40
Properti Investasi, Sewa & Penurunan Nilai Aset Properti Investasi (PSAK 13) Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk : a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan administratif; atau b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan administrasi. Contoh dari properti investasi adalah sebagai berikut : 1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari. 2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. (Jika entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari, tanah tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki dalam rangka kenaikan nilai). 3. Bangunan yang dimiliki entitas (atau dikuasai entitas melalui sewa pembiayaan) atau disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. 4. Bangunan yang belum yang terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. 5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi. 1

Properti Investasi, Sewa dan Penurunan Nilai

Embed Size (px)

Citation preview

Properti Investasi, Sewa & Penurunan Nilai AsetProperti Investasi (PSAK 13)

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari

suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau

lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk

kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk :

a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan

administratif; atau

b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Sedangkan yang dimaksud properti yang digunakan sendiri adalah

properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan

administrasi.

Contoh dari properti investasi adalah sebagai berikut :

1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan

untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.

2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum

ditentukan. (Jika entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai

properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam

kegiatan usaha sehari-hari, tanah tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki

dalam rangka kenaikan nilai).

3. Bangunan yang dimiliki entitas (atau dikuasai entitas melalui sewa

pembiayaan) atau disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa

operasi.

4. Bangunan yang belum yang terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada

pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.

5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan

digunakan sebagai properti investasi.

1

Contoh yang bukan termasuk dalam properti investasi yaitu :

1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari

atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual

contohnya properti yang diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk

dijual dalam waktu dekat atau untuk pengembangan dan dijual kembali.

2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak

ketiga.

3. Properti yang digunakan sendiri.

4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.

Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti

memenuhi kriteria properti investasi. Entitas mengembangkan kriteria sehingga

kriteria tersebut dapat digunakan sebagai kebijakan yang konsisten sesuai dengan

definisi properti investasi dan petunjuk yang ada dalam PSAK 13.

Pengakuan atas Properti Investasi

Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika ;

a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan dari aset yang tergolong

properti investasi akan mengalir ke entitas; dan

b. Biaya perolehan properti dapat diukur secara andal.

Entitas dapat mengevaluasi sesuai dengan prinsip pengakuan atas seluruh

biaya perolehan properti investasi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk

biaya yang terjadi pada saat memperoleh properti investasi dan biaya yang terjadi

setelahnya untuk penambahan, penggantian bagian properti atau perbaikan

properti.

Bagian dari suatu properti investasi dapat diperoleh melalui penggantian.

Contohnya, interior dinding bangunan mungkin merupakan penggantian dinding

aslinya. Berdasarkan prinsip pengakuan, entitas mengakui jumlah tercatat properti

investasi atas biaya penggantian properti investasi pada saat terjadi biaya, jika

kriteria dipenuhi. Jumlah tercatat atas bagian yang digantikan dihentikan

pengakuannya sesuai dengan ketentuan penghentian pengakuan.

2

Pengukuran atas Properti Investasi

1. Pengukuran pada saat pengakuan awal

Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi

termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan dari properti investasi

yang dibeli meliputi biaya pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat

diatribusikan secara langsung, seperti biaya jasa hukum, pajak penjualan dan

biaya transaksi lainnya.

2. Pengukuran setelah pengakuan awal

Setelah pengakuan awal, entitas diperbolehkan memilih model nilai wajar atau

model biaya sebagai kebijakan akuntansi entitas dalam mengukur properti

investasi yang dimilikinya. Dalam PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan ditetapkan bahwa perubahan

kebijakan akuntansi yang dilakukan secara sukarela hanya diizinkan apabila

perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian transaksi, kejadian atau kondisi

yang lebih sesuai dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas

entitas.

Nilai Wajar

Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu. Karena kondisi pasar dapat

berubah, jumlah yang dilaporkan berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak

tepat jika diestimasi pada waktu yang berbeda. Definisi nilai wajar

mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian secara serempak dari kontrak

penjualan tanpa perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang

wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai

seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara serempak.

Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan

rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional

yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan

memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari

sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. Dengan dasar pemikiran

yang sama, nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran

3

rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan

properti tersebut.

Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif

untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada

sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus memperhatikan adanya

perbedaan dalam sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati

dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.

Jika Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu

entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, seperti harga

kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi

berbeda (atau berdasarkan pada sewa atau kontrak lain yang berbeda), disesuaikan

untuk mencerrninkan perbedaan tersebut atau harga terakhir properti serupa dalam

pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya

perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada harga

tersebut atau proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa

depan yang dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam

sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti

pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan

penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari

ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.

Transfer

Ketika entitas menggunakan model biaya maka transfer tidak mengubah

jumlah tercatat properti yang ditransfer dan tidak mengubah biaya properti untuk

tujuan pengukuran dan pengungkapan sedangkan transfer ke properti investasi

yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar menerapkan PSAK 16 hingga

tanggal perubahan. Perlakuan perbedaan antara jumlah tercatat menurut PSAK 16,

dan Nilai wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16:Aset Tetap.

Perbedaan antara nilai wajar properti pada tanggal perubahan dan nilai tercatat

diakui dalam laporan laba rugi.

4

Pelepasan

Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari

laporan posisi keuangan) pada saat:

a. Pelepasan atau

b. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak

memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat

pelepasan.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti

investasi ditentukan dari selisih antara:

1. Hasil neto dari pelepasan dan

2. Jumlah tercatat asset dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and

leaseback) dalam periode terjadinya.

Pengungkapan Properti Investasi

Suatu entitas harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut ;

1. Apakah entitas tersebut menggunakan model biaya atau model nilai wajar.

2. Jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana,

hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan

dicatat sebagai properti investasi.

3. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan, maka kriteria yang digunakan

untuk membedakan properti investasi dan properti yang digunakan sendiri

dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-

hari.

4. Metode dan asumsi yang signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai

wajar dari properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah penetuan

nilai wajar tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak faktor lain

karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat

diperbandingkan.

5. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau

diungkapkan dalam laporan keuangan) berdasarkan penilaian oleh penilai

independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan

5

serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi

yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut diungkapkan.

6. Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk ;

a. Penghasilan rental dari properti investasi.

b. Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang

timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan rental

selama periode tersebut.

c. Perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laba rugi atas

penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang mana model biaya

digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai wajar.

7. Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau

pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan.

8. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan

properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.

Model Nilai Wajar

Di samping pengungkapan yang disyaratkan, entitas yang menerapkan

model nilai wajar mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti

investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berikut:

a. Penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari

akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan

yang diakui dalam jumlah tercatat aset.

b. Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha.

c. Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam

kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual

d. Keuntungan atau kerugian neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar.

e. Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan

dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda,

termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang

penyajian dari entitas pelapor

f. Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri.

g. Perubahan lain.

6

Model Biaya

Sebagai tambahan dari pengungkapan yang disyaratkan, entitas yang

menerapkan model biaya mengungkapkan:

a. Metode penyusutan yang digunakan;

b. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

c. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi

rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;

d. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode,

yang menunjukkan:

- Penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan

dari akuisisi dan penambahan pengeluaran setelah perolehan yang diakui

sebagai aset.

- Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;

- Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk

dalam kelompok lepasan yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual.

- Penyusutan.

- Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugi

penurunan nilai, selama satu periode.

- Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan

keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang

berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi

mata uang penyajian dari entitas pelapor.

- Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri.

- Perubahan lain.

e. Nilai wajar properti investasi. Dalam kasus yang dikecualikan, jika entitas

tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal, entitas

mengungkapkan:

- Uraian properti investasi;

- Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan

- Apabila mungkin, rentang estimasi di mana nilai wajar kemungkinan

besar berada.

7

Sewa (PSAK 30)

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee

hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran

kepada lessor.

Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal antara

tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap

ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini:

a. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan

b. Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal masa sewa

ditentukan

Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal saat

lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan

tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan aset, kewajiban, penghasilan

atau beban sewa)

Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial

seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik

pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan. Sedangkan sewa

operasi adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan

manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.

Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan

substansial transaksi bukan pada bentuk kontraknya. Contohnya dari situasi yang

secara individual atau gabungan pada umumnya mengarah pada sewa yang

diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah

a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa.

b. Lessee memiliki cukup opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup

rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan,

sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi dilaksanakan.

c. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak

milik tidak dialihkan.

8

d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara

substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.

e. Aset sewaaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya

tanpa perlu modifikasi secara material.

Contoh

1. PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa manfaat mobil tersebut

adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut pada

akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil ditambah 0.5% dari nilai

pasar mobil pada tanggal opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut

adalah untuk menutup biaya penjualan mobil.

Kesimpulan

Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset tersebut pada harga

yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar

2. Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada

PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan).

Perjanjian sewa mengandung klausul – klausul berikut ini:

- Masa Sewa 8 tahun

- Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya sebesar $ 4,500

- Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun

- Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000

Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak

signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada

akhir masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum (dihitung dengan

menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah sebesar $ 18,271

Kesimpulan

Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.

Sewa Tanah dan Bangunan

Dalam perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan

diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi yang diatur

tersendiri. Dalam menentukan klasifikasi pada umumnya tanah memiliki umur

ekonomik yang tidak terbatas.Pembayaran sewa dialokasikan antara elemen tanah

9

dan bangunan secara proporsional sesuai nilai wajar relatif bagian perjanjian sewa

pada awal kontrak. Apabila tidak dapat dialokasikan, seluruh sewa

diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan kecuali sangat jelas bahwa kedua

elemen tersebut adalah sewa operasi. Bila demikian maka seluruh sewa

diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Tanah dianggap tidak material, maka tanah dan bangunan dapat diakui

sebagai unit tunggal untuk tujuan klasifikasi sewa dan diklasifikasikan sebagai

sewa pembiayaan atau sewa operasi. Umur ekonomik bangunan dianggap sebagai

umur ekonomik seluruh aset sewaan. Pengukuran elemen tanah dan bangunan

secara terpisah tidak diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan bangunan

diklasifikasikan sebagai properti investasi PSAK 13 dan metode nilai wajar

diadopsi. Apabila pengklasifikasian tidak jelas, maka perlu dibuat suatu

perhitungan secara rinci untuk penilaian ini.

Sewa Pembiayaan dalam Laporan Keuangan Lessee

1. Pengakuan Awal

Pada awal masa sewa, lesse mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas

dalam lapora posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai

kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Penilaian ditentukan pada awal kontrak sewa. Tingkat diskonto yang digunakan

dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimun adalah tingkat suku

bunga implisit dalam sewa. Jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman

inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke

dalam jumlah yang diakui sebagai aset.

2. Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Pembayaran sewa minimun dipisahkan antara bagian yang merupakan beban

keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan

dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga

menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik konstan atas saldo liabilitas.

Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.

10

Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat

disusutkan dan beban keuangan disetiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan

untuk aset sewaan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, dan perhitungan

penyusutan yang diakui dalam PSAK 16 Aset Tetap dan PSAK 19 Aset Tak

Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan

mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan

secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa

dan umur manfaatnya.

3. Pengungkapan

Dalam laporan keuangan lesse harus mengungkapkan hal-hal yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan :

a. Jumlah neto tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan.

b. Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada

tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan

total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan

nilai kininya, untuk setiap periode berikut;

- Sampai dengan satu tahun.

- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.

- Lebih dari lima tahun

c. Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut.

d. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa depan

dari kontrak sewa lanjut yang tidak dapat dibatalkan.

e. Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material yang meliputi, tetapi tidak

terbatas pada, hal berikut ;

- Dasar penentuan utang rental kontijen.

- Ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan

atau pembelian dan ekskalasi beserta syarat-syaratnya.

- Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa,

misalnya yang terkait dengan deviden, tambahan hutang dan sewa-lanjut.

11

Sewa Operasi dalam Laporan Keungan Lessee

1. Pengakuan

Pembayaran dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus

selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih

mencermin pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Dalam sewa

operasi, pembayaran sewa (tidak termasuk biaya jasa seperti biaya asuransi dan

pemeliharaan) diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus kecuali terdapat

dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang

dinikmati pengguna, walaupun pembayaran dilakukan tidak atas dasar tersebut.

2. Pengungkapan

Untuk sewa operasi dalam laporan keuangan lessee mengungkapkan selain yang

disyaratkan dalam PSAK 60 Instrumen Keuangan:Pengungkapan ;

a. Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang

tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :

- Sampai dengan satu tahun.

- Lebih dari satu tahun sampai dengan lima tahun.

- Lebih dari lima tahun.

b. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan

dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal pelaporan.

c. Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periode

berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah

pembayaran minimum sewa, rental kontijen dan pembayaran sewa-lanjut.

d. Penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi,

namun tidak terbatas pada :

a. Dasar penentuan utang rental kontijen.

b. Eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa

atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi, dan

c. Pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan dividen,

utang tambahan dan sewa lanjutan.

12

Sewa Pembiayaan dalam Laporan Keuangan Lessor

1. Pengakuan Awal

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan

di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto

tersebut. Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan semua resiko dan manfaat

yang terkait dengan kepemilikan legal dialihkan dari lessor ke lesse, dan dengan

demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran

pokok dan penghasilan dan penghasilan pembiayaan yang diterima lessor sebagai

penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya.

Lessor sering mengeluarkan biaya langsung awal meliputi antara lain komisi,

biaya legal dan biaya internal yang inkremental dan dapat diatribusikan langsung

dengan proses negosiasi dan pengaturan suatu sewa. Biaya langsung awal tidak

termasuk biaya umum seperti lazimnya dikeluarkan oleh tim penjualan dan

pemasaran. Untuk sewa pembiayaan, selain melibatkan lessor pabrikan atau

dealer, biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal

piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa

sewa. Tingkat bunga implisit dalam masa sewa ditentukan sedemikian rupa

sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk di dalam piutang

sewa pembiayaan, sehingga tidak diperlukan penjumlahan terpisah. Biaya yang

dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer yang terkait dengan negoisasi dan

pengaturan suatu sewa tidak termasuk biaya awal. Dengan demikian, biaya

tersebut tidak termasuk dalam investasi sewa neto dan diakui sebagai beban ketika

laba penjualan diakui, dimana sewa untuk sewa pembiayaan umumnya diakui

pada awal masa sewa.

2. Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Pengakuan penghasilan pembiayaan diakui berdasarkan suatu pola yang

mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi

bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Lessor mengalokasikan penghasilan

pembiayaan selama masa sewa dengan dasar sistematis dan rasional. Alokasi

penghasilan ini didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat

pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa

13

pembiayaan. Pembayaaran sewa dalam suatu periode, diluar biaya jasa, diterapkan

atas investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan penghasilan pembiayaan

tangguhan.

Lessor pabrikan dan dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada periode

sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara

artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan

tingkat bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer

sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika

laba penjualan diakui.

3. Pengungkapan

Dalam sewa pembiayaan selain PSAK 60 Instrumen Keuangan:Pengungkapan

lessor mengungkapkan hal-hal berikut :

a. Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran

sewa minimum pada tanggal pelaporan. Disamping itu, lessor

mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa

minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut :

- Kurang dari satu tahun.

- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.

- Lebih dari lima tahun.

b. Penghasilan pembiayaan tangguhan.

c. Nilai residu tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessor.

d. Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa

minimum.

e. Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan.

f. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.

Sewa Operasi dalam Laporan Keuangan Lessor

1. Pengakuan

Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat

aset tersebut. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan

dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain

14

yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset sewaan

menurun.

Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negoisasi dan

pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui

sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan

sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kebijakan

penyusutan normal untuk aset sejenis, dan penyusutan dihitung sesuai PSAK

16:Aset Tetap dan PSAK 19:Aset Tak Berwujud.

2. Pengungkapan

Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60 Instrumen

Keuangan:Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi :

a. Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa

operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :

- Sampai dengan satu tahun.

- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.

- Lebih dari lima tahun.

- Total rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode

berjalan.

- Penjelasan umum isi perjanjian lessor.

Transaksi Jual dan Sewa Balik

Transaksi jual dan sewa balik meliputi penjualan suatu aset dan

penyewaan kembali aset yang sama. Pembayaran sewa dan harga jual biasanya

saling terkait karena keduanya dinegosiasikan sebagai satu paket. Perlakuan

akuntansi untuk transaksi jual dan sewa balik tergantung pada jenis sewanya.

Jika suatu transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa pembiayaan, selisih

antara lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai

pendapatan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa

sewa.

Jika sewa balik adalah sewa pembiayaan, transaksi tersebut merupakan

suatu cara dimana lessor memberikan pembiayaan pada lessee dengan aset

sebagai jaminan. Karenanya tidak tepat jika selisih lebih hasil penjualan lebih

15

tercatat diakui sebagai penghasilan. Selisih lebih tersebut ditangguhkan dan

diamortasasi selama sewa.

Jika transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa operasi dan jelas

bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba rugi diakui segera,

kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa dimasa depan

yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan

diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode

penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar

tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.

Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan

sewa balik lebih rendah dari pada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara

jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera. Sedangkan untuk sewa pembiayaan,

penyesuaian seperti diatas tidak diperlukan kecuali jika terjadi penurunan nilai.

Dalam hal tersebut, jumlah tercatat berkurang menjadi jumlah terpulihkan sesuai

dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai Aset.

Penurunan Nilai Aset (PSAK 48)

Penurunan nilai aset adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset

melebihi jumlah terpulihkan. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi

antara nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian

penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat dikurangi dengan nilai

terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada saat

terjadinya. Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkan jika jumlah tercatat aset

melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui:

- penggunaan atau

- penjualan aset.

Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai

yang dapat diperoleh kembali dengan nilai yang digunakan. Sebagai ilustrasi

suatu kendaraan nilai tercatatnya 400 juta, nilai jual dikurangi biaya penjualan 350

juta dan nilai pakainya 300 juta. Manajer akan memilih menjual aset tersebut

dengan harga 350 juta daripada terus memakainya, karena nilai pakai aset tersebut

hanya 300 juta. Namun jika nilai pakainya 370 juta dan nilai jual dikurangi biaya

16

penjualan 310 juta, maka manajer akan memilih terus menggunakan aset tersebut

sampai akhir masa manfaatnya.

Secara periodik perusahaan perusahaan harus mereview ada atau

tidaknya indikasi penurunan nilai pada akhir periode. Jika terdapat indikasi, maka

perusahaan harus menaksir jumlah terpulihkan dari aset tersebut. Terlepas apakah

terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus minimal setahun sekalimelakukan

pengujian penurunan nilai (impairment test) pada aset tidak berwujud dengan

masa manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum digunakan dan

goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Ada beberapa indikasi

penurunan nilai dari dalam maupun luar perusahaan, yaitu :

a. Informasi dari luar perusahaan

- Selama periode tertentu, nilai pasar aset telah menurun secara signifikan

melebihi pemakaian normal.

- Selama periode tertentu telah atau akan terjadi perubahan memburuk

dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum atau dalam pasar

produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut.

- Selama periode tertentu, suku bunga pasar dari investasi telah meningkat

sehingga akan menurunkan jumlah terpulihkan dari aset secara material.

- Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

b. Informasi dari dalam perusahaan

- Keusangan atau kerusakan.

- Perubahan signifikan dengan cara penggunaan aset.

- Kinerja ekonomi suatu aset memburuk.

- Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan

pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan

terpisah berdasarkan metode biaya, investor mengakui deviden dari

investasi dan terdapat bukti bahwa deviden melebihi total laba

komprehensif entitas anak dan entitas yang dikendalikan bersama dalam

periode deviden diumumkan.

17

Prosedur Penurunan Nilai

Pengujian adanya indikasi penurunan nilai merupakan tahapan awal

dalam menentukan penurunan nilai. Jika tidak ada indikasi, maka aset tidak

mengalami penurunan nilai sehingga tidak perlu melakukan pengukuran

penurunan nilai. Namun jika aset tersebut memiliki indikasi penurunan nilai,

maka dalam pengukuran penurunan nilai dapat dipastikan bahwa nilai tercatat

lebih tinggi dari pada nilai terpulihkan.

Langkah kedua setelah ditemukan indikasi penurunan nilai adalah

menentukan nilai terpulihkan. Entitas harus menghitung nilai wajar aset dan biaya

penjualan aset dan nilai pakai aset. Kedua nilai tersebut tidak harus tersedia

semuanya. Jika salah satu nilai tersebut lebih besar dari nilai tercatat, maka tidak

perlu dilakukan proses penurunan nilai berikutnya. Artinya nilai terpulihkan akan

menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari nilai tercatat sehingga tidak terjadi

penurunan nilai. Dalam kondisi lain, nilai pasar aset sulit dilakukan karena tidak

ada dasar untuk menentukan nilai pasar. Entitas dapat menggunakan pakai sebagai

nilai terpulihkan. Namun sebaliknya jika entitas tidak meyakini nilai pakai aset,

maka nilai wajar dikurangi biaya penjualan digunakan sebagai nilai terpulihkan.

Langkah ketiga adalah menentukan apakah aset mengalami penurunan

nilai atau tidak dengan membandingkan nilai tercatat dengan nilai terpulihkan.

Jika nilai tercatat lebih rendah dari nilai terpulihkan, aset tidak mengalami

penurunan nilai. Entitas akan mengakui penurunan nilai sebesar selisih nilai

tercatat dengan nilai pakai. Aset akan disesuaikan/diturunkan nilainya sebesar

nilai pakai. Kerugian penurunan nilai disajikan dalam laporan laba rugi periode

berjalan. Entitas harus mengungkapkan aset yang mengalami penurunan nilai

dalam catatan atas laporan keuangan.

Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Jumlah terpulihkan suatu aset adalah jumlah yang lebih tinggi antara Fair

Value Less Costs to Sell dan nilai pakai (Value in Use). Nilai pakai (Value in Use)

adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau

unit penghasil kas sedangkan Fair Value Less Costs to Sell adalah jumlah yang

dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi

18

antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan,

dikurangi biaya pelepasan aset.

1. Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan

a. Bukti terbaik.

Harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat

dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen, disesuaikan

dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan

pelepasan aset.

b. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset

diperdagangkan di pasar aktif.

Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.

c. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada

pasar aktif untuk aset.

Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan

jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari

pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan.

2. Nilai pakai

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:

a. Estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh

dari aset.

b. Ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus

kas masa depan tersebut.

c. Nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang

berlaku.

d. Harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset.

e. Faktor-faktor lain, seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh

pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas

akan diperoleh dari aset tersebut.

19

Pengestimasian nilai pakai meliputi langkah-langkah berikut :

1. Mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari

pemakaian aset tersebut dan pelepasannya pada akhirnya.

Dalam mengukur nilai pakai, suatu entitas harus yaitu :

a. Mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan

terdukungkan yang mencerminkan estimasi terbaik manajeman mengenai

rentang kemungkinan-kemungkinan kondisi ekonomi yang akan terjadi

selama masa manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot yang lebih tinggi.

b. Mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan

terkini yang disetujui manajemen, tetapi harus mengeluarkan unsur estimasi

arus kas masuk atau arus kas keluar yang berkaitan dengan restrukturisasi

masa depan atau perbaikan maupun peningkatan kinerja aset. Proyeksi

berdasarkan anggaran atau prakiraan keuangan tersebut harus meliputi

jangka waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang

lebih panjang dapat dijustifikasi.

c. Mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode yang tercakup dalam

anggaran atau prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang

didasarkan pada anggaran atau prakiraan tersebut dengan menggunakan

tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-tahun berikutnya,

kecuali jika peningkatan tingkat pertumbuhan dapat dijustifikasi. Tingkat

pertumbuhan ini tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka

panjang suatu produk, industri, negara atau negara-negara tempat entitas

beroperasi, atau untuk pasar tempat aset digunakan, kecuali tingkat

pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.

Estimasi arus kas di masa depan meliputi :

a. Proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset.

b. Proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk

dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar

dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung, atau dialokasikan

dengan dasar yang layak dan konsisten pada aset.

20

c. Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan

aset pada akhir masa manfaatnya.

Hambatan dalam memproyeksi arus kas :

- Didasarkan pada asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori.

- Didasarkan pada anggaran keuangan yang terbaru dan telah disahkan oleh

manajemen.

- Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan yang berasal dari

restrukturisasi.

- Pendasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun, kecuali jika

periode yang lebih lama dapat dijustifikasi.

- Periode setelah anggaran hanya dapat menggunakan tingkat yang tetap atau

menurun, kecuali jika tingkat yang naik dapat dijustifikasi.

- Tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam proyeksi ekstrapolasi tidak

dapat melebihi rata-rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri,

atau negara tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset tersebut

digunakan, kecuali jika tingkat yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.

Untuk estimasi arus kas depan valuta asing, arus kas masa depan

diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian

didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata

uang tersebut. Entitas mentranslasikan nilai sekarang dengan menggunakan

tingkat pertukaran spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.

2. Menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut.

Dasar penetapan tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang

menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas

aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Tingkat diskon ini

adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka

hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah,

waktu dan profil risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan

dari aset tersebut. Tingkat diskonto ini diestimasi dari salah satu:

• Tingkat diskonto implisit pada transaksi pasar kini terhadap aset sejenis atau,

21

• Rata-rata tertimbang biaya modal entitas yang tercatat di bursa efek yang

memiliki aset sejenis.

Pengakuan

Rugi penurunan nilai diakui jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset

lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai

terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai

segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah

direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain seperti model revaluasi pada PSAK 16

Aset Tetap.

Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai

penurunan revaluasi sesuai diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang

kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang

sama dan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi

untuk aset tersebut.

Unit Penghasil Kas (UPK)

Unit penghasil kas adalah adalah kelompok terkecil aset

teridentifikasikan yang menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar

independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. Jumlah

terpulihkan dari aset individual tidak dapat ditentukan jika:

(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi

biaya pelepasan; dan

(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset

lain.

Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah terpulihkan, dapat ditentukan

hanya untuk Unit Penghasil Kas Aset. Contohnya suatu entitas pertambangan

memiliki jalur kereta api pribadi untuk mendukung aktivitas pertambangannya.

Jalur kereta api pribadi dapat dijual hanya untuk nilai sisanya dan itu tidak

menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset lain

pertambangan itu. Tidak dimungkinkan mengestimasi jumlah terpulihkan dari

jalur kereta pribadi itu karena nilai pakainya tidak dapat ditentukan dan

kemungkinan berbeda dari nilai sisanya. Oleh karena itu, entitas mengestimasi

22

jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dimana jalur kereta pribadi tersebut

tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.

Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai

wajar unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Jumlah

tercatat dari UPK:

(a) Mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan

langsung, atau dialoksikan dengan dasar yang layak dan konsisten, ke UPK

dan akan menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan

nilai pakai unit penghasil kas; dan

(b) Tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang diakui, kecuali

jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa

mempertimbangkan liabilitas tersebut.

Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas jika, dan hanya jika,

jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah

tercatatnya. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat

aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:

a. pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang

dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit).

b. selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata

atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari

unit).

Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai sesuai, entitas tidak harus

mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:

(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan).

(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan).

(c) nol.

Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset tersebut

menjadi harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).

23

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang

telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)

mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan,

minimal, indikasi berikut ini:

1. Infomasi yang bersumber dari luar.

- Nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama periode tersebut.

- Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas telah

terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat,

dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi maupun legal tempat entitas

beroperasi atau di pasar tempat aset itu didedikasikan.

- Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang lain

telah turun selama periode itu, dan penurunan itu sepertinya akan

mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai

pakai aset sehingga meningkatkan jumlah terpulihkan secara material.

2. Informasi yang bersumber dari dalam.

- Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan bagi entitas telah

terjadi selama periode tersebut, atau diharapkan akan terjadi dalam waktu

dekat, seberapa jauh dan cara, aset tersebut digunakan atau diharapkan

untuk digunakan. Perubahan ini termasuk biaya-biaya yang timbul selama

periode tersebut untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset atau

merestrukturisasi operasi di tempat aset tersebut tercakup.

- Bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja

ekonomi aset lebih baik atau akan lebih baik dari yang diharapkan.

Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode

sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika,

terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah

terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika

kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah

terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai.

24

1. Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Aset Individu

- Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill ), yang disebabkan

pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat

(neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami

rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.

- Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill ) diakui

segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi

sesuai dengan Pernyataan lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16).

- Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan

sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.

2. Pembalikan Rugi Penurunan Nilai UPK

- Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill ) pro rata

dengan jumlah tercatat dari asetnya.

- Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset

individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini. 

Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai UPK, jumlah tercatat aset tidak boleh

dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:

a. Jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan

b. Jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto)

seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset

tersebut dalam periode sebelumnya.

Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah

dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit

itu, kecuali untuk goodwill .

Pengungkapan

Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:

a. Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama

periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya

tercakup rugi penurunan nilai.

25

b. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi

selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang

didalamnya tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik.

c. Jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan

laba rugi komprehensif lainnya selama periode itu.

d. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui

dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.

Entitas yang melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5

mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap segmen:

(a) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi dan dalam

laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode.

(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi

dan dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi penurunan nilai

material yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset

individual, termasuk goodwill atau suatu unit penghasil kas:

(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi

penurunan nilai.

(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.

(c) untuk aset individual.

(i) sifat dari aset.

(ii) jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen

terlaporkan yang mencakup aset tersebut.

(d) untuk unit penghasil kas;

(i) deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan

suatu lini produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi ,

atau suatu segmen yang dapat dilaporkan seperti dijelaskan dalam PSAK 5).

(ii) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan,

jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan

berdasarkan segmen terlaporkan.

26

(iii) jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah

berubah sejak estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas

(jika ada), suatu uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta alasan

perubahan cara unit penghasil kas diidentifikasi.

(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya

dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakainya.

(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual,

dasar yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual (seperti apakah nilai wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu

pasar aktif).

(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan

pada estimasi saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.

Entitas mengungkapkan informasi berikut untuk rugi penurunan nilai

agregat dan pembalikan rugi penurunan nilai agregat yang diakui selama periode

tertentu dalam hal tidak diungkapkannya informasi yaitu :

(a) kelompok utama aset yang mengalami rugi penurunan nilai dan kelompok

utama aset yang mengalami pemulihan rugi penurunan nilai.

(b) peristiwa dan keadaan utama yang menyebabkan pengakuan rugi penurunan

nilai dan pemulihan rugi penurunan nilai tersebut.

27

Kasus

Properti Investasi di BPJS

Pernyataan Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan

Laporan posisi keuangan konsolidasian pembuka BPJS Ketenagakerjaan disusun

berdasarkan laporan posisi keuangan konsolidasian penutup PT Jamsostek

(Persero), entitas anak, dan entitas bertujuan khusus yang telah disusun dan

disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar

Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi

Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Pembuka

Laporan keuangan disusun dan disajikan mengikuti Pedoman Akuntansi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Pedoman Akuntansi BPJS disusun dengan

mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.

Acuan yang digunakan dalam penyusunan Pedoman Akuntansi ini antara lain:

a. Standar Akuntansi Keuangan;

b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan;

c. International Financial Reporting Standards; dan

d. Peraturan perudang-undangan dan peraturan pelaksanaan yang berhubungan

dengan Program Jaminan Ketenagakerjaan.

Kebijakan akuntansi yang diatur dalam Pedoman Akuntansi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial mulai diterapkan pada tanggal 1 Januari 2014 adalah sebagai

berikut:

a. Pengklasifikasian aset keuangan awal dalam kategori Diukur Pada Nilai Wajar

Melalui Penghasilan Neto, Tersedia Untuk Dijual, Dimiliki Hingga Jatuh Tempo,

dan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang, sesuai persyaratan masing-masing

klasifikasi berdasarkan kondisi pada tanggal tersebut;

b. Jumlah tercatat aset awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang

ditetapkan pemerintah;

28

c. Jumlah tercatat liabilitas awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang

ditetapkan pemerintah; dan

d. Jumlah tercatat ekuitas awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang

ditetapkan pemerintah.

Laporan keuangan pembuka merupakan laporan yang disusun untuk memenuhi

ketentuan dalam UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial pasal 62 ayat 2 (c) disebutkan bahwa Menteri Badan Usaha Milik

Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan Laporan Posisi

Keuangan Penutup PT Jamsostek (Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor

akuntan publik dan Menteri Keuangan mengesahkan posisi laporan keuangan

Pembuka BPJS Ketenagakerjaan dan laporan posisi keuangan pembuka Dana

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Laporan posisi keuangan konsolidasian pembuka BPJS Ketenagakerjaan disusun

berdasarkan laporan posisi keuangan konsolidasian penutup PT Jamsostek

(Persero), entitas anak, dan entitas bertujuan khusus per 31 Desember 2013 yang

telah diaudit oleh kantor akuntan independen dan telah disahkan oleh Menteri

Badan Usaha Milik Negara sesuai dengan Surat Keputusan Nomor:

SK-50/MBU/2014 tanggal 11 Maret 2014 tentang Pengesahan Laporan Keuangan

Penutup per 31 Desember 2013 Perusahaan Persero Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Persero).

29

Properti Investasi

Properti investasi adalah penanaman dana investasi BPJS Ketenagakerjaan pada

tanah atau bangunan yang tidak digunakan untuk kegiatan operasional dan

ditujukan untuk menghasilkan pendapatan investasi.

Investasi dalam properti tanah disajikan sebesar biaya perolehannya properti

investasi tanah tidak disusutkan, karena BPJS Ketenagakerjaan berniat untuk

30

memperpanjang haknya apabila periode haknya telah berakhir. Investasi dalam

properti bangunan disajikan sebesar harga perolehannya dikurangi dengan

akumulasi penyusutannya. Properti bangunan disusutkan dengan menggunakan

metode garis lurus sebesar persentase tetap 5% per tahun dari harga perolehannya.

Estimasi Umur Manfaat Properti Investasi, Aset Tetap dan Sarana Kesejahteraan

Peserta BPJS Ketenagakerjaan, entitas anak, dan entitas bertujuan khusus

melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis properti investasi,

aset tetap dan sarana kesejahteraan peserta berdasarkan faktor-faktor seperti

kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi di masa depan. Hasil

operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi

ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.

31

Adopsi Standar Baru Maupun Revisi Standar dan Intepretasi (Revisi atas

PSAK dan ISAK)

a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan

Berikut adalah standar baru, perubahan atas interpretasi standar yang wajib

diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014:

- ISAK No. 27 : Pengalihan Aset dari pelanggan

- ISAK No. 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

b. Perubahan Kebijakan Akuntansi Selama Periode Berjalan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) Nomor:

KEP/461/122013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Pedoman Akuntansi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, mulai berlaku pada tanggal 1

Januari 2014. Pada tahun 2014, BPJS Ketenagakerjaan mengeluarkan beberapa

kebijakan baru antara lain sebagai berikut:

1) PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011)

Kebijakan baru atas piutang properti investasi merupakan kelanjutan dari

penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011) berdasarkan

Keputusan Direksi Nomor: KEP/84/032014

32

2) PSAK 13 (Revisi 2011)

Kebijakan baru atas properti investasi merupakan penerapan PSAK 13 (Revisi

2011): Pengakuan Properti Investasi yang diterapkan pada 2014 sesuai Keputusan

Direksi Nomor: KEP/85/032014 tentang klasifikasi properti investasi berdasarkan

tujuan penggunaannya.

Properti Investasi pada Program Jaminan BPJS

33

Pernyataan Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial (DJS) Ketenagakerjaan

Program Jaminan Hari Tua (JHT) disusun berdasarkan laporan konsolidasian

penutup PT Jamsostek (Persero) yang telah disusun dan disajikan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

(ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI).

Dasar Penyusunan, Pengukuran dan Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dan disajikan mengikuti Pedoman Akuntansi Program

Jaminan Hari Tua. Pedoman Akuntansi Program JHT disusun dengan mengacu

pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Acuan yang

digunakan dalam penyusunan Pedoman Akuntansi ini antara lain:

a. Standar Akuntansi Keuangan;

b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan;

c. International Financial Reporting Standards; dan

d. Peraturan perudang-undangan dan peraturan pelaksanaan yang berhubungan

dengan Program JHT.

34

Kebijakan akuntansi yang diatur dalam Pedoman Akuntansi Program Jaminan

Hari Tua mulai diterapkan pada 1 Januari 2014 adalah sebagai berikut:

1) Penentuan aset investasi awal yang akan diukur pada nilai wajar dan yang akan

diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi sesuai persyaratan sesuai dengan

kondisi pada tanggal tersebut;

2) Jumlah tercatat aset awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang

ditetapkan pemerintah;

3) Jumlah tercatat liabilitas awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang

ditetapkan pemerintah;dan

4) Jumlah tercatat aset neto awal sesuai laporan posisi keuangan pembuka yang

ditetapkan pemerintah.

Laporan keuangan pembuka merupakan laporan yang disusun untuk memenuhi

ketentuan dalam UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial pasal 62 ayat 2 huruf c disebutkan bahwa Menteri Badan Usaha

Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan Laporan

Posisi Keuangan Penutup PT Jamsostek (Persero) setelah dilakukan audit oleh

kantor akuntan publik dan Menteri Keuangan mengesahkan Posisi Laporan

Keuangan Pembuka BPJS Ketenagakerjaan dan Laporan Posisi Keuangan

Pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Laporan Aset Neto Pembuka

Program JHT disusun berdasarkan laporan posisi keuangan penutup PT Jamsostek

(Persero) per 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh kantor akuntan

independen dan telah disahkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara sesuai

dengan Surat Keputusan Nomor: SK- 50/MBU/2014 tanggal 11 Maret 2014

tentang Pengesahan Laporan Keuangan Penutup per 31 Desember 2013

Perusahaan Persero Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero).

Properti Investasi

Pengelolaan properti investasi mengacu pada Keputusan Direksi Nomor

KEP/85/032014 mengenai klasifikasi properti investasi, klasifikasi properti

investasi berdasarkan tujuan penggunaanya sebagai berikut:

a. Tanah;

b. Bangunan Properti;

35

c. Aset Fasilitas Properti;

d. Peralatan Properti;

e. Peralatan Lain Properti;dan

f. Aset Properti Dalam Konstruksi.

Aset Properti Investasi dikuasai oleh Program Jaminan Hari Tua untuk

menghasilkan sewa (rent) atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Properti

investasi diukur pada nilai wajar. Nilai wajar properti investasi diakui berdasarkan

penilaian (appraisal) oleh pihak yang berkompeten dan ditunjuk berdasarkan

Keputusan Direksi. Perubahan nilai wajar properti investasi diakui pada laporan

perubahan aset neto. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan)

dari laporan posisi keuangan pada saat pelepasan atau ketika properti investasi

tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat

ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba

atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui

dalam laporan perubahan aset neto dalam tahun terjadinya penghentian atau

pelepasan tersebut.

Akun properti investasi merupakan penempatan dana investasi program JHT per 1

Januari 2014 dalam bentuk properti investasi sesuai Keputusan Direksi Nomor:

KEP/461/122013 tentang Pedoman Akuntansi Program JHT, pencatatan properti

investasi program JHT mengacu pada PSAK 18 (Revisi 2010) “Entitas Purna

Karya”, yaitu menggunakan model nilai wajar untuk pengukuran setelah

pengakuan awal. Laba atau rugi antara biaya historis dan nilai wajar diakui di

dalam laporan perubahan aset neto. Nilai wajar properti investasi per 1 Januari

2014 ditentukan berdasarkan hasil laporan Penilai Independen sebagai berikut:

a. Laporan Penilaian Properti oleh KJPP Muhammad Taufik Nomor :

122-01/PNL/MT/VIII/13 tanggal 12 Agustus 2013 tentang Laporan Penilaian

Properti untuk Menara Jamsostek. Dalam menentukan nilai wajar, Penilai

Independen menggunakan metode penilaian dengan menggunakan pendekatan

pendapatan dengan metode arus kas yang didiskonto dan pendekatan kalkulasi

biaya.

36

b. Laporan Penilaian Properti oleh KJPP Muttaqin Bambang Purwanto Rozak

Uswatun dan Rekan Nomor :

0251-F/PNL/MBPRU-JKT/VII/13 tanggal 31 Juli 2013 tentang Penilaian Aset

yang berlokasi Jalan Raya Cariu, Desa Sirna Sari, Kecamatan Cariu, Kabupaten

Bogor. Dalam menentukan nilai wajar, Penilai Independen menggunakan metode

penilaian dengan menggunakan pendekatan nilai pasar dan nilai jual paksa.

c. Laporan Penilaian Properti oleh KJPP Firman Azis dan Rekan Nomor :

54/KJPP_FA&R.BDG/ATB /UM/2/ 2012 tanggal 13 Februari 2012 tentang

Penilaian Aset yang berlokasi Jalan Desa Majasari RT 08/RW02, Desa

Kamarung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dalam

menentukan nilai wajar. Penilai Independen menggunakan metode penilaian

dengan menggunakan pendekatan perbandingan data pasar, pendekatan

pendapatan dan pendekatan biaya.

37

Adopsi Standar Baru Maupun Revisi Standar dan Intepretasi (Revisi atas

PSAK dan ISAK)

a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan

Berikut adalah standar baru, perubahan atas interpretasi standar yang wajib

diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014:

- ISAK No. 27 : Pengalihan Aset dari pelanggan

- ISAK No. 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

b. Perubahan Kebijakan Akuntansi Selama Periode Berjalan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) Nomor

KEP/461/122013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Pedoman Akuntansi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, menetapkan Pedoman Akuntansi

Program Jaminan Hari Tua yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014.

Pada tahun 2014 Perusahaan mengeluarkan beberapa kebijakan baru antara lain

sebagai berikut:

1) PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011)

Kebijakan baru atas piutang properti investasi merupakan kelanjutan dari

penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011) berdasarkan

Keputusan Direksi Nomor : KEP/84/032014.

38

2) PSAK 13 (Revisi 2011)

Kebijakan baru atas properti investasi merupakan penerapan PSAK 13 (Revisi

2011): Pengakuan Properti Investasi yang diterapkan pada 2014 sesuai Keputusan

Direksi Nomor : KEP/85/032014 tentang klasifikasi properti investasi berdasarkan

tujuan penggunaannya.

39

DAFTAR PUSTAKA

https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011PSAK-13-Properti-Investasi-IAS-40 120112.pptx&usg=AFQjCNHpfU320KOfywZzCgDjT0PnrRDIJw&sig2=TgloXz9n8bQ35i5FUz3Yg&bvm=bv.104226188,d.c2E

https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011PSAK-30-Sewa-ISAK-8120212.pptx &usg=AFQjCNFWm1ttUwp7JnXUpePxzqVtUEebSA&sig2=CMakt6bHBZDemM9ossyTSg&bvm=bv.104226188,d.c2E

https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011%2F04%2FPSAK-48-Penurunan-Nilai-Aset-IAS-36-Impairment-15092014.pptx&usg=AFQjCNHv_TJESc016lA6Wgyw52bKCYKSGQ&sig2=a7VE57sOLOXjYK_P8V2tAQ&bvm=bv.104226188,d.c2E

https://www.staff.blog.ui.ac.id.martanipendidikanartikel-psak%2Fimpairment-aset%2F&usg=AFQjCNHfnI7DTg0K77mBJCaV2yVN8QywpA&sig2=ViCoItzOQdZYWYbS88AvYw&bvm=bv.104226188,d.c2E

http://www.staff.uny.ac.id.pengabdian-indah-mustikawati-seakt-msiFppm-2012-materi-aset-tetap.pdf&usg=AFQjCNHHKzq3dU342HCSgrS2hYInUbgcVw&sig2=PXD3Tl-kNW p2pl3vA9XiQ&bvm=bv.104226188,d.c2E

http://www.merdeka.com

www.bpjsketenagakerjaan.go.id

40