03. PENYAKIT DALAM

  • Upload
    kaka

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Standar Pelayanan Medis Penyakit Dalam

Citation preview

Penyakit Dalam

Nama penyakit/ diagnosisPIELONEFRITIS AKUT (PNA)Kriteria diagnosis

Demam menggigil (39,5o 40,5o), nyeri pinggang, nyeri ketok. Didapatnya bakteri dalam urin (kultur urin porsi tengah > 100.000 koloni/ml urin, atau dengan aspirasi suprapubik terdapat bakteri berapa pun jumlahnya)Diagnosis banding (-)Pemeriksaan penunjang

Urinalisis : leukosit > 5. LPB, silinder, leukosit

BNO, USG : terdapat faktor predisposisi (batu, kelainan) dilakukan terutama pada pria saja, pada wanita hanya apabila infeksi berulang-ulang.Konsultasi

Spesialis bedah, urologi apabila ada batu/kelainan bedah

Perawatan diperlukan bila :1. Kegagalan untuk mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap AB oral.

2. Pasien sakit berat

3. Diperlukan investigasi lanjutan.

4. Fungsi predisposisi untuk ISK komplikasi.

5. Komplikasi : Kehamilan, DM, Usia lanjut.

Terapi

Tanpa komplikasi

Fluorokuinolon Aminoglukoside +/- ampisilin

Sefalosporin +/- amoglukosideInfeksi di RS/Nosokomial: menghilangkan faktor penyebab bisa berupa kateter antibiotik sesuai dengan pola kuman di tempat tersebutPada infeksi berulang : menghilang faktor penyebab

Infeksi pada obstruksi/batu : pembedahan

Penyulit

Sepsis

Pada wanita hamil : partus prematurus

Gagal ginjal

Informed consent (-)Standar tenaga

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Lama perawatan

1 mingguMasa pemulihan

1 minggu

Output/ Luaran

SembuhOtopsi/ Risalah rapat (-)

Nama penyakit/ diagnosisDIABETES MELITUSTerdiri atas

IDDM (Diabetes Melitus Tergantung Insulin)

NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Kriteria diagnosis

Gejala klinis 3P (Polifagia, Poliuria, Polidipsi) Gula darah :Puasa > 126 g/dl

Setelah makan > 200 g/dlDiagnosis

Penurunan BB yang cepat

Glukosa darah puasa > 126 g/dl dengan gajala klinis. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl dengan gejala klinis

Glukosa darah > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75 gram untuk kasus dengan gejala klinis tidak khas atau 2x pemeriksaan abnormal disaat yang berlainan.Diagnosis banding

Perlu diperhatikan penyakit lain yang juga dapat meninggikan kadar glukosa darah seperti sirosis hati, obat-obatan dan sebagainya

IDDM umumnya didapatkan pada usia muda

NIDDM umumnya didapatkan pada usia > 35 tahun

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan, urine lengkap, foto rontgen paru dan pemeriksaan lain sesuai dengan komplikasi.Konsultasi

Dokter Spesialis Mata

Dokter Spesialis Saraf Dokter Spesialis ParuPerawatanRawat inap, bila terdapat komplikasi seperti ketoasidosis, infeksi dan bila diperlukan tindakan operasi

Terapi

Pilar pengobatan ( Diet (perencanaan makanan), disesuaikan dengan status gizi dan kegiatan pasien Latihan jasmani

Obat hipoglikemik (oral/ insulin) sesuai dengan indikasi

Penyuluhan

Penyulit

Ketoasidosis sampai terjadi koma diabetis

Retinopatia sampai terjadi kebutaan

Retnopatia/nepropati diabet s/d gagal ginjal (CKD)

Penyakit jantung koroner

Hipoglikemia

Informed consent (-)Standar tenaga

Dokter Umum untuk kasus tanpa komplikasi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrin

Lama perawatan

Perawatan diperlukan untuk menormalkan glukosa darah, dibutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu. Normalisasi kadar glukosa darah harus segera dicapai.nMasa pemulihan

Diperlukan pemantauan seumur hidup

Output/ Output/ Luaran

Hasil pengobatan dicapai dengan gula darah terkontrol.

Hidup sehat bersama Diabetes Melitus (DM)

PA (-)Otopsi/ Risalah rapat/ Risalah rapat (-)Nama penyakit/ Diagnosis

DEMAM

Kriteria diagnosis

Demam > 37,6o C

Terus menggigil

Diagnosis banding

Demam Tifoid

DHF

MalariaPemeriksaan Penunjang

Hb, lekosit, hitung jenis, trombosit, Widah, IH, tes darah tepi, kultur darah.

Darah apus malaria

Perawatan RS

Rawat inap bila :

Demam lama (> 2 minggu)

Demam dengan perdarahan

Demam dengan kesadaran menurun

Terapi

Demam tifoid

: kloramfenikol, sefalosporin

Malaria

: kloroquin, kina

DHF

: Infus RL

Terapi

Renjatan septik

Perdarahan (perfusi)

Informed consent (-)

Standar tenaga

Dokter Umum (tanpa komplikasi)

Dokter SpesialisLama Perawatan

1 2 mingguMasa pemulihan

1 mingguOutput/ luaran

Sembuh total, kecuali akibat keganasanPA (-)

Otopsi/ Risalah rapat (-)

Nama penyakit/ diagnosisDEMAM TIFOIDKriteria diagnosis

Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala

Kesadaran menurun

Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb

Gejala traktus gastrointesnital, obstipasi

Bradikardia relatif

Diagnosis banding

Infeksi karena virus (Dengue influenza)

Malaria

Bronkopnemonia

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lab

Hb, lekosit, hitung jenis, trombosit, Ht

Urin lengkap

Foto Ro paru

Widal, biakan kuman

Konsultasi

Spesialis Bedah (bila terdapat komplikasi seperti akut abdomen, perdarahan usus)

PerawatanRawat inap

Terapi

Tirah baring, diet lunak

Kloramfenikol 2 gr/hari atau kotrim oksasol 2 x 2 tablet, diberikan sampai 7 hari bebas panas. Sefalosporin

Kuinolon

Penyulit

Toksis

Perforasi usus mengakibatkan peritonitis

Perdarahan dari usus

Informed consent

Tertulis, diperlukan untuk tindakan bedah

Lama perawatan

Umumnya 14 hari atau sampai 17 hari bebas panas

Masa pemulihan

7 hari

Output/ Output/ Luaran Sembuh total, kecuali bila terjadi komplikasi

Komplikasi dapat mengakibatkan kematian

PA (-) Otopsi/ Risalah rapat (-)

Nama penyakit/ diagnosisDEMAM MALARIAKriteria diagnosis

Demam yang berulang secara periodik atau demam yang secara ajeg diikuti/disertai menggigil, pembengkakan limpa

Anemia dan kadang-kadang komplikasi berat (komplikasi pernisiosal)

Diagnosis banding

Demam tifoid

DHFMalaria

FUO (Fever of Unknown Origin)

Ensefalitis

Pemeriksaan penunjang

Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit

Widal

HI Test

Hitung Plasmodium

Serologi malariaPerawatanRawat inap bila :Demam lama (> 2 minggu)

Demam dengan komplikasi pernisiosa : muntah berat, diare

Kencing warna kehitaman (black water fever)

Demam dengan kesadaran menurun/ kejang

Terapi

Demam tifoid

: kloramfenikol, quinolon

Malaria

: kloroquin, kuinin HCL

DHF

: infus RL, AB bila ada infeksi sekunder

Mencegah kambuh (relaps): primaquin 12 hari

Penyulit

Kesadaran menurun (sampai dengan koma, terutama malaria tropika)

Hipotensi/syok

Anemia berat

Perdarahan usus Gagal ginjalInformed consent (-)Standar tenaga

Dokter UmumDokter Spesialis

Lama perawatan

1 2 minggu

Masa pemulihan

1 minggu

Output/ LuaranSembuh total

Kadang timbul skuele (pada malaria tropika)

PA (-)Otopsi/ Risalah rapat (-)

Nama penyakit/ diagnosisDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD, Dengue Haemorrhagic Fever)

Kriteria diagnosis

Demam tiba-tiba, tinggi, terus-menerus selama 2 7 hari

Trombositopenia

Dapat ditemukan manifestasi perdarahan

Dapat ditemukan pembesaran hati/dan limpa

Dapat disertai perenjatan/renjatan

Diagnosis banding

Chikungunya

Demam tifus

ITP

Anemia aplastik

Infeksi virus yang lain

Malaria

Pemeriksaan penunjang

Rumple leede positif

Trombositopenia

Hematrokrit menunjukkan hemokonsentrasi

Uji HI pro dengue positif (infeksi primer atau sekunder)

Hb, Ht, leukosit, trombosit

Tes Torniket Darah tepi dan hemostatis lengkap bila perdarahan massif dan/perdarahan di banyak tempat

Perawatan Rawat inap bila terdapat gangguan asupan cairan

Homeostasis

Perdarahan

Terapi

Mengembalikan homeostasis dan mencegah kemungkinan akan terulang

Infus Ringer Laktat (cairan isotonis). Bila tidak berhasil (pasien dalam keadaan renjatan/cairan infus malahan keluar menumpuk di ekstravaskuler), dipikirkan pemberian plasma expander/ keloid. Pemberian cairan per oral yang cukup

Mengatasi perdarahan

Memeriksa kemungkinan terjadinya Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID) dan pengobatan dengan heparin bila perdarahan massif. Transfusi komponen darah sesuai kebutuhan. (Trombositopenia tidak selalu indikasi transfusi trombosit. Trombositopenia dapat sebagai proses perjalanan penyakit yang akan kembali normal dalam waktu 3 5 hari. Bila terjadi KID, transfuse trombosit amat berbahaya kecuali sesudah heparinisasi)

Mengobati penyulit, infeksi sekunder dan penyakit penyerta sebelumnya

Misalnya :

Renjatan

Perdarahan masif saluran cerna

Gangguan asam basa dan elektrolit

Efusi pleura, asites, meningitis, sindrom reye

Miokarditis

Kejang, depresi mental, gangguan saraf pusat

Infeksi sekunder : Bronkopnemonia, dll

Penyakit penyerta: DM, payah jantung, dll

Perawatan

Pada penderita DBD stadium II, III, IV dilakukan pengamatan nadi, tekanan darah, kesadaran (PTC) around the clock

Istirahat baring

Makanan bergantung penyulit yang terjadi

Penyulit

Perdarahan berat disertai renjatan

Gangguan cairan, asam basa dan elektrolit

Penyakit yang diderita pasien sebelumnya

Informed consent

Diperlukan pada dengue shock syndrome dirawat di ICU

Standar tenaga

Dokter Umum

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Lama perawatan

5 7 hari (bila tanpa komplikasi)

Masa pemulihan (-)Output/ Luaran

Sembuh sempurna

Gejala sisa dapat terjadi apabila terdapat komplikasi masih dapat tertular dengan virus dengan tipe yang lain

Pada DSS mortalitas cukup tinggi

Nama penyakit/doagnosis

HEPATITIS VIRUS AKUTDibagi menjadi

Hepatitis virus A

Hepatitis virus B

Hepatitis virus lain

Kriteria diagnosis

Dimulai dengan demam, mual-mual dan muntah, lemah, sakit otot badan. Setelah menurun timbul ikterus, SGOT dan SGPT meninggi 10 kali nilai normal dengan peningkatan yang cepat

Diagnosis banding I

Hepatitis yang disebabkan oleh :

Obat-obatan

Bakteri/ Leptospiral/ Penyakit Tifoid/ Penyakit WeilDiagnosis banding II

Hepatitis kronis

Ikreus okstruktif

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan fungsi hati, SGOT, SGPT meningkat 10 kali nilai normal. Petanda Hepatitis Virus seperti IgM anti HAV untuk Hepatitis Virus A. HbsAg dan IgM anti HCV untuk hepatitis C.Dalam keadaan meragukan : pemeriksaan USG dan biopsi hati

PerawatanRawat inap, bila keadaan umum lemah, susah makan karena muntah-muntah dan tes hati yang jelek a.l : bilirubin total > 7 mg %. Sebagian besar rawat jalan

Terapi

Istirahat yang cukup

Diet dengan kalori tinggi, rendah lemak, dengan protein yang cukup tinggi

Penyulit

Terjadinya hepatitis fulminan dengan gejala kerusakan fungsi hati yang bertambah buruk

Hepatitis kolestatik, dengan gejala-gejala bendungan cairan empedu berlanjut menjadi Serosis billirubin.Informed consent

Tertulis, diperlukan bila ada biopsi hati

Lama perawatan

Bergantung pada berat ringannya penyakit, pada umumnya bila memerlukan perawatan diperlukan 2 4 minggu

Masa pemulihan

Diperlukan 4 minggu, sampai fungsi hati menjadi normal

Output/ Output/ Luaran

Pada umumnya Hepatitis virus sembuh total, kecuali pada Hepatitis B dan C sebagian kecil + 10 % berlanjut menjadi Hepatitis kronis.PA (-)Otopsi/ Risalah rapat/ Risalah rapat (-)Nama penyakit/ diagnosisDISPEPSIATerdiri atas

Dispepsia organik

Dispepsia fungsional

Kriteria diagnosis

Adanya sindrom Dispepsia :

Nyeri ulu hati

Kembung

Cepat kenyang

Mual dengan/tanpa muntah

Sendawa

Borborigmi

Anoreksia

Rasa asam/ pahit di mulut

Pemeriksaan fisik

Nyeri tekan epigastrium atau bagian perut lainnya

Dapat disertai umum

Meteorismus

Bising usus normal/menurun

Pemeriksaan penunjang

SGOT, SGPT, alkalin fosfatase, gama GT, bilirubin, USG, Foto esophagus lambung duodenum bila ada tanda striktur. Panendoskopi, EKG bila ada kecurigaan.Diagnosis banding

Esofagitis

Tukak lambung

Striktur bila muntah

Tumor lambung

Pankreastitis

Kelainan sistem billier

Infark jantung

Terapi

Makanan lunak dan tidak merangsang dalam fase akut.Pemberian antasida, prokinetik, antagonis H2 reseptor, PPI bila klinis hiperasidita, dinilai dalam 4 minggu, bila tidak ada perbaikan dilakukan pemeriksaan USG/Endoskopi sesuai dengan perkembangan klinis pasien

PerawatanRawat inap, bila :

Keadaan umum lemah

Muntah berlebihan + dehidrasi

Nyeri perut hebat + demam

Perdarahan

Lama perawatan

Sampai kondisi pasien baik dengan teratasinya masalah pada pasien

Penyulit

Malnutrisi bila diet terlalu ketat, dehidrasi bila muntah berlebihan, syok bila perdarahan massifInformed consent

Tertulis, bila dilakukan endoskopiMasa pemulihan

Bisa Dispepsia fungsional akan psikis pasien pada dispepsia.Output/ LuaranSembuh atau akut.PA

Diperlukan pada pasien ulkus lambung, kecurigaan kankerOtopsi/ Risalah rapat (-)

Nama penyakit/ diagnosisDEHIDRASIKriteria diagnosis

Muntah, sesak, dehidrasi, tensi turun

Diagnosis banding

Kolera

Keracunan makanan

Diare Salmonella

Diare oral

Pemeriksaan penunjang

Ureum, kreatinin, Na. K. Cl. Swab rectum, kultur feses

PerawatanRawat inap, pada :

Dehidrasi berat

Renjatan

Gagal ginjal akut

Terapi

Rehidrasi

Kausal

Standar Tetrasiklin 4 x 500 mg

Penyulit

ATN/Gagal Ginjal Akut

Infeksi Nosokomial SyokInformed consent

Tertulis, tidak diperlukan

Standar tenaga

Dokter UmumDokter SpesialisLama perawatan

1 minggu

Masa pemulihan

1 minggu

Output/ LuaranSembuh sempurna

PA (-)Otopsi/ Risalah rapat (-)Nama penyakit/ diagnosisHIPERTENSI(Hipertensi Esensial)(Hipertensi Sekunder)

Kriteria diagnosis

Tekanan darah lebih atau sama dengan 160/95 mmHg (WHO 1978)

Diagnosis banding

Hipertensi esensial (primer tak jelas sebabnya), didapat lebih dari 90 % penderita Hipertensi Sekunder

Penyakit ginjal: Stenosis arteri renalis, GN, PNK, Ginjal polikistik, Nefropati

Oleh karena obat: Kontrasepsi, simpatomimetis

Endokrin

: Feokromositom, hiperfungsi adrenokortikal

Neurogenis

Lain-lain

Pemeriksaan penunjang

1. Mencari komplikasi

Kardiovaskuler

Fungsi ginjal

ureum

kreatinin

urinalisis/proteinuri

Kelainan jantung : foto toraks, EKG Kelainan vaskuler mata (retina)2. Mencari faktor resiko

Kardiovaskuler

Kolesterol serum, trigliserida

Gula darah

Mencari factor penyebab hipertensi sekunder (kasus sedikit sekali)

Konsultasi

Dokter Spesialis Mata (retina)

Dokter Spesialis Jantung

Dokter Spesialis Saraf (pada hipertensi berat atau dengan komplikasi)

PerawatanRawat inap, pada Hipertensi berat, gawat atau yang mendesak, atau dengan komplikasi Terapi

Nonfarmakologis.Untuk hipertensi berat ringan sedang rendah garam (< 3 gr/hari), penurunan berat badan, olahraga, latihan jiwa (yoga, transedental, dll).Farmakologis

Diuretik

HCT 1 x 12,5 25 mg, klortalidon 1 x 12,5 25 mg

Indapamid 1 x 2,5 mg, spironolakton 1 2 x 25 mg

Penghambat adrenergik Bekerja sentral klonidin : 2 x 0.75 0.150 mg

Metildopa

: 2 x 250 750 mg

Reserpin

: 1 x 0.05 0.25 mg

Penyekat alfa 1

Prasozin 2 x 1 8 mg, doxazosin 1 x 1 5 mg

Penyekat beta

Metoprolol

1 x 50 200 mg

Atenolol

1 x 25 150 mg

Propanolol

2 x 40 160 mg

Oxprenolol

2 x 80 160 mg

Nadolol

1 x 40 320 mg

Vasodilator

Hidralazin 2 x 50 150 mg

Penghambat ACE

Kaptopril 1 3 x 25 50 mg

Lisinopril 1 x 5 20 mg

Penghambat kalsium

Diltiazem 2 3 x 60 120 mg

Nifedipin3 x 10 20 mg

Untuk krisis hipertensi, gawat atau darurat :

Nifedipin sublingual, 10 mg dapat diulangi

Diazoxidei inj. Nitroprusid inj, hidralazin inj

Pembedahan

Untuk hipertensi sekunder yang operable (amat jarang)

Penyulit

Berat darurat

Perdarahan otak, ablasio/perdarahan retina, dekompensasi kordis

Jangka panjang

Stroke, P.J. koroner, impotensiaObat

Hipotensi ortostatik, impotensia

Informed consent

Tertulis, untuk setiap tindakan diagnosis invasife atau operatif

Standar tenaga

Dokter Umum untuk Hipertensi ringan sedang, tanpa komplikasi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk Hipertensi berat, hipertensi yang sulit diturunkan, dengan komplikasi hipertensi pada keadaan khusus (kehamilan, DM, dll)

Lama perawatan

Pada yang gawat 1 minggu

Masa pemulihan

1 minggu

Output/ Luaran

Hipertensi terkontrol

Sekunder yang operable

Sembuh

Nama penyakit/ diagnosisHIPERTIROIDISMEKriteria diagnosis

Anamnesis

Berat badan turun, berdebar-debar, tangan gemetar, banyak berkeringat, cepat lelah, sering buang air besar.Pemeriksaan fisik

Eksoftalmustidak selalu ada

Khas untuk penyakit Graves

Hiperhidrosis

Kulit lembab

Tekanan nadi meningkat

Takikardia, kadang-kadang didapat fibrilasi atrial

Struma tidak selalu ada, dapat difus, pada penyakit Graves nodular

Tremor halus pada jari tangan, refleks fisiologis meningkat

Laboratorium

T4 total meningkat

TSH sangat rendah

Kolesterol rendah

Diagnosis banding

Tiroiditis

Ansietas

Imbalans vegetatif

Pemeriksaan penunjang

Hormon tiroksin (T4 total)

TSH sensitive

Antibodi antitiroid

Antibodi antimikkrosomal

Kolesterol total

EKG

Eksoflalmometer (Hertel)

Konsultasi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Dokter Spesialis Mata untuk evaluasi eksoftalmus

PerawatanRawat inap pada : Penyakit tiroid

Krisis tiroid

Terapi

Farmakologis

PTU (propil tiourasil) 3 x 100 mg (disesuaikan dengan respons secara bertahap) atau neomerkasol (karbimasol) 3 x 10 mg

Operatif

Strumektomi parsial

Radiasi

Radiasi internal dengan yodium 131

Standar RS

Tipe B

Penyulit

Krisis tiroid

Penyakit jantung tiroid

Informed consent

Bila akan dilakukan ablasi

Standar tenaga

Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Endokrinologi)

Lama perawatan

Pengobatan minimal selama 18 bulan

Perawatan bergantung beratnya komplikasi

Lama pemulihan

Bergantung respons pengobatan

Output/ Luaran

Sembuh

Dapat residif

PA (-)Otopsi/ Risalah rapat (-)Diagnosis banding

Ringan

Urtikaria

Angioedem yang nonalergi

Dermatitis kontak yang luas

Berat

Reaksi vasovagal

Serangan sinkop

MCI

Reaksi hipoglikemi

Reaksi histeris

Pemeriksaan penunjang (-)Konsultasi

Kirim ke rumah sakit terdekat

PerawatanDalam keadaan syok anfilaksis perlu perawatan segera

Terapi

Baringkan posisi kaki lebih tinggi

Adrenalin 0,3 cc (1 : 1000) IM di lengan atas bila perlu diulang tiap 15 menit umumnya diperlukan 1 4 pemberian

Untuk mengurangi kecepatan absorpsi dapat dipasang tornike proksimal dari tempat suntikan. Tornike dikendurkan tiap 10 menit.

Jaga sistem pernafasan dan kardiovaskuler agar berjalan baik

Pemberian cairan

Kortikosteroid intravena

Dosis kortikosteroid untuk hidrokostison : 5 mg/kg sedang sediaan lainnya dengan ekuivalennya. Dapat diulang setiap 4 6 jam

Standar RS

Tipe D harus mampu menangani syok septic

Penyulit

Henti jantung

Henti nafas

Informed consent

Sesuai peraturan yang berlaku

Standar tenaga

Dokter Umum yang mampu melakukan resusitasi jantung paru

Lama perawatan

Bergantung berat penyakit

Output/ LuaranSembuh

Meninggal

PA (-)Otopsi/ Risalah rapat (-)Nama penyakit/ diagnosisSINDROM NEFROTIKKriteria diagnosis

Gejala/tanda

Edem anasarka/massif : muka, tubuh, asitesis, kaki

Laboratorium

Proteinuri massif (3 + atau lebih)/proteinuri kuantitatif > 3,5 g/ 24 jam, hipoalbuminemia, hipokolesterolemia

Diagnosis banding

Edem oleh karena Penyakit jantung

Penyakit hati

Penyakit berat

Pemeriksaan penunjang

Urin lengkap

Kadar albumin dan kolesterol darah

Lain-lain sesuai gejala klinis untuk mencari sebab/komplikasi (fungsi ginjal, hati, gula darah)

Konsultasi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Ginjal Hipertensi untuk biopsi ginjal (PA)

PerawatanRawat inap bila edem mengganggu

Terapi

Istirahat

Diet rendah garam, protein : 0,8/kg BB + protein loss

Diuretik

Steroid

Siklofosfamid

Klorambusil

Siklosporin

Penyulit

Trombosis

Gagal ginjal

Informed consent

Untuk biopsi ginjal, dialisis

Standar tenaga

Dokter Umum

Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Ginjal Hipertensi

Lama perawatan

Bergantung sebab penyulit

Output/ Luaran

Ditentukan berdasarkan kelainan PA-nya dan kemampuan untuk dialysis

PA

Lesi minimal

Proliferatif

Fokal skleroting glomerulonefritis

Membranosa

Membranoproliferatif

Otopsi/ Risalah rapat (-)Nama penyakit/ diagnosisGAGAL GINJAL KRONISKriteria diagnosis

Gejala-gejala

Lemas, pucat, mual, muntah, nafsu makan menurun, kulit gatal, kencing sedikit, edem, hipertensi, gangguan kesadaran, sesak nafas, overload cairan

Laboratorium

Anemia

Ureum meningkat

Kreatinin meningkat

Diagnosis banding

Gagal ginjal akut

Pemeriksaan penunjang

Darah perifer lengkap

Urinalisis serta volume urin

Elektrolit darah dan urin

Tes klirens kreatinin

EKG

Foto toraks

USG ginjal

BNO tomogram ginjal

Analisis gas darah

Ca, P, Na, K

PTH

Konsultasi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi

Perawatan GGK dengan komplikasi

GGK yang akan transplantasi

Terapi

Batasi pemberian cairan

Diet rendah protein 0,6/kg BB, rendah garam, rendah kalium

Eritropoetin, vitamin D3

Dialisis/transplantasi bila terminal

Penyulit

Overload, hiperkalemia, asidosis metabolic

Penyakit jantung tiroid

Informed consent

Bila dilakukan inisiasi dialisis atau transplantasi

Standar tenaga

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan/atau Sp.PD-KGH

Lama perawatan

Bergantung tujuan rawat dan beratnya komplikasi

Masa pemulihan

Bergantung tujuan rawat dan beratnya komplikasi

Output/ Luaran

Rehabilitasi secepat mungkin dan kembali ke fungsi social semaksimal mungkin

Nama prosedur

Dialisis Kriteria

Tindakan memberikan terapi pengganti gagal ginjal terminal/akut

Indikasi

Ureum > 200 mg/dl

Kreatinin > 8 mg/dl

Kalium > 7 mEq/l

Asidosis metabolic

Overload

Kesadaran menurun/koma uremika

Perikarditis uremika

Intoksikasi obat

Tempat dialisis

RS yang mempunyai sarana dialysis dan penunjang seperti alat resusitasi paru jantung, atau unit kesehatan lain yang sepada

Standar tenaga

Perawat terdidik/terlatih khusus dialysis sebagai pelaksana

Dokter Umum terlatih dialisis sebagai pelaksana medis

Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang terlatih dialysis sebagai penanggung jawab medis di bawah supervisi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi sebagai penanggung jawab/supervisor yang tidak punya SpPD KGH.Nama penyakit/ diagnosisSIROSIS HATIKriteria diagnosis

Stigmata (ikterus, spider nevi, ginekomasti, hiperpigmentasi, asites, edema pergelangan kaki, eritema palmar, kolateral perut, splenomegali)

Hematemesis melena

Hipoalbuminemia, hiperglobulinemia

Kadar transaminase (SGOT, SGPT, yGT) meninggi atau normal

Diagnosis banding

Hepatitis kronis

Perlemakan hati

Pemeriksaan penunjang

Pertanda virus hepatitis B dan/atau C

USG

Esofagogram

Endoskopi

Laparoskopi dengan/tanpa biopsi hati

Konsultasi

Dokter Spesialis Bedah

PerawatanRawat inap. bila ada :

Asites berat

- Infeksi Sekunder Kesadaran menurun

- Peritonitis Bacteria Spontan Ikterus

- Demam Hematemesis/melena

Terapi

Diet

Cukup kalori, tidak perlu lemak

Rendah garam bila asitesis berat

Rendah protein bila prekoma/koma

Medikamentosa

Diuretika spironolakton atau fusosemid untuk mengatasi asitesis/edema

Laktulosa dan/atau neomisin bila prekoma/koma hepatic

Oktreotid/somatostatin pada asitesis berat/perdarahan akibat hipertensi portal

Infus albumin bila albumin serum kurang dari 2,5 gram/dl

Parasentesis

Bila asitesis menimbulkan sesak

SB-tube dan/atau skleroterapi endoskopis untuk perdarahan varises

Transeksi esofagus atau pintas splerorenal distal

Untuk perdarahan varises

Standar RS

Ruang isolasiPenyulit

Koma hepatic

Hematemesis melena

Sindrom hepatorenal

Hematoma

Asites refrakter

Peritonitis bacterial

Informed consent

Diperlukan pada biopsi hati

Laparoskopi

Operasi (tindakan bedah)

Standar tenaga

Dokter Umum

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Lama perawatan

Sampai penyulit dapat diatasi (perdarahan, koma, asitesis)

Pada keadaan kompensasi tidak perlu perawatan inap

Masa pemulihan (-)Output/ Luaran

Tidak dapat sembuh (pengobatan hanya untuk mencegah dan mengatasi komplikasi)

Diupayakan untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari yang ringan

PA

Deteksi dini timbulnya hepatoma : USG, AFP

Kematian disebabkan oleh gagal hati, perdarahan

Nama penyakit/ diagnosisARTRITISKeadaan ini dapat dijumpai diantaranya pada :

1. penyakit sendi degeneratif seperti osteoartritis

2. penyakit sendi inflamatis sistemis kronis seperti artitis rheumatoid

3. spondiloartritis seronegatif

4. penyakit deposisi kristal seperti arthritis pirai (gout) dan CPPD (calcium pyriphosphatedihydrate)

5. infeksi sendi seperti arthritis septic bacterial

Kriteria diagnosis

Anamnesis

a. umur

b. jenis kelamin

c. nyeri sendi

d. kaku sendi

e. bengkak sendi dan deformasi

f. disabilitas dan handicap

g. gangguan lingkup sendi

h. gejala sistemis

i. gangguan tidur dan depresi

Pemeriksaan fisik

a. gaya berjalan

b. sikap/postur tubuh

c. deformitas

d. perubahan kulit

e. kenaikan suhu sekitar sendi

f. bengkak sendi

g. nyeri sendi pada perabaan

h. pergerakan sendi

i. krepitus

j. bunyi lain pada sendi

k. atrofi dan kekuatan otot

l. ketidakstabilan sendi

m. gangguan fungsi

n. nodul

o. perubahan kuku

p. lesi membran mukosa

q. gangguan mata

Diagnosis banding (-)Pemeriksaan penunjang

Bergantung jenis penyakit dapat berupa pemeriksaan radiologis sendi, laboratorium atau analisis cairan sendi

Terapi

Bergantung penyebabnya

Sambil menunggu prosedur diagnosis, sementara dapat diberikan obat analgetikum atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau terapi lokal seperti kompres es yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan tanda-tanda peradangan

Standar RS

Semua tipe RS

Standar tenaga

Dokter Umum

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Rematologi

Dokter Ahli Bedah Ortopedi (bila diperlukan tindakan bedah)

Dokter Ahli Rehabilitasi Medis

Penyulit

Deformitas sendi

Gangguan neurologis, bila ada penjepitan akar saraf, seperti dijumpai pada osteoartritis servikal dengan iritasi radiks

Masa pemulihan

Bergantung jenis penyakitnya, dapat beberapa jam/hari seperti ada serangan arthritis pirai akut berbulan-bulan, seperti pada arthritis rheumatoid dan SLE

Output/ Luaran

Penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan tidak timbul penyulit

Nama penyakit/ diagnosisOSTEOARTRITISKriteria diagnosis

Klinis

Nyeri sendi

Kaku sendi kurang dari 30 menit

Bila keadaan lanjut dapat ditemukan deformitas sendi

Radiologis

Osteofit pada tepi tulang

Penyempitan celah sendi

Kista subkondral

Periarticular ossicle pada PIP dan DIP

Perubahan bentuk tulang

Diagnosis banding

penyakit metabolic yang memberikan gambaran radiografi OA seperti hiperparatiroidisme, ookronosis, alkaptonuria

penyakit sendi berat lainnya seperti osteonekrosis, neuropati charcot, sinovitis vilonodural dan kondromatosis sinoval

penyakit sendi inflamatif dan deposisi kristal seperti gout, arthritis bacterial atau arthritis rheumatoid

penyakit reumatik jaringan ikal seperti bursitis anserin, periartritis bahu, sindrom terowongan karpal

Pemeriksaan penunjang

Radiologis sendi

Analisis cairan sendi bila ada efusi

Pemeriksaan darah tepi sederhana terutama LED

Konsultasi

Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis

Dokter Spesialis Bedah Orthopedi (bila timbul deformitas sendi dan memerlukan tindakan operatif)

PerawatanPada umumnya tidak perlu rawat inap

Terapi

Farmakologis

Analgetika sederhana seperti parasetamol

OAINS

Nonfarmakologis

Diet rendah kalori, bila kegemukan

Rehabilitasi medis (terapi fisik, psikologis dan sebagainya)Pembedahan ( Bila sudah timbul deformitas sendi

Standar RS

Semua tipe RS

Standar tenaga

Dokter Umum

Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Rematologi

Penyulit

Deformitas

Instabilitas sendi

Gangguan neurologis, seperti penjepitan sarafMasa pemulihan

Kerusakan yang terjadi tidak dapat diperbaiki dan proses penyakit tetap berjalan, namun dengan pengobatan yang baik dengan menggunakan OAINS serta tindakan rehabilitasi medis, gangguan fungsional akibat OA dapat dihilangkan atau dikurangi sehingga penderita dapat mandiri melakukan aktivitas sehari-hari

Output/ Luaran

Penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari sebaik mungkin

Nama penyakit/ diagnosisARTRITIS PIRAI/ GOUTKlasifikasi klinis

Hiperurisemia asimtomatik

Kadar asam urat darah meninggi

Tanpa disertai artritis atau batu urat

Artritis gout akut

Ditandai oleh nyeri yang berat dan bengkak yang eksplosif biasanya pada sendi MTP I

Artritis gout akut dengan tofus

Serangan hilang timbul dan sudah ada pembentukan tofus

Kriteria diagnosis

Terdapat kristal monosodium urat dalam cairan sendi atau tofus dan/atau bila ditemukan 6 dari 12 kriteria berikut :

1. inflamasi maksimum pada hari pertama

2. serangan artritis akut lebih dari 1 kali

3. artritis nonartikuler

4. sendi yang terkena berwarna kemerahan

5. bengkak dan nyeri pada sendi MTP I

6. serangan pada sendi MTP unilateral

7. serangan pada sendi tarsal unilateral

8. terdapat tofus

9. hiperurisemia

10. tampak pembengkakan yang asimetris pada foto sinar X

11. tampak kista subkondral tanpa erosi

12. kultur bakteri cairan sendi negatif

Diagnosis banding

Osteoatritis

Pemeriksaan penunjang

Analisis cairan sendi/tofus

Asam urat darah dan urin 24 jam

Ureum dan kreatinin darah

Radiologis

Perawatan Pada umumnya tidak diperlukan rawat inap

Rawat inap bila serangan akut sangat berat atau disertai infeksi sekunder

Terapi

Diet rendah protein

Kolkisin 0,5 mg, diberikan tiap 2 jam sampai rasa nyeri hilang atau timbul tanda-tanda keracunan (muntah & diare). Dosis maksimal 7,5 mg/24 jam. Setelah itu dilanjutkan dosis pemeliharaan 2-4 x 0,5 mg/hari

NSAID bila peradangan hebat

Allopurinol, diberikan setelah tanda peradangan hilang dan kadar asam urat darah tinggi. Selama serangan akut, allopurinol tidak boleh diberikan. Pemberian allopurinol harus dikombinasikan dengan kolkisin agar tidak timbul serangan akut, allopurinol tidak boleh diberikan. Pemberian allopurinol serangan akut, allopurinol tidak boleh diberikan. Pemberian allopurinol harus dikombinasikan dengan kolkisin agar tidak timbul serangan akut.

Standar RS

Semua tipe RSStandar tenaga Dokter Umum

Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Rematologi

Penyulit

Tofus

Deformitas sendi

Masa pemulihan

Dengan penanganan yang baik, serangan akut akan segera dapat diatasi

Output/ Luaran

Penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik

Frekuensi serangan akut berkurang

PAGE 109