Upload
stiesurakarta
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Alloh atas segala Rahmat dan pertolanganNya,
Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan beberapa penyempurnaan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai tugas akhir Smt 1 dalam Prodi
“Pendidikan Agama Islam” oleh Bp. Awaludin M E, Spd I, Mpd.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan
Makalah ini, terutama Teman-temanku di kelas Manajemen B. Dan semoga
Makalah ini bias bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sukoharjo, 1 Desember 2014
Aris Styono
2
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................................ 2
Pendahuluan .................................................................................................................. 3
Filsafat, Ilmu, dan Agama ............................................................................................. 5
Penutup ........................................................................................................................ 15
Kritik & Saran ............................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 16
3
Pendahuluan
Filsafat adalah usaha untuk memahami dan mengerti dunia dalam hal makna dan
nilai – nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruahan
sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan
tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat hidup serta apa yang
menjadi tujuan hidupnya. Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil – hasil ilmu
dan pemahaman tentang moral, estetika, dan agama.
Ilmu pengetahuan merupakan implementasi dari pengetahuan yang didasarkan
atas rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat
mengetahui sesuatu dengan lebih jelas lagi. Bahkan dengan ilmu pengetahuan
manusia memenuhi kodratnya yaitu menjadi khalifah di bumi. Karena dengan
ilmu pengetahuanlah, manusia dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada di
bumi ini dengan sabaik-baiknya, tanpa mengadakan perusakan.
Sedangkan filsafat merupakan ilmu atau kajian yang membahas mengenai hakekat
dari segala sesuatu, asal mula sesuatu tersebut. Pada dasarnya filsafat merupakan
dasar atau induk dari segala ilmu. Sebuah ilmu yang akan dihasilkan biasanya
dibicarakan terlebih dahulu dalam dunia atau kajian filsafat. Filsafat mencoba
membuat jawaban atas segala sesuatu secara mendasar. Pada dasarnya filsafat
adalah ilmu berpikir yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
Sedangkan agama merupakan wahyu atau ajaran Tuhan. Agama mencoba
menjawab persoalan yang tidak dapat dipecahkan dengan akal pikiran manusia.
Ketika filsafat dan ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab sebuah masalah, maka
agamalah yang kemudian menjawabnya.
4
Ketiga hal tesebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan. Hubungan yang terjadi antara ketiganya dapat berupa hubungan
searah maupun dua arah. Hubungan yang terjadi antara ketiga aspek tersebut
bukanlah hubungan yang dapat dinilai atau dilihat hanya dalam sekali
memandang saja maupun sekali belajar saja. Akan tetapi hubungan antara
ketiganya ini dapat dilihat dengan jelas sekali. Bahkan dapat dikatakan hubungan
antara ketiganya tersebut merupakan hubungan yang sangat penting dan perlu
dikaji lebih mendalam secara filosofis, dan perlu ditinjau dari segi pandangan
islam.
Maka dari itu kami di sini mencoba untuk membahas hubungan dari ketiga hal
tesebut dengan mengacu pada referensi yang ada dan dengan pengetahuan yang
kami miliki baik melalui penafsiran terhadap ayat maupun yang lainnya.
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
a. Apa itu ilmu dan definisi ilmu?
b. Apa itu agama dan definisi agama?
c. Bagaimana hubungan antara filsafat dengan agama tersebut?
d. Bagaimana hubungan antara ilmu dan agama tersebut?
5
Filsafat, Ilmu, dan Agama
A. Filsafat
Filsafat ini akan mengajari manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya,
yaitu manusia yang mengikuti kebenaran, mempunyai ketenangan pikiran,
kepuasan, kemantapan hati, kesadaran akan arti dan tujuan hidup, gairah rohani
dan keinsafan, kemudian mengaplikasikannya dalam bentuk topangan atas dunia
baru, menuntun kepadanya, mengabdi kepada cinta mulia kemanusiaan, berjiwa
dan bersemangat universal dan sebagainya.
Pada dasarnya filsafat merupakan cara berpikir yang sistematis, koheren, sinoptik,
konsepsional, rasional dan mengarah pada pandangan dunia. Filsafat merupakan
berpikir tentang hakekat dari segala sesuatu. Baik dari segi ontologinya,
epistemologinya, dan aksiologinya.
Adapun alat yang dipergunakan filsafat adalah akal yang merupakan satu bagian
dari rohani manusia. Keseluruhan rohani-perasaan, akal, intuisi, pikiran dan naluri
atau seluruh kedirian manusia tentunya lebih ampuh dan manjur daripada
sebagian dari padanya. Sedangkan keseluruhan rohani itu sendiri merupakan
bagian dari manusia. Manusia merupakan makhluk yang tidak se mpurna. Sebuah
intuisi yang tidak sempurna tidak dapat mencapai kebenaran yang sempurna,
kecuali apabila mendapat uluran tangan dari Yang Maha Sempurna. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan dapat bersifat positif
dan relatif karena bersandar pada kemampuan manusia semata, kebenaran filsafat
juga kebenaran relatif, alternatif dan spekulatif, karena ia bersandar pada
kemampuan akal juga. Tak ada satupun jawaban filsafat yang mutlak sempurna.
6
Jika suatu masalah tidak terjawab dengan ilmu pengetahuan dan filsafatpun
terdiam atau memberikan jawaban dugaan, spekulasi, terkaan, sangkaan, dan
perkiraan, maka manusia berada dalam kebingungan. Sebagian mereka
mengambil jawaban dari instansi yang dipercayai lebih tinggi daripada ilmu
pengetahuan dan filsafat dan lebih menentramkan jiwa yaitu agama. Orang yang
berpikir bebas tentang ketuhanan mengambil beberapa jalan, yaitu: anti Theis
(mengakui Tuhan tapi ingkar), Atheisme (tidak mengakui adanya Tuhan), non
theis(tidak ambil pusing tentang ada dan tidaknya Tuhan) dan Theis ( mengakui
adanya Tuhan tapi belum tentu beragama).
Dalam filsafat juga dibicarakan yaitu hakekat Tuhan atau pencipta, dalam
kajiannya pencipta dapat dicari dengan menggunakan akal semata tanpa bantuan
wahyu. Bahkan ibn Tufail mengatakan penemuan Tuhan dengan akal dan dengan
wahyu tersebut hasilnya sama saja. Hal ini mengindikasikan bahwa wahyu
fungsinya memperkuat penemuan akal.
B. Agama
Sesuatu yang berkaitan dengan agama menjadi persoalan yang sarat emosi,
subyektivitas, kecenderungan dan kadang sifat tidak mengenal tawar menawar.
Realitas ini dikatakan konsepsi tentang agama menyangkut kepentingan agama
tersebut, keyakinan dan perasaan.
Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a dan gam yaitu tidak pergi, sedangkan
dalam bahasa arab yaitu din dan dalam bahasa latin yaitu relegere yang berarti
undang-undang.
Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan,
kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan, yang diberikan kepada makhluk yang
7
berakal demi keselamatan dan kesejahteraanya di dunia dan akherat. Agama
merupakan kebenaran mutlak karena bersumber dari Tuhan.
Manusia yang memiliki potensi akal, berkesanggupan untuk mengerti dan
memahami sedikit tentang realitas kosmis kemudian mengolah dan
merubah sebatas kemampuan, serta menjelajahi dunia rohaniah.
Pemahaman dan penyelidikan akal terbatas pada dunia yang tampak dan
hasilnya tidak sanggup memberikan kepastian. Karena itu manusia harus
berhenti dari aktifitas akalnya, ketika akal telah sampai pada batas
kulminasinya dan berpindah pada keimanan ketika berbicara tentang
Tuhan, akherat dan sesuatu yang berada diluar kemampuan akal. Akal
memberikan kebebasan kepada manusia untuk percaya dan tidak percaya
tentang wujud Tuhan. Tapi agama dan perasaan mewajibkan untuk percaya
bahwa Tuhan itu ada. Tuhan tidak dapat digapai oleh rasio manusia.
Meskipun manusia berpikir tentang Tuhan dengan filsafat, tapi pada
akhirnya harus mengakui adanya Tuhan dengan firmanNya. Jadi bisa
dikatakan bahwa agama memiliki kebenaran yang mutlak.
Tuhan menciptakan manusia dengan keterbatasan akalnya, bukan berarti Tuhan
mencelakakan, membingungkan atau menyengsarakan manusia, tapi justru
dengan adanya keterbatasan itu akan menunjukkan adanya Yang Maha Sempurna.
Tuhan memberikan jalan kebebasan terhadap kebingungan dan problematika
manusia yang tidak bisa terselesaikan.
Allah berkenan menurunkan wahyuNya kepada umat manusia sebagai petunjuk,
cahaya, dan rahmat, agar mereka menemukan kebenaran yang hakiki dan asasi
yang tidak dapat dicapai sekedar dengan akalnya. Juga agar manusia mendapat
jawaban yang pasti atas persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan oleh
ilmu pengetahuan dan filsafat.
8
Berulangkali allah berfirman bahwa Dialah Yang Maha Benar dan sumber segala
kebenaran. Al Qur’an yang merupakan firmanNya adalah kitab kebenaran,
diturunkan sebagai petunjuk, rahmat dan cahaya bagi semesta alam. Disamping
itu Allah juga menegaskan bahwa islam adalah agama yang benar. Dengan ajaran
islam yang tertuang dalam al Qur’an, Allah memutuskan berbagai problema asasi
yang tidak dapat dipecahkan dengan akal manusia.
Di dalam firman Allah, dituliskan: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu
jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Dan juga terdapat dalam surah al Kahfi: 29
Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia
kafir”. Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
C. Ilmu
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang mempunyai ciri tertentu yang sesuai
dengan teori dan kenyataan yang ada. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
yang diketahui manusia dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Kata ilmu
dalam pengertian teknis operasional ialah kesadaran tentang realitas. Pengertian
ini didapat dari makna – makna ayat yang ada dalam Al-quran, “orang yang
memiliki kesadaran tentang realitas melewati pendengaran, pengelihatan dan hati
akan berpikir rasional dalam mengadapi kebenaran” (QS, 17 : 36).
Ilmu diperoleh antara lain melalui metode ilmiah, yaitu berbagai prosedur yang
mewujudkan pola – pola dan langkah – langkah dalam pelaksanaan sesuatu
penelitian ilmiah. Prosedur tersebut antara lain : deduksi dan induksi.
9
Aksioma ilmu adalah
1. Mencapai nilai kebenaran ilmiah.
2. Memahami aneka kejadian.
3. Meramalkan peristiwa yang akan terjadi.
4. Menguasain alam untuk memanfaatkannya.
D. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat
Pada dasarnya filsafat merupakan induk dari segala ilmu dan dapat dikatakan
bahwa semua ilmu pengetahuan pada mulanya berasal dari kajian filsafat. Filsafat
merupakan sistem berpikir yang menyeluruh, maka dari itu sebelum menjadi
disiplin ilmu yang mandiri semua ilmu pengetahuan berasal dari kajian filsafat.
Namun setelah ilmu tersebut berkembang dengan pesatnya dan mempunyai
metode dan pendekatan tersendiri dalam mencari bukti kebenarannya, maka ilmu
tersebut berpisah atau memisahkan diri dari filsafat.
Garapan filsafat berbeda dengan garapan ilmu pengetahuan. Antara keduanya
saling membutuhkan. Dalam kenyataan setiap ilmu vak memerlukan falsafahnya,
seperti dalam ilmu pendidikan ada falsafah pendidikan, dalam ilmu hukum
terdapat falsafah hukum dan dalam ilmu politik terdpat falsafah politik. Filsafat
sebagai penggambaran pikiran secara radikal sanggup menembus apa-apa dibalik
fakta, sehingga dapat memberikan kepuasan pada manusia. Sebab dengan
demikian manusia disamping mengetahui apa yang tersurat juga mengetahui apa
yang tersirat dengan daya pikirnya.
10
Dengan demikian menjadi lengkaplah kebutuhan manusia untuk memahami
keberadaan ini dari sisi tersurat dengan jangkauan indranya dan dai sisi tersirat
dengan jangkauan pikiran filosofisnya.
E. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dengan Agama
Ilmu pengetahuan merupakan hasil pengolahan akal (berfikir) dan perasaan
manusia tentang sesuatu yang diketahui melalui pengalaman, informasi dan
perasaan.
Ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri diantaranya :
obyek ilmu pengetahuan adalah empiris, yaitu fakta-fakta empiris yang dapat
dialami langsung oleh manusia dengan menggunakan panca indranya.
1. Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai
sistematika, hasil yang diperoleh bersifat rasional, obyektif rasional,
universal dan kumulatif.
2. Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, studi dan pemikiran, baik
melalui pendekatan deduktif maupun induktif atau keduanya.
3. Sumber dari segala ilmu adalah Tuhan, karena dia yang menciptakan.
4. Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia
dari segala sesuatu yang menyulitkan.
Ilmu pengetahuan dapat dibuat sehingga sebagai standar kualitas tertinggi
dalam pandangan islam diantaranya:
1. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencari kebenaran. Dengan kekuatan
intelegensi yang dibimbing oleh hati nurani, manusia dapat menemukan
kebenaran dalam hidupnya sekalipun hasilnya relatif.
11
2. Ilmu pengetahuan sebagai prasyarat amal saleh.
3. ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengelola sumber-sumber alam untuk
mencapai ridha Allah.
4. ilmu pengetahuan sebagai penghubung daya pikir. Ilmu pengetahuan dapat
dilihat dari dua visi, yaitu sebagai produk berpikir dan sebagai kegiatan dan
pengembangan daya pikir.
5. ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembangan daya pikir. Manusia adalah
makhluk yang berpikir dari lahir sampai masuk liang lahat. Berpikir pada
dasarnya adalah sebuah proses yang membuahkan ilmu pengetahuan.
Penggunaan daya pikir selalu dianjurkan oleh Allah untuk menghasilkan
ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dikembangkan dalam rangka melaksanakan amanah
Allah dalam mengendalikan alam dan isinya, sehingga dengan
bertambahnya ilmu pengetahuan seseorang bertambah pula petunjuk
Tuhan atau Allah. Jadi semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang
semakin ia mengetahui kedudukannya yang dhif di hadapan Allah.karena
itulah ilmu pengetahuan mempunyai nilai yang pragmatis apabila ilmu
tersebut dapat mempertebal keimanan dan ketaqwaan seseorang dan
menumbuhkan daya kreatifitas dan produktifitas sebagai hamba dan
khalifah Allah di bumi.
Dalam ajaran islam, ilmu haruslah yang rasional, sesuai dengan akal dan dapat
dijangkau dengan kekuatan akal pikiran manusia. Walaupun demikian masih ada
ilmu yang belum dapat dicapai oleh pikiran. Bentuk ilmu ini menunggu
perkembangan atau modifikasi ilmu-ilmu sebelumnya. Implementasinya,
epistimologi senantiasa mendorong dinamika berpikir secara kritis, sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan lebih cepat dicapai bila ilmuwan memperkuat
penguasaanya.
12
Ilmu pengetahuan itu sendiri terbagi menjadi 2 kelompok.
1. Ilmu fardhu (wajib) untuk diketahui oleh semua orang muslim yaitu ilmu
agama, ilmu yang bersumber dari kitab suci.
2. Ilmu yang merupakan fardhu adalah ilmu yang dimanfaatkan untuk
memudahkan urusan hidup duniawi, misalnya kita berhubungan dengan
alam seperti ilmu biologi, geologi, dll, yang berhubungan dengan manusia
seperti kedokteran, psikologi, dll yang berhubungan dengan kehidupan
sosial manusia seperti politik, hukum dll.
Ilmu pengetahuan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan islam,
karena perkembangan masyarakat islam serta tuntutannya dalam membangun
seutuhnya sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang
dicerna melalui pendidikan.
Pada dasarnya semua ilmu tersebut berhubungan dengan agama. Agama mengatur
penggunaan ilmu tersebut agar digunakan untuk kemaslahatan umat. Dan ilmu
pengetahuan dikatakan bermanfaat jika dengan ilmu tersebut dapat bertambah
keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah.
F. Hubungan Antara Filsafat dengan Agama
Hubungan antara filsafat dengan agama sudah dicuplik sedikit di depan. Jadi pada
intinya antara filsafat dengan agama tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu
mencari hakekat segala sesuatu dan mencari jawaban yang tidak bisa dipecahkan
dengan ilmu pengetahuan. Contohnya pencarian terhadap Tuhan atau dalam
islam disebut dengan Allah. Hal itu juga dibahas dalam filsafat.
13
Kalau agama mencarinya dengan metode menafsirkan wahyu yang turun,
sedangkan filsafat dengan berpikir secara mendalam tentang apa yang ada
disekitar kita. Dalam filsafatnya ibn Tufail dijelaskan dalam cerita Hayy bin Yaqan
bahwa antara filsafat dengan agama terjadi kesinambungan penemuan yaitu sama-
sama menemukan Tuhan yang satu.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang ayat Tuhan. Kalau agama
mengkaji atau melalui ayat qauliyah sedangkan filsafat melalui ayat kauniyah,
yaitu dengan berpikir tentang alam yang ada disekitar kita. Kalau kita lihat
hubungan antara keduanya ini menjadi hubungan searah yaitu sama-sama menuju
kepada pencarian Tuhan dan sama-sama menemukan kebenaran tentang adanya
Tuhan hanya saja jalannya berbeda.
G. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama
Allah berfirman:
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu
kepada hamba- hamba-Ku,
Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.
mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah
orang-orang yang mempunyai akal.
Dan Rasulullah pernah bersabda:
Hikmah itu adalah barang hak milik orang yang beriman, dimanapun mereka
temukan hikmah itu, mereka paling berhak untuk memilikinya.”
Dari ayat dan hadits di atas, dapat ditimba pemahaman bahwa disamping ada
kebenaran mutlak yang terdapat dalam agama dan terejawantahkan dalam wujud
14
al Qur’an, juga diakui adanya kebenaran yang sesuai dengan kebenaran mutlak,
yaitu kebenaran yang bertentangan dengan al Qur’an. Kebenaran tersebut
merupakan hasil usaha manusia dengan akalnya. Akal adalah pemberian Allah
yang Maha Benar, dan Allah menciptakannya tidaklah dengan kesia-siaan. Karena
itu akal bukanlah untuk disia-siakan tetapi untuk dimanfaatkan. Jadi bisa
dikatakan selain ada kebenaran mutlak yang langsung datang dari Allah, diakui
pula keberadaan kebenaran relatif sebagai hasil budaya manusia, baik berupa
kebenaran spekulatif (filsafat) maupun kebenaran positif (ilmu Pengetahuan).
Manusia hanya dapat hidup dengan wajar dan benar manakala ia mau mengikuti
kebenaran mutlak sekaligus mengakui eksistensi dan fungsi kebenaran-kebenaran
lain yang sesuai dengan kebenaran mutlak agama tersebut.
Wilayah agama, wilayah ilmu pengetahuan, dan wilayah filsafat memang berbeda.
Agama mengenai soal kepercayaan dan ilmu mengenai soal pengetahuan. Pelita
agama ada di hati pelita ilmu ada di otak. Meski areanya berbeda sebagaimana
dijelaskan di atas, ketiganya saling berkait dan berhubungan timbal balik. Agama
menetapkan tujuan, tapi ia tidak dapat mencapainya tanpa bantuan ilmu
pengetahuan dan filsafat. Ilmu yang kuat dapat memperkuat keyakinan
keagamaan. Agama senantiasa memotifasi pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan akan membahayakan umat manusia jika tidak dikekang dengan
agama. Dari sini dapat diambil konklusi bahwa ilmu tanpa agama buta dan agama
tanpa ilmu lumpuh.
15
Penutup
Dengan selesainya makalah ini, saya ucapkan terimakasih atas bantuan dan
dukungan dari teman-teman semua, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuanya. Terimakasih mohon kritik dan sarannya….!!!
Kritik & Saran
16
Daftar Pustaka
1. http://s3.amazonaws.com/ppt-download/hubunganilmuagamadnfilsafat-
130821214758-phpapp01.docx?response-content-
disposition=attachment&Signature=O5ViAgii7YBXPKzsbq4e6dXFrLM%3D&E
xpires=1417410610&AWSAccessKeyId=AKIAI6DXMWX6TBWAHQCQ
2. http://s3.amazonaws.com/ppt-download/filsafatilmudanagama-121128022106-
phpapp01.pptx?response-content-
disposition=attachment&Signature=7ygDUDjqsXe3fBxZignV3yrh%2Fmg%3D&
Expires=1417410242&AWSAccessKeyId=AKIAI6DXMWX6TBWAHQCQ