Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat
yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi,
tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat
yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan
kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta
intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan iklim suatu
daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari
pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi
klimatologi, perlunya ada instrumens klimatologi karena hal
ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu
daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam
yang tepat dan lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda
bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi.
Alat-alat yang digunakan dalam BMKG harus tahan setiap
waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga
ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat
ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat
dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu
yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun. Alat
dipasang di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu
tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang
halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun
1
pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu
tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua
tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga
perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi
betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman
dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan
pengumpulan data. Dalam Stasiun klimatologi Alat-alat yang
umum digunakan di data cuaca menghasilkan data yang makro.
Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis
(mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah
radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara,
curah hujan, evaporasi dan angin (Badai, 2009).
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Praktikum Klimatologi bertujuan untuk mengetahui alat-
alat klimatologi dan cara menggunakannya serta dapat
menentukan keadaan iklim pada suatu daerah. Kegunaan dari
praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui cara
menggunakan alat-alat klimatologi serta mengukur kelembapan
nisbih udara, kecepatan angin dan lama penyinaran.
Melatih mahasiswa untuk mengolah dan menganalisis
data meteorologi pertanian serta menyajikannya dalam
data siap pakai.
2
Mempelajari hubungan timbal balik antara anasir-
anasir iklim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Campbell Stokes
3
Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk
mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan
dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen.
Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini
adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu
Campbell Stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat,
kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada
kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus
itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama
satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat,
dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya
penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan
penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).
Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk
mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari
dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari
beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter
96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya
bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah
tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang
sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand),
Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling.
Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak
matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju
permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling
permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan
kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
4
Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut
sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan
jam/menit) (Anonim, 2009).
2.2 Termometer
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu.
Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer
manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan
air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien
muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume
akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung
alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih
aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air
raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya
katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air
raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian.
Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak
dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap d idalam
tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun
selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan
fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras.
Termometer ini mirip desain termometer medis. Air raksa akan
membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air,
tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan
tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika
5
termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun
ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik.
Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga
kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer
air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat
saat temperature di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di
mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas -38.83 ° C
(-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan
thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai
titik beku of -61.1 °C (-78 °F) (Shafiyyah, 2009).
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
temperatur. Termometer harus dipasang secara mendatar di
lapangan terbuka. Satuan meteorologi dari temperatur adalah
derajat celcius (oC), Reamur (oR) dan Fahrenheit (oF).
Umumnya termometer diisi air raksa atau alkohol. Pemasangan
dilakukan dengan menggunakan alas kayu atau besi sebagai
penahan. Pada siang hari, termometer harus diikat untuk
menghindari sinar matahri langsung. Pada petang hari,
termometer dipasang kembali. Untuk menghindari cahaya
matahari langsung, termometer dapat juga diberi pelindung
atau dengan menempelkannya di dinding bangunan. Termometer
bekerja dengan cara yang sederhana. Bila udara panas, maka
air raksa dalam termometer akan mengembang. Temperatur pada
termometer diukur dengan skala temperatur yang berimpit
dengan letak permukaan air raksa (Anonim, 2008).
Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan
udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola
kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar
6
jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau
daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali
perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau
pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus
bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air
banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya
endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu
pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah
termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu
udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah
berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur
kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari
radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta (Badai,
2009).
Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis
rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu
yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C)
disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit
(F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Alat yang
digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama
termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat
digolongkan ke dalam empat macam termometer berdasarkan
prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus
listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan
volume gas, dan termometer berdasarkan prinsip perubahan
panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu
permukaan bersuhu tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).
7
2.3 Penangkar Hujan
Penangakar hujan yang baku digunakan di Indonesia
adalah tipe observatorium semua alat penangkar hujan yang
beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan
alat penangkar hujan otomatis (OBS). Penangkar hujan OBS
adalah manual. Alat penakar hujan di bagi dua yaitu pertama,
alat penakar curah hujan otomatis dari type Hellman
Obrometer dan yang kedua alat penakar curah hujan biasa
(tidak otomatis) dari Ombrometer type Observatorium. Curah
hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah
air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang
selalu didahului oleh proses konde yang tertampung diukur
dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi
atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas
penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi
hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin
bukan hari ini (Badai, 2009).
Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang
tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi
dalam satuan tinggi. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24
jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi itu
adalah data hujan hari kemarin (Anonim, 2009).
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan
yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan
masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat
pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya
8
terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat
tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai
pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/
digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan
bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena
akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai
atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam
tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam
tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya
pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian
jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan
menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada
pias (Anonim, 2008).
2.4 HV/Acid Rain Sampler
Mempunyai prinsip kerja dimana udara yang mengandung
partikel debu di hisap mengalir melalui kertas filter dengan
menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Dimana debu
menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur
konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang
sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat
flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat
konsentrasi debu tersebut (Anonim, 2009).
2.5 Panci Penguapan
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air.
Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada
temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi
9
penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin,
kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan
udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang
terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah
untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi. Untuk
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur
evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif
atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran
evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan
perlengkapan sebagai berikut Panci Bundar Besar, Hook Gauge
yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan
air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk,
sehingga cara pembacaannya berlainan, Still Well ialah
bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder
dan mempunyai 3 buah kaki, Thermometer air dan thermometer
maximum/ minimum, Cup Counter Anemometer, Pondasi atau Alas,
Penakar hujan biasa (Anonim, 2008).
2.6 Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan
angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan
meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata
angin. Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada
saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di
dalamanemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung
kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat,
10
kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain
menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin,
kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada
baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana
angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan
diletakkan di tempat terbuka (Anonim, 2008).
2.7 AWS (Automatic Weather Station)
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu
peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk
pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar
pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi
dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit
LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang
digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan
angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer,
net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data
logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal
pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di
transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-
masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light
Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat
mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan mudah.
Secara umum komponen AWS di bagi beberapa bagian utama yaitu
Sensor, Wind speed, Wind direction, Humidity, Temperature,
Solar radiation, Air Pressure, Rain gauge, Data Logger,
Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display
(optional), Tiang untuk dudukan sensor dan data logger,
11
Penangkal petir. Spesifikasi teknis dari masing-masing
komponen biasanya ditentukan, sesuai dengan dimana AWS
tersebut akan dipasang (Anonim, 2008).
2.8 Analisis data meteorologi
Agar maksud data analisis data meteorologi lebih
bermanfaat, maka dilakukan pengorganisasian dan
analisis data dari seluruh jaringan pengamat cuaca.
Misalnya, analisis data berdasarkan time series
(pengamatan jangka panjang), penafsiran terhadap suatu
parameter yang sukar dilakukan dengan cara didekati
dengan parameter yang mempunyai hubungan dan
berdasarkan rumus antara parameter tersebut
(Wisnusubroto, 1999).
Dengan berdasarkan kepada metode statistika maka
terdapat teknik menganalisis data untuk sebuah
persoalan yang menyangkut dua peubah atau lebih yang
ada atau diduga ada dalam suatu pertautan tertentu yang
disebut teknik analisis regresi dan analisis korelasi.
Regresi multipel adalah regresi yang melibatkan sebuah
peubah tak bebas dan dua atau lebih peubah bebas. Yang
kemudian disusun oleh analisis korelasinya dalam bentuk
korelasi multipel. Regresi merupakan bentuk hubungan
antara peubah respon (Y) dan peubah prediktor (X).
Manfaat dari analisa regresi adalah mengetahui
peramalan rata-rata peubah respon berdasarkan peubah
12
prediktor, perkiraan rerata untuk peubah respon untuk
setiap perubahan satuan prediktor termasuk selang
taksiran rata-rata dan individual untuk peubah respon.
Selain itu, jika hubungan antar peubah respon dengan
peubah prediktor memang ada maka untuk mengetahui ada
atau tidaknya kontribusi peubah prediktor terhadap
peubah respon terdapat pada bagian korelasi (r), harga
r berkisar pada nilai -1 hingga 1. Koefisien korelasi
negatif memiliki hubungan dengan koefisien arah
negatif. Sedangkan korelasi positif memiliki hubungan
dengan koefisien arah positif. Dan jika korelasi
mempunyai nilai nol maka koefisien arah nol atau dapat
dikatakan jika antara peubah respon dan peubah
prediktor tidak memiliki hubungan. (Sudjana, 1991).
Probabilitas dan prakiraan data curah hujan lebih
praktis mendapatkan perhatian, karena hal ini dapat
mengubah hasil panen tanaman, permintaan evaporasi dan
tipe tanah. Pada faktanya periode dengan kalkulasinya
dibutuhkan untuk mengubah nilai kritik dari curah hujan
dalam suatu periode. Permasalahan yang ada seperti
ketidaktepatan dalam perubahan kalkulasi dengan jangka
waktu yang pendek dan curah hujan yang rendah (Jackson,
1984).
Jumlah curah hujan tidak menunjukkan informasi
yang dibutuhkan untuk mengukur pengikisan dari badai
hujan. Kekuatan yang digunakan di permukaan tanah
13
dengan setiap tetesan air hujan dapat diperlihatkan
dengan kekuatan yang meliputi badai hujan. Untuk
menghitung nilai ini, informasi yang harus tersedia
adalah besar dan lamanya hujan badai, ukuran dan
kecepatan pada tiap tetesan hujan dan penyaluran ukuran
tiap tetes (Linder,1981).
Cara memprediksi kemungkinan curah hujan yaitu
dengan melakukan banyak penyelidikan mengenai
distribusi curah hujan yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Sosrodarsono, 1978):
1. Cara distribusi normal
Cara ini digunakan untuk menyelesaikan atau
menghitung distribusi normal yang didapat dengan
merubah variabel distribusi asimetris (X) ke dalam
logaritma atau ke dalam akar pangkat n.
2. Cara kurva asimetris
Cara ini adalah cara yang langsung menggunakan kurva
asimetris kemungkinan kerapatan. Cara-cara yang
digunakan adalah jenis distribusi eksponensial dan
distribusi harga ekstrim.
3. Cara yang menggunakan kombinasi cara 1 dan cara 2
Sedangkan Linder (1981), mengungkapkan bahwa dalam
daerah musim hujan, hujan harian biasanya jatuh selama
14
satu badai, kemudian hal ini dapat dianggap bahwa curah
hujan bulanan dibagi dengan jumlah hujan harian tiap
bulan menghasilkan pengukuran yang layak dari rata-rata
jumlah hujan yang turun selama satu badai pada bagian
bulan tersebut.
15
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat Dan Waktu
Pelaksanaan Praktikum Klimatologi tentang Pengenalan
Alat-Alat Klimatologi serta prinsip kerjanya, dilaksanakan
di BMKG Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Waktu pelaksanaan
pada hari Rabu, 10 Oktober 2012. Pukul 12.00 WITA sampai
selesai.
3.2 Alat Dan Prinsip Kerja
Pada saat praktikum tentang Pengenalan Alat-Alat
Klimatologi, kami dibagi dalam dua kelompok yang terdiri
dari 10 orang setiap kelompok. Dan satu kelompok dibimbing
oleh satu instruktur atau pembimbing.
Instruktur memperkenalkan berbagai macam alat-alat
yang biasa digunakan dalam kegiatan mereka sehari-hari dalam
memantau iklim atau cuaca. Berbagai alat yang diperkenalkan
antara lain Campbell Stokes, Alat Pengukur Hujan Type
Hellman, Alat Penakar Hujan Tipe OBS (Observatorium),
Psychrometer Standart, Open Pan Evaporimeter,
16
Radiameter Gun Bellani ,Termometer tanah berumput,
Termometer Tanah Gundul, Cup counter Anemometer.
3.3 Analisis data meteorologi
Pada percobaan analisis data meteorologi yang
dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 dan
dilakukan di Aula BMKG Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Untuk menghitung banyaknya curah hujan yang pertama
kali dilakukan adalah menghitung jumlah curah hujan
perdasarian, tinggi curah hujan bulanan, dan curah
hujan tahunan. Kemudian dihitung jumlah hari hujan
selama setahun., bulan-bulan basah, dan bulan-bulan
kering. Untuk menghitung panjang penyinaran (PP),
intensitas penyinaran (IP), dan evaporasi (EV) mula-
mula dihitung rerata panjang penyinaran, intensitas
penyinaran dan evaporasi bulanan selama satu tahun.
Kemudian dibuat grafik rerata panjang penyinaran,
intensitas penyinaran, dan evaporasi bulanan selama
satu tahun. Dan yang terakhir adalah pembahasan
mengenai pola ayunan panjang penyinaran (PP),
intensitas penyinaran (IP), dan evaporasi (EV) selama
satu tahun.
17
A. Taman Alat
Dalam melakukan pengamatan terhadap unsure-
unsur metereologi, tentu memerlukan beberapa alat yang
tepat dalam pengukuran. Ketelitian dalam suatu
pengamatan tergantung oleh beberapa faktor, diantaranya
ketelitian alat, obserfasi, metode yang digunakan
sertas pemasangan penempaan alat-alat. Oleh karena itu
hasil pengamatan dari berbagai stasium metereologii dan
klimatologi dapat dibandingkan pengamatan alatnya harus
sama. Untuk mempermudah hal terseut maka semua stasiun
metereologi dan klimatologi harus dibuat taman alat dan
sangkar metereologi untuk memgamankan alat-alat
tersebut.
B. SANGKAR METEOROLOGI
Gambar: sangkar meteorologi
Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat yang
berbentuk seperti rumah. Dalam sangkar metereologi
dipasang alat-alat seperti termometer bola kering dan
19
thermometer bola basah, termometer maximum dan minimum.
Ke semua alat ini dipasang didalam sangkar agar hasil
pengamatan dari tempat dan waktu yang berbeda dapat
dibandingkan. Selain itu alat dapat terlindungi dari
raiasi matahari langsung (panas), hujan(dingin), dan
debu, sehingga data yang diperoleh dapat akurat.
Sangkar metereologi haruslah dibuat dari kayu
yang kuat agar tahan terhadap berbagai perubahan cuaca.
Sangkar sengaja di cat putih agar tidak banyak menyerap
panas matahari. Sangkar metereologi di pasang di atas
tanah dengan ketinggian 120 cm. kaki sangkar sengaja
dipasangi beton agarkuat walaupun tertiup angin
kencang. Pada dinding sangkar ini dibuat kisi-kisi yang
memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga
temperature dan kelembapan dalam sangkar seimbang
dengan diluar sangkar. Adapun pintu sangkar menghadap
ke utara dan keselatan. Hal ini dikarenakan agar alat
yang ada didalamnya tidak terkena radiasi matahari
secara langsung. Jika matahari ada di utara
khatulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang
buka, begitu juga sebaliknya.
C. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN
Alat pengukur curah hujan ada dua macam
yaitu alat pengukur curah hujan tipe Hellman dan alat
pengukur curah hujan OBS (observatorium)
20
a) Alat Pengukur Hujan Type Hellman.
Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm
dari permukaan tanah. Alat ini berfungsi untuk mengukur
besarnya curah hujan dalam satu hari tau 24 jam dalam
satuan (mm) pengamatan yang dilakukan dimulai pada jam
07.00 pagi.
Gambar Penakar Hujan tipe Hellman
Bagian - bagian alat
Mulut corong yang berpungsi sebagai tempat masuknaya
air hujan yang berdiameter 200 cm
Logam selubung alat yang berbentuk selinder dan
berpintu lebar.
Penampung air
Pelampung yang terdapat dalam penampung air.
21
Pias Hellman yang dipasang melingkar pada selinder
Hellman tempat grafik tertera,
Peana penacatatan sebagai pencatat intensiatas hujan
apada grafik,
Jam Hellman ayang berbentuk selinder ayang berputar
lengkap dengan kunci pemutar
Pipa penghubung corong dengan pelampung.
Pipa Happel yang berfungsi seabagai tempat yang
dilalui air lebih yang tumpah adari pelampung.
Gelas ukur berskala.
Cara Kerja Alat :
Pada saat terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan
masuak kedalam mulut corong kermudian diteruskan dalam
saluran pelampung. Bila huajan berlanhsung terus, maka
pelampung akan terangkat adan pena pencatat akan
terangkat pula dan akan membentuk grafik pada kertas
pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka 10
maka penah tersebut akan kembali ke angka nol begitu
seterusnya sampai hujan berhenti adan apabiala air
dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan
terdapat dua garis yaitu:
- Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan
hujan.
- Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama
turunnya hujan.
22
Jumlah curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang
ditunjukkan pada kertas
pias dapat dihitung dengan rumus :
(d x 10) + Y mm
dimana :
d = Berapa kali tecapai curah hujan dalam 10 mm
Y = nilai skala terakhir yang ditunjukkan pada
grafik
Pada setiap penggunaan pias baru , pena harus
dikembalikan pada angka nol. Jika curah hujan setempat
rendah dan penah tidak mencapai angka nol , maka kita
dapat menambahkan air dengan bantuan gelas ukur dengan
ketentuan bahwa air yang ditambahkan harus ducatat
jumlahnya.
Misalnya : Keduduakan terakhir dari pena pencatat
menunjukkan 7mm maka untuk mengembalikan ke skala nol
harus ditambah air dalam tabung sebanyak 3 mm. Setelah
skala nol pias Hellman kembali pada selinder jam
tersebut. Setelah kertas pias terpasang maka selinder
jam dikembaliakan pada tempat semuala setelah kunci
pemuta pernya diputar, sehingga selinder terpawang
dengan posisi teagak pada sumbu putarnya.
b) Alat Penakar Hujan Ombrometer
23
Alat ini bekerja secara manual, alat ini terbuat dari
aluminium yang bentuknya menyerupai sebuah tabunh yang
berbentuk corong, alat ini diacat putih atau cat perak
untuk menghindarkan pengaruh radiasi sinar matahari
yang menyebabkan penguapan. Pada mulut corong dibuat
menyempit untuk menghindarkan terjadinya penguapan.
Alat ini mempunyai tinggi 120 cm dari permukaaan tanah
yang diletakkan pada tempat terbuaka.
Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah huajan
yang jatuh pada permukaan tanah selama 1 hari (24) jam,
curah hujan ini dicatat dan diamati pada jam 07.00
pagi.
Gambar : penakar hujan ombrometer
Bagian-bagian alat:
Mulut corong, berdiameter 100cm berfungsi sebagai
tempat masuknya air hujan.
Penampung, untuk menampung air semenatara.
Kran, berfungsi untuk mengeluarkan air dari penampung.
24
Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur jumlah curah
hujan.
Dasar alat, berfungsi sebagai tempat tumpuan alat.
Cara kerja:
Air hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui
mulut corong dan diteruskan kedalam bak penampung yang
dialirkanmelalui pipa sempit yang ada diujung corong
penakar, air dalam tabung tersebut ditakar dengan cara
air yang berada dalam reservoir dikeluarkan melalui
kran dan diamasukkan dalam gelas ukur.Penunjukan
intensitas air dalam gelas ukur menunjukkan jumlah
curah hujan dalam 1 hari (24 ajam)
Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-)
Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke nol (0)
Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)
D. PSYCHROMETER STANDART
Psychrometer standart terdiri dari 4 termometer antara
lain :
Termometer bola kering
Termometer bola basah
Termometer maksimum
Termometer minimum
25
Termometer bola kering
Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban
udara.
Pada prinsipnya alat ini hampir sama dengan
thermometer bola basah yang membedakan hanya pada
cara kerjanya. Alat ini bekerja melalui proses
pemuatan. Jika suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler
akan memuai dan bergerak naik.
Cara menghitung dengan rumus:
RH = (BK – BB) X Tabel
Suhu udara rata-rata = 2 x jam 7 + jam 14
+jam 15
26
4
jadi selisih angka yang diperoleh dari alat
itu, merupakan besarnya kelembaban pada saat itu.
Tetapi apabila ledua alat tersebut hasilnya sama maka
ini berarti kelemmbaban udara dalam keadaan jernih.
Termometer bola basah
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada
saaat pengukuran alat ini dipasang berdampingan dengan
bola kering pada tiang statis.
Termometer ini terdiri dari tabung gelas
yang didalamnya terdapat pipa kapiler. Pada ujung
yang lain dihubungkan dengan air yang ada pada bak
(dihubungkan dengan kain muslin dan baik air
dihubungkan dengan udara luar)
Cara kerja :
Termometer bola basah dalam proses kerjanya
dihuibungkan dengan udara luar melalui kain muslin
yang dihubungkan dengan air. Pada dasarnya alat ini
bekerja melalui proses penguapan. Pada saaat suhu
nai,k maa air yang ada pada kain mudslin akan
menguap sehingga air raksa dalam pipa kapiler
bergeak turuin dan mennyusut
Termometer maksimum
27
Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui
suhu maksimum dalam jangka waktu tertentu, biasanya
dalam jangka waktu satu hari. Tetapi di atas
reservoid terdapat suatu bagian yang se mpit karena
adanya stip kaca. Jika suhu naik air raksa dalam
reservoir a kan memmuai dan dipaksa melalui bagian
sempit ke dalam pipa kapiler. Jika suhunya turun,
air raksa dalam pipa kapiler tidak kembali dalam
reseervoir karena tertahan bagian yang sempit.
Bagian-bagian alat
1. reservoir air raksa
2. pipa kapiler berskala
3. penyempitan
4. indeks
Termometer minimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur
suhu terendah dalam waktu tertentu yaitu dalam waktu
satu hari. Di dalam pipa kapiler terdapat stip
kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa cepat.
Maka reservoir termometer ini dapat dibuat dalam
bentuk tapak kuda.
Bagian-bagian alat
1. Pipa kapile
2. Stip kaca
3. Reservoir alkohol
28
4. indeks
cara kerja :
Jika terdapat penurunan suhu udara maka alcohol dalam
reservoir akan menyumbat sehingga alcohol dalam pipa
kapiler akan mengisi ruang hampa yang terjadi dalam
reservoir, sehingga indeks yang ada dldam pipa kapile
ikut menggesser sesuia dengan penurunan suhu udara
saaat itu
Bila suhu udara naik, maka alcohol akan
memuai mengisi atau mendesak alcohol dalam pipa
kapiler sehingga permmukaannya akan naik. Namun
indeks akan teap pada tempatnya. Bila suhu udara
turun lagi dan lebih rendah dari semula maka alcohol
dalam pipa kapiler akan turun dan lebih rendah dari
yang semula.sehingga alcohol daam pipa kapiler akan
turun dan tingginya sesuai dengan angka yang
ditunjukkkan dalam suatu indeks. Jika s uhu udara
turun lagi sampai di bawah angka penurunan yang
kedua, ini merupakan suhu udara yang terendah yang
tercapai dalam periode tersebut. Dan bila periode
harian, maka waktu pengamatan hanya dilakukan satu
kali yaitu pada waktu siang hari sebagai waktu
pengamatan kedua dari pengamatan cuaca yang pada
umumnya dilakukan pada setiap stasiun. Sedangkan
pengamatan pada periode/hari berikutnya, maka permukaan
29
alkohol pada pipa kapiler harus dikembalikan dengan
cara indeks dimiringkan kea rah suhu yang tinggi.
Temperatur yang terendah dan tecapai pada
suatu saat ditunjukkan oleh suatu stip kaca yang
terdapat dalam bejana kapiler. apabila temperatur itu
turun maka stip kaca dibawa oleh kekuatan alcohol,
akan tetap pada tempatnya jika temperature naik.
Jadi ujung stip menunjukkan temperature yang
terendah.
E. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Penguapan adalah proses perubahan air
menjadi uap. Uap air di udara berasal dari penguapan
air di bumi. Kondensasi dan presipitasi ini
mengembalikan air ke bumi. Alat pengukur penguapan
ini adalah EVAPORATION PAN (OPEN PAN) alat ini
berfungsi untuk mengetahui besarnya penguapan
radiasi langsung dari matahari.
30
Gambar : Open Pan evaporimeter
Bagian-bagian alat
1. Panci, untuk menampung air yang berdiameter 120
cm dan tinggi 30 cm
2. Hook geuge (batang berskala), untuk mengetahui
ketinggian air dalam panci
3. Bejana, untuk menempakkan hook geuge sehingga
mudah pembacaan
4. Kayu penopang, untuk penyangga panci sehingga
tidak bersentuhan dengan tanah karena tanah
menngandung panas yang akan menambah penguapan
5. Termometer air, untuk mengukur suhu air
permukaan.
Rumusnya:
31
Thermometer maksimum - termometer minimum
2
Cara Kerja :
Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di
atas rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada
permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung
peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka
tabung pengaman didekatkan ke panci dengan maksud
agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu
bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil
melihat ujung panci dari hugging di dalam tabung
pengaman. Sekrup pengontrol yaitu berada di atas
penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan skala. Jika sekrup itu diputar kembali ke
kanan maka tiang skala turun angka yang dibaca
adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup
pengontrol. Adapun skala yang trrtera pada skala adalah
angka (1) sampai (100)
Sedangkan termometer yang berada di atas
permukaan air adalah termometer maksimum dan
termometer minimum. Termometer ini terletak di atas
pelampung sehingga mempunyai perahu, yang pada
kedua termometer ini baik maksimum maupun minimum
berada di tengah atau anntara kedua sisi pengukuran
32
termometer maksimum.. termometer minimum yang kecil
setelah di tengah dan berguna sebagai alat pengukur
suhu atau temperatur minimum air panci. Sedangkan
termometer maksimum besar berguna untuk mengukur suhu
max air dalam panci.
F. ALAT PENGUKUR LAMANYA PENYINARAN DAN INTENSITAS MATAHARI
a. Radiameter Gun Bellani
Berfungsi untuk mengukur intensitas
matahari secara komulatif pada suatu periode (harian)
yang dinyatakan dalan suatu kalori.
Gambar : gun bellani
Bagian-bagian alat
33
1. Bola timah hitam yang dilapisi oleh zat
hidroskopis yang berfungsi untuk mennyerap sinar
matahari
2. Bola kaca
3. Air murni
4. pipa kaca berskala
tinggi alat secara keseluruhan adalah 64
cm. Radiator Gun bellani ini dipasang pada sebuah
tabung yang ditanam di dalam tanah. Juga yang nampak
dari luar hanya bola kacanya karena ada pennyangga
bola kaca yang posisisnya sejajar dengan per mukaan
tanah sehingga sinar matahari dapat jatuh dengan
tepat pada alat.sehingga pipa kaca dari alat ini
tersem bunyi dalam tabung di dalam tanah.
Cara kerja
Sinar matahari pada pagi hari pertama kali tiba
pada permukaan kuba kaca, kemudian diteruskan lewat
ruang hampa dalam bentuk panas dan tiba pada
permukaan berwarna hitam. Warna hitam pada tembaga
dimaksudkan agar semua radiasi tiba dipermukaan bola
tembaga dan dirubah dalam bentuk energi kalor. Sehingga
keadaan suhu dalam tabung bertambah. Suhu yang tinggi
itu digunakan untuk menguapkan ait dalam bola hitam.
Makin tinggi intensitas radiasi matahari makain banyak
pula air yang menguap, uap ini selanjutnya akan masuk
34
kedalam tabung buret. Sehingga uap air tadi dirubah
dalam bentuk cair.
Untuk mengetahui intensitas yaitu dengan melihat
jumlah air yang tertampung dalam tabung skala, kemudian
langsung dibalik sampai air dalam pipa terserap kedalam
bola hitam (kemudian dibaca sebagai pembacaan pertama)
setelah itu alat dimasukkan kembali kedalam tanah .
Campbell Stokes
Fungsi alat ini yaitu untuk mengetahui lamanya
penyinaran matahari dalam satuan jam/persen, lamanya
penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahar yang ditangkap
oleh bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik
api yang tepat pada kertas pias. Maka kertas itu akan
terbakar apabila terajadi penerimaan radiasi sinar
matahari, dari berkas-berkas yang terbakar ini dapat
ditentukan berapa lama matahari bersianar pada hari
tersebut.
35
Gambar : Campbell Stokes
Bagian-bagian alat:
Bola kaca pejal berdiameter 10 – 15 cm berfungsi
meneima sinar matahari yang difokuskan pada suatu
titik
Penahan (sumbu bola yang dihubungkan dengan lingkaran
sumbu bola berfungsi untuk pengatur lintang antara
bola kaca dengan pengukur lintang tempat
Busur meridian mengatur sudut kemiringan lensa
Sekrup pengunci
Sekrup pengatur letak horizontal tubuh alat
Tempat pias yang menghadap timur barat
Kerangka alat
Dasar alat
Water pas
36
Cara memasang bagian-bagian alat :
Alat diletakkan di atas tembok dengan ketinggian 120
cm
Tubuh alat diletakkan horizontal
Sumbu bola mengarah sebelah utara- selatan
Kemiringan lensa bola bersama dengan kertas pias
harus disesuaikan dengan derajat lintang bumi setempat,
setelah mencapai kemiringan yang tepat. Sekrup pengunci
agar posisinya tidak berubah.
Lensa bola diatur sedemikian bola agar jarak timur-
barat sama panjang
Kertas pias Campbell Stokes
Kertas pias dipasang pada pagi hari jam
07.00 dan dilepas pada sore hari jam 18.00. kertas
pias ada 3 macam, yaitu :
Pias garis lurus
Pias lengkung panjang
Pias lengkung pendek
Kertas pias hanya terbakar jika
kekuatan dinar matahari 0,3 kalori atau lebih.
Selisih antara lebar kertas dengan parit kurang
lebih 0.3 mm sehingga musah dipasang dan dilepaskan
terutama pada waktu basah oleh air hujan. Tebal
kertas kurang lebih 0,4 mm. garis tanda jam berwarna
putih melintang terhadap pembakaran.
37
Ketiga jenis pias tersebut di atas
dipasang berdasarklan dengan letak matahari
Pias garis lurus dipasang pada bulan agustus
Pias lengkung dipasang pada bulan juni
Pias lengkung pendek dipasang pada bulan april
Cara kerja
Pada saat matahari bersinar cerah (yaitu
intensitas radiasi sinar matahari sama atau lebih
besar dari 0,3 kalori cm-2 menit -1) Sinar yang jatuh
pada bola kaca akan dikumpulkan dan difokuskan pada
suatu titik dan diarahkan pada kertas pias. Kertas
pias akan m,enerima sinar dalam benntuk titik api
dan meninggalkan bekas terbakar pada kewrtas pias-
pias ini akan cekungan logam yang terdapat ada titik
api oki panjang bekas terbakar pada kertas pias
merupakan lama penyinaran sinar matahari.
Kertas lengkung panjang digunakan selam periode
"Summer" setempat
Kertas pias garis lurus digunakan selama periode
"Ekeuinoke" setempat
Kertas pias lengkung pendek digunakan selama periode
"winter' setempat lama penyinaran matahari juga dapat
dinyatakan dengan persentase selain dinyatakan dengan
waktu saja.
38
Contoh perhitungan
Jika lama penyinaran matahari dinyatakan dengan waktu
maka besarnya adalah sesuai dengan hasil pengukuran
skala.
Sedangkan untuk menyatakan persentase maka besarnya
dapat diperoleh dari rumus-rumus
G. ALAT PENGUKUR TEMPERATUR TANAH
a. Termometer tanah berumput
Berfungsi untuk mengukur temperatur atau suhu tanah
berumput pada masing-masing kedalamannya.
Gambar : termometer tanah berumput
Bagian –bagian alat
1. Termometer tanah berbengkok yang ditanam dalam tanah
pada kedalaman yang berbeda. Termometer tanah berengkok
ini adalah merupakan perubahan bentuk thermometer air
raksa. Termometer ini mempunyai kedalaman yanh berbeda
39
yaitu 0 cm, 2 cm, 5cm, 10 cm, 20 cm, dan sudut
kemiringan 45 derajat..
2. Termometer tanah tipe siwon dengan kedalaman 50
dan100 cm (disebut juga termometer berselubung loagam).
Prinsip Kerja
Alat ini bekerja berdasarkan proses pemuaian, jika suhu
naik maka air raksa dalam reservoir akan naik.
Cara kerja alat
Thermometer ini terdiri dari 7 buah alat yang pada
bagian bawahnya ditanam dalam tanah, apabila alat ini
terkena sinar matahari, maka suhutanah akan naik
menyeababkan air raksa dalam reservoir thermometer akan
naik dan menunjukkan sakaala pada pipa.
Aplikasinya pada pertanian
Aplikasinya pada pertanian untuk mengetahui suhu tanah
ayang berumput dan tanaman lain seperti kelapa sawit
dan jenis tanaman lainnya.
b. Termometer Tanah Gundul
Termometer ini sama dengan termometer berumput yang
membedakan hanya pada jenis tanahnya yaitu tanah gundul
dan tanah berumput.
40
Gambar :termometer tanah gundul
Prinsip kerjanya
sama dengan termometer tanah berumput yaitu melalui
proses pemuaian.
Cara Kerja
Pada dasarnya cara kerja dari alat ini hampir sama
dengan termometer tanah berumput yaitu jika suhunya
naik maka air raksa dalam reservoir akan naik dan
menunjukkan skala pada pipa.
Aplikasi pada pertanian
Kita dapat mengetahui dengan mudah jenis tanaman yang
dapat tumbuh seperti tanaman yang berumur pendek
misalnya kacang-kacangan, padi dan berbagai jenis
tanaman yang cocok untuk tanah gundul.
H. ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN
Cup counter Anemometer
Alat ini berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan
angin rata-rata.
41
Gambar : cup counter anemometer
Cup anemometer ada 3 jenis yaitu:
Cup conter yang tingginya 0,5 meter
Cup counter yang tingginya 2 meter
Cup counter yang tingginya 6 meter
Bagian- bagian alat
3 buah mangkok yang berpungsi untuk menangkap angin
Counter (bilangannya) berfungsi mengetahui kecepatan
angin.
Tiang pennyangga yang berfungsi untuk menyangga
alat.
Prinsip Kerja
Pada dasarnya alat ini akan bekerja jika angin bertiup
dari situlah kita dapat mengetahui berapa kecepatan
angin dengan memperhatikan alat tersebut
42
Cara Kerja
Mangkok akan berputar karena tertiup angin dan akan
berputar maka angka yang terdapat pada counter akan
bertambah bilangannya dari counter tersebut akan
diketahui arah dan kecepatan angin rata-rata. Dalam
satuan km/ jam.
4.2 Analisis Data Klimatologi
a. Suhu Udara
Adanya kenaikan dan penurunan suhu disebabkan
adanya pengaruh radiasi matahari, sehingga energi dari
panas bumi dapat dikembalikan lagi ke atmosfer sebagai
gelombang pendek. Terjadinya perubahan suhu dari bulan
ke bulan selama satu tahun juga dapat disebabkan oleh
pengaruh intensitas penyinaran radiasi matahari atau
terjadinya insolation (incoming solar radiation). semakin
tinggi intensitas matahari yang diikuti oleh curah
hujan yang cukup tinggi akan menyebabkan suhu menjadi
semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Radiasi tinggi
berarti suhu akan semakin tinggi, hal ini mengingat
besarnya sinar matahari yang sampai ke bumi
mengakibatkan meningkatnya panas bumi. Pada grafik suhu
43
vs bulan dapat dilihat fluktuasi temperatur bulanannya
cukup kecil (pada daerah sekitar khatulistiwa fluktuasi
cukup kecil). Namun pada bulan Juli ke Agustus serta
November menuju Desember terjadi kenaikan suhu yang
cukup tinggi di bandingkan bulan-bulan lainnya.
b. Kelembaban Udara
Pada grafik dapat dilihat bila kelembaban pada
bulan Januari hingga bulan Juli Relatif tetap dan bila
terjadi penurunan sangat kecil. Hal ini terjadi karena
banyaknya uap air yang terkandung dalam udara di suatu
daerah relatif tetap. Namun pada bulan Juli hingga
bulan Agustus terjadi penurunan walaupun hanya berkisar
10 %. Dan pada bulan Agustus hingga bulan september
terjadi kenaikan yang relatif rendah. Kenaikan dan
penurunan kelembaban udara di Indonesia relatif rendah
karena Indonesia merupakan daerah di khatulistiwa yang
memiliki iklim tropis basah. Sehingga terdapat
pemanasan yang hampir sama di setiap bulannya dan
selalu menerima hujan di setiap tahun.
c. Panjang Penyinaran.
44
Dari grafik di atas dapat dilihat bila panjang
penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Agustus,
sedangkan panjang penyinaran terkecil terjadi pada
bulan November yang kemudian diikuti oleh kenaikan yang
cukup tinggi di bulan Desember. Panjang penyinaran yang
lama mempengaruhi kelembaban udara. Panjang penyinaran
disebabkan oleh keadaan musim yang berubah (pancaroba)
dari musim panas ke musim hujan dan dipengaruhi oleh
letak lintang. Selain itu panjang penyinaran juga dapat
disebabkan oleh intensitas radiasi matahari. intensitas
sinar matahari yang tinggi akan menyebabkan tingginya
panjang penyinaran.
d. Evaporasi
Pada grafik di atas memberi gambaran dari hasil
pengamatan bahwa tingkat evaporasi pada bulan Januari
hingga Desember selalu bervariasi. Titik terendah
tingkat evaporasi terjadi pada bulan Februari,
sedangkan evaporasi tertinggi terjadi pada bulan
September. Tingkat evaporasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain curah hujan, kecepatan angin,
temperatur, kelembaban relatif, jumlah vegetasi pada
daerah tersebut dan lain-lain. Misalnya, jika curah
hujan tinggi maka kelembaban relatif juga akan
meningkat. Hal ini akan menyebabkan menurunnya
evaporasi.
45
e. Curah Hujan
Berdasarkan grafik di atas, curah hujan yang
tertinggi terjadi pada bulan Februari, sedangkan curah
hujan yang terendah terjadi pada bulan September. Pada
grafik curah hujan menunjukkan kondisi curah hujan yang
tidak teratur dari bulan ke bulan selama satu tahun. Di
Indonesia sendiri hanya terdapat dua musim yaitu, musim
hujan dan musiam kemarau hal ini tentu saja
mempengaruhi banyak curah hujan. Musim hujan terjadi
antara bulan November hingga bulan Februari, sedangkan
musim kemarau terjadi pada bulan April hingga bulan
Oktober yang menyebabkan curah hujan relatif sangat
rendah. Musim hujan tertinggi berpeluang untuk terjadi
pada bulan Februari, sedangkan peluang untuk musim
hujan terkecil adalah bulan September. Ketinggian curah
hujan perbulan bergantung pada nilai curah hujannya.
f. Kecepatan Angin
Kecepatan angin yang terendah terjadi pada bulan
Januari, sedangkan kecepatan angin terbesar terjadi
pada bulan September. Pada grafik terlihat bahwa
kecepatan angin terlihat berfluktuasi setiap bulannya.
Perbedaan kecepatan angin diakibatkan oleh pengaruh
rotasi bumi terhadap matahari. Dimana rotasi bumi akan
menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam.
46
Perubahan pasang surut air laut. Semakin cepat arah
angin yang bergerak menuju utara atau arah selatan
khatulistiwa akan sangat mempengaruhi kecepatan angin
di setiap bulan pada daerah pengamatan.
g. Iklim untuk pertanian
Iklim salah satu faktor pembatas pertumbuhan & perkembangan tanaman
Tidak teraturnya iklim dan perubahan awal musim (hujan atau kemarau)
Di Indonesia yang daerah tropis curah hujan merupakan faktor pembatas yang terpenting.
Unsur lain yang juga berpengaruh a.l: suhu, angin,kelembapan dan sinar matahari (As Syakur, 2007).
- Curah hujanDefinisi :
Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempatdatar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidakmengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter,artinya dalam luasan satu meter persegi padatempat datar tertampung air setinggi1 millimeteratau tertampung air sebanyak 1 liter.
47
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
99 131 141 87 83 83 68 83 100 59 90 60 50 31 33 50 49 32 25 21 25 14 25 13 13 14 29 42 51 64 62 90 103 75 119 119
Gb. Grafik Curah Hujan Rata-rata Dasarian Kertak Hanyar Kab. Banjar
- Masalah Yang Berhubungan Dengan Awal Musim Hujan
1. Hujan Tipuan (False Rain)
Hujan Ekstrim Di Musim Hujan
Jeda Musim (Season Break)
Musim Hujan Berakhir Awal.
h. Kondisi & Potensi Wilayah Kalimantan Selatan
Luas Wilayah : 3.753.052 Ha
Kondisi Iklim :
48
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
020406080100120140
CH DASARIAN (mm)
Umumnya termasuk tipe iklim B (klasifikasi Schmidt danFerguson). Curah hujan antara 2.200 – 2.600 mm/th.Potensi Lahan yang tersedia di Kalimantan Selatansangat potensial untuk dikembangkan komoditas Unggulan,khususnya bidang Pertanian dan Perkebunan sesuai dengankarakteristik wilayah.
- Kesesuaian Iklim Karet
Karakteristikiklim
Kelas KesesuaianS1 S2 S3 N1 N2
SuhuRata-ratatahunan (°C)
26 – 30 >30– 3424 -< 26
Td22-24
>23>22
Ketersediaanair-Bulan Kering (<75mm)
1-2 >2-4 Td >4
Curahhujan/tahun(mm)
2500-3000
>3000-35002000-<2500
>3500-40001500-<2000
>4000<1300
Tabel. Kesesuaian Iklim Karet
- Kesesuaian Iklim Kelapa Sawit
Karakteristikiklim
Kelas KesesuaianS1 S2 S3 N1 N2
Suhu Rata-ratatahunan (°C)
25-28 >28– 3222 -<25
>32-3520-<22
Td >35>20
Ketersediaan <2 >2-3 >3-4 Td >=1
49
air-Bulan Kering(<75mm)Curahhujan/tahun(mm)
2000-3000
>1750-2000
1250-1750
Td >3000<1250
Tabel. Kesesuaian Iklim Kelapa Sawit
i. Permasalahan
Isu deforestasi, keanekaragaman hayati dan “rakusair” akhir -akhir ini memojokkan perkebunan sawit diIndonesia karena dituding luar negeri maupun dari dalamnegeri sebagai penyebab utama. Padahal minyak sawitmemberikan konstribusi sangat nyata terhadappembangunan sosial dan ekonomi bangsa. 2010 produksiminyak sawit Indonesia menyentuh > 21,9 juta ton ± 47%produksi minyak sawit dunia. Konservasi keanekaragamanhayati dan air ini seharusnya dilihat dan dicermatisecara bijak.
Kelapa sawit merupakan perkebunan yang berfungsiganda : tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, sumberpendapatan, lapangan pekerjaan, pendapatan ekspor nonmigas, sembako dan juga sebagai media melestarikan alamdan lingkungan. Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwakemampuan sawit untuk menyimpan air lebih rendahdibandingkan karet misalnya, tetapi hal tersebut dapatdiatasi dengan melakukan tindak budidaya sawit yangbenar (Rusmayadi, 2011)
50
Untuk menjamin ketersediaan air di lapangan selamaperiode pertumbuhan tanaman sawit dan juga lingkungansekitar kawasan perkebunan, maka langkah yang dilakukanoleh manajemen perkebunan adalah dengan mempertahankanwilayah konservasi sebagai penampung air alami (watercatchmant area), rorak berukuran 180 x 180 x150 cmuntuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah danmembuat embung besar yang luasnya puluhan hektar.
Upaya konservasi telah dilakukan oleh perkebunankelapa sawit, maka ketersediaan air akan lebihterjamin. Hal ini dapat menjadi model menjembataniagrobisnis dengan upaya konservasi. Jadi kebun sawitselain sebagai media untuk melestarikan alam danlingkungan, untuk konservasi keanekaragaman-hayati,sumber air tanah, juga untuk pencegahan tanah longsor,produksi oksigen (O2), penyerapan emisi karbon dioksida(CO2) dan permintaan akan bio-diesel akan meningkatsignifikan sebagai implementasi kebijakan energinasional. Di samping itu, perkebunan kelapa sawit jugapunya kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi (2,5ton/ha/th) sangat berguna mengurangi konsentrasi CO2 diudara yang merupakan GRK yang menyebabkan pemanasanglobal.
j. Teknologi Dan Inovasi Budidaya Tanaman Tahunan YangTekno-Ekologis
1. Teknologi Adaptasi
51
Perbaikan teknik budidaya : penanaman tanamanpenutup tanah (cover crop) agar mempertahankankelembapan tanah, pemupukan pupuk organik,penambahan fosfat & kalium, perbaikan pemangkasan,pengaturan pengairan.
Pergantian komoditas (dengan yang tahankekeringan)
2. Teknologi Mitigasi
Mempertahankan tanaman tahunan yang hidroorologis(yang mampu mengikat air).
Pengelolaan limbah : limbah dapat jadi pupuk ataupakan yang berguna secara ekonomis denganpenggunaan inokulan tertentu.
52
BAB. V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
- Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala
cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas.
- Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala
cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada
daerah relatif luas.
- Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam
waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah
tertentu yang lingkupnya sempit.
- Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu
tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang
lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas
perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau
tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah
komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman
iklim teramati pada periode yang cukup panjang.
- Dalam Meteorology dan Klimatologi mengkaji aspek-
aspek dan fenomena alam yang berkaitan dengan cuaca dan
iklim. Namun semua dapat dilaksanakan dengan berbagai
53
macam alat bantu sehingga semua dapat dikaji secara
mudah tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran.
- Alat - Alat Metereologi yang biasa digunakan untuk
melakukan penelitian keadaan cuaca di permukaan bumi
terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar Hujan Otomatis
Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter
Anemometer, Wind Vane Dan Force Indikator, Termometer
Tanah, Thermometer Bola Kering Dan Termometer Bola
Basah, Termometer Maximum dan Thermometer Minimum,
Piche evaporrimeter, Gun Bellani, Cambell Stokes dan
lain sebagainya. Ini merupakan alat bantu yang
diguankan untuk meperoleh hasil pengukuran secara
mudah.
- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
mempunyai fungsi untuk melakukan penulisan hasil
pembacaaan atau pengukuran alat meteorology.
- Iklim adalah hal yang penting yang harus
diperhatikan dalam pertanian/ perkebunan perlu stategi
menghadapinya
- Kalimantan selatan daerah yang potensial untuk
pengembangan tanaman perkebunan
- Pertanian/perkebunan tekno-ekologis solusi
permasalahan lingkungan hidup
5.2 SARAN
54
Cuaca di Bumi terkadang sulit untuk di prediksi.
Ini dikarenakan bumi sedang mengalami kondisi yang
kurang stabil, dan sering didengar bahwa bumi sedang
mengalami penyakit Global Warming. Sehingga semua mahluk
yang tinggal diatasnya sering merasakan suhu yang
panas. Sehingga sebagai manusia yang di didik untuk
menjadi manusia intelektual dan berakhlak harus
memahami semua itu guna untuk melakukan tindakan yang
dapat melestarikan alam tempat hidup semua mahluk.
Cintai laingkungan adalah hal yang paling mulia dan
bijaksana.
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami
unsus-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat
mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan
klimatologi serta dapat mengumpulkan dan megolah
datanya.
55
DAFTAR PUSTAKA
Jackson, I.J. 1984. Climate, Water, and Agriculture inTropical. John Willey and Sons. New York.
Linder, Van der. 1981. An Input-Output Analysis with Respect to Water and It’s Load for a Tropical Watershed. The Indonesia Journal of Geography, 11 (42). halaman : 19-39.
Sosrodarsono, Surjono. 1978. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita. Bandung.
Sudjana. 1991. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito.
Bandung. 40p.
Wisnusubroto, Sukardi. Meteorologi Pertanian Indonesia. MitraGama Widya. Yogyakarta.
Power Point Peranan Data Hujan & Iklim di Bidang Pertanian/
Perkebunan. BMKG. Banjarbaru
Anonim, 2008. Alat-alat Meteorologi .http://74.125.153.132 /search?q=cache:G2XgW Tq4blEJ:2201 oliv.blogspot. com/2008/04/alat-alat-meteorologi.html. _______, 2008. Klimatologi. http:// 74.125.153. 132/search?q=cache: V3 IGhnJFyhAJ: klim atologiba njarbaru .com.
_______, 2009. http: // 74. 125. 153.132/s earch?q= cache:LpOtMsuIyfMJ: adjiesensei19. blogspot.com/2009_12_01 _archive. html.
_______, Klimatologi 2009. http:/ /74
56
.125.153.132/search?q=cache: TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Di akses tanggal 24 Januari 2010.
Badai, 2009. Agroklimatologi.http ://74.125.153.132/search ?q=cache:ghR_1aiU1jUJ: badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-2-data-stasiun.html.
Shafiyyah, 2009. http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/files/2009/06/abauku.doc.
Sophiadwiratna, 2010. http://74.125. 153.132/search ?q=cache:M8Qc5vZ6OeMJ :one.indoskripsi.com.
57