Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN KURIKULUM MADARASAH ALIYAH
DALAM PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA
GLOBALISASI DI PONDOK PESANTREN
AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI
SKRIPSI
ELITA FAUZIA
NIM. TK. 161211
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
MANAJEMEN KURIKULUM MADARASAH ALIYAH
DALAM PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA
GLOBALISASI DI PONDOK PESANTREN
AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu untuk syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
ELITA FAUZIA
NIM. TK. 161211
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
v
PERSEMBAHAN
الرحيمالرحناللبسم
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Ya Allah, terimakasih Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah
menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta
pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Engaku berikan
aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi
Mu ya Allah,
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Tinggi nan Maha Adil lagi nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku
manusia yang senantiasa untuk dapat berpikir dengan akal dan trimakasih atas
nikmat iman atas agama Islam yang engkau ridhoi. Shalawat beriringkan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga satu keberhasilan ini menjadi
langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Dalam harapanku, menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima
kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk dua orang malaikat
dalam hidupku yaitu bapaku tercinta Herman Joyo dan mamaku tercinta Mirawati,
yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat
dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Maafkan anakmu ini yang terlampau
sering membuat khawatir dan menyusahkanmu. We always love you my parents.
kupersembahkan pula ungkapan terimakasihku untuk adik-adikku tersayang M.
Hanan Ashraf dan M. Zayyan Al-sakin yang sanantiasa memberikan semangat dan
menjadi penyamangat motivasi dalam hidupku.
Untuk seluruh keluarga besar H. Khamarudhin (Alm) dan Keluarga Besar
Bilal Ahmad (Alm) yang selalu memberikan suport dan nasehat supaya aku selalu
semangat dalam menjalani pendidikan dan selalu mendoakan yang terbaik
untukku. khususnya teruntuk kakakku Melyna Alvionita, yang selalu memberikan
arahan dan dukungan serta doanya dalam proses pembuatan skripsi ini.
Untuk semua teman-teman seperjuanganku Manajemen Pendidikan Islam
Angkatan 2016. Dan teman-teman dari Keluarga besar Alumni Pondok Pesantren
As’ad Jambi. Yang selau menjadi patner dalam perjuangan skripsi ini.
Dan teruntuk Dosen Pembimbingku yaitu Bapak Prof. H. Lias Hasibuan.
MA selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Najmul Hayyat. M.Pd.I selaku
Dosen Pembimbing II, Terimakasih yang tiada terkira, yang tak pernah lelah dan
selalu sabar memberikan bimbingan dan arahan kepadaku sampai skripsi ini
selesai.
vi
MOTTO
حيم حمن الر الر بسم للاه
والعصر
نسان لفي خسر ان ال
بر ە وتواصوا بالص لحت وتواصوا بالحق ال الذين امنوا وعملوا الصه
Artinya: “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. (Q.S. Al ‘Ashr: 1-3)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang
Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas
iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah pencerahan bagi
manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Suaidi Asy’ari, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Mahmud, MY.M.Pd, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam
4. Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA, selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Najmul
Hayat, S.Ag,. M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. H. Abdul Qodir Jailany, S.Ag, selaku kepala Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan
kepada Penulis dalam memperoleh data di lapangan.
6. Fathurrahman, S.Pd,I, M.Pd.I, selaku WAKA Kurikulum di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi yang telah membantu peneliti
dalam mengatasi permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
7. Segenap dosen serta karyawan jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
8. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti
hingga menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
9. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih
Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Jambi, April 2020
Penulis,
Elita Fauzia
TK. 161211
ix
ABSTRAK
Nama : Elita Fauzia
NIM : TK. 161211
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Manajemen Kurikulum Madrasah Aliyah dalam Perelevansiannya
dengan Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota
Jmabi
Penelitian ini membahas tentang Manajemen kurikulum untuk merelevansikan
kurikulum Madrasah Aliyah dengan Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad
Seberang Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad saat ini merupakan
Kurikulum Berstandar Nasional, dalam hal ini pihak lembaga selalu berinovasi
untuk merelevansikan pendidikannya dengan Era Globalisasi. Secara umum dapat
dilihat Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad menerapkan tiga kurikulum
sekaligus yang merupakan perpaduan kurikulum pendidikan formal dengan
kurikulum Pesantren. yaitu kurikulum Pondok, kurikulum DEPAG dan kurikulum
DIKNAS. Kurikulum Madrasah Aliyah As’ad juga menarapkan program
tambahan diluar jam pendidikan formal, berupa kegiatan Ekstarakulikuler untuk
melatih talenta dan skiil para santri agar dapat menyesuaikan diri di Era
globalisasi.
Kata Kunci : Kurikulum, Era Globalisasi, Pondok Pesantren As’ad Seberang
Kota Jambi
x
ABSTRACT
Name : Elita Fauzia
NIM : TK. 161211
Major : Islamic Education Management
Title : Management of Madrasah Aliyah Curriculum in this
relevance with Globalization Era at As'ad Islamic Boarding
School Across Jambi city.
This study discusses curriculum management to revitalize the Madrasah Aliyah
curriculum with the Globalization Era at As'ad Islamic Boarding School in
across, Jambi City. This research is a descriptive qualitative study using data
collection techniques of observation, interviews, and documentation. While the
data analysis technique used is data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The results of this study indicate that the Islamic Boarding School
As'ad Madrasa Aliyah Curriculum is now a National Standard Curriculum, in this
case the institution is always innovating to revitalize its education with the Era of
Globalization. In general, it can be seen that Madrasah Aliyah Boarding School
As'ad applies three curriculums at the same time which are a combination of
formal education curriculum and Pesantren curriculum. namely the Pondok
curriculum, DEPAG curriculum and DIKNAS curriculum. The Aliyah As'ad
Madrasah curriculum also expects additional programs beyond formal education
hours, in the form of Extracurricular activities to train the talents and skiling of
the students so they can adjust to the era of globalization.
Keywords : Curriculum, Globalization Era, As'ad Islamic Boarding
School Across the City of Jambi.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ............ i
NOTA DINAS ........................................................................................ ............ i
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian .................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah.................................................................................. 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritik ................................................................................. 8
1. Kurikulum ....................................................................................... 8
a. Dimensi Kurikulum ................................................................ 10
xii
b. Fungsi dan Peranan Kurikulum .............................................. 13
c. Prinsip-prinsip Umum Pengembangan Kurikulum ................. 16
d. Komponen Kurikulum ............................................................ 16
2. Era Globalisasi ............................................................................. 23
a. Ciri-ciri Globalisasi ................................................................. 26
b. Ciri-ciri Masyarakat Global ................................................... 26
c. Tantangan Pendidikan Era Globalisasi ................................... 28
3. Pondok Pesantran ......................................................................... 29
B. Studi Relevan ...................................................................................... 38
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ...................................................... 41
B. Setting dan Subjek Penelitian ............................................................. 41
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 42
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 44
E. Teknik Analisis Data........................................................................... 45
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................. 47
G. Jadwal Penelitian ................................................................................ 48
BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ................................................................................... 50
1. Selayang Pandang Historis Pondok Pesantren As’ad ................... 50
2. Madrasah/ Sekolah yang diasuh.................................................... 54
3. Geografis Madrasah Aliyah Swasta Pondok Pesantren As’ad ..... 55
4. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah As’ad ............................. 56
5. Identitas Madrasah Aliyah As’ad.................................................. 57
6. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah As’ad ............................... 60
7. Struktur pengurusan Program Salafiyah Asrama Aliyah Pondok
Pesantren As’ad ........................................................................... 61
8. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah As’ad ............................. 61
9. Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Tahun 2019/2020 ................. 64
10. Kegiatan Ekstarkulikulur Siswa Madrasah Aliyah As’ad ............ 69
xiii
11. Aktivitas Pondok Pesantren dalam Pengembangannya ................ 70
12. Kurikulum yang diajarkan di Madrasah Aliyah As’ad ................. 71
13. Jadwal Kegiatan Program Salafiyah Asrama Kampus Pondok
Pesantren As’ad ............................................................................ 75
14. Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ............ 77
15. Kurikulum Pondok Pesantren As’ad dalam Ranah Era
Globalisasi..................................................................................... 78
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ....................................................... 79
1. Hubungan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad dengan Era Globalisasi ....................................................... 79
2. Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan
Era Globalisasi .............................................................................. 85
3. Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad Menghasilkan Lulusan yang Relevan dengan Tuntutan
Era Globalisasi .............................................................................. 93
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 101
B. Saran ................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Komponen Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran .....................22
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah As’ad Jambi 2020 ............60
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian .....................................................................................49
Tabel 1.1 Jenis Gedung dan Ruang yang Dimiliki. ..............................................62
Tabel 1.2 Jenis Alat Komunikasi yang dimiliki ....................................................62
Tabel 1.3 Jenis Alat Transportasi yang dimiliki ...................................................63
Tabel 1.4 Jenis Lapangan dan Fasilitas olah raga ...............................................63
Tabel 1.5 Jenis Perlengkapan Administrasi ..........................................................63
Tabel 1.6 Jenis Peralatan
Ketrampila....................................................................................................64
Tabel 2.1 Guru / Pegawai .....................................................................................64
Tabel 2.2 Pendidikan Terakhir Guru/ Non Guru ..................................................64
Tabel 2.3 Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Seberang
Kota Jmabi 2019/2020 .................................................................................64
Tabel 2.4 Data Pegawai dan Staf Madrasah
Aliyah As’ad .................................................................................................68
Tabel 3.1 Kurikulum Madrah Aliyah Pondok Pesantren As’as ............................71
Tabel 3.2 Program : IPS .......................................................................................72
Tabel 3.3 Program : IPA .......................................................................................73
Tabel 3.4 Program : Keagamaan ..........................................................................74
Tabel 4.1 Jadwal kegiatan program slafiyah Asrama Kampus Pondok Pesantren
As’ad Jambi .................................................................................................75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Responden/ Subjek Penelitian
Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : Dokumtasi Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok
Pesantre As’ad
Lampiran 5 : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 6 : Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I
Lampiran 7 : Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mewujudkan kondisi
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif dalam
mengembangkan potensi dalam dirinya untuk meraih kekuatan spiritual,
keagamaan, akhlak mulia, dan keahlian yang dibutuhkan bagi diri pribadi,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan itu sendiri memiliki tujuan
yakni dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi
manuisia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki akhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan membentuk peserta
didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
(Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003).
Berbicara pendidikan tentu tidak terlepas dari unsur Kurikulum, karna
kurikulum memiliki kedudukan yang sentral dalam proses pendidikan
karena didalamnya terdapat rencana pendidikan yang memberikan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Undang-undang nomor 2 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
disebutkan bahwa kurikulum adalah perencanaan dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta metode yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. (Triwiyanto, 2015:6).
Dalam hal ini pendidikan dan kuriukulum merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan karna kurikulum merupakan jantungnya
pendidikan. salah satu lembaga pendidikan yang dapat menjawab dan
memberi kontribusi terhadap peserta didik sesuai UU Sisdiknas Pasal 1
Ayat 1 ialah lembaga pendidikan tradisioanl/ lebih dikenal dengan istilah
Pondok Pesantren. Pondok Pesantren merupakan bagian dari sejarah
pendidikan dan peradaban Indonesia yang didirikan sebagai institusi
2
pendidikan keagamaan bercorak tradisional yang merupakan lembaga
pendidikan formal tertua bagi masyarakat Islam di Indonesia. (Ismail,
1995:194).
Asketisme (faham Kesufian) digunakan lembaga pesantren sebagai
pilihan yang ideal bagi masyarakat yang dilanda krisis moral dalam
kehidupan, sehingga pesantren sebagai unit budaya yang terpisah dari
perkembangan waktu, menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Peranan
seperti ini yang dikatakan oleh Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal
dengan sebutan Gusdur yaitu ”Sebaga ciri utama pesantren sebagai sebuah
sub kultur”. (Wahid, 2001:10)
Kehadiran pesantren dalam dunia pendidikan dikatakan unik karena
dua alasan yaitu 1) pesantren hadir untuk merespon terhadap situasi dan
kondisi suatu masyarakat yang dihadapkan pada runtuhnya sendi-sendi
moral atau bisa juga disebut mengalami perubahan social. 2) didirikannya
pesantren adalah untuk menyebar luaskan ajaran universalitas Islam ke
seluruh pelosok Nusantara. (Siradj, 1999:202).
Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang
menyediakan wahana bagi para santrinya untuk mempelajari, mendalami
dan memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
(Mastuhu, 1994:55).
Pondok pesantren telah memberikan pengaruh yang survive dalam
sejarah mewujudkan idealisme pendidikan bangsa yang bukan sekedar
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (human resource) atau
aspek intelektualitas melainkan juga lebih menitik beratkan dalam mencetak
kader kader anak bangsa yang memiliki moralitas dan spiritualitas bangsa
yang luhur.
Mastuhu menyebutkan sepuluh jenis metode yang digunakan oleh
pondok pesantren, yaitu; sorogan , bandongan, musyawarah/ bahtsul
masa’il, pengajian pasaran, hafalan (muhafadzah), praktek ibadah, rihlah
3
imlak, muhawarh/ muhadatsah, mudzaaroh, dan riyadhah. (Saifuddin,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015: 223)
Sebagai lembaga pendidikan tradisional, pondok pesantren identik
dengan kurikulum yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan saja
(agama Islam), bagia sebagian masyarakat pesantren dianggap kurang
memberikan kontribusi bagi masa depan dibandingkan dengan lembaga-
lembaga formal pada umumnya. Di sisi lain juga pesantren dianggap kurang
dapat merelevansikan dengan tuntutan zaman. oleh Nurcholish Madjid
pesantren dianggap kurang siap untuk “lebur” dalam mewarnai kehidupan
modern dikarnakan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Madjid,
1997: 7).
Pada kenyataannya. kehidupan saat ini tidak bisa untuk dipungkiri
bahwa dunia yang terus terus berkembang, dimana sekarang kita berada
pada Era Globalisasi, teknologi dan modernisasi yang terus berjalan tanpa
mengenal batas zona waktu. Era Globalisasi juga dikenal dengan masa
pengetahuan (knowledge age), dimana dalam era ini, semua alternative
upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis
pengetahuan. Dan upaya pemenuhan kebutuhan di bidang pendidikanpun
berbasis pengetahuan, dan dalam pengembangan ekonomi juga tentu
berbasis pengetahuan, serta pengembangan dan pemberdayaan
masyarakatnya berbasis pengetahuan dan pengembangan dalam bidang
industri pun berbasis pengetahuan. (Mukhadis, Jurnal Pendidikan Karakter
. 2013:115).
Melihat dunia yang terus berkembang. mau tidak mau, pesantrenpun
harus menentukan pilihan. Dimana Pesantren tetap mempertahankan pola
pendidikan lama, menutupi diri dari perkembangan zaman atu pesantren
mulai mengembangakan instansinya untuk terus update dengan zaman
namun tetap bernuansa islamis.
Maka dari itu langkah menjadikan pesantren sebagai pilihan dalam
menjawab kebutuhan manusia di era modern merupakan hal yang sangat
4
urgen. Banyak para tokoh dari kalangan pesantren mulai mengembangkan
visi-misi dan khususnya dalam kurikulum pendidikan.
Oleh karena itu dalam hal ini banyak pembaharuan ilmu-ilmu baru
kedalam kurikulum, khususnya kurikulum Pondok Pesantren, untuk dapat
menyesuaikan antara kurikulum pondok pesantren dengan era globalisasi,
namun tidak menghilangkan nuansa keislaman yang sudah menjadi ciri khas
pondok pesantren. Karna dalam hal ini kurikulum merupakan suatu rencana
pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan
urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum mempunyai kedudukan
sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala
bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Sesuai dengan firman Allah SWT mengenai pendidikan sekaligus
mencakup kurikulum yaitu Al-Qur’An surah Al’alaq ayat 1-5:
Artinya:”1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S Al’alaq ayat 1-5)
Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
memberikan pengertian bahwa di dalam kurikulum terdapat panduan
interaksi antara pendidik/guru dan peserta didik. Dengan demikian
kurikulum berfungsi sebagai “jantung” dari proses pendidikan di sekolah
untuk memberdayakan potensi peserta didik. Panduan interaksi antara guru
dan peserta didik biasanya disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran akan
5
lebih optimal jika didukung kurikulum sebagai pedoman atau panduannya.
(Triwiyanto, 2015:7)
Sesuai dengan pembahsan di atas, penulis tertarik mengambil studi
kasus di Madrasah Aliyah pondok pesantren As’ad. Berdasarkan hasil
observasi. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad merupakan pondok
pesantren yang sudah lama berdiri di olak kemang seberang kota Jambi.
Pesantren ini selain melaksanakan kurikulum salafiyah, seperti model
bandongan, sorogan, dan takhasus, pesantren juga melaksanakan kurikulum
khalafiyah (modrn) yaitu dengan berdirinya lembaga formal. Kurikulum
pondok pesantren As’ad memberikan pendidikan kepada para santrinya
secara integral pengetahuan umum dan agama. Madarsah Aliyah Pondok
pesantren As’ad berusaha memenuhi tuntutan kemajuan zaman (globalisasi)
dalam bidang pendidikannya, baik itu ilmu umum atau mengenai system
pendidikan nasional dan ilmu agama.
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad memuat beberapa
kurikulum, diantaranya yaitu Kurikulum DEPAG/KEMENAG, dan Pondok
Pesantren serta Kurikulum Pendidikannya meneyesuaikan dengan
Kurikulum Nasional. Salah satu fenomena yang menarik ialah madrasah
aliyah Pondok Pesantren As’ad selain memberikan pendidikan formal, juga
sering megutus para santrinya untuk mengikuti kejuaraan nasional seperti
lomba OSN, DRUMBAND, dan juga perlombaan dalam bidang Atletik.
Madrasah Aliyah Pondok pesantren As’ad merupakan pondok pesantren
modern namun tidak menghilangkan ciri khas sebagai pondok pesantren.
dengan diterapkan kurikulum ini kemungkinan besar pesantren memiliki
kesiapan untuk merespon Era Globalisasi. Berdasarkan pemaparan diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai
Kurikulum dengan judul yang menggunakan dua variable yaitu:
“MANAJEMEN KURIKULUM MADRASAH ALIYAH DALAM
PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA GLOBALISASI DI
PONDOK PESANTREN AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI”
6
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas agar peneliti ini terfokus pada
permasalahan yang diteliti dan agar permasalahan ini tidak terlalu meluas
maka penelitian ini objeknya di fokuskan pada Kurikulum Madrasah Aliyah
dengan Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang masalah penelitian ini dapat
dikemukakan rumusan masalah yaitu:
1) Bagaimana Hubungan PengembanganKurikulum Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren As’ad dengan Era Globalisasi ?
2) Apa Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan Era
Globalisasi ?
3) Bagaimana Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad Menghasilkan Lulusan yang Relevan dengan Tuntutan Era
Globalisasi ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Madrasah Aliyah
Kurikulum Pondok Pesantren As’ad dengan Era Globlisasi.
b. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren As’ad Menjadikan Kurikulumnya
Relevan dengan Era Globalisasi.
c. Untuk mengetahui bagaimana Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad Menghasilkan Lulusan yang Sesuai dengan
Tuntutan Era Globalisasi.
2) Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan bagi penulis dan khususnya bagi mahasiswa Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
7
b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan atupun informasi yang bermanfaat baik bagi Pondok
Pesantren As’ad seberang Kota Jambi maupun Masyarakat luas.
c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Setrata
Satu (S1) jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORITIK
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
secara sadar dan tersistem dalam perencanaan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik dapat aktif
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan juga negara.
(Mukminan, 2014: 2).
Terkait dengan itu, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
sebagaimana dimuat dalam Paradigma Pendidikan Nasional Di Abad-21,
mengemukakan, paradigma pendidikan yang demokratis, bernuansa
permainan, penuh keterbukaan, menantang, melatih rasa tanggung jawab,
untuk menjadi daya tarik peserta didik agar mengikuti kegaiatn belajar
mengajar didasarkan inisiatif sendiri, bukan karena terpaksa (Mukminan,
2014: 3). Untuk menjawab persoal-persoalan diatas maka manajemen
kurikulum merupakan salah satu yang dapat merangsang peserta didik
dalam pendidikannya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan Era
Globalisasi saat ini.
1. MANAJEMEN KURIKULUM
Manajemen merupakan proses pengelolaan dan pengaturan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan-
tujuan organisasi tersebut dilaksanakan dengan mengelola fungsi-fungsi
manajemen yaitu perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
penyusunan (actuating), dan pengawasan (controlling). (Aziz. Jurnal
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli-Desember 2017: 199)
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa
yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
9
berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam
bidang atletik pada Zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa prancis,
istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run)
kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau
penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi
program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. (Arifin, 2017:
2). Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) dinyatakan bahwa “ kurikulum adalah
seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai indikator dan pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu” (Triwiyanto, 2015:6).
Dalam perkembangannya, kurikulum juga dapat diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai kompetensi utama, serta cara
pengimplemntasian dan penyampainnya disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan daerah (Triwyanto, 2015: 7). Dalam studi tentang kurikulum,
dikenal pula beberapa konsep kurikulum, seperti: (Arifin, 2017: 7)
a) Kurikulum ideal (ideal curriculum)
yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang direncanakan dengan
baik, yang diharapkan atau di cita-citakan, sebagaimana dimuat dalam buku
kurikulum.
b) Kurikulum nyata (real curriculum or actual curriculum)
yaitu aktivitas/kegiatan nyata yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran atau implementasi/pelaksanaan dari kurikulum yang
direncanakan, sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum. Kurikulum
aktual ini seyogianya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-
kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun dikatan tidak bisa sama
dalam kenyataannya.
c) Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
10
yaitu segala sesuatu yang memberikan pengaruh terhadap peserta
didik secara positif saat sedang mempelajari sesutu. Pengaruh tersebut
disadari ataupun tidak disadari dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri,
lingkungan sekolah, suasana pembelajaran dan sebagainya. Kurikulum
tersembunyi ini dapat terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau
dalam kurikulum nyata. Kurikulum tersembunyi ini sangat kompleks, sulit
untuk diketahui dan dinilai. C. Wayne Gordon adalah orang pertama yang
memperkenalkan istilah “hidden curriculum” berpendapat bahwa sikap
sebaiknya diajarkan di lingkungan pendidikan informal (keluarga) melalui
hidden curriculum tersebut.
d) Kurikulum dan pembelajaran (curriculum and instruction)
yaitu dua istilah yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, seperti dua sisi mata uang. Perbedaannya hanya terletak pada
tingkatannya. Kurikulum mengarah pada kegiatan atau program yang
bersifat umum, untuk jangka lama, dan tidak bisa dicapai dalam waktu
singkat, sedangkan pembelajaran bersifat realistis atau nyata, sifatnya lebih
khusus dan harus dicapai saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran
adalah implementasi dari kurikulum secara nyata dan berjenjang yang
menuntut peran aktif peserta didik.
Di dalam kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu
pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, dan
peserta didik memepelajarinya, akan tetapi juga segala kegiatan yang
bersifat kependidikan, untuk mempunyai pengaruh terhadap peserta didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. dalam kurikulum tidak hanya
berisi ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam ruang kelas, melainkan
menyangkut semua hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar itu
sendiri. (Arifin, 1994: 85)
kurikulum dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas hanya pada
materi yang di ajarkan dilingkungan sekolah, melainkan mencakup hal-hal
yang menyangkut aspek kehidupan di luar sekolah. Perluasan jangkauan
kurikulum di zaman modern terlihat dalam definisi yaitu Kurikulum,
11
kurikulum merupakan sejumlah kekuatan, faktor-faktor pada lingkungan
pengajaran dan pendidikan yang disediakan oleh sekolah bagi peserta didik
di dalam dan di luar sekolah dan sejumlah pengalaman yang lahir daripada
interaksi dengan kekuatan dan faktor-faktor itu atau program program
tambahan yang diberikan sekolah di luar jam skolah formal. (Langgulung,
1986: 41)
a. Dimensi Kurikulum
S. Hamid Hasan (1998), berpendapat bahwa ada empat dimensi
kurikulum yang saling berhubungan, yaitu “kurikulum sebagai suatu ide
atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai
suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil belajar”.
Selanjutnya Nana Sy. Sukmadinata (2005) meninjau kurikulum dari tiga
dimensi yaitu “kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai sistem, dan
kurikulum sebagai rencana”. (Arifin, 2017:8)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa paling
tidak ada enam dimensi kurikulum, yaitu:
1) Kurikulum sebagai suatu Ide
Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, yang artinya akan
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan
peserta didik, tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan kecanggihan
teknologi. Ide atau gagasan kurikulum hanya ada dalam pemikiran
seseorang yang terlibat dalam proses pendidikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti kepala dinas pendidikan, pengawas, kepala
sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua. Ketika orang berpikir tentang
tujuan sekolah, materi yang harus disampaikan kepada peserta didik,
kegiatan yang harus dilakuan oleh guru, orang tua dan peserta didik, objek
evaluasi, maka itulah dimensi kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi.
(Arifin, 2017: 8)
2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis
Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam
suatu dokumen tertulis. Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena
12
wujudnya dapat dilihat, mudah dibaca dan dianalisis. Dimensi kurikulum ini
pada dasarnya merupakan implementasi dari dimensi kurikulum sebagai ide.
Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara lain: pengembangan tujuan
dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar,
organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan sistem
evaluasi. Kurikulum sebagai ide harus mengikuti pola dan ketentuan-
ketentuan kurikulum sebagai rencana banyak mengalami kesulitan, karena
ide-ide yang ingin disampaikan terlalu umum dan banyak yang tidak
dimengerti oleh para pelaksana kurikulum. (Arifi, 2017: 8)
3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan
Kurikulum sebagai suatu kegiatan merupakan kurikulum yang
sesungguhnya terjadi di lapangan (real curriculum). Peserta didik mungkin
saja memikirkan kurikulum sebagai ide, tetapi apa yang dialaminya
merupakan kurikulum sebagai kenyataan. Antara ide dan pengalaman
mungkin sejalan, tetapi mungkin juga tidak. Banyak para ahli kurikulum
yang masih mempertentangkan dimensi ini, dalam arti apakah suatu
kegiatan termasuk kurikulum atau bukan. Misalnya MacDonald (1965),
Johns (1971), Popham dan Baker (1970), Inlow (1973), dan Beauchamp
(1975) tidak menganggap suatu kegiatan sebagai kurikulum. Bagi
Beauchamp, kurikulum adalah a written document yang masuk dalam
dimensi rencana, sedangkan ahli lainnnya melihat kurikulum hanya sebagai
hasil belajar, meskipun demikian, banyak juga ahli kurikulum lain yang
mengatakan suatu kegiatan atau proses termasuk kurikulum, seperti Frost
dan Rowland (1969), Zais (1967), Egan (1978), Hunkins (1980), Tanner and
Tanner (1980), serta Schubert (1986). (Arifin, 2017: 10)
Kurikulum harus dimaknai secara konten yang merupakan satu
kesatuan yang utuh. Jika suatu kegiatan tidak termasuk kurikulum berarti
semua kegiatan di sekolah atau diluar sekolah (seperti program latihan
profesi, kuliah kerja nyata dan lain-lain) tidak termasuk kurikulum. Dengan
demikian hasil belajar peserta didik juga bukan kurikulum. Padahal apa
yang diperoleh peserta didik di sekolah maupun diluar sekolah merupakan
13
refleksi dan realisasi dari dimensi kurikulum sebagai rencana tertulis.
(Arifin, 2017: 10)
4) Kurikulum sebagiai hasil belajar
Hasil belajar merupakan kurikulum, namun kurikulum bukanlah
hasil belajar. Pernyataan ini perlu dipahami, karena banyak orang tahu
bahwa hasil belajar merupakan bagian dari kurikulum, tetapi kurikulum
bukanlah hanya hasil belajar. Hasil belajar merupakan bagian dari
kurikulum, kurikulum itu sendiri terdiri atas berbagai domain, seperti
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Secara teoritis, domain
hasil belajar tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain tersebut
harus bersatu. Hasil belajar juga banyak dipengaruhi dari berbagai faktor,
diantaranya faktor guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan.
Kurikulum sebagai hasil belajar merupakan kelanjutan dan dipengaruhi oleh
kurikulum sebagai kegiatan serta kurikulum sebagi ide. (Arifin, 2017: 11)
5) Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu
Kurikulum dikatakan sebagai suatau disiplin ilmu, berarti
kurikulum memliki konsep, prinsip, prosedur, asumsi, dan teori yang dapat
dianalisis dan dipelajari oleh ahli/pakar kurikulum, peneliti kurikulum, guru
atau calon guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kependidikan lainnya
yang ingin mempelajari tentang kurikulum. (Arifin, 2017: 11)
6) Kurikulum sebagai suatu sistem
Kurikulum dinyatakan sebagai sistem dikarnakan Sistem
kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan,
sistem persekolahan, dan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum di
sekolah merupakan sistem tentang kurikulum apa yang akan disusun dan
bagaimana kurikulum itu dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa sistem
kurikulum mencakup tahapan-tahapan pengembangan kurikulum itu sendiri,
mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, evaluasi
kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum sebagai
suatu sistem juga menggambarkan tentang komponen-komponen kurikulum.
(Arifin, 2017: 12)
14
b. Fungsi Kurikulum
Hilda Taba (1962) mengemukakan terdapat tiga fungsi kurikulum,
yaitu 1) sebagai transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai, 2) sebagai
transformasi yaitu melakukan perubahan atau rekontruksi sosial, dan 3)
sebagai pengembangan individu. (Arifin, 2017: 12)
Fungsi kurikulum dapat juga ditinjau dalam berbagai perspektif,
antara lain sebagai berikut: (Arifin, 2017: 13)
1) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, artinya bahwa kurikulum merupakan media untuk membentuk
manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi, tujuan pendidikan nasional,
termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya.
kurikulum dikatakan sebagai alat dapat dinyatakan dalam bentuk program,
yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk
memenej dan membimbing kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah, baik
kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Pengaturan
kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program
pendidikan apa yang akan dilaksanakan. Bagi kepala sekolah, kurikulum
merupakan barometer dan indikator keberhasilan program pendidikan di
sekolah yang dipimpinya.
3) Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan
Fungsi kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan yang berarti
setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling menyesuaikan dan
mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang ada dibawah atau
diatasnya. Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan adalah a)
fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus
mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga
dapat dilakukan penyesuaian kurikulum, dan b) fungsi penyiapan tenaga .
15
4) Fungsi kurikulum bagi guru
Guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum
sekaligus sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri. Guru juga sebagai actor
dan faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan sutau kurikulum.
Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum direncanakan dan disusun, pada
akhirnya akan sangat bergantung pada kemampuan guru dilapangan.
Efektifitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat
memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai
pengembangan kurikulum, akan tetapi guru juga sebagai pelaksana
kurikulum.
5) Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor)
Bagi para pengawas (supervisor) , fungsi kurikulum dapat
dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing
kegiatan para guru disekolah. Kurikulum dapat digunakan oleh pengawas
untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau
perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu
pendidikan tersebut. Dampak/implikasinya adalah pengawas harus
menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secra
profesional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan program
pembelajaran dan implemenasinnya.
6) Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Bagi masyarakat, tentunya kurikulum dapat memberikan
pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai sendi
kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui dan menilai
apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu lembaga
pendidikan.
7) Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan
Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan yaitu Instansi atau
perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu
16
lembaga pendidikan tentunya menginginkan tenaga kerja yang bermutu dan
mampu berkompetensi agar dapat meningkatkan produktivitasnya.
Adapun peranan kurikulum menurut Oemar Hamalik (1990) dalam
Arifin terdapat tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting,
yaitu “peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif, dan peranan
kreatif”. Peran konservatif, merupakan peranan kurikulum untuk
mentransmisikan, mewariskan, dan menafsirkan nilai-nilai social dan
budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Peranan kritis dan
evaluatif, yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai
sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta didik berdasarkan
kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-nilai sosial-budaya yang ada dalam
masyarakat akan selalu berubah dan berkembang. Peranan kreatif, yaitu
peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan konserfatif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan
kebutuhan masyarakat.
c. Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum
Adapun prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum menurut
arifin yaitu Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi, Prinsip
relevansi, Prinsip efisiensi, Prinsip keefektifan, Prinsip fleksibilitas, Prinsip
integritas, Prinsip kontinuitas, Prinsip sinkronisasi, Prinsip objektifitas, dan
Prinsip demokrasi. (Arifin, 2017: 31)
Sedangkan prinsip-prinsip khusus pengembangan kurikulum yang
merupakan prinsip yang berkenaan dengan tujuan, isi, pengalaman belajar,
dan penilaian yaitu sebagai berikut: (Irina, 2016:210)
1) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
tujuan menjadi central/pusat kegiatan dan arah semua kegiatan
pendidikan. perumusan komponen-komponen kurikulum yang
diterapkan tentunya mengacu pada tujuan pendidikan.
2) Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
17
Pemilihan isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang telah ditentukan oleh para perencana kurikulum
tersebut.
3) Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Dalam hal ini tentunya memperhatikan metode/teknik belajar-
mengajar yang cocok untuk dimlementasikan dalam kurikulum.
4) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh
penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang efektif dan
efisien.
5) Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupkan kegiatan yang sangat urgen dan merupakan
bagian integral dari pengajaran, dalam penialain digunakan tes baik
dari segi afektif, kognitif maupun psikomotoriknya.
d. Komponen kurikulum
Ralph W.Tyler dalam bukunya Basic Principles of Curriculum and
Instruction (1949), merupakan salah satu buku yang paling memberikan
pengaruh dalam pengembangan kurikulum, memberikan 4 pertanyaan
pokok, yakni : (Nasution, 2011: 17)
1) Tujuan apa yang harus dicapai sekolah ?
2) Bagaimanakah memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan itu ?
3) Bagaimanakah bahan di sajikan agar efektif diajakan ?
4) Bagaimanakah efektifitas belajar dapat dinilai ?
Berdasarkan pertanyaan tersebut, diperoleh keempat komponen
kurikulum yakni: (Nasution, 2011:17) 1) Komponen tujuan; 2) Komponen
bahan pelajaran; 3) Komponen proses beljar-mengajar dan; 4) Komponen
evaluasi atau penilaian.
Departemen Pendidikan Nasional R.I. dalam kurikulum 2004 yang
dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (BKB) mengelompokkan
komponen-komponen kurikulum yaitu a) kurikulum dan hasil belajar, b)
penilaian berbasis kelas, c) kegiatan belajar-mengajar, dan d) pengelolaan
18
kurikulum berbasis sekolah. Masing-masing komponen tersebut saling
berhubungan, saling menunjang, dan merupakan satu kesatuan yang tak
dapat lepas satu dengan lainnya. (Arifin, 2017: 81)
Glenys G. Unruh dan Adolph Unruh (1984) mengembangkan
komponen kurikulum berdasarkan defenisi kurikulum, yaitu a) tujuan, b) isi
dari apa yang di pelajari dan di dalamnya terdapat c) proses pembelajaran
dan d) evaluasi untuk hasil-hasil pembelajaran. Pembelajaran sendiri adalah
proses penyampaian kurikulum dan penyediaan lingkungan belajar bagi
peserta didik. (Arifin, 2017: 80)
1) Komponen tujuan
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang
sangat urgent dan strategis, karena akan mengarahkan dan memberi
pengaruh terhadap komponen-komponen kurikulum lainnya. Untuk
memahami komponen tujuan kurikulum secara komprehensif, perlu
diketahui terlebih dahulu hirarki tujuan pendidikan.
Hilda Taba memberikan beberapa petunjuk tentang cara
merumuskan tujuan, yaitu (a) tujuan itu hendaknya berdimensi dua yaitu
dimensi proses dan dimensi produk. Dalam dimensi proses termasuk
menganalisis, menginterpretasi, mengingat, dan sebagainya. Sedangkan
yang termasuk dalam dimensi produk adalah bahan yang terdapat dalam tiap
mata pelajaran. (b) menganalisis tujuan yang bersifat umum dan kompleks
menjadi tujuan yang spesifik, sehingga diperoleh bentuk kelakuan yang
diharapkan . (c)memberi petunjuk tentang pengalaman apa yang diperlikan
untuk mencapai tujuan itu. (d) suatu tujuan tidak selalu dapat dicapai
dengan segera, kadang-kadang memerlukan waktu yang lama. (e) tujuan
harus realistis dan dapat diterjemahkan dalam bentuk kegiatan atau
pengalaman belajar tertentu, dan (f) tujuan itu harus komprehensif, artinya
meliputi segala tujuan yang ingin dicapai di sekolah, bukan hanya
penyampaian informasi, tetapi juga keterampilan berpikir, hubungan sosial,
sikap terhadap bangsa dan negara, dan sebagainya. (Arifin, 2017: 84)
19
Davies, dkk (1974) menyatakan langkah-langkah dalam
merumuskan tujuan, yaitu (a) cari atau tentukan suatu tujuan yang ada
maknanya bagi peserta didik, (b) tentukan situasi tempat tujuan itu dapat
diterapkan secara nyata, (c) buatlah tes yang berkenan dengan situasi itu
yang menggambarkan kondisi, kelakuan, dan standar kelakuan dalam situasi
itu, dan (d) tulis tujuan pembelajaran dalam bentuk tingkah laku nyata yang
berhubungan dengan situasi itu. (Arifin, 2017: 84)
2) Komponen isi/materi
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang dimiliki peserta didik. Isi kurikulum menyangkut
semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi
pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang
diberikan maupun kegiatan dan aktivitas peserta didik. Isi/materi kurikulum
pada hakikatnya merupakan segala aktivitas serta pengalaman yang
dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu a) logika, yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan
prosedur kurikulum, b) etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai,
dan moral dan c) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah jelek, yang ada
nilai seni. Berdasarkan pengelompokkan isi kurikulum tersebut, maka
pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut: (Arifin, 2017: 88)
a) Memuat kajian-kajian atau topik-topik yang dapat dipelajari peserta
didik dalam proses pembelajaran, dan
b) Berorientasi pada SKL (standar kompetensi lulusan), standar
kompetensi mutu pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
Isi kurikulum menurut standar isi sebagaimana dimaksud oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, yang secara keseluruhan
mencakup beberapa diantaranya:
20
a) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman
dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
b) belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
c) Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan
kurikulumsebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan
d) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dalam pengembangan mengenai isi kurikulum ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai ruang lingkup (scope), urutan
(squence), dan penempatan bahan, dan bentuk organisasi isi. (grade
placement) Ruang lingkup materi adalah cakupan keseluruhan materi,
kegiatan dan pengalaman yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Ruang lingkup menunjukkan tentang apa yang dianggap paling penting
untuk disampaikan kepada peserta didik. (squence) Urutan yaitu
penyusunan materi pelajaran menurut aturan dan sitematika tertentu yang
secara berurutan. Umumnya pengembangan kurikulum berppedoman pada
urutan dari yang mudah sampai yang sulit, dari yang sederhana sampai yang
sukar dan kompleks, dari komprehensip sampai bagian-bagian, dari dahulu
hingga sekarang (kronologis), dan dari yang konkret menuju yang abstrak.
(grade placement) penempatan, adalah penempatan isi/materi disesuaikan
dengan tingkat perkembangannya (kelas) tertentu. Bentuk organisasi isi
merupakan susunan pengemasan isi materi, seperti mata pelajaran, bidang
studi berkorelasi atau terpadu. Setiap mata pelajaran dikembangkan menjadi
beberapa pokok bahasan dan subpokok bahasan. (Arifin, 2017: 90)
Pada kurikulum pendidikan formal, umumnya organisasi isi/materi
kurikulum disusun berdasrkan bentuk mata pelajaran dan /atau bidang studi
yang tertuang dalam struktur kurikulum disesuaikan dengan tujuan
institusional masing-masing. dalam struktur tersebut diatur pola alokasi
waktu yang ditentukan untuk setiap bidang studi atau mata pelajaran pada
21
setiap minggunya. Ada beberapa jenis struktur kurikulum, yaitu: (Arifin,
2017: 90)
e) Pendidikan umum (general education), Pendidikan umum adalah
program pendidikan yang bertujuan untuk membina mahasiswa
agar menjadi warga negara yang baik. Sifat pendidikan umum ini
adalah wajib diikuti oleh setiap siswa pada semua lembaga
pendidikan dan tingkatannya. Bidang studi-bidang studi yang
termasuk dalam kelompok pendidikan umum, misalnya Kesenian,
Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, PPKN,
Olah raga-Kesehatan.
f) Pendidikan akademik (academic education), Pendidikan akademik
yaitu program pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik
memperoleh kualifikasi pengetahuan yang fungsional menurut
tuntutan disiplin ilmu masing-masing. tujuannya adalah untuk
memberikan bekal kepada lulusan agar dapat melanjutkan studi ke
lembaga yang lebih tinggi. Bidang studi yang termasuk kelompok
pendidikan akademik yaitu seperti IPA, IPS, Matematika, dan
Bahasa Inggris.
g) Pendidikan kecakapan hidup (life skill education), Pendidikan
kecakapan hidup merupakan program pendidikan yang bertujuan
untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu, sebagai
bekal hidup peserta didik di masyarakat. Sifat pendidikan ini
temporer, sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan.
Demikian juga sifatnya elektif, artinya setiap peserta dapat
memilih jalur keterampilan yang diinginkannya, seperti
keterampilan di bidang jasa, pertanian, perikanan, perbengkelan,
dll.
h) Pendidikan kejuruan (vocational education), Pendidikan kejuruan
merupakan program yang mempersiapkan peserta didik untuk
22
memperoleh keahlian atau pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis
sekolah yang ditempuhnya.
3) Komponen proses
Proses pelaksanaan kurikulum itu sendiri merupakan adanya
kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta
didik, baik di sekiolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah
melalui kegian terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru di tuntut
untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar,
media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar. Pemilihan strategi
pembelajaran harus di sesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD),
karakteristik materi pelajaran, dan tingkat perkembangan peserta didik. Ada
beberpa strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
menyampaikan isi kurikulum, antara lain: a) strategi ekspositori klasikal
yaitu, guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelumnya telah diolah
sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi, b)
strategi pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry), c) strategi
pembelajaran kelompok kecil: kerja kelompok dan diskusi kelompok, dan d)
strategi pembelajaran individual. (Arifin, 2017: 92)
Setelah strategi dikenal pula isltilah metode mengajar. Metode
merupakan cara yang digunakan guru untuk mentransformasikan isi
kurikulum atau materi pelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum yang
direncanakan. (Arifin, 2017: 92). strategi pembelajaran adalah rangkaian
kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Strategi lebih kepada a plan of
operation achieving something, sedangkan metode merupakan a way in
achieving something. (Zuhri dalam Ismail, 2002: 103). Sumber belajar
adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran.
Berdasrkan pendekatan teknologi pendidikan, sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat
dan perlengkapan, serta aktivitas. (Arifin, 2017: 93)
4) Komponen evaluasi
23
Evaluasi adalah perencanaan kegiatan yang telah terstruktur untuk
membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil
(outcome) terhadap rencana dan standar yang telah ditetapkan. Masukan
input adala segala sesuatu sumber daya bik itu alam maupun manusia yang
diperlukan dalam sistem pendidikan untuk menciptakan hasil-hasil
pendidikan. proses adalah aktivitas atu kegiatan yang dilakukan untuk
mengolah masukan pendidikan, seperti pembelajaran, pengembangan tenaga
kependidikan, dan kurikulum. output adalah keluaran/ hasil, ketika peserta
didik belum sampai pada klasifikasi hasil pendidikan. evaluasi dilakukan
terhadap pelaksanaan dari suatu program atau kegiatan berdasarkan
indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam program atau kegiatan
yang telah di tentukan. (Triwiyanto, 2015: 183)
Evaluasi kurikulum untuk meniali efisiensi, efektifitas, manfaat,
dampak, dan keberlanjutan suatu kurikulum. Dapat dilihat pada gambar
berikut: (Triwiyanto, 2015: 184)
Gambar 1.1 Komponen Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran.
Untuk mengetahui efektifitas kurikulum dan dalam upaya
memperbaiki serta menyempurnkan kurikulum, diperlukan juga evaluasi
kurikulum. Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditetapkan nilai kurikulum sehingga
dapat dijadikan indikator atau bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum
Input:
Kurikulu
m
Proses:
pembelajar
an
Output:
Tingkat
pencapaian hasil
belajar, sikap
tingkah laku dan
persamaan
Outcomes:
keberhasilan studi
memperoleh
pekerjaan,penghas
ilan, sikap dan
tingkah laku
Evaluasi kurikulum untuk menilai efisiensi, efektifitas,
manfaat, dampak, dan keberlanjutan dari suatu kurikulum
24
perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus
diperbaiki. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas
pencapaian tujuan kurikulum. Dalam konteks kurikulum, evaluasi berfungsi
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau
belum, evaluasi digunakan sebagai pencerahan dalam perbaikan strategi
yang ditetapkan. Dalam perkembangannya, pada pondok pesantren yang
sudah mengadopsi sistem modern, sistem evaluasi mulai di terapkan. Dalam
konsep kurikulum secara umum evaluasi terbagi dua, yaitu evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pelaksanaan mengajar.
2. ERA GLOBALISASI PENDIDIKAN
Dalam Era Global keadaan dunia menurut seorang futurolog terkenal,
Alvin Toffler, bergerak memasuki dunia baru yang dikenal dengan istilah
The Third Wave (Gelombang Ketiga), yakni gelombang peradaban dengan
kemajuan teknologi informasi, komputerisasi, revolusi biologi, teknologi
perang dan terorisme, dan lain-lain yang umumnya bersifat global.
(Kusmawati, dkk. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 6-No. 2 Juli. 2019:
99).
Menurut Nanang Martono dalam Bukunya Sosiologi Perubahan
Sosial, Era globalisasi yang dikenal dengan electronic proximity adalah
kedekatan elektronik, artinya jarak sudah tidak menjadi hambatan untuk
menjalin komunikasi antarwarga dari berbagai penjuru dunia. Hal ini
berdampak pada keterbukaan antarnegara untuk saling memberi dan
menukar informasi melalui cyber lektronic. (Haryanto. Dalam Jurnal Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan ISSN: 2087-9490 (p); 2597-940X (o) Vol. 9, No.
2. 2017: 17).
Trilling and Hood (1999 : 21) menyebutkab Gaya kegiatan
pembelajaran pada masa pengetahuan (knowledge age) atau abd 21 harus
menysesuaikan dengan kebutuhan pada masa pengetahuan (knowledge age).
Bahan pembelajaran harus memberikan desain yang lebih otentik untuk
melalui tantangan di mana peserta didik dapat berkolaborasi antar sesama
bahkan lebih luas untuk menciptakan solusi memecahkan masalah pelajaran.
25
Pemecahan masalah mengarah ke pertanyaan dan mencari jawaban oleh
peserta didik yang kemudian dapat dicari pemecahan permasalahan dalam
konteks pembelajaran menggunakan sumber daya informasi yang tersedia
melalui teknologi. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016: 264).
Perubahan yang terjadi pada abad ke-21/ era globalisasi menurut
Trilling and Fadel (2009) adalah: (a) dunia yang kecil, karena dihubungkan
oleh teknologi dan transportasi; (b) pertumbuhan yang cepat untuk layanan
teknologi dan media informasi; (c) pertumbuhan ekonomi global yang
mempengaruhi perubahan pekerjaan dan pendapatan; (d) menekankan pada
pengelolaan sumberdaya: air, makanan dan energi; (e) kerjasama dalam
penanganan pengelolaan lingkungan; (f) peningkatan keamanan terhadap
privasi, keamanan dan teroris; dan (g) kebutuhan ekonomi untuk
berkompetisi pada persaingan global. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-
259X. 2016: 264).
Era Globalisasi atau Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan
atau abad globalisasi. Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan
(knowledge age), dalam era ini, semua alternative upaya pemenuhan
kebutuhan hidup dalam berbagai konteks umumnya berbasis pengetahuan.
Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan
(knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis
pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social
empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis
pengetahuan (knowledge based industry) (Mukhadis, Jurnal Pendidikan
Karakter . 2013:115)
Dalam ranah era globalisasi dunia Saat ini, pendidikan berada di
keadaan pengetahuan (knowledge age) dengan kecepatan peningkatan
pengetahuan yang luar biasa. Kecepatan peningkatan pengetahuan tersebut
didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan
information super highway (Gates, 1996 dalam Wijaya, dkk. Jurnal ISSN
2528-259X. 2016: 264).
26
Salah satu ciri yang paling menonjol di abad ke-21/era globalisasi
adalah semakin bertautnya dunia dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga
sinergi di antaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti
semakin menyempitnya dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang
menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan penguasaan ilmu
pengetahuan oleh manusia. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016:
264).
Era globalisasi juga menghadirkan cara hidup baru khususnya dalam
interaksi sosial masyarakat modern. Di era ini terjadi kompetisi yang ketat,
baik secara personal maupun interpersonal . Karena kompetisi tidak hanya
terjadi antara kelompok yang sama-sama kuat, akan tetapi juga antara yang
kuat dan yang lemah. Menurut Tilaar dalam Suhartini Era globalisasi
merupakan tatanan kehidupan manusia yang secara global dan umumnya
telah melibatkan seluruh aspek umat manusia. globalisasi secara khusus
telah memasuki tiga area penting dalam kehidupan manusia yaitu, ekonomi,
politik, dan budaya (Suhartini, Jurnal Majora FIK UNY. 2007:20).
Terdapat 7 (tujuh) jenis keterampilan hidup yang dibutuhkan di Abad
21 (Wagner, 2008).
1) keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah,
2) kolaborasi berbasis jaringan dan memimpin dengan pengaruh,
3) mampu mengubah arah serta bergerak secara cepat dan efektif dan
beradaptasi,
4) memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan,
5) memiliki kemampuan berbicara dan menulis secara efektif,
6) mengakses dan menganalisis informasi, dan
7) bersikap selalu ingin tahun dan berimajinasi
(Yusuf, Jurnal Ilmiah Pesantren. 2017: 394).
Dampak dari kecenderungan perubahan yang terjadi pada Abad
21/Era Globalisasi adalah munculnya kompetnsi baru yang hanya menjadi
27
tiga kompetensi besar yang kemudian disebut sebagai Kerangka
Kompetensi Abad 21, yaitu
1) life and career skills
2) learning and innovation skills, dan
3) information, media, and technologi skills.
a. Ciri-ciri Globalisasi
Ciri-ciri globalisasi menurut Hamijojo, 1990 dalam Suhartini yaitu
sebagai berikut:
1) Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan
teknologi
2) transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi
dan managemen yang tangguh.
3) Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas
tersebut saat ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi,
sosial politik, dan sekaligus mempertemukan tatanan sebelum sulit
dipertemukan.
4) Adanya saling ketergantungan antar Negara.
5) Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal
gagasan, pembaharuan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode
pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukan
globalisasi. Ini telah lama terjadimelalui literatur, atau kontak antar
pakar dan mahasiswa. (Hamijojo,1990, oleh Suhartini, Jurnal Majora
FIK UNY. 2007:19)
b. Ciri-ciri masyarakat Global
Soedjatmoko ( 1991:97) dalam Jurnal Suhartini menggambarkan sifat-
sifat dan kemampuan yang harus dimiliki manusia Indonesia dimasa
mendatang/Era Globalisasi sebagai berikut:
1) Orang harus serba tahu atau well Informe, serta harus selalu
menyadari bahwa proses belajar tidak akan pernah selesai untuk
menjawab dunia yang secara terus menerus mengalami perubahan
secara cepat.
28
2) Harus kreatif dalam memberikan jawaban terhadap tantangan baru,
serta punya kemampuan mengantisipasi setiap perkembangan.
3) Mempunyai kepekaan terhadap keadilan sosial dan solidaritas sosial.
4) Memiliki harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri berdasarkan
iman yang kuat.
5) Sanggup mengidentifikasi dimensi-dimensi moral dan etis dalam
perubahan sosial satau pilihan teknologi serta sanggup menalar secara
moral, agama untuk masalah perkembangan-perkembangan baru.
Menurut Ulrich Teicher (1997:54) dalam Jurnal Suhartini, manusia
masa depan harus mempunyai persyaratan kualitas dan kemampuan yaitu:
1) Fleksibel. 2) Mampu dan bersedia untuk berpartisipasi dalam inovasi
serta menjadi kreatif. 3) Mampu menguasai hal-hal yang tidak menentu atau
seringkali berubahubah. 4) Mampu bekerja dalam tim. 5) Tertarik dan siap
belajar seumur hidup. 6) Mampu mengambil tanggung jawab yang
diserahkan kepadanya. 7) Mampu menyiapkan diri untuk melakukan
internasionalisai pasar kerja melalui pengertiannya tentang budaya. 8)
Cakap dan terampil dalam berbagai hal yang berupa keterampilan dasar dan
umum sebagai pendukung profesinya. : (Suhartini, Jurnal Majora FIK UNY.
2007:6).
P21 (Partnership for 21st Century Learning) mengembangkan
framework pembelajaran di abad 21/era globalisasi menuntut peserta didik
untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang
teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi
serta keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Dalam Framework juga
menjelaskan tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus
dikuasai agar siswa dapat sukses dalam kehidupan dan pekerjaannya..
(Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016: 266).
Adapun penjelasan mengenai framework pembelajaran abad ke-21
menurut (BSNP:2010) adalah sebagai berikut:
29
a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-
Thinking and Problem-Solving Skills), lateral, dan sistemik, terutama dalam
konteks pemecahan masalah;
b) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
and Collaboration Skills), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara
efektif dengan berbagai pihak pihak;
e) Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and
Innovation Skills), mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya
untuk menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif;
f) Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communications Technology Literacy), mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-
hari;
g) Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) ,
mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai
bagian dari pengembangan pribadi, dan
h) Kemampuan informasi dan literasi media, mampu memahami dan
menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam
gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan
beragam pihak. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016: 266).
c. Tantangan Pendidikan Era Globalisasi
Berbagai faktor yang dikelompokkan menjadi tantangan dalam
menapaki kehidupan era global dapat diidentifikasikan yaitu
1) Penguasaan Ipteks,.
2) Era kesejagatan.
3) Tenaga keja.
4) Pengangguran.
5) Kesejahteraan
6) Eksplorasi dan konservasi sumberdaya
(Mukhadis, Jurnal Pendidikan Karakter . 2013:121).
3. PONDOK PESANTREN
30
Kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan
akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat
para santri. Dianggap juga sebagai gabungan kata sant (manusia baik)
dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti
tempat pendidikan manusia baik-baik. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-
ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1 Pebruari 2020: 49)
Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan bercorak
Islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar dengan system
pendidikannya dengan adanya asrama, yang para santrinya menerima
pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah, yang
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang kiyai
dengan ciri khas yang bersifat kharismatik dan independen. Pesantren dapat
dikategorikan sebagai lembaga non-formal Islam, dikarenkana keberadaan
pendidikan memiliki program pendidikan yang disusun sendiri dan pada
umumnya bebas dari ketentuan pendidikan formal (Saifuddin, Jurnal
Pendidikan Agama Islam, vol o3, No 01, Mei 2015: 213).
Pesantren diidentikan dengan sistem pendidikannya yang tradisional/
lama. Awalnya pesantren hanya memberikan pada belajar membaca Al-
quran dan tentang keislaman dengan segala unsur-unsur kajiannya seperti
kitab kuning. Namun belakangan ini, sebuah pesantren menerapkan juga
lembaga pendidikan formal (sekolah), yaitu madrasah mulai dari Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyyah, dan Madrasah Aliyah, sampai
perguruan tinggi (Perguruan Tinggi Agama Islam). (Ahmadi, 2016: 146) .
Karna memiliki ciri khas tersendiri, tradisi pendidikan di pesantren
yang menurut Zamakhsary Dhofier setidak-tidaknya dapat ditandai dengan
lima elemen pendudkungnya yaitu sebagai berikut:
1) pondok (asrama)
2) masjid
3) santri
4) pengajaran kitab kuning
5) dan kyai
31
hal ini tentunya tidak terlepas dari kehidupan keseharian antara normatifitas
pendidikan dengan pengamalan secara riil. (Haedari, 2004. Hal, 78)
Menurut Departemen Agama RI di antara komponen-komonen pokok
yang terdapat pada sebuah pesantren adalah;
1) pondok (asrama santri), 2) masjid, 3) santri, 4) pengajaran kitab-kitab
klasik/kitab kuning, 5) kiai dan ustadz 6) madrasah/sekolah serta 7) sistem
tata nilai (salaf/ tradisional-khalaf/modern) sebagai ruh setiap pesantren.
(Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1
Pebruari 2020: 49)
Mastuhu menyebutkan ada sepuluh jenis metode kurikulum yang
digunakan oleh pondok pesantren, yaitu; sorogan , bandongan,
musyawarah/ bahtsul masa’il, pengajian pasaran, hafalan (muhafadzah),
praktek ibadah, rihlah imlak, muhawarh/ muhadatsah, mudzaaroh, dan
riyadhah. (Saifuddin, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015:
223)
Adapun metode yang lazimnya diterapkan dalam pendidikan di
pesantren adalah wetonan, sorogan, bandongan, dan hafalan. Metode
wetonan merupakan metode kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran
dengan duduk lesehanatupun di bangku disekeliling kyai yang menerangkan
pelajaran dan diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini sering juga
disebut dengan bandongan atau halaqah. Metode sorogan merupakan suatu
metode dimana para santri menghadap guru/kyai seorang atau berkelompok
dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kyai membacakannya dan
menerjemahkannya kalimat demi kalimat, kemudian menerangkan
maksudnya. Santri menyimak dan memperhatikan bacaan kyai dan
mengulanginya sampai memahaminya. Metode hafalan merupakan metode
santri dituntut untuk menghafal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang
dipelajarinya biasanya cara menghafal ini diajarkan dalam bentuk syair atau
lagu. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1
Pebruari 2020: 50)
32
Berdasarkan tingkat konsistensinya dengan sistem tradisional/lama
dan keterpengaruhannya oleh sistem modern, secara garis besar pondok
pesantren dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu
1) Pondok Pesantren Salafiyah
Kata salaf yang berarti lama, dahulu ataupun tradisional. Pondok
pesantren salafiyah merupakan pondok pesantren yang menyelenggarakan
pelajaran dengan sistem tradisional, sebagaimana yang berlangsung sejak
awal pertumbuhannya, pembelajaran dilakukan secara individualis atau
kelompok dengan lebih berkonsentrasi pada kitab-kitab kuning berbahasa
Arab, penjenjangan tingkta kelas tidak didasarkan pada satu waktu tetapi
berdasarkan tamatnya kitab yang dipelajari. Dengan tamatnya satu kitab
tertentu, santri dapat naik jenjang yang mempelajari kitab yang tingkat
kesukaranya lebih tinggi, dan seterusnya. Unsur pondok pesantren itu
sendiri meliputi kyai, masjid, santri, pondok atau asrama dan pengajaran
kitab-kitab klasik (kitab kuning). Kyai adalah gelar kehormatan yang
diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau
menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada para
santrinya baik di dalam pondok pesantren maupun diluar pesantren.
(Saifuddin, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015: 215)
Metode pembelajaran di pondok pesantren salafiyah umumnya
bersifat tradisional, yaitu pembelajaran yang terapkan menurut kebiasaan
yang telah lama dilaksanakan di pesantren atau dapat juga disebut sebagai
metode pembelajaran asli (original) di pondok pesantren tanpa ada campur
pembaharuan kedalamnya. Di samping itu ada pula metode pembelajaran
modern (tajdid). Metode pembelajaran tajdid ini merupakan metode
pembelajaran hasil dari pembaharuan dikalangan pondok pesantren dengan
memasukkan metode yang berkembang pada masyarakat modern pada
umumnya, meski tidak selalu diikuti penerapan sistem modern, yaitu sistem
sekolah atau madrasah.
2) Pondok Pesantren Khalafiyah atau Ashriyah
33
Kata khalaf yang berarti kemudian atau belakang, sedangkan kata
ashriyah yang berarti sekarang atau modern. Pondok pesantren khalafiyah
merupakan pondok pesantren yang menerapkan kegiatan pendidikan dengan
pendekatan modern melalui suatu pendidikan formal, baik madrasah (MI,
MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK).
Pendekatan klasikal pembelajaran pondok pesantren khalafiyah
dilakukan secara bertingkat atau berjenjang dan berkesinambungan, dengan
program-program yang didasarkan pada satuan waktu, seperti catur wulan,
semester, tahun kelas dan seterusnya yang menyesuaikan sistem formal
pada umumnya. Pada pondok pesantren khalafiyah, kata pondok lebih
banyak difungsikan sebagai asrama yang terpisah dengan pendidikan formal
untuk memberikan lingkungan yang lebih kondusif untuk pendidikan
agamanya. (Saifuddin, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015:
218).
Sistem pendidikan di pesantren dijelaskan oleh Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakkir (2006: 235) dalam Yasin dapat digambarkan sebagai berikut:
(Yasin, 2008: 244).
1) Menggunakan sistem pendidikan tradisional, dengan ciri adanya
kebebasan penuh dalam proses pembelajarannya, terjadinya hubungan
interaktif antara kyai dan santri.
2) Pola kehidupan di pesantren menonjolkan semangat demokrasi dalam
praktik memecahkan masalah-masalah internal non-kulikuler.
3) Peserta didik (para santri) dalam menempuh pendidikan di pesantren
tidak berorientasi semata-mata mencari Ijazah dan gelar, sebagaimana
sistem pendidikan disekolah formal.
4) Kultur pendidikan diarahkan untuk membangun dan membekali para
santri agar hidup sederhana, memiliki idealisme, persaudaraan,
persamaan, percaya diri, kebersamaan dan memiliki keberanian untuk
siap hidup di masa depan.
34
5) Dalam sejarahnya, alumni pesantren umumnya tidak bercita-cita untuk
menjadi atau menguasai kedudukan (jabatan) di pemerintahan, karna
itu mereka juga sulit untuk bisa dikuasai oleh pemerintah.
Alamsyah Ratu Prawiranegara menegemukakan beberapa pola umum
yang khas yang terdapat dalam pendidikan Islam trasisional sebagai berikut:
1) Independen
2) Kepemimpinan tunggal
3) Kebersamaan dalam hidup yang merefleksikan kerukunan
4) Kegotong-royongan
5) Motivasi yang terarah dan pada umumnya mengarah pada peningkatan
kehidupan beragama. (Haedari. 2004, hal. 15)
Dalam kaitannya dengan respon kurikulum pesantren terhadap
dinamika modernitas, setidaknya terdapat dua hal yang utama yang perlu
diperhatikan. Keduanya adalah upaya kultural keilmuan pesantren pada
umumnya, sehingga paradigma keilmuannya menemukan relevansinya
dengan perkembangan kontemporer. 1) keilmuan pesantren muncul sebagai
upaya pencerahan bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Ini dapat
dilakukan dengan upaya menafsirkan teks-teks Islam menjadi Shalihun
likulli zaman, dinamis, dan terbuka. 2) karena pesantren dipandang sebagai
lembaga pendidikan, maka kurikulum pengajarannya setidaknya memiliki
orientasi terhadap dinamika kekinian. Maksudnya adalah keilmuan
pesantren juga penting mengadopsi metode yang dikembangkan ilmu-ilmu
sosial. (Haedari, 2004. Hal, 78)
Kurikulum pendidikan pesantren dalam pengembangan kurikulum
pondok pesantren masa depan menurut hasan paling tidaknya memiliki
beberapa komponen, antara lain yaitu tujuan, isi pengetahuan dan
pengalaman belajar, strategi dan evaluasi. Biasanya dalam komponen tujuan
tersebut terbagi dalam beberapa tingkatan pula, yakni tujuan pendidikan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurekuler dan tujuan instruksional.
Dalam hal ini, berbagai tingkat tujuan tersebut satu sama lainnya merupakan
35
suatu kesatuan yang tentunya tidak terpisahkan. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal
Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1 Pebruari 2020: 55)
Dalam pergeseran paradigma kehidupan tentunya mengikuti
perubahan. Menurut Wibowo (2008:9) Perubahan adalah yang membuat
sesuatu menjadi berbeda dari sebelumya, perubahan merupakan
pergerakkan dari keadaan semula suatu instansi menuju pada keadaan yang
diinginkan dimasa depan dengan adanya factor-faktor yang mendukung
maupun yang menghambat yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Arifin.
Dalam Jurnal EduTech ISSN: 2442-6024 e-ISSN: 2442-7063Vol. 3 No. 1
Maret 2017: 121)
Tujuan proses dari pada modernisasi pondok pesantren adalah
berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di
pesantren. Akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai kecendrungan-
kecendrungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini
dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern
termasuk mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas
perkembanagan di luar drinya, diversifikasi program, kegiatan di pesantren
makin terbuka dan luas, dan tentunya sudah dapat berfungsi sebagai pusat
pengembangan masyarakat. (Hasbullah dalam Ahmadi, 2016: 156).
Kurikulum pendidikan Islam menurut Kusmawati adalah salah satu
kekuatan kunci untuk pembentukan akhlak peserta didik. Seperti diketahui,
tujuan dari kurikulum pendidikan Islam adalah pemanfaatan hidup manusia
tidak hanya didunia tetapi juga di akhirat. Nilai-nilai keagamaan yang
ditanamkan kepada para santri didasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
(Kusmawati, dkk. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 6-No. 2 Juli. 2019:
101)
Sejak tahun 1983 pemerintah yang diwakili oleh Departemen Agama
telah memberikan pembinaan kepada lembaga pendidikan pesantren.
Pembinaan tersebut secara umum untuk: (Yasin, 2008: 251)
1) Meningkatkan dan membantu pesantren dalam rangka membina dan
mendinamisir pesantren di seluruh Indonesia sehingga mampu
36
mencetak manusia muslim selaku kader-kader penyuluh pembangunan
(agent of development), yang bertaqwa, cakap, berbudi luhur, dan
trampil bekerja untuk membangun diri dan keluarganya serta bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan dan keselamatan bangsa.
2) Menetapkan pesantren dalam mata rantai keseluruhan sistem
pendidikan nasional, baik pendidikan formal maupun pendidikan non-
formal dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan
perencanaan ketenaga kerjaan yang menghasilkan anggota masyarakat
yang memiliki kecakapan sebagai tenaga pembangunan.
3) Membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan
ajaran-ajaran agama dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada
semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang berguna
bagi agama, masyarakat dan negara.
Tentunya, agar hal tersebut terealisasikan, pesantren harus bertolak
pada paradigma yang digunakan dan melakukan pembaharuan terhadap
sistem lembaganya. Menurut Ahmad Tafsir, dalam Islam ada tiga paradigma
besar ilmu pengetahuan yaitu 1)paradigma sains, pengetahuan yang
diperoleh akal dan indera seperti fiqh; 2) paradigma logis yaitu pengetahuan
dengan objek yang abstrak seperti filsafat; dan 3) paradigma mistik yang
diperoleh dengan rasa. (Tafsir, 2008: 204).
Dalam kaitanya, pesantren dituntut melakukan trobosan-trobosan baru
sebagai berikut: (Haedari, 2004. Hal, 86)
1) Membuat kurikulum terpadu, gradual, sistematik, egaliter, dan bersifat
buttom up (tidak top down) artinya penyususnan kurikulum tidak lagi
didasarkan pada konsep plain for student tetapi palin by student.
2) Melengkapi sarana penunjang proses pembelajaran, seperti
perpustakaan buku-buku klasik dan kontemporer, majalah, sarana
berorganisasi, sarana olah raga, internet, dan lain sebagainya.
3) Memberikan kebebasan kepada santri yang ingin mengembangkan
talenta mereka masing-masing, baik yang berkenaan dengan
pemikiran, ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kewirausahaan.
37
4) Menyediakan wahana aktualisasi diri di tengah-tengah masyarakat.
Terdapat tiga fungsi pokok pesantren yaitu: (Haedari, 2004. Hal, 86)
1) Transmissi ilmu pengetahuan Islam (transmission of Islamic
knowledge), pengetahuan islam dimaksud tentunya tidak hanya
meliputi pengetahuan agama, tetapi juga mencakup seluruh
pengetahuan yang ada.
2) Pemeliharaan tradisi Islam (maintenance of Islamic tradition)
3) Pembinaan calon-calon ulama (reproduction of ulama).
Menurut Daulay (2004: 137) dalam Jamaluddin, ciri-ciri pesantren
masa depan ada 3, yaitu diantaranya ledakan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kompetitif, moral dan pluralisme. (Jamaluddin, Jurnal KARSA.
2012: 138).
Pelaksanaan kurikulum pesantren oleh seorang guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat mengadaptasi teori-
teori pembelajaran dari teori lama dengan teori yang baru, yang salah
satunya sebagaimana tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) sebagai berikut: (Fathurrochman,
Jurnal Studi Manajemen Pendidikan. 2017: 91)
a) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada kompetensi, perkembangan
dan kondisi santri untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini santri harus mendapatkan pelayanan pendidikan
yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu: 1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa; 2) belajar untuk memahami dan menghayati; 3) belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; 4) belajar untuk hidup
bersama dan berguna bagi orang lain; dan 5) belajar untuk membangun
dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif,
aktif, kreatif, dan menyenangkan.
38
c) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan santri mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi santri dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi santri yang
berdimensi ketuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan santri dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
dengan prinsip tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing
ngarso sung tulodo (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di
tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan.
Mastuhu memberikan mengenai konsep tentang model dan
paradigma Pendidikan pesasntren yang diharapkan menjadi orientasi dan
landasan dalam kurikulum lembaga Pendidikan pesasntren, yaitu : (Nisa,
dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1 Pebruari
2020: 57)
1) Dasar Pendidikan, Pendidikan pesasntren harus mendasarkan pada
“teosentris‟ dengan menjadikan “antroposentris” sebagai bagian
esensial dari konsep teosentris. Hal ini berbeda dengan pendidikan
sekuler yang hanya bersifat antroposentris semata.
2) Tujuan Pendidikan, kerja membangun kehidupan duniawiyah melalui
pendidikan sebagai perwujudan mengabdi kepada-Nya. Pembangunan
kehidupan duniawiyah bukan menjadi tujuan final, tetapi merupakan
kewajiban yang diimani dan terkait kuat dengan kehidupan ukhrawiyah,
tujuan finalnya adalah kehidupan ukhrawi dengan ridla Allah SWT.
3) Konsep manusia, Pendidikan Islam memandang manusia mempunyai
fitrah yang harus dikembangkan, tidak seperti pendidikan sekuler yang
memandang manusia dengan tabularasa-nya.
4) Nilai, Pendidikan pesasntren berorientasi pada Iptek sebagai kebenaran
relatif dan Imtaq sebagai kebenaran mutlak. Berbeda dengan
pendidikan sekuler yang hanya berorientasi pada Iptek.
39
B. Studi Relevan
Beberapa penelitian yang relevan mengenai relevansi kurikulum
pondok pesantren terhadap era globalisasi yang sudah di lakukan adalah:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaluddin (2012), yang
berjudul “Metamorfosis Pesantren di Era Globalisasi”. Tulisan ini
mendeskripsikan perkembangan peran dan fungsi pesantren sejak awal
"kelahirannya" yang terjadi pada kehidupan masyarakat tradisional sampai
pada perubahan model pesantren yang menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi informasi. Model pendidikan pesantren menjamur jauh sebelum
lembaga pendidikan formal didirikan di Indonesia, sehingga kontribusinya
sangat besar dalam pembangunan bangsa ini. Mempertahankan
eksistensinya di tengah tren perkembangan masyarakat modern tentunya
tidak mudah. Karena pesantren, di satu sisi, merupakan lembaga penguatan
keagamaan dan moral, tetapi di sisi lain ia harus mampu beradaptasi dan
bermetamorfosis sesuai dengan perkembangan masyarakat modern.
Tantangan besar dalam masyarakat modern adalah dekadensi moral dan
agama, lambatnya laju perkembangan ekonomi masyarakat, dan tingginya
angka konsumerisme masyarakat. Berdasarkan tantangan ini, pesantren
dapat melakukan revitalisasi peran dan fungsinya sebagai lembaga
pendidikan dan pusat pemberdayaan masyarakat.
Perbedaan penulisan ini dengan penulis adalah Metamorfosis
Pesantren di Era Globalisasi sedangkan penulis meneliti tentang Relevansi
Kurikulum Pondok Pesantren Terhadap Era Globalisasi. Sedangkan
persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pondok pesantren
dalam penyesuaian era globalisasi.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Tangguh Putra Pratama (2014) yang
berjudul “Peranan Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam
Pengembangan Pendidikan Santri untuk Menghadapi Tantangan di Era
Globalisasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana
sistem pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren Hudatul Muna II
Ponorogo dalam menghadapi tantangan di era globalisasi (2) faktor
40
pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo
dalam menghadapi tantangan di era Globalisasi Dari hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo
menerapkan sistem yang memadukan antara ilmu agama dan ilmu umum,
serta adanya program-program yang lain, seperti program pendidikan,
program sosial, program perekonomian. Hal ini diambil sebagai perwujudan
untuk mencetak generasi yang berkualitas secara fisik, mental dan spiritual
serta berwawasan IPTEK. Hal itu nantinya akan menjadi bekal santri
lulusan Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam menghadapi
tantangan era globalisasi.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah Peranan Pondok
Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam Pengembangan Pendidikan
Santri untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi sedangkan penulis
meneliti Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren terhadap Era Globalisasi di
Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi. Persamaan penulisan ini
adalaha sama-sama meneliti pondok pesantren dalam penyesuaian era
globalisasi.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Munawir Yusuf (2017) yang berjudul
“Rekonstruksi Kurikulum Pondok Pesantren (Kajian Khusus Kurikulum
PPMI ASSALAAM)”. Tulisan ini mencoba mengangkat tema kurikulum
podok pesantren dengan fokus pada perlunya rekonstruksi kurikulum di
PPMI Assalaam. Melalui tulisan ini ingin dikaji paradigma pengembangan
kurikulum, paradigm Pondok Pesantren, Telaah kurikulum PPMI Assalaam
yang digunaan saat ini, dan Rekonstruksi Kurikulum PPMI Assalaam yang
ditawarkan. Tujuan dilakukan peninjauan dan restrukturisasi terhadap
Kurikulum PPMI Assalaam adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi
kebutuhan pengembangan kurikulum yang digunakan di PPMI Assalaam
menyesuaikan dengan perkembangan terkini dan tuntutan perubahan masa
depan. (2) Memadukan antara ideologi pondok, kebijakan pemerintah,
tuntutan perubahan masa depan dengan aspirasi dan harapan orangtua dan
masyarakat. (3) Mencari formula rumusan Kurikulum PPMI Assalaam yang
41
ideal yang diharapakan mampu menjawab kebutuhan dan tuntutan
perkembangan sesuai dengan ideologi PPMI Assalaam.
Perbedaan penulisan ini dengan penulis adalah Rekonstruksi
Kurikulum Pondok Pesantren (Kajian Khusus Kurikulum PPMI
ASSALAAM) sedangkan penulis Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren
terhadap Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pondok pesantren
dalam penyesuaian era globalisasi.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
menilai suatu kondisi obyek alamiah, peneliti ditetapkan sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilaksanakan secara universal, analisis data
bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
kepada makna yang lebih khusus. (Sugiyono. 2013: 1). Penelitian kualitatif
bertujuan mengembangkan konsep sensivitas pada permasalahn yang
dihadapi dan menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori
dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman suatu hal
dari fenomena yang terjadi. (Gunawan. 2015:80)
Desain yang digunakan peneliti adalah desain deskriptif kualitatif,
desain penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan informasi dan data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. laporan
penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian penelitian. (Moleong, 2018: 11). Data tersebut bisa berasal dari
naskah wawancara, dokumen resmi lainnya dan catatan atau memo.
(Moleong, 2014. Hal, 11).
Dengan demikian penulis bermaksud mendeskripsikan keadaan
dan fenomena yang sebenarnya tentang: “Relevansi Kurikulum Madrasah
Aliyah dengan Era Globalisasi di Pondok Pesanteren As’ad Seberang Kota
Jambi”.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1) Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Madrasah Aliyah As’ad Seberang
Kota Jambi. Penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi yang lebih
lengkap dengan maksud agar hasil penelitian benar-benar dapat di uji
kebenarannya.
43
2) Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan memberikan
informasi dan data yang diperlukan oleh peneliti seperti Waka Kurikulum
Madrasah Aliyah As’ad, Waka Kesiswaan, Guru-guru, dan santri di Pondok
Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.
Maka dalam penelitian ini Waka Kurikulum di tetapkan sebagai
key informan/ informasi kunci. Sedangkan Waka Kesiswaan, Guru-guru,
dan santri di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi merupakan
informan tambahan.
Dalam penelitian kualitatif ini teknik sampling yang digunakan
adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. purposive sampling
merupan proses pengambilan sumber data sudah melalui tahap
pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut di anggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan. (Sugiyono. 2013. Hal, 53).
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data, yang pada awalnya ditentukan dengan sumber informasi yang
jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan dikarnakan
dari jumlah sumber data yang sedikit, belum dapat memberikan data yang
diinginkan, maka peneliti menambah informasi lagi yang dapat digunakan
sebagai sumber data. (Sugiyono. 2013, hal. 54).
C. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan dari lapangan
penelitian seperti kata-kata tindakan orang-orang yang diamati atau di
wawancarai merupakan yang menjadi sumber data utama. Sumber ini di
ambil dengan metode pencatatan tertulis atau wawancara, pengambilan
foto, ataupun film.
b) Data Skunder
Data skunder adalah data yang bersumber dari sumber bacaan dan
berbagai sumber lainnya yang terdiri dari buku harian, surat pribadi,
44
sampai dokumen-dokumen resmi, note, data skunder dapat berupa
buletin, survey, dan sebagainya yang dapat menjadi data tambahan dari
data skunder.
2) Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi akan
tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial
yang terdiri dari tiga elemen yakni tempat (place), pelaku (actors),
aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. (Sugiyono. 2015:
297. untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka
diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu: (Arikunto, 2013: 72).
1) Person, yaitu sumber data langsung dari seseorang yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau
jawaban tertulis melalui angket.
Dalam hal ini WAKA Kurikulum adalah orang yang pertama
peneliti teliti , karena WAKA Kurikulum merupakan pihak yang
dapat memberikan rekomendasi atau informasi yang ingin di teliti.
2) Place , yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa tempat
keadaan baik itu yang bergerak atau permanen.
a) permanen, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda dan
lain-lain.
b) Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, kegiatan belajar-mengajar,
dan lain sebagainya.
Dalam hal ini Keadaan atau kejadian serta fenomena (historis)
merupakan keadaan umum di Pondok Pesantren As’ad Seberang
Kota Jambi.
3) Paper, yaitu berupa kertas atau sumber data yang menyajikan tanda-
tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.
Dalam hal ini Dokumen yang diperoleh merupakan catatan
kondisi atau keadaan yang sudah berlalu dan gambar (foto) tentang
keadaan sekarang.
45
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu pilihan yang
strategis dalam penelitian, karna tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu
data yang akurat. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan
pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan
data lebih banyak pada observasi yang berperan serta, wawancara scara
mendalam, dan dokumentasi. (Sugiyono, 2013. Hal. 62).
1) Pengamatan (observation)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakaukan dengan cara mengadakan penelitian langsung maupun tidak
langsung di lapangan secara teliti, serta pencatatan secara sistematis
(Arikonto 2002 dalam Gunawan, 2015. Hal. 141). Observasi/pengamatan
dalam penelitian ilmiah merupakan studi yang disengaja dan dilakukan
secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati
dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau kelompok orang dalam
konteks kehidupan sehari-hari, dan memperhatikan syarat-syarat penelitian
ilmiah. (Gunawan. 2015, hal. 150)
2) Wawancara (interview)
Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan cara
face to face antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai
(interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara
bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang
diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. (Gunawan. 2015.
Hal. 162). Dalam pelaksanaannya, wawancara dibedakan sebagai berkut:
a) Wawancara Terstruktur (Structured Interwiew)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui tentang
informasi yang akan diperoleh. (Gunawan, 2015. Hal. 162). Dalam
wawancara terstruktur instrumen penelitian sudah ditetapkan, dan tidak di
ubah-ubah. (Gunawan. 2015: 162). Oleh karena itu dengan wawancara
46
terstruktur, setiap responden diberi pertanyaan yang sama, sehingga dalam
melakukan wawancara harus membawa instrumen sebagai pedoman
wawancara
b) Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)
Wawancara tak berstruktur bersifat lebih santai dan terbuka. Dalam
implementasinya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur
karena dalam melakukan wawancara dilakukan secara alamiah untuk
menggali ide dan gagasan informasi secara terbuka tanpa menggunakan
pedoman wawancara (Sugiyono dala Gunawan. 2015: 163).
Dalam pengumpulan informasi melalui wawancara dilakukan
secara lisan melalui tanya jawab secara langsung terhadap informan,
sehingga memperoleh data yang lengkap sesuai yang dibutuhkan peneliti.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah terjadi.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang, Studi dokumentasi merupakan penyempurna dari
penggunaan metode observasi dan metode wawancara. (Sugiyono dalam
Gunawan 2015: 176). Penggunaan dokumentasi dalam suatu penelitian
untuk menguatkan hasil observasi dan wawancara sehingga lebih kredibel/
dapat dipercaya. Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari
penggunaan dokumentasi, yang mengarahkannya untuk
mendokumentasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan Kurikulum
Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi. Dengan demikian, teknik
pengumpulan data dengan dokumentasi akan sangat mendukung proses
penelitian yang peneliti lakukan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan penyusunan secara
sistematis dari data yang diperoleh melalui hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi (Sugiyono. 2015. Hal, 335). Analisis data di
lapangan model Miltes dan Huberman (1984) sebagaimana yang dikutip
oleh sugiyono mengemukkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
47
dilakukan sera interaktif dan berlangsung secara terus smenerus sehingga
datanya sudah menemui kejenuhan. Aktifitas dalam analisis data yaitu
reduction (reduksi data), display (penyajian data), dan conclusion
(penarikan kesimpulan). (Sugiyono. 2013. Hal, 91)
1) Reductoin (reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebihkhusus dan jelas, serta mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data berikutnya. (Sugiyono, 2013. Hal, 92).
2) Penyajian Data (display data)
Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya ialah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, display data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Dengan tehnik penyajian data, maka akan memudahkan peneliti
untuk memahami apa yang tengah terjadi, dan merencanakan progres
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dimengerti. (Sugiyono. 2013. Hal,
95).
penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara
sistemik dalam rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan
penelitian, Dalam penelitian ini data yang disajikan merupakan gambaran
seluruh informasi tentang Kurikulum Madarasah Aliyah dengan Era
Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.
3) Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila
nantinya tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang
sampaikan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan
konsisten maka saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
48
maka kesimpulan yang sampaikan haruslah kesimpulan yang kredibel.
(Sugiyono. 2013. Hal, 99).
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dirasakan
dapat memberi jawaban rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau
mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang apabila penelitian
berada di lapangan. (Sugiyono, 2013. Hal, 99)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data merupakan suatu strategi untuk
mengurangi kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian yang
tentunya akan berdampak pada akhir dari suatau penelitian. Untuk itu,
dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian tentunya harus
melalui bebebrapa tahap teknik pengujian. Pengujian keabsahan data dalam
penelitian kualitatif dapat dinyatakan relevan dan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. Adapun metode yang peneliti gunakan
dalam menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas
data (credibility). Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman
sejawat, analisis kasus negative, dan member chek. (Sugiyono. 2013. Hal,
121).
Dalam hal ini penulis menggunakan teknik penmeriksaan keabsahan
data tringulasi.
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber adalah menggalli kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai sumber informasi data. Dalam triangulasi sumber yang
terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya
perbedaan-pebedaan tersebut. (Gunawan. 2015: 219)
49
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang telah
diperoleh yang dilakukan dengan cara mengecek data melalui beberapa
sumber. (Sugiyono. 2013. Hal, 127).
2) Triangulasi tehnik (metode)
Triangulasi tehnik/metode adalah usaha mengecek keabsahan data,
melalui metode tertentu untuk mengecek keabsahan temuan penelitian.
(Gunawan. 2015: 219).
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data pada sumber informasi yang sama namun
dengan teknik yang berbeda. Seperti data di peroleh wawancara,
dokumentasi, atau kuesioner. (Sugoyono. 2013. Hal, 127).
3) Triangulasi waktu
Waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data penelitian. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di waktu pagi hari pada saat
narasumber masih semangat, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih akurat sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono. 2013.
Hla, 127)
G. Jadwal Penelitian
Untuk penelitian pelaksanaan kegiatan lapangan yang sesuai dengan
perencanaan sebelumnya, maka peneliti membuat kegiatan penelitian ini ini
yang dibagi menjadi beberapa tahapan yang meliputu sebagai berikut:
1) Pembuatan proposal, mengajukan dosen pembimbing, bimbingan
proposal, izin seminar, izin riset, dan seterusnya.
2) Mengumpulkan data lapangan sejalan dengan analisis data tahapan
awal.
3) Analisis lanjutan, bimbingan skripsi, penulisan laporan penelitian, dan
memperbanyak laporan dan selanjutnya untuk disajikan.
4) Adapun jadwal penelitian yang telah dijelaskan tersebut dapat di lihat
pada tabel berikut:
No Jenis Bulan
Kegiatan Agustus
2019
September
2019
Desember
2019
Januari
2020
Februari
2020
Maret
2020
April
2020
Mei
2020
Juni
2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penelitian Awal √
2 Pengajuan
Judul
√
3 Pembuatan
Proposal
√
4 Pengurusan DP √
5 Seminar
Proposal
√
6 Perbaikan Hasil
Seminar
√
7 Pengurusan
Izin Riset
√
8 Riset Lapangan √ √ √ √ √ √
9 Pengelolaan
Data
√ √ √
10 Penyusunan
Skripsi
√ √
11 Perbaikan
Skripsi
√
12 Penyempurnaan
Skripsi
√
13 Pengadaan
Skripsi dan
Penyampaian
kepada Tim
Penguji dan
Fakultas
√
50
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Selayang Pandang Historis Pondok Pesantren As’ad
Madrasah sebagai salah satu komponen penyelenggaraan
pendidikan di Jambi telah mengalami banyak perkembangan. Salah satunya
adalah Pondok Pesantren As’ad. pada tahun 1915 ( 100 tahun silam ) dimana
sarana pendidikan Islam (Madrasah) banyak yang tumbuh dan berkembang
dengan jumlah yang cukup banyak, namum seiring dengan perkembangan
zaman banyak Madrasah-madrasah yang tidak aktif lagi. Ada banyak faktor
penyebabnya salah satunya yaitu karena Madrasah yang masih bersistem
tradisional tanpa memasukkan mata pelajaran umum sebagai salah satu
bidang studinya. Diera perkembangan Teknologi, hal-hal diatas merupakan
salah satu tuntutan zaman dalam dunia pendidikan. Hal demikian terus
berlangsung hingga awal Era Kemerdekaan, hal tersebut diatas tentunya
merupakan sebagian dari faktor penyebab mendegnya perkembangan
Madrasah. Ada banyak hal lain yang tentunya berperan terhadap hal tersebut
diatas baik faktor intern madrasah maupun faktor ekstrern.
K.H.Abdul Qodir Ibrahim seorang ‘ulama terkemuka dan
berfikiran maju dikala itu mengemukakan bahwa apabila dunia pendidikan
Islam (madrasah) terus dibiarkan tanpa adanya pembaharuan dan perbaikan
sistem pendidikan, maka dunia pendidikan Islam khususnya di Jambi akan
menghadapi masa yang suram. Al’allamah K.H.Abdul Qodir bin al’allamah
K.H.Ibrahim bin Syekh Abdul Majid Jambi bin K.H.M.Yusuf bin Abid bin
Jantan yang bergelar Sri Penghulu lahir di Kampung Tengah Kecamatan
Pelayangan Kotamadya Jambi pada tanggal 18 Shofar 1332 H / 1914 M. Dan
wafat pada subuh jum’at tanggal 10 Juli 1970 di Jakarta.
Guru – gurunya antara lain :
1) Syekh Hasan Al Yamany ( mufti Mekkah ) memperdalam ilmu Fiqih/
Ushul Fiqih.
2) Syekh Ali Maliky ( mufti Mekkah ) 1939.
3) Syekh’Arif ( Hakim Tentara Turki ) memperdalam ilmu Falaq 1936.
Sejak umur 13 tahun beliau telah mengajar di Madrasah Nurul Iman
Kampung Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kotamadya Jambi, pada
tahun 1943 – 1944 diangkat sebagai Roisul Mucllimin dan 1944 – 1948
menjadi Mudir Madrasah Nurul Iman tersebut. Setelah beberapa tahun
menjabat sebagai mudir di Madrasah Nurul Iman, maka terjadilah beberapa
masalah yang timbul dari pihak-pihak yang merasa iri dengan keberadaan
beliau dan beliaupun mempunyai inisiatif untuk mengundurkan diri dari
Madrasah tersebut dan ingin mendirikan lembaga pendidikan modern yang
diawali dengan membuka pengajian dilanggar Putih pada tahun 1948.
Jika kita berbicara tentang sejarah dan perkembangan Pondok
Pesantren As’ad, maka hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan Langgar
Putih yang banyak mempengaruhi keberadaan Pesantren yang kita cintai ini.
Langgar Putih berlokasi di Kelurahan Ulu Gedong, didirikan pada tahun 1868
oleh Asy Syekh Khotib Mas’ud, selain sebagai tempat peribadatan
masyarakatan Ulu Gedong dan masyarakat seberang Kota Jambi, Langgar
Putih juga dijadikan sebagai sarana pendidikan Agama Islam. Setelah beliau
wafat ditahun 1889, usaha beliau dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus
anak angkatnya yaitu Al’Alimul ’Allamah Syekh Abdul Majid Jambi, yang
pada waktu belajarnya di Mekkah seangkatan dengan Syekh Ahmad Khotib
Minang Kabau.
Pada masa Syekh Abdul Majid Jambi inilah dilanggar Putih mulai
mengadakan pengajian kitab kuning di daerah kesultanan Jambi dan
berlangsung hingga tahun 1904, karena beliau harus hijrah ke Mekkah guna
menghidari dari penangkapan penjajah Belanda. Hal tersebut karena selain
sebagai seorang guru beliau juga menjabat sebagai penasehat Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi.
Di Mekkah beliau kembali membuka pengajian dirumah
kediamannya di kampung Samiyah, diantara muridnya adalah :
1) Al’Alimul’Allamah Syeh Ahmad Syukur, Pendiri Madrasah
Sa’adatuddaren Tahtul Yaman.
2) Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Ibrahim Abdul Majid Jambi, pendiri
Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong.
3) Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Abdus Shomad Khop,Penghulu yang
pertama.
4) Al’Alimul’Allamah Syeh Kms. H.M. Sholeh, pendiri Madrasah Nurul
Islam Tanjung Pasir.
5) Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Usman,pendiri Madrasah Al Jauharain
Tanjung Johor.
6) Al’Alimul’Allamah Syeh Jamil Jano, di Jano Sumatera Barat.
7) Al’Alimul’Allamah Syeh Sulaiman Ar-Rosuli Candung.
8) Al’Alimul’Allamah Syeh Alwi bin Ahmad Syihab, Sungai Asam Jambi.
(Dokumen PP. As’ad., 2020).
Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al’Alimul’Allamah
Syeh Haji Ibrahim Putra Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi
yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini
berfungsi sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1946 hingga tahun
1951 oleh K.H. Abdul Qodir Ibrahim. (Dokumen PP. As’ad, 2020).
Pengajian di langgar putih inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya
perguruan Pondok Pesantren As’ad yang berlokasi di Kampung Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk Kotamadya Jambi. Pada tahun 1369 H, tepat tanggal
26 Jumadil Awwal 1369 H dan selesai pada tanggal 26 Dzulqo’idah 1370 H
bertepatan tanggal 29 Agustus 1951 M, dengan disertai niat yang baik dan
semangat yang kuat dalam menghadapi rintangan-rintangan baik yang
datangnya dari pihak yang tidak setuju dengan kehadiran Perguruan/Pondok
Pesantren As’ad (Ma’hadul As’ad) ini ataupun rintangan berupa biaya, namun
berkat inayah dan hidayah Allah SWT maka pada tahun 1951 berdirilah
sebuah gedung permanen berukuran 35 x 17 meter yang terletak diatas lahan
seluas 1½ Ha dan pembangunan di Pondok Pesantren As’ad ini berkembang
dengan pesat, terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak
Yayasan pada saat ini. Tapi, faktor kurang luasnya lahanlah yang menjadi
permasalahan pokok pihak Yayasan untuk membangun lokal/ruang yang lebih
banyak untuk mendukung proses bekajar mengajar di perguruanAs’ad.
(Dokumen PP. As’ad. 2020)
Di Pondok Pesantren As’ad ini K.H.Abdul Qodir Ibrahim dengan
segenap kemapuan yang ada dan dibantu oleh guru-guru yang terus membantu
usaha beliau terus mencurahkan perhatiannya secara penuh untuk kemajuan
perguruan/pondok Pesantren As’ad. Setelah Perguruan As’ad berjalan
beberapa tahun beliau merombak sistem kurikulum yang asalnya hanya
pelajaran Agama saja kemudian ditambah dengan pelajaran umum yang sesuai
dengan tuntutan zaman dalam hal ini banyak yang tidak setuju dengan beliau ,
karena orang beranggapan itu adalah haram. Setelah melalui proses
pendekatan dan penjelasan, orang-orang pun bisa menerimanya. Dan beliau
lah orang pertama kali menyuruh para wanita untuk belajar. Karena belaiau
menerapkan hadits menuntut ilmu itu wajib bagi kaum laki-laki dan
perempuan dan ini pun mendapat tantangan tetapi akhirnya dapat diterima
oleh masyarakat Pondok inilah yang menjadi Pondok Pesantren Modern
pertama di Provinsi Jambi.
Beliau bukan hanya berkiprah di dunia pendidikan tetapi juga beliau
seorang pejuang yang berjuang dengan gagah berani. Fatwa-fatwanya banyak
dipakai oleh masyarakat. Pernah suatu ketika di zaman Jepang, tentara Jepang
menyuruh masyarakat untuk menghadap matahari beliau manantang dengan
sangat keras sampai pemimpin Jepang terdiam bisu dalam menghadapi beliau,
karena peristiwa itu beliau dipanggil oleh masyarakat Guru Qodir Keramat.
Adapun tujuan Perguruan/Pondok Pesantren As’ad didirikan adalah
untuk membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dibidang ilmu pengetahuan Islam
maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah para santri menamatkan
pendidikannya baik ditingkat SD/Ibtidaiyah, Tsanawiyah ataupun Aliyah di
Perguruan As’ad,mereka dapat meneruskan pendidikannya baik di sekolah
umum atau di Perguruan Tinggi Umum dan Swasta lainnya. Hal ini
dikarenakan semua tingkat Sekolah /Madrasah di Perguruan As’ad berstatus
telah terakreditasi.
Untuk memperlancar laju roda Perguruan As’ad ini, baik dalam
hubungan intern Pondok ataupun hubungan ekstern, maka dibentuklah suatu
badan atau Yayasan yang semula diberi nama Yayasan Asrama As’ad dengan
akte notaris tertanggal 3 Mei 1958 nomor 62/1958. Susunan pengurusnya
diketuai oleh K.H.A. Qodir Ibrahim yang juga menjadi Mudir/Nadzir atau
pengasuh Perguruan As’ad.Kemudian tanggal 20 April 1963 dirubah dengan
nama Yayasan Perguruan/Asrama As’ad dengan akte notaris nomor 16/1963
dan K.H.A. Qodir Ibrahim meninggaltahun 1970, jabatan ketua dipegang oleh
kakak kandungnya K.H.M. Yusuf Ibrahim, sedangkan mudir dipegang oleh
K.H. Nurdin Abdul Ghoni. Pada tanggal 23 Mei 1979 susunan Pengurus
Yayasan diperbaharui lagi, begitu pula nama Yayasan dirubah dengan nama
Yayasan Perguruan As’ad. Jabatan ketua Yayasan merangkap nadzir dijabat
oleh Drs. M. Hasan K.H.A. Qodir dengan akte Yayasan nomor
28/1979.setelah Drs. M. Hasan meninggal pada tahun 1985 beliau diganti oleh
H.M. Najmi Qodir. (Dokumen PP. As’ad, 2020)
Adapun Ketua Yayasan Perguruan As’ad dari Masa ke Masa yaitu
sebagai berikut :
1) K.H.A. Qodir Ibrahim (1951-1970),sebagai mudir sekaligus nadzir.
2) K.H.M. Yusuf Ibrahim (Ketua Yayasan) dan K.H. Nurdin Abdul Ghoni
(Mudir),tahun 1970-1979.
3) Drs. M. Hasan K.H.A. Qodir (1979-1985).
4) K.H.M. Najmi Qodir (1985- sekarang).
(Dokumen PP. As’ad, 2020)
2. Madrasah/Sekolah yang diasuh
Yayasan Perguruan As’ad mengasuh beberapa lembaga pendidikan
yang hingga saat ini masih aktif :
1) SD Islam ( SDI ) As’ad didirikan pada tahun 1960.
2) Madrasah Ibtida’iyah ( MIS ) Putra didirikan pada 1968.
3) Madrasah Ibtida’iyah ( MIS ) Putri I didirikan pada 1969.
4) Madrasah Ibtida’iyah ( MIS ) Putri II berlokasi di Kampung Tengah
didirikan tahun 1972.
5) Madrasah Tsanawiyah Putra didirikan pada tahun 1951.
6) Madrasah Tsanawiyah Putri didirikan tahun 1988.
7) Sekolah Menengah Pertama ( SMP Islam ) As’ad didirikan tahun 1983.
8) Madrasah Aliyah Putra didirikan pada tahun 1951 yang telah mengalami
bermacam perubahan nama.
9) Madrasah Aliyah Putri yang didirikan tahun 1985.
10) Ma’had Aly Syekh Ibrahim.
(Dokumentasi PP. As’ad, 2020)
Selain Madrasah / Sekolah tersebut diatas yang masih aktif, Yayasan
Perguruan As’ad juga pernah mendirikan berbagai macam lembaga, yang
karena suatu hal akhirnya ditutup atau beberapa diantaranya dinegerikan
anatara lain :
1) Taman Kanak – Kanak ( TK ).
2) Madrasah Wajib Belajar ( MWB ).
3) Madrasah Ibtida’iyah cabang Pulau Pandan.
4) Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang.
5) Madrasah Aliyah Negeri Olak Kemang (dinegerikan pada tahun 1969).
6) Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Syaif
uddin Jambi dinegerikan tahun 1967 yang berlokasi di Telanaipura Jambi.
(Dokumentasi PP. As’ad. 2020)
3. Geografis Madrasah Aliyah Swasta Pondok Pesantren As’ad
Pondok pesantren As’ad hingga sekarang ini masih merupakan sebuah
Pesantren yang di gemari, terutama oleh masyarakat sekitarnya. Lokasi
pesantren ini terletak di kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk
Kota Jmabi. Kelurahan Olak Kemang merupakan pusat pemerintahan dan
pusat kegiatan masyarakat kecamatan Danau Teluk, sehingga dijadikan
sebagai Ibu Kota Kecamatan. Jarak anatara Olak Kemang dengan Ibu Kota
provinsi di perkirakan 11 km, untuk mencapai lokasi perlu di tempuh dengan
melalaui jalur darat (mobil, ojek) dan jembatan gantung Gentala dengan
berjalan kaki , dan melalui jembatan Aur Duri, maupun jalur sungai (ketek).
Tetapi yang terakhir ini lebih dekat sekitar 15 menit.
Lokasi Madrasah Aliyah Swasta As’ad merupakan bagian dari
Pondok Pesantren As’ad yang terletak di Jl.K.H. Hasan Anang di pinggir
jalan raya antara Olak Kemang dengan Danau Kedap, atau lebih jelas
berhadapan dengan Madrasah Aliyah Negeri Olak Kemang Kota Jambi.
Seiring berkembangnya daerah perkotaan maka daerah sekitar
pesantren pun mengalami kemajuan baik dari segi aktivitas jumlah
penduduknya maupun bagian dari bangunan pondok pesantren yang
membuka cabang baru dan berpisah Madrasah Aliyah Swasta dengan
Madrasah Tsanawiyahnya yang berlokasi baru atau dikenal dengan nama
lainnya Kampus Mahad Ali Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota
Jambi.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Teluk.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan MAN Olak Kemang.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Warga.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Warga.
4. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah As’ad
Visi Madrasah Aliyah As’ad adalah “Mewujudkan Madrasah yang
unggul dalam Prestasi, Santri yang Cerdas, Trampil dan Kompetitif Serta
berbudaya Islam”. (Dokumentasi PP. Aa’ad. 2020) dan Misi Madrasah
Aliyah As’ad adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan penghayatan dan pemgamalan ajaran agama Islam.
2) Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan secara efektif sehinga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
3) Menumbuhkan semangat berpretasi dalam berkompetisi secara jujur dan
Itensif kepada seluruh warga Madrasah.
4) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi diri
nya, baik dibidang akademik maupun non-akademik, sehinga dapat
dikembangkan secara lebih optimal.
5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
Madrasah.
6) Menumbuhkan Rasa Memiliki bagi warga madrasah atas kemajuan
madrasah yang telah atau yang akan di capai.
Adapun tujuan dari pada Madrasah Aliyah As’ad yaitu sebagai berikut:
1) Menciptakan insan yang berilmu ilmiah dan beramal amaliah yang
berguna bagi diri nya sendiri, masyarakat, bangsa dan Agama.
2) Meningkatkan kualitas pendidikan dan kegiatan belajar mengajar
(KBM).
3) Meningkatkan saran prasarana pendidikan.
4) Membantu pemerintah di bidang pendidikan Masyarakat.
5) Meningkatkan kualitas peserta didik dan mendorong siswa untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi.
(Dokumentasi PP. As’ad. 2020)
5. Identitas Madrasah Aliyah As’ad
1) Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH AS’AD
2) A l a m a t
Jalan : JL.K.H.Husin Baraqbah No.45, I :
, II
Kelurahan / Desa : Kelurahan Olak Kemang.
Kecamatan : Danau Teluk
Kabupaten / Kota : Kota Jambi
Provinsi : Jambi
Nomor Telephone : 0741. 580854 - 581207
Nomor Kode Pos : 36262
Status Madrasah Awal : Tercatat
Status Madrasah Lama : Terakreditasi ( B )
Status Madrasah Sekarang : Terakreditasi ( A )
3) Kepala Madrasah : 1. H.M.NADJMI K.H.ABDUL
QODIR
: 2. DRS.MUHAMMAD ZAKI
: 3. H.ABDUL LATIF
MUHAMMAD,BA
: 4. H.ABDUL QADIR JAILANY,
S.Ag
No. Telp / HP. : 0741 – 581207 / 0813366849999
4) N S M baru : 131215710018
N S M lama : 312157106060
N P S N baru : 69726453
N P S N lama : 10504766
N P W P : 00.427.284.5-331.000
5) Madrasah di buka : 1951
6) Waktu Penyelenggaraan : Pagi, Pukul 07,15 s/d 13,30
7) Tempat Penyelenggaraan : Pondok Pesantren As’ad Olak
Kemang Kec. Danau Teluk Kota
Jambi
8) Tahun didirikan : 1951 Pondok Pesantren As’ad
: 1976 Madrasah Aliyah As’ad
9) SK Izin Pendirian : No.28/ 1979. Tanggal, 13 Mei
1979
SK Izin Operasional : W.e/6/KPTS/PP.03.2/87/1992
Tanggal SK Operasional : 19 Desember 1992
10) Jenjang Akreditasi Menurut SK :
a. Terdaftar : D/W.e/MA/0009/1992
: tanggal, 30 Desember 1992
b. Diakui : B/E.IV/MA/0426/1994
: tanggal, 25 Januari 1995
c. Terakreditasi : No. 87.B5 / BAP-S/M/X/ 2010
: Status Akreditasi ( B ) nilai :
70,26
: Tanggal, 26 Oktober 2010
d. Terakreditasi Terakhir : No.341/BAP-S/M/XI/JBI/2017
: STATUS Akreditasi ( A ) Nilai
91
: Tanggal, 20 November 2017
: Pelaksanaan Kegiatan Akreditasi
: tanggal , 18 September 2017
11) Nama Penyelenggara /
Yayasan : Yayasan Perguruan As’ad
Alamat Lama : Jl.K.H.Abdul Qodir Ibrahim No.45
Olak Kemang Kec.Danau Teluk
Kota Jambi.
Alamat Baru / Sekarang : Jl. K.H.Ahmad Husein Al
Baraqbah Olak Kemang Kec.
Danau Telu Kota Jambi.
Akte Pendirian : 8 / 1998 tanggal, 13 Mei 1979
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH ALIYAH AS’AD
OLAK KEMANG KOTA JAMBI TP. 2019/2020
YAYASAN
K.H.M. Najmi Qodir
KEPALA MADRASAH
H. Abdul Qodir Jailany, S.Ag
DIKNAS-DEPAG
KOMITE
MADRASAH
BENDAHARA
Desi Susanti, SE
KEPALA TATA USAHA
Kamilin, S.Pd
WAKA KURIKULUM
Fathurrahman, M.Pd.I
WAKA KESISWAAN
H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I
LAB. KOMPUTER
Darussalam,S.Pd
OSIS
Mahfudhin, S.Ag
Hafizoh, S.Ag
LAB. IPA
Susilowati, S.Pd PRAMUKA-DRUM BAND-PASKIB
Muhammad Yunus, S.Pd.I
Retning Restiana, S.Pd.I
Havis Munzir, S.Pd
Zuhratul Aini, S.Pd
WALI KELAS X
X A: M. Sibawaihi, M.M
X B: Darussalam, S.Pd
X C: Muhammad Yunus, S.Pd.I
X D: Susilowati, S.Pd.I
X E: Kamilin, S.Pd.I
X F: Zuhratul Aini, S.Pd
WALI KELAS XI
XI A: Mahfudhin, S.Ag
XI B: Erkhami, S.Pd. I
XI C: Pahrul Rozi, S.Pt
XI D: Thohirotuddiniyah, S.Pd.I
XI E: Safaruddin, Lc
XI F: H. Ahmad Dumyati, S.Pd.I
WALI KELAS XII
XII A: Fathurrahman, M.Pd.I
XII B: Retning Restiana, S.Pd
XII C: Tamsir, M.Pd.I
XII D: Ully Afidah, M.Pd
MAJELIS GURU
SISWA
PERPUSTAKAAN
Kafi Kurniati, S.IP
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah As’ad Jambi 2020
STRUKTUR PENGURUS PROGRAM SALAFIYAH ASRAMA ALIYAH
PONDOK PESANTREN AS’AD JAMBI TAHUN PELAJARAN
2019/2020
1) Pimpinan : K.H.M. Nadjmi A. Qodir
2) Pimpinan Program Salafiyyah : Drs.M. Kamal Mochtar,
S.H,Sp.Not
3) Wakil Pimpinan I : Erkhami, S.Pd.I
4) Wakil Pimpinan II : Ali Imron Rosyadi, S.Pd.I
5) Bendahara : M. Taufik Rusydi, SE
6) TU/Administrasi : Abdul Rahman Ta’at, S.Pd.I
7) Bagian Ubudiyah : Habib Zain Al-Hasbi
: Riadussolihin, S.Hum
: Fitriyah
8) Bagian Kebersihan dan Kesehatan : Ahmad Riki, S.Sy
9) Bagian Pendidikan dan Dakwah : Muhammad Yunus, S.Pd
10) Bagian Keamanan Santri : Fathurrahman, M.Pd
: Al-Muthahhiri, S.Sy, S.If
: Yusro Margusnah, S.Pd.I
11) Bagian Bahasa : Ali Imran Rosyadi, S.Ag
: Badriyah, S.Pd
12) Bagian Sarana : Ismail
(Dokumentasi Asrama Madrasah Aliyah Swasta As’ad. 2020)
6. Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah As’ad
Adapun sarana prasarana pondok pesntren yang dapat menunjang
berlangsungnya proses pembelajaran di Madrasah Aliyah As’ad Seberang
Kota Jambi yaitu sebagai berikut : (Dokumentasi PP. As’ad, 2020)
1. Tanah :
Status Kepemilikan : Tanah Wakaf
2. Fasilitas :
Tabel 1.1
Jenis Gedung dan Ruang yang Dimiliki.
No
Jenis Gedung
Jumlah
LUAS
KONDISI
GEDUNG
BAIK RUSA
K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ruang Kepala
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Belajar
Ruang Lab. IPA
Ruang Lab. Bahasa
Ruang Lab.
Komputer
Ruang Perpustakaan
Ruang Mushola/
Mesjid
Ruang Keterampilan
Ruang U K S
Ruang Koperasi
Ruang Klinik
Ruang Pramuka
Ruang Osis
1
1
1
18
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10 x 10 M2
10 x 10 M2
10 x 12 M2
10 x 10 M2
10 x 10 M2
-- M2
10 x 12 M2
10 x 12 M2
30 x 50 M2
10 x 10 M2
-- M2
7 x 10 M2
5 x 6 M2
5 x 6 M2
4 x 5 M2
2 x 3 M2
2 x 3 M2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
---
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
JUMLAH M2 --- ---
Tabel 1.2
Jenis Alat Komunikasi yang dimiliki.
No
Nama Alat
JUMLAH
KONDISI ALAT
Baik Rusak
1
2
3
4
5
6
Telephone
Intercome
Faksmile
Mega Phone
Ampliper
Warlesh
1
1
1
1
1
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Jumlah 8 Baik
Tabel 1.3
Jenis Alat Transportasi yang dimiliki
No
Nama barang
Jumlah
Kondisi barang
Baik Rusak
1
2
3
Mobil
Sepada Motor
Sepeda
1
0
0
Baik
---
---
---
---
---
Jumlah 1
Tabel 1.4
Jenis Lapangan dan Fasilitas olah raga.
No
Nama Lapangan
Jumlah
Kondisi
Baik Rusak
1
2
3
4
5
6
Lapangan Bola Kaki
Lapangan Volli Ball
Lapangan Batminton
Lapangan Basket
Lapangan Tenis Meja
Lapangan Takraw
1
1
1
1
2
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Jumlah 7
Tabel 1.5
Jenis Perlengkapan Administrasi
No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi Barang
Baik Rusak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Komputer
Printer
Mesin Ketik
Mesin Hitung
Meja Kepala
Kursi Kepala
Lemari
Meja TU
Kursi TU
Meja Guru
Kursi Guru
15
6
2
0
1
1
4
5
5
30
30
Baik
Baik
--
--
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Rusak
Jumlah
Tabel 1.6
Jenis Peralatan Ketrampilan
No Nama Barang Jumlah KONDISI BARANG
Baik Rusak
1
2
3
Mesin Jahit
Komputer
Musik
1
1
1
Baik
Baik
Rusak
Jumlah
7. Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Tahun 2019/2020
Tabel 2.1
Guru / Pegawai
NO GURU JUMLAH
1 LAKI – LAKI 27 ORANG
2 PEREMPUAN 14 ORANG
JUMLAH 51 ORANG
Tabel 2.2
Pendidikan Terakhir Guru/ Non Guru
NO PENDIDIKAN
GURU
LAKI –
LAKI
PEREMPUAN JUMLAH
1 S.2 5
ORANG
1 ORANG 6 ORANG
2 S.1 23
ORANG
15 ORANG 34 ORANG
3 SLTA 4
ORANG
0 1 ORANG
4 SLTP 3
ORANG
0 1 ORANG
JUMLAH 35
ORANG
16 ORANG 51 ORAN
G
Tabel 2.3
Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jmabi 2019/2020
No Nama Guru Jabatan Mata
Pelajaran
Keterang
an
1 H.Abdul Qadir
Jailany,S.Ag
Kepala Aliyah Balaqhah Masih
Aktif
2 Fathurrahman,
M.Pd.I
Waka kurikulum P K N –
Sejarah
Masih
Aktif
3 H.A.Dumyati
Ishaq, S.Pd.I
Waka Siswa Bhs.
Indonesia
Masih
Aktif
4 Drs. Fauzi. MS Bendahara S K I Masih
Aktif
5 Drs. M. Yusuf
Abdullah
Ka. Tata Usaha Seni Budaya Masih
Aktif
6 Zainul Havis,
S.Kom
Staf Tata Usaha Komputer Masih
Aktif
7 Darussalam, S.Pd Staf Tata Usaha Ekonomi Masih
Aktif
8 Kamilin, S.Pd.I Staf Tata Usaha Ketrampilan
Agama
Masih
Aktif
9 Drs. Abdul Basit
Amasia
Ka Pustakaan Matematika Masih
Aktif
10 Kafi Kurniati, S.IP Staf.
Perpustakaan
----- Masih
Aktif
11 Yuliza Kurniyati,
SE
Staf.
Perpustakaan
----- Masih
Aktif
12 Hafizoh, S.Ag Pembina OSIS Bhs, Arab Masih
Aktif
13 Al
Muthahhiri,S.Sy.S.
IF
Pembina OSIS Nahwu –
Shorof
Masih
Aktif
14 Retning Restiana,
S.Pd
Pembina
Pramuka
Bhs. Inggris Masih
Aktif
15 Havis Munzir, S.Pd Pembina
Pramuka
Penjaskes Masih
Aktif
16 A.Rahman Hasan Pegawai ----- Masih
Aktif
17 Hendri Muhammad Pegawai ----- Masih
Aktif
18 Ahmad Afandi Pegawai ----- Masih
Aktif
19 Prof.DR.H.Suhar
AM.MA
Guru Balaqhah –
Tafsir
Masih
Aktif
20 Tamsir, M.Pd.I Guru Aqidah
Akhlak
Masih
Aktif
21 M.Amin Husin,
M.Pd.I
Guru Hadits ilmu
Hadits
Masih
Aktif
22 Ully Af idah, S.Pd.
Mpd
Wali Kelas Fisika Masih
Aktif
23 Siti Marwiyah,
S.Pd. M.Pd
Guru Kimia Masih
Aktif
24 Erkhami, S.Pd.I Wali Kelas Fiqih Masih
Aktif
25 Mahfuddin, S.Ag Wali Kelas Sosiologi Masih
Aktif
26 Nurma Chatib,
S.Pd.I
Guru Qur’an
Hadits
Masih
Aktif
27 Eli Nurlaili, S.Ag Guru Sejarah Masih
Aktif
28 Drs. Jailani Wali Kelas Qur’an
Hadits
Masih
Aktif
29 Drs. Edi Dunarto Guru Seni Budaya Masih
Aktif
30 Desi Susanti, SE Wali Kelas Ekonomi Masih
Aktif
31 Nur komariah, LC Guru Tahfis
Tajuwid
Tahsin
Masih
Aktif
32 Pahrul Rozi, S.Pt Wali Kelas Matematik Masih
Aktif
33 Zuhratul Aini, S.Pd Wali Kleas Bhs.
Indonesia
Masih
Aktif
34 Thohirotuddiniyah,
S.Pd
Wali Kelas Bhs. Inggris Masih
Aktif
35 Nurmilah, S.Pd Guru Kimia Masih
Aktif
36 Dlomiri, S.Pd Guru Geografi Masih
Aktif
37 A.Rahman Thaat,
S.Pd.I
Guru Tahfis
Tajuwid
Tahsin
Masih
Aktif
38 Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah
Akhlak
Masih
Aktif
39 Safaruddin, LC Guru Balaqhah –
Nahwu
Masih
Aktif
40 K.H.A.Ramzi
Sulaiman
Guru Hadits ilmu
Hadits
Masih
Aktif
41 K.H.A.Sirojuddin,
HM
Guru Manteq –
Tauhid
Masih
Aktif
42 K.H.Usman, HM Guru Ketrampilan
Agama
Masih
Aktif
43 K.H.M.Nadjmi
K.H.A.Qodir
Guru Kepala
Aliyah As’ad
Pimpinan
Yayasan
44 Drs. M.Fauzi Guru Bhs. Inggris Guru MTs
As’ad
45 DR. Muhammad Guru Nahwi – Dosen
Qodri, M.Pd.I Shorof IAIN
46 H.M.Daud
Nawawi, S.Pd.I
Guru Aqidah
Akhlak
Guru MTs
As’ad
47 M.Sibawaihi,
S.Sy.M.HI
Guru Tauhid Masih
Aktif
48 Drs.Zakri Guru Geografi Kep
MAN. 3
49 Nazaruddin, S.Pd.I Guru Seni Budaya Guru
MAN
50 Drs.Asnawi Guru Aqidah
Akhlak
Guru
MAS
51 DR.Marwazi Guru Bhs. Arab Ka
Kamenag
Prov
52 Drs.Umar Yusuf Guru P K N Dosen
IAIN
53 Drs.Bahrul Ma’ani Guru Bahasa Arab Dosen
IAIN
54 Drs.Sopian Aziz Guru Sejarah Almarhum
55 Drs.H.Darussani Guru P K N Nurul
Iman
56 Rd.H.Sulaiman Guru Tauhid Almarhum
57 H.A.Latif
Muhammad, BA
Guru Kepala
Aliyah
Almarhum
58 H.A.Somad Abu
Bakar
Guru Nahwu –
Manteq
Almarhum
59 H.Ahmad Abu
Bakar
Guru Fiqih Almarhum
60 Ismail Ahmad Guru Nahwu Almarhum
61 Muhammad
A.Kadir
Guru Tauhid Almarhum
62 Kms. Helmi, AS Guru Penjaskes Almarhum
63 Rd.H.A.Rahman
Yasin
Guru Tafsir Almarhum
64 DR.Maryani
M.Nur, M.Pd.I
Guru Bhs,Inggris Dosen
IAIN
65 H.A.Rahma
Abdullah
Guru Fiqih Almarhum
66 H.M.Jamil Nurdin Gurus Nahwu –
Shorof
Almarhum
67 Muhammad Hifni.
SE
Guru Ekonomi SD. 54
OK
68 Balishada, S.Ag Guru Aqidah Dosen
IAIN
69 Ir.Masyithoh Guru Matematika Mts.As’ad
Tabel 2.4
Data Pegawai dan Staf Madrasah Aliyah As’ad
70 Ubaidillah, S.Pd Guru Matematika MTs.As’a
d
71 Fatmiah,S.Ag Guru Bhs. Inggris MTs.As’a
d
72 Drs. Abdul Haris
Manaf
Guru Bhs Arab Dosen
IAIN
73 Ali Imron
Rosadi,S.Ag
Guru Ma’had
Aliy
74 Ismail Fauzi SATPAM Masih
Aktif
75 Puad Rahman SATPAM Masih
Aktif
76 Pathurrahman, S.
Sy.S.IF
Guru Ketrampilan
Agama
Masih
Aktif
77 Novye Sastriani,
S.Pd
Guru Kimia Masih
Aktif
78 Ishak Dama. M.
Hum
Guru Tata Negara Dosen
IAIN
79 Rahmad
Kurniawan, S.Kom
Karyawan Tata Usaha Masih
Aktif
80 Hendri Muhammad Karyawan Tata Usaha Masih
Aktif
81 Ahmad Afandi Karyawan Pegawai Masih
Aktif
82 A. Rahman Hasan Keryawan Pegawai Masih
Aktif
83 Yusman Yusuf Karyawan Pegawai Masih
Aktif
84 M.Farid Wajdi,
MA
Guru Balaqhah Masih
Aktif
85 Kurnia Santri, SH Karyawan Masih
Aktif
NO. LAKI- LAKI / PEREMPUAN JABATAN PENDIDIKA
N
1 H.Abdul Qadir Jailany, S.Ag Kepala S.1
2 Fathurrahman,S.Pd.I. M.Pd.I Waka Kurikulum S.2
3 H.A. Dumyati Ishaq, S.Pd.I Waka Siswa S.1
4 DRS. RD. Fauzi. MS Waka Humas S.1
5 Desi Susanti, SE Bendahara S.1
6 Kamilin, S.Pd.I Kepala Tata S.1
8. Kegiatan Extra Kurikuler Siswa/ Santri Madrasah Aliyah As’ad
Madrasah aliyah as’ad selain melaksanakan pendidikan formal
juga memberikan ilmu tambahan di luar jam pembelajaran formal berupa
kegiatan ekstrakulikuler yang bertujan untuk mengasah kemampuan para
santrinya di bidang minatnya masing-masing. adapun Extrakulikuler yang
ditawarkan di Madrasah Aliyah As’ad yaitu sebagai berikut:
1) Kegiatan Pelajaran Kurikulum (formal)
2) Kajian Kitab Kuning
3) Pembinaan Bahasa Arab – Inggris
4) Pembinaan Da’i – Da’iyah
5) Pembinaan Jurnalistik ( Majalah Sekolah)
6) Drum Band
7) Pembinaan Olah Raga
8) Keorganisasian ( OSIS ) ( ISAPPA )
Usaha
7 DRS. M.Yusuf Abdullah Staf Tata Usaha S.1
8 Darussalam, S.Pd Staf Tata Usaha S.1
9 Rahmad Kurniawan, S.Kom Staf Tata Usaha S.1
10 Kurnia Santri, SH Staf Tata Usaha S.1
11 Hendri Muhammad Staf Tata Usaha SMP
12 Zainul Havis, S.Kom Staf Tata Usaha S.1
13 Yusman Yusuf Pegawai MAN
14 A.Rahman Hasan Pegawai MAN
15 Affandi Pegawai SMP
16 Puad Rahman SATPAM MAN
17 Ismail Pauzi SATPAM SMP
18 Mahfudhin, S.Ag Pembina Osis S.1
19 Hafizoh, S.Ag Pembina Osis S.1
20 Havis Munzir, S.Pd Pembina
Pramuka
S.1
21 Retning Restiana, S.Pd Pembina
Pramuka
S.1
22 Kafi Kurniawati, S.IP Kep.
Perpustakaan
S.1
23 Susilowati, S.Pd.I Pembina Lab.
IPA
S.1
24 Rila, S.Pd Bimbingan
Konseling
S.1
9) Ketrampilan Living Skill (Membatik)
10) Kepramukaan
11) Kaligrafi
12) Seni Islam (Hadrah/Nasyid)
13) Paskibraka
14) Olympiade Sains
(Dokumentasi PP. As’ad, 2020)
9. Akativitas Pondok Pesantren dalam Pengembangannya a. Masyarakat Sekitar:
1) Mengadakan kegiatan bersama dalam rangka memperingati Hari
Besar Islam.
2) Mengadakan Gotong Royong bersama dalam membangun Masjid,
Langgar dan kebersihan lingkungan.
3) Mengadakan Khitanan Massal.
4) Mengadakan Pengajian Umum.
(Wawancara Guru Ftahurrahman, M.Pd.I, 17 Februari 2020)
b. Pemerintahan
Dalam pengembangannya dalam bentuk pemerintahan yaitu
Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan progam-progamnya
dalam ceramah umum pada Hari Besar Islam ataupun Khutbah Jum’at.
(Wawancara Guru Ftahurrahman, M.Pd.I, 17 Februari 2020)
10. Kurikulum yang diajarkan di Madrasah Aliyah As’ad
Pondok Pesantren As’ad merupakan Pesantren moderen, berlokasi di
seberang kota jambi. Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 16 Oktober
2019 terdapat beberapa data Kurikulum Madrasah Aliyah As’ad khususnya
mata pelajaran Madrasah Aliyah As’ad. Berikut adalah kurikulum yang
diterapkan di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi berdasarkan
jenjang kelas yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kurikulum Madrah Aliyah Pondok Pesantren As’as
No Kelas
1 X
1. Sejarah
2. Seni Budaya
3. SKI
4. KTA
5. HIH
6. Tauhid
7. Bahasa Arab
8. Fiqih
9. Aqidah Akhlak
10. Biologi
11. PKN
12. MTK
13. Geografi
14. Sosiologi
15. Ekonomi
16. Al-qur’an Hadits
17. Bahasa Inggris
18. Tasawuf
19. TIT
20. USF
21. Fisika
22. Bahasa Indonesia
23. NSR
24. Kimia
25. Penjaskes
2 XI
1. PKN
2. SKI
3. HIH
4. Bahasa Arab
5. Fiqih
6. Aqidah Ahlak
7. Biologi
8. Al-Qur’an Hadits
9. Sosiologi
10. Geografi
11. Penjaskes
12. Sejarah
13. USF
14. Ekonomi
15. Fisika
16. Bahasa Inggris
17. Bahasa Indonesia
18. TTT (Tahfiz)
19. KTA
20. NSR
21. Seni Budaya
22. Kimia
23. MTK
3 XII
1. Balaghah
2. PKN
3. Bahasa Indonesia
4. PKN
5. SKI
6. Bahasa Arab
7. Fiqih
8. Aqidah Akhlak
9. MTK
10. Biologi
11. Al-Qur’an Hadits
12. Sosiologi
13. Bahasa Inggris
14. Sejarah
15. Geografi
16. Ekonomi
17. Kimia
18. Fisika
19. TTT (Tahfiz)
20. NSR
21. Tauhid
22. KTA
Berikut merupakan Kurikulum yang ditawarkan di Madarasah
Aliyah As’ad tahun pelajaran 2019/2020 berdasarkan Jurusan. (Dokumentasi
PP. As’ad, 2020)
Tabel 3.2
Program : IPS
No
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
PROGRAM KURIKULUM X XI XII
1. Alqur’an Hadits 2 2 2
2. Akidah Akhlak 2 2 2
3. Fikih 2 2 2
4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2
5. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2 2 2
6. Bahasa Indonesia 2 2 2
7. Bahasa Arab 2 2 2
8. Bahasa Inggris 2 2 4
9. Matematika 2 2 4
10. Sejarah Indonesia 2 2 4
11. Geografi 4 4 4
12. Sosiologi 4 4 4
13. Ekonomi 4 4 4
14. Seni Budaya 2 2
15. Pendidikan Jasmani, dan Kesehatan 2 2
16. Prakarya dan Kewirausahaan (KTA) 2 2 2
JUMLAH 40 38 38
PROGRAM PONDOK
17. Hadits Ilmu Hadits 2
18. Tafsir Ilmu Tafsir 2
19. Ushul Fiqh 2
20. Tauhid 2 2 2
21. Tasauf 2
22. Nahwu/Shorof 2 2 2
23. Shorof
24. Mantiq 2
25. Balaghoh 2
26. Faraidh
27. Tahfizh, Tartil, Tajwid 2 2 2
Tabel 3.3
Program : IPA
No
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
PROGRAM KURIKULUM X XI XII
1. Alqur’an Hadits 2 2 2
2. Akidah Akhlak 2 2 2
3. Fikih 2 2 2
4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2
5. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2 2 2
6. Bahasa Indonesia 2 2 4
7. Bahasa Arab 2 2 2
8. Bahasa Inggris 2 2 4
9. Matematika 2 2 4
10. Biologi 4 4 4
11. Fisika 4 4 4
12. Kimia 4 4 4
13. Seni Budaya 2 2
14. Pendidikan Jasmani, dan Kesehatan 2 2
15 Prakarya dan Kewirausahaan (KTA) 2 2 2
JUMLAH 38 38 38
PROGRAM PONDOK
17. Hadits Ilmu Hadits 2
18. Tafsir Ilmu Tafsir 2
19. Ushul Fiqh 2
20. Tauhid 2 2 2
21. Tasauf 2
22. Nahwu/Shorof 2 2 2
23. Shorof
24. Mantiq 2
25. Balaghoh 2
26. Faraidh
27. Tahfizh, Tartil, Tajwid 2 2 2
Tabel 3.4
Program : Keagamaan
No
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
PROGRAM KURIKULUM X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Arab 4 2 2
5. Matematika 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2
7. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
1. Seni Budaya 2 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok A dan B Per minggu 33 31 31
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan
1. Tafsir-Ilmu Tafsir 2 3 3
2. Hadits- Ilmu Hadits 2 3 3
3. Fikih- Ushul Fikih 2 3 3
4. Ilmu Kalam 2 2 2
5. Akhlak 2 2 2
6. Bahasa Arab 2 3 3
Masa Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman
Minat 6 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 51 51 51
11. Jadwal kegiatan program slafiyah Asrama Kampus Pondok
Pesantren As’ad Jambi.
Tabel 4.1
NO JAM URAIAN KEGIATAN
A. HARI SENIN, SELASA, RABU, KAMIS
1. 04.30-05.30 WIB Bangun pagi, Mandi, Sholat Shubuh
2. 05.30-06.30 WIB Belajar Program Salafiyah Asrama di
Tingkat Tertentu
3. 06.30-07.15 WIB Persiapan Berangkat Kelokal Belajar
Formal/Mars As’ad
4. 13.30-14.00 WIB Istorahat, Makan, Persiapan Exskul
Madrasah Formal
5. 14.40-15.30 WIB Exskul Madrasah Aliyah Santri
Tertentu/Istirahat
6. 15.30-16.00 WIB Istirahat, Sholat Ashar Berjamaah, Olahraga
7. 16.00-17.00 WIB Belajar Program Salafiyah Asrama di
Tingkat Masing-masing
8. 17.00-18.00 WIB Istirahat Persiapan Sholat Magrib
9. 18.00-18.30 WIB Sholat Magrib Berjamaah
10. 18.30-19.30 WIB Belajar Al-Qur’an, Tajwid, Tahfiz
11. 19.30-20.00 WIB Sholat Isya Berjamaah
12. 20.00-21.00 WIB Belajar Program Salafiyah Asrama di
Tingkat Masing-masing
13. 21.00-22.00 WIB Belajar, Mengerjakan Tugas Madrasah
Formal
14. 21.00-04.00 WIB Istirahat, Sholat Tahajjud
B. HARI JUM’AT
1. 04.30-05.30 WIB Bangun Pagi, Mandi, Sholat Shubuh
2. 05.30-06.30 WIB Pembacaan Ratibul Hadad
3. 06.30-07.15 WIB Persiapan Berangkat ke Kelas Belajar
Formal/Mars As’ad
4. 07.15-07.30 WIB Pembacaan Surah Yasin di Madrasah
Formal
5. 07.30-11.30 WIB Kegiatan Belajar Mengajar Formal
6. 11.30-13.00 WIB Mandi Sunnah Jum’at dan Sholat Jum’at
7. 13.30-14.00 WIB Istirahat, Makan
8. 14.00-15.30 WIB Kepramukaan, Exskul Madrasah Formal,
Olahraga, Sholat Ashar Berjamaah
9. 15.30-16.00 WIB Sholat Ashar Berjamaah
10. 16.00-17.00 WIB Belajar Mengajar Program Salafiyah
Asrama
11. 17.00-18.30 WIB Sholat Magrib Berjamaah
12. 18.30-19.30 WIB Pembacaan Surah Yasin, Tahlil, Al-mulk,
dan Al-waqiah
13. 19.30-20.00 WIB Sholat Isya Berjamaah
14. 20.00-22.00 WIB Sholat Tasbih/Pembacaan Tahsin Al-Qur’an
15. 22.00-04.00 WIB Istirahat, Sholat Tahajjud
C. HARI SABTU
1. 04.00-05.00 WIB Bangun Tidur, Persiapan Sholat Subuh
2. 05.00-05.30 WIB Sholat Subuh, Pembacaan Ratibul Hadad
3. 07.00-07.15 WIB Senam di Madrasah Formal
4. 07.15-13.00 WIB Proses Kegiatan Belajar Mengajar Madrasah
Formal
5. 13.30-14.00 WIB Istirahat Persiapan Exskul Madrasah Formal
6. 14.00-15.30 WIB Proses Kegiatan Belajar Mengajar Prog.
Salafiyah
7. 15.30-16.00 WIB Istirahat, Sholat Ashar
8. 16.00-17.00 WIB Istirahat, Olahraga
9. 17.00-18.00 WIB Istirahat, Persiapan Sholat Magrib
10. 18.00-18.30 WIB Sholat Magrib Berjamaah
11. 18.30-19.30 WIB Pembacaan Qosidah Al-Burdah
12. 19.30-20.00 WIB Sholat Isya Berjamaah
13. 20.00-21.00 WIB Pembelajaran Tahsin Al-Qur’an
14. 21.00-04.00 WIB Istirahat, Belajar Pelajaran Formal, Sholat
Tahajjud
D. HARI MINGGU
1. 04.00-05.00 WIB Bangun Tidur, Persiapan Sholat Subuh
2. 05.00-05.30 WIB Sholat Subuh Berjamaah
3. 05.30-07.15 WIB Senam Santri, Gotong Royong, dll.
12. Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad
Dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Aliyah As’ad
menerapkan Kurikulum Pondok Pesantren yang merupakan mata pelajaran
yang harus di pelajari di Madrasah Aliyah As’ad yaitu sesabagai berikut:
1) Hadits Ilmu Hadits
2) Tafsir Ilmu Tafsir
3) Ushul Fiqh
4) Tauhid
5) Tasawuf
6) Nahwu/Shorof
7) Shorof
8) Mantiq
9) Balaghoh
10) Faraidh
11) Tahfizh, Tartil, Tajwid
(Dokumentasi PP. As’ad, 2020)
Dari hasil wawancara bersama WAKA Kurikulum Madrasah Aliyah
As’ad beliau mengatakan bahwasanya Kurikulum Pondok Pesantren yang
diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad ini sangat berkaitan erat dengan Era
Reformasi Industri, artinya bahwa para santri di madrasah aliyah As’ad tidak
hanya di berikan Ilmu umum saja namun di bekali pula dengan ilmu agama
yang berupa penerapan Kurikulum Pondonk di Lembaga Formalnya.
(Wawancara dengan Bapak Fathurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020).
Sebagai penguat dari pernyataan Bapak Fathurrahman selaku WAKA
Kurikulum, maka disampaikan pula oleh bapak Fauzi yang menyatakan
bahwa “Di Era Globalisasi saat ini, tidak cukup hanya dengan mempelajari
ilmu duniawi saja, namun ilmu agama sangatlah penting, sebagai pedoman
hidup dan pembekalan diri di Era saat ini. Karna Era Globalisasi ibarat dua
sisi mata pisau, artinya, ada dampak positif dan ada dampak negatifnya. Jika
tidak dibekali ilmu agama diri bisa saja digilis oleh masa itu sendiri karna
tidak adanya penopang hidup”. (Wawancara Guru Drs. Fauzi, MS, 17
Februari 2020)
13. Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad dalam ranah
Era Globalisasi
Beberapa mata pelajaran dan Extrakulikuler yang diterapkan di
Madrasah Aliyah As’ad sebagai kesiapan untuk memvasilitasi para santri
dalam ranah Era Globalisasi, yang penulis temukan di lapangan yaitu sebagai
berikut:
1. BK TIK
BK TIK merupakan salah satu kurikulum yang diterapkan di Madrasah
Aliyah As’ad berupa pembelajaran teknologi informasi komunikasi,
pelaksanaannya di luar jam formal.
2. KTI
Karya Tulis Ilmiah adalah mata pelajaran yang wajib di ikuti oleh
setiap santri wan/wati kelas XI. Ini meruapan mata pelajaran yang menuntut
para santri untuk menganalisis sebauah Novel.
3. Kegiatan Pelajaran Kurikulum (formal)
4. Pembinaan Bahasa Arab – Inggris
5. Pembinaan Da’i – Da’iyah
6. Pembinaan Jurnalistik ( Majalah Sekolah)
7. Drum Band
8. Pembinaan Olah Raga
9. Keorganisasian ( OSIS ) ( ISAPPA )
10. Ketrampilan Living Skill (Membatik)
11. Kepramukaan
12. Kaligrafi
13. Seni Islam (Hadrah/Nasyid)
14. Paskibraka
15. Olympiade Sains
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Hubungan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
dengan Era Globalisasi
Melihat dunia dengan perkembangannya yang begitu cepat, berbagai
kalangan banyak memunculkan respon dan spekulasi yang beragam, tidak
terkecuali bagi umat islam khususnya lembaga pendidikan pesantren.
Perubahan-perubahan yang terus muncul di era dunia yang semakin transpran
telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia dari aspek
ekonomi hingga aspek nilai-nilai dan moral bangsa.
Dalam teori Era Globalisasi, Secara sederhana Era Global dapat di
ilustrasikan dengan artian persaingan sengit dalam aspek ekonomi, dan
politik, sains dan teknologi, serta arus informasi yang begitu cepat dan
perubahan sosial yang tinggi (Haedari. 2004. 68)
Sejalan dengan perkembangan Era Globalisasi saat ini, tentunya
memberi pengaruh/dampak perkembangan khususnya di dunia pendidikan.
Yang mana pendidikan di nilai sebagai alat yang sangat strategis dalam
melestarikan sistem nilai dan budaya masyarakat dalam kehidupan.
Mengingat dan menimbang Era Globalisasi merupakan Era keterbukaan yang
meberikan pengaruh yang luar biasa dari berbagai macam aspek kehidupan
mulai dari akidah, budaya dan moralitas, dimana HAM pun dalam tatanan era
ini sangat di junjung tinggi bagi kelangsungan hidup manusia.
Dalam kaitannya dengan respon kurikulum pesantren terhadap
dinamika modernitas dengan ciri teknologinya yang begitu pesat, maka
pendidikan di pandang sebagai wahana untuk mendidik para santri/siswa agar
memiliki pengetahuan dan pemahaman ilmu yang logis yang sesuai dengan
tuntutan zaman tentunya. Disamping memiliki pengetahuan yang logis,
tentunya juga dipandang perlu untuk membentuk sikap, perilaku dan
kepribadian peserta didik agar nantinya memiliki pondasi atau pegangan
dalam kehidupannya. karna perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi ini tidak selalu membawa pengaruh positif bagipara santri. ya
kondisi inilah yang menjadikan pesantren As’ad terus berinofasi dalam sistem
pendidikan yang kami terapkan. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 10
Februari 2020).
Kurikulum pondok pesantren Madrasah Aliyah As’ad dan Era
Globalisasi merupakan suatu kaitan kesesuaian antara komponen-komponen
kurikulum yang kami terapkan dengan respon era globalisasi. Artinya apa
disini berupa komponen tujuan, proses, metode dan evaluasi. Ini merupakan
bentuk suatu keterpaduan dari pengembangan kurikulum yang diterapkan di
Pondok Pesantren As’ad dalam ranah Era Globalisasi. (Wawancara Guru H.
Ahmad Dumyati Ishaq, 10 Februari 2020).
Sejalan dengan statement yang dikemukakan Bapak H. Ahmad
Dumyati, hal ini merujuk pada pemikiran seorang ilmuwan yaitu Glenys G.
Unruh dan Adolph Unruh (1984) yang mengembangkan komponen
kurikulum berdasarkan defenisi kurikulum, yaitu a) tujuan, b) isi dari apa
yang di pelajari dan di dalamnya terdapat c) proses pembelajaran dan d)
evaluasi untuk hasil-hasil pembelajaran. Pembelajaran sendiri merupakn
proses pengimplementasian kurikulum dan sarana dan prasarana belajar bagi
peserta didik. (Arifin, 2017: 80)
Adapun untuk kesesuaian komponen kurikulum yang diterapakan
tentunya untuk pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah As’ad yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip yaitu Prinsip berlandaskan pada visi misi
Madrasah Aliyah As’ad, Prinsip kesesuaian, Prinsip efisiensi, Prinsip
keefektifan, Prinsip fleksibilitas, Prinsip integritas, Prinsip demokrasi, dan
Prinsip objektifitas, ini salah satu pedoman untuk pengembangan kurikulum
madarasah aliyah Aas’ad. (Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 13 Februari
2020)
Landasan yang digunakan dalam penerapan kurikulum di Madrasah
Aliyah As’ad ada dua, yaitu landasan umum dan khusus. Untuk landasan
umumnya kami engikuti peraturan pemerintah yaitu melalui Undang RI
No.20 tahun 2003, pasal 1 dan pasal 19. Sedangkan untuk landasan
khususnya yaitu untuk mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang
‘Alim dalam ilmu Agama, dan beraklakul karimah agar dapat membentengi
diri dikarenakan berubahnya zaman era globalisasi. (Wawancara Guru H.
Ahmad Dumyati Ishaq, 10 Februari 2020)
Dalam teorinya prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum yang
dikemukakan oleh arifin yaitu Prinsip berorientasi pada tujuan dan
kompetensi, Prinsip relevansi, Prinsip efisiensi, Prinsip keefektifan, Prinsip
fleksibilitas, Prinsip integritas, Prinsip kontinuitas, Prinsip sinkronisasi,
Prinsip objektifitas, dan Prinsip demokrasi. (Arifin, 2017: 31)
Dan kaitannya kurikulum pesantren terhadap respon dinamika
modernitas, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Yang merupakan upaya
kultural keilmuan pesantren itu sendiri, sehingga paradigma keilmuan
pesantren menemukan relevansinya dengan perkembangan dunia.
Diantaranya Yaitu: (Haedari, 2004. Hal, 78)
1) keilmuan pesantren muncul sebagai upaya pencerahan bagi kelangsungan
peradaban manusia di dunia. Ini dapat dilakukan dengan upaya
menafsirkan teks-teks Islam menjadi Shalihun likulli zaman, dinamis,
dan terbuka.
2) karena pesantren dipandang sebagai lembaga pendidikan, maka
kurikulum pengajarannya setidaknya memiliki orientasi terhadap
dinamika kekinian. Maksudnya adalah keilmuan pesantren juga penting
mengadopsi metode yang dikembangkan ilmu-ilmu sosial.
Sejalan dengan hal itu, Dalam penyesuaian kurikulum pondok
pesantren dengan era modernitas, tentunya dipandang perlu untuk mengikuti
perubahan, khusunya dalam pendidikan. namun sebagai lembaga berbasic
Islam, kami tetap memelihara tradisi Islam di pesantren. Karna disinilah
peran Kurikulum Pondok Pesantren dalam membekali para santrinya agar
tidak tergilis oleh masa itu sendiri. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I,
10 Februari 2020)
Diutarakan pula oleh Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I bahwa
dalam konteks Era Globalisasi, Kurikulum Pondok Pesantren As’ad dalam
mendisain sistem pendidikannya, selalu mengembangkan inovasi-inovasi
pada pengembangan kurikulumnya, Pondok Pesantren As’ad Khususnya
Madrasah Aliyah As’ad melihat dan menimbang mengenai kajian tentang
penerapan kurikulumnya. Kurikulum didisain untuk menjawab kebutuhan
para santrinya dan untuk mendukung kemamampuan serta membekali para
santri, kurikulum yang diterapkan tentunya untuk memberikan kontribusi dan
bekal pada santrinya dalam kehidupan yang dilaluinya. (Wawancara Guru H.
Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 14 Oktober 2020)
Dalam konsep teori menurut Haedari Terdapat tiga fungsi pokok
pesantren yaitu 1) Transmissi ilmu pengetahuan Islam (transmission of
Islamic knowledge), pengetahuan islam dimaksud tentunya tidak hanya
meliputi pengetahuan agama, tetapi juga mencakup seluruh pengetahuan yang
ada, 2) Pemeliharaan tradisi Islam (maintenance of Islamic tradition), 3)
Pembinaan calon-calon ulama (reproduction of ulama). (Haedari, 2004. Hal,
86)
Dalam praktek kurikulumnya di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad, Bapak Fathurrahman mengemukakan bahwa, Jauh sebelum Era
Reformasi saat ini Al-Qur’an sudah lebih dahulu Membahas Tentang
kehidupan di dunia. Karna, setiap permasalahan dalam ajaran Islam
khususnya Al-Qur’an itu selaras dengan setiap zaman dan setiap waktu.
Sebagai lembaga berlebelkan Islam tentunya kami berpedoman pada Al-
Quran dan Hadits sebagai petunjuk hidup khususnya untuk menjawab semua
persoalan Era Globalisasi. kaitannya dengan kurikulum yang diterapakan di
Madrasah Aliyah As’ad ialah kami terus berinovasi dengan mengadopsi mata
pelajaran sosial/umum kedalam kurikulum pondok tanpa menghilangkan ciri
khas Pondok Pesantren (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 10
Februari 2020).
Hal ini sejalan dengan pendapat Guru Drs. Fauzi, MS, beliau
menyampaikan dalam QS. Al-Hadid ayat 25 mengenai ayat Al-Qur’an
sebagai petunjuk kemajuan zaman.
ليقوم الناس بالقسط لقد أرسلنا رسلنا بالبي نات وأنزلنا معهم الكتاب والميزان
من ينصره ورسله وأنزلنا الحديد فيه بأس شديد ومنافع للناس وليعلم للا
قوي عزيز بالغيب إن للا
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa”.
Jika kita pahami dan pelajari secara harfiyah arti dari ayat tersebut
tentu dapat kita rasakan pada Era saat ini, lalu apa hubungan ayat tersebut
dengan Era saat ini. Dalam Alquran memang sebagian ayatnya ada yang tidak
memberi petunjuk-petunjuk secara rinci, untuk hal itu, akan tetapi kita
sebagai manusia difitrahkan akal oleh Allah, jadi dari akal pikiran kita ini,
akhirnya banyak para ahli dan pemikir yang meneliti tentang besi seperti
misalkan Profesor Armstrong yang mengatakan bahwa besi termasuk logam
berat. Dan kajian ini pun menjadi ilmu dalam dunia sains. Dan bisa kita
rasakan banyak sekali manfaat besi yang diterapkan dikehidupan. (Wawancar
Guru Drs. Fauzi, MS. 10 Februari 2020)
Dalam ranah ilmu Al-Qura’an ayat-ayat yang disampaikan
merupakan bahasa yang sangat indah nan halus. Manusia diperintahkan untuk
berpikir jauh kedepan. Hal inilah pondok pesantren mengajarkan pada
santrinya ilmu tafsir Al-Qur’an kitab kuning dan untuk Bahasa seperti
Balaghah Juga sudah barang tentu nahwu/shorof. (Wawancara Guru Drs,
Fauzi, MS. 10 Februari 2020)
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad menyediakan kurikulum
berupa kurikulum pondok, kurikulum depag dan diknas serta Kurikulum
tambahan berupa Ekstrakulikuler di luar jam mata pelajaran Kurikulum
Formal dan Kurikulum Salafiyah, disini khususnya para santri dilatih untuk
memiliki keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah untuk dapat
berkolaborasi berbasis jaringan dan memimpin dengan pengaruh positif, dan
dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat, dan para santri dilatih
untuk memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan, juga dilatih untuk
memiliki kemampuan berbicara dan menulis secara efektif mengakses dan
menganalisis informasi dengan baik, serta mampu mengikuti arah kehidupan
dengan benar selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. (Wawancara
Guru Drs.Fauzi, MS. 10 Februari 2020)
Dalam perspektif teori Terdapat 7 (tujuh) jenis keterampilan hidup
yang dibutuhkan di Abad 21 (Wagner, 2008). 1) keterampilan berpikir kritis
dan memecahkan masalah, 2) kolaborasi berbasis jaringan dan memimpin
dengan pengaruh, 3) mampu mengubah arah serta bergerak secara cepat dan
efektif dan beradaptasi, 4) memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan,
memiliki kemampuan berbicara dan menulis secara efektif, 5) mengakses dan
menganalisis informasi, dan 7) bersikap selalu ingin tahun dan berimajinasi
(Yusuf, Jurnal Ilmiah Pesantren. 2017: 394).
Melihat kondisi Era Globalisasi saat ini, Disinilah peranan
Kurikulum Pondok Pesantren, dalam artian untuk dapat memberikan
sumbangsih kepada anak bangsa untuk membantu para santrinya pada sikap,
perilaku/akhlakul karimah atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi
agent of changes bagi dirinya sendiri tentunya, lingkungannya, masyarakat
tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. (Wawancara Guru
Fathurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)
Merujuk pada teori yang dikemukakan Ulrich Teicher (1997:54)
dalam Jurnal Suhartini, manusia masa depan harus mempunyai persyaratan
kualitas dan kemampuan yaitu: 1) Fleksibel. 2) Mampu dan bersedia untuk
berpartisipasi dalam inovasi serta menjadi kreatif. 3) Mampu menguasai hal-
hal yang tidak menentu atau seringkali berubahubah. 4) Mampu bekerja
dalam tim. 3) Tertarik dan siap belajar seumur hidup. 4) Mampu mengambil
tanggung jawab yang diserahkan kepadanya. 5) Mampu menyiapkan diri
untuk melakukan internasionalisai pasar kerja melalui pengertiannya tentang
budaya. 6) Cakap dan terampil dalam berbagai hal yang berupa keterampilan
dasar dan umum sebagai pendukung profesinya. : (Suhartini, Jurnal Majora
FIK UNY. 2007:6).
Perlu untuk sama sama kita perhatikan, bahwasanya Pondok
Pesantren khususnya Madrasah Aliyah As’ad mencetak para santrinya bukan
semata mata hanya untuk mengejar duniawi, akan tetapi agar kehidupan para
santri seimbang antara dunia dan akhirat. Dan para santri di cetak menjadi
kader-kader Santri yang Cerdas dan berakhlakul karimah, Trampil dan
Kompetitif Serta berbudaya Islam. (Wawancara Guru Fathurahman, M.Pd.I,
17 Februari 2020)
2. Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan Era Globalisasi
Perkembangan informasi yang cepat serta kompetisi yang begitu ketat
menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan pondok pesantren. Pesantren
sebagai institusi pencetak pemimpin masa depan dan pusat pemberdaya
masyarakat harus mampu mencetak generasi yang memiliki sumber daya
yang mapan yang dapat bersaing ketat dalam pentas Global. Tentunya,
pesantren harus berproses dan berubah khususnya dalam penerapan
kurikulumnya, agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat global dengan tidak
meninggalkan tradisi lama yang masih dianggap baik. Pesantren di Era
Globalisasi adalah pesantren yang bisa memodifikasi antara kebutuhan
masyarakat dengan tujuan pesantren sebagai lembaga pembinaan dan
pemberdayaan umat.
Untuk penerapan serta pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren As’ad disesuaikan dengan kebutuhan para santri dan disini
kita juga menilai skill santri-santri yang dapat di kembangkan melalui
program kurikulum yang direncanakan. Karna kurikulum yang ditawarkan di
Madrasah Aliyah As’ad yaitu memadupadankan kurikulum Nasional dan
Kurikulum Tradisional (pondok pesantren). (Wawancara Guru H.Ahmad
Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 16 Oktober 2019)
Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad Insyaallah
memenuhi kebutuhan siswa karna disini kami juga memfasilitasi para santri
dengan mengadakan Program tambahan diluar jam pendidikan formal yaitu
program ekstrakulikuler yang bisa di ikuti oleh para santri seperti Jurnalistik,
Paskibraka, Kaligrafi, Drumband, Olimpiade, Hadrah.dll. (Wawancara Guru
Ftahurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)
Dalam teori pemikiran Langgulung menyatakan bahwa kurikulum
dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas pada materi yang di berikan
dilingkungan sekolahformal, akan tetapi meliputi hal-hal yang menyangkut
aspek kehidupan di luar sekolah. Perluasan jangkauan kurikulum di zaman
modern terlihat dalam definisinya yaitu Kurikulum merupakan sejumlah
kekuatan, faktor-faktor pada lingkungan pengajaran dan pendidikan yang
disediakan oleh sekolah bagi peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan
sejumlah pengalaman yang lahir daripada interaksi dengan kekuatan dan
faktor-faktor tersebut. (Langgulung, 1986: 41)
Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini yang terus berubah-rubah
tentunya pihak pondok ataupun yayasan memgembangkan dan menerapkan
inovasi-inovasi dalam sistem pendidikanmnya di Pondok Pesantren, agar
menyesuaikan dengan zaman. Tentunya dalam hal ini pihak pondok/ sekolah
tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung dan penghambat baik itu dari
internal maupun dari eksternal. (Wawancara Guru H.Ahmad Dumyati Ishaq,
S.Pd.I, 10 Februari 2020)
Dalam prespektif teori, Menurut Wibowo (2008:9) Perubahan adalah
melaksanakan sesuatu menjadi sesuatu yang berbeda, perubahan merupakan
pergerakan dari keadaan sekarang kepada keadaan yang diinginkan dimasa
depan dengan segala macan foktor didalamnya baik faktor internal maupun
faktor eksternal (Arifin. Dalam Jurnal EduTech ISSN: 2442-6024 e-ISSN:
2442-7063Vol. 3 No. 1 Maret 2017: 121)
Disampaikan pula oleh Bapak Mahfudhin bahwa faktor-faktor
penerapan pengembangan kurikulum Madarsah Aliyah As’ad ini tentunya
melihat situasi internal dan eksternal, untuk internal tentunya melihat
kebutuhan SDM dan SDA yang ada di lingkungan Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad. Sedangkan untuk Eksternal melihat keadaan Era Globalisasi
yang semakin pesat ini, dan inilah salah satu yang menjadi pendorong
pengembangan Kurikulum di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad.
(Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 17 Februari 2020)
Sejalan dengan hal ini dikemukakan oleh guru Ahmad Dumyati
bahwa untuk proses pelaksanaan kurikulum itu sendiri tentunya tidak terlepas
dari faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Untuk faktor
pengahambat itu sendiri berupa adanya guru-guru yang mengajar tidak sesuai
dengan mata pelejaran atau bisa di istilahkan seperti salah masuk kamar
artinya mengajar bukan dengan kejuruannya, kemudian faktor penghambat
kedua yaitu berupa ada beberapa sarana parasara yang belum terpenuhi
seperti kekurangan buku dll. Sedangkan untuk faktor pendukung pelaksanaan
kurikulum di Madrasah Aliyah As’ad ialah ya semangat guru-guru juga
dalam berpartisipasi, serta usaha yang gigih. Dalam hal ini kami pun
mengimbangi dengan megadakan adanya pelatihan bagi guru sebagai bentuk
implementasi dari evaluasi tindak lanjut dalam mengajar. Apabila dirasakan
bila ada kesenjangan antara tujuan dan yang ingin dicapai. (Wawancara Guru
Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)
Adapun faktor-faktor yang merelevansikan Kurikulum Madrasah
Aliyah As’ad dengan Era Globaisasi yaitu dapat dilihat sebagai berikut:
(Wawancara Guru Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13
Februari 2020)
A. Faktor Pendukung
1) Faktor Pendukung Internal
Faktor internal adalah faktor pendukung berkembanganya
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad khususnya dalam bidang
Kurikulum, dilihat dari sisi dalamnya, adapun faktor pendukung
tersebut adalah
a. Peran aktif pendiri pesantren
K.H.Abdul Qodir Ibrahim seorang ‘ulama terkemuka dan
berfikiran maju dikala itu mengemukakan bahwa apabila dunia
pendidikan Islam (madrasah) terus dibiarkan tanpa adanya
pembaharuan dan perbaikan sistem pendidikan, maka dunia
pendidikan Islam khususnya di Jambi akan menghadapi masa yang
suram. Dan beliau lah orang pertama kali menyuruh para wanita
untuk belajar. Karena beliau menerapkan hadits menuntut ilmu itu
wajib bagi kaum laki-laki dan perempuan dan ini pun mendapat
tantangan tetapi akhirnya dapat diterima oleh masyarakat Pondok
inilah yang menjadi Pondok Pesantren Modern pertama di Provinsi
Jambi. (Wawancara Guru Ftahurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)
b. Dukungan dari keluarga besar K.H.Abdul Qodir Ibrahim
Keluarga besar K.H.Abdul Qodir Ibrahim merupakan faktor
pendukung utama dalam berdirinya Pondok Pesantren terutama
dalam pengembangan kurikumnya yang memadukan kurikulum
nasional. Dalam hal ini keluarga beliau mulai dari anak anak, cucu-
cucu, dan saudara-saudara beliau sangat memberikan pengaruh
keberlangsungan pondok pesantren As’ad, karna keluarga beliau
rata-rata berpendidikan, sehingga mereka juga aktif dalam
pengembangan kurikulum pesantren untuk terus berinofasi, karna
keluarga beliau yang memeggan kendali pondok pesantaran
dibagian yayasan. (Wawancara Guru Wawancara Guru H. Ahmad
Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)
c. Adanya semangat kinerja pengurus dan guru-guru yang baik dalam
merelevansikan kurikulum dengan Era Globalisasi.
Pengurus pesantren yang sedia dan memberikan sumbangsih
besar disetiap perkembangan yang ada di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad, dan dengan adanya kepengurusan yang mempuni
ini, membuat jalannya kehidupan pesantren menjadi teratur serta
berakibat baik bagi kelangsungan para santri. (Wawancara Guru
Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari
2020)
d. Adanya interaksi yang baik antara ustadz dan santri.
Dengan adanya ustadz-ustadzah yang baik dan bijak dapat
menjadi panutan untuk santri, sehingga dapat memperoleh ilmu
yang bermanfaat. (Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 13 Februari
2020)
e. Proses pembelajaran yang baik
Dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad terdapat kurikulum yang menyertai siswa maupun
santri di setiap pembelajarannya. Tujuannya untuk memenuhi
kurikulum serta minat bakat dari para santri. Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren As’ad menyediakan berbagai proses
pembelajaran yang menarik, seperti pembelajaran formal dan
ekstrakurikuler. Adapun beberapa ekstrakurikuler yang di tawarkan
adalah Kajian Kitab Kuning, Pembinaan Bahasa Arab-Inggris,
Pembinaan Da’i-Da’iyah, Pembinaan Jurnalistik (Majalah
Sekolah), Drum Band, Pembinaan Olah Raga, Keorganisasian
(OSIS) (ISAPPA), Ketrampilan Living Skill (Membatik),
Kepramukaan, Kaligrafi, Seni Islam (Hadrah/Nasyid), Paskibraka,
dan Olympiade Sains. (Dokumentasi PP. As’ad, 2020)
Dengan adanya proses pembelajaran yang baik dan sejalan
dengan perkembangan santri. Oleh karena itu, keberadaan
pesantren berserta mengalami peningkatan dalam penambahan
santri yang ingin sekolah di lembaga pendidikan. Hal ini terbukti
dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh beberapa santri dalam
bidang akademik maupun non akademik.
f. Sarana dan prasarana yang memadai
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad mengalami
perkembangan dari tahun ketahun. Perkembangan ini tentunya juga
ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana yang memadai.
Dengan adanya sarana prasarana yang memadai, maka keadaan
belajar mengajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
berjalan dengan lancar dan baik. (Wawancara Guru Wawancara
Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)
2) Faktor Pendukung Eksternal
Adapun faktor pendukung eksternal terhadap penerapan
Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad antara lain
sebagai berikut: (Wawancara Guru Wawancara Guru H. Ahmad
Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)
a. Dukungan Pemerintah Desa maupun Kota
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad adalah salah satu
pesantren yang juga sudah terdaftar di lembaga hukum dan
lembaga pemerintahan. Pemerintah sekitar sangat mendukung
dengan adanya keberadaan Pondok Pesantren As’ad, karena secara
langsung Pondok Pesantren As’ad ikut serta dalam proses
pendidikan SDM pada masyarakat sekitar dan hal itu juga
membantu jalannya tugas pemerintah sebagai pelindung dan
pemenuhan sumber daya manusia bagi masyarakatnya.
b. Dukungan Positif Masyarakat dan Warga Setempat.
Dengan adanya pesantren bagi masyarakat sangat bersyukur,
karena tidak perlu jauh-jauh untuk belajar agama. Jadi, masyarakat
mendukung dengan adanya pesantren, sampai terkadang ada
beberapa masyarakat yang ikut menyumbang dalam bentuk materi
maupun non materi untuk membangun pesantren.
c. Orang tua santri turut mendukung dalam peraturan yang dijalankan
Dengan adanya orang tua yang mendukung terhadap sistem
pengajaran berupa Penerapan kurikulum yang telah ditentukan oleh
Pondok Pesantren, maka hal ini menjadi faktor pendukung laju nya
penerapan kurikulum dalam merelevansikan dengan era globalisasi.
B. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat penerapan kurikulum Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren As’ad antara lain sebagai berikut: (Wawancara
Guru Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari
2020)
1) Faktor Hambatan Internal
Faktor Hambatan Internal dapat dilihat dari sisi Internal
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad, Adapun faktor
penghambat tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Pola kerja/culture guru dan karyawan
Tentu pola kerja dan cultur guru sangat mempengaruhi
proses perelevansian kurikulum Madrasah Aliyah As’ad dengan
Era Globalisasi. Namun dalam hal ini pihak pimpinan selalu
mengadakan pelatihan bagi guru dan karyawan untuk memberikan
pemahaman mengeni kurikulum yag direncanakan dan rapat dalam
bidang kurikulum pendidikannya dalam respon era globalisasi.
b. Kurangnya Sarana Penunjang
Sarana penunjang salah satu dari penghambat perelevansian
kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad karena
adanya transportasi yang sangat sulit dijangkau dari area Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren As’ad dengan letak yang di pinggiran
kota.
2) Faktor Hambatan Eksternal
Adapun faktor penghambat Madarah AliyaH Pondok Pesantren
As’ad adalah sebagai berikut:
a. Hambatan dalam bidang politik pendidikan
Hambatan dalam bidang politik pendidikan ini seperti
ketetapan dari perintah pusat dan dari kemenag mengenai durasi
waktu peaksanaan kurikulum formal yang terkadang berbenturan
dengan waktu pelaksanaan pendidikan klafiyah/ pesantren. dan
juga berbagai kurikulum yang ditawarkan dari pemerintah pusat
sebagian ada yang tidak bisa di implementasikan di madrasah
aliyah as’ad karna sistem nilai yang di anggap tidak sesuai,
menimbang bahwa madrasah aliyah as’ad merupakan lembaga
yang berciri khaskan pesantren.
b. Bidang kebudayaan
Tentunya dalam perkembangan dunia modern tidak terlepas
dari kebudayaan asing yang mempengaruhinya, Kondisi demikian
yang menyebabkan timbulnya proses perpaduan atau saling
berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. dalam
hal ini, ini menjad tantangan dan hambatan tersendiri bagi
pesantren , mulai dari budaya pakain, ineraksi dengan lawan jenis
yang dianggap tabu di lingkungan pesantren dan budaya proses
belajar mengajarnya. Namun dalam hal ini tentunya pimpinan dan
juga guru-guru selalu memberikan yang terbaik untuk peserta didik
dengan selektif dalam hal kebudayaan pesantren dan respon era
globalisasi.
3. Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
Menghasilkan Lulusan yang Relevan dengan Tuntutan Era
Globalisasi
Pada aras ini, Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad merupakan
Pondok Pesantren Swasta dibawah naungan yayasan. dalam Perkembangan
Kurikulumnya, Kurikulum yang ditawarkan di Pondok Pesantren As’ad
merupakan Kurikulum yang telah disepakati pihak yayasan dan juga para
guru-guru pondok. Pondok Pesantren As’ad Khususnya Madrasah Aliyah
As’ad mengembangkan dan menerapkan tiga kurikulum sekaligus yaitu
kurikulum Pondok, Kurikulum DEPAG/KEMENAG dan Kurikulum
DIKNAS. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 16 Oktober 2019).
Merujuk pada kaidah teori, berdasarkan tingkat konsistensi dengan
sistem lama dan keterpengaruhan oleh sistem modern, secara garis besar
pondok pesantren dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu Pondok
Pesantren Salafiyah (Tradisional), merupakan pondok pesantren yang
mengajarkan ilmu-ilmu agama seperti kitab kunig dengan metode serongan
dan bendongan. dan Pondok Pesantren Khalafiyah atau Ashriyah (Modern),
merupakan pondok pesantren yang menerapkan mata pelajaran salafiyah dan
juga menerapkan lembaga formal dalam kurikulumya. (Saifuddin, Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015: 215).
Untuk penerapan serta pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren As’ad disesuaikan dengan kebutuhan para santri dan disini
kita juga menilai skill santri-santri yang dapat di kembangkan melalui
program kurikulum yang direncanakan. Karna kurikulum yang ditawarkan di
Madrasah Aliyah As’ad yaitu memadupadankan kurikulum Nasional dan
Kurikulum Tradisional (pondok pesantren). (Wawancara Guru H.Ahmad
Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 16 Oktober 2019)
Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad Insyaallah
memenuhi kebutuhan siswa karna disini kami juga memfasilitasi para santri
dengan mengadakan Program tambahan diluar jam pendidikan formal yaitu
program ekstrakulikuler yang bisa di ikuti oleh para santri seperti Jurnalistik,
Paskibraka, Kaligrafi, Drumband, Olimpiade, Hadrah.dll. (Wawancara Guru
Ftahurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)
Sejalan dengan pemikiran Langgulung menyatakan bahwa kurikulum
dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas pada materi yang di berikan
dilingkungan sekolah saja, melainkan meliputi hal-hal yang menyangkut
aspek kehidupan di luarjam formal. Perluasan jangkauan kurikulum di zaman
modern terlihat dalam pengertian yaitu Kurikulum adalah sejumlah kekuatan,
faktor-faktor pada lingkungan pengajaran dan pendidikan yang disediakan
oleh sekolah bagi siswa di dalam dan di luar sekolah dan sejumlah
pengalaman yang tercipta daripada interaksi dengan kekuatan dan faktor-
faktor tersebut . (Langgulung, 1986: 41)
Dalam ranah pendidikan, Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
merupakan salah satu lembaga pendidikan berkatagori Pondok Pesantren
berbasis Khalafiyah atau Ashriyah, yaitu pondok pesantren yang menerapkan
mata pelajaran salafiyah dan juga menerapkan lembaga formal dalam
kurikulumya.
Hal ini selaras dengan pernyatan Bapak Fauzi, yaitu bahwasanyya
Madrasah aliyah pondok pesantren As’ad selain melaksanakan Kurikulum
Pondok/ salafiyyah juga menerapkan kurikulum nasional sudah barang tentu
ini merupakan keterpaduan kurikulum yang diterapkan, selain melaksankan
kurikulum pondok dan nasional sekolah juga menyediakan program
tambahan diluar jam sekolah formal berupa ekstrakulikuler sebagai
penunjang minat dan bakat para santrinya. (Wawancara Guru Drs. Fauzi, MS.
10 Februari 2020)
Merujuk pada teori, yang dikemukakan oleh Arifin, bahwa di dalam
kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus
diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, dan peserta didik
memepelajarinya, akan tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan
yang dipandang perlu, karena mempunyai pengaruh terhadap peserta didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. dan kurikulum tidak hanya berisi
ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam kelas, melainkan menyangkut juga
semua hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar. (Arifin, 1994: 85)
Menurut Ahmad Tafsir, dalam Islam ada tiga paradigma besar
pengetahuan. 1) paradigma sains, pengetahuan yang diperoleh akal dan indera
seperti fiqh, 2) paradigma logis yaitu pengetahuan dengan objek yang abstrak
seperti filsafat, 3) paradigma mistik yang diperoleh dengan rasa. (Tafsir,
2008: 204).
Kurikulum pendidikan pesantren dalam pengembangan kurikulum
pondok pesantren masa depan menurut hasan paling tidak memiliki beberapa
komponen, antara lain yaitu tujuan, isi pengetahuan dan pengalaman belajar,
strategi dan evaluasi. Biasanya komponen tujuan tersebut terbagi dalam
beberapa tingkatan, yakni tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurekuler dan tujuan instruksional. Namun demikian berbagai tingkat
tujuan tersebut satu sama lainnya merupakan suatu kesatuan yang tak
terpisahkan. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6,
No. 1 Pebruari 2020: 55)
Berdasarkan pemaparan tersebut, Guru Fathurrahman mengatakan
bahwa kurikulum pondok pesantren dalam menyiapkan para santrinya untuk
dapat hidup dimasa sekarang dan akan datang menyediakan berbagai
alternatif dalam pelaksanaan kurikulumnya yang telah di rencanakan oleh
kepala sekolah Madrasah Aliyah As’ad yaitu oleh bapak H. Abdul Qadir
Jailany, S.Ag yaitu berupa perencanaan kurikulum itu sendiri berupa tujuan
apa yang ingin dicapai, prosese penerapannya, isi kurikulum dan tentunya
pengevaluasian sebagai indikator penilaian dari penerapan kurikulum.
1) Tujuan
Dalam penerapan tujuan kurikulum Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren As’ad, semata-mata untuk mencari Ridho Allah SWT. Kemudian
dari pada itu, Tentunya disini kurikulum itu bertujuan untuk mencetak para
kader-kader yang cerdas, unggul dalam berprestasi, Trampil dan Kompetitif
Serta berbudaya Islam tentunya untuk tetap menjunjung tinggi sikap/akhlakul
karimah.
2) Isi
Adapun isi dari kurikulum madarash Aliyah As’ad merupakan alat
yang menunjang pengetahuan peserta didik baik dari segi aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif. Ini bisa melalui dari berbagai sumber seperi buku
dll.
3) Proses
Untuk prosesnya, ini dilimpahkan tanggung jawabnya secara umum
kepada pendidik, artinya pendidik harus memiliki strategi/metode dalam
mengajar ataupun membina para santrinya sesuai dengan kebutuhan para
santri. disini juga sekolah menyediakan wahana berupa program tambahan
diluar jam sekolah yaitu kegiatan ekstrakulikuler. Namun dari pada itu kami
juga mengadakan pelatihan untuk guru-guru di madrasah Aliyah As’ad.
4) Evaluasi
Untuk pengevaluasian, tentunya evaluasi kurikulum sangat penting,
dalam hal ini pihak sekolah rutin mengevaluasi kurikulum yaitu menerapkan
evalusi mingguan, bulanan semester dan tahunan. Untuk mingguan dan
bulana itu dilaksankan oleh guru yg bersangkutan terhadap para santri, dan
semester dilaksankan secara komprehensif baik para santri dan guru yang
bersangkutan maupun kepala sekolah dan jajarannya, disini tentunya kami
mengidentifikasi baik itu dari siswa maupun guru yang bersangkutan yang
memegang amanah sebagai penanggung jawab mata pelajaran yang diemban,
apakah sudah memenuhi SOP yang ditetapkan. Sedangkan untuk evaluasi
tahunan juga dilaksanakan secara komprehensif dan integral dalam hal ini
melibatkan pihak eksternal yaitu Pemerintah dan juga DEPAG,
pengevaluasian kurikulum pondok pesantren As’ad melibatkan Pemerintah
dan DEPAG iyalah melalui penilaian Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang
berfungsi sebagai penilai eksternal dan internal kualitas dan mutu Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren As’ad. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I,
17 Februari 2020)
Selaras dengan pernyataan Nasution dalam bukunya yang berjudul
Asas-asas Kurikulum menyatakan terdapat empat komponen dalam
pengembangan kurikulum yaitu komponen tujuan, komponen bahan
pelajaran, komponen proses beljar-mengajar dan komponen evaluasi atau
penilaian. (Nasution, 2011:17)
Sejalan dengan pernyataan bapak Fathurrahman, dikemukakan pula
oleh Bapak Mahfudin bahwa dalam isi kurikulum, menerapkan media atau
metode yang digunakan dalam proses belajar mengajarnya, tentunya dengan
menggunakan buku, Infocus dan alat-alat peraga lainnya untuk mata pelajaran
tertentu. (Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 17 Februari 2020)
Di Era Modernisasi pesantren dituntut melakukan trobosan-trobosan
sebagai berikut: (Haedari, 2004. Hal, 86)
1) Membuat kurikulum terpadu, gradual, sistematik, egaliter, dan bersifat
buttom up (tidak top down) artinya penyususnan kurikulum tidak lagi
didasarkan pada konsep plain for student tetapi palin by student.
2) Melengkapi sarana penunjang proses pembelajaran, seperti perpustakaan
buku-buku klasik dan kontemporer, majalah, sarana berorganisasi, sarana
olah raga, internet, dan lain sebagainya.
3) Memberikan kebebasan kepada santri yang ingin mengembangkan
talenta mereka masing-masing, baik yang berkenaan dengan pemikiran,
ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kewirausahaan.
4) Menyediakan wahana aktualisasi diri di tengah-tengah masyarakat.
Untuk menunjang talenta para santri, sekolah menyediakan sarana dan
prasarana penunjang proses pembelajaran, seperti perpustakaan, sarana olah
raga, sarana berorganisasi, jaringan internet, lab IPA, dan Lab Komputer.
(Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020).
Adapun tolak ukur/indikator penerapan kurikulum pondok pesantren
di Madrasah Aliyah As’ad disesuaikan dengan visi misi Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren As’ad. Dalam penerapan kurikulumya tentunya pihak
sekolah/ yayasan menerapkan penilaian baik itu penilaian internal maupun
eksternal. Untuk penialain internal itu sendiri, berpedoman pada santri dan
juga guru, serta sarana prasaran penunjang pendidikan. dan tolak ukur
penilaian eksternal berupa penerapan kurikulum untuk membekali para santri
menghadapi dunia yang semakin berkembang. Seperti literasi teknologi
informasi. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 17 Februari 2020)
Menurut Tilaar dalam Suhartini Era globalisasi adalah suatu tatanan
kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan seluruh umat
manusia. Menurutnya globalisasi secara khusus memasuki tiga area penting,
dalam kehidupan manusia yaitu, ekonomi, politik, dan budaya (Suhartini,
Jurnal Majora FIK UNY. 2007:20).
Globalisasi secara khusus memasuki tiga area penting, dalam
kehidupan manusia yaitu, ekonomi, politik, dan budaya. Kurikulum pondok
madrasah Aliyah As’ad melatih para santrinya untuk tidak menjadi orang
yang bergantung pada orang lain. Dalam penerapannya untuk respon
ekonomi, penunjang pendidikannya berupa adanya program tambahan yaitu
ekstrakulikuler yang menerapkan kejuruan membatik, dan jurnalistik. Untuk
respon masalah politik kami memberikan binaan berupa program OSIS, dan
Pramuka. Dan jika untuk merespon budaya, tentunya Madrasah Aliyah As’ad
memiliki basic Pondok Pesantren. Dalam hal ini tentunya sekolah
memberikan yang terbaik untuk para santri di era saat ini dengan
menyesuaikan zaman, untuk budaya berpakaian sudah barang tentu pakaian
yang menutupi aurat. Sedangkan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler
diterapka berupa kegiatan, Hadrah, dan Nasyid, dan DrumBand, namun tidak
menghilangkan cri khas pesantrenya. (Wawancara Guru Fathurrahman,
M.Pd.I, 10 Februari 2020)
Kurikulum pondok pesantren itu sendiri tidak lain tujuannya ialah
untuk membekali para santri agar siap dalam menghadapi era globalisasi, dan
tidak kehilanagan jati diri, karana globalisasi ibarat dua sisi mata uang, ada
sisi negatif dan ada sisi positif, karna pada era ini tidak terlepas dari kemajuan
dan kecanggihan teknologi serta keterbukaannya ekonomi/pasar bebas. Di
tambah lagi banyaknya orang asing yang berdatangan ke Indonesia sehingga
budaya-budaya negara luar dapat beradaptasi didalam negeri. Diera
perdagangan bebas, jika tidak siap kita bisa secara estapet mengikuti budaya
mereka. Yang sebagaian budayanya bertentangan dengan budaya kita sendiri,
nah agama filternya. jika sudah belajar agama dengan baik dan benar
mengamalkannya dengan baik pula, sehebat apaupun masuknya Era
Globalisasi, semaju apaun ilmu pengetahuan dan teknologi, kita bisa
menangkalnya dengan baik. Disinilah peran kurikulum Pondok berlaku dalam
mendidik spiritual para santri.(Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq,
S.Pd.I, 13 Februari 2020)
Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk
menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren. Perubahan-
perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern termasuk mulai akrab
dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembanagan di luar
drinya, diversifikasi program, kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas,
dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.
(Hasbullah dalam Ahmadi, 2016: 156).
Pondok pesantren as’ad dalam sejarahnya sudah mencetak beberapa
kader pemimpin di dunia perpolitikan dan dunia pendidikan dua diantaranya
ialah mantan gubernur Jambi periode 2010-2015 yaitu bapak Hasan Basri
Agus dan Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yaitu bapak Prof.Dr.H. Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D. (Wawancara Guru
Fathurrahman, M.Pd.I, 16 Oktober 2019)
Sebagai lembaga yang berlebel Islam bercirikan pesantren, tentu
Madrasah Aliyah As’ad tetap menerapkan kurikulm pondok, seperti kitab
kuning, dll. namun dalam hal ini tidak mengenyampingkan ilmu umum.
Artinya sekolah tetap update dengan kemajuan zaman dan perubahan dunia
global dan ikut merasakan perkembangan iptek/teknologi, karna teknologi
memiliki pengaruh yang besar dan banyak sekali manfaat nya diantaranya
mempersingkat waktu mempermudah akses. Termasuk juga di bidang ilmu
pendidikan. disinilah Islam dipandang sebagai konsepsi untuk menjadi
kekuatan moral yang mampu membimbing umat manusia sehingga tetap
memiliki tanggung jawab sosial, yang menciptakan masyarakat keadaban
yang kaya dengan nilai-nilai keadilan dan menghargai perbedaan/pluralitas.
(Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, 13 Februari 2020)
Meminjam bahasa Daulay (2004: 137) dalam Jamaluddin, ciri-ciri
pesantren masa depan ada 3, yaitu: ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kompetitif, moral dan pluralisme. (Jamaluddin, Jurnal KARSA. 2012: 138).
Berangkat dari pernyataan guru-guru Madrasah Aliyah As’ad baik
dari WAKA Kurikulum ataupun WAKA Kesiswaan, dalam hal ini diutarakan
pula oleh santri wati Madrasah Aliyah As’ad mengenai Kurikulum yang
diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad yaitu “Kurikulum yang ditawarkan di
madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad sangat memberikan kontribusi
pada para santri, khususnya saya sendiri. karna banyak diantar kami yang bisa
mengasah skill di bidang minat dan bakat masing-masing. Dan juga tidak
jarang sekolah mengirim para santri untuk mengikuti perlombaan dengan
sekolah-sekolah umum seperti perlombaan OSN dan lain-lain. Bahkan tidak
jarang para santri madrasah aliyah As’ad memenangkan pertandingan seperti
pada bulan Oktober tahun 2019 madrasah Aliyah as’ad memenagkan berbagai
macam perlombaan yaitu juara 1 pidato bahasa Indonesia, juara 2 kaligrafi,
juara 2 atletik 100m Untuk putri, juara 3 stand up comedy dan juara 2
melukis. (Wawancara Santri kestiami Zora, 10 Februari 2020)
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai temuan dan pembahasan
penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Hubungan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
dengan Era Globalisasi, setidaknya terdapat dua hal utama yang perlu
diperhatikan, 1. eilmuan pesantren muncul sebagai upaya pencerahan
bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia ini. 2 karena pesantren
dipandang sebagai lembaga pendidikan, maka kurikulum
pengajarannya setidaknya memiliki orientasi terhadap dinamika
kekinian (ilmu sosial). Dan sudah barang tentu kurikulum Pondok
untuk membekali para santrinya dalam menghadapi era modernitas.
Dengan mengkondisikan para santrinya pada sikap, perilaku/akhlakul
karimah atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi agent of
changes bagi dirinya sendiri, lingkungannya, masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras dan golongan dan tentunya berbudaya
Islam.
2. Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan Era Globalisasi,
tentunya hal ini tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghmabat
baik dari pihak internal maupun pihak ektsternal. Adapun Faktor
Pendukung yaitu SDM dan SDA yang cukup memadai. Sedangkan
faktor penghambat yaitu pola kerja/culture guru dan karyawan, dan
hambatan dalam bidang politik pendidikan serta hambatan
keterpaduan budaya di era modernisasi saat ini.
3. Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan tuntutan Era
Globalisasi, selaras dengan hal ini, tentunya kurikulum Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren As’ad, merencanakan alternatif dalam
penerapan kurikulumnya yaitu berupa perencanaan kurikulum itu
sendiri berupa tujuan apa yang ingin dicapai, prosese penerapannya,
isi kurikulum dan tentunya pengevaluasian sebagai indikator penilaian
dari penerapan kurikulum tersebut.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, penulis sedikit memberikan saran yang
sekiranya bisa dimanfaatkan bagi lembaga pendidikan khususnya maupun
bagi akademik lain, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota
Jambi
Agar selalu meningkatkan kualitas pendidikan, dan tetap
menyesuaikan diri di era modernisasi pendidikan tentunya tanpa
menghilangkan ciri khas pesantren, sehingga melahirkan kader-kader
alumni yang berprestasi berdasarkan Iman dan Taqwa serta berbudaya
Islami.
2. Bagi Penulis/peneliti selanjutnya
Apabila melakukan sebuah penelitian dengan tema yang sama
ataupun tema yang berbeda, diharapkan lebih fokus terhadap tema
yang diteliti sehingga data tidak keluar dari tujuan penelitian, akurat
dan tidak mempersulit pada analisis.
103
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Abdurrahman Wahid, 2001. Menggerakkan Tradisi, Esai-Esai Pesantren.
Yogyakarta: LKIS.
A. Fatah Yasin. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-
Malang Press.
Ahmad saifuddin, Eksistensi Kurikulum Peasantren dan Kebijakan
Pendidikan. (dalam jurnal Pendidikan Agama Islam, vol o3, No 01,
Mei 2015).
Ahmad Tafsir, 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:
Rosda.
Ahri Ghazali, 2011. Pendidikan Islam Untuk Konselor, Yogyakarta: CV
Amanah.
Amat Mukhadis. 2013. Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter
dalam Bidang Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi.
(dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 2, Juni 2013)
Amin Haedari, dkk. 2004. Masa Depan Pesantren dalam Tantangan
Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD PRESS.
Arifin, 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.
Arikonto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Burhan Bungin. 2012. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Etistika Yuni Wijaya, dkk. Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai
Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global. (dalam
Jurnal Volume 1 Tahun 2016-ISSN 2528-259X)
Fristiana Irina. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori, Konsep dan
Aplikasi. Yogyakarta: Parama Ilmu
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Al-Husna.
Heny Kusmawati, Anista Ika Surachman. Glokalisasi Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Madrasah Aliyah Keagamaan Di Era Revolusi Industri 4.0.
(Dalam Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. 6_ No. 2 Juli 2019)
Imam Gunawan. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara
Irwan Fathurrochman. Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Santri Pondok Pesantren Hidayatullah/Panti
Asuhan Anak Soleh Curup. (dalam Jurnal TADBIR: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No. 01, 2017)
Ismail SM dkk, 2002. Dinamika Pesantren dan Madrasah. Semarang &
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo & Pustaka Pelajar.
Khoirun Nisa, Chusnul Chotimah. Pengembangan Kurikulum Pondok
Pesantren (Dalam Jurnal Inovatif E-Issn 2598-3172 Volume 6, No. 1
Pebruari 2020)
Lexy J. Moleong, 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Lexy J. Moleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mastuhu,1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS.
Muhammad Arifin. Strategi Manajemen Perubahan Dalam Meningkatkan
Disiplin Di Perguruan Tinggi. (Dalam Jurnal Edutech Issn: 2442-
6024 E-Issn: 2442-7063 Vol. 3 No. 1 Maret 2017).
Muhammad Jamaluddin, Metamorfosis Pesantren di Era Globalisasi.
(dalam jurnal Jurnal Karsa, Vol. 20, No. 1, 2012).
Mukminan, 2014. Tantangan Pendidikan di Abad 21. Surabaya: UNESA
Munawir Yusuf. Rekonstruksi Kurikulum Pondok Pesantren (Kajian Khusus
Kurikulum PPMI Assalaam). (dalam Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume
3, Nomor 2, Juli 2017)
Mursal Aziz. Manajemen Kurikulum Dalam Pengembangan Budaya
Belajar Di Madrasah Aliyah Mu’allimin Univa Medan. (Dalam Jurnal
ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli-Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-
ISSN: 2580-5541)
Nurcholish Madjid, 1997. Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan,
Jakarta: Paramadina.
Rudi Haryanto. Pemberdayaan Santri Pondok Pesantren Musthafawiyah Di
Era Globalisasi (Dalam Jurnal Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Issn: 2087-
9490 (P); 2597-940x (O) Vol. 9, No. 2. 2017)
Rulam Ahmadi. 2016. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Said Aqil Siradj, 1999. Pesantren Masa Depan, Wacana Pemberdayaan
dan Transformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah.
S. Nasution, 2011. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&G. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhartini, Perspektif Global (dalam Jurnal Majora FIK UNY. 2007)
Teguh Triwiyanto 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Zainal Arifin, 2017. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul: Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren pada Era Globaisasi di
Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi
A. Pedoman Observasi
Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengamati secara
langsung lokasi penelitian serta mencatat hal-hal yang berkenaan dengan
relevansi kurikulum pondok pesantren pada era globalisasi di madrasah
aliyah As’ad seberang kota Jambi.
B. Pedoman Wawancara
a) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk Bapak Fathurrahman,
M.Pd.I. selaku WAKA Kurikulum dan guru Madrasah Aliyah
As’ad Seberang Kota Jambi
1. Bagaimana kurikulum pondok pesantren As’ad yang diterapakan di
Madrasah Aliyah As’ad seberang kota Jambi ?
2. Apakah sekolah menyusun kurikulum setiap tahun ajaran baru ?
3. Bagaimanakah cara yang dilakukan sekolah dalam pengintegrasian
kurikulum di Era Globalisasi saat ini ?
4. Bagaimana hubungan kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah
Aliyah As’ad dengan Era Globalisasi ?
5. Bagaimana pengembangan kurikulum yang dilakukan sekolah
terhadap Era Globalisasi saat ini di Madrasah Aliyah As’ad ?
6. Apa tujuan dan harapan sekolah dalam pengembanagan kurikulum
Pondok Pesantren khususnya Madrasah Aliyah As’ad ?
7. Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam
pengimplementasian kurikulum Madrasah Aliyah As’ad ?
8. Apakah dalam penyusunan kurikulum disesuaikan dengan kondisi
Era Globalisasi Saat ini ?
9. Apakah dalam perencanaan kurikulum melakukan kerjasama
dengan pihak lain ? siapa saja ?
10. Apa saja indikator penerapan kurikulum Pondok Pesantren di
Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
11. Adakah hambatan yang dialami sekolah dari pelaksanaan
Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ?
12. Bagaimana kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah
As’ad menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan Era
Globalisasi ?
13. Apa saja Kurikulum yang di tawarkan bagi para santri di Madrasah
Aliyah As’ad ?
14. Secara umum, bagaimanakah evaluasi yang dilakukan oleh pihak
sekolah mengenai kurikulum yang dilaksanakan ?
15. Apakah dalam materi kurikulum diajarkan kepada para santri untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Modernisasi saat ini ?
16. Apa saja media atau metode yang digunakan pada saat kegiatan
belajar mengajar di Madrasah Aliyah As’ad Seberng Kota Jambi ?
17. Apakah kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad
menerapkan mata pelajaran Teknologo Informasi (TI) ?
18. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
19. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum
di Madrasah Aliyah As’ad di Era Globalisasi saat ini ? baik itu
faktor penghambat maupun faktor pendukung pelaksanaan
kurikulum ?
20. Apa yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi kurikulum ?
b) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk Bapak H. Ahmad
Dumyati Ishaq, S.Pd.I. selaku WAKA Kesiswaan dan guru
Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi
1. Bagaimana kemampuan para santri dalam pelaksanaan kurikulum
Di Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
2. Kurikulum apa saja yang ditawarkan untuk para santri di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
3. Apakah kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren As’ad
Khususnya Madrasah Aliyah As’ad sesuai dengan kebutuhan para
santri saat ini ? dan seperti apa contohnya ?
4. Apakah kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad
setiap tahunnya selalu berkembang dengan baik ?
5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kuirkulum
Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ? baik faktor
penghambat maupun faktor pendukung ?
6. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
7. Apakah Kurilum Pondok Pesantren As’ad Khususnya Madrasah
Aliyah A’ad menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
Era Globalisasi ?
8. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan
kurikulum ? kapan evaluasi kurikulum dilaksanakan ?
c) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk Bapak Mahfudhin,
S.Ag. dan Bapak Drs. Fauzi, MS selaku Guru di Madrasah Aliyah
As’ad seberang Kota Jambi
Bapak Mahfudhin, S.Ag
1. Kurikulum apa saja yang ditawarkan untuk para santri di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
2. Apakah dalam materi kurikulum diajarkan kepada para santri untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Modernisasi saat ini ?
3. Apa saja media atau metode yang digunakan pada saat kegiatan
belajar mengajar di Madrasah Aliyah As’ad Seberng Kota Jambi ?
4. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kuirkulum
Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ? baik faktor
penghambat maupun faktor pendukung
6. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan
kurikulum ? kapan evaluasi kurikulum dilaksanakan ?
Bapak Drs. Fauzi, MS
1. Kurikulum apa saja yang ditawarkan untuk para santri di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
2. Apakah dalam materi kurikulum diajarkan kepada para santri untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Modernisasi saat ini ?
3. Apa saja media atau metode yang digunakan pada saat kegiatan
belajar mengajar di Madrasah Aliyah As’ad Seberng Kota Jambi ?
4. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah
Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?
5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kuirkulum
Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ? baik faktor
penghambat maupun faktor pendukung
6. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan
kurikulum ? kapan evaluasi kurikulum dilaksanakan ?
d) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk beberapa santri
Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi
1. Kurikulum apa saja yang di tawarkan di Madrasah Aliyah As’ad
Seberang Kota Jambi ?
2. Apakah kurikulum Pondok Pesantren yang ditawarkan di
Madrasah Aliyah As’ad dapat memberi kontribusi pada anda ?
3. Apakah anda merasa bahwa Kurikulum Pondok Pesantren di
Madrasah Aliyah As’ad berkaitan dan relevan dengan Era
Globalisasi saat ini ?
DOKUMENTASI
Wawancara dengan WAKA Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
As’ad yaitu Bapak Fathurrahmna, M.Pd.I. dan bersama Guru Drs. Fauzi, MS.
Wawancara dengan WAKA Kesiswaan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
oleh Bapak H.Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I
Wawancara dengan Guru-guru Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad oleh
Bapak Mahfudhin, S.Ag dan Bapak Drs. Fauzi, MS.
Wawancara dengan Santri Putri/Siswi Madrasah Aliyah Asad Pondok Pesantren
As’ad
Dokumentasi Santri Berprestasi pada Ajang POSPEDA TK.I Prov. Jambi 2019
Dokumentasi Bangunan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad
Masjid
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Elita Fauzia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl Lahir : Sei Bahar, 28 September 1998
Alamat : Ds. Brasau, RT.10, Kec. Tungkal ulu, Kab.
Tanjung Jabung Barat. Prov. Jambi.
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 082380938945
Pengalaman-Pengalam Pendidikan Formal:
1. SD/MI, tahun tamat : SDN 187/V Kabupaten TANJABBARAT
2. MTS/SMP : MTS As’ad Seberang Kota Jambi
3. MA/SMA : MA As’ad Seberang Kota Jambi