Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH
TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN
AL-MADRASATUL MAHDALIYAH
KOTA JAMBI
(KAJIAN LIVING QUR’AN)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ABRAN HADI
(301171107)
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
i
FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH
TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN
AL-MADRASATUL MAHDALIYAH
KOTA JAMBI
(KAJIAN LIVING QUR’AN)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh:
ABRAN HADI
NIM.301171107
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2022
SURAT PERN\ \ IA \N OIU�INALl I A't �KRIPM
Saya yang bcrtanda tangan d1 bawtth 1111
Nama Nll\f
Tempa1 rranggal lalur Kousentrasi Alam at
Abran I lad,
301171107 17 A_[lnl 1997
lhuu AI-Qur'an dan Taf,ir Perumnhan Vila Bukrt Mas R r 13 Sungar Duren
Dengsn lll.l menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sknpsr yang ber]udul .. Fcnomcna Kbataman AI-Qur'an Di �1adrasah Tsana\\iyah Dan l\.1adrasah
Aliyah Yayasan AI-Afadrosatul Afalulaliya/1 Kola Jambi (Kajian Uving Qur'an)". Adalah benar karya Asli say a, kecuali kutipan-kutipan yang tel ah
disebutkan sumbcmya sesuai ketentuan yang berlaku. Maka saya sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukwn yang berlaku di Indonesia dan ketentuan d; Falmltas Ushuluddin UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDlN JAMBJ, tenuasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalw skripsi ini.
Demikianlah surat pernyataan rm saya buat dengan sebenamya unruk dapat
drpergunakan seperlunya.
Jambi, l O November 2021
ABRAN HADI NIM. 301171107
v
MOTTO
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya” (Q.S Al-Hijr: 9)
vi
ABSTRAK
Penelitian Living Qur‟an dalam Skripsi ini membahas tentang Fenomena
Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan
Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi dalam Skripsi ini Khataman Al-Qur‟an ini
dilakukan oleh siswa/siswi Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah seluruh
siswa/siswi diwajibkan mengikuti kegiatan ini serta diikuti oleh seluruh Jajaran
kepengurusan Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah dan kegiatan ini dilakukan
setiap hari jum‟atnya.
Penelitian Living Qur‟an ini pembahasannya lebih difokuskan pada
bagaimana Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi serta
bagiamana respon Masyarakat dan makna Fenomena Khataman Al-Qur‟an itu
sendiri, dan kegiatan ini dilakukan oleh para siswa/siswi serta guru-guru dan staf
Yayasan. Living Qur‟an Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu Observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data yang digunakan dalam
skripsi ini yaitu analisis data deskriptif analisis dengan tujuan agar mempermudah
penulis dalam memaparkan isi pembahasan.
Adapun hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu, fenomena Khataman Al-
Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah Kota Jambi dan kegiatan ini tidak berlepas dari Ayat-ayat Al-Qur‟an
dan Hadist-hadist Nabi yang menjelaskan tentang Khataman Al-Qur‟an dan
kegiatan ini dilakukan setiap hari jum‟atnya.
Kata kunci: Living Qur’an, Khataman Al-Qur‟an, Al-Madrasatul Mahdaliyah
vii
PERSEMBAHAN
بسم الله السحمه السحيم
Dengan mengucapkan puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan berbagai kenikmatan jasmani dan rohani sehingga dengan banyak
perjuangan yang penulis lakukan maka sampailah pada kesudahan Skripsi ini
Ku persembahkan Skripsi ini kepada :
Ayah (Abusro) dan Ibu (Rusniyah), yang telah berperan pending dalam
pendidikan ini serta semangat bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini serta
doa yang tiada hentinya di berikan.
Abang, Ayuk-Ayuk dan seluruh anggota keluarga lainnya yang telah memberikan
semangat untuk terus berjuang sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini
Kemudian teruntuk kalian para Sahabatku, Ratna, S.Pd, Veri Reno Bustari, S.H
Adi Masikon S.Ag, Reko, S.Pd dan semua yang telah membantu dan memberi
Motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini, teman-teman seperjuangan Di Prodi
Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Angkatan 2017 UIN STS JAMBI
Terima kasih untuk semua
Semoga jasa kalian dibalas oleh Allah SWT
Aamiin Ya Robbal „Alamin
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan Syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan jasmani
dan rohani. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT dan manusia pilihan-Nya. Dialah
sebagai penyampai, pengamal, dan penafsir pertama.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya yang telah meanugerahi penulis
dengan ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul: “Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi” dalam
melengkapi dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saiuddin Jambi Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan banyak kesulitan
disebabkan oleh kemampuan penulis yang terbatas. Namun demikian, atas
bantuan serta bimbingan dari para dosen UIN STS Jambi serta berbagai pihak,
maka skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan partisipasinya
terutama kepada:
1. Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak H. Hayatul Islami, S.Th.I., M.S.I selaku pembimbing II yang telah
sabar membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Pirhat Abbas M.Ag selaku dosen pembimbing Akademik.
4. Bapak Dr. Bambang Husni Nugroho, S.Th.I., M.H.I selaku ketua jurusan
program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. Abdul Halim, M.Ag, Bapak Bapak Dr. Masyan, M.Ag, Bapak Dr. Edy Kusnadi, S.Ag, M. Phil, Bapak Dr. M. Ied Al Munir, M.Ag, selaku
Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama UIN STS Jambi UIN STS Jambi.
6. Bapak Prof. Dr. H. Sua‟idi Asy‟ari, MA, Ph.D Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, S.E.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, Bapak
Bahrul Ulum, S.Ag, MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yang memberikan pengetahuan kepada
penulis. 9. Bapak dan Ibu karyawan-karyawati serta segenap civitas akademika Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan studi ini.
10. Bapak dan Ibu Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi dan Perpustakaan
Wilayah Provinsi Jambi beserta segenap Karyawan dan Karyawati.
11. Teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir yang telah
ix
memberikan motivasi kepada penulis.
12. Kedua orangtua tercinta yang selalu melimpahkan kasih sayang, perhatian,
dukungan baik moral maupun doa yang tiada hentinya sehingga penulis
mampu menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.
13. Serta semua pihak yang turuk membantu, yng tidak dapat penullis sebutkan
satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada
penulis selama ini. Penullis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat
membawa manfaat bagi kita semua, Aamiin.
Jambi, 10 November 2021
ABRAN HADI
NIM.301171107
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL..................................................... Error! Bookmark not defined.
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Batasan Masalah .................................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5
E. Kerangka Teori ...................................................................................... 6
F. Metode Penelitian .................................................................................. 8
G. Studi Relavan ...................................................................................... 13
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 16 A. Profil Yayasan Al- Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi .................... 16
B. Daftar Nama-nama kepala Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah swasta
Mahdaliyah .......................................................................................... 19
C. Nama-Nama Guru Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sebagai
berikut: ................................................................................................ 19
D. Jumlah Siswa Yayasan Al Madrasatul mahdaliyah Kota Jambi ........ 21
D.Visi-Misi dan Tujuan Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
............................................................................................................. 22
E. Struktur Organisasi Yayasan Al – Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
......................................................................................................... 23
F. Sarana dan Prasarana Yayasan Al Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
......................................................................................................... 25
BAB III KAJIAN LIVING QUR’AN ................................................................ 28 A. Pengertian Living Qur‟an .................................................................... 28
B. Sejarah Living Qur‟an ......................................................................... 31
C. Manfaat Kajian Living Quran ............................................................. 40
D. Urgensi penelitian Living Qur‟an ....................................................... 41
E. Khataman Al-Qur‟an Menurut Al-Qur‟an .......................................... 42
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 45 A. Fenomena Khataman Al-Qur‟an di Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah Kota Jambi ...................................................................... 45
xi
B. Pelaksanaan Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi ... 49
C. Pemaknaan Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Serta respon
tenaga pendidik dan masyarakat pada umum nya Kota Jambi............ 54
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66 A. KESIMPULAN ................................................................................... 66
B. REKOMENDASI PENELITIAN ....................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI1
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
Th ط A ا
Zh ظ B ب
a„ ع T ث
Gh غ Tsa د
F ف J ج
Q ق H ح
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dzd ذ
N ى R ز
Z H ش
S W ض
A ء Sy ش
Sh Y ص
Dh ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab
Indonesia
I ا A آ A ا´
Aw ´ا I ا I ا
Ai ´ا U ˚ا U ا˚
1 Tim Penyusun, Panduan penulisan karya ilmiah mahasiswa fakultas ushuludin UIN STS
Jambi (Jambi: Fakultas Ushuludin Iain STS Jambi, 2014), Hal. 136-137
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah kitab yang memancar darinya aneka ilmu keislaman,
karena kitab suci itu mendorong untuk melakukan pengamatan dan penelitian.
Kitab suci ini juga di percayai umat Islam sebagai kitab petunjuk yang
hendaknya dipahami. Dalam konteks itulah lahir usaha untuk memahaminya,
lalu usaha dan hasil usaha itu membuahkan aneka disiplin ilmu dan
pengatahuan baru yang sebelumnya belum dikenal atau terungkap.2
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan, sebagai petunjuk
dan pemberi pelajaran bagi manusia sekaligus pembeda dari yang haq dan
yang batil. Ayat-ayatnya merupakan jaminan hidayah bagi manusia dalam
segala urusan dan setiap keadaan serta jaminan bagi mereka untuk
memperoleh cita-cita tertinggi dan kebahagiaan terbsesar di dunia dan di
akhirat. Barang siapa mengamalkannya, mendapatkan pahala, dan barang
siapa menyeru orang lain kepadanya, mendapatkan petunjuk jalan yang lurus.
Rasulullah Saw Bersabda “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu
kaum dengan kitab ini (Al–Qur‟an) dan Allah merendahkan kaum yang
lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-
Qur‟an)3
Tujuan diturunkannya Al-Qur‟an adalah sebagai hudan li an-annas
(petunjuk bagi manusia), sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surah Al-
Baqarah ayat 185:2
د ٱلفسقاى فوي ش د ج هي ٱل ب د للاض ٱلقسءاى أصل ف س زهضاى ٱلر ش
بكن عل سفس فعدة هي أام أخس سد ٱلل هي كاى هسضا أ س فلصو هكن ٱلش
لعلكن حشكسى دكن عل ها لخكبسا ٱلل لخكولا ٱلعدة لا سد بكن ٱلعسس ٱلسس
2 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tanggerang, Lantera Hati :2013) hal, 1
3 Ibid hal ,93
2
Artinya: Bulan Ramadhan, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur4.
Dengan maksud agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang
benderang di dalamnya lebih dari enam ribu ayat, ayat-ayat tersebut
diturunkan secara bertahap oleh malaikat Jibril kepada Rosulullah selama
lebih dari dua puluh tiga tahun, ayat-ayat terhimpun menjadi Suwar (surah
tunggal) yang jumlah surahnya yaitu 114 surah, diantara surah yang ada dalam
Al-Qur‟an, surah yang paling panjang adalah surah Al-Baqarah yang terdiri
dari 286 ayat. Sedangkan surah yang paling pendek adalah surah Al-Kautsar
yang terdiri dari 3 ayat.5
Maka untuk mendapatkan petunjuk dari Al-Quran ada beberapa
macam cara untuk mendapatkan nya, ada orang yang hanya dengan membaca
nya saja dan ada juga orang yang mengkhatamkan nya serta ada pula orang
yang hanya menafsirkannya seperti Tafsir Al–Misbah dan banyak lagi contoh
lainnya, ada yang mengunakannya sebagai obat dan banyak lagi pengunaan
ayat Al-Quran yang dilakukan oleh banyak manusia.6
Maka dalam penelitian ini peneliti juga menemukan contoh fenomena
Living Qur’an terdapat di desa Teluk Tigo ada amalan–amalan yang menurut
mereka baik, serta bermanfaat dalam kehidupan beragama seperti halnya
mengadakan pembacaan khataman Al-Quran pada saat acara pernikahan.
Biasanya khataman Al-Qur‟an di mulai dari surah Ad-Dhuha sampai surah
4 Q.S Al-Baqarah 02:185
5 M. Quraish Shihab Membumikan Al – Quran fungsi dan peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung, Mizan : 2007), hal 139 6 Anggia Nahla Prasetya “Resepsi Masyarakat Pada Al-Qur‟an Sebagai Shifa‟ Bagi Kese
mbuhan Pasien” Skripsi (Surabaya, Uin Sunan Ampel : 2019)
3
An-Nas yang di bacakan oleh pengantin secara bergiliran pada saat acara
pernikahan tersebut.7
Fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa Living Qur’an adalah
tentang bagaimana Al-Qur‟an itu disikapi dan direspon masyarakat muslim,
oleh karena itu maksud yang dikandung bisa sama tetapi ekspresi dan
ekspestasi terhadap Al-Quran antara kelompok yang lain begitu juga antar
golongan, etnis dan antar budaya.8
Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan satu fenomena
Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah, di sana mereka mengadakan pembacaan
Al-Qur‟an pada setiap hari Jum‟atnya dan terus dilakukan dari awal diadakan
Khataman Al-Qur‟an hingga kini masih dilakukan setiap pagi Jum‟atnya, oleh
karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang Khataman Al-Qur‟an
yang ada Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah dikarenakan ada beberapa keunikan yang peneliti
dapatkan pada saat Wawancara dengan kepala Yayasan dan juga Kepala
sekolah Mts dan Aliyah nya, salah satu keunikan dalam penelitian ini ialah
kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini terus dilakukan dan berbeda dengan yang
lain, Khataman Al-Qur‟an ini telah berjalan lebih dari 20-an tahun nya9.
Khataman Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah Kota
Jambi ini dilakukan disetiap hari jum‟at pada pukul 07:30 sampai dengan jam
11:00. Kegiatan ini telah berjalan delapan tahun hingga kini menjadi rutinitas
guru dan siswa pada hari jum‟at, dimana disetiap pertemuan siswa – siswinya
bergantian membaca Al-Qur‟an misalnya minggu ini kelas X Aliyah maka
minggu depan kelas VII Mts nya kemudian terus bergantian sampai semua
mendapatkan tugas.
7 Rafiq Khairiry “Tradisi Khataman Qur‟an Pasangan Pengantin Pada Acara
Pernikahan”: Skripsi, (Jambi : Uin STS : 2020) 8 Muhammad Yusuf “Pendekatan Sosiologi Dalam Bidang Living Quran” dalam
Shahiran Syamsuddin, Metodologi Penelitian Al Quran (Yogyakarta, Teras: 2007), hal 49 - 50 9 Wawancara bersama Kepala Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah A.Kausari tanggal 14
maret 2021
4
Maka Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-
Madrasatul Al-Mahdaliyah fenomena khataman Al-Qur‟an yang akan menjadi
pembicaraan dalam peneitian ini terdapat di Yayasan Al-Madrasatul Al-
Mahdaliyah yang terletak di jalan Sunan Kalijaga No 36 Kelurahan Simpang
Tiga Sipin, Kecematan Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi.Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini
merupakan salah satu Yayasan yang memiliki keunikan dalam penelitian ini
disebabkan karena mengadakan pembacaan Al-Qur‟an disetiap hari jum‟atnya
dan sesuai dengan informasi yang peneliti dapatkan hanya di Yayasan Al-
Madrasatul Al-Mahdaliyah saja yang melakukan kegiatan disetiap jum‟atnya
hingga ini sudah menjadi rutinitas siswa dan guru di Yayasan tersebut.10
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Fenomena Khataman Al-Qur’an Di Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al–Madrasatul Al–
Mahdaliyah Kota Jambi “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas agar penelitian ini dapat terarah, maka
dibawah ini akan disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Fenomena Khataman Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi?
2. Bagaimana pelaksanaan khataman Al-Quran di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah?
3. Bagaimana Pemaknaan Khataman Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah
dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pemaknaan
khataman Al-Qur‟an serta bagaimana bentuk penomena khataman Al-Qur‟an
di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-
Mahdaliyah. Tujuan dari pada adanya batasan masalah ini adalah agar tidak
menyimpangnya penelitian maupun melebarnya pokok masalah dalam
10 Wawancara Kepala Yayasan A.Kausari Tanggal 14 maret 2021
5
penelitian ini agar penelitian ini terarah serta sesuai dengan tujuan penelitian
ini maka penelitian ini hanya dibatasi dengan masalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian ini hanya di lakukan di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah Kota Jambi
2. Subjek penelitian ini terdiri dari Guru, Staf, dan Siswa/I di Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah
Kota Jambi
3. Apa Pemaknaan dari Fenomena Khataman Serta Bagaimana Bentuk
Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-Mahdaliyah Kota Jambi
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian
dalam proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Fenomena khataman Al-Qur‟an Di
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-
Mahdaliyah Kota Jambi
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan khataman Al-Qur‟an Di
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-
Mahdaliyah Kota Jambi
3. Untuk mengetahui bagaimana pemaknaan Khataman Al-Qur‟an di
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah Kota Jambi
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : Pertama, secara umum
diharapkan dapat meramaikan wacana keilmuan dan dapat memperkarya
khazanah pemikiran islam. Kedua, dapat memperkenalkan wajah baru yang
berdimensi sosial. Ketiga, untuk Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi penelitian
diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan citra pendidikan islam yang
kreatif.
6
E. Kerangka Teori
1. Fenomena
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan
sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara
ilmiah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997) Fenomena juga diartikan
sebagai berikut :
a) Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan
dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau
gejala. Contoh : Gerhana adalah salah satu ilmu pengetahuan.
b) Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban. Contoh :
Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg
berwibawa, tokoh itu merupakan tersendiri
c) Fenomena di artikan sebagai fakta dan kenyataan.
Contoh : Peristiwa itu merupakan sejarah yg tidak dapat diabaikan
fenomena diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:00) Kata
Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu
urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan
seseorang atau suatu hal, soal atau perkara,
2. Living Qur’an
Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat
abstraks tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran,
pendapat, nilai-nilai, norma-norma, pranata-pranata sosial, peristiwa-
peristiwa dan perilaku manusia11
. Secara akademis penelitian ini
mendeskripsikan tentang implementasi rutinitas khataman Al-Qur‟an Di
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-
Mahdaliyah Kota Jambi sedangakan secara sosial penelitian ini
memperkenalkan suatu kebiasaan yang ada dalam fenomena kehidupan
sosial para siswa dan guru terkait kehadiran Al-Qur‟an di kehidupan
masyarakat muslim. Dengan berkembangnya studi kajian Al-Qur'an bisa
11
Tim penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi,,(Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi,2016), hal 58
7
dilihat dari berbagai metode yang di tawarkan untuk memahami kajian Al-
Qur'an, kajian living Qur'an ini tidak bisa berdiri sendiri karena yang
dikaji di dalamnya adalah fenomena yang ada di lingkungan masyarakat
maka oleh karena itu perlu adanya pendekatan ilmu sosial. Seperti
sosiologi, antropologi, dan fenomenologi.
Living Qur’an adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang
berbagai peristiwa sosial terkait dengan kehadiran Al-Qur‟an atau
keberadaan Al-Qur‟an di komunitas Islam tertentu. Penelitian ilmiah disini
perlu dikemukakan untuk menghindari di masukkannya tendensi
keagamaan yang tentu dengan tendensi ini berbagai peristiwa tesebut akan
dilihat dengan kacamata ortodoksi yang ujung-ujungnya berupa vonis
hitam putih sunnah-bid’ah, Syar’iyyah-ghairu Syar’iyyah atau meminjam
istilah yang agak berimbang dengan istilah living Qur’an, maka peristiwa
tersebut sebetulnya lebih tepat disebut the dead Qur’an. Artinya, jika
dilihat dengan kacamata keislaman (sebagai agama), tertentu peristiwa
Sosial dimaksud berarti telah membuat teks-teks Qur‟an tidak berfungsi.12
3. Pendekatan Fenomonologi
Penelitian Living Qur’an yang berangkat dari fenomena social
yang ada dalam masyarakat, maka dibutuhkan pendekatan ilmu lain untuk
menyelesaikan penelitian tersebut. Pendekatan yang bisa digunakan adalah
pendekatan fenomenologi. Namun bukan berarti hanya ini saja yang bisa
digunakan dalam pendekatan penelitian dalam skripsi ini, ada beberapa
pendekatan seperti pendekatan sosilogi, antropologi, dan ada beberapa
pendekatan ilmiah lainnya.
Pendekatan fenomenologi pada umumnya ditandai dengan tiga ciri,
yaitu apoche, einfuhlung, dan eidetic vision. Epoche yaitu penelitian
berusaha untuk memahami kenyataan yang dihadapinya. Einfuhlung yaitu
memberikan perhaatian penuh penghargaan besar terhadap realitas social
12 Didi Junaidi, Living Qur’an Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian Al-Qur’an
(Jurnal:Cirebon), hal.1
8
yang diteliti. Eidetic Vision yaitu mengacu pada fenomenologi baik berupa
sosial masyarakat13
Edmurnd Husserl mendefinisikan fenomenologi sebagai studi yang
lekat dengan kesadaran. Dengan struktur kesadaran tersebut menunjuk
objek diluar dirinya. Studi ini diperlukan reduksi fenomenoligis artinya di
membutuhkan refleksi tentang isi, pikiran, dan menyampingkan segala
hal.14
F. Metode Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka
peneliti harus menggunakan suatu metode penelitian, agar dapat
mengungkapkan data yang sistematis, logis, rasional dan terarah. Metode
penelitian sangatlah penting agar kegiatan penelitian dapat terlaksana
secara sistematis, dan merupakan pedoman dalam penulisan suatu karya
ilmiah. Oleh karena itu, pijakan seorang peneliti untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dalam penelitian harus menggunakan metode, dalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan penelitian Living Qur‟ an. Sehingga
diharapkan mampu menjawab secara ilmiah permasalahan- permasalahan
yang akan di teliti. Penelitian ini termasuk dalam kategori metode penelitian
lapangan ”kualitatif”.15
Berdasarkan apa penjelasan diatas bahwa pendekatan yang digunakan
dalam penelitian adalah pendektanan fenomenologi. Karena dalam
fenomenologi itu yaitu metode menelusuri pemahaman terhadap khataman
Al-Qur‟an terhadapat surat yang mereka gunakan
13
Wardi Bakhatiar, Sosilogi Klasik (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.51 14
Ibid, Sosiologi Klasik, Hal.143 15
Winarto Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Dan Metode Teknik
(Bandung: Tersio, 1990), 182.
9
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan penulis dalam kajian Living
Qur‟ an ini ialah pendekatan fenomonologi. Fenomenologi merupakan
pendekatan yang memahami suatu objek, atau peristiwa tertentu dengan
mengalaminya secara sadar. Pendekatan ini berupaya mengungkapkan
makna dari pengalaman seseorang.16
Pendekatan ini dianggap relavan dalam kajian Living Qur‟ an,
sebab objek kajian yang sedang penulis kaji berkaitan erat dengan realita
sosial. Alasan pemilihahan metode pendekatan fenomonologi karena
penulis ingin mengungkap Fenome Khataman Al-Qur‟an Di Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
kota Jambi.
1. Lokasi, Subyek dan Obyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang peneliti gunakan yaitu terletak
dijalan sunan kali jaga rt 04 kelurahan simpang tiga sipin kota
jambi,dengan alasan Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah mengadakan rutinitas khataman Al-
Qur‟an Kota Jambi.
b. Subyek
Subyek dalam penelitian dalam proposal ini adalah Ketua Yayasan.
Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah dan Kepala Sekolah Madrasah
Aliyah. Siswa dan para guru-guru yang mengikuti Khataman Al-Qur‟an Di
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Al-
Mahdaliyah kota jambi.
c. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah persepsi Fenomena khataman Al-
Qur‟an ditinjau dari apa pemaknaan khataman Al-Qur‟an itu dari segi
pandangan ulama
16
O. Hasbiansyah. “Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian Dalam Ilmu
Sosial Dan Komunikasi”. Jurnal mediator, Jurnal Ilmiah Terakreditasi Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi,Vol. 9, No.1 (2008), Hal 166.
10
2. Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karna itu sumber data
dalam penelitian ini masih bersifat mentah,berdasarkan data-data
literature, dokumentasi, berbagai macam sumber data lainya observasi dan
wawancara
Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu ada dua jenis data
yaitu data primer dan data skunder :
a. Data primer
Pengertian Data primer adalah sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara,
jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil
observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan
kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab
pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi).
b. Data skunder
Pengertian Data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa
buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan
maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara
berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku
yang berhubungan dengan penelitiannya.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan langkah awal menuju fokus perhatian
lebih luas yaitu observasi partisipasi hingga observasi hasil peraktis
sebagai sebuah metode dalam kapasistasnya sendiri. Observasi ini bisa
di lacak pada kemapanan akar teorittis metode instrinsik simbolik,
11
karena dalam pengumpulan data peneliti sekaligus dapat berinteraksi
dengan sebjek penelitiannya.17
Dalam melakukan penelitian, observasi adalah salah satu cara
untuk memperoleh data dengan akurat. Secara umum, observasi
diartikan dengan pengamatan atau penglihatan. Adapun secara khusus,
observasi dimaknai dengan mengamati dalam rangka memahami,
mencari jawaban, serta mencari bukti terhadap fenomena sosial tanpa
mempengaruhi fenomena yang diobservasi. Observasi adalah
mengumpulkan data langsung dari lapangan. Data yang diobservasi bisa
berupa gambaran tentang sikap perilaku, serta tindakan keseluruhan
interaksi antar manusia. Data observasi bisa juga hanya terbatas pada
interaksi antar masyarakat tertentu. Proses observasi dimulai dengan
mengidentifikasi tempat yang akan diteliti. Dilanjutkan dengan
pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran
penelitian. Kemudian menentukan siapa yang akan diobservasi, kapan,
berapa lama dan bagaimana. Dalam ranah penelitian living Qur‟an ini,
metode observasi memegang peranan yang sangat penting, yang akan
memberikan gambaran situasi real yang ada di lapangan (baca: lokasi
penelitian).
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa observasi
merupakan suatu langkah awal yang wajib di lakukan oleh peneliti
dengan tujuan untuk melihat kondisi objek yang akan di teliti.
b. Wawancara
Wawacara merupaka salah satu tekhnik yang dapat diguaka
untuk mengumpulka data penelitian. Secara sederhaa dapat dikataka
bahwa wawancra merupaka suatu kejadian atau suatu proses interaksi
antar pewawancara atau sumer informasi atau orang yang di
wawancarai melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa
wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara
17
Albi Anggita & Jhon Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (CV Jejak, Jawa Barat
:2018), Hal. 109 - 110
12
pewawancara dan sumber informasi. Dimana pewawancara bertanya
langsung temtang suatu objek yang di teliti dan telah dirancang
sebelumnya18
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan kejadian yang sudah lampau di
nyatakan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk.
Kaegan menyatakan dokumentsi merupakan data – data yang seharusya
mudah diakses bisa di tinjau dengan mudah agar kasus yang di teliti
menjadi baik. Suatu dokumen yang mudah di akses mampu di gunakan
meninjau penelitian terdahulu. Sehingga penelitian itu sangat baik.
Penelitian itu mampu mempengaruhi studi baru yang akan di
laksanakan sehingga dokumen adalah data – data yang mudah di akses
demi kelangsungan penelitian.
4. Tekhnik Analisis Data
Adapun tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
ada tiga yaitu19
:
a. Reduksi data (data reduction)
Analisis data dapat dikatakan sebagai kegiatan pengelompokan
data dengan cara membanding-bandingkan data yang satu dengan yang
lain, sehingga didapatkan perbedaan-perbedaan maupun persamaan-
persamaan antara satu dengan yang lainnya, kegiatan ini juga seringkali
disebut dengan penyajian data guna mempermudah dalam kegiatan
pengambilan kesimpulan. Ada pun secara teknis, penyajian data dalam
penelitian ini juga dilakukan dengan cara kodefikasi tematik, yaitu
pengelompokan data berdasarnya kesamaan konten yang ada dalam
penelitian tersebut. Setelah kegiatan ini,baru kemudian dilakukan upaya
sintesa atau penarikan kesimpulan dengan memacu kepada
permasalahan yang hendak dipecahkan.
18
Muri Yusuf Metode Penelitian Kualitatif dan Penelitian Gabungan ( PT Fajar
Interpratama Mandiri, Jakarta : 2017), Hal 132 19
Abdul Hakim, Metode Penelitian (Bandung, Cv. Jejak : 2010), hal 93
13
b. Penyajian data
Penyajian data (data display) ,merupakan penyusunan informasi
yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga
menjadi lebih selektif dan sederhana sehingga memberikan
kemungkinan adanya pemikiran kesimpulan data pengambilan
tindakan.
c. Kesimpulan (conclusion drawing),
penulis mengutarakan kesimpulan dari data yang diperoleh dari
observasi,interview,dan dokumentasi.
G. Studi Relavan
1. Skripsi dengan Judul “Praktik Khataman Al-Qur‟an Di Hotel Grasia” oleh
Zainal Lailatul Badriyah UIN Wali Songo Semarang: dalam skripsi ini
membiacarakan tentang kegiatan khataman Al-quran yang dilakukan di
hotel Grasia, disini dijelaskan bahwa dibahwa disini kegiatan nya
mendengarkan,membaca dan memeahami Al-Qur‟an hal ini dilaksanakan
dalam rangka untuk memotivasi mendekatkan karyawan yang bekerja
disana dengan membiasakan membaca Al-Qur‟an dalam kesehariannya.
Dan disini juga dijelaskan bahwa makna dari Khataman Al-Qur‟an dari
Skripsi ini adalah menunjukan pada makna pisikologi dan ketenagan
jiwa.20
Adapun dari Skripsi yang penulis dapat simpulkan dari dengan
judul Fenomena Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah yaitu tentang bagimana fenomena khataman Al-Qur‟an di
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah serta apa makna Khataman Al-Qur‟an
dan bagimana Praktik Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah
2. Skripsi dengan Judul “Resepsi Masyarakat Pada Al–Qur‟an Sebagai Syifa
Bagi Kesembuhan Pasien” oleh Anggia Nahla Prasetia UIN Sunan Ampel
20
Zaeenal Lailatul Badriyah,” Praktik Khataman Al – Qur‟an di Hotel Grasia” Skripsi
(Semarang, UIN Walisongo : 2018)
14
Dalam Skripsi menjelasakan tentang Al-Qur‟an dijadikan sebagai
suplemen tambahan peneman obat-obatan medis. Pembacaan Al-Qur‟an
merupakan suatu pelayanan yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit
yang biasa disebuat bina rohani. Pada bagian ini berupa pemutan murotal
Al-Qur‟an disetiap pagi hari nya agar bisa didengarkan ke seluruh pasien
rumah sakit. Kegiatan lain nya yakni pembacan Al-Fatihah dan doa Syifa‟
yang dilakukan tiga kali sehari dua diantara nya dilakukan melalui speker
rumah sakit setiap pagi dan sore nya dan sisanya setiap pagi pada ruangan
pasien.21
Penelitian ini membahas tentang khataman Al-Qur‟an yang
dilakukan di rumah sakit dengan tujuan sebagai suplemen tambahan
peneman obat – obatan medis. Selain itu tradisi khataman Al-Qur‟an juga
bertujuan untuk sebagai bina rohani. Adapun dari skripsi ini membahas
tentang kesembuhan dengan mengunakan Al-Qur‟an. Sedangkan dalam
penelitian penulis membahas tentang fenomena khataman Al-Qur‟an,
perbedaannya adalah di skripsi ini membahas tentang Al-Qur‟an sebagai
obat sedangkan di judul yang akan peneliti angkat adalah membahas
tentang fenomena tradisi khataman Al-Qur‟an di Yayasan Mahdaliyah
Kota Jambi.
3. Skripsi dengan Judul : “Tradisi Khotmul Qur‟an (Studi Living Qur‟an di
Pondok Pesantren Ittihadul Ummah Ponorogo” IAIN Ponorogo
Menjelaskan tentang Khataman Al-Qur‟an pada Pondok Pesantren
Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo. Pada praktik Khataman Al-
Qur‟an Di Pondok Pesantren ini dilakukan dengan mengunakan dua sistem
yakni, pertama dengan sistem Khotmul Qur’an dibagi sesuai dengan juz
dan peserta Khotmul Qur‟an atau yang biasa mereka sebut dengan
Khotmul Qur‟an Cegatan, kedua sistem Khotmul Qur‟an dengan membaca
seluruh juz yang ada dalam Al-Qur‟an. Adapun proses Khataman Al-
Qur‟an ini dimulai dari setelah sholat Isya dengan diawali Tawasul
21
Anggia Nahla Prasetya, “Resepsi Masyarakat Pada Al – Qur‟an Sebagai Syifa Bagi
Kesembuhan Pasien” Skripsi.(Surabaya, Uin Sunan Ampel : 2019)
15
kemudian doa Khotmul Qur‟an setelah itu keesokan harinya ditutup
dengan sholat Dhuha. Pada Skripsi ini dijelasakan makna Khatman Al-
Qur‟an yaitu untuk ketenangan batin, kenyamanan, serta mudah dalam
berpikir dan memahamipelajaran.22
22
Miftahul Huda, “Tradisi Khotmul Quran di Pondok Pesantren Ittihadul Ummah”:
Skripsi (Ponorogo, Iain Ponorogo :2020)
16
16
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Yayasan Al- Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
Berdirinya Madrasah Mahdaliyah diawali dengan adanya ide sosok
seorang wanita muda tahun 1978 dengan tekad dan bertujuan untuk
mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan tempat pendidikan.
Namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun lokasi untuk dijadikannya
pendirian Madrasah tersebut. Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa
adanya rasa ragu dan untuk bertekad terus mendirikan dan melanjutkan niat
untuk mendirikan Madrasah. Berkat pertolongan dan do‟anya dari hari kehari
akhirnya dapat merebut tempat yang sebelumnya adalah tempat perjudian
menjadi madrasah tersebut. Dan diletakanlah batu pertama sebagai tanda akan
didirikannya sebuah Madrasah.23
Dengan berbagai cara yang dilakukannya, dengan didorong oleh
orang-orang terdekatnya dan masyarakat, dan ada bantuan dari pihak
pemerintah dan perusahaan lainnya, baik berupa uang maupun bahanbahan
material lainnya, maka bangunan tersebut lambat laun selesai dan jadilah
bangunan yang refresentatif dengan fisik bangunan yang cukup dan standar
untuk menjadi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk kedepannya.
Awal mula penggunaan dan pendiriannya Madarasah ini dibuka
dengan tingkat Madrasah Ibtidaiyah beberapa tahun kemudian dibuka tingkat
Tshanawiyah, dan selanjutnya beberapa tahunnya kemudian akhirnya
dibukannya tingkat Madrasah Aliyah. Madrasah Tshanawiyah Mahdaliyah
dari awal berdiri dan dibukanya, setelah meninggalnya ibu Mahdaliyah
madrasah Tshanawiyah dikepalai oleh ibu Dra. Thoipah, S.Pd. hingga sampai
dengan sekarang ini.24
Berikut adalah beberapa tingkatan sekolah yang ada Di Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi sebagai berikut :
23
Staf Tata Usaha Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi 24
Observasi di Yayasan Al Madrasatul Mahdaliyah kota jambi
17
1. Profil Madrasah Aliyah Swasta Mahdaliyah Kota Jambi
Madrasah Aliyah Swasta Mahdaliyah adalah salah satu lembaga
pendidikan yang berciri khas Agama Islam dibawah naungan Kementrian
Agama Kota Jambi. Dalam KBM MAS Mahdaliyah memakai kurikulum
2013. Latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Mahdaliyah ini di awali
dengan adanya ide sosok seorang wanita muda tahun 1978 dengan tekad dan
bertujuan untuk mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan tempat
pendidikan. Namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun lokasi untuk
dijadikan pendirian Madrasah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak kepala Madrasah Aliyah
Mahdaliyah Jambi mengatakan bahwa : yang didirikan saat ini merupakan
tempat perjudian orang-orang jahat ataupun preman yang mempunyai
dekengan yang kuat. Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa adanya
rasa ragu dan untuk bertekad terus mendidirikan dan melanjutkan niat untuk
mendirikan madrasah. Berkat pertolongan dan doanya dengan selalu dari hari
ke akhirnya dapat merebut tempat perjudian tersebut, dan diletakan batu
pertama sebagai tanda akan didirkannya sebuah madrasah. Mahdaliyah yang
merupakan wanita yang pantang menyerah dan tidak pernah utus asa, dengan
berbagai rintangan dan hambatan ia terus memikirkan dan melanjutkan niat
dan cita-citanya untuk membangun sebuah lembaga pendidikan.25
Dengan niat awal mendirikan Madrasah, apa yang telah dimiliki oleh
Ibu Mahdaliyah berupa emas dan barang berharga lainnya, serta hasil dari
perkebunannya ditabung dan digunakan untuk membiayai pendirian Madrasah
Mahdaliyah tersebut. Lebih lanjut ditegaskan oleh Ibu Ketua Yayasan
Mahdaliyah Jambi yang mengatakan bahwa:”setelah berdirinya pondasi
madrasah masih banyak yang ia kesulitan yang ia hadapi, terutama dalam
pembiayaaan pembangunan gedung tersebut. Dengan berbagai cara yang
dilakukannya, dengan didorong oleh orang-orang terdekatnya dan masyarakat,
dan dana bantuan dari pihak pemerintah dan perusaaan lainnya, baik berupa
25
Wawancara bersama Kepala Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah A.Kausari pada
tanggal 14 maret 2021
18
uang maupun bahan-bahan material lainya, maka bangunan tersebut lambat
laun selesai dan jadilah bangunan yang refresentatif denga fisik bangunan
yang cukup standar untuk menjadi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk
kedepannya”. Dengan awal penggunaan dan pendiriannya maka Madrasah ini
dibuka dengan tingkat Madrasah Ibtidaiyah beberapa tahun kemudian dibuka
tingkat Tsanawiyah, dan selanjutnya beberapa tahun kemudian akhirnya
dibukanya tingkat Madrasah Aliyah pada tahun 1992 sampai sekarang.26
2. Profil Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi adalah salah satu
sekolah yang pada dasarnya juga menerapkan fungsi perencanaan sumber
daya manusia dalam manajemennya. Hal ini dilakukan guna mengetahui
langkah yang akan dijalankan selanjutnya dalam suatu kegiatan. Tanpa
perencanaan maka semua kegiatan tidak akan berjalan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala madrasah yakni Ibu Dra. Thoipah, S.Pd. keadaan
sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik di madrasah tersebut
tersedia cukup baik. Begitu pula dengan penjelasan kepala Tata Usaha
madrasah Ibu Usniah, S.Hum yang menjelaskan bahwa: “SDM yang
dimaksud bila tenaga pendidik maka sekarang keadaannya masih 50:50
kesesuaian dengan kebutuhannya. Karena dari ijazah saja sudah menunjukkan
masih ada beberapa guru yang tidak sesuai latar belakang pendidikannya dan
bahkan ada yang bukan dari alumni keguruan” (Wawancara tanggal 16 April
2018).27
3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Mahdaliyah Kota Jambi
Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu ranah awal pendidikan Al-
Qur‟an di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah kota Jambi, berbicara tentang
Khataman Al-Qur‟an Madrasah Ibtidaiyah ini adalah salah satu ranah awal
yang membuat ada nya Khataman Al-Qur‟an sebab sebelum adanya Khataman
Al-Qur‟an yang tiap hari jum‟atnya dilakukan maka madrasah ibtidaiyah
inilah yang menjadi ranah awal adanya Khataman Al-Qur‟an, sebab dulu
26
Wawancara bersama Kepala Yayasan A.Kausari pada tanggal 12 maret 2021 27
Wawancara bersama kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah yaitu Dra. Thoipah pada
tanggal 14 april 2021
19
untuk mengkhatamkan Al-Qur‟an maka akan mengikuti pembelajaran Al-
Qur‟an yang mana dilakukan setiap malam dari selesai Magrib dan sampai
pada sholat Isya, dan dilakukan setiap malam nya, periode mengaji ini
dilakukan setelah berdiri nya Yayasan dan belum adanya Madrasah
Stanawiyah dan Aliyah nya, maka inilah yang menjadi alasan kenapa
Khataman Al-Qur‟an yang ada di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah terus
dilakukan dari awal berdirinya Yayasan hingga kini masih dilakukan.
B. Daftar Nama-nama kepala Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah swasta
Mahdaliyah
Berikut nama-nama kepala sekolah Madrasah Aliyah dan
Tsanfnawiyah Swasta Mahdaliyah Kota Jambi
NO Nama Tahun
1. Hj. Mahdaliyah 1992- 1996
2. Drs. Abd. Fatah 1996 – 1999
3. Sulaiman 1999 – 2002
4. Drs. Bukhori 2002 – 2005
5. Hj. Mahdaliyah 2005 – 2008
6. Drs. H. Syamsu Rizal 2008 – 2020
7. Nani Elvira,M.Pd 2020– Sekarang
Tabel 2. 1Nama Nama Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Mahdaliyah
NO Nama Tahun
1. Hj. Mahdaliyah 1978 – 1992
2. Dra. Thifah S.pd 1992– sekarang
Tabel 2. 2 Nama - Nama Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah
C. Nama-Nama Guru Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sebagai berikut:
No Nama Tempat Tanggal
Lahir
Jabatan Mapel
1. Nani Elvira,M.Pd Merangin, 23/11/ 1989 Kepsek Fisika
2. Rita Kurniana Koto Buayo, Guru Bidang Fiqih
20
S.Ag 12/12/1976 Studi
3. LBP. Andriani S.P Jambi, 16/07/1970 Guru Bidang
Studi
Matematika
4. Ana Wahyuni
Arib M.Pd
Sei. Betung
17/08/1989
Guru Bidang
Studi
B. Inggris
5 Zulkifli S.Pd Kuala tungkal
04/09/1984
Guru Bidang
Studi
Penjas
6 Redi zulfianto
S.Pd.i Jambi, 20/07/1988
Guru Bidang
Studi
B. Arab
7. Hajrini Jamagh,
M.Pd Jambi, 15/08/1987
Wakepsek Biologi
8 Arbidah S.Pd.i Kuala Tungkal,
28/08/29/1978
Wali Kelas TIK
9 Lestari S.E Palembang,
30/09/1981
Guru Bidang
Studi
Sejarah
10 Dra. Mardiani Jambi, 08/02/1981 Guru Bidang
Studi
B.Indonesia
11 Citra Maulana
S.Pd Selayo, 27/11/1985
Wali Kelas Geografi
12 Rini Fitriani, S.Pd Jambi, 08/02/1981 Guru Bidang
Studi
Sosiologi
13 Erma Suryati S.Pd Jambi 29/08/1991 Tata Usaha Kimia
14 Novita Sari Padang, 25/12/1995 Staf TU -
15 Siti Kholija Pulau tebakar,
20/08/1996
Staf
Perpustakaan
-
16 Dra Thoifah S.Pd Jambi, 04/10/1967 Kepsek
Tsanawiyah
IPS
17 Drs.H.Asirman Mungo Kota
16/07/1959
WAKA
Kurikulum
Akidah
Akhlak
18 Ir.Siti Zubaidah Jakarta 05/10/1964 Guru Bidang Matematika
21
S.Pd Studi
19 Rofi‟ah S.Tp Terusan 28/04/1972 Guru Bidang
Studi
IPA
20 Usniyah S.Hum Kasiro ilir 17/10/1972 Guru Bidang
Studi
Fiqih/SKI
21 Muzdalifah Jambi 14/08/1972 Guru Bidang
Studi
Seni Budaya
22 Syamsul Hidayat
S.Pd Jambi 27/12/1991
Guru Bidang
Studi
B. Indonesia
23 Yesi Novita S.Pd Muara tembesi
13/05/1980
Guru Bidang
Studi
B.Inggris
24 Arika ristiana
putri S.Pd
Palembang
03/03/1993
Guru Bidang
Studi
PKn/IPS
25 Rizky takriyanti
S.Kom Jambi 07/03/1997
Staf TU -
26 Dedi Susanto
M.Pd
Ulu kelimun
21/021997
Guru Bidang
Studi
Penjas
Tabel 2. 3 Nama Guru Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah Mahdaliyah
D. Jumlah Siswa Yayasan Al Madrasatul mahdaliyah Kota Jambi
NO KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH
KESELURUHAN
1. VII 15 23 28
2. VIII 18 12 30
3. IX 20 15 35
4. X 17 15 32
5. XI 20 15 35
6. XII 10 25 35
JUMLAH KESELURUHAN 195 Tabel 2. 4 Jumlah Siswa/i Yayasan Mahdaliyah
22
D.Visi-Misi dan Tujuan Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
Yayasan Al-Mahdaliyah Mahdaliyah Kota Jambi mempunyai visi dan
misi yaitu sebagai berikut:
1.Visi
Menjadikan Siswa/Siswi yang taat akan perintah tuhan serta
menjadi remaja yang taqwa, cerdas, terampil, nasional dan berprestasi
2. Misi
a. Menjadikan kualitas keislaman siswa; ditandai dengan siswa tertib
dalam beribadah dan lancer membaca Al-Qu‟an
b. Meningkatkan kualitas ihsan siswa kepada orang tua, guru dan
tenaga kependidikan ditandai dengan; hormat dan patuh kepada
orang tua, guru dan tenaga kependidikan Madrasah Tsananwiyah
dan Madrasah Aliyah Mahdaliyah Kota Jambi.
c. Membentuk wawasan kebangsaan siswa; ditandai dengan
kemampuan siswa menjadi tugas upacara dan bergaul dengan baik
dan benar sesama warga Negara walaupun berbeda suku, ras atau
agama.
d. Meningkatkan prestasi akademik siswa; ditandai dengan nilai rapor
rata-rata 75.00.
e. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing siswa: ditandai dengan
menguasai minimal 500 kosa kata Bahasa Arab dan 500 kata
Bahasa Inggris 6) Meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengusai teknologi informatika dan komunikasi; ditandai dengan
mengusai program office dan mampu mengakses internet.
1. Tujuan
b. Membentuk siswa menjadi remaja yang taqwa.
c. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan keperguruan
tinggi.
d. Mempersiapkan siswa menjadi pemuda yang siap untuk terjun
kemasyarakatan dan atau dunia kerja.
23
23
E. Struktur Organisasi Yayasan Al – Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
Tabel 2. 5 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah
SISWA
SISWI
Ahmad
Kausari, S.E
Ketua
Yayasan
Dra.Thoipah
S.Pd
Kepala
Madrasah
Drs. H.
Asirman
Waka
kurikulum
Vivi
Zermayani
Pembina
keagamaan Drs. H.
Asirman
Guru BK
Arbidah
S.Pd.I
KA.
PerpustakaaUsiniah,
S.Hum
KA. Tata
Usaha
Usniyah
S.Hum
Bendahara
Muzdalifah
Pembina
Kesenian
Dedi Susanto
S.Pd
Pembina
Olahraga
Syamsul
Hidayat,
Pembina
OSIM
Rizki
Takrianti,
Staff Tata
Usaha
24
Tabel 2. 6 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Mahdaiyah
Ahmad
Kausari, S.E
Ketua
Yayasan
Nani Elvira,
M.Pd
Kepala
Madrasah
Kota Jambi
Kantor
Kemenag KOMITE
MADRASA
H
Erma
Suryati, S.E
Tata Usaha
Inna Indigo
Hakim, S.Pd
Keuangan
Ana
Wahyuni
Wakil
Madrasah
Rita Kurnia,
S.Ag
Koordiantor
Keagamaan Arbidah,
S.Pd.I
Kepala
Perpustakaa Citra
Maulana,
Pembina
OSIM
Siswi
Siswa
25
25
F. Sarana dan Prasarana Yayasan Al Madrasatul mahdaliyah Kota Jambi
No
Jenis Sarana Prasarana
Jumlah Sarpras
Menurut
Kondisi (Unit)
Baik Rusak
1 Kursi Siswa 80 17
2 Meja Siswa 8 15
3 Kursi Guru Diruang Kelas 3 -
4 Meja Guru Diruang Kelas 3 -
5 Papan Tulis 3 3
6 Lemari Diruang Kelas - 3
7 Bola Volli 1 -
8 Bola Kaki 1 -
9 Lapangan Bola Volli 1 -
10 Infokus 1 -
11 Laptop 1 -
12 Personal Komputer - 1
13 Printer 1 1
14 Meja Guru 10 7
15 Kursi Guru 10 7
16 Lemari Arsip 3 3
17 Kotak Obat (P3K) 1 -
18 Pengeras Suara 1 -
Tabel 2. 7 Sarana dan Prasarana Yayasan Al - Mahdaliyah
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan. Sedangkan Prasarana adalah sesuatu yang terwujud sebelum
adanya sarana. Jadi sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu
yang digunakan sebagai alat memperlancar kegiatan atau proses belajar
mengajar atau alat-alat maupun fasilitas yang digunakan untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan. Di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Mahdaliyah Kota Jambi sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
26
yang mempunyai fungsi sangat penting yang dapat mempermudah dan
memperlancar proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
Sarana merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran sarana
dapat membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik. Adapun
sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran di
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi dapat dilihat pada tabel
berikut:
1. Geografis
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini merupakan kategoris
geografis wilayah dataran rendah serta kategoris wilayah khusus adalah
wilayah daerah masyarakat adat, lokasi alamat sekolah ini adalah:
Jalan : Jalan Sunan Kalijaga,
RT 04, RW 11
Kelurahan : Simpang III Sipin
Kecamatan : Kota Baru
Kabupaten : Kota Jambi
Provinsi : Jambi
Kode Pos : 36126
2. Kurikulum
Kurikulum adalah peran mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Penyusnan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan
kerja. Untuk MTs Mahdaliyah Kota Jambi kurikulum yang digunakan
adalah KTSP dan Kurikulum 2013. Yang mana untuk kelas IX masih
menggunakan Kurikulum KTSP dan VIII dan untuk kelas VII telah
menggunakan kurikulum 2013. Dalam KTSP mata pelajaran yang wajib
diikuti pada program umum berjumlah 10, sementara keberadaan mata
27
pelajaran muatan lokal ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan
kebutuhan sekolah. Beban belajar satu minggu untuk kelas IX adalah 34
jam dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
Sedangkan dalam kurikulum 2013 yang wajib diikuti pada program umum
berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal
ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah. Beban
belajar satu minggu untuk kelas VII dan VIII adalah 38 jam pembelajaran
dengan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
28
BAB III
KAJIAN LIVING QUR’AN
A. Pengertian Living Qur’an
Dalam pengunaan istilah living Qur’an. kata living Qur’an merupakan
gabungan dari dua kata yang berbeda. Yaitu living berarti hidup dan Qur’an,
yaitu kitab suci umat Islam. Adapun kata living merupakan tren yang berasal
dari bahasa Inggris “live” yang berarti hidup, aktif dan yang hidup. Kata kerja
yang berarti hidup tersebut mendapatkan bubuhan –ing diujungnya (pola verb-
ing) yang dalam gramatika bahasa Inggris disebut dengan present participle.
Kata kerja “live” yang mendapat akhiran –ing ini juga diposisikan sebagai
bentuk present participle yang berfungsi sebagai adjektif, maka akan berubah
fungsi dari kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina) adjektif. Akhiran –
ing yang berfungsi sebagi adjektif dalam bentuk present participle ini terjadi
pada terem “the living Qur’an (Al-Qur‟an yang hidup)”28
Adapun pengertian living Qur’an menurut beberapa tokoh Seperti M.
Mansur berpendapat bahwa pada dasarnya living Qur’an sebenarnya bermula
dari fenomena Qur’an in Everyday Life, yaitu makna dan fungsi Al-Qur‟an
yang riil dipahami dan dialami masyarakat muslim.29
Dalam buku yang berjudul ”Ilmu Living Qur’an-Hadis” karya Ahmad
„Ubaydi Hasbillah‟ terdapat pengertian living Qur’an secara terminologis
yang dirumuskan dari hasil kajian-kajian, diskusi, seminar, survei pustaka
buku, jurnal tentang living Qur’an, yang masing-masing menawarkan konsep
besar living Qur’an. Mendefinisikan living Qur’an merupakan suatu upaya
untuk memperoleh pengetahuan yang kokoh dan meyakinkan dari suatu
budaya, praktik, tradisi, ritual, pemikiran atau perilaku hidup masyarakat yang
diinspirasi dari sebuah ayat Al-Qur‟an. Adapun living Qur’an menurut Ahmad
„Ubaydi Hasbillah‟ dalam buku yang sama mengatakan living Qur’an adalah
28 Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,(Ciputat: Maktabah Darus
Sunnah, 2019) hal 20
29 M. Mansur, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, ( Yogyakarta: Teras,
2007) hal 5
29
ilmu untuk mengilmiahkan fenomena-fenomena atau gejala-gejala Al-Qur‟an
yang ada ditengah kehidupan manusia.30
Heddy Shri Ahisma Putra mengklasifikasikan pemaknaan terhadap living
Qur’an. Pertama, adalah sosok Nabi Muhammad SAW yang sesungguhnya, hal ini
didasarkan pada keterangan dari Siti Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Nabi
Muhammad SAW maka beliau menjawab bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW,
adalah Al-Qur‟an. Dengan demikian Nabi Muhammad SAW adalah Al- Qur‟an yang
hidup atau living Qur’an itu sendiri. Kedua, adalah living Qur’an yang mengacu
kepada suatu masyarakat yang kehidupan sehari-harinya yang menggunakan Al-
Qur‟an sebagai kitab acuannya. Mereka hidup dengan apa-apa yang diperintahkan
Al-Qur‟an dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga masyarakat tersebut seperti
“Al-Qur‟an yang hidup”. Al-Qur‟an yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Ketiga, living Qur’an bisa juga diartikan bahwa Al-Qur‟an bukan sekedar
kitab, tetapi sebuah “kitab yang hidup” yang terjuwud dalam kehidupan sehari-hari
begitu terasa dan nyata serta beraneka ragam, tergantung pada kehidupannya.31
Menurut Muhammad Yusuf, mengatakan bahwa “Respon sosial
(realitas) terhadap Al-Qur‟an yang dapat dikaitkan living Qur’an”. Baik itu
Al-Qur‟an dilihat masyarakat sebagai ilmu (science) dalam wilayah profane
(yang keramat) di satu sisi dan sebagai buku petunjuk (huda) dalam yang
bernilai sakral di sisi yang lain.32
Living Qur’an juga dapat dimaknai dengan gejala yang nampak di
masyarakat berupa pola-pola perilaku yang bersumber maupun respon sebagai
pemaknaan terhadap nilai-nilai Qur‟ani. Bentuk respon masyarakat terhadap
teks Al-Qur‟an adalah resepsi masyarakat terhadap teks Al-Qur‟an tertentu
dan hasil penafsiran tertentu. Sementara itu, resepsi sosial terhadap hasil
penafsiran terjelma dan dilembagakannya dalam bentuk penafsiran tertentu
dalam masyarakat, baik dalam skala besar maupun kecil. Teks Al-Qur‟an yang
30
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis...hal 22-23 31
Heddy Shri Ahimsta Putra, The Living Al-Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi,
dalam jurnal (Walisongo 20, 1, 2012). Bisa juga dilihat dalam jurnal, Didi Junaedi, Living Qur’an:
Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesanteren As-Siroj
Al-Hasan Desa Kalimukti Kec, Pabedilan Kab, Cirebon)... hal 173 32
M. Yusuf, pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur’an” dalam M. Mansyu
dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, hal 36-37
30
hidup di masyarakat itulah yang disebut the living Qur’an, sementara
penerapan hasil penafsiran tertentu dalam masyarakat dapat disebut dengan
the living tafsir.33
Respon yang dimunculkan hubungan antara Al-Qur‟an dengan
masyarakat Islam serta bagaimana Al-Qur‟an itu disikapi secara teoritik
maupun dipraktekkan secara memadai dalam kehidupan sehari-hari. Living
Qur’an adalah suatu studi tentang Al-Qur‟an tetapi tidak bertumpu pada
eksistensi tekstualnya. Melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir
terkait dengan kehadiran Al-Qur‟an dalam wilayah geografi tertentu dan
mungkin pada masa tertentu pula.34
Dengan adanya living Qur’an yang merupakan bentuk Al-Qur‟an yang
dipahami oleh masyarakat muslim secara kontekstual. Sehingga living Qur’an adalah
bentuk kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial yang terkait
dengan kehadiran Al-Qur‟an atau keberadaan Al-Qur‟an di komunitas muslim
tertentu.35
Al-Qur‟an yang dipahami secara kontekstual akan berdampak pada
kehidupan sosial masyarakat yang penuh dengan nilai-nilai Al-Qur‟an.
Pada dasarnya living Qur’an adalah mengkaji Al-Qur‟an dari masyarakat dan
fenomena yang nyata dari gejala-gejala sosial. Sehingga living Qur’an masih tetap
kajian Al-Qur‟an namun sumber datanya bukan wahyu melainkan fenomena sosial
atau fenomena alamiah. Jika kajian living Qur’an masih menjadikan wahyu sebagai
sumber data primernya maka ia masih belum bisa disebut living Qur’an melainkan
kajian akidah, teologi, Syariah ataupun Al-Qur‟an murni.36
Dari penjelasan beberapa tokoh di atas, penulis memilih pendapat dari M.
Mansur. Bahwa living Qur’an itu Al-Qur‟an yang hidup di masyarakat muslim.
Fenomena Al-Qur‟an yang hidup inilah kemudian dicari makna dan fungsi Al-Qur‟an
yang nyata dipahami dan dialami masyarakat muslim. Begitupun untuk pemahaman
tentang mahar dalam masyarakat Sukaraja yang menyertakan penyerahan uang
33
Lukma Nul Hakim, Metode Penelitian Tafsir, (Palembang: Noer Fikri, 2019) hal 22 34
M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis ,...hal 39 35
M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,...hal 8 36
Magfiroh, Ad-Darb Dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa:34 Perspektif Gender (Studi
Living Qur’an Pada Masyarakat Pahlawan Kota Palembang) Tesis.(Palembang: Universitas
Raden Fatah,2019) hal131. Lihat lebih lengkap Ahmad „Ubaydi Hasbi, Living Qur’an-Hadis,
(Ciputat: Maktabah Darus Sunna, 2019) hal 27
31
pintaan. Dimana yang dicari dari Q.S An-Nisa‟ ini adalah makna dari pemberian
maskawin dan pintaan yang dilakukan itu.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
living Qur’an adalah suatu kajian keilmuan dalam Al-Qur‟an yang melihat
fenomena sosial yang berupa adanya Al-Qur‟an yang hidup di tengah
masyarakat muslim. Dalam kata Al-Qur‟an yang hidup, bisa dimaknai
yang dulunya tidak ada kemudian ada. Bahwa di dalam masyarakat yang
dulunya tidak ada tradisi yang berkaitan dengan Al-Qur‟an kemudian di
ada. Hal inilah yang menjadi fenomena di masyarakat yang kemudian
ingin melihat bagaimana masyaraka menanggapi atau merespon fenomena
tersebut.
B. Sejarah Living Qur’an
Terkait dengan lahirnya cabang-cabang ilmu Al-Qur‟an ini, ada
satu hal yang perlu dicatat, bahwa sebagian besar ataupun semuanya
berakar pada problem-problem tekstualitas Qur‟an. Cabang-cabang ilmu
Al-Qur‟an ada yang terkonsentrasi pada aspek internal teks ada juga yang
tekosenterasi pada eksternalnya, seperti asbabul nuzul dan tarikh Al-
Qur‟an yang menyangkut penulisan, penghimpunan dan penerjemahan.
Sementera praktek tertentu yang berbentuk penarikan Al-Qur‟an kedalam
kepentingan praktis dalam kehidupan umat di luar aspek tekstualnya
nampak tidak menarik studi Qur‟an klasik.37
Sejarah mencatat, living Al-Qur’an sudah ada sejak masa Nabi
Muhammad Saw, hal ini bisa dilihat dalam praktek ruqyah, yaitu
mengobati dirinya sendiri dan orang lain yang menderita sakit dengan
membacakan ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur‟an.38
Menurut suatu riwayat,
Nabi Muhammad SAW pernah menyembuhkan penyakit dengan ruqiyah
menggunakan surat Al-Fatihah atau menolak sihir dengan bacaan surat Al-
37
M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, hal 5 38
Didi Junaedi, Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’an (Studi
Kasus di Pondok Pesanteren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec, Pabedilan Kab, Cirebon).
jurnal, hal 176
32
Mu’aawwizatain (Al-Falaq dan Al- Naas).39
Lebih dari itu, para sahabatlah yang sebenarnya telah melakukan
kajian living Qur’an secara ilmiah dan empiris untuk pertama kalinya.
Mereka memahami ajaran agama dari apa yang mereka bisa lihat dan apa
yang mereka saksikan atau mereka alami sendiri dihadapan Nabi. Tidak
jarang mereka tanyakan hal itu kepada Nabi, lalu mereka laporkan dan
jadikan hadis fi’li. Metode yang digunakan para sahabat nyaris sama
dengan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam (in-dept
interview) untuk mengumpulkan data dalam penelitian lapangan. Mereka
terlibat langsung secara aktif dalam kajian dan kegiatan harian bersama
Nabi Muhammad SAW.40
Living Qur’an yang dilakukan sahabat berbentuk pengamatan
seperti ketika para sahabat melihat Nabi Muhammad SAW memakai
cincin, para sahabat pun ramai-ramai memakai cincin. Dan ketika Nabi
Muhammad SAW melepas cincinnya, para sahabat pun ramai-ramai
melepasnya juga. Adapun ketetapan Nabi Muhammad SAW yang
menimbulkan perbedaan dikalangan sahabat, sehingga para sahabat
bertanya kepada Nabi berupa peristiwa tayamum di tengah perjalan. Nabi
Muhammad SAW menginstruksikan agar jangan shalat Ashar kecuali jika
sudah sampai di perkampungan Bani Quraizhah.
Namun, para sahabat di tengah perjalanan, justru berbeda pendapat.
Sebagian sahabat tetap melaksanakan shalat pada waktunya, meskipun
masih dalam perjalanan dan “menyalahi” instruksi Nabi Muhammad
SAW. Sebagian sahabat yang lain justru tetap “setia” terhadap instruksi
Nabi Muhammad SAW. Para sahabat ini baru shalat Ashar ketika mereka
telah sampai di perkampungan Bani Quraizhah walaupun waktu shalat
Ashar telah lewat. Hal ini kemudian dipertanyakan oleh sahabat untuk
39
Hamam Faizin, Mencium dan Nyunggi Al-Qur’an Upaya Pengembangan Kajian Al-
Qur’an Melalui Living Qur’an, dalam jurnal, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah) shuf, Vol.4, No.
1, 2011. Hal 27 40
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,...hal 111
33
mengetahui mana perbuatan mereka yang lebih baik, kemudian kejadian
ini direspon oleh Nabi dengan bijak.41
Ketetapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan cincin
dan kegiatan tayamum bisa dipahami bentuk dari living Qur’an karena
berdasarkan konsep perbuatan Nabi Muhammad SAW adalah living
Qur’an. Karena fungsi Nabi sebagai uswatun hasanah ketetuan ini
merupakan ketentuan yuridis dari Al- Qur‟an.42
Berdasarkan keterangan di atas, bahwa living Qur’an sudah ada
sejak masa Nabi Muhammad SAW dan sahabat. Akan tetapi hal ini belum
merupakan living Qur’an yang berbentuk kajian keilmuan. Hal ini hanya
berupa embrio dari living Qur’an sudah ada sejak masa Nabi dan sahabat.
Living Qur’an mulai menjadi objek kajian ketika pemerhati studi Al-
Qur‟an non Muslim. Bagi mereka banyak hal yang menarik disekitar Al-
Qur‟an ditengah kehidupan kaum Muslim yang berwujud berbagai
fenomena sosial. Misalnya, fenomena sosial terkait dengan pelajaran
membaca Al-Qur‟an di lokasi tertentu, fenomena penulisan bagian tertentu
dari Al-Qur‟an ditempat tertentu, pemenggalan ayat-ayat Al- Qur‟an yang
kemudian menjadi sarana pengobatan, do‟a-do‟a dan sebagainya yang ada
dalam masyarakat Muslim lainnya. Model studi ini menjadikan fenomena
yang hidup ditengah-tengah masyarakat Muslim terkait dengan Al- Qur‟an
ini mejadi objek studi mereka, pada dasarnya tidak lebih dari studi sosial
yang dengan keragamannya. Hanya dengan fenomena sosial ini muncul
lantaran kehadiran Al- Qur‟an. Kemudian dinisiasikan ke dalam wilayah
studi Al-Qur‟an. Yang pada perkembangannya kajian ini dikenal dengan
istilah living Qur’an.43
Adapun tokoh pemerhati studi Al-Qur‟an ini adalah Neal
Robinson, Farid Essac atau Nash Abu Zaid. Misalnya Farid Essac lebih
41
Hadis ini secara lengkap dalam riwayat al-Bhuhari no 904 dan 3893 dan juga muslim
no.4701. lihat juga Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,...hal 70 42
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis,..hal 108 43
M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,...hal 6-7
34
banyak mengeksplorasi pengamalan tentang Qur‟an dilingkunganya
sendiri, sedangkan Neal Robinson mencoba merekam pengalaman banyak
kasus seperti bagaimana pengalaman Taha Husein dalam mempelajari Al-
Qur‟an di Mesir, bagaimana pengalaman komunitas muslim di India dan
sebagainya.44
Istilah living Qur’an muncul pertama kali oleh Fazhurrahman, hal
ini dikatakan oleh Alfatih Suryadilaga walaupun istilah yang digunakan
Fazhulrahman menunjukan sunnah non-verbal yang dikenal dengan istilah
living Tradition45
. Akan tetapi istilah living Qur’an yang cikal bakal ilmu
baru diperkenalkan oleh Barbara Dali Metcalf dalam penelitiannya tentang
living Hadis yang berjudul “Living Hadis in The Tablighi Jamaat” yang
ditulis pada 1992.46
Walaupun pada dasarnya living Qur’an bermula dari pengkajian
Al- Qur‟an dari kalangan non Muslim. Akan tetapi para pengkaji Al-
Qur‟an dari kalangan Muslim menerima kajian ini dengan baik. Dengan
memasukan kajian living Qur’an kedalam wilayah studi Qur‟an oleh para
pemerhati studi Al-Qur‟an kontemporer.47
Adapun bukti dari living Qur’an bisa diterima baik oleh pengkaji
studi Qur‟an kaum muslim terutama di Indonesia, bisa dilihat pada tabel
berikut.48
Waktu Inisiator/
Pelaku Sejarah
Peristiwa
Sejarah
Keterangan
Sebelum
2005
Fazhulrahman,
Farid Essac,
Nash Hamid Abu
Menulis buku
yang
memetakan
Belum ada
rumusan atau
nama living
44
M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,hal 7-8
45
M. Alfatih Suryadilaga, model-Model Living Hadis. dalam Ahmad „Ubaydi Hasbillah,
Ilmu Living Qur’an-Hadis, hal
46
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis, hal 152 47 M. Mansyu dkk, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,hal 9 48
Ahmad „Ubaydi Hasbillah, Ilmu Living Qur’an-Hadis, hal 156
35
Zayd,
Neil Robinson, Krisrina
Nelson, Abdullah Saeed
tipologi
interaksi
manusia
dengan Al-
Qur‟an. Dalam
ranah ilmu
Qur‟an oleh
tokoh ini, Al-
Qur‟an tidak
sekedar dikaji
dari aspek
tekstualnya,
melainkan dari
aspek fenomena
dan realitasnya
di masyarakat
Qur’an sebagai
sebuah cabang
ilmu Al-Qur‟an.
pada tahap
ini priode
penelitian dan
kajian tersebut
sebagai sebuah
fenomena
sosial.
Namun,
inilahcikal bakal
model
ilmu living
Qur’an.
Januari
2005
Forum komunikasi
mahasiswa Tafsir Hadis
Indonesia
( FKMTHI)
Seminar
Nasional
Bertajuk
“Living
Qur’an:al-
Qur’an
dalam
kehidupan
sehari-hari”.
Di UIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta
Wacana awal
dan peneguhan
living Qur’an
10
Januari
Hammam Faizin
(aktifis FKMTHI,
Penerbitan
artikel Oponi
Pewacanaan
living Qur’an
36
2005 mahasiswa Tafsir-
Hadis UIN
Yogyakarta kala itu)
berjudul “Living
Qur’an: Sebuah
Tawaran,” yang
di muat pada
kolom Kajian
Utara Kayu,
Harian Jawa Pos.
secara lebih
luas dan lebih
masif, karena
pewancanan
melaui seminar
dinilai bersifat
lokal
dan temporal.
16
Januari
2005
Islan Gusmian (Dosen
Tafsir-Hadis Sekolah
Tinggi Agama Islam
Negri (STAIN)
Surakarta)
Penerbitan
artikal opini
tanggapan atas
opini Hammam
Faizin, dengan
judul “ Al-
Qur‟an dalam
pergumulan
Muslim
Indonesia”. Di
kolom Kajian
Utara Kayu,
Harian Jawa
Pos.
Tanggapan ini
merupakan
respon yang
lebih luas dan
lebih serius
atas
pewacanaan
ilmu living
Qur’an. pada
tahap ini,
living Qur’an
belum
merumuskan
sebuah
metodelogi
ilmiah.
8-9
Agustus
2006
Jurusan Tafsir Hadis,
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Workshop
Metodelogi
living Qur’an
dan Hadis
Tahap ini
mulai
dirumuskan
metodologi ilmu
living
Qur’an dan
37
pada saat itu
pula living
Qur’an
dikembangka n
karena ilmu
hadis. Ini karena
pada saat itu,
kajian Al-
Qur‟an dan
hadis
diposisikan
sebagai seperti
dua
sisi mata
uang, beda
namun
tak
terpisahkan.
Mei
2007
Tim pembicara dalam
workshop 2006
Menerbitkan
makalah
Workshop
menjadi sebuah
buku yang
berjudul
“Metodelogi
Penelitian
Living Qur’an
dan Hadis”,
oleh penrbit TH
Press UIN
Tahap ini
masih
merupakan
tahapan
pewacanaan
living Qur’an
dan hadis
sebagai sebuah
cabang ilmu.
Sebelum
diaplikasikan
sebagai sebuah
38
Yogyakarta
berkerjasama
dengan penerbit
Teras,
Yogyakarta.
ilmu,
dirumuskan
terlebih dahulu
metodeloginya
dan buku
panduannya.
2010 PTAIN (UIN
Yogyakarta sebagai
pelopor, dan
kemudian diikuti oleh
beberapa PTKIN)
Menetapakan
living Qur’an
sebagai mata
kuliah yang
wajib diambil
oleh mahasiswa
Tafsir- Hadis,
dengan nama
hadis dan sosial
budaya. Pada
kurikulum
tahun 2013,
kemudian mulai
muncul mata
kuliah bernama
living Qur’an
dan living
hadis.
Langkah awal
penetapan
living Qur’an
sebagai
kurikulum
pendidikan
Tafsir dan
Hadis.
Dengan
demikian,
secara tidak
langsung
penetapan
kurikulum
tersebut
merupakan
bentuk
peneguhan
living Qur’an
dan living Hadis
sebagai sebuah
cabang ilmu
Al-Qur‟an
dan hadis.
39
2013 Para Peneliti Ilmu
Qur‟an, Tafsir Dan
Hadis
Penelitian
dalam
Jurnal dan
Skripsi
Aplikasi dan
pengujian-
pengujian
metodelogi
mulai
digalakkan.
Dalam
penelitian
akademik
ilmiah, untuk
memperkokoh
bangunan
epistimologi
living Qur’an
2013 Pusat Studi Al-Qur‟an
(PSQ) Ciputat,
Tangerang Selatan,
Banten (Yayasan yang
didirikan oleh Prof .
Dr. M. Quraish Shihab,
MA, (mufasir di
Indonesia)
Membuat
program
bernama living
Qur’an, dengan
misi
membumikan
Al- Qur‟an dan
mengusung tag
line,
“memahami,
mencitai dan
bertakwa”.
Istilah living
Qur’an
digunakan oleh
PSQ ini
sebenarnya
memiliki makna
yang berbeda
dari living
Qur’an yang di
usung oleh UIN
Yogyakarta.
Living Qur’an
versi PSQ ini
merupakan
bentuk nyata
dari cita-cita
“membumika n
40
Al- Qur‟an”
yang pernah
ditulis oleh
Quraish
Shihab.
Tabel 3. 1 Sejarah Living Quran
C. Manfaat Kajian Living Quran
Kajian living Qur’an dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah
dan pemerdayaan dalam masyarakat, sehingga masyarakat lebih maksimal
dalam mengapresiasi Al-Qur‟an sebagai contoh, apabila di masyarakat
terdapat fenomena menjadikan ayat-ayat Al-Qur‟an “hanya” dibaca sebagai
aktivitas rutin setelah magrib, sedangkan mereka kurang memahami apa
pesan dari Al-Qur‟an, maka dapat menyadarkan dan mengajak mereka
bahwa fungsi Al-Qur‟an bukan hanya dibaca tetapi perlu mengkaji dan
mengamalkan. Dengan begitu, maka cara berpikir masyarakat dapat ditarik
cara berfikir akademis, berupa kajian tafsir misalnya.
Manfaat lainnya dari living Qur’an adalah menghadirkan paradigma
baru dalam kajian Al-Qur‟an kontemporer, sehingga studi Al-Qur‟an tidak
hanya terpaku lagi hanya kepada wilayah teks. Pada wilayah living Qur’an
ini kajian tafsir akan lebih banyak mengapresiasi respon dan tindakan
masyarakat terhadap kahadiran Al-Qur‟an, sehingga tafsir tidak bersifat
elitis, melainkan emansipatoris yang mengajak partisipan masyarakat.
Manfaat yang tetakhir, living Qur’an dapat menemukan makna dan
nilai- nilai yang melekat pada sebuah masyarakat sosial keagamaan berupa
praktek- praktek ritual yang berkaitan dengan Al-Qur‟an yang diteliti.
41
D. Urgensi penelitian Living Qur’an
Selama ini lebih ditekankan pada kajian Living Qur‟an pada aspek
kontektual. Dari aspek kontektual ini kemudian bermunculan karya berupa
berupa tafsir maupun buku yang di tulis oleh para pengkaji Al-Qur‟an
tersebut. Cara pandang yang demikian memberikan kesan bahwa tafsir
dipahami harus sebagai teks yang tersurat dalam karya para ulama dan sarjana
muslim. Padahaal Al-Qur‟an tidak berbatas pada teks semata, melainkan ada
konteks yang melingkupinya. Dengan demikian, penafsiran pada hakikatnya
bisa berupa tindakan, sikap serta perilaku, masyarakat yang merespon
kehadiran Al-Qur‟an sesuai dengan tingkat pemahamannya masing-masing.
Respon terhapat kajian-kajian serta nilai-nilai Al-Qur‟an kemudian
mereka Aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, masih kurang mendapat
perhatian dari para pengkaji Al-Qur‟an. Sebab hal yang sedemikianlah maka
kajian serta penelitian Living Qur‟an menemukan relevansi serta urgensinya,
yakni kajian Living Qur‟an inilah Al-Qur‟an tidak hanya dipahami sebatas
teks semata, melainkan pada konteks yang melingkupinya. Kajian dalam
Living Qur‟an ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembang
studi Al-Qur‟an. Penelitian Living Qur‟an juga sangat penting untuk
kepentingan dakwah dan pemberdayaan Masyarakat, sehingga mereka lebih
mengapresiasi Al-Qur‟an.49
Urgensi kajian Living Qur‟an lainnya adalah menghadirkan paradigm
baru dalam kajian Living Qur‟an kontemporer, sehingga studi Al-Qur‟an
tidak hanya berkuat pada wilayah kajian teks. Pada wilayah Living Qur‟an ini
kajian Living Qur‟an akan lebih banyak mengapresiasi respond an tindakan
masyarakat terhadap Al-Qur‟an, sehingga tafsir tidak lagi bersifat elitis,
melainkan emansipatoris yang mengajak partisipasi masyarakat.50
49
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir (Yogyakarta: Tim Idea
Fress, 2005), Hal.68-69 50
Ibid, Hal.70
42
E. Khataman Al-Qur’an Menurut Al-Qur’an
Membaca Al-Qur‟ an merupakan zikir yang paling utama dan umat
Islam dituntut membacanya dengan seksama. Patutlah manusia selalu
membacanya malam dan siang, di waktu bepergian maupun ketika santai di
rumah. Berdasarkan QS. Al-Anfāl ayat 2 allah swt berfirman :
اوما المؤمىىن الريه اذا ذكس الله وجلت قلىبهم واذا تليت عليهم ايته شادتهم ايماوا وعلى
زبهم يتىكلىن
Artinya : Sesungguhnya orang-orang Yang beriman itu (yang
sempurna imannya) ialah mereka Yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-
sifatnya) gemetarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayatNya,menjadikan mereka itu bertambah iman, dan kepada Tuhan lah
mereka berserah diri.51
Disebutkan bahwa orang beriman memiliki hubungan luar biasa
dengan Al-Qur`an yaitu apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka
dan apabila mendengar pembacaan ayat-ayatnya maka bertambahlah imannya.
Lebih dalam lagi, membaca Al-Qur`an sesungguhnya bukan hanya berfungsi
untuk membina iman dan pribadi manusia, namun juga berfungsi sebagai
penopang besar dalam perjuangan menegakkan Al-Qur`an dalam kehidupan
manusia. Sehingga kegiatan membaca Al-Qur`an diharapkan mampu
membangun pribadi- pribadi tangguh yang berpegang teguh pada ajaran Al-
Qur`an dan Sunnah.
Hal inilah yang cukup mendasari banyak bermunculan kelompok
membaca Al-Qur`an yang dilaksanakan secara rutin selain untuk
mengharapkan rahmat dan ridho Allah SWT. Majelis yang melaksanakan
kegiatan tilawah secara produktif dan sehat. Akan membawa dampak output
kegiatan hidup yang besar, baik vertikal maupun horizontal yang tidak mudah
terkalahkan oleh nafsu dan bisikan setan yang selalu menghalangi manusia
karena merasakan ketentraman hati, kebahagiaan jiwa raga dan dekat pada
51
QS Al Anfal Ayat 2
43
Allah SWT.52
Berkumpul di majelis taklim atau menghadiri kajian secara terus
menerus, bersama orang-orang sholeh untuk mengkaji Islam atau lebih
khususnya mengaji ayat-ayat Allah merupakan sebuah karunia yang luar biasa
dekat dengan Rabbnya, sehingga dapat menjadi sarana yang tepat bagi seorang
hamba untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Berdasarkan yang penulis ketahui dan pernah pelajari, keutamaan
membaca Al-Qur‟ an sangat jelas disebutkan di dalam Al-Qur`an dan sabda
Rasulullah SAW. Pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-orang
yang membaca Al-Qur‟ anakan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat.
Allah SWT juga berjanji untuk menyempurnakan pahala dan karunia-
Nya bagi orang-orang yang selalu membaca Al-Qur`an, melaksanakan shalat,
dan menginfakkan rezekinya. Hal ini terungkap dalam firman-Nya dalam
surah fathir ayat 29-30.
إوٱلريه يتلىن كتب ٱلله وأقامىا ٱلصلىة وأوفقىا مما زشقىهم سسا وعلاويت يسجىن تجسة له
ۦ إوهۥ غفىز شكىز ٠ تبىز ٩٢ ليىفيهم أجىزهم ويصيدهم مه فضله
Artinya: Sesungguhnya orang-orang Yang selalu membaca Kitab Allah
dan tetap mendirikan sembahyang serta mendermakan dari apa Yang Kami
kurniakan kepada mereka, secara bersembunyi atau secara terbuka, mereka
(dengan amalan Yang demikian) mengharapkan sejenis perniagaan Yang
tidak akan mengalami kerugian; supaya Allah menyempurnakan pahala
mereka dan menambahi mereka dari limpah kurniaNya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun, lagi sentiasa membalas Dengan sebaik-baiknya (akan
orang-orang Yang bersyukur kepadanya).53
Berdasarkan yang saya pahami Khataman Al-Qur‟an adalah kegiatan
membaca Al-Qur‟ an yang dimulai dari surah al-Fatihah hingga surah al-naas
(114 surah). Bisa dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari juz 1 hingga juz
30, atau dilakukan secara serentak, yakni 30 juz dibagi sesuai jumlah peserta.
52
Abdul Azizi Abdur Rauf, Ya Allah Jadikan Kami Ahlul Qur‟an Seri II- Kumpulan :
Tausiyah, Kultum dan Motivasi Hidup Bersama Al-Qur‟an, (Jakarta: Markaz Al-Qur‟an, 2015)
Cet. I, H. 7 53
QS fathir ayat 29-30
44
Khataman Al-Qur`an dapat dilakukan dengan cara bil ghaib yakni hafalan,
atau binnadhor, membaca dengan melihat.
Adapun keutamaan membaca Al-Qur`an sangat jelas disebutkan di
dalam Al-Qur`an dan sabda Rasulullah SAW. Pahala yang dijanjikan oleh
Allah SWT kepada orang-orang yang membaca Al-Qur`an akan
dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali
45
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Fenomena Khataman Al-Qur’an di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
Kota Jambi
Begitu banyak keistimewaan Al-Qur‟an yang didapat bagi orang yang
menyibukkan diri nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur‟an berikut
terdapat beberapa keutamaan umat muslim yang membiasakan diri dengan
membaca Al-Qur‟an dan mengkhatamankan Al-Qur‟an, yakni Al-Qur‟an
sebagai Syafaat di akhirat. Maka sudah jelas maksud dan tujuan nya mengapa
sangat di anjurkan kita untuk selalu membaca dan mengkhatamkan Al-Qur‟an
karena ialah salah satu sebagai penolong kita di yaumil qiyamah nanti, maka
sangat banyak ayat Al-Qur‟an maupun hadist nabi yang mensyiarkan kepada
kita supaya senan tiasa membaca Al-Qur‟an serta mengamalkan dalam
kehidupan kita setiap hari nya.54
Berbicara tentang fenomena tentu nya kita harus terlebih mengetahui
apa itu fenomena dalam konteks Al-Qur‟an Fenomena khataman Al-Quran
adalah satu dari sekian banyak tradisi di Indonesia yang membawa al-Quran di
dalamnya. Adapun Khataman al-Quran atau Khatmil Qur’an merupakan
bahasa serapan dari bahasa Arab. Khatm sendiri merupakan
bentuk masdar dari khatama yang bermakna “menutup” menamatkan,
menyelesaikan atau memberi stempel dengan demikian seseorang itu bisa di
katakan telah menyelesaikan membaca Al-Qur‟an.
Tradisi Khataman Al-Quran ini tentu tidak begitu saja muncul di
tengah masyarakat Indonesia. Dalam ilmu Living Qur’an, ada asumsi teoritis
bahwa setiap sikap maupun tradisi yang membawa Al-Quran di dalamnya
merupakan bentuk dari fungsi performatif Al-Quran. Sebelum dilanjutkan,
mungkin perlu diperjelas apa itu Living Qur’an dan apa itu fungsi performatif.
Adapun yang dimaksud fungsi performatif adalah salah satu dari
resepsi fungsionalis terhadap Al-Quran. Fungsi performatif ini sendiri
didefinisikan sebagai bentuk penerimaan masyarakat terhadap Al-Quran yang
54 Hasil Observasi Tanggal 17 april 2021
46
kemudian dimanifestasikan atau diwujudkan dalam berbagai bentuk sikap dan
perilaku (bisa disebut tradisi) di masyarakat. Maka dari definisi ini tepat jika
Khataman Al-Quran dimasukkan dalam kategori fungsi performatif.
Lalu setelah mengetahui kedua hal tersebut, maka ada asumsi teoritis
lain yang perlu diketahui. Asumsinya bahwa fungsi performatif selalu
dipengaruhi oleh nuansa sosial-budaya masyarakat sehingga satu tradisi yang
sama di masyarakat bisa memiliki ragam perbedaan dalam perwujudan dan
pelaksanaannya. Nuansa sosial-budaya ini dipengaruhi oleh konteks ruang dan
waktu.
Sederhananya konteks ruang ini merupakan wujud geografis dan
demografis yang mempengaruhi budaya suatu masyarakat, maka perbedaan
ruang akan memicu perbedaan nuansa sosial-budaya. Misalnya jika
membandingkan antara masyarakat Medan dan Yogya, tentu akan ditemukan
perbedaan nuansa sosial-budaya di antara keduanya. Selanjutnya konteks
waktu, maka yang dimaksud di sini adalah rentang zaman atau masa. Misalnya
jika membandingkan antara zaman klasik dan modern atau zaman pra-
reformasi dan reformasi, maka akan ditemui perbedaann di antara keduanya.
Maka variabel itulah yang perlu untuk ditelusuri secara mendalam
dalam melihat fenomena Living Qur’an atau dalam hal ini adalah tradisi
Khataman al-Quran. Sebab dengan melihat variabel tersebut, akan ditemukan
ciri khas serta filosofi yang mendasari hadirnya suatu tradisi yang ada di
masyarakat. Temuan ini akan memberikan kontribusi dalam mengembangkan
dan menambah perbendaharaan referensi rujukan dalam ranah Living Qur’an.
Selain itu, melihat variabel tersebut juga dapat memberikan informasi
lain yaitu dinamika pemaknaan yang ada di balik tradisi. Maksudnya adalah
bahwa dengan perbedaan konteks ruang dan waktu juga memicu adanya
asumsi bahwa masing-masing masyarakat memiliki pemakanaan tersendiri
dalam setiap laku tradisi yang mereka jalankan.
Maka bisa saja masyarakat di daerah A memaknai tradisi Khataman
al-Quran sebagai ekspresi rasa syukur semata, Namun masyarakat di daerah B
47
memaknainya sebagai barometer atau standar derajat seseorang di masyarakat
sehingga semakin meriah dan mewah acara yang digelar maka menandakan
bahwa orang tersebut merupakan masyakat dengan golongan ekonomi
menengah ke atas
Begitupula jika dilihat dari sisi historis, bisa saja masyarakat A di
zaman A memaknai tradisi Khataman al-Quran sebagai kewajiban untuk
mengapresiasi usaha buah hatinya. Namun ternyata setelah pergantian zaman,
masyarakat A yang sudah berada di zamman B memaknainya sebagai ajang
adu gengsi. Dari sisi ini akan ditemui bahwa makna bisa saja terus mengalami
dinamika perubahan, meskipun tradisi yang dijalankan tetap sama secara tata
cara dan ketentuan-ketentuannya.
Untuk menganalisis variabel yang telah diuraikan tadi, perlu adanya
sebuah pisau analisis yaitu teori sebagai landasan untuk menyusun
argumentasi ilmiah. Teori yang populer dijadikan sebagai pisau analisis dalam
ranah kajian Living Qur’an adalah teori-teori sosiologi-antropologi yang
berkaitan dengan transmisi dan transformasi pengetahuan, konstruksi sosial
serta fenomenologi dan makna. Teori-teori tersebut bisa ditemui penerapan
langkah-langkahnya dan dirujuk dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah yang
membahas fenomena sosial-budaya.
Maka inilah sedikit yang nampak keunikan yang ada Di Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
kegiatan yang tiap jum‟atnya dilakukan dengan tujuan Khataman Al-
Qur‟an.kegiatan mengkhatamkan Al-Qur‟an dengan tujuan mendekatkan diri
dengan pencipta, salah satu fenomena dari kegiatan ini ialah ketika melakukan
Khataman Al-Qur‟an yang dilakukan setiap satu semester sekali atau satu
tahun sekali, maka keunikan dari kegiatan ini ialah dilakukan ditempat yang
dimana bisa dihadiri oleh banyak orang maka disitulah letak fenomena
khataman Al-Qur‟an yang dilakukan yaitu pada saat kita melakukan
Khataman Al-Qur‟an maka ada 1000-an malaikat yang ikut hadir serta berdoa
kepada Allah agar keberkahan terlimpah jua kepada sekalian kita yang
menghadiri akan kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini, maka yang dilakukan Di
48
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah adalah salah satu bentuk kegiatan yang keberkahan nya untuk
banyak manusia.
Dari sekian banyak kegiatan khataman Al-Qur‟an yang peneliti temui
hanya di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah saja yang melakukan Khataman
Qur‟an setiap hari jum‟atnya, maka tidak heran kenapa peneliti tertarik untuk
meneliti kegiatan ini, terlebih kegiatan ini sangat langka untuk dilakukan dan
tidak semua Yayasan yang berbasis Agama ada kegiatan seperti ini, maka ini
menjadi poin bagi peneliti menjadi suatu alasan kenapa mengambil penelitian
ini.
Fenomena Khataman al-Qur‟an menjadi salah satu tradisi yang bisa
dibilang selalu ada dalam kehidupan umat Islam di Indonesia. Tetapi tahukah
pembaca bahwa tradisi Khataman al-Quran bisa menjadi salah satu objek yang
diteliti lebih mendalam? Khataman al-Quran tentu tidak serta merta begitu
saja ada, tetapi ada latar belakang yang mendasarinya. Latar belakang itulah
yang menjadi objek yang bisa untuk ditelusuri lebih jauh dalam aktivitas
penelitian.
Dari sekian banyak penemuan dalam berbagai sumber terkait
Fenomena Khataman Al-Qur‟an maka dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan
dari pada Khataman Al-Qur‟an itu adalah pertama pendekatan diri terhadap
pencipta kedua menjalankan perintah Al-Qur‟an maupun hadist Nabi
mengenai perintah membaca Al-Qur‟an, maka yang dilakukan di Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah sudah mengarah kepada perintah tersebut yakni
perintah membaca dan mengajarkan Al-Qur‟an,
Khataman Al-Qur‟an yang dilakukan di Yayasan sudah menjadi ciri
Khas dari pada Yayasan dan juga sudah dikenal oleh banyak orang tentang
Yayasan ini yang mempunyai kegiatan rutinitas setiap jum‟atnya,
49
B. Pelaksanaan Khataman Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi
Berdasarkan pemahaman saya keutamaan membaca Al-Qur‟ an sangat
jelas disebutkan di dalam Al-Qur‟ an dan sabda Rasulullah SAW. Pahala
yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang membaca Al-
Qur‟ an akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat.
Allah SWT juga berjanji untuk menyempurnakan pahala dan karunia-
Nya bagi orang-orang yang selalu membaca Al-Qur‟an melaksanakan shalat,
dan menginfakkan rezekinya Kemudian sebagaimana keterangan Rasulullah
SAW bahwa Allah SWT juga sangat mengutamakan orang-orang yang
membaca AlQur‟ an dengan cara mengirimkan para malaikat untuk turut
berdoa bersama mereka. Selain itu, bacaan Al-Qur`an menjadi penyelamat
bagi para pembacanya kelak dihari akhir.
Berdasarkan yang saya lakukan penelitian kegiatan acara khataman Al-
Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi. Pengalaman pada
tahun 2016 yang lalu saya menghadiri acara Khataman Al-Qur‟an dan
sekaligus menjadi peserta pada acara Khataman Al-Qur‟an yang dilakukan
pada saat ini, maka kegiatan ini sudah sangat jelas bagaimana akan
pelaksanaan Khatamannya, kemudian pada tahun 2017 ketika saya melakukan
perpisahan sekolah pada saat maka kegiatan Khataman Al-Qur‟an pun masih
dilakukan dan pada saat itu saya masih diberi kesempatan menjadi peserta saat
Khataman Al-Qur‟an.
1. Waktu dan Tempat
Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
dilakukan pada waktu jam 07:30 sampai selesai disini penulis ingin
jelaskan beberapa hal pertama mengenai Khataman Al-Qur‟an dan
membaca Al-Qur‟an, membaca Al-Qur‟an setiap hari jum‟atnya pada pagi
hari kemudian mengenai Khataman nya biasanya Dilakukan setiap satu
semester sekali atau bisa dalam jangka waktu satu tahun sekali tergantung
seberapa cepat selesainya mengkhatamkan Al-Qur‟an 30juz, dan untuk
tempat disini ada dua opsi pertama untuk pembacaan Al-Qur‟an nya
50
dilakukan Di Yayasan dan opsi kedua bisa juga dilakukan di Gedung (Luar
lingkup Yayasan), diluar lingkup Yayasan biasanya diadakan sebab
bertepatan dengan perpisahan sekolah untuk kelas tiga MTS dan kelas tiga
ALIYAH nya,seperti yang dilakukan pada tahun 2015 dan 2016 beberapa
tahun yang lalu.55
2. Prosesi Khataman Al-Qur’an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi
a. Tawasul
Secara bahasa, tawassul berawal dari fi‟ il madhi wassala, menurut arti
etimologi (bahasa-lughoh) mempunyai arti Al-qurbah atau Al-taqarrub
artinya mendekatkan diri dengan suatu perataraan yang menurut Allah
mempunyai nilai, derajat dan kedudukan yang tinggi untuk dijadikan
sebagai wasilah (perantaraan) agar doa dapat dikabulkan.67 Allah
Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
ل سب ا ف د جا لت س ال ا ال ابخغ ي اها احقا الل ا الر لعلكن ا
ى .حفلح
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada
jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. [Al-Maa-idah: 35].56
Sedangkan menurut M.Nashiruddin al-Albani menjelaskan bahwa
kata tawassul adalah merupakan sebuah kata yang murni berasal dari
bahasa Arab asli, yang ia diucapkan oleh Al-Qur`an, Hadis, pembicaraan
orang Arab sehari- hari, di dalam sya`ir ataupun prosa, yang ia sendiri
memiliki arti mendekat kepada yang akan dituju dan mencapainya dengan
usaha yang sangat keras.Ibn Atsir sendiri, seperti yang telah dinukilkan
oleh al-Albani, dalam kitabnya yang berjudul alNihayah mengartikan
wasilah secara bahasa adalah merupakan sebuah pendekatan, perantara dan
55
Observasi tanggal 17 maret 2021 56
Qs.Al-Maa-idah 35
51
sesuatu yang bisa dijadikan untuk menyampaikan serta mendekatkan
kepada suatu hal.57
b. Pembacaan Doa Khataman Al-Qur’an Di Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah
Berdasarkan pengalaman saya mengikuti acara Khataman Al-
Qur‟an pada tahun 2015,2016,2017 setiap kali acara Khataman Al-Qur‟an
pastilah akan dibacakan oleh pemimpin yang melakukan Khataman Al-
Qur‟an dan juga untuk peserta yang mengikuti Khataman Al-Qur‟an ialah
di isi oleh para siswa yang akan melakukan perpisahan sekolah, dicampur
antara kelas tiga MTs dan kelas tiga Aliyah yang melakukan Khataman Al-
Qur‟an, pembacaan Khataman Al-Qur‟an biasanya dilakukan dari surah
An-Naba‟ sampai pada surah An-Nas dan dibacakan secara bergantian
sampai semua peserta mendapatkan giliran untuk membaca dengan surah-
suraah yang telah ditentukan untuk para peserta yang melakukan Khataman
Al-Qur‟an.
Maka yang menarik menurut penulis disini ialah acara Khataman
Al-Qur‟an nya dimulai sejak awal berdirinya Yayasan dan juga pada saat
acara Khataman Al-Qur‟an nya dimulai dari surah An-Naba‟ awal dari juz
30 dan menjadi pembeda di antara Khataman Al-Qur‟an yang lain nya
seperti Skripsi yang pernah saya jumpai yakni mengenai Khataman Al-
Qur‟an juga akan tetapi Khataman Al-Qur‟an pada acara pernikahan
kemudian yang menjadi pertanyaannya apakah peserta yang akan
melakukan Khataman Al-Qur‟an telah melakukan pembacaan Al-Qur‟an
30juz atau hanya melakukan nya sebagai suatu Tradisi adat istiadat saja,
maka berbeda dengan Khataman Al-Qur‟an yang ada Di Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah sebelum melakukan Khataman Al-Qur‟an semua
peserta telah mengikuti pembacaan Al-Qur‟an setiap haari jum‟atnya dan
mengadakan Khataman Al-Qur‟an pada setiap semesternya atau setiap
57
Nashiruddin al-Albani dan Ali bin Nafi al-„Ulyani, Tawassul dan Tabarruk,
pen.Ainurrafiq(Jakarta,Pustaka al- Kautsar, 1998), hlm. 19
52
tahun nya, setelah selesai melakukan Khataman Al-Qur‟an maka yang
memulai membaca Al-Qur‟an pada surah pertama pada juz 30 maka dia
akan memimpin Doa Khataman Al-Qur‟an seperti yang terjadi pada tahun
2016 beberapa tahun yang lalu.58
3. Properti atau alat yang digunakan
Berdasarkan analisa saya,properti atau alat yang digunakan pada
acara Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sangat
lah penting sebab dengan adanya properti atau alat yang digunakan
tersebut akan memudahkan dan melancarkan jalannya acara tersebut, dan
berdasarkan yang saya lakukan penelitian, properti atau alat yang di
gunakan sebagai berikut :
a. Sound system dan proyektor
Karena berdasakan yang saya lihat pada proses acara, jumlah
jamaah yang relatif banyak maka harus meggunakan pengeras suara atau
sound system dan proyektor dalam menyampaikan pesan-pesan yang
tersimpan dalam Al-Qur‟an agar supaya kita selalu mendekatkan diri pada
Allah SWT dengan selalu membaca dan mengajarkan nya serta
mengkhatamkan Al-Qur‟an. Sehingga lebih memperjelas serta
mempermudah jama`ah dalam menerima pesan yang disampaikan.59
b. Al-Qur’an
Karena tidak semua peserta terdiri dari kalangan yang mahir
membaca Al-Qur‟an serta dengan Tajwid yang baik dan benar, maka setiap
peserta diberi Al-Qur‟an mengantisipasi kesalahan bacaan atau Tajwid saat
prosesi Khataman Al-Qur‟an.
c. Hidangan
Menurut analisa saya suatu hal yang sangat penting adanya yaitu
Hidangan Makanan, merupakan makanan yang disajikan dan mencicipi
58
Observasi pada tanggal 22 maret bersama Ust Sholihin Khataman Al-Qur‟an pada
tahun 2016 59
Observasi tanggal 24 maret 2021
53
hidangan setelah selesai acara Khataman Al-Qur‟an dan untuk
hidangan di siapkan oleh Yayasan dengan mengundang Cetring yang
ada dilingkungan Yayasan.
4. Motifasi Pelaksanaan Khataman Al-Qur’an
Setiap individu atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatan
sudah pasti mempunyai maksud, tujuan dan motivasi yang berbeda antara
satu dengan yang lainya. Berikut motivasi jama`ah dan para santri dalam
mengikuti kegiatan tersebut. Seperti yang peneliti peroleh dalam hasil
wawancara diantaranya sebagai berikut:
1. Rutinitas yang ada Di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
Kegiatan ini sudah dilakukan sejak lama berawal dari berdiri nya
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah hingga kini pun masih dilakukan
dengan tujuan menerapkan dalam keseharian kita agar selalu membaca dan
mengajarkan Al-Qur‟an sehingga Al-Qur‟an bukan hanya dimiliki akan
tetapi selalu dibaca dan diajarkan, kegiatan ini telah dilakukan lebih dari
lima belas tahun.60
2. Menambah pengalaman
Bagi siswa/siswi yang sudah sering melakukan pembacaan Al-
Qur‟an tentu nya tidak lah terlalu membeban kan bagi nya ketika diminta
membaca Al-Qur‟an tapi bagaimana jika yang diminta membaca Al-
Qur‟an adalah tamatan SMP atau selama Sekolah SD jarang membaca Al-
Qur‟an maka akan menjadi pengalaman baru dan menjadi tantangan baru
agar rajin membaca Al-Qur‟an sehingga ketika diminta membaca Al-
Qur‟an tidak ada keraguan pada nya, maka kegiatan ini menjadi
pengalaman baru buat para siswa/siswi yang ada DiMadrasah Tsanawiyah
dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah.61
3. Sebagai sosusi sebuah masalah
60
Observasi tanggal 24maret 2021 61
Observasi tanggal 22 maret 2021
54
Setiap orang pasti mempunyai masalah, baik masalah yang
menyangkut pribadi maupun kelompok. Karena dengan masalah akan
membantu kita dalam proses sebuah pendewasaan. Tentunya setiap
individu atau kelompok mempunyai cara yang berbeda-beda dalam
menyelesaikannya
Maka kegiatan ini juga menjadi solusi bagi siswa/siswi terhadap
masalah yang di hadapi terutama masalah kurang pahamnya dalam
membaca Al-Qur‟an maka di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah akan
menjadi jawaban dari masalah itu di karenakan Di Yayasan disediakan
kelas Khusus bagi siswa/siswi bagi yang tidak bisa membaca dan disertai
belajar tajwid yang baik dan benar.62
4. Menambah kemudahan dalam hidup
Membaca Al-Qur‟an adalah salah satu keistimewaan dan tentu nya
menjadi kemudahan segala urusan disebabkan keberkahan dengan
membaca Al-Qur‟an dan juga pahala yang berlipat ganda yang allah
berikan sebagai balasan disebabkan membaca Al-Qur‟an.
Maka dapat disimpylkan bahwa membaca Al-Quran akan dapat
banyak menambah manfaat dalam kehidupan kita, terlebih sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran maupun hadist nabi SAW mengenai hal ini. .
C. Pemaknaan Khataman Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Serta respon
tenaga pendidik dan masyarakat pada umum nya Kota Jambi
Berdasarkan analisa dan pernah saya pelajari, adapun Gambaran secara
umum terkait respon terhadap kegiatan Khataman Al-Qur‟ an telah tergambar
sejak zaman Rasulullah dan para sahabatnya. Tradisi yang muncul adalah Al-
Qur‟an dijadikan objek hafalan (taḥ fiż), listening (simā‟ ), dan kajian tafsir di
samping sebagai obyek pembelajaran (sosialisasi) ke berbagai daerah dalam
62
Observasi tanggal 22 maret 2021
55
bentuk majelis Al-Qur‟an sehingga Al-Qur‟an tersimpan dalam “dada”
(ṣ hudūr) para sahabat.63
Terkait dengan respon masyarakat terhadap bagaimana pandangan
masyarakat terhadap kegiatan ini, maka penulis sendiri pernah tanyakan ke
sebagian warga di sekitar Yayasan maka sangat banyak masyarakat yang
antusias terhadap adanya kegiatan ini salah seorang diantara mereka berkata
bahwa hal seperti ini lah yang hendaknya diperhatikan oleh pemerintah yakni
menghidupkan kebiasaan lama yaitu pada zaman Nabi dan para sahabat,
sehingga bagus nya diperhatikan oleh pemerintah, dan alangkah baiknya
kegiatan ini menjadi suatu kegiatan yang hendaknya menjadi perhatian
pemerintah agar supaya menyediakan pasilitas yang baik untuk pelaksana.64
Living Al-Qur‟ an menjadi bahan kajian penelitian tersendiri karena
hal tersebut telah menjadi praktik yang hidup dalam kegiatan masyarakat.
Oleh karenanya sepanjang tidak menyalahi norma-norma dan nilai-nilai yang
ada, maka ia akan dinilai sebagai suatu bentuk keragaman praktik yang diakui
oleh masyarakat. Praktik-praktik umat Islam di masyarakat pada dasarnya
banyak dipengaruhi oleh agama, namun kadang masyarakat atau individu
tidak lagi menyadari bahwa itu berasal dari teks, baik dari Al-Qur‟an maupun
Hadis-Hadist
Dalam penelitian model living Al-Qur‟an yang dicari bukan kebenaran
agama lewat Al-Qur`an atau menghakimi kelompok keagamaan tertentu
dalam Islam, tetapi lebih mengedepankan penelitian tentang tradisi yang
menggejala atau fenomena di masyarakat dilihat dari persepsi kualitatif.
Meskipun terkadang Al-Qur‟ an dijadikan sebagai simbol keyakinan
(symbolic faith) yang dihayati.
Banyak pendapat dari kegiatan Khataman Al-Qur‟an Di Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah yaitu sebagai berikut :
63
Observasi tanggal 27 maret 2021 64
Observasi tanggal 27 maret 2021
56
a. Ketua Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
Beliau mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus dan sangat banyak
manfaat bagi para siswa/siswi dan juga bagi kalangan masyarakat sebab
kegiatan ini sudah mendapat respon yang sangat baik dari kalangan
masyarakat, kegiatan ini telah dilakukan sejak awal berdirinya Yayasan hingga
kini, yang dulu nya hanya dilakukan pada saat malam hari yakni sehabis
magrib sampai Isya dan kini hanya dilakukan setiap hari jum‟atnya, sesuai
dengan tujuan pendiri Yayasan (Alm.Hj. Mahdaliyah) beliau mengatakan
bahwa Yayasan ini akan saya jadikan tempat belajar dan mengajar Al-Qur‟an
dan hingga kini tercapai sudah apa yang diharapkan oleh pendiri yakni sudah
diterapkan dari awal berdirinya Yayasan hingga kini tercapai sudah apa yang
diharapkan pendiri Yayasan.65
b. Kepala Madrasah Aliyah (M.A) dan Madrasah Stanawiyah (MTS)
Khataman Al-Qur‟an ini sudah sejak lama dilakukan saya pernah
diceritakan oleh Mantan Kepala Sekolah yaitu Drs.H. Syamsu Rizal (Alm)
beliau bilang perjuangan yang tak habis-habis nya dilakukan oleh Nyai Hj.
Mahdaliyah Pendiri Yayasan (Alm) untuk mewujudkan keinginannya hingga
harus berjuang dan berurusan dengan penjahat karena pada dasarnya Yayasan
kita ini adalah tempat tongkrongan nya orang-orang mabuk dan judi, maka ini
lah yang diperebutkan nya untuk membangun sebuah Yayasan sebagai wadah
pendidikan dan ranah belajar Al-Qur‟an dan untuk melakukan itu butuh waktu
yang lama hingga beberapa tahun baru bisa didirikan Yayasan ini setelah
berurusan panjang dengan para jahat disertai bantuan banyak orang maka
tercapai angan yang diinginkan oleh ketua Yayasan.
Maka Khataman itu sendiri sangat berkesan bagi saya (Kepala M.A
Nani Elpira M.Pd) sebab ini lah yang membuat saya bisa sampai saat ini bisa
lancer dalam membaca dan mengerti tentang Ilmu tajwid dibimbing oleh
banyak Guru-Guru saya, salah satunya yaitu Hj. Mahdaliyah (Alm) pendiri
65 Wawancara bersama Ketua Yayasan A.Kausari tangga 10 april 2021
57
Yayasan kemudian ada Drs.H. Syamsu Rizal(Alm) dan Ust.Yazid M.Pd.I
(Alm) kemudian Ibunda Dra. Thoifah (Kepala MTS), Khataman Al-Qur‟an Di
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sangat baik dipandangan Masyarakat
disebabkan sebelum Nyai Hj.Mahdaliyah (Alm) meninggal dan sebelum
beliau kurang mampu berjalan maka setiap sehabis magrib masih diadakan
pengajian belajar Al-Qur‟an sampai Sholat Isya dan yang mengikuti belajar
Al-Qur‟an itu adalah anak-anak yang ada dilingkungan Yayasan atau warga
setempat, maka dapat disimpulkan babwa pembelajaran Al-Qur‟an Di
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah sangat dimanpaatkan oleh para orang tua
sebagai ranah didikan Al-Qur‟an untuk anak-anak nya.66
Kemudian hasil wawancara dengan Kepala MTS yakni Dra. Thoifah,
beliau ini adalah sosok perempuan tangguh dan bekerja sangat tangguh, beliau
mengajar dari awal terbentuknya Yayasan kemudian ada tingkatan-tingkatan
nya dulu ada beberapa tingkatan :
1. Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu ranah awal pendidikan Al-
Qur‟an di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah kota Jambi, berbicara
tentang Khataman Al-Qur‟an Madrasah Ibtidaiyah ini adalah salah satu
ranah awal yang membuat ada nya Khataman Al-Qur‟an sebab sebelum
adanya Khataman Al-Qur‟an yang tiap hari jum‟atnya dilakukan maka
madrasah ibtidaiyah inilah yang menjadi ranah awal adanya Khataman Al-
Qur‟an, sebab dulu untuk mengkhatamkan Al-Qur‟an maka akan
mengikuti pembelajaran Al-Qur‟an yang mana dilakukan setiap malam
dari selesai Magrib dan sampai pada sholat Isya, dan dilakukan setiap
malam nya, periode mengaji ini dilakukan setelah berdiri nya Yayasan dan
belum adanya Madrasah Stanawiyah dan Aliyah nya, maka inilah yang
menjadi alasan kenapa Khataman Al-Qur‟an yang ada di Yayasan Al-
66 Wawancara bersama kepala Sekolah Aliyah Nani Elpira tanggal 15 april 2021
58
Madrasatul Mahdaliyah terus dilakukan dari awal berdirinya Yayasan
hingga kini masih dilakukan.67
2. Madrasah Tsawaniwiyah
Madrasah Tsanawiyah Mahdaliyah Kota Jambi adalah salah satu
sekolah yang pada dasarnya juga menerapkan fungsi perencanaan sumber
daya manusia dalam manajemennya. Hal ini dilakukan guna mengetahui
langkah yang akan dijalankan selanjutnya dalam suatu kegiatan. Tanpa
perencanaan maka semua kegiatan tidak akan berjalan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala madrasah yakni Ibu Dra. Thoipah, S.Pd.
keadaan sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik di madrasah
tersebut tersedia cukup baik. Begitu pula dengan penjelasan kepala Tata
Usaha madrasah Ibu Usniah, S.Hum yang menjelaskan bahwa: “SDM
yang dimaksud bila tenaga pendidik maka sekarang keadaannya masih
50:50 kesesuaian dengan kebutuhannya. Karena dari ijazah saja sudah
menunjukkan masih ada beberapa guru yang tidak sesuai latar belakang
pendidikannya dan bahkan ada yang bukan dari alumni keguruan”
(Wawancara tanggal 16 April 2018).68
3. Madrasah Aliyah
Madrasah Aliyah Swasta Mahdaliyah adalah salah satu lembaga
pendidikan yang berciri khas Agama Islam dibawah naungan Kementrian
Agama Kota Jambi. Dalam KBM MAS Mahdaliyah memakai kurikulum
2013. Latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Mahdaliyah ini di awali
dengan adanya ide sosok seorang wanita muda tahun 1978 dengan tekad
dan bertujuan untuk mendirikan suatu wadah tempat untuk beribadah dan
tempat pendidikan. Namun pada saat itu terkendala oleh tempat ataupun
lokasi untuk dijadikan pendirian Madrasah tersebut.69
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu kepala Madrasah Aliyah
Mahdaliyah Jambi mengatakan bahwa :”yang didirikan saat ini merupakan
tempat perjudian orang-orang jahat ataupun preman yang mempunyai
67 Wawancara bersama ketua Yayasan A.Kausari tanggal 15 april 2021
68 Wawancara bersama Kepala Sekolah Mts Thoifah tanggal 15 april 2021
69 Wawancara bersama Kepala Sekolah Aliyah Nani Elpira tanggal 15 april 2021
59
dekengan yang kuat. Namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tanpa
adanya rasa ragu dan untuk bertekad terus mendidirikan dan melanjutkan
niat untuk mendirikan madrasah. Berkat pertolongan dan doanya dengan
selalu dari hari ke akhirnya dapat merebut tempat perjudian tersebut, dan
diletakan batu pertama sebagai tanda akan didirkannya sebuah madrasah.
Kemudian beliau yakni Dra. Thoifah mengajar di Madrasah
Ibtidaiyah selang beberapa waktu maka timbul Madrasah Stanawiyah dan
di pimpin langsung oleh pendiri Yayasan yakni Hj. Mahdaliyah kemudian
diserahkan kepada Dra. Thoifah dan beliau ini adalah cucu dari pendiri
Yayasan.70
Pandangan saya terhadap Khataman Al-Qur‟an ini sangat baik
dan sangat banyak memberi manpaat untuk orang-orang disekitar
Linngkungan Yayasan disebabkan saya adalah murid pertama yang
melakukan Khatman Al-Qur‟an bersama kepala Yayasan saat ini yakni
bapak A.Kausri S.E beliau dan saya adalah tamatan pertama dan guru juga
untuk membantu Nyai Hj.Mahdaliyah (Alm) dan saya telah melihat
bagimana Khataman Al-Qur‟an ini dihidupkan ditenggah-tenggah
Masyarakat,
Antusias serta pujian yang baik kami dapatkan dari banyak
masyarakat serta banyak orang tua yang menitipkan anak nya untuk belajar
Al-Qur‟an dan berjalan nya waktu yang dulu nya belajar Al-Qur‟n
dilakukan hanya untuk beberapa anak saja kemudian timbul inisiatif dari
pendiri Yayasan untuk membuat belajar Al-Qur‟an ini bukan hanya
sekedar Khatam Al-Qur‟an 30juz tetapi ada setelah itu, maka langkah yang
diambil oleh pendiri Yayasan Adalah mengadakan belajar mengajarkan
Al-Qur‟an ini dilakukan disetiap hari jum‟at nya dan wajib diikuti pula
oleh semua siswa/siswi guru-guru dan jajaran stap dilingkungan Yayasan
agar supaya yang bisa baca Al-Qur‟an itu bukan hanya untuk siapa yang
mau datang sehabis magrib kemudian belajar tetapi pendiri Yayasan
70
Observasi tanggal 15 april 2021
60
seluruh siswa/siswi dan para jajaran dilingkungan Di Yayasan semua bisa
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.71
Dari pendapat di atas dapat saya simpulkan bahwa Khataman Al-
Qur‟an Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini bukan hanya sekedar
kegiatan biasa tetapi sangat berperan penting dalam pendidikan dasar belajar
Al-Qur‟an serta Ilmu Tajwid yang baik dan benar, saya adalah salah satunya
dimana ketika saya masuk Di Yayasan ini saya belum mengerti banyak
tentang ilmu Tajwid kemudian selaang beberapa bulan akhirnya saja bisa
sedikit demi sedikit memahami apa itu ilmu tajwid setelah beberaapa kali
setiap jum‟atnya belajar Al-Qur‟an dan belajar Tajwid, maka ini lah keunikan
dari Khataman Al-Qur‟an ini, belajar bacaan disertai ilmu tajwidnya.
c. Pendapat guru-guru dan karyawan di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
Kota
1. Rita kurnia S.Ag beliau berpendapat bahwa Khataman Al-Qur‟an ini
menjadi suatu wadah bagi para siswa/siswi untuk menambah pengalaman
baru terhadap Khataman Al-Qur‟an yang mana Khataman Al-Qur‟an ini
telah menjadi wadah paling bagus dalam pandangan saya untuk memudah
siswa/siswi untuk tau bagiamana cara membaca Al-Qur‟an dengan baik
dan benar sesuai dengan ilmu-ilmu tajwidnya.72
2. Devi S.Pd salah satu di Aliyah dan beliau berpendapat bahwa khataman
Al-Qur‟an ini sangat penting bagi saya karena saya baru mengikuti
kegiatan seperti ini dan kegiatan ini sangat menambah pengalaman baru
bagi saya karena kegiatan seperti ini mengajarkan kepada kita bahwa
pentingnya Al-Qur‟an dalam pandangan Al-Qur‟an serta dalam mengikuti
kegiatan ini saya belajar banyak tentang bacaan Al-Qur‟an yang baik dan
benar.73
3. Redi zulpianto S.Pd beliau adalah salah satu guru agama di Yayasan Al-
Madrasatul Mahadaliyah beliau berpendapat bahwa. Khataman Al-Qur‟an
71
Observasi tanggal 22 april 2021 72
Wawancara tanggal 24 april 2021 73
Wawancara tanggal 24 april 2021
61
ini sangat penting untuk diperhatikan oleh para siswa karena dalam
kegiatan inilah kita diajari dengan baik bagimana membaca Al-Qur‟an
dengan baik dan benar sesuai dengan aturan tajwidnya.74
4. Ana wahyuni M.Pd salah satu guru yang mengajar Ilmu Komputer di
Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah. Bagi saya Khataman Al-Qur‟an
adalah salah satu program yang ada di Yayasan dan Sekolah Aliyah dan
MTs, kegiatan ini sudah berjalan lama semenjak awal berdiri nya Yayasan
dan berjalan sampai saat ini, terkait dengan Khataman Al-Qur‟an ini bagi
saya Khataman Al-Qur‟an ini sangat bermanpaat bagi saya karena di
sinilah saya banyak belajar tentang bagaimana pembacaan Al-Qur‟an
dengan baik.75
5. M.Syukur M.Pd.I Khataman ini yang paling penting untuk kita ketahui
adalah bahwa Khataman Al-Qur‟an Ini mengajarkan kepada kita bahwa
penting nya belajar Al-Qur‟an dengan baik serta sesuai dengan ilmu tajwid
dan setelah memahami bagaimana pentingnya tau ilmu tajdiw dan kita bisa
mengajarkan Al-Qur‟an76
d. Pendapat siswa/siswi terhadap Khataman Al-Qur‟an
Sesuai hasil wawancara pada tanggal bersama beberapa siswa/siswi Di
Yayasan maka ada beberapa pendapat yang unik yang peneliti dapatkan
mengenai Khataman Al-Qur‟an ini, pertama ada pendapat dari siswa bernama
wahyu ia berpendapat tentang Khataman Al-Qur‟an ini , Khataman Al-Qur‟an
ini menurut saya sangat baik apa lagi untuk saya dan umumnya untuk seluruh
siswa/siswi lain nya, dikarenakan pertama saya adalah alumni SMP dan tidak
adanya kegiatan ini dilakukan Di Sekolah saya, tetapi disini bertemu dengan
suatu kegiatan yang membuat saya mengerti bahwa pentingnya bisa membaca
Al-Qur‟an, bukan itu saja tetapi disini juga diajari bagaimana menjadi Muazin
dan Bilal pada Sholat Jum‟at, karena ketika saya masih sekolah SMP tidak tau
apa-apa dan ketika saya sudah bisa menjadi Bilal dan Muazin maka setiap kali
74
Wawancara tanggal 24 april 2021 75
Wawancara tanggal 24 april 2021 76
Wawanacara tanggal 24 april 2021
62
saya pulang kampung saya sering menawarkan diri untuk menadi Muazin dan
Bilal pada saat Sholat Jum‟at.
disini dapat saya simpulkan bahwa kegiatan seperti inilah yang
alangkah baiknya diterapkan disemua Sekolah Swasta maupun Negri ada
kegiatan seperti ini, supaya ketika anak-anak rantau pulang ke kampung
halaman nya bisa menjadi seorang Muazin dan Bilal, yang biasanya hanya
anak-anak pondok yang menjadi Muazin dan Bilal maka kini giliran kita
menunjukan kepada banyak orang bahwa bukan hanya anak pondok yang bisa
melakukan hal ini tetapi anak umum juga bisa melakukan nya.77
Kemudian ada pendapat dari siswi sesuai hasil wawancara pada
tanggal 22 april 2021 yang bernama delmi, menurut saya Khataman Al-Qur‟an
ini sangat bermakna bagi saya disebabkan ini adalah salah satu wadah untuk
kita mengali sebatas mana kemampuan kita dalam mengguasai Al-Qur‟an,
baik dari segi bacaan maupun dari segi ilmu tajwidnya dikarenakan disini kita
diajarkan bacaan yang benar dan ilmu tajwidnya, Khataman Al-Qur‟an ini
sangat bermampaat bagi siapa yang benar-benar bersungguh-sungguh mau
belajar maka dia akan beruntung sebab jika kita sudah pandai membaca Al-
Qur‟an maka akan diberi kelas Khusus untuk para penghapal Al-Qur‟an atau
bisa disebut Hafidz, Hafidz yang ada disini hanya di khususkan untuk
menghapal Al-Qur‟an pada juz 30 saja.
Akan tetapi jika mampu lebih dari itu untuk menambah hapalan nya
maka dibolehkan bahkan itu lebih baik, guna dibuatkan nya kelas khusus ini
ialah ketika Khataman yang bertepatan pada acara Perpisahan sekolah antara
kelas tiga Aliyah dan kelas tiga Mts maka kelas khusus ini biasanya lebih
banyak diisi oleh kelas tiga Aliyah dan Mts sebaab ketika Khataman Al-
Qur‟an dilakukan maka mereka yang akan menjadi peserta Khataman Al-
Qur‟an.78
77
Wawancara tanggal 24 april 2021 78 Wawancara tanggal 24 april 2021
63
Dan berikut ini adalah pandangan para siswa siswi sesuai dengan hasil
wawancara pada saat berkunjung ke Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi dan berikut ini :
1. Rusli, pendapat saya tentang Khataman Al-Qur‟an ini sangat penting bagi
saya karena di sini lah saya banyak belajar bagimana membaca Al-Qur‟an
dengan baik dan benar, dalam kegiatan Khataman Al-Qur‟an mengajarkan
banyak hal kepada kita bahwa pentingnya mengetahui bagaimana cara
membaca Al-Qur‟an dengan baik.79
2. Wahyu, pendapat saya terhadap Khataman Al-Qur‟an ini ialah khataman
Al-Qur‟an ini sangat bernampat bagi saya karena dari kegiatan ini saya tau
bagiamana penting nya mengetahui bacaan Al-Qur‟an dengan baik setelah
melakukan banyak pembelajaran ketika hari jum‟at dan ketika di luar
sekolah serta dari kegiatan ini saya tau bacaan yang bagus sesuai dengan
ilmu tajdiwnya.80
3. Andika, pendapat saya tentang Khataman Al-Qur‟an ialah tentng
pentingnya belajar Al-Qur‟an serta dari kegiatan yang ada di Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi mengambarkan kepada kita bahwa
menjunjung tinggi Al-Qur‟an dan menjadikan Al-Qur‟an sebagai suatu
rutinitas setiap harinya dan menjadikan kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini
sebagai suatu kegiatan yang lebih banyak hendaknya kita habiskan dalam
keseharian kita.81
4. Hasan, pendapat saya tentang Khataman Al-Qur‟an ini adalah khataman
Al-Qur‟an ini menjadikan saya bisa memahami bisa memahami
bagaimana bacaan yang sesuai dengan ilmu tajwidnya, kegiatan ini juga
mengajarkan kepada kita bahwa Al-Qur‟an adalah suatu kitab suci yang
hendaknya kita bacakan disetip waktu kita.82
79 Wawancara tanggal 24 april 2021 80 Wawancara tanggal 24 april 2021 81
Wawancara tanggal 24 april 2021 82
Wawancara tanggal 24 april 2021
64
5. Nadira, khataman Al-Qur‟an bagi saya adalah suatu kegiatan yang
mengajarkan kepada kita bahwa pentingnya untuk kita selalu membaca
kitab suci yakni Al-Qur’an Nil Karim.83
e. Pendapat Masyarakat tentang Khataman Al-Qur‟an ini
Berdasarkan hasil wawancara saya pada saat berkunjung ke Yayasan
maka saya sempatkan wawancara kepada warga disekitaran Yayasan, ada
beberapa respon baik dan ada juga pertaanyaan yang saya daapatkan, pertama
mengenai Khataman Al-Qur‟an ini, menurut mereka Khataman Al-Qur‟an
yang ada Di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah ini sangat baik saya tau
sebab anak saya juga sekolah disini maka saya tanyakan kepada anak saya
mengenai Khataman Al-Qur‟an dan saya pun pernah melihat kegiatan nya,
Khataman Al-Qur‟an ini sangat baik dan anak saya sudah bisa membaca Al-
Qur‟an dan sudah bisa mengajarkan Al-Qur‟an pada adiknya sebab dia sudah
mengerti bagaimana bacaan yang baik dan benar, akan tetapi ada hal yang
ingin saya tanyakan, mengapa kegiatan ini hanya dilakukan hanya untuk
jajaran guru-guru dan siswa saja kenapa tidak untuk umum.84
Menurut sebagian warga di lingkungan Yayasan mereka menginginkan
Khataman Al-Qur‟an diikuti juga oleh warga terutama untuk mereka yang
tidak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar, maka ini juga menjadi
pemasukan dari penulis untuk Yayasan dan kepala Sekolah MTs dan Aliyah
kenapa kegiatan ini hanya untuk para siswa saja dan kenapa tidak untuk umum
juga diberikan peluang untuk mereka yang ingin belajar Al-Qur‟an akan tetapi
penulis pernah bertanya kepada ketua Yayasan mengenai hal ini maka kata
beliau sebab kegiatan ini hanya dikhususkan hanya untuk para siswa dan para
pengajar Di Yayasan saja dan jika di buatkan untuk umum maka kita
kekurangan tempat sebab para siswa dan para pengajar saja tempatnya sudah
penuh apa lagi ditambah lagi, maka kedepan nya ini menjadi pertimbangan
untuk mengusahakan tempat yang besar agar suapaya bisa diikuti lebih banyak
83
Wawancara tanggal 24 april 2021 84
Wawanacara bersama yanti warga sekitaran Yayasan pada tanggal 24 apri 2021
65
orang kegiatan Khataman Al-Qur‟an ini dilakukan terakhir tahun 2019 dan
mengundang banyak orang untuk menghadiri Khataman Al-Qur‟an dan untuk
tahun 2020 juga dilakukan akan tetapi dilakukan secara tertutup tidak untuk
umum sebab keadan yang memaksa seperti itu, Covid-19 ini sangat membuat
kegiatan ini kurang membaik sebab kita diharuskan melakukan Sosial
Distancing maka yang akan melakukan pembacaan Al-Qur‟an hanya dihadiri
para peserta saja yang lain tidak mengikuti kegiatan ini, misalnya minggu ini
dilakukan oleh kelas dua Aliyah maka yang akan memasuki tempat
Pembacaan Al-Qur‟an hanya kelas dua saja yang lain tidak dan dibimbing oleh
para pengajarnya saja, maka bencana Covid-19 ini sangat berdampak buruk
bagi kegiatan ini dimana biasanya dihadiri oleh banyak peserta kini hanya
dilakukan oleh siapa petugas nyaa saja.85
85
Wawancaara bersama wahyu masyarakat Lingkungan Yayasan tanggal 24 april 2021
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Fenomena Khataman Al-
Qur‟an di Nadrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi, maka dari seluruh bab-bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan :
1. Fenomena Khataman Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah tidak lepas dari Al-Qur‟an dan
Hadist yang menjelaskan tentang Keutamaan Khataman Al-Qur‟an dan
makna dari sebuah Khataman Al-Qur‟an
2. Fenomena Khataman Al-Qur‟an yakni kegiatan membaca Al-Qur‟an
disetiap hari jum‟atnya dari awal berdirinya Yayasan hingga kini masih
dilakukan, saat acara Khataman Al-Qur‟an surah yang dibaca ialah dari
surah An-Naba’ sampai pada surah An-nas dan yang mengikuti Khataman
Al-Qur‟an adalah para siswa dan guru di Yayasan.
3. Khataman Al-Qur‟an ini adalah bentuk Ikhitiar dan zikir kepada Allah
SWT, serta dengan sesering mungkin kita membaca Al-Qur‟an kita
mendapatkan keberkahan dari membaca Al-Qur‟an.
B. REKOMENDASI PENELITIAN
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut: Peneliti berharap kepada pembaca dan
khususnya bagi peneliti, tulisan ini dijadikan suatu bahan peringatan bahwa
kajian khataman Al-Qur‟an ini sangat luas.
Untuk itu juga, penulis perlu untuk mengkaji ulang dan terus-menerus
dilakukan evaluasi, agar kajian tentang khataman Al-Qur‟ an ini dapat
menjadi lebih baik. Maka dari itu peneliti sangat menyarankan kepada
pembaca untuk dapat menerapkan hal yang sama dimaksud, agar dapat
melanjutkan penulisan seperti ini, bahkan pada skala yang lebih besar.
67
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Qur’an
Departemen Agama Al-Qur’an dan Terjemahan Bahasa Indonesia Kudus,: Ayat
Pojok 2016
Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Quran. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:
Departemen Agama RI
B. Buku
Anggito,Alby Dkk Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Cv Jejak, 2017
Bakhtiar, Wardi. Sosiologi Klasik. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2006
Endraswara, Suardi. Metodologi Penelitian Penelitian Living Quran dan Hadist.
Yogyakarta: Teras, 2007.
Idrus,Muhammad metodologi ilmu sosial : pendekatan kualitatif dan kuantitatif
Yogyakarta: Uii Pres 2007
Mansyur,M.Metodologi Penelitian living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta; TH
Press, 2007
Moleong, Lexy J. I Metedologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010
Mustaqin, Abdul. Metedologi Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Tim
Idea Press,2005
Nurdin Dkk (Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teknologi Bandung,:
CV.Jejak 2016
Arifullah, Mohd, Dkk Panduan karya ilmiyah fakultas ushuluddin IAIN jambi
2016
Shihab, M.Quraish Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan dan keserasiaan Al-qur’an
Jakarta :Lantera Hati 2011
Shihab, M.Qurasy Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan peran wahyu dalam
kehidupan masyarakat Bandung: Mizan 2007
Yusuf, Muhammad. Pendekatan Sosiologi Dalam Penelitian, dalam Shahira
Syamsudim, Metode Living Qur’an dan Hadist. Yogyakarta: Teras,
2007
68
C. Skripsi
Anggia Nahla Prasetya, Resepsi Masyarakat Pada Al – Qur’an Sebagai Syifa
Bagi Kesembuhan Pasien Surabaya: Uin Sunan Ampel : 2019
M.Khoirul Anam, Khataman Al – Qur’an Di Pondok Pesantren Darul Ulum Wal
Hikmah: Skripsi Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga, 2017
D. Wawancara
A.Kausari. Ketua Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi, wawancara
dengan penulis pada tanggal 14 maret 2021 di Yayasan, Rekaman Audio.
Andika. Siswa Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah, wawancara
dengan penulis pada taanggal 16 maret 2021. Rekaman Audio
Asirman. Guru di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi, wawancaara
bersama penulis pada taanggal 20 maret 2021, Rekaman Audio
Delmi. Siswa madrasah Tsanawiyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 16 maret 2021, Rekaman
Audio
Nadira. Siswa Madrasah Tsanawiyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 14 april 2021, Rekaman
Audio
Nani Elpira. kepala sekolah Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah
Kota Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 14 maret 2021 di
Yayasan, Rekaman Audio
Rita . guru di Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi , wawancara
bersama penulis pada tanggal 20 maret 2021, Rekaman Audio
Rusli. Siswa Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah, wawancara
dengan penulis pada tanggal 16 maret 2021, Rekaman Audio
Thoipah. kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah Kota Jambi, wawancara dengan penulis pada tanggal 14 maret
2021, Rekaman Audio
Wahyu. Siswa Madrasah Aliyah Yayasan Al-Madrasatul Mahdaliyah Kota Jambi,
wawancara dengan penulis pada tanggal 24 april 2021, Rekaman Audio
76
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
FENOMENA KHATAMAN AL-QUR’AN DI MADRASAH TSANAWIYAH
DAN MADRASAH ALIYAH YAYASAN AL-MADRASATUL
MAHDALIYAH KOTA JAMBI
JENIS DATA METODE SUMBER
DATA
1 Sejarah Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi
Observasi
Dokumentasi
Wawancara
Setiing
Dokumen
Yayasan Al-
Madrasatul
Mahdaliyah
Kota Jambi
Ketua Yayasan,
Kepala Mts
Kepala Aliyah
Guru-guru dan
siswa/siswi
2 Letak Geografis
Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah Kota Jambi
Observasi
Dokumentasi
Setting
Dokumen
Yayasan Al-
Madrasatul
Mahdaliyah
Kota Jambi
3 Struktur organisasi Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah Yayasan Al-
Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi
Dokumentasi Bagan Struktur
Organisasi
4 Keadaan guru di Yayasan Al- Dokumentasi Ketua Yayasan
77
Madrasatul Mahdaliyah Kota
Jambi
Kepsek
Mts/Aliyah
Siswa / siswi
5 Keadaan siswa/siswi Yayasan
Al-Madrasatul Mahdaliyah
Kota Jambi
Wawancara
Dokumentasi
Guru-guru
Dokumen
Yayasan
6 Keadaan sarana dan prasarana
Yayasan Al-Madrasatul
Mahdaliyah Kota Jambi
Dokumentasi Dokumen
Yayasan Al-
Madrasatul
Mahdaliyah
Kota Jambi
7 Fenomena Khataman Al-
Qur’an
Dokumentasi Dokumen
Yayasan Al-
Madrasatul
Mahdaliyah
Kota Jambi
78
CURRICULUM VITAE
NAMA : Abran Hadi
Tempat Tanggal Lahir : Beringin Tinggi 17 April 1997
NIM : 301171107
Fakultas : Ushuluddin
Jurusan : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Abusro
Nama Ibu : Rusniyah
Anak Ke : 7 dari 7 bersaudara
Alamat Asal : Desa beringin tinggi Rt.04 Rw.001
Kec.Jangkat Timur Kab. Merangin Jambi
Nomor Telpon : 0821-7898-6510
E-mail : [email protected]
Alamat Sekarang : Perumahan Villa bukit mas, Rt.13, Simp.
Sungai Duren.
JENJANG PENDIDIKAN
SDN71/VI : 2004-2011
MTSN PPSMQ : 2011-2014
MAS MAHDALIYAH : 2014-2017
UIN STS JAMBI : 2017-2021