37
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 27 Nov BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di seluruh Bumi terdapat aneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur, warna putih, merah, kelabu, coklat, hitam, kelabu dan lain-lain. Di Indonesia juga terdapat banyak jenis dan macam tanah. Sebagai Negara tropis, di Indonesia memungkinkan untuk bercocok tanam sepanjang tahun. Kesuburan tanaman tidaklah lepas dari tingkat kesuburan tanah tempatnya tumbuh. Kesuburan tanah tiap daera tidaklah sama, utnuk itu diperlukan ilmu khusus ubtuk mengkajinya. Kajian tersebut selain untuk mengethui tingkat dan persebarab tanah antar daerah, juga untuk menentukan langkah yang tepat untuk diperlakukan terhadap tanah tersebut. Salah satu ilmu yang mempelajari tentang tanah adalah geografi tanah. Geografi tanah sendiri merupakan ilmu tentang penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis dan dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk tanahnya ,dan kajian yang dilakukan saat praktikum geografi tanah adalah mulai dari keadaan di sekitar tanah,lereng, tekstur, struktur, konsistensi,keasaman tanah, kandungan bahan organik, serta kandungan kapur di dalam tanah. Dalam geografi tanah tidaklah hanya memepelajri teori-teori tentang tanah saja, melainkan juga dituntut untuk adanya praktik langsung guna bisa membuktikan langsung tentang jenis-jenis tanah yang ada. Praktikum geografi tanah bertujuan untuk menganalisa tanah guna mengtahui jenis tanah dari sample yang ada. Dalam menganalisa dibutuhkan ketelitian serta kecermatan sehingga mendapatkan informasi yang akurat. Oleh karena itu, dalam proses analisa dibutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik tentang goeografi tanah. Dengan keakuratan data, diharapkan

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH 27 Nov

BAB I

PENDAHULUAN

 

1. Latar Belakang

Di seluruh Bumi terdapat aneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur, warna putih, merah, kelabu, coklat, hitam, kelabu dan lain-lain. Di Indonesia jugaterdapat banyak jenis dan macam tanah. Sebagai Negara tropis, di Indonesia memungkinkan untuk bercocok tanam sepanjang tahun. Kesuburan tanaman tidaklah lepas dari tingkat kesuburantanah tempatnya tumbuh. Kesuburan tanah tiap daera tidaklah sama, utnuk itu diperlukan ilmu khusus ubtuk mengkajinya. Kajian tersebut selain untuk mengethui tingkat dan persebarab tanah antar daerah, juga untuk menentukan langkah yang tepat untuk diperlakukan terhadap tanah tersebut.

Salah satu ilmu yang mempelajari tentang tanah adalah geografitanah. Geografi tanah sendiri merupakan ilmu tentang penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis dan dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk tanahnya ,dan kajian yang dilakukan saat praktikum geografi tanah adalah mulai dari keadaan di sekitar tanah,lereng, tekstur, struktur, konsistensi,keasaman tanah, kandungan bahan organik, serta kandungan kapur di dalam tanah. Dalam geografi tanah tidaklah hanya memepelajri teori-teori tentang tanah saja, melainkan juga dituntut untuk adanya praktik langsung guna bisa membuktikan langsung tentang jenis-jenis tanah yang ada.

Praktikum geografi tanah bertujuan untuk menganalisa tanah guna mengtahui jenis tanah dari sample yang ada. Dalam menganalisa dibutuhkan ketelitian serta kecermatan sehingga mendapatkan informasi yang akurat. Oleh karena itu, dalam proses analisa dibutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik tentang goeografi tanah. Dengan keakuratan data, diharapkan

hasil analisa dari praktikum, tersebut dapat dijadikan sebagairefrensi untuk pengolahan tanah yang tepat.

Laporan ini disusun agar memeberikn informasi yang baik dan benar. Dalam penyususnan laporan ini tidak luput dari kekeurangan baik dalm penulisan maupun dalam kelengkapan data.Saran dan kritik yang memebangun dapat dijadikan koreksi bagi penyusun.

 

1. Tujuan Praktikum Geografi Tanah

Secara umum, tujuan praktikum geografi tanah adalah untuk meneganalkan kepada mahasiswa terhadap faktor pembentuk tanah,sifat tanah, serta klasifikasi tanah. Berikut adalah uraian dari tujuan tersebut :

1. Mengamati, meneliti, dan menjelaskan aspek geografi fisikkhusunya yang berkaitan dengan geografi tanah.

2. Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran tentang tanah yang telah didapatkan selama mata kuliah Geografi Tanah.

3. Menambah wawasan karena pengamatan dilakukan langsung di lapangan.

4. Mengetahui proses-proses pedogenesis yang terjadi di lapangan dan mampu membedakan horison tanah secara langsung.

 

1.  Manfaat Praktikum Geografi Tanah

Manfaat yang didpatkan dari praktikum ini adalah :

Manfaat Akademis :

1. Mengenal sifat fisik dan kimia tanah secara kualitatif.2. Mengerti proses dan perkembangan pedogenesis tanah.3. Menegtahui jenis tanah dan persebarannya.4. Mengerti penerapan ilmu geografi tanah di lapangan.

Manfaat Teoritis :

1. Sebagai sumber praktikum geografi tanah selanjutnya.

2. Sebagai bukti telah mengikuti praktikum geografi tanah.

 

BAB II

DASAR TEORI

1. Definisi Tanah

Banyak sekali ahli-ahli bidang geografi yang mempunyai definisi tentang tanah, mulai dari definisi bahwa tanah adalahsebagai alat produksi pertanian sampai tanah yang diartikan sebagai suatu fungsi substrat geologi dengan tenaga luar. Stetbut(dalam M. Isa Darmawijaya, 1997:9). Akan tetapi, definisi yang umum digunakan di Indonesia adalah tanah yang diartikan sebagai akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebgain besar pemukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memeiliki sifat sebagai akibat dari pengaruh iklim dan bahan organic yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu teretentu pula. M. Isa Darmawijaya (1997:9)

Syarat utama terbentuknya tanah adalah tersedianya batuan induk dan adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal. M. Isa Darmawijaya (1997:12). Bahan utama terbentuknya tanah adalah batuan induk. Dengan adanya pengaruh dari iklim dan faktor-faktor lain, bahan induk kemudian berkembang menjadi bahan induk dan terus berkembang menjadi tanah hingga tanah mencapaibatas akhir perkembangannya yaitu menjadi lempung.

M. Isa darmawijaya (1997:12) menjelaskan bahwa ada 5 faktor pembentukan tanah, yaitu Iklim, Kehidupan, Bahan Induk, Topigrafi dan Waktu. Namun dari kesemua faktor tersebut, iklimlah yang berpera penting. Iklim bersifat aktif dalam mengubah batuan induk menjadi bahan induk dan kemudian menjaditanah. Bahan induk yang sama da iklim yang berbeda bisa menciptakan tanahyang berbeda. Begitu juga dengan bahan induk yang berbeda, walaupun dengan iklim yang sama, mampu menciptakan tanah yang berbeda pula. Iklim dan Organisme (kehidupan) berperan sebagai faktor penentu, bahan induk sebagai bahan terbentuknya tanah, dan relief serta waktu sebagai faktor pendorong.

 

1. Faktor Pembentukan Tanah

Pembentukan tanah sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor ,antara lain :

Iklim

Iklim sangat berpengaruh dalam proses pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan fisika di dalam tanah.Setiap suhu naik 10°C maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipat. Reaksi-reaksi oleh mikroorganisme juga sangat dipengaruhi oleh suhu tanah.

Bahan Induk

Bahan induk berwujud batuan, mineral-mineral, dan zat organik.Bahan induk sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah.Tanah biasanya dapat mencirikan asal bahan induknya, namun hal ini tidak selalu terjadi. Isa Darmawijaya (1992) mendefinisikan tanah yang memperlihatkan sifat-sifat(terutama kimia) yang sama dengan bahan induknya digolongkan dalam tanah-tanah endodynamomorf , sedangkan tanah-tanah lainnya yang memperlihatkan sifat-sifat yang lain dari bahan asalnya digolongkan dalam tanah tanah ectodynamomorf . Sifat-sifat penting yang mempengaruhi proses pelapukan antara lain tekstur batuan, struktur batuan, kadar Ca yang dikandung bahan induk,dan jenis mineral yang menyusun batuan. Tiap sifat bahan induk tersebut merupakan faktor pengubah bebas dalam proses pembentukan tanah.Tekstur batuan biasanya menentukan dalamnya profil tanah. makin ringan tekstunya, makin dalam profil tanahnya.

Makhluk Hidup

Pengaruh organisme dalam proses pembentukan tanah tidaklah kecil. Akumulasi bahan organik, siklus unsus hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipegnaruhi olehkegiatan organisme dalam tanah. Disamping itu unsure nitrogen dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh mikroorganisme baik yang hidup sendiri didalam tanah maupun yang bersimbiosisdengan tanaman.Demikian juga dengan vegetasi yang tumbuh di

tanah tersebut dapat merupakan penghalang untuk terjadinya erosi sehingga mengurangi jumlah tanah permukaan yang hilang.Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman juga sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Vegetasi hutan membentuk tanah-tanah hutan berwarna merah sedang vegetasi rumput-rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyaknya sisa-sisa bahan organik yang tertinggal dari akar-akar dan sisa rumput.

Topografi

Topografi suatu daerah dapat dapat menghambat atau mempercepatpengaruh iklim. Di daerah yang datar atau cekung dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak mengandung karatan sebagai akibaat genangan air tersebut.

Waktu

Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah sehinggaakibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah-tanah yang semakin tua juga semakin kurus. Mineral yang banyakmengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehinggatingal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.Profil tanah juga semakin berkembang dengan meningkatnya umur.Karena prosespembentukan tanah terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda (immature atau youngsoil), tanah dewasa (mature soil), dan tanah tua (old soil).

Kekeringan dan erosi dapat menghambat perkembangan tanah.Dalamperiode waktu yang sama (umur yang sama) tanah disuatu tempat mungkin telah berkembang lanjut sedangkan di tempat lain yang beriklim kering atau terus menerus tererosi mungkin tanahnya belum berkembang.Oleh karena itu tua mudanya tanah tidak dapt dinyatakan dari umur tanah tersebut (dalam tahun), tetapi harus didasarkan pada tingkat perkembangna horison yang ada.

 

1. Bahan Penyusun Komponen Tanah

Bahan penyusun komponen tanah antara lain :

Air (20% – 30%)

Air terdapat di dalam tanah karena diserap masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena drainase yang kurang baik.

Udara (20% – 30%)

Udara dan air mengisi pori-pori tanah dan jumlahnya berubah-ubah dan susunan udara di dalam tanah berbeda dengan susunan udara di atmosfer karena :

Kandungan uap air lebih tinggi (kelembaban nisbi/relativehumidity mendekati 100%)

Kandungan CO2 lebih besar daripada di atmosfer Kandungan O2 lebih kecil daripada di atmosfer (sekitar

10-12 %) Bahan Organik (5%)

Bahan organik terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus (humus).Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi .Tanah yang banyakmengandung humus / bahan organik adalah tanah lapisan atas atau top soil.Bahan organik sangat berpengaruh pada sifat-sifat tanah dan dampaknya pada pertumbuhan tanaman, seperti :

1. Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)

2. Sumber unsur hara N,P,S, unsur mikro dll

3. Menambah kemampuan tanah menahan air

4. Menambah kemampuan tanah menahan unsur hara

5. Sumber energi bagi mikroorganisme

Bahan Mineral (45%)

Bahan mineral dapat dibedakan menjadi dua ,antara lain :

Ø Bahan mineral berdasarkan ukuran (debu ,liat ,pasir ,kerikil < 2mm ,batu)

o Bahan mineral berdasarkan proses terbentuknya (Mineral Primer : Mineral yang berasal langsung daribatuan yang lapuk ,Mineral Skunder :  Mineral yang terbentuk selama proses pembentukkan tanah berlangsung)

 

1. Morfologi Tanah

Morfologi bukanlah suatu ilmu, melainkan sarana cara yang digunakan dalam penyelididkan-penyelidikan ilmiah. Tujuan morfologi utama adalah suatu uraian pelukisan, sehingga morfologi tanah berarti suatu uraian tanah mengenai kenampakan-kenampakan, cirri-ciri dan sifat-sifat umum yang diperlihatkan suatu profil tanah. Nilai pelukisan tanah tergantung pada pemilihan tempat kedudukan profil tanah, bebasdari berbagai pengaruh (obyektif), lengkap dan jelas. M. Isa Darmawijaya (1997:150).

 

D.1. Horizon

Suatu tubuh tanah apabila dipotong tegak lurus akan menampilkan suatu seri lapisan yang disebut sebagai horizon. Dari horizon tersebut apabila diamati mempunyai cirri khusus, baik dari cirri geomorfologi, sifat-sifat biologi, kimia dan fisika yang khas. Urutan susunan dari horizon itulah yang disebut sebagai profil tanah.

Profil tanah di suatu tempat dan tempat lain tidaklah selalu sama. Namun pada umumnya tanah dikatulistiwa paling tebal dan semakin menipis dengan semakin mendekatnya derah tersebut ke daerah kutub. Ini dikaranakan iklim sebagai faktor aktif pembentuk tanah di daerah katulistiwa dan kutub berberda (curah hujan dan penyinaran matahari).

Tiap-tiap lapisan pada horizon tanah mempunyai ciri khas yang berdbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lainnya yaituciri yang spsifik dan genetis. Dengan ciri khas pada tiap horizon tersebut maka dibuatlah klasifikasi tentang nama pada lapisan tersebut. Secara garis besar, horizon-horizon tersebut

dapat dibedakan menjadi horizon organic (horizon O) dan horizon mineral (horizon A, B, C, dan R).

Horizon O o Ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang belum

terganggu dan merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan mineral

o O1 : lapisan bentuk asli sisa-sisa tanaman yang masih terlihat

o O2 : lapisan bentuk asli sisa-sisa tanaman yang tidak terlihat jelas

o Horizon A Horizon di permukaan tanah yang terdiri dari

campuran bahan organik dan bahan mineral.Merupakan horizon eluviasi ( yang mengalami pencucian)

A1 : Lapisan bahan mineral campur humus, berwarna gelap

A2 : Lapisan dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, Al bahan organik

A3 : Lapisan peralihan ke B, lebih menyerupai A

Horizon B Horizon iluviasi (penimbunan) dari

bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik)

B1 : Lapisan peralihan A ke B lebih menyerupai B

B2 : Lapisan penimbunan (Iluviasi) B3 : Lapisan peralihan ke C, lebih

menyerupai B Horizon C

Horizon C merupakan lapisan batuan induk yang sedikit terlapuk .

Horizon D Horizon D atau R merupakan

lapisan batuan keras yang belum terlapuk .

D.2. Warna tanah

Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling nyata dan paling mudah untuk ditemukan.meskipun pengaruhnya yang langsung terhadap fungsi tanah hanya sedikit, tetapi seseorang tapi seseorang dapat memperoleh keterangan banyak dari warna tanah,apalagi jika dihubungkan dengan cir-ciri lain. Jadi warna tanah hampir merupaka ukuran yang tak langsung mengenai sifat dan mutu tanah, serta bersifat menggantikan cir-ciri penting lain yang sukar diamti teliti.

Warna tanah merupakan pernyataan jenis dan kadar bahan organic; keadaan drainase dan aersi tanah dalam hubungan dengan hidratasi, oxidasi, dan prosespelindian; tingkat perkembangan tanah; kadar air tanah termasuk pula dalamnya permukaan air tanah; dan atau adanya bahan-bahan tertentu.

Pada umumnya, bahan organic member warna kelam pada tanah, artinya jika tanah asalnya berwarna kuning dan kecoklatan, kandungan bahan organik menyebabkan tanah cenderung berwarna hitam atau kecoklatan. Semakin stabil bahan organik, makin tuawarnanya. Sedangkan makjn segar, makin cerah warnanya. Dan humus yang stabil berwarna hitam. M. Isa Darmawijaya (1997:158).

D.3. Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relative tiga golongan besarpartikel tanah dalm suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay), debu (slit), dan pasir (sand). Butiran tunggal tanah diberi istilah partikel tanah, dan golongan partikel tanah diberi istilah fraksi tanah.

Tekstur suatu horizon tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah, beralinan dengan struktur dan konsistensi. Memang kadang-kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaan atau berkambangnya lapisan permukaan baru. Pemindahan ini juga dapat disebabkan oleh erosi tanah. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentu maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah. Istialh populer tanah berat dan tanahringan yang merupakan pernyataan berat-ringannya penggarapan tanah seolah-olah ditentukan tekstur tanah, karena para petanisudah lama mengetahui bahwa tanah pasir adalah tanah ringan dan tanah lempung adalah tanah berat. Tekstur tanah turut

menentukan tata air dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi, dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. M. Isa Darmawijaya (1997:163).

Nama kelas tekstur tanah pada umumnya diambil dari fraksi yangsebagian besar dikandung massa tanah tersebut jika campuran partikel lain dapat diabaikan karena sedikitnya, sehingga dikenal klas-klas tekstur tanah:

1. tanah pasir kasar (coarsed sand)2. tanah pasir (sand)3. tanah pasir sangat halus (very fine sand)4. tanah debu (silt)5. tanah lempung (clay)6. tanah lempung berat (heavy clay).

Jika tercampur sedikit fraksi lain maka nama-nama kelas tekstur tanah menjadi :

1. tanah lempung pasiran (sandy clay)2. tanah lempung debuan (silt clay).

Pembatasan ketiga fraksi masing-masing tekstur tanah dapat digambarkan dengan jelas dalam Bagan I yang berbentuk segitigadan disebut trianguler texstur. Titik sudutnya menunjukkan 100% salah satu fraksi, sedang tiap sisi menggambarkan persentase berat masing-masing fraksi mulai 0% sampai 100%. Segetiga ini terbagi atas 12 bidang atau zone yang menunjukkanmasing-masing tekstur tanah. Dalam zone 1 dibagi menjadi 2 bagian yaitu heavy clay dan clay

 

 

 

 

 

 

 

 

X: % Sand

Y: % Clay

Z: % Silt

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar I. Trianguler Textur

 

Terdapat 2 cara yang dapat digunakan untung menetapkan teksturtanah. Cara tersebut adalah :

1. Cara Kualitatif ( di lapangan )

Di kerjakan di lapangan dengan cara mengambil segumpal tanah (sedimen) sebesar kelereng dengan meremas atau menguli contoh tanah diantara telunjuk dan ibu jari. Jika dalam keadaan kering sukar diremas atau di uli sehingga harus dibasahi terlebih dahulu agar mudah diuli. Ada beberapa ketentuan sebagai berikut.

a.         Bila terasa kasar, tidak dapat dibentuk,partikel pasir yang dominan disebut tanah bertekstur pasir.

b.         Bila terasa halus, licin seperti sabun atau serbuk talk bila kering, dapat dibentuk, tetapi mudah pecah, partikeldebu yang dominan, disebut tekstur debu.

c.            Bila dalam keadaan basah melincir, liat dan lekat, mudah sekali dibentuk dan tidak mudah pecah disebut tekstur lempung(clay).

d.            Bila terasa kasar, halus dan liat bersama-sama dalam proporsi yang kurang lebih sama disebut tekstur geluh(loam).

1. Cara Kuantitatif

Dikerjakan di laboratorium, di kenal sebagai analisa mekanik atau analisis granuler dengan cara pipet atau dengan cara hidrometrik.

Sedangkan untuk menentukan tekstur tanah dengan cara triangular tekstur adalah dengan mencocokkan persentase masing-masing fraksi dengan segitiga tekstur tanah. Langkah mencocokkan dilakukan dengan cara membuat garis pertemuan dalam segitiga tekstur tanah kemudian membuat satu titik temu antasa tiga garis tersebut. Garis dibuat dengan cara menarik sejajar dengan garis segitiga disebelah kanan garis yang kita buat sesuai dengan kandungan masing-masing fraksi tanah.

Tekstur tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konsistensi dan struktur tanah, sehingga tanah pasir selalu lepas-lepas dan berbutir tunggal, sedang tanah lempung selalu sangat teguh dan hampir selalu mampat. Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Oleh karenaitu tekstur tanah perlu dipertimbangkan dalam menentukan cara pengolahan tanah (soil cultivation).

Tekstur tanah merupakan satu-satunya sifat fisik tanah yang tetap dan tidak mudah diubah oleh tangan manusia jika tidak ditambah dari tempat lain. Erosi dapat menyebabkan perubahan tekstur karena terkikisnya tanah lapisan permukaan atau

diendapkannya tanah yang terkikis dari tempat lain yang lebih tinggi.

D.4. Struktur tanah

Struktur didefinisikan sebagai susunan saling mengikat partikel-partikel tanah. Ikatan partikel tanah itu berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya. Agregat tanah ini dinamakn ped. Gumpalan tanah yang terbentuk sebagai akibatpenggarapan tanah., atau yang terbentukkarena akumulasi lokal senyawa-senyawa yang mengikat partikel tanah (konkresi) tidak termasuk apa yang dinamakan agregat tanah.

Pada dasarnya agregat tanah berbentuk remah mempunyai ruang pori antara agregat yang lebih banyak daripada struktur gumpalataupun pejal, sehingga prembesan airnya lebih cepat dan biasanya lebih subur.

Berdasarkan bentuk dan besarnya, tipe struktur tanah dapat dibagi menjadi tipe lempeng, tiang, gumpal, remah, granuler, berbutir tunggal, dan pejal. M. Isa Darmawijaya (1997:170).

D.5. Konsistensi tanah

Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanahterhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang memepengaruhi bentuk tanah. Dalam profil tanah tiap horizon berbeda konsistensinya. Konsistensi ditentukan olehtekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanaha yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan.

Cara menenetukan konkresi tanah d ilapangan adalah dengann cara memijit tanah, dalam berbagai keadaan kandungan air seperti basah, lembab, dan kering diantara ibu jari dan telunjuk. M. Isa Darmawijaya (1997:172).

Konsistensi dipertelakan untuk tiga taraf kelembaban yaitu

basah, lembab, dan kering. Suatu tanah mungkin lengket bila basah,kenyal bila lembab, dan keras bila kering. Istilah

istilah yang digunakan untuk mempertelakan lkonsistensi mencakup :

1)  Tanah basah/ tak lengket, lengket, tak plastis, plastis.

2)  Tanah lembab/lepas, mudah rontok, kenyal.

3)  Tanah kering/lepas, halus, keras.

Perekatan (cementation) juga merupakan tipe konsistensi dan disebakan oleh bahan perekat seperti kalsium karbonat, silika,atau oksida oksida besi dan aluminium. Perekatan itu sedikit diupengaruhi oleh kandungan air. Terekat atau mengeras digunakan untuk mempertelakan perekatan. Tanah yang mengeras itu begitu keras sehingga diperlukan pukulan palu yang keras untuk memecahkan tanah itu dan pada umumnya palu akan berdering sebagai akibat pukulan itu.

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanahatau daya adhesi butir tanah dengan benda lainnya. Berdasarkanpengamatan di lapangan dan percobaan, perbedaan konsistensi tanah bergantung pada tekstur, kadar bahan organik, kadar dan sifat koloid serta kadar lengas tanah.

Tanah basah (berdasarkan kelekatan):

ü  0 = tak lekat, tidak melekat pada jari tangan atau benda lain

ü  1 = agak lekat, sedikit adhesi tanah pada jari yang mudah dilepas lagi

ü  2 = lekat, ada adhesi tanah pada jari dan jika dipijit memapar

ü 3 = sangat lekat, adhesi tanah menempelkan ibu jari dan telunjuk yang sukar dilepaskan

Tanah basah (berdasarkan plastisitas)

ü  0 = tak liat, tak dapat membentuk gilingan-gilingan kecil

ü  1 = agak liat, dapat membentuk gilingan-gilingan kecil yangdapat diubah bentuknya

ü 2 = liat, dapat membentuk gilingan-gilingan kecil dan bentuktertentu yang dapat diubah bentuknya dengan ditekan

ü 3 = sangat liat, dapat membentuk gilingan kecil dan hanya dapat diubah bentuknya dengan pijitan kuat

Tanah lembab:

0 = lepas, tidak ada adhesi butir-butir tanah 1 = sangat gembur, dipijit mudah hancur 2 = gembur, hancur apabila dipijitkuat 3 = teguh, dipijit sukar hancur 4 = sangat teguh, ditekan kuat yang menyakitkan baru

hancur 5 = luar biasa teguh, pijatan yang sangat kuat baru

menghancurkan

Tanah kering:

0 = lepas, tidak ada kohesi 1 = lunak, kohesi lemah sehingga ditekan sedikit sudah

hancur 2 = agak keras, sedikit tahan terhadap pijatan tangan 3 = keras, baru pecah terhadap tekanan kuat 4 = sangat keras, tak dapat dipecahkan dengan jari

o 5 = luar biasa keras, hanya dapat dipecahkan dengan palu atau benda keras

D.6. pH Tanah

Penenetuan pH tanah dalam klasifikasi dan pemetaan tanah diperlukan selain untuk mnaksir lanjut tidaknya perkembangan tanah juga diperlukan dalm penggunaan tanahnya terutama untuk tanah pertanian.

Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam dearah iklim basah mempunyai pH tanah rendah. Makin lanjut umur tanahmakin asam pula tanahnya. Sebaliknya tanah di daerah kering penguapan menyebabkan tertimbunnya unsure-unsur basa dipermukaan tanah karena besarnya evaporasi dibandingkan dengan presipitasi, sehingga makin lanjut umurnya, maka makin tinggi pHnya. Akan tetapi pada umunya di daerah kering jarang

ditemukan tanah yang senantiasa bertiup sebagai akibat dari perubahan iklim yang besar. M. Isa Darmawijaya (1997:175).

D.7. Bentuk Istimewa

Bentuk istimewa berupa padas, konkresi, efflorescences, dan krotovinas, penting karena pengaruhnya dalam penggunaan tanah,terutama karena sering menunjukkan kualitas tanah yang tidak langsung dapat diamati dilapangan

D.7.1. Padas

Padas adalah lapisan tanah yang mampat, padat dan keras, terbentuk selama bagian proses pembentukan tanah-atau warisan suatu daur (cyclus) pelapukan menjadi bahan induk tanah yang sekarang ada. Seringkali padas dapat menunjukan dalamnya penyebaran akar vegetasinya.

Padas dapat terbentuk karena (a) terlalu beratnya massa yang ada di atasnya (misalnya, akibat pembajakan yang terlalu beratatau adanya glacier), (b) pemadatan akibat cuaca yang membekukan, (c) agregrasi tanah disertai perubahan temperatu, atau (d) karena pengikatan yang sangat erat berupa sementasi, baik oleh bahan perekat besi, bahan organik, silika ataupun lempung.

Beberapa bentuk padas yang perlu dikenal antara lain seperti dibawah ini:

1. Laterit. Padas yang kaya sesquixida, terutama besi, berwarna merah karat hampir menyerupai lapisan bata dan merupakan tanda telah lanjutnya proses latolisasi dengan menurunnya permukaan air tanah, dan menjadi ciri jenis tanah Groundwater Laterite. Air dan akar masih mungkin menyusup ke dalam laterit yang lunak tanpa kesukaran. Lapisan laterit keras dapat ditemukan dalam berbagai jenis tanah daerah tropika sebagai ciri yang berhubungan dengan ekologi sekarang.

2. Ortstein. Padas besi dan bahan organik yang terbentuk oleh saling berflokulasinya koloid-koloid besi yang positif akibat fluktuasi permukaan air tanah yang letaknya dangkal, merupakan ciri Groundwater Podzol, dan

bebarapa jenis Podzol lainnya. Meskipun demikian ortsteinjuga dapat terbentuk dalam tanah yang drainasenya baik.

3. Croute Calcaire. Di daerah dengan curah hujan yang terlalu rendah untuk memindahkan mineral-mineral yang larut dalam tanah, biasanya kapur tertimbun sebagai tepung lunak, sebagai butir konkresi keras atau sebagai lapisan padas. Akumulasi kapur yang menjadi padas ini dinamakan croute calcaire atau hardened caliche (di USA).Pada kapur dapat meluas serta menghambat penetrasi air dan akar.

4. Claypan. Padas yang berkadar lempung tinggi ini merupakanpadas yang mampat, padat, keras, kadang-kadang terpisah tegas atau berangsur dari lapisan di atasnya. Terbentuknya padas lempung ini sering kali diduga karena adanya sisa horison B1 tua di dalam horison A2 yang pucat.Padas lempung ini dapat dibentuk karena akumulasi hasil illuviasiataupun berasal dari batuan induk yang kaya lempung. Padas lempung sangat menghambat penetrasi air dan akar. Pembongkaran padas ini dapat meningkatkan air dan akar, akan tetapi tanpa tindakan lain pengaruh ini tidak tahan lama terhadap terbentuknya kembali padas lempung ini.

5. Silicapan. Di tanah cekungan daerah iklim kering (arid atau semiarid), terdapat padas kersik yang terdiri atas abu gunung yang direkatkan oleh silika, kadang-kadang juga tercampur kapur. Padas ini jika telah berkembang lanjut menjadi sangat keras dan sulit untuk di tembus airdan akar sehingga perlu dihancurkan dengan bahan peledak.Padas ini berwarna kelabub seperti batu.

6. Fragipan. Pada topografi yang landai sampai agak miring di daerah iklim basah, terbentuk lapisan padas yang kompak dan masih bisa diresapi akar dan air, sehingga kalau terdapat di permukaan tanah dapat meningkatkan bahaya erosi, hal tersebut diakibatkan oleh jenuhnya lapisan tanah di atas padas yang digenangi air setelah turun hujan. Padas ini dinamakan fragipan (fragile= rapuh), karena sifatnya yang rapuh  berkadar debu (silt) dan pasir yang tinggi. Fragipan terdapat dalam tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk setempat atau terangkut (residual or transported parent materials).

7. Permafrost. Semacam padas thermal yang tetap membeku dibawah tanah di daerah arctic dan subarctic, lapisan

paling atas permafrost merupakan batas terendah pencairanmusiman. Lapisan permafrost dapat mencapai kedalaman beratus-ratus kaki (feet).

D.7.2. Konkresi

Konkresi adalah konsentrasi lokal berbagai senyawa kimia yang membentuk butir-butir atau batang-batang keras. Bentuk, besar,dan warnanya berbeda-beda tergantung susunan kimianya.

Bebearapa konkresi, yaitu :

1. Konkresi kapur. Konkresi kapur umumnya terdiri atas calcit yang tercampur bahan lain di lapisan tanah. Kebanyakan berbentuk bundar tidak teratur sebesar antara 1-50 mm, kadang-kadang memperlihatkan lembaran-lembaran konsentrik, kadang-kadang berongga (cavernous).  Terbentuknya konkresi kapur dilapisan permukaan tanah biasanya menunjukan pengikisan oleh erosi air atau angin.Hewan-hewan kecil penggali tanah juga dapat membawa konkresi kapur dari dalam tanah ke lapisan permukaan tanah.

2. Konkresi Fe dan Mn. Umumnya konkresi ini campuran bahan-bahan tanah yang direkatkan oleh akumulasi oksida-oksida Fe dan Mn berwujud konkresi dalam bentuk bundar atau lonjong (pisolites or spherical pellets) yang padat dan keras sebesar 0,05 – 20 mm. Pada lapisan tanah yang lebihdalam biasanya lebih besar. Makin merah warna konkresi makin besar kadar Fe-nya, sedang makin hitam maka makin tinggi kadar Mn-nya. Seringkali ini terdapat sebagai sisipan (inclusion) dalam horison yang mengalami glesiasi. Perkembangan akumulasi Fe dan Mn dimulai dari kenampakan bercak-bercak (mottling) berwarnw merah hitam,kemudian makin terbentuk konkresi dan akhirnya menjadi lapisan laterit.

3. Plinthite. Akumulasi lempung lokal dengan selimut lempunghalus (clay coating) yang mengkilap (slicken side) dapat membentuk butir-butir berwarna kelabu sebesar antara 0,5-50 mm dan pemukaannya licin. Konkresi ini tidak sekeras konkresi Fe dan Mn, akan tetapi kadang-kadang lebih kerasdari konkresi kapur.

D.7.3.  Effloresences

Efflorsences adalah pembentukan berbagai kristal garam sebagaicrust, coating, atau pockets. Pada umumnya merupakan senyawa karbonat, khlorida dan sulfat dari Ca, Mg, dan Na.

1. Kerak (crust) garam ini terbentuk di permukaan tanah sebagai sisa endapan garam karena evaporasi air yang melarutkannya di daerah beriklim arid. Di daerah beriklimhumid juga dapat terbentuk kerak garam secara periodik karena pengendapan air garam yang tergenang di musim kemarau, misalnya: di pantai laut.

2. Selimut (coatings),  garam yang meliputi dinding atau batas-batas retakan massa tanah. Seringkali di daerah iklim arid pada batas-batas retakan tanah sangat berat selama musim kering terbentuk coatings periodik yang segera terlindi hujan pertama. Selimut berkilat sering meliputi butir-butir atau retakan tanah.

3. Kantong (pockets), garam-garam dapat pula terbentuk pseudomycelium garis-garis tipis, nodula atau jaringan-jaringan menyusup massa tanah. Pockets paling mudah dilihat setelah periode kering.

4. Kilap lempung (slicken sides), adalh permukaan gumpalan tanah yang licin mengkilap,dihasilkan oleh geseran logam di permukaan lempung.

5. Lidah (tongues), adalah sisipan bahan-bahan berwarna pucat ke horison di bawahnya yang lebih kelam berwujud seperti lidah.

D.7.4. Krotovinas

Krotovinas adalah coretan-coretan berbentuk tabung tak teraturdi dalam suatu horison karena terangkutnya bahan dari horison air. Hal ini disebabkan karena pengikisan terowongan-terowongan yang digali hewan-hewan tanah seperti, tikus dan Astachidae. Warna pada kontrovinas dapat cerah di horison kelam atau kelam di horison cerah. Kontrovinas adalah ciri umum jenis tanah Chernozem atau tanah-tanah berwarna kelabu dibawah padang rumput.

D.8. Perakaran

Pengamatan teliti akar-akar tanaman dalm hubungannya dengan morfologi tanah diperlukan sebagai dasar peramalan cocok

tidaknya jenis tanaman terhadap jenis tanaman dan dalamnya akrtanaman dapat menembus tanah.

Banyaknya akar tergantung pada air, udadar dan zat hara tanaman dalam horizon tanah. Horizon-horizon tertentu tidak dapat ditembus akar tanaman. Biasanya akar tidak dapat menembus padas, kecuali jika pecah. Akan tetapi claypan meskipun penetrasi akar ke dalam sukar, padas ini tidak mencegah perkembangan akar, karena mengikuti retakan-retakan yang ada. Kurangnya akar di dalam  claypan hanya mungkin karena kekurangan kandungan hara tanaman dan pH tanah yang tak sesuai. M. Isa Darmawijaya (1997:182)

D.9. Bahan Organik

Hasil fotosintesis merupakan sumber utama bahan organik tanah,yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta sisa tanaman lainnya termasuk rerumputan, gulma, dan limbah pasca panen (jerami, daun kering). Semua sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral, dan senyawa organik (Rachman Soetanto, 2005:58). Bahan Organik berasal dari bahan-bahan yang telah lapuk, bahan organik <2% peka terhadap erosi . Senyawa organik dibedakan atas (Rachman Soetanto,2005:58) :

1. Karbohidrat: gula dan pati(mengandung sel); pektin, hemiselulosa, selulosa (dinding sel). Kandungan karbohidrat hampir selalu besar dari 50% berat kering total bahan organik.

2. Lignin: bahan kayu, menyusun 10%-40% berta kering organik3. Senyawa nitrogenus,yaitu protein sederhana dan komplek

1. Lemak,lilin, resin, kulit dan bahan pewarna dalam jumlah yangkecil, 10% berat kering bahan organik.

BAB III

PROSEDUR PENGAMATAN

1. Alat dan Bahan untuk Pengamatan

Di dalam pengamatan praktikum digunakan beberapa alat dan bahan ,antara lain :

Sampel Tanah

Kertas HVS Buku Catatan Aquades Stik Lakmus Pipet

Pipet tersebut digunakan untuk mengambil Hcl ,H202 10% dan 3% untuk diteteskan ke tanah yang diuji.Satu pipet hanya untuk satu cairan saja.

Tabung Reaksi

Untuk mengetes PH tanah.

Pisau

Untuk mengambil tanah yang akan diuji.

HCL

Untuk mengecek banyak sedikitnya kandungan kapur di sampel tanah.

H202 3%

Untuk mengecek banyak sedikitnya Bahan Organik di sampel tanah.

H202 10%

Untuk mengecek banyak sedikitnya Kandungan MN di sampel tanah.

Ph meter

Untuk mengetahui kandungan Ph tanah yang diuji.

1. Cara Pengamatan 1. Warna Tanah

ü  Ambil sampel tanah

ü  Amati warna tanah sesuai dengan penglihatan

ü  Letakkan sampel tanah pada warna yang paling mendekati (paling mirip) di buku munsell soil color atau diamati secara manual

1. Tekstur Tanah

ü  Ambil sampel tanah

ü  Beri sedikit air pada sampel tanah tersebut

ü  Pilin sampel tanah tersebut dengan telunjuk dan ibu jari

ü  Rasakan tingkat kekasaran dari tanah tersebut

1. Struktur Tanah

ü  Ambil sampel tanah

ü  Perhatikan bentuk susunan dari sampel tersebut

ü  Tentukan bentuk dan susunan sampel tanah tersebut sesuai pengamatan

ü  Catat struktur tanah yang telah diketahui

1. Konsistensi Tanah

ü  Ambil sampel tanah

ü  Beri sedikit air pada sampel tersebut

ü  Pilinlah sampel tanah tersebut untuk mengetahui tingkat kelekatan tanah

ü  Catat tingkat kelekatan yang telah diketahui

ü  Buat gilingan pada sampel tanah

ü  Tekan gilingan tersebut dengan jari

ü  Tentukan tingkat keliatan dari sampel tanah tersebut

ü  Catat hasil pengamatan

1. Ph Tanah

ü  Ambil sampel tanah

ü  Masukkan sedikit sampel tanah ke tabung reaksi

ü  Berilah air sehingga ketinggiannya dua kali ketinggian tanah

ü  Kocok tabung reaksi tersebut hingga tanah larut dalam air

ü  Celupkan stik lakmus ke dalam tabung reaksi

ü  Bandingkan warna stik lakmus dengan box lakmus

ü  Catat hasil pengamatan

1. Bahan Organik

ü  Ambil sampel tanah

ü  Tetesi sampel tanah dengan H202 10%

ü  Amati buih, jika banyak berarti kandungan bahan organiknya banyak

ü  Catat hasil pengamatan

1. Perakaran

ü  Ambil sampel tanah

ü  Amati jumlah akar yang ada dalam sampel tanah tersebut

ü  Catat hasil pengamatan

1. Kandungan Mn

ü  Ambil sampel tanah, tetesi dengan H2O2 3%

ü  Amati buih yang terjadi, jika banyak berarti kandungan Mn banyak

ü  Catat hasil pengamatan

1. Kandungan kapur

ü  Ambil sampel tanah

ü  Tetesi dengan HCl 10%

ü  Amati buih yang terjadi, jika buih banyak berarti kandungankapurnya banyak

ü  Catat hasil pengamatan

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

1. Hasil Pengamatan 1. Sampel tanah pertama (senin 12 maret 2012) praktikum

I

Lokasi pengambilan sampel          : Imogiri ,Lereng atasperbukitan Batur Agung

Bahan Induk                                 : Formasi Nglanggran ,Vulkanik Tua

Keterangan Tambahan      : Tanah belum mengalami perkembangan ,serat tanah menyerupai batuan induk dan solum tanah tipis.

v   Bahan induk                : Vulkanik Tua

v  Warna                           : Cokelat Kekuningan

v  Tekstur                          : Pasir Berlempung

v  Struktur                                    : Gumpal Bersudut

v  Konsistensi                   :

ü  Dalam keadaan basah                  : Lekat dan Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Teguh

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 6

v  Kandungan kapur         : Banyak

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Banyak

v  Perakaran                      : Sedikit

 

1. Sampel tanah kedua (senin 12 maret 2012) praktikum I

Lokasi pengambilan sampel             : Imogiri ,Lereng bawah perbukitan Batur Agung

Bahan Induk                                    : Formasi Nglanggran ,Vulkanik Tua

Keterangan Tambahan         : Tanah belum mengalami perkembangan, dan solum tanah tebal.

v  Bahan induk                 : Vulkanik Tua

v  Warna                           : Merah Kecoklatan

v  Tekstur                          : Lempung

v  Struktur                                    :Gumpal Bersudut

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Sangat Lekat dan Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Luar Biasa teguh

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 4

v  Kandungan kapur         : Sedikit

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Banyak

v  Perakaran                      : Sedikit

 

1. Sampel tanah ketiga (senin 12 maret 2012) praktikum I

Lokasi pengambilan sampel            : Imogiri ,Dataran Aluvial

Bahan Induk                                   : Aluvium Keterangan Tambahan        : Tanah belum mengalami

perkembangan, dan solum tanah tebal.

v  Bahan induk                 : Aluvium

v  Warna                           : Cokelat Kehitaman

v  Tekstur                          : Pasir Berlempung

v  Struktur                                    : Gumpal Bersudut

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Sangat Lekat dan  Agak Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 7

v  Kandungan kapur         : Banyak

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Banyak

Perakaran                : Banyak

 

1. Sampel tanah (senin 2012) praktikum II

Lokasi pengambilan sampel            : KarangMalang Bahan Induk                                   : Endapan

gunung merapi muda Keterangan Tambahan        : Tanah belum mengalami

perkembangan, menyerupai bahan induk, dan solum tanah tebal.

v  Bahan induk                 : Endapan Gunung Merapi Tua

v  Warna                           : Hitam Kecokelatan

v  Tekstur                          : Pasir Berdebu

v  Struktur                                    : Granular

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Agak Lekat dan  tak Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Sangat Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 5

v  Kandungan kapur         : Sedikit

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Sedikit

v  Perakaran                      : Banyak

 

1. Sampel tanah pertama (2012) praktikum III

Lokasi pengambilan sampel             : Ponjong lereng bukit karst

Bahan Induk                                    : Batu Gamping

Keterangan Tambahan         : Sedang mengalami perkembangan dan ada yang sudah , Bahan Induk residual.

v  Bahan induk                 : Batu Gamping

v  Warna                           : Cokelatan Kemerahan

v  Tekstur                          : Lempung

v  Struktur                                    :Remah

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Sangat Lekat dan  Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Sangat Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 6

v  Kandungan kapur         : Banyak

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Sedikit

v  Perakaran                      : Banyak

 

1. Sampel tanah kedua (2012) praktikum III

Lokasi pengambilan sampel             : Ponjong lembah karst

Bahan Induk                                    : Batu Gamping

Keterangan Tambahan         : Ada yang residual dan  ,dalam kondisi basah gembur kalau kering sangat keras.

v  Bahan induk                 : Batu Gamping

v  Warna                           : Cokelatan Kemerahan

v  Tekstur                          : Lempung

v  Struktur                                    : Gumpal Bersudut

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Sangat Lekat dan  Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Sangat Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 6

v  Kandungan kapur         : Banyak

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Sedikit

v  Perakaran                      : Banyak

 

1. Sampel tanah  (2012) praktikum IV

Lokasi pengambilan sampel    : Samigaluh ,KulonProgo Bahan Induk                           : Vulkanik Tua ada

percampuran dengan batu Keterangan Tambahan            : Solum tanah tebal ,Tanah

sudah mengalami perkembangan ,lempung dapat kembang kerut.

v  Bahan induk                 : Vulkanik Tua

v  Warna                           : Cokelatan Kehitaman

v  Tekstur                          : Lempung Berdebu

v  Struktur                                    : Remah

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Lekat dan  Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 5

v  Kandungan kapur         : Tidak Ada

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Sedikit

v  Perakaran                      : Tidak Ada

 

1. Sampel tanah  (2012) praktikum V

Ø Lokasi pengambilan sampel      : Godean ,persawahan Ø Bahan Induk                             : Endapan

gunung merapi muda Ø Keterangan Tambahan : Solum tanah tebal dan

perkembangan dari tanah regosol.

v  Bahan induk                 : Endapan Gunung Merapi Muda

v  Warna                           : Cokelatan Keabuan

v  Tekstur                          : Lempung

v  Struktur                                    : Gumpal Bersudut

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Lekat dan  Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Sangat Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : Keras

v  pH                                 : 6

v  Kandungan kapur         : Tidak Ada

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Banyak

v  Perakaran                      : Tidak Ada

 

1. Sampel tanah  (2012) praktikum VI

Lokasi pengambilan sampel             : Taman Mlanding UNY

Bahan Induk                                    : Merapi muda

Keterangan Tambahan                     : Solum tanah tebal dan tanah mulai berkembang.

v  Bahan induk                 : Merapi Muda

v  Warna                           : Coklat

v  Tekstur                          : Geluh

v  Struktur                                    : Remah

v  Konsistensi                   :

ü Dalam keadaan basah                   : Agak Lekat dan  tak Liat

ü  Dalam keadaan lembab               : Sangat Gembur

ü  Dalm keadaan kering                   : -

v  pH                                 : 5

v  Kandungan kapur         : Sedikit

v  Kandungan Mn                        : Tidak Ada

v  Kandungan BO                        : Banyak

v  Perakaran                      : Banyak

 

1. Analisa dan Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang didapat dalam praktikum, maka dapatdiketahui tentang jenis tanah pada tiap sampel tanah yang dianalisa sbb :

1. Pada sampel tanah pertama pada praktikum 1 adalah tanah Litosol atau Entisol.

Tanah Entisol dulu dinamakan sebagai Skelettal Soil atau Roh Bodden merupakan tanah yang dianggap paling muda, sehingga bahan induknya seringkali dangkal (kurang dari 45 cm). Tanah ini belum mengalami perkembangan tanah akibat pengaruh iklim yang lemah, letusan vulkan atau topografi tang terlalu miring atu bergelombang. Tanah litosol harus diusahakan agar dipercepat pembentukan tanahnya. Antara lain dengan penghutanan dan langkah-langkah lain. Tanah litosol terdapat pada dearah kapur dan karst.M. Isa Darmawijaya (1997:287).

Mengacu pada teori Isa darmawijaya dan data yang diperoleh(tanah belum mengalami perkembangan, tanah solum tipis, kandungan kapur banyak yang menendakan berkembang dari kapur dan karst, perakaran sedikit yang menandakan tanah masihbelum bisa ditumbuhi tanaman oleh sebab solum yang tipis) dapat disimpulkan bahwa sampel tanah tersebut adalah tanah litosol.

 

1. Pada sampel tanah kedua pada praktikum 1 adalah tanah Latosol atau Ultisol.

Tanah latosol merupakan tanah zonal di daerah tropika dan khatulistiwa yang mempunyai sifat dominan : (1)Nilai SiO2/sesquiosida fraksi lempung rendah.(2)Kapasitas penukaran katon rendah. (3)Lempungnya kurang aktif. (4)Kadar mineral rendah. (5)Kadar bahan larut rendah. (6)Stabilitas agregat tinggi. (7)berwarna merah. Latosol meliputi tanah-tanah yang mengalami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut. Ciri morfologi yang umum ialah tekstur lempung sampai geluh.

Struktur remah sampai gumpal. Warna tanah merah terbantung susunan mineralogi. M. Isa Darmawijaya (1997:297).

Di atas tadi sudah dimuat tentang hasil pengamatan pada sampeltanah kedua pada praktikum 1. Setelah dicocokkan dengan teori dari Isa  Darmawijaya, terdapat kesesuaian. Seperti solum tanah yang tebal, tanah sudah mengalami perkembangan lanjut, warna tanah yang merah, kandungan mineral pada tanah (Kapur dan Mn) dll. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut adalah tanah latosol.

 

1. Sampel tanah ketiga pada praktikum 1 adalh tanah aluvial atau tanah entisol.

Tanah alluvial hanya meliputi lahan yang sering atau baru sajamengalami banjir, sehingga dapat dianggap masih muda dan belumada deferensiasi horizon. Kebanyakan tanah alluvial sepanjang sungai besar merupakan campuran yang mengandung cukup banyak unsure hara tanaman, sehingga umunya dianggap tanah subur. Tekstur tanahnya sangat variable, baik vertical maupun horizontal, jika banyak mengandung lempung tanahnya sukar diolah dan mengahambat drainase. Jenis tanah alluvial dapt dibedakan atas dasar warnanya seperti tanah alluvial coklat, kelabu dll. M. Isa Darmawijaya(1997:287).

Dari hasil praktikum, sudah ada keterangan bahwa sampel tanah tersebut berasal dari bahan induk alluvial. Didukung dengan hasil pengamatan seperti pada warna yang kecoklatan, tekstur tanah yang pasir berlempung, konsistensi yang gembur dll. Jadidapat disimpulkan bahwa sampel tanah tersebut adalah tanah alluvial.

 

1. Sampel tanah selanjutnya pada praktikum 2 adalah tanah regosol atau tanah entisol.

Tanah regosol adalah tanah yang berasal dari material muntahangunung berapi. Jenis tanah regosol pada umumnya belum jelas menbentuk diferensiasi horizon. Tekstur tanah biasanya kasar, tekstur kersai atau remah, konsistensi lepas sampai gembur.

Umumnya jenis tanah ini belum mempunyai agregat, sehingga pekaterhadap erosi. M. Isa Darmawijaya (1997:290).

Sampel tanah yang diambil di kampus karangmalang ini berasal dari muntahan debu gunung Merapi tua. Dari bahan indunya saja kita dapat membuat hipotesis bahwa tanah ini adalah tanah regosol. namun terlalu cepat jika kita menyimpulkan hanya berdasar pada bahan induk saja. Berdasarkan keterangan tambahan yang menjekasakan bahwa tanah tersebut belum mengalami perkembangan, tekstur yang pasir berdebu,struktur yang granular, konsistensi yang gembur yang sesuai dengan teori Isa Darmawijaya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel tanah tersebut adalah tanah regosol.

 

1. Sampel tanah pertama pada praktikum 3 adalah tanah mediteran atau alfisol.

Tanah mediteran terbentuk dari larutan-larutan besi terutama yang berasal dari  kapur dan dolomite menyusup kedalam retakan-retakan dan lubang-lubang batu kapur batukapur dimana Fe karena bersentuhan dengan Ca mengendap. Sebaliknya CO2

menyebabkan larutan Ca dan Mg dagi batu kapur atau dolomite sebagai bikarbonat yang terlindi hilang. Tanah mediteran coklat kemerahan ada horizon A1 dalam 0-20cm berwarna coklat kelam, tekstur lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi keras, pH 6,5. Pada horizon B1 dengan kdalaman 20-50cm berwarna coklat kemerahan, tekstur lempung, struktur gumpal menyudut, konsistensi amat keras, pH 6,2. M Isa Darmawijaya (1997:309).

Keterangan tanah sedang mengalami perkembanagn dan bahan indukresidual dari batu gamping, kemudian warna yang coklat kemerahan, berkandungan kapur yang banyak, pH 6, tekstur lempung seseuai dengan teori Isa Darmawijaya bahwa tanah tersebut adalah tanah Mediteran atau tanah alfusol, maka dapatdisimpulkan bahwa sampel tanah pertama pada praktikum 3 ini adalah tanah Mediteran atau alfisol.

 

1. Tanah kedua dari praktikum 3 adalah tanah rendzina atu tanah mollisol.

Nama rendzina berasal dari Polandia rzedzic (berarti gemrisik). Berdasarkan suara yang terdengar jika tenah ini diolah. Tanah renndzina selalu mengandungCaCO3, sehingga pH 7,8-8,4. Bahan kapur ini dapat larut dalam HCl panas yang agak pekat dengan menggunakan kuarsa. M. Isa Darmawijaya (1997:336).

Walaupun sama-sama ada yang residual seperi tanah mediteran, tapi tanah rendzina memiliki ciri khas yaitu saat kondisi basah gembur dan saat kering teramat keras. Berdasarkan hasil pengamatan dan teori yang ada, terdapat beberapa kesesuaian seperti pH dan gemrisiknya tanah saat diolah, banayaknya kandungan kapur dll. Jadi dapat disimpilkan ahwa tanah tersebut adalah tanah rendzina.

 

1. Tanah pada praktikum 4 adalah tanah grumusol atu tanah vertisol.

Istilah grumusol berasal dari istilah grumus (gumpal keras). Cirri-ciri tanah sebagai berikut : tekstur lempung dalam bentuk yang mencirikan; tanpa horizon eluvial dan iluvial; struktur lapisan atas granuler, sering membentuk seperti bungakubis, dan lapisan bawah gumpal atau pejal; mengandung kapur; koefisien ekspansi (pemuaian) dan kontraksi (pengkerutan) tinggi jika dirubah kadar iarnya; seringkali mikroreliefnya gilgai; konsistensi luarbiasa liat; bahan induk berkapur dan berlempung sehingga kedap air; dan solum tanah rata-rata 75cm;warna kelam atau kroma kecil. M. Isa Darmawijaya (1997:331).

Berdasarakn cirri-ciri yang didapat dari pengamatan dan berdasar teori yang ada, terdapat beberapa kesesuaiana. Seperti pada keteranagan tamabahn yang menyatakan tanahnya dapat kembang kerut, warna yang coklat kehitaman/kelam,  teksturnya yang lempung, konsistensinya yang liat dan lain-lain. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel tanah ini adalah tanah Grumusol atau vertisol.

 

1. Tanah pada praktikum 5 adalah tanah kambisol atau tanah inceptisol.

Tanah inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat-sifat : tersedia air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut-turut dalam musim kemarau; satu atau lebih horizon pedogenetik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silica amorf; tekstur lebih halus dan pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk; dan kemampuanmenahan kation fraksi lempung yang sedang sampai tinggi. M. Isa Darmawijaya (1997:379.

Karakteristik-karakteristik yang dikemukakan oleh Isa Darmawijaya mempunyai beberapa kesamaan dengan sampel tanah yang diamati seperti teksturnya dan lokasi pengambilannya dipesawahan dengan teori bahwa tanah kambisoll mempunyai karakteristik tersedia air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3bulan berturut-turut pada musim kemarau. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut adalah tanah inceptisol atau tanah kambisol.

 

1. Tanah pada praktikum terakhir atau praktikum 6 adalah tanah Regosol. ciri-cirinya tidak jauh beda dengan sampeltanah pada sampel tanah praktikum 2. Lokasi pengambilannya-pun tidak jauh. Hanya berjarak beberapa ratus meter. Karena lokasi yang berdekatan itulah sangat keil kemungkunannya jika jenis tanahnya berbeda. Dari alasan-alasan itu tadi, dapat disimpulkna bahwa sampel tanah yang terakhir ini adalah juga tanah Regosol atau tanah entisol.

 

 

BAB V

 PENUTUP

 

1. Kesimpulan

Dengan adanya praktikum geografi tanah ini, selain kita bisa mngklasifikasikan tanah berdasarkan morfologis dan genesis, kita juga bisa tahu persebarannya, serta menentukan kesesuaianpengolahan tanah tersebut seperti kecocokan tanah dengan Janistanaman, dll. Selain itu, dengan adanya praktikum ini mahasiswa mau/tidak mau harus mempelajari tentang jenis-jenis tanah di Indonesia secara lebih mendalam yang nantinya digunakan sebagai acuan unutk menganalisa data yang sudah diperoleh dari pengamatan.

1. Kritik dan Saran

Dalam praktikum ini belum sempurna karena kurang sesuai dengankaidah-kaidah dan predoman dalam penyidikan. Seperti contoh, tanah yang diamati bukan tanah yang baru atau mungkin sudah terpengaruh oleh pengaruh dari luar dll. Akan tetapi, dengan begitu kita bisa tahu bagaimana pengamatan yang benar dan bagaimana yang kurang benar.

 

 

Daftar Pustaka

 

Ashari, Arif. 2012. Diktat  Sistem Klasifikasi Tanah USDA. Yogyakarta: . . . . . . .

Darmawijay, M Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: GADJAH MADAUNIVERSITY PRESS.

Sugiharyanto. 2009. Diktat Geografi Tanah. Yogyakarta: . . . . . . . . .