91
FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN AL-MADRASATUL MAHDALIYAH KOTA JAMBI (KAJIAN LIVING QUR’AN) SKRIPSI Disusun Oleh: ABRAN HADI (301171107) PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2022

fenomena khataman al-qur'an di madrasah

Embed Size (px)

Citation preview

i

FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH

TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN

AL-MADRASATUL MAHDALIYAH

KOTA JAMBI

(KAJIAN LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

ABRAN HADI

(301171107)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2022

i

FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH

TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN

AL-MADRASATUL MAHDALIYAH

KOTA JAMBI

(KAJIAN LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh:

ABRAN HADI

NIM.301171107

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2022

SURAT PERN\ \ IA \N OIU�INALl I A't �KRIPM

Saya yang bcrtanda tangan d1 bawtth 1111

Nama Nll\f

Tempa1 rranggal lalur Kousentrasi Alam at

Abran I lad,

301171107 17 A_[lnl 1997

lhuu AI-Qur'an dan Taf,ir Perumnhan Vila Bukrt Mas R r 13 Sungar Duren

Dengsn lll.l menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sknpsr yang ber]udul .. Fcnomcna Kbataman AI-Qur'an Di �1adrasah Tsana\\iyah Dan l\.1adrasah

Aliyah Yayasan AI-Afadrosatul Afalulaliya/1 Kola Jambi (Kajian Uving Qur'an)". Adalah benar karya Asli say a, kecuali kutipan-kutipan yang tel ah

disebutkan sumbcmya sesuai ketentuan yang berlaku. Maka saya sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukwn yang berlaku di Indonesia dan ketentuan d; Falmltas Ushuluddin UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDlN JAMBJ, tenuasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalw skripsi ini.

Demikianlah surat pernyataan rm saya buat dengan sebenamya unruk dapat

drpergunakan seperlunya.

Jambi, l O November 2021

ABRAN HADI NIM. 301171107

ii

v

MOTTO

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang

memeliharanya” (Q.S Al-Hijr: 9)

vi

ABSTRAK

Penelitian Living Qur‟an dalam Skripsi ini membahas tentang Fenomena

Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan

Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi dalam Skripsi ini Khataman Al-Qur‟an ini

dilakukan oleh siswa/siswi Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah seluruh

siswa/siswi diwajibkan mengikuti kegiatan ini serta diikuti oleh seluruh Jajaran

kepengurusan Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah dan kegiatan ini dilakukan

setiap hari jum‟atnya.

Penelitian Living Qur‟an ini pembahasannya lebih difokuskan pada

bagaimana Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi serta

bagiamana respon Masyarakat dan makna Fenomena Khataman Al-Qur‟an itu

sendiri, dan kegiatan ini dilakukan oleh para siswa/siswi serta guru-guru dan staf

Yayasan. Living Qur‟an Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu Observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data yang digunakan dalam

skripsi ini yaitu analisis data deskriptif analisis dengan tujuan agar mempermudah

penulis dalam memaparkan isi pembahasan.

Adapun hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu, fenomena Khataman Al-

Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah Kota Jambi dan kegiatan ini tidak berlepas dari Ayat-ayat Al-Qur‟an

dan Hadist-hadist Nabi yang menjelaskan tentang Khataman Al-Qur‟an dan

kegiatan ini dilakukan setiap hari jum‟atnya.

Kata kunci: Living Qur’an, Khataman Al-Qur‟an, Al-Madrasatul Mahdaliyah

vii

PERSEMBAHAN

بسم الله السحمه السحيم

Dengan mengucapkan puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan berbagai kenikmatan jasmani dan rohani sehingga dengan banyak

perjuangan yang penulis lakukan maka sampailah pada kesudahan Skripsi ini

Ku persembahkan Skripsi ini kepada :

Ayah (Abusro) dan Ibu (Rusniyah), yang telah berperan pending dalam

pendidikan ini serta semangat bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini serta

doa yang tiada hentinya di berikan.

Abang, Ayuk-Ayuk dan seluruh anggota keluarga lainnya yang telah memberikan

semangat untuk terus berjuang sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini

Kemudian teruntuk kalian para Sahabatku, Ratna, S.Pd, Veri Reno Bustari, S.H

Adi Masikon S.Ag, Reko, S.Pd dan semua yang telah membantu dan memberi

Motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini, teman-teman seperjuangan Di Prodi

Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Angkatan 2017 UIN STS JAMBI

Terima kasih untuk semua

Semoga jasa kalian dibalas oleh Allah SWT

Aamiin Ya Robbal „Alamin

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan Syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan jasmani

dan rohani. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT dan manusia pilihan-Nya. Dialah

sebagai penyampai, pengamal, dan penafsir pertama.

Dengan pertolongan dan hidayah-Nya yang telah meanugerahi penulis

dengan ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul: “Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi” dalam

melengkapi dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saiuddin Jambi Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan banyak kesulitan

disebabkan oleh kemampuan penulis yang terbatas. Namun demikian, atas

bantuan serta bimbingan dari para dosen UIN STS Jambi serta berbagai pihak,

maka skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan partisipasinya

terutama kepada:

1. Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak H. Hayatul Islami, S.Th.I., M.S.I selaku pembimbing II yang telah

sabar membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr.Pirhat Abbas M.Ag selaku dosen pembimbing Akademik.

4. Bapak Dr. Bambang Husni Nugroho, S.Th.I., M.H.I selaku ketua jurusan

program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

5. Bapak Dr. Abdul Halim, M.Ag, Bapak Bapak Dr. Masyan, M.Ag, Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag, M. Phil, Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag, selaku

Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi UIN STS Jambi.

6. Bapak Prof. Dr. H. Sua‟idi Asy‟ari, MA, Ph.D Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

7. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, S.E.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, Bapak

Bahrul Ulum, S.Ag, MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yang memberikan pengetahuan kepada

penulis. 9. Bapak dan Ibu karyawan-karyawati serta segenap civitas akademika Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan studi ini.

10. Bapak dan Ibu Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi dan Perpustakaan

Wilayah Provinsi Jambi beserta segenap Karyawan dan Karyawati.

11. Teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir yang telah

ix

memberikan motivasi kepada penulis.

12. Kedua orangtua tercinta yang selalu melimpahkan kasih sayang, perhatian,

dukungan baik moral maupun doa yang tiada hentinya sehingga penulis

mampu menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.

13. Serta semua pihak yang turuk membantu, yng tidak dapat penullis sebutkan

satu-persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada

penulis selama ini. Penullis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat

membawa manfaat bagi kita semua, Aamiin.

Jambi, 10 November 2021

ABRAN HADI

NIM.301171107

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

NOTA DINAS ........................................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTTO ................................................................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL..................................................... Error! Bookmark not defined.

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

C. Batasan Masalah .................................................................................... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5

E. Kerangka Teori ...................................................................................... 6

F. Metode Penelitian .................................................................................. 8

G. Studi Relavan ...................................................................................... 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 16 A. Profil Yayasan Al- Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi .................... 16

B. Daftar Nama-nama kepala Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah swasta

Mahdaliyah .......................................................................................... 19

C. Nama-Nama Guru Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sebagai

berikut: ................................................................................................ 19

D. Jumlah Siswa Yayasan Al Madrasatul mahdaliyah Kota Jambi ........ 21

D.Visi-Misi dan Tujuan Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

............................................................................................................. 22

E. Struktur Organisasi Yayasan Al – Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

......................................................................................................... 23

F. Sarana dan Prasarana Yayasan Al Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

......................................................................................................... 25

BAB III KAJIAN LIVING QUR’AN ................................................................ 28 A. Pengertian Living Qur‟an .................................................................... 28

B. Sejarah Living Qur‟an ......................................................................... 31

C. Manfaat Kajian Living Quran ............................................................. 40

D. Urgensi penelitian Living Qur‟an ....................................................... 41

E. Khataman Al-Qur‟an Menurut Al-Qur‟an .......................................... 42

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 45 A. Fenomena Khataman Al-Qur‟an di Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah Kota Jambi ...................................................................... 45

xi

B. Pelaksanaan Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi ... 49

C. Pemaknaan Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Serta respon

tenaga pendidik dan masyarakat pada umum nya Kota Jambi............ 54

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66 A. KESIMPULAN ................................................................................... 66

B. REKOMENDASI PENELITIAN ....................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI1

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

Th ط A ا

Zh ظ B ب

a„ ع T ث

Gh غ Tsa د

F ف J ج

Q ق H ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dzd ذ

N ى R ز

Z H ش

S W ض

A ء Sy ش

Sh Y ص

Dh ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab

Indonesia

I ا A آ A ا´

Aw ´ا I ا I ا

Ai ´ا U ˚ا U ا˚

1 Tim Penyusun, Panduan penulisan karya ilmiah mahasiswa fakultas ushuludin UIN STS

Jambi (Jambi: Fakultas Ushuludin Iain STS Jambi, 2014), Hal. 136-137

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah kitab yang memancar darinya aneka ilmu keislaman,

karena kitab suci itu mendorong untuk melakukan pengamatan dan penelitian.

Kitab suci ini juga di percayai umat Islam sebagai kitab petunjuk yang

hendaknya dipahami. Dalam konteks itulah lahir usaha untuk memahaminya,

lalu usaha dan hasil usaha itu membuahkan aneka disiplin ilmu dan

pengatahuan baru yang sebelumnya belum dikenal atau terungkap.2

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan, sebagai petunjuk

dan pemberi pelajaran bagi manusia sekaligus pembeda dari yang haq dan

yang batil. Ayat-ayatnya merupakan jaminan hidayah bagi manusia dalam

segala urusan dan setiap keadaan serta jaminan bagi mereka untuk

memperoleh cita-cita tertinggi dan kebahagiaan terbsesar di dunia dan di

akhirat. Barang siapa mengamalkannya, mendapatkan pahala, dan barang

siapa menyeru orang lain kepadanya, mendapatkan petunjuk jalan yang lurus.

Rasulullah Saw Bersabda “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu

kaum dengan kitab ini (Al–Qur‟an) dan Allah merendahkan kaum yang

lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-

Qur‟an)3

Tujuan diturunkannya Al-Qur‟an adalah sebagai hudan li an-annas

(petunjuk bagi manusia), sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surah Al-

Baqarah ayat 185:2

د ٱلفسقاى فوي ش د ج هي ٱل ب د للاض ٱلقسءاى أصل ف س زهضاى ٱلر ش

بكن عل سفس فعدة هي أام أخس سد ٱلل هي كاى هسضا أ س فلصو هكن ٱلش

لعلكن حشكسى دكن عل ها لخكبسا ٱلل لخكولا ٱلعدة لا سد بكن ٱلعسس ٱلسس

2 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tanggerang, Lantera Hati :2013) hal, 1

3 Ibid hal ,93

2

Artinya: Bulan Ramadhan, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan

(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang

bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat

tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan

barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah

baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari

yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan

hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan

kepadamu, supaya kamu bersyukur4.

Dengan maksud agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang

benderang di dalamnya lebih dari enam ribu ayat, ayat-ayat tersebut

diturunkan secara bertahap oleh malaikat Jibril kepada Rosulullah selama

lebih dari dua puluh tiga tahun, ayat-ayat terhimpun menjadi Suwar (surah

tunggal) yang jumlah surahnya yaitu 114 surah, diantara surah yang ada dalam

Al-Qur‟an, surah yang paling panjang adalah surah Al-Baqarah yang terdiri

dari 286 ayat. Sedangkan surah yang paling pendek adalah surah Al-Kautsar

yang terdiri dari 3 ayat.5

Maka untuk mendapatkan petunjuk dari Al-Quran ada beberapa

macam cara untuk mendapatkan nya, ada orang yang hanya dengan membaca

nya saja dan ada juga orang yang mengkhatamkan nya serta ada pula orang

yang hanya menafsirkannya seperti Tafsir Al–Misbah dan banyak lagi contoh

lainnya, ada yang mengunakannya sebagai obat dan banyak lagi pengunaan

ayat Al-Quran yang dilakukan oleh banyak manusia.6

Maka dalam penelitian ini peneliti juga menemukan contoh fenomena

Living Qur’an terdapat di desa Teluk Tigo ada amalan–amalan yang menurut

mereka baik, serta bermanfaat dalam kehidupan beragama seperti halnya

mengadakan pembacaan khataman Al-Quran pada saat acara pernikahan.

Biasanya khataman Al-Qur‟an di mulai dari surah Ad-Dhuha sampai surah

4 Q.S Al-Baqarah 02:185

5 M. Quraish Shihab Membumikan Al – Quran fungsi dan peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat (Bandung, Mizan : 2007), hal 139 6 Anggia Nahla Prasetya “Resepsi Masyarakat Pada Al-Qur‟an Sebagai Shifa‟ Bagi Kese

mbuhan Pasien” Skripsi (Surabaya, Uin Sunan Ampel : 2019)

3

An-Nas yang di bacakan oleh pengantin secara bergiliran pada saat acara

pernikahan tersebut.7

Fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa Living Qur’an adalah

tentang bagaimana Al-Qur‟an itu disikapi dan direspon masyarakat muslim,

oleh karena itu maksud yang dikandung bisa sama tetapi ekspresi dan

ekspestasi terhadap Al-Quran antara kelompok yang lain begitu juga antar

golongan, etnis dan antar budaya.8

Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan satu fenomena

Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah, di sana mereka mengadakan pembacaan

Al-Qur‟an pada setiap hari Jum‟atnya dan terus dilakukan dari awal diadakan

Khataman Al-Qur‟an hingga kini masih dilakukan setiap pagi Jum‟atnya, oleh

karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang Khataman Al-Qur‟an

yang ada Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah dikarenakan ada beberapa keunikan yang peneliti

dapatkan pada saat Wawancara dengan kepala Yayasan dan juga Kepala

sekolah Mts dan Aliyah nya, salah satu keunikan dalam penelitian ini ialah

kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini terus dilakukan dan berbeda dengan yang

lain, Khataman Al-Qur‟an ini telah berjalan lebih dari 20-an tahun nya9.

Khataman Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah Kota

Jambi ini dilakukan disetiap hari jum‟at pada pukul 07:30 sampai dengan jam

11:00. Kegiatan ini telah berjalan delapan tahun hingga kini menjadi rutinitas

guru dan siswa pada hari jum‟at, dimana disetiap pertemuan siswa – siswinya

bergantian membaca Al-Qur‟an misalnya minggu ini kelas X Aliyah maka

minggu depan kelas VII Mts nya kemudian terus bergantian sampai semua

mendapatkan tugas.

7 Rafiq Khairiry “Tradisi Khataman Qur‟an Pasangan Pengantin Pada Acara

Pernikahan”: Skripsi, (Jambi : Uin STS : 2020) 8 Muhammad Yusuf “Pendekatan Sosiologi Dalam Bidang Living Quran” dalam

Shahiran Syamsuddin, Metodologi Penelitian Al Quran (Yogyakarta, Teras: 2007), hal 49 - 50 9 Wawancara bersama Kepala Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah A.Kausari tanggal 14

maret 2021

4

Maka Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-

Madrasatul Al-Mahdaliyah fenomena khataman Al-Qur‟an yang akan menjadi

pembicaraan dalam peneitian ini terdapat di Yayasan Al-Madrasatul Al-

Mahdaliyah yang terletak di jalan Sunan Kalijaga No 36 Kelurahan Simpang

Tiga Sipin, Kecematan Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi.Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini

merupakan salah satu Yayasan yang memiliki keunikan dalam penelitian ini

disebabkan karena mengadakan pembacaan Al-Qur‟an disetiap hari jum‟atnya

dan sesuai dengan informasi yang peneliti dapatkan hanya di Yayasan Al-

Madrasatul Al-Mahdaliyah saja yang melakukan kegiatan disetiap jum‟atnya

hingga ini sudah menjadi rutinitas siswa dan guru di Yayasan tersebut.10

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Fenomena Khataman Al-Qur’an Di Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al–Madrasatul Al–

Mahdaliyah Kota Jambi “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas agar penelitian ini dapat terarah, maka

dibawah ini akan disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Fenomena Khataman Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi?

2. Bagaimana pelaksanaan khataman Al-Quran di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah?

3. Bagaimana Pemaknaan Khataman Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah

dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pemaknaan

khataman Al-Qur‟an serta bagaimana bentuk penomena khataman Al-Qur‟an

di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-

Mahdaliyah. Tujuan dari pada adanya batasan masalah ini adalah agar tidak

menyimpangnya penelitian maupun melebarnya pokok masalah dalam

10 Wawancara Kepala Yayasan A.Kausari Tanggal 14 maret 2021

5

penelitian ini agar penelitian ini terarah serta sesuai dengan tujuan penelitian

ini maka penelitian ini hanya dibatasi dengan masalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini hanya di lakukan di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah Kota Jambi

2. Subjek penelitian ini terdiri dari Guru, Staf, dan Siswa/I di Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah

Kota Jambi

3. Apa Pemaknaan dari Fenomena Khataman Serta Bagaimana Bentuk

Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah Kota Jambi

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian

dalam proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Fenomena khataman Al-Qur‟an Di

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-

Mahdaliyah Kota Jambi

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan khataman Al-Qur‟an Di

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-

Mahdaliyah Kota Jambi

3. Untuk mengetahui bagaimana pemaknaan Khataman Al-Qur‟an di

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah Kota Jambi

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : Pertama, secara umum

diharapkan dapat meramaikan wacana keilmuan dan dapat memperkarya

khazanah pemikiran islam. Kedua, dapat memperkenalkan wajah baru yang

berdimensi sosial. Ketiga, untuk Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi penelitian

diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan citra pendidikan islam yang

kreatif.

6

E. Kerangka Teori

1. Fenomena

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan

sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara

ilmiah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997) Fenomena juga diartikan

sebagai berikut :

a) Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan

dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau

gejala. Contoh : Gerhana adalah salah satu ilmu pengetahuan.

b) Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban. Contoh :

Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg

berwibawa, tokoh itu merupakan tersendiri

c) Fenomena di artikan sebagai fakta dan kenyataan.

Contoh : Peristiwa itu merupakan sejarah yg tidak dapat diabaikan

fenomena diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:00) Kata

Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu

urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan

seseorang atau suatu hal, soal atau perkara,

2. Living Qur’an

Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat

abstraks tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran,

pendapat, nilai-nilai, norma-norma, pranata-pranata sosial, peristiwa-

peristiwa dan perilaku manusia11

. Secara akademis penelitian ini

mendeskripsikan tentang implementasi rutinitas khataman Al-Qur‟an Di

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-

Mahdaliyah Kota Jambi sedangakan secara sosial penelitian ini

memperkenalkan suatu kebiasaan yang ada dalam fenomena kehidupan

sosial para siswa dan guru terkait kehadiran Al-Qur‟an di kehidupan

masyarakat muslim. Dengan berkembangnya studi kajian Al-Qur'an bisa

11

Tim penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi,,(Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi,2016), hal 58

7

dilihat dari berbagai metode yang di tawarkan untuk memahami kajian Al-

Qur'an, kajian living Qur'an ini tidak bisa berdiri sendiri karena yang

dikaji di dalamnya adalah fenomena yang ada di lingkungan masyarakat

maka oleh karena itu perlu adanya pendekatan ilmu sosial. Seperti

sosiologi, antropologi, dan fenomenologi.

Living Qur’an adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang

berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran Al-Qur‟an atau

keberadaan Al-Qur‟an di komunitas Islam tertentu. Penelitian ilmiah disini

perlu dikemukakan untuk menghindari di masukkannya tendensi

keagamaan yang tentu dengan tendensi ini berbagai peristiwa tesebut akan

dilihat dengan kacamata ortodoksi yang ujung-ujungnya berupa vonis

hitam putih sunnah-bid’ah, Syar’iyyah-ghairu Syar’iyyah atau meminjam

istilah yang agak berimbang dengan istilah living Qur’an, maka peristiwa

tersebut sebetulnya lebih tepat disebut the dead Qur’an. Artinya, jika

dilihat dengan kacamata keislaman (sebagai agama), tertentu peristiwa

Sosial dimaksud berarti telah membuat teks-teks Qur‟an tidak berfungsi.12

3. Pendekatan Fenomonologi

Penelitian Living Qur’an yang berangkat dari fenomena social

yang ada dalam masyarakat, maka dibutuhkan pendekatan ilmu lain untuk

menyelesaikan penelitian tersebut. Pendekatan yang bisa digunakan adalah

pendekatan fenomenologi. Namun bukan berarti hanya ini saja yang bisa

digunakan dalam pendekatan penelitian dalam skripsi ini, ada beberapa

pendekatan seperti pendekatan sosilogi, antropologi, dan ada beberapa

pendekatan ilmiah lainnya.

Pendekatan fenomenologi pada umumnya ditandai dengan tiga ciri,

yaitu apoche, einfuhlung, dan eidetic vision. Epoche yaitu penelitian

berusaha untuk memahami kenyataan yang dihadapinya. Einfuhlung yaitu

memberikan perhaatian penuh penghargaan besar terhadap realitas social

12 Didi Junaidi, Living Qur’an Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian Al-Qur’an

(Jurnal:Cirebon), hal.1

8

yang diteliti. Eidetic Vision yaitu mengacu pada fenomenologi baik berupa

sosial masyarakat13

Edmurnd Husserl mendefinisikan fenomenologi sebagai studi yang

lekat dengan kesadaran. Dengan struktur kesadaran tersebut menunjuk

objek diluar dirinya. Studi ini diperlukan reduksi fenomenoligis artinya di

membutuhkan refleksi tentang isi, pikiran, dan menyampingkan segala

hal.14

F. Metode Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka

peneliti harus menggunakan suatu metode penelitian, agar dapat

mengungkapkan data yang sistematis, logis, rasional dan terarah. Metode

penelitian sangatlah penting agar kegiatan penelitian dapat terlaksana

secara sistematis, dan merupakan pedoman dalam penulisan suatu karya

ilmiah. Oleh karena itu, pijakan seorang peneliti untuk mendapatkan hasil

yang maksimal dalam penelitian harus menggunakan metode, dalam penulisan

skripsi ini penulis menggunakan penelitian Living Qur‟ an. Sehingga

diharapkan mampu menjawab secara ilmiah permasalahan- permasalahan

yang akan di teliti. Penelitian ini termasuk dalam kategori metode penelitian

lapangan ”kualitatif”.15

Berdasarkan apa penjelasan diatas bahwa pendekatan yang digunakan

dalam penelitian adalah pendektanan fenomenologi. Karena dalam

fenomenologi itu yaitu metode menelusuri pemahaman terhadap khataman

Al-Qur‟an terhadapat surat yang mereka gunakan

13

Wardi Bakhatiar, Sosilogi Klasik (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.51 14

Ibid, Sosiologi Klasik, Hal.143 15

Winarto Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Dan Metode Teknik

(Bandung: Tersio, 1990), 182.

9

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis dalam kajian Living

Qur‟ an ini ialah pendekatan fenomonologi. Fenomenologi merupakan

pendekatan yang memahami suatu objek, atau peristiwa tertentu dengan

mengalaminya secara sadar. Pendekatan ini berupaya mengungkapkan

makna dari pengalaman seseorang.16

Pendekatan ini dianggap relavan dalam kajian Living Qur‟ an,

sebab objek kajian yang sedang penulis kaji berkaitan erat dengan realita

sosial. Alasan pemilihahan metode pendekatan fenomonologi karena

penulis ingin mengungkap Fenome Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

kota Jambi.

1. Lokasi, Subyek dan Obyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang peneliti gunakan yaitu terletak

dijalan sunan kali jaga rt 04 kelurahan simpang tiga sipin kota

jambi,dengan alasan Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah mengadakan rutinitas khataman Al-

Qur‟an Kota Jambi.

b. Subyek

Subyek dalam penelitian dalam proposal ini adalah Ketua Yayasan.

Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah dan Kepala Sekolah Madrasah

Aliyah. Siswa dan para guru-guru yang mengikuti Khataman Al-Qur‟an Di

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-

Mahdaliyah kota jambi.

c. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah persepsi Fenomena khataman Al-

Qur‟an ditinjau dari apa pemaknaan khataman Al-Qur‟an itu dari segi

pandangan ulama

16

O. Hasbiansyah. “Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian Dalam Ilmu

Sosial Dan Komunikasi”. Jurnal mediator, Jurnal Ilmiah Terakreditasi Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi,Vol. 9, No.1 (2008), Hal 166.

10

2. Sumber dan Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karna itu sumber data

dalam penelitian ini masih bersifat mentah,berdasarkan data-data

literature, dokumentasi, berbagai macam sumber data lainya observasi dan

wawancara

Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu ada dua jenis data

yaitu data primer dan data skunder :

a. Data primer

Pengertian Data primer adalah sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara,

jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil

observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan

kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab

pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi).

b. Data skunder

Pengertian Data sekunder adalah sumber data penelitian yang

diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa

buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan

maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara

berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku

yang berhubungan dengan penelitiannya.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan langkah awal menuju fokus perhatian

lebih luas yaitu observasi partisipasi hingga observasi hasil peraktis

sebagai sebuah metode dalam kapasistasnya sendiri. Observasi ini bisa

di lacak pada kemapanan akar teorittis metode instrinsik simbolik,

11

karena dalam pengumpulan data peneliti sekaligus dapat berinteraksi

dengan sebjek penelitiannya.17

Dalam melakukan penelitian, observasi adalah salah satu cara

untuk memperoleh data dengan akurat. Secara umum, observasi

diartikan dengan pengamatan atau penglihatan. Adapun secara khusus,

observasi dimaknai dengan mengamati dalam rangka memahami,

mencari jawaban, serta mencari bukti terhadap fenomena sosial tanpa

mempengaruhi fenomena yang diobservasi. Observasi adalah

mengumpulkan data langsung dari lapangan. Data yang diobservasi bisa

berupa gambaran tentang sikap perilaku, serta tindakan keseluruhan

interaksi antar manusia. Data observasi bisa juga hanya terbatas pada

interaksi antar masyarakat tertentu. Proses observasi dimulai dengan

mengidentifikasi tempat yang akan diteliti. Dilanjutkan dengan

pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran

penelitian. Kemudian menentukan siapa yang akan diobservasi, kapan,

berapa lama dan bagaimana. Dalam ranah penelitian living Qur‟an ini,

metode observasi memegang peranan yang sangat penting, yang akan

memberikan gambaran situasi real yang ada di lapangan (baca: lokasi

penelitian).

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa observasi

merupakan suatu langkah awal yang wajib di lakukan oleh peneliti

dengan tujuan untuk melihat kondisi objek yang akan di teliti.

b. Wawancara

Wawacara merupaka salah satu tekhnik yang dapat diguaka

untuk mengumpulka data penelitian. Secara sederhaa dapat dikataka

bahwa wawancra merupaka suatu kejadian atau suatu proses interaksi

antar pewawancara atau sumer informasi atau orang yang di

wawancarai melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa

wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara

17

Albi Anggita & Jhon Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (CV Jejak, Jawa Barat

:2018), Hal. 109 - 110

12

pewawancara dan sumber informasi. Dimana pewawancara bertanya

langsung temtang suatu objek yang di teliti dan telah dirancang

sebelumnya18

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan kejadian yang sudah lampau di

nyatakan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk.

Kaegan menyatakan dokumentsi merupakan data – data yang seharusya

mudah diakses bisa di tinjau dengan mudah agar kasus yang di teliti

menjadi baik. Suatu dokumen yang mudah di akses mampu di gunakan

meninjau penelitian terdahulu. Sehingga penelitian itu sangat baik.

Penelitian itu mampu mempengaruhi studi baru yang akan di

laksanakan sehingga dokumen adalah data – data yang mudah di akses

demi kelangsungan penelitian.

4. Tekhnik Analisis Data

Adapun tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

ada tiga yaitu19

:

a. Reduksi data (data reduction)

Analisis data dapat dikatakan sebagai kegiatan pengelompokan

data dengan cara membanding-bandingkan data yang satu dengan yang

lain, sehingga didapatkan perbedaan-perbedaan maupun persamaan-

persamaan antara satu dengan yang lainnya, kegiatan ini juga seringkali

disebut dengan penyajian data guna mempermudah dalam kegiatan

pengambilan kesimpulan. Ada pun secara teknis, penyajian data dalam

penelitian ini juga dilakukan dengan cara kodefikasi tematik, yaitu

pengelompokan data berdasarnya kesamaan konten yang ada dalam

penelitian tersebut. Setelah kegiatan ini,baru kemudian dilakukan upaya

sintesa atau penarikan kesimpulan dengan memacu kepada

permasalahan yang hendak dipecahkan.

18

Muri Yusuf Metode Penelitian Kualitatif dan Penelitian Gabungan ( PT Fajar

Interpratama Mandiri, Jakarta : 2017), Hal 132 19

Abdul Hakim, Metode Penelitian (Bandung, Cv. Jejak : 2010), hal 93

13

b. Penyajian data

Penyajian data (data display) ,merupakan penyusunan informasi

yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga

menjadi lebih selektif dan sederhana sehingga memberikan

kemungkinan adanya pemikiran kesimpulan data pengambilan

tindakan.

c. Kesimpulan (conclusion drawing),

penulis mengutarakan kesimpulan dari data yang diperoleh dari

observasi,interview,dan dokumentasi.

G. Studi Relavan

1. Skripsi dengan Judul “Praktik Khataman Al-Qur‟an Di Hotel Grasia” oleh

Zainal Lailatul Badriyah UIN Wali Songo Semarang: dalam skripsi ini

membiacarakan tentang kegiatan khataman Al-quran yang dilakukan di

hotel Grasia, disini dijelaskan bahwa dibahwa disini kegiatan nya

mendengarkan,membaca dan memeahami Al-Qur‟an hal ini dilaksanakan

dalam rangka untuk memotivasi mendekatkan karyawan yang bekerja

disana dengan membiasakan membaca Al-Qur‟an dalam kesehariannya.

Dan disini juga dijelaskan bahwa makna dari Khataman Al-Qur‟an dari

Skripsi ini adalah menunjukan pada makna pisikologi dan ketenagan

jiwa.20

Adapun dari Skripsi yang penulis dapat simpulkan dari dengan

judul Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah yaitu tentang bagimana fenomena khataman Al-Qur‟an di

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah serta apa makna Khataman Al-Qur‟an

dan bagimana Praktik Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah

2. Skripsi dengan Judul “Resepsi Masyarakat Pada Al–Qur‟an Sebagai Syifa

Bagi Kesembuhan Pasien” oleh Anggia Nahla Prasetia UIN Sunan Ampel

20

Zaeenal Lailatul Badriyah,” Praktik Khataman Al – Qur‟an di Hotel Grasia” Skripsi

(Semarang, UIN Walisongo : 2018)

14

Dalam Skripsi menjelasakan tentang Al-Qur‟an dijadikan sebagai

suplemen tambahan peneman obat-obatan medis. Pembacaan Al-Qur‟an

merupakan suatu pelayanan yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit

yang biasa disebuat bina rohani. Pada bagian ini berupa pemutan murotal

Al-Qur‟an disetiap pagi hari nya agar bisa didengarkan ke seluruh pasien

rumah sakit. Kegiatan lain nya yakni pembacan Al-Fatihah dan doa Syifa‟

yang dilakukan tiga kali sehari dua diantara nya dilakukan melalui speker

rumah sakit setiap pagi dan sore nya dan sisanya setiap pagi pada ruangan

pasien.21

Penelitian ini membahas tentang khataman Al-Qur‟an yang

dilakukan di rumah sakit dengan tujuan sebagai suplemen tambahan

peneman obat – obatan medis. Selain itu tradisi khataman Al-Qur‟an juga

bertujuan untuk sebagai bina rohani. Adapun dari skripsi ini membahas

tentang kesembuhan dengan mengunakan Al-Qur‟an. Sedangkan dalam

penelitian penulis membahas tentang fenomena khataman Al-Qur‟an,

perbedaannya adalah di skripsi ini membahas tentang Al-Qur‟an sebagai

obat sedangkan di judul yang akan peneliti angkat adalah membahas

tentang fenomena tradisi khataman Al-Qur‟an di Yayasan Mahdaliyah

Kota Jambi.

3. Skripsi dengan Judul : “Tradisi Khotmul Qur‟an (Studi Living Qur‟an di

Pondok Pesantren Ittihadul Ummah Ponorogo” IAIN Ponorogo

Menjelaskan tentang Khataman Al-Qur‟an pada Pondok Pesantren

Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo. Pada praktik Khataman Al-

Qur‟an Di Pondok Pesantren ini dilakukan dengan mengunakan dua sistem

yakni, pertama dengan sistem Khotmul Qur’an dibagi sesuai dengan juz

dan peserta Khotmul Qur‟an atau yang biasa mereka sebut dengan

Khotmul Qur‟an Cegatan, kedua sistem Khotmul Qur‟an dengan membaca

seluruh juz yang ada dalam Al-Qur‟an. Adapun proses Khataman Al-

Qur‟an ini dimulai dari setelah sholat Isya dengan diawali Tawasul

21

Anggia Nahla Prasetya, “Resepsi Masyarakat Pada Al – Qur‟an Sebagai Syifa Bagi

Kesembuhan Pasien” Skripsi.(Surabaya, Uin Sunan Ampel : 2019)

15

kemudian doa Khotmul Qur‟an setelah itu keesokan harinya ditutup

dengan sholat Dhuha. Pada Skripsi ini dijelasakan makna Khatman Al-

Qur‟an yaitu untuk ketenangan batin, kenyamanan, serta mudah dalam

berpikir dan memahamipelajaran.22

22

Miftahul Huda, “Tradisi Khotmul Quran di Pondok Pesantren Ittihadul Ummah”:

Skripsi (Ponorogo, Iain Ponorogo :2020)

16

16

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Yayasan Al- Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

Berdirinya Madrasah Mahdaliyah diawali dengan adanya ide sosok

seorang wanita muda tahun 1978 dengan tekad dan bertujuan untuk

mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan tempat pendidikan.

Namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun lokasi untuk dijadikannya

pendirian Madrasah tersebut. Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa

adanya rasa ragu dan untuk bertekad terus mendirikan dan melanjutkan niat

untuk mendirikan Madrasah. Berkat pertolongan dan do‟anya dari hari kehari

akhirnya dapat merebut tempat yang sebelumnya adalah tempat perjudian

menjadi madrasah tersebut. Dan diletakanlah batu pertama sebagai tanda akan

didirikannya sebuah Madrasah.23

Dengan berbagai cara yang dilakukannya, dengan didorong oleh

orang-orang terdekatnya dan masyarakat, dan ada bantuan dari pihak

pemerintah dan perusahaan lainnya, baik berupa uang maupun bahanbahan

material lainnya, maka bangunan tersebut lambat laun selesai dan jadilah

bangunan yang refresentatif dengan fisik bangunan yang cukup dan standar

untuk menjadi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk kedepannya.

Awal mula penggunaan dan pendiriannya Madarasah ini dibuka

dengan tingkat Madrasah Ibtidaiyah beberapa tahun kemudian dibuka tingkat

Tshanawiyah, dan selanjutnya beberapa tahunnya kemudian akhirnya

dibukannya tingkat Madrasah Aliyah. Madrasah Tshanawiyah Mahdaliyah

dari awal berdiri dan dibukanya, setelah meninggalnya ibu Mahdaliyah

madrasah Tshanawiyah dikepalai oleh ibu Dra. Thoipah, S.Pd. hingga sampai

dengan sekarang ini.24

Berikut adalah beberapa tingkatan sekolah yang ada Di Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi sebagai berikut :

23

Staf Tata Usaha Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi 24

Observasi di Yayasan Al Madrasatul Mahdaliyah kota jambi

17

1. Profil Madrasah Aliyah Swasta Mahdaliyah Kota Jambi

Madrasah Aliyah Swasta Mahdaliyah adalah salah satu lembaga

pendidikan yang berciri khas Agama Islam dibawah naungan Kementrian

Agama Kota Jambi. Dalam KBM MAS Mahdaliyah memakai kurikulum

2013. Latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Mahdaliyah ini di awali

dengan adanya ide sosok seorang wanita muda tahun 1978 dengan tekad dan

bertujuan untuk mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan tempat

pendidikan. Namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun lokasi untuk

dijadikan pendirian Madrasah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak kepala Madrasah Aliyah

Mahdaliyah Jambi mengatakan bahwa : yang didirikan saat ini merupakan

tempat perjudian orang-orang jahat ataupun preman yang mempunyai

dekengan yang kuat. Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa adanya

rasa ragu dan untuk bertekad terus mendidirikan dan melanjutkan niat untuk

mendirikan madrasah. Berkat pertolongan dan doanya dengan selalu dari hari

ke akhirnya dapat merebut tempat perjudian tersebut, dan diletakan batu

pertama sebagai tanda akan didirkannya sebuah madrasah. Mahdaliyah yang

merupakan wanita yang pantang menyerah dan tidak pernah utus asa, dengan

berbagai rintangan dan hambatan ia terus memikirkan dan melanjutkan niat

dan cita-citanya untuk membangun sebuah lembaga pendidikan.25

Dengan niat awal mendirikan Madrasah, apa yang telah dimiliki oleh

Ibu Mahdaliyah berupa emas dan barang berharga lainnya, serta hasil dari

perkebunannya ditabung dan digunakan untuk membiayai pendirian Madrasah

Mahdaliyah tersebut. Lebih lanjut ditegaskan oleh Ibu Ketua Yayasan

Mahdaliyah Jambi yang mengatakan bahwa:”setelah berdirinya pondasi

madrasah masih banyak yang ia kesulitan yang ia hadapi, terutama dalam

pembiayaaan pembangunan gedung tersebut. Dengan berbagai cara yang

dilakukannya, dengan didorong oleh orang-orang terdekatnya dan masyarakat,

dan dana bantuan dari pihak pemerintah dan perusaaan lainnya, baik berupa

25

Wawancara bersama Kepala Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah A.Kausari pada

tanggal 14 maret 2021

18

uang maupun bahan-bahan material lainya, maka bangunan tersebut lambat

laun selesai dan jadilah bangunan yang refresentatif denga fisik bangunan

yang cukup standar untuk menjadi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk

kedepannya”. Dengan awal penggunaan dan pendiriannya maka Madrasah ini

dibuka dengan tingkat Madrasah Ibtidaiyah beberapa tahun kemudian dibuka

tingkat Tsanawiyah, dan selanjutnya beberapa tahun kemudian akhirnya

dibukanya tingkat Madrasah Aliyah pada tahun 1992 sampai sekarang.26

2. Profil Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi

Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi adalah salah satu

sekolah yang pada dasarnya juga menerapkan fungsi perencanaan sumber

daya manusia dalam manajemennya. Hal ini dilakukan guna mengetahui

langkah yang akan dijalankan selanjutnya dalam suatu kegiatan. Tanpa

perencanaan maka semua kegiatan tidak akan berjalan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala madrasah yakni Ibu Dra. Thoipah, S.Pd. keadaan

sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik di madrasah tersebut

tersedia cukup baik. Begitu pula dengan penjelasan kepala Tata Usaha

madrasah Ibu Usniah, S.Hum yang menjelaskan bahwa: “SDM yang

dimaksud bila tenaga pendidik maka sekarang keadaannya masih 50:50

kesesuaian dengan kebutuhannya. Karena dari ijazah saja sudah menunjukkan

masih ada beberapa guru yang tidak sesuai latar belakang pendidikannya dan

bahkan ada yang bukan dari alumni keguruan” (Wawancara tanggal 16 April

2018).27

3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Mahdaliyah Kota Jambi

Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu ranah awal pendidikan Al-

Qur‟an di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah kota Jambi, berbicara tentang

Khataman Al-Qur‟an Madrasah Ibtidaiyah ini adalah salah satu ranah awal

yang membuat ada nya Khataman Al-Qur‟an sebab sebelum adanya Khataman

Al-Qur‟an yang tiap hari jum‟atnya dilakukan maka madrasah ibtidaiyah

inilah yang menjadi ranah awal adanya Khataman Al-Qur‟an, sebab dulu

26

Wawancara bersama Kepala Yayasan A.Kausari pada tanggal 12 maret 2021 27

Wawancara bersama kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah yaitu Dra. Thoipah pada

tanggal 14 april 2021

19

untuk mengkhatamkan Al-Qur‟an maka akan mengikuti pembelajaran Al-

Qur‟an yang mana dilakukan setiap malam dari selesai Magrib dan sampai

pada sholat Isya, dan dilakukan setiap malam nya, periode mengaji ini

dilakukan setelah berdiri nya Yayasan dan belum adanya Madrasah

Stanawiyah dan Aliyah nya, maka inilah yang menjadi alasan kenapa

Khataman Al-Qur‟an yang ada di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah terus

dilakukan dari awal berdirinya Yayasan hingga kini masih dilakukan.

B. Daftar Nama-nama kepala Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah swasta

Mahdaliyah

Berikut nama-nama kepala sekolah Madrasah Aliyah dan

Tsanfnawiyah Swasta Mahdaliyah Kota Jambi

NO Nama Tahun

1. Hj. Mahdaliyah 1992- 1996

2. Drs. Abd. Fatah 1996 – 1999

3. Sulaiman 1999 – 2002

4. Drs. Bukhori 2002 – 2005

5. Hj. Mahdaliyah 2005 – 2008

6. Drs. H. Syamsu Rizal 2008 – 2020

7. Nani Elvira,M.Pd 2020– Sekarang

Tabel 2. 1Nama Nama Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Mahdaliyah

NO Nama Tahun

1. Hj. Mahdaliyah 1978 – 1992

2. Dra. Thifah S.pd 1992– sekarang

Tabel 2. 2 Nama - Nama Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah

C. Nama-Nama Guru Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sebagai berikut:

No Nama Tempat Tanggal

Lahir

Jabatan Mapel

1. Nani Elvira,M.Pd Merangin, 23/11/ 1989 Kepsek Fisika

2. Rita Kurniana Koto Buayo, Guru Bidang Fiqih

20

S.Ag 12/12/1976 Studi

3. LBP. Andriani S.P Jambi, 16/07/1970 Guru Bidang

Studi

Matematika

4. Ana Wahyuni

Arib M.Pd

Sei. Betung

17/08/1989

Guru Bidang

Studi

B. Inggris

5 Zulkifli S.Pd Kuala tungkal

04/09/1984

Guru Bidang

Studi

Penjas

6 Redi zulfianto

S.Pd.i Jambi, 20/07/1988

Guru Bidang

Studi

B. Arab

7. Hajrini Jamagh,

M.Pd Jambi, 15/08/1987

Wakepsek Biologi

8 Arbidah S.Pd.i Kuala Tungkal,

28/08/29/1978

Wali Kelas TIK

9 Lestari S.E Palembang,

30/09/1981

Guru Bidang

Studi

Sejarah

10 Dra. Mardiani Jambi, 08/02/1981 Guru Bidang

Studi

B.Indonesia

11 Citra Maulana

S.Pd Selayo, 27/11/1985

Wali Kelas Geografi

12 Rini Fitriani, S.Pd Jambi, 08/02/1981 Guru Bidang

Studi

Sosiologi

13 Erma Suryati S.Pd Jambi 29/08/1991 Tata Usaha Kimia

14 Novita Sari Padang, 25/12/1995 Staf TU -

15 Siti Kholija Pulau tebakar,

20/08/1996

Staf

Perpustakaan

-

16 Dra Thoifah S.Pd Jambi, 04/10/1967 Kepsek

Tsanawiyah

IPS

17 Drs.H.Asirman Mungo Kota

16/07/1959

WAKA

Kurikulum

Akidah

Akhlak

18 Ir.Siti Zubaidah Jakarta 05/10/1964 Guru Bidang Matematika

21

S.Pd Studi

19 Rofi‟ah S.Tp Terusan 28/04/1972 Guru Bidang

Studi

IPA

20 Usniyah S.Hum Kasiro ilir 17/10/1972 Guru Bidang

Studi

Fiqih/SKI

21 Muzdalifah Jambi 14/08/1972 Guru Bidang

Studi

Seni Budaya

22 Syamsul Hidayat

S.Pd Jambi 27/12/1991

Guru Bidang

Studi

B. Indonesia

23 Yesi Novita S.Pd Muara tembesi

13/05/1980

Guru Bidang

Studi

B.Inggris

24 Arika ristiana

putri S.Pd

Palembang

03/03/1993

Guru Bidang

Studi

PKn/IPS

25 Rizky takriyanti

S.Kom Jambi 07/03/1997

Staf TU -

26 Dedi Susanto

M.Pd

Ulu kelimun

21/021997

Guru Bidang

Studi

Penjas

Tabel 2. 3 Nama Guru Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah Mahdaliyah

D. Jumlah Siswa Yayasan Al Madrasatul mahdaliyah Kota Jambi

NO KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH

KESELURUHAN

1. VII 15 23 28

2. VIII 18 12 30

3. IX 20 15 35

4. X 17 15 32

5. XI 20 15 35

6. XII 10 25 35

JUMLAH KESELURUHAN 195 Tabel 2. 4 Jumlah Siswa/i Yayasan Mahdaliyah

22

D.Visi-Misi dan Tujuan Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

Yayasan Al-Mahdaliyah Mahdaliyah Kota Jambi mempunyai visi dan

misi yaitu sebagai berikut:

1.Visi

Menjadikan Siswa/Siswi yang taat akan perintah tuhan serta

menjadi remaja yang taqwa, cerdas, terampil, nasional dan berprestasi

2. Misi

a. Menjadikan kualitas keislaman siswa; ditandai dengan siswa tertib

dalam beribadah dan lancer membaca Al-Qu‟an

b. Meningkatkan kualitas ihsan siswa kepada orang tua, guru dan

tenaga kependidikan ditandai dengan; hormat dan patuh kepada

orang tua, guru dan tenaga kependidikan Madrasah Tsananwiyah

dan Madrasah Aliyah Mahdaliyah Kota Jambi.

c. Membentuk wawasan kebangsaan siswa; ditandai dengan

kemampuan siswa menjadi tugas upacara dan bergaul dengan baik

dan benar sesama warga Negara walaupun berbeda suku, ras atau

agama.

d. Meningkatkan prestasi akademik siswa; ditandai dengan nilai rapor

rata-rata 75.00.

e. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing siswa: ditandai dengan

menguasai minimal 500 kosa kata Bahasa Arab dan 500 kata

Bahasa Inggris 6) Meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengusai teknologi informatika dan komunikasi; ditandai dengan

mengusai program office dan mampu mengakses internet.

1. Tujuan

b. Membentuk siswa menjadi remaja yang taqwa.

c. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan keperguruan

tinggi.

d. Mempersiapkan siswa menjadi pemuda yang siap untuk terjun

kemasyarakatan dan atau dunia kerja.

23

23

E. Struktur Organisasi Yayasan Al – Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

Tabel 2. 5 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah

SISWA

SISWI

Ahmad

Kausari, S.E

Ketua

Yayasan

Dra.Thoipah

S.Pd

Kepala

Madrasah

Drs. H.

Asirman

Waka

kurikulum

Vivi

Zermayani

Pembina

keagamaan Drs. H.

Asirman

Guru BK

Arbidah

S.Pd.I

KA.

PerpustakaaUsiniah,

S.Hum

KA. Tata

Usaha

Usniyah

S.Hum

Bendahara

Muzdalifah

Pembina

Kesenian

Dedi Susanto

S.Pd

Pembina

Olahraga

Syamsul

Hidayat,

Pembina

OSIM

Rizki

Takrianti,

Staff Tata

Usaha

24

Tabel 2. 6 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Mahdaiyah

Ahmad

Kausari, S.E

Ketua

Yayasan

Nani Elvira,

M.Pd

Kepala

Madrasah

Kota Jambi

Kantor

Kemenag KOMITE

MADRASA

H

Erma

Suryati, S.E

Tata Usaha

Inna Indigo

Hakim, S.Pd

Keuangan

Ana

Wahyuni

Wakil

Madrasah

Rita Kurnia,

S.Ag

Koordiantor

Keagamaan Arbidah,

S.Pd.I

Kepala

Perpustakaa Citra

Maulana,

Pembina

OSIM

Siswi

Siswa

25

25

F. Sarana dan Prasarana Yayasan Al Madrasatul mahdaliyah Kota Jambi

No

Jenis Sarana Prasarana

Jumlah Sarpras

Menurut

Kondisi (Unit)

Baik Rusak

1 Kursi Siswa 80 17

2 Meja Siswa 8 15

3 Kursi Guru Diruang Kelas 3 -

4 Meja Guru Diruang Kelas 3 -

5 Papan Tulis 3 3

6 Lemari Diruang Kelas - 3

7 Bola Volli 1 -

8 Bola Kaki 1 -

9 Lapangan Bola Volli 1 -

10 Infokus 1 -

11 Laptop 1 -

12 Personal Komputer - 1

13 Printer 1 1

14 Meja Guru 10 7

15 Kursi Guru 10 7

16 Lemari Arsip 3 3

17 Kotak Obat (P3K) 1 -

18 Pengeras Suara 1 -

Tabel 2. 7 Sarana dan Prasarana Yayasan Al - Mahdaliyah

Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan. Sedangkan Prasarana adalah sesuatu yang terwujud sebelum

adanya sarana. Jadi sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu

yang digunakan sebagai alat memperlancar kegiatan atau proses belajar

mengajar atau alat-alat maupun fasilitas yang digunakan untuk menunjang

tercapainya tujuan pendidikan. Di Madrasah Tsanawiyah Swasta

Mahdaliyah Kota Jambi sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor

26

yang mempunyai fungsi sangat penting yang dapat mempermudah dan

memperlancar proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.

Sarana merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran sarana

dapat membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga

memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik. Adapun

sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran di

Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat pada tabel

berikut:

1. Geografis

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini merupakan kategoris

geografis wilayah dataran rendah serta kategoris wilayah khusus adalah

wilayah daerah masyarakat adat, lokasi alamat sekolah ini adalah:

Jalan : Jalan Sunan Kalijaga,

RT 04, RW 11

Kelurahan : Simpang III Sipin

Kecamatan : Kota Baru

Kabupaten : Kota Jambi

Provinsi : Jambi

Kode Pos : 36126

2. Kurikulum

Kurikulum adalah peran mata pelajaran dan program pendidikan

yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi

rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam

satu periode jenjang pendidikan. Penyusnan perangkat mata pelajaran ini

disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan

dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan

kerja. Untuk MTs Mahdaliyah Kota Jambi kurikulum yang digunakan

adalah KTSP dan Kurikulum 2013. Yang mana untuk kelas IX masih

menggunakan Kurikulum KTSP dan VIII dan untuk kelas VII telah

menggunakan kurikulum 2013. Dalam KTSP mata pelajaran yang wajib

diikuti pada program umum berjumlah 10, sementara keberadaan mata

27

pelajaran muatan lokal ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan

kebutuhan sekolah. Beban belajar satu minggu untuk kelas IX adalah 34

jam dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

Sedangkan dalam kurikulum 2013 yang wajib diikuti pada program umum

berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal

ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah. Beban

belajar satu minggu untuk kelas VII dan VIII adalah 38 jam pembelajaran

dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

28

BAB III

KAJIAN LIVING QUR’AN

A. Pengertian Living Qur’an

Dalam pengunaan istilah living Qur’an. kata living Qur’an merupakan

gabungan dari dua kata yang berbeda. Yaitu living berarti hidup dan Qur’an,

yaitu kitab suci umat Islam. Adapun kata living merupakan tren yang berasal

dari bahasa Inggris “live” yang berarti hidup, aktif dan yang hidup. Kata kerja

yang berarti hidup tersebut mendapatkan bubuhan –ing diujungnya (pola verb-

ing) yang dalam gramatika bahasa Inggris disebut dengan present participle.

Kata kerja “live” yang mendapat akhiran –ing ini juga diposisikan sebagai

bentuk present participle yang berfungsi sebagai adjektif, maka akan berubah

fungsi dari kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina) adjektif. Akhiran –

ing yang berfungsi sebagi adjektif dalam bentuk present participle ini terjadi

pada terem “the living Qur’an (Al-Qur‟an yang hidup)”28

Adapun pengertian living Qur’an menurut beberapa tokoh Seperti M.

Mansur berpendapat bahwa pada dasarnya living Qur’an sebenarnya bermula

dari fenomena Qur’an in Everyday Life, yaitu makna dan fungsi Al-Qur‟an

yang riil dipahami dan dialami masyarakat muslim.29

Dalam buku yang berjudul ”Ilmu Living Qur’an-Hadis” karya Ahmad

„Ubaydi Hasbillah‟ terdapat pengertian living Qur’an secara terminologis

yang dirumuskan dari hasil kajian-kajian, diskusi, seminar, survei pustaka

buku, jurnal tentang living Qur’an, yang masing-masing menawarkan konsep

besar living Qur’an. Mendefinisikan living Qur’an merupakan suatu upaya

untuk memperoleh pengetahuan yang kokoh dan meyakinkan dari suatu

budaya, praktik, tradisi, ritual, pemikiran atau perilaku hidup masyarakat yang

diinspirasi dari sebuah ayat Al-Qur‟an. Adapun living Qur’an menurut Ahmad

„Ubaydi Hasbillah‟ dalam buku yang sama mengatakan living Qur’an adalah

28 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,(Ciputat: Maktabah Darus

Sunnah, 2019) hal 20

29 M. Mansur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, ( Yogyakarta: Teras,

2007) hal 5

29

ilmu untuk mengilmiahkan fenomena-fenomena atau gejala-gejala Al-Qur‟an

yang ada ditengah kehidupan manusia.30

Heddy Shri Ahisma Putra mengklasifikasikan pemaknaan terhadap living

Qur’an. Pertama, adalah sosok Nabi Muhammad SAW yang sesungguhnya, hal ini

didasarkan pada keterangan dari Siti Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Nabi

Muhammad SAW maka beliau menjawab bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW,

adalah Al-Qur‟an. Dengan demikian Nabi Muhammad SAW adalah Al- Qur‟an yang

hidup atau living Qur’an itu sendiri. Kedua, adalah living Qur’an yang mengacu

kepada suatu masyarakat yang kehidupan sehari-harinya yang menggunakan Al-

Qur‟an sebagai kitab acuannya. Mereka hidup dengan apa-apa yang diperintahkan

Al-Qur‟an dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga masyarakat tersebut seperti

“Al-Qur‟an yang hidup”. Al-Qur‟an yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari

mereka. Ketiga, living Qur’an bisa juga diartikan bahwa Al-Qur‟an bukan sekedar

kitab, tetapi sebuah “kitab yang hidup” yang terjuwud dalam kehidupan sehari-hari

begitu terasa dan nyata serta beraneka ragam, tergantung pada kehidupannya.31

Menurut Muhammad Yusuf, mengatakan bahwa “Respon sosial

(realitas) terhadap Al-Qur‟an yang dapat dikaitkan living Qur’an”. Baik itu

Al-Qur‟an dilihat masyarakat sebagai ilmu (science) dalam wilayah profane

(yang keramat) di satu sisi dan sebagai buku petunjuk (huda) dalam yang

bernilai sakral di sisi yang lain.32

Living Qur’an juga dapat dimaknai dengan gejala yang nampak di

masyarakat berupa pola-pola perilaku yang bersumber maupun respon sebagai

pemaknaan terhadap nilai-nilai Qur‟ani. Bentuk respon masyarakat terhadap

teks Al-Qur‟an adalah resepsi masyarakat terhadap teks Al-Qur‟an tertentu

dan hasil penafsiran tertentu. Sementara itu, resepsi sosial terhadap hasil

penafsiran terjelma dan dilembagakannya dalam bentuk penafsiran tertentu

dalam masyarakat, baik dalam skala besar maupun kecil. Teks Al-Qur‟an yang

30

Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis...hal 22-23 31

Heddy Shri Ahimsta Putra, The Living Al-Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi,

dalam jurnal (Walisongo 20, 1, 2012). Bisa juga dilihat dalam jurnal, Didi Junaedi, Living Qur’an:

Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesanteren As-Siroj

Al-Hasan Desa Kalimukti Kec, Pabedilan Kab, Cirebon)... hal 173 32

M. Yusuf, pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur’an” dalam M. Mansyu

dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, hal 36-37

30

hidup di masyarakat itulah yang disebut the living Qur’an, sementara

penerapan hasil penafsiran tertentu dalam masyarakat dapat disebut dengan

the living tafsir.33

Respon yang dimunculkan hubungan antara Al-Qur‟an dengan

masyarakat Islam serta bagaimana Al-Qur‟an itu disikapi secara teoritik

maupun dipraktekkan secara memadai dalam kehidupan sehari-hari. Living

Qur’an adalah suatu studi tentang Al-Qur‟an tetapi tidak bertumpu pada

eksistensi tekstualnya. Melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir

terkait dengan kehadiran Al-Qur‟an dalam wilayah geografi tertentu dan

mungkin pada masa tertentu pula.34

Dengan adanya living Qur’an yang merupakan bentuk Al-Qur‟an yang

dipahami oleh masyarakat muslim secara kontekstual. Sehingga living Qur’an adalah

bentuk kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial yang terkait

dengan kehadiran Al-Qur‟an atau keberadaan Al-Qur‟an di komunitas muslim

tertentu.35

Al-Qur‟an yang dipahami secara kontekstual akan berdampak pada

kehidupan sosial masyarakat yang penuh dengan nilai-nilai Al-Qur‟an.

Pada dasarnya living Qur’an adalah mengkaji Al-Qur‟an dari masyarakat dan

fenomena yang nyata dari gejala-gejala sosial. Sehingga living Qur’an masih tetap

kajian Al-Qur‟an namun sumber datanya bukan wahyu melainkan fenomena sosial

atau fenomena alamiah. Jika kajian living Qur’an masih menjadikan wahyu sebagai

sumber data primernya maka ia masih belum bisa disebut living Qur’an melainkan

kajian akidah, teologi, Syariah ataupun Al-Qur‟an murni.36

Dari penjelasan beberapa tokoh di atas, penulis memilih pendapat dari M.

Mansur. Bahwa living Qur’an itu Al-Qur‟an yang hidup di masyarakat muslim.

Fenomena Al-Qur‟an yang hidup inilah kemudian dicari makna dan fungsi Al-Qur‟an

yang nyata dipahami dan dialami masyarakat muslim. Begitupun untuk pemahaman

tentang mahar dalam masyarakat Sukaraja yang menyertakan penyerahan uang

33

Lukma Nul Hakim, Metode Penelitian Tafsir, (Palembang: Noer Fikri, 2019) hal 22 34

M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis ,...hal 39 35

M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,...hal 8 36

Magfiroh, Ad-Darb Dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa:34 Perspektif Gender (Studi

Living Qur’an Pada Masyarakat Pahlawan Kota Palembang) Tesis.(Palembang: Universitas

Raden Fatah,2019) hal131. Lihat lebih lengkap Ahmad „Ubaydi Hasbi, Living Qur’an-Hadis,

(Ciputat: Maktabah Darus Sunna, 2019) hal 27

31

pintaan. Dimana yang dicari dari Q.S An-Nisa‟ ini adalah makna dari pemberian

maskawin dan pintaan yang dilakukan itu.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa

living Qur’an adalah suatu kajian keilmuan dalam Al-Qur‟an yang melihat

fenomena sosial yang berupa adanya Al-Qur‟an yang hidup di tengah

masyarakat muslim. Dalam kata Al-Qur‟an yang hidup, bisa dimaknai

yang dulunya tidak ada kemudian ada. Bahwa di dalam masyarakat yang

dulunya tidak ada tradisi yang berkaitan dengan Al-Qur‟an kemudian di

ada. Hal inilah yang menjadi fenomena di masyarakat yang kemudian

ingin melihat bagaimana masyaraka menanggapi atau merespon fenomena

tersebut.

B. Sejarah Living Qur’an

Terkait dengan lahirnya cabang-cabang ilmu Al-Qur‟an ini, ada

satu hal yang perlu dicatat, bahwa sebagian besar ataupun semuanya

berakar pada problem-problem tekstualitas Qur‟an. Cabang-cabang ilmu

Al-Qur‟an ada yang terkonsentrasi pada aspek internal teks ada juga yang

tekosenterasi pada eksternalnya, seperti asbabul nuzul dan tarikh Al-

Qur‟an yang menyangkut penulisan, penghimpunan dan penerjemahan.

Sementera praktek tertentu yang berbentuk penarikan Al-Qur‟an kedalam

kepentingan praktis dalam kehidupan umat di luar aspek tekstualnya

nampak tidak menarik studi Qur‟an klasik.37

Sejarah mencatat, living Al-Qur’an sudah ada sejak masa Nabi

Muhammad Saw, hal ini bisa dilihat dalam praktek ruqyah, yaitu

mengobati dirinya sendiri dan orang lain yang menderita sakit dengan

membacakan ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur‟an.38

Menurut suatu riwayat,

Nabi Muhammad SAW pernah menyembuhkan penyakit dengan ruqiyah

menggunakan surat Al-Fatihah atau menolak sihir dengan bacaan surat Al-

37

M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, hal 5 38

Didi Junaedi, Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’an (Studi

Kasus di Pondok Pesanteren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec, Pabedilan Kab, Cirebon).

jurnal, hal 176

32

Mu’aawwizatain (Al-Falaq dan Al- Naas).39

Lebih dari itu, para sahabatlah yang sebenarnya telah melakukan

kajian living Qur’an secara ilmiah dan empiris untuk pertama kalinya.

Mereka memahami ajaran agama dari apa yang mereka bisa lihat dan apa

yang mereka saksikan atau mereka alami sendiri dihadapan Nabi. Tidak

jarang mereka tanyakan hal itu kepada Nabi, lalu mereka laporkan dan

jadikan hadis fi’li. Metode yang digunakan para sahabat nyaris sama

dengan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam (in-dept

interview) untuk mengumpulkan data dalam penelitian lapangan. Mereka

terlibat langsung secara aktif dalam kajian dan kegiatan harian bersama

Nabi Muhammad SAW.40

Living Qur’an yang dilakukan sahabat berbentuk pengamatan

seperti ketika para sahabat melihat Nabi Muhammad SAW memakai

cincin, para sahabat pun ramai-ramai memakai cincin. Dan ketika Nabi

Muhammad SAW melepas cincinnya, para sahabat pun ramai-ramai

melepasnya juga. Adapun ketetapan Nabi Muhammad SAW yang

menimbulkan perbedaan dikalangan sahabat, sehingga para sahabat

bertanya kepada Nabi berupa peristiwa tayamum di tengah perjalan. Nabi

Muhammad SAW menginstruksikan agar jangan shalat Ashar kecuali jika

sudah sampai di perkampungan Bani Quraizhah.

Namun, para sahabat di tengah perjalanan, justru berbeda pendapat.

Sebagian sahabat tetap melaksanakan shalat pada waktunya, meskipun

masih dalam perjalanan dan “menyalahi” instruksi Nabi Muhammad

SAW. Sebagian sahabat yang lain justru tetap “setia” terhadap instruksi

Nabi Muhammad SAW. Para sahabat ini baru shalat Ashar ketika mereka

telah sampai di perkampungan Bani Quraizhah walaupun waktu shalat

Ashar telah lewat. Hal ini kemudian dipertanyakan oleh sahabat untuk

39

Hamam Faizin, Mencium dan Nyunggi Al-Qur’an Upaya Pengembangan Kajian Al-

Qur’an Melalui Living Qur’an, dalam jurnal, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah) shuf, Vol.4, No.

1, 2011. Hal 27 40

Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,...hal 111

33

mengetahui mana perbuatan mereka yang lebih baik, kemudian kejadian

ini direspon oleh Nabi dengan bijak.41

Ketetapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan cincin

dan kegiatan tayamum bisa dipahami bentuk dari living Qur’an karena

berdasarkan konsep perbuatan Nabi Muhammad SAW adalah living

Qur’an. Karena fungsi Nabi sebagai uswatun hasanah ketetuan ini

merupakan ketentuan yuridis dari Al- Qur‟an.42

Berdasarkan keterangan di atas, bahwa living Qur’an sudah ada

sejak masa Nabi Muhammad SAW dan sahabat. Akan tetapi hal ini belum

merupakan living Qur’an yang berbentuk kajian keilmuan. Hal ini hanya

berupa embrio dari living Qur’an sudah ada sejak masa Nabi dan sahabat.

Living Qur’an mulai menjadi objek kajian ketika pemerhati studi Al-

Qur‟an non Muslim. Bagi mereka banyak hal yang menarik disekitar Al-

Qur‟an ditengah kehidupan kaum Muslim yang berwujud berbagai

fenomena sosial. Misalnya, fenomena sosial terkait dengan pelajaran

membaca Al-Qur‟an di lokasi tertentu, fenomena penulisan bagian tertentu

dari Al-Qur‟an ditempat tertentu, pemenggalan ayat-ayat Al- Qur‟an yang

kemudian menjadi sarana pengobatan, do‟a-do‟a dan sebagainya yang ada

dalam masyarakat Muslim lainnya. Model studi ini menjadikan fenomena

yang hidup ditengah-tengah masyarakat Muslim terkait dengan Al- Qur‟an

ini mejadi objek studi mereka, pada dasarnya tidak lebih dari studi sosial

yang dengan keragamannya. Hanya dengan fenomena sosial ini muncul

lantaran kehadiran Al- Qur‟an. Kemudian dinisiasikan ke dalam wilayah

studi Al-Qur‟an. Yang pada perkembangannya kajian ini dikenal dengan

istilah living Qur’an.43

Adapun tokoh pemerhati studi Al-Qur‟an ini adalah Neal

Robinson, Farid Essac atau Nash Abu Zaid. Misalnya Farid Essac lebih

41

Hadis ini secara lengkap dalam riwayat al-Bhuhari no 904 dan 3893 dan juga muslim

no.4701. lihat juga Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,...hal 70 42

Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,..hal 108 43

M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,...hal 6-7

34

banyak mengeksplorasi pengamalan tentang Qur‟an dilingkunganya

sendiri, sedangkan Neal Robinson mencoba merekam pengalaman banyak

kasus seperti bagaimana pengalaman Taha Husein dalam mempelajari Al-

Qur‟an di Mesir, bagaimana pengalaman komunitas muslim di India dan

sebagainya.44

Istilah living Qur’an muncul pertama kali oleh Fazhurrahman, hal

ini dikatakan oleh Alfatih Suryadilaga walaupun istilah yang digunakan

Fazhulrahman menunjukan sunnah non-verbal yang dikenal dengan istilah

living Tradition45

. Akan tetapi istilah living Qur’an yang cikal bakal ilmu

baru diperkenalkan oleh Barbara Dali Metcalf dalam penelitiannya tentang

living Hadis yang berjudul “Living Hadis in The Tablighi Jamaat” yang

ditulis pada 1992.46

Walaupun pada dasarnya living Qur’an bermula dari pengkajian

Al- Qur‟an dari kalangan non Muslim. Akan tetapi para pengkaji Al-

Qur‟an dari kalangan Muslim menerima kajian ini dengan baik. Dengan

memasukan kajian living Qur’an kedalam wilayah studi Qur‟an oleh para

pemerhati studi Al-Qur‟an kontemporer.47

Adapun bukti dari living Qur’an bisa diterima baik oleh pengkaji

studi Qur‟an kaum muslim terutama di Indonesia, bisa dilihat pada tabel

berikut.48

Waktu Inisiator/

Pelaku Sejarah

Peristiwa

Sejarah

Keterangan

Sebelum

2005

Fazhulrahman,

Farid Essac,

Nash Hamid Abu

Menulis buku

yang

memetakan

Belum ada

rumusan atau

nama living

44

M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,hal 7-8

45

M. Alfatih Suryadilaga, model-Model Living Hadis. dalam Ahmad „Ubaydi Hasbillah,

Ilmu Living Qur’an-Hadis, hal

46

Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis, hal 152 47 M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,hal 9 48

Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis, hal 156

35

Zayd,

Neil Robinson, Krisrina

Nelson, Abdullah Saeed

tipologi

interaksi

manusia

dengan Al-

Qur‟an. Dalam

ranah ilmu

Qur‟an oleh

tokoh ini, Al-

Qur‟an tidak

sekedar dikaji

dari aspek

tekstualnya,

melainkan dari

aspek fenomena

dan realitasnya

di masyarakat

Qur’an sebagai

sebuah cabang

ilmu Al-Qur‟an.

pada tahap

ini priode

penelitian dan

kajian tersebut

sebagai sebuah

fenomena

sosial.

Namun,

inilahcikal bakal

model

ilmu living

Qur’an.

Januari

2005

Forum komunikasi

mahasiswa Tafsir Hadis

Indonesia

( FKMTHI)

Seminar

Nasional

Bertajuk

“Living

Qur’an:al-

Qur’an

dalam

kehidupan

sehari-hari”.

Di UIN Sunan

Kalijaga

Yogyakarta

Wacana awal

dan peneguhan

living Qur’an

10

Januari

Hammam Faizin

(aktifis FKMTHI,

Penerbitan

artikel Oponi

Pewacanaan

living Qur’an

36

2005 mahasiswa Tafsir-

Hadis UIN

Yogyakarta kala itu)

berjudul “Living

Qur’an: Sebuah

Tawaran,” yang

di muat pada

kolom Kajian

Utara Kayu,

Harian Jawa Pos.

secara lebih

luas dan lebih

masif, karena

pewancanan

melaui seminar

dinilai bersifat

lokal

dan temporal.

16

Januari

2005

Islan Gusmian (Dosen

Tafsir-Hadis Sekolah

Tinggi Agama Islam

Negri (STAIN)

Surakarta)

Penerbitan

artikal opini

tanggapan atas

opini Hammam

Faizin, dengan

judul “ Al-

Qur‟an dalam

pergumulan

Muslim

Indonesia”. Di

kolom Kajian

Utara Kayu,

Harian Jawa

Pos.

Tanggapan ini

merupakan

respon yang

lebih luas dan

lebih serius

atas

pewacanaan

ilmu living

Qur’an. pada

tahap ini,

living Qur’an

belum

merumuskan

sebuah

metodelogi

ilmiah.

8-9

Agustus

2006

Jurusan Tafsir Hadis,

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Workshop

Metodelogi

living Qur’an

dan Hadis

Tahap ini

mulai

dirumuskan

metodologi ilmu

living

Qur’an dan

37

pada saat itu

pula living

Qur’an

dikembangka n

karena ilmu

hadis. Ini karena

pada saat itu,

kajian Al-

Qur‟an dan

hadis

diposisikan

sebagai seperti

dua

sisi mata

uang, beda

namun

tak

terpisahkan.

Mei

2007

Tim pembicara dalam

workshop 2006

Menerbitkan

makalah

Workshop

menjadi sebuah

buku yang

berjudul

“Metodelogi

Penelitian

Living Qur’an

dan Hadis”,

oleh penrbit TH

Press UIN

Tahap ini

masih

merupakan

tahapan

pewacanaan

living Qur’an

dan hadis

sebagai sebuah

cabang ilmu.

Sebelum

diaplikasikan

sebagai sebuah

38

Yogyakarta

berkerjasama

dengan penerbit

Teras,

Yogyakarta.

ilmu,

dirumuskan

terlebih dahulu

metodeloginya

dan buku

panduannya.

2010 PTAIN (UIN

Yogyakarta sebagai

pelopor, dan

kemudian diikuti oleh

beberapa PTKIN)

Menetapakan

living Qur’an

sebagai mata

kuliah yang

wajib diambil

oleh mahasiswa

Tafsir- Hadis,

dengan nama

hadis dan sosial

budaya. Pada

kurikulum

tahun 2013,

kemudian mulai

muncul mata

kuliah bernama

living Qur’an

dan living

hadis.

Langkah awal

penetapan

living Qur’an

sebagai

kurikulum

pendidikan

Tafsir dan

Hadis.

Dengan

demikian,

secara tidak

langsung

penetapan

kurikulum

tersebut

merupakan

bentuk

peneguhan

living Qur’an

dan living Hadis

sebagai sebuah

cabang ilmu

Al-Qur‟an

dan hadis.

39

2013 Para Peneliti Ilmu

Qur‟an, Tafsir Dan

Hadis

Penelitian

dalam

Jurnal dan

Skripsi

Aplikasi dan

pengujian-

pengujian

metodelogi

mulai

digalakkan.

Dalam

penelitian

akademik

ilmiah, untuk

memperkokoh

bangunan

epistimologi

living Qur’an

2013 Pusat Studi Al-Qur‟an

(PSQ) Ciputat,

Tangerang Selatan,

Banten (Yayasan yang

didirikan oleh Prof .

Dr. M. Quraish Shihab,

MA, (mufasir di

Indonesia)

Membuat

program

bernama living

Qur’an, dengan

misi

membumikan

Al- Qur‟an dan

mengusung tag

line,

“memahami,

mencitai dan

bertakwa”.

Istilah living

Qur’an

digunakan oleh

PSQ ini

sebenarnya

memiliki makna

yang berbeda

dari living

Qur’an yang di

usung oleh UIN

Yogyakarta.

Living Qur’an

versi PSQ ini

merupakan

bentuk nyata

dari cita-cita

“membumika n

40

Al- Qur‟an”

yang pernah

ditulis oleh

Quraish

Shihab.

Tabel 3. 1 Sejarah Living Quran

C. Manfaat Kajian Living Quran

Kajian living Qur’an dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah

dan pemerdayaan dalam masyarakat, sehingga masyarakat lebih maksimal

dalam mengapresiasi Al-Qur‟an sebagai contoh, apabila di masyarakat

terdapat fenomena menjadikan ayat-ayat Al-Qur‟an “hanya” dibaca sebagai

aktivitas rutin setelah magrib, sedangkan mereka kurang memahami apa

pesan dari Al-Qur‟an, maka dapat menyadarkan dan mengajak mereka

bahwa fungsi Al-Qur‟an bukan hanya dibaca tetapi perlu mengkaji dan

mengamalkan. Dengan begitu, maka cara berpikir masyarakat dapat ditarik

cara berfikir akademis, berupa kajian tafsir misalnya.

Manfaat lainnya dari living Qur’an adalah menghadirkan paradigma

baru dalam kajian Al-Qur‟an kontemporer, sehingga studi Al-Qur‟an tidak

hanya terpaku lagi hanya kepada wilayah teks. Pada wilayah living Qur’an

ini kajian tafsir akan lebih banyak mengapresiasi respon dan tindakan

masyarakat terhadap kahadiran Al-Qur‟an, sehingga tafsir tidak bersifat

elitis, melainkan emansipatoris yang mengajak partisipan masyarakat.

Manfaat yang tetakhir, living Qur’an dapat menemukan makna dan

nilai- nilai yang melekat pada sebuah masyarakat sosial keagamaan berupa

praktek- praktek ritual yang berkaitan dengan Al-Qur‟an yang diteliti.

41

D. Urgensi penelitian Living Qur’an

Selama ini lebih ditekankan pada kajian Living Qur‟an pada aspek

kontektual. Dari aspek kontektual ini kemudian bermunculan karya berupa

berupa tafsir maupun buku yang di tulis oleh para pengkaji Al-Qur‟an

tersebut. Cara pandang yang demikian memberikan kesan bahwa tafsir

dipahami harus sebagai teks yang tersurat dalam karya para ulama dan sarjana

muslim. Padahaal Al-Qur‟an tidak berbatas pada teks semata, melainkan ada

konteks yang melingkupinya. Dengan demikian, penafsiran pada hakikatnya

bisa berupa tindakan, sikap serta perilaku, masyarakat yang merespon

kehadiran Al-Qur‟an sesuai dengan tingkat pemahamannya masing-masing.

Respon terhapat kajian-kajian serta nilai-nilai Al-Qur‟an kemudian

mereka Aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, masih kurang mendapat

perhatian dari para pengkaji Al-Qur‟an. Sebab hal yang sedemikianlah maka

kajian serta penelitian Living Qur‟an menemukan relevansi serta urgensinya,

yakni kajian Living Qur‟an inilah Al-Qur‟an tidak hanya dipahami sebatas

teks semata, melainkan pada konteks yang melingkupinya. Kajian dalam

Living Qur‟an ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembang

studi Al-Qur‟an. Penelitian Living Qur‟an juga sangat penting untuk

kepentingan dakwah dan pemberdayaan Masyarakat, sehingga mereka lebih

mengapresiasi Al-Qur‟an.49

Urgensi kajian Living Qur‟an lainnya adalah menghadirkan paradigm

baru dalam kajian Living Qur‟an kontemporer, sehingga studi Al-Qur‟an

tidak hanya berkuat pada wilayah kajian teks. Pada wilayah Living Qur‟an ini

kajian Living Qur‟an akan lebih banyak mengapresiasi respond an tindakan

masyarakat terhadap Al-Qur‟an, sehingga tafsir tidak lagi bersifat elitis,

melainkan emansipatoris yang mengajak partisipasi masyarakat.50

49

Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir (Yogyakarta: Tim Idea

Fress, 2005), Hal.68-69 50

Ibid, Hal.70

42

E. Khataman Al-Qur’an Menurut Al-Qur’an

Membaca Al-Qur‟ an merupakan zikir yang paling utama dan umat

Islam dituntut membacanya dengan seksama. Patutlah manusia selalu

membacanya malam dan siang, di waktu bepergian maupun ketika santai di

rumah. Berdasarkan QS. Al-Anfāl ayat 2 allah swt berfirman :

اوما المؤمىىن الريه اذا ذكس الله وجلت قلىبهم واذا تليت عليهم ايته شادتهم ايماوا وعلى

زبهم يتىكلىن

Artinya : Sesungguhnya orang-orang Yang beriman itu (yang

sempurna imannya) ialah mereka Yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-

sifatnya) gemetarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka

ayat-ayatNya,menjadikan mereka itu bertambah iman, dan kepada Tuhan lah

mereka berserah diri.51

Disebutkan bahwa orang beriman memiliki hubungan luar biasa

dengan Al-Qur`an yaitu apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka

dan apabila mendengar pembacaan ayat-ayatnya maka bertambahlah imannya.

Lebih dalam lagi, membaca Al-Qur`an sesungguhnya bukan hanya berfungsi

untuk membina iman dan pribadi manusia, namun juga berfungsi sebagai

penopang besar dalam perjuangan menegakkan Al-Qur`an dalam kehidupan

manusia. Sehingga kegiatan membaca Al-Qur`an diharapkan mampu

membangun pribadi- pribadi tangguh yang berpegang teguh pada ajaran Al-

Qur`an dan Sunnah.

Hal inilah yang cukup mendasari banyak bermunculan kelompok

membaca Al-Qur`an yang dilaksanakan secara rutin selain untuk

mengharapkan rahmat dan ridho Allah SWT. Majelis yang melaksanakan

kegiatan tilawah secara produktif dan sehat. Akan membawa dampak output

kegiatan hidup yang besar, baik vertikal maupun horizontal yang tidak mudah

terkalahkan oleh nafsu dan bisikan setan yang selalu menghalangi manusia

karena merasakan ketentraman hati, kebahagiaan jiwa raga dan dekat pada

51

QS Al Anfal Ayat 2

43

Allah SWT.52

Berkumpul di majelis taklim atau menghadiri kajian secara terus

menerus, bersama orang-orang sholeh untuk mengkaji Islam atau lebih

khususnya mengaji ayat-ayat Allah merupakan sebuah karunia yang luar biasa

dekat dengan Rabbnya, sehingga dapat menjadi sarana yang tepat bagi seorang

hamba untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Berdasarkan yang penulis ketahui dan pernah pelajari, keutamaan

membaca Al-Qur‟ an sangat jelas disebutkan di dalam Al-Qur`an dan sabda

Rasulullah SAW. Pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-orang

yang membaca Al-Qur‟ anakan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat.

Allah SWT juga berjanji untuk menyempurnakan pahala dan karunia-

Nya bagi orang-orang yang selalu membaca Al-Qur`an, melaksanakan shalat,

dan menginfakkan rezekinya. Hal ini terungkap dalam firman-Nya dalam

surah fathir ayat 29-30.

إوٱلريه يتلىن كتب ٱلله وأقامىا ٱلصلىة وأوفقىا مما زشقىهم سسا وعلاويت يسجىن تجسة له

ۦ إوهۥ غفىز شكىز ٠ تبىز ٩٢ ليىفيهم أجىزهم ويصيدهم مه فضله

Artinya: Sesungguhnya orang-orang Yang selalu membaca Kitab Allah

dan tetap mendirikan sembahyang serta mendermakan dari apa Yang Kami

kurniakan kepada mereka, secara bersembunyi atau secara terbuka, mereka

(dengan amalan Yang demikian) mengharapkan sejenis perniagaan Yang

tidak akan mengalami kerugian; supaya Allah menyempurnakan pahala

mereka dan menambahi mereka dari limpah kurniaNya. Sesungguhnya Allah

Maha Pengampun, lagi sentiasa membalas Dengan sebaik-baiknya (akan

orang-orang Yang bersyukur kepadanya).53

Berdasarkan yang saya pahami Khataman Al-Qur‟an adalah kegiatan

membaca Al-Qur‟ an yang dimulai dari surah al-Fatihah hingga surah al-naas

(114 surah). Bisa dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari juz 1 hingga juz

30, atau dilakukan secara serentak, yakni 30 juz dibagi sesuai jumlah peserta.

52

Abdul Azizi Abdur Rauf, Ya Allah Jadikan Kami Ahlul Qur‟an Seri II- Kumpulan :

Tausiyah, Kultum dan Motivasi Hidup Bersama Al-Qur‟an, (Jakarta: Markaz Al-Qur‟an, 2015)

Cet. I, H. 7 53

QS fathir ayat 29-30

44

Khataman Al-Qur`an dapat dilakukan dengan cara bil ghaib yakni hafalan,

atau binnadhor, membaca dengan melihat.

Adapun keutamaan membaca Al-Qur`an sangat jelas disebutkan di

dalam Al-Qur`an dan sabda Rasulullah SAW. Pahala yang dijanjikan oleh

Allah SWT kepada orang-orang yang membaca Al-Qur`an akan

dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali

45

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Fenomena Khataman Al-Qur’an di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

Kota Jambi

Begitu banyak keistimewaan Al-Qur‟an yang didapat bagi orang yang

menyibukkan diri nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur‟an berikut

terdapat beberapa keutamaan umat muslim yang membiasakan diri dengan

membaca Al-Qur‟an dan mengkhatamankan Al-Qur‟an, yakni Al-Qur‟an

sebagai Syafaat di akhirat. Maka sudah jelas maksud dan tujuan nya mengapa

sangat di anjurkan kita untuk selalu membaca dan mengkhatamkan Al-Qur‟an

karena ialah salah satu sebagai penolong kita di yaumil qiyamah nanti, maka

sangat banyak ayat Al-Qur‟an maupun hadist nabi yang mensyiarkan kepada

kita supaya senan tiasa membaca Al-Qur‟an serta mengamalkan dalam

kehidupan kita setiap hari nya.54

Berbicara tentang fenomena tentu nya kita harus terlebih mengetahui

apa itu fenomena dalam konteks Al-Qur‟an Fenomena khataman Al-Quran

adalah satu dari sekian banyak tradisi di Indonesia yang membawa al-Quran di

dalamnya. Adapun Khataman al-Quran atau Khatmil Qur’an merupakan

bahasa serapan dari bahasa Arab. Khatm sendiri merupakan

bentuk masdar dari khatama yang bermakna “menutup” menamatkan,

menyelesaikan atau memberi stempel dengan demikian seseorang itu bisa di

katakan telah menyelesaikan membaca Al-Qur‟an.

Tradisi Khataman Al-Quran ini tentu tidak begitu saja muncul di

tengah masyarakat Indonesia. Dalam ilmu Living Qur’an, ada asumsi teoritis

bahwa setiap sikap maupun tradisi yang membawa Al-Quran di dalamnya

merupakan bentuk dari fungsi performatif Al-Quran. Sebelum dilanjutkan,

mungkin perlu diperjelas apa itu Living Qur’an dan apa itu fungsi performatif.

Adapun yang dimaksud fungsi performatif adalah salah satu dari

resepsi fungsionalis terhadap Al-Quran. Fungsi performatif ini sendiri

didefinisikan sebagai bentuk penerimaan masyarakat terhadap Al-Quran yang

54 Hasil Observasi Tanggal 17 april 2021

46

kemudian dimanifestasikan atau diwujudkan dalam berbagai bentuk sikap dan

perilaku (bisa disebut tradisi) di masyarakat. Maka dari definisi ini tepat jika

Khataman Al-Quran dimasukkan dalam kategori fungsi performatif.

Lalu setelah mengetahui kedua hal tersebut, maka ada asumsi teoritis

lain yang perlu diketahui. Asumsinya bahwa fungsi performatif selalu

dipengaruhi oleh nuansa sosial-budaya masyarakat sehingga satu tradisi yang

sama di masyarakat bisa memiliki ragam perbedaan dalam perwujudan dan

pelaksanaannya. Nuansa sosial-budaya ini dipengaruhi oleh konteks ruang dan

waktu.

Sederhananya konteks ruang ini merupakan wujud geografis dan

demografis yang mempengaruhi budaya suatu masyarakat, maka perbedaan

ruang akan memicu perbedaan nuansa sosial-budaya. Misalnya jika

membandingkan antara masyarakat Medan dan Yogya, tentu akan ditemukan

perbedaan nuansa sosial-budaya di antara keduanya. Selanjutnya konteks

waktu, maka yang dimaksud di sini adalah rentang zaman atau masa. Misalnya

jika membandingkan antara zaman klasik dan modern atau zaman pra-

reformasi dan reformasi, maka akan ditemui perbedaann di antara keduanya.

Maka variabel itulah yang perlu untuk ditelusuri secara mendalam

dalam melihat fenomena Living Qur’an atau dalam hal ini adalah tradisi

Khataman al-Quran. Sebab dengan melihat variabel tersebut, akan ditemukan

ciri khas serta filosofi yang mendasari hadirnya suatu tradisi yang ada di

masyarakat. Temuan ini akan memberikan kontribusi dalam mengembangkan

dan menambah perbendaharaan referensi rujukan dalam ranah Living Qur’an.

Selain itu, melihat variabel tersebut juga dapat memberikan informasi

lain yaitu dinamika pemaknaan yang ada di balik tradisi. Maksudnya adalah

bahwa dengan perbedaan konteks ruang dan waktu juga memicu adanya

asumsi bahwa masing-masing masyarakat memiliki pemakanaan tersendiri

dalam setiap laku tradisi yang mereka jalankan.

Maka bisa saja masyarakat di daerah A memaknai tradisi Khataman

al-Quran sebagai ekspresi rasa syukur semata, Namun masyarakat di daerah B

47

memaknainya sebagai barometer atau standar derajat seseorang di masyarakat

sehingga semakin meriah dan mewah acara yang digelar maka menandakan

bahwa orang tersebut merupakan masyakat dengan golongan ekonomi

menengah ke atas

Begitupula jika dilihat dari sisi historis, bisa saja masyarakat A di

zaman A memaknai tradisi Khataman al-Quran sebagai kewajiban untuk

mengapresiasi usaha buah hatinya. Namun ternyata setelah pergantian zaman,

masyarakat A yang sudah berada di zamman B memaknainya sebagai ajang

adu gengsi. Dari sisi ini akan ditemui bahwa makna bisa saja terus mengalami

dinamika perubahan, meskipun tradisi yang dijalankan tetap sama secara tata

cara dan ketentuan-ketentuannya.

Untuk menganalisis variabel yang telah diuraikan tadi, perlu adanya

sebuah pisau analisis yaitu teori sebagai landasan untuk menyusun

argumentasi ilmiah. Teori yang populer dijadikan sebagai pisau analisis dalam

ranah kajian Living Qur’an adalah teori-teori sosiologi-antropologi yang

berkaitan dengan transmisi dan transformasi pengetahuan, konstruksi sosial

serta fenomenologi dan makna. Teori-teori tersebut bisa ditemui penerapan

langkah-langkahnya dan dirujuk dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah yang

membahas fenomena sosial-budaya.

Maka inilah sedikit yang nampak keunikan yang ada Di Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

kegiatan yang tiap jum‟atnya dilakukan dengan tujuan Khataman Al-

Qur‟an.kegiatan mengkhatamkan Al-Qur‟an dengan tujuan mendekatkan diri

dengan pencipta, salah satu fenomena dari kegiatan ini ialah ketika melakukan

Khataman Al-Qur‟an yang dilakukan setiap satu semester sekali atau satu

tahun sekali, maka keunikan dari kegiatan ini ialah dilakukan ditempat yang

dimana bisa dihadiri oleh banyak orang maka disitulah letak fenomena

khataman Al-Qur‟an yang dilakukan yaitu pada saat kita melakukan

Khataman Al-Qur‟an maka ada 1000-an malaikat yang ikut hadir serta berdoa

kepada Allah agar keberkahan terlimpah jua kepada sekalian kita yang

menghadiri akan kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini, maka yang dilakukan Di

48

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah adalah salah satu bentuk kegiatan yang keberkahan nya untuk

banyak manusia.

Dari sekian banyak kegiatan khataman Al-Qur‟an yang peneliti temui

hanya di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah saja yang melakukan Khataman

Qur‟an setiap hari jum‟atnya, maka tidak heran kenapa peneliti tertarik untuk

meneliti kegiatan ini, terlebih kegiatan ini sangat langka untuk dilakukan dan

tidak semua Yayasan yang berbasis Agama ada kegiatan seperti ini, maka ini

menjadi poin bagi peneliti menjadi suatu alasan kenapa mengambil penelitian

ini.

Fenomena Khataman al-Qur‟an menjadi salah satu tradisi yang bisa

dibilang selalu ada dalam kehidupan umat Islam di Indonesia. Tetapi tahukah

pembaca bahwa tradisi Khataman al-Quran bisa menjadi salah satu objek yang

diteliti lebih mendalam? Khataman al-Quran tentu tidak serta merta begitu

saja ada, tetapi ada latar belakang yang mendasarinya. Latar belakang itulah

yang menjadi objek yang bisa untuk ditelusuri lebih jauh dalam aktivitas

penelitian.

Dari sekian banyak penemuan dalam berbagai sumber terkait

Fenomena Khataman Al-Qur‟an maka dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan

dari pada Khataman Al-Qur‟an itu adalah pertama pendekatan diri terhadap

pencipta kedua menjalankan perintah Al-Qur‟an maupun hadist Nabi

mengenai perintah membaca Al-Qur‟an, maka yang dilakukan di Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah sudah mengarah kepada perintah tersebut yakni

perintah membaca dan mengajarkan Al-Qur‟an,

Khataman Al-Qur‟an yang dilakukan di Yayasan sudah menjadi ciri

Khas dari pada Yayasan dan juga sudah dikenal oleh banyak orang tentang

Yayasan ini yang mempunyai kegiatan rutinitas setiap jum‟atnya,

49

B. Pelaksanaan Khataman Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi

Berdasarkan pemahaman saya keutamaan membaca Al-Qur‟ an sangat

jelas disebutkan di dalam Al-Qur‟ an dan sabda Rasulullah SAW. Pahala

yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang membaca Al-

Qur‟ an akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat.

Allah SWT juga berjanji untuk menyempurnakan pahala dan karunia-

Nya bagi orang-orang yang selalu membaca Al-Qur‟an melaksanakan shalat,

dan menginfakkan rezekinya Kemudian sebagaimana keterangan Rasulullah

SAW bahwa Allah SWT juga sangat mengutamakan orang-orang yang

membaca AlQur‟ an dengan cara mengirimkan para malaikat untuk turut

berdoa bersama mereka. Selain itu, bacaan Al-Qur`an menjadi penyelamat

bagi para pembacanya kelak dihari akhir.

Berdasarkan yang saya lakukan penelitian kegiatan acara khataman Al-

Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi. Pengalaman pada

tahun 2016 yang lalu saya menghadiri acara Khataman Al-Qur‟an dan

sekaligus menjadi peserta pada acara Khataman Al-Qur‟an yang dilakukan

pada saat ini, maka kegiatan ini sudah sangat jelas bagaimana akan

pelaksanaan Khatamannya, kemudian pada tahun 2017 ketika saya melakukan

perpisahan sekolah pada saat maka kegiatan Khataman Al-Qur‟an pun masih

dilakukan dan pada saat itu saya masih diberi kesempatan menjadi peserta saat

Khataman Al-Qur‟an.

1. Waktu dan Tempat

Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

dilakukan pada waktu jam 07:30 sampai selesai disini penulis ingin

jelaskan beberapa hal pertama mengenai Khataman Al-Qur‟an dan

membaca Al-Qur‟an, membaca Al-Qur‟an setiap hari jum‟atnya pada pagi

hari kemudian mengenai Khataman nya biasanya Dilakukan setiap satu

semester sekali atau bisa dalam jangka waktu satu tahun sekali tergantung

seberapa cepat selesainya mengkhatamkan Al-Qur‟an 30juz, dan untuk

tempat disini ada dua opsi pertama untuk pembacaan Al-Qur‟an nya

50

dilakukan Di Yayasan dan opsi kedua bisa juga dilakukan di Gedung (Luar

lingkup Yayasan), diluar lingkup Yayasan biasanya diadakan sebab

bertepatan dengan perpisahan sekolah untuk kelas tiga MTS dan kelas tiga

ALIYAH nya,seperti yang dilakukan pada tahun 2015 dan 2016 beberapa

tahun yang lalu.55

2. Prosesi Khataman Al-Qur’an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi

a. Tawasul

Secara bahasa, tawassul berawal dari fi‟ il madhi wassala, menurut arti

etimologi (bahasa-lughoh) mempunyai arti Al-qurbah atau Al-taqarrub

artinya mendekatkan diri dengan suatu perataraan yang menurut Allah

mempunyai nilai, derajat dan kedudukan yang tinggi untuk dijadikan

sebagai wasilah (perantaraan) agar doa dapat dikabulkan.67 Allah

Subhanahu wa Ta`ala berfirman:

ل سب ا ف د جا لت س ال ا ال ابخغ ي اها احقا الل ا الر لعلكن ا

ى .حفلح

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada

jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. [Al-Maa-idah: 35].56

Sedangkan menurut M.Nashiruddin al-Albani menjelaskan bahwa

kata tawassul adalah merupakan sebuah kata yang murni berasal dari

bahasa Arab asli, yang ia diucapkan oleh Al-Qur`an, Hadis, pembicaraan

orang Arab sehari- hari, di dalam sya`ir ataupun prosa, yang ia sendiri

memiliki arti mendekat kepada yang akan dituju dan mencapainya dengan

usaha yang sangat keras.Ibn Atsir sendiri, seperti yang telah dinukilkan

oleh al-Albani, dalam kitabnya yang berjudul alNihayah mengartikan

wasilah secara bahasa adalah merupakan sebuah pendekatan, perantara dan

55

Observasi tanggal 17 maret 2021 56

Qs.Al-Maa-idah 35

51

sesuatu yang bisa dijadikan untuk menyampaikan serta mendekatkan

kepada suatu hal.57

b. Pembacaan Doa Khataman Al-Qur’an Di Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah

Berdasarkan pengalaman saya mengikuti acara Khataman Al-

Qur‟an pada tahun 2015,2016,2017 setiap kali acara Khataman Al-Qur‟an

pastilah akan dibacakan oleh pemimpin yang melakukan Khataman Al-

Qur‟an dan juga untuk peserta yang mengikuti Khataman Al-Qur‟an ialah

di isi oleh para siswa yang akan melakukan perpisahan sekolah, dicampur

antara kelas tiga MTs dan kelas tiga Aliyah yang melakukan Khataman Al-

Qur‟an, pembacaan Khataman Al-Qur‟an biasanya dilakukan dari surah

An-Naba‟ sampai pada surah An-Nas dan dibacakan secara bergantian

sampai semua peserta mendapatkan giliran untuk membaca dengan surah-

suraah yang telah ditentukan untuk para peserta yang melakukan Khataman

Al-Qur‟an.

Maka yang menarik menurut penulis disini ialah acara Khataman

Al-Qur‟an nya dimulai sejak awal berdirinya Yayasan dan juga pada saat

acara Khataman Al-Qur‟an nya dimulai dari surah An-Naba‟ awal dari juz

30 dan menjadi pembeda di antara Khataman Al-Qur‟an yang lain nya

seperti Skripsi yang pernah saya jumpai yakni mengenai Khataman Al-

Qur‟an juga akan tetapi Khataman Al-Qur‟an pada acara pernikahan

kemudian yang menjadi pertanyaannya apakah peserta yang akan

melakukan Khataman Al-Qur‟an telah melakukan pembacaan Al-Qur‟an

30juz atau hanya melakukan nya sebagai suatu Tradisi adat istiadat saja,

maka berbeda dengan Khataman Al-Qur‟an yang ada Di Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah sebelum melakukan Khataman Al-Qur‟an semua

peserta telah mengikuti pembacaan Al-Qur‟an setiap haari jum‟atnya dan

mengadakan Khataman Al-Qur‟an pada setiap semesternya atau setiap

57

Nashiruddin al-Albani dan Ali bin Nafi al-„Ulyani, Tawassul dan Tabarruk,

pen.Ainurrafiq(Jakarta,Pustaka al- Kautsar, 1998), hlm. 19

52

tahun nya, setelah selesai melakukan Khataman Al-Qur‟an maka yang

memulai membaca Al-Qur‟an pada surah pertama pada juz 30 maka dia

akan memimpin Doa Khataman Al-Qur‟an seperti yang terjadi pada tahun

2016 beberapa tahun yang lalu.58

3. Properti atau alat yang digunakan

Berdasarkan analisa saya,properti atau alat yang digunakan pada

acara Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sangat

lah penting sebab dengan adanya properti atau alat yang digunakan

tersebut akan memudahkan dan melancarkan jalannya acara tersebut, dan

berdasarkan yang saya lakukan penelitian, properti atau alat yang di

gunakan sebagai berikut :

a. Sound system dan proyektor

Karena berdasakan yang saya lihat pada proses acara, jumlah

jamaah yang relatif banyak maka harus meggunakan pengeras suara atau

sound system dan proyektor dalam menyampaikan pesan-pesan yang

tersimpan dalam Al-Qur‟an agar supaya kita selalu mendekatkan diri pada

Allah SWT dengan selalu membaca dan mengajarkan nya serta

mengkhatamkan Al-Qur‟an. Sehingga lebih memperjelas serta

mempermudah jama`ah dalam menerima pesan yang disampaikan.59

b. Al-Qur’an

Karena tidak semua peserta terdiri dari kalangan yang mahir

membaca Al-Qur‟an serta dengan Tajwid yang baik dan benar, maka setiap

peserta diberi Al-Qur‟an mengantisipasi kesalahan bacaan atau Tajwid saat

prosesi Khataman Al-Qur‟an.

c. Hidangan

Menurut analisa saya suatu hal yang sangat penting adanya yaitu

Hidangan Makanan, merupakan makanan yang disajikan dan mencicipi

58

Observasi pada tanggal 22 maret bersama Ust Sholihin Khataman Al-Qur‟an pada

tahun 2016 59

Observasi tanggal 24 maret 2021

53

hidangan setelah selesai acara Khataman Al-Qur‟an dan untuk

hidangan di siapkan oleh Yayasan dengan mengundang Cetring yang

ada dilingkungan Yayasan.

4. Motifasi Pelaksanaan Khataman Al-Qur’an

Setiap individu atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatan

sudah pasti mempunyai maksud, tujuan dan motivasi yang berbeda antara

satu dengan yang lainya. Berikut motivasi jama`ah dan para santri dalam

mengikuti kegiatan tersebut. Seperti yang peneliti peroleh dalam hasil

wawancara diantaranya sebagai berikut:

1. Rutinitas yang ada Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

Kegiatan ini sudah dilakukan sejak lama berawal dari berdiri nya

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah hingga kini pun masih dilakukan

dengan tujuan menerapkan dalam keseharian kita agar selalu membaca dan

mengajarkan Al-Qur‟an sehingga Al-Qur‟an bukan hanya dimiliki akan

tetapi selalu dibaca dan diajarkan, kegiatan ini telah dilakukan lebih dari

lima belas tahun.60

2. Menambah pengalaman

Bagi siswa/siswi yang sudah sering melakukan pembacaan Al-

Qur‟an tentu nya tidak lah terlalu membeban kan bagi nya ketika diminta

membaca Al-Qur‟an tapi bagaimana jika yang diminta membaca Al-

Qur‟an adalah tamatan SMP atau selama Sekolah SD jarang membaca Al-

Qur‟an maka akan menjadi pengalaman baru dan menjadi tantangan baru

agar rajin membaca Al-Qur‟an sehingga ketika diminta membaca Al-

Qur‟an tidak ada keraguan pada nya, maka kegiatan ini menjadi

pengalaman baru buat para siswa/siswi yang ada DiMadrasah Tsanawiyah

dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah.61

3. Sebagai sosusi sebuah masalah

60

Observasi tanggal 24maret 2021 61

Observasi tanggal 22 maret 2021

54

Setiap orang pasti mempunyai masalah, baik masalah yang

menyangkut pribadi maupun kelompok. Karena dengan masalah akan

membantu kita dalam proses sebuah pendewasaan. Tentunya setiap

individu atau kelompok mempunyai cara yang berbeda-beda dalam

menyelesaikannya

Maka kegiatan ini juga menjadi solusi bagi siswa/siswi terhadap

masalah yang di hadapi terutama masalah kurang pahamnya dalam

membaca Al-Qur‟an maka di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah akan

menjadi jawaban dari masalah itu di karenakan Di Yayasan disediakan

kelas Khusus bagi siswa/siswi bagi yang tidak bisa membaca dan disertai

belajar tajwid yang baik dan benar.62

4. Menambah kemudahan dalam hidup

Membaca Al-Qur‟an adalah salah satu keistimewaan dan tentu nya

menjadi kemudahan segala urusan disebabkan keberkahan dengan

membaca Al-Qur‟an dan juga pahala yang berlipat ganda yang allah

berikan sebagai balasan disebabkan membaca Al-Qur‟an.

Maka dapat disimpylkan bahwa membaca Al-Quran akan dapat

banyak menambah manfaat dalam kehidupan kita, terlebih sudah banyak

dijelaskan dalam Al-Quran maupun hadist nabi SAW mengenai hal ini. .

C. Pemaknaan Khataman Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Serta respon

tenaga pendidik dan masyarakat pada umum nya Kota Jambi

Berdasarkan analisa dan pernah saya pelajari, adapun Gambaran secara

umum terkait respon terhadap kegiatan Khataman Al-Qur‟ an telah tergambar

sejak zaman Rasulullah dan para sahabatnya. Tradisi yang muncul adalah Al-

Qur‟an dijadikan objek hafalan (taḥ fiż), listening (simā‟ ), dan kajian tafsir di

samping sebagai obyek pembelajaran (sosialisasi) ke berbagai daerah dalam

62

Observasi tanggal 22 maret 2021

55

bentuk majelis Al-Qur‟an sehingga Al-Qur‟an tersimpan dalam “dada”

(ṣ hudūr) para sahabat.63

Terkait dengan respon masyarakat terhadap bagaimana pandangan

masyarakat terhadap kegiatan ini, maka penulis sendiri pernah tanyakan ke

sebagian warga di sekitar Yayasan maka sangat banyak masyarakat yang

antusias terhadap adanya kegiatan ini salah seorang diantara mereka berkata

bahwa hal seperti ini lah yang hendaknya diperhatikan oleh pemerintah yakni

menghidupkan kebiasaan lama yaitu pada zaman Nabi dan para sahabat,

sehingga bagus nya diperhatikan oleh pemerintah, dan alangkah baiknya

kegiatan ini menjadi suatu kegiatan yang hendaknya menjadi perhatian

pemerintah agar supaya menyediakan pasilitas yang baik untuk pelaksana.64

Living Al-Qur‟ an menjadi bahan kajian penelitian tersendiri karena

hal tersebut telah menjadi praktik yang hidup dalam kegiatan masyarakat.

Oleh karenanya sepanjang tidak menyalahi norma-norma dan nilai-nilai yang

ada, maka ia akan dinilai sebagai suatu bentuk keragaman praktik yang diakui

oleh masyarakat. Praktik-praktik umat Islam di masyarakat pada dasarnya

banyak dipengaruhi oleh agama, namun kadang masyarakat atau individu

tidak lagi menyadari bahwa itu berasal dari teks, baik dari Al-Qur‟an maupun

Hadis-Hadist

Dalam penelitian model living Al-Qur‟an yang dicari bukan kebenaran

agama lewat Al-Qur`an atau menghakimi kelompok keagamaan tertentu

dalam Islam, tetapi lebih mengedepankan penelitian tentang tradisi yang

menggejala atau fenomena di masyarakat dilihat dari persepsi kualitatif.

Meskipun terkadang Al-Qur‟ an dijadikan sebagai simbol keyakinan

(symbolic faith) yang dihayati.

Banyak pendapat dari kegiatan Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah yaitu sebagai berikut :

63

Observasi tanggal 27 maret 2021 64

Observasi tanggal 27 maret 2021

56

a. Ketua Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

Beliau mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus dan sangat banyak

manfaat bagi para siswa/siswi dan juga bagi kalangan masyarakat sebab

kegiatan ini sudah mendapat respon yang sangat baik dari kalangan

masyarakat, kegiatan ini telah dilakukan sejak awal berdirinya Yayasan hingga

kini, yang dulu nya hanya dilakukan pada saat malam hari yakni sehabis

magrib sampai Isya dan kini hanya dilakukan setiap hari jum‟atnya, sesuai

dengan tujuan pendiri Yayasan (Alm.Hj. Mahdaliyah) beliau mengatakan

bahwa Yayasan ini akan saya jadikan tempat belajar dan mengajar Al-Qur‟an

dan hingga kini tercapai sudah apa yang diharapkan oleh pendiri yakni sudah

diterapkan dari awal berdirinya Yayasan hingga kini tercapai sudah apa yang

diharapkan pendiri Yayasan.65

b. Kepala Madrasah Aliyah (M.A) dan Madrasah Stanawiyah (MTS)

Khataman Al-Qur‟an ini sudah sejak lama dilakukan saya pernah

diceritakan oleh Mantan Kepala Sekolah yaitu Drs.H. Syamsu Rizal (Alm)

beliau bilang perjuangan yang tak habis-habis nya dilakukan oleh Nyai Hj.

Mahdaliyah Pendiri Yayasan (Alm) untuk mewujudkan keinginannya hingga

harus berjuang dan berurusan dengan penjahat karena pada dasarnya Yayasan

kita ini adalah tempat tongkrongan nya orang-orang mabuk dan judi, maka ini

lah yang diperebutkan nya untuk membangun sebuah Yayasan sebagai wadah

pendidikan dan ranah belajar Al-Qur‟an dan untuk melakukan itu butuh waktu

yang lama hingga beberapa tahun baru bisa didirikan Yayasan ini setelah

berurusan panjang dengan para jahat disertai bantuan banyak orang maka

tercapai angan yang diinginkan oleh ketua Yayasan.

Maka Khataman itu sendiri sangat berkesan bagi saya (Kepala M.A

Nani Elpira M.Pd) sebab ini lah yang membuat saya bisa sampai saat ini bisa

lancer dalam membaca dan mengerti tentang Ilmu tajwid dibimbing oleh

banyak Guru-Guru saya, salah satunya yaitu Hj. Mahdaliyah (Alm) pendiri

65 Wawancara bersama Ketua Yayasan A.Kausari tangga 10 april 2021

57

Yayasan kemudian ada Drs.H. Syamsu Rizal(Alm) dan Ust.Yazid M.Pd.I

(Alm) kemudian Ibunda Dra. Thoifah (Kepala MTS), Khataman Al-Qur‟an Di

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sangat baik dipandangan Masyarakat

disebabkan sebelum Nyai Hj.Mahdaliyah (Alm) meninggal dan sebelum

beliau kurang mampu berjalan maka setiap sehabis magrib masih diadakan

pengajian belajar Al-Qur‟an sampai Sholat Isya dan yang mengikuti belajar

Al-Qur‟an itu adalah anak-anak yang ada dilingkungan Yayasan atau warga

setempat, maka dapat disimpulkan babwa pembelajaran Al-Qur‟an Di

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sangat dimanpaatkan oleh para orang tua

sebagai ranah didikan Al-Qur‟an untuk anak-anak nya.66

Kemudian hasil wawancara dengan Kepala MTS yakni Dra. Thoifah,

beliau ini adalah sosok perempuan tangguh dan bekerja sangat tangguh, beliau

mengajar dari awal terbentuknya Yayasan kemudian ada tingkatan-tingkatan

nya dulu ada beberapa tingkatan :

1. Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu ranah awal pendidikan Al-

Qur‟an di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah kota Jambi, berbicara

tentang Khataman Al-Qur‟an Madrasah Ibtidaiyah ini adalah salah satu

ranah awal yang membuat ada nya Khataman Al-Qur‟an sebab sebelum

adanya Khataman Al-Qur‟an yang tiap hari jum‟atnya dilakukan maka

madrasah ibtidaiyah inilah yang menjadi ranah awal adanya Khataman Al-

Qur‟an, sebab dulu untuk mengkhatamkan Al-Qur‟an maka akan

mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an yang mana dilakukan setiap malam

dari selesai Magrib dan sampai pada sholat Isya, dan dilakukan setiap

malam nya, periode mengaji ini dilakukan setelah berdiri nya Yayasan dan

belum adanya Madrasah Stanawiyah dan Aliyah nya, maka inilah yang

menjadi alasan kenapa Khataman Al-Qur‟an yang ada di Yayasan Al-

66 Wawancara bersama kepala Sekolah Aliyah Nani Elpira tanggal 15 april 2021

58

Madrasatul Mahdaliyah terus dilakukan dari awal berdirinya Yayasan

hingga kini masih dilakukan.67

2. Madrasah Tsawaniwiyah

Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi adalah salah satu

sekolah yang pada dasarnya juga menerapkan fungsi perencanaan sumber

daya manusia dalam manajemennya. Hal ini dilakukan guna mengetahui

langkah yang akan dijalankan selanjutnya dalam suatu kegiatan. Tanpa

perencanaan maka semua kegiatan tidak akan berjalan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala madrasah yakni Ibu Dra. Thoipah, S.Pd.

keadaan sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik di madrasah

tersebut tersedia cukup baik. Begitu pula dengan penjelasan kepala Tata

Usaha madrasah Ibu Usniah, S.Hum yang menjelaskan bahwa: “SDM

yang dimaksud bila tenaga pendidik maka sekarang keadaannya masih

50:50 kesesuaian dengan kebutuhannya. Karena dari ijazah saja sudah

menunjukkan masih ada beberapa guru yang tidak sesuai latar belakang

pendidikannya dan bahkan ada yang bukan dari alumni keguruan”

(Wawancara tanggal 16 April 2018).68

3. Madrasah Aliyah

Madrasah Aliyah Swasta Mahdaliyah adalah salah satu lembaga

pendidikan yang berciri khas Agama Islam dibawah naungan Kementrian

Agama Kota Jambi. Dalam KBM MAS Mahdaliyah memakai kurikulum

2013. Latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Mahdaliyah ini di awali

dengan adanya ide sosok seorang wanita muda tahun 1978 dengan tekad

dan bertujuan untuk mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan

tempat pendidikan. Namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun

lokasi untuk dijadikan pendirian Madrasah tersebut.69

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu kepala Madrasah Aliyah

Mahdaliyah Jambi mengatakan bahwa :”yang didirikan saat ini merupakan

tempat perjudian orang-orang jahat ataupun preman yang mempunyai

67 Wawancara bersama ketua Yayasan A.Kausari tanggal 15 april 2021

68 Wawancara bersama Kepala Sekolah Mts Thoifah tanggal 15 april 2021

69 Wawancara bersama Kepala Sekolah Aliyah Nani Elpira tanggal 15 april 2021

59

dekengan yang kuat. Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa

adanya rasa ragu dan untuk bertekad terus mendidirikan dan melanjutkan

niat untuk mendirikan madrasah. Berkat pertolongan dan doanya dengan

selalu dari hari ke akhirnya dapat merebut tempat perjudian tersebut, dan

diletakan batu pertama sebagai tanda akan didirkannya sebuah madrasah.

Kemudian beliau yakni Dra. Thoifah mengajar di Madrasah

Ibtidaiyah selang beberapa waktu maka timbul Madrasah Stanawiyah dan

di pimpin langsung oleh pendiri Yayasan yakni Hj. Mahdaliyah kemudian

diserahkan kepada Dra. Thoifah dan beliau ini adalah cucu dari pendiri

Yayasan.70

Pandangan saya terhadap Khataman Al-Qur‟an ini sangat baik

dan sangat banyak memberi manpaat untuk orang-orang disekitar

Linngkungan Yayasan disebabkan saya adalah murid pertama yang

melakukan Khatman Al-Qur‟an bersama kepala Yayasan saat ini yakni

bapak A.Kausri S.E beliau dan saya adalah tamatan pertama dan guru juga

untuk membantu Nyai Hj.Mahdaliyah (Alm) dan saya telah melihat

bagimana Khataman Al-Qur‟an ini dihidupkan ditenggah-tenggah

Masyarakat,

Antusias serta pujian yang baik kami dapatkan dari banyak

masyarakat serta banyak orang tua yang menitipkan anak nya untuk belajar

Al-Qur‟an dan berjalan nya waktu yang dulu nya belajar Al-Qur‟n

dilakukan hanya untuk beberapa anak saja kemudian timbul inisiatif dari

pendiri Yayasan untuk membuat belajar Al-Qur‟an ini bukan hanya

sekedar Khatam Al-Qur‟an 30juz tetapi ada setelah itu, maka langkah yang

diambil oleh pendiri Yayasan Adalah mengadakan belajar mengajarkan

Al-Qur‟an ini dilakukan disetiap hari jum‟at nya dan wajib diikuti pula

oleh semua siswa/siswi guru-guru dan jajaran stap dilingkungan Yayasan

agar supaya yang bisa baca Al-Qur‟an itu bukan hanya untuk siapa yang

mau datang sehabis magrib kemudian belajar tetapi pendiri Yayasan

70

Observasi tanggal 15 april 2021

60

seluruh siswa/siswi dan para jajaran dilingkungan Di Yayasan semua bisa

membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.71

Dari pendapat di atas dapat saya simpulkan bahwa Khataman Al-

Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini bukan hanya sekedar

kegiatan biasa tetapi sangat berperan penting dalam pendidikan dasar belajar

Al-Qur‟an serta Ilmu Tajwid yang baik dan benar, saya adalah salah satunya

dimana ketika saya masuk Di Yayasan ini saya belum mengerti banyak

tentang ilmu Tajwid kemudian selaang beberapa bulan akhirnya saja bisa

sedikit demi sedikit memahami apa itu ilmu tajwid setelah beberaapa kali

setiap jum‟atnya belajar Al-Qur‟an dan belajar Tajwid, maka ini lah keunikan

dari Khataman Al-Qur‟an ini, belajar bacaan disertai ilmu tajwidnya.

c. Pendapat guru-guru dan karyawan di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

Kota

1. Rita kurnia S.Ag beliau berpendapat bahwa Khataman Al-Qur‟an ini

menjadi suatu wadah bagi para siswa/siswi untuk menambah pengalaman

baru terhadap Khataman Al-Qur‟an yang mana Khataman Al-Qur‟an ini

telah menjadi wadah paling bagus dalam pandangan saya untuk memudah

siswa/siswi untuk tau bagiamana cara membaca Al-Qur‟an dengan baik

dan benar sesuai dengan ilmu-ilmu tajwidnya.72

2. Devi S.Pd salah satu di Aliyah dan beliau berpendapat bahwa khataman

Al-Qur‟an ini sangat penting bagi saya karena saya baru mengikuti

kegiatan seperti ini dan kegiatan ini sangat menambah pengalaman baru

bagi saya karena kegiatan seperti ini mengajarkan kepada kita bahwa

pentingnya Al-Qur‟an dalam pandangan Al-Qur‟an serta dalam mengikuti

kegiatan ini saya belajar banyak tentang bacaan Al-Qur‟an yang baik dan

benar.73

3. Redi zulpianto S.Pd beliau adalah salah satu guru agama di Yayasan Al-

Madrasatul Mahadaliyah beliau berpendapat bahwa. Khataman Al-Qur‟an

71

Observasi tanggal 22 april 2021 72

Wawancara tanggal 24 april 2021 73

Wawancara tanggal 24 april 2021

61

ini sangat penting untuk diperhatikan oleh para siswa karena dalam

kegiatan inilah kita diajari dengan baik bagimana membaca Al-Qur‟an

dengan baik dan benar sesuai dengan aturan tajwidnya.74

4. Ana wahyuni M.Pd salah satu guru yang mengajar Ilmu Komputer di

Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah. Bagi saya Khataman Al-Qur‟an

adalah salah satu program yang ada di Yayasan dan Sekolah Aliyah dan

MTs, kegiatan ini sudah berjalan lama semenjak awal berdiri nya Yayasan

dan berjalan sampai saat ini, terkait dengan Khataman Al-Qur‟an ini bagi

saya Khataman Al-Qur‟an ini sangat bermanpaat bagi saya karena di

sinilah saya banyak belajar tentang bagaimana pembacaan Al-Qur‟an

dengan baik.75

5. M.Syukur M.Pd.I Khataman ini yang paling penting untuk kita ketahui

adalah bahwa Khataman Al-Qur‟an Ini mengajarkan kepada kita bahwa

penting nya belajar Al-Qur‟an dengan baik serta sesuai dengan ilmu tajwid

dan setelah memahami bagaimana pentingnya tau ilmu tajdiw dan kita bisa

mengajarkan Al-Qur‟an76

d. Pendapat siswa/siswi terhadap Khataman Al-Qur‟an

Sesuai hasil wawancara pada tanggal bersama beberapa siswa/siswi Di

Yayasan maka ada beberapa pendapat yang unik yang peneliti dapatkan

mengenai Khataman Al-Qur‟an ini, pertama ada pendapat dari siswa bernama

wahyu ia berpendapat tentang Khataman Al-Qur‟an ini , Khataman Al-Qur‟an

ini menurut saya sangat baik apa lagi untuk saya dan umumnya untuk seluruh

siswa/siswi lain nya, dikarenakan pertama saya adalah alumni SMP dan tidak

adanya kegiatan ini dilakukan Di Sekolah saya, tetapi disini bertemu dengan

suatu kegiatan yang membuat saya mengerti bahwa pentingnya bisa membaca

Al-Qur‟an, bukan itu saja tetapi disini juga diajari bagaimana menjadi Muazin

dan Bilal pada Sholat Jum‟at, karena ketika saya masih sekolah SMP tidak tau

apa-apa dan ketika saya sudah bisa menjadi Bilal dan Muazin maka setiap kali

74

Wawancara tanggal 24 april 2021 75

Wawancara tanggal 24 april 2021 76

Wawanacara tanggal 24 april 2021

62

saya pulang kampung saya sering menawarkan diri untuk menadi Muazin dan

Bilal pada saat Sholat Jum‟at.

disini dapat saya simpulkan bahwa kegiatan seperti inilah yang

alangkah baiknya diterapkan disemua Sekolah Swasta maupun Negri ada

kegiatan seperti ini, supaya ketika anak-anak rantau pulang ke kampung

halaman nya bisa menjadi seorang Muazin dan Bilal, yang biasanya hanya

anak-anak pondok yang menjadi Muazin dan Bilal maka kini giliran kita

menunjukan kepada banyak orang bahwa bukan hanya anak pondok yang bisa

melakukan hal ini tetapi anak umum juga bisa melakukan nya.77

Kemudian ada pendapat dari siswi sesuai hasil wawancara pada

tanggal 22 april 2021 yang bernama delmi, menurut saya Khataman Al-Qur‟an

ini sangat bermakna bagi saya disebabkan ini adalah salah satu wadah untuk

kita mengali sebatas mana kemampuan kita dalam mengguasai Al-Qur‟an,

baik dari segi bacaan maupun dari segi ilmu tajwidnya dikarenakan disini kita

diajarkan bacaan yang benar dan ilmu tajwidnya, Khataman Al-Qur‟an ini

sangat bermampaat bagi siapa yang benar-benar bersungguh-sungguh mau

belajar maka dia akan beruntung sebab jika kita sudah pandai membaca Al-

Qur‟an maka akan diberi kelas Khusus untuk para penghapal Al-Qur‟an atau

bisa disebut Hafidz, Hafidz yang ada disini hanya di khususkan untuk

menghapal Al-Qur‟an pada juz 30 saja.

Akan tetapi jika mampu lebih dari itu untuk menambah hapalan nya

maka dibolehkan bahkan itu lebih baik, guna dibuatkan nya kelas khusus ini

ialah ketika Khataman yang bertepatan pada acara Perpisahan sekolah antara

kelas tiga Aliyah dan kelas tiga Mts maka kelas khusus ini biasanya lebih

banyak diisi oleh kelas tiga Aliyah dan Mts sebaab ketika Khataman Al-

Qur‟an dilakukan maka mereka yang akan menjadi peserta Khataman Al-

Qur‟an.78

77

Wawancara tanggal 24 april 2021 78 Wawancara tanggal 24 april 2021

63

Dan berikut ini adalah pandangan para siswa siswi sesuai dengan hasil

wawancara pada saat berkunjung ke Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi dan berikut ini :

1. Rusli, pendapat saya tentang Khataman Al-Qur‟an ini sangat penting bagi

saya karena di sini lah saya banyak belajar bagimana membaca Al-Qur‟an

dengan baik dan benar, dalam kegiatan Khataman Al-Qur‟an mengajarkan

banyak hal kepada kita bahwa pentingnya mengetahui bagaimana cara

membaca Al-Qur‟an dengan baik.79

2. Wahyu, pendapat saya terhadap Khataman Al-Qur‟an ini ialah khataman

Al-Qur‟an ini sangat bernampat bagi saya karena dari kegiatan ini saya tau

bagiamana penting nya mengetahui bacaan Al-Qur‟an dengan baik setelah

melakukan banyak pembelajaran ketika hari jum‟at dan ketika di luar

sekolah serta dari kegiatan ini saya tau bacaan yang bagus sesuai dengan

ilmu tajdiwnya.80

3. Andika, pendapat saya tentang Khataman Al-Qur‟an ialah tentng

pentingnya belajar Al-Qur‟an serta dari kegiatan yang ada di Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi mengambarkan kepada kita bahwa

menjunjung tinggi Al-Qur‟an dan menjadikan Al-Qur‟an sebagai suatu

rutinitas setiap harinya dan menjadikan kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini

sebagai suatu kegiatan yang lebih banyak hendaknya kita habiskan dalam

keseharian kita.81

4. Hasan, pendapat saya tentang Khataman Al-Qur‟an ini adalah khataman

Al-Qur‟an ini menjadikan saya bisa memahami bisa memahami

bagaimana bacaan yang sesuai dengan ilmu tajwidnya, kegiatan ini juga

mengajarkan kepada kita bahwa Al-Qur‟an adalah suatu kitab suci yang

hendaknya kita bacakan disetip waktu kita.82

79 Wawancara tanggal 24 april 2021 80 Wawancara tanggal 24 april 2021 81

Wawancara tanggal 24 april 2021 82

Wawancara tanggal 24 april 2021

64

5. Nadira, khataman Al-Qur‟an bagi saya adalah suatu kegiatan yang

mengajarkan kepada kita bahwa pentingnya untuk kita selalu membaca

kitab suci yakni Al-Qur’an Nil Karim.83

e. Pendapat Masyarakat tentang Khataman Al-Qur‟an ini

Berdasarkan hasil wawancara saya pada saat berkunjung ke Yayasan

maka saya sempatkan wawancara kepada warga disekitaran Yayasan, ada

beberapa respon baik dan ada juga pertaanyaan yang saya daapatkan, pertama

mengenai Khataman Al-Qur‟an ini, menurut mereka Khataman Al-Qur‟an

yang ada Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini sangat baik saya tau

sebab anak saya juga sekolah disini maka saya tanyakan kepada anak saya

mengenai Khataman Al-Qur‟an dan saya pun pernah melihat kegiatan nya,

Khataman Al-Qur‟an ini sangat baik dan anak saya sudah bisa membaca Al-

Qur‟an dan sudah bisa mengajarkan Al-Qur‟an pada adiknya sebab dia sudah

mengerti bagaimana bacaan yang baik dan benar, akan tetapi ada hal yang

ingin saya tanyakan, mengapa kegiatan ini hanya dilakukan hanya untuk

jajaran guru-guru dan siswa saja kenapa tidak untuk umum.84

Menurut sebagian warga di lingkungan Yayasan mereka menginginkan

Khataman Al-Qur‟an diikuti juga oleh warga terutama untuk mereka yang

tidak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar, maka ini juga menjadi

pemasukan dari penulis untuk Yayasan dan kepala Sekolah MTs dan Aliyah

kenapa kegiatan ini hanya untuk para siswa saja dan kenapa tidak untuk umum

juga diberikan peluang untuk mereka yang ingin belajar Al-Qur‟an akan tetapi

penulis pernah bertanya kepada ketua Yayasan mengenai hal ini maka kata

beliau sebab kegiatan ini hanya dikhususkan hanya untuk para siswa dan para

pengajar Di Yayasan saja dan jika di buatkan untuk umum maka kita

kekurangan tempat sebab para siswa dan para pengajar saja tempatnya sudah

penuh apa lagi ditambah lagi, maka kedepan nya ini menjadi pertimbangan

untuk mengusahakan tempat yang besar agar suapaya bisa diikuti lebih banyak

83

Wawancara tanggal 24 april 2021 84

Wawanacara bersama yanti warga sekitaran Yayasan pada tanggal 24 apri 2021

65

orang kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini dilakukan terakhir tahun 2019 dan

mengundang banyak orang untuk menghadiri Khataman Al-Qur‟an dan untuk

tahun 2020 juga dilakukan akan tetapi dilakukan secara tertutup tidak untuk

umum sebab keadan yang memaksa seperti itu, Covid-19 ini sangat membuat

kegiatan ini kurang membaik sebab kita diharuskan melakukan Sosial

Distancing maka yang akan melakukan pembacaan Al-Qur‟an hanya dihadiri

para peserta saja yang lain tidak mengikuti kegiatan ini, misalnya minggu ini

dilakukan oleh kelas dua Aliyah maka yang akan memasuki tempat

Pembacaan Al-Qur‟an hanya kelas dua saja yang lain tidak dan dibimbing oleh

para pengajarnya saja, maka bencana Covid-19 ini sangat berdampak buruk

bagi kegiatan ini dimana biasanya dihadiri oleh banyak peserta kini hanya

dilakukan oleh siapa petugas nyaa saja.85

85

Wawancaara bersama wahyu masyarakat Lingkungan Yayasan tanggal 24 april 2021

66

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Fenomena Khataman Al-

Qur‟an di Nadrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi, maka dari seluruh bab-bab sebelumnya

dapat ditarik kesimpulan :

1. Fenomena Khataman Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah tidak lepas dari Al-Qur‟an dan

Hadist yang menjelaskan tentang Keutamaan Khataman Al-Qur‟an dan

makna dari sebuah Khataman Al-Qur‟an

2. Fenomena Khataman Al-Qur‟an yakni kegiatan membaca Al-Qur‟an

disetiap hari jum‟atnya dari awal berdirinya Yayasan hingga kini masih

dilakukan, saat acara Khataman Al-Qur‟an surah yang dibaca ialah dari

surah An-Naba’ sampai pada surah An-nas dan yang mengikuti Khataman

Al-Qur‟an adalah para siswa dan guru di Yayasan.

3. Khataman Al-Qur‟an ini adalah bentuk Ikhitiar dan zikir kepada Allah

SWT, serta dengan sesering mungkin kita membaca Al-Qur‟an kita

mendapatkan keberkahan dari membaca Al-Qur‟an.

B. REKOMENDASI PENELITIAN

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis ingin

memberikan saran sebagai berikut: Peneliti berharap kepada pembaca dan

khususnya bagi peneliti, tulisan ini dijadikan suatu bahan peringatan bahwa

kajian khataman Al-Qur‟an ini sangat luas.

Untuk itu juga, penulis perlu untuk mengkaji ulang dan terus-menerus

dilakukan evaluasi, agar kajian tentang khataman Al-Qur‟ an ini dapat

menjadi lebih baik. Maka dari itu peneliti sangat menyarankan kepada

pembaca untuk dapat menerapkan hal yang sama dimaksud, agar dapat

melanjutkan penulisan seperti ini, bahkan pada skala yang lebih besar.

67

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

Departemen Agama Al-Qur’an dan Terjemahan Bahasa Indonesia Kudus,: Ayat

Pojok 2016

Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Quran. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:

Departemen Agama RI

B. Buku

Anggito,Alby Dkk Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Cv Jejak, 2017

Bakhtiar, Wardi. Sosiologi Klasik. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2006

Endraswara, Suardi. Metodologi Penelitian Penelitian Living Quran dan Hadist.

Yogyakarta: Teras, 2007.

Idrus,Muhammad metodologi ilmu sosial : pendekatan kualitatif dan kuantitatif

Yogyakarta: Uii Pres 2007

Mansyur,M.Metodologi Penelitian living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta; TH

Press, 2007

Moleong, Lexy J. I Metedologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010

Mustaqin, Abdul. Metedologi Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Tim

Idea Press,2005

Nurdin Dkk (Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teknologi Bandung,:

CV.Jejak 2016

Arifullah, Mohd, Dkk Panduan karya ilmiyah fakultas ushuluddin IAIN jambi

2016

Shihab, M.Quraish Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan dan keserasiaan Al-qur’an

Jakarta :Lantera Hati 2011

Shihab, M.Qurasy Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan peran wahyu dalam

kehidupan masyarakat Bandung: Mizan 2007

Yusuf, Muhammad. Pendekatan Sosiologi Dalam Penelitian, dalam Shahira

Syamsudim, Metode Living Qur’an dan Hadist. Yogyakarta: Teras,

2007

68

C. Skripsi

Anggia Nahla Prasetya, Resepsi Masyarakat Pada Al – Qur’an Sebagai Syifa

Bagi Kesembuhan Pasien Surabaya: Uin Sunan Ampel : 2019

M.Khoirul Anam, Khataman Al – Qur’an Di Pondok Pesantren Darul Ulum Wal

Hikmah: Skripsi Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga, 2017

D. Wawancara

A.Kausari. Ketua Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi, wawancara

dengan penulis pada tanggal 14 maret 2021 di Yayasan, Rekaman Audio.

Andika. Siswa Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah, wawancara

dengan penulis pada taanggal 16 maret 2021. Rekaman Audio

Asirman. Guru di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi, wawancaara

bersama penulis pada taanggal 20 maret 2021, Rekaman Audio

Delmi. Siswa madrasah Tsanawiyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 16 maret 2021, Rekaman

Audio

Nadira. Siswa Madrasah Tsanawiyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 14 april 2021, Rekaman

Audio

Nani Elpira. kepala sekolah Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah

Kota Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 14 maret 2021 di

Yayasan, Rekaman Audio

Rita . guru di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi , wawancara

bersama penulis pada tanggal 20 maret 2021, Rekaman Audio

Rusli. Siswa Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah, wawancara

dengan penulis pada tanggal 16 maret 2021, Rekaman Audio

Thoipah. kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah Kota Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 14 maret

2021, Rekaman Audio

Wahyu. Siswa Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi,

wawancara dengan penulis pada tanggal 24 april 2021, Rekaman Audio

69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

70

71

72

73

74

75

P

76

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH TSANAWIYAH

DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN AL-MADRASATUL

MAHDALIYAH KOTA JAMBI

JENIS DATA METODE SUMBER

DATA

1 Sejarah Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi

Observasi

Dokumentasi

Wawancara

Setiing

Dokumen

Yayasan Al-

Madrasatul

Mahdaliyah

Kota Jambi

Ketua Yayasan,

Kepala Mts

Kepala Aliyah

Guru-guru dan

siswa/siswi

2 Letak Geografis

Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah Kota Jambi

Observasi

Dokumentasi

Setting

Dokumen

Yayasan Al-

Madrasatul

Mahdaliyah

Kota Jambi

3 Struktur organisasi Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah Yayasan Al-

Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi

Dokumentasi Bagan Struktur

Organisasi

4 Keadaan guru di Yayasan Al- Dokumentasi Ketua Yayasan

77

Madrasatul Mahdaliyah Kota

Jambi

Kepsek

Mts/Aliyah

Siswa / siswi

5 Keadaan siswa/siswi Yayasan

Al-Madrasatul Mahdaliyah

Kota Jambi

Wawancara

Dokumentasi

Guru-guru

Dokumen

Yayasan

6 Keadaan sarana dan prasarana

Yayasan Al-Madrasatul

Mahdaliyah Kota Jambi

Dokumentasi Dokumen

Yayasan Al-

Madrasatul

Mahdaliyah

Kota Jambi

7 Fenomena Khataman Al-

Qur’an

Dokumentasi Dokumen

Yayasan Al-

Madrasatul

Mahdaliyah

Kota Jambi

78

CURRICULUM VITAE

NAMA : Abran Hadi

Tempat Tanggal Lahir : Beringin Tinggi 17 April 1997

NIM : 301171107

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Abusro

Nama Ibu : Rusniyah

Anak Ke : 7 dari 7 bersaudara

Alamat Asal : Desa beringin tinggi Rt.04 Rw.001

Kec.Jangkat Timur Kab. Merangin Jambi

Nomor Telpon : 0821-7898-6510

E-mail : [email protected]

Alamat Sekarang : Perumahan Villa bukit mas, Rt.13, Simp.

Sungai Duren.

JENJANG PENDIDIKAN

SDN71/VI : 2004-2011

MTSN PPSMQ : 2011-2014

MAS MAHDALIYAH : 2014-2017

UIN STS JAMBI : 2017-2021