141
MANAJEMEN KURIKULUM MADARASAH ALIYAH DALAM PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA GLOBALISASI DI PONDOK PESANTREN AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI SKRIPSI ELITA FAUZIA NIM. TK. 161211 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

TK.161211. Manajemen Kurikulum Madrasah Aliyah dalam

Embed Size (px)

Citation preview

MANAJEMEN KURIKULUM MADARASAH ALIYAH

DALAM PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA

GLOBALISASI DI PONDOK PESANTREN

AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI

SKRIPSI

ELITA FAUZIA

NIM. TK. 161211

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

MANAJEMEN KURIKULUM MADARASAH ALIYAH

DALAM PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA

GLOBALISASI DI PONDOK PESANTREN

AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu untuk syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan

ELITA FAUZIA

NIM. TK. 161211

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

i

ii

iii

iv

v

PERSEMBAHAN

الرحيمالرحناللبسم

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..

Ya Allah, terimakasih Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah

menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta

pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Engaku berikan

aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi

Mu ya Allah,

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha

Tinggi nan Maha Adil lagi nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku

manusia yang senantiasa untuk dapat berpikir dengan akal dan trimakasih atas

nikmat iman atas agama Islam yang engkau ridhoi. Shalawat beriringkan salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga satu keberhasilan ini menjadi

langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Dalam harapanku, menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima

kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk dua orang malaikat

dalam hidupku yaitu bapaku tercinta Herman Joyo dan mamaku tercinta Mirawati,

yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat

dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat

menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Maafkan anakmu ini yang terlampau

sering membuat khawatir dan menyusahkanmu. We always love you my parents.

kupersembahkan pula ungkapan terimakasihku untuk adik-adikku tersayang M.

Hanan Ashraf dan M. Zayyan Al-sakin yang sanantiasa memberikan semangat dan

menjadi penyamangat motivasi dalam hidupku.

Untuk seluruh keluarga besar H. Khamarudhin (Alm) dan Keluarga Besar

Bilal Ahmad (Alm) yang selalu memberikan suport dan nasehat supaya aku selalu

semangat dalam menjalani pendidikan dan selalu mendoakan yang terbaik

untukku. khususnya teruntuk kakakku Melyna Alvionita, yang selalu memberikan

arahan dan dukungan serta doanya dalam proses pembuatan skripsi ini.

Untuk semua teman-teman seperjuanganku Manajemen Pendidikan Islam

Angkatan 2016. Dan teman-teman dari Keluarga besar Alumni Pondok Pesantren

As’ad Jambi. Yang selau menjadi patner dalam perjuangan skripsi ini.

Dan teruntuk Dosen Pembimbingku yaitu Bapak Prof. H. Lias Hasibuan.

MA selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Najmul Hayyat. M.Pd.I selaku

Dosen Pembimbing II, Terimakasih yang tiada terkira, yang tak pernah lelah dan

selalu sabar memberikan bimbingan dan arahan kepadaku sampai skripsi ini

selesai.

vi

MOTTO

حيم حمن الر الر بسم للاه

والعصر

نسان لفي خسر ان ال

بر ە وتواصوا بالص لحت وتواصوا بالحق ال الذين امنوا وعملوا الصه

Artinya: “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk

kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. (Q.S. Al ‘Ashr: 1-3)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang

Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas

iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi

Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah pencerahan bagi

manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah

memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Suaidi Asy’ari, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2. Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Dr. Mahmud, MY.M.Pd, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan

Islam

4. Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA, selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Najmul

Hayat, S.Ag,. M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. H. Abdul Qodir Jailany, S.Ag, selaku kepala Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan

kepada Penulis dalam memperoleh data di lapangan.

6. Fathurrahman, S.Pd,I, M.Pd.I, selaku WAKA Kurikulum di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi yang telah membantu peneliti

dalam mengatasi permasalahan yang diangkat oleh peneliti.

7. Segenap dosen serta karyawan jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

viii

8. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti

hingga menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

9. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Semua pihak yang telah berpartisipasi

dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih

Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan membalas segala

kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jambi, April 2020

Penulis,

Elita Fauzia

TK. 161211

ix

ABSTRAK

Nama : Elita Fauzia

NIM : TK. 161211

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Judul : Manajemen Kurikulum Madrasah Aliyah dalam Perelevansiannya

dengan Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota

Jmabi

Penelitian ini membahas tentang Manajemen kurikulum untuk merelevansikan

kurikulum Madrasah Aliyah dengan Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad

Seberang Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif

dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad saat ini merupakan

Kurikulum Berstandar Nasional, dalam hal ini pihak lembaga selalu berinovasi

untuk merelevansikan pendidikannya dengan Era Globalisasi. Secara umum dapat

dilihat Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad menerapkan tiga kurikulum

sekaligus yang merupakan perpaduan kurikulum pendidikan formal dengan

kurikulum Pesantren. yaitu kurikulum Pondok, kurikulum DEPAG dan kurikulum

DIKNAS. Kurikulum Madrasah Aliyah As’ad juga menarapkan program

tambahan diluar jam pendidikan formal, berupa kegiatan Ekstarakulikuler untuk

melatih talenta dan skiil para santri agar dapat menyesuaikan diri di Era

globalisasi.

Kata Kunci : Kurikulum, Era Globalisasi, Pondok Pesantren As’ad Seberang

Kota Jambi

x

ABSTRACT

Name : Elita Fauzia

NIM : TK. 161211

Major : Islamic Education Management

Title : Management of Madrasah Aliyah Curriculum in this

relevance with Globalization Era at As'ad Islamic Boarding

School Across Jambi city.

This study discusses curriculum management to revitalize the Madrasah Aliyah

curriculum with the Globalization Era at As'ad Islamic Boarding School in

across, Jambi City. This research is a descriptive qualitative study using data

collection techniques of observation, interviews, and documentation. While the

data analysis technique used is data reduction, data presentation and drawing

conclusions. The results of this study indicate that the Islamic Boarding School

As'ad Madrasa Aliyah Curriculum is now a National Standard Curriculum, in this

case the institution is always innovating to revitalize its education with the Era of

Globalization. In general, it can be seen that Madrasah Aliyah Boarding School

As'ad applies three curriculums at the same time which are a combination of

formal education curriculum and Pesantren curriculum. namely the Pondok

curriculum, DEPAG curriculum and DIKNAS curriculum. The Aliyah As'ad

Madrasah curriculum also expects additional programs beyond formal education

hours, in the form of Extracurricular activities to train the talents and skiling of

the students so they can adjust to the era of globalization.

Keywords : Curriculum, Globalization Era, As'ad Islamic Boarding

School Across the City of Jambi.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ............ i

NOTA DINAS ........................................................................................ ............ i

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah.................................................................................. 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 6

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritik ................................................................................. 8

1. Kurikulum ....................................................................................... 8

a. Dimensi Kurikulum ................................................................ 10

xii

b. Fungsi dan Peranan Kurikulum .............................................. 13

c. Prinsip-prinsip Umum Pengembangan Kurikulum ................. 16

d. Komponen Kurikulum ............................................................ 16

2. Era Globalisasi ............................................................................. 23

a. Ciri-ciri Globalisasi ................................................................. 26

b. Ciri-ciri Masyarakat Global ................................................... 26

c. Tantangan Pendidikan Era Globalisasi ................................... 28

3. Pondok Pesantran ......................................................................... 29

B. Studi Relevan ...................................................................................... 38

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ...................................................... 41

B. Setting dan Subjek Penelitian ............................................................. 41

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 42

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 44

E. Teknik Analisis Data........................................................................... 45

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................. 47

G. Jadwal Penelitian ................................................................................ 48

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum ................................................................................... 50

1. Selayang Pandang Historis Pondok Pesantren As’ad ................... 50

2. Madrasah/ Sekolah yang diasuh.................................................... 54

3. Geografis Madrasah Aliyah Swasta Pondok Pesantren As’ad ..... 55

4. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah As’ad ............................. 56

5. Identitas Madrasah Aliyah As’ad.................................................. 57

6. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah As’ad ............................... 60

7. Struktur pengurusan Program Salafiyah Asrama Aliyah Pondok

Pesantren As’ad ........................................................................... 61

8. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah As’ad ............................. 61

9. Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Tahun 2019/2020 ................. 64

10. Kegiatan Ekstarkulikulur Siswa Madrasah Aliyah As’ad ............ 69

xiii

11. Aktivitas Pondok Pesantren dalam Pengembangannya ................ 70

12. Kurikulum yang diajarkan di Madrasah Aliyah As’ad ................. 71

13. Jadwal Kegiatan Program Salafiyah Asrama Kampus Pondok

Pesantren As’ad ............................................................................ 75

14. Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ............ 77

15. Kurikulum Pondok Pesantren As’ad dalam Ranah Era

Globalisasi..................................................................................... 78

B. Temuan Khusus dan Pembahasan ....................................................... 79

1. Hubungan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad dengan Era Globalisasi ....................................................... 79

2. Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan

Era Globalisasi .............................................................................. 85

3. Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad Menghasilkan Lulusan yang Relevan dengan Tuntutan

Era Globalisasi .............................................................................. 93

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 101

B. Saran ................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran .....................22

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah As’ad Jambi 2020 ............60

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian .....................................................................................49

Tabel 1.1 Jenis Gedung dan Ruang yang Dimiliki. ..............................................62

Tabel 1.2 Jenis Alat Komunikasi yang dimiliki ....................................................62

Tabel 1.3 Jenis Alat Transportasi yang dimiliki ...................................................63

Tabel 1.4 Jenis Lapangan dan Fasilitas olah raga ...............................................63

Tabel 1.5 Jenis Perlengkapan Administrasi ..........................................................63

Tabel 1.6 Jenis Peralatan

Ketrampila....................................................................................................64

Tabel 2.1 Guru / Pegawai .....................................................................................64

Tabel 2.2 Pendidikan Terakhir Guru/ Non Guru ..................................................64

Tabel 2.3 Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Seberang

Kota Jmabi 2019/2020 .................................................................................64

Tabel 2.4 Data Pegawai dan Staf Madrasah

Aliyah As’ad .................................................................................................68

Tabel 3.1 Kurikulum Madrah Aliyah Pondok Pesantren As’as ............................71

Tabel 3.2 Program : IPS .......................................................................................72

Tabel 3.3 Program : IPA .......................................................................................73

Tabel 3.4 Program : Keagamaan ..........................................................................74

Tabel 4.1 Jadwal kegiatan program slafiyah Asrama Kampus Pondok Pesantren

As’ad Jambi .................................................................................................75

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Responden/ Subjek Penelitian

Lampiran 3 : Dokumentasi

Lampiran 4 : Dokumtasi Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok

Pesantre As’ad

Lampiran 5 : Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 6 : Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I

Lampiran 7 : Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II

Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan

bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mewujudkan kondisi

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif dalam

mengembangkan potensi dalam dirinya untuk meraih kekuatan spiritual,

keagamaan, akhlak mulia, dan keahlian yang dibutuhkan bagi diri pribadi,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan itu sendiri memiliki tujuan

yakni dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi

manuisia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki akhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan membentuk peserta

didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

(Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003).

Berbicara pendidikan tentu tidak terlepas dari unsur Kurikulum, karna

kurikulum memiliki kedudukan yang sentral dalam proses pendidikan

karena didalamnya terdapat rencana pendidikan yang memberikan pedoman

dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.

Undang-undang nomor 2 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

disebutkan bahwa kurikulum adalah perencanaan dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta metode yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan. (Triwiyanto, 2015:6).

Dalam hal ini pendidikan dan kuriukulum merupakan satu kesatuan

yang tidak bisa dipisahkan karna kurikulum merupakan jantungnya

pendidikan. salah satu lembaga pendidikan yang dapat menjawab dan

memberi kontribusi terhadap peserta didik sesuai UU Sisdiknas Pasal 1

Ayat 1 ialah lembaga pendidikan tradisioanl/ lebih dikenal dengan istilah

Pondok Pesantren. Pondok Pesantren merupakan bagian dari sejarah

pendidikan dan peradaban Indonesia yang didirikan sebagai institusi

2

pendidikan keagamaan bercorak tradisional yang merupakan lembaga

pendidikan formal tertua bagi masyarakat Islam di Indonesia. (Ismail,

1995:194).

Asketisme (faham Kesufian) digunakan lembaga pesantren sebagai

pilihan yang ideal bagi masyarakat yang dilanda krisis moral dalam

kehidupan, sehingga pesantren sebagai unit budaya yang terpisah dari

perkembangan waktu, menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Peranan

seperti ini yang dikatakan oleh Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal

dengan sebutan Gusdur yaitu ”Sebaga ciri utama pesantren sebagai sebuah

sub kultur”. (Wahid, 2001:10)

Kehadiran pesantren dalam dunia pendidikan dikatakan unik karena

dua alasan yaitu 1) pesantren hadir untuk merespon terhadap situasi dan

kondisi suatu masyarakat yang dihadapkan pada runtuhnya sendi-sendi

moral atau bisa juga disebut mengalami perubahan social. 2) didirikannya

pesantren adalah untuk menyebar luaskan ajaran universalitas Islam ke

seluruh pelosok Nusantara. (Siradj, 1999:202).

Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang

menyediakan wahana bagi para santrinya untuk mempelajari, mendalami

dan memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan

pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

(Mastuhu, 1994:55).

Pondok pesantren telah memberikan pengaruh yang survive dalam

sejarah mewujudkan idealisme pendidikan bangsa yang bukan sekedar

meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (human resource) atau

aspek intelektualitas melainkan juga lebih menitik beratkan dalam mencetak

kader kader anak bangsa yang memiliki moralitas dan spiritualitas bangsa

yang luhur.

Mastuhu menyebutkan sepuluh jenis metode yang digunakan oleh

pondok pesantren, yaitu; sorogan , bandongan, musyawarah/ bahtsul

masa’il, pengajian pasaran, hafalan (muhafadzah), praktek ibadah, rihlah

3

imlak, muhawarh/ muhadatsah, mudzaaroh, dan riyadhah. (Saifuddin,

Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015: 223)

Sebagai lembaga pendidikan tradisional, pondok pesantren identik

dengan kurikulum yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan saja

(agama Islam), bagia sebagian masyarakat pesantren dianggap kurang

memberikan kontribusi bagi masa depan dibandingkan dengan lembaga-

lembaga formal pada umumnya. Di sisi lain juga pesantren dianggap kurang

dapat merelevansikan dengan tuntutan zaman. oleh Nurcholish Madjid

pesantren dianggap kurang siap untuk “lebur” dalam mewarnai kehidupan

modern dikarnakan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Madjid,

1997: 7).

Pada kenyataannya. kehidupan saat ini tidak bisa untuk dipungkiri

bahwa dunia yang terus terus berkembang, dimana sekarang kita berada

pada Era Globalisasi, teknologi dan modernisasi yang terus berjalan tanpa

mengenal batas zona waktu. Era Globalisasi juga dikenal dengan masa

pengetahuan (knowledge age), dimana dalam era ini, semua alternative

upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis

pengetahuan. Dan upaya pemenuhan kebutuhan di bidang pendidikanpun

berbasis pengetahuan, dan dalam pengembangan ekonomi juga tentu

berbasis pengetahuan, serta pengembangan dan pemberdayaan

masyarakatnya berbasis pengetahuan dan pengembangan dalam bidang

industri pun berbasis pengetahuan. (Mukhadis, Jurnal Pendidikan Karakter

. 2013:115).

Melihat dunia yang terus berkembang. mau tidak mau, pesantrenpun

harus menentukan pilihan. Dimana Pesantren tetap mempertahankan pola

pendidikan lama, menutupi diri dari perkembangan zaman atu pesantren

mulai mengembangakan instansinya untuk terus update dengan zaman

namun tetap bernuansa islamis.

Maka dari itu langkah menjadikan pesantren sebagai pilihan dalam

menjawab kebutuhan manusia di era modern merupakan hal yang sangat

4

urgen. Banyak para tokoh dari kalangan pesantren mulai mengembangkan

visi-misi dan khususnya dalam kurikulum pendidikan.

Oleh karena itu dalam hal ini banyak pembaharuan ilmu-ilmu baru

kedalam kurikulum, khususnya kurikulum Pondok Pesantren, untuk dapat

menyesuaikan antara kurikulum pondok pesantren dengan era globalisasi,

namun tidak menghilangkan nuansa keislaman yang sudah menjadi ciri khas

pondok pesantren. Karna dalam hal ini kurikulum merupakan suatu rencana

pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan

urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum mempunyai kedudukan

sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala

bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

Sesuai dengan firman Allah SWT mengenai pendidikan sekaligus

mencakup kurikulum yaitu Al-Qur’An surah Al’alaq ayat 1-5:

Artinya:”1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan

Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. (Q.S Al’alaq ayat 1-5)

Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

memberikan pengertian bahwa di dalam kurikulum terdapat panduan

interaksi antara pendidik/guru dan peserta didik. Dengan demikian

kurikulum berfungsi sebagai “jantung” dari proses pendidikan di sekolah

untuk memberdayakan potensi peserta didik. Panduan interaksi antara guru

dan peserta didik biasanya disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran akan

5

lebih optimal jika didukung kurikulum sebagai pedoman atau panduannya.

(Triwiyanto, 2015:7)

Sesuai dengan pembahsan di atas, penulis tertarik mengambil studi

kasus di Madrasah Aliyah pondok pesantren As’ad. Berdasarkan hasil

observasi. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad merupakan pondok

pesantren yang sudah lama berdiri di olak kemang seberang kota Jambi.

Pesantren ini selain melaksanakan kurikulum salafiyah, seperti model

bandongan, sorogan, dan takhasus, pesantren juga melaksanakan kurikulum

khalafiyah (modrn) yaitu dengan berdirinya lembaga formal. Kurikulum

pondok pesantren As’ad memberikan pendidikan kepada para santrinya

secara integral pengetahuan umum dan agama. Madarsah Aliyah Pondok

pesantren As’ad berusaha memenuhi tuntutan kemajuan zaman (globalisasi)

dalam bidang pendidikannya, baik itu ilmu umum atau mengenai system

pendidikan nasional dan ilmu agama.

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad memuat beberapa

kurikulum, diantaranya yaitu Kurikulum DEPAG/KEMENAG, dan Pondok

Pesantren serta Kurikulum Pendidikannya meneyesuaikan dengan

Kurikulum Nasional. Salah satu fenomena yang menarik ialah madrasah

aliyah Pondok Pesantren As’ad selain memberikan pendidikan formal, juga

sering megutus para santrinya untuk mengikuti kejuaraan nasional seperti

lomba OSN, DRUMBAND, dan juga perlombaan dalam bidang Atletik.

Madrasah Aliyah Pondok pesantren As’ad merupakan pondok pesantren

modern namun tidak menghilangkan ciri khas sebagai pondok pesantren.

dengan diterapkan kurikulum ini kemungkinan besar pesantren memiliki

kesiapan untuk merespon Era Globalisasi. Berdasarkan pemaparan diatas

maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai

Kurikulum dengan judul yang menggunakan dua variable yaitu:

“MANAJEMEN KURIKULUM MADRASAH ALIYAH DALAM

PERELEVANSIANNYA DENGAN ERA GLOBALISASI DI

PONDOK PESANTREN AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI”

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas agar peneliti ini terfokus pada

permasalahan yang diteliti dan agar permasalahan ini tidak terlalu meluas

maka penelitian ini objeknya di fokuskan pada Kurikulum Madrasah Aliyah

dengan Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah penelitian ini dapat

dikemukakan rumusan masalah yaitu:

1) Bagaimana Hubungan PengembanganKurikulum Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren As’ad dengan Era Globalisasi ?

2) Apa Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan Era

Globalisasi ?

3) Bagaimana Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad Menghasilkan Lulusan yang Relevan dengan Tuntutan Era

Globalisasi ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1) Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Madrasah Aliyah

Kurikulum Pondok Pesantren As’ad dengan Era Globlisasi.

b. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren As’ad Menjadikan Kurikulumnya

Relevan dengan Era Globalisasi.

c. Untuk mengetahui bagaimana Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad Menghasilkan Lulusan yang Sesuai dengan

Tuntutan Era Globalisasi.

2) Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan meningkatkan

kemampuan bagi penulis dan khususnya bagi mahasiswa Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

7

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan atupun informasi yang bermanfaat baik bagi Pondok

Pesantren As’ad seberang Kota Jambi maupun Masyarakat luas.

c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Setrata

Satu (S1) jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORITIK

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pada pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

secara sadar dan tersistem dalam perencanaan untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik dapat aktif

mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan juga negara.

(Mukminan, 2014: 2).

Terkait dengan itu, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

sebagaimana dimuat dalam Paradigma Pendidikan Nasional Di Abad-21,

mengemukakan, paradigma pendidikan yang demokratis, bernuansa

permainan, penuh keterbukaan, menantang, melatih rasa tanggung jawab,

untuk menjadi daya tarik peserta didik agar mengikuti kegaiatn belajar

mengajar didasarkan inisiatif sendiri, bukan karena terpaksa (Mukminan,

2014: 3). Untuk menjawab persoal-persoalan diatas maka manajemen

kurikulum merupakan salah satu yang dapat merangsang peserta didik

dalam pendidikannya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan Era

Globalisasi saat ini.

1. MANAJEMEN KURIKULUM

Manajemen merupakan proses pengelolaan dan pengaturan untuk

mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan-

tujuan organisasi tersebut dilaksanakan dengan mengelola fungsi-fungsi

manajemen yaitu perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),

penyusunan (actuating), dan pengawasan (controlling). (Aziz. Jurnal

ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli-Desember 2017: 199)

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa

yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat

9

berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam

bidang atletik pada Zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa prancis,

istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run)

kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari

garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau

penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi

program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. (Arifin, 2017:

2). Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) dinyatakan bahwa “ kurikulum adalah

seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai indikator dan pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu” (Triwiyanto, 2015:6).

Dalam perkembangannya, kurikulum juga dapat diartikan sebagai

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai kompetensi utama, serta cara

pengimplemntasian dan penyampainnya disesuaikan dengan keadaan dan

kemampuan daerah (Triwyanto, 2015: 7). Dalam studi tentang kurikulum,

dikenal pula beberapa konsep kurikulum, seperti: (Arifin, 2017: 7)

a) Kurikulum ideal (ideal curriculum)

yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang direncanakan dengan

baik, yang diharapkan atau di cita-citakan, sebagaimana dimuat dalam buku

kurikulum.

b) Kurikulum nyata (real curriculum or actual curriculum)

yaitu aktivitas/kegiatan nyata yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran atau implementasi/pelaksanaan dari kurikulum yang

direncanakan, sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum. Kurikulum

aktual ini seyogianya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-

kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun dikatan tidak bisa sama

dalam kenyataannya.

c) Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)

10

yaitu segala sesuatu yang memberikan pengaruh terhadap peserta

didik secara positif saat sedang mempelajari sesutu. Pengaruh tersebut

disadari ataupun tidak disadari dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri,

lingkungan sekolah, suasana pembelajaran dan sebagainya. Kurikulum

tersembunyi ini dapat terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau

dalam kurikulum nyata. Kurikulum tersembunyi ini sangat kompleks, sulit

untuk diketahui dan dinilai. C. Wayne Gordon adalah orang pertama yang

memperkenalkan istilah “hidden curriculum” berpendapat bahwa sikap

sebaiknya diajarkan di lingkungan pendidikan informal (keluarga) melalui

hidden curriculum tersebut.

d) Kurikulum dan pembelajaran (curriculum and instruction)

yaitu dua istilah yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan satu

sama lain, seperti dua sisi mata uang. Perbedaannya hanya terletak pada

tingkatannya. Kurikulum mengarah pada kegiatan atau program yang

bersifat umum, untuk jangka lama, dan tidak bisa dicapai dalam waktu

singkat, sedangkan pembelajaran bersifat realistis atau nyata, sifatnya lebih

khusus dan harus dicapai saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran

adalah implementasi dari kurikulum secara nyata dan berjenjang yang

menuntut peran aktif peserta didik.

Di dalam kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu

pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, dan

peserta didik memepelajarinya, akan tetapi juga segala kegiatan yang

bersifat kependidikan, untuk mempunyai pengaruh terhadap peserta didik

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. dalam kurikulum tidak hanya

berisi ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam ruang kelas, melainkan

menyangkut semua hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar itu

sendiri. (Arifin, 1994: 85)

kurikulum dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas hanya pada

materi yang di ajarkan dilingkungan sekolah, melainkan mencakup hal-hal

yang menyangkut aspek kehidupan di luar sekolah. Perluasan jangkauan

kurikulum di zaman modern terlihat dalam definisi yaitu Kurikulum,

11

kurikulum merupakan sejumlah kekuatan, faktor-faktor pada lingkungan

pengajaran dan pendidikan yang disediakan oleh sekolah bagi peserta didik

di dalam dan di luar sekolah dan sejumlah pengalaman yang lahir daripada

interaksi dengan kekuatan dan faktor-faktor itu atau program program

tambahan yang diberikan sekolah di luar jam skolah formal. (Langgulung,

1986: 41)

a. Dimensi Kurikulum

S. Hamid Hasan (1998), berpendapat bahwa ada empat dimensi

kurikulum yang saling berhubungan, yaitu “kurikulum sebagai suatu ide

atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai

suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil belajar”.

Selanjutnya Nana Sy. Sukmadinata (2005) meninjau kurikulum dari tiga

dimensi yaitu “kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai sistem, dan

kurikulum sebagai rencana”. (Arifin, 2017:8)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa paling

tidak ada enam dimensi kurikulum, yaitu:

1) Kurikulum sebagai suatu Ide

Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, yang artinya akan

selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan

peserta didik, tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan kecanggihan

teknologi. Ide atau gagasan kurikulum hanya ada dalam pemikiran

seseorang yang terlibat dalam proses pendidikan, baik secara langsung

maupun tidak langsung, seperti kepala dinas pendidikan, pengawas, kepala

sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua. Ketika orang berpikir tentang

tujuan sekolah, materi yang harus disampaikan kepada peserta didik,

kegiatan yang harus dilakuan oleh guru, orang tua dan peserta didik, objek

evaluasi, maka itulah dimensi kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi.

(Arifin, 2017: 8)

2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis

Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam

suatu dokumen tertulis. Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena

12

wujudnya dapat dilihat, mudah dibaca dan dianalisis. Dimensi kurikulum ini

pada dasarnya merupakan implementasi dari dimensi kurikulum sebagai ide.

Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara lain: pengembangan tujuan

dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar,

organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan sistem

evaluasi. Kurikulum sebagai ide harus mengikuti pola dan ketentuan-

ketentuan kurikulum sebagai rencana banyak mengalami kesulitan, karena

ide-ide yang ingin disampaikan terlalu umum dan banyak yang tidak

dimengerti oleh para pelaksana kurikulum. (Arifi, 2017: 8)

3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan

Kurikulum sebagai suatu kegiatan merupakan kurikulum yang

sesungguhnya terjadi di lapangan (real curriculum). Peserta didik mungkin

saja memikirkan kurikulum sebagai ide, tetapi apa yang dialaminya

merupakan kurikulum sebagai kenyataan. Antara ide dan pengalaman

mungkin sejalan, tetapi mungkin juga tidak. Banyak para ahli kurikulum

yang masih mempertentangkan dimensi ini, dalam arti apakah suatu

kegiatan termasuk kurikulum atau bukan. Misalnya MacDonald (1965),

Johns (1971), Popham dan Baker (1970), Inlow (1973), dan Beauchamp

(1975) tidak menganggap suatu kegiatan sebagai kurikulum. Bagi

Beauchamp, kurikulum adalah a written document yang masuk dalam

dimensi rencana, sedangkan ahli lainnnya melihat kurikulum hanya sebagai

hasil belajar, meskipun demikian, banyak juga ahli kurikulum lain yang

mengatakan suatu kegiatan atau proses termasuk kurikulum, seperti Frost

dan Rowland (1969), Zais (1967), Egan (1978), Hunkins (1980), Tanner and

Tanner (1980), serta Schubert (1986). (Arifin, 2017: 10)

Kurikulum harus dimaknai secara konten yang merupakan satu

kesatuan yang utuh. Jika suatu kegiatan tidak termasuk kurikulum berarti

semua kegiatan di sekolah atau diluar sekolah (seperti program latihan

profesi, kuliah kerja nyata dan lain-lain) tidak termasuk kurikulum. Dengan

demikian hasil belajar peserta didik juga bukan kurikulum. Padahal apa

yang diperoleh peserta didik di sekolah maupun diluar sekolah merupakan

13

refleksi dan realisasi dari dimensi kurikulum sebagai rencana tertulis.

(Arifin, 2017: 10)

4) Kurikulum sebagiai hasil belajar

Hasil belajar merupakan kurikulum, namun kurikulum bukanlah

hasil belajar. Pernyataan ini perlu dipahami, karena banyak orang tahu

bahwa hasil belajar merupakan bagian dari kurikulum, tetapi kurikulum

bukanlah hanya hasil belajar. Hasil belajar merupakan bagian dari

kurikulum, kurikulum itu sendiri terdiri atas berbagai domain, seperti

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Secara teoritis, domain

hasil belajar tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain tersebut

harus bersatu. Hasil belajar juga banyak dipengaruhi dari berbagai faktor,

diantaranya faktor guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan.

Kurikulum sebagai hasil belajar merupakan kelanjutan dan dipengaruhi oleh

kurikulum sebagai kegiatan serta kurikulum sebagi ide. (Arifin, 2017: 11)

5) Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu

Kurikulum dikatakan sebagai suatau disiplin ilmu, berarti

kurikulum memliki konsep, prinsip, prosedur, asumsi, dan teori yang dapat

dianalisis dan dipelajari oleh ahli/pakar kurikulum, peneliti kurikulum, guru

atau calon guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kependidikan lainnya

yang ingin mempelajari tentang kurikulum. (Arifin, 2017: 11)

6) Kurikulum sebagai suatu sistem

Kurikulum dinyatakan sebagai sistem dikarnakan Sistem

kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan,

sistem persekolahan, dan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum di

sekolah merupakan sistem tentang kurikulum apa yang akan disusun dan

bagaimana kurikulum itu dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa sistem

kurikulum mencakup tahapan-tahapan pengembangan kurikulum itu sendiri,

mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, evaluasi

kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum sebagai

suatu sistem juga menggambarkan tentang komponen-komponen kurikulum.

(Arifin, 2017: 12)

14

b. Fungsi Kurikulum

Hilda Taba (1962) mengemukakan terdapat tiga fungsi kurikulum,

yaitu 1) sebagai transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai, 2) sebagai

transformasi yaitu melakukan perubahan atau rekontruksi sosial, dan 3)

sebagai pengembangan individu. (Arifin, 2017: 12)

Fungsi kurikulum dapat juga ditinjau dalam berbagai perspektif,

antara lain sebagai berikut: (Arifin, 2017: 13)

1) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan

Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, artinya bahwa kurikulum merupakan media untuk membentuk

manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi, tujuan pendidikan nasional,

termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya.

kurikulum dikatakan sebagai alat dapat dinyatakan dalam bentuk program,

yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru

dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah

Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk

memenej dan membimbing kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah, baik

kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Pengaturan

kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program

pendidikan apa yang akan dilaksanakan. Bagi kepala sekolah, kurikulum

merupakan barometer dan indikator keberhasilan program pendidikan di

sekolah yang dipimpinya.

3) Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan

Fungsi kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan yang berarti

setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling menyesuaikan dan

mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang ada dibawah atau

diatasnya. Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan adalah a)

fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus

mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga

dapat dilakukan penyesuaian kurikulum, dan b) fungsi penyiapan tenaga .

15

4) Fungsi kurikulum bagi guru

Guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum

sekaligus sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri. Guru juga sebagai actor

dan faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan sutau kurikulum.

Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum direncanakan dan disusun, pada

akhirnya akan sangat bergantung pada kemampuan guru dilapangan.

Efektifitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat

memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman

dalam proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai

pengembangan kurikulum, akan tetapi guru juga sebagai pelaksana

kurikulum.

5) Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor)

Bagi para pengawas (supervisor) , fungsi kurikulum dapat

dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing

kegiatan para guru disekolah. Kurikulum dapat digunakan oleh pengawas

untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau

perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu

pendidikan tersebut. Dampak/implikasinya adalah pengawas harus

menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secra

profesional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan program

pembelajaran dan implemenasinnya.

6) Fungsi kurikulum bagi masyarakat

Bagi masyarakat, tentunya kurikulum dapat memberikan

pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai sendi

kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui dan menilai

apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang

dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu lembaga

pendidikan.

7) Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan

Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan yaitu Instansi atau

perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu

16

lembaga pendidikan tentunya menginginkan tenaga kerja yang bermutu dan

mampu berkompetensi agar dapat meningkatkan produktivitasnya.

Adapun peranan kurikulum menurut Oemar Hamalik (1990) dalam

Arifin terdapat tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting,

yaitu “peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif, dan peranan

kreatif”. Peran konservatif, merupakan peranan kurikulum untuk

mentransmisikan, mewariskan, dan menafsirkan nilai-nilai social dan

budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Peranan kritis dan

evaluatif, yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai

sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta didik berdasarkan

kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-nilai sosial-budaya yang ada dalam

masyarakat akan selalu berubah dan berkembang. Peranan kreatif, yaitu

peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan

yang kreatif dan konserfatif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan

kebutuhan masyarakat.

c. Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum

Adapun prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum menurut

arifin yaitu Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi, Prinsip

relevansi, Prinsip efisiensi, Prinsip keefektifan, Prinsip fleksibilitas, Prinsip

integritas, Prinsip kontinuitas, Prinsip sinkronisasi, Prinsip objektifitas, dan

Prinsip demokrasi. (Arifin, 2017: 31)

Sedangkan prinsip-prinsip khusus pengembangan kurikulum yang

merupakan prinsip yang berkenaan dengan tujuan, isi, pengalaman belajar,

dan penilaian yaitu sebagai berikut: (Irina, 2016:210)

1) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

tujuan menjadi central/pusat kegiatan dan arah semua kegiatan

pendidikan. perumusan komponen-komponen kurikulum yang

diterapkan tentunya mengacu pada tujuan pendidikan.

2) Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

17

Pemilihan isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

pendidikan yang telah ditentukan oleh para perencana kurikulum

tersebut.

3) Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Dalam hal ini tentunya memperhatikan metode/teknik belajar-

mengajar yang cocok untuk dimlementasikan dalam kurikulum.

4) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh

penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang efektif dan

efisien.

5) Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

Penilaian merupkan kegiatan yang sangat urgen dan merupakan

bagian integral dari pengajaran, dalam penialain digunakan tes baik

dari segi afektif, kognitif maupun psikomotoriknya.

d. Komponen kurikulum

Ralph W.Tyler dalam bukunya Basic Principles of Curriculum and

Instruction (1949), merupakan salah satu buku yang paling memberikan

pengaruh dalam pengembangan kurikulum, memberikan 4 pertanyaan

pokok, yakni : (Nasution, 2011: 17)

1) Tujuan apa yang harus dicapai sekolah ?

2) Bagaimanakah memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan itu ?

3) Bagaimanakah bahan di sajikan agar efektif diajakan ?

4) Bagaimanakah efektifitas belajar dapat dinilai ?

Berdasarkan pertanyaan tersebut, diperoleh keempat komponen

kurikulum yakni: (Nasution, 2011:17) 1) Komponen tujuan; 2) Komponen

bahan pelajaran; 3) Komponen proses beljar-mengajar dan; 4) Komponen

evaluasi atau penilaian.

Departemen Pendidikan Nasional R.I. dalam kurikulum 2004 yang

dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (BKB) mengelompokkan

komponen-komponen kurikulum yaitu a) kurikulum dan hasil belajar, b)

penilaian berbasis kelas, c) kegiatan belajar-mengajar, dan d) pengelolaan

18

kurikulum berbasis sekolah. Masing-masing komponen tersebut saling

berhubungan, saling menunjang, dan merupakan satu kesatuan yang tak

dapat lepas satu dengan lainnya. (Arifin, 2017: 81)

Glenys G. Unruh dan Adolph Unruh (1984) mengembangkan

komponen kurikulum berdasarkan defenisi kurikulum, yaitu a) tujuan, b) isi

dari apa yang di pelajari dan di dalamnya terdapat c) proses pembelajaran

dan d) evaluasi untuk hasil-hasil pembelajaran. Pembelajaran sendiri adalah

proses penyampaian kurikulum dan penyediaan lingkungan belajar bagi

peserta didik. (Arifin, 2017: 80)

1) Komponen tujuan

Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang

sangat urgent dan strategis, karena akan mengarahkan dan memberi

pengaruh terhadap komponen-komponen kurikulum lainnya. Untuk

memahami komponen tujuan kurikulum secara komprehensif, perlu

diketahui terlebih dahulu hirarki tujuan pendidikan.

Hilda Taba memberikan beberapa petunjuk tentang cara

merumuskan tujuan, yaitu (a) tujuan itu hendaknya berdimensi dua yaitu

dimensi proses dan dimensi produk. Dalam dimensi proses termasuk

menganalisis, menginterpretasi, mengingat, dan sebagainya. Sedangkan

yang termasuk dalam dimensi produk adalah bahan yang terdapat dalam tiap

mata pelajaran. (b) menganalisis tujuan yang bersifat umum dan kompleks

menjadi tujuan yang spesifik, sehingga diperoleh bentuk kelakuan yang

diharapkan . (c)memberi petunjuk tentang pengalaman apa yang diperlikan

untuk mencapai tujuan itu. (d) suatu tujuan tidak selalu dapat dicapai

dengan segera, kadang-kadang memerlukan waktu yang lama. (e) tujuan

harus realistis dan dapat diterjemahkan dalam bentuk kegiatan atau

pengalaman belajar tertentu, dan (f) tujuan itu harus komprehensif, artinya

meliputi segala tujuan yang ingin dicapai di sekolah, bukan hanya

penyampaian informasi, tetapi juga keterampilan berpikir, hubungan sosial,

sikap terhadap bangsa dan negara, dan sebagainya. (Arifin, 2017: 84)

19

Davies, dkk (1974) menyatakan langkah-langkah dalam

merumuskan tujuan, yaitu (a) cari atau tentukan suatu tujuan yang ada

maknanya bagi peserta didik, (b) tentukan situasi tempat tujuan itu dapat

diterapkan secara nyata, (c) buatlah tes yang berkenan dengan situasi itu

yang menggambarkan kondisi, kelakuan, dan standar kelakuan dalam situasi

itu, dan (d) tulis tujuan pembelajaran dalam bentuk tingkah laku nyata yang

berhubungan dengan situasi itu. (Arifin, 2017: 84)

2) Komponen isi/materi

Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan

pengalaman belajar yang dimiliki peserta didik. Isi kurikulum menyangkut

semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi

pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang

diberikan maupun kegiatan dan aktivitas peserta didik. Isi/materi kurikulum

pada hakikatnya merupakan segala aktivitas serta pengalaman yang

dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,

yaitu a) logika, yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan

prosedur kurikulum, b) etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai,

dan moral dan c) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah jelek, yang ada

nilai seni. Berdasarkan pengelompokkan isi kurikulum tersebut, maka

pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip

sebagai berikut: (Arifin, 2017: 88)

a) Memuat kajian-kajian atau topik-topik yang dapat dipelajari peserta

didik dalam proses pembelajaran, dan

b) Berorientasi pada SKL (standar kompetensi lulusan), standar

kompetensi mutu pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan.

Isi kurikulum menurut standar isi sebagaimana dimaksud oleh

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, yang secara keseluruhan

mencakup beberapa diantaranya:

20

a) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman

dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan

b) belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah

c) Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh

satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan

kurikulumsebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan

d) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Dalam pengembangan mengenai isi kurikulum ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai ruang lingkup (scope), urutan

(squence), dan penempatan bahan, dan bentuk organisasi isi. (grade

placement) Ruang lingkup materi adalah cakupan keseluruhan materi,

kegiatan dan pengalaman yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Ruang lingkup menunjukkan tentang apa yang dianggap paling penting

untuk disampaikan kepada peserta didik. (squence) Urutan yaitu

penyusunan materi pelajaran menurut aturan dan sitematika tertentu yang

secara berurutan. Umumnya pengembangan kurikulum berppedoman pada

urutan dari yang mudah sampai yang sulit, dari yang sederhana sampai yang

sukar dan kompleks, dari komprehensip sampai bagian-bagian, dari dahulu

hingga sekarang (kronologis), dan dari yang konkret menuju yang abstrak.

(grade placement) penempatan, adalah penempatan isi/materi disesuaikan

dengan tingkat perkembangannya (kelas) tertentu. Bentuk organisasi isi

merupakan susunan pengemasan isi materi, seperti mata pelajaran, bidang

studi berkorelasi atau terpadu. Setiap mata pelajaran dikembangkan menjadi

beberapa pokok bahasan dan subpokok bahasan. (Arifin, 2017: 90)

Pada kurikulum pendidikan formal, umumnya organisasi isi/materi

kurikulum disusun berdasrkan bentuk mata pelajaran dan /atau bidang studi

yang tertuang dalam struktur kurikulum disesuaikan dengan tujuan

institusional masing-masing. dalam struktur tersebut diatur pola alokasi

waktu yang ditentukan untuk setiap bidang studi atau mata pelajaran pada

21

setiap minggunya. Ada beberapa jenis struktur kurikulum, yaitu: (Arifin,

2017: 90)

e) Pendidikan umum (general education), Pendidikan umum adalah

program pendidikan yang bertujuan untuk membina mahasiswa

agar menjadi warga negara yang baik. Sifat pendidikan umum ini

adalah wajib diikuti oleh setiap siswa pada semua lembaga

pendidikan dan tingkatannya. Bidang studi-bidang studi yang

termasuk dalam kelompok pendidikan umum, misalnya Kesenian,

Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, PPKN,

Olah raga-Kesehatan.

f) Pendidikan akademik (academic education), Pendidikan akademik

yaitu program pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan intelektual sehingga diharapkan peserta didik

memperoleh kualifikasi pengetahuan yang fungsional menurut

tuntutan disiplin ilmu masing-masing. tujuannya adalah untuk

memberikan bekal kepada lulusan agar dapat melanjutkan studi ke

lembaga yang lebih tinggi. Bidang studi yang termasuk kelompok

pendidikan akademik yaitu seperti IPA, IPS, Matematika, dan

Bahasa Inggris.

g) Pendidikan kecakapan hidup (life skill education), Pendidikan

kecakapan hidup merupakan program pendidikan yang bertujuan

untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu, sebagai

bekal hidup peserta didik di masyarakat. Sifat pendidikan ini

temporer, sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan.

Demikian juga sifatnya elektif, artinya setiap peserta dapat

memilih jalur keterampilan yang diinginkannya, seperti

keterampilan di bidang jasa, pertanian, perikanan, perbengkelan,

dll.

h) Pendidikan kejuruan (vocational education), Pendidikan kejuruan

merupakan program yang mempersiapkan peserta didik untuk

22

memperoleh keahlian atau pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis

sekolah yang ditempuhnya.

3) Komponen proses

Proses pelaksanaan kurikulum itu sendiri merupakan adanya

kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta

didik, baik di sekiolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah

melalui kegian terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru di tuntut

untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar,

media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar. Pemilihan strategi

pembelajaran harus di sesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD),

karakteristik materi pelajaran, dan tingkat perkembangan peserta didik. Ada

beberpa strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

menyampaikan isi kurikulum, antara lain: a) strategi ekspositori klasikal

yaitu, guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelumnya telah diolah

sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi, b)

strategi pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry), c) strategi

pembelajaran kelompok kecil: kerja kelompok dan diskusi kelompok, dan d)

strategi pembelajaran individual. (Arifin, 2017: 92)

Setelah strategi dikenal pula isltilah metode mengajar. Metode

merupakan cara yang digunakan guru untuk mentransformasikan isi

kurikulum atau materi pelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum yang

direncanakan. (Arifin, 2017: 92). strategi pembelajaran adalah rangkaian

kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Strategi lebih kepada a plan of

operation achieving something, sedangkan metode merupakan a way in

achieving something. (Zuhri dalam Ismail, 2002: 103). Sumber belajar

adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran.

Berdasrkan pendekatan teknologi pendidikan, sumber belajar dapat

dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat

dan perlengkapan, serta aktivitas. (Arifin, 2017: 93)

4) Komponen evaluasi

23

Evaluasi adalah perencanaan kegiatan yang telah terstruktur untuk

membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil

(outcome) terhadap rencana dan standar yang telah ditetapkan. Masukan

input adala segala sesuatu sumber daya bik itu alam maupun manusia yang

diperlukan dalam sistem pendidikan untuk menciptakan hasil-hasil

pendidikan. proses adalah aktivitas atu kegiatan yang dilakukan untuk

mengolah masukan pendidikan, seperti pembelajaran, pengembangan tenaga

kependidikan, dan kurikulum. output adalah keluaran/ hasil, ketika peserta

didik belum sampai pada klasifikasi hasil pendidikan. evaluasi dilakukan

terhadap pelaksanaan dari suatu program atau kegiatan berdasarkan

indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam program atau kegiatan

yang telah di tentukan. (Triwiyanto, 2015: 183)

Evaluasi kurikulum untuk meniali efisiensi, efektifitas, manfaat,

dampak, dan keberlanjutan suatu kurikulum. Dapat dilihat pada gambar

berikut: (Triwiyanto, 2015: 184)

Gambar 1.1 Komponen Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran.

Untuk mengetahui efektifitas kurikulum dan dalam upaya

memperbaiki serta menyempurnkan kurikulum, diperlukan juga evaluasi

kurikulum. Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditetapkan nilai kurikulum sehingga

dapat dijadikan indikator atau bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum

Input:

Kurikulu

m

Proses:

pembelajar

an

Output:

Tingkat

pencapaian hasil

belajar, sikap

tingkah laku dan

persamaan

Outcomes:

keberhasilan studi

memperoleh

pekerjaan,penghas

ilan, sikap dan

tingkah laku

Evaluasi kurikulum untuk menilai efisiensi, efektifitas,

manfaat, dampak, dan keberlanjutan dari suatu kurikulum

24

perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus

diperbaiki. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas

pencapaian tujuan kurikulum. Dalam konteks kurikulum, evaluasi berfungsi

untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau

belum, evaluasi digunakan sebagai pencerahan dalam perbaikan strategi

yang ditetapkan. Dalam perkembangannya, pada pondok pesantren yang

sudah mengadopsi sistem modern, sistem evaluasi mulai di terapkan. Dalam

konsep kurikulum secara umum evaluasi terbagi dua, yaitu evaluasi hasil

belajar dan evaluasi pelaksanaan mengajar.

2. ERA GLOBALISASI PENDIDIKAN

Dalam Era Global keadaan dunia menurut seorang futurolog terkenal,

Alvin Toffler, bergerak memasuki dunia baru yang dikenal dengan istilah

The Third Wave (Gelombang Ketiga), yakni gelombang peradaban dengan

kemajuan teknologi informasi, komputerisasi, revolusi biologi, teknologi

perang dan terorisme, dan lain-lain yang umumnya bersifat global.

(Kusmawati, dkk. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 6-No. 2 Juli. 2019:

99).

Menurut Nanang Martono dalam Bukunya Sosiologi Perubahan

Sosial, Era globalisasi yang dikenal dengan electronic proximity adalah

kedekatan elektronik, artinya jarak sudah tidak menjadi hambatan untuk

menjalin komunikasi antarwarga dari berbagai penjuru dunia. Hal ini

berdampak pada keterbukaan antarnegara untuk saling memberi dan

menukar informasi melalui cyber lektronic. (Haryanto. Dalam Jurnal Al-

Ishlah: Jurnal Pendidikan ISSN: 2087-9490 (p); 2597-940X (o) Vol. 9, No.

2. 2017: 17).

Trilling and Hood (1999 : 21) menyebutkab Gaya kegiatan

pembelajaran pada masa pengetahuan (knowledge age) atau abd 21 harus

menysesuaikan dengan kebutuhan pada masa pengetahuan (knowledge age).

Bahan pembelajaran harus memberikan desain yang lebih otentik untuk

melalui tantangan di mana peserta didik dapat berkolaborasi antar sesama

bahkan lebih luas untuk menciptakan solusi memecahkan masalah pelajaran.

25

Pemecahan masalah mengarah ke pertanyaan dan mencari jawaban oleh

peserta didik yang kemudian dapat dicari pemecahan permasalahan dalam

konteks pembelajaran menggunakan sumber daya informasi yang tersedia

melalui teknologi. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016: 264).

Perubahan yang terjadi pada abad ke-21/ era globalisasi menurut

Trilling and Fadel (2009) adalah: (a) dunia yang kecil, karena dihubungkan

oleh teknologi dan transportasi; (b) pertumbuhan yang cepat untuk layanan

teknologi dan media informasi; (c) pertumbuhan ekonomi global yang

mempengaruhi perubahan pekerjaan dan pendapatan; (d) menekankan pada

pengelolaan sumberdaya: air, makanan dan energi; (e) kerjasama dalam

penanganan pengelolaan lingkungan; (f) peningkatan keamanan terhadap

privasi, keamanan dan teroris; dan (g) kebutuhan ekonomi untuk

berkompetisi pada persaingan global. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-

259X. 2016: 264).

Era Globalisasi atau Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan

atau abad globalisasi. Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan

(knowledge age), dalam era ini, semua alternative upaya pemenuhan

kebutuhan hidup dalam berbagai konteks umumnya berbasis pengetahuan.

Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan

(knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis

pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social

empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis

pengetahuan (knowledge based industry) (Mukhadis, Jurnal Pendidikan

Karakter . 2013:115)

Dalam ranah era globalisasi dunia Saat ini, pendidikan berada di

keadaan pengetahuan (knowledge age) dengan kecepatan peningkatan

pengetahuan yang luar biasa. Kecepatan peningkatan pengetahuan tersebut

didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan

information super highway (Gates, 1996 dalam Wijaya, dkk. Jurnal ISSN

2528-259X. 2016: 264).

26

Salah satu ciri yang paling menonjol di abad ke-21/era globalisasi

adalah semakin bertautnya dunia dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga

sinergi di antaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti

semakin menyempitnya dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang

menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan penguasaan ilmu

pengetahuan oleh manusia. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016:

264).

Era globalisasi juga menghadirkan cara hidup baru khususnya dalam

interaksi sosial masyarakat modern. Di era ini terjadi kompetisi yang ketat,

baik secara personal maupun interpersonal . Karena kompetisi tidak hanya

terjadi antara kelompok yang sama-sama kuat, akan tetapi juga antara yang

kuat dan yang lemah. Menurut Tilaar dalam Suhartini Era globalisasi

merupakan tatanan kehidupan manusia yang secara global dan umumnya

telah melibatkan seluruh aspek umat manusia. globalisasi secara khusus

telah memasuki tiga area penting dalam kehidupan manusia yaitu, ekonomi,

politik, dan budaya (Suhartini, Jurnal Majora FIK UNY. 2007:20).

Terdapat 7 (tujuh) jenis keterampilan hidup yang dibutuhkan di Abad

21 (Wagner, 2008).

1) keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah,

2) kolaborasi berbasis jaringan dan memimpin dengan pengaruh,

3) mampu mengubah arah serta bergerak secara cepat dan efektif dan

beradaptasi,

4) memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan,

5) memiliki kemampuan berbicara dan menulis secara efektif,

6) mengakses dan menganalisis informasi, dan

7) bersikap selalu ingin tahun dan berimajinasi

(Yusuf, Jurnal Ilmiah Pesantren. 2017: 394).

Dampak dari kecenderungan perubahan yang terjadi pada Abad

21/Era Globalisasi adalah munculnya kompetnsi baru yang hanya menjadi

27

tiga kompetensi besar yang kemudian disebut sebagai Kerangka

Kompetensi Abad 21, yaitu

1) life and career skills

2) learning and innovation skills, dan

3) information, media, and technologi skills.

a. Ciri-ciri Globalisasi

Ciri-ciri globalisasi menurut Hamijojo, 1990 dalam Suhartini yaitu

sebagai berikut:

1) Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan

teknologi

2) transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi

dan managemen yang tangguh.

3) Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas

tersebut saat ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi,

sosial politik, dan sekaligus mempertemukan tatanan sebelum sulit

dipertemukan.

4) Adanya saling ketergantungan antar Negara.

5) Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal

gagasan, pembaharuan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode

pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukan

globalisasi. Ini telah lama terjadimelalui literatur, atau kontak antar

pakar dan mahasiswa. (Hamijojo,1990, oleh Suhartini, Jurnal Majora

FIK UNY. 2007:19)

b. Ciri-ciri masyarakat Global

Soedjatmoko ( 1991:97) dalam Jurnal Suhartini menggambarkan sifat-

sifat dan kemampuan yang harus dimiliki manusia Indonesia dimasa

mendatang/Era Globalisasi sebagai berikut:

1) Orang harus serba tahu atau well Informe, serta harus selalu

menyadari bahwa proses belajar tidak akan pernah selesai untuk

menjawab dunia yang secara terus menerus mengalami perubahan

secara cepat.

28

2) Harus kreatif dalam memberikan jawaban terhadap tantangan baru,

serta punya kemampuan mengantisipasi setiap perkembangan.

3) Mempunyai kepekaan terhadap keadilan sosial dan solidaritas sosial.

4) Memiliki harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri berdasarkan

iman yang kuat.

5) Sanggup mengidentifikasi dimensi-dimensi moral dan etis dalam

perubahan sosial satau pilihan teknologi serta sanggup menalar secara

moral, agama untuk masalah perkembangan-perkembangan baru.

Menurut Ulrich Teicher (1997:54) dalam Jurnal Suhartini, manusia

masa depan harus mempunyai persyaratan kualitas dan kemampuan yaitu:

1) Fleksibel. 2) Mampu dan bersedia untuk berpartisipasi dalam inovasi

serta menjadi kreatif. 3) Mampu menguasai hal-hal yang tidak menentu atau

seringkali berubahubah. 4) Mampu bekerja dalam tim. 5) Tertarik dan siap

belajar seumur hidup. 6) Mampu mengambil tanggung jawab yang

diserahkan kepadanya. 7) Mampu menyiapkan diri untuk melakukan

internasionalisai pasar kerja melalui pengertiannya tentang budaya. 8)

Cakap dan terampil dalam berbagai hal yang berupa keterampilan dasar dan

umum sebagai pendukung profesinya. : (Suhartini, Jurnal Majora FIK UNY.

2007:6).

P21 (Partnership for 21st Century Learning) mengembangkan

framework pembelajaran di abad 21/era globalisasi menuntut peserta didik

untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang

teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi

serta keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Dalam Framework juga

menjelaskan tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus

dikuasai agar siswa dapat sukses dalam kehidupan dan pekerjaannya..

(Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016: 266).

Adapun penjelasan mengenai framework pembelajaran abad ke-21

menurut (BSNP:2010) adalah sebagai berikut:

29

a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-

Thinking and Problem-Solving Skills), lateral, dan sistemik, terutama dalam

konteks pemecahan masalah;

b) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication

and Collaboration Skills), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara

efektif dengan berbagai pihak pihak;

e) Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and

Innovation Skills), mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya

untuk menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif;

f) Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Communications Technology Literacy), mampu memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-

hari;

g) Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) ,

mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai

bagian dari pengembangan pribadi, dan

h) Kemampuan informasi dan literasi media, mampu memahami dan

menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam

gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan

beragam pihak. (Wijaya, dkk. Jurnal ISSN 2528-259X. 2016: 266).

c. Tantangan Pendidikan Era Globalisasi

Berbagai faktor yang dikelompokkan menjadi tantangan dalam

menapaki kehidupan era global dapat diidentifikasikan yaitu

1) Penguasaan Ipteks,.

2) Era kesejagatan.

3) Tenaga keja.

4) Pengangguran.

5) Kesejahteraan

6) Eksplorasi dan konservasi sumberdaya

(Mukhadis, Jurnal Pendidikan Karakter . 2013:121).

3. PONDOK PESANTREN

30

Kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan

akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat

para santri. Dianggap juga sebagai gabungan kata sant (manusia baik)

dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti

tempat pendidikan manusia baik-baik. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-

ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1 Pebruari 2020: 49)

Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan bercorak

Islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar dengan system

pendidikannya dengan adanya asrama, yang para santrinya menerima

pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah, yang

sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang kiyai

dengan ciri khas yang bersifat kharismatik dan independen. Pesantren dapat

dikategorikan sebagai lembaga non-formal Islam, dikarenkana keberadaan

pendidikan memiliki program pendidikan yang disusun sendiri dan pada

umumnya bebas dari ketentuan pendidikan formal (Saifuddin, Jurnal

Pendidikan Agama Islam, vol o3, No 01, Mei 2015: 213).

Pesantren diidentikan dengan sistem pendidikannya yang tradisional/

lama. Awalnya pesantren hanya memberikan pada belajar membaca Al-

quran dan tentang keislaman dengan segala unsur-unsur kajiannya seperti

kitab kuning. Namun belakangan ini, sebuah pesantren menerapkan juga

lembaga pendidikan formal (sekolah), yaitu madrasah mulai dari Madrasah

Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyyah, dan Madrasah Aliyah, sampai

perguruan tinggi (Perguruan Tinggi Agama Islam). (Ahmadi, 2016: 146) .

Karna memiliki ciri khas tersendiri, tradisi pendidikan di pesantren

yang menurut Zamakhsary Dhofier setidak-tidaknya dapat ditandai dengan

lima elemen pendudkungnya yaitu sebagai berikut:

1) pondok (asrama)

2) masjid

3) santri

4) pengajaran kitab kuning

5) dan kyai

31

hal ini tentunya tidak terlepas dari kehidupan keseharian antara normatifitas

pendidikan dengan pengamalan secara riil. (Haedari, 2004. Hal, 78)

Menurut Departemen Agama RI di antara komponen-komonen pokok

yang terdapat pada sebuah pesantren adalah;

1) pondok (asrama santri), 2) masjid, 3) santri, 4) pengajaran kitab-kitab

klasik/kitab kuning, 5) kiai dan ustadz 6) madrasah/sekolah serta 7) sistem

tata nilai (salaf/ tradisional-khalaf/modern) sebagai ruh setiap pesantren.

(Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1

Pebruari 2020: 49)

Mastuhu menyebutkan ada sepuluh jenis metode kurikulum yang

digunakan oleh pondok pesantren, yaitu; sorogan , bandongan,

musyawarah/ bahtsul masa’il, pengajian pasaran, hafalan (muhafadzah),

praktek ibadah, rihlah imlak, muhawarh/ muhadatsah, mudzaaroh, dan

riyadhah. (Saifuddin, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015:

223)

Adapun metode yang lazimnya diterapkan dalam pendidikan di

pesantren adalah wetonan, sorogan, bandongan, dan hafalan. Metode

wetonan merupakan metode kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran

dengan duduk lesehanatupun di bangku disekeliling kyai yang menerangkan

pelajaran dan diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini sering juga

disebut dengan bandongan atau halaqah. Metode sorogan merupakan suatu

metode dimana para santri menghadap guru/kyai seorang atau berkelompok

dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kyai membacakannya dan

menerjemahkannya kalimat demi kalimat, kemudian menerangkan

maksudnya. Santri menyimak dan memperhatikan bacaan kyai dan

mengulanginya sampai memahaminya. Metode hafalan merupakan metode

santri dituntut untuk menghafal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang

dipelajarinya biasanya cara menghafal ini diajarkan dalam bentuk syair atau

lagu. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1

Pebruari 2020: 50)

32

Berdasarkan tingkat konsistensinya dengan sistem tradisional/lama

dan keterpengaruhannya oleh sistem modern, secara garis besar pondok

pesantren dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu

1) Pondok Pesantren Salafiyah

Kata salaf yang berarti lama, dahulu ataupun tradisional. Pondok

pesantren salafiyah merupakan pondok pesantren yang menyelenggarakan

pelajaran dengan sistem tradisional, sebagaimana yang berlangsung sejak

awal pertumbuhannya, pembelajaran dilakukan secara individualis atau

kelompok dengan lebih berkonsentrasi pada kitab-kitab kuning berbahasa

Arab, penjenjangan tingkta kelas tidak didasarkan pada satu waktu tetapi

berdasarkan tamatnya kitab yang dipelajari. Dengan tamatnya satu kitab

tertentu, santri dapat naik jenjang yang mempelajari kitab yang tingkat

kesukaranya lebih tinggi, dan seterusnya. Unsur pondok pesantren itu

sendiri meliputi kyai, masjid, santri, pondok atau asrama dan pengajaran

kitab-kitab klasik (kitab kuning). Kyai adalah gelar kehormatan yang

diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau

menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada para

santrinya baik di dalam pondok pesantren maupun diluar pesantren.

(Saifuddin, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015: 215)

Metode pembelajaran di pondok pesantren salafiyah umumnya

bersifat tradisional, yaitu pembelajaran yang terapkan menurut kebiasaan

yang telah lama dilaksanakan di pesantren atau dapat juga disebut sebagai

metode pembelajaran asli (original) di pondok pesantren tanpa ada campur

pembaharuan kedalamnya. Di samping itu ada pula metode pembelajaran

modern (tajdid). Metode pembelajaran tajdid ini merupakan metode

pembelajaran hasil dari pembaharuan dikalangan pondok pesantren dengan

memasukkan metode yang berkembang pada masyarakat modern pada

umumnya, meski tidak selalu diikuti penerapan sistem modern, yaitu sistem

sekolah atau madrasah.

2) Pondok Pesantren Khalafiyah atau Ashriyah

33

Kata khalaf yang berarti kemudian atau belakang, sedangkan kata

ashriyah yang berarti sekarang atau modern. Pondok pesantren khalafiyah

merupakan pondok pesantren yang menerapkan kegiatan pendidikan dengan

pendekatan modern melalui suatu pendidikan formal, baik madrasah (MI,

MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK).

Pendekatan klasikal pembelajaran pondok pesantren khalafiyah

dilakukan secara bertingkat atau berjenjang dan berkesinambungan, dengan

program-program yang didasarkan pada satuan waktu, seperti catur wulan,

semester, tahun kelas dan seterusnya yang menyesuaikan sistem formal

pada umumnya. Pada pondok pesantren khalafiyah, kata pondok lebih

banyak difungsikan sebagai asrama yang terpisah dengan pendidikan formal

untuk memberikan lingkungan yang lebih kondusif untuk pendidikan

agamanya. (Saifuddin, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015:

218).

Sistem pendidikan di pesantren dijelaskan oleh Abdul Mujib dan Jusuf

Mudzakkir (2006: 235) dalam Yasin dapat digambarkan sebagai berikut:

(Yasin, 2008: 244).

1) Menggunakan sistem pendidikan tradisional, dengan ciri adanya

kebebasan penuh dalam proses pembelajarannya, terjadinya hubungan

interaktif antara kyai dan santri.

2) Pola kehidupan di pesantren menonjolkan semangat demokrasi dalam

praktik memecahkan masalah-masalah internal non-kulikuler.

3) Peserta didik (para santri) dalam menempuh pendidikan di pesantren

tidak berorientasi semata-mata mencari Ijazah dan gelar, sebagaimana

sistem pendidikan disekolah formal.

4) Kultur pendidikan diarahkan untuk membangun dan membekali para

santri agar hidup sederhana, memiliki idealisme, persaudaraan,

persamaan, percaya diri, kebersamaan dan memiliki keberanian untuk

siap hidup di masa depan.

34

5) Dalam sejarahnya, alumni pesantren umumnya tidak bercita-cita untuk

menjadi atau menguasai kedudukan (jabatan) di pemerintahan, karna

itu mereka juga sulit untuk bisa dikuasai oleh pemerintah.

Alamsyah Ratu Prawiranegara menegemukakan beberapa pola umum

yang khas yang terdapat dalam pendidikan Islam trasisional sebagai berikut:

1) Independen

2) Kepemimpinan tunggal

3) Kebersamaan dalam hidup yang merefleksikan kerukunan

4) Kegotong-royongan

5) Motivasi yang terarah dan pada umumnya mengarah pada peningkatan

kehidupan beragama. (Haedari. 2004, hal. 15)

Dalam kaitannya dengan respon kurikulum pesantren terhadap

dinamika modernitas, setidaknya terdapat dua hal yang utama yang perlu

diperhatikan. Keduanya adalah upaya kultural keilmuan pesantren pada

umumnya, sehingga paradigma keilmuannya menemukan relevansinya

dengan perkembangan kontemporer. 1) keilmuan pesantren muncul sebagai

upaya pencerahan bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Ini dapat

dilakukan dengan upaya menafsirkan teks-teks Islam menjadi Shalihun

likulli zaman, dinamis, dan terbuka. 2) karena pesantren dipandang sebagai

lembaga pendidikan, maka kurikulum pengajarannya setidaknya memiliki

orientasi terhadap dinamika kekinian. Maksudnya adalah keilmuan

pesantren juga penting mengadopsi metode yang dikembangkan ilmu-ilmu

sosial. (Haedari, 2004. Hal, 78)

Kurikulum pendidikan pesantren dalam pengembangan kurikulum

pondok pesantren masa depan menurut hasan paling tidaknya memiliki

beberapa komponen, antara lain yaitu tujuan, isi pengetahuan dan

pengalaman belajar, strategi dan evaluasi. Biasanya dalam komponen tujuan

tersebut terbagi dalam beberapa tingkatan pula, yakni tujuan pendidikan

nasional, tujuan institusional, tujuan kurekuler dan tujuan instruksional.

Dalam hal ini, berbagai tingkat tujuan tersebut satu sama lainnya merupakan

35

suatu kesatuan yang tentunya tidak terpisahkan. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal

Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1 Pebruari 2020: 55)

Dalam pergeseran paradigma kehidupan tentunya mengikuti

perubahan. Menurut Wibowo (2008:9) Perubahan adalah yang membuat

sesuatu menjadi berbeda dari sebelumya, perubahan merupakan

pergerakkan dari keadaan semula suatu instansi menuju pada keadaan yang

diinginkan dimasa depan dengan adanya factor-faktor yang mendukung

maupun yang menghambat yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Arifin.

Dalam Jurnal EduTech ISSN: 2442-6024 e-ISSN: 2442-7063Vol. 3 No. 1

Maret 2017: 121)

Tujuan proses dari pada modernisasi pondok pesantren adalah

berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di

pesantren. Akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai kecendrungan-

kecendrungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini

dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern

termasuk mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas

perkembanagan di luar drinya, diversifikasi program, kegiatan di pesantren

makin terbuka dan luas, dan tentunya sudah dapat berfungsi sebagai pusat

pengembangan masyarakat. (Hasbullah dalam Ahmadi, 2016: 156).

Kurikulum pendidikan Islam menurut Kusmawati adalah salah satu

kekuatan kunci untuk pembentukan akhlak peserta didik. Seperti diketahui,

tujuan dari kurikulum pendidikan Islam adalah pemanfaatan hidup manusia

tidak hanya didunia tetapi juga di akhirat. Nilai-nilai keagamaan yang

ditanamkan kepada para santri didasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

(Kusmawati, dkk. Dalam Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 6-No. 2 Juli. 2019:

101)

Sejak tahun 1983 pemerintah yang diwakili oleh Departemen Agama

telah memberikan pembinaan kepada lembaga pendidikan pesantren.

Pembinaan tersebut secara umum untuk: (Yasin, 2008: 251)

1) Meningkatkan dan membantu pesantren dalam rangka membina dan

mendinamisir pesantren di seluruh Indonesia sehingga mampu

36

mencetak manusia muslim selaku kader-kader penyuluh pembangunan

(agent of development), yang bertaqwa, cakap, berbudi luhur, dan

trampil bekerja untuk membangun diri dan keluarganya serta bersama-

sama bertanggung jawab atas pembangunan dan keselamatan bangsa.

2) Menetapkan pesantren dalam mata rantai keseluruhan sistem

pendidikan nasional, baik pendidikan formal maupun pendidikan non-

formal dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan

perencanaan ketenaga kerjaan yang menghasilkan anggota masyarakat

yang memiliki kecakapan sebagai tenaga pembangunan.

3) Membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan

ajaran-ajaran agama dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada

semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang berguna

bagi agama, masyarakat dan negara.

Tentunya, agar hal tersebut terealisasikan, pesantren harus bertolak

pada paradigma yang digunakan dan melakukan pembaharuan terhadap

sistem lembaganya. Menurut Ahmad Tafsir, dalam Islam ada tiga paradigma

besar ilmu pengetahuan yaitu 1)paradigma sains, pengetahuan yang

diperoleh akal dan indera seperti fiqh; 2) paradigma logis yaitu pengetahuan

dengan objek yang abstrak seperti filsafat; dan 3) paradigma mistik yang

diperoleh dengan rasa. (Tafsir, 2008: 204).

Dalam kaitanya, pesantren dituntut melakukan trobosan-trobosan baru

sebagai berikut: (Haedari, 2004. Hal, 86)

1) Membuat kurikulum terpadu, gradual, sistematik, egaliter, dan bersifat

buttom up (tidak top down) artinya penyususnan kurikulum tidak lagi

didasarkan pada konsep plain for student tetapi palin by student.

2) Melengkapi sarana penunjang proses pembelajaran, seperti

perpustakaan buku-buku klasik dan kontemporer, majalah, sarana

berorganisasi, sarana olah raga, internet, dan lain sebagainya.

3) Memberikan kebebasan kepada santri yang ingin mengembangkan

talenta mereka masing-masing, baik yang berkenaan dengan

pemikiran, ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kewirausahaan.

37

4) Menyediakan wahana aktualisasi diri di tengah-tengah masyarakat.

Terdapat tiga fungsi pokok pesantren yaitu: (Haedari, 2004. Hal, 86)

1) Transmissi ilmu pengetahuan Islam (transmission of Islamic

knowledge), pengetahuan islam dimaksud tentunya tidak hanya

meliputi pengetahuan agama, tetapi juga mencakup seluruh

pengetahuan yang ada.

2) Pemeliharaan tradisi Islam (maintenance of Islamic tradition)

3) Pembinaan calon-calon ulama (reproduction of ulama).

Menurut Daulay (2004: 137) dalam Jamaluddin, ciri-ciri pesantren

masa depan ada 3, yaitu diantaranya ledakan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kompetitif, moral dan pluralisme. (Jamaluddin, Jurnal KARSA.

2012: 138).

Pelaksanaan kurikulum pesantren oleh seorang guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat mengadaptasi teori-

teori pembelajaran dari teori lama dengan teori yang baru, yang salah

satunya sebagaimana tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) sebagai berikut: (Fathurrochman,

Jurnal Studi Manajemen Pendidikan. 2017: 91)

a) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada kompetensi, perkembangan

dan kondisi santri untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi

dirinya. Dalam hal ini santri harus mendapatkan pelayanan pendidikan

yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan

dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,

yaitu: 1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa; 2) belajar untuk memahami dan menghayati; 3) belajar untuk

mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; 4) belajar untuk hidup

bersama dan berguna bagi orang lain; dan 5) belajar untuk membangun

dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif,

aktif, kreatif, dan menyenangkan.

38

c) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan santri mendapat pelayanan

yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan

potensi, tahap perkembangan, dan kondisi santri dengan tetap

memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi santri yang

berdimensi ketuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

d) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan santri dan pendidik

yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat

dengan prinsip tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing

ngarso sung tulodo (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di

tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan

contoh dan teladan.

Mastuhu memberikan mengenai konsep tentang model dan

paradigma Pendidikan pesasntren yang diharapkan menjadi orientasi dan

landasan dalam kurikulum lembaga Pendidikan pesasntren, yaitu : (Nisa,

dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6, No. 1 Pebruari

2020: 57)

1) Dasar Pendidikan, Pendidikan pesasntren harus mendasarkan pada

“teosentris‟ dengan menjadikan “antroposentris” sebagai bagian

esensial dari konsep teosentris. Hal ini berbeda dengan pendidikan

sekuler yang hanya bersifat antroposentris semata.

2) Tujuan Pendidikan, kerja membangun kehidupan duniawiyah melalui

pendidikan sebagai perwujudan mengabdi kepada-Nya. Pembangunan

kehidupan duniawiyah bukan menjadi tujuan final, tetapi merupakan

kewajiban yang diimani dan terkait kuat dengan kehidupan ukhrawiyah,

tujuan finalnya adalah kehidupan ukhrawi dengan ridla Allah SWT.

3) Konsep manusia, Pendidikan Islam memandang manusia mempunyai

fitrah yang harus dikembangkan, tidak seperti pendidikan sekuler yang

memandang manusia dengan tabularasa-nya.

4) Nilai, Pendidikan pesasntren berorientasi pada Iptek sebagai kebenaran

relatif dan Imtaq sebagai kebenaran mutlak. Berbeda dengan

pendidikan sekuler yang hanya berorientasi pada Iptek.

39

B. Studi Relevan

Beberapa penelitian yang relevan mengenai relevansi kurikulum

pondok pesantren terhadap era globalisasi yang sudah di lakukan adalah:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaluddin (2012), yang

berjudul “Metamorfosis Pesantren di Era Globalisasi”. Tulisan ini

mendeskripsikan perkembangan peran dan fungsi pesantren sejak awal

"kelahirannya" yang terjadi pada kehidupan masyarakat tradisional sampai

pada perubahan model pesantren yang menyesuaikan dengan kemajuan

teknologi informasi. Model pendidikan pesantren menjamur jauh sebelum

lembaga pendidikan formal didirikan di Indonesia, sehingga kontribusinya

sangat besar dalam pembangunan bangsa ini. Mempertahankan

eksistensinya di tengah tren perkembangan masyarakat modern tentunya

tidak mudah. Karena pesantren, di satu sisi, merupakan lembaga penguatan

keagamaan dan moral, tetapi di sisi lain ia harus mampu beradaptasi dan

bermetamorfosis sesuai dengan perkembangan masyarakat modern.

Tantangan besar dalam masyarakat modern adalah dekadensi moral dan

agama, lambatnya laju perkembangan ekonomi masyarakat, dan tingginya

angka konsumerisme masyarakat. Berdasarkan tantangan ini, pesantren

dapat melakukan revitalisasi peran dan fungsinya sebagai lembaga

pendidikan dan pusat pemberdayaan masyarakat.

Perbedaan penulisan ini dengan penulis adalah Metamorfosis

Pesantren di Era Globalisasi sedangkan penulis meneliti tentang Relevansi

Kurikulum Pondok Pesantren Terhadap Era Globalisasi. Sedangkan

persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pondok pesantren

dalam penyesuaian era globalisasi.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Tangguh Putra Pratama (2014) yang

berjudul “Peranan Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam

Pengembangan Pendidikan Santri untuk Menghadapi Tantangan di Era

Globalisasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana

sistem pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren Hudatul Muna II

Ponorogo dalam menghadapi tantangan di era globalisasi (2) faktor

40

pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo

dalam menghadapi tantangan di era Globalisasi Dari hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo

menerapkan sistem yang memadukan antara ilmu agama dan ilmu umum,

serta adanya program-program yang lain, seperti program pendidikan,

program sosial, program perekonomian. Hal ini diambil sebagai perwujudan

untuk mencetak generasi yang berkualitas secara fisik, mental dan spiritual

serta berwawasan IPTEK. Hal itu nantinya akan menjadi bekal santri

lulusan Pondok Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam menghadapi

tantangan era globalisasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah Peranan Pondok

Pesantren Hudatul Muna II Ponorogo dalam Pengembangan Pendidikan

Santri untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi sedangkan penulis

meneliti Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren terhadap Era Globalisasi di

Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi. Persamaan penulisan ini

adalaha sama-sama meneliti pondok pesantren dalam penyesuaian era

globalisasi.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Munawir Yusuf (2017) yang berjudul

“Rekonstruksi Kurikulum Pondok Pesantren (Kajian Khusus Kurikulum

PPMI ASSALAAM)”. Tulisan ini mencoba mengangkat tema kurikulum

podok pesantren dengan fokus pada perlunya rekonstruksi kurikulum di

PPMI Assalaam. Melalui tulisan ini ingin dikaji paradigma pengembangan

kurikulum, paradigm Pondok Pesantren, Telaah kurikulum PPMI Assalaam

yang digunaan saat ini, dan Rekonstruksi Kurikulum PPMI Assalaam yang

ditawarkan. Tujuan dilakukan peninjauan dan restrukturisasi terhadap

Kurikulum PPMI Assalaam adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi

kebutuhan pengembangan kurikulum yang digunakan di PPMI Assalaam

menyesuaikan dengan perkembangan terkini dan tuntutan perubahan masa

depan. (2) Memadukan antara ideologi pondok, kebijakan pemerintah,

tuntutan perubahan masa depan dengan aspirasi dan harapan orangtua dan

masyarakat. (3) Mencari formula rumusan Kurikulum PPMI Assalaam yang

41

ideal yang diharapakan mampu menjawab kebutuhan dan tuntutan

perkembangan sesuai dengan ideologi PPMI Assalaam.

Perbedaan penulisan ini dengan penulis adalah Rekonstruksi

Kurikulum Pondok Pesantren (Kajian Khusus Kurikulum PPMI

ASSALAAM) sedangkan penulis Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren

terhadap Era Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pondok pesantren

dalam penyesuaian era globalisasi.

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Metode

penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menilai suatu kondisi obyek alamiah, peneliti ditetapkan sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilaksanakan secara universal, analisis data

bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

kepada makna yang lebih khusus. (Sugiyono. 2013: 1). Penelitian kualitatif

bertujuan mengembangkan konsep sensivitas pada permasalahn yang

dihadapi dan menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori

dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman suatu hal

dari fenomena yang terjadi. (Gunawan. 2015:80)

Desain yang digunakan peneliti adalah desain deskriptif kualitatif,

desain penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan informasi dan data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian penelitian. (Moleong, 2018: 11). Data tersebut bisa berasal dari

naskah wawancara, dokumen resmi lainnya dan catatan atau memo.

(Moleong, 2014. Hal, 11).

Dengan demikian penulis bermaksud mendeskripsikan keadaan

dan fenomena yang sebenarnya tentang: “Relevansi Kurikulum Madrasah

Aliyah dengan Era Globalisasi di Pondok Pesanteren As’ad Seberang Kota

Jambi”.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1) Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Madrasah Aliyah As’ad Seberang

Kota Jambi. Penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi yang lebih

lengkap dengan maksud agar hasil penelitian benar-benar dapat di uji

kebenarannya.

43

2) Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan memberikan

informasi dan data yang diperlukan oleh peneliti seperti Waka Kurikulum

Madrasah Aliyah As’ad, Waka Kesiswaan, Guru-guru, dan santri di Pondok

Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.

Maka dalam penelitian ini Waka Kurikulum di tetapkan sebagai

key informan/ informasi kunci. Sedangkan Waka Kesiswaan, Guru-guru,

dan santri di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi merupakan

informan tambahan.

Dalam penelitian kualitatif ini teknik sampling yang digunakan

adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. purposive sampling

merupan proses pengambilan sumber data sudah melalui tahap

pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut di anggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan. (Sugiyono. 2013. Hal, 53).

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data, yang pada awalnya ditentukan dengan sumber informasi yang

jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan dikarnakan

dari jumlah sumber data yang sedikit, belum dapat memberikan data yang

diinginkan, maka peneliti menambah informasi lagi yang dapat digunakan

sebagai sumber data. (Sugiyono. 2013, hal. 54).

C. Jenis dan Sumber Data

1) Jenis Data

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan dari lapangan

penelitian seperti kata-kata tindakan orang-orang yang diamati atau di

wawancarai merupakan yang menjadi sumber data utama. Sumber ini di

ambil dengan metode pencatatan tertulis atau wawancara, pengambilan

foto, ataupun film.

b) Data Skunder

Data skunder adalah data yang bersumber dari sumber bacaan dan

berbagai sumber lainnya yang terdiri dari buku harian, surat pribadi,

44

sampai dokumen-dokumen resmi, note, data skunder dapat berupa

buletin, survey, dan sebagainya yang dapat menjadi data tambahan dari

data skunder.

2) Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi akan

tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial

yang terdiri dari tiga elemen yakni tempat (place), pelaku (actors),

aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. (Sugiyono. 2015:

297. untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka

diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu: (Arikunto, 2013: 72).

1) Person, yaitu sumber data langsung dari seseorang yang bisa

memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau

jawaban tertulis melalui angket.

Dalam hal ini WAKA Kurikulum adalah orang yang pertama

peneliti teliti , karena WAKA Kurikulum merupakan pihak yang

dapat memberikan rekomendasi atau informasi yang ingin di teliti.

2) Place , yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa tempat

keadaan baik itu yang bergerak atau permanen.

a) permanen, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda dan

lain-lain.

b) Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, kegiatan belajar-mengajar,

dan lain sebagainya.

Dalam hal ini Keadaan atau kejadian serta fenomena (historis)

merupakan keadaan umum di Pondok Pesantren As’ad Seberang

Kota Jambi.

3) Paper, yaitu berupa kertas atau sumber data yang menyajikan tanda-

tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.

Dalam hal ini Dokumen yang diperoleh merupakan catatan

kondisi atau keadaan yang sudah berlalu dan gambar (foto) tentang

keadaan sekarang.

45

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu pilihan yang

strategis dalam penelitian, karna tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu

data yang akurat. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan

pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan

data lebih banyak pada observasi yang berperan serta, wawancara scara

mendalam, dan dokumentasi. (Sugiyono, 2013. Hal. 62).

1) Pengamatan (observation)

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakaukan dengan cara mengadakan penelitian langsung maupun tidak

langsung di lapangan secara teliti, serta pencatatan secara sistematis

(Arikonto 2002 dalam Gunawan, 2015. Hal. 141). Observasi/pengamatan

dalam penelitian ilmiah merupakan studi yang disengaja dan dilakukan

secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati

dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau kelompok orang dalam

konteks kehidupan sehari-hari, dan memperhatikan syarat-syarat penelitian

ilmiah. (Gunawan. 2015, hal. 150)

2) Wawancara (interview)

Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan cara

face to face antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai

(interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara

bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang

diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. (Gunawan. 2015.

Hal. 162). Dalam pelaksanaannya, wawancara dibedakan sebagai berkut:

a) Wawancara Terstruktur (Structured Interwiew)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui tentang

informasi yang akan diperoleh. (Gunawan, 2015. Hal. 162). Dalam

wawancara terstruktur instrumen penelitian sudah ditetapkan, dan tidak di

ubah-ubah. (Gunawan. 2015: 162). Oleh karena itu dengan wawancara

46

terstruktur, setiap responden diberi pertanyaan yang sama, sehingga dalam

melakukan wawancara harus membawa instrumen sebagai pedoman

wawancara

b) Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tak berstruktur bersifat lebih santai dan terbuka. Dalam

implementasinya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur

karena dalam melakukan wawancara dilakukan secara alamiah untuk

menggali ide dan gagasan informasi secara terbuka tanpa menggunakan

pedoman wawancara (Sugiyono dala Gunawan. 2015: 163).

Dalam pengumpulan informasi melalui wawancara dilakukan

secara lisan melalui tanya jawab secara langsung terhadap informan,

sehingga memperoleh data yang lengkap sesuai yang dibutuhkan peneliti.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah terjadi.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang, Studi dokumentasi merupakan penyempurna dari

penggunaan metode observasi dan metode wawancara. (Sugiyono dalam

Gunawan 2015: 176). Penggunaan dokumentasi dalam suatu penelitian

untuk menguatkan hasil observasi dan wawancara sehingga lebih kredibel/

dapat dipercaya. Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari

penggunaan dokumentasi, yang mengarahkannya untuk

mendokumentasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan Kurikulum

Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi. Dengan demikian, teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi akan sangat mendukung proses

penelitian yang peneliti lakukan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan penyusunan secara

sistematis dari data yang diperoleh melalui hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi (Sugiyono. 2015. Hal, 335). Analisis data di

lapangan model Miltes dan Huberman (1984) sebagaimana yang dikutip

oleh sugiyono mengemukkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

47

dilakukan sera interaktif dan berlangsung secara terus smenerus sehingga

datanya sudah menemui kejenuhan. Aktifitas dalam analisis data yaitu

reduction (reduksi data), display (penyajian data), dan conclusion

(penarikan kesimpulan). (Sugiyono. 2013. Hal, 91)

1) Reductoin (reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebihkhusus dan jelas, serta mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data berikutnya. (Sugiyono, 2013. Hal, 92).

2) Penyajian Data (display data)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya ialah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, display data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Dengan tehnik penyajian data, maka akan memudahkan peneliti

untuk memahami apa yang tengah terjadi, dan merencanakan progres

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dimengerti. (Sugiyono. 2013. Hal,

95).

penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara

sistemik dalam rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan

penelitian, Dalam penelitian ini data yang disajikan merupakan gambaran

seluruh informasi tentang Kurikulum Madarasah Aliyah dengan Era

Globalisasi di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi.

3) Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila

nantinya tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang

sampaikan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan

konsisten maka saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

48

maka kesimpulan yang sampaikan haruslah kesimpulan yang kredibel.

(Sugiyono. 2013. Hal, 99).

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dirasakan

dapat memberi jawaban rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau

mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang apabila penelitian

berada di lapangan. (Sugiyono, 2013. Hal, 99)

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data merupakan suatu strategi untuk

mengurangi kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian yang

tentunya akan berdampak pada akhir dari suatau penelitian. Untuk itu,

dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian tentunya harus

melalui bebebrapa tahap teknik pengujian. Pengujian keabsahan data dalam

penelitian kualitatif dapat dinyatakan relevan dan valid apabila tidak ada

perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Adapun metode yang peneliti gunakan

dalam menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas

data (credibility). Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negative, dan member chek. (Sugiyono. 2013. Hal,

121).

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik penmeriksaan keabsahan

data tringulasi.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah menggalli kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai sumber informasi data. Dalam triangulasi sumber yang

terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya

perbedaan-pebedaan tersebut. (Gunawan. 2015: 219)

49

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang telah

diperoleh yang dilakukan dengan cara mengecek data melalui beberapa

sumber. (Sugiyono. 2013. Hal, 127).

2) Triangulasi tehnik (metode)

Triangulasi tehnik/metode adalah usaha mengecek keabsahan data,

melalui metode tertentu untuk mengecek keabsahan temuan penelitian.

(Gunawan. 2015: 219).

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data pada sumber informasi yang sama namun

dengan teknik yang berbeda. Seperti data di peroleh wawancara,

dokumentasi, atau kuesioner. (Sugoyono. 2013. Hal, 127).

3) Triangulasi waktu

Waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data penelitian. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di waktu pagi hari pada saat

narasumber masih semangat, belum banyak masalah, akan memberikan

data yang lebih akurat sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka

pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono. 2013.

Hla, 127)

G. Jadwal Penelitian

Untuk penelitian pelaksanaan kegiatan lapangan yang sesuai dengan

perencanaan sebelumnya, maka peneliti membuat kegiatan penelitian ini ini

yang dibagi menjadi beberapa tahapan yang meliputu sebagai berikut:

1) Pembuatan proposal, mengajukan dosen pembimbing, bimbingan

proposal, izin seminar, izin riset, dan seterusnya.

2) Mengumpulkan data lapangan sejalan dengan analisis data tahapan

awal.

3) Analisis lanjutan, bimbingan skripsi, penulisan laporan penelitian, dan

memperbanyak laporan dan selanjutnya untuk disajikan.

4) Adapun jadwal penelitian yang telah dijelaskan tersebut dapat di lihat

pada tabel berikut:

No Jenis Bulan

Kegiatan Agustus

2019

September

2019

Desember

2019

Januari

2020

Februari

2020

Maret

2020

April

2020

Mei

2020

Juni

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penelitian Awal √

2 Pengajuan

Judul

3 Pembuatan

Proposal

4 Pengurusan DP √

5 Seminar

Proposal

6 Perbaikan Hasil

Seminar

7 Pengurusan

Izin Riset

8 Riset Lapangan √ √ √ √ √ √

9 Pengelolaan

Data

√ √ √

10 Penyusunan

Skripsi

√ √

11 Perbaikan

Skripsi

12 Penyempurnaan

Skripsi

13 Pengadaan

Skripsi dan

Penyampaian

kepada Tim

Penguji dan

Fakultas

50

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Selayang Pandang Historis Pondok Pesantren As’ad

Madrasah sebagai salah satu komponen penyelenggaraan

pendidikan di Jambi telah mengalami banyak perkembangan. Salah satunya

adalah Pondok Pesantren As’ad. pada tahun 1915 ( 100 tahun silam ) dimana

sarana pendidikan Islam (Madrasah) banyak yang tumbuh dan berkembang

dengan jumlah yang cukup banyak, namum seiring dengan perkembangan

zaman banyak Madrasah-madrasah yang tidak aktif lagi. Ada banyak faktor

penyebabnya salah satunya yaitu karena Madrasah yang masih bersistem

tradisional tanpa memasukkan mata pelajaran umum sebagai salah satu

bidang studinya. Diera perkembangan Teknologi, hal-hal diatas merupakan

salah satu tuntutan zaman dalam dunia pendidikan. Hal demikian terus

berlangsung hingga awal Era Kemerdekaan, hal tersebut diatas tentunya

merupakan sebagian dari faktor penyebab mendegnya perkembangan

Madrasah. Ada banyak hal lain yang tentunya berperan terhadap hal tersebut

diatas baik faktor intern madrasah maupun faktor ekstrern.

K.H.Abdul Qodir Ibrahim seorang ‘ulama terkemuka dan

berfikiran maju dikala itu mengemukakan bahwa apabila dunia pendidikan

Islam (madrasah) terus dibiarkan tanpa adanya pembaharuan dan perbaikan

sistem pendidikan, maka dunia pendidikan Islam khususnya di Jambi akan

menghadapi masa yang suram. Al’allamah K.H.Abdul Qodir bin al’allamah

K.H.Ibrahim bin Syekh Abdul Majid Jambi bin K.H.M.Yusuf bin Abid bin

Jantan yang bergelar Sri Penghulu lahir di Kampung Tengah Kecamatan

Pelayangan Kotamadya Jambi pada tanggal 18 Shofar 1332 H / 1914 M. Dan

wafat pada subuh jum’at tanggal 10 Juli 1970 di Jakarta.

Guru – gurunya antara lain :

1) Syekh Hasan Al Yamany ( mufti Mekkah ) memperdalam ilmu Fiqih/

Ushul Fiqih.

2) Syekh Ali Maliky ( mufti Mekkah ) 1939.

3) Syekh’Arif ( Hakim Tentara Turki ) memperdalam ilmu Falaq 1936.

Sejak umur 13 tahun beliau telah mengajar di Madrasah Nurul Iman

Kampung Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kotamadya Jambi, pada

tahun 1943 – 1944 diangkat sebagai Roisul Mucllimin dan 1944 – 1948

menjadi Mudir Madrasah Nurul Iman tersebut. Setelah beberapa tahun

menjabat sebagai mudir di Madrasah Nurul Iman, maka terjadilah beberapa

masalah yang timbul dari pihak-pihak yang merasa iri dengan keberadaan

beliau dan beliaupun mempunyai inisiatif untuk mengundurkan diri dari

Madrasah tersebut dan ingin mendirikan lembaga pendidikan modern yang

diawali dengan membuka pengajian dilanggar Putih pada tahun 1948.

Jika kita berbicara tentang sejarah dan perkembangan Pondok

Pesantren As’ad, maka hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan Langgar

Putih yang banyak mempengaruhi keberadaan Pesantren yang kita cintai ini.

Langgar Putih berlokasi di Kelurahan Ulu Gedong, didirikan pada tahun 1868

oleh Asy Syekh Khotib Mas’ud, selain sebagai tempat peribadatan

masyarakatan Ulu Gedong dan masyarakat seberang Kota Jambi, Langgar

Putih juga dijadikan sebagai sarana pendidikan Agama Islam. Setelah beliau

wafat ditahun 1889, usaha beliau dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus

anak angkatnya yaitu Al’Alimul ’Allamah Syekh Abdul Majid Jambi, yang

pada waktu belajarnya di Mekkah seangkatan dengan Syekh Ahmad Khotib

Minang Kabau.

Pada masa Syekh Abdul Majid Jambi inilah dilanggar Putih mulai

mengadakan pengajian kitab kuning di daerah kesultanan Jambi dan

berlangsung hingga tahun 1904, karena beliau harus hijrah ke Mekkah guna

menghidari dari penangkapan penjajah Belanda. Hal tersebut karena selain

sebagai seorang guru beliau juga menjabat sebagai penasehat Sulthan Thaha

Syaifuddin Jambi.

Di Mekkah beliau kembali membuka pengajian dirumah

kediamannya di kampung Samiyah, diantara muridnya adalah :

1) Al’Alimul’Allamah Syeh Ahmad Syukur, Pendiri Madrasah

Sa’adatuddaren Tahtul Yaman.

2) Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Ibrahim Abdul Majid Jambi, pendiri

Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong.

3) Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Abdus Shomad Khop,Penghulu yang

pertama.

4) Al’Alimul’Allamah Syeh Kms. H.M. Sholeh, pendiri Madrasah Nurul

Islam Tanjung Pasir.

5) Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Usman,pendiri Madrasah Al Jauharain

Tanjung Johor.

6) Al’Alimul’Allamah Syeh Jamil Jano, di Jano Sumatera Barat.

7) Al’Alimul’Allamah Syeh Sulaiman Ar-Rosuli Candung.

8) Al’Alimul’Allamah Syeh Alwi bin Ahmad Syihab, Sungai Asam Jambi.

(Dokumen PP. As’ad., 2020).

Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al’Alimul’Allamah

Syeh Haji Ibrahim Putra Al’Alimul’Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi

yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini

berfungsi sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1946 hingga tahun

1951 oleh K.H. Abdul Qodir Ibrahim. (Dokumen PP. As’ad, 2020).

Pengajian di langgar putih inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya

perguruan Pondok Pesantren As’ad yang berlokasi di Kampung Olak Kemang

Kecamatan Danau Teluk Kotamadya Jambi. Pada tahun 1369 H, tepat tanggal

26 Jumadil Awwal 1369 H dan selesai pada tanggal 26 Dzulqo’idah 1370 H

bertepatan tanggal 29 Agustus 1951 M, dengan disertai niat yang baik dan

semangat yang kuat dalam menghadapi rintangan-rintangan baik yang

datangnya dari pihak yang tidak setuju dengan kehadiran Perguruan/Pondok

Pesantren As’ad (Ma’hadul As’ad) ini ataupun rintangan berupa biaya, namun

berkat inayah dan hidayah Allah SWT maka pada tahun 1951 berdirilah

sebuah gedung permanen berukuran 35 x 17 meter yang terletak diatas lahan

seluas 1½ Ha dan pembangunan di Pondok Pesantren As’ad ini berkembang

dengan pesat, terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak

Yayasan pada saat ini. Tapi, faktor kurang luasnya lahanlah yang menjadi

permasalahan pokok pihak Yayasan untuk membangun lokal/ruang yang lebih

banyak untuk mendukung proses bekajar mengajar di perguruanAs’ad.

(Dokumen PP. As’ad. 2020)

Di Pondok Pesantren As’ad ini K.H.Abdul Qodir Ibrahim dengan

segenap kemapuan yang ada dan dibantu oleh guru-guru yang terus membantu

usaha beliau terus mencurahkan perhatiannya secara penuh untuk kemajuan

perguruan/pondok Pesantren As’ad. Setelah Perguruan As’ad berjalan

beberapa tahun beliau merombak sistem kurikulum yang asalnya hanya

pelajaran Agama saja kemudian ditambah dengan pelajaran umum yang sesuai

dengan tuntutan zaman dalam hal ini banyak yang tidak setuju dengan beliau ,

karena orang beranggapan itu adalah haram. Setelah melalui proses

pendekatan dan penjelasan, orang-orang pun bisa menerimanya. Dan beliau

lah orang pertama kali menyuruh para wanita untuk belajar. Karena belaiau

menerapkan hadits menuntut ilmu itu wajib bagi kaum laki-laki dan

perempuan dan ini pun mendapat tantangan tetapi akhirnya dapat diterima

oleh masyarakat Pondok inilah yang menjadi Pondok Pesantren Modern

pertama di Provinsi Jambi.

Beliau bukan hanya berkiprah di dunia pendidikan tetapi juga beliau

seorang pejuang yang berjuang dengan gagah berani. Fatwa-fatwanya banyak

dipakai oleh masyarakat. Pernah suatu ketika di zaman Jepang, tentara Jepang

menyuruh masyarakat untuk menghadap matahari beliau manantang dengan

sangat keras sampai pemimpin Jepang terdiam bisu dalam menghadapi beliau,

karena peristiwa itu beliau dipanggil oleh masyarakat Guru Qodir Keramat.

Adapun tujuan Perguruan/Pondok Pesantren As’ad didirikan adalah

untuk membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dibidang ilmu pengetahuan Islam

maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah para santri menamatkan

pendidikannya baik ditingkat SD/Ibtidaiyah, Tsanawiyah ataupun Aliyah di

Perguruan As’ad,mereka dapat meneruskan pendidikannya baik di sekolah

umum atau di Perguruan Tinggi Umum dan Swasta lainnya. Hal ini

dikarenakan semua tingkat Sekolah /Madrasah di Perguruan As’ad berstatus

telah terakreditasi.

Untuk memperlancar laju roda Perguruan As’ad ini, baik dalam

hubungan intern Pondok ataupun hubungan ekstern, maka dibentuklah suatu

badan atau Yayasan yang semula diberi nama Yayasan Asrama As’ad dengan

akte notaris tertanggal 3 Mei 1958 nomor 62/1958. Susunan pengurusnya

diketuai oleh K.H.A. Qodir Ibrahim yang juga menjadi Mudir/Nadzir atau

pengasuh Perguruan As’ad.Kemudian tanggal 20 April 1963 dirubah dengan

nama Yayasan Perguruan/Asrama As’ad dengan akte notaris nomor 16/1963

dan K.H.A. Qodir Ibrahim meninggaltahun 1970, jabatan ketua dipegang oleh

kakak kandungnya K.H.M. Yusuf Ibrahim, sedangkan mudir dipegang oleh

K.H. Nurdin Abdul Ghoni. Pada tanggal 23 Mei 1979 susunan Pengurus

Yayasan diperbaharui lagi, begitu pula nama Yayasan dirubah dengan nama

Yayasan Perguruan As’ad. Jabatan ketua Yayasan merangkap nadzir dijabat

oleh Drs. M. Hasan K.H.A. Qodir dengan akte Yayasan nomor

28/1979.setelah Drs. M. Hasan meninggal pada tahun 1985 beliau diganti oleh

H.M. Najmi Qodir. (Dokumen PP. As’ad, 2020)

Adapun Ketua Yayasan Perguruan As’ad dari Masa ke Masa yaitu

sebagai berikut :

1) K.H.A. Qodir Ibrahim (1951-1970),sebagai mudir sekaligus nadzir.

2) K.H.M. Yusuf Ibrahim (Ketua Yayasan) dan K.H. Nurdin Abdul Ghoni

(Mudir),tahun 1970-1979.

3) Drs. M. Hasan K.H.A. Qodir (1979-1985).

4) K.H.M. Najmi Qodir (1985- sekarang).

(Dokumen PP. As’ad, 2020)

2. Madrasah/Sekolah yang diasuh

Yayasan Perguruan As’ad mengasuh beberapa lembaga pendidikan

yang hingga saat ini masih aktif :

1) SD Islam ( SDI ) As’ad didirikan pada tahun 1960.

2) Madrasah Ibtida’iyah ( MIS ) Putra didirikan pada 1968.

3) Madrasah Ibtida’iyah ( MIS ) Putri I didirikan pada 1969.

4) Madrasah Ibtida’iyah ( MIS ) Putri II berlokasi di Kampung Tengah

didirikan tahun 1972.

5) Madrasah Tsanawiyah Putra didirikan pada tahun 1951.

6) Madrasah Tsanawiyah Putri didirikan tahun 1988.

7) Sekolah Menengah Pertama ( SMP Islam ) As’ad didirikan tahun 1983.

8) Madrasah Aliyah Putra didirikan pada tahun 1951 yang telah mengalami

bermacam perubahan nama.

9) Madrasah Aliyah Putri yang didirikan tahun 1985.

10) Ma’had Aly Syekh Ibrahim.

(Dokumentasi PP. As’ad, 2020)

Selain Madrasah / Sekolah tersebut diatas yang masih aktif, Yayasan

Perguruan As’ad juga pernah mendirikan berbagai macam lembaga, yang

karena suatu hal akhirnya ditutup atau beberapa diantaranya dinegerikan

anatara lain :

1) Taman Kanak – Kanak ( TK ).

2) Madrasah Wajib Belajar ( MWB ).

3) Madrasah Ibtida’iyah cabang Pulau Pandan.

4) Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang.

5) Madrasah Aliyah Negeri Olak Kemang (dinegerikan pada tahun 1969).

6) Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Syaif

uddin Jambi dinegerikan tahun 1967 yang berlokasi di Telanaipura Jambi.

(Dokumentasi PP. As’ad. 2020)

3. Geografis Madrasah Aliyah Swasta Pondok Pesantren As’ad

Pondok pesantren As’ad hingga sekarang ini masih merupakan sebuah

Pesantren yang di gemari, terutama oleh masyarakat sekitarnya. Lokasi

pesantren ini terletak di kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk

Kota Jmabi. Kelurahan Olak Kemang merupakan pusat pemerintahan dan

pusat kegiatan masyarakat kecamatan Danau Teluk, sehingga dijadikan

sebagai Ibu Kota Kecamatan. Jarak anatara Olak Kemang dengan Ibu Kota

provinsi di perkirakan 11 km, untuk mencapai lokasi perlu di tempuh dengan

melalaui jalur darat (mobil, ojek) dan jembatan gantung Gentala dengan

berjalan kaki , dan melalui jembatan Aur Duri, maupun jalur sungai (ketek).

Tetapi yang terakhir ini lebih dekat sekitar 15 menit.

Lokasi Madrasah Aliyah Swasta As’ad merupakan bagian dari

Pondok Pesantren As’ad yang terletak di Jl.K.H. Hasan Anang di pinggir

jalan raya antara Olak Kemang dengan Danau Kedap, atau lebih jelas

berhadapan dengan Madrasah Aliyah Negeri Olak Kemang Kota Jambi.

Seiring berkembangnya daerah perkotaan maka daerah sekitar

pesantren pun mengalami kemajuan baik dari segi aktivitas jumlah

penduduknya maupun bagian dari bangunan pondok pesantren yang

membuka cabang baru dan berpisah Madrasah Aliyah Swasta dengan

Madrasah Tsanawiyahnya yang berlokasi baru atau dikenal dengan nama

lainnya Kampus Mahad Ali Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota

Jambi.

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Teluk.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan MAN Olak Kemang.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Warga.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Warga.

4. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah As’ad

Visi Madrasah Aliyah As’ad adalah “Mewujudkan Madrasah yang

unggul dalam Prestasi, Santri yang Cerdas, Trampil dan Kompetitif Serta

berbudaya Islam”. (Dokumentasi PP. Aa’ad. 2020) dan Misi Madrasah

Aliyah As’ad adalah sebagai berikut:

1) Menumbuhkan penghayatan dan pemgamalan ajaran agama Islam.

2) Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan secara efektif sehinga setiap

siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

3) Menumbuhkan semangat berpretasi dalam berkompetisi secara jujur dan

Itensif kepada seluruh warga Madrasah.

4) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi diri

nya, baik dibidang akademik maupun non-akademik, sehinga dapat

dikembangkan secara lebih optimal.

5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

Madrasah.

6) Menumbuhkan Rasa Memiliki bagi warga madrasah atas kemajuan

madrasah yang telah atau yang akan di capai.

Adapun tujuan dari pada Madrasah Aliyah As’ad yaitu sebagai berikut:

1) Menciptakan insan yang berilmu ilmiah dan beramal amaliah yang

berguna bagi diri nya sendiri, masyarakat, bangsa dan Agama.

2) Meningkatkan kualitas pendidikan dan kegiatan belajar mengajar

(KBM).

3) Meningkatkan saran prasarana pendidikan.

4) Membantu pemerintah di bidang pendidikan Masyarakat.

5) Meningkatkan kualitas peserta didik dan mendorong siswa untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi.

(Dokumentasi PP. As’ad. 2020)

5. Identitas Madrasah Aliyah As’ad

1) Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH AS’AD

2) A l a m a t

Jalan : JL.K.H.Husin Baraqbah No.45, I :

, II

Kelurahan / Desa : Kelurahan Olak Kemang.

Kecamatan : Danau Teluk

Kabupaten / Kota : Kota Jambi

Provinsi : Jambi

Nomor Telephone : 0741. 580854 - 581207

Nomor Kode Pos : 36262

Status Madrasah Awal : Tercatat

Status Madrasah Lama : Terakreditasi ( B )

Status Madrasah Sekarang : Terakreditasi ( A )

3) Kepala Madrasah : 1. H.M.NADJMI K.H.ABDUL

QODIR

: 2. DRS.MUHAMMAD ZAKI

: 3. H.ABDUL LATIF

MUHAMMAD,BA

: 4. H.ABDUL QADIR JAILANY,

S.Ag

No. Telp / HP. : 0741 – 581207 / 0813366849999

4) N S M baru : 131215710018

N S M lama : 312157106060

N P S N baru : 69726453

N P S N lama : 10504766

N P W P : 00.427.284.5-331.000

5) Madrasah di buka : 1951

6) Waktu Penyelenggaraan : Pagi, Pukul 07,15 s/d 13,30

7) Tempat Penyelenggaraan : Pondok Pesantren As’ad Olak

Kemang Kec. Danau Teluk Kota

Jambi

8) Tahun didirikan : 1951 Pondok Pesantren As’ad

: 1976 Madrasah Aliyah As’ad

9) SK Izin Pendirian : No.28/ 1979. Tanggal, 13 Mei

1979

SK Izin Operasional : W.e/6/KPTS/PP.03.2/87/1992

Tanggal SK Operasional : 19 Desember 1992

10) Jenjang Akreditasi Menurut SK :

a. Terdaftar : D/W.e/MA/0009/1992

: tanggal, 30 Desember 1992

b. Diakui : B/E.IV/MA/0426/1994

: tanggal, 25 Januari 1995

c. Terakreditasi : No. 87.B5 / BAP-S/M/X/ 2010

: Status Akreditasi ( B ) nilai :

70,26

: Tanggal, 26 Oktober 2010

d. Terakreditasi Terakhir : No.341/BAP-S/M/XI/JBI/2017

: STATUS Akreditasi ( A ) Nilai

91

: Tanggal, 20 November 2017

: Pelaksanaan Kegiatan Akreditasi

: tanggal , 18 September 2017

11) Nama Penyelenggara /

Yayasan : Yayasan Perguruan As’ad

Alamat Lama : Jl.K.H.Abdul Qodir Ibrahim No.45

Olak Kemang Kec.Danau Teluk

Kota Jambi.

Alamat Baru / Sekarang : Jl. K.H.Ahmad Husein Al

Baraqbah Olak Kemang Kec.

Danau Telu Kota Jambi.

Akte Pendirian : 8 / 1998 tanggal, 13 Mei 1979

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH ALIYAH AS’AD

OLAK KEMANG KOTA JAMBI TP. 2019/2020

YAYASAN

K.H.M. Najmi Qodir

KEPALA MADRASAH

H. Abdul Qodir Jailany, S.Ag

DIKNAS-DEPAG

KOMITE

MADRASAH

BENDAHARA

Desi Susanti, SE

KEPALA TATA USAHA

Kamilin, S.Pd

WAKA KURIKULUM

Fathurrahman, M.Pd.I

WAKA KESISWAAN

H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I

LAB. KOMPUTER

Darussalam,S.Pd

OSIS

Mahfudhin, S.Ag

Hafizoh, S.Ag

LAB. IPA

Susilowati, S.Pd PRAMUKA-DRUM BAND-PASKIB

Muhammad Yunus, S.Pd.I

Retning Restiana, S.Pd.I

Havis Munzir, S.Pd

Zuhratul Aini, S.Pd

WALI KELAS X

X A: M. Sibawaihi, M.M

X B: Darussalam, S.Pd

X C: Muhammad Yunus, S.Pd.I

X D: Susilowati, S.Pd.I

X E: Kamilin, S.Pd.I

X F: Zuhratul Aini, S.Pd

WALI KELAS XI

XI A: Mahfudhin, S.Ag

XI B: Erkhami, S.Pd. I

XI C: Pahrul Rozi, S.Pt

XI D: Thohirotuddiniyah, S.Pd.I

XI E: Safaruddin, Lc

XI F: H. Ahmad Dumyati, S.Pd.I

WALI KELAS XII

XII A: Fathurrahman, M.Pd.I

XII B: Retning Restiana, S.Pd

XII C: Tamsir, M.Pd.I

XII D: Ully Afidah, M.Pd

MAJELIS GURU

SISWA

PERPUSTAKAAN

Kafi Kurniati, S.IP

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah As’ad Jambi 2020

STRUKTUR PENGURUS PROGRAM SALAFIYAH ASRAMA ALIYAH

PONDOK PESANTREN AS’AD JAMBI TAHUN PELAJARAN

2019/2020

1) Pimpinan : K.H.M. Nadjmi A. Qodir

2) Pimpinan Program Salafiyyah : Drs.M. Kamal Mochtar,

S.H,Sp.Not

3) Wakil Pimpinan I : Erkhami, S.Pd.I

4) Wakil Pimpinan II : Ali Imron Rosyadi, S.Pd.I

5) Bendahara : M. Taufik Rusydi, SE

6) TU/Administrasi : Abdul Rahman Ta’at, S.Pd.I

7) Bagian Ubudiyah : Habib Zain Al-Hasbi

: Riadussolihin, S.Hum

: Fitriyah

8) Bagian Kebersihan dan Kesehatan : Ahmad Riki, S.Sy

9) Bagian Pendidikan dan Dakwah : Muhammad Yunus, S.Pd

10) Bagian Keamanan Santri : Fathurrahman, M.Pd

: Al-Muthahhiri, S.Sy, S.If

: Yusro Margusnah, S.Pd.I

11) Bagian Bahasa : Ali Imran Rosyadi, S.Ag

: Badriyah, S.Pd

12) Bagian Sarana : Ismail

(Dokumentasi Asrama Madrasah Aliyah Swasta As’ad. 2020)

6. Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah As’ad

Adapun sarana prasarana pondok pesntren yang dapat menunjang

berlangsungnya proses pembelajaran di Madrasah Aliyah As’ad Seberang

Kota Jambi yaitu sebagai berikut : (Dokumentasi PP. As’ad, 2020)

1. Tanah :

Status Kepemilikan : Tanah Wakaf

2. Fasilitas :

Tabel 1.1

Jenis Gedung dan Ruang yang Dimiliki.

No

Jenis Gedung

Jumlah

LUAS

KONDISI

GEDUNG

BAIK RUSA

K

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Ruang Kepala

Ruang Tata Usaha

Ruang Guru

Ruang Belajar

Ruang Lab. IPA

Ruang Lab. Bahasa

Ruang Lab.

Komputer

Ruang Perpustakaan

Ruang Mushola/

Mesjid

Ruang Keterampilan

Ruang U K S

Ruang Koperasi

Ruang Klinik

Ruang Pramuka

Ruang Osis

1

1

1

18

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10 x 10 M2

10 x 10 M2

10 x 12 M2

10 x 10 M2

10 x 10 M2

-- M2

10 x 12 M2

10 x 12 M2

30 x 50 M2

10 x 10 M2

-- M2

7 x 10 M2

5 x 6 M2

5 x 6 M2

4 x 5 M2

2 x 3 M2

2 x 3 M2

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

---

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

JUMLAH M2 --- ---

Tabel 1.2

Jenis Alat Komunikasi yang dimiliki.

No

Nama Alat

JUMLAH

KONDISI ALAT

Baik Rusak

1

2

3

4

5

6

Telephone

Intercome

Faksmile

Mega Phone

Ampliper

Warlesh

1

1

1

1

1

2

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Jumlah 8 Baik

Tabel 1.3

Jenis Alat Transportasi yang dimiliki

No

Nama barang

Jumlah

Kondisi barang

Baik Rusak

1

2

3

Mobil

Sepada Motor

Sepeda

1

0

0

Baik

---

---

---

---

---

Jumlah 1

Tabel 1.4

Jenis Lapangan dan Fasilitas olah raga.

No

Nama Lapangan

Jumlah

Kondisi

Baik Rusak

1

2

3

4

5

6

Lapangan Bola Kaki

Lapangan Volli Ball

Lapangan Batminton

Lapangan Basket

Lapangan Tenis Meja

Lapangan Takraw

1

1

1

1

2

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Jumlah 7

Tabel 1.5

Jenis Perlengkapan Administrasi

No

Nama Barang

Jumlah

Kondisi Barang

Baik Rusak

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Komputer

Printer

Mesin Ketik

Mesin Hitung

Meja Kepala

Kursi Kepala

Lemari

Meja TU

Kursi TU

Meja Guru

Kursi Guru

15

6

2

0

1

1

4

5

5

30

30

Baik

Baik

--

--

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Rusak

Jumlah

Tabel 1.6

Jenis Peralatan Ketrampilan

No Nama Barang Jumlah KONDISI BARANG

Baik Rusak

1

2

3

Mesin Jahit

Komputer

Musik

1

1

1

Baik

Baik

Rusak

Jumlah

7. Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Tahun 2019/2020

Tabel 2.1

Guru / Pegawai

NO GURU JUMLAH

1 LAKI – LAKI 27 ORANG

2 PEREMPUAN 14 ORANG

JUMLAH 51 ORANG

Tabel 2.2

Pendidikan Terakhir Guru/ Non Guru

NO PENDIDIKAN

GURU

LAKI –

LAKI

PEREMPUAN JUMLAH

1 S.2 5

ORANG

1 ORANG 6 ORANG

2 S.1 23

ORANG

15 ORANG 34 ORANG

3 SLTA 4

ORANG

0 1 ORANG

4 SLTP 3

ORANG

0 1 ORANG

JUMLAH 35

ORANG

16 ORANG 51 ORAN

G

Tabel 2.3

Data Guru Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jmabi 2019/2020

No Nama Guru Jabatan Mata

Pelajaran

Keterang

an

1 H.Abdul Qadir

Jailany,S.Ag

Kepala Aliyah Balaqhah Masih

Aktif

2 Fathurrahman,

M.Pd.I

Waka kurikulum P K N –

Sejarah

Masih

Aktif

3 H.A.Dumyati

Ishaq, S.Pd.I

Waka Siswa Bhs.

Indonesia

Masih

Aktif

4 Drs. Fauzi. MS Bendahara S K I Masih

Aktif

5 Drs. M. Yusuf

Abdullah

Ka. Tata Usaha Seni Budaya Masih

Aktif

6 Zainul Havis,

S.Kom

Staf Tata Usaha Komputer Masih

Aktif

7 Darussalam, S.Pd Staf Tata Usaha Ekonomi Masih

Aktif

8 Kamilin, S.Pd.I Staf Tata Usaha Ketrampilan

Agama

Masih

Aktif

9 Drs. Abdul Basit

Amasia

Ka Pustakaan Matematika Masih

Aktif

10 Kafi Kurniati, S.IP Staf.

Perpustakaan

----- Masih

Aktif

11 Yuliza Kurniyati,

SE

Staf.

Perpustakaan

----- Masih

Aktif

12 Hafizoh, S.Ag Pembina OSIS Bhs, Arab Masih

Aktif

13 Al

Muthahhiri,S.Sy.S.

IF

Pembina OSIS Nahwu –

Shorof

Masih

Aktif

14 Retning Restiana,

S.Pd

Pembina

Pramuka

Bhs. Inggris Masih

Aktif

15 Havis Munzir, S.Pd Pembina

Pramuka

Penjaskes Masih

Aktif

16 A.Rahman Hasan Pegawai ----- Masih

Aktif

17 Hendri Muhammad Pegawai ----- Masih

Aktif

18 Ahmad Afandi Pegawai ----- Masih

Aktif

19 Prof.DR.H.Suhar

AM.MA

Guru Balaqhah –

Tafsir

Masih

Aktif

20 Tamsir, M.Pd.I Guru Aqidah

Akhlak

Masih

Aktif

21 M.Amin Husin,

M.Pd.I

Guru Hadits ilmu

Hadits

Masih

Aktif

22 Ully Af idah, S.Pd.

Mpd

Wali Kelas Fisika Masih

Aktif

23 Siti Marwiyah,

S.Pd. M.Pd

Guru Kimia Masih

Aktif

24 Erkhami, S.Pd.I Wali Kelas Fiqih Masih

Aktif

25 Mahfuddin, S.Ag Wali Kelas Sosiologi Masih

Aktif

26 Nurma Chatib,

S.Pd.I

Guru Qur’an

Hadits

Masih

Aktif

27 Eli Nurlaili, S.Ag Guru Sejarah Masih

Aktif

28 Drs. Jailani Wali Kelas Qur’an

Hadits

Masih

Aktif

29 Drs. Edi Dunarto Guru Seni Budaya Masih

Aktif

30 Desi Susanti, SE Wali Kelas Ekonomi Masih

Aktif

31 Nur komariah, LC Guru Tahfis

Tajuwid

Tahsin

Masih

Aktif

32 Pahrul Rozi, S.Pt Wali Kelas Matematik Masih

Aktif

33 Zuhratul Aini, S.Pd Wali Kleas Bhs.

Indonesia

Masih

Aktif

34 Thohirotuddiniyah,

S.Pd

Wali Kelas Bhs. Inggris Masih

Aktif

35 Nurmilah, S.Pd Guru Kimia Masih

Aktif

36 Dlomiri, S.Pd Guru Geografi Masih

Aktif

37 A.Rahman Thaat,

S.Pd.I

Guru Tahfis

Tajuwid

Tahsin

Masih

Aktif

38 Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah

Akhlak

Masih

Aktif

39 Safaruddin, LC Guru Balaqhah –

Nahwu

Masih

Aktif

40 K.H.A.Ramzi

Sulaiman

Guru Hadits ilmu

Hadits

Masih

Aktif

41 K.H.A.Sirojuddin,

HM

Guru Manteq –

Tauhid

Masih

Aktif

42 K.H.Usman, HM Guru Ketrampilan

Agama

Masih

Aktif

43 K.H.M.Nadjmi

K.H.A.Qodir

Guru Kepala

Aliyah As’ad

Pimpinan

Yayasan

44 Drs. M.Fauzi Guru Bhs. Inggris Guru MTs

As’ad

45 DR. Muhammad Guru Nahwi – Dosen

Qodri, M.Pd.I Shorof IAIN

46 H.M.Daud

Nawawi, S.Pd.I

Guru Aqidah

Akhlak

Guru MTs

As’ad

47 M.Sibawaihi,

S.Sy.M.HI

Guru Tauhid Masih

Aktif

48 Drs.Zakri Guru Geografi Kep

MAN. 3

49 Nazaruddin, S.Pd.I Guru Seni Budaya Guru

MAN

50 Drs.Asnawi Guru Aqidah

Akhlak

Guru

MAS

51 DR.Marwazi Guru Bhs. Arab Ka

Kamenag

Prov

52 Drs.Umar Yusuf Guru P K N Dosen

IAIN

53 Drs.Bahrul Ma’ani Guru Bahasa Arab Dosen

IAIN

54 Drs.Sopian Aziz Guru Sejarah Almarhum

55 Drs.H.Darussani Guru P K N Nurul

Iman

56 Rd.H.Sulaiman Guru Tauhid Almarhum

57 H.A.Latif

Muhammad, BA

Guru Kepala

Aliyah

Almarhum

58 H.A.Somad Abu

Bakar

Guru Nahwu –

Manteq

Almarhum

59 H.Ahmad Abu

Bakar

Guru Fiqih Almarhum

60 Ismail Ahmad Guru Nahwu Almarhum

61 Muhammad

A.Kadir

Guru Tauhid Almarhum

62 Kms. Helmi, AS Guru Penjaskes Almarhum

63 Rd.H.A.Rahman

Yasin

Guru Tafsir Almarhum

64 DR.Maryani

M.Nur, M.Pd.I

Guru Bhs,Inggris Dosen

IAIN

65 H.A.Rahma

Abdullah

Guru Fiqih Almarhum

66 H.M.Jamil Nurdin Gurus Nahwu –

Shorof

Almarhum

67 Muhammad Hifni.

SE

Guru Ekonomi SD. 54

OK

68 Balishada, S.Ag Guru Aqidah Dosen

IAIN

69 Ir.Masyithoh Guru Matematika Mts.As’ad

Tabel 2.4

Data Pegawai dan Staf Madrasah Aliyah As’ad

70 Ubaidillah, S.Pd Guru Matematika MTs.As’a

d

71 Fatmiah,S.Ag Guru Bhs. Inggris MTs.As’a

d

72 Drs. Abdul Haris

Manaf

Guru Bhs Arab Dosen

IAIN

73 Ali Imron

Rosadi,S.Ag

Guru Ma’had

Aliy

74 Ismail Fauzi SATPAM Masih

Aktif

75 Puad Rahman SATPAM Masih

Aktif

76 Pathurrahman, S.

Sy.S.IF

Guru Ketrampilan

Agama

Masih

Aktif

77 Novye Sastriani,

S.Pd

Guru Kimia Masih

Aktif

78 Ishak Dama. M.

Hum

Guru Tata Negara Dosen

IAIN

79 Rahmad

Kurniawan, S.Kom

Karyawan Tata Usaha Masih

Aktif

80 Hendri Muhammad Karyawan Tata Usaha Masih

Aktif

81 Ahmad Afandi Karyawan Pegawai Masih

Aktif

82 A. Rahman Hasan Keryawan Pegawai Masih

Aktif

83 Yusman Yusuf Karyawan Pegawai Masih

Aktif

84 M.Farid Wajdi,

MA

Guru Balaqhah Masih

Aktif

85 Kurnia Santri, SH Karyawan Masih

Aktif

NO. LAKI- LAKI / PEREMPUAN JABATAN PENDIDIKA

N

1 H.Abdul Qadir Jailany, S.Ag Kepala S.1

2 Fathurrahman,S.Pd.I. M.Pd.I Waka Kurikulum S.2

3 H.A. Dumyati Ishaq, S.Pd.I Waka Siswa S.1

4 DRS. RD. Fauzi. MS Waka Humas S.1

5 Desi Susanti, SE Bendahara S.1

6 Kamilin, S.Pd.I Kepala Tata S.1

8. Kegiatan Extra Kurikuler Siswa/ Santri Madrasah Aliyah As’ad

Madrasah aliyah as’ad selain melaksanakan pendidikan formal

juga memberikan ilmu tambahan di luar jam pembelajaran formal berupa

kegiatan ekstrakulikuler yang bertujan untuk mengasah kemampuan para

santrinya di bidang minatnya masing-masing. adapun Extrakulikuler yang

ditawarkan di Madrasah Aliyah As’ad yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan Pelajaran Kurikulum (formal)

2) Kajian Kitab Kuning

3) Pembinaan Bahasa Arab – Inggris

4) Pembinaan Da’i – Da’iyah

5) Pembinaan Jurnalistik ( Majalah Sekolah)

6) Drum Band

7) Pembinaan Olah Raga

8) Keorganisasian ( OSIS ) ( ISAPPA )

Usaha

7 DRS. M.Yusuf Abdullah Staf Tata Usaha S.1

8 Darussalam, S.Pd Staf Tata Usaha S.1

9 Rahmad Kurniawan, S.Kom Staf Tata Usaha S.1

10 Kurnia Santri, SH Staf Tata Usaha S.1

11 Hendri Muhammad Staf Tata Usaha SMP

12 Zainul Havis, S.Kom Staf Tata Usaha S.1

13 Yusman Yusuf Pegawai MAN

14 A.Rahman Hasan Pegawai MAN

15 Affandi Pegawai SMP

16 Puad Rahman SATPAM MAN

17 Ismail Pauzi SATPAM SMP

18 Mahfudhin, S.Ag Pembina Osis S.1

19 Hafizoh, S.Ag Pembina Osis S.1

20 Havis Munzir, S.Pd Pembina

Pramuka

S.1

21 Retning Restiana, S.Pd Pembina

Pramuka

S.1

22 Kafi Kurniawati, S.IP Kep.

Perpustakaan

S.1

23 Susilowati, S.Pd.I Pembina Lab.

IPA

S.1

24 Rila, S.Pd Bimbingan

Konseling

S.1

9) Ketrampilan Living Skill (Membatik)

10) Kepramukaan

11) Kaligrafi

12) Seni Islam (Hadrah/Nasyid)

13) Paskibraka

14) Olympiade Sains

(Dokumentasi PP. As’ad, 2020)

9. Akativitas Pondok Pesantren dalam Pengembangannya a. Masyarakat Sekitar:

1) Mengadakan kegiatan bersama dalam rangka memperingati Hari

Besar Islam.

2) Mengadakan Gotong Royong bersama dalam membangun Masjid,

Langgar dan kebersihan lingkungan.

3) Mengadakan Khitanan Massal.

4) Mengadakan Pengajian Umum.

(Wawancara Guru Ftahurrahman, M.Pd.I, 17 Februari 2020)

b. Pemerintahan

Dalam pengembangannya dalam bentuk pemerintahan yaitu

Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan progam-progamnya

dalam ceramah umum pada Hari Besar Islam ataupun Khutbah Jum’at.

(Wawancara Guru Ftahurrahman, M.Pd.I, 17 Februari 2020)

10. Kurikulum yang diajarkan di Madrasah Aliyah As’ad

Pondok Pesantren As’ad merupakan Pesantren moderen, berlokasi di

seberang kota jambi. Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 16 Oktober

2019 terdapat beberapa data Kurikulum Madrasah Aliyah As’ad khususnya

mata pelajaran Madrasah Aliyah As’ad. Berikut adalah kurikulum yang

diterapkan di Pondok Pesantren As’ad Seberang Kota Jambi berdasarkan

jenjang kelas yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kurikulum Madrah Aliyah Pondok Pesantren As’as

No Kelas

1 X

1. Sejarah

2. Seni Budaya

3. SKI

4. KTA

5. HIH

6. Tauhid

7. Bahasa Arab

8. Fiqih

9. Aqidah Akhlak

10. Biologi

11. PKN

12. MTK

13. Geografi

14. Sosiologi

15. Ekonomi

16. Al-qur’an Hadits

17. Bahasa Inggris

18. Tasawuf

19. TIT

20. USF

21. Fisika

22. Bahasa Indonesia

23. NSR

24. Kimia

25. Penjaskes

2 XI

1. PKN

2. SKI

3. HIH

4. Bahasa Arab

5. Fiqih

6. Aqidah Ahlak

7. Biologi

8. Al-Qur’an Hadits

9. Sosiologi

10. Geografi

11. Penjaskes

12. Sejarah

13. USF

14. Ekonomi

15. Fisika

16. Bahasa Inggris

17. Bahasa Indonesia

18. TTT (Tahfiz)

19. KTA

20. NSR

21. Seni Budaya

22. Kimia

23. MTK

3 XII

1. Balaghah

2. PKN

3. Bahasa Indonesia

4. PKN

5. SKI

6. Bahasa Arab

7. Fiqih

8. Aqidah Akhlak

9. MTK

10. Biologi

11. Al-Qur’an Hadits

12. Sosiologi

13. Bahasa Inggris

14. Sejarah

15. Geografi

16. Ekonomi

17. Kimia

18. Fisika

19. TTT (Tahfiz)

20. NSR

21. Tauhid

22. KTA

Berikut merupakan Kurikulum yang ditawarkan di Madarasah

Aliyah As’ad tahun pelajaran 2019/2020 berdasarkan Jurusan. (Dokumentasi

PP. As’ad, 2020)

Tabel 3.2

Program : IPS

No

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

PROGRAM KURIKULUM X XI XII

1. Alqur’an Hadits 2 2 2

2. Akidah Akhlak 2 2 2

3. Fikih 2 2 2

4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2

5. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2

6. Bahasa Indonesia 2 2 2

7. Bahasa Arab 2 2 2

8. Bahasa Inggris 2 2 4

9. Matematika 2 2 4

10. Sejarah Indonesia 2 2 4

11. Geografi 4 4 4

12. Sosiologi 4 4 4

13. Ekonomi 4 4 4

14. Seni Budaya 2 2

15. Pendidikan Jasmani, dan Kesehatan 2 2

16. Prakarya dan Kewirausahaan (KTA) 2 2 2

JUMLAH 40 38 38

PROGRAM PONDOK

17. Hadits Ilmu Hadits 2

18. Tafsir Ilmu Tafsir 2

19. Ushul Fiqh 2

20. Tauhid 2 2 2

21. Tasauf 2

22. Nahwu/Shorof 2 2 2

23. Shorof

24. Mantiq 2

25. Balaghoh 2

26. Faraidh

27. Tahfizh, Tartil, Tajwid 2 2 2

Tabel 3.3

Program : IPA

No

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

PROGRAM KURIKULUM X XI XII

1. Alqur’an Hadits 2 2 2

2. Akidah Akhlak 2 2 2

3. Fikih 2 2 2

4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2

5. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2

6. Bahasa Indonesia 2 2 4

7. Bahasa Arab 2 2 2

8. Bahasa Inggris 2 2 4

9. Matematika 2 2 4

10. Biologi 4 4 4

11. Fisika 4 4 4

12. Kimia 4 4 4

13. Seni Budaya 2 2

14. Pendidikan Jasmani, dan Kesehatan 2 2

15 Prakarya dan Kewirausahaan (KTA) 2 2 2

JUMLAH 38 38 38

PROGRAM PONDOK

17. Hadits Ilmu Hadits 2

18. Tafsir Ilmu Tafsir 2

19. Ushul Fiqh 2

20. Tauhid 2 2 2

21. Tasauf 2

22. Nahwu/Shorof 2 2 2

23. Shorof

24. Mantiq 2

25. Balaghoh 2

26. Faraidh

27. Tahfizh, Tartil, Tajwid 2 2 2

Tabel 3.4

Program : Keagamaan

No

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

PER MINGGU

PROGRAM KURIKULUM X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Arab 4 2 2

5. Matematika 4 4 4

6. Sejarah Indonesia 2 2 2

7. Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

1. Seni Budaya 2 2 2

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 3 3 3

3. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Kelompok A dan B Per minggu 33 31 31

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan

1. Tafsir-Ilmu Tafsir 2 3 3

2. Hadits- Ilmu Hadits 2 3 3

3. Fikih- Ushul Fikih 2 3 3

4. Ilmu Kalam 2 2 2

5. Akhlak 2 2 2

6. Bahasa Arab 2 3 3

Masa Pelajaran Pilihan dan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman

Minat 6 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 51 51 51

11. Jadwal kegiatan program slafiyah Asrama Kampus Pondok

Pesantren As’ad Jambi.

Tabel 4.1

NO JAM URAIAN KEGIATAN

A. HARI SENIN, SELASA, RABU, KAMIS

1. 04.30-05.30 WIB Bangun pagi, Mandi, Sholat Shubuh

2. 05.30-06.30 WIB Belajar Program Salafiyah Asrama di

Tingkat Tertentu

3. 06.30-07.15 WIB Persiapan Berangkat Kelokal Belajar

Formal/Mars As’ad

4. 13.30-14.00 WIB Istorahat, Makan, Persiapan Exskul

Madrasah Formal

5. 14.40-15.30 WIB Exskul Madrasah Aliyah Santri

Tertentu/Istirahat

6. 15.30-16.00 WIB Istirahat, Sholat Ashar Berjamaah, Olahraga

7. 16.00-17.00 WIB Belajar Program Salafiyah Asrama di

Tingkat Masing-masing

8. 17.00-18.00 WIB Istirahat Persiapan Sholat Magrib

9. 18.00-18.30 WIB Sholat Magrib Berjamaah

10. 18.30-19.30 WIB Belajar Al-Qur’an, Tajwid, Tahfiz

11. 19.30-20.00 WIB Sholat Isya Berjamaah

12. 20.00-21.00 WIB Belajar Program Salafiyah Asrama di

Tingkat Masing-masing

13. 21.00-22.00 WIB Belajar, Mengerjakan Tugas Madrasah

Formal

14. 21.00-04.00 WIB Istirahat, Sholat Tahajjud

B. HARI JUM’AT

1. 04.30-05.30 WIB Bangun Pagi, Mandi, Sholat Shubuh

2. 05.30-06.30 WIB Pembacaan Ratibul Hadad

3. 06.30-07.15 WIB Persiapan Berangkat ke Kelas Belajar

Formal/Mars As’ad

4. 07.15-07.30 WIB Pembacaan Surah Yasin di Madrasah

Formal

5. 07.30-11.30 WIB Kegiatan Belajar Mengajar Formal

6. 11.30-13.00 WIB Mandi Sunnah Jum’at dan Sholat Jum’at

7. 13.30-14.00 WIB Istirahat, Makan

8. 14.00-15.30 WIB Kepramukaan, Exskul Madrasah Formal,

Olahraga, Sholat Ashar Berjamaah

9. 15.30-16.00 WIB Sholat Ashar Berjamaah

10. 16.00-17.00 WIB Belajar Mengajar Program Salafiyah

Asrama

11. 17.00-18.30 WIB Sholat Magrib Berjamaah

12. 18.30-19.30 WIB Pembacaan Surah Yasin, Tahlil, Al-mulk,

dan Al-waqiah

13. 19.30-20.00 WIB Sholat Isya Berjamaah

14. 20.00-22.00 WIB Sholat Tasbih/Pembacaan Tahsin Al-Qur’an

15. 22.00-04.00 WIB Istirahat, Sholat Tahajjud

C. HARI SABTU

1. 04.00-05.00 WIB Bangun Tidur, Persiapan Sholat Subuh

2. 05.00-05.30 WIB Sholat Subuh, Pembacaan Ratibul Hadad

3. 07.00-07.15 WIB Senam di Madrasah Formal

4. 07.15-13.00 WIB Proses Kegiatan Belajar Mengajar Madrasah

Formal

5. 13.30-14.00 WIB Istirahat Persiapan Exskul Madrasah Formal

6. 14.00-15.30 WIB Proses Kegiatan Belajar Mengajar Prog.

Salafiyah

7. 15.30-16.00 WIB Istirahat, Sholat Ashar

8. 16.00-17.00 WIB Istirahat, Olahraga

9. 17.00-18.00 WIB Istirahat, Persiapan Sholat Magrib

10. 18.00-18.30 WIB Sholat Magrib Berjamaah

11. 18.30-19.30 WIB Pembacaan Qosidah Al-Burdah

12. 19.30-20.00 WIB Sholat Isya Berjamaah

13. 20.00-21.00 WIB Pembelajaran Tahsin Al-Qur’an

14. 21.00-04.00 WIB Istirahat, Belajar Pelajaran Formal, Sholat

Tahajjud

D. HARI MINGGU

1. 04.00-05.00 WIB Bangun Tidur, Persiapan Sholat Subuh

2. 05.00-05.30 WIB Sholat Subuh Berjamaah

3. 05.30-07.15 WIB Senam Santri, Gotong Royong, dll.

12. Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad

Dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Aliyah As’ad

menerapkan Kurikulum Pondok Pesantren yang merupakan mata pelajaran

yang harus di pelajari di Madrasah Aliyah As’ad yaitu sesabagai berikut:

1) Hadits Ilmu Hadits

2) Tafsir Ilmu Tafsir

3) Ushul Fiqh

4) Tauhid

5) Tasawuf

6) Nahwu/Shorof

7) Shorof

8) Mantiq

9) Balaghoh

10) Faraidh

11) Tahfizh, Tartil, Tajwid

(Dokumentasi PP. As’ad, 2020)

Dari hasil wawancara bersama WAKA Kurikulum Madrasah Aliyah

As’ad beliau mengatakan bahwasanya Kurikulum Pondok Pesantren yang

diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad ini sangat berkaitan erat dengan Era

Reformasi Industri, artinya bahwa para santri di madrasah aliyah As’ad tidak

hanya di berikan Ilmu umum saja namun di bekali pula dengan ilmu agama

yang berupa penerapan Kurikulum Pondonk di Lembaga Formalnya.

(Wawancara dengan Bapak Fathurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020).

Sebagai penguat dari pernyataan Bapak Fathurrahman selaku WAKA

Kurikulum, maka disampaikan pula oleh bapak Fauzi yang menyatakan

bahwa “Di Era Globalisasi saat ini, tidak cukup hanya dengan mempelajari

ilmu duniawi saja, namun ilmu agama sangatlah penting, sebagai pedoman

hidup dan pembekalan diri di Era saat ini. Karna Era Globalisasi ibarat dua

sisi mata pisau, artinya, ada dampak positif dan ada dampak negatifnya. Jika

tidak dibekali ilmu agama diri bisa saja digilis oleh masa itu sendiri karna

tidak adanya penopang hidup”. (Wawancara Guru Drs. Fauzi, MS, 17

Februari 2020)

13. Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad dalam ranah

Era Globalisasi

Beberapa mata pelajaran dan Extrakulikuler yang diterapkan di

Madrasah Aliyah As’ad sebagai kesiapan untuk memvasilitasi para santri

dalam ranah Era Globalisasi, yang penulis temukan di lapangan yaitu sebagai

berikut:

1. BK TIK

BK TIK merupakan salah satu kurikulum yang diterapkan di Madrasah

Aliyah As’ad berupa pembelajaran teknologi informasi komunikasi,

pelaksanaannya di luar jam formal.

2. KTI

Karya Tulis Ilmiah adalah mata pelajaran yang wajib di ikuti oleh

setiap santri wan/wati kelas XI. Ini meruapan mata pelajaran yang menuntut

para santri untuk menganalisis sebauah Novel.

3. Kegiatan Pelajaran Kurikulum (formal)

4. Pembinaan Bahasa Arab – Inggris

5. Pembinaan Da’i – Da’iyah

6. Pembinaan Jurnalistik ( Majalah Sekolah)

7. Drum Band

8. Pembinaan Olah Raga

9. Keorganisasian ( OSIS ) ( ISAPPA )

10. Ketrampilan Living Skill (Membatik)

11. Kepramukaan

12. Kaligrafi

13. Seni Islam (Hadrah/Nasyid)

14. Paskibraka

15. Olympiade Sains

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Hubungan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

dengan Era Globalisasi

Melihat dunia dengan perkembangannya yang begitu cepat, berbagai

kalangan banyak memunculkan respon dan spekulasi yang beragam, tidak

terkecuali bagi umat islam khususnya lembaga pendidikan pesantren.

Perubahan-perubahan yang terus muncul di era dunia yang semakin transpran

telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia dari aspek

ekonomi hingga aspek nilai-nilai dan moral bangsa.

Dalam teori Era Globalisasi, Secara sederhana Era Global dapat di

ilustrasikan dengan artian persaingan sengit dalam aspek ekonomi, dan

politik, sains dan teknologi, serta arus informasi yang begitu cepat dan

perubahan sosial yang tinggi (Haedari. 2004. 68)

Sejalan dengan perkembangan Era Globalisasi saat ini, tentunya

memberi pengaruh/dampak perkembangan khususnya di dunia pendidikan.

Yang mana pendidikan di nilai sebagai alat yang sangat strategis dalam

melestarikan sistem nilai dan budaya masyarakat dalam kehidupan.

Mengingat dan menimbang Era Globalisasi merupakan Era keterbukaan yang

meberikan pengaruh yang luar biasa dari berbagai macam aspek kehidupan

mulai dari akidah, budaya dan moralitas, dimana HAM pun dalam tatanan era

ini sangat di junjung tinggi bagi kelangsungan hidup manusia.

Dalam kaitannya dengan respon kurikulum pesantren terhadap

dinamika modernitas dengan ciri teknologinya yang begitu pesat, maka

pendidikan di pandang sebagai wahana untuk mendidik para santri/siswa agar

memiliki pengetahuan dan pemahaman ilmu yang logis yang sesuai dengan

tuntutan zaman tentunya. Disamping memiliki pengetahuan yang logis,

tentunya juga dipandang perlu untuk membentuk sikap, perilaku dan

kepribadian peserta didik agar nantinya memiliki pondasi atau pegangan

dalam kehidupannya. karna perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi ini tidak selalu membawa pengaruh positif bagipara santri. ya

kondisi inilah yang menjadikan pesantren As’ad terus berinofasi dalam sistem

pendidikan yang kami terapkan. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 10

Februari 2020).

Kurikulum pondok pesantren Madrasah Aliyah As’ad dan Era

Globalisasi merupakan suatu kaitan kesesuaian antara komponen-komponen

kurikulum yang kami terapkan dengan respon era globalisasi. Artinya apa

disini berupa komponen tujuan, proses, metode dan evaluasi. Ini merupakan

bentuk suatu keterpaduan dari pengembangan kurikulum yang diterapkan di

Pondok Pesantren As’ad dalam ranah Era Globalisasi. (Wawancara Guru H.

Ahmad Dumyati Ishaq, 10 Februari 2020).

Sejalan dengan statement yang dikemukakan Bapak H. Ahmad

Dumyati, hal ini merujuk pada pemikiran seorang ilmuwan yaitu Glenys G.

Unruh dan Adolph Unruh (1984) yang mengembangkan komponen

kurikulum berdasarkan defenisi kurikulum, yaitu a) tujuan, b) isi dari apa

yang di pelajari dan di dalamnya terdapat c) proses pembelajaran dan d)

evaluasi untuk hasil-hasil pembelajaran. Pembelajaran sendiri merupakn

proses pengimplementasian kurikulum dan sarana dan prasarana belajar bagi

peserta didik. (Arifin, 2017: 80)

Adapun untuk kesesuaian komponen kurikulum yang diterapakan

tentunya untuk pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah As’ad yang

berlandaskan pada prinsip-prinsip yaitu Prinsip berlandaskan pada visi misi

Madrasah Aliyah As’ad, Prinsip kesesuaian, Prinsip efisiensi, Prinsip

keefektifan, Prinsip fleksibilitas, Prinsip integritas, Prinsip demokrasi, dan

Prinsip objektifitas, ini salah satu pedoman untuk pengembangan kurikulum

madarasah aliyah Aas’ad. (Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 13 Februari

2020)

Landasan yang digunakan dalam penerapan kurikulum di Madrasah

Aliyah As’ad ada dua, yaitu landasan umum dan khusus. Untuk landasan

umumnya kami engikuti peraturan pemerintah yaitu melalui Undang RI

No.20 tahun 2003, pasal 1 dan pasal 19. Sedangkan untuk landasan

khususnya yaitu untuk mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang

‘Alim dalam ilmu Agama, dan beraklakul karimah agar dapat membentengi

diri dikarenakan berubahnya zaman era globalisasi. (Wawancara Guru H.

Ahmad Dumyati Ishaq, 10 Februari 2020)

Dalam teorinya prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum yang

dikemukakan oleh arifin yaitu Prinsip berorientasi pada tujuan dan

kompetensi, Prinsip relevansi, Prinsip efisiensi, Prinsip keefektifan, Prinsip

fleksibilitas, Prinsip integritas, Prinsip kontinuitas, Prinsip sinkronisasi,

Prinsip objektifitas, dan Prinsip demokrasi. (Arifin, 2017: 31)

Dan kaitannya kurikulum pesantren terhadap respon dinamika

modernitas, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Yang merupakan upaya

kultural keilmuan pesantren itu sendiri, sehingga paradigma keilmuan

pesantren menemukan relevansinya dengan perkembangan dunia.

Diantaranya Yaitu: (Haedari, 2004. Hal, 78)

1) keilmuan pesantren muncul sebagai upaya pencerahan bagi kelangsungan

peradaban manusia di dunia. Ini dapat dilakukan dengan upaya

menafsirkan teks-teks Islam menjadi Shalihun likulli zaman, dinamis,

dan terbuka.

2) karena pesantren dipandang sebagai lembaga pendidikan, maka

kurikulum pengajarannya setidaknya memiliki orientasi terhadap

dinamika kekinian. Maksudnya adalah keilmuan pesantren juga penting

mengadopsi metode yang dikembangkan ilmu-ilmu sosial.

Sejalan dengan hal itu, Dalam penyesuaian kurikulum pondok

pesantren dengan era modernitas, tentunya dipandang perlu untuk mengikuti

perubahan, khusunya dalam pendidikan. namun sebagai lembaga berbasic

Islam, kami tetap memelihara tradisi Islam di pesantren. Karna disinilah

peran Kurikulum Pondok Pesantren dalam membekali para santrinya agar

tidak tergilis oleh masa itu sendiri. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I,

10 Februari 2020)

Diutarakan pula oleh Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I bahwa

dalam konteks Era Globalisasi, Kurikulum Pondok Pesantren As’ad dalam

mendisain sistem pendidikannya, selalu mengembangkan inovasi-inovasi

pada pengembangan kurikulumnya, Pondok Pesantren As’ad Khususnya

Madrasah Aliyah As’ad melihat dan menimbang mengenai kajian tentang

penerapan kurikulumnya. Kurikulum didisain untuk menjawab kebutuhan

para santrinya dan untuk mendukung kemamampuan serta membekali para

santri, kurikulum yang diterapkan tentunya untuk memberikan kontribusi dan

bekal pada santrinya dalam kehidupan yang dilaluinya. (Wawancara Guru H.

Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 14 Oktober 2020)

Dalam konsep teori menurut Haedari Terdapat tiga fungsi pokok

pesantren yaitu 1) Transmissi ilmu pengetahuan Islam (transmission of

Islamic knowledge), pengetahuan islam dimaksud tentunya tidak hanya

meliputi pengetahuan agama, tetapi juga mencakup seluruh pengetahuan yang

ada, 2) Pemeliharaan tradisi Islam (maintenance of Islamic tradition), 3)

Pembinaan calon-calon ulama (reproduction of ulama). (Haedari, 2004. Hal,

86)

Dalam praktek kurikulumnya di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad, Bapak Fathurrahman mengemukakan bahwa, Jauh sebelum Era

Reformasi saat ini Al-Qur’an sudah lebih dahulu Membahas Tentang

kehidupan di dunia. Karna, setiap permasalahan dalam ajaran Islam

khususnya Al-Qur’an itu selaras dengan setiap zaman dan setiap waktu.

Sebagai lembaga berlebelkan Islam tentunya kami berpedoman pada Al-

Quran dan Hadits sebagai petunjuk hidup khususnya untuk menjawab semua

persoalan Era Globalisasi. kaitannya dengan kurikulum yang diterapakan di

Madrasah Aliyah As’ad ialah kami terus berinovasi dengan mengadopsi mata

pelajaran sosial/umum kedalam kurikulum pondok tanpa menghilangkan ciri

khas Pondok Pesantren (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 10

Februari 2020).

Hal ini sejalan dengan pendapat Guru Drs. Fauzi, MS, beliau

menyampaikan dalam QS. Al-Hadid ayat 25 mengenai ayat Al-Qur’an

sebagai petunjuk kemajuan zaman.

ليقوم الناس بالقسط لقد أرسلنا رسلنا بالبي نات وأنزلنا معهم الكتاب والميزان

من ينصره ورسله وأنزلنا الحديد فيه بأس شديد ومنافع للناس وليعلم للا

قوي عزيز بالغيب إن للا

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan

membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka

Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan

keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang

hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan

besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan

rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha

Kuat lagi Maha Perkasa”.

Jika kita pahami dan pelajari secara harfiyah arti dari ayat tersebut

tentu dapat kita rasakan pada Era saat ini, lalu apa hubungan ayat tersebut

dengan Era saat ini. Dalam Alquran memang sebagian ayatnya ada yang tidak

memberi petunjuk-petunjuk secara rinci, untuk hal itu, akan tetapi kita

sebagai manusia difitrahkan akal oleh Allah, jadi dari akal pikiran kita ini,

akhirnya banyak para ahli dan pemikir yang meneliti tentang besi seperti

misalkan Profesor Armstrong yang mengatakan bahwa besi termasuk logam

berat. Dan kajian ini pun menjadi ilmu dalam dunia sains. Dan bisa kita

rasakan banyak sekali manfaat besi yang diterapkan dikehidupan. (Wawancar

Guru Drs. Fauzi, MS. 10 Februari 2020)

Dalam ranah ilmu Al-Qura’an ayat-ayat yang disampaikan

merupakan bahasa yang sangat indah nan halus. Manusia diperintahkan untuk

berpikir jauh kedepan. Hal inilah pondok pesantren mengajarkan pada

santrinya ilmu tafsir Al-Qur’an kitab kuning dan untuk Bahasa seperti

Balaghah Juga sudah barang tentu nahwu/shorof. (Wawancara Guru Drs,

Fauzi, MS. 10 Februari 2020)

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad menyediakan kurikulum

berupa kurikulum pondok, kurikulum depag dan diknas serta Kurikulum

tambahan berupa Ekstrakulikuler di luar jam mata pelajaran Kurikulum

Formal dan Kurikulum Salafiyah, disini khususnya para santri dilatih untuk

memiliki keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah untuk dapat

berkolaborasi berbasis jaringan dan memimpin dengan pengaruh positif, dan

dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat, dan para santri dilatih

untuk memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan, juga dilatih untuk

memiliki kemampuan berbicara dan menulis secara efektif mengakses dan

menganalisis informasi dengan baik, serta mampu mengikuti arah kehidupan

dengan benar selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. (Wawancara

Guru Drs.Fauzi, MS. 10 Februari 2020)

Dalam perspektif teori Terdapat 7 (tujuh) jenis keterampilan hidup

yang dibutuhkan di Abad 21 (Wagner, 2008). 1) keterampilan berpikir kritis

dan memecahkan masalah, 2) kolaborasi berbasis jaringan dan memimpin

dengan pengaruh, 3) mampu mengubah arah serta bergerak secara cepat dan

efektif dan beradaptasi, 4) memiliki daya inisiatif dan berkewirausahaan,

memiliki kemampuan berbicara dan menulis secara efektif, 5) mengakses dan

menganalisis informasi, dan 7) bersikap selalu ingin tahun dan berimajinasi

(Yusuf, Jurnal Ilmiah Pesantren. 2017: 394).

Melihat kondisi Era Globalisasi saat ini, Disinilah peranan

Kurikulum Pondok Pesantren, dalam artian untuk dapat memberikan

sumbangsih kepada anak bangsa untuk membantu para santrinya pada sikap,

perilaku/akhlakul karimah atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi

agent of changes bagi dirinya sendiri tentunya, lingkungannya, masyarakat

tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. (Wawancara Guru

Fathurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)

Merujuk pada teori yang dikemukakan Ulrich Teicher (1997:54)

dalam Jurnal Suhartini, manusia masa depan harus mempunyai persyaratan

kualitas dan kemampuan yaitu: 1) Fleksibel. 2) Mampu dan bersedia untuk

berpartisipasi dalam inovasi serta menjadi kreatif. 3) Mampu menguasai hal-

hal yang tidak menentu atau seringkali berubahubah. 4) Mampu bekerja

dalam tim. 3) Tertarik dan siap belajar seumur hidup. 4) Mampu mengambil

tanggung jawab yang diserahkan kepadanya. 5) Mampu menyiapkan diri

untuk melakukan internasionalisai pasar kerja melalui pengertiannya tentang

budaya. 6) Cakap dan terampil dalam berbagai hal yang berupa keterampilan

dasar dan umum sebagai pendukung profesinya. : (Suhartini, Jurnal Majora

FIK UNY. 2007:6).

Perlu untuk sama sama kita perhatikan, bahwasanya Pondok

Pesantren khususnya Madrasah Aliyah As’ad mencetak para santrinya bukan

semata mata hanya untuk mengejar duniawi, akan tetapi agar kehidupan para

santri seimbang antara dunia dan akhirat. Dan para santri di cetak menjadi

kader-kader Santri yang Cerdas dan berakhlakul karimah, Trampil dan

Kompetitif Serta berbudaya Islam. (Wawancara Guru Fathurahman, M.Pd.I,

17 Februari 2020)

2. Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan Era Globalisasi

Perkembangan informasi yang cepat serta kompetisi yang begitu ketat

menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan pondok pesantren. Pesantren

sebagai institusi pencetak pemimpin masa depan dan pusat pemberdaya

masyarakat harus mampu mencetak generasi yang memiliki sumber daya

yang mapan yang dapat bersaing ketat dalam pentas Global. Tentunya,

pesantren harus berproses dan berubah khususnya dalam penerapan

kurikulumnya, agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat global dengan tidak

meninggalkan tradisi lama yang masih dianggap baik. Pesantren di Era

Globalisasi adalah pesantren yang bisa memodifikasi antara kebutuhan

masyarakat dengan tujuan pesantren sebagai lembaga pembinaan dan

pemberdayaan umat.

Untuk penerapan serta pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren As’ad disesuaikan dengan kebutuhan para santri dan disini

kita juga menilai skill santri-santri yang dapat di kembangkan melalui

program kurikulum yang direncanakan. Karna kurikulum yang ditawarkan di

Madrasah Aliyah As’ad yaitu memadupadankan kurikulum Nasional dan

Kurikulum Tradisional (pondok pesantren). (Wawancara Guru H.Ahmad

Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 16 Oktober 2019)

Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad Insyaallah

memenuhi kebutuhan siswa karna disini kami juga memfasilitasi para santri

dengan mengadakan Program tambahan diluar jam pendidikan formal yaitu

program ekstrakulikuler yang bisa di ikuti oleh para santri seperti Jurnalistik,

Paskibraka, Kaligrafi, Drumband, Olimpiade, Hadrah.dll. (Wawancara Guru

Ftahurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)

Dalam teori pemikiran Langgulung menyatakan bahwa kurikulum

dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas pada materi yang di berikan

dilingkungan sekolahformal, akan tetapi meliputi hal-hal yang menyangkut

aspek kehidupan di luar sekolah. Perluasan jangkauan kurikulum di zaman

modern terlihat dalam definisinya yaitu Kurikulum merupakan sejumlah

kekuatan, faktor-faktor pada lingkungan pengajaran dan pendidikan yang

disediakan oleh sekolah bagi peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan

sejumlah pengalaman yang lahir daripada interaksi dengan kekuatan dan

faktor-faktor tersebut. (Langgulung, 1986: 41)

Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini yang terus berubah-rubah

tentunya pihak pondok ataupun yayasan memgembangkan dan menerapkan

inovasi-inovasi dalam sistem pendidikanmnya di Pondok Pesantren, agar

menyesuaikan dengan zaman. Tentunya dalam hal ini pihak pondok/ sekolah

tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung dan penghambat baik itu dari

internal maupun dari eksternal. (Wawancara Guru H.Ahmad Dumyati Ishaq,

S.Pd.I, 10 Februari 2020)

Dalam prespektif teori, Menurut Wibowo (2008:9) Perubahan adalah

melaksanakan sesuatu menjadi sesuatu yang berbeda, perubahan merupakan

pergerakan dari keadaan sekarang kepada keadaan yang diinginkan dimasa

depan dengan segala macan foktor didalamnya baik faktor internal maupun

faktor eksternal (Arifin. Dalam Jurnal EduTech ISSN: 2442-6024 e-ISSN:

2442-7063Vol. 3 No. 1 Maret 2017: 121)

Disampaikan pula oleh Bapak Mahfudhin bahwa faktor-faktor

penerapan pengembangan kurikulum Madarsah Aliyah As’ad ini tentunya

melihat situasi internal dan eksternal, untuk internal tentunya melihat

kebutuhan SDM dan SDA yang ada di lingkungan Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad. Sedangkan untuk Eksternal melihat keadaan Era Globalisasi

yang semakin pesat ini, dan inilah salah satu yang menjadi pendorong

pengembangan Kurikulum di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad.

(Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 17 Februari 2020)

Sejalan dengan hal ini dikemukakan oleh guru Ahmad Dumyati

bahwa untuk proses pelaksanaan kurikulum itu sendiri tentunya tidak terlepas

dari faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Untuk faktor

pengahambat itu sendiri berupa adanya guru-guru yang mengajar tidak sesuai

dengan mata pelejaran atau bisa di istilahkan seperti salah masuk kamar

artinya mengajar bukan dengan kejuruannya, kemudian faktor penghambat

kedua yaitu berupa ada beberapa sarana parasara yang belum terpenuhi

seperti kekurangan buku dll. Sedangkan untuk faktor pendukung pelaksanaan

kurikulum di Madrasah Aliyah As’ad ialah ya semangat guru-guru juga

dalam berpartisipasi, serta usaha yang gigih. Dalam hal ini kami pun

mengimbangi dengan megadakan adanya pelatihan bagi guru sebagai bentuk

implementasi dari evaluasi tindak lanjut dalam mengajar. Apabila dirasakan

bila ada kesenjangan antara tujuan dan yang ingin dicapai. (Wawancara Guru

Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)

Adapun faktor-faktor yang merelevansikan Kurikulum Madrasah

Aliyah As’ad dengan Era Globaisasi yaitu dapat dilihat sebagai berikut:

(Wawancara Guru Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13

Februari 2020)

A. Faktor Pendukung

1) Faktor Pendukung Internal

Faktor internal adalah faktor pendukung berkembanganya

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad khususnya dalam bidang

Kurikulum, dilihat dari sisi dalamnya, adapun faktor pendukung

tersebut adalah

a. Peran aktif pendiri pesantren

K.H.Abdul Qodir Ibrahim seorang ‘ulama terkemuka dan

berfikiran maju dikala itu mengemukakan bahwa apabila dunia

pendidikan Islam (madrasah) terus dibiarkan tanpa adanya

pembaharuan dan perbaikan sistem pendidikan, maka dunia

pendidikan Islam khususnya di Jambi akan menghadapi masa yang

suram. Dan beliau lah orang pertama kali menyuruh para wanita

untuk belajar. Karena beliau menerapkan hadits menuntut ilmu itu

wajib bagi kaum laki-laki dan perempuan dan ini pun mendapat

tantangan tetapi akhirnya dapat diterima oleh masyarakat Pondok

inilah yang menjadi Pondok Pesantren Modern pertama di Provinsi

Jambi. (Wawancara Guru Ftahurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)

b. Dukungan dari keluarga besar K.H.Abdul Qodir Ibrahim

Keluarga besar K.H.Abdul Qodir Ibrahim merupakan faktor

pendukung utama dalam berdirinya Pondok Pesantren terutama

dalam pengembangan kurikumnya yang memadukan kurikulum

nasional. Dalam hal ini keluarga beliau mulai dari anak anak, cucu-

cucu, dan saudara-saudara beliau sangat memberikan pengaruh

keberlangsungan pondok pesantren As’ad, karna keluarga beliau

rata-rata berpendidikan, sehingga mereka juga aktif dalam

pengembangan kurikulum pesantren untuk terus berinofasi, karna

keluarga beliau yang memeggan kendali pondok pesantaran

dibagian yayasan. (Wawancara Guru Wawancara Guru H. Ahmad

Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)

c. Adanya semangat kinerja pengurus dan guru-guru yang baik dalam

merelevansikan kurikulum dengan Era Globalisasi.

Pengurus pesantren yang sedia dan memberikan sumbangsih

besar disetiap perkembangan yang ada di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad, dan dengan adanya kepengurusan yang mempuni

ini, membuat jalannya kehidupan pesantren menjadi teratur serta

berakibat baik bagi kelangsungan para santri. (Wawancara Guru

Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari

2020)

d. Adanya interaksi yang baik antara ustadz dan santri.

Dengan adanya ustadz-ustadzah yang baik dan bijak dapat

menjadi panutan untuk santri, sehingga dapat memperoleh ilmu

yang bermanfaat. (Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 13 Februari

2020)

e. Proses pembelajaran yang baik

Dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad terdapat kurikulum yang menyertai siswa maupun

santri di setiap pembelajarannya. Tujuannya untuk memenuhi

kurikulum serta minat bakat dari para santri. Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren As’ad menyediakan berbagai proses

pembelajaran yang menarik, seperti pembelajaran formal dan

ekstrakurikuler. Adapun beberapa ekstrakurikuler yang di tawarkan

adalah Kajian Kitab Kuning, Pembinaan Bahasa Arab-Inggris,

Pembinaan Da’i-Da’iyah, Pembinaan Jurnalistik (Majalah

Sekolah), Drum Band, Pembinaan Olah Raga, Keorganisasian

(OSIS) (ISAPPA), Ketrampilan Living Skill (Membatik),

Kepramukaan, Kaligrafi, Seni Islam (Hadrah/Nasyid), Paskibraka,

dan Olympiade Sains. (Dokumentasi PP. As’ad, 2020)

Dengan adanya proses pembelajaran yang baik dan sejalan

dengan perkembangan santri. Oleh karena itu, keberadaan

pesantren berserta mengalami peningkatan dalam penambahan

santri yang ingin sekolah di lembaga pendidikan. Hal ini terbukti

dengan banyaknya prestasi yang diraih oleh beberapa santri dalam

bidang akademik maupun non akademik.

f. Sarana dan prasarana yang memadai

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad mengalami

perkembangan dari tahun ketahun. Perkembangan ini tentunya juga

ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana yang memadai.

Dengan adanya sarana prasarana yang memadai, maka keadaan

belajar mengajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

berjalan dengan lancar dan baik. (Wawancara Guru Wawancara

Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)

2) Faktor Pendukung Eksternal

Adapun faktor pendukung eksternal terhadap penerapan

Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad antara lain

sebagai berikut: (Wawancara Guru Wawancara Guru H. Ahmad

Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020)

a. Dukungan Pemerintah Desa maupun Kota

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad adalah salah satu

pesantren yang juga sudah terdaftar di lembaga hukum dan

lembaga pemerintahan. Pemerintah sekitar sangat mendukung

dengan adanya keberadaan Pondok Pesantren As’ad, karena secara

langsung Pondok Pesantren As’ad ikut serta dalam proses

pendidikan SDM pada masyarakat sekitar dan hal itu juga

membantu jalannya tugas pemerintah sebagai pelindung dan

pemenuhan sumber daya manusia bagi masyarakatnya.

b. Dukungan Positif Masyarakat dan Warga Setempat.

Dengan adanya pesantren bagi masyarakat sangat bersyukur,

karena tidak perlu jauh-jauh untuk belajar agama. Jadi, masyarakat

mendukung dengan adanya pesantren, sampai terkadang ada

beberapa masyarakat yang ikut menyumbang dalam bentuk materi

maupun non materi untuk membangun pesantren.

c. Orang tua santri turut mendukung dalam peraturan yang dijalankan

Dengan adanya orang tua yang mendukung terhadap sistem

pengajaran berupa Penerapan kurikulum yang telah ditentukan oleh

Pondok Pesantren, maka hal ini menjadi faktor pendukung laju nya

penerapan kurikulum dalam merelevansikan dengan era globalisasi.

B. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat penerapan kurikulum Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren As’ad antara lain sebagai berikut: (Wawancara

Guru Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari

2020)

1) Faktor Hambatan Internal

Faktor Hambatan Internal dapat dilihat dari sisi Internal

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad, Adapun faktor

penghambat tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Pola kerja/culture guru dan karyawan

Tentu pola kerja dan cultur guru sangat mempengaruhi

proses perelevansian kurikulum Madrasah Aliyah As’ad dengan

Era Globalisasi. Namun dalam hal ini pihak pimpinan selalu

mengadakan pelatihan bagi guru dan karyawan untuk memberikan

pemahaman mengeni kurikulum yag direncanakan dan rapat dalam

bidang kurikulum pendidikannya dalam respon era globalisasi.

b. Kurangnya Sarana Penunjang

Sarana penunjang salah satu dari penghambat perelevansian

kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad karena

adanya transportasi yang sangat sulit dijangkau dari area Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren As’ad dengan letak yang di pinggiran

kota.

2) Faktor Hambatan Eksternal

Adapun faktor penghambat Madarah AliyaH Pondok Pesantren

As’ad adalah sebagai berikut:

a. Hambatan dalam bidang politik pendidikan

Hambatan dalam bidang politik pendidikan ini seperti

ketetapan dari perintah pusat dan dari kemenag mengenai durasi

waktu peaksanaan kurikulum formal yang terkadang berbenturan

dengan waktu pelaksanaan pendidikan klafiyah/ pesantren. dan

juga berbagai kurikulum yang ditawarkan dari pemerintah pusat

sebagian ada yang tidak bisa di implementasikan di madrasah

aliyah as’ad karna sistem nilai yang di anggap tidak sesuai,

menimbang bahwa madrasah aliyah as’ad merupakan lembaga

yang berciri khaskan pesantren.

b. Bidang kebudayaan

Tentunya dalam perkembangan dunia modern tidak terlepas

dari kebudayaan asing yang mempengaruhinya, Kondisi demikian

yang menyebabkan timbulnya proses perpaduan atau saling

berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. dalam

hal ini, ini menjad tantangan dan hambatan tersendiri bagi

pesantren , mulai dari budaya pakain, ineraksi dengan lawan jenis

yang dianggap tabu di lingkungan pesantren dan budaya proses

belajar mengajarnya. Namun dalam hal ini tentunya pimpinan dan

juga guru-guru selalu memberikan yang terbaik untuk peserta didik

dengan selektif dalam hal kebudayaan pesantren dan respon era

globalisasi.

3. Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

Menghasilkan Lulusan yang Relevan dengan Tuntutan Era

Globalisasi

Pada aras ini, Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad merupakan

Pondok Pesantren Swasta dibawah naungan yayasan. dalam Perkembangan

Kurikulumnya, Kurikulum yang ditawarkan di Pondok Pesantren As’ad

merupakan Kurikulum yang telah disepakati pihak yayasan dan juga para

guru-guru pondok. Pondok Pesantren As’ad Khususnya Madrasah Aliyah

As’ad mengembangkan dan menerapkan tiga kurikulum sekaligus yaitu

kurikulum Pondok, Kurikulum DEPAG/KEMENAG dan Kurikulum

DIKNAS. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 16 Oktober 2019).

Merujuk pada kaidah teori, berdasarkan tingkat konsistensi dengan

sistem lama dan keterpengaruhan oleh sistem modern, secara garis besar

pondok pesantren dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu Pondok

Pesantren Salafiyah (Tradisional), merupakan pondok pesantren yang

mengajarkan ilmu-ilmu agama seperti kitab kunig dengan metode serongan

dan bendongan. dan Pondok Pesantren Khalafiyah atau Ashriyah (Modern),

merupakan pondok pesantren yang menerapkan mata pelajaran salafiyah dan

juga menerapkan lembaga formal dalam kurikulumya. (Saifuddin, Jurnal

Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No 1, 2015: 215).

Untuk penerapan serta pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren As’ad disesuaikan dengan kebutuhan para santri dan disini

kita juga menilai skill santri-santri yang dapat di kembangkan melalui

program kurikulum yang direncanakan. Karna kurikulum yang ditawarkan di

Madrasah Aliyah As’ad yaitu memadupadankan kurikulum Nasional dan

Kurikulum Tradisional (pondok pesantren). (Wawancara Guru H.Ahmad

Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 16 Oktober 2019)

Kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad Insyaallah

memenuhi kebutuhan siswa karna disini kami juga memfasilitasi para santri

dengan mengadakan Program tambahan diluar jam pendidikan formal yaitu

program ekstrakulikuler yang bisa di ikuti oleh para santri seperti Jurnalistik,

Paskibraka, Kaligrafi, Drumband, Olimpiade, Hadrah.dll. (Wawancara Guru

Ftahurrahman, M.Pd.I, 10 Februari 2020)

Sejalan dengan pemikiran Langgulung menyatakan bahwa kurikulum

dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas pada materi yang di berikan

dilingkungan sekolah saja, melainkan meliputi hal-hal yang menyangkut

aspek kehidupan di luarjam formal. Perluasan jangkauan kurikulum di zaman

modern terlihat dalam pengertian yaitu Kurikulum adalah sejumlah kekuatan,

faktor-faktor pada lingkungan pengajaran dan pendidikan yang disediakan

oleh sekolah bagi siswa di dalam dan di luar sekolah dan sejumlah

pengalaman yang tercipta daripada interaksi dengan kekuatan dan faktor-

faktor tersebut . (Langgulung, 1986: 41)

Dalam ranah pendidikan, Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

merupakan salah satu lembaga pendidikan berkatagori Pondok Pesantren

berbasis Khalafiyah atau Ashriyah, yaitu pondok pesantren yang menerapkan

mata pelajaran salafiyah dan juga menerapkan lembaga formal dalam

kurikulumya.

Hal ini selaras dengan pernyatan Bapak Fauzi, yaitu bahwasanyya

Madrasah aliyah pondok pesantren As’ad selain melaksanakan Kurikulum

Pondok/ salafiyyah juga menerapkan kurikulum nasional sudah barang tentu

ini merupakan keterpaduan kurikulum yang diterapkan, selain melaksankan

kurikulum pondok dan nasional sekolah juga menyediakan program

tambahan diluar jam sekolah formal berupa ekstrakulikuler sebagai

penunjang minat dan bakat para santrinya. (Wawancara Guru Drs. Fauzi, MS.

10 Februari 2020)

Merujuk pada teori, yang dikemukakan oleh Arifin, bahwa di dalam

kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus

diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, dan peserta didik

memepelajarinya, akan tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan

yang dipandang perlu, karena mempunyai pengaruh terhadap peserta didik

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. dan kurikulum tidak hanya berisi

ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam kelas, melainkan menyangkut juga

semua hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar. (Arifin, 1994: 85)

Menurut Ahmad Tafsir, dalam Islam ada tiga paradigma besar

pengetahuan. 1) paradigma sains, pengetahuan yang diperoleh akal dan indera

seperti fiqh, 2) paradigma logis yaitu pengetahuan dengan objek yang abstrak

seperti filsafat, 3) paradigma mistik yang diperoleh dengan rasa. (Tafsir,

2008: 204).

Kurikulum pendidikan pesantren dalam pengembangan kurikulum

pondok pesantren masa depan menurut hasan paling tidak memiliki beberapa

komponen, antara lain yaitu tujuan, isi pengetahuan dan pengalaman belajar,

strategi dan evaluasi. Biasanya komponen tujuan tersebut terbagi dalam

beberapa tingkatan, yakni tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,

tujuan kurekuler dan tujuan instruksional. Namun demikian berbagai tingkat

tujuan tersebut satu sama lainnya merupakan suatu kesatuan yang tak

terpisahkan. (Nisa, dkk. Dalam Jurnal Inovatif e-ISSN 2598-3172. Volume 6,

No. 1 Pebruari 2020: 55)

Berdasarkan pemaparan tersebut, Guru Fathurrahman mengatakan

bahwa kurikulum pondok pesantren dalam menyiapkan para santrinya untuk

dapat hidup dimasa sekarang dan akan datang menyediakan berbagai

alternatif dalam pelaksanaan kurikulumnya yang telah di rencanakan oleh

kepala sekolah Madrasah Aliyah As’ad yaitu oleh bapak H. Abdul Qadir

Jailany, S.Ag yaitu berupa perencanaan kurikulum itu sendiri berupa tujuan

apa yang ingin dicapai, prosese penerapannya, isi kurikulum dan tentunya

pengevaluasian sebagai indikator penilaian dari penerapan kurikulum.

1) Tujuan

Dalam penerapan tujuan kurikulum Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren As’ad, semata-mata untuk mencari Ridho Allah SWT. Kemudian

dari pada itu, Tentunya disini kurikulum itu bertujuan untuk mencetak para

kader-kader yang cerdas, unggul dalam berprestasi, Trampil dan Kompetitif

Serta berbudaya Islam tentunya untuk tetap menjunjung tinggi sikap/akhlakul

karimah.

2) Isi

Adapun isi dari kurikulum madarash Aliyah As’ad merupakan alat

yang menunjang pengetahuan peserta didik baik dari segi aspek kognitif,

psikomotorik dan afektif. Ini bisa melalui dari berbagai sumber seperi buku

dll.

3) Proses

Untuk prosesnya, ini dilimpahkan tanggung jawabnya secara umum

kepada pendidik, artinya pendidik harus memiliki strategi/metode dalam

mengajar ataupun membina para santrinya sesuai dengan kebutuhan para

santri. disini juga sekolah menyediakan wahana berupa program tambahan

diluar jam sekolah yaitu kegiatan ekstrakulikuler. Namun dari pada itu kami

juga mengadakan pelatihan untuk guru-guru di madrasah Aliyah As’ad.

4) Evaluasi

Untuk pengevaluasian, tentunya evaluasi kurikulum sangat penting,

dalam hal ini pihak sekolah rutin mengevaluasi kurikulum yaitu menerapkan

evalusi mingguan, bulanan semester dan tahunan. Untuk mingguan dan

bulana itu dilaksankan oleh guru yg bersangkutan terhadap para santri, dan

semester dilaksankan secara komprehensif baik para santri dan guru yang

bersangkutan maupun kepala sekolah dan jajarannya, disini tentunya kami

mengidentifikasi baik itu dari siswa maupun guru yang bersangkutan yang

memegang amanah sebagai penanggung jawab mata pelajaran yang diemban,

apakah sudah memenuhi SOP yang ditetapkan. Sedangkan untuk evaluasi

tahunan juga dilaksanakan secara komprehensif dan integral dalam hal ini

melibatkan pihak eksternal yaitu Pemerintah dan juga DEPAG,

pengevaluasian kurikulum pondok pesantren As’ad melibatkan Pemerintah

dan DEPAG iyalah melalui penilaian Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang

berfungsi sebagai penilai eksternal dan internal kualitas dan mutu Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren As’ad. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I,

17 Februari 2020)

Selaras dengan pernyataan Nasution dalam bukunya yang berjudul

Asas-asas Kurikulum menyatakan terdapat empat komponen dalam

pengembangan kurikulum yaitu komponen tujuan, komponen bahan

pelajaran, komponen proses beljar-mengajar dan komponen evaluasi atau

penilaian. (Nasution, 2011:17)

Sejalan dengan pernyataan bapak Fathurrahman, dikemukakan pula

oleh Bapak Mahfudin bahwa dalam isi kurikulum, menerapkan media atau

metode yang digunakan dalam proses belajar mengajarnya, tentunya dengan

menggunakan buku, Infocus dan alat-alat peraga lainnya untuk mata pelajaran

tertentu. (Wawancara Guru Mahfudhin, S.Ag, 17 Februari 2020)

Di Era Modernisasi pesantren dituntut melakukan trobosan-trobosan

sebagai berikut: (Haedari, 2004. Hal, 86)

1) Membuat kurikulum terpadu, gradual, sistematik, egaliter, dan bersifat

buttom up (tidak top down) artinya penyususnan kurikulum tidak lagi

didasarkan pada konsep plain for student tetapi palin by student.

2) Melengkapi sarana penunjang proses pembelajaran, seperti perpustakaan

buku-buku klasik dan kontemporer, majalah, sarana berorganisasi, sarana

olah raga, internet, dan lain sebagainya.

3) Memberikan kebebasan kepada santri yang ingin mengembangkan

talenta mereka masing-masing, baik yang berkenaan dengan pemikiran,

ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kewirausahaan.

4) Menyediakan wahana aktualisasi diri di tengah-tengah masyarakat.

Untuk menunjang talenta para santri, sekolah menyediakan sarana dan

prasarana penunjang proses pembelajaran, seperti perpustakaan, sarana olah

raga, sarana berorganisasi, jaringan internet, lab IPA, dan Lab Komputer.

(Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I, 13 Februari 2020).

Adapun tolak ukur/indikator penerapan kurikulum pondok pesantren

di Madrasah Aliyah As’ad disesuaikan dengan visi misi Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren As’ad. Dalam penerapan kurikulumya tentunya pihak

sekolah/ yayasan menerapkan penilaian baik itu penilaian internal maupun

eksternal. Untuk penialain internal itu sendiri, berpedoman pada santri dan

juga guru, serta sarana prasaran penunjang pendidikan. dan tolak ukur

penilaian eksternal berupa penerapan kurikulum untuk membekali para santri

menghadapi dunia yang semakin berkembang. Seperti literasi teknologi

informasi. (Wawancara Guru Fathurrahman, M.Pd.I, 17 Februari 2020)

Menurut Tilaar dalam Suhartini Era globalisasi adalah suatu tatanan

kehidupan manusia yang secara global telah melibatkan seluruh umat

manusia. Menurutnya globalisasi secara khusus memasuki tiga area penting,

dalam kehidupan manusia yaitu, ekonomi, politik, dan budaya (Suhartini,

Jurnal Majora FIK UNY. 2007:20).

Globalisasi secara khusus memasuki tiga area penting, dalam

kehidupan manusia yaitu, ekonomi, politik, dan budaya. Kurikulum pondok

madrasah Aliyah As’ad melatih para santrinya untuk tidak menjadi orang

yang bergantung pada orang lain. Dalam penerapannya untuk respon

ekonomi, penunjang pendidikannya berupa adanya program tambahan yaitu

ekstrakulikuler yang menerapkan kejuruan membatik, dan jurnalistik. Untuk

respon masalah politik kami memberikan binaan berupa program OSIS, dan

Pramuka. Dan jika untuk merespon budaya, tentunya Madrasah Aliyah As’ad

memiliki basic Pondok Pesantren. Dalam hal ini tentunya sekolah

memberikan yang terbaik untuk para santri di era saat ini dengan

menyesuaikan zaman, untuk budaya berpakaian sudah barang tentu pakaian

yang menutupi aurat. Sedangkan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler

diterapka berupa kegiatan, Hadrah, dan Nasyid, dan DrumBand, namun tidak

menghilangkan cri khas pesantrenya. (Wawancara Guru Fathurrahman,

M.Pd.I, 10 Februari 2020)

Kurikulum pondok pesantren itu sendiri tidak lain tujuannya ialah

untuk membekali para santri agar siap dalam menghadapi era globalisasi, dan

tidak kehilanagan jati diri, karana globalisasi ibarat dua sisi mata uang, ada

sisi negatif dan ada sisi positif, karna pada era ini tidak terlepas dari kemajuan

dan kecanggihan teknologi serta keterbukaannya ekonomi/pasar bebas. Di

tambah lagi banyaknya orang asing yang berdatangan ke Indonesia sehingga

budaya-budaya negara luar dapat beradaptasi didalam negeri. Diera

perdagangan bebas, jika tidak siap kita bisa secara estapet mengikuti budaya

mereka. Yang sebagaian budayanya bertentangan dengan budaya kita sendiri,

nah agama filternya. jika sudah belajar agama dengan baik dan benar

mengamalkannya dengan baik pula, sehebat apaupun masuknya Era

Globalisasi, semaju apaun ilmu pengetahuan dan teknologi, kita bisa

menangkalnya dengan baik. Disinilah peran kurikulum Pondok berlaku dalam

mendidik spiritual para santri.(Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq,

S.Pd.I, 13 Februari 2020)

Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk

menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren. Perubahan-

perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern termasuk mulai akrab

dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembanagan di luar

drinya, diversifikasi program, kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas,

dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.

(Hasbullah dalam Ahmadi, 2016: 156).

Pondok pesantren as’ad dalam sejarahnya sudah mencetak beberapa

kader pemimpin di dunia perpolitikan dan dunia pendidikan dua diantaranya

ialah mantan gubernur Jambi periode 2010-2015 yaitu bapak Hasan Basri

Agus dan Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

yaitu bapak Prof.Dr.H. Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D. (Wawancara Guru

Fathurrahman, M.Pd.I, 16 Oktober 2019)

Sebagai lembaga yang berlebel Islam bercirikan pesantren, tentu

Madrasah Aliyah As’ad tetap menerapkan kurikulm pondok, seperti kitab

kuning, dll. namun dalam hal ini tidak mengenyampingkan ilmu umum.

Artinya sekolah tetap update dengan kemajuan zaman dan perubahan dunia

global dan ikut merasakan perkembangan iptek/teknologi, karna teknologi

memiliki pengaruh yang besar dan banyak sekali manfaat nya diantaranya

mempersingkat waktu mempermudah akses. Termasuk juga di bidang ilmu

pendidikan. disinilah Islam dipandang sebagai konsepsi untuk menjadi

kekuatan moral yang mampu membimbing umat manusia sehingga tetap

memiliki tanggung jawab sosial, yang menciptakan masyarakat keadaban

yang kaya dengan nilai-nilai keadilan dan menghargai perbedaan/pluralitas.

(Wawancara Guru H. Ahmad Dumyati Ishaq, 13 Februari 2020)

Meminjam bahasa Daulay (2004: 137) dalam Jamaluddin, ciri-ciri

pesantren masa depan ada 3, yaitu: ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kompetitif, moral dan pluralisme. (Jamaluddin, Jurnal KARSA. 2012: 138).

Berangkat dari pernyataan guru-guru Madrasah Aliyah As’ad baik

dari WAKA Kurikulum ataupun WAKA Kesiswaan, dalam hal ini diutarakan

pula oleh santri wati Madrasah Aliyah As’ad mengenai Kurikulum yang

diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad yaitu “Kurikulum yang ditawarkan di

madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad sangat memberikan kontribusi

pada para santri, khususnya saya sendiri. karna banyak diantar kami yang bisa

mengasah skill di bidang minat dan bakat masing-masing. Dan juga tidak

jarang sekolah mengirim para santri untuk mengikuti perlombaan dengan

sekolah-sekolah umum seperti perlombaan OSN dan lain-lain. Bahkan tidak

jarang para santri madrasah aliyah As’ad memenangkan pertandingan seperti

pada bulan Oktober tahun 2019 madrasah Aliyah as’ad memenagkan berbagai

macam perlombaan yaitu juara 1 pidato bahasa Indonesia, juara 2 kaligrafi,

juara 2 atletik 100m Untuk putri, juara 3 stand up comedy dan juara 2

melukis. (Wawancara Santri kestiami Zora, 10 Februari 2020)

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas mengenai temuan dan pembahasan

penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Hubungan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

dengan Era Globalisasi, setidaknya terdapat dua hal utama yang perlu

diperhatikan, 1. eilmuan pesantren muncul sebagai upaya pencerahan

bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia ini. 2 karena pesantren

dipandang sebagai lembaga pendidikan, maka kurikulum

pengajarannya setidaknya memiliki orientasi terhadap dinamika

kekinian (ilmu sosial). Dan sudah barang tentu kurikulum Pondok

untuk membekali para santrinya dalam menghadapi era modernitas.

Dengan mengkondisikan para santrinya pada sikap, perilaku/akhlakul

karimah atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi agent of

changes bagi dirinya sendiri, lingkungannya, masyarakat tanpa

membedakan suku, agama, ras dan golongan dan tentunya berbudaya

Islam.

2. Faktor-Faktor yang Mendorong Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad Menjadikan Kurikulumnya Relevan dengan Era Globalisasi,

tentunya hal ini tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghmabat

baik dari pihak internal maupun pihak ektsternal. Adapun Faktor

Pendukung yaitu SDM dan SDA yang cukup memadai. Sedangkan

faktor penghambat yaitu pola kerja/culture guru dan karyawan, dan

hambatan dalam bidang politik pendidikan serta hambatan

keterpaduan budaya di era modernisasi saat ini.

3. Penerapan Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan tuntutan Era

Globalisasi, selaras dengan hal ini, tentunya kurikulum Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren As’ad, merencanakan alternatif dalam

penerapan kurikulumnya yaitu berupa perencanaan kurikulum itu

sendiri berupa tujuan apa yang ingin dicapai, prosese penerapannya,

isi kurikulum dan tentunya pengevaluasian sebagai indikator penilaian

dari penerapan kurikulum tersebut.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis sedikit memberikan saran yang

sekiranya bisa dimanfaatkan bagi lembaga pendidikan khususnya maupun

bagi akademik lain, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota

Jambi

Agar selalu meningkatkan kualitas pendidikan, dan tetap

menyesuaikan diri di era modernisasi pendidikan tentunya tanpa

menghilangkan ciri khas pesantren, sehingga melahirkan kader-kader

alumni yang berprestasi berdasarkan Iman dan Taqwa serta berbudaya

Islami.

2. Bagi Penulis/peneliti selanjutnya

Apabila melakukan sebuah penelitian dengan tema yang sama

ataupun tema yang berbeda, diharapkan lebih fokus terhadap tema

yang diteliti sehingga data tidak keluar dari tujuan penelitian, akurat

dan tidak mempersulit pada analisis.

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Abdurrahman Wahid, 2001. Menggerakkan Tradisi, Esai-Esai Pesantren.

Yogyakarta: LKIS.

A. Fatah Yasin. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-

Malang Press.

Ahmad saifuddin, Eksistensi Kurikulum Peasantren dan Kebijakan

Pendidikan. (dalam jurnal Pendidikan Agama Islam, vol o3, No 01,

Mei 2015).

Ahmad Tafsir, 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:

Rosda.

Ahri Ghazali, 2011. Pendidikan Islam Untuk Konselor, Yogyakarta: CV

Amanah.

Amat Mukhadis. 2013. Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter

dalam Bidang Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era Globalisasi.

(dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 2, Juni 2013)

Amin Haedari, dkk. 2004. Masa Depan Pesantren dalam Tantangan

Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD PRESS.

Arifin, 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.

Arikonto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Burhan Bungin. 2012. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Etistika Yuni Wijaya, dkk. Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai

Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global. (dalam

Jurnal Volume 1 Tahun 2016-ISSN 2528-259X)

Fristiana Irina. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori, Konsep dan

Aplikasi. Yogyakarta: Parama Ilmu

Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Al-Husna.

Heny Kusmawati, Anista Ika Surachman. Glokalisasi Kurikulum Pendidikan

Agama Islam Madrasah Aliyah Keagamaan Di Era Revolusi Industri 4.0.

(Dalam Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. 6_ No. 2 Juli 2019)

Imam Gunawan. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara

Irwan Fathurrochman. Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Upaya

Meningkatkan Mutu Santri Pondok Pesantren Hidayatullah/Panti

Asuhan Anak Soleh Curup. (dalam Jurnal TADBIR: Jurnal Studi

Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No. 01, 2017)

Ismail SM dkk, 2002. Dinamika Pesantren dan Madrasah. Semarang &

Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo & Pustaka Pelajar.

Khoirun Nisa, Chusnul Chotimah. Pengembangan Kurikulum Pondok

Pesantren (Dalam Jurnal Inovatif E-Issn 2598-3172 Volume 6, No. 1

Pebruari 2020)

Lexy J. Moleong, 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Lexy J. Moleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mastuhu,1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS.

Muhammad Arifin. Strategi Manajemen Perubahan Dalam Meningkatkan

Disiplin Di Perguruan Tinggi. (Dalam Jurnal Edutech Issn: 2442-

6024 E-Issn: 2442-7063 Vol. 3 No. 1 Maret 2017).

Muhammad Jamaluddin, Metamorfosis Pesantren di Era Globalisasi.

(dalam jurnal Jurnal Karsa, Vol. 20, No. 1, 2012).

Mukminan, 2014. Tantangan Pendidikan di Abad 21. Surabaya: UNESA

Munawir Yusuf. Rekonstruksi Kurikulum Pondok Pesantren (Kajian Khusus

Kurikulum PPMI Assalaam). (dalam Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume

3, Nomor 2, Juli 2017)

Mursal Aziz. Manajemen Kurikulum Dalam Pengembangan Budaya

Belajar Di Madrasah Aliyah Mu’allimin Univa Medan. (Dalam Jurnal

ITTIHAD, Vol. I, No.2, Juli-Desember 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-

ISSN: 2580-5541)

Nurcholish Madjid, 1997. Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan,

Jakarta: Paramadina.

Rudi Haryanto. Pemberdayaan Santri Pondok Pesantren Musthafawiyah Di

Era Globalisasi (Dalam Jurnal Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Issn: 2087-

9490 (P); 2597-940x (O) Vol. 9, No. 2. 2017)

Rulam Ahmadi. 2016. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafat Pendidikan.

Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Said Aqil Siradj, 1999. Pesantren Masa Depan, Wacana Pemberdayaan

dan Transformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah.

S. Nasution, 2011. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&G. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Perspektif Global (dalam Jurnal Majora FIK UNY. 2007)

Teguh Triwiyanto 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara.

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Zainal Arifin, 2017. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Judul: Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren pada Era Globaisasi di

Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi

A. Pedoman Observasi

Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengamati secara

langsung lokasi penelitian serta mencatat hal-hal yang berkenaan dengan

relevansi kurikulum pondok pesantren pada era globalisasi di madrasah

aliyah As’ad seberang kota Jambi.

B. Pedoman Wawancara

a) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk Bapak Fathurrahman,

M.Pd.I. selaku WAKA Kurikulum dan guru Madrasah Aliyah

As’ad Seberang Kota Jambi

1. Bagaimana kurikulum pondok pesantren As’ad yang diterapakan di

Madrasah Aliyah As’ad seberang kota Jambi ?

2. Apakah sekolah menyusun kurikulum setiap tahun ajaran baru ?

3. Bagaimanakah cara yang dilakukan sekolah dalam pengintegrasian

kurikulum di Era Globalisasi saat ini ?

4. Bagaimana hubungan kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah

Aliyah As’ad dengan Era Globalisasi ?

5. Bagaimana pengembangan kurikulum yang dilakukan sekolah

terhadap Era Globalisasi saat ini di Madrasah Aliyah As’ad ?

6. Apa tujuan dan harapan sekolah dalam pengembanagan kurikulum

Pondok Pesantren khususnya Madrasah Aliyah As’ad ?

7. Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam

pengimplementasian kurikulum Madrasah Aliyah As’ad ?

8. Apakah dalam penyusunan kurikulum disesuaikan dengan kondisi

Era Globalisasi Saat ini ?

9. Apakah dalam perencanaan kurikulum melakukan kerjasama

dengan pihak lain ? siapa saja ?

10. Apa saja indikator penerapan kurikulum Pondok Pesantren di

Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

11. Adakah hambatan yang dialami sekolah dari pelaksanaan

Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ?

12. Bagaimana kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah

As’ad menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan Era

Globalisasi ?

13. Apa saja Kurikulum yang di tawarkan bagi para santri di Madrasah

Aliyah As’ad ?

14. Secara umum, bagaimanakah evaluasi yang dilakukan oleh pihak

sekolah mengenai kurikulum yang dilaksanakan ?

15. Apakah dalam materi kurikulum diajarkan kepada para santri untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Modernisasi saat ini ?

16. Apa saja media atau metode yang digunakan pada saat kegiatan

belajar mengajar di Madrasah Aliyah As’ad Seberng Kota Jambi ?

17. Apakah kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad

menerapkan mata pelajaran Teknologo Informasi (TI) ?

18. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

19. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum

di Madrasah Aliyah As’ad di Era Globalisasi saat ini ? baik itu

faktor penghambat maupun faktor pendukung pelaksanaan

kurikulum ?

20. Apa yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi kurikulum ?

b) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk Bapak H. Ahmad

Dumyati Ishaq, S.Pd.I. selaku WAKA Kesiswaan dan guru

Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi

1. Bagaimana kemampuan para santri dalam pelaksanaan kurikulum

Di Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

2. Kurikulum apa saja yang ditawarkan untuk para santri di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

3. Apakah kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren As’ad

Khususnya Madrasah Aliyah As’ad sesuai dengan kebutuhan para

santri saat ini ? dan seperti apa contohnya ?

4. Apakah kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah As’ad

setiap tahunnya selalu berkembang dengan baik ?

5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kuirkulum

Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ? baik faktor

penghambat maupun faktor pendukung ?

6. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

7. Apakah Kurilum Pondok Pesantren As’ad Khususnya Madrasah

Aliyah A’ad menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan

Era Globalisasi ?

8. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan

kurikulum ? kapan evaluasi kurikulum dilaksanakan ?

c) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk Bapak Mahfudhin,

S.Ag. dan Bapak Drs. Fauzi, MS selaku Guru di Madrasah Aliyah

As’ad seberang Kota Jambi

Bapak Mahfudhin, S.Ag

1. Kurikulum apa saja yang ditawarkan untuk para santri di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

2. Apakah dalam materi kurikulum diajarkan kepada para santri untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Modernisasi saat ini ?

3. Apa saja media atau metode yang digunakan pada saat kegiatan

belajar mengajar di Madrasah Aliyah As’ad Seberng Kota Jambi ?

4. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kuirkulum

Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ? baik faktor

penghambat maupun faktor pendukung

6. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan

kurikulum ? kapan evaluasi kurikulum dilaksanakan ?

Bapak Drs. Fauzi, MS

1. Kurikulum apa saja yang ditawarkan untuk para santri di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

2. Apakah dalam materi kurikulum diajarkan kepada para santri untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Modernisasi saat ini ?

3. Apa saja media atau metode yang digunakan pada saat kegiatan

belajar mengajar di Madrasah Aliyah As’ad Seberng Kota Jambi ?

4. Bagaimana isi kurikulum/ materi yang diajarkan di Madrasah

Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi ?

5. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kuirkulum

Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah As’ad ? baik faktor

penghambat maupun faktor pendukung

6. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan

kurikulum ? kapan evaluasi kurikulum dilaksanakan ?

d) Pedoman Wawancara yang diajukan untuk beberapa santri

Madrasah Aliyah As’ad Seberang Kota Jambi

1. Kurikulum apa saja yang di tawarkan di Madrasah Aliyah As’ad

Seberang Kota Jambi ?

2. Apakah kurikulum Pondok Pesantren yang ditawarkan di

Madrasah Aliyah As’ad dapat memberi kontribusi pada anda ?

3. Apakah anda merasa bahwa Kurikulum Pondok Pesantren di

Madrasah Aliyah As’ad berkaitan dan relevan dengan Era

Globalisasi saat ini ?

DOKUMENTASI

Wawancara dengan WAKA Kurikulum Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

As’ad yaitu Bapak Fathurrahmna, M.Pd.I. dan bersama Guru Drs. Fauzi, MS.

Wawancara dengan WAKA Kesiswaan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

oleh Bapak H.Ahmad Dumyati Ishaq, S.Pd.I

Wawancara dengan Guru-guru Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad oleh

Bapak Mahfudhin, S.Ag dan Bapak Drs. Fauzi, MS.

Wawancara dengan Santri Putri/Siswi Madrasah Aliyah Asad Pondok Pesantren

As’ad

Dokumentasi Santri Berprestasi pada Ajang POSPEDA TK.I Prov. Jambi 2019

Dokumentasi Bangunan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren As’ad

Masjid

Perpustakaan

Ruang LAB

Kegiatan Belajar Mengajar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Elita Fauzia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl Lahir : Sei Bahar, 28 September 1998

Alamat : Ds. Brasau, RT.10, Kec. Tungkal ulu, Kab.

Tanjung Jabung Barat. Prov. Jambi.

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 082380938945

Pengalaman-Pengalam Pendidikan Formal:

1. SD/MI, tahun tamat : SDN 187/V Kabupaten TANJABBARAT

2. MTS/SMP : MTS As’ad Seberang Kota Jambi

3. MA/SMA : MA As’ad Seberang Kota Jambi