19
و رحمةم عليكم الس و بركاته

Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

السالم عليكم و رحمة

هللا و بركاته

Page 2: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Takhrij Hadits

(Pengertian, Tujuan, Manfaat,

Metode, dan Kitab-Kitab yang

Diperlukan dalam Men-Takhrij

Hadits)Dosen Pengampu

M. Noor Fuady, M.Ag

ULUMUL HADITS (LANJUTAN)Kelompok 1

Laila Rahmatina : 1201210417

Mahmudah : 1201210422

Noperini Merinita : 1201210437

Winadira : 1201210486

Uswatun Nisa : 1311211583

Page 3: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Definisi Takhrij

Kata

takhrij ( ختريج) Berasal dari kata

رجياخت-خيرّج-خرّج

‘tampak’ atau

‘jelas’

mengeluarkansesuatu daritempatnya.

Page 4: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Takhrij ( تْخريج ) dalam bahasa arab memiliki beberapa arti, yaitu:

• al-istinbath ( االْستِْنباَط ) mengeluarkan

• al-tadrib ( لتَّْدِرْيب (اmelatih/pembiasaan

• al-tarjih ( التَّر ِجيح ) artinya menghadap.

Page 5: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Hakikat dari takhrij hadis adalah: penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab hadis sebagai sumbernya yang asli yang didalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanadnya.

Page 6: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Sedang Takhrij menurut istilah para ahli hadis antara lain sebagai berikut :

Page 7: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)
Page 8: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Tujuan Takhrij :

1. Mengetahui eksistensi suatu hadits apakah benar suatu hadits yang ingin diteliti terdapat dalam buku-buku hadits atau tidak.

2. Mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadits apa saja didapatkan.

3. Mengetahui ada berapa tempat hadits tersebut dengan sanad yang berbeda di dalam sebuah buku hadits atau dalam beberapa buku induk hadits.

4. Mengetahui kualitas hadits (maqbuul/diterima atau marduud/ditolak).

Page 9: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Faedah dan Manfaat Takhrij :

Page 10: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)
Page 11: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

6. Mengetahui bagaimana para imam hadits menilai suatu kualitas hadits dan bagaimana kritikan yang disampaikan.

7. Seseorang yang melakukan takhrij dapat menghimpun beberapa sanad dan matan suatu hadits.

8. Dapat memperjelas arti kalimat asing yang terdapat dalam satu sanad.

9. Dapat menghilangkan unsur syaz.10. Dapat membedakan hadis yang mudraj.11. Dapat membedakan antara periwayatan secara lafal

dengan periwayatan secara makna. 12. Dapat menjelaskan waktu dalam turunnya hadis, dan

lain-lain

Page 12: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

Metode Takhrij

1. Takhrij hadits dengan kata (bi-l-lafhdzi)

Metode takhrij ini, pertama kali menelusuri hadits melalui kata atau lafal matan hadits tersebut, baik dari permulaan, pertengahan, dan atau akhiran. Kamus yang diperlukan metode takhrij ini salah satunya yang paling mudah adalah kamus Al-Mu’jam Mufahras Li Alfadzh Al-Hadits An-Nabawi yang disusun oleh A.J. Wensinck dan kawan-kawannya sebanyak 8 jilid.

Page 13: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

2. Takhrij hadits dengan tema (maudhu’)

Arti takhrij kedua ini adalah penelusuran hadits yang didasarkan pada topik (maudhu’i), misalnya bab tentang al-khatam, al-khadim, al-ghusl, ad-dhahiyah dan lain-lain. Seorang peneliti hendaknya sudah mengetahui topik suatu hadits kemudian ditelusuri melalui kamus tematik. Salah satu kamus tematik yang populer adalah Miftah Min Kunuuz As-Sunnah oleh Dr. Fuad Abdul Baqi, terjemahan dari aslinya berbahasa Inggris A Handbook of Early Muhammadan karya A.J. Wensinck pula.

Page 14: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

3. Takhrij hadits dengan permulaan matan (bi awwali-l-matan)

Takhrij menggunakan permulaan matan dari segi hurufnya, misalnya awal suatu matan dimulai dengan huruf mim makan dicari pada bab mim, jika suatu matan diawali dengan huruf ba maka dicari pada bab ba dan begitu seterusnya. Takhrij seperti ini di antaranya dengan menggunakan kitab Al-Jami’ As-Shagiir atau Al-Jami’ Al-Kabiir, karangan As-Suyuthi dan Mu’jam Jami’ Al-Ushul Fii Ahaadits Ar-rasuul, karya Ibnu Al-Atsir.

Page 15: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

4. Takhrij hadits dengan melalui sanad pertama (bi arraawi al-a’alaa)

Takhrij ini menelusuri hadits melalui sanad yang pertama atau yang paling atas yakni para sahabat (mutashil isnaad) atau thabi’in dalam hadits mursal. Berarti peneliti harus mengetahui terlebih dahulu siapa sanadnya di kalangan sahabat atau thabi’in, kemudian dicari dalam buku hadits Musnad atau Al-Athraf. Di antara kitab yang digunakan dalam metode ini adalah seperti kitab musnad Ahmad bin Hanbal, Tuhfat As-Asyraf bi Ma’rifat Al-Athraf karya Al-Mizzi dan lain sebagainya.

Page 16: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

5. Takhrij hadits dengan sifat (bi as-shiffah)

Jika suatu hadits telah dapat diketahui sifatnya, misalnya maudhu’, shahih, qudsi, mursal, masyhur, mutawatir, dan lain sebagainya. Sebaiknya di-takhrij melalui kitab-kitab yang telah menghimpun sifat-sifat tersebut, misalnya hadits maudhu’ akan lebih mudah di-takhrij melalui buku-buku himpunan hadits maudhu’, seperti maudhuu’aat karya ibnu Al-Jauzi. Mencari hadits mutawatir melalui kitab Al-Azhar Al-Mutanatsirah an Al-Akhbar Al-Mutawatirah, karya As-Suyuthi, dan lain-lain.

Page 18: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

• Miftahus Sahihain

Kitab ini disusun oleh Muhammad Syarif bin Mustafa Al-Tauqaih. Kitab ini dapat digunakanuntuk mencari hadis-hadis yang diriwayatkanoleh Muslim.

• Al-Bugyatu fi Tartibi Ahaditsi Al-Hilyah

Kitab ini disusun oleh Sayyid Abdul Aziz bin Al-Sayyid Muhammad bin Sayyid SiddiqAlQammari. Kitab hadis tersebut memuat danmenerangkan hadis-hadis yang tercantumdalam kitab yang disusun Abu Nuaim Al-Asabuni (w. 430 H) yang berjudul HilyatulAuliyai wathabaqatul Asfiyai

Page 19: Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)

• Al-Jami’us Shagir

Kitab ini disusun oleh Iman Jalaludin Abdurrahman As-Suyuthi (w. 91 H). Kitab kamus hadis ini memuat hadis-hadis yang terhimpun dalam kitab himpunan kutipan hadis yang disusun oleh As-Suyuthi juga, yakni kitab Jam’um Jawami’i.

• Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazdil Hadis Nabawi

Penyusun kitab ini adalah sebuah tim dari kalanganorientalis. Di antara anggota tim yang paling aktifdalam kegiatan proses penyusunan adalah Dr. Arnold John Wensinck (w. 939 M),