Tahanan Surabaya

Denda PrayogoMargaretha RehulinaFakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Abstract.________________________________________________________________________This research aims to know the relationship between adversity and learned helplessness in ado-lescent who are dealing with the law in Rutan Surabaya. Definition of learned helplessness at this research using a definition that has been created by Grundvig Partnership (2010) and the definition of adversity on this research using a definition that has been created by Stolz (2000). This research was conducted on 100 teenage occupants in Rutan Surabaya. Technique collect-ing data used population. In this study, data collecting instrument that was used to collect adversity’s data is adversity questionnaire that has been modified by the researcher. To learned helplessness use questionnaire developed by researchers at the Grundwig Partnership which is then translated into Indonesian. Data analysis techniques using simple correlation Spearman’s rho techniques with the SPSS program 2.0 for Windows. The results of this research show that there is a negative relationship between adversity and learned helplessness of 0,546. From a test taken on the dimensions of the control, the origin and ownership, reach and endurance in ad-versity also showed a negative relationship with learned helplessness. From this research can be obtained that adversity associated with the condition of learned helplessness in adolescent who are dealing with the law in Rutan Surabaya.

Key words: Adolescent who are dealing with the law; Adversity; Learned Helplessness; Rutan

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari pada anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di Rutan Surabaya. Definisi ketidakberdayaan yang dipelajari pada penelitian ini menggunakan definisi yang telah dibuat oleh Grundvig Partnership (2010) dan definisi adversity pada penelitian ini menggunakan definisi yang telah dibuat oleh Stolz (2000). Penelitian ini dilakukan pada 100 orang remaja penghuni Rutan Surabaya. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah total populasi. Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data adver-sity adalah kuisioner adversity yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Untuk ketidakberdayaan yang dipelajari digunakan kuisioner yang dibuat oleh peneliti di Grundwig Partnership yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi sederhana Spearman’s rho dengan program SPSS 20 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari sebesar 0,546. Dari uji yang dilakukan pada dimensi control, origin and ownership, reach dan endurance pada adversity juga menunjukkan hubungan yang negatif dengan learned helplessness. Dari penelitian ini dapat diperoleh bahwa adversity berhubungan dengan kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari pada ABH di Rutan Surabaya.

Kata kunci: ABH; Adversity; Ketidakberdayaan; Rutan.

Korespondensi: Denda Prayogo, email: [email protected] Rehulina, email: [email protected] Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286,Telp. (031) 5032770, (031) 5014460, Fax (031) 5025910.

108Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

Page 5: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Denda Prayogo, Margaretha Rehulina

109Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

PENDAHULUANSistem pemidanaan anak di Indonesia dia-

tur oleh UU No. 11 Tahun 2012. Undang-undang tersebut diatur mengenai aturan mengenai pemi-danaan anak. Anak yang berhadapan dengan hu-kum adalah anak yang memiliki konflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, atau anak yang menjadi saksi tindak pidana. Anak yang dapat dijerat dengan hukum adalah anak yang berusia sekurang kurangnya 12 tahun dan tidak lebih dari 18 tahun. Namun dalam setting koreksional, batasan usia anak tidak melebihi 21 tahun yang mana diatur dalam undang-undang yang sama. Anak yang sedang mengalami per-masalahan hukum akan ditempatkan kedalam Rumah Tahanan (Rutan) selama menjalani proses persidangan anak.

Berbagai macam keadaan yang harus di-hadapi anak yang berhadapan dengan hukum di dalam Rutan meliputi kondisi lingkungan sosial dalam Rutan yang kurang baik (Sudarsono, 1995), kelebihan kapasitas penghuni, terbatasnya sarana prasarana kurangnya fasilitas khusus untuk anak, dan komunikasi antar penghuni Rutan mencip-takan iklim yang kurang baik untuk perkemban-gan anak. Berbagai permasalahan yang mereka hadapi selama di dalam Rutan akan secara lang-sung membuat para tahanan anak rentan terhadap stress dan depresi (Indah, 2007), labeling buruk dari masyarakat (Sudarsono, 1995) dan kurang terpenuhinya kesejahteraan psikologis anak yang akan berdampak pada pola perilaku anak terse-but dikemudian hari (Puspa, 2010). Hal-hal terse-but nantinya yang akan membuat anak penghuni Rutan merasa tidak berdaya menghadapi perma-salahan-permasalahan yang ada dan merasa tidak mampu mengendalikan lingkungan mereka.

Berdasarkan hasil studi literatur dari topik penelitian, penulis menemukan bahwa ketidak-berdayaan yang dipelajari menjadi penting untuk diperhatikan. Hal ini terkait dengan konsekuensi negatif dari ketidakberdayaan yang dipelajari yai-tu penurunan motivasi dalam pemecahan masalah (Seligman, 1978; Mauk, 1979), perilaku dependen dan pasif (Slimmer, 1987), penurunan kemampuan koping perilaku, ekspresi emosi, dan associative

learning (Overmier & Seligman, 1967).Kenyataannya tidak semua anak dalam Rutan

mengalami kondisi ketidakberdayaan yang dipela-jari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, dukungan sosial (Cohen, 1984), self esteem yang tinggi (Witkowski, 1997), dan adver-sity yang tinggi (Stolz, 2000).

Adversity adalah suatu konsep yang ditujukan mengenai bagaimana seseorang dapat bertahan dan dapat mengatasi kesulitan (Stolz, 2000). Ad-versity adalah perwujudan dari kebiasaan respon seseorang terhadap kesulitan (Stolz, 2000). Adver-sity mempunyai komponen berupa control (kend-ali), origin (asal-usul) dan ownership (pengakuan), reach (jangkauan), endurance (daya tahan) (Stolz, 2000).

Siahaan (2012) menyebutkan adversity pada tahanan remaja di Rutan dianggap penting dalam meningkatkan motivasi pada anak yang terlibat dengan hukum. Ketika anak dalam Rutan mampu membangun adversity maka hal yang akan terjadi adalah semakin meningkatnya motivasi untuk melanjutkan hidupnya (Siahaan, 2012), mening-katkan self concep dan harga diri pada anak yang berhadapan dengan hukum (Fitriana, 2013), serta dapat memberdayakan diri meraka selama mer-eka di dalam Rutan dan nantinya ketika kembali ke masyarakat (Stolz, 2000).

Berdasarkan penjelasan yang ada maka tim-bul asumsi bahwa anak dalam Rutan yang memi-liki adversity yang tinggi pada dirinya sesuai den-gan yang diungkapkan oleh Stolz (2000), maka akan lebih tahan terhadap munculnya kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari. Dan ketika ad-versity dari anak dalam Rutan tersebut rendah maka mereka akan lebih rentan mengalami keti-dakberdayaan yang dipelajari.

Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari sebagai dua variabel penelitian, namun peneliti juga akan membahas mengenai hubungan masing masing dimensi pada variabel adversity yaitu kendali, asal usul dan pengakuan, jangkauan serta daya tahan dengan ketidakber-dayaan yang dipelajari pada anak berhadapan den-gan hukum di Rutan Surabaya.

Page 6: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Hubungan Antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari Pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Rumah Tahanan Surabaya

110 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

AdversityAdversity adalah kemampuan berpikir in-

dividu, mengontrol, mengelola, dan mengambil tindakan yang terbentuk dari pola-pola tanggapan kognitif terhadap kesulitan yang dialami (Stolz, 2000). Aspek dari adversity adalah control (ken-dali), ownership & origin (pengakuan & asal-usul), reach (jangkauan), endurance (daya tahan).

Ketidakberdayaan yang dipelajari

Kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari (learned helplessness) menurut Abramson (dalam Sitompul, 2009), yaitu perasaan kurang mampu mengendalikan lingkungannya yang membimb-ing pada sikap menyerah atau putus asa dan men-garahkan pada atribusi diri yang kuat bahwa dia tidak memiliki kemampuan. Menurut peneliti dari Grundtvig Partnership (2010) mengemukakan definisi ketidakberdayaan yang dipelajarai seb-agai persepsi atau perasaan tidak mampu untuk merubah arah hidup seseorang, sebagai sebuah pembelajaran dari kegagalan sebelumnya. Penye-bab dari ketidakberdayaan yang dipelajari dapat dikaitkan secara internal, eksternal atau keduan-ya, untuk individu atau kelompok sosial. Hal ini dapat mengakibatkan bentuk baru pengucilan yang mencegah perkembangan pribadi yang posi-tif.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan jenis penelitian

kuantitatif. Metode pengumpulan data yang di-gunakan dalam penelitian ini adalah metode sur-vei. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, dimana penelitian ini berupaya untuk mencari hubungan antara variable adversity dengan varia-bel ketidakberdayaan yang dipelajari (Neuman, 2004).

Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia kurang dari 20 tahun dan sedang ditahan di Rutan Surabaya, Penelitian ini menggunakan metode pengambilan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner untuk kes-eluruhan variabel yang akan diukur. Variabel yang diungkapkan dalam kuisioner tersebut dinyatakan dalam bentuk skala likert.

Skala adversity yang digunakan dalam pene-litian ini mengacu pada aspek-aspek adversity menurut Stoltz (2000) yang meliputi: control, ownership, origin, reach, endurance (CO2RE). Skala ini merupakan modifikasi dari skala adversity yang disusun oleh Dwi Wahyu Sho’imah (2010) dengan memodifikasi daftar pernyataan dan sebaran no-mor aitem agar lebih sesuai dengan kondisi subjek penelitian. Skala adversity yang digunakan dalam penelitian ini berisi 36 aitem dengan koefisien re-liabilitas sebesar 0,905.

Skala ketidakberdayaan yang dipelajari yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari adaptasi skala Learned Helplessness Snapshot yang dibuat oleh sebuah lembaga penelitian di In-ggris yang bernama Grundvig Partnership (2010) yang mana telah diujicobakan pada sampel yang memiliki kriteria yang hampir sama dengan popu-lasi yang akan digunakan peneliti. Skala ketidak-berdayaan yang dipelajari yang digunakan dalam penelitian ini berisi 27 aitem dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,823. Analisis data yang digu-nakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi sederhana. Analisa data dalam penelitian ini di-lakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows.

HASIL PENELITIANUji korelasi pada penelitian ini menggu-

nakan teknik statistik non parametrik, sebab ada satu asumsi yang tidak terpenuhi yaitu data me-miliki distribusi tidak normal. Teknik statistik non parametrik yang digunakan untuk mengukur uji korelasi dalam penelitian ini adalah teknik kore-lasi Spearman’s rho. Acuan untuk menginterpre-tasi besar nilai korelasi ditunjukkan oleh tabel 1 ini (Pallant, 2005):

Tabel 1Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah0.20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Page 7: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Denda Prayogo, Margaretha Rehulina

111Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

XY

Adversity Daya tahan Jangkauan Asal Usul dan Pengakuan

Kontrol

Ketidak-berdayaan yang dipe-lajari

-,564** -,548** -,490** -,532** -,406**

Dari hasil uji korelasi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows 20 diperoleh ha-sil korelasi yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa taraf signifikansi sebesar 0,000 yang berarti sig-nifikansi < 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini menun-jukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara variabel ketidakberdayaan yang dipelajari dengan adversity. Besar nilai korelasi antara varia-bel ketidakberdayaan yang dipelajari dengan vari-abel adversity sebesar -0,564 yang mana dapat di-artikan bahwa ketika seseorang memiliki adversity yang tinggi maka nilai variabel ketidakberdayaan yang dipelajarinya cenderung akan rendah. Ber-dasarkan tabel korelasi dijelaskan pula hubungan antara tiap dimensi dalam adversity yaitu dimensi kendali, asal usul dan pengakuan, jangkauan, dan daya tahan memiliki hubungan yang bernilai nega-tif terhadap ketidakberdayaan yang dipelajari.

Nilai Spearman’s rho korelasi antara variabel ketidakberdayaan yang dipelajari dengan dimensi kendali sebesar -0,406, hal ini menunjukkan bah-wa variabel ketidakberdayaan yang dipelajari den-gan variabel kendali berhubungan negatif. Artinya kenaikan pada dimensi kendali akan menurunkan variabel ketidakberdayaan yang dipelajari. Be-gitu juga dengan kenaikan dimensi asal usul dan pengakuan. Nilai korelasi Spearman’s rho antara variabel ketidakberdayaan yang dipelajari dengan dimensi asal usul dan pengakuan sebesar -0,532. Pada dimensi jangkauan memiliki nilai korelasi sebesar – 0,49, dan pada dimensi daya tahan me-miliki nilai korelasi sebesar – 0,548 terhadap varia-bel ketidakberdayaan yang dipelajari.

PEMBAHASANPenelitian ini menggali dinamika internal

dalam diri anak yang berhadapan dengan hukum

Tabel 2Hasil Uji Korelasi

Keterangan: ** p ≤ 0,001

yang ditinjau dari konsep adversity dan ketidak-berdayaan yang dipelajari yang dialami oleh anak yang berhadapan dengan hukum. Faktor eksternal dari individu dikesampingkan dalam penelitian ini, hal ini dikarenakan peneliti ingin lebih dapat memfokuskan permasalahan yang ada yang akan diteliti oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan un-tuk mengetahui hubungan antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari pada anak ber-hadapan dengan hukum di Rutan Surabaya. Hipo-tesis dalam penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara adversity dan ketidak-berdayaan yang dipelajari. Uji asumsi pada pene-litian ini menyebutkan bahwa data adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari tidak memenuhi asumsi distribusi normal. Sehingga, peneliti menggunakan uji korelasi non parametrik yang didasarkan pada data dengan distribusi yang tidak normal (Field, 2005). Sehingga, untuk pengujian hipotesis, peneliti menggunakan uji teknik Spear-man’s rho dalam menganalisis hubungan antara

adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari.Berdasarkan hasil dari analisis data sebelum-

nya dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan yang bernilai negatif antara ketida-kberdayaan yang dipelajari dengan adversity den-gan nilai signifikansi sebesar 0,00 dan koefisien korelasi sebesar -0,564. Hal ini menunjukkan bah-wa setiap peningkatan dari adversity yang dimiliki oleh individu akan diikuti oleh penurunan ketida-kberdayaan yang dipelajari yang dimilikinya. Hasil

Page 8: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Hubungan Antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari Pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Rumah Tahanan Surabaya

112 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

dari penelitian ini menunjukkan nilai koefisien korelasi yang sedang antara keduanya. Sesuai den-gan asumsi awal peneliti, yang mana berdasar dari pernyataan Stolz (2000) dalam bukunya mentakan bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari apabila telah diinternalisasi kedalam diri individu maka individu tersebut akan merasa apapun yang akan dia kerjakan tidak akan mendapatkan manfaat dan ketidakberdayaan yang dipelajari merupakan hambatan dari adversity.

Hasil dari penelitian ini juga mendukung per-nyataan dari teori Stolz (2000) yang menyatakan bahwa adversity merupakan keadaan dimana ses-eorang merasa berdaya dengan hidupnya sedang-kan ketidakberdayaan yang dipelajari merupakan faktor yang memiliki nilai keterbalikan dari ad-versity itu sendiri yang mana jika dihubungkan melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada remaja di Rutan Surabaya dapat di-artikan bahwa ketika anak yang berhadapan den-gan hukum memiliki adversity yang tinggi maka remaja tersebut akan mampu memberdayakan dirinya dan remaja tersebut cenderung mengala-mi kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari yang lebih rendah. Hasil dari penelitian ini secara tidak langsung menujukkan hubungan secara langsung antara adversity dan ketidakberdayaan yang di-pelajari yang mana pada kesimpulan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaitkan hubun-gan antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari didasarkan oleh model eksplanatori.

Penelitian sebelumnya yang mencari hubun-gan antara adversity dengan ketidakberdayaan yang dipelajari menyatakan bahwa adanya hubun-gan antara explanatory style dengan adversity yang mana ketika individu memiliki model eksplanato-ri optimistik maka individu tersebut juga memi-liki adversity yang tinggi, dan sebaliknya (John-son, 2005).Sedangkan pada penelitian Peterson & Barrett (1987, dalam Martinez, 2000) menyatakan bahwa model eksplanatori pesimistik akan mem-buat individu mengarah kepada keadaan keti-dakberdayaan. Pernyataan pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Seligman (1976, dalam LeRoy, 1999) yang menyatakan bahwa model eks-planatori adalah regulator besar dari ketidakber-dayaan yang dipelajari dan merupakan kebiasaan

pemikiran yang dipelajari di masa kanak-kanak dan remaja. Dari penelitian ini dapat dilihat hubungan langsung antara adversity dan ketidak-berdayaan yang dipelajari pada anak yang berha-dapan dengan hukum.

Adversity tersusun dari empat dimensi yaitu kendali, asal usul dan pengakuan, jangkauan, dan daya tahan. Berdasarkan analisis data yang dilaku-kan, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pada masing-masing dimensi mempunyai korelasi yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila masing-masing dimensi dalam adversity dipisah, masing-masing dimensi mendukung antara di-mensi satu dengan dimensi lain pada adversity.

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dalam adversity terdapat dimensi kendali yang menjelas-kan bahwa ketika seseorang memiliki kendali dalam mengelolah sebuah peristiwa yang men-imbulkan kesulitan, maka akan berdampak pada tindakan selanjutnya atau respon yang dilakukan individu bersangkutan, tentang harapan dan ide-alitas individu untuk tetap berusaha keras mewu-judkan keinginannya walau sesulit apapun ke-adaannya sekarang(Stolz, 2000). Pada penelitian yang dilakukan, terdapat hubungan yang bersifat negatif pada dimensi kendali dengan variabel keti-dakberdayaan yang dipelajari sebesar -0,406. Hal ini menunjukkan bahwa ketika remaja di Rutan mampu mengontrol situasi yang menyebabkan ke-sulitan, maka remaja tersebut memiliki kecender-ungan mengalami kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari yang rendah. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Eichelsheim(2013) yang menyatakan bahwa anak dalam penjara dapat merasa kehilangan kontrol sehingga yang terinternalisir kedalam diri dapat menyebabkan rasa stress yang membuat tidak berdaya. Selain itu Bukstel & Kilmann (1980, dalam Eichelsheim, 2013) menyatakan bahwa menurunnya kontrol dalam diri berasosiasi pada peningkatan learned helplessness.

Dimensi asal usul dan pengakuan menjelas-kan sejauh mana seseorang mempermasalahkan asal dari permasalahan ketika mendapati bahwa kesalahan dan sejauh mana seseorang mengakui akibat-akibat kesulitan dan kesediaan seseorang untuk bertanggung jawab atas kesalahan atau

Page 9: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Denda Prayogo, Margaretha Rehulina

113Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

kegagalan tersebut (Stolz, 2010). Komponen ini memiliki nilai korelasi yang bersifat negatif sebe-sar -0,532 yang mana memiliki arti bahwa ketika seseorang mampu mengakui kesalahan yang telah terjadi dan mau untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang ada maka remaja didalam Rutan akan mengalami kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari yang rendah.

Pada komponen reach menjelaskan sejauh mana seseorang akan menganggap kesulitan yang dia alami akan merambah ke kehidupan orang yang bersangkutan (Stolz, 2000). Ketika remaja didalam Rutan menganggap permasalahan yang dialaminya mengganggu aktivitas lain dalam ke-hidupanya, sekalipun tidak berhubungan den-gan masalah yang sedang dihadapi. Maka remaja tersebut memiliki kemungkinan untuk mengala-mi kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menun-jukkan koefisian korelasi antara komponen reach memiliki hubungan yang bersifat negatif terhadap variabel ketidakberdayaan yang dipelajari yaitu sebesar -0,49.

Endurance adalah aspek ketahanan dari indi-vidu. Sejauh mana kecepatan dan ketepatan ses-eorang dalam memecahkan suatu permasalahan, sehingga pada komponen ini dapat dilihat dari berapa lama kesulitan akan berlangsung dan bera-pa lama penyebab kesulitan itu akan berlangsung (Stolz, 2000). Endurance berkaitan dengan pan-dangan individu terhadap kepermanenan kesuli-tan yang berlangsung. Efek dari aspek ini adalah pada harapan tentang baik atau buruknya keadaan masa depan. Makin tinggi daya tahan seseorang, makin mampu menghadapi berbagai kesukaran yang dihadapinya. Hasil data korelasi antara en-durance dengan ketidakberdayaan yang dipelajari memiliki nilai korelasi paling besar jika diband-ingkan dengan komponen lain dalam adversity yaitu sebesar -0,548. Korelasi yang ditunjukkan bernilai negatif yang memiliki arti bahwa ketika seorang remaja di Rutan memiliki daya tahan yang tinggi dalam menghadapi suatu permasalahan maka remaja tersebut akan cenderung mengalami kondisi ketidakberdayaan yang dipelajari yang rendah. Remaja di dalam Rutan yang memilki daya juang yang tinggi akan lebih optimis dalam

memandang permasalahan yang ada(Johnson, 2005; Seligman, 1992). Mereka akan memandang permasalahan yang mereka hadapi akan selesai ketika mereka nantinya keluar dari penjara dan menghirup kebebasan, hal ini juga kemungkinan besar akan diikuti kesiapan untuk menghadapi tantangan tantangan yang ada selanjutnya ketika mereka telah keluar dari penjara(Gideon, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpul-kan bahwa adversity secara keseluruhan mempu-nyai hubungan yang nyata bensifat sedang dan berkebalikan dengan ketidakberdayaan yang dipe-lajari.

SIMPULAN DAN SARANPenelitian mengenai “hubungan antara ad-

versity dan ketidakberdayaan yang dipelajari pada anak berhadapan dengan hukum di Rumah Tah-anan Surabaya” dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan yang bernilai negatif dengan kekuatan yang sedang antara adversity dengan ketidakberdayaan yang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa ketika anak yang berhada-pan dengan hukum memiliki adversity yang tinggi maka dia akan tahan terhadap kondisi ketidak-berdayaan yang dipelajari, begitu pula sebaliknya. Hasil dari penelitian ini juga diketahui terdapat hubungan yang signifikan pada masing-masing dimensi dalam adversity. Hal tersebut menunjuk-kan bahwa secara terpisah-pisah dimensi kendali, asal usul dan pengakuan, jangkauan, dan daya tah-an pada adversity memiliki hubungan yang nyata dan berkebalikan dengan ketidakberdayaan yang dipelajari.

Saran Bagi Pihak Rutan Bedasarkan hasil dari penelitian ini, pihak Rutan dapat melakukan intervensi atau pelatihan dan penyuluhan terkait dengan adversity pada anak yang berhadapan dengan hukum penghuni Rutan Surabaya guna menghindari atau mengurangi dampak dari keti-dakberdayaan yang dipelajari. Hasil dari peneli-tian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertim-bangan bagi Rutan Surabaya dalam mengambil langkah untuk memberikan pelatihan ataupun penyuluhan untuk meningkatkan adversity pada remaja di Rutan Surabaya.

Penelitian ini memiliki beberapa saran untuk

Page 10: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Hubungan Antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari Pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Rumah Tahanan Surabaya

114 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

penelitian selanjutnya, yaitu:

a) Penelitian selanjutnya dapat ditingkatkan dengan meneliti tentang pengaruh antara variabel adversity terhadap keteidakberday-aan yang dipelajari pada anak yang berhada-pan dengan hukum di Rutan.

b) Populasi subjek penelitian dapat diperbe-sar dan mencakup beberapa Rutan maupun Lembaga Pemasyarakatan sehingga gener-alisasi tidak hanya berlaku pada tempat ter-tentu.

c) Perbanyak kajian pustaka mengenai ketidak-berdayaan yang dipelajari, mengingat belum banyak penelitian yang memberikan defi-nisi ketidakberdayaan yang dipelajari secara rinci.

d) Pada penelitian selanjutnya dapat melaku-kan quality control yang lebih ketat ketika menggunakan kuisioner dalam penelitian-nya mengingat kemungkinan subjek anak yang berhadapan dengan hukum menjawab kuisioner yang ada dengan jawaban yang kurang menggambarkan keadaan psikologis subjek bersangkutan.Penelitian ini memberikan beberapa saran

untuk subjek penelitian yang berada di dalam Ru-tan, yaitu:

a) Peneliti berharap anak yang berhadapan dengan hukum dapat meningkatkan faktor-faktor adversity dan mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki sehingga anak yang berha-dapan dengan hukum tahan terhadap kon-disi ketidakdayaan yang dipelajari di dalam Rutan.

b) Anak yang berhadapan dengan hukum dapat mengikuti kegiatan yang telah diadakan dan disediakan oleh pihak Rutan supaya anak dapat mengembangkan kreativitasnya serta sedikit menghilangkan rasa ketidakberday-aannya selama di dalam Rutan.

c) Anak yang berhadapan dengan hukum harus dapat membatasi diri dari pengaruh nara-pidana dewasa ketika selama di dalam Rutan, hal ini berkaitan dengan pengaruh buruk yang mungkin akan didapat anak yang berha-dapan dengan hukum terkait dengan kondisi psikologisnya sehingga mempengaruhi kon-disi ketidakberdayaan anak yang berhadapan dengan hukum.

DAFTAR PUSTAKAAdiratna, R.(2013). Peran Penolakan Sosial Dan Kecenderungan Neurotik Dalam Memprediksikan Keti-

dakberdayaan Yang Dipelajari Pada Narapidana. Jakarta: Binus UniversityArikunto. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Baum, S.E., & Taylor, J.E. (1984). Handbook of Psychology and Health. New Jersey: Hillsdale.Benjamin, A. S. (2011). Learned Helplessness And Depressive Symptoms In Patients Following Acute

Myocardial Infarction. Dissertation . Nashville: Vanderbilt University.Brace, N., Kemp, R., & Snelgar, R. (2009). SPSS for Psychologists (4th ed.). UK: Pallgrave Macmillan.Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.Cullen, J.L., & Boersma, F. J. (1982). The Influence Of Coping Strategies On The Manifestation Of Learned

Helplessness. Contemporary Educational Psychology, 25, 109-116.Eichelsheim, V. (2013). Juvenile Adaptations to Imprisonment: Feeling of Safety Autonomy and Well-

being, And Behaviour in Prisson. European Journal of Criminology 10(4)424-443.Feist, J., & Feist, G.J. (2008). Theory of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Feldman, P. (1993). The psychology of Crime. Cambridge: Cambridge University Press.Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS(3rd Ed). London: Sage Pub Ltd.

Page 11: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Denda Prayogo, Margaretha Rehulina

115Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

Fitriana, A. (2013). Self Concept Dengan Adversity Quotient Pada Kepala Keluarga Difabel Tuna Daksa. Jurnal Online Psikologi.

Fogle, D.O. (1978). Learned Helplessness And Learned Restlessness. Ontario:University Of Waterloo.Gideon, L.(2010). Drug Offenders’ Perceptions of Motivation: The Role of Motivation in Rehabilita-

tion and Reintegration. International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology 54(4)597-610

Gowers, S (2005). Development in adolescent. Psychiatry, 4(6), 6-9.Grundtvig Partnership. (2010). Learned helplessness and the Glory of Failur. Hertfordshire: Authors.Hadi, S. (1986). Metode Research. Yogyakarta: UGM Press.Handayani, T. P. (2010). Kesejahteraan Psikologis Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Anak

Kutoarjo; Studi Kualitatif Fenomenologis. Semarang: Universitas Diponegoro.Haryanto. (2010, 29 Agustus). Batasan Usia Remaja. Diunduh 25 Desember 2014 dari http://www.bela-

jarpsikologi.com/batasan-usia-remaja/Himelstein, S. (2011). Meditation Research: The State of the Art in Correctional Settings. International

Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology 55(4) 646–661Indriani, F, N. (2008). Dampak Psikologis Perceraian Orang Tua Terhadap Anak. Skripsi. Semarang: Uni-

versitas Katolik Soegijapranata.Indah, T.S., & Abdurrohim. (2007). Masa hukuman & stres pada narapidana. Jurnal Proyeksi.Johnson, M. B. (2005). Optimism, Adversity And Performance: Comparing Explanatory Style And AQ. San

Jose: San Jose State University.Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral (3th ed). Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.Kjelsberg, E. & Friestad, C. (2008). Social Adversities In First Time And Repeat Prisoners. International

Journal of Social Psychiatry 54: 514.Learner, R. M. & Spanier, G. B. (1980). Adolescent Development: A Life-Span Perspective. New York: Mc

Graw Hill Book Company.LeRoy, S. C. (1999). Family Connectedness, Human Relatedness, And Learned Optimism In Late Adoles-

cents. Minnesota: University of Minnesota.LeSage, J., dkk.(1989). Learned Helplessness. Journal of Gerontological NursingMaier, S.F., Peterson, C., & Schwartz, B. (2000). From helplessness to hope: The seminal career of Martin

Seligman. In J.E. Gillham. The science of optimism and hope: Research essays in honor of Martin E.P. Seligman (pp.11-37). Philadelphia: Templeton Foundation Press.

Maier, S.F., & Seligman, M.E.P. (1976). Learned helplessness: Theory and evidence. Journal of Experimen-tal Psychology: General, 105(1), 3-46.

Martinez, R. & Sewell, K.W. (2000). Explanatory Style As A Predictor Of College Performance In Stu-dents With Physical Disabilities. Journal Of Rehabilitation.

Morgan, C. T., King, R.A., Weizz, J.R., & Schopler, J. (1986). Introduction Of Psychology, (7th ed). Singa-pore : Mc Graw Hill Book Company.

Morris, M. (2013). The Impact Of Attributions On Academic Performance: A Test Of The Reformulated Learned Helplessness Model. Journal Social Sciences Directory 2(2)2-15.

Newman, W. L. (2004). Basic Of Social Research, Qualitative And Quantitative Approach (2nd Ed). Bos-ton: Pearson Education Inc.

Ozment, J.M. (2001). Helplessness, Locus Of Control, And Psychologycal Health. The Journal Of Social Psychology 141(1)137-138

Pallant, J. F. (2007). SPSS Survival Manual: A Sttep By Step Guide To Data Analysis Using SPSS (3rd Ed). New South Wales: Allen & Unwin.

Page 12: 1 / 3journal.unair.ac.id/downloadfull/JPIO8904-d419383f4dfullabstract.pdfTable of Contents No. Title Page 1 Penerimaan Diri pada Atlet Bola Basket yang Telah Mengalami Career-Ending

Hubungan Antara Adversity dan Ketidakberdayaan yang Dipelajari Pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Rumah Tahanan Surabaya

116 Jurnal Psikologi Industri dan OrganisasiVol. 3 No. 2, Agustus 2014

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human Development (9th ed.). New York: McGraw-Hill.

Rahmawati, R. (2009). Hubungan Antara Adversity Intelligence dan Persepsi terhadap Kohesivitas Ke-lompok dengan Organizational Citizenship Behaviour pada Karyawan PT Padma Soode. Surakar-ta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rejeki, S. (2009). Persepsi Remaja Tentang Body Image Ditinjau Dari Konsep Diri. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Santrok, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Seligman, M.E.P. (1992). Learned Optimism: How To Change Your Mind And Your Life. New York: A Divi-

sion of Random House Inc.Seligman, M.E.P., & Maier, S.F. (1967). Failure To Escape Traumatic Shock. Journal of Experimental Psy-

chology. 74, 1-9.Siahaan , E.(2012). Gambaran faktor-faktor yang memengaruhi adversity quotient warga binaan remaja

di Rumah Tahanan Negara klas I Bandung. Bandung: Universitas Padjadjaran.Siswanti, T. I. (2007). Masa Hukuman Dan Stress Narapidana. Semarang: Universitas Islam Sultan

Agung.Sitompul, E. A. (2009). Gambaran Learned Helplessness Pada Supir Angkut Di Kota Medan Ditinjau Dari

Explanatory Style. Medan: Universitas Sumatera Utara.Sho’imah, D. W. (2010). Hubungan Adversity Quotient Dan Self Efficacy Dengan Toleransi Terhadap

Stres Pada Mahasiswa. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.Slimmer, L. W. (1987). Perceptions Of Learned Helplessness. Journal of Gerontological Nursing.Stoltz, P. G. (2005). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT Grasindo.Sudarsono. (1995). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.Yazid, F. (2005). Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Adversity Intelligence di Bidang Musik

pada Personel Band di Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.Yulia, R. 2008. Penjahat Anak-Anak. Diunduh 10 Oktober 2014 dari http://www.unisba.ac.id/artikel.

cfm?doc_id=203Vollmayr, B., & Gass, P. (2013). Learned Helplessness: Unique Features And Translational Value Of A Cog-

nitive Depression Model. Mannheim: Heidelberg UniversityWasserman, G. A. dkk.(2003). Risk and Protective Factors of Child Delinquency.U.S. Department of Jus-

tice: Office of Juvenile Justice and Delinquency Prevention.Widyaningrum, J., & Rachmawati, M.A. (2007). Adversity Intelligence Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal

Psikologi Proyeksi.