Upload
others
View
26
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
1
Kitab Ath – Thibb(Kitab Abu Dawud)
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
3
Kitab Ath – ThibbTerdiri atas 24 Bab, 71 Hadits
الطب كتابالرحيم الرحمن الله بسم
جل في باب يتداوى الر النمري عمر بن حفص حدثنا -3855 عن ق@@ةعال بن زي@@اد عن شعبة حدثنا
امة ريك بن أس@@ النبي أتيت ق@@ال ش@@لى لم علي@@ه الله ص@@ حابه وس@@ وأص@@لمت الطير رءوسهم على كأنما فس@@
هنا ها من ألع@@رابا فج@@اء قعدت ثمالوا هنا وها ول يا فق@@@@@@ الله رس@@@@@@
ع@@ز الله ف@@إن ت@@داووا فقال أنتداوىع لم وج@@ل ع إال داء يض@@ دواء ل@@ه وض@@
الهرم واحد داء غيرBab 1 – Fir Rajuli Yatadaawa, Hadits ke-1, No.
3855 dari Usamah bin Syarik ra. :MAKSUD HADITS :1. Usamah datang ke majelis Nabi shallallahu ‘alaihi wa
alihi wa sallam, mengucapkan salam kemudian duduk.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
4
2. Dia mendapati para sahabat itu berdiam diri, sangat tenang.
3. Lalu berdatangan orang-orang Arab desa dan berkata, apakah mereka boleh berusaha berobat (kalau sakit).
4. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan suatu penyakit, melainkan Allah menyertakan obatnya pula (untuknya), kecuali satu penyakit : mati.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sahabat mempraktekkan perintah Allah : agar orang
Islam tidak datang ke satu majelis, melainkan minta ijin dengan mengucapkan salam lebih dahulu.
2. Para sahabat biasa berlaku tenang di hadapan Rasulullah, sehingga diibaratkan kalau ada burung di atas kepala mereka (pun, burung itu tidak terbang, karena mereka sangat tenang).
3. Orang-orang Arab Desa (Baduwi) boleh datang kepada Rasulullah dan langsung bertanya tentang sesuatu masalah (sedang pada sahabat lain dilarang bertanya) kepada beliau.
4. Orang Islam boleh berusaha berobat apabila sakit (dalam lafadh Ibnu Majah dengan syighat amr, menunjukkan perintah untuk berobat).
5. Orang Islam boleh melakukan penelitian untuk menemukan obat-obatan bagi penyakit-penyakit tertentu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, semua rawinya Tsiqat dan Sanadnya
bersambung, wallahu a’lam.At-Turmudzie, As-Sunan : IV/383, K.29-Ath-Thibb, B.2-Fid
Dawa’I wal Hatstsu ‘alaihi, H.no.2038.An-Nasaie, As-Sunan : ???
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
5
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1137, K.31-At-Thibb, B.1 H.3436, dengan matan lebih panjang & lengkap. Diterangkan dalam Az-Zawa-id : Isnadnya Shahieh dan Rijalnya Tsiqaat, Abu Dawud dan Turmudzie meriwayatkan sebagiannya juga.
At-Turmudzie mengatakan Hadits ini Hasan Shahieh; dalam bab ini ada Hadits Ibnu Mas’ud, Abu Hurairah, Abie Khuzamah dari bapaknya dan Ibnu Abbas.
الحمية في باب الله عب@@د بن ه@@ارون ح@@دثنا -3856 لف@@ظ وهذا عامر وأبو داود أبو حدثنا
ليمان بن فليح عن عامر أبي عن س@@حمن عب@@د بن أيوب عة بن ال@@ر صعص@@
اريا أبي بن يعق@@@@@@وب عن ألنص@@@@@@ قيس بنت المن@@@@ذر أم عن يعق@@@@وب
اريةا ول علي دخ@@ل ق@@الت ألنص@@ رس@@لى الله لم علي@@ه الله ص@@ ومع@@ه وس@@ال علي@@ه علي ولنا ناق@@ه وعلي مالس@@
ة دوالي ام معلق@@@ ول فق@@@ الله رس@@@لى لم علي@@ه الله ص@@ منها يأك@@ل وس@@ الله رسول فطفق ليأكل علي وقاملى لم علي@@ه الله ص@@ لعلي يق@@ول وس@@
علي@@ه علي ك@@ف حتى ناق@@ه إنك م@@ه
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
6
ال لقا شعيرا وصنعت قالت مالس وس@@ال ب@@ه فجئت ول فق@@ لى الله رس@@ ص@@
لم علي@@ه الله ب علي يا وس@@ من أص@@ ق@@ال داود أبو قال لك أنفع فهو هذا
العدوية هارونBab 2 – Fil Himyati, Hadits ke-2, No. 3856 dari
Ummil Mundzir binti Qais Al-Anshariyyah ra. :(Al-Himyatu: berpantangan atau pencegahan sesuatu)
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah bersama Ali – yang baru mulai sembuh dari
sakit – datang ke rumah Ummil Mundzir binti Qais.2. Di rumah Ummil Mundzir itu tergantung sejanjang buah
kurma dawal (buah kurma yang masih sangat mentah).3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam makan
dawal tadi.4. Ketika Ali ra. juga akan makan dawal itu, Rasulullah
menegur dan mengingatkan bahwa Ali ra. sedang mulai sembuh dari sakit.
5. Ali ra. tidak jadi makan buah dawal itu.6. Ummil Mundzir membuat makanan dari tepung dan
sayur, lalu menghidangkannya kepada Rasulullah dan Ali ra.
7. Rasulullah menyuruh Ali ra. memakannya dan beliau menyatakan bahwa makanan itu lebih bermanfaat bagi Ali ra. daripada makan buah dawal.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARIPADANYA :1. Rasulullah kadangkala mengunjungi para sahabat di
rumahnya masing-masing.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
7
2. Tamu boleh langsung makan makanan yang biasanya boleh dimakan atau disangka boleh dimakan tamu.
3. Ada kalanya orang sakit (atau yang baru sembuh dari sakit) harus berpantangan makanan-makanan tertentu.
4. Ada kalanya makanan tertentu bermanfaat bagi orang yang baru saja sembuh dari sakit.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN, Sanadnya bersambung, dan semua rawinya
Tsiqat, selian Ya’qub b. abi Ya’qub (At-Tahdzieb : XI/398-399 no.767), Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, sedang Abu Hatim mengatakan dia Shaduq, wallahu a’lam.
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/382, K.29-Ath-Thibb, B.1-Fil Himyati, H.2037.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1139, K.31-Ath-Thibb, B.3-Al-Himyati, H.3442.
At-Turmudzie mengatakan bahwa ini Hadits Hasan Gharieb, dia tidak mengetahui Hadits ini kecuali dari Haditsnya Fulaih bin Sulaiman; perkataan ini ditolak oleh ulama lain karena selain Fulaih (dikatakan) ada juga yang meriwayatkan Hadits ini.
الحجامة في بابى ح@@دثنا -3857 معيل بن موس@@ إس@@اد حدثنا د عن حم عن عم@@رو بن محم
رسول أن هريرة أبي عن سلمة أبيلم علي@@ه الله صلى الله إن ق@@ال وس@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
8
ا شيء في كان خي@@ر ب@@ه ت@@داويتم ممفالحجامة
Bab 3 – Hijaamah, Hadits ke-3, No. 3857 dari Abu Hurairah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah mengatakan bahwa dalam cara berobat
dengan hijamah (bekam, cantuk), itu ada kebaikan.PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Hijamah (bekam, cantuk) sudah dikenal pada masa
Rasulullah.2. Hijamah boleh dilakuan sebagai salah satu cara
pengobatan.3. Disamping keuntungan pengobatan, ada keuntungan lain
yang diperoleh dari hijamah tersebut.Catatan :Mereka yang sudah biasa menjadi donor darah menceriterakan bahwa badan mereka terasa lebih segar setelah diambil darah-nya, wallahu ‘alam.
TAKHRIJ,JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN/DLA’IEF, karena soal hafalan sebagian
rawinya.Ibnu Majah , As- Sunan : II/1151 K.31-Ath-Thibb, B.20-Al-
Hijamah, H.3476.Muhammad bin Amr bin Alqomah bin Waqqash (dia terdapat
dalam Sanad Abu Dawud maupun Ibnu Majah, (At-Tahdzieb : IX/375-377 no 617), sebagian ahli jarh menyebut cela pada hafalannya, yang lain mentsi-qatkannya. Maka sebagian Ulama menganggap Hadits ini Hasan ,yang lain menganggap Dla’ief, wallahu a’lam.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
9
د ح@@@دثنا -3858 ال@@@وزير بن محمقي ابن يعني يحيى ح@@@@دثنا الدمش@@@@
ان حمن عب@@د ح@@دثنا حس@@ أبي بن ال@@ر الله عبي@@د م@@ولى فائد حدثنا الموالي
هالمو عن راف@@@@@@@ع أبي بن علي بن عن راف@@ع أبي بن علي بن الله عبيدلى الله رسول خادم سلمى جدته ص@@لم عليه الله أح@@د ك@@ان ما ق@@الت وس@@
تكي ول إلى يش@@ لى الله رس@@ الله ص@@ ق@@ال إال رأسه في وجعا وسلم عليه
ق@@ال إال رجلي@@ه في وجعا وال احتجماخضبهما
BAB 3 – Hijaamah,Hadits ke-4, No. 3858 dari Salma ra.Pelayan Rasulullah :
MAKSUD HADITS :1. Setiap ada orang mengeluhkan sakit kepala kepada
Rasulullah, beliau menyuruhnya agar berbekam (cantuk).2. Setiap ada orang mengeluh sakit pada kedua kakinya,
Rasulullah menyuruhnya agar berkhidlab (melumuri atau memolesi, biasanya dengan inai).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang boleh mengeluh sakit kepada orang lain,
sekiranya dianggap dapat menjadi wasilah bagi pengobatan sakitnya.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
10
2. Orang dibenarkan berusaha berobat dari sakit yang dideritanya.
3. Ada obat/pengobatan tertentu yang bisa/boleh dipakai untuk usaha menyembuhkan sakit.
4. Berbekam (cantuk) dan memakai inai dapat digolongkan juga dalam salah satu cara pengobatan.Catatan : Ulama berpendapat bahwa kalau laki-laki memakai inai hendaknya menghidari pemakaian pada kuku, agar tidak menyerupai perempuan, wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASANAT-Turmudzie, As-Sunan : IV/392, K.29-Ath-Thibb, B.13-Fit
Tadaawa bil Hinna-I, H.no. 2054.Ibnu Majah, As-Sunan : II/1158, K.31-Ath-Thibb, B.29-Al-
Hinna-I, H.no.3502.Abdurrahman b.abil Mawalie (At-Tahdzieb : VI/282-283),
sebagian Ulama menstiqatkannya, sebagian lain mengatakan Shaduq; Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat dan mengatakan : dia biasa slam (yukhthi’u); Ahmad mengatakan bahwa dia pernah meriwayatkan Hadits Munkar dari Ibnul Munkadir, yang selainnya tidak ada yang meriwayatkannya.
Ubaidillah b.Ali b.Abi Rafi’ (At-Tahdzieb : VII/37-38 no.69), Ibnu Ma’ien mengatakan : haditsnya tidak mengapa (la ba’sa bihaditsihi), tidak munkarul Hadits, tetapi dia juga mengatakan : Haditsnya tidak dapat dijadikan hujjah, meriwayatkan sedikit, tetapi dia Syekh; Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat.
الحجامة موضع في باب
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
11
حمن عب@@@د ح@@@دثنا -3859 بن ال@@@رقي إب@@راهيم عبي@@د بن وكث@@ير الدمش@@
عن ثوب@@ان ابن عن الوليد حدثنا قاالة أبي عن أبي@@ه ق@@ال ألنم@@اريا كبش@@لى النبي أن حدث@@ه إنه كث@@ير الله ص@@ هامت@@ه على يحتجم ك@@ان وسلم عليه أه@@راق من يق@@ول وه@@و كتفي@@ه وبين
ه فال ال@@@دماء ه@@@ذه من ر ال أن يض@@@لشيء بشيء يتداوى
Bab 4 – Fie Maudli’il Hijamah, Hadits ke-5, No. 3859 dari Abi Kabsyah Al-Anmariyyi ra. :
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam biasa dibekam
(cantuk) di bagian tengah kepala beliau dan di antara tulang-tulang belikat beliau (di punggung bagian atas)
2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam kemudian mengatakan bahwa mereka yang sudah dikeluarkan darahnya begitu itu (menurut ukuran tertentu), maka tidak mengapa tidak berobat dengan pengobatan lain untuk sesuatu penyakitnya.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Hijamah (berbekam) sudah dikenal sejak masa
Rasulullah.2. Ada tempat-tempat tertentu di bagian badan yang biasa
dilakukan bekam padanya (ditentukan oleh ahlinya).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
12
3. Ada ukuran tertentu untuk setiap kali bekam dilakukan (ditentukan oleh ahlinya).
4. Hijamah (berbekam) merupakan salah satu cara pengobatan, dan dapat berlaku untuk macam-macam penyakit.Catatan :Jika dikaitkan dengan Hadits soal pengobatan dengan cara/ bahan lain, bisa diambil kesimpulan bahwa tidak semua penyakit dapat diobati dengan hijamah (berbekam), wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEFIbnu Majah, As-Sunan : II/1153, K.31-Ath-Thibb, B.21-
Maudli’il Hijaamah, H.3484.Al-Walied bin Muslim Al-Qurasyie, Abul Abbas Ad-Dimasyqie,
Maula Bani Umayyah (At-Tahdzieb : XI/151-155 no.254, Al-Miezan : IV/347-348 no.9405), Tsiqat, Mudallis, meriwayatkan Hadits-hadits Auza’ie dari pada pendusta, lalu menjadikannya dari orang-orang Tsiqat; dalam Sunan Abi Dawud dia meriwayatkan dengan ‘an’anah. Rawi ini terdapat dalam sanad Abu Dawud maupun Ibnu Majah.
Ibnu Tsauban = Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban (At-Tahdzieb : VI/150-152 no. 304), Ibnu Hibban menyebutnya dalam Ats-Tsiqat, tetapi kebanyakan Ulama mendla’ifkan dia. Rawi ini terdapat dalam sanad Abu Dawud maupun Ibnu Majah.
لم ح@@دثنا -3860 إب@@راهيم بن مس@@ ح@@دثنا ح@@ازم ابن يعني جري@@ر ح@@دثنالى النبي أن أنس عن قت@@ادة الله ص@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
13
لم علي@@@@@@@ه في ثاثال احتجم وس@@@@@@@ر ق@@@@ال والكاه@@@@ل ألخ@@@@دعينا معم
كنت حتى عقلي ف@@@@@@ذهب احتجمتن ال في الكت@@@اب فاتح@@@ة ألق تيص@@@هامته على احتجم وكان
Bab 4 – Fie Maudli’il Hijamah, Hadits ke-6, No. 3860 dari Anas bin Malik ra. :
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam pernah
berbekam (cantuk) tiga kali, pada dua urat di dua sisi tengkuk dan di punggung bagian atas.
2. Ma’mar berbekam (cantuk) pada bagian tengah kepalanya, lalu hampir pingsan, sehingga harus ditalkin untuk dapat membaca Surat Al-Fatihah.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Hijamah (berbekam) sudah dikenal sejak masa
Rasulullah.2. Ada tempat-tempat tertentu di bagian badan yang biasa
dilakukan bekam padanya (ditentukan oleh ahlinya).3. Apabila berbekam pada bagian badan yang salah, atau
keadaan yang salah, dapat menimbulkan akibat yang tidak baik/ berbahaya.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN, wallahu a’lam.At-Turmudzie, As-Sunan : IV/390, K.29-Ath-Thibb, B.12-Fil
Hijaa-mati, H.no.2051.Ibnu Majah, As-Sunan : II/1152, K.31-Ath-Thibb, B.21-
Maudli’il Hijaamti, H.3438.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
14
At-Turmudzie mengatakan ini Hadits Hasan Gharieb.Jarier bin Haazm bin Abdillah bin Syuja’ Al-Azadie (At-
Tahdzieb : II/69-72 no. 111), walaupun ditsiqatkan oleh Al-Bazzar, tetapi banyak yang mencelanya, dan secara khusus riwayatnya dari Qatadah (sebagaimana dalam Hadits ini) adalah riwayat Dla’ief! Riwayat ini beredarnya pada Jarier bin Hazim ini.
Hammam bin Yahya bin Dinar (At-Tahdzieb : XI/67-70 no. 108), sebagian mentsiqatkannya, kebanyakan melemah-kannya karena buruk hafalannya. Rawi ini terdapat dalam salah satu sanad At-Turmudzie, menyertai Jarier dalam meriwayatkan dari Qatadah.
Dalam Nailul Authar (VIII/173) disebutkan bahwa ketika An-Nawawie membicarakan Hadits ini yang dari riwayat At-Turmudzie dari Anas, dia mengatakan bahwa Abu Dawud telah mengeluarkannya dengan sanad yang Shahieh Atas Syarat Al-Bukharie dan Muslim, dan bahwa Al-Hakiem juga menshahieh-kannya, hanya saja pada Abu Dawud ini tidak ada tambahan seperti pada At-Turmudzie (seperti pada riwayat Abu Hurairah berikut ini – no. 3861).
؟الحجامة تستحب متى ابببي@@ع توب@@ة أبو ح@@دثنا -3861 بن الردثنا ن@افع عيد ح@ حمن عب@د بن س@ ال@ر
أبي عن أبيه عن سهيل عن الجمحيول ق@@ال ق@@ال هريرة لى الله رس@@ ص@@
لم علي@@ه الله بع احتجم من وس@@ لس@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
15
رة ع عش@@@@ رة وتس@@@@ وإح@@@@دى عش@@@@داء كل من شفاء كان وعشرين
Bab 5 – Mata Tustahabbul Hijamatu, Hadits ke-7 No. 3861 dari Abu Hurairah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Hijamah (berbekam) pada tanggal 17, 19 dan 21
merupakan obat bagi segala penyakit (yang berkait dengan gangguan system peredaran darah)
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ada waktu –waktu tertentu yang pengobatan tertentu
bisa lebih efektif daripada jika dilakukan di waktu –waktu lain.
2. Ada kalanya satu ilmu /Hadits bisa lebih difahami jika dihubungkan /dibandingkan dengan ilmu /Hadits lain.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF, kalau benar selain Abu Dawud tidak ada
yang mengeluarkannya.Sa’id bin Abdurrahman Al-Jamhie (At-Tahdzieb : IV/55-56 no.
94; Al-Miezan : II/148 no. 3227), ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, Al ajalie, Al-Hakiem dan lainnya; Ya’qub bin Sufyan mengatakan dia layyinul Hadits, As-Sajie mengatakan dia meriwayatkan dari Hisyam dan Suhail beberapa Hadits yang orang lain tidak meriwayatkannya; Ibnu Adie mengatakan dia kadang-kadang agak waham, memarfu’kan yang mauquf atau memaushulkan yang mursal tanpa sengaja; Ibnu Hibban mengatakandia meriwayatkan riwayat-riwayat palsu dari orang-orang Tsiqat, dan menggambarkan kepada pendengarnya sepertinya dia berpegang kepadanya; Abu
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
16
Hatim mengatakan dia shalih, tidak dapat dijadikan hujjah.
Suhail bin Abi Shalih (At-Tahdzieb : IV/263-264 no. 453; Al-Miezan : II/243 no. 3604), ditsiqatkan oleh Al-Ajalie, Adz-Dzahabie mengatakan bahwa Syu’bah dan Malik meriwayatkan darinya (tanda bahwa dia tsiqat) dan bahwa Al-Bukharie mengeluarkan Haditsnya sebagai syahid; yang lainnya mengatakan bahwa Malik meriwayatkan darinya sebelum rusak akalnya (taghayyur); pada akhir umurnya, hafalannya jadi buruk. Ibnu Uyainah memasukkannya ke dalam golongan orang yang kuat Haditsnya. Al-Hakim mengatakan bahwa Muslim banyak meriwayatkan darinya, tetapi kebanyakannya sebagai syahid saja. Ibnu Ma’ien dan Abu Hatim mengatakan Haditsnya tidak dapat dijadikan hujjah. Menurut Ibnu Ma’ien juga, para ahli Hadits berhati-hati terhadap Haditsnya; kadang-kadang Ibnu Ma’ien mengatakan : tidak begitu kuat, kali yang lain mengatakan : dla’ief. Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat dan mengatakan dia biasa salah.
ى ح@@دثنا -3862 معيل بن موس@@ إس@@ار بكرة أبو أخبرني العزيز عبد بن بك
تي أخبرتني بكرة أبي بنت كبشة عمى غي@@ر وق@@ال ة موس@@ أبي بنت كيس@@ عن أهل@@ه ينهى ك@@ان أباها أن بك@@رة
عن وي@@زعم ث@@اءالثال ي@@وم الحجام@@ة
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
17
أن وسلم عليه الله صلى الله رسولاعة وفيه الدم يوم ثاءالثال يوم ال س@@ يرقأ
Bab 5 – Mata Tustahabbul Hijamatu, Hadits ke-8 No. 3862 dari Kabsyah (Kayyasah) bt. Abi Bakrah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Abu Bakrah melarang keluarganya berbekam (cantuk)
pada hari Selasa.2. Abu Bakrah meriwayatkan dari Rasulullah bahwa hari
Selasa itu adalah hari “darah” – diterangkan dengan : hari di mana darah banyak menumpuk di dalam badan.
3. Pada hari Selasa itu ada satu waktu yang jika darah seseorang mengalir, sulit berhentinya.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sebaiknya tidak berbekam pada hari Selasa.2. Keadaan darah dalam tubuh manusia itu berubah-ubah,
tidak tetap dan tidak selalu sama setiap hari.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IF.Abu Bakrah Bakar bin Abdil Aziz bin Abi Bakrah Ats-Tsaqafie
(At-Tahdzieb : I/478-479 no. 880), Ibnu Hibban memasuk-kannya ke dalam Ats-Tsiqat, Ibnu Ma’ien mengatakan dia bukan apa-apa (laisa bisyai-in), Ibnu Adie mengatakan : saya berharap dia tidak mengapa, dan termasuk orang-orang dla’ief yang ditulis Haditsnya. Al-Bazzar mengatakan : tidak mengapa dengannya, tetapi pada kali yang lain mengatakan : dia dla’ief.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
18
لم ح@@دثنا -3863 إب@@راهيم بن مس@@ام ح@@@دثنا بي@@@ر أبي عن هش@@@ عن الز
لى الله رسول أن جابر علي@@ه الله ص@@لم وثء من ورك@@@ه على احتجم وس@@@
به كانBab 5 – Mata Tustahabbul Hijamatu, Hadits ke-
9 No. 3863 dari Jabir ra. :MAKSUD HADITS :1. Rasulullah pernah bercantuk pada pantat beliau.2. Waktu itu Rasulullah sakit “wats-un”, yaitu sakit pada
urat, yang rasa sakit itu tidak dari sebab luka dan tidak sampai mengenai tulang (=nyeri?).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah juga pernah sakit dan merasakan sakit.2. Rasulullah juga berobat untuk menyembuhkan sakitnya.3. Ada pengobatan dilakukan cara tertentu, untuk sakit
tertentu.4. Hijamah (berbekam) merupakan salah satu cara
pengobatan.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN.Perbandingan sanad-sanad Hadits ini :
Nasa’ie Ibnu MajahAbu Dawud Muh. b.Abd.b.Mubr Muhd.b.TharifMuslim bin Ibrahim Abul Walid Waki’Hisyam Yazid b. Ibrahim A’masyAbu Zubair Abuz Zubair Abu Sufyan
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
19
Jabir Jabir JabirAbuz Zubair, Muhammad bin Muslim bin Tadrus (At-Tahdzieb :
IX/440-443 no. 727, Al Miizan : IV/37-40 no. 8169), ditsiqatkan oleh Ibnul Madinie, An-Nasa’ie, Ya’qub bin Syaibah dan Ibnu Ma’ien, dan Ibnu Ma’ien menambahkan bahwa Abuz Zubair ini lebih dia sukai dari pada Sufyan; Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat; Ahmad mengatakan tidak ada bahaya padanya (laisa bihi ba’sun), Muslim berpegang dengannya, Al-Bukharie mengeluarkan Haditsnya dalam mutaba’ah (bukan ushul). Ayyub dan Ibnu Uyainah mendla’iefkannya, Syu’bah menolak riwayatnya dan mengatakan bahwa Abuz Zubair tidak shalat dengan baik dan waktu menimbang (dagangan) melebihkan untuk dirinya; Abu Zur’ah dan Abu Hatim mengatakan bahwa Haditsnya ditulis tetapi tidak dijadikan hujjah dengannya; Ibnu Hazm menuduhnya sebagai mudallis.
Yazied bin Ibrahim At-Tustarie (At-Tahdzieb : IX / 311-313 no. 598; Al-Miezan : IV/418-419 no. 9670), ditsiqatkan oleh kebanyakan ulama, selain Ibnu Adie yang mengatakan bahwa dia hanya mengingkari Hadits-hadits Yazied ini yang dari Qatadah dari Anas; menurut Ibnu Adie dia tidak mengapa (laa ba’sa bihi), Haditsnya ditulis dan dia shaduq.
Abu Sufyan, Thalhah bin Nafi’ Al-Quraisyie, maulahum Abu Sufyan Al-Wasithie (At-Tahdzieb : V/26-27 no. 44; Al-Miezan : II / 342-343 no. 4012), Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, ditsiqatkan oleh Al-Bazzar dan Abuz Zubair; Ibnu ‘Adie Ahmad dan An-Nasa’ie menganggapnya : tidak ada bahaya padanya (laisa bihi ba’sun); Muslim berhujjah dengannya, Al-Bukharie mengeluarkan
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
20
Haditsnya dengan gandengan (maqrunan) selainnya. Syu’bah dan Ibnu Uyainah mengatakan bahwa Hadits-hadits Abu Sufyan dari Jabir hanyalah shahifah; Ali Al-Madinie mengatakan dalam kitab Ilalul Kabier bahwa Abu Sufyan ini tidak mendengar Hadits dari Jabir selain 4 Hadits saja, Haditsnya boleh ditulis tetapi dia tidak kuat Riwayat Ibnu Majah ini sendiri dla’if karena tuduhan “shahifah” ini, walaupun Abu Sufyan tidak dla’ief.
An-Nasa’ie, As-Sunan : V/193, K.24-Manasikul Hajji, B.93-Hijamatul Muhrimi min Illatin dst. dengan tambahan : “wa huwa muhrimun” (padahal beliau sedang ihram).
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1153, K.31-Ath-Thibb, B.21-Maudli’il Hijamati, H.3485. Dalam Az-Zawaid dikatakan bahwa sanah Hadits ini Hasan, jika benar Abu Sufyan Thalhah bin Nafi’ mendengar dari Jabir.
الحجم وموضع العرق قطع في بابد ح@@@دثنا -3864 ليمان بن محم س@@@
عن أبومعاوي@@@@ة ح@@@@دثنا ألنب@@@@اريافيان أبي عن ألعمشا ج@@ابر عن س@@
لى النبي بعث ق@@@ال علي@@@ه الله ص@@@لم من@@ه فقط@@ع طبيبا أبي إلى وس@@
عرقاBab 6 – Fie Qath’il ‘Irqi wa Maudli’il Hijami,
Hadits ke-9, No. 3864 dari Jabir ra. :MAKSUD HADITS :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
21
1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam mengutus seorang thabib kepada Ubay bin Ka’ab (karena Ubay sakit).
2. Thabib itu mengobati Ubay dengan memotong (operasi) pada sebagian uratnya.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Pengobatan sudah dikenal di masa Nabi shallallahu
‘alaihi wa alihi wa sallam .2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bukan hanya
memberi anjutar berobat, tetapi juga membantu secara nyata usaha pengobatan bagi orang sakit (dengan pengiriman thabib).
3. Ada tata cara pengobatan yang berbeda antara satu pasien dengan pasien lain, satu thabib dengan thabib lain, satu keadaan sakit dengan keadaan sakit lain.
4. Thabib boleh memilih cara pengobatan yang dianggap paling tepat untuk mengatasikondisi kedaruratan pasien.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Ahmad, Al-Musnad : III/315.Muslim, Ash-Shahieh : VII/22, K.39-As-Salam, B.Likulli Da-in
Dawa-un dst. H.74, dengan tambahan pada akhir matannya : “tsumma kawaahu alaihi”.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1156, K.31-Ath-Thibb, B.24-Man iktawa, H.3493; tanpa sebutan memotong urat, tetapi dengan tambahan pada akhir matannya : “fakawaahu ala ak-halihi” (melakukan kay pada otot tengah lengannya).
الكي في باب
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
22
ى ح@@دثنا -3865 معيل بن موس@@ إس@@اد ح@@دثنا ف عن ث@@ابت عن حم مط@@ر
ين بن عم@@@ران عن نهى ق@@@ال حص@@@لى النبي لم علي@@@ه الله ص@@@ عن وس@@@ أنجحن وال أفلحن فما فاكتوينا الكيمع وك@@ان داود أبو ق@@ال ليم يس@@ تس@@
ا المالئك@@ة عن@@ه انقط@@ع اكت@@وى فلما إليه رجع ترك فلم
Bab 7 – Fil Kay, Hadits ke-11, No. 3865 dari Imran bin Husein ra. : (Kay : cara pengobatan dengan menggoreskan atau menyentuhkan besi membara ke bagian tubuh tertentu yang sakit).
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam pernah
melarang sahabat berobat dengan melakukan kay (menggoreskan besi membara ke bagian tubuh tertentu yang sakit).
2. Sebagian sahabat masih melakukan kay juga dan ternyata kay itu tidak berhasil menyembahkan sakit sama sekali.
3. (Abu Dawud menambahkan bahwa) Para sahabat mula-mula pernah mendengar salam para malaikat, tetapi setelah mereka melakukan pengobatan dengan kay, mereka tidak mendengar- nya, setelah mereka meninggalkan perbuatan itu mereka dapat mendengarnya kembali. Wallahu a’lamu dari mana Abu Dawud mengambil riwayat ini.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
23
1. Larangan Rasulullah itu ada kalanya tidak bersifat mutlak (=tidak menunjukkan bahwa itu haram).
2. Dalam keadaan tertentu, bisa saja kay itu ada manfaatnya dan boleh dilakukan.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, rawi-rawi Abu Dawud Tsiqat dan sanadnya
bersambung, wallahu a’lamu.At-Turmudzie, As-Sunan : IV/389, K.29-Ath-Thibb, B.10-
Karahiyatit Tadawi bil Kay, H.2049 dan dia mengatakan : ini Hadits Hasan Shahieh.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1155, K.31-Ath-Thibb, B.23-Al-Kay, H.3490.
ى ح@@دثنا -3866 معيل بن موس@@ إس@@اد حدثنا بير أبي عن حم ج@@ابر عن الز
كوى وسلم عليه الله صلى النبي أنرميته من معاذ بن سعد
Bab 7 – Fil Kay, Hadits ke-12, No. 3866 dari Jabir ra. :
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam pernah
mengobati Sa’ad bin Mu’adz dengan kay.2. Sakitnya Sa’ad adalah luka karena lemparan/panah
musuh.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Kay termasuk cara pengobatan yang dilakukan di masa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
24
2. Larangan kay (yang tersebut dalam Hadits ke 11 no. 3865) adalah karena sebab tertentu, bukan secara umum/mutlak.
3. Kay dilakukan untuk penyakit atau keadaan-keadaan tertentu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Muslim, Ash-Shahieh : VII/22, K.39-As-Salam, B.Likulli Da-in
Dawa-un dst. H.76.Ibnu Majah, As-Sunan : II/1156, K.31-Ath-Thibb, B.24-
Maniktawa, H.3494.
عوط في باب السيبة أبي بن عثم@@ان حدثنا -3867 ش@@حق بن أحم@@د حدثنا وهيب ح@@دثنا إس@@
عن أبيه عن طاوس بن الله عبد عنلى الله رسول أن عباس ابن الله ص@@
استعط وسلم عليهBab 8 – Fis Sa’ud, Hadits ke-13, No. 3867 dari
Ibnu Abbas ra. :MAKSUD HADITS :1. Rasulullah pernah berobat dengan cara sa’ud
(meneteskan obat ke dalam hidung).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah juga berobat untuk usaha kesembuhan dari
sakit.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
25
2. Berobat dengan cara memasukkan bahan/obat ke dalam hidung sudah dikenal di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/161, K.76-Ath-Thibb, B.9-As-
Sa’uth, H.5691, berkaitan dengan Hijamah.Muslim, Ash-Shahieh : V/39, K.22-Al-Musaqah, B.Hilli Ujratil
Hijamati, H.65, berkaitan dengan Hijamah.
Catatan Tambah :Dalam Hadits-hadits soal thibb dapat dipaham bahwa macam-macam pengobatan yang dikenal (pada masa itu) setidak-tidaknya adalah :1. Memakai Bahan Obat (diminum / dibubuhkan / dioleskan).2. Ruqyah.3. Hijamah.4. Memotong/melukai.5. Kay.Masing-masing pengobatan dilakukan secara urut dari yang paling ringan sampai yang paling berat, ditentukan oleh thabib berdasar pada keadaan dan/atau macam penyakitnya, wallahu a’lamu.
النشرة في باب ح@@دثنا حنب@@ل بن أحمد حدثنا -3868
اق عبد ز ل بن عقي@@ل ح@@دثنا الر معق@@معت ق@@ال يح@@دث منبه بن وهب س@@
ئل ق@@ال الله عب@@د بن ج@@ابر عن س@@ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
26
رة عن ال النش@@ عم@@ل من ه@@و فق@@يطان الش
Bab 9 – Fin Nusyrati, Hadits ke-14, No. 3868 dari Jabir bin Abdillah ra. : (An-Nusyratu : semacam ruqyah, yaitu jampi-jampi dengan kalimat tertentu yang tidak ada tuntunan dari Al Qur’an atau As-Sunnah, digunakan pada pengobatan orang yang sakitnya disangka karena gangguan jin atau semisalnya).
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah pernah ditanyai soal nusyrah.2. Rasulullah menjawab bahwa nusyrah itu termasuk
amalan syaithan.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Penggunaan jampi-jampi untuk pengobatan sudah
dikenal di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.
2. Nusyrah tergolong cara pengobatan yang terlarang (karena termasuk perbuatan syaithan).
Catatan :Sebagian ulama menganggap nusyrah tergolong sihir, jadi haram secara mutlak.Perbedaan pokok antara ruqyah dengan nusyrah adalah pada bunyi dan isi kalimat yang digunakan untuk menjampi, atau pada ada tidaknya tuntunan dalam soal itu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, Sanadnya bersambung dan rawi-rawinya
Tsiqat, wallahu a’lam. Al-Mundzirie tidak memberikan komentar terhadap Hadits ini.
الترياق في باب
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
27
بن عم@ر بن الله عبي@د حدثنا -3869 حدثنا يزيد بن الله عبد حدثنا ميسرة
رحبيل ح@@دثنا أيوب أبي بن سعيد ش@@حمن عب@@د عن المعافري يزيد بن ال@@رمعت ق@@ال التنوخي رافع بن عب@@د س@@
معت يقول عمرو بن الله ول س@@ رس@@ ما يق@@ول وسلم عليه الله صلى الله
ربت أنا إن أتيت ما أب@@الي ترياقا ش@@عر قلت أو تميمة تعلقت أو من الش@@
ك@@ان ه@@ذا داود أبو ق@@ال نفسي قبللم علي@@ه الله صلى للنبي ة وس@@ خاص@@ص وقد الترياق يعني قوم فيه رخ
Bab 10 – Fit Tiryaaqi, Hadits ke-15, No. 3869 dari Abdullah bin Amr ra. : (Tiryaaq = Taryaaq = Turyaaq, obat yang biasa diminum orang Arab untuk penawar racun)
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah tidak menolak/tidak mengingkari kalau harus
minum tiryaq, menggantungkan penangkal (timamah) atau mengucapkan syi’ir dari diri beliau sendiri.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ada jenis-jenis pengobatan yang mirip dengan sesuatu
yang dilarang, tetapi sebenarnya tidak dilarang.2. Rasulullah tidak mencegah, tidak melarang, kalau terjadi
pada beliau sesuatu seperti pada no. 1 itu.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
28
Catatan :1. Tiryaq terbuat dari campuran beberapa bahan, sebagian
diantaranya dari barang yang haram, tetapi ada juga yang campurannya itu tanpa barang haram sama sekali.
2. Tamimah (penangkal) yang dimaksud oleh orang Arab pada umumnya adalah yang biasa dipakai orang jahiliyah, misalnya kalung taring binatang untuk menangkal jin. Rasulullah tidak memakai ini, tetapi dengan ta’awudz / semisalnya.
3. Syi’ir (sajak), Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam tidak pernah sengaja membuat atau membaca sya’ir, tetapi karena bahasa yang beliau gunakan adalah bahasa “fus-ha” (fasih), maka kadang-kadang kalimat yang beliau ucapkan terdengar sangat indah, mirip atau seindah dari sya’ir, atau bahkan lebih.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLAI’EFSyurahbil bin Yazied Al-Mu’afirie (At-Tahdzieb : IV/326 no. 561,
lalu diterangkan di IV/323 no. 565 Syurahbil bin Syarik Al-Mu’afirie), Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, Abul Fath Al-Azadie mengatakan dia dla’ief.
Abdurrahman bin Rafi’ At-Tanukhie (At-Tahdzieb : VI/168-169 no. 345, Al-Miezan : II/560 no. 4860), Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, Abu Hatim dan Al-Bukharie mengatakan bahwa Haditsnya Munkar.
المكروهة ألدويةا في باب الله عب@@د بن هارون حدثنا لنا قال -
د حدثنا بن يونس حدثنا بشر بن محم
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
29
حق أبي أبي عن مجاه@@@@@د عن إس@@@@@ول نهى ق@@ال هريرة لى الله رس@@ ص@@
الخبيث الدواء عن وسلم عليه اللهBab 11 – Fil Adwiyatil Makruhah, Hadits ke-16,
No. 3870 dari Abu Hurairah ra. : MAKSUD HADITS :1. Rasulullah melarang dari pengobatan / mempergunakan
obat yang kotor atau menjijikkan (termasuk juga racun).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Barang yang sejak semula dihukumi kotor (dalam
Syari’at) tidak boleh dipergunakan sebagai obat (dimakan/diminum).
Catatan :Kencing onta (dan semisalnya), menurut Syari’at tidak termasuk golongan “khabits”, karena dalam Hadits lain yang Shahieh ada suruhan untuk meminumnya sebagai obat.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF, karena beredarnya sanad ini ada Yunus bin
Abi Ishaq. Tetapi kalau memakai ukuran Adz-Dzahabie, Hadits ini tergolong Hasan, wallahu a’lam.
Yunus bin Abi Ishaq (At-Tahdzieb : IX/433-434, no. 843; Al-Miezan : IV/482-483 no. 9914), ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, An-Nasa’ie mengatakan tidak mengapa dengannya (la ba’sa bihi), Ahmad mengatakan Haditsnya Mudltharib, Abu Hatim mengatakan dia Shaduq, tetapi
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
30
Haditsnya tidak dapat dijadikan hujjah, Yahya Al-Qaththan mendla’iefkan, sedang Adz-Dzahabie menganggapnya Shaduq.
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/387, K.29-Ath-Thibb, B.7-Fie Man Qatala Nafsuhu dst, H.2045 dan dia menerangkan bahwa yang dimaksud di dalam Hadits itu adalah racun.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1145, K.31-Ath-Thibb, B.11-An-Nahyi ‘Anid Dawa-il Khabitsi, H.3459.
د حدثنا -3871 أخبرنا ك@@ثير بن محمعيد عن ذئب أبي ابن عن سفيان س@@
عيد عن خالد بن يب بن س@@ عن المس@@حمن عب@@@د طبيبا أن عثم@@@ان بن ال@@@رأل لى النبي س@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
فدع عن فنه@@@اه دواء في يجعلها ض@@@لى النبي لم علي@@@ه الله ص@@@ عن وس@@@قتلها
Bab 11 – Fil Adwiyatil Makruhah, Hadits ke-17, No. 3871 dari Abdurrahman bin Utsman ra. :
MAKSUD HADITS :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
31
1. Seorang thabib bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam tentang penggunaan katak dalam pengobatan.
2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam melarang thabib itu membunuh katak.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Tidak boleh mempergunakan katak atau semisalnya
dalam pengobatan, kalau harus dengan membunuhnya.2. Katak (dan binatang semisalnya – kalau ada) tidak boleh
dibunuh, maka tidak boleh dimakan, wallahu a’lam.Catatan :
1. Yang dimaksud dengan menggunakan katak dalam pengobatan ini adalah menggunakannya (dagingnya) untuk dimakan sebagai campuran obat. Dengan pemahaman seperti ini, maka daging katak tidak dapat dimakan, wallahu a’lam.
2. Sebagian ulama mengatak bahwa berdasarkan Hadits ini difaham binatang tidak boleh dibunuh (disembelih) kecuali untuk dimakan.
3. Dengan pemahaman seperti itu (no. 2), maka makan daging katak tidak ada halangan (tidak haram), wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN.An-Nasa’ie, As-Sunan : VII/210, K.42-Ash-Shaid, B.36-Adl-
Dlifda’, (H.4361).Muhammad b. Katsier Al-Abdie, Abu Abdillah Al-Bashrie (At-
Tahdzieb : IX/417-418 no. 684; Al-Miezan : IV/18 no. 8099), Al-Bukharie dan selainnya meriwayatkan Haditsnya, Ahmad bin Hanbal mentsiqatkannya, Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, Abu Hatim mengatakan dia shaduq, Ibnu Ma’ien
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
32
mengatakan dia tidak tsiqat, Ibnu Qani’ mendla’ifkannya.
ح@@دثنا حنبل بن أحمد حدثنا -3872 أبي عن ألعمشا ح@@دثنا معاوي@@ة أبو
الح ق@@@ال ق@@@ال هري@@@رة أبي عن ص@@@ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
ا من ا حس@@@ م ه س@@@ م ي@@@ده في فس@@@اه مخلدا خال@@دا جهنم ن@@ار في يتحس@@
أبدا فيهاBab 11 – Fil Adwiyatil Makruhah, Hadits ke-18,
No. 3872 dari Abu Hurairah ra. : MAKSUD HADITS :1. Orang yang bunuh diri dengan jalan minum racun,
akan kekal di dalam Neraka dengan siksaan minum racun itu terus menerus.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Bunuh diri termasuk dosa sangat besar.2. Tidak boleh berobat dengan minum sesuatu yang
membuat madlarat lebih besar, apalagi yang menyebabkan kematian.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, rijalnya tsiqat dan sanadnya bersambung.
Wallahu a’lam.Abu Mu’awiyah, namanya Muhammad bin Khazim At-Tamimie
As-Sa’die (At-Tahdzieb : IX/137-139 no. 191),
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
33
Haditsnya dikeluarkan oleh Imam 6, seorang tokoh Murji’ah di Kufah, mudallis – dalam Hadits ini dia meriwayatkan dari A’masy dengan sighat jazm; ditsiqatkan oleh Al-Ajalie, An-Nasa’ie dan Ibnu Sa’d.
A’masy, namanya Sulaiman bin Mihran Al-Asadie Al-Kahilie (At-Tahdzieb : IV/222-226 no. 376), Haditsnya dikeluarkan oleh Imam 6, dituduh bermadhb Syi’ah (Tasyayyu’), ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien dan An-Nasa’ie, mudallis, pada sebagian sanad Hadits ini meriwayatkan dengan sighat “tahdits”. Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat tidak mendengar Hadits dari Abu Shalieh maula Ummu Hanik (sedang Abu Shalih – Dakwan, maula Juwairiyah bintil Ahmas), wallahu a’lam.
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/386, K.29-Ath-Thibb, B. 7-Fie Man Qatala Nafsahu dst, H. 2043-2044 dan dia berkata : ini Hadits Shahieh.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1145, K.31-Ath-Thibb, B.11-An-Nahyi ‘Anid Dawa-il Khabitsi, H.3460.
Ahmad, Al-Musnad : II/254, dalam Hadits yang lebih panjang dan lebih lengkap.
Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/181, K.76-Ath-Thibb, B.56-Syurbis Summi dst. H. 5778, dalam Hadits yang lebih panjang dan lebih lengkap, tidak hanya minum racun saja.
Muslim, Ash-Shahieh : I/72, K.1-Al-Ieman, B.Bayanu Ghaldhi Tahriem Qatlil Insani dst, H.176, sebagaimana dalam Shahieh Bukharie.
لم ح@@دثنا -3873 إب@@راهيم بن مس@@عبة حدثنا ماك عن ش@@ علقم@@ة عن س@@
بن ط@@@ارق ذك@@@ر أبي@@@ه عن وائل بن
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
34
النبي سأل طارق بن سويد أو سويدلى لم علي@@ه الله ص@@ الخم@@ر عن وس@@أله ثم فنه@@اه ال فنه@@اه س@@ يا ل@@ه فق@@
لى النبي ق@@ال دواء إنها الله نبي ص@@داء ولكنها ال وسلم عليه الله
Bab 11 – Fil Adwiyatil Makruhah, Hadits ke-19, No. 3873 dari Wa’il ra. :
MAKSUD HADITS :1. Seorang sahabat bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa alihi wa sallam soal khamar (meminumnya) untuk berobat.
2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam melarang sahabat minum khamar walaupun dengan alasan untuk berobat.
3. Waktu sahabat mengulangi ke tiga kalinya dengan mengatakan bahwa khamar itu untuk obat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam menjawab bahwa itu bukan obat, tetapi penyakit.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sahabat bertanya kepada Rasulullah dalam persoalan
yang dirasa pelik.2. Selagi ada kesempatan untuk mendapat nas yang jelas,
tidak ada pilihan untuk berijtihad (sahabat tidak berijtihad karena dapat bertanya langsung kepada Rasulullah).
3. Sesuatu yang dilarang dalam Syari’at, keburukannya selalu lebih besar/menonjol dari pada manfa’atnya, jika manfaat itu ada padanya (dalam hal ini, manfa’at khamar sebagai obat menurut persangkaan sahabat itu
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
35
tidak ada artinya dibandingkan akibat minum khamar, karena khamar itu penyakit).
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Seandainya sanad Hadits ini Dlaief, maka ada syahid baginya.Muslim, Ash-Shahieh : VI/89, K. B.Tahriemit Tadawabil Khamri,
H.12 – semisalnya dari Hadtis Thariq bin Suwaid Al-Ju’fie (Al-Hadlramie).
At-Turmudzie, As-Sunan : 387-388, K.29-Ath-Thibb, B.8-Karahiyatit Tadawie bilmuskiri, H.2046, semisalnya dari Hadits Thariq, dan dia mengatakan : ini Hadits Hasan Shahieh.
Ibnu Majah mengeluarkan semisalnya dari Hadits Thariq bin Suwaid Al-Hadlramie, II/1157, K.31-Ath-Thibb, B.27-An-Nahyi an Yatadawa bil Khamri, H.3500.
د ح@@@@دثنا -3874 عب@@@@ادة بن محمطي ه@@ارون بن يزي@@د ح@@دثنا الواس@@
ثعلب@@ة عن عياش بن إسمعيل أخبرنا بن اريا عمران أبي عن مسلم ألنص@@ ق@@ال الدرداء أبي عن الدرداء أم عن
ول ق@@ال لى الله رس@@ علي@@ه الله ص@@لم وال@@دواء ال@@داء أن@@زل الله إن وس@@ وال فت@@@داووا دواء داء لك@@@ل وجع@@@ل
بحرام تداووا
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
36
Bab 11 – Fil Adwiyatil Makruhah, Hadits ke-20, No. 3874 dari Abud Darda’ ra. :
MAKSUD HADITS :1. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan obat.2. Setiap penyakit ada obatnya yang tertentu atau yang
umum.3. Orang beriman disuruh berobat (dari sakitnya).4. Orang beriman dilarang berobat dengan barang yang
haram.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sakit dan obatnya (kesembuhan dari sakit itu) di tangan
Allah.2. Pengobatan hanya akan berhasil dengan taufiq dari
Allah.3. Sifat tawakal kepada Allah tidak menghapuskan
kewajiban ikhtiyar.4. Ikhtiyar hanya boleh dilakukan dalam batas-batas yang
Allah halalkan.Catatan :Yang dimaksud dengan berobat di sini adalah : minum obat, wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN, walaupun dalam sanadnya terdapat Ismail bin
Ayyas, wallahu a’lam.Ismail bin Ayyasy bin Salm Al-‘Unsie (At-Tahdzieb : I/321-326
no. 584), hafalannya buruk, banyak wahm, hanya Haditsnya dari Syamiyyin saja yang dapat diterima dan dijadikan hujjah; Hadits ini dia riwayatkan dari Tsa’labah bin Muslim Asy-Syamie – yang Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, wallahu a’lam.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
37
Abu Imran Al-Ansharie (At-Tahdzieb : XII/184-185 no. 860), Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, Abu Hatim mengatakan dia seorang Shahieh.
العجوة تمرة في بابحق ح@@دثنا - معيل بن إس@@ ح@@دثنا إس@@
فيان عن نجيح أبي ابن عن س@@@@@@@@@@ت قال سعد عن مجاهد ا مرض@@ مرض@@ول أت@@اني لى الله رس@@ علي@@ه الله ص@@ ث@@ديي بين يده فوضع يعودني وسلم ف@@@@@ؤادي على بردها وج@@@@@دت حتى
الح@@ارث ائت مفئود رج@@ل إنك فقال يتطبب رجل فإنه ثقيف أخا كلدة بن
بع فليأخ@@@ذ عج@@@وة من تم@@@رات س@@@ ليل@@دك ثم بن@@واهن فليجأهن المدينة
بهنBab 12 – Fie Tamratil ‘Ajwah, Hadits ke-21,
No. 3875 dari Sa’ad (Ibnu Abi Waqqash) ra. :
MAKSUD HADITS :1. Sa’ad menderita sakit yang berat (menurut sebagian
keterangan sakitnya di Makkah, pada tahun Fathu Makkah).
2. Rasulullah mengunjungi Sa’ad (karena sakitnya itu).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
38
3. Rasulullah menaruhkan telapak tangan beliau ke dada Sa’ad dan dia merasakan dingin tangan beliau, sampai ke dalam hatinya (jantungnya).
4. Rasulullah mengatakan bahwa Sa’ad sakit pada jantungnya, dan beliau menyuruh panggil seorang thabib (Kaladah, seorang dari kalangan Bani Tsaqif).
5. Rasulullah menyuruh supaya Kaladah mengambil 7 butir kurma Ajwah Madinah, menumbuk bersama bijinya, lalu meminum-kannya kepada Sa’ad (bhs. Jawa : dicekoki).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Muhajirin boleh tinggal sementara waktu di Makkah
karena sesuatu keperluan atau halangan.2. Rasulullah (biasa) mengunjungi sahabat beliau yang
sedang sakit.3. Rasululah mempunyai ilmu/pengetahuan dalam soal
penyakit dan obat-obatan.4. Orang yang mempunyai keahlian boleh menerangkan/
menyebutkan keadaan penyakit pasien, jika dianggap perlu.
5. Pengobatan/perawatan hendaknya diserahkan kepada ahlinya (dalam hal ini Rasulullah tidak menyuruh sembarang orang untuk membuat obat dan mengobatkannya).
6. Kurma Ajwah Madinah mempunyai khasiat khusus, berbeda dengan kurma lain, wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS MUNQATHI’.Mujahid tidak bertemu dan tidak mendengar Hadits dari Sa’ad.
يبة أبي بن عثم@@ان حدثنا -3876 ش@@امة أبو ح@@دثنا م ح@@دثنا أس@@ بن هاش@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
39
م عد بن ع@@امر عن هاش@@ أبي بن س@@اص لى النبي عن أبيه عن وق الله ص@@لم علي@@ه بح من ق@@ال وس@@ بع تص@@ س@@
ه لم عج@@وة تمرات ر الي@@وم ذل@@ك يض@@سحر وال سم
Bab 12 – Fie Tamratil ‘Ajwah, Hadits ke-22, No. 3876 dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. :
MAKSUD HADITS :1. Orang pagi-pagi makan 7 kurma Ajwah, seharian itu
tidak akan terkena racun dan sihir (tidak mempan racun maupun sihir).
2. Kurma Ajwah yang dimaksud harus dimakan sebelum makan makanan lain.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ada kurma Ajwah (tertentu?) yang dapat digunakan
sebagai penangkal racun dan sihir.2. Ada obat-obat tertentu yang dapat dipakai untuk
pengobatan atau penangkal tertentu.3. Ada bahan obat tertentu yang dapat dipakai untuk
mengobati lebih dari satu macam penyakit.4. Ada penyakit yang dapat diobati dengan lebih dari satu
macam cara pengobatan.5. Sihir dapat juga ditolak dengan obat (dalam hal ini
kurma tertentu), tidak harus dengan jampi-jampi.Catatan : Ulama berbeda pendapat soal apakah yang dapat digunakan sebagai penangkal racun dan sihir itu semua jenis kurma Ajwah, atau Ajwah Madinah, atau Ajwah yang ditanam oleh Rasulullah saja.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
40
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, rijalnya tsiqat dan sanadnya bersambung.Abu Usamah Al-Kufie, namanya Hammad bin Usamah, seorang
yang tsiqat (At-Tahdzieb : III/2 no. 1)
قالعال في باب يحيى بن وحامد مسدد حدثنا -3877
فيان ح@@دثنا قاال ه@@ري عن س@@ عن الز قيس أم عن الله عب@@د بن الله عبي@@د
ن بنت على دخلت ق@@@@@الت محص@@@@@ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
الع@@ذرة من عليه أعلقت قد لي بابنال به@@@ذا دكنأوال ت@@@دغرن معال فق@@@
الهن@@@دي الع@@@ود به@@@ذا عليكن قالعالبعة في@@ه ف@@إن فية س@@ ذات منها أش@@
عط الجنب من ويل@@د الع@@ذرة من يس@@ يعني داود أبو ق@@@@@@@@@ال الجنب ذات
القسط بالعودBab 13 – Fiel ‘Ulaq, Hadits ke-23, No. 3877 dari
Ummu Qais binti Mihshan ra. : (‘Ulaq = ‘Alaq = ‘Ilaq)
MAKSUD HADITS :1. Ummu Qais datang kepada Rasulullah dengan
membawa anak laki-lakinya yang baru diobatinya dengan cara I’laq.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
41
رفعها و الص@@بي عذرة = معالجة اإلعالقباألصبع
2. Pengobatan dengan cara I’laq itu dilakukan karena anaknya sakit pada pangkal tenggoroknya (‘Udzrah).
الحلق فى يهيج = وجع العذرة3. Rasulullah menegur/mengingkari pengobatan anak
dengan cara I’laq atau dughur yang dilakukan Ummu Qais itu.
باألصبع الحلق غمز;= الدفع الدغر4. Rasulullah menyuruh mengobati dengan ‘Udul Hindiy.5. ‘Udul Hindiy berhasiat untuk mengobati 7 macam
penyakit, diantaranya tetes hidung untuk ‘Udzrah dan obat minum untuk Dzatul Janbi.
فى اإلنس@@ان تص@@يب = قرحة الجنب ذاتجنبه داخل
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah mempunyai ilmu/pengetahuan dalam soal
penyakit dan obat-obatan.2. Ada cara pengobatan yang biasa dilakukan orang, tetapi
diing-kari oleh Rasulullah.3. Ada bahan obat tertentu yang dapat dipakai untuk
mengobati beberapa macam penyakit.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Ahmad, Al Musnad : VI/355,356Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/161, K.76-Ath-Thibb, B.10-As-
Sa’ud bil Qusthil Hindi dst, H.5692 (secara
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
42
ringkas), sedang athrafnya di H.5713, 5715 dan 5718, semua lengkap seperti dalam riwayat Abu Dawud.
Muslim, Ash-Shahieh : VII/24-25, K.39-As-Salam, B.At-Tadawa bil ‘Udil Hindie, H.86.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1146, K.31-Ath-Thibb, B.13-Dawa-il ‘Udzrati, H.3462, tharafnya di H.3468.
بالكحل ألمرا في باب ح@@دثنا يونس بن أحمد حدثنا -3878 بن عثم@@ان بن الله عب@@د ح@@دثنا زهير عيد عن خثيم ابن عن جبي@@@ر بن س@@@
ول ق@@ال ق@@ال عباس لى الله رس@@ ص@@لم عليه الله وا وس@@ ثي@@ابكم من البس@@
نوا ثيابكم خير من فإنها البياض وكف أكح@@@الكم خي@@@ر وإن موت@@@اكم فيها
عر وينبت البصر يجلو اإلثمد الشBab 14 – Fil Amri bil Kuhli, Hadits ke-24, No.
3878 dari Ibnu Abbas ra. :MAKSUD HADITS :1. Rasulullah menyuruh agar (dibiasakan) memakai pakaian
putih.2. Pakaian putih lebih baik dari pada pakaian bukan putih.3. Mayit sebaiknya dikafani dengan kain putih.4. Bercelak yang paling baik adalah dengan (bubukan) batu
itsmid.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
43
5. Itsmid dipakai bercelak, bermanfaat menajamkan pengli-hatan dan menumbuhkan bulu mata.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Boleh memakai pakaian yang bukan putih.2. Boleh mengkafani mayyit dengan kain bukan putih.3. Bercelak boleh dilakukan dengan selain itsmid (batu
celak).4. Orang boleh berdandan (menghias diri) dalam batas-
batas yang wajar, selama tidak melanggar Syari’at.5. Dalam urusan dunia, orang boleh memilih sesuatu yang
lebih baik, lebih indah, lebih bermanfaat.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF.Abdullah bin Utsman bin Khutsaim (At-Tahdzieb : V/314-315
no. 536; Al-Miezan : II/549-560 no. 4442; Ats-Tsiqat : II/275 no. 2120), ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, Al-Ajalie dan An-Nasa’ie, tetapi pada kesempatan lain, Ibnu Ma’ien mengatakan bahwa Hadits-haditsnya tidak kuat, An-Nasa’ie juga mengatakan : dia tidak kuat, dan ketika meriwayatkan Hadits batu itsmid ini, An-Nasa’ie mengatakan bahwa dia layyinul Hadits; Ali Ibnul Madinie mengatakan dia Munkarul Hadits. Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat dan menambahkan bahwa dia biasa salah.
Zuhair bin Mu’awiyah (At-Tahdzieb : III/351-353 no. 648) riwayatnya yang dari Abu Ishaq saja yang dianggap lemah, sedang dia sendiri Tsiqat. Dalam Hadits ini dia meriwayatkan dari Abdullah bin Utsman.
Ahmad bin Yunus adalah Ahmad bin Abdullah bin Yunus, namanya dinisbatkan kepada kakeknya (At-Tahdzieb : I/50-51 no.87) semua ahli Hadits
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
44
mentsiqatkan, termasuk Utsman bin Abi Syaibah, tetapi dia menambahkan : dia tidak dapat dijadihan hujjah (!), wallahu a’lam.
At-Turmudzie, As-Sunan : III/310-311, K.8-Al-Jana’izi, B.18-Ma Yustahabbu Minal Akfani, H.994 dan dia mengatakan ini Hadits Hasan Shahieh.
An-Nasa’ie, As-Sunan : VIII/149-150, K.48-Az-Zayyinatu, B.28-Al-Kuhli, dan di akhir Hadits ini dia mengatakan : Abdullah bin Utsman bin Khutsaim layyinul Hadits.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1157, K.31-Ath-Thibb, B.25-Al-Kuhl bil Itsmidi, H.3497. Dalam sanad Hadits ini, rawi dari Sa’ied bin Jubair dikatakan dengan sebutan Abi Khutsaim, barangkali yang benar adalah Ibnu Khutsaim (terjadi tas-hief), wallahu a’lam.
العين في جاء ما باب ح@@دثنا حنب@@ل بن أحمد حدثنا -3879
اق عب@@د ز ام عن معم@@ر ح@@دثنا ال@@ر هم هريرة أبو حدثنا ما هذا قال منبه بنول عن لى الله رس@@@ علي@@@ه الله ص@@@
حق العين قال وسلمBab 15 – Ma Ja-a fil ‘Aini, Hadits ke-25, No.
3879 Abu Hurairah ra. :MAKSUD HADITS :1. Rasulullah mengatakan bahwa ‘ain itu haq.
Catatan :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
45
Yang dimaksud dengan ’ain disini adalah pandangan mata, yang ta’ajub atau mengagungkan, yang berakibat buruk bagi yang dilihat (berakibat sakit atau rusak).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Apabila orang ta’ajub ketika melihat sesuatu, untuk
kebaikan yang dilihat, hendaknya dia tidak menunjukkan kekagumannya, kecuali dengan memuji Allah Ta’ala atas ciptaanNya itu dan / atau mendo’akan barakah bagi yang mendapat kelebihan itu.
2. Seseorang yang merasa mendapat karunia berupa sesuatu kelebihan pada badan/dirinya , hendaknya tidak berusaha memamerkan kepada orang banyak.Catatan :Sebagian ulama mentafsirkan kebenaran ‘ain ini tidak dengan arti bahwa pandangan ta’ajub itu yang membawa akibat buruk, tetapi dengan pengertian : yang dita’ajubi itu barang yang sudah sempurna, sedang barang yang sempurna itu akan berkurang dan kemudian rusak.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/171, K.76-Ath-Thibbu, B.36-
Al-‘Ainu Haqqun, H.5740, tharafnya di H.5944.Muslim, Ash-Shahieh : VII/13, K.39-As-Salamu, B.Ath-Thibb wal
Maradli war Ruqya, H.41.
يبة أبي بن عثم@@ان حدثنا -3880 ش@@ عن ألعمشا عن جري@@@@@@ر ح@@@@@@دثناودا عن إب@@@راهيم ة عن ألس@@@ عائش@@@
ي ي@@ؤمر ك@@ان ق@@الت عنها الله رض@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
46
أ الع@@@ائن ل ثم فيتوض@@@ من@@@ه يغتس@@@المعين
Bab 15 – Ma Ja-a fil ‘Aini, Hadits ke-26, No. 3880 dari Aisyah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Di masa Rasulullah pernah terjadi orang yang melakukan
‘ain disuruh berwudlu (lihat makna ‘ain pada Hadits no. 3879 di atas).
2. Orang yang kena ‘ain disuruh mandi/membasuh dirinya dengan air sisa wudlu orang yang melakukan ‘ain itu.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang beriman disuruh/dilatih untuk mengembalikan
segala pujian dan ketaajuban kepada Allah (sehingga tidak melakuan ‘ain).
2. Orang beriman disuruh/dilatih tawadlu’, menyadari dan mengakui bahwa segala kelebihan yang ada pada dirinya adalah merupakan karunia Allah, yang harus dijaga dan disyukuri.
3. Cara penolakan ‘ain atau penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara yang berlain-lainan satu sama lain.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Rawi-rawinya tsiqat dan sanadnya bersambung, wallahu
a’lamu.
الغيل في باب
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
47
بي@@ع ح@@دثنا -3881 أبو ن@@افع بن الرد حدثنا توبة أبي@@ه عن مهاجر بن محمماء عن كن بن يزي@@@د بنت أس@@@ الس@@@
ول سمعت قالت لى الله رس@@ الله ص@@ دكمأوال تقتل@@وا ال يقول وسلم عليه
ا ر ارس ي@@درك الغي@@ل ف@@إن س@@ الف@@فرسه عن فيدعثره
Bab 16 – Fil Ghaili, Hadits ke-27, No. 3881 dari Asma’ binti Yazied ra. : (Al-Ghailu = mengumpuli isteri yang sedang dalam masa menyusui)
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah melarang dilakukan ghail.2. Akibat buruk ghail itu tetap berbekas pada anak yang
menyusu, sampai dia dewasa.3. Ghail mengakibatkan kelemahan pada anak yang
menyusu itu, sehingga dia akan bisa tersungkur dari kuda tunggangnya karena kelemahan badannya.
4. Karena akibat seperti itu, dikatakan bahwa ghail itu (seperti) membunuh anak (yang kena akibat ghail) secara samar.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ada perbuatan yang akibatnya baru nampak/terasakan
setelah beberapa lama.2. Sebaiknya anak disusui ibunya sampai sempurna (kalau
benar bahwa air susu berubah kwalitasnya setelah dikumpuli).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
48
3. Perbuatan yang mengakibatkan kemadlaratan itu dilarang, meskipun kemadlaratan itu baru akan nampak setelah waktu yang lama (bandingkan dengan rokok, Mono Sodium Glutamat, Mono Sodium Cyclamat dsb).Catatan :Tentang hukum ghail, selanjutnya lihat pada Hadits no. 3882 setelah Hadits ini.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SYADZ, shahieh sanadnya (rawi-rawinya tsiqat dan
sanadnya bersambung), tetapi isinya bertentangan dengan Hadits lain yang lebih kuat – lihat Hadits berikutnya 3882, wallahu a’alamu.
Ahmad, Al-Musnad : VI/453, 457, 458.Ibnu Majah, As-Sunan : I/648, K.9-An-Nikah, B.61-Al-Ghail,
H.2012.Tambahan : Dalam sanad Ibnu Majah terdapat rawi bernama
Yahya bin Hamzah bin Waqid Al-Hadlramie (At-Tahdzieb : XI/200-201 no. 339), ditsiqatkan oleh ahli Hadits, Haditsnya dikeluarkan oleh Imam 6, walaupun dia seorang Qadarie. Sanad Ibnu Majah sendiri juga bersambung dan rawi-rawinya tsiqat, wallahu a’lamu.
عن مالك عن القعنبي حدثنا -3882د حمن عب@@@د بن محم نوف@@@ل بن ال@@@ر
بي@@ر بن عروة أخبرني ة عن الز عائش@@لى النبي زوج لم علي@@ه الله ص@@ وس@@ديةا جدام@@@ة عن معت أنها ألس@@@ س@@@
ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
49
د يق@@@@@ول عن أنهى أن هممت لق@@@@@وم أن ذكرت حتى الغيلة وفارس الر
ر فال ذلك يفعلون ق@@ال دهمأوال يض@@ج@@ل يمس أن الغيلة مالك امرأت@@ه الرترضع وهي
Bab 16 – Fil Ghaili, Hadits ke-28 No. 3882 dari Judamah Al-Asadiyyah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Semula Rasulullah bermaksud melarang dilakukannya
ghailah.2. Setelah Rasulullah mengetahui bahwa kaum Romawi dan
Persia melakukan ghail/ghailah dan ternyata tidak memadlaratkan anak-anak mereka, maka beliau membatalkan larangan itu.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Perbuatan yang membawa akibat buruk itu dilarang,
walaupun akibat buruk itu baru muncul setelah jangka waktu tertentu (agak lama).
2. Perbuatan yang berakibat baik-buruk dalam urusan dunia itu juga dinilai berdasarkan ukuran-ukuran dunia (logika).Catatan :Sebagian ulama ada yang menganggap Hadits Asma’ binti
Yazied (3881) lebih dahulu dari Hadits Judamah Al-Asadiyyah ini (3882) dan hukumnya dihapuskan (mansukh) dengan Hadits ini (Abu Dawud).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
50
Sebagian ulama yang lain (Ibnu Majah, As-Sindie) menjadikan Hadits Judamah ini lebih dahulu dari Hadits Asma’ dan hukum larangan ghail itu tetap berlaku, tidak mansukh.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Ahmad, Al-Musnad : VI/361 dan 434.Muslim, Ash-Shahieh : IV/161, K.17-Ath-Thalaq, B.Jawazil Ghilati
dst, H.30.At-Turmudzie, As-Sunan : IV/406, K.29-Ath-Thibbu, B.27-Ril
Ghilati, H.2077 dan dia mengatakan : ini Hadits Hasan Gharieb Shahieh.
An-Nasa’ie, As-Sunan : VI/106-107, K.26An-Nikah, B.54-Al-Ghailati.
Ibnu Majah, As-Sunan : I/648, K.9-An-Nikah, B.61-Al-Ghaili, H.2011.
Ad-Darimie, As-Sunan : II/146-147, K.11-An-Nikah, B.33-Fil Ghailati.
Malik, Al-Muwatha’ : II/607-608, K.30-Ar-Radla’, B.3-Ma Ja-a fir Radla’ati H.16.
تعليق في باب التمائمد حدثنا -3883 ح@@دثنا ءالعال بن محم
عم@@رو عن ألعمشا حدثنا معاوية أبوة بن ار بن يحيى عن م@@@ر عن الج@@@ز عن الله عب@@@د ام@@@رأة زينب أخي ابن
الله عب@@د عن الله عب@@د ام@@رأة زينب
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
51
معت قال ول س@@ لى الله رس@@ الله ص@@لم علي@@@ه قى إن يق@@@ول وس@@@ ال@@@ر
رك والتول@@ة والتمائم قلت ق@@الت ش@@د والله هذا تقول لم عيني ك@@انت لق@@
ذف نفال إلى أختل@@@@@ف وكنت تق@@@@@كنت رقاني فإذا يرقيني اليهودي س@@ عم@@@@ل ذاك إنما الله عب@@@@د فق@@@@ال
يطان ها ك@@ان الش@@ ف@@إذا بي@@ده ينخس@@ أن يكفي@@ك كان إنما عنها كف رقاها
ول ك@@ان كما تق@@ولي لى الله رس@@ ص@@ الب@@أس أذهب يقول وسلم عليه اللهف الناس رب افي أنت اش@@@@ ال الش@@@@
فاء فاؤك إال ش@@ فاء ش@@ يغ@@ادر ال ش@@سقما
Bab 17 – Fie Ta’liqit Tama-imi, Hadits ke-29 No. 3883 dari Abdullah bin Mas’ud ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah menyatakan bahwa ruqyah, tamimah dan
tiwalah itu tergolong syirik.2. Ruqyah, tamimah dan tiwalah yang dilarang itu
dapat diganti dengan do’a, yang justru disyari’atkan.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
52
3. Rasulullah mengajarkan do’a untuk memohon kesembuh-an dari penyakit.
4. (Dari perkataan Abdullah) Syaithan mengganggu orang, lalu ketika dukun ruqyah yang dilarang itu mengobati, syaithan menahan diri, setelah berlalu, syaithan mengganggu lagi.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Allah adalah Penyembuh Haqiqi segala macam penyakit.2. Orang yang sakit disyari’atkan berdo’a, memohon
kesembuhan kepada Allah.3. Perbuatan syirik itu banyak macamnya, yang
sebagiannya agak tersamarkan pada sebagian orang, sehingga disangka tidak termasuk perbuatan syirik.
4. Perbuatan syirik bisa berupa perbuatan yang dhahirnya nampak seperti perbuatan yang tidak terlarang.
5. (Dari perkataan Abdullah bin Mas’ud) Syaithan itu bekerjasama dengan dukun dalam mempermaikan orang yang sakit.Catatan :- Ruqyah ada yang terlarang, ada yang tidak terlarang.- Sebagian ulama mengganggap tamimah (lihat Hadits
3869 hal. 17 – 18) yang dilarang adalah berisi selain ayat-ayat Allah dan Asma’Nya.
- Tiwalah adalah jenis sihir yang dilakukan dengan menggambar atau menulis sesuatu pada lembaran, dilipat/ dijahit, lalu dijadikan jimat untuk menangkal sesuatu atau menimbulkan sesuatu; dalam bahasa jawa biasa disebut pelet atau pengasihan.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN LI GHAIRIHI. Sadanya dla’ief, tetapi ada syahid
dari riwayat Al-Hakiem yang shahieh, wallahu a’lamu.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
53
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1166-1167, K.31-Ath-Thibb, B.39-Ta’liqit Tama-imi, H.3530, dalam riwayat yang lebih panjang dan lebih lengkap.
Al-Hakim, Al-Mustadrak : IV/417-417, K.Ar-Ruqya wa Tama-imi, B.Ad-Du’a-u inda Iyadatil Mariedli, dia mengatakan bahwa Hadits ini Shahieh atas Syarat Bukharie dan Muslim, dan Adz-Dzahabie membenarkannya.
Sanad Abu Dawud dan Ibnu Majah lemah, karena beredarnya pada Ibnu Akhi Zainab (dalam sanad Abu Dawud) atau Ibnu Ukhti Zainab (dalam sanad Ibnu Majah), yang tidak dikenal, tidak ada ahli jarh yang menyebut riwayatnya dalam kitab mereka, wallahu a’lamu.
Yahya bin Al-Jazzar Al-Uranie Al-Kufie (At-Tahdzieb : IX/191-192 no. 323; Ats-Tsiqat : III/122 no. 4429), ditsiqatkan oleh Abu Zur’ah, An-Nasa’ie, Abu Hatim, Ibnu Sa’d, Al-Ajalie, walaupun dikenal yaghlu fit Tasyayyu’.
Amr bin Murrah (At-Tahdzieb : VIII/102-103 no. 163; Ats-Tsiqat : II/376 no. 2886), ditsiqatkan oleh Ahli Hadits, walaupun dia seorang Murji’ah.
Abu Mu’awiyah Adl-Dlarier, Muhammad bin Khazim At-Tamimie (At-Tahdzieb : IX/137-139 no. 191; Al-Miezan : III/533 no. 7466 dan IV/575 no. 10618; Ats-Tsiqat : IV/275 no. 4363), terkenal Ghuluw dalam Tasyayyu’, mempercayai Irja’. Ahmad mengatakan bahwa pada selain riwayat dari A’masy, Haditsnya Mudltharib, dia tidak benar-benar hafal; Ibnu Ma’ien mengatakan bahwa dia meriwayatkan Hadits-hadits Munkar dari Ubaidillah. Ya’qub bin Syaibah dan Ibnu Sa’d mengatakan dia tsiqat, tetapi kadang-kadang melakukan tadlis; ditsiqatkan oleh Al-Ajalie dan An-Nasa’ie; Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat dan menyebutkan bahwa dia seorang Murji’ah. Al-Hakim mengatakn
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
54
bahwa Al-Bukharie dan Muslim berhujjah dengannya. Hadits ini dia riwayatkan dari Al-A’masy.
Sanad Ibnu Majjah lebih buruk, karena selain rawi yang sama dengan rawi Abu Dawud, di dalamnya ada rawi bernama Abdullah bin Bisyr bin At-Taihan (At-Tahdzieb : V/160-161 no. 273, Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, An-Nasa’ie mengatakan tidak ada bahaya padanya (laisa bihi ba’sun); Ibnu Ma’ien mentsiqatkan dan memujinya, tetapi diriwayatkan juga bahwa dia menuduhnya sebagai pembohong (kadzdzab).
الله عب@@د ح@@دثنا مسدد حدثنا -3884 عن مغ@@@@ول بن مال@@@@ك عن داود بن
عبي عن حصين بن عم@@ران عن الش@@ين لى النبي عن حص@@ علي@@ه الله ص@@لم أو عين من إال رقي@@ة ال ق@@ال وس@@
حمةBab 17 – Fie Ta’liqit Tama-imi, Hadits ke-30
No. 3884 dari Imran bin Khushain ra. :MAKSUD HADITS :1. Tidak ada ruqyah yang lebih baik dari pada ruqyah untuk
mengobati ‘ain dan ruqyah untuk mengobati sengatan berbisa (atau semisalnya).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ruqyah dapat untuk mengobati beberapa macam
penyakit, tidak hanya ‘ain atau sengat berbisa saja.Catatan :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
55
Dalam hadits ini tidak disebut-sebut soal kalungan tamimah, seperti dalam judul Bab. Rupanya Hadits ini oleh Abu Dawud disisipkan untuk pengecualian ruqyah yang tidak tergolong syirik, sebelum dibabkan tersendiri setelah ini, wallahu a’lamu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/163, K.76-Ath-Thibbi, B.17-
Maniktawa dst. H.5705 dengan sanad Hushain dari ‘Amir dari Imran bin Hushain, agak berbeda dari sanad Abu Dawud maupun At-Turmudzie.
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/394, K.29-Ath-Thibbi, B.15-Fir Rukhshati fi Dzalika, H.2057.
ق في جاء ما باب ىالرالح بن أحم@@د ح@@دثنا -3885 وابن ص@@رح و وهب ابن ح@@دثنا أحمد قال السرح ابن ق@@@ال وهب ابن أخبرنا الس@@@
حمن عب@@@د بن داود ح@@@دثنا عن ال@@@رف عن يحيى بن عم@@@@@رو بن يوس@@@@@
د الح ابن وق@@@@ال محم د ص@@@@ بن محمف بن قيس بن ث@@@@@@ابت بن يوس@@@@@@
اس رسول عن جده عن أبيه عن شملم عليه الله صلى الله دخ@@ل أنه وس@@
وه@@و أحم@@د قال قيس بن ثابت علىال م@@ريض ف فق@@ رب الب@@أس اكش@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
56
بن قيس بن ث@@@@@@@@@@@ابت عن الناساس م بطح@@@ان من ترابا أخ@@@ذ ثم ش@@@
بم@@اء علي@@ه نفث ثم ق@@دح في فجعلهبه ابن ق@@ال داود أبو ق@@ال علي@@ه وص@@
رح ف الس@@@@ د بن يوس@@@@ وه@@@@و محمواب الص
Bab 18 – Ma Ja-a fir Ruqa, Hadits ke-31 No. 3885 dari Tsabit bin Qais ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah datang ke tempat Tsabit bin Qais ketika dia
sedang sakit.2. Rasulullah berdo’a agar Allah menghilangkan bahaya
(sakit) itu dari Tsabit.3. Rasulullah mengambil tanah dari daerah Buth-han,
menaruhnya di sebuah mangkuk, lalu menyemburnya dengan air (dari mulut beliau).
4. Tanah yang bercampur air semburan tadi dituangkan pada Tsabit.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah biasa mengunjungi sahabat beliau yang
sedang sakit.2. Rasulullah berusaha mengobati sahabatnya yang sakit,
dengan do’a, ruqyah atau lainnya.3. Orang yang sakit hendaknya berikhtiar untuk
menyembuhkan sakitnya, dengan cara yang tidak melanggar syaria’at.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
57
Catatan :Tidak ada riwayat yang menyebutkan keistimewaan tanah Buth-han atau Bath-han, nama tempat di dekat Madinah. Penyebutan nama daerah itu oleh rawi hanya untuk menunjukkan asalnya atau urutan peristiwanya, yang kemungkinan diambil secara sambil lalu, wallahu a’lamu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN.Sebagian ulama mendla’iefkan Hadits ini karena celaan pada
rawinya.An-Nasa’ie, As-Sunanul Kubra : VI/252, K.Amalul Yaumi wal
Lailati, B.244-Bi Ayyil Yadaini Yumsahul Mariedlu, H.10856, dengan sanad Abdullah bin Wahb, semisalnya.
Tentang penggunaan bacaan/do’a itu sendiri, ada riwayat dari Al-Bukharie (3262), Muslim (2212), At-Turmudzie (2073) dan Ibnu Majah (3473) dari Rafi bin Khadiej.Amr bin Yahya bin ‘Imarah bin Abi Hasan Al-Ansharie (At-
Tahdzieb : VIII/118-119; Al-Miezan : III/293 no. 6475), salah seorang Syaikh Imam Malik, Haditsnya dikeluarkan oleh Imam 6. Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, ditsiqatkan oleh para Ahli Hadits. Diriwayatkan Ibnu Ma’ien mentsiqatkannya, tetapi dalam kesempatan lain mengatakan dia tidak kuat (laisa bil qawie).
Dawud bin Abdurrahman Al-‘Athar (At-Tahdzieb : III/192 no. 366), Haditsnya dikeluarkan oleh Imam 6. Abu Hatim mengatakan : tidak mengapa dengannya. Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, ditsiqatkan oleh Abu Dawud, al-Ajalie dan Al-Bazzar. Ishaq bin Manshur meriwayatkan bahwa Ibnu Ma’ien mentsiqatkan Dawud ini, tetapi Al-Hakim menukilkan bahwa Ibnu Ma’ien justru mendla’ifkan. Al-Azadie mengatakan
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
58
bahwa orang banyak membicarakannya, tanpa penjelasan dalam soal apa pembicaraan itu.
الح بن أحمد حدثنا -3886 ح@@دثنا ص@@ عب@@د عن معاوي@@ة أخب@@رني وهب ابن
حمن ع@@وف عن أبيه عن جبير بن الر في ن@@@@@رقي كنا ق@@@@@ال مال@@@@@ك بن
ول يا فقلنا الجاهلية كي@@ف الله رس@@ال ذل@@ك في ت@@رى وا فق@@ علي اعرض@@
قى ب@@أس ال رق@@اكم تكن لم ما ب@@الرشركا
Bab 18 – Ma Ja-a fir Ruqa, Hadits ke-32 No. 3886 dari Auf bin Malik ra. :
MAKSUD HADITS :1. Auf bin Malik dan teman-temannya sudah biasa
meruqyah di jaman jahiliyah, kemudian setelah masuk Islam, bertanya kepada Rasulullah tentang perkara itu.
2. Rasulullah menyuruh Auf untuk menunjukkan kepada beliau cara ruqyah yang dia pakai.
3. Rasulullah membolehkan pengobatan dengan ruqyah, selagi tidak syirik (ucapan, cara dan keyakinan yang mendasarinya).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
59
1. Sahabat menanyakan kepada Rasulullah perkara-perkara yang mereka tidak tahu atau dikuwatirkan tidak sesuai dengan syariat.
2. Kebiasaan mubah yang terjadi di masa jahiliyah, boleh tetap dijalankan selama tidak melanggar syari’at.
3. Rasulullah mau bertanya kepada sahabat tentang sesuatu yang belum jelas kejadiannya, agar beliau bisa memenuhi keperluan sahabat (dalam hal ini memberi ketetapan/hukumnya).
4. Tidak ada alasan memberi kelonggaran kepada orang sakit untuk boleh berobat dengan sesuatu yang haram atau termasuk syirik.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Muslim, Ash-Shahieh : VII/19, K.39-As-Salam, B.La Ba’sa bir
Ruqa Ma lam Yakun Syirkun. (2200).
مه@@دي بن إب@@راهيم ح@@دثنا -3887يصي عن مسهر بن علي حدثنا المص
العزي@@ز عب@@د بن عم@@ر بن العزيز عبدالح عن ان بن ص@@ بك@@ر أبي عن كيس@@ليمان بن عن حثم@@@@@ة أبي بن س@@@@@
فاء قالت الله عبد بنت الشول علي دخ@@@ل لى الله رس@@@ الله ص@@@
لم عليه ة عن@@د وأنا وس@@ ال حفص@@ فق@@ كما النمل@@ة رقية هذه تعلمين أال لي
الكتابة علمتيها
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
60
Bab 18 – Ma Ja-a fir Ruqa, Hadits ke-31 No. 3887 dari Asy-Syifa’ binti Abdillah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam menjumpai
Asy-Syifa’ yang sedang berada di rumah Hafshah (isteri beliau).
2. Dalam keadaan bergurau, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam menyuruh Asy-Syifa’ mengajari Hafshah ruqyah namlah (namilah), sebagaimana dia mengajarinya menulis.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam juga
biasa dikunjungi oleh perempuan lain.2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam juga bercanda.3. Isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam juga
belajar baca-tulis.Catatan :Ruqyah namlah (juga disebut ruqyah namilah) adalah ucapan yang biasa diucapkan kepada pengantin Arab, yang tidak ada manfa’at dan madlaratnya. Ulama ada yang mengatakan bahwa ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam dalam Hadits ini adalah sindiran kepada Hafshah, untuk mendidiknya, wallahu a’lamu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN.Ahmad, Al-Musnad : VI/372.Sanad Abu Dawud adalah juga sanad yang dipakai Ahmad,
hanya saja rawi yang bernama Abu Bakar bin Sulaiman bin Abi Hatsmah, dalam Musnad Ahmad tertulis : Abu Bakar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Abi Hatsman, sedang orangnya satu, wallahu a’lamu.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
61
Abdu Aziz bin Umar bin Abdul Aziz bin Marwan (At-Tahdzieb : Vi/349-350 no. 670; Al-Miezan : II/632 no. 5118; Ats-Tsiqat : IV/68 no. 3780), Haditsnya dikeluarkan oleh Imam 6. Ibnu Hibban mengatakan dalam Ats-Tsiqat bahwa dia biasa salah, Haditsnya diambil I’tibar jika rawi dibelakangnya seorang tsiqat. Ibnu Ma’ien, Abu Zur’ah dan An-Nasa’ie mengatakan dia tidak mengapa (la ba’sa bihi / laisa bihi ba’sun); Abu Mishar mengatakan dia Dla’iful Hadits. Ahmad bin Hanbal mengatakan dia bukan termasuk ahli hifdh wal itqan.
دد ح@@دثنا -3888 عب@@د ح@@دثنا مس@@ بن عثم@@ان ح@@دثنا زي@@اد بن الواح@@د
معت ق@@الت ج@@دتي حدثتني حكيم س@@يل مررنا يق@@ول حنيف بن سهل بس@@
لت ف@@دخلت فخ@@رجت في@@ه فاغتس@@ول إلى ذلك فنمي محموما الله رس@@
أبا مروا فقال وسلم عليه الله صلىذ ث@@ابت يدي يا فقلت ق@@الت يتع@@و س@@
قى الحة وال@@ر ال ص@@ إال رقي@@ة ال فق@@ أبو ق@@ال لدغ@@ة أو حم@@ة أو نفس فييلسع وما الحيات من الحمة داود
Bab 18 – Ma Ja-a fir Ruqa, Hadits ke-34 No. 3888 dari Sahl bin Hunaif ra. :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
62
MAKSUD HADITS :1. Sahal bin Hunaif mandi di sebuah tempat air mengalir.2. Sewaktu mandi itu rupanya Sahal kena ‘ain, lalu ketika
keluar dari tempat mandi dia sakit panas akibat ‘ain itu.3. Berita tentang kejadian itu sampai kepada Rasulullah,
lalu beliau menyuruh agar Sahal berta’awudz (untuk ruqyah).
4. Sahal bertanya apakah ruqyah itu ada gunanya dan boleh dilakukan.
5. Rasulullah bersabda bahwa ruqyah itu berlaku (baik) untuk jiwa/’ain, sengatan dan gigitan berbisa.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang yang diberi kelebihan (terutama pada badan atau
harga) oleh Allah, hendaknya tidak memamerkan kepada manusia (menjaga agar tidak kena ‘ain).
2. Orang yang melihat sesuatu yang menakjubkan, hendaknya mengembalikan pujian dan kekaguman kepada Allah (agar tidak menimbulkan ‘ain).
3. Ruqyah itu ada kalanya berguna dan ada yang boleh dilakukan – demikian pula kebalikannya – ada yang tidak berguna dan tidak boleh dilakukan.
4. Ada kalanya satu macam obat/cara pengobatan itu bermanfaat untuk mengobati lebih dari satu macam penyakit.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF, MAJHUL.Ahmad, Al-Musnad : III/486.Ar-Rabaab, nenek Utsman bin Hakiem Al-Ansharie (At-Tahdzieb
: XII/417-418 no. 2789), tidak ada jarh maupun ta’dil dalam tarjamahnya.
حدثنا داود بن سليمان حدثنا -3889ريك العنب@@ري العباس ح@@دثنا و ح ش@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
63
ريك أخبرنا ه@@ارون بن يزيد حدثنا ش@@عبي عن ذريح بن العباس عن الش@@@@@
ق@@@ال ق@@@ال أنس عن العباس ق@@@اللم عليه الله صلى الله رسول ال وس@@
أو حمة أو عين من إال رقية يرقأ دم لف@@ظ وه@@ذا العين العباس ي@@ذكر لم
داود بن سليمانBab 18 – Ma Ja-a fir Ruqa, Hadits ke-34 No.
3889 dari Anas ra. :MAKSUD HADITS :1. Penggunaan ruqyah yang paling baik adalah untuk
pengobatan ‘ain, sengatan berbisa dan luka yang mengalirkan darah.
2. (Dalam sebagian riwayat tidak ada sebutan soal ‘ain).PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ada obat atau cara pengobatan tertentu yang dapat
digunakan untuk mengobati beberapa penyakit yang berbeda sifatnya.
2. Ada obat atau cara pengobatan tertentu yang lebih tepat untuk penyakit tertentu, walaupun juga bisa digunakan untuk pengobatan penyakit yang lain.
3. Ruqyah merupakan salah satu cara pengobatan yang sudah dipakai di masa Nabi.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF, sama saja dari jalan Abu Dawud maupun Ibnu
Majah.At-Turmudzie, As-Sunan : konon juga meriwayatkan, tetapi
tidak jelas di mana, wallahu a’lamu.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
64
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1162, K.31-Ath-Thibb, B.34-Ma Rukhkhisha fiehi Minar Ruqa, H.3516 semisalnya (dari Anas, sanad dan matan berbeda tetapi isi sama).
Syarik bin Abdillah bin Abi Syarik An-Nakha’ie (At-Tahdzieb : IV/333-337 no. 577; Al-Miezan : II/270-274 no. 3697 – terdapat dalam sanad Abu Dawud), Yahya Al-Qaththan mengatakan : dia terkenal sebagai mudallis; ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, Ibrahim Al-Harbie dan Al-Ajalie; An-Nasa’ie mengatakan : tidak mengapa dengannya (laisa bihi ba’sun), tetapi dalam lain kesempatan mengatakan : dia tidak kuat (laisa bil qawiyyi); Abu Zur’ah mengatakn dia banyak salanya; Ibnu Sa’d mengatakan dia tsiqat tetapi sering salah; Ibrahim bin Sa’ied Al-Jauhari mengatakan : Syarik salah pada 400 Hadits; Ya’qub bin Syaibah mengatakan : dia Shaduq, Tsiqat, sangat buruk hafalannya; Al0Juzjanie mengatakn hafalannya jelek, Haditsnya Mudltharib; Al-Azadie mengatakan : dia Shaduq, buruk hafalannya, banyak wahamnya, mudltharib Haditsnya.
Mu’awiyah bin Hisyam Al-Qashshar Al-Azadie (At-Tahdzieb : X/218-219 no. 401; Al-Miezan : IV/138 no. 8634; Ats-Tsiqat : V/512 no. 3786 – terdapat dalam sanad Ibnu Majah), ditsiqatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Hibban memasuk-kannya ke dalam Ats-Tsiqat dan mengatakn : kadang-kadang dia salah; Ibnu Ma’ien mengatakan : dia shalieh, laisa bidzaka (ungkapan yang menunjukkan adanya kelemahan); Utsman bin Abi Syaibah mengatakan : dia jujur, tetapi tidak dapat dijadikan hujjahb; As-Sajie mengatakan : dia shaduq, biasa waham; Ahmad, Al-Musnad bin Hanbal mengatakan : dia banyak salah.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
65
قى كيف باب الردد ح@@دثنا -3890 عب@@د ح@@دثنا مس@@
هيب بن العزي@@ز عب@@د عن ال@@وارث ص@@ أرقيك أال لثابت يعني أنس قال قال
ول برقي@@ة ق@@ال بلى ق@@ال الله رس@@ال م@@@@@ذهب الناس رب اللهم فق@@@@@
افي أنت اشف البأس افي ال الش ش@@سقما يغادر ال شفاء اشفه أنت إال
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-36 No. 3890 dari Anas ra. :
MAKSUD HADITS :1. Anas melakukan ruqyah kepada Tsabit dengan
ruqyah yang diajarkan oleh Rasulullah.2. Ruqyah itu berupa do’a/bacaanPENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah melakukan/mengajarkan do’a untukruqyah.2. Boleh menyebut Allah dengan sebutan selainAsma’ul
Husna, selama sebutan itu layak bagi Allah.3. Ruqyah bisa dilakukan tanpa meniup atau mengusap
bagian yang sakit.4. Sahabat melakukan apa yang diajarkan oleh Rasulullah,
dalam soal ibadah maupun mu’amalah.TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/171, K.76-Ath-Thibbu, B.38-
Ruqyatin Nabiyyi, Hadits 5742.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
66
At-Turmudzie, As-Sunan : III/294-295, K.8-Al-Janaizu, B.4-At-Ta’awwudz lil Mariedl, H.973.
An-Nasa’ie, As-Sunan : ???
عن القعنبي الله عب@@د حدثنا -3891 عم@@رو أن خصيفة بن يزيد عن مالك
لمي كعب بن الله عبد بن أخب@ره الس عثم@ان عن أخب@ره جب@@ير بن نافع أنلى النبي أتى أنه الع@@اص أبي بن ص@@
لم علي@@ه الله وبي عثم@@ان ق@@ال وس@@ال ق@@ال يهلكني ك@@اد ق@@د وج@@ع فق@@
ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@حه بع بيمين@@ك امس@@ ات س@@ وق@@ل م@@ر
ة أع@@وذ ر من وقدرت@@ه الله بع@@ز ما ش@@ الله ف@@أذهب ذل@@ك ففعلت ق@@ال أج@@د
ب@@ه آمر أزل فلم بي كان ما وجل عزوغيرهم أهلي
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-37 No. 3891 dari Utsman bin Abil Ash ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah mengunjungi Utsman bin Abil Ash yang
sedang sakit berat.2. Rasulullah menyuruh Utsman mengusap bagian yang
sakit itu dengan tangan kanan tujuk kali serta mengucapkan do’a yang beliau ajarkan.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
67
3. Setelah Utsman melakukan yang Rasulullah suruhkan itu, Allah menghilangkan sakitnya.
4. Sejak saat itu Utsman menyuruh keluarganya maupun orang lain untuk mengamalkan do’a itu.Catatan :Pada sebagian matan, mengusap dengan tangan kanan itu berbunyi menaruhkan tangan kanan ini termasuk contoh adanya periwayatan dengan makna, wallahu a’lamu.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah biasa mengunjungi sahabatnya, termasuk
yang sedang menderita sakit.2. Rasulullah menganjurkan orang sakit untuk
berobat/berusaha agar sembuh.3. Ikhtiar pengobatan/kesembuhan dari penyakit sudah
dilakukan di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.
4. Berdo’a atau melakukan ruqyah termasuk salah satu usaha untuk sembuh dari sakit.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Muslim, Ash-Shahieh : VII/20, K.39-As-Salam, B.Istihbabu Wadl’I
Yadihi dst. H.67 (Jz. 4/395-396/2202), dengan tambahan bacaan Basmallah tiga kali pada permulaan do’a itu.
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/408, K.29-Ath-Thibbu, B.29, H.2080.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1163-1164, K.31-Ath-Thibbu, B.36-Ma Awwadza bihi dst. H.3522, dengan tambahan bacaan Basmallah satu kali pada permulaan do’a itu.
Malik, Muwaththa’ : II/942, K.50-al-‘Ain, B.4-At-Ta’awwudzi war Ruqyati lil Mariedli, H.9, dengan mengusap dan tanpa bacaan Basmallah padanya.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
68
An-Nasaie, Amalul Yaumi wal Lailati : Hal. 289-290, no. 1007-1009
عن القعنبي الله عب@@د حدثنا -3892 عم@@رو أن خصيفة بن يزيد عن مالك
لمي كعب بن الله عبد بن أخب@ره الس عثم@ان عن أخب@ره جب@@ير بن نافع أنلى النبي أتى أنه الع@@اص أبي بن ص@@
لم علي@@ه الله وبي عثم@@ان ق@@ال وس@@ال ق@@ال يهلكني ك@@اد ق@@د وج@@ع فق@@
ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@حه بع بيمين@@ك امس@@ ات س@@ وق@@ل م@@ر
ة أع@@وذ ر من وقدرت@@ه الله بع@@ز ما ش@@ الله ف@@أذهب ذل@@ك ففعلت ق@@ال أج@@د
ب@@ه آمر أزل فلم بي كان ما وجل عزوغيرهم أهلي
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-38 No. 3892 dari Abud Darda’ ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah mengajarkan do’a untuk memohon
kesembuhan dari sesuatu penyakit.2. Do’a itu boleh dilakukan untuk (kesembuhan) diri sendiri
atau orang lain.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
69
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah menganjurkan orang sakit untuk
berobat/berusahan agar sembuh.2. Ikhtiar pengobatan/kesembuhan dari penyakit sudah
dilakukan di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.
3. Berdo’a atau melakukan ruqyah termasuk salah satu usaha untuk sembuh dari sakit.
4. Ada beberapa macam do’a untuk kesembuhan dari sakit, tidka ada keharusan mempergunakan satu do’a tertentu untuk ini.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF.Ziyad bin Muhammad Al-Ansharie (At-Tahdzieb : III/392-393 no.
723, dalam Al-Miezan : II/98 no. 2988 tertulis dengan nama Ziyadah bin Muhammad Al-Ansharie), Al-Bukharie, An-Nasa’ie dan Abu Hatim mengatakan : dia Munkarul Hadits.
ى ح@@دثنا -3892 معيل بن موس@@ إس@@اد حدثنا د عن حم عن إسحق بن محمعيب بن عمرو ج@@ده عن أبي@@ه عن ش@@
ول أن لى الله رس@@@@ علي@@@@ه الله ص@@@@لم زع من يعلمهم ك@@@@ان وس@@@@ الف@@@@
ة الله بكلم@@ات أع@@وذ كلمات من التامبه ر غض@@@ هم@@@زات ومن عب@@@اده وش@@@
ياطين عب@@د وك@@ان يحضرون وأن الشل من يعلمهن عم@@ر بن الله من عق@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
70
ل لم ومن بني@@ه ه كتب@@ه يعق@@ فأعلق@@عليه
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-39 No. 3893 dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah mengajari para sahabat do’a untuk berlindung
dari ketakutan.2. Abdullah bin Amr bin Ash mengajarkan do’a itu kepada
anak-cucunya yang sudah dewasa.3. Untuk anak-cucunya yang belum dewasa, Abdullah bin
Amr bin Ash menuliskan do’a itu dan mengalunginya dengan tulisan itu.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sebagaimana manusia pada umumnya, para sahabat
juga dapat mengalami rasa takut.2. Rasulullah mengajarkan bahwa perlindungan yang benar
dan baik adalah perlindungan Allah.3. Rasulullah mengajarkan agar orang biasa
mengembalikan urusan kepada Allah.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF.Ahmad, Al-Musnad : II/181; dan mengeluarkan semisalnya dari
Al-Walied (VI/6) dengan ringkas.At-Turmudzie, As-Sunan : V/541-542, K.49-Ad-Da’awat, B.94,
H.3528 dan mengatakan ini Hadits Hasan Gharieb.
An-Nasaie, Amalul Yaumi wal Lailati : Hal. 227-228, B.Ma Yaqulu Man Yafza’u fie Manamihi, H.770
Catatan :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
71
Beredarnya sanad ini adalah pada Amr bin Syu’aib bin Muhammad bin Abdillah bin Amr bin Ash; sanad ini adalah :dari AMR (1) bin Syu’aib bin Muhammad bin Abdillah bin Amr,dari SYU’AIB (2) bin Muhammad bin Abdillah bin Amr,dari MUHAMMAD (3) bin Abdillah bin Amr sanad ini Mursal,
karena Muhammad tidak pernah bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.
Jika dianggap bahwa sanah ini sebagai berikut :dari AMR (1) bin Syu’aib bin Muhammad bin Abdillah bin Amr,dari SYU’AIB (2) bin Muhammad bin Abdillah bin Amr,dari Abdullah (3) bin Amr; sanad ini Munqathi, karena Syu’ain
tidak bertemu dan/atau tidak menerima Hadits dari kakeknya, Abdullah, wallahu a’alm.
ريج أبي بن أحم@@د ح@@دثنا -3894 س@@ازي إب@@@@راهيم بن مكي أخبرنا ال@@@@ر
رأيت ق@@ال عبي@@د أبي بن يزي@@د حدثنالمة ساق في ضربة أثر ما فقلت س@@
ال خيب@@ر ي@@وم أصابتني قال هذه فق@@ رسول بي فأتي سلمة أصيب الناس
لى الله لم علي@@ه الله ص@@ فنفث وس@@تكيتها فما نفثات ثثال في حتى اش@@
اعة السBab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-40 No. 3894
dari Zaid bin Abu Ubaid dari Salamah ra. :MAKSUD HADITS :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
72
1. Terdapat bekas luka pada betis Salamah ra. yang dialaminya dalam perang Khaibar.
2. Waktu terluka itu Salamah dibawa menghadap Rasulullah dan beliau meniupnya tiga kali tiupan.
3. Setelah itu Salamah tidak merasakan sakit lagi pada luka/bekas lukanya.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sahabat juga mengalami luka-luka dalam peperangan,
meskipun peperangan itu dimenangkan oleh pihak muslimien.
2. Rasulullah juga mengobati sahabat yang sakit.3. Usaha mengobati orang sakit itu dibenarkan oleh
Syari’at.4. Pengobatan boleh dilakukan dengan ruqyah sepanjang
tidak menyimpang dari Syari’ah.5. Boleh melakukan ruqyah dengan peniupan tiga kali.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : V/170, K.64-Al-Maghazi, B.38-
Ghazwati Khaibara, H.4206
وعثمان حرب بن زهير حدثنا -3895فيان ح@@دثنا قاال شيبة أبي بن بن س@@
عيد ابن يعني ربه عب@@د عن عيين@@ة س@@ة عن عم@@رة عن ك@@ان ق@@الت عائش@@
لم علي@@ه الله صلى النبي يق@@ول وس@@ ثم بريقه يقول اشتكى إذا نسان لإل
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
73
بريقة أرضنا تربة التراب في به قالربنا بإذن سقيمنا يشفى بعضنا
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-41 No. 3895 dari Aisyah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam biasa
mengobati orang sakit yang datang kepada beliau.2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam meludah
sedikit pada jari beliau, mengenakannya pada tanah, lalu mengusapkannya pada tempat yang sakit dan mengucapkan do’a (seperti tersebut dalam Hadits ini).Catatan :1. Pengobatan dengan ruqyah yang disebutkan dalam Hadits
ini biasa dilakukan pada luka-luka atau semisalnya.2. Pemahaman ini dan pemahaman seperti tersebut pada no.
2 di atas diperoleh dari lafadh Hadits selengkapnya yang ada pada mukharrij lain, wallahu a’lam.
3. Sebagian ulama memandang bahwa ludah yang dipakai ini ludah Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam dan tanahnya adalah tanah Madinah karena berkahnya, wallahu a’lam.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang sakit boleh dan perlu mengusahkan kesembuhan.2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam mengobati
orang sakit.3. Boleh melakukan pengobatan dengan ruqyah disertai
perbuatan lain yang dianggap perlu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Ahmad, Al-Musnad : VI/93.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
74
Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/171, K.76-Ath-Thibbu, B.38-Ruqyatin Nabiyyi, H.5745 dan 5746.
Muslim, Ash-Shahieh : VII/17, K.39-As-Salam, B.21-Istihbabir Ruqyatin minal ‘Aini dst, H.54 (= 2194).
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1163, K.31-Ath-Thibbu, B.36-Ma Awwadza bihin Nabiyyu dst, H.3521.
عن يحيى حدثنا مسدد حدثنا -3896 خارج@@ة عن ع@@امر حدثني قال زكريا
لت بن ه عن التميمي الص أتى أنه عمول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@ فمر عنده من راجعا أقبل ثم فأسلم
موثق مجنون رجل عندهم قوم علىال بالحدي@@د أن ح@@دثنا إنا أهل@@ه فق@@احبكم فه@@ل بخي@@ر ج@@اء ق@@د ه@@ذا ص@@
بفاتح@@ة فرقيت@@ه تداوي@@ه شيء عندك الكت@@اب اة مائة ف@@أعطوني فب@@رأ ش@@ول ف@@أتيت لى الله رس@@ علي@@ه الله ص@@لم ال فأخبرت@@ه وس@@ ه@@ذا إال ه@@ل فق@@دد وق@@ال ع في مس@@ ه@@ل آخ@@ر موض@@
خ@@ذها ق@@ال ال قلت ه@@ذا غي@@ر قلتد باط@@ل برقية أكل لمن فلعمري لق@@
حق برقية أكلت
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
75
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-42 No. 3896 dari Kharijah binti Shalt dari pamannya ra. : (Tharafnya lihat Hadits no.3420 - lewat dan 3901 – mendatang)
MAKSUD HADITS :1. Seseorang datang kepada Rasulullah dan masuk Islam.2. Ketika pulang, di satu kampung dia melihat ada seorang
majnun diikat dengan (rantai) besi.3. Keluarga orang majnun itu menanyakan apakah dia
dapat mengobatinya.4. Sahabat itu mengobati dengan ruqyah bacaan Surat Al-
Fatihah.5. Orang majnun itu sembuh, lalu sahabat itu diberi (upah)
seratus ekor kambing.6. Sahabat mengabarkan kejadian ruqyah dan upahnya itu
kepada Rasulullah.7. Rasulullah memastikan bahwa yang dilakukan/dibaca
sahabat itu hanya Surat Al-Fatihah.8. Rasulullah membolehkan sahabat mengambil upah
ruqyah itu.9. Rasulullah mengatakan bahwa ada orang makan dari
hasil ruqyah batil, tetapi sahabat ini makan dari ruqyah yang benar.Catatan :Kata “majnun”, bisa dipergunakan pada orang yang kemasukan j in dan pada orang sakit gila. Tidak jelas, keadaan mana yang dialami oleh orang yang disebut majnun dalam Hadits ini, wallahu a’lam.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sahabat melakukan ruqyah dengan ayat Al-Qur’an denga
inisiatif sendiri (ijtihad?), tetapi segera menanyakannya kepada Rasulullah apakah itu boleh atau tidak.
2. Sahabat menanyakan kepada Rasulullah sesuatu yang belum jelas bagi mereka apakah itu halal atau haram (dalam hal ini upah ruqyah).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
76
3. Boleh melakukan ruqyah dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an (dengan Surat Al-Fatihah atau lainnya).
4. Ruqyah ada yang haq dan ada yang batil.5. Boleh mengambil upah dari ruqyah.6. Boleh mengambil upah dari pembacaan/pengajaran Al-
Qur’an.TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN, konon dishahiehkan oleh Ibnu Hajar.Tharaf Hadits no. 3897 (setelah ini).Zakariya bin Abi Zaidah (At-Tahdzieb : III/329-330 no. 616; Al-
Miezan : II/73 no. 2875; Ats-Tsiqat : III/371 no. 1521), sebagian mentsiqatkannya, Abu Hatim mengatakan dia layyinul Hadits dan biasa mentadlis.
مع@@اذ بن الله عبي@@د ح@@دثنا -3897ار ابن حدثنا و ح أبي حدثنا حدثنا بش
عبة حدثنا جعفر ابن الله عب@@د عن ش@@فر أبي بن عبي عن الس@@@@ عن الش@@@@
لت بن خارج@@ة ه عن الص@@ م@@ر أنه عم أيام ث@@ةثال الكتاب بفاتحة فرقاه قال
ية غ@@@دوة جم@@@ع ختمها كلما وعش@@@ل ثم بزاق@@@ه ط فكأنما تف@@@ من أنش@@@ال يئا ف@@أعطوه عق@@ النبي ف@@أتى ش@@
معنى ذك@@ر ثم وسلم عليه الله صلىمسدد حديث
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
77
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-43 No. 3897 dari Kharijah binti Shalt dari pamannya ra. : (Tharaf Hadits sebelumnya)
MAKSUD HADITS :(Seperti pada Hadits sebelumnya, dengan tambahan) :1. Sahabat melakuakn ruqyah dengan bacaan Surat Al-
Fatihah itu selama tiga hari, pagi dan petang.2. Setiap selesai bacaannya, dia mengulum ludah dan
menyembur-annya kepada si sakit.3. Orang majnun itu sembuh dan mereka memberi upah
kepadanya (tidak disebutkan bentuk dan jumlah upahnya).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ruqyah untuk satu penyakit boleh dilakukan beberapa
kali.2. Boleh melakukan ruqyah dengan menyemburkan ludah
atau air.(Selanjutnya sebagaimana Hadits 3896).
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, salah satu sanadnya agak bermasalah pada
rawi Muhammad bin Basyar, tetapi sanad lainnya Shahieh, wallahu a’lam.
ح@@دثنا يونس بن أحمد حدثنا -3898 عن صالح أبي بن سهيل حدثنا زهير قال أسلم من رجال سمعت قال أبيها كنت ول عن@@د جالس@@ لى الله رس@@ ص@@لم علي@@@ه الله من رج@@@ل فج@@@اء وس@@@
ال أصحابه ول يا فق@@ ل@@دغت الله رس@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
78
بحت حتى أنم فلم الليل@@ة ق@@ال أص@@رب ق@@ال م@@اذا ل@@و إنك أما ق@@ال عق@@ الله بكلم@@ات أعوذ أمسيت حين قلت
ات ر من التام ك لم خل@@ق ما ش@@ ر تض@@الله شاء إن
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-44, No. 3898 dari Abu Shalih dari Rajul dari Aslam ra. :
MAKSUD HADITS :1. Seorang sahabat datang kepada Rasulullah mengeluhkan
bahwa semalaman dia tidak dapat tidur karena sakit disengat kala.
2. Rasulullah mengajarkan kepadanya bahwa kalau saja dia membaca do’a seperti yang tersebut dalam Hadits ini, maka dia tidak akan kena sesuatu madlarat (termasuk dari sengatan itu).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Para sahabat sudah biasa mengadukan keadaan mereka
kepada Rasulullah dan beliau melayani aduan tersebut.2. Rasulullah mengajarkan do’a-do’a kepada para sahabat
untuk berbagai kepentingan.3. Do’a atau ruqyah juga dapat dipakai sebagai
pencegahan, bukan hanya sebagai penyembuhan.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH LIGHAIRIHI. Sanadnya sendiri Hasan, tetapi
ada syahid dari riwayat Muslim dan Ibnu Majah, sebagaimana pada Hadits no. 3899 setelah ini.
Suhail bin Abi Shalih (At-Tahdzieb : IV/263 no. 543; Al-Miezan : II/243 no. 3604; Ats-Tsiqat : III/421 no. 1902), Abu Hatim mengatakan : Haditsnya ditulis tetapi
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
79
tidak dijadikan hujjah. Ibnu Hibban mengatakan : dia biasa salah, Yahya mengatakan bahwa dia layyin, tidak kuat dalam Hadits. Malik meriwayatkan darinya, tetapi diakhir umurnya hafalannya menjadi buruk.
Ahmad bin Yunus, dia adalah Ahmad bin Abdillah bin Yunus, guru Abu Dawud (At-Tahdzieb : I/50-51 no. 87), ulama mentsiqatkan dia, hanya Utsman bin Abi Syaibah mengatakan : dia tsiqat tetapi tidak dijadikan hujjah.
Muslim, Ash-Shahieh : VIII/76, K.48-Adz-Dzikru wad Du’a-u, B.16-Ta’awwudzi min Su-il Qadla’i dst, H.55 (2709) dari Abu Hurairah, semisalnya.
An-Nasaie, Al-Kubra : VI/144, K.81-Amalul Yaumi wal Lailati, B.155-Ma Yaqulu Idza Nazala Manzilan, H.10397 dari Sulaiman bin Yasar dan Bisr bin Sa’ied, semisalnya.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1162, K.31-Ath-Thibbu, B.35-Ruqyatul Hayyati wal Aqrabi, H.3518 dari Abu Hurairah, semisalnya.
ح@@دثنا شريح بن حيوة حدثنا -3899بي@@دي ح@@دثني بقية ه@@ري عن الز الزن ابن يعني ط@@@ارق عن عن مخاش@@@ الله صلى النبي أتي قال هريرة أبي
ق@@ال عقرب لدغته بلديغ وسلم عليهال الله بكلم@@ات أع@@وذ ق@@ال ل@@و فق@@ة لم أو يلدغ لم خلق ما شر من التامه يضر
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
80
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-45, No. 3899 dari Abu Hurairah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Ada orang disengat kala didatangkan kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam mengatakan
bahwa kalau orang (yang disengat kala) itu sudah membaca do’a yang beliau ajarkan, niscaya dia tidak disengat atau sengatan itu tidak memadlaratkannya.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah mengajarkan bacaan/do’a untuk perlindungan
diri dari sesuatu bahaya atau berbagai kepentingan lain.2. Do’a tau ruqyah juga dapat dipakai sebagai pencegah,
bukan hanya sebagai penyembuhan.3. Perlindungan kepada Allah dilakukan tidak hanya untuk
bahaya yang tidak nampak (batin), tetapi juga untuk sesuatu yang nampak (dhahir).
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH LIGHAIRIHI. Sanadnya Hasan, walaupun ada
yang mendla’ifkan karena adanya Baqiyyah bin Al-Walied. Menjadi Shahieh karena ada riwayat lain:
Muslim, Ash-Shahieh : VIII/76, K.48-Adz-Dzikru wad Du’a-u, B.16-Ta’awwudzi min Su-il Qadla’i dst, H.55 (2709) dari Abu Hurairah semisalnya.
An-Nasaie, Al-Kubra : VI/144, K. B.155-Ma Yaquulu Idza Nazala Manzilan, H.10397 dari Sulaiman bin Yasar dan Bisr bin Sa’ied, semisalnya.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1162, K.31-Ath-Thibbu, B.35-Ruqyatul Hayyati wal Aqrabi, H.3518 dari Abu Hurairah, semisalnya.
Baqiyyah bin Al-Walied (At-Tahdzieb : I/473 no. 878), ulama membicarakannya : dia tsiqat, mudallis,
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
81
Haditsnya ditolak jika meriwayatkan dari orang-orang dla’if, tetapi diterima jika dari orang tsiqat dan meriwayatkan dengan shighat tahdiets. Dalam Hadits ini dia meriwayatkan dari Az-Zubaidie (Muhammad bin Al-Walied bin Amir Az-Zubaidie – At-Tahdzieb : IX/502 no. 826 – seorang yang tsiqat) dengan shighat tahdiets, wallahu a’lam.
دد حدثنا -3900 عوان@ة أبو ح@@دثنا مس@@ر أبي عن عن المتوكل أبي عن بش@@@@@@عيد أبي من رهطا أن الخ@@@@@دري س@@@@@
حاب لى النبي أص@@ لم علي@ه الله ص@@ وس@@افروها سفرة في انطلقوا فنزل@@وا س@@
إن بعضهم فقال لعرب أحياء من بحييء منكم أح@@د عن@@د فهل لدغ سيدنا ش@@احبنا ينف@@ع وم من رج@@ل فق@@ال ص@@ الق@@
ولكن ألرقي إني والله نعميفونا أن فأبيتم استضفناكم أنا ما تض@@
ل@@ه فجعل@@وا جعال لي تجعلوا حتى براقاء من قطيعا فأتاه الش رأ أم علي@@ه فق@@ تى ويتفل الكتاب ط كأنما برأ من أنش@@
ال الذي جعلهم فأوف@@@اهم ق@@@ال عق@@@ فقال اقتسموا فقالوا عليه صالحوهم
ول نأتي حتى تفعلوا ال رقى الذي رس@@لم عليه الله صلى الله تأمره وس@@ فنس@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
82
عليه الله صلى الله رسول على فغدوالم ال ل@@ه ف@@ذكروا وس@@ ول فق@@ الله رس@@لى لم علي@@ه الله ص@@ علمتم أين من س@@
نتم رقية أنها موا أحس@@ ربوا اقتس@@ واض@@سهم معكم لي
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-46, No. 3900 dari Abu Sa’id Al-Khudriyyi ra. : (Ulangan Hadits no. 3418, K.Al-Ijarah, B.2-Fie-Kasbil Athibba’, Hal. 265)
MAKSUD HADITS :1. Sekelompok sahabat bepergian, ketika berhenti dan
singgah di suatu tempat, penduduk setempat tidak mau menjamu mereka (seperti adat Orang Arab pada waktu itu).
2. Tokoh penduduk setempat disengat kala, lalu sebagian pendu-duk menjumpai sahabat mengusahakan pengobatannya.
3. Sahabat minta syarat upah untuk pengobatan itu dan disetujui.
4. Sahabat itu lalu membacakan Surat Al-Fatihah dan meludahi si sakit, sampai kemudian dia sembuh.
5. Setelah upah diterima, para sahabat lain minta bagian, tetapi diminta menunda sampai lapor kepada Rasulullah lebih dahulu.
6. Rasulullah menanyakan dari mana sahabat tahu kalau Surat Al-Fatihah dapat dipakai untuk ruqyah.
7. Rasulullah membenarkan perbuatan sahabat yang meruqyah itu, menyuruh mereka berbagi dan beliau juga minta diberi bagian.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Boleh mengambil upah dalam pengobatan dan
penggunaan ruqyah.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
83
2. Para sahabat berijtihad dalam melakukan ruqyah dengan ayat Al-Qur’an.
3. Sesuatu yang sahabat ijtihadkan atau mereka ragukan, akan mereka tanyakan kepada Rasulullah, sebelum atau sesudah perbuatan itu dilakukan.Catatan :1. Hadits ini telah lewat pada no. 3418 dengan sanad yang
sama, tetapi matan berbeda, bahkan ada tambahan sedikit. Ini sekaligus juga menjadi bukti bahwa Abu Dawud termasuk yang membolehkan periwayatan dengan makna, wallahu a’lam.
2. Dalam riwayat Muslim, Ash-Shahieh : diterangkan bahwa yang di-tanyakan kepada Rasulullah itu adalah soal : boleh tidaknya menerima upah dari ruqyah tersebut.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH. Al-Bukharie, Ash-Shahieh : III/121, K.37-Al-Ijarah, B.16-Ma
Yu’tha fir Ruqyati dst, H.2276, athrafnya di 5007, 5736 dan 5749.
Muslim, Ash-Shahieh : VII/19-20, K.39-As-Salam, B.23-Jawazi Akhdzil Ujrati alar Ruqyati bil Qur’ani wal Adzkari, H.65 (2201).
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/398-399, K.29-Ath-Thibb, B.20-Akhdzil Ajri alat Ta’wied, H.2063 dan 2064.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/729, K.12-At-Tijaratu, B.7-Ajrir Raqie, H.2156.
مع@@اذ بن الله عبي@@د ح@@دثنا -3901ار ابن حدثنا و ح أبي حدثنا حدثنا بشد عن شعبة حدثنا قال جعفر بن محم
فر أبي بن الله عبد عبي عن الس الشلت بن خارج@@ة عن عن التميمي الص@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
84
ه ول عند من أقبلنا قال عم الله رس@@لى لم علي@@ه الله ص@@ على فأتينا وس@@
أنكم أنبئنا إنا فقالوا العرب من حيج@@ل ه@@ذا عن@@د من جئتم قد بخي@@ر الر
ف@@إن رقي@@ة أو دواء من عن@@دكم فهل فقلنا ق@@ال القيود في معتوها عندنا
القي@@ود في بمعتوه فجاءوا قال نعم ثةثال الكتاب فاتحة عليه فقرأت قال أجمع ختمتها كلما وعشية غدوة أيام
ل ثم ب@@زاقي ط فكأنما أتف@@ من نش@@ال فقلت جعال ف@@أعطوني قال عقالأل حتى ول أس@@ لى الله رس@@ الله ص@@ من فلعم@@ري ك@@ل فقال وسلم عليهد باط@@ل برقي@@ة أكل برقي@@ة أكلت لق@@حق
Bab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-47 No. 3901 dari Kharijah binti Shalt dari pamannya ra. : (Tharafnya : H.3420, 3896)
MAKSUD HADITS :1. Para sahabat kembali ke kampung setelah bertemu
Rasulullah.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
85
2. Di satu desa mereka bertemu sekelompok orang yang meminta mereka untuk mengobati orang sakit gila dari kalangan mereka.
3. Paman Kharijah membacakan Surat Al-Fatihah setiap pagi dan petang, selama tiga hari.
4. Setiap selesai bacaan, dia kulum ludahnya, lalu dia ludahkan kepada si sakit, kemudian sembuh.
5. Kaum si sakit memberi upah kepada paman Kharijah bin Shalt untuk pengobatan/ruqyah itu.
6. Sahabat minta fatwa Rasulullah sebelum mau menerima upah itu.
7. Rasulullah menyuruh terima upah itu dan menyatakan bahwa upah itu dari hasil ruqyah yang baik, sedang orang lain ada yang makan upah dari ruqyah batil.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sahabat menanyakan kepada Rasulullah sesuatu yang
belum jelas bagi mereka apakah itu halal atau haram (dalam hal ini upah ruqyah).
2. Boleh melakukan ruqyah dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an (dengan Surat Al-Fatihah atau lainnya).
3. Ruqyah ada yang haq dan ada yang batil.4. Boleh mengambil upah dari ruqyah.5. Boleh mengambil upah dari pembacaan/pengajaran Al-
Qur’an.6. Ruqyah ada kalanya dilakukan beberapa kali atau
beberapa hari.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, sanad sama dengan sanad H. 3897.
عن مال@@ك عن القعنبي ح@@دثنا -3902ة عن ع@@روة عن شهاب ابن زوج عائش@@
رسول أن وسلم عليه الله صلى النبي
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
86
لى الله لم علي@@ه الله ص@@ إذا ك@@ان وس@@تكى رأ اش@@ ه في يق@@ ب@@المعوذات نفس@@ا وينفث تد فلم أق@@@رأ كنت وجع@@@ه اش@@@
بركتها رجاء بيده عليه وأمسح عليهBab 19 – Kaifar Ruqa, Hadits ke-48, No. 3902
dari Aisyah ra. :MAKSUD HADITS :1. Apabila merasakan sakit, Rasulullah biasa membaca Al-
Mu’awwidzat, lalu meniup (dan mengusap tubuh beliau sendiri).
2. Ketika beliau sakit berat, Aisyah membacakan Al-Mu’awwidzat dan mengusap tubuh beliau dengan tangan beliau.
3. Aisyah melakukan pengusapan dengan tangan beliau karena Aisyah mengharap barakahnya.Catatan :1. Mu’awwidzat : sebutan bagi Surat Al-Falaq dan Surat An-
Nas, tetapi kadang-kadang juga dimaksudkan untuk Surat Al-Ikhlas dan dua Surat tersebut (Tajul Arus : II/571, Fashlul ‘Ain min Badil Dali).
2. Soal pengusapan yang disebut dalam Hadits ini, Az-Zuhrie mengatakan bahwa caranya dengan membaca, meniupkan pada telapak tangan, kemudian mengusapkan pada wajah (saja); ini berbeda dengan keterangan di atas, wallahu a’lam.
3. Yang dimaksud dengan mengambil barakahnya (qira’ah atau tangan Rasulullah), dalam riwayat Muslim disebutkan perkataan Aisyah : “…. karena lebih besar barakahnya dari pada tanganku”, wallahu a’lam.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Disyari’atkan ruqyah dengan bacaan Al-Qur’an.2. Ruqyah boleh dilakukan disertai tiupan dan usapan.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
87
3. Ruqyah boleh dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain.4. Boleh tabarruk (mengambil barakah) dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam (bagian badan, pakaian atau lainnya).
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH. Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VI/233, K.66-Fadlailil Qur’ani, B.14-
Fadl-lul Mu’awwidzat, H.5016.Muslim, Ash-Shahieh : VII/16, K.39-As-Salam, B.20-Ruqyatil
Mariedli dst, H.51 dan H.50 semisalnya (2192).Ibnu Majah, As-Sunan : II/1166, K.31-Ath-Thibbu, B.38-An-
Nafatsu fir Ruqyati, H.3529.Malik, Muwaththa’ : II/943, K.50-Al-Ainu, B.4-At-Ta’awwudzi war
Ruqyati fil Mariedli, H.10منة في باب الس
د ح@@@@دثنا -3903 بن يحيى بن محميار بن يزي@@د بن نوح حدثنا فارس س@@د عن سعد بن إبراهيم حدثنا بن محم
أبي@@ه عن عروة بن هشام عن إسحقة عن ي عائش@@ ق@@الت عنها الله رض@@
نني أن أمي أرادت م ل@@@@دخولي تس@@@@ول على لى الله رس@@@ علي@@@ه الله ص@@@
لم يء عليها أقب@@ل فلم وس@@ ا بش@@ ممطب القثاء أطعمتني حتى تري@@د ب@@الر
من كأحسن عليه فسمنت الس
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
88
Bab 20 – Fies Sumnati, Hadits ke-49, No. 3903 dari Aisyah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Untuk persiapan Aisyah tinggal serumah dengan
Rasulullah ibunya bermaksud menggemukkannya.2. Aisyah tidak menggubris usaha yang dimaukan oleh
ibunya.3. Ibunya memberinya makan timun dicampur ruthab,
sehingga Aisyah gemuk karenanya.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Boleh mengusahakan agar seseorang perempuan
tampak lebih cantik di hadapan suaminya (sejauh tidak memakai cara yang dilarang oleh Syari’at).
2. Ada makanan tertentu yang dapat menjadikan orang lebih segar karenanya.
3. Orang jaman dahulu sudah biasa memakan makanan atau buah bersama makanan lain (dicampur)
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF. An-Nasaie, Al-Kubra : IV/167, K.61-Abwabul Ath’imati, B.58-Al-
Qitsa’I bit Tamri, H.6725, dalam sanadnya ada Abu Ishaq.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1104, K.29-Al-Ath’imatu, B.37-Al-Qitsai war Ruthabi Yujma’ani, H.3324.
Muhammad bin Ishaq, penulis Sierah, pendahulu Ibnu Hisyam (At-Tahdzieb : IX/38-46 no. 51; Al-Miezan : III/468-475 no. 7197; Ats-Tsiqat : IV/235-237 no. 4067; Mu’jamul Mudallisien : 383-385, no. 130), diperselisihkan oleh ulama dalam soal periwayatan Hadits (bukan soal Tariekh); Al-Ajalie, dan lainnya mentsiqatkan, An-Nasa’ie mengatakan dia tidak kuat; rawi ini dalam sanad Abu Dawud.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
89
Yunus bin Bukair, dalam sanad Ibnu Majah (At-Tahdzieb : IX/434-436 no. 844), diperselisihkan; sebagian mentsiqatkan, sebagian lain mendla’ifkan.
الكاهن في بابى ح@@دثنا -3904 معيل بن موس@@ إس@@اد حدثنا دد ح@@دثنا و ح حم ح@@دثنا مس@@اد عن يحيى لمة بن حم حكيم عن س@@
أبي عن تميم@@@@@ة أبي عن ألث@@@@@رماول أن هري@@@رة لى الله رس@@@ الله ص@@@
ق@@ال كاهنا أتى من قال وسلم عليه يقول بما فصدقه حديثه في موسى
دد ق@@ال ام@@رأة أتى أو اتفقا ثم مس@@ا امرأت@@ه ق@@ال ام@@رأة أتى أو حائض@@دد د دبرها في امرأت@@ه مس@@ ب@@رئ فق@@
ا د على أنزل مم محمBab 21 – Fil Kahini, Hadits ke-50, No. 3904 dari
Abu Hurairah ra. :MAKSUD HADITS :1. Orang yang datang kepada dukun ramal dan
membenarkan perkataan dukun itu, berarti telah terlepas dari ajaran Islam.
2. Orang yang mendatangi isteri pada duburnya, berarti kafir kepada ajaran Islam.
3. Orang yang sengaja mendatangi isterinya yang sedang dalam keadaan haidl berarti kafir kepada ajaran Islam.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
90
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Mendatangi dukun ramal menyebabkan orang keluar dari
Islam, atau menjadikannya musyrik.2. Melakukan perbuatan haram dengan keyakinan bahwa
itu tidak apa-apa, menjadikan orang keluar dari Islam.Catatan :1. Mempercayai dukun ramal, ramalan nasib berdasarkan
perbintangan atau ciri-ciri tubuh tertentu, bentuk tulisan dan sebagainya hukumnya sama.
2. Ada Hadits lain yang menunjukkan bahwa orang yang mendatangi isteri dalam keadaan haidl atau sudah suci tetapi belum bersuci, disuruh bershadaqah; ini menunjukkan perbedaan hukum antara mendatangi dukun dengan mendatangi perempuan pada waktu terlarang itu, wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF. Sanad Hadits ini beredarnya pada Hakiem Al-Atsram dari Abu
Tamiemah dari Abu Hurairah, Al-Bukharie mencela pada sanadnya, Al-Albani menshahiehkannya, wallahu a’lam.
Ahmad, Al-Musnad : II/408, 476, 429 (semisalnya dari jalan Al-Khallaas).
Al-Bukharie, At-Tariekh : III/16-17 no. 67 dalam tarjamah Hakiem Al-Atsram.
At-Turmudzie, As-Sunan : I/242-243, K.1-Ath-Thaharatu, B.102-Karahiyati Ityanil Ha-idli, H.135.
An-Nasaie, As-Sunan : I/78 (???)Al-Hakiem, Al-Mustadrak : I/8, K.Al-Ieman, B.At-Tasydiedi fie
Ityanil Kahini wa Tashdieqihi.Al-Baihaqie, Al-Kubra : VII/198, K.An-Nikah, B.Ityanin Nisa’I fie
Adbarihinna.Al-Albanie, Irwa ul Ghalil : VII/68-70 no. 2006Abu Tamiemah, namanya Tharief bin Mujalid (At-Tahdzieb :
V/12-13 no. 20), tsiqat, hanya saja Al-Bukharie
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
91
mengatakan tidak mengetahui adanya Abu Tamiemah mendengar dari Abu Hurairah, dan untuk Hadits ini tidak ada tabi’nya.
Hakiem Al-Atsram Al-Bashrie (At-Tahdzieb : II/452 no. 786; At-Tariekh : III/16-17 no. 67), ditsiqatkan oleh Abu Dawud dan Ali al-Madinie; Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat; Al-Bazzar mengatakan bahwa Hammad bin Salamah meriwayatkan Hadits Munkar darinya; Al-Bukharie mengatakan bahwa tidak ada yang meriwayatkan Haditsnya ini selain dia, dan Abu Tamiemah tidka mendengar dari Abu Hurairah (Hadits ini termasuk yang dimaksud). Ibnu Adie menganggap Hadits in dikenal sebagai Hadits Al-Atsram, sedang lainnya hampir tidak ada.
Hammad bin Salamah (At-Tahdzieb : III/11-16 no. 14), tsiqat, Ibnu Sa’d mengatakan dia seorang yang tsiqat, banyak Haditsnya, tetapi kadang-kadang meriwayatkan Hadits Munkar (lihat juga komentar Al-Bazzar dalam tarjamah Hakiem Al-Atsram).
Perbandingan Matan Hadits ini dari beberapa sanadnya :1. Ahmad II/408 dan 476, At-Turmudzie, Ibnu Majah :
Perempuan haidl atau Perempuan pada duburnya atau dukun.
1. Al-Baihaqie (198) : Dukun dan Perempuan pada duburnya dan Perempuan haidl.
2. Ahmad II/429 : (dari Auf dari Khalas dari Abu Hurairah & Al-Hasan) dukun atau ‘arraaf.
2. Al-Hakiem (8) : (dari Auf dari Khalas dan Muhammad dari Abu Hurairah) ‘arraaf atau dukun.
Adapun :Khalas bin Amr Al-Bashrie (At-Tahdzieb : III/176-178 no. 335), tsiqat, tetapi menurut Ahmad bin Hanbal, dia tidak mendengar apapun dari Abu Hurairah.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
92
النجوم في بابيبة أبي بن بك@ر أبو حدثنا -3905 ش@
عن يحيى حدثنا قاال المعنى ومسدد بن الولي@@د عن ألخنسا بن الله عبي@@دف عن الله عب@@د عن ماه@@ك بن يوس@@ول ق@@@ال ق@@@ال عباس ابن الله رس@@@
لى لم علي@@ه الله ص@@ اقتبس من وس@@عبة اقتبس النج@@وم من علما من ش@@
حر زاد ما زاد السBab 22 – Fin Nujumi, Hadits ke-51, No. 3905
dari Ibnu Abbas ra. :MAKSUD HADITS :1. Orang yang mempelajari ilmu perbintangan, walau
hanya sedikit, berarti telah mengambil sebagian cabang ilmu sihir.
2. Selagi seseorang itu masih mempelajari ilmu perbintangan, berarti dia masih menambah bagiannya dari ilmu sihir itu.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Ilmu Perbintangan ada yang halal, ada yang haram.2. Setiap penambahan ilmu perbintangan yang haram,
setiapkali pula nilai dosa bertambahCatatan :Ilmu Perbintangan yang dilarang adalah yang berkaitan dengan sesuatu yang belum terjadi, sedang yang berkaitan dengan perkara dhahir (misalnya : untuk hisab umur bulan, arah mata angin dsb.) tidak dilarang
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
93
HADITS HASAN (Konon As-Syaukanie juga menghasankannya).Ahmad, Al-Musnad : I/311.Ibnu Majah, As-Sunan : II/1228, K.33-Al-Adab, B.28-Ta’allaman
Nujum, H.3726.Ubaidillah bin Al-Akhnas An-Nakha’ie Abu Malik Al-Kufie (At-
Tahdzieb : VII/2-3 no. 1; Ats-Tsiqat : IV/88 no. 2938), ditsiqatkan oleh Ahmad, Ibnu Ma’ien, Abu Dawud dan Nasa’ie, Ibnu Hibban mengatakan dalam Ats-Tsiqat : dia banyak salahnya! Sanad Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah semua melewati Ubaidillah ini.
صالح عن مالك عن القعنبي حدثنا - الله عبد بن الله عبيد عن كيسان بن ق@@ال أنه الجهني خال@@د بن زي@@د عن
علي@@ه الله صلى الله رسول لنا صلىبح صالة وسلم إثر في بالحديبية الصا اللي@@ل من كانت سماء رف فلم انص@@ ت@@درون ه@@ل فقال الناس على أقبلوله الله ق@@الوا ربكم ق@@ال م@@اذا ورس@@بح ق@@ال ق@@ال أعلم عب@@ادي من أص@@
ا وك@@@افر بي م@@@ؤمن ق@@@ال من فأمل مطرنا ف@@ذلك وبرحمت@@ه الله بفض@@ا ب@@الكوكب ك@@افر بي م@@ؤمن من وأم
ف@@ذلك وك@@ذا ك@@ذا بن@@وء مطرنا ق@@البالكوكب مؤمن بي كافر
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
94
Bab 22 – Fin Nujumi, Hadits ke-52, No. 3906 dari Zaid bin Khalid Al-Juhanie ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah pernah mengimami para sahabat shalat
Shubuh di Hudaibiyah, setelah turun hujan pada malamnya.
2. Rasulullah menanyakan apakah para sahabat tahu apa yang Allah firmankan, para sahabat mengatakan tidak tahu.
3. Allah berfirman bahwa dalam berpagi-hari itu sebagian hamba ada yang beriman kepadaNya, ada yang kafir kepadaNya.
4. Orang yang mengatakan bahwa mereka diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah, berarti beriman kepada Allah dan kafir kepada bintang-bintang.
5. Orang yang mengatakan bahwa mereka diberi hujan karena kedudukan bintang-bintang tertentu, berarti beriman kepada bintang-bintang dan kafir kepada Allah.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang bisa menjadi kafir karena omongan yang tidak
benar atau tidak pada tempatnya.2. Menisbatkan sesuatu yang ghaib harus kepada Allah,
atau mengembalikannya kepada Allah ( Wallahu a’lam).
3. Setiap hari ada kemungkinan seseorang tetap beriman atau menjadi kafir, karena menanggapi sesuatu kejadian.Catatan :Meramalkan hujan dengan dasar pengertian “menyangka” atau “ada kemungkinan” akan turun hujan, tidak terlarang; yang terlarang adalah kalau memastikan bahwa pada waktu tertentu di tempat tertentu, akan terjadi hujan, atau semisalnya itu.Sebagian ulama berpendapat, bahwa mengatakan : akan ada hujan dengan pengertian bahwa “biasanya” kalau ada bintang tertentu akan turun hujan (berdasarkan kebiasaan), bukan
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
95
dengan keyakinan bahwa pengaruh bintang itu yang menyebabkan ada hujan, itu tidak mengapa, wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH. Al-Bukharie, Ash-Shahieh : I/214, K.10-Al-Adzan, B.156-
Yastaqbilul Imamun Nasa Idza Sallama, H.846, athrafnya di H.1038, 4147 dan 7503.
Muslim, Ash-Shahieh : I/59, K.1-Al-Iman, B.32-Bayanil Kufri Man Qala Muthirna bin Nau’I, H.125 (71).
At-Turmudzie, As-Sunan : 1526 (???).An-Nasaie, As-Sunan : III/164-165, K.17-Al-Istisqa’, B.16-
Karahiyatul Istimthari bil Kaukabi, (h.1525).الطير وزجر الخط في بابدد ح@@دثنا -3907 يحيى ح@@دثنا مس@@ غير ق@@ال حيان ح@@دثنا ع@@وف ح@@دثنادد قطن ح@@دثنا ءالعال بن حي@@ان مس@@
ة بن معت ق@@ال أبي@@ه عن قبيص@@ س@@ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
من والطرق والطي@@رة العيافة يقولجر الطرق الجبت الخط والعيافة الز
Bab 23 – Fil Khaththi waz Zajrith Thairi, Hadits ke-53, No. 3907 dari Qabishah (Qubaishah) ra. : (Khaththu = Tharqu, menebak nasib dengan garis-garis)
MAKSUD HADITS :1. Al-Iyafah (= tafa’ul dalam soal yang jelek) itu termasuk
percaya kepada jibt/thaghut.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
96
2. Ath-Thiyarah (= Ath-Thirah), itu tergolong percaya kepada jibt/thaghut; adapun Ath-Thiyarah ialah melakukan perbuatan tertentu atau meninggalkannya karena merasa sial atau persangkaan buruk terhadap adanya sesuatu.
3. Ath-Tharq, yaitu menebak nasib dengan garis-garis di tanah, termasuk percaya kepada jibt/thaghut.Catatan :Perbedaan Thiyarah dengan “Tathayyur”, kalau tathayyur itu persangkaan buruk atau perasaan sial yang muncul di dalam hati karena adanya sesuatu, adapun thiyarah itu perbuatan yang mengiringi tathayyur; begitu menurut sebagian ulama, wallahu a’lam.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Segala macam tahayyul atau kepercayaan yang tidak
ada dalilnya dari ajaran Islam, tergolong perdukunan dan menyesatkan.
2. Al-Islam melarang segala macam kepercayaan kepada sesuatu yang ghaib, sepanjang tidak ada dalil dari Al-Qur’an atau Hadits.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF. Ahmad, Al-Musnad : V/60 (**)An-Nasaie, As-Sunan : Hayyan bin Ala’ (At-Tahdzieb : III/68 no. 131; ada kaitan
dengan : At-Tariekhul Kabier : III/57-58 no. 212 dan Ats-Tsiqat : II/97 no. 738).Ada keterangan dalam At-Tahdzieb ini bahwa Hadits yang sedang dibahas ini (Hadits ke-53 No. 3907) diperselisihkan kemungkinan jalan/sanadnya :- dari Auf Al-A’rabie dari Hayyan bin Al-ala’.- dari Auf dari Hayyan (Hayyan tanpa nasab,
At-Tahdzieb : III/69 no. 133).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
97
- dari Auf dari Hayyan Abil ‘Ala’- dari Auf dari Hayyan bin Umair (Hayyan bin
Umair, At-Tahdzieb : III/67 no. 130; Ats-Tsiqat : II/97 no. 738)
- Hayyan bin Mukhariq Abil ‘Ala’, adalah yang meriwayatkan dari Qathan bin Qabishah bin Al-Mukhariq dari bapaknya, Ats-Tsiqat : III/308 no. 1023).
Sanad ini Mudltharib, karena tidak dapat ditentukan sebenarnya yang mana sanad yang benar/dipakai.
ار ابن ح@@دثنا -3908 ق@@ال ق@@ال بش@@د العياف@@ة ع@@وف ق@@ال جعفر بن محم في يخ@@ط الخط والطرق الطير زجر
ألرضاBab 23 – Fil Khaththi waz Zajrith Thairi, Hadits
ke-54, No. 3908 dari Auf : MAKSUD HADITS :1. Al-Iyafah sama dengan Zajruth thair.2. Ath-Tharq adalah undian atau ramalan nasib dengan
garis-garis yang dibuat di tanah.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :Ini adalah tafsiran ulama terhadap matanHadits.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :MAQTHU’, sanadnya dianggap Shahieh, walaupun ada yang
mencela Bindar.Ahmad, Al-Musnad : : V/60, bersambung dengan matan Hadits
(tetapi keshahihan sanad Maqthu’ ini tidak menshahiehkan sanad Haditsnya!).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
98
Ibnu Basyar, Muhammad bin Basyar, Bindar Al-Bashrie, Guru Abu Dawud (At-Tahdzieb : IX/70- no. 87), diperselisihkan, bahkan sebagian ada yang menuduhnya berdusta.
عن يحيى حدثنا مسدد حدثنا -3909اج واف الحج بن يحيى ح@@@دثني الص@@@
ميمون@@ة أبي بن لهال عن كث@@ير أبيار بن عط@@اء عن بن معاوي@@ة عن يس@@
لمي الحكم ول يا قلت ق@@ال الس رس@@ ك@@ان ق@@ال يخطون رج@@ال ومنا الله واف@@ق فمن يخ@@ط ألنبي@@اءا من نبي
فذاك خطهBab 23 – Fil Khaththi waz Zajrith Thairi, Hadits
ke-55, No. 3909 dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulamie ra. :
MAKSUD HADITS :1. Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulamie bertanya kepada
Rasulullah soal hukum khathth (ath-tharq), karena sebagian temannya melakukan hal itu.
2. Rasulullah mengatakan bahwa sebagian Nabi juga ada yang melakukan khathth itu (tetapi dengan benar), maka yang khaththnya dilakukan dengan benar, tidak mengapa.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
99
1. Sebagian Nabi ada yang melakukan khathth (tharq) dengan wahyu dari Allah.
2. Khathth yang dilakukan para Nabi itu diperbolehkan, karena berdasarkan berita dari Allah (dengan wahyu).
3. Khathth yang dilakukan oleh selain Nabi tidak diperbolehkan, karena tidak ada jaminan kebenaran baginya.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Muslim, Ash-Shahieh : II/70-71, K.5-Al-Masajid, B.7-Tahriemil
Kalami fish Shalati wa Naskhi ma Kana min Ibahatihi, H.33 (537) dalam Hadits yang panjang. Tharafnya di : VII/35, K.39-As-Salam, B.Tahriemil Kuhanah wa Ityanil Kuhhan, H.124 (537?).
An-Nasaie, As-Sunan : III/14-16, K. B.20-Al-Kalamu fish Shalati, bagian dari Hadits yang panjang (930-?).
الطيرة في بابد حدثنا -3910 أخبرنا كث@@ير بن محم
فيان لمة عن س@@@ عن كهي@@@ل بن س@@@ى م بن عيس@@ حبيش بن زر عن عاص@@
عود بن الله عبد عن ول عن مس@@ رس@@لى الله لم علي@@ه الله ص@@ ق@@ال وس@@
رك الطي@@رة رك الطي@@رة ش@@ ثا ثال ش@@بالتوكل يذهبه الله ولكن إال منا وما
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-56, No. 3910 dari Abdullah bin Mas’ud ra. : (Ath-Thiyarah ialah melakukan perbuatan tertentu atau meninggalkannya karena merasa sial atau
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
100
persangkaan buruk terhadap adanya sesuatu; thiyarah itu yang mengiringi tathayyur).
MAKSUD HADITS :1. Thiyarah termasuk perbuatan syirik.2. Setiap orang bisa terkena dorongan untuk melakukan
thiyarah.3. Dorongan untuk thiyarah itu hilang jika orang tawakal
kepada Allah.PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Syirik ada yang tidak langsung berbentuk penyembahan
kepada selain Allah, tetapi berbentuk keyakinan atau perbuatan.
2. Agat tidak terperosok kedalam syirik, orang harus senantiasa tawakal kepada Allah.Catatan :Menurut ahli Hadits, bagian akhir matan : “maa minnaa ilaa …. dst. Itu bukan sabda Nabi, tetapi perkataan Ibnu Mas’ud, wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Sufyan dalam sanad ini adalah Sufyan Ats-Tsaurie.Ahmad, Al-Musnad : I/389, 438 dan 440.At-Turmudzie, As-Sunan : IV/160-161 dan dia mengatakan ini
Hadits Hasan Shahieh.Ibnu Majah, As-Sunan : II/1170, K.31-Ath-Thibb, B.43-Man Kana
Yu’jibuhul Fa’lu, dst, H.3538.د ح@@@@@دثنا -3911 المتوكل بن محم
قال ن نيالعس@@@ ق@@@اال علي بن والحس@@@اق عب@@د ح@@دثنا ز عن معم@@ر أخبرنا ال@@ر
هري هريرة أبي عن سلمة أبي عن الز
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
101
ول قال قال لى الله رس@@ علي@@ه الله ص@@فر وال طيرة وال عدوى ال وسلم وال ص@@ة تكون إلبلا بال ما أعرابي فقال هامم@@@@ل في فيخالطها الظب@@@@اء كأنها الر
فمن ق@@@ال فيجربها ألج@@@ربا البع@@@يرلا أعدى ه@@ري ق@@ال معم@@ر ق@@ال ألو الز
سمع أنه هريرة أبي عن رجل فحدثنيول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@
قال مصح على ممرض يوردن ال يقولجل فراجعه ال الر ح@@دثنا ق@@د أليس فق@@
ال قال وسلم عليه الله صلى النبي أنفر وال ع@@@دوى لم ق@@@ال هام@@@ة وال ص@@@
هري قال أحدثكموه لمة أبو قال الز س@@معت وما ب@@ه ح@@دث ق@@د هري@@رة أبا س@@
غيره قط حديثا نسيBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-57, No. 3911
dari Abu Hurairah ra. : MAKSUD HADITS :1. Tidak ada “adwa”, yaitu penularan penyakit, artinya,
penyakit tidak menular dari satu orang kepada orang lain.
2. Tidak ada thiyarah (yang dimaksud di sini adalah : pengaruh buruk tathayyur itu tidak ada, jadi perbuatan thiyarahnya batil dan batal).
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
102
3. Tidak ada shafar (persangkaan orang jahiliyah yang katanya ada kesialan disebabkan masuknya bulan Shafarul Khair).
4. Tidak ada hamah (persangkaan orang jahiliyah bahwa akan tertimpa musibah karena rumah atau kampungnya kejatuhan sejenis burung tertentu), artinya tidak akan ada musibah dikarenakan jatuhnya binatang tertentu ke atas satu rumah atau kampung.
5. Seorang Arab desa bertanya, kalau memang tidak ada penularan penyakit, mengapa onta yang sehat, bersih badanya, itu menjadi berpenyakit kulit setelah bercampur dengan onta-onta kurapan?
6. Rasulullah menjawab dengan membalas bertanya, kalau itu disangka ketularan, lalu siapa yang menulari onta yang menularkan pertama itu?
7. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah “melarang orang yang mempunyai onta sakit lewat pada orang yang memiliki onta sehat (dengan onta-ontanya)”.
8. Waktu Abu Hurairah menyampaikan Hadits ini, ada seseorang mempertanyakan (kebenarannya) kepada Abu Hurairah, karena sebelumnya Abu Hurairah telah meriwayatkan Hadits “laa adwa”.
9. Abu Hurairah mengatakan dia tidak pernah meriwayatkan Hadits (“laa adwa”) itu kepada mereka.
10. Abu Salamah mengatakan bahwa benar Abu Hurairah telah meriwayatkan Hadits (“laa adwa”) itu kepada mereka dan ternyata Abu Hurairah lupa perkara itu.
11. Abu Salamah mengatakan bahwa dia tidak pernah mendapati Abu Hurairah lupa kepada Hadits selain satu Hadits ini.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Penyakit tidak akan menular begitu saja dari satu
penderita kepada penderita lainnya, kecuali dengan ijin dan ketetapan dari Allah.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
103
2. Orang tidak boleh mengikuti thiyarah/menjalani tathayyur, dan tidak boleh mempercayai takhayyul yang mana saja.
3. Orang boleh mempertanyakan dan mencari sebab-sebab terjadinya sesuatu yang diingkari syari’at, selagi tidak ada larangan atas perbuatan itu.
4. Ada kalanya ilmu agama itu perlu dan bisa dijelaskan dengan mengurutkan logika atau cara berpikir seseorang, sesuai kemampuan masing-masing (dalam hal ini dengan cara berpikir orang Arab desa itu).
5. Orang harus melakukan ikhtiar untuk mencegah terkena musibah (penyakit atau lainnya) dengan ikhtiar dhahir yang pantas.
6. Usaha mengisolasi orang sakit dari orang sehat (atau sebaliknya) merupakan usaha dhahir yang boleh dilakukan, dan tidak menyalahi tawakal kepada Allah.
7. Abu Hurairah juga mempunyai kelupaan terhadap Hadits.
8. Kelupaan orang rawi terhadap Haditsnya tidak serta-merta menggugurkan Hadits itu.Catatan :1. Dalam Ilmu Kesehatan/Kedokteran dikenal bahwa satu
penyakit yang sifatnya “menular” itu tidak menular kepada orang lain dan menimbulkan sakit begitu saja, melainkan harus memenuhi berbagai syarat, diantaranya : kwalitas dan kwantitas bibit penyakit yang menular, tempat masuknya dan kondisi pertahanan kesehatan tubuh orang yang “akan ditulari”.
2. Tentang kelupaan Abu Hurairah ini, ulama menerangkan bahwa boleh jadi Hadits ini adalah Hadits yang didengar oleh Abu Hurairah sebelum peristiwa Hadits rada’, atau termasuk perkecualian, atau tidak dihitung karena jarangnya (hanya satu dari sekian ribu Hadits). Adapun keberadaan Hadits itu sendiri, kebanyakan ulama menetapkannya (tidak menafikannya), wallahu a’lam.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
104
HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/164, K.76-Ath-Thibb, B.19-Al-
Judzam, H.5707, dengan tambahan untuk menjauhi orang sakit lepra sebagaimana menjauhi singa, dan athrafnya di : 5717, 5757, 5770, 5773 dan 5775, lihat juga 5771 dan 5774.
Muslim, Ash-Shahieh : VII/30-31, K.As-Salam, B.33-La Adwa dst. H.103 (2221), lihat juga Hadits 102 (2220)
: الله رس@@@ول – هري@@@رة أبو–... بن : س@@@عد5707خ- صفر ال و هامة ال و طيرة ال و العدوى
ال و : الع@@دوى الن@@بي – هريرة أبو – : أبوصالح5757خ-صفر ال و هامة ال و طيرة
ال و : الع@@دوى النبي – هريرة أبو – سلمة : أبو5717خ-... أعرابي هامة, فقال ال و صفر
ال و : الع@@دوى النبي – هريرة أبو – سلمة : أبو5770خ-... أعرابي هامة, فقال ال و صفر
: ال الله رس@@@ول – هري@@@رة أبو – س@@@لمة : أبو5773خ-عدوى
ي@@وردن : ال الن@@بي – هري@@رة أبو – س@@لمة : أبو5771خ-مصح على ممرض
ي@@وردوا : ال الن@@بي – هري@@رة أبو – س@@لمة : أبو5774خ-المصح على الممرض
: الع@@دوى, الله رس@@ول – هري@@رة أبو – : سنان5775خ-... أعربي فقام
عب@@د ح@@دثنا القعنبي ح@@دثنا -3912د ابن يعني العزي@@@@@@ز ءالعال عن محم
ق@@ال ق@@ال هري@@رة أبي عن أبي@@ه عن
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
105
لم عليه الله صلى الله رسول ال وس@@صفر وال نوء وال هامة وال عدوى
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-58, No. 3912 dari Abu Hurairah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Tidak ada “adwa”, yaitu penularan penyakit, artinya,
penyakit tidak menular dari satu orang kepada orang lain.
2. Tidak ada hamah (persangkaan orang jahiliyah bahwa akan tertimpa musibah karena rumah atau kampungnya kejatuhan sejenis burung tertentu), artinya tidak akan ada musibah dikarenakan jatuhnya binatang tertentu ke atas satu rumah atau kampung.
3. Tidak ada Nau’, yaitu kedudukan bintang-bintang tertentu yang kemunculannya menyebabkan datang hujan.
4. Tidak ada shafar (persangkaan orang jahiliyah yang katanya ada kesialan disebabkan masuknya bulan Shafar; ada juga pengertian yang lain, lihat Hadits 3914).
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Penyakit tidak akan menular begitu saja dari satu
penderita kepada penderita lainnya, kecuali dengan ijin dan ketetapan dari Allah.
2. Hujan tidak ditentukan oleh kedudukan bintang tertentu atau benda lainnya, walaupun prosesnya menyangkut beberapa keadaan dan benda-benda lainnya.
3. Tidak ada pantangan atau kesialan berkaitan dengan waktu tertentu atau kemunculan benda/makhluk tertentu.
4. Ajaran Islam menafikan segala bentu takhayyul.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
106
HADITS SHAHIEH.Muslim, Ash-Shahieh : VII/30-31, K.As-Salam, B.33-La Adwa dst.
H.102 (2220) – tanpa sebutan nau’, lihat juga Hadits 103 (2221).
د حدثنا -3913 حيم عبد بن محم ال@@رعيد أن الب@@@@@رقي بن بن س@@@@@ الحكم
أيوب بن يحيى أخبرنا ق@@ال ح@@دثهماع ح@@دثني نعجال ابن ح@@دثني القعق@@
وزيد مقسم بن الله وعبيد حكيم بنلم بن الح أبي عن أس@@@@ أبي عن ص@@@@
ول أن هري@@@رة لى الله رس@@@ الله ص@@@غول ال قال وسلم عليه
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-59, No. 3913 dari Abu Hurairah ra. :
MAKSUD HADITS :1. Tidak ada ghaul (hantu – Jw : memedi yang
menyesatkan manusia dalam perjalanan dan membunuhnya).Catatan :Kepercayaan oang Jahiliyah bahwa ada Jin yang biasa menampakkan dirinya kepada manusia dengan sesuatu bentu, kemudian memberikan pandangan alam yang berbeda kepadanya, menyesatkannya dan membinasakan atau memangsanya. Orang Melayu menamakannya “Orang Bunian”, orang Jawa menyebutnya “Wewe” atau “Onggo-inggi”, dan orang yang dijadikan mangsa (korban) dikatakan “kalap”, melakukan sesuatu dengan tidak sadar.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
107
1. Nabi mengajarkan kepada kita agar tidak percaya kepada takhayyul dan semisalnya.
2. Takhayyul, kepercayaan kepada sesuatu yang khayal, yang dianggap sakral padahal menyesatkan, sudah dikenal sejak zaman dahulu kala.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DHA’IEF, walaupun ada yang menganggapnya HASAN.Yahya bin Ayyub Al-Mishrie (At-Tahdzieb : XI/186-188, no. 315),
diperselisihkan; ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, dan Turmudzie; An-Nasa’ie mengatakan tidak ada bahaya padanya, tetapi lain kali mengatakan dia tidak kuat1); Al-Uqailie memasukkannya ke dalam Adl-Dlu’afa’ dan mengatakan bahwa Ahmad mengingkari Haditsnya2); Ibnu Sa’d mengatakan dia munkarul Hadits3) , Ad-Daraquthnie mengatakan bahwa sebagian Haditsnya mudltharib4).
Catatan : karena anggapan bahwa 1) An-Nasa’ie dianggap tidak konsisten; 2) Bisa saja tidak semua Haditsnya dan Hadits ini tidak diingkari; 3) Bukan berarti semua Haditsnya Dla’ief; 4) Yang mudlarib bukan ini, maka ada yang menganggap Hadits ini Hasan, wallahu a’lam.
على ق@@@رئ داود أبو ق@@@ال -3914كين بن الح@@@@ارث اهد وأنا مس@@@@ ش@@@@
ئل قال أشهب أخبركم عن مال@@ك س@@ الجاهلية أه@@ل إن ق@@ال صفر ال قوله
فر يحلون ك@@@انوا عاما يحلون@@@ه ص@@@مون@@ه ال عاما ويحر لى النبي فق@@ ص@@
صفر ال وسلم عليه الله
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
108
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-60, No. 3914 dari Imam Malik :
MAKSUD HADITS :Imam Malik menerangkan bahwa yang dimaksud dengan Hadits Laa Shafara adalah : meniadakan perbuatan orang Jahiliyah yang menghalalkan bulan Shafar pada satu tahun, lalu mengharamkannya pada tahun lainnya.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :MAQTHU’, bukan HADITS, sanadnya Shahieh (sampai kepada
Malik).
د ح@@@دثنا-@@@ 3915 ى بن محم ف المص@@@د قلت ق@@@ال بقية ح@@@دثنا يعني لمحم
د ابن ك@@انت ق@@ال ه@@ام قول@@ه راش@@ يم@@@وت أح@@@د ليس تق@@@ول الجاهلية
قلت هام@@ة قبره من خرج إال فيدفنفر فقول@@ه معت ق@@ال ص@@ أه@@ل أن س@@
ئمون الجاهلية فر يستش@@ ال بص@@ فق@@فر ال وسلم عليه الله صلى النبي ص@@د قال هو يقول من سمعنا وقد محم يقولون فكانوا البطن في يأخذ وجع
صفر ال فقال يعدي هوBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-61, No. 3915
dari Muhammad bin Rasyid : MAKSUD HADITS :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
109
1. Haam (menurut persangkaan jahiliyah) ialah burung atau makhluq lain yang keluar dari kuburan orang.
2. Shafar (menurut persangkaan jahiliyah) ialah kesialan yang datang bersama kedatangan bulan Shafar.
3. Shafat (menurut persangkaan jahiliyah yang lain) sakit di perut, lalu mereka mengatakan bahwa penyakit itu meluas sampai kepada penyakit-penyakit lain.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :MAQTHU’, bukan HADITS, sanadnya Hasan.Muhammad bin Rasyid Al-Makhulie Ad-Dimasyqie (At-
Tahdzieb : IX/158-160 no. 232), tsiqat, Qadarie atau Syi’ie.
Baqiyah bin Al-Walied (At-Tahdzieb : I/473-478 no. 878), Haditsnya dikeluarkan oleh Muslim dll, diperselihkan.
Muhammad bin Mushaffa bin Buhlul Al-Qurasyie (At-Tahdzieb : IX/460-461 no. 742) shaduq, shalih, mudallis.
لم ح@@دثنا -3915 إب@@راهيم بن مس@@ام حدثنا أن أنس عن قت@@ادة عن هش@@لم عليه الله صلى النبي ال ق@@ال وس@@
أل ويعجبني طي@@@رة وال ع@@@دوى الف@@@الح أل الص@@@ الح والف@@@ الكلم@@@ة الص@@@الحسنة
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-62, No. 3916 dari Anas ra. :
MAKSUD HADITS :1. Tidak ada “adwa”, yaitu penularan penyakit; artinya,
penyakit tidak menular dari satu orang kepada orang lain.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
110
2. Tidak ada thiyarah (jadi perbuatan thiyarah batil dan batal).
3. Nabi menyukai al-fa’lush shalih, yaitu kalimat yang baik.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Penyakit tidak akan menular begitu saja dari satu
penderita kepada penderita lainnya, kecuali dengan ijin dan ketetapan dari Allah.
2. Orang tidak boleh mengikuti thiyarah/menjalani tathayyur, dan tidak boleh mempercayai takhayyul yang mana saja.
3. Disukai untuk mengucapkan perkataan dan kalimat-kalimat yang baik, dengan harapan akan mendapat kebaikan.Catatan :Fa’lush shalih (tafa’ul hasanah) adalah kebalikan thiyarah; ini adalah kalimat baik y ang dipergunakan untuk maksud mengharap kebaikan maupun mengharap lepas dari kejelekan.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : VII/175, K.76-Ath-Thibb, B.44-Al-
Fa’il, H.5756, tharafnya di B.54-Laa Adwa, H.5776.
Muslim, Ash-Shahieh : VII/33, K.As-Salam, B.34-Ath-Thiyarati wal Fa’li dst. H.112 dan 113 (2224).
At-Turmudzie, As-Sunan : IV/161, K.22-As-Siyar, B.47-Ath-Thiyarati, H.1615 dan dia mengatakan : ini Hadits Hasan Shahieh.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1170, K.31-Ath-Thibb, B.43-Man Kana Yu’jibuhul Fa’lu wa Yakrahuth Thiyarata, H.3537.
إسمعيل بن موسى حدثنا -3917 رجل عن سهيل عن وهيب حدثنا
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
111
صلى الله رسول أن هريرة أبي عن فأعجبته كلمة سمع وسلم عليه الله
فيك من فألك أخذنا فقالBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-63, No. 3917
dari Anas ra. : MAKSUD HADITS :1. Rasulullah pernah mendengat kalimat amat menarik
diucapkan seseorang, lalu beliau mengatakan bahwa beliau mendapat tafa’ul dari lisan orang itu.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Rasulullah mau mengambil kebaikan yang muncul dari
lisan sahabat/orang lain.2. Orang beriman diajari untuk bersikap optimis, dengan
tawakal kepada Allah.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF, walaupun ada yang menshahiehkan.
Rajul – mubham, tidak diketahui siapa rawi ini.Suhail bin Abi Shalih (At-Tahdzieb : IV/263-264 no. 453),
Ibnu Ma’ien dan Abu Hatim mengatakan bahwa Haditsnya tidak dapa dijadikan hujjah. An-Nasa’ie mengatakan tidak ada bahaya padanya. Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam At-Tsiqat dan mengatakan dia biasa salah. Yahya Al-Qaththan mengatakan dia “layyin”. Ahli Hadits berhati-hati terhadap Haditsnya. Bukharie meriwayatkan Haditsnya dengan gandengan rawi lain, Muslim meri-wayatkan Haditsnya dalam ushul maupun syahid.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
112
ح@@دثنا خل@@ف بن يحيى حدثنا -3918 عطاء عن جريج ابن حدثنا عاصم أبو
فر الناس يقول قال يأخ@@ذ وج@@ع الص ق@@@ال الهام@@@ة فما قلت البطن في
رخ التي الهام@@@ة الناس يق@@@ول تص@@@ان بهام@@ة وليست الناس هامة اإلنس@@دابة هي إنما
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-64, No. 3918 dari Atha’ :
MAKSUD HADITS :1. Menurut Atha’, yang orang maksud dengan “shafar”
adalah sejenis sakit perut.2. Yang orang maksud dengan “hammah” adalah
jeritan/suara orang (dari dalam kubur), padahal sebenarnya bukan suara orang tetapi sejenis binatang.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Sejak zaman dahulu, orang-orang jahil suka mengarang-
ngarang sesuatu dan mengaitkannya dengan kepercayaan yang sesat, yang tidak ada dasarnya.
2. Ulama/orang yang mempunyai ilmu dapat menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya atau membantah kepercayaan tandap dasar itu.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :MAQTHU’, bukan HADITS.
وأبو حنب@@ل بن أحم@@د ح@@دثنا -3919يبة بن بك@@ر ح@@دثنا ق@@اال المعنى ش@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
113
فيان عن وكيع أبي بن حبيب عن س@@ أحم@@د ق@@ال عامر بن عروة عن ثابت
ي عن@@د الطي@@رة ذك@@رت ق@@ال القرش@@لم علي@@ه الله صلى النبي ال وس@@ فق@@
لما ت@@رد وال الفأل أحسنها ف@@إذا مس@@ل يكره ما أحدكم رأى ال اللهم فليق@@
نات ي@@@أتي ي@@@دفع وال أنت إال بالحس@@@يئات ق@@وة وال ح@@ول وال أنت إال الس@@
بك إالBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-65, No. 3919
dari Urwah bin Amr : (Thiyarah : pengaruh buruk tathayyur)
MAKSUD HADITS :1. Ada orang berbicara soal thiyarah di hadapan Rasulullah.2. Rasulullah mengatakan bahwa (semacam) thiyarah
tetapi baik, adalah “al-fa’l”.3. Tidak semestinya seorang Muslim dikenai thiyarah
(memba-talkan niat atau pekerjaannya karena thiyarah).4. Seseorang yang melihat sesuatu yang tidak dia sukai
atau akan meragukannya dari melakukan sesuatu, hendaknya membaca do’a :
نات ي@@@أتي ال اللهم وال أنت إال بالحس@@@يئات ي@@دفع وال ح@@ول وال أنت إال الس@@
بك إال قوةPENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
114
1. Thiyarah itu merupakan keburukan dan orang Islam tidak boleh mempercayai atau terpengaruh olehnya.
2. Al-Fa’l atau tafa’ul itu boleh dilakukan.3. Orang Islam diajar untuk tawakal kepada Allah.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS MURSAL.Ahmad, Al-Musnad : x ?Urwah bin Amir Al-Qurasyie (At-Tahdzieb : VII/185 no. 354),
tsiqat, seorang tabi’ie, mendengar Hadits dari Ibnu Abbas, sedang sebagian mendakwakannya sebagai shahabie, wallahu a’lam.
لم ح@@دثنا -3920 إب@@راهيم بن مس@@ الله عب@@د عن قتادة عن هشام حدثنا
لى النبي أن أبي@@ه عن بري@@دة بن ص@@لم علي@@ه الله من يتطير ال ك@@ان وس@@
أل عامال بعث إذا وكان شيء عن س@@مه مه أعجب@@ه ف@@إذا اس@@ ب@@ه ف@@رح اس@@ ك@@ره وإن وجه@@ه في ذلك بشر ورئي
مه وجه@@ه في ذل@@ك كراهي@@ة رئي اس@@ فإن اسمها عن سأل قرية دخل وإذا
ر ورئي ف@@رح اسمها أعجبه ذل@@ك بش@@مها ك@@@ره وإن وجه@@@ه في رئي اس@@@
وجهه في ذلك كراهيةBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-66, No. 3920
dari Buraidah ra. :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
115
MAKSUD HADITS :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam tidak pernah
mengikuti tathayyur sama sekali.2. Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam akan
mempekerjakan seseorang, beliau menanyakan namanya (jika belum beliau kenal).
3. Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam akan masuk ke satu negeri, beliau menanyakan nama negeri itu (jika beliau belum tahu).
4. Apabila beliau diberitahu nama orang/desa itu, sedang namanya itu menyenangkan beliau, maka beliau nampak senang, yang dapat diketahui dari wajah beliau (yang berseri-seri).
5. Apabila beliau diberitahu nama orang/desa itu, sedang beliau tidak suka kepada nama itu, tampak ketidak-sukaan di wajah beliau.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam mempunyai
perasaan dan sikap yang lembut.2. Nama orang atau nama desa yang tidak baik, tidak
disukai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam.3. Sebaiknya orang Islam memberi nama yang baik kepada
anaknya dan kepada negerinya.4. Disukai mengganti nama orang/negeri yang tidak baik
dengan nama yang baik (ini juga didapat dari Hadits lain).
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS MUNQATHI’. Abdullah bin Buraidah tidak mendengar
Hadits dari bapaknya.Abdullah bin Buraidah bin Al-Hushaib bin Abdillah Al-Islamie
(At-Tahdzieb : V/157-158 no. 270), ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, Al-Ajalie dan Abu Hatim, Ibnu Khurasy mengatakan dia shaduq; tetapi Abdullah ini dan Sulaiman, saudaranya, tidak
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
116
mendengar Hadits dari Buraidah (bapak mereka).
An-Nasaie, As-Sunan : ???
ى ح@@دثنا -3921 معيل بن موس@@ إس@@ أن يحيى ح@@@@@دثني أب@@@@@ان ح@@@@@دثنا
عيد عن حدثه حقال بن الحضرمي س@@يب بن عد عن المس@@ أن مال@@ك بن س@@
ول لى الله رس@@ لم علي@@ه الله ص@@ وس@@ وال ع@@دوى وال هام@@ة ال يق@@ول ك@@ان
يء في الطي@@رة تكن وإن طي@@رة ش@@والدار والمرأة الفرس ففي
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-67, No. 3921 dari Sa’d bin Malik ra. :
MAKSUD HADITS :1. Hamah, adwa dan thiyarah itu tidak ada.2. Andaikata kesialan itu ada, niscaya terdapat pada kuda,
perempuan (isteri) dan rumah (tempat tinggal).Catatan : sudah lewat, bahwa :“Hammah” adalah jeritan/suara orang (dari dalam kubur), atau hamah (persangkaan orang jahiliyah bahwa akan tertimpa musibah karena rumah atau kampungnya kejatuhan sejenis burung tertentu).“Adwa”, penularan penyakit atau penyakit menular.“Ath-Thiyarah” ialah melakukan perbuatan tertentu atau meninggal-kannya karena merasa sial atau persangkaan buruk terhadap adanya sesuatu; thiyarah itu yang mengiringi tathayyur.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
117
1. Islam mengajarkan agar kita hidup dengan penuh harapan baik dan persangkaan baik.
2. Orang seringkali mendapatkan kesulitan/fitnah dalam soal kendaraan, isteri dan/atau tempat tinggal.
3. Kesulitan dalam soal kendaraan, isteri atau tempat tinggal sebaiknya diatasi dengan sikap dan perlakuan yang logis.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH.Aban bin Yazid Al-Athar (At-Tahdzieb : I/101-102 no. 175),
ditsiqatkan oleh Ahli Jarh/Hadits, hanya Ibnu Jauzie menyebutkan dalam kitab Adl-Dlu’afa, tanpa menyebut orang yang mentsiqatkannya, dan ini dianggap sebagai keku-rangan Ibnu Jauzie, wallahu a’lam.
مال@@ك ح@@دثنا القعنبي ح@@دثنا -3922هاب ابن عن حم@@زة عن ش@@ الم وس@@
الله عب@@د عن عم@@ر بن الله عبد ابنيول أن عم@@ر بن لى الله رس@@ الله ص@@
لم عليه ؤم ق@@ال وس@@ ال@@دار في الش@@والفرس والمرأة
بن الح@@ارث على ق@@رئ داود أبو قالكين اهد وأنا مس@@@@ ابن أخب@@@@رك ش@@@@
ؤم عن مالك سئل قال القاسم الش@@ دار من كم ق@@ال وال@@دار الفرس في
كنها كنها ثم فهلك@@@وا ن@@@اس س@@@ س@@@
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
118
يره فه@@ذا فهلك@@وا آخرون فيما تفس@@ ق@@ال داود أبو ق@@ال أعلم والله ن@@رى البيت في حصير عنه الله رضي عمرتلد ال امرأة من خير
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-68, No. 3922 dari Abdullah bin Umar ra. :
MAKSUD HADITS :1. Rasulullah menyatakan bahwa jika ada kesialan, maka
terdapat pada kuda, perempuan (isteri) dan rumah (tempat tinggal).
2. Malik ditanya soal kesialan pada kuda dan tempat tinggal, maka beliau menjelaskan bahwa ada kalanya suatu tempat/rumah ditinggali, lalu para penghuninya celaka, diganti orang-orang lain lagi, binasa juga, maka itu adalah tafsirannya menurut beliau, wallahu a’lam.
3. Diriwayatkan bahwa Umar mengatakan, tikar di rumah se-seorang itu lebih baik dari pada seorang perempuan yang tidak dapat beranak.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Islam mengajarkan agar kita hidup dengan penuh
harapan baik dan persangkaan baik.2. Malik menganggap soal kesialan pada tempat tinggal itu
adalah tempat yang pada beberapa masa/kejadian berturutan, para penghuninya mengalami kebinasaan, wallahu a’lam.
3. Umar berpendapat bahwa kesialan pada perempuan itu adalah tatkala dia tidak dapat beranak, kalau riwayat tentang perkataan Umar ini shahiehie.Catatan :Sebagian ulama mengartikan kesialan tempat tinggal adalah karena terasa sempit atau karena tetangga yang jahat, sedang
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
119
kesialan kuda/kendaraan adalah tatkala tidak dapat digunakan untuk jihad fie sabilillah, wallahu a’alam.Riwayat dari Umar itu tidak didapati sanadnya.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS SHAHIEH, tetapi lafadh ini SYADZ.Al-Bukharie, Ash-Shahieh : IV/35, K.56-Jihad, B.47-Ma
Yudzakaru min Syu’mil Farasi, H.2858, juga K.An-Nikah, B.17-Ma Yuttaqa min Syu’mil Mar’ati, H.5093 >< 5094, 5059, 5772. tharafnya di 2099, lafadh agak berbeda.
Muslim, Ash-Shahieh : VII/33-35, K.39-As-Salam, B.33-La Adwa wa laa Thiyarata dst. H.115 (2225) dst semisalnya s/d H.120.
At-Turmudzie, As-Sunan : V/44-45, K.44-Al-Adab, B.58-Fiesy Syu’mi, H.2824.
An-Nasaie, As-Sunan : VI/220-221, K.28-Al-Khail, B.5-Syu’mil Khaili (2x), (H.3569).
Ibnu Majah, As-Sunan : I/642, K.9-An-Nikah, B.55-Ma Yakunu fiehil Yumnu wasy Syu’mu, H.1995.
Catatan : lafadh ini dianggap syadz, karena yang terjaga tidak berupa penetapan, tetapi perandaian, wallahu a’lam.
وعباس خال@@د بن مخل@@د ح@@دثنا -3923اق عب@@د حدثنا قاال العنبري ز أخبرنا ال@@ر
بح@@ير بن الله عب@@د بن يحيى عن معمر مسيك بن فروة سمع من أخبرني قال
ول يا قلت ق@@ال عن@@دنا أرض الله رس@@ال ريفنا أرض هي أبين أرض لها يق@@@@@ وباؤها ق@@@@@@@@ال أو وبئة وإنها وميرتنا
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
120
من ف@@إن عنك دعها النبي فقال شديدالتلف القرف
Bab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-69, No. 3923 dari Farwah bin Musaik ra. :
MAKSUD HADITS :1. Di tanah Abyan (nama tempat) banyak tanaman dan
pepohonan yang menghasilkan makanan, biasa diangkut ke negeri lain.
2. Negeri Abyan kala itu terkena wabah (endemie).3. Nabi melarang Farwah masuk negeri Abyan (waktu itu),
karena bisa jadi tanah yang sedang kena wabah itu menjadi sebab binasanya orang yang ada di sana.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang tidak boleh keluar-masuk negeri yang sedang
ditimpa wabah penyakit, walaupun ada keuntungan yang diharapkan dari sana.
2. Orang boleh melakukan usaha untuk mendapat keuntungan dan menghindarkan diri dari kebinasaan, walaupun tetap tawakal kepada Allah.
3. Tawakal tidak mengurangi kewajiban orang dari melakukan ikhtiyar.Catatan :Dalam soal tidak boleh masuk ke tempat wabah, Hadits ini sejalan dengan Hadits ke-57, No. 3911 hal 91 – 94 dari Abu Hurairah ra. tentang tidak ada “adwa”, bagian “melarang orang yang mempunyai onta sakit lewat pada orang yang memiliki onta sehat”.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF, orang yang mendengar dari Farwah bin
Musaik tidak dikenal.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
121
ن حدثنا -3924 ح@@دثنا يحيى بن الحس@@ار بن عكرم@@ة عن عمر بن بشر عن عم
عن طلح@@ة أبي بن الله عب@@د بن إسحق رسول يا رجل قال قال مالك بن أنس ع@@@ددنا فيها كث@@@ير دار في كنا إنا الله
لنا أموالنا فيها وكث@@@@@@ير دار إلى فتحو فيها وقلت ع@@ددنا فيها فق@@ل أخ@@رىال أموالنا ول فق@@ لى الله رس@@ الله ص@@
ذميمة ذروها وسلم عليهBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-70, No. 3924
dari Anas bin Malik ra. :MAKSUD HADITS :1. Sahabat pernah tinggal di satu kampung/rumah, mereka
berjumlah besar dan mempunyai harta banyak.2. Setelah pindah ke kampung/rumah lain, mereka menjadi
sedikit dan hartanya tidak banyak.3. Rasulullah menyuruh sahabat itu untuk pindah dari
tempat mereka sekarang yang dianggap tercela itu.PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :1. Orang boleh pindah/disuruh pindah dari tempat yang
dianggap kurang nyaman, apalagi kalau menetapnya di tempat itu akan menyebabkan timbul persangkaan yang bukan-bukan dalam dirinya.
2. Orang boleh pindah dari tempat yang disangka tidak cocok dengan dirinya/keluarganya (karena hawa, kondisi tanah, posisi dan sebagainya), sekiranya dikhawatirkan kemadlaratannya.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS HASAN.
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
122
Ikrimah bin Ammar Al-Ajalie (At-Tahdzieb : VII/261-263 no. 474), ditsiqatkan oleh Ibnu Ma’ien, Ibnu Madinie, Al-Ajalie, As-Sajie, Ibnu Hibban dan lainnya. Yahya bin Sa’ied mentsiqatkan dia, tetapi mendla’iefkan Hadits-haditsnya dari Yahya bin Abi Katsier. Al-Bukharie mengatakan dia mudltharib pada Hadits dari Yahya bin Abi Katsier, An-Nasa’ie mengatakan tidak mengapa (laisa bihi ba’sun) selian pada Hadits Yahya bin Abi Katsier, Abu Hatim mengatakan dia shaduq, kadang-kadang wahm dalam Haditsnya dan kadang-kadang melakukan tadlis. Dia meriwayatkan Hadits ini dari Ishaq bin Abdillah dengan ‘an’anah, wallahu a’lam.
يبة أبي بن عثم@@ان ح@@دثنا -3925 ش@@د بن ي@@ونس ح@@دثنا ل ح@@دثنا محم مفض@@
الة بن هيد بن حبيب عن فض@@ عن الش@@د ول أن ج@@ابر عن المنكدر بن محم رس@
لى الله لم علي@@ه الله ص@@ بي@@د أخ@@ذ وس@@عها مج@@ذوم عة في مع@@ه فوض@@ القص@@
عليه وتوكال بالله ثقة كل وقالBab 24 – Fith Thiyarah, Hadits ke-71, No. 3925
dari Jabir ra. :MAKSUD HADITS :1. Nabi pernah memegang tangan orang sakit lepra,
menaruhkan-nya di nampan makanan dan mengajak makan bersama beliau.
2. Waktu mengajaknya beliau menyertakan ucapan yang menunjukkan tawakal dan berpegangan kepada (ketetapan) Allah.
PENGERTIAN YANG DAPAT DIAMBIL DARINYA :
Syarah Sunan Abi Dawud, Aburrahman Shiddiq Kitab XXVII – Ath Thibb
123
1. Bersikap menjauhi atau berhati-hati terhadap orang yang berpenyakit (dianggap) menular, sudah dikenal dan dilakukan orang sejak zaman dahulu kala.
2. Orang boleh makan bersama orang yang sakit (bahkan sakit lepra sekalipun), jika dia mau; (perbuatan Rasulullah ini untuk menunjukkan kebolehan, bukan keharusan).
3. Dalam keadaan berdekatan atau bersinggungan dengan perkara yang dianggap ada kemungkinan yang tidak baik, sebaiknya orang menyertakan do’a dan tawakal kepada Allah, tidak sombong atau congkak.
TAKHRIJ, JARH DAN TA’DIL :HADITS DLA’IEF.At-Turmudzie, As-Sunan : IV/266, K.26-Al-Ath’imah, B.19-Akli
Ma’al Majdzum, H.1817 dan dia mengatakan ini Hadits Gharieb.
Ibnu Majah, As-Sunan : II/1173, K.31-Ath-Thibb, B.44-Al-Judzamu, H.3542.
Sanad Hadits ini beredarnya pada Yunus bin Muhammad dari Mufadldlal bin Fadlalah dengan sanad ini (D, J, T).
Mufadldlal bin Fadlalah bin Abi Umayyah Al-Bashrie (At-Tahdzieb : X/273 no. 490), Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam Ats-Tsiqat, Ibnu Ma’ien mengatakan dia bukan perawi Hadits yang baik (laisa bidzak), Abu Hatim mengatakan Haditsnya boleh ditulis, An-Nasa’ie mengatakan dia tidak kuat (laisa bilqawie); Ibnu ‘Adie mengatakan bahwa Hadits Mufadldlal dalam soal ini (memegang tangan orang lepra) adalah yang dia dapati paling munkar.
Catatan :Hadits ini sejalan dengan Hadits ke-57, No. 3911 hal. 91-94 dari Abu Hurairah ra. tentang ada “adwa” dan Hadits ke-58, No. 3912 hal 95-96, tetapi tidak sejalan dengan Hadits tersebut pada bagian