57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi, tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi, perlunya ada instrumens klimatologi karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi. Alat-alat yang digunakan dalam BMKG harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun. Alat dipasang di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun 1

Laporan Praktikum 3

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat

yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi,

tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat

yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan

kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta

intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan iklim suatu

daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari

pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi

klimatologi, perlunya ada instrumens klimatologi karena hal

ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu

daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam

yang tepat dan lain sebagainya. Instrumentasi tak jauh beda

bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi.

Alat-alat yang digunakan dalam BMKG harus tahan setiap

waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga

ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat

ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat

dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu

yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun. Alat

dipasang di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu

tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang

halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun

1

pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu

tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua

tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga

perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi

betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman

dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan

pengumpulan data. Dalam Stasiun klimatologi Alat-alat yang

umum digunakan di data cuaca menghasilkan data yang makro.

Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis

(mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah

radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara,

curah hujan, evaporasi dan angin (Badai, 2009).

1.2 Tujuan Dan Kegunaan

Praktikum Klimatologi bertujuan untuk mengetahui alat-

alat klimatologi dan cara menggunakannya serta dapat

menentukan keadaan iklim pada suatu daerah. Kegunaan dari

praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui cara

menggunakan alat-alat klimatologi serta mengukur kelembapan

nisbih udara, kecepatan angin dan lama penyinaran.

Melatih mahasiswa untuk mengolah dan menganalisis

data meteorologi pertanian serta menyajikannya dalam

data siap pakai.

2

Mempelajari hubungan timbal balik antara anasir-

anasir iklim.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Campbell Stokes

3

Campbell Stokes adalah alat yang digunakan untuk

mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan

dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen.

Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini

adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu

Campbell Stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat,

kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada

kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus

itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama

satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat,

dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran. Lamanya

penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan

penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).

Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk

mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari

dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari

beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter

96 mm). Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya

bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah

tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang

sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand),

Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling.

Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak

matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju

permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling

permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan

kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan

meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.

4

Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut

sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan

jam/menit) (Anonim, 2009).

2.2 Termometer

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu.

Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer

manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan

air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien

muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume

akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.

Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung

alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih

aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air

raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya

katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air

raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian.

Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak

dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap d idalam

tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun

selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan

fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras.

Termometer ini mirip desain termometer medis. Air raksa akan

membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat

digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air,

tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan

tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika

5

termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun

ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik.

Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga

kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer

air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat

saat temperature di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di

mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas -38.83 ° C

(-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan

thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai

titik beku of -61.1 °C (-78 °F) (Shafiyyah, 2009).

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur

temperatur. Termometer harus dipasang secara mendatar di

lapangan terbuka. Satuan meteorologi dari temperatur adalah

derajat celcius (oC), Reamur (oR) dan Fahrenheit (oF).

Umumnya termometer diisi air raksa atau alkohol. Pemasangan

dilakukan dengan menggunakan alas kayu atau besi sebagai

penahan. Pada siang hari, termometer harus diikat untuk

menghindari sinar matahri langsung. Pada petang hari,

termometer dipasang kembali. Untuk menghindari cahaya

matahari langsung, termometer dapat juga diberi pelindung

atau dengan menempelkannya di dinding bangunan. Termometer

bekerja dengan cara yang sederhana. Bila udara panas, maka

air raksa dalam termometer akan mengembang. Temperatur pada

termometer diukur dengan skala temperatur yang berimpit

dengan letak permukaan air raksa (Anonim, 2008).

Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan

udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola

kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar

6

jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau

daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali

perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau

pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus

bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air

banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya

endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu

pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah

termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu

udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah

berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur

kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari

radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta (Badai,

2009).

Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis

rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu

yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C)

disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit

(F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Alat yang

digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama

termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat

digolongkan ke dalam empat macam termometer berdasarkan

prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus

listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan

volume gas, dan termometer berdasarkan prinsip perubahan

panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu

permukaan bersuhu tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).

7

2.3 Penangkar Hujan

Penangakar hujan yang baku digunakan di Indonesia

adalah tipe observatorium semua alat penangkar hujan yang

beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan

alat penangkar hujan otomatis (OBS). Penangkar hujan OBS

adalah manual. Alat penakar hujan di bagi dua yaitu pertama,

alat penakar curah hujan otomatis dari type Hellman

Obrometer dan yang kedua alat penakar curah hujan biasa

(tidak otomatis) dari Ombrometer type Observatorium. Curah

hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah

air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang

selalu didahului oleh proses konde yang tertampung diukur

dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi

atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas

penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm.

Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi

hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin

bukan hari ini (Badai, 2009).

Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang

tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi

dalam satuan tinggi. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24

jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi itu

adalah data hujan hari kemarin (Anonim, 2009).

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan

yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan

masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat

pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya

8

terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat

tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai

pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/

digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan

bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena

akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai

atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam

tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam

tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya

pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian

jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan

menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada

pias (Anonim, 2008).

2.4 HV/Acid Rain Sampler

Mempunyai prinsip kerja dimana udara yang mengandung

partikel debu di hisap mengalir melalui kertas filter dengan

menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Dimana debu

menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur

konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang

sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat

flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat

konsentrasi debu tersebut (Anonim, 2009).

2.5 Panci Penguapan

Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air.

Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada

temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi

9

penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin,

kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan

udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang

terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah

untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi. Untuk

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur

evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif

atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada

permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran

evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan

perlengkapan sebagai berikut Panci Bundar Besar, Hook Gauge

yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan

air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk,

sehingga cara pembacaannya berlainan, Still Well ialah

bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder

dan mempunyai 3 buah kaki, Thermometer air dan thermometer

maximum/ minimum, Cup Counter Anemometer, Pondasi atau Alas,

Penakar hujan biasa (Anonim, 2008).

2.6 Anemometer

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur

arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan

angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan

meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o dan arah mata

angin. Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada

saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada

anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di

dalamanemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung

kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat,

10

kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain

menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin,

kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada

baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana

angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan

diletakkan di tempat terbuka (Anonim, 2008).

2.7 AWS (Automatic Weather Station)

AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu

peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk

pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar

pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi

dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit

LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang

digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan

angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer,

net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data

logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal

pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di

transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-

masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light

Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat

mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan mudah.

Secara umum komponen AWS di bagi beberapa bagian utama yaitu

Sensor, Wind speed, Wind direction, Humidity, Temperature,

Solar radiation, Air Pressure, Rain gauge, Data Logger,

Komputer (sistem perekam dan sistem monitor), Display

(optional), Tiang untuk dudukan sensor dan data logger,

11

Penangkal petir. Spesifikasi teknis dari masing-masing

komponen biasanya ditentukan, sesuai dengan dimana AWS

tersebut akan dipasang (Anonim, 2008).

2.8 Analisis data meteorologi

Agar maksud data analisis data meteorologi lebih

bermanfaat, maka dilakukan pengorganisasian dan

analisis data dari seluruh jaringan pengamat cuaca.

Misalnya, analisis data berdasarkan time series

(pengamatan jangka panjang), penafsiran terhadap suatu

parameter yang sukar dilakukan dengan cara didekati

dengan parameter yang mempunyai hubungan dan

berdasarkan rumus antara parameter tersebut

(Wisnusubroto, 1999).

Dengan berdasarkan kepada metode statistika maka

terdapat teknik menganalisis data untuk sebuah

persoalan yang menyangkut dua peubah atau lebih yang

ada atau diduga ada dalam suatu pertautan tertentu yang

disebut teknik analisis regresi dan analisis korelasi.

Regresi multipel adalah regresi yang melibatkan sebuah

peubah tak bebas dan dua atau lebih peubah bebas. Yang

kemudian disusun oleh analisis korelasinya dalam bentuk

korelasi multipel. Regresi merupakan bentuk hubungan

antara peubah respon (Y) dan peubah prediktor (X).

Manfaat dari analisa regresi adalah mengetahui

peramalan rata-rata peubah respon berdasarkan peubah

12

prediktor, perkiraan rerata untuk peubah respon untuk

setiap perubahan satuan prediktor termasuk selang

taksiran rata-rata dan individual untuk peubah respon.

Selain itu, jika hubungan antar peubah respon dengan

peubah prediktor memang ada maka untuk mengetahui ada

atau tidaknya kontribusi peubah prediktor terhadap

peubah respon terdapat pada bagian korelasi (r), harga

r berkisar pada nilai -1 hingga 1. Koefisien korelasi

negatif memiliki hubungan dengan koefisien arah

negatif. Sedangkan korelasi positif memiliki hubungan

dengan koefisien arah positif. Dan jika korelasi

mempunyai nilai nol maka koefisien arah nol atau dapat

dikatakan jika antara peubah respon dan peubah

prediktor tidak memiliki hubungan. (Sudjana, 1991).

Probabilitas dan prakiraan data curah hujan lebih

praktis mendapatkan perhatian, karena hal ini dapat

mengubah hasil panen tanaman, permintaan evaporasi dan

tipe tanah. Pada faktanya periode dengan kalkulasinya

dibutuhkan untuk mengubah nilai kritik dari curah hujan

dalam suatu periode. Permasalahan yang ada seperti

ketidaktepatan dalam perubahan kalkulasi dengan jangka

waktu yang pendek dan curah hujan yang rendah (Jackson,

1984).

Jumlah curah hujan tidak menunjukkan informasi

yang dibutuhkan untuk mengukur pengikisan dari badai

hujan. Kekuatan yang digunakan di permukaan tanah

13

dengan setiap tetesan air hujan dapat diperlihatkan

dengan kekuatan yang meliputi badai hujan. Untuk

menghitung nilai ini, informasi yang harus tersedia

adalah besar dan lamanya hujan badai, ukuran dan

kecepatan pada tiap tetesan hujan dan penyaluran ukuran

tiap tetes (Linder,1981).

Cara memprediksi kemungkinan curah hujan yaitu

dengan melakukan banyak penyelidikan mengenai

distribusi curah hujan yang dapat diklasifikasikan

sebagai berikut (Sosrodarsono, 1978):

1. Cara distribusi normal

Cara ini digunakan untuk menyelesaikan atau

menghitung distribusi normal yang didapat dengan

merubah variabel distribusi asimetris (X) ke dalam

logaritma atau ke dalam akar pangkat n.

2. Cara kurva asimetris

Cara ini adalah cara yang langsung menggunakan kurva

asimetris kemungkinan kerapatan. Cara-cara yang

digunakan adalah jenis distribusi eksponensial dan

distribusi harga ekstrim.

3. Cara yang menggunakan kombinasi cara 1 dan cara 2

Sedangkan Linder (1981), mengungkapkan bahwa dalam

daerah musim hujan, hujan harian biasanya jatuh selama

14

satu badai, kemudian hal ini dapat dianggap bahwa curah

hujan bulanan dibagi dengan jumlah hujan harian tiap

bulan menghasilkan pengukuran yang layak dari rata-rata

jumlah hujan yang turun selama satu badai pada bagian

bulan tersebut.

15

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat Dan Waktu

Pelaksanaan Praktikum Klimatologi tentang Pengenalan

Alat-Alat Klimatologi serta prinsip kerjanya, dilaksanakan

di BMKG Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Waktu pelaksanaan

pada hari Rabu, 10 Oktober 2012. Pukul 12.00 WITA sampai

selesai.

3.2 Alat Dan Prinsip Kerja

Pada saat praktikum tentang Pengenalan Alat-Alat

Klimatologi, kami dibagi dalam dua kelompok yang terdiri

dari 10 orang setiap kelompok. Dan satu kelompok dibimbing

oleh satu instruktur atau pembimbing.

Instruktur memperkenalkan berbagai macam alat-alat

yang biasa digunakan dalam kegiatan mereka sehari-hari dalam

memantau iklim atau cuaca. Berbagai alat yang diperkenalkan

antara lain Campbell Stokes, Alat Pengukur Hujan Type

Hellman, Alat Penakar Hujan Tipe OBS (Observatorium),

Psychrometer Standart, Open Pan Evaporimeter,

16

Radiameter Gun Bellani ,Termometer tanah berumput,

Termometer Tanah Gundul, Cup counter Anemometer.

3.3 Analisis data meteorologi

Pada percobaan analisis data meteorologi yang

dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 dan

dilakukan di Aula BMKG Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Untuk menghitung banyaknya curah hujan yang pertama

kali dilakukan adalah menghitung jumlah curah hujan

perdasarian, tinggi curah hujan bulanan, dan curah

hujan tahunan. Kemudian dihitung jumlah hari hujan

selama setahun., bulan-bulan basah, dan bulan-bulan

kering. Untuk menghitung panjang penyinaran (PP),

intensitas penyinaran (IP), dan evaporasi (EV) mula-

mula dihitung rerata panjang penyinaran, intensitas

penyinaran dan evaporasi bulanan selama satu tahun.

Kemudian dibuat grafik rerata panjang penyinaran,

intensitas penyinaran, dan evaporasi bulanan selama

satu tahun. Dan yang terakhir adalah pembahasan

mengenai pola ayunan panjang penyinaran (PP),

intensitas penyinaran (IP), dan evaporasi (EV) selama

satu tahun.

17

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Pengenalan Alat-Alat Klimatologi Di BMKG

18

A.       Taman Alat

            Dalam melakukan pengamatan terhadap unsure-

unsur metereologi, tentu memerlukan beberapa alat yang

tepat dalam pengukuran. Ketelitian dalam suatu

pengamatan tergantung oleh beberapa faktor, diantaranya

ketelitian alat, obserfasi, metode yang digunakan

sertas pemasangan penempaan alat-alat. Oleh karena itu

hasil pengamatan dari berbagai stasium metereologii dan

klimatologi dapat dibandingkan pengamatan alatnya harus

sama. Untuk mempermudah hal terseut maka semua stasiun

metereologi dan klimatologi harus dibuat taman alat dan

sangkar metereologi untuk memgamankan alat-alat

tersebut.

B.    SANGKAR METEOROLOGI

Gambar: sangkar meteorologi

Sangkar  metereologi dipasang dalam taman alat yang

berbentuk seperti rumah. Dalam sangkar metereologi

dipasang alat-alat seperti termometer bola kering dan

19

thermometer bola basah, termometer maximum dan minimum.

Ke semua alat ini dipasang didalam sangkar agar hasil

pengamatan dari tempat dan waktu yang berbeda dapat

dibandingkan. Selain itu alat dapat terlindungi dari

raiasi matahari langsung (panas), hujan(dingin), dan

debu, sehingga data yang diperoleh dapat akurat.

          Sangkar metereologi haruslah dibuat dari kayu

yang kuat agar tahan terhadap berbagai perubahan cuaca.

Sangkar sengaja di cat putih agar tidak banyak menyerap

panas matahari. Sangkar metereologi di pasang di atas

tanah dengan ketinggian 120 cm. kaki sangkar sengaja

dipasangi beton agarkuat walaupun tertiup angin

kencang. Pada dinding sangkar ini dibuat kisi-kisi yang

memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga

temperature dan kelembapan dalam sangkar seimbang

dengan diluar sangkar. Adapun pintu sangkar menghadap

ke utara dan keselatan. Hal ini dikarenakan agar alat

yang ada didalamnya tidak terkena radiasi matahari

secara langsung. Jika matahari ada di utara

khatulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang

buka, begitu juga sebaliknya.

C.      ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN

            Alat pengukur curah hujan ada dua macam

yaitu alat pengukur curah hujan tipe Hellman dan alat

pengukur curah hujan OBS (observatorium)

20

a) Alat Pengukur Hujan Type Hellman.

Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm

dari permukaan tanah. Alat ini berfungsi untuk mengukur

besarnya curah hujan dalam satu hari tau 24 jam dalam

satuan (mm) pengamatan yang dilakukan dimulai pada jam

07.00 pagi.

Gambar Penakar Hujan tipe Hellman

Bagian - bagian alat

  Mulut corong yang berpungsi sebagai tempat masuknaya

air hujan yang berdiameter 200 cm

  Logam selubung alat yang berbentuk selinder dan

berpintu lebar.

  Penampung air

  Pelampung yang terdapat dalam penampung air.

21

  Pias Hellman yang dipasang melingkar pada selinder

Hellman tempat grafik tertera,

  Peana penacatatan sebagai pencatat intensiatas hujan

apada grafik,

  Jam Hellman ayang berbentuk selinder ayang berputar

lengkap dengan kunci pemutar

  Pipa penghubung corong dengan pelampung.

  Pipa Happel yang berfungsi seabagai tempat  yang

dilalui air lebih yang tumpah adari pelampung.

  Gelas ukur berskala.

Cara Kerja Alat :

Pada saat terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan

masuak kedalam mulut corong kermudian diteruskan dalam

saluran pelampung. Bila huajan berlanhsung terus, maka

pelampung akan terangkat adan pena pencatat akan

terangkat pula dan akan membentuk grafik pada kertas

pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka 10

maka penah tersebut akan kembali ke angka nol begitu

seterusnya sampai hujan berhenti adan apabiala air

dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan

terdapat dua garis yaitu:

- Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan

hujan.

- Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama

turunnya hujan.

22

Jumlah curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang

ditunjukkan pada kertas

pias dapat dihitung dengan rumus :

(d x 10) + Y mm

dimana :

d  = Berapa kali tecapai curah  hujan dalam 10 mm

Y =  nilai skala  terakhir yang ditunjukkan  pada

grafik

      Pada setiap penggunaan pias baru , pena harus

dikembalikan pada angka nol. Jika curah hujan setempat

rendah dan penah tidak mencapai angka nol , maka kita

dapat menambahkan air dengan bantuan gelas ukur dengan

ketentuan bahwa air yang ditambahkan harus ducatat

jumlahnya.

Misalnya : Keduduakan terakhir dari pena pencatat

menunjukkan 7mm maka untuk mengembalikan ke skala nol

harus ditambah air dalam tabung sebanyak 3 mm. Setelah

skala nol pias Hellman kembali pada selinder jam

tersebut. Setelah kertas pias terpasang maka selinder

jam dikembaliakan pada tempat semuala setelah kunci

pemuta pernya diputar, sehingga selinder terpawang

dengan posisi teagak pada sumbu putarnya.

b) Alat Penakar Hujan Ombrometer

23

Alat ini bekerja secara manual, alat ini terbuat dari

aluminium yang bentuknya menyerupai sebuah tabunh yang

berbentuk corong, alat ini diacat putih atau cat perak

untuk menghindarkan pengaruh radiasi sinar matahari

yang menyebabkan penguapan. Pada mulut corong dibuat

menyempit untuk menghindarkan terjadinya penguapan.

Alat ini mempunyai tinggi 120 cm  dari permukaaan tanah

yang diletakkan pada tempat terbuaka.

Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah huajan

yang jatuh pada permukaan tanah selama 1 hari (24) jam,

curah hujan ini dicatat dan diamati pada jam 07.00

pagi.

Gambar : penakar hujan ombrometer

Bagian-bagian alat:

  Mulut corong, berdiameter 100cm berfungsi sebagai

tempat masuknya air hujan.

  Penampung, untuk menampung air semenatara.

  Kran, berfungsi untuk mengeluarkan air dari penampung.

24

  Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur jumlah curah

hujan.

  Dasar alat, berfungsi sebagai tempat tumpuan alat.

Cara kerja:

Air hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui

mulut corong dan diteruskan kedalam bak penampung yang

dialirkanmelalui pipa sempit yang ada diujung corong

penakar, air dalam tabung tersebut ditakar dengan cara

air yang berada dalam reservoir dikeluarkan melalui

kran dan diamasukkan dalam gelas ukur.Penunjukan

intensitas air dalam gelas ukur menunjukkan jumlah

curah hujan dalam 1 hari (24 ajam)

           Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-)

           Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke nol (0)

           Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)

D.      PSYCHROMETER STANDART

Psychrometer standart terdiri dari 4 termometer antara

lain :

   Termometer bola kering

   Termometer bola basah

   Termometer maksimum

   Termometer minimum

25

Termometer bola  kering

Alat  ini berfungsi  untuk  mengukur  kelembaban

udara.

            Pada  prinsipnya alat ini hampir sama dengan

thermometer bola  basah yang membedakan hanya  pada 

cara  kerjanya. Alat ini  bekerja  melalui proses

pemuatan. Jika  suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler

akan memuai  dan bergerak naik.

            Cara  menghitung dengan  rumus:

            RH = (BK – BB) X Tabel

            Suhu  udara  rata-rata = 2 x jam 7 + jam 14

+jam 15 

26

                                                        

        4

            jadi selisih  angka  yang diperoleh  dari  alat

itu,  merupakan besarnya  kelembaban pada saat itu.

Tetapi apabila ledua  alat tersebut hasilnya sama maka 

ini  berarti kelemmbaban udara  dalam keadaan jernih.

Termometer bola  basah

   Alat ini berfungsi untuk mengukur  suhu  udara. Pada

saaat pengukuran alat  ini dipasang berdampingan dengan

bola  kering pada  tiang statis.

               Termometer ini terdiri  dari tabung gelas

yang  didalamnya terdapat  pipa kapiler. Pada ujung

yang  lain  dihubungkan dengan air yang ada  pada  bak

(dihubungkan dengan  kain  muslin dan  baik air 

dihubungkan dengan udara luar)

Cara  kerja :

               Termometer  bola basah dalam  proses kerjanya 

dihuibungkan dengan udara luar  melalui  kain  muslin 

yang  dihubungkan dengan air. Pada dasarnya  alat  ini

bekerja  melalui  proses penguapan. Pada saaat  suhu

nai,k maa  air yang ada  pada kain  mudslin akan

menguap sehingga  air  raksa  dalam  pipa kapiler 

bergeak turuin dan  mennyusut

Termometer  maksimum

27

        Thermometer  ini berfungsi untuk mengetahui

suhu maksimum dalam jangka waktu  tertentu,  biasanya 

dalam jangka  waktu satu hari. Tetapi  di atas 

reservoid terdapat suatu bagian yang  se mpit karena

adanya  stip  kaca. Jika  suhu naik air raksa  dalam

reservoir a kan memmuai dan dipaksa melalui bagian

sempit  ke  dalam pipa  kapiler. Jika  suhunya  turun,

air raksa dalam  pipa  kapiler tidak  kembali dalam

reseervoir  karena tertahan bagian yang sempit.

Bagian-bagian  alat

1.         reservoir  air  raksa

2.         pipa  kapiler berskala

3.         penyempitan

4.         indeks

Termometer  minimum

           Termometer  ini  berfungsi untuk mengukur 

suhu  terendah dalam waktu tertentu  yaitu  dalam waktu

satu  hari. Di dalam pipa  kapiler  terdapat stip 

kaca  karena  reaksi alkohol tidak  seberapa  cepat.

Maka reservoir  termometer ini dapat  dibuat dalam

bentuk tapak kuda.

Bagian-bagian  alat

1.               Pipa  kapile

2.               Stip  kaca

3.               Reservoir  alkohol

28

4.               indeks

cara kerja :

Jika terdapat  penurunan suhu udara maka  alcohol dalam

reservoir akan  menyumbat sehingga alcohol dalam pipa

kapiler akan  mengisi  ruang hampa yang terjadi dalam

reservoir, sehingga indeks yang ada dldam pipa  kapile 

ikut menggesser sesuia dengan penurunan  suhu udara

saaat  itu

            Bila suhu udara  naik, maka  alcohol akan

memuai mengisi  atau mendesak alcohol dalam  pipa 

kapiler  sehingga  permmukaannya akan  naik. Namun

indeks akan teap  pada  tempatnya. Bila suhu  udara

turun lagi dan lebih  rendah dari semula  maka alcohol

dalam pipa kapiler  akan turun dan  lebih  rendah dari 

yang semula.sehingga alcohol daam pipa  kapiler  akan 

turun dan tingginya sesuai  dengan angka yang 

ditunjukkkan dalam  suatu indeks. Jika s uhu udara

turun lagi sampai  di bawah angka  penurunan yang

kedua,  ini merupakan suhu udara  yang terendah yang

tercapai dalam  periode  tersebut. Dan bila  periode

harian,  maka  waktu  pengamatan hanya dilakukan satu 

kali yaitu pada  waktu siang hari sebagai waktu

pengamatan kedua dari pengamatan cuaca  yang pada

umumnya dilakukan pada setiap stasiun. Sedangkan

pengamatan pada periode/hari berikutnya, maka permukaan

29

alkohol pada pipa kapiler harus dikembalikan dengan

cara  indeks dimiringkan  kea rah  suhu  yang tinggi.

            Temperatur yang terendah dan tecapai  pada 

suatu saat  ditunjukkan oleh  suatu stip kaca yang

terdapat dalam bejana  kapiler. apabila temperatur itu

turun maka  stip kaca dibawa oleh  kekuatan  alcohol,

akan tetap  pada  tempatnya jika temperature naik.

Jadi  ujung stip menunjukkan temperature yang 

terendah.

E.       ALAT  PENGUKUR PENGUAPAN

            Penguapan adalah proses  perubahan air

menjadi uap. Uap air  di udara berasal dari  penguapan

air  di bumi. Kondensasi dan presipitasi  ini

mengembalikan air  ke bumi. Alat pengukur  penguapan

ini adalah EVAPORATION PAN (OPEN PAN) alat  ini

berfungsi untuk  mengetahui besarnya  penguapan 

radiasi langsung dari matahari.

30

Gambar : Open Pan evaporimeter

Bagian-bagian  alat

1. Panci,  untuk menampung  air yang berdiameter 120

cm dan tinggi 30 cm

2. Hook geuge (batang  berskala), untuk mengetahui

ketinggian air dalam panci

3. Bejana, untuk  menempakkan hook geuge sehingga

mudah pembacaan

4. Kayu  penopang, untuk  penyangga  panci sehingga

tidak  bersentuhan dengan tanah karena  tanah 

menngandung panas yang akan menambah  penguapan

5. Termometer  air, untuk mengukur suhu air 

permukaan.

      Rumusnya:

31

                        Thermometer maksimum -   termometer minimum

2

Cara  Kerja :

Panci penguapan  diisi air setinggi 20 cm sehingga di

atas rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan  pada 

permukaan air dalam keadaan  tenang di dalam tabung

peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka

tabung  pengaman didekatkan ke panci dengan maksud

agar  permukaan air tetap  tenang dan tidak  terlalu 

bergelombang. Sesudah  itu sekrup patrol diputar sambil

melihat ujung  panci dari hugging  di dalam tabung 

pengaman. Sekrup pengontrol  yaitu berada  di atas

penyangga hugging  berfungsi untuk menaikkan atau

menurunkan skala. Jika sekrup itu diputar kembali ke

kanan maka tiang skala turun  angka  yang  dibaca

adalah  angka  yang terdapat tegak lurus demngan sekrup

pengontrol. Adapun skala yang trrtera pada skala adalah

angka (1)  sampai (100)

            Sedangkan termometer yang berada di  atas 

permukaan air adalah  termometer  maksimum  dan

termometer minimum. Termometer ini terletak di atas

pelampung sehingga mempunyai  perahu, yang   pada

kedua  termometer ini baik  maksimum maupun minimum 

berada  di  tengah atau anntara kedua  sisi pengukuran

32

termometer maksimum.. termometer minimum yang kecil

setelah  di  tengah dan berguna sebagai  alat pengukur 

suhu atau  temperatur  minimum  air panci. Sedangkan

termometer maksimum besar  berguna untuk mengukur suhu

max air dalam panci.

F. ALAT  PENGUKUR  LAMANYA  PENYINARAN DAN  INTENSITAS   MATAHARI

a. Radiameter Gun Bellani

            Berfungsi untuk mengukur  intensitas 

matahari secara komulatif pada suatu  periode (harian)

yang  dinyatakan dalan suatu kalori.

Gambar : gun bellani

Bagian-bagian  alat

33

1. Bola timah  hitam  yang  dilapisi oleh zat

hidroskopis yang  berfungsi  untuk mennyerap sinar

matahari

2. Bola kaca

3. Air murni

4. pipa  kaca  berskala

            tinggi alat  secara  keseluruhan adalah 64

cm. Radiator  Gun bellani ini dipasang pada  sebuah

tabung yang ditanam di dalam tanah.  Juga yang nampak

dari luar  hanya  bola kacanya karena ada  pennyangga 

bola kaca yang  posisisnya sejajar dengan per mukaan

tanah sehingga  sinar matahari dapat jatuh dengan 

tepat pada  alat.sehingga  pipa  kaca dari alat ini

tersem bunyi dalam tabung di dalam tanah.

Cara  kerja

Sinar matahari pada  pagi  hari pertama kali tiba

pada permukaan kuba kaca, kemudian diteruskan lewat

ruang  hampa dalam bentuk panas dan  tiba pada

permukaan berwarna hitam. Warna hitam pada tembaga

dimaksudkan agar semua radiasi tiba dipermukaan bola

tembaga dan dirubah dalam bentuk energi kalor. Sehingga

keadaan suhu dalam tabung bertambah. Suhu yang tinggi

itu digunakan untuk menguapkan ait dalam bola hitam.

Makin tinggi intensitas radiasi matahari makain banyak

pula air yang menguap, uap ini selanjutnya akan masuk

34

kedalam tabung buret. Sehingga uap air tadi dirubah

dalam bentuk cair.

Untuk mengetahui intensitas yaitu dengan melihat

jumlah air yang tertampung dalam tabung skala, kemudian

langsung dibalik sampai air dalam pipa terserap kedalam

bola hitam (kemudian dibaca sebagai pembacaan pertama)

setelah itu alat dimasukkan kembali kedalam tanah .

   Campbell Stokes

Fungsi alat ini yaitu untuk mengetahui lamanya

penyinaran matahari dalam satuan jam/persen, lamanya

penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahar yang ditangkap

oleh bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik

api yang tepat pada kertas pias. Maka kertas itu akan

terbakar apabila terajadi penerimaan radiasi sinar

matahari,  dari berkas-berkas yang terbakar ini dapat

ditentukan berapa lama matahari bersianar pada hari

tersebut.

35

  Gambar : Campbell Stokes

Bagian-bagian  alat:

  Bola kaca  pejal  berdiameter 10 – 15 cm  berfungsi

meneima  sinar  matahari  yang  difokuskan pada suatu 

titik

  Penahan (sumbu bola yang dihubungkan dengan lingkaran

sumbu bola berfungsi untuk pengatur lintang  antara 

bola  kaca dengan pengukur  lintang tempat

  Busur  meridian mengatur sudut kemiringan lensa

  Sekrup pengunci

  Sekrup pengatur letak horizontal  tubuh alat

  Tempat pias  yang  menghadap timur  barat

  Kerangka alat

  Dasar alat

  Water  pas

36

Cara  memasang  bagian-bagian alat :

  Alat  diletakkan  di atas tembok dengan ketinggian 120

cm

  Tubuh alat  diletakkan horizontal

  Sumbu bola mengarah sebelah  utara- selatan

  Kemiringan lensa bola  bersama dengan kertas  pias

harus disesuaikan dengan derajat lintang bumi setempat,

setelah mencapai kemiringan yang tepat. Sekrup pengunci

agar posisinya  tidak berubah.

  Lensa  bola  diatur sedemikian bola agar  jarak timur-

barat sama  panjang

            Kertas  pias Campbell Stokes

            Kertas pias dipasang pada  pagi hari jam 

07.00 dan  dilepas pada sore hari jam 18.00. kertas 

pias ada  3 macam,  yaitu :

  Pias  garis lurus

  Pias  lengkung panjang

  Pias  lengkung pendek

            Kertas  pias  hanya  terbakar jika 

kekuatan  dinar matahari 0,3  kalori atau lebih.

Selisih antara  lebar kertas dengan parit  kurang 

lebih 0.3 mm sehingga  musah dipasang dan dilepaskan

terutama pada  waktu basah  oleh air  hujan. Tebal

kertas kurang lebih 0,4 mm. garis tanda  jam berwarna

putih melintang terhadap pembakaran.

37

            Ketiga  jenis  pias tersebut di atas 

dipasang berdasarklan dengan letak  matahari

  Pias garis lurus  dipasang pada  bulan agustus

  Pias  lengkung dipasang pada bulan  juni

  Pias  lengkung pendek dipasang  pada bulan april

Cara  kerja

            Pada saat matahari  bersinar cerah (yaitu

intensitas radiasi sinar  matahari sama  atau lebih

besar dari 0,3  kalori cm-2 menit -1) Sinar  yang jatuh

pada  bola  kaca akan dikumpulkan dan difokuskan pada

suatu titik dan diarahkan pada kertas  pias. Kertas 

pias  akan m,enerima  sinar dalam benntuk  titik  api

dan meninggalkan  bekas  terbakar pada  kewrtas  pias-

pias ini akan cekungan logam yang  terdapat  ada  titik

api  oki panjang  bekas  terbakar pada  kertas  pias

merupakan  lama penyinaran sinar matahari.

  Kertas  lengkung  panjang digunakan selam periode

"Summer"  setempat

  Kertas  pias  garis  lurus digunakan selama  periode

"Ekeuinoke" setempat

  Kertas pias lengkung pendek digunakan selama periode

"winter' setempat lama penyinaran matahari juga dapat

dinyatakan dengan  persentase selain dinyatakan dengan

waktu saja.

38

Contoh perhitungan

  Jika lama penyinaran matahari dinyatakan dengan waktu

maka besarnya adalah sesuai dengan hasil pengukuran

skala.

  Sedangkan untuk menyatakan persentase maka besarnya

dapat diperoleh dari rumus-rumus

G. ALAT PENGUKUR TEMPERATUR TANAH

a. Termometer tanah berumput

Berfungsi untuk mengukur temperatur atau suhu tanah

berumput pada masing-masing kedalamannya.

Gambar : termometer tanah berumput

Bagian –bagian alat

1.      Termometer tanah berbengkok yang ditanam dalam tanah

pada kedalaman yang berbeda. Termometer tanah berengkok

ini adalah merupakan perubahan bentuk thermometer air

raksa. Termometer ini mempunyai kedalaman yanh berbeda

39

yaitu 0 cm, 2 cm, 5cm, 10 cm, 20 cm, dan sudut

kemiringan 45 derajat..

2.      Termometer tanah tipe siwon dengan kedalaman 50

dan100 cm (disebut juga termometer berselubung loagam).

Prinsip Kerja

Alat ini bekerja berdasarkan proses pemuaian, jika suhu

naik maka air raksa dalam reservoir akan naik.

Cara kerja alat

Thermometer ini terdiri dari 7 buah alat yang pada

bagian bawahnya ditanam dalam tanah, apabila alat ini

terkena sinar matahari, maka suhutanah akan naik

menyeababkan air raksa dalam reservoir thermometer akan

naik dan menunjukkan sakaala pada pipa.

Aplikasinya pada pertanian

Aplikasinya pada pertanian untuk mengetahui suhu tanah

ayang berumput dan tanaman lain seperti kelapa sawit

dan jenis tanaman lainnya.

b.      Termometer Tanah Gundul

Termometer ini sama dengan termometer berumput yang

membedakan hanya pada jenis tanahnya yaitu tanah gundul

dan tanah berumput.

40

Gambar :termometer tanah gundul

Prinsip kerjanya

sama dengan termometer tanah berumput yaitu melalui

proses pemuaian.

Cara Kerja

Pada dasarnya cara kerja dari alat ini hampir sama

dengan termometer tanah berumput yaitu jika suhunya

naik maka air raksa dalam reservoir akan naik dan

menunjukkan skala pada pipa.

Aplikasi pada pertanian

Kita dapat mengetahui dengan mudah jenis tanaman yang

dapat tumbuh seperti tanaman yang berumur pendek

misalnya kacang-kacangan, padi dan berbagai jenis

tanaman yang cocok untuk tanah gundul.

H.       ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN

  Cup counter Anemometer

Alat ini berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan

angin rata-rata.

41

Gambar : cup counter anemometer

Cup anemometer ada 3 jenis yaitu:

  Cup conter yang tingginya 0,5 meter

  Cup counter yang tingginya 2 meter

  Cup counter yang tingginya 6 meter

Bagian- bagian alat

   3 buah mangkok yang berpungsi untuk menangkap angin

   Counter (bilangannya) berfungsi mengetahui kecepatan

angin.

   Tiang pennyangga yang berfungsi untuk menyangga

alat.

Prinsip Kerja

Pada dasarnya alat ini akan bekerja jika angin bertiup

dari situlah kita dapat mengetahui berapa kecepatan

angin dengan memperhatikan alat tersebut

42

Cara Kerja

Mangkok akan berputar karena tertiup angin dan akan

berputar maka angka yang terdapat pada counter akan

bertambah bilangannya dari counter tersebut akan

diketahui arah dan kecepatan angin rata-rata. Dalam

satuan km/ jam.

4.2 Analisis Data Klimatologi

a. Suhu Udara

Adanya kenaikan dan penurunan suhu disebabkan

adanya pengaruh radiasi matahari, sehingga energi dari

panas bumi dapat dikembalikan lagi ke atmosfer sebagai

gelombang pendek. Terjadinya perubahan suhu dari bulan

ke bulan selama satu tahun juga dapat disebabkan oleh

pengaruh intensitas penyinaran radiasi matahari atau

terjadinya insolation (incoming solar radiation). semakin

tinggi intensitas matahari yang diikuti oleh curah

hujan yang cukup tinggi akan menyebabkan suhu menjadi

semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Radiasi tinggi

berarti suhu akan semakin tinggi, hal ini mengingat

besarnya sinar matahari yang sampai ke bumi

mengakibatkan meningkatnya panas bumi. Pada grafik suhu

43

vs bulan dapat dilihat fluktuasi temperatur bulanannya

cukup kecil (pada daerah sekitar khatulistiwa fluktuasi

cukup kecil). Namun pada bulan Juli ke Agustus serta

November menuju Desember terjadi kenaikan suhu yang

cukup tinggi di bandingkan bulan-bulan lainnya.

b. Kelembaban Udara

Pada grafik dapat dilihat bila kelembaban pada

bulan Januari hingga bulan Juli Relatif tetap dan bila

terjadi penurunan sangat kecil. Hal ini terjadi karena

banyaknya uap air yang terkandung dalam udara di suatu

daerah relatif tetap. Namun pada bulan Juli hingga

bulan Agustus terjadi penurunan walaupun hanya berkisar

10 %. Dan pada bulan Agustus hingga bulan september

terjadi kenaikan yang relatif rendah. Kenaikan dan

penurunan kelembaban udara di Indonesia relatif rendah

karena Indonesia merupakan daerah di khatulistiwa yang

memiliki iklim tropis basah. Sehingga terdapat

pemanasan yang hampir sama di setiap bulannya dan

selalu menerima hujan di setiap tahun.

c. Panjang Penyinaran.

44

Dari grafik di atas dapat dilihat bila panjang

penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Agustus,

sedangkan panjang penyinaran terkecil terjadi pada

bulan November yang kemudian diikuti oleh kenaikan yang

cukup tinggi di bulan Desember. Panjang penyinaran yang

lama mempengaruhi kelembaban udara. Panjang penyinaran

disebabkan oleh keadaan musim yang berubah (pancaroba)

dari musim panas ke musim hujan dan dipengaruhi oleh

letak lintang. Selain itu panjang penyinaran juga dapat

disebabkan oleh intensitas radiasi matahari. intensitas

sinar matahari yang tinggi akan menyebabkan tingginya

panjang penyinaran.

d. Evaporasi

Pada grafik di atas memberi gambaran dari hasil

pengamatan bahwa tingkat evaporasi pada bulan Januari

hingga Desember selalu bervariasi. Titik terendah

tingkat evaporasi terjadi pada bulan Februari,

sedangkan evaporasi tertinggi terjadi pada bulan

September. Tingkat evaporasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain curah hujan, kecepatan angin,

temperatur, kelembaban relatif, jumlah vegetasi pada

daerah tersebut dan lain-lain. Misalnya, jika curah

hujan tinggi maka kelembaban relatif juga akan

meningkat. Hal ini akan menyebabkan menurunnya

evaporasi.

45

e. Curah Hujan

Berdasarkan grafik di atas, curah hujan yang

tertinggi terjadi pada bulan Februari, sedangkan curah

hujan yang terendah terjadi pada bulan September. Pada

grafik curah hujan menunjukkan kondisi curah hujan yang

tidak teratur dari bulan ke bulan selama satu tahun. Di

Indonesia sendiri hanya terdapat dua musim yaitu, musim

hujan dan musiam kemarau hal ini tentu saja

mempengaruhi banyak curah hujan. Musim hujan terjadi

antara bulan November hingga bulan Februari, sedangkan

musim kemarau terjadi pada bulan April hingga bulan

Oktober yang menyebabkan curah hujan relatif sangat

rendah. Musim hujan tertinggi berpeluang untuk terjadi

pada bulan Februari, sedangkan peluang untuk musim

hujan terkecil adalah bulan September. Ketinggian curah

hujan perbulan bergantung pada nilai curah hujannya.

f. Kecepatan Angin

Kecepatan angin yang terendah terjadi pada bulan

Januari, sedangkan kecepatan angin terbesar terjadi

pada bulan September. Pada grafik terlihat bahwa

kecepatan angin terlihat berfluktuasi setiap bulannya.

Perbedaan kecepatan angin diakibatkan oleh pengaruh

rotasi bumi terhadap matahari. Dimana rotasi bumi akan

menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam.

46

Perubahan pasang surut air laut. Semakin cepat arah

angin yang bergerak menuju utara atau arah selatan

khatulistiwa akan sangat mempengaruhi kecepatan angin

di setiap bulan pada daerah pengamatan.

g. Iklim untuk pertanian

Iklim salah satu faktor pembatas pertumbuhan & perkembangan tanaman

Tidak teraturnya iklim dan perubahan awal musim (hujan atau kemarau)

Di Indonesia yang daerah tropis curah hujan merupakan faktor pembatas yang terpenting.

Unsur lain yang juga berpengaruh a.l: suhu, angin,kelembapan dan sinar matahari (As Syakur, 2007).

- Curah hujanDefinisi :

Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempatdatar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidakmengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter,artinya dalam luasan satu meter persegi padatempat datar tertampung air setinggi1 millimeteratau tertampung air sebanyak 1 liter.

47

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

99 131 141 87 83 83 68 83 100 59 90 60 50 31 33 50 49 32 25 21 25 14 25 13 13 14 29 42 51 64 62 90 103 75 119 119

Gb. Grafik Curah Hujan Rata-rata Dasarian Kertak Hanyar Kab. Banjar

- Masalah Yang Berhubungan Dengan Awal Musim Hujan

1. Hujan Tipuan (False Rain)

Hujan Ekstrim Di Musim Hujan

Jeda Musim (Season Break)

Musim Hujan Berakhir Awal.

h. Kondisi & Potensi Wilayah Kalimantan Selatan

Luas Wilayah : 3.753.052 Ha

Kondisi Iklim :

48

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES

020406080100120140

CH DASARIAN (mm)

Umumnya termasuk tipe iklim B (klasifikasi Schmidt danFerguson). Curah hujan antara 2.200 – 2.600 mm/th.Potensi Lahan yang tersedia di Kalimantan Selatansangat potensial untuk dikembangkan komoditas Unggulan,khususnya bidang Pertanian dan Perkebunan sesuai dengankarakteristik wilayah.

- Kesesuaian Iklim Karet

Karakteristikiklim

Kelas KesesuaianS1 S2 S3 N1 N2

SuhuRata-ratatahunan (°C)

26 – 30 >30– 3424 -< 26

Td22-24

>23>22

Ketersediaanair-Bulan Kering (<75mm)

1-2 >2-4 Td >4

Curahhujan/tahun(mm)

2500-3000

>3000-35002000-<2500

>3500-40001500-<2000

>4000<1300

Tabel. Kesesuaian Iklim Karet

- Kesesuaian Iklim Kelapa Sawit

Karakteristikiklim

Kelas KesesuaianS1 S2 S3 N1 N2

Suhu Rata-ratatahunan (°C)

25-28 >28– 3222 -<25

>32-3520-<22

Td >35>20

Ketersediaan <2 >2-3 >3-4 Td >=1

49

air-Bulan Kering(<75mm)Curahhujan/tahun(mm)

2000-3000

>1750-2000

1250-1750

Td >3000<1250

Tabel. Kesesuaian Iklim Kelapa Sawit

i. Permasalahan

Isu deforestasi, keanekaragaman hayati dan “rakusair” akhir -akhir ini memojokkan perkebunan sawit diIndonesia karena dituding luar negeri maupun dari dalamnegeri sebagai penyebab utama. Padahal minyak sawitmemberikan konstribusi sangat nyata terhadappembangunan sosial dan ekonomi bangsa. 2010 produksiminyak sawit Indonesia menyentuh > 21,9 juta ton ± 47%produksi minyak sawit dunia. Konservasi keanekaragamanhayati dan air ini seharusnya dilihat dan dicermatisecara bijak.

Kelapa sawit merupakan perkebunan yang berfungsiganda : tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, sumberpendapatan, lapangan pekerjaan, pendapatan ekspor nonmigas, sembako dan juga sebagai media melestarikan alamdan lingkungan. Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwakemampuan sawit untuk menyimpan air lebih rendahdibandingkan karet misalnya, tetapi hal tersebut dapatdiatasi dengan melakukan tindak budidaya sawit yangbenar (Rusmayadi, 2011)

50

Untuk menjamin ketersediaan air di lapangan selamaperiode pertumbuhan tanaman sawit dan juga lingkungansekitar kawasan perkebunan, maka langkah yang dilakukanoleh manajemen perkebunan adalah dengan mempertahankanwilayah konservasi sebagai penampung air alami (watercatchmant area), rorak berukuran 180 x 180 x150 cmuntuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah danmembuat embung besar yang luasnya puluhan hektar.

Upaya konservasi telah dilakukan oleh perkebunankelapa sawit, maka ketersediaan air akan lebihterjamin. Hal ini dapat menjadi model menjembataniagrobisnis dengan upaya konservasi. Jadi kebun sawitselain sebagai media untuk melestarikan alam danlingkungan, untuk konservasi keanekaragaman-hayati,sumber air tanah, juga untuk pencegahan tanah longsor,produksi oksigen (O2), penyerapan emisi karbon dioksida(CO2) dan permintaan akan bio-diesel akan meningkatsignifikan sebagai implementasi kebijakan energinasional. Di samping itu, perkebunan kelapa sawit jugapunya kemampuan penyerapan CO2 yang tinggi (2,5ton/ha/th) sangat berguna mengurangi konsentrasi CO2 diudara yang merupakan GRK yang menyebabkan pemanasanglobal.

j. Teknologi Dan Inovasi Budidaya Tanaman Tahunan YangTekno-Ekologis

1. Teknologi Adaptasi

51

Perbaikan teknik budidaya : penanaman tanamanpenutup tanah (cover crop) agar mempertahankankelembapan tanah, pemupukan pupuk organik,penambahan fosfat & kalium, perbaikan pemangkasan,pengaturan pengairan.

Pergantian komoditas (dengan yang tahankekeringan)

2. Teknologi Mitigasi

Mempertahankan tanaman tahunan yang hidroorologis(yang mampu mengikat air).

Pengelolaan limbah : limbah dapat jadi pupuk ataupakan yang berguna secara ekonomis denganpenggunaan inokulan tertentu.

52

BAB. V

PENUTUP

5.1    KESIMPULAN

-      Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala

cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas.

-      Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala

cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada

daerah relatif luas.

-      Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam

waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah

tertentu yang lingkupnya sempit.

-     Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu

tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang

lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas

perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau

tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah

komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman

iklim teramati pada periode yang cukup panjang.

-      Dalam Meteorology dan Klimatologi mengkaji aspek-

aspek dan fenomena alam yang berkaitan dengan cuaca dan

iklim. Namun semua dapat dilaksanakan dengan berbagai

53

macam alat bantu sehingga semua dapat dikaji secara

mudah tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran.

-      Alat - Alat Metereologi yang biasa digunakan untuk

melakukan penelitian keadaan cuaca di permukaan bumi

terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar Hujan Otomatis

Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter

Anemometer, Wind Vane Dan Force Indikator, Termometer

Tanah, Thermometer Bola Kering Dan Termometer Bola

Basah, Termometer Maximum dan Thermometer Minimum,

Piche evaporrimeter, Gun Bellani, Cambell Stokes dan

lain sebagainya. Ini merupakan alat bantu yang

diguankan untuk meperoleh hasil pengukuran secara

mudah.

-      Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

mempunyai fungsi untuk melakukan penulisan hasil

pembacaaan atau pengukuran alat meteorology.

- Iklim adalah hal yang penting yang harus

diperhatikan dalam pertanian/ perkebunan perlu stategi

menghadapinya

- Kalimantan selatan daerah yang potensial untuk

pengembangan tanaman perkebunan

- Pertanian/perkebunan tekno-ekologis solusi

permasalahan lingkungan hidup

5.2     SARAN

54

Cuaca di Bumi terkadang sulit untuk di prediksi.

Ini dikarenakan bumi sedang mengalami kondisi yang

kurang stabil, dan sering didengar bahwa bumi sedang

mengalami penyakit Global Warming. Sehingga semua mahluk

yang tinggal diatasnya sering merasakan suhu yang

panas. Sehingga sebagai manusia yang di didik untuk

menjadi manusia intelektual dan berakhlak harus

memahami semua itu guna untuk melakukan tindakan yang

dapat melestarikan alam tempat hidup semua mahluk.

Cintai laingkungan adalah hal yang paling mulia dan

bijaksana.

Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami

unsus-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat

mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan

klimatologi serta dapat  mengumpulkan dan megolah

datanya.

55

DAFTAR PUSTAKA

Jackson, I.J. 1984. Climate, Water, and Agriculture inTropical. John Willey and Sons. New York.

Linder, Van der. 1981. An Input-Output Analysis with Respect to Water and It’s Load for a Tropical Watershed. The Indonesia Journal of Geography,  11 (42). halaman : 19-39.

Sosrodarsono, Surjono. 1978. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita. Bandung.

Sudjana. 1991. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito.

Bandung. 40p.

Wisnusubroto, Sukardi. Meteorologi Pertanian Indonesia. MitraGama Widya. Yogyakarta.

Power Point Peranan Data Hujan & Iklim di Bidang Pertanian/

Perkebunan. BMKG. Banjarbaru

Anonim, 2008. Alat-alat Meteorologi .http://74.125.153.132 /search?q=cache:G2XgW Tq4blEJ:2201 oliv.blogspot. com/2008/04/alat-alat-meteorologi.html. _______, 2008. Klimatologi. http:// 74.125.153. 132/search?q=cache: V3 IGhnJFyhAJ: klim atologiba njarbaru .com.

_______, 2009. http: // 74. 125. 153.132/s earch?q= cache:LpOtMsuIyfMJ: adjiesensei19. blogspot.com/2009_12_01 _archive. html.

_______, Klimatologi 2009. http:/ /74

56

.125.153.132/search?q=cache: TUoi8Fs5PS0J: sophiadwiratna. unpad.ac.id. Di akses tanggal 24 Januari 2010.

Badai, 2009. Agroklimatologi.http ://74.125.153.132/search ?q=cache:ghR_1aiU1jUJ: badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-2-data-stasiun.html.

Shafiyyah, 2009. http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/files/2009/06/abauku.doc.

Sophiadwiratna, 2010. http://74.125. 153.132/search ?q=cache:M8Qc5vZ6OeMJ :one.indoskripsi.com.

57