22
PENGUJIAN ANODIZING DAN ELEKTROPLATING LAPORAN PRAKTIKUM DISUSUN UNTUK MELENGKAPI NILAI TUGAS LAPORAN DIPLOMA III POLITEKNIK OLEH: MUHAMAD RIZKY FIRDAUS PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN 5A/13 - 1212010072 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2014

Laporan Praktikum Anodizing dan elektroplating

Embed Size (px)

Citation preview

PENGUJIAN ANODIZING DAN ELEKTROPLATING

LAPORAN PRAKTIKUM

DISUSUN UNTUK MELENGKAPI NILAI TUGAS LAPORAN

DIPLOMA III POLITEKNIK

OLEH:

MUHAMAD RIZKY FIRDAUS

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

5A/13 - 1212010072

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DEPOK

2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia nya kepada kita semua. Shalawat serta salam marilah kita haturkan ke

junjungan nabi besar kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang telah

menuntun kita dari zaman yang gelap hingga ke zaman yang terang benderang ini. Dengan

rahmat dan karunianya pula lah saya mampu menyusun “Laporan Praktikum Laboratorium

Anodizing dan Elektroplating”.

Dalam kesempatan kali ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ibu Vika Rizkia ST. MT selaku dosen dan pembimbing mata kuliah “Praktek

Anodizing dan Elektroplating” yang telah memberikan bimbingannya selama ini. Juga saya

ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, saudara, juga segenap teman-teman

seperjuangan yang telah ikut menyumbangkan bantuan moril, dan spiritual. Semoga Allah

membalas semua kebaikan.

Pada penulisan laporan tugas ini, saya meyakini bahwasanya masih banyak kesalahan

dan kekurangan yang terdapat pada laporan ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan

banyaknya kritik dan saran yang membangun agar kelak dikemudia hari saya mampu untuk

membuat kriteria laporan yang lebih baik lagi.

Semoga pada akhirnya laporan yang saya buat ini mempu memberikan manfaat kepada

siapapun yang membacanya.

Depok, 22 Desember 2014

M. Rizky Firdaus

NIM. 1212010072

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Logam merupakan material yang memegang peranan penting bagi

kehidupan manusia. Namun, sebagian jenis logam sangat mudah terkorosi dan

berkarat. Logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut dan bercampur

dengan logam lain, serta beracun. Pada beberapa penggunaan khusus, korosi

pada logam harus sangat dihindari, contohnya seperti pada industry makanan

dan obat-obatan, penggunaan pada logam pada structural jembatan dan

bangunan, komponen-komponen otomotif dll.

Kerugian yang begitu besar akibat pengkaratan diharuskan adanya upaya

pencegahan. Banyak cara yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan

pada pengkaratan logam, salah satunya adalah dengan melapisi logam dengan

lapisan pelindung. Anodizing dan electroplating merupakan dua buah cara

yang menggunakan prinsip pelapisan logam.

Laporan praktikum ini membahas mengenai teknik pelapisan logam secara

anodizing dan electroplating. Pembuatan laporan ini merupakan syarat wajib

kelulusan pada mata kuliah laboratorium anodizing dan electroplating.

1.2 Judul Praktikum

“Laporan Praktikum Mata Kuliah Laboratorium Anodizing dan

Elektroplating”

1.3 Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu menguasai teori dan praktik proses anodizing dan

electroplating

Pada percobaan anodizing, dapat mempertebal lapisan oksida pada

permukaan logam, memperkeras permukaan logam, dan melakukan

pewarnaan pada logam.

Pada percobaan electroplating, logam yang dilindungi dilapisi dengan

lapisan logam anti karat, memperkeras permukaan dan memperbaiki

permukaan logam yang akan dilindungi.

1.4 Dasar Teori

1.4.1 Anodizing

Definisi

Anodizing adalah proses pasif elektrolit digunakan untuk meningkatkan

ketebalan lapisan oksida alami pada permukaan bagian logam.

Proses ini disebut anodizing karena bagian yang akan diuji membentuk

elektroda anoda dari sebuah rangkaian listrik. Anodizing meningkatkan

ketahanan korosi dan ketahanan aus, dan menyediakan adhesi yang lebih

baik untuk cat primer dan perekat daripada logam biasa. Film Anodik juga

dapat digunakan untuk sejumlah efek kosmetik, baik dengan lapisan

berpori tebal yang dapat menyerap zat warna atau dengan lapisan tipis

transparan yang menambahkan efek interferensi cahaya yang dipantulkan.

(Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Anodizing )

Anodizing pada aluminium

Anodizing adalah teknik yang banyak digunakan untuk menghasilkan

lapisan anorganik pelindung dari beberapa bahan rekayasa seperti

aluminium, magnesium, titanium dan beberapa logam paduan lainnya

dengan penerapan potensi anodik yang secara normal akan cukup korosif

jika bukan karena hambatan yang diciptakan oleh proses itu sendiri. Dari

semua logam yang paling sering dilakukan anodizing, paduan aluminium

adalah yang sejauh ini paling luas digunakan untuk menghasilkan

sejumlah banyak variasi pengaplikasian. Ada banyak alasan dan proses

untuk menganodizing sebuah part. Berikut ini adalah beberapa anggapan

yang mungkin dapat membantu memilih tipe dan proses :

Appearance : Produk terlihat lebih beres, bersih, lebih baik dan

bertahan lebih lama.

Ease in Cleaning : semua produk anodizing akan lebih bersih lebih

lama dan lebih mudah dibersihkan bila diperlukan.

Non-galling : sekrup dan komponen bergerak lainnya tidak akan

menangkap, terseret, atau macet ketika keausan pada areaini

berkurang. Gun Sights, instrument, dan ulir sekrup adalah aplikasi

yang khas digunakan.

Heat absorption : Anodizing dapat menghasilkan sifat menyerap

panas yang seragam ataupu selektif pada aluminium untuk

industry pemrosesan makanan.

Heat Radiation : Anodizing digunakan sebagai metode untuk

menyelesaikan penghilangan panas elektronik dan radiator.

Proses Anodizing

Proses anodizing terdiri dari beberapa langkah yang dilewati pada sebuah

part yang dicelupkan pada bak dan dilakukan secara berurutan untuk

beberapa tujuan berikut:

Pretreatment : Pembersihan dilakukan pada sebuah non etsa,

detergen alkalin dipanaskan hingga kurang lebih 800C. proses ini

menghilangkan kontaminasi dan minyak.

Rinsing : Beberapa kali bilasan, beberapa menggunakan air

deionisasi secara ketat, ikuti setiap langkah proses.

Etching (Chemical milling) : etsa dalam sodium hidroksida larutan

untuk menyiapkan aluminium untuk anodizing dengan

menghilangkan lapisan tipis aluminium secara kimiawi. Bak

alkalin ini memberikan permukaan aluminium sebuah permukaan

matte (kusam, pudar).

Desmutting : Pembilasan dalam sebuah larutan asam, larutan

untuk menghilangkan unsur partikel paduan yang tidak diinginkan

dengan proses etsa.

Anodizing : aluminium dimasukkan kedalam tank berisikan

larutan asam elektrolit yang mana arus elektrik langsung melewati

sel elektrolit antara part aluminium yang berperan sebagai anoda

dan tank terpolarisasi sebagai katoda.

Colouring : film anodic sangat cocok untuk berbagai variasi

metode pewarnaan termasuk pencelupan absorptive, baik zat

pewarna organic dan anorganik, dan pewarnaan elektrolitik.

Sealing : dalam semua proses anodizing, sealing yang sesuai pada

lapisan oksida berpori adalah benar-benar penting untuk performa

yang memuaskan pada lapisan. Pori-pori harus diberikan

nonabsorbent untuk menghasilkan resistansi maksimum pada

korosi dan noda.

Beberapa larutan pengasaman dapat digunakan untuk menganodisasi

aluminium, tetapi larutan asam sulfur adalah yang paling biasa digunakan.

Asam Chromic, oxalic, dan phosphoric adalah juga relative digunakan

untuk aplikasi yang spesifik. Bak anodizing asam sulfur “Standar” (Type

II) menghasilkan oksida terbaik untuk pewarnaan. Larutan tersebut terdiri

dari kurang lebih 15% asam sulfur dan bak anodizing dipertahankan pada

suhu 200C. Semakin temperature anodizing bertambah, oksida menjadi

semakin berpori dan meningkatkan kemampuannya dalam menyerap

warna; bagaimanapun, itu juga akan mengakibatkan hilangnya kekerasan

dan kilaunya, dikarenakan aksi dislarutan dari asam pada permukaan

oksida.

Hardcoating (Type III) merujuk pada sebuah proses yang biasanya

menggunakan konsentrasi asam sulfur yang lebih tinggi, temperature

lebih rendah (antara -1 dan 40C), dan voltase lebih tinggi, dan kepadatan

arus. Hardcoating memberikan oksida sangat keras, padat, dan tahan

abrasi pada permukaan aluminium. Oksida padat terbentuk karena efek

pendinginan dari elektrolit dingin. Pada temperature ini, asam sulfur tidak

menyerang oksida secepat pada tenperatur naik. Karena temperature lebih

rendah, voltase butuh untuk mempertahankan kepadatan arus lebih tinggi

juga membentu entuk lebih kecil, pori lebih padat, demikian akunting

untuk kekerasan dan ketahanan abrasi yang baik.

Anodizing Asam Chromic (Type I) digunakan untuk aplikasi pada

lingkungan kelautan, pada pesawat udara sebagai perlakuan sebelum

pengecatan, dan pada beberapa kasus apabila pengakhiran assembly

dimana zat asam mungkin terperangkap. Meskipun lapisan yang

dihasilkan teramat sangat tipis, tetapi memiliki ketahanan korosi yang

istimewa dan dapat diwarnai bila dinginkan. Sebuah bak yang tipikal

dapat mengandung asam chromic dari 5 hingga 10 %, dan berlangsung

sekitar 35 hingga 400C. Ada dua proses utama, satu menggunakan 40 V

dan proses yang lebih baru menggunakan 20 V.

Asam oxalic kadang digunakan sebagai elektrolit anodizing

menggunakan peralatan yang mirip. Bak ini akan menghasilkan film

setebal 50 𝜇m tanpa menggunakan tenperatur sangat rendah dan biasanya

memberikan warna emas atau emas perunggu pada kebanyakan logam

paduan. Konsentrasi khasnya adalah dari 3 hingga 10 % asam oxalic pada

sekitar 27 hingga 320, menggunakan sebuah voltase DC sekitar 50 V.

Bak asam phorphoric digunakan pada industry pesawat terbang

sebagai pretreatment untuk ikatan adhesive. Itu juga merupakan perlakuan

sangat baik sebelum plating menjadi aluminium. Sebuah bak tipikal dapat

mengandung 3 hingga 20 % asam phosphoric pada sekitar 320C, dengan

voltase setinggi 60 V. (Sumber : Corrosion Engineering “Principles and

Practice”, Pierre R. Roberge. Mc Graw Hill)

1.4.2 Electroplating

Definisi

Elektroplating adalah proses yang menggunakan arus listrik untuk

mengurangi kation logam terlarut sehingga membentuk lapisan logam

yang koheren pada elektroda. Istilah ini juga digunakan untuk oksidasi

listrik anion ke substrat padat, seperti dalam pembentukan perak klorida

pada kawat perak untuk membuat elektroda perak / perak klorida.

Electroplatin terutama digunakan untuk mengubah sifat permukaan suatu

benda (misalnya abrasi dan ketahanan aus, perlindungan korosi,

pelumasan, kualitas estetika, dll), tetapi juga dapat digunakan untuk

membangun ketebalan pada bagian berukuran atau membentuk objek

dengan electroforming.

Proses yang digunakan dalam elektroplating disebut elektrodeposisi.

Hal ini sejalan dengan sel galvanik yang bertindak secara terbalik. Bagian

yang akan dilapis adalah katoda sirkuit. Dalam salah satu teknik, anoda

terbuat dari logam yang akan dilapisi pada bagian. Kedua komponen

direndam dalam larutan yang disebut elektrolit yang mengandung satu

atau lebih garam logam terlarut serta ion lain yang mengizinkan aliran

listrik. Sebuah catu daya memasok arus langsung ke anoda, oksidasi atom

logam yang terdiri dan memungkinkan mereka untuk larut dalam larutan.

Pada katoda, ion logam terlarut dalam larutan elektrolit berkurang pada

antarmuka antara larutan dan katoda, sehingga mereka "melapis keluar"

ke katoda. Tingkat di mana anoda terlarut sama dengan tingkat di mana

katoda berlapis, vis-a-vis arus melalui rangkaian. Dengan cara ini, ion-ion

dalam bak elektrolit terus diisi ulang oleh anoda.

Proses Elektroplating

Kation mengasosiasi dengan anion dalam larutan. Kation ini

berkurang pada katoda untuk deposit dalam logam, nol valensi. Sebagai

contoh, dalam larutan asam, tembaga teroksidasi di anoda ke Cu2 +

dengan kehilangan dua elektron. The Cu2 + berasosiasi dengan anion

SO42- dalam larutan untuk membentuk tembaga sulfat. Pada katoda, Cu2

+ direduksi menjadi logam tembaga dengan mendapatkan dua elektron.

Hasilnya adalah transfer efektif tembaga dari sumber anoda ke plat

meliputi katoda.

Plating umumnya elemen logam tunggal, bukan paduan. Namun,

beberapa paduan dapat di Elektrodeposisi, terutama kuningan dan solder.

Banyak bak plating termasuk sianida logam lainnya (misalnya, kalium

sianida) selain sianida logam yang akan disimpan. Sianida bebas ini

memfasilitasi korosi anoda, membantu untuk mempertahankan tingkat ion

logam konstan dan berkontribusi terhadap konduktivitas. Selain itu, bahan

kimia non-logam seperti karbonat dan fosfat dapat ditambahkan untuk

meningkatkan konduktivitas.

Ketika plating tidak diinginkan pada area tertentu dari substrat, stop-off

diterapkan untuk mencegah bak dari kontak dengan substrat. Khas stop-

off termasuk tape, foil, lak, dan lilin.

Electroplating dan Peran kuncinya

Sebuah lembaga pemrosesan logam terkemuka Jerman,

Gutegemeinschaft Galvanotechnik e.V. Mendefiniskan pelapisan logam

dan peranannya sebagai berikut :

“'Metal Finishing' is a term embracing the surface treatment and finishing

of metals and non- metals, in which a metallic coating is formed from

an aqueous solution or a molten salt by means of an electrochemical

reaction. The properties of such coatings are determined by the

deposition process as well as pretreatment and post-treatments.”

Pelapisan logam dapat dikatakan telah bertransformasi pada

beberapa decade dari yang utamanya merupakan sebuah kerajinan

empiris, menjadi sebuah teknologi kunci, berdasarkan pada prinsip ilmu

pengetahuan. Metode coating telah dikembangkan secara sistematis

dalam hal komposisi dan sifat dari lapisan yang diperlukan. Parameter

proses yang spesifik seperti seperti laju deposisi, efisiensi deposisi dan

daya pelemparan pada setiap elektrolit telah secara istimewa

dikembangkan untuk menemukan spesifikasi yang disyaratkan. Pada

cara ini, dapat diketahui deposit baik logam murni atau lapisan paduan

dari kompisisi yang sebenarnya. Sifat dari lapisan logam seringkali

berbeda dari logam atau paduan besar-besaran yang sesuai. Alasan dari

ini semua terdapat pada struktur microscopic atau sub-mikroskopik dari

lapisan logam. Jadi, nilai kekerasan mikro Vicker adalah salah satu cara

paling sederhana untuk mendemonstrasikan perbedaan tersebut. Dari

table berikut ini akan jelas bahwa logam electrodeposit adalah secara

seragam lebih keras dari pada pembandingnya yang disiapkan dengan

metode metallurgi.

Tabel : Perbandingan Kekerasan Vicker pada proses berbeda

Tabel : lapisan pelindung dan coating yang terbentuk oleh pelapisan

logam

Pelapisan logam seperti yang telah didefinisikan diatas, juga termasuk

formasi dari selaput konversi. Selaput komposit dengan sebuah matrix

logam dan inklusi non-logam (juga dikenal dengan selaput disperse)

adalah temuan aplikasi yang berkembang. Ketika deposisi selektif

berguna, sebagai contoh, untuk memperbaiki kecacatan dan selaput yang

using, demikian memungkinkan untuk mendaur ulang komponen. Part

dengan topografi bentuk dan permukaan yang kompleks dapat

dimanufaktur dengan electroforming.

BAB 2

ALAT DAN OBJEK KERJA

2.1 Alat

2.1.1 Peralatan pada anodizing

Peralatan Kikir

Gergaji

Amplas air no. 100, 220, 320, 400, 600, 800, 1000, dan 1200

Mesin bor

Anodizing kit

Dua elektroda Al (untuk Anodizing)

Pengait aluminium dan tembaga.

2.1.2 Bahan Kimia yang digunakan pada anodizing

Chemical Degresing : Detergen = 10 gr/l

Na2CO3 = 40 gr/l

Pickling : NaOH = 40 gr/l

Neuetralizing : HNO3 = 200 ml/l

Poleshing : H3PO4 = 805 ml/l

HNO3 = 35 ml/l

Pelapisan Oksida : Elektrolit H2SO4 = 230 gr/l

Zar Warna : 5 gr/l

2.1.3 Peralatan pada electroplating

Elektroplating kit

Kawat tembaga

Amplas grade 120, 200, 320, 400 600, 800, 1000 dan 1200

Elektroda Cu dan Stainless Steel

Jangka Sorong

Neraca Digital

Pengaduk

2.1.4 Bahan kimia yang digunakan pada electroplating

Benda kerja yang akan dilapisi

Bahan untuk Pencucian/Pembersihan

1. Chemcal Degreasing : NaOH = 30 gr/l

2. Elektro Degreasing : NaOH = 25 gr/l

Na2CO3 = 15 gr/l

3. Pickling : H2SO4 = 150 ml/l

Bahan untuk elektrolit:

1. Bahan untuk elektrolit tembaga I yaitu elektrolit tembaga sianit

yang terdiri dari:

a. KCN = 75 gr/l

b. CuSO45H2O = 100 gr/l

c. Na2CO310H2O= 40 gr/l

2. Bahan untuk elektrolit tembaga II yaitu elektrolit asam tembaga

yang terdiri dari:

a. CuSO4 = 220 gr/l

b. H2SO4 = 65 ml/l

c. NaCl = 0,15 gr/l

2.2 Objek Kerja

Pelat aluminium tipis dimensi 3 mm x 60 mm x 60 mm. (Anodizing)

Pelat aja ST 37 tipis dimensi 3 mm x 67 mm x 28 mm.

(Elektroplating)

BAB 3

PRAKTIKUM

3.1 Prosedur/urutan kerja

3.1.1 Urutan Kerja anodizing

a. Proses Persiapan

i. Bentuk benda kerja sesuai dengan instruksi pembimbing

ii. Benda kerja dibersihkan dan dihaluskan dengan amplas

(urutan grade amplas dari yang kasar)

iii. Cuci dengan air yang mengalir

iv. Kemudian benda diproses sebagai berikut

b. Proses Elektrolisis

Pelapisan Oksida

Objek diletakan pada anoda (Kutub +) dengan

menggunakan kawat yang terbuat dari alumunium.

•Waktu : 10 menit

•Temperatur : 60 - 90 °C

Bak. 2.01Chemical Degresing

•Waktu : 5 menit

•Temperatur : 50 - 90°C

Bak. 2.02Pickling

•Gunakan air yang mengalirBak. 2.03

Pembilasan

•Waktu : 3 menitBak. 2.04

Neutralizing

•Gunakan air yang mengalirBak. 2.05

Pembilasan

•Waktu : 10 menit

•Temperatur : 28°C

Bak. 2.06Poleshing

•Gunakan air yang mengalir

•Catatan: Tangan harus Bersih

Bak. 2.07Pembilasan

•Waktu : 30 s.d 45 menit

•Rapat Arus : 1 s.d 1.5 A/dm2

Bak. 2.08Pelapisan Oksida

•Gunakan air bersih yang mengalir.

•Benda kerja digerakan selama 1 menitBak. 2.09

Pembilasan

c. Proses Pewarnaan

i. Masukan objek kedalam larutan zat warna yang sudah

disediakan

ii. Gerakan objek beberapa kali selama 1 – 5 menit

(tergantung pada intentitas warna yang saudara kehendaki)

iii. Bilas dengan air yang mengalir

d. Proses Akhir (Sealing)

Pemberian lapisan penutup dengan cara objek dicelupkan

dalam air yang sudah dideionisasi.

3.1.2 Urutan Kerja Elektroplating

a. Bersihkan benda kerja dari oli dan lain-lain dengan cara mencuci

menggunakan sabun

b. Amplas benda kerja (Urutan nomer amplas dari yang ter-kasar)

c. Timbang benda kerja ke-1 sebelum dilapisi

d. Ukur permukaan benda kerja untuk menentukan arus yang akan

dipakai

e. Lakukan proses pembersihan sebagai berikut:

f. Tahapan Pelapisan

Pelapisan Tembaga I, masukan benda kerja ke:

•Waktu : 5 menit

•Temperatur : 95 - 98°C

Bak. 2.09Pickling

•Waktu : 10 menit

•Temperatur : 70 - 90 °C

Bak. 1.01Chemical Degreasing

•Waktu : 5 menit

•Rapat Arus : Untuk baja 5A/dm2, Bukan baja 3A/dm2

Bak. 1.02Elektro Degreasing

•Gunakan air yang mengalirBak. 1.03

Pembilasan

•Waktu : 10 menitBak. 1.4Pickling

•Gunakan air yang mengalirBak. 1.05

Pembilasan

g. Keringkan Benda Kerja

h. Timbang benda kerja yang ke-2 setelah dilapisi tenbaga I

Pelapisan tembaga II, masukan benda kerja ke

i. Keringkan lagi benda kerja

j. Timbang lagi benda kerja yang ke-3 setelah dilapisi tembaga II

k. Gosok benda kerja dengan Autosol hingga mengkilap

•Waktu : 15 menit

•Rapat Arus : 0,5 s.d 1.5 A/dm2

Bak. 1.06Pelapisan Tembaga I

•Gunakan air bersih yang mengalir.

•Benda kerja digerakan selama 1 menitBak. 1.07

Pembilasan

•Waktu : 15 menit

•Rapat Arus : 0,5 s.d 1.5 A/dm2

Bak. 1.08Pelapisan Tembaga II

•Gunakan air bersih yang mengalir.

•Benda kerja digerakan selama 1 menitBak. 1.09

Pembilasan

BAB 4

LEMBAR DATA

4.1 Lembar data percobaan anodizing

LEMBAR DATA PERCOBAAN ANODIZING

Judul Percobaan : Proses Anodizing

Hari/Tgl. Percobaan : Selasa, 16 Desember 2014

Pembimbing : Vika Rizkia ST. MT.

Nama Praktikan/Semester : Muhamad Rizky Firdaus/5

Tujuan Percobaan :

1. Mempertebal lapisan oksida pada permukaan

logam

2. Memperkeras permukaan logam

3. Menghasilkan warna-warna indah pada benda-

benda yang terbuat dari alumunium

4. Membuat logam menjadi tahan terhadap

korosi

4.1.1 Data Pengamatan Benda Kerja

a. Gambar Benda Kerja

b. Hitung Luas Permukaan Benda Kerja

Luas Area Permukaan = 1540 mm2

Dua luas Permukaan = 1540 mm2 x 2 = 3080 mm2 = 0.3080 dm2

c. Hitung Arus yang akan dipergunakan untuk praktek

I = Luas Permukaan x 1.5 [ampere/dm2]

= 0.3080 dm2 x 1,5 [ampere/dm2] = 0.462 ampere

Catatan: dalam pengeerjaan proses anodizing dilakukan 3

orang sehingga arus yang di-set ditambahkan dengan arus partner

kerja.

4.1.2 Data Pengamatan Praktek Anodizing

2.01

Chemica

l

Degreasi

ng

2.02

Picklin

g

2.04

Neutr

alizin

g

2.06

Pelapisan

Poleshing

2.08

Pelapisan

Oksida

2.12

Sealing

1. Temperature 82°C 26°C 26°C 28°C 26°C 95°C

2. Waktu 10 menit 5 menit 3

menit

10 menit 30 menit 5 menit

3. Arus - - - - 1.5 A/dm2 -

Zat yang dipakai H3PO4

dan HNO3

H2SO4 Air yang

dideionis

asi

Catatan: Suhu Ruangan = 26°C

Pembimbing, Praktikan,

(Vika Rizkia ST. MT) (Muhamad Rizky Firdaus)

Pengamatan

No. Bak

4.2 Lembar data percobaan electroplating

LEMBAR DATA PERCOBAAN ELEKTROPLATING

Judul Percobaan : Proses Elektroplating

Hari/Tgl. Percobaan : Selasa, 16 Desember 2014

Pembimbing : Vika Rizkia ST. MT.

Nama Praktikan/Semester : Muhamad Rizky Firdaus/5

Tujuan Percobaan :

1. Melindungi logam yang mudah berkarat dengan

logam yang lebih tahan korosi

2. Memperkeras permukaan logam

3. Memperbaiki penampilan logam yang akan

akan dilapisi

4.2.1 Data Pengamatan Benda Kerja

a. Gambar Benda Kerja

b. Hitung Luas Permukaan Benda Kerja

Luas Area Permukaan = 1921.57mm2

Dua luas Permukaan = 1921.57mm2 x 2 = 3843.14 mm2 =

0.384314 dm2

c. Hitung Arus yang akan dipergunakan untuk praktek

Arus pada bak 1.02 = 1.5 x Luas permukaan

= 1.5 x 0.384314

= 0.57647 A

Arus pada bak 1.06 = 1,5 x Luas permukaan

= 1.5 x 0.384314

= 0.57647 A

Arus pada bak 1.08 = 3 x Luas permukaan

= 3 x 0.384314

= 1.15293 A

Catatan : dalam proses elektroplating ini setiap proses dilakukan oleh 2 orang

4.2.2 Data Pengamatan Praktek Elektroplating

1.01

Chemical

Degreasing

1.02

Elektro

Degreasing

1.04

Pickling

1.06

Pelapisan

Tembaga

I

1.08

Pelapisan

Tembaga

II

Keterangan

4. Temperature 82°C 26°C 26°C 26°C 26°C Suhu

Ruangan =

26°C

5. Waktu 10 menit 5 menit 10

menit

15 menit 15 menit

6. Arus - 3A/dm2 - 1,5

A/dm2

1.5

A/dm2

Berat benda sebelum dilapisi:

53.99

53.95 54.14

Pembimbing, Praktikan,

(Mrs. Vika Rizkia ST. Mt.) (Muhamad Rizky

Firdaus)

No. Bak

Pengamatan

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Proses Anodizing

Keberhasilan proses anodizing ditandai dengan menempelnya pewarna ketika

tahap sealing pada proses anodizing, apabila zat warna tidak menempel sama

sekali dan logam warnanya kembali ke semula (warna aluminium) maka

dinyatakan proses anodizing gagal. Umumnya kegagalan sering terjadi akibat

pengait yang digunakan pada proses masih goyang dan tidak erat.

5.1.2 Kesimpulan Proses Elektroplating

Keberhasilan proses electroplating ditandai apabila benda setelah diproses

tidak mengalami hangus. Hangus disebabkan kesalahan perhitungan dalam

menentukan ampere yang dibutuhkan sehingga ampere yang digunakan terlalu

besar. Benda kerja yang hangus memiliki permukaan yang tidak bagus.

5.2 Saran

Pada masing-masing proses sangat dibutuhkan ketelitian dan konsentrasi pada

setiap tahapnya, ketika salah satu tahap tidak dikerjakan dengan konsentrasi

dan ketelitian penuh, maka akan menambah resiko kegagalan yang

menyebabkan harus mengulangi kembali pada proses pengamplasan pada

benda kerja.

BAB 6

DAFTAR PUSTAKA

Kanani, Nasser. 2004. Electroplating – Basic Principles, Processes and Practice.

Great Britain : Elsevier Ltd.

Roberge, Pierre R. 2008. Corrosion Engineering – Principles and Practice. USA :

The McGraw – Hill Companies, Inc.

Wikipedia. (2014). Anodizing. http://en.wikipedia.org/wiki/Anodizing, 22

Desember 2014.

Wikipedia. (2014). Electroplating. http://en.wikipedia.org/wiki/Electroplating, 22

Desember 2014.