View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PEMODELAN DAN OPTIMASI RANTAI PASOKAN
BATUBARA PADA PLTU
SKRIPSI
FEBRI ADITYA RACHMAN
0906604180
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA
JUNI 2012
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
i
UNIVERSITAS INDONESIA
PEMODELAN DAN OPTIMASI RANTAI PASOKAN
BATUBARA PADA PLTU
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat menjadi Sarjana Teknik
FEBRI ADITYA RACHMAN
0906604180
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA
JUNI 2012
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
ii
Universitas Indonesia
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Febri Aditya Rachman
NPM : 0906604180
Tanda Tangan :
Tanggal : 29 Juni 2012
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
iii
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama : Febri Aditya Rachman
NPM : 0906604180
Program Studi : Teknik Kimia
Judul Skripsi : Pemodelan dan Optimasi Rantai Pasokan Batubara
Pada PLTU
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Widodo W Purwanto, DEA.
Penguji 1 : Dr. Ir. Asep Handaya Saputra M.Eng.
Penguji 2 : Ir. Kamarza Mulia M.Sc., Ph.D.
Penguji 3 : Dr. Ir. Setiadi, M.Eng.
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 29 Juni 2012
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
iv
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang selalu memberi kemudahan dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini.
Berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”PEMODELAN DAN OPTIMASI RANTAI PASOKAN BATUBARA PADA
PLTU” ini, yang disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan akademis.
Dalam penyusunan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Widodo W. Purwanto, DEA selaku pembimbing yang
senantiasa sabar dalam membimbing penulis dan selalu menyempatkan
waktunya disela kesibukannya.
2. Bapak Dr. Ir. Asep Handaya Saputra M.Eng, Bapak Ir. Kamarza Mulia
M.Sc., Ph.D dan Bapak Dr. Ir. Setiadi, M.Eng selaku penguji sidang
skripsi penulis.
3. Orang Tua dan Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan
dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian seminar ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa Ektensi Teknik Kimia 2009.
.
Depok, 29 Juni 2012
Penulis
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
v
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Febri Aditya Rachman
NPM : 0906604180
Program Studi : Teknik Kimia
Departemen : Teknik Kimia
Fakultas : Fakultas Teknik
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PEMODELAN DAN OPTIMASI RANTAI PASOKAN
BATUBARA PADA PLTU
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/for-
matkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 29 Juni 2012
Yang menyatakan
(Febri Aditya Rachman)
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
vi
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Febri Aditya Rachman
Program studi : Teknik Kimia
Judul : Pemodelan dan Optimasi Rantai Pasokan Batubara Pada PLTU
Pemodelan dan optimasi rantai pasokan batubara pada PLTU dilakukan untuk
mendapatkan jumlah minimal biaya pembelian batubara sampai PLTU. Optimasi
dilakukan dengan menerapkan konsep linear programming mencakup penentuan
fungsi objektif, variable keputusan dan batasan yang kemudian dilanjutkan proses
optimasi dengan bantuan program Solver Microsoft Excel pada seluruh skenario
yang dilakukan. Hasil optimasi rata-rata biaya minimum yang didapatkan dari
seluruh skenario adalah US$. 94,39/ton, US$. 95,18/ton, US$. 95,7/ton, US$
98,98/ton dan US$. 98,37. Dari semua skenario optimasi yang dilakukan bahwa
supplier C tidak terpilih untuk memasok batubara pada PLTU.
Kata kunci: linear programming, Optimasi, Pemodelan, Rantai Pasokan
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
vii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Febri Aditya Rachman
Study Program : Chemical Engineering
Title : Modeling and Optimization of Coal Supply Chain In
Power Plant
Modeling and optimization of coal supply chain in Power Plant to determine the
minimum amount purchase cost of coal to Power Plant. Optimization is done by
applying the concept of linear programming with determination of the objective
function, decision variable and constraints, then optimization process using
Microsoft Excel Solver program for all scenario. Optimization result average
minimum purchase cost of coal from all scenario are U.S. $. 94.39 / ton, U.S. $.
95.18 / ton, U.S. $. 95.7 / ton, U.S. $ 98.98 / ton and U.S. $. 98.37/ ton. From
optimization result of all scenario that supplier C not chosen to supply coal to the
Power Plant.
Key words:
Linear Programming, Optimization, Supply Chain
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................. v
ABSTRAK..................................................................................................... vi
ABSTRACT.............................................................................................. vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
1.4 Ruang lingkup Penelitian………………………………………… 3
1.5 Metode Penelitian……………………………………………...... 4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 4
BAB 2 LANDASAN TEORI........................................................................ 6
2.1 Manajemen Rantai Pasokan........................................................... 6
2.1.1 Definisi Manajemen Rantai Pasokan................................ 6
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
ix
Universitas Indonesia
2.2 Kegiatan Rantai Pasokan Batubara ke PLTU ............................ 9
2.2.1 Sistem Penyediaan Batubara ............................................. 10
2.3 Sarana Dalam Kegiatan Penyediaan Batubara .......................... 10
2.3.1 Excavator ......................................................................... 10
2.3.1.1 waktu siklus dan kerja excavator ......................... 11
2.3.1.2 Produktifitas excavator ........................................ 11
2.3.2 Dump Truck .................................................................... 12
2.3.2.1 Kapasitas Dump Truck ........................................ 13
2.3.2.2 Produktifitas Dump Truck ................................... 15
2.3.3 Coal Stock Pile ................................................................ 15
2.3.4 Sistem Distribusi Batubara Jalur Laut .............................. 16
2.3.4.1 Pelabuhan ............................................................. 16
2.3.4.2 Kapal Tongkang ................................................... 17
2.4 Sistem Pembongkaran Batubara ................................................ 17
2.4.1 Sarana Dalam Kegiatan Pembongkaran Batubara........... 18
2.4.1.1 Crane .................................................................. 18
2.4.1.2 Loader ................................................................ 19
2.4.1.3 Conveyor Belt .................................................... 20
2.4.2 Teknis Pembongkaran ................................................... 20
2.4.3 Waktu Pembongkaran .................................................... 20
2.5 Perencanaan dan Strategi Rantai Pasokan .............................. 21
2.6 Penjadwalan (Scheduling)........................................................... 23
2.7 Program Linear ........................................................................... 25
2.7.1 Tiga Bagian Model Linear Programing.............................. 27
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
x
Universitas Indonesia
2.8 Model Sistem .............................................................................. 28
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................... 32
3.1 Metodologi Penelitian…………………………………………… 32
3.1.1 Pemetaan Distribusi Batubara............................................. 33
3.1.2 Kapasitas Produksi Supplier............................................... 33
3.1.3 Biaya Pembelian Batubara Sampai PLTU Indramayu....... 34
3.1.4 Kapasitas Dermaga PLTU.................................................. 35
3.1.5 Pembuatan Model............................................................... 35
3.1.5.1 Kapasitas Produksi Supplier.................................. 36
3.1.5.2 Pemodelan Batubara Pada PLTU......................... 37
3.1.6 Pemodelan Linier.............................................................. 38
3.1.7 Optimasi Rantai Pasokan Batubara.................................. 39
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 41
4.1 Hasil........................................................................................... 41
4.1.1 Pemetaan Distribusi Batubara......................................... 41
4.1.2 Kapasitas Produksi Supplier............................................ 43
4.1.3 Biaya Pembelian Batubara Sampai PLTU...................... 44
4.1.3.1 CIF Dalam 1 Kali Pengiriman Kapal Tongkang.. 46
4.1.4 Model Linier .................................................................... 47
4.1.5 Hasil Optimasi.................................................................. 49
4.2 Pembahasan................................................................................ 50
4.2.1 Jumlah Pasokan Batubara................................................ 51
4.2.2 Biaya Minimum Pembelian Batubara.............................. 53
BAB 5 KESIMPULAN............................................................................. 55
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 57
LAMPIRAN......................................................................................... 59
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1 Mekanisme Rantai Pasokan ................................................ 7
2.2 Skema Aliran Material......................................................... 8
2.3 Bermacam Sumber Dengan Produk Yang Sama ................ 10
2.4 Excavator atau Bachoe ....................................................... 11
2.5 Dump Truck ......................................................................... 13
2.6 Kapasitas Bak Struck dan Headed/Munjung........................ 13
2.7 Contoh Coal Stock Pile......................................................... 16
2.8 Kapal Tongkang ................................................................... 17
2.9 Crane .................................................................................... 19
2.10 Wheel Loader....................................................................... 19
2.11 Segitiga Pengambilan Keputusan Rantai Pasokan .............. 22
2.12 Informasi Flow Diagram Manufacturing Sistem................. 23
2.13 Vehicle Route & Schedule.................................................. 24
2.14 Shippment Route & Schedule ............................................ 24
2.15 Kotak Isian Solver............................................................... 29
2.16 Solver Option...................................................................... 30
3.1 Rantai Pasokan Batubara Pada PLTU Indramayu............... 32
3.2 Skema Biaya Pembelian Batubara Sampai Dermaga PLTU. 34
3.3 Diagram Alir Optimasi Pasokan Batubara Pada PLTU....... 40
4.1 Peta Lokasi PLTU............................................................... 41
4.2 Peta Alur Pelayaran Laut Supplier – PLTU......................... 42
4.3 Jumlah Pasokan Batubara Pada Skenario Keempat............. 52
4.4 Jumlah Pasokan Batubara Pada Skenario Kelima............... 53
4.5 CIF Batubara Seluruh Skenario sampai PLTU.................... 53
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
4.1 Jarak Darat Supplier Batubara................................................ 42
4.2 Jarak Laut Supplier - PLTU.................................................. 43
4.3 Jumlah Ritase Dump Truck Tiap supplier............................ 44
4.4 Kapasitas Produksi Supplier................................................ 44
4.5 Harga Batubara di Titik Tambang Supplier ........................ 45
4.6 Biaya Total Shipment.......................................................... 45
4.7 Biaya Pembelian Batubara CIF PLTU Indramayu............... 46
4.8 Kapasitas Kapal Tongkang ............................................... 46
4.9 Biaya 1x Pengiriman Kapal Tongkang Kapasitas Maksimal. 47
4.10 Hasil Optimasi Skenario Pertama.......................................... 49
4.11 Hasil Optimasi Skenario Kedua.......................................... 49
4.12 Hasil Optimasi Skenario Ketiga.......................................... 50
4.13 Hasil Optimasi Skenario Keempat.......................................... 50
4.14 Hasil Optimasi Skenario Kelima.......................................... 50
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
xiv
Universitas Indonesia
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi batubara nasional akan terus mengalami perkembangan yang
signifikan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk
memenuhi permintaan luar negri, mengingat sumber daya batubara di Indonesia
yang masih berlimpah, dan juga karena mulai menipisnya cadangan minyak bumi
sehingga harga BBM pun tetap tinggi hal ini menuntut industri-industri yang
selama ini berbahan bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara.
Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah mengeluarkan PP No. 5 tahun
2006 yaitu Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebagai pembaruan Kebijaksanaan
Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1998. Adapun tujuan utama dari Kebijakan
Energi Nasional (KEN) yaitu menciptakan keamanan pasokan energi nasional
secara berkelanjutan dan pemanfaatan energi secara efisien, serta terwujudnya
bauran energi (energy mix) yang optimal pada tahun 2025. Untuk itu
ketergantungan terhadap satu jenis sumber energi seperti BBM harus dikurangi
dengan memanfaatkan sumber energi alternatif diantaranya batubara. Dalam
kebijakan bauran energi nasional tahun 2025, peraturan pemerintah yang
digunakan sebagai landasan dalam kebijakan pengusahaan batubara 1.) Kepmen
ESDM No. 1128 tahun 2004, tentang kebijakan batubara nasional. 2.) Perpres
No.5 Tahun 2006 tentang kebijakan Energi nasional. 3.) Inpres No.2 tahun 2006
tentang penyediaan dan pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai bahan bakar
lain.
Program 10.000 MW PLN, adalah suatu terobosan dalam pemenuhan
kebutuhan listrik Indonesia dengan membangun PLTU berbahan bakar batubara,
Kebutuhan batubara pada PLTU diperkirakan akan dipasok dari Kalimantan dan
Sumatera yang disuplai oleh beberapa perusahaan. Dalam rantai pasokan (supply
chain) pemenuhan kebutuhan batubara ke PLTU pada umumnya terdapat 3 (tiga)
jenis kegiatan yaitu kegiatan penyediaan, kegiatan pendistribusian batubara ke
dermaga PLTU dan kegiatan pembongkaran batubara di dermaga PLTU.
Penyediaan yaitu kegiatan menyediakan batubara, dalam hal ini adalah
perusahaan tambang batubara yang melakukan pendistribusian dari tempat
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
2
Universitas Indonesia
penambangan batubara sampai ke kapal tongkang. Pendistribusian batubara
dilakukan menggunakan jalur darat dan jalur laut, untuk jalur laut mengunakan
kapal tongkang sampai ke dermaga PLTU. Sampainya kapal tongkang ke
dermaga PLTU maka akan dilanjutkan dengan proses pembongkaran batubara
dari tongkang sampai ke stock pile PLTU dalam hal ini pelaku adalah perusahaan
pembongkaran pemenang tender.
Rantai pasokan merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan saat ini
mengenal dari adanya kasus yang pernah terjadi pada PLTU PLN di Cilacap Jawa
Tengah dengan kapasitas 600 MW pada 24 juni 2008, rantai pasokan batubara
yang terhenti beberapa pekan dari Kalimantan menyebabkan habisnya bahan
bakar untuk PLTU PLN di Cilacap Jawa Tengah sehingga PLTU berhenti
beroperasi selama 1 minggu, kejadian tersebut mengakibatkan pasokan listrik
untuk interkoneksi Jawa-Bali menjadi berkurang sebanyak 3%. Untuk mencapai
target pasokan daya pada PLTU maka diharapkan rantai pasokan pemenuhan
batubara dari 3 (tiga) kegiatan yaitu kegiatan Penyediaan, kegiatan
pendistribusian dan kegiatan pembongkaran batubara harus berjalan dengan baik
dan optimal yaitu tepat waktu dan sesuai dengan schedule yang di tentukan.
Bilamana terjadi kekurangan volume dan keterlambatan pasokan batubara yang
diakibatkan manajemen rantai distribusi batubara yang kurang baik maka akan
mengakibatkan terjadinya kehabisan bahan bakar sehingga PLTU akan berhenti
beroperasi dan tidak bisa mengirim pasokan listrik. Dengan melihat
permasalahan-permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian
optimasi rantai pasokan batubara untuk PLTU.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
3
Universitas Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
Keterlambatan dalam pengiriman batubara pada PLTU dan kekurangannya
persediaan batubara di PLTU merupakan inti permasalahan dalam rantai pasokan
batubara ini.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Pemodelan dan optimasi rantai pasokan batubara pada PLTU.
2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan batubara ke
PLTU.
3. Mengetahui jumlah minimal biaya pembelian stock batubara.
4. Mengetahui jumlah pasokan batubara dalam kurun waktu yang ditentukan
dari tiap supplier batubara.
5. Menentukan jumlah kedatangan kapal dari tiap-tiap supplier batubara pada
PLTU.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian lebih terfokus maka ruang lingkup penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Aspek-aspek yang akan dianalisa secara mendalam adalah aspek rantai
pasokan batubara.
2. Pemilihan lokasi : lokasi kajian didasarkan pada hasil penelusuran data
peta daerah yaitu PLTU PLN Indramayu.
3. Pola rantai pasokan batubara.
4. Jalur pasokan batubara dari mining sampai stock pile.
5. Moda transportasi yang digunakan adalah kapal tongkang.
6. Tidak ada gangguan eksternal pada kondisi normal
7. Model mengantisipasi terganggunya pasokan batubara karena pasang-surut
pada jalur pasokan.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
4
Universitas Indonesia
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini diakukan dengan metode Library Research, Field
Research,dan pemodelan supply chain. Pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, studi atas literatur serta laporan yang tersedia.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang
lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas beberapa teori yang terkait dengan rantai
pasokan baik sistem penyediaan, pendistribusian dan
pembongkaran batubara secara umum, penjelasan mengenai
manajemen rantai pasokan, keterangan mengenai supplier
batubara untuk PLTU, persamaan linear, metode simplex dan
optimasi dengan menggunakan microsoft excel program solver.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi skema metode penelitian dengan tahapan analisa
ketersediaan batubara, pemetaan distribusi batubara ke PLTU
Indramayu, pembuatan model, analisa waktu distribusi dan
pembongkaran batubara, optimisasi rantai pasokan batubara, dan
jadwal distribusi batubara.
BAB IV : HASIL & PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil dari pemetaan jarak supplier
sampai PLTU, kapasitas produksi, biaya total pembelian
batubara CIF PLTU, Model Linier, Optimasi, Pembahasan
mengenai jumlah total pasokan yang harus dikirimkan supplier
sampai PLTU dan jumlah biaya minimum dari pembelian
batubara CIF PLTU Indramayu.
BAB V : KESIMPULAN
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
5
Universitas Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Rantai Pasokan
Rantai pasokan merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan saat ini
mengenal dari berbagai kasus yang terjadi yaitu diantaranya adalah kasus pada
PLTU PLN di Cilacap pada tahun 2008 dimana PLTU ini berhenti beroperasi
selama 1 minggu, hal ini mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik sampai 3%
untuk jawa-bali, hal tersebut diakibatkan oleh manajemen supply chain yang
kurang baik, untuk itu manajemen rantai pasokan adalah merupakan suatu
tantangan yang membutuhkan suatu inovasi-inovasi agar kedepannya akan lebih
baik lagi.
2.1.1 Definisi Manajemen Rantai Pasokan
Rantai pasokan adalah sebuah rangkaian atau jaringan suatu perusahaan-
perusahaan yang bekerja sama dengan melibatkan aktifitas, manusia, informasi
dan sumber daya untuk menyalurkan produk, bahan baku, bahan bakar atau jasa
dari hulu sampai hilir dan kepada konsumen akhir. Rantai pasokan juga banyak
diasosiakan sebagai suatu jaringan aktifitas value adding dalam upaya memuaskan
konsumen (Copra & Meidl, 2007, p.19). Agar sebuah perusahaan dapat meraih
kesuksesan dibutuhkan keselarasan antara strategi rantai pasokan dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan. Sebelum membahas lebih dalam tentang
manajemen rantai pasokan, logistik adalah suatu istilah yang dekat dengan rantai
pasokan, logistik itu sendiri adalah bagian dari proses rantai pasokan yang
merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol keefisienan dan
keefektifan dari aliran dan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi yang
terkait dari mulai titik awal sampai ke titik konsumsi dalam mencapai kebutuhan
pelanggan.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
6
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Mekanisme Rantai Pasokan (Ratliff & Nulty,1996, p. 2).
Sebuah perusahaan dapat mengalami kerugian yang cukup besar karena
tidak terintergrasinya permasalahan logistik mereka. Gejala tumbangnya sebuah
perusahaan karena permasalahn logistik dapat dilihat dari kelebihan atau
kekurangan sediaan barang, salah kirim, hilang dan sebagainya (Said &
Soedjarwo & Lembito, 2006, p.2).
Pemenuhan rantai pasokan kebutuhan batubara ke PLTU mempunyai 3
(tiga) komponen yang utama yaitu kegiatan penyediaan, kegiatan pendistribusian
batubara ke dermaga PLTU dan kegiatan pembongkaran batubara di dermaga
PLTU. Adapun 3 komponen utama dalam sistem logistik yaitu infrastruktur
logistik, kebutuhan pergerakan dan jaringan transportasi.
Beberapa elemen penting pada rantai pasokan :
a. Manajemen persediaan
Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah,
barang dalam proses dan barang jadi dalam hal ini adalah batubara.
Adapun manajemen persediaan adalah suatu aktivitas mempertahankan
jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki dilihat dalam sisi
ekonomis, effisiensi dan schedule. tujuan dari manajemen persediaan ini :
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety
stock)
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
7
Universitas Indonesia
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi
dan pembelian
3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan
dan penawaran.
Gambar 2.2 Skema Aliran Material (Indrajit & Djokopranoto, 2002)
b. Komunikasi rantai pasokan
Komunikasi merupakan hal yang vital dalam rantai pasokan,
komunikasi yang akurat dan tepat merupakan dasar dari keberhasilan
rantai pasokan. Adanya masalah komunikasi dapat menyebabkan
kerugian akibat peningkatan waktu dan biaya.
c. Transportasi
Transportasi rantai pasokan batubara ini melalui 2 jalur yaitu jalur
darat dan jalur laut , jalur darat mempergunakan truck atau dump
truck, sedangkan jalur laut mempergunakan kapal tongkang.
d. Ramalan Permintaan
Ramalan Permintaan menentukan berapa banyak batubara yang harus
dikirim ke PLTU. Untuk itu harus memperhatikan kapan dan dimana
pengiriman dilaksanakan agar sesuai dengan jadwal.
2.2 Kegiatan Rantai Pasokan Batubara ke PLTU
Kegiatan rantai pasokan batubara pada umumnya terdapat 3 kegiatan
krusial yang dilakukan yaitu kegiatan penyediaan, kegiatan Distribusi dan
kegiatan pembongkaran. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan tingkat
kordinasi yang tinggi agar kegiataan rantai pasokan berjalan dengan baik
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
8
Universitas Indonesia
sebagaimana yang diinginkan. kordinasi yang buruk pada setiap kegiatan tersebut
akan menyebabkan banyak kerugian yaitu menyebabkan terhentinya pasokan
batubara.
Sarana rantai pasokan batubara ke PLTU terdiri dari :
a. Tambang batubara, merupakan sumber dari pasokan batubara.
b. Alat berat, alat berat yang dipergunakan antara lain eskavator dan wheel
loader.
c. Dump Truck, Truck-truck yang khusus digunakan di tambang batubara.
Fungsinya untuk memidahkan batubara dari lokasi houling ke stock
pile. Truck ini mempunyai jenis ban khusus agar kuat berjalan di lokasi
tambang yang berlumpur.
d. Coal stock pile, adalah tempat penyimpanan sementara batubara sebelum
dicrusser atau di distribusikan dengan kapal tongkang.
e. Kapal Tongkang, Tongkang atau Ponton adalah suatu kapal yang dengan
lambung datar atau suatu kotak besar yang mengapung, kapal jenis ini
adalah kapal yang tepat dipergunakan sebagai transportasi laut untuk
batubara.
f. Conveyor belt, Sebuah ban berjalan terdiri dari dua atau lebih katrol ,
dengan loop terus menerus dari bahan - sabuk conveyor - yang berputar,
conveyor belt ini dipergunakan untuk mendistribusikan batubara dari
dermaga PLTU Indramayu sampai ke Boiler.
2.2.1 Sistem Penyediaan Batubara
Kebutuhan batubara untuk PLTU indramayu adalah mencapai 220.000 ton
perbulan. Kebutuhan batubara akan dipasok dari Kalimantan dan Sumatera yang
disuplai oleh beberapa perusahaan. Adapun jenis batubara yang dipakai adalah
batubara rendah kalori atau disebut batubara jenis Low Rank Coal.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
9
Universitas Indonesia
.
Gambar 2.3 Bermacam sumber dengan produk yang sama (Ratliff ,1999)
Kegiatan Penyediaan Batubara adalah suatu kegiatan menyediakan
batubara sampai distribusi ke stok pile. Kegiatan tersebut secara umum
menggunakan sarana seperti excavator dan dump truck.
2.3 Sarana Dalam Kegiatan Penyediaan Batubara
2.3.1 Excavator
Excavator sering juga disebut sebagai backhoe. Backhoe menggunakan
prime mover excavator, perlu diketahui pula tentang bagian-bagian excavator
antara lain :
a. Bagian atas revolving unit ( bisa berputar ),
b. Bagian bawah travel unit ( untuk berjalan ),
c. Bagian attachment yang dapat diganti
excavator dikhususkan untuk menggali batubara yang letaknya di bawah
kedudukan excavator itu sendiri. Keuntungan excavator jika dibandingkan
terhadap dragline dan clamshell yang fungsinya juga hampir sama adalah dapat
menggali dengan kedalaman yang jauh teliti, juga backhoe bisa digunakan sebagai
alat pemuat ke dalam dump truck.
Gambar 2.4 excavator atau backhoe
2.3.1.1 waktu siklus dan kerja excavator
Gerakan – gerakan excavator dalam beroperasi terdiri dari empat gerakan
dasar, yaitu :
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
10
Universitas Indonesia
a. Mengisi bucket ( land bucket )
b. Mengayun ( swing loaded )
c. Membongkar beban ( dump bucket )
d. Mengayun bucket (swing empty )
Empat gerakan tersebut menentukan lama waktu siklus, tetapi waktu siklus
ini juga bergantung dari ukuran excavator. excavator yang kecil maka waktu
siklusnya akan lebih cepat daripada backhoe yang besar dan tentu saja kondisi
kerja yang berpengaruh. Dengan kondisi kerja yang baik maka siklus akan lebih
cepat. Jika tempat pengerukan batubara dan lokasi dump truck berada pada satu
bidang dengan excavator, maka waktu pembuangan praktis bekisar antara 10 – 17
detik (Effri Vernandest, 2011, p.25).
2.3.1.2 Produktifitas excavator
Untuk menghitung produktivitas excavator kita harus membatasi terhadap
kondisi yang ada pada setiap pekerjaan. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi produktifitas excavator antara lain :
a. Faktor keadaan pekerjaan
Keadaan dan jenis batubara
Tipe dan ukuran saluran
Jarak pembuangan
Kemampuan operator
Pengaturan operasional
b. Faktor keadaan mesin
Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang
bersangkutan
Kapasitas bucket
Waktu siklus yang banyak dipengaruhi oleh
kecepatan travel dan sistem hidrolik.
c. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut swing
Faktor yang sangat berpengaruh secara langsung, makin
dalam pemotongan yang ada di ukur permukaan dimana
excavator sedang beroperasi makin sulit pula mengisi
bucket secara optimal dengan hanya sekali gerakan.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Dengan demikian untuk mengisi bucket diperlukan
beberapa kali gerakan pengisian yang akan menambah
waktu siklus (Effri Vernandest, 2011, p.26)
2.3.2 Dump Truck
Dump truck adalah alat transportasi darat yang tepat dipergunakan untuk
distribusi batubara, dump truck umumnya digolongkan menjadi 5 yaitu :
a. Rear Dump Truck
b. Side Dump Truck
c. Rear Dump Tractor Wagon
d. Side Dump Tractor Wagon
e. Bottom Dump Tractor Wagon
Syarat yang penting agar truck dapat bekerja secara efektif
adalah jalan kerja yang keras dan rata, tetap ada kalanya
truck didesain agar mempunyai “cross country ability”
yaitu suatu kemampuan berjalan diluar jalan biasa.
Gambar 2.5 Dump Truck
2.3.2.1 Kapasitas Dump Truck
Kapasitas dari bak penampung truck dan wagon terdiri dari struck capacity
(kapasitas peres) dan headed capacity ( kapasitas munjung ). Struck capacity
adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian dari bak penampung.
Jenis material yang lepas dengan daya lekat rendah seperti pasir dan kerikil pada
umumnya tidak bisa menggunung jadi pengangkutannya dalam kapasitas peres.
Sedangkan headed capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
12
Universitas Indonesia
ketinggian bak. Karena batubara mempunyai kekompakan antar butirnya maka
kapasitas pengangkutan batubara dapat mencapai kapasitas munjung.
Besarnya kapasitas truck tergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk
memuat material kedalam truck terhadap waktu angkut truck. Pada umunya
besarnya kapasitas truck yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat
gali yang memasukan batubara kedalam truck.
Gambar 2.6 kapasitas bak Struck dan headed/munjung ( Effri, 2011)
Kapasitas dan ukuran truck sangat bervariasi, oleh karena itu pemilihan
ukuran truck sangat penting karena truck besar atau kecil akan memberikan
beberapa keuntungan dan kerugian.
a. Kelebihan truck kecil
1. Kemudahan didalam memperhitungkan jumlah truck untuk
setiap alat pemuat.
2. Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi
3. Kerugian produktivitas akan lebih kecil jika salah satu truck
tidak dapat beroperasi.
b. Kerugian truck kecil
1. Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material.
2. Memerlukan lebih banyak sopir.
3. Jumlah truck yang kecil menyebabkan waktu antrian ( ST )
akan besar.
4. Meningkatkan investasi karena jumlah truck banyak
c. Keuntungan truck besar
1. Waktu antrian ( ST ) akan berkurang.
2. kebutuhan sopir tidak banyak.
3. Memudahkan alat pemuat didalam memuat material.
4. jumlah truck yang sedikit memperkecil biaya solar, perbaikan
dan perawatan.
d. Kerugian truck besar
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
13
Universitas Indonesia
1. beban yang besar dar truck dan muatannya akan
mempercepat kerusakan jalan.
2. Bila alat pemuat kecil maka akan memperbesar waktu muat
(LT).
3. jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit
diperoleh.
4. larangan pengangkutan dijalan raya dapat diberlakukan
pada truck besar.
2.3.2.2 Produktifitas Dump Truck
Produktifitas suatu alat selalu bergantung dari waktu siklus. Waktu siklus
terdiri dari waktu muatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan,
waktu perjalanan kembali dan waktu antri. Faktor- faktor yang mempengaruhi
waktu-waktu tersebut adalah sebagai berikut :
1. waktu muat,tergantung pada :
a. ukuran dan jenis alat pemuat,
b. kapasitas alat angkut,
c. kemampuan operator alat pemuat dan alat angkut,
d. jenis kondisi material yang dimuat.
2. waktu berangkat atau pengangkutan dan waktu kembali
tergantung pada :
a. jarak tempuh alat,
b. kondisi jalan yang dilalui (kelandaian,rolling resistance
dll).
3. waktu pembongkaran muatan tergantung pada :
a. jenis dan kondisi material,
b. cara pembongkaran material,
c. jenis alat pengangkutan.
4. Waktu antrian tergantung pada :
a. Jenis alat pemuat,
b. Posisi alat pemuat,
c. Kemampuan alat pengangkut untuk berputar.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
14
Universitas Indonesia
2.3.3 Coal Stock Pile
Coal stock pile adalah tempat penyimpanan sementara batubara sebelum
dicrusser atau dikapalkan. Juga merupakan tempat yang dipergunakan untuk
menghomogenasikan batubara,jika pemilik batubara dalam stock pile itu banyak
maka setiap tumpukan batuara selalu mempunyai kode batubara agar
mempermudah melacak kepemilikan batubara.
Gambar 2.7 Contoh Coal Stock pile
2.3.4 Sistem Distribusi Batubara Jalur Laut
Distribusi batubara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
cargo untuk ditribusi jalur laut dengan menggunakan kapal tongkang. Adapun
kegiatan distribusi ini adalah meliputi pembongkaran batubara di coal stock pile
dermaga atau disebut dengan proses loading batubara ke kapal tongkang yang
kemudian kapal tongkang akan mendistribusikan batubara sampai ke dermaga
PLTU.
2.3.4.1 Pelabuhan
Dalam Bahasa Indonesia Pelabuhan dikenal 2 (dua) istilah yang
berhubungan dengan arti pelabuhan yaitu Bandar dan pelabuhan. Kedua istilah
tersebut sering tercampur aduk sehingga sebagian orang mengartikannya sama.
Sebenarnya arti kedua istilah tersebut berlainan. Bandar (harbour) adalah daerah
perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya Kapal
- Kapal. Bandar ini hanya merupakan daerah perairan dengan bangunan -
bangunan yang diperlukan untuk pembentukannya, perlindungan dan perawatan,
seperti pemecah gelombang, jetty dan sebagainya, dan hanya tempat
bersingahnya Kapal untuk berlindung, mengisi bahan bakar, reparasi dan
sebagainya. Suatu estuari atau muara sungai dengan kedalaman air yang memadai
dan cukup terlindung untuk Kapal – Kapal memenuhi kondisi suatu bandar.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Pelabuhan Indramayu sendiri adalah Pelabuhan khusus yang
diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam
keadaan tertentu dengan ijin Pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh PLN
yang berfungsi untuk prasarana pengiriman batubara atau keperluan lainnya untuk
PLTU.
Faktor utama yang menghambat kinerja sistem Pelabuhan, adalah masalah
keadaan alam yang kurang bersahabat misalnya terjadinya hujan deras disertai
badai, sehingga Kapal tidak bisa merapat di Dermaga untuk melakukan kegiatan
Bongkar dan muat barang, begitu juga sebaliknya operator sedikit lebih terganggu
dalam melakukan aktivitasnya.
2.3.4.2 Kapal Tongkang
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
pindah.
Tongkang sendiri adalah suatu kapal yang dengan lambung datar atau
suatu kotak besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan
ditarik dengan kapal tunda. Rata – rata kecepatan kapal tongkang adalah 10 knot.
Gambar 2.8 Kapal Tongkang
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
16
Universitas Indonesia
2.4 Sistem Pembongkaran Batubara
Kegiatan pembongkaran batubara di PLTU dilaksanakan perusahaan
kontraktor pembongkaran yaitu suatu perusahaan pemenang tender
pembongkaran batubara PLTU. Sarana dan prasarana sungguh memegang
peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembongkaran batu bara tersebut
dimana penanganan bongkar muat barang itu juga merupakan tolak ukur dari
produktifitas kerja pada perusahaan bongkar muat yang mana pula berakibat
kepada lancarnya produktifitas supply pasokan batubara guna dapat memperlancar
jalannya produktifitas PLTU.
Tenaga kerja bongkar muat merupakan faktor penggerak dan pelaksana
dalam kegiatan bongkar muat, yang tentunya harus memperhatikan masalah
tenaga kerjanya baik dari segi ketrampilan dalam bekerja, mampu berinovasi,
berdisiplin tinggi, serta mampu bekerja keras. Sehingga dapat mencapai
produktivitas yang baik dengan sumber daya manusia yang ada sesuai dengan
tujuan yang dibutuhkan.
Peran serta tenaga kerja haruslah dipertimbangkan dengan penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien, juga dukungan Faktor-faktor lain seperti
tingkat pendidikan , ketrampilan , disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, tingkat
penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi serta
manajemen.
Pelaksanaan bongkar batubara guna memenuhi kebutuhan batu bara PLTU
dilaksanakan di Dermaga khusus PLTU Indramayu yang dapat menampung dua
buah tongkang sekaligus dengan ukuran sampai mencapai 330 feet. Adapun teknis
pembongkaran dari atas tongkang adalah dengan menggunakan Crane darat yang
dilengkapi dengan Grab dengan kapasitas 30 m3. ( tedjo ap,2011 )
2.4.1 Sarana Dalam Kegiatan Pembongkaran Batubara
2.4.1.1 Crane
Crane adalah alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan
perinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal dan gerak
kearah horisontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke tempat
yang dituju. Secara umum crane dapat digolongkan menjadi 3 tipe utama, yaitu
mobile, static, dan tower crane.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
17
Universitas Indonesia
Gambar 2.9 Crane
2.4.1.2 Loader
Loader adalah alat pendorong yang dipergunakan untuk pembongkaran
batubara. Pada bagian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini umumnya
disebut front-end loader. pada prinsipnya loader adalah alat pembantu untuk
memindahkan batubara dari kapal tongkang.
Macam-macam loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua
macam :
a . Lo ad e r d en gan ro da b es i (Cr awl e r l o ad er ) .
b. Lo ad e r d en gan ro da k a re t ( Wh ee l l oa der ) .
Loader yang dipakai dalam pembongkaran batubara ini adalah Loader
jenis roda karet (wheel loader), Loader ini lebih tepat digunakan karena lebih
lincah pergerakannya dibandingkan dengan roda besi (Crawler loader).
Gambar 2.10 Wheel Loader
2.4.1.3 Conveyor Belt
Conveyor Belt adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih
katrol yang berputar yang digunakan untuk mengangkut material. Satu atau lebih
katrol terhubung ke generator sehingga akan menggerakkan rangkaian ban atau
sabuk tersebut. Conveyor pada PLTU terhubung dengan stock pile batubara di
PLTU dan Boiler.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.4.2 Teknis pembongkaran
Setelah kapal tongkang sandar, maka dilakukan terlebih dahulu diadakan
pengecekan/ perhitungan muatan diatas tongkang oleh Surveyor dengan
menggunakan metode perhitungan Draft survey.
Untuk kemudian atas konfirmasi dari pihak kapal, maka dapat
dilaksanakan proses pembongkaran batubara dari atas tongkang. Adapun teknis
pembongkaran dari atas tongkang adalah dengan menggunakan Crane darat yang
dilengkapi dengan Grab dengan kapisitas l/k 30 m3 serta dikendalikan oleh
operator crane, untuk kemudian dituang melalui Hopper menuju belt conveyor,
dan dengan melalui belt conveyor inilah batubara tersebut dibawa/ dijalankan
menuju tempat penimbunan/ stock pile.
2.4.3 Waktu Pembongkaran
Lamanya pembongkaran sesuai dengan kapasitas crane darat yang ada
dapat dicapai dalam waktu antara 15 sampai 24 jam (tergantung keadaan cuaca)
dengan asumsi jumlah muatan diatas tongkang yang akan dibongkar adalah
sekitar 8000 metrik ton. Didalam 1 bulan, maka jumlah tongkang yang dapat
dibongkar adalah antara 30 sampai 40 buah tongkang dengan berbagai ukuran
antara 270 ft dan 330 ft.
Sehubungan dengan adanya proses pelaksanaan pembongkaran batubara
dari atas tongkang, maka perlu dilakukan pengawasan yang teratur, terarah dan
berkesinambungan. Serta perlunya juga perawatan seluruh peralatan dengan baik
secara berkala sehingga proses pembongkaran muatan curah batu bara dari atas
tongkang berlangsung dengan baik dan lancar.
2.5 Perencanaan dan Strategi Rantai Pasokan
Perencanaaan Rantai Pasokan adalah tahap awal yang bertujuan untuk
menjawab pertanyaan tentang what (apa). When ( kapan), how ( bagaimana), hal
tersebut berlangsung pada tiga pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal dan
operasional. Perbedaan utama antara tingkatan tersebut ditentukan oleh waktu
untuk perencanaan. Perencanaan strategis, digolongkan sebagai rencana jangka
panjang logistik, dimana waktu yang dibutuhkan lebih dari satu tahun.
Perencanaan biasanya berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan
dalam menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis, merupakan perencanaan
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
19
Universitas Indonesia
logistik jangka menengah, biasanya berlaku pada jangka waktu menengah yang
tidak terlalu lama, kurang dari satu tahun. Perencanaan operasional, berorientasi
pada kegiatan operasional logistik sehari-hari, sehingga jangka waktunya sangat
pendek, bahkan bisa direncanakan secara seharian atau jam ( Yolanda M.
Siagian).
Setiap tingkatan perencanaan mempunyai perspektif yang berbeda.
Perencanaan strategis bersifat umum, karena data yang diperoleh untuk membuat
perencanaan tersebut sering diperoleh dari data yang tidak lengkap dan akurat,
sedangkan perencanaan operasional harus bersifat pasti, karena menggambarkan
kegiatan rantai pasokan per kegiatan, hal ini sangat mempengaruhi rantai pasokan
secara terperinci.
Kegiatan rantai pasokan menyangkut empat keputusan penting, meliputi :
1. Tingkat layanan kepada pelanggan;
2. Lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi rantai pasokan dapat
berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock;
3. Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang dimiliki dan
kecukupan stock ;
4. Keputusan transportasi, yaitu memilih mode transportasi yang akan
digunakan. Hubungan keempat masalah tersebut, dapat digambarkan
dalam segitiga pengambilan keputusan rantai pasokan.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
20
Universitas Indonesia
Gambar 2.11 Segitiga pengambilan keputusan rantai pasokan (Yolanda Siagian).
Perencanaan rantai pasokan terhadap lokasi, sangat bergantung pada posisi
geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber daya. Menetapkan jumlah
lokasi, besarnya fasilitas. Menentukan biaya rendah atau mendapatkan
keuntungan yang maksimal adalah tujuan dari perencanaan strategi fasilitas
lokasi. Keputusan persediaan menunjukan tata cara bagaimana persediaan diatur,
kebijakan perusahaaan biasanya memepengaruhi keputusan fasilitas lokasi, untuk
itu kebijakan ini digolongkan sebagai strategi rantai pasokan (Yolanda
M.Siagian,2008).
Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada mode,
seperti pengiriman, rute pengiriman dan penjadwalan. Selain itu untuk melihat
problem perencanaan rantai pasokan dapat dilihat dari jaringan kerjanya. Jaringan
tersebut menggambarkan pergerakan barang mulai dari tambang – stock pile –
PLTU Indramayu . jaringan kerja yang akan dibuat sangat bergantung pada hal-
hal berikut :
1. Kapan direncanakan,
2. Pola permintaan,
3. Kemampuan menyediakan material, kecepatan pengiriman material, dan
kecepatan serta ketepatan memenuhi permintaan.
4. Karakteristik material, meliputi berat, volume, harga dan risiko,
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
21
Universitas Indonesia
5. Biaya logistik, dan
6. Kebijakan harga.
2.6 Penjadwalan (Scheduling)
Scheduling sebagai sebuah proses perumusan keputusan, berperan sangat
penting dalam proses produksi, transportasi dan distribusi, serta dalam mengelola
informasi yang dimiliki oleh perusahaan (Pinedo, 2008, p. 1). Dalam proses
scheduling dirumuskan bagaimana alokasi atas resources yang dimiliki
perusahaan terhadap berbagai tasks yang ada, dalam skema waktu tertentu dan
dengan objektif yang berbeda-beda (Pinedo, 2008, p. 1).
Posisi dan peranan scheduling di dalam rangkaian sistem produksi dapat
dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 2.12 Informasi flow diagram manufacturing sistem.
(Pinedo, 2008).
Fungsi scheduling tersebut harus berinteraksi dengan perusahaan-
perusahaan dan fungsi yang terdapat di dalam PLTU . Interaksi-interaksi ini
bersifat system-dependent dalam bentuk sebuah enterprise-wide information
system dan akan selalu berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain (Pinedo,
2008).
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Gambar 2.13 Vehicle route & schedule (Ratliff & Nulty,1996).
PLTU membutuhkan volume pasokan batubara yang pasti tiap harinya
untuk itu akan menghadapi tantangan berupa lokasi yang berada di Indramayu
Sedangkan pasokan didatangkan dari Sumatera dan kalimantan sehingga
transportasi akan memakan waktu.
Oleh karena itu scheduling akan menjadi elemen penting dalam efektifitas
dan efisiensi operasional rantai pasokan batubara ke PLTU, Tanpa suatu
schedulling yang baik, maka hampir bisa dipastikan PLTU akan mendapatkan
banyak kendala dan gagal dalam mengoptimalkan pasokan listrik.
Gambar 2.14 Shippment route & schedule (Ratliff & Nulty,1996).
2.7 Program Linear
Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan yang digunakan
untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan suatu
tujuan) yang dapat digunakan untuk mencari keuntungan maksimum seperti
dalam bidang perdagangan, penjualan, dsb.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Secara umum bentuk standar dari program linear dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Objective Minimize : 𝐶1𝑥1 + 𝐶2𝑥2 + … + 𝐶𝑛𝑥𝑛
Kendala : 𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + … + 𝑎1𝑛𝑥𝑛 = 𝑏1
𝑎21𝑥1 + 𝑎22𝑥2 + …+ 𝑎2𝑛𝑥𝑛 = 𝑏2
..
𝑎𝑚1𝑥1 + 𝑎𝑚2𝑥2 + … + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑚
dan 𝑥1 ≥ 0 , 𝑥2 ≥ 0, … 𝑥𝑛 ≥ 0
Dimana bi
, ci
, dan aij
adalah konstanta real dan xi
adalah nilai yang akan
ditentukan.
Dalam memformulasikan program linear terdapat beberapa bentuk
program linear yang harus diubah dalam bentuk standar untuk memperoleh hasil
maksimal atau minimal sebagai hasil yang optimal antara lain :
a. Variabel Slack
Suatu program linear dimana,
Objective Minimize : 𝐶1𝑥1 + 𝐶2𝑥2 + … + 𝐶𝑛𝑥𝑛
Kendala : 𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + … + 𝑎1𝑛𝑥𝑛 ≤ 𝑏1
𝑎21𝑥1 + 𝑎22𝑥2 + … + 𝑎2𝑛𝑥𝑛 ≤ 𝑏2
.
.
𝑎𝑚1𝑥1 + 𝑎𝑚2𝑥2 + …+ 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 ≤ 𝑏𝑚
dan 𝑥1 ≥ 0 , 𝑥2 ≥ 0, … 𝑥𝑛 ≥ 0
Kendala dalam permasalahan ini ditentukan oleh pertidaksamaan. Oleh
sebab itu, dengan pengenalan variabel slack y1, y
2, ..., y
m, maka permasalahan ini
dapat diubah kedalam bentuk standar sebagai berikut :
Objective Minimize : 𝐶1𝑥1 + 𝐶2𝑥2 + … + 𝐶𝑛𝑥𝑛
Kendala : 𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + … + 𝑎1𝑛𝑥𝑛 + 𝑦1 = 𝑏1
𝑎21𝑥1 + 𝑎22𝑥2 + …+ 𝑎2𝑛𝑥𝑛 + 𝑦2 = 𝑏2
.
𝑎𝑚1𝑥1 + 𝑎𝑚2𝑥2 + … + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 + 𝑦𝑚 = 𝑏𝑚
dan 𝑥1 ≥ 0 , 𝑥2 ≥ 0, … 𝑥𝑛 ≥ 0 serta 𝑦1 ≥ 0 , 𝑦2 ≥ 0, … 𝑦𝑚 ≥ 0
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
24
Universitas Indonesia
b. Variabel Surplus
Jika program linear pada kendala variabel slack diatas dibalik sehingga
bentuk typikal dari pertidaksamaan menjadi 𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + …+ 𝑎1𝑛𝑥𝑛 ≥ 𝑏1
maka persamaan ini akan equivalen dengan 𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 +. . +𝑎1𝑛𝑥𝑛 − 𝑦1 =
𝑏1 , untuk I = 1,2, … , m, 𝑦1 ≥ 0. variabel y
i disebut dengan variabel surplus.
Untuk membedakannya dengan variabel slack maka notasi yi
diganti dengan si
jika variabel yang dimaksud adalah variabel surplus.
c. Variabel bebas
Jika suatu program linear diberikan dalam bentuk standar kecuali ada satu
atau lebih variabel yang tidak ditentukan harus nonnegatif, maka masalah tersebut
dapat ditransformasikan ke bentuk standar. Misalnya dalam program linear,
variabel x1
tidak ditentukan tandanya berarti variabel tersebut bebas berharga
positif atau negatif. Untuk mengataasi hal ini, dilakukan dengan menyatakan nilai
x1
sebagai𝑥1 = 𝑢1 − 𝑣1 , dengan 𝑢1 ≥ 0, 𝑣1 ≥ 0. Dengan mensubstitusi variabel
x1
tadi maka linearitas dari kendala dipertahankan dan semua variabel berharga
nonnegatif.
d. Bentuk khusus
Bentuk-bentuk khusus dapat ditemukan dalam suatu program linear.
Misalnya salah satu variabel bernilai bebas, maka dapat di ubah dalam bentuk
formulasi standar dengan menyatakan secara eksplisit variabel tersebut pada salah
satu kendala dan dengan menggunakan teknik substitusi.
2.7.1 Tiga Bagian Model Linear Programing
Model LP disusun atas tiga bagian, yaitu variabel keputusan, kendala dan
sebuah fungsi tujuan.
1. variabel keputusan, jumlah atau kuantitas yang tengah dihadapi
pembuat keputusan yang harus ditentukan nilai optimalnya.
Variabel itu sendiri harus berbentuk non negatif (≥). Variabel
keputusan dalam optimasi pasokan batubara pada PLTU
indramayu adalah jumlah unit kapal tongkang dari tiap supplier
atau bisa didefinisikan sebagai banyaknya pasokan batubara
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
25
Universitas Indonesia
yang dialokasikan dari tiap supplier batubara ke PLTU
Indramayu.
2. Kendala, merupakan unsur-unsur proses yang membatasi
kemungkinan nilai variabel keputusan yang dapat diambil.
Hubungan antara ruas kiri dan ruas kanan dapat berbentuk
>, <, ≤, ≥ 𝑑𝑎𝑛 =, namun dalam bentuk standar harus dalam
bentuk sama dengan (=). Untuk itu pada kendala dengan
hubungan ≤ ditambahkan variabel slack pada ruas kiri dan
dikurangi variabel surplus untuk kendala dengan hubungan ≥.
Adapun kendala dalam optimasi pasokan batubara pada PLTU
Indramayu adalah kapasitas produksi dari masing-masing
supplier (batasan pengiriman), jumlah maksimal kapal
tongkang dalam dermaga PLTU Indramayu dan jumlah
permintaan batubara dari PLTU Indramayu.
3. Fungsi Tujuan, adalah sejumlah fungsi variabel keputusan yang
memenuhi syarat atau kendala, yang harus dimaksimumkan
atau diminimumkan. Dalam optimasi ini dilakukan untuk
meminimumkan biaya pembelian batubara.
2.8 Model Sistem
Microsoft Excel merupakan piranti lunak yang dipergunakan untuk
membantu dalam optimasi rantai pasokan batubara ke PLTU. pertama-tama
membangun sebuah model yang mewakili elemen-elemen yang ada dari sebuah
sistem dan bagaimana elemen-elemen tersebut berinteraksi satu sama lain.Tujuan
dari model sistem adalah untuk membuat suatu deskripsi atau model dari sebuah
sitem imajiner ataupun nyata. Perilaku dari hasil dapat digunakan sebagai asumsi
dari perilaku sistem. Sebuah model terdiri dari kumpulan komponen yang saling
berikatan yang disebut dengan variabel.
Model merupakan representasi dari realita yang berisi berbagai
aproksimasi dari berbagai konsekuensi. Jenis aproksimasi yang yang diambil akan
merefleksikan pelatihan, pengalaman serta kepribadian analis, sumber daya yang
tersedia terutamadana dan waktu serta tujuan dari studi ( Taufiqur Rohman ).
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi
membentuk suatu fungsi tujuan tertentu,elemen-elemen yang dimaksud disini
adalah bagian-bagian dari sistem, seperti input, proses,output,kontrol umpan balik
dan batasan-batasan dimana setiap bagian ini mempunyai beberapa nilai atau
harga yang secara bersama-sama menggambarkan keadaan sistem pada suatu
keadaan tertentu. Permodelan sistem merupakan upaya penyederhanaan suatu
sistem yang ingin dipelajari, baik fenomena atau perilakunya dengan
merepresentasikan kedalam bentuk model yang lebih sederhana.
Tujuan metodologi permodelan sistem ini adalah memahami cara kerja
suatu sistem, dimana permasalahan dalam suatu sistem dilihat tidak disebabkan
oleh pengaruh luar namun dianggap disebabkan oleh struktur internal sistem,
sehingga langkah-langkah pemecahan masalah memeberikan umpan balik pada
pemahaman sistem.
Solver pada microsoft excel merupakan bagian dari serangkaian
perintah/command yang seringkali disebut what-if analysis tool. Fasilitas ini
bekerja dengan sel-sel suatu group yang saling terhubung, baik secara langsung
ataupun tidak langsung (directly-indirectly), untuk formula pada pada sel target.
Solver terdiri dari tiga bagian :
1. Target cell/sel target
Sel untuk menempatkan hasil akhir pemrosesan/eksekusi.
2. Adjustable cells/ sel pengatur
Solver mengatur perubahan nilai pada sel yang spesifik dengan tujuan
untuk memproduksi hasil sesuai dengan formula yang sudah ditentukan.
3. Constrained cells/sel pembatas
Constrain digunakan untuk membatasi nilai solver yang dapat digunakan
pada suatu model tertentu. Constrain mengacu pada sel lain yang
mempengaruhi formula pada sel target.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Gambar 2.15 Kotak Isian Solver
Ketiga bagian diatas merupakan kotak isian yang digunakan untuk
memasukan nilai, sementara bagian lain yang juga mempengaruhi proses kerja
solver yaitu solver option dengan penjelasan sebagai berikut :
Gambar 2.16 Solver Option
Max Time
Batas waktu untuk mendapatkan solusi optimum (default 100 second).
Iteration
Batas pengulangan perhitungan untuk mendapatkan solusi (default 100
iteration).
Precision
Mengatur tingkat presisi solusi atau derajat ketepatan (degree of precision)
yang diinginkan. Semakin kecil angka itu semakin tinggi ketepatan yang
dihasilkan (0,0000001 lebih presisi dari 0,01).
1
2
3
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Converge (Degree of Convergence)
Jumlah perubahan relatif yang diizinkan pada lima iterasi terakhir sebelum
solver berhenti dengan solusinya. Semakin kecil angka semakin sedikit
perubahan relatif yang diizinkan.
Assume Linear Model
Jika bagian ini dipilih dapat mempercepat proses mendapatkan solusi,
hanya jika semua hubungan dalam model adalah linear dan yang hendak
dicari solusinya adlah permasalahan optimasi linear.
Assume Non Negative
Jika bagian ini dipilih solver menggunakan asumsi batas bawah nilai sel
yang boleh dirubah adalah 0 (selain sel yang belum ditentukan batas
bawah dalam constrain).
Show Iteration Results
Jika bagian ini dipilih setiap proses pengulangan akan dihentikan oleh
solver untuk memberikan kesempatan melihat hasil sementara.
Use Automatic Scalling
Digunakan jika terdapat perbedaan yang besar antara input dan output.
Estimate Tangent
Metode estimasi awal menggunakan linear extrapolation dari suatu
tangent vektor.
Estimate Quadratic
Metode estimasi awal menggunakan quadratic extrapolation yang dapat
meningkatkan kualitas hasil pada permasalahn non-linear.
Derivative Forward
Digunakan jika perubahan constrain relatif lebih lambat.
Derivatif Central
Digunakan jika perubahan nilai constrain relatif lebih cepat, terutama
disekitar batas (limit).
Load Model
Menampilkan referansi model yang pernah disimpan.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
29
Universitas Indonesia
Save Model
Menyimpan referensi model. Dilakukan jika ingin menyimpan lebih dari
satu model dalam suatu worksheet.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
30
Universitas Indonesia
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada bagian metode penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan
pemodelan dan optimasi rantai pasokan batubara pada PLTU, kegiatan utama dari
rantai pasokan batubara dari titik supplier sampai ke PLTU dijelaskan pada
gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Rantai Pasokan Batubara Pada PLTU
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
31
Universitas Indonesia
dimana :
S = sumber penyedia batubara
Y = stock pile batubara
J = Dermaga Supplier
JP = Dermaga PLTU
Perancangan pemodelan dan optimasi rantai pasokan batubara ke PLTU
ini akan digunakan rangkaian metode penelitian dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pemetaan distribusi batubara.
2. Kapasitas produksi supplier.
3. Biaya pembelian batubara sampai PLTU.
4. Kapasitas Dermaga PLTU.
5. Pembuatan model.
6. Pemodelan linier.
7. Optimasi rantai pasokan batubara.
3.1.1 Pemetaan Distribusi Batubara
Pemetaan dilakukan dari lokasi-lokasi penyediaan batubara di Sumatera
dan Kalimantan sampai stock pile batubara di dermaga khusus, yang kemudian
dilanjutkan dengan penentuan jarak dari pendistribusian jalur laut oleh kapal
tongkang sampai dermaga PLTU. Hasil pemetaan akan didapatkannya data jarak
dari lokasi sumber batubara sampai ke stock pile dermaga khusus dan data jarak
dari dermaga khusus di Sumatera dan Kalimantan ke Dermaga PLTU.
3.1.2 Kapasitas Produksi Supplier
Kapasitas produksi supplier dihitung berdasarkan kemampuan supplier
dalam mendistribusikan batubara dalam kurun waktu yang ditentukan,
berdasarkan fasilitas yang dimiliki oleh supplier yaitu antara lain adalah
kemampuan stock pile dalam menampung stock batubara di jetty supplier serta
batasan jumlah unit dump truck yang dipergunakan dalam sekali pengiriman
batubara dari tambang sampai stock pile.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
32
Universitas Indonesia
3.1.3 Biaya Pembelian Batubara Sampai PLTU
Biaya pembelian batubara sampai PLTU yaitu biaya keseluruhan dari
harga batubara di titik tambang para supplier, biaya transportasi darat dengan
menggunakan dump truck, biaya transportasi laut dengan kapal tongkang dan
biaya asuransi. Adapun biaya transportasi darat dan laut dapat dihitung
berdasarkan jarak dikalikan basis harganya, yaitu berdasarkan harga acuan yang
dikeluarkan ESDM. Berikut skema biaya pembelian batubara sampai dengan
PLTU.
Gambar 3.2 Skema Biaya Pembelian Batubara Sampai Dermaga PLTU
Didapatkan persamaan untuk biaya pembelian batubara sampai dermaga PLTU
adalah :
𝐶𝐼𝐹 = 𝐻𝑠 + 𝐶𝑠 (1)
𝐶𝐼𝐹 = 𝐻𝑠 + 𝑗𝑑𝑠 × 𝑃𝑗𝑑𝑠 + 𝑃𝑎𝑠 + ( 𝑗𝑙𝑠 × 𝑃𝑗𝑙𝑠 + 𝑃𝑎𝑠 (2)
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
33
Universitas Indonesia
3.1.4 Kapasitas Dermaga PLTU
Kapasitas dermaga PLTU dalam menampung banyaknya kapal dalam
kurun waktu yang ditentukan adalah berdasarkan kapasitas dermaga, infrastruktur
dari dermaga tersebut disertai kemampuan lama pembongkaran batubara dari
kapal tongkang pada dermaga yaitu dengan maksimal 40 kapal tongkang yang
dapat singgah pada dermaga PLTU.
3.1.5 Pembuatan model
Pada tahap pembuatan model ini di tentukan berdasarkan data yang
terkumpul yang telah dievaluasi yang diperkirakan akan mempengaruhi
pembuatan rantai pasokan batubara ini. Fungsi objektif model ini bertujuan untuk
meminimalkan biaya pembelian batubara sampai PLTU. Dengan cara memilah -
milih jumlah pasokan batubara yang akan dikirimkan dari tiap supplier,
Meminimalkan biaya pembelian diselesaikan dengan mengatur jumlah pasokan
batubara dari tiap supplier menurut penjadwalan banyaknya unit kapal tongkang
yang datang dari tiap supplier sesuai jenisnya.
Dengan notasi sebagai berikut :
• 𝑆 = Supplier Batubara
• Qexa = kapasitas excavator (ton)
• 𝐶𝑡𝑒𝑥𝑎 = waktu edar excavator (jam)
• 𝐶𝑡𝑑𝑡 = waktu edar dump truck (jam)
• 𝑄𝑑𝑡 = kapasitas dump truck yang dipergunakan (ton)
• 𝑅 = ritase, jumlah waktu edar dalam kurun waktu yang ditetapkan
• 𝑇 = kurun waktu yang ditentukan
• 𝑈𝑑𝑡 = jumlah unit dump truck yang telah ditetapkan dalam 1 tracking
• 𝑉𝑑𝑡 = kecepatan dump truck (km/jam)
• 𝑡𝑏𝑑𝑡 = lama waktu berangkat dump truck (jam)
• 𝑡𝑝𝑑𝑡 = lama waktu pulang dump truck (jam)
• 𝑡𝑙𝑑𝑡 = waktu loading batubara dump truck (jam)
• 𝑡𝑢𝑙𝑑𝑡 = perkiraan waktu unloading batubara (jam)
• 𝑃𝑚𝑎𝑥 = kapasitas max yang dapat dikirimkan supplier dalam kurun
waktu ditentukan (ton).
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
34
Universitas Indonesia
• 𝑃𝑏𝑚𝑎𝑥 = jumlah pasokan batubara yang dibutuhkan PLTU dalam kurun
waktu yang ditentukan (ton).
• 𝑄𝑡𝑔 = kapasitas kapal tongkang (ton).
• 𝑋𝑚𝑎𝑥 = jumlah max kapal tongkang dalam dermaga PLTU Indramayu
dalam kurun waktu yang ditentukan.
• 𝐻𝑆 = harga batubara per ton dititik tambang setiap supplier.(Rp/ton)
• 𝐽𝑑𝑠 = jarak darat tambang sampai stockpile dermaga tiap supplier(Km).
• 𝑃𝑗𝑑 = biaya per USD/ton km jarak darat menurut acuan ESDM.
• 𝑃𝑗𝑙 = biaya per USD/ton km jarak laut menurut acuan ESDM.
• 𝑃𝑎𝑠 = biaya asuransi dari pengiriman menurut acuan ESDM (USD).
• 𝐽𝑙𝑠 = jarak laut dermaga supplier sampai dermaga PLTU (Km).
• 𝐶𝐼𝐹𝑀 = Total Minimal biaya dari pembelian batubara
Decision variabel
𝑋𝑠 = jumlah kedatangan kapal tongkang tiap supplier ke PLTU
Indramayu
3.1.5.1 Kapasitas Produksi Supplier
• 𝑄𝑒𝑥𝑎 = 𝑄𝑠𝑝𝑒𝑘𝑎𝑙𝑎𝑡 × 𝑘 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 × 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎 (1)
• 𝐶𝑡𝑒𝑥𝑎 = 𝐷𝑔𝑡 + 𝑆𝐿𝑇 + 𝐷𝑃𝑇 + 𝑆𝐸𝑇 (2)
• 𝑡𝑙𝑑𝑡 = (Qdt x Udth )
Qexa
Ctexa
𝑛=1 (3)
• 𝑡𝑏𝑑𝑡, 𝑡𝑝𝑑𝑡 = jarak tempuh darat/Vdt (4)
• 𝑡𝑢𝑙𝑑𝑡 = 𝑉𝑢𝑙𝑑𝑡 × Qdt x Udth 𝑛=1 (5)
• 𝐶𝑡𝑑𝑡 = 𝑡𝑙𝑑𝑡 + 𝑡𝑏𝑑𝑡 + 𝑡𝑢𝑙𝑑𝑡 + 𝑡𝑝𝑑𝑡 (6)
• 𝑅 =T
Ctdt (7)
• 𝑃𝑚𝑎𝑥 = 𝑅 × (Qdt × Udt) (8)
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
35
Universitas Indonesia
3.1.5.2 Pemodelan Pasokan Batubara Pada PLTU
a. Objective Function
Minimize cost :
𝐶𝐼𝐹𝑀 = 𝑄𝑡𝑔𝑘 (𝐻𝑠 + 𝑗𝑑𝑠 × 𝑃𝑗𝑑𝑠 + 𝑗𝑙𝑠 × 𝑃𝑗𝑙𝑠 + 𝑃𝑎𝑠𝑆𝑠=1
𝑘𝑘=1 ) 𝑋𝑠𝑥
𝑥=1 , 𝑥 (9)
Kapasitas kapal tongkang :
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 270 𝑓𝑡 = 𝑄𝑡𝑔1
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 300 𝑓𝑡 = 𝑄𝑡𝑔2
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 330 𝑓𝑡 = 𝑄𝑡𝑔3
b. Constrain
Batasan pengiriman
𝑄𝑡𝑔1. 𝑆𝑋 + 𝑄𝑡𝑔2. 𝑆𝑋 + 𝑄𝑡𝑔3. 𝑆𝑋 ≤ 𝑆𝑃𝑚𝑎𝑥 (10)
Batasan permintaan
𝑄𝑡𝑔1. 𝑆𝑠 + 𝑄𝑡𝑔2. 𝑆𝑠 + 𝑄𝑡𝑔3. 𝑆𝑠 𝑋𝑥𝑥𝑥=1 , 𝑠 ≥𝑠
𝑠=1 𝑃𝑏𝑚𝑎𝑥 (11)
Batasan jumlah kapal tongkang pada PLTU
𝑋𝑥,𝑚𝑎𝑘𝑠 0,𝑥−𝑥𝑆 ≤ 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 =1,…,𝑇 𝑆𝑥=1 (12)
3.1.6 Pemodelan Linier
Persamaan linier optimasi dibuat dengan cara memasukan hasil data yang
diperoleh dari pemodelan yang kemudian dirubah menjadi bentuk dari persamaan
linear sehingga mempermudah dalam mengolah data dengan menggunakan solver
pada microsoft excel. Persamaan linier pasokan batubara pada PLTU adalah
sebagai berikut :
Objective Function Minimize Cost (CIFM) :
Qtg1. S1Xs. HSPS1 + Qtg2. S1Xs .HSPS1 + Qtg3. S1Xs .HSPS1
Qtg1. S2Xs .HSPS2 + Qtg2. S2Xs .HSPS2 + Qtg3. S2Xs .HSPS2
Qtg1. S3Xs.HSPS3 + Qtg2. S3Xs .HSPS3 + Qtg3. S3Xs .HSPS3
Qtg1. S4Xs .HSPS4 + Qtg2. S4Xs .HSPS4 + Qtg3. S4Xs .HSPS4
Qtg1. S5Xs .HSPS5 + Qtg2. S5Xs .HSPS5 + Qtg3. S5Xs .HSPS5
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Constrain :
Kapasitas Produksi
Qtg1S1Xs + Qtg2S1Xs + Qtg3S1Xs ≤ SPmax
Qtg1S2Xs + Qtg2S2Xs + Qtg3S2Xs ≤ SPmax
Qtg1S3Xs + Qtg2S3Xs + Qtg3S3Xs ≤ SPmax
Qtg1S4Xs + Qtg2S4Xs + Qtg3S4Xs ≤ SPmax
Qtg1S5Xs + Qtg2S5Xs + Qtg3S5Xs ≤ SPmax
Batasan permintaan batubara :
Qtg1S1Xs + Qtg2S1Xs + Qtg3S1Xs + Qtg1S2Xs +
Qtg2S2Xs + Qtg3S2Xs + Qtg1S3Xs + Qtg2S3Xs +
Qtg3S3Xs + Qtg1S4Xs + Qtg2S4Xs + Qtg3S4Xs +
Qtg1S5Xs + Qtg2S5Xs + Qtg3S5Xs ≥ Pbmax
Batasan jumlah kapal tongkang di dermaga PLTU:
S1Xs + S1Xs + S1Xs + S2Xs + S2Xs + S2Xs + S3Xs +
S3Xs + S3Xs + S4Xs + S4Xs + S4Xs + S5Xs + S5Xs +
S5Xs ≤ Xmaks
3.1.7 Optimasi Rantai Pasokan Batubara
Optimasi rantai pasokan dilakukan dengan program linear, yaitu
memasukan data yang dihasilkan dari pemodelan yang kemudian diolah dengan
program linier yaitu microsoft excel program solver, adapun kendala atau batasan
(constrain) yaitu jumlah kebutuhan batubara dalam kurun waktu 1 bulan, batasan
pengiriman atau kapasitas produksi dalam kurun waktu 1 bulan dari masing-
masing supplier dan kapasitas dermaga PLTU untuk banyaknya kedatangan kapal
dalam kurun waktu 1 bulan. Langkah terakhir untuk menentukan titik mana yang
merupakan kombinasi optimal dalam memaksimumkan jumlah pasokan batubara
adalah dengan memasukkan tiap kombinasi ke persamaan tujuan (objective
function), adapun objective function dari optimasi rantai pasokan batubara adalah
minimal cost, Variabel keputusan adalah banyaknya unit kedatangan kapal
tongkang tiap supplier pada PLTU. Optimasi dilakukan pada 5 skenario, skenario
yang dibuat adalah untuk mengantisipasi berbagai keadaan yang mungkin terjadi
pada rantai pasokan batubara pada PLTU dan juga menunjukan sejauh mana
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
37
Universitas Indonesia
peran pasokan tiap-tiap supplier untuk meminimumkan biaya pembeliaan
batubara :
1. Optimasi dilakukan pada keadaan normal yaitu demand 220.000 ton.
2. Optimasi dilakukan pada demand 250.000 ton.
3. Optimasi dilakukan pada demand 275.000 ton.
4. Optimasi dilakukan pada demand normal namun terjadi keadaan dimana
supplier dengan CIF batubara yang termurah tidak bisa memasok
batubara.
5. Optimasi dilakukan pada demand normal namun terjadi keadaan dimana
supplier dengan CIF batubara kedua termurah tidak bisa memasok
batubara.
Berikut diagram alir dari tahapan metode penelitian yang dilakukan :
Gambar 3.3 Diagram Alir Optimasi Pasokan Batubara Pada PLTU
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
38
Universitas Indonesia
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pemetaan Distribusi Batubara
PLTU berlokasi di daerah Pantura Jawa Barat, Desa Sumur Adem,
Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, yaitu berjarak 180 Km dari Jakarta,
berikut adalah peta lokasi dari PLTU.
Gambar 4.1 Peta Lokasi PLTU
Pemetaan dilakukan untuk mendapatkan jarak darat dan jarak laut dari tambang
supplier sampai pada PLTU.
a. Jarak Darat
Jarak darat dihitung dari titik lokasi tambang masing-masing supplier
sampai ke lokasi jetty supplier, penentuan jarak darat didapatkan dari
lokasi tambang supplier sampai ke lokasi jetty supplier, perhitungan jarak
darat berdasarkan jalur rute transportasi darat dari Kementrian
Perhubungan dan dengan bantuan google maps. Berikut tabel jarak darat
yang diperoleh :
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Jarak Darat Supplier Batubara
No Supplier Lokasi tambang Lokasi jetty Jarak darat
(Km)
1. A Kec. Satui , Kabupaten Tanah Laut, Desa
Asam-asam, Kalimantan Selatan
Asam-asam 7
2. B Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan Tarahan,
Lampung
335
3. C Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan Sumatera Se Panjang,
Lampung
437
4. D Desa Tiwei Kab Paser, Kalimantan Timur Tanah Grogot 14
5. E Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur Tanjung Bara
(Sangatta)
2
b. Jarak Laut
Penentuan jarak laut diperoleh dari jarak jetty tiap supplier sampai dengan
dermaga PLTU, pengukuran jarak laut didapatkan dengan bantuan google
maps dan peta prasarana transportasi laut Kementrian Perhubungan.
Berikut hasil pemetaan transportasi laut ;
Gambar 4.2 Peta alur pelayaran laut supplier – PLTU.
(Sumber. Kementrian Perhubungan)
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Dari hasil perhitungan jarak pelayaran laut dengan menggunakan program
map_laut.aspx yang ada pada situs Kementrian Perhubungan maka
didapatkan data jarak laut dari tiap supplier sampai dermaga PLTU adalah
sebagai berikut ;
Tabel 4.2 Jarak Laut Supplier – PLTU Indramayu No Supplier Jarak Laut (km)
1 A 723
2 B 254
3 C 270
4 D 935
5 E 1046
4.1.2 Kapasitas Produksi Supplier
Untuk menentukan kapasitas produksi masing-masing supplier batubara,
maka harus dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu mengenai data waktu
edar excavator, dan kecepatan dump truck yang dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan study lapangan dan hasil wawancara dengan perusahaan kontraktor
pembongkaran PLTU Indramayu yaitu adanya pembatasan terhadap jumlah unit
dump truck yang dipergunakan dalam tiap pengiriman dengan maksud adalah
mengurangi overload yang terjadi wilayah stock pile tiap supplier dan dengan
pertimbangan batasan kapasitas stock pile di dermaga masing-masing supplier
maka dalam satu ritase maksimal menggunakan 30 unit dump truck . dengan
kapasitas masing-masing dump truck adalah 200 ton, dan asumsi unloading
batubara adalah 10 s/ton , Kapasitas excavator yang dipergunakan yaitu bucket
4,3 m3 dengan faktor penggalian adalah 0,8.
Dari data yang terkumpul maka ritase dump truck dari tiap supplier dapat
dihitung dengan persamaan pada 3.1.6.1 yaitu persamaan 3 sampai dengan
persamaan 7 pada masing-masing supplier dalam kurun waktu 720 jam, yaitu
didapatkan jumlah ritase dump truck dari masing-masing supplier adalah :
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Tabel 4.3 Jumlah Ritase Dump Truck Tiap Supplier
Supplier Tldt (jam) Tbdt (jam) Tpdt (jam) Tuldt (jam) Ctdt (jam) R
A 24 0,35 0,20 16,8 42 17
B 24 16,75 9,57 16,8 68 11
C 24 21,85 12,49 16,8 76 10
D 24 0,7 0,40 16,8 42 17
E 24 0,1 0,06 16,8 41 18
Kapasitas produksi supplier hanya dihitung dari kemampuan supplier
dalam memasok batubara sampai dengan stock pile di jetty masing-masing
supplier, sehingga waktu untuk distribusi kapal tongkang tidak dihitung karena
menyesuaikan dengan jumlah pasokan batubara yang berada di jetty supplier, Dari
data tersebut maka dapat dihitung kapasitas produksi batubara tiap supplier
dengan memasukannya pada persamaan 8 dari 3.1.6.1, maka didapatkan kapasitas
produksi batubara dalam kurun Waktu 720 jam adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Kapasitas Produksi Supplier
Supplier Kapasitas Produksi
(ton/bulan)
A 102000
B 66000
C 60000
D 102000
E 108000
4.1.3 Biaya Pembelian Batubara Sampai PLTU
Biaya pembelian batubara dari tiap supplier sampai PLTU Indramayu
(CIF) dihitung dengan menjumlahkan harga batubara di titik tambang, biaya
transportasi darat, biaya transportasi laut dan biaya asuransi. Jenis batubara yang
dipergunakan PLTU Indramayu adalah jenis batubara low rank coal yaitu
batubara dengan nilai kalori dibawah 5700 kcal/kg.
Harga batubara di titik tambang tiap supplier bervariasi, adapun acuan
yang dipergunakan dalam penetapan harga batubara di titik tambang supplier
didapatkan dari HBA (harga batubara acuan) yang dikeluarkan oleh Dirjen ESDM
nomor : 515.K/32/DJB/2012 dapat dilihat dilampiran, dengan asumsi kurs rupiah
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
42
Universitas Indonesia
saat ini adalah Rp.9000. maka didapatkan harga batubara dititik tambang tiap
supplier adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Harga Batubara di Titik Tambang Supplier Supplier Harga batubara (USD/ton) Harga Batubara (Rp/ton)
A 76,39 687.510
B 87,11 784.000
C 80,55 724.950
D 80,71 726.390
E 87,04 783.360
Sumber : Dirjen ESDM, 2012
Biaya shipment adalah biaya total dari biaya transportasi darat, biaya
transportasi laut dan biaya asuransi dari masing-masing supplier yaitu berbeda-
beda tergantung dari harga transportasi perwilayah supplier yang didapatkan dari
Dirjen ESDM nomor : 999.k/30/DJB/2011 yang dapat dilihat dilampiran, yang
kemudian dikalikan dengan jarak darat maupun laut dari masing-masing supplier.
Biaya shipment yang dikeluarkan Dirjen ESDM sudah termasuk dalam pajak
pertambahan nilai (PPN) dan diketahui untuk jarak 1 mile = 1,60934 Km. Maka
didapatkan hasil pengolahan data biaya shipment masing-masing supplier adalah :
Tabel 4.6 Biaya Total Shipment No Supplier Biaya tranportasi laut
(Rp/ton)
Biaya tranportasi darat
(Rp/ton)
Asuransi
(Rp/ton)
Biaya Total
Shipment
(Rp/ton)
1. A 143.154 7.000 1.201 151.355
2. B 68.580 251.250 2.559 322.389
3. C 72.900 327.750 3.205 403.855
4. D 109.395 14.000 987 124.382
5. E 122.382 2.000 995 125.377
Dari data yang diperoleh diatas maka harga CIF batubara sampai PLTU
masing-masing supplier dapat diketahui dengan menjumlahkan harga batubara di
titik tambang supplier ditambahkan dengan biaya shipment, maka didapatkan
biaya CIF batubara pada PLTU Indramayu dari masing-masing supplier adalah :
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Tabel 4.7 Biaya Pembelian Batubara CIF PLTU Indramayu No Supplier Harga Batubara (Rp/ton) Biaya shipment (Rp/ton) Biaya pembelian batubara CIF
PLTU Indramayu (Rp/ton)
1. A 687.510 151.355 838.865
2. B 784.000 322.389 1.106.389
3. C 724.950 403.855 1.128.805
4. D 726.390 124.382 850.772
5. E 783.360 125.377 908.737
4.1.3.1 CIF Dalam Satu Kali Pengiriman Kapal Tongkang
Jenis kapal tongkang yang dipergunakan dalam pengiriman batubara dari
masing-masing kapal tongkang untuk optimasi pasokan batubara pada PLTU ini
mempergunakan tiga jenis kapal tongkang dengan ukuran yang berbeda, yaitu
kapal tongkang dengan ukuran 270 ft, 300 ft, dan 330 ft, jenis kapal tongkang
tersebut mempunyai kapasitas maksimal yang berbeda-beda untuk sekali
pengiriman batubara, berikut kapasitas dari masing-masing jenis tongkang adalah:
Tabel 4.8 Kapasitas Kapal Tongkang Jenis Kapal Tongkang Kapasitas Kapal (ton)
270 ft 5000
300 ft 6000
330 ft 7000
Maka dapat dihitung biaya CIF dalam 1 kali jumlah pengiriman batubara
dengan kapasitas maksimal dari masing-masing kapal adalah :
Tabel 4.9 Biaya 1 Kali Pengiriman Kapal Tongkang Kapasitas Maksimal
Supplier
jenis kapal tongkang
270 ft (Rp) 300ft (Rp) 330ft (Rp)
A 4.194.326.160 5.033.191.392 5.872.056.624
B 5.531.943.200 6.638.331.840 7.744.720.480
C 5.644.026.000 6.772.831.200 7.901.636.400
D 4.253.860.800 5.104.632.960 5.955.405.120
E 4.543.685.280 5.452.422.336 6.361.159.392
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
44
Universitas Indonesia
4.1.4 Model Linier
Dari semua hasil yang didapatkan maka dapat dimasukan kedalam model
linier dari pasokan batubara pada PLTU. Untuk skenario keempat terjadi keadaan
bahwa supplier A tidak bisa memasok batubara sehingga batasan pengiriman
menjadi nol dan skenario kelima terjadi keadaan bahwa supplier B tidak bisa
memasok batubara sehingga batasan pengiriman menjadi nol, berikut model linier
yang dibuat pada keadaan normal :
CIFM :
4.194.326.160 S1Xs + 5.033.191.392 S1Xs + 5.872.056.624 S1Xs
5.531.943.200 S2Xs + 6.638.331.840 S2Xs + 7.744.720.480 S2Xs
5.644.026.000 S3Xs + 6.772.831.200 S3Xs + 7.901.636.400 S3Xs
4.253.860.800 S4Xs + 5.104.632.960 S4Xs + 5.955.405.120 S4Xs
4.543.685.280 S5Xs + 5.452.422.336 S5Xs + 6.361.159.392 S5Xs
Dengan constrain :
Batasan pengiriman batubara :
5000S1X1 + 6000S1X2 + 7000S1X3 ≤ 102000
5000S2X1 + 6000S2X2 + 7000S2X3 ≤ 66000
5000S3X1 + 6000S3X2 + 7000S3X3 ≤ 60000
5000S4X1 + 6000S4X2 + 7000S4X3 ≤ 102000
5000S5X1 + 6000S5X2 + 7000S5X3 ≤ 108000
Batasan permintaan batubara :
1. Skenario pertama pada demand 220.000 ton
5000S1X1 + 6000S1X2 + 7000S1X3 + 5000S2X1 + 6000S2X2 +
7000S2X3 + 5000S3X1 + 6000S3X2 + 7000S3X3 + 5000S4X1 +
6000S4X2 + 7000S4X3 + 5000S5X1 + 6000S5X2 + 7000S5X3
≥220.000
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
45
Universitas Indonesia
2. Skenario kedua pada demand 250.000 ton
5000S1X1 + 6000S1X2 + 7000S1X3 + 5000S2X1 + 6000S2X2 +
7000S2X3 + 5000S3X1 + 6000S3X2 + 7000S3X3 + 5000S4X1 +
6000S4X2 + 7000S4X3 + 5000S5X1 + 6000S5X2 + 7000S5X3
≥250.000
3. Skenario ketiga pada demand 275.000 ton
5000S1X1 + 6000S1X2 + 7000S1X3 + 5000S2X1 + 6000S2X2 +
7000S2X3 + 5000S3X1 + 6000S3X2 + 7000S3X3 + 5000S4X1 +
6000S4X2 + 7000S4X3 + 5000S5X1 + 6000S5X2 + 7000S5X3
≥275000
Batasan jumlah kapal tongkang di dermaga PLTU:
S1X1 + S1X2 + S1X3 + S2X1 + S2X2 + S2X3 + S3X1 + S3X2 + S3X3 +
S4X1 + S4X2 + S4X3 + S5X1 + S5X2 + S5X3 ≤ 40
Persamaan linier yang didapatkan dari masing-masing Skenario ini kemudian
dimasukan kedalam microsoft excel program solver untuk dioptimasi.
4.1.5 Hasil Optimasi
Didapatkan hasil optimasi pasokan batubara dari berbagai skenario yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Demand 220.000 ton
Tabel 4.10 Hasil Optimasi Skenario Pertama
NO. Supplier Jumlah Kedatangan Kapal Total Biaya
(Rp. Miliar) 270 ft 300 ft 330 ft
1. A 17 0 3 85,56
2. B 0 0 0 0
3. C 0 0 0 0
4. D 0 17 0 86,78
5. E 0 3 0 14,54
Total 17 20 3 186,88
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
46
Universitas Indonesia
2. Demand 250.000 ton
Tabel 4.11 Hasil Optimasi Skenario Kedua
NO. Supplier Jumlah Kedatangan Kapal Total Biaya
(Rp. Miliar) 270 ft 300 ft 330 ft
1. A 0 0 15 85,56
2. B 0 0 0 0
3. C 0 0 0 0
4. D 0 0 15 86,77
5. E 0 0 7 41,80
Total 0 0 37 214,13
3. Demand 275.000 ton
Tabel 4.12 Hasil Optimasi Skenario Ketiga
NO. Supplier Jumlah Kedatangan Kapal Total Biaya
(Rp. Miliar) 270 ft 300 ft 330 ft
1. A 0 0 15 85,56
2. B 0 0 0 0
3. C 0 0 0 0
4. D 0 0 15 86,78
5. E 0 0 10 64,52
Total 0 0 40 236,86
4. Adanya kendala PT. Arutmin tidak bisa memasok batubara.
Tabel 4.13 Hasil Optimasi Skenario Ketiga
NO. Supplier Jumlah Kedatangan Kapal Total Biaya
(Rp. Miliar) 270 ft 300 ft 330 ft
1. A 0 0 0 0
2. B 2 0 0 11,06
3. C 0 0 0 0
4. D 3 0 13 86,78
5. E 22 0 0 98,14
Total 27 0 13 195,98
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
47
Universitas Indonesia
5. Adanya kendala PT. Kideco tidak bisa memasok batubara.
Tabel 4.14 Hasil Optimasi Skenario Ketiga
NO. Supplier Jumlah Kedatangan Kapal Total Biaya
(Rp. Miliar) 270 ft 300 ft 330 ft
1. A 0 0 15 85,56
2. B 0 0 2 11,06
3. C 0 0 0 0
4. D 0 0 0 0
5. E 0 0 16 98,14
Total 0 0 33 194,77
4.2 Pembahasan
Hasil optimasi dengan microsoft excel program solver dipilih jumlah
kedatangan kapal yang optimal dari masing-masing supplier untuk memenuhi
pasokan batubara, dimana didapatkan minimal biaya yang optimal dalam biaya
pembelian pasokan batubara sampai PLTU.
4.2.1 Jumlah Pasokan Batubara
Dilihat dari tabel hasil optimasi dari skenario pertama sampai ketiga hanya
memilih tiga supplier dari lima supplier yang dipilih, hal tersebut dikarenakan
hasil optimasi hanya memilih supplier dengan CIF yang lebih murah yaitu
supplier A, D dan E. Berikut keterangan jumlah pasokan masing-masing supplier
pada skenario pertama sampai ketiga :
1. Supplier A
Hasil optimasi dari skenario pertama supplier A dipilih untuk memasok
batubara dengan jenis kapal tongkang 270 ft sejumlah 17 unit/bulan dan
jenis kapal tongkang 330 ft sejumlah 3 unit/bulan. pada skenario kedua
dan ketiga jumlah kedatangan kapal yang dipilih sama yaitu dengan kapal
tongkang jenis 330 ft sejumlah 15 unit/bulan. Dari ketiga skenario
optimasi memilih supplier A untuk memasok batubara sejumlah 102.000
ton/bulan, yaitu sejumlah seluruh kapasitas maksimal produksi supplier A
dalam kurun waktu satu bulan.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
48
Universitas Indonesia
2. Supplier D
Hasil optimasi skenario pertama sampai ketiga memilih supplier D untuk
memasok batubara sejumlah 102.000 ton/bulan. Pada optimasi skenario
pertama dipilih jumlah kedatangan kapal tongkang jenis 300ft sejumlah 17
unit/bulan, jumlah kedatangan kapal tongkang pada optimasi skenario
kedua dan ketiga adalah sama yaitu sejumlah 15 unit/bulan dengan jenis
kapal 330 ft.
3. Supplier E
Hasil optimasi skenario pertama supplier E dipilih untuk memasok
batubara sebanyak 16.000 ton/bulan dengan jumlah kedatangan kapal
tongkang jenis 300ft sejumlah 3 unit/bulan. Jumlah pasokan batubara pada
optimasi skenario kedua adalah sebanyak 46.000 ton/bulan dengan jumlah
unit kapal jenis 330 ft adalah 7 unit/bulan. Hasil optimasi skenario ketiga
memilih supplier D untuk memasok batubara sebanyak 71.000 ton/bulan
dengan jumlah kedatangan kapal tongkang jenis 330 ft adalah 10
unit/bulan.
Hasil optimasi pada skenario keempat memilih supplier B, D dan E untuk
memasok batubara. Karena terjadi keadaan dimana suuplier A tidak bisa
memasok batubara maka supplier E dan supplier D dipilih untuk memasok
batubara sejumlah dengan kapasitas maksimalnya untuk memenuhi kebutuhan
batubara PLTU sehingga terjadi kenaikan yang signifikan dari pemilihan
kedatangan kapal tongkang pada supplier E yaitu sejumlah 22 unit/bulan dengan
jenis kapal tongkang 270 ft. Berikut optimasi jumlah pasokan batubara pada
masing- masing supplier skenario keempat :
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Gambar 4.3 Jumlah Pasokan Batubara Pada Skenario keempat
Hasil optimasi skenario kelima tidak berbeda jauh dari skenario keempat,
dimana supplier D dipilih untuk memaksimalkan pasokan batubara sejumlah
kapasitas produksi maksimalnya. Hasil optimasi dari seluruh skenario yang
dilakukan yaitu supplier C tidak terpilih dalam supplier yang akan memasok
batubara pada PLTU. Berikut hasil optimasi pasokan batubara pada skenario
kelima
Gambar 4.4 Jumlah Pasokan Batubara Pada Skenario Kelima
4.2.2 Biaya Minimum Pembelian Batubara
Supplier C tidak terpilih dalam optimasi dari seluruh skenario yang
dilakukan karena biaya total dari CIF sampai PLTU dari supplier tersebut lebih
besar daripada supplier lainnya, juga kebutuhan batubara pada PLTU sudah dapat
tercukupi hanya dari keempat supplier yang terpilih. Besarnya biaya CIF supplier
0100002000030000400005000060000700008000090000
100000110000120000
Supplier B Supplier D Supplier E
ton/bulan
Supplier B
Supplier D
Supplier E
Supplier
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000
100.000110.000120.000
Supplier A Supplier B Supplier E
ton / bulan
Supplier A
Supplier B
Supplier E
Supplier
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
50
Universitas Indonesia
C berasal dari biaya shipment darat yang besar dikarenakan jarak dari titik
tambang sampai ke jetty milik supplier yang sangat jauh. Dari semua skenario
yang dilakukan terdapat perbedaan dari harga rerata CIF batubara/ton sampai
PLTU, perbedaan rerata CIF batubara tiap skenario dapat dilihat pada grafik
berikut :
Gambar 4.5 CIF batubara seluruh skenario sampai PLTU.
Dari grafik dapat dilihat bahwa harga rerata CIF yang paling minimum
didapatkan pada skenario pertama yaitu pada keadaan dan demand yang normal
dan harga CIF tertinggi didapatkan pada skenario keempat dimana terjadi keadaan
supplier A tidak bisa memasok batubara. Supplier A adalah supplier yang sangat
berpengaruh dalam meminimumkan biaya pembelian batubara sampai PLTU,
apabila terjadi kendala dari kurangnya pasokan atau terhentinya pasokan batubara
yang berasal dari supplier A maka akan terjadi kelonjakan dari harga pembelian
batubara sampai PLTU.
Biaya rerata dari seluruh skenario yang didapatkan, menurut data
International Coal Price dapat dilihat pada lampiran, hasilnya adalah dibawah
harga rerata international dengan kalori 5000-5700 kcal/kg adalah US$ 105.
Karena memang harga pembelian batubara untuk PLTU adalah mengacu pada
harga acuan batubara yang dikeluarkan Dirjen ESDM nomor
1348.K/30/DJB/2011. Bahkan isi dari kebijakan tersebut adalah bahwa harga
batubara untuk pembangkit listrik dengan nilai kalori lebih besar atau sama
dengan 3000 kkal/kg GAR dapat dijual dengan harga dibawah harga patokan
batubara yang disetujui oleh Direktur Jendral ESDM.
skenario pertama
skenario kedua
skenario ketiga
skenario keempat
skenario kelima
US$/ton 94,39 95,18 95,70 98,98 98,37
92,00
94,00
96,00
98,00
100,00
US$ / ton
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
51
Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil optimasi pasokan batubara pada PLTU, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dengan menggunakan microsoft excel program solver diperoleh biaya
minimum pembelian batubara yang optimal sampai PLTU, yang
didapatkan dari pemilihan jumlah pasokan batubara untuk masing-masing
supplier.
2. Berdasarkan hasil optimasi pada skenario pertama sampai ketiga
didapatkan bahwa supplier A dan supplier D dipilih untuk memasok
batubara dengan total seluruh jumlah kapasitas maksimal produksinya
yaitu sejumlah 102.000 ton/bulan. Supplier E dipilih untuk memasok
batubara pada skenario pertama adalah 16.000 ton/bulan, skenario kedua
46.000 ton/bulan dan skenario ketiga 71.000 ton/bulan.
3. Hasil optimasi pada skenario keempat dan kelima, dimana terjadi keadaan
pada skenario keempat supplier A tidak bisa memasok batubara, dan pada
skenario kelima dimana terjadi keadaan supplier D tidak bisa memasok
batubara, maka hasil optimasi memilih supplier B untuk ikut memasok
batubara yaitu sejumlah 10.000 ton/bulan.
4. Hasil optimasi pada skenario pertama sampai ketiga memilih tiga supplier
untuk memasok batubara pada PLTU yaitu supplier A, D dan E. Pada
seluruh skenario yang dilakukan hasil optimasi tidak memilih supplier C
untuk memasok batubara.
5. Berdasarkan hasil optimasi didapatkan biaya rata-rata minimum pembelian
batubara untuk skenario pertama adalah US$. 94,39/ton , skenario kedua
US$. 95,18/ton, skenario ketiga US$. 95,7/ton, skenario keempat 98,98
dan skenario kelima 98,37.
6. Pasokan batubara dari supplier A sangat berpengaruh dalam
meminimumkan biaya pembelian batubara.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
52
Universitas Indonesia
7. Biaya rata-rata minimum pembelian batubara pada seluruh skenario masih
dibawah dari harga rata-rata International Coal Price, karena harga
pembelian batubara untuk PLTU harus mengacu pada HBA yang
dikeluarkan oleh Dirjen ESDM.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
53
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Chopra, Sunil & Meindl, Peter. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operation. 2nd
edition. Singapore: Prentice Hall.
Chopra, Sunil & Meindl, Peter. (2007). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operation. 3rd
edition. Singapore: Prentice Hall.
D’Ambrosio, Alfred., Ozelkan, Ertunga C., Teng, S. Gary. (2007). Optimizing
Liquefied Natural Gas Terminal Design For Effective Supply- Chain
Operations. Engineering Management Program Center for Lean
Logistics & Engineered System, The University of North Carolina at
Charlotte : Elsevier Publisher.
Dirjen ESDM. 2011. Tata Cara Penetapan Besaran Biaya Penyesuaian Harga
Patokan Batubara. Jakarta.
Dirjen ESDM. 2012. Formula Untuk Penetapan Harga Patokan Batubara.
Jakarta.
Graves, Stephen C., Hetzel, William B., Kletter, David B. (1996). A Dynamic
Model For requirements Planning With Application To Supply Chain
optimization. Massachusetts Institute of Technology Cambridge.
Kementrian Perhubungan. (2012). Informasi Geografis Prasarana Transportasi.
http://gis.dephub.go.id/mapping/
Ling, Li. (2007). Supply chain management: Concepts, techniques and practices
enhancing value through collaboration. Singapore: World Scientific
Publishing Co. Pte. Ltd.
Ljungberg, D., & Gebresenbet, G. (2005). Mapping Out The Potential for
Coordinated Goods Distribution in City Centres: The Case of Uppsala.
International Journal of Transport Management.
Lopez, Edgar Perea., Ydstie, Erik B., Grossman, Ignacio E. (2003). A Model
Predictive Control Strategy For Supply Chain Optimization.
International Journal of Computer and Chemical Engineering,1201-
1218.
Mulyanto, Momo. (2009). Optimasi Dengan Menggunakan Solver Excel. Jakarta :
http://momo-mulyanto.blogspot.com
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Nazarian, Nairi. (2007). Supply Chain Optimization Model : Minimizing
Transportation and Inventory Cost. Department of Mechanical and
Industrial Engineering University of Toronto.
Nulty.,& Ratliff. (1996). Logistic Composite Modeling. The Logistics Institute at
Georgia Tech, 1-46.
Pinedo, M. (2008). Scheduling. London: Springer.
Rohman, Taufiqur. (2009). Model Jaminan Pasokan BBM Bersubsidi Pada Sektor
Transportasi Dan Rumah Tangga Untuk Penanggulangan Kelangkaan
BBM di Bangka Belitung. Jakarta : Program Pasca sarjana Kekhususan
Manajemen Gas Universitas Indonesia.
Sakawa, M., Nishizaki,I., & Uemure,Y. (2001). Fuzzy programming and profit
and cost alocation for a multiproduct and transportation problem.
European Journal of operational Research, 1-15.
Siagian, Yolanda M (2009) . Strategi Supply Chain. http://books.google.com
Sivakumar, A,I. (2001). Multiobjective dynamic scheduling using discrete event
simulation, International journal of Computer Integrated Manufacturing.
154-167.
Taniguchi, E., Thompson, R. G., & Yamada, T. (2004). Visions fo City Logistics.
In Logistics for Sustainable Cities. Amsterdam: Elsevier Publisher.
Towill,D.R.(1982). Dynamic Analysis of an Inventory and Order Based
Production Control System. International Journal of Product
Research,671-687.
Vernandest, Effri (2011). Operasi Dengan Dump Truck,
http://www.scribd.com/doc/52688831/17/Operasi-Dengan-Dump-truck
Watanabe, Ryoichi. Supply Chain Management Konsep dan Teknologi, Usahawan
No.02 Tahun ke-30, Februari 2001, 8.
Wibowo, Harmaini (2010). Analisis faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu
Kapal Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Semarang : Magister
Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
55
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1
Waktu Edar Excavator & Kecepatan Dump Truck
Sumber : PT. Genta Baja Buana.
1. Waktu Edar Excavator
elemen kerja Waktu (detik) Total (detik)
Siklus 1
waktu gali 25,54
61,96
waktu putar 18,2
waktu buang 12,8
waktu putar 5,42
Siklus 2
waktu gali 25,79
63,31
waktu putar 18,88
waktu buang 12,76
waktu putar 5,88
Siklus 3
waktu gali 25,56
62,9
waktu putar 18,86
waktu buang 12,71
waktu putar 5,77
Siklus 4
waktu gali 25,66
63,01
waktu putar 18,87
waktu buang 12,76
waktu putar 5,72
Total 251,18 251,18
rata-rata 62,795
2. Kecepatan Dump Truck
Dump truck kapasitas 200 ton Kecepatan (km/jam)
Isi 20
Kosong 35
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Lampiran 2
Sumber : Dirjen ESDM
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Lampiran 3
Tata Cara Penetapan Besaran Biaya Penyesuaian Harga Patokan Batubara
Sumber : Dirjen ESDM
1. Biaya transportasi darat
No Wilayah Biaya Rp/Ton Km
1. Sumatera 750
2. Kalimantan Selatan 1000
3. Kalimantan Tengah 1000
4. Kalimantan Timur 1000
5. Kalimantan Barat 1000
2. Biaya transportasi laut
No Wilayah Biaya Barging (USD/ton mile
1. Sumatera 0,05
2. Kalimantan Selatan 0,035
3. Kalimantan Tengah 0,03
4. Kalimantan Timur 0,02
5. Kalimantan Barat 0,03
3. Biaya asuransi
No Wilayah Biaya asuransi (% shipment)
1. Sumatera 0,8
2. Kalimantan Selatan 0,8
3. Kalimantan Tengah 0,8
4. Kalimantan Timur 0,8
5. Kalimantan Barat 0,8
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Lampiran 4
Hasil Optimasi Microsoft Excel Program Solver
1. Skenario Pertama
Microsoft Excel 12.0 Answer Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 1 220.000
Report Created: 20/06/2012 21:46:29
Target Cell (Min)
Cell Name Original Value Final Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 186882806880 186882806879
Adjustable Cells
Cell Name Original Value Final Value
$D$61 A 270ft 5 17
$E$61 A 300ft 0 0
$F$61 A 330ft 11 3
$D$62 B 270ft 0 0
$E$62 B 300ft 0 0
$F$62 B 330ft 0 0
$D$63 C 270ft 0 0
$E$63 C 300ft 0 0
$F$63 C 330ft 0 0
$D$64 D 270ft 20 0
$E$64 D 300ft 0 17
$F$64 D 330ft 0 0
$D$65 E 270ft 0 0
$E$65 E 300ft 3 3
$F$65 E 330ft 0 0
Constraints
Cell Name Cell Value Formula Slack
$G$83 S1 Total 220000 $G$83>=$J$83 Not Binding 1,09448E-06
$G$92 S1 Total 40 $G$92=$J$92 Not Binding 0
$G$74 TOTAL Total 102000 $G$74<=$J$74 Binding 0
$G$75 S2 Total 0 $G$75<=$J$75 Not Binding 66000
$G$76 S3 Total 0 $G$76<=$J$76 Not Binding 60000
$G$77 S4 Total 102000 $G$77<=$J$77 Not Binding 1,11826E-06
$G$78 S5 Total 16000 $G$78<=$J$78 Not Binding 92000
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 1 220.000
Report Created: 20/06/2012 21:46:30
Adjustable Cells
Final Reduced Objective Allowable Allowable
Cell Name Value Cost Coefficient Increase Decrease
$D$61 A 270ft 17 0 4194326160 0,201414782 0,037671068
$E$61 A 300ft 0 0 5033191392 1E+30 0,106450786
$F$61 A 330ft 3 0 5872056624 0,052739495 0,281980695
$D$62 B 270ft 0 988257922 5531943201 1E+30 988257921,8
$E$62 B 300ft 0 1185909503 6638331839 1E+30 1185909503
$F$62 B 330ft 0 1383561088 7744720480 1E+30 1383561088
$D$63 C 270ft 0 1100340719 5644025998 1E+30 1100340719
$E$63 C 300ft 0 1320408862 6772831198 1E+30 1320408862
$F$63 C 330ft 0 1540477006 7901636398 1E+30 1540477006
$D$64 D 270ft 0 0 4253860800 1E+30 0,117491956
$E$64 D 300ft 17 0 5104632960 0,018835534 1E+30
$F$64 D 330ft 0 0 5955405120 1E+30 0,021974789
$D$65 E 270ft 0 2 4543685281 1E+30 2,439640631
$E$65 E 300ft 3 0 5452422336 0,633672383 347789376,1
$F$65 E 330ft 0 1 6361159393 1E+30 0,739284447
Constraints
Final Shadow Constraint Allowable Allowable
Cell Name Value Price R.H. Side Increase Decrease
$G$83 S1 Total 220000 908737,056 220000 28571,42857 6400,000003
$G$92 S1 Total 40 0 40 1,066666667 4,761904761
$G$74 TOTAL Total 102000 -69871,82399 102000 16000 32000,00001
$G$75 S2 Total 0 0 66000 1E+30 66000
$G$76 S3 Total 0 0 60000 1E+30 60000
$G$77 S4 Total 102000 -57964,89602 102000 16000 92000
$G$78 S5 Total 16000 0 108000 1E+30 92000
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Limits Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]Limits Report 2
Report Created: 20/06/2012 21:46:30
Target
Cell Name Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 186882806879
Adjustable
Lower Target
Upper Target
Cell Name Value
Limit Result
Limit Result
$D$61 A 270ft 17
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$61 A 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$61 A 330ft 3
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$62 B 270ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$62 B 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$62 B 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$63 C 270ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$63 C 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$63 C 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$64 D 270ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$64 D 300ft 17
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$64 D 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$65 E 270ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$65 E 300ft 3
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$65 E 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
62
Universitas Indonesia
2. Skenario kedua
Microsoft Excel 12.0 Answer Report
Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 3 250.000
Report Created: 20/06/2012 21:57:28
Target Cell (Min)
Cell Name Original Value Final Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 214144918560 214144918560
Adjustable Cells
Cell Name Original Value Final Value
$D$61 A 270ft 0 0
$E$61 A 300ft 0 0
$F$61 A 330ft 15 15
$D$62 B 270ft 0 0
$E$62 B 300ft 0 0
$F$62 B 330ft 0 0
$D$63 C 270ft 0 0
$E$63 C 300ft 0 0
$F$63 C 330ft 0 0
$D$64 D 270ft 0 0
$E$64 D300ft 0 0
$F$64 D 330ft 15 15
$D$65 E 270ft 0 0
$E$65 E 300ft 0 0
$F$65 E 330ft 7 7
Constraints
Cell Name Cell Value Formula Status Slack
$G$74 TOTAL Total 102000 $G$74<=$J$74 Binding 0
$G$75 S2 Total 0 $G$75<=$J$75 Not Binding 66000
$G$76 S3 Total 0 $G$76<=$J$76 Not Binding 60000
$G$77 S4 Total 102000 $G$77<=$J$77 Binding 0
$G$78 S5 Total 46000 $G$78<=$J$78 Not Binding 62000
$G$83 S1 Total 250000 $G$83>=$J$83 Binding 0
$G$92 S1 Total 37 $G$92<=$J$92 Not Binding 3
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Sensitivity Report
Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 3 250.000
Report Created: 20/06/2012 21:57:28
Adjustable Cells
Final Reduced Objective Allowable Allowable
Cell Name Value Cost Coefficient Increase Decrease
$D$61 A 270ft 0 0,28652605 4194326160 1E+30 0,28652605
$E$61 A 300ft 0 0 5033191392 1E+30 0
$F$61 A 330ft 15 0 5872056624 0 1E+30
$D$62 B 270ft 0 988257916,4 5531943201 1E+30 988257916,4
$E$62 B 300ft 0 1185909506 6638331842 1E+30 1185909506
$F$62 B 330ft 0 1383561091 7744720483 1E+30 1383561091
$D$63 C 270ft 0 1100340717 5644026001 1E+30 1100340717
$E$63 C 300ft 0 1320408865 6772831201 1E+30 1320408865
$F$63 C 330ft 0 1540477009 7901636401 1E+30 1540477009
$D$64 D 270ft 0 0,154864668 4253860800 1E+30 0,154864668
$E$64 D 300ft 0 0 5104632960 1E+30 0
$F$64 D 330ft 15 0 5955405120 0 1E+30
$D$65 E 270ft 0 5,475438909 4543685284 1E+30 5,475438909
$E$65 E 300ft 0 3,0712121 5452422339 1E+30 3,0712121
$F$65 E 330ft 7 0 6361159392 0 405754272
Constraints
Final Shadow Constraint Allowable Allowable
Cell Name Value Price R.H. Side Increase Decrease
$G$74 TOTAL Total 102000 -69871,824 102000 46000 62000
$G$75 S2 Total 0 0 66000 1E+30 66000
$G$76 S3 Total 0 0 60000 1E+30 60000
$G$77 S4 Total 102000 -57964,896 102000 46000 62000
$G$78 S5 Total 46000 0 108000 1E+30 62000
$G$83 S1 Total 250000 908737,056 250000 30000 46000
$G$92 S1 Total 37 0 40 1E+30 4,285714286
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Limits Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]Limits Report 3
Report Created: 20/06/2012 21:57:28
Target
Cell Name Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 214144918560
Adjustable
Lower Target
Upper Target
Cell Name Value
Limit Result
Limit Result
$D$61 A 270ft 0
0 2,14145E+11
-2,91038E-15 2,14145E+11
$E$61 A 300ft 0
0 2,14145E+11
-2,42532E-15 2,14145E+11
$F$61 A 330ft 15
15 214144918560
15 214144918560
$D$62 B 270ft 0
0 2,14145E+11
4,285714287 2,37853E+11
$E$62 B 300ft 0
0 2,14145E+11
4,285714287 2,42595E+11
$F$62 B 330ft 0
0 214144918560
4 247336577773
$D$63 C 270ft 0
0 2,14145E+11
4,285714287 2,38334E+11
$E$63 C 300ft 0
0 2,14145E+11
4,285714287 2,43171E+11
$F$63 C 330ft 0
0 214144918560
4 248009074573
$D$64 D 270ft 0
0 2,14145E+11
0 2,14145E+11
$E$64 D 300ft 0
0 2,14145E+11
0 2,14145E+11
$F$64 D 330ft 15
15 214144918560
15 214144918560
$D$65 E 270ft 0
0 2,14145E+11
4,285714284 2,33618E+11
$E$65 E 300ft 0
0 2,14145E+11
4,285714284 2,37512E+11
$F$65 E 330ft 7
7 214144918560
11 241407030240
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
65
Universitas Indonesia
3. Skenario Ketiga
Microsoft Excel 12.0 Answer Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 275.000
Report Created: 20/06/2012 21:59:35
Target Cell (Min)
Cell Name Original Value Final Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 236863344960 236863344960
Adjustable Cells
Cell Name Original Value Final Value
$D$61 A 270ft 0 0
$E$61 A 300ft 0 0
$F$61 A 330ft 15 15
$D$62 B 270ft 0 0
$E$62 B 300ft 0 0
$F$62 B 330ft 0 0
$D$63 C 270ft 0 0
$E$63 C 300ft 0 0
$F$63 C 330ft 0 0
$D$64 D 270ft 0 0
$E$64 D 300ft 0 0
$F$64 D 330ft 15 15
$D$65 E 270ft 0 0
$E$65 E 300ft 0 0
$F$65 E 330ft 10 10
Constraints
Cell Name Cell Value Formula Status Slack
$G$74 TOTAL Total 102000 $G$74<=$J$74 Binding 0
$G$75 S2 Total 0 $G$75<=$J$75
Not Binding 66000
$G$76 S3 Total 0 $G$76<=$J$76
Not Binding 60000
$G$77 S4 Total 102000 $G$77<=$J$77 Binding 0
$G$78 S5 Total 71000 $G$78<=$J$78
Not Binding 37000
$G$83 S1 Total 275000 $G$83>=$J$83 Binding 0
$G$92 S1 Total 40 $G$92<=$J$92 Binding 0
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Sensitivity Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 275.000
Report Created: 20/06/2012 21:59:35
Adjustable Cells
Final Reduced Objective Allowable Allowable
Cell Name Value Cost Coefficient Increase Decrease
$D$61 A 270ft 0 0,007279514 4194326160 1E+30 0,007279514
$E$61 A 300ft 0 0 5033191392 1E+30 0
$F$61 A 330ft 15 0 5872056624 0 1E+30
$D$62 B 270ft 0 988257916,5 5531943201 1E+30 988257916,5
$E$62 B 300ft 0 1185909501 6638331842 1E+30 1185909501
$F$62 B 330ft 0 1383561082 7744720480 1E+30 1383561082
$D$63 C 270ft 0 1100340717 5644026001 1E+30 1100340717
$E$63 C 300ft 0 1320408860 6772831201 1E+30 1320408860
$F$63 C 330ft 0 1540477003 7901636401 1E+30 1540477003
$D$64 D 270ft 0 0,210712583 4253860800 1E+30 0,210712583
$E$64 D 300ft 0 0 5104632960 1E+30 0
$F$64 D 330ft 15 0 5955405120 0 1E+30
$D$65 E 270ft 0 0,177087239 4543685280 1E+30 0,177087239
$E$65 E 300ft 0 0 5452422336 1E+30 0
$F$65 E 330ft 10 0 6361159392 0 405754272
Constraints
Final Shadow Constraint Allowable Allowable
Cell Name Value Price R.H. Side Increase Decrease
$G$74 TOTAL Total 102000 -69871,824 102000 71000 37000
$G$75 S2 Total 0 0 66000 1E+30 66000
$G$76 S3 Total 0 0 60000 1E+30 60000
$G$77 S4 Total 102000 -57964,896 102000 71000 37000
$G$78 S5 Total 71000 0 108000 1E+30 37000
$G$83 S1 Total 275000 908737,056 275000 37000 71000
$G$92 S1 Total 40 0 40 1E+30 0
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Limits Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]Limits
Report 4 Report Created: 20/06/2012
21:59:36
Target
Cell Name Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 236863344960
Adjustable
Lower Target
Upper Target
Cell Name Value
Limit Result
Limit Result
$D$61 A 270ft 0
0 2,36863E+11
0 2,36863E+11
$E$61 A 300ft 0
0 2,36863E+11
0 2,36863E+11
$F$61 A 330ft 15
15 236863344960
15 236863344960
$D$62 B 270ft 0
0 2,36863E+11
13,2 3,09885E+11
$E$62 B 300ft 0
0 2,36863E+11
11 3,09885E+11
$F$62 B 330ft 0
0 236863344960
9 309884995200
$D$63 C 270ft 0
0 2,36863E+11
12 3,04592E+11
$E$63 C 300ft 0
0 2,36863E+11
10 3,04592E+11
$F$63 C 330ft 0
0 236863344960
9 304591656960
$D$64 D 270ft 0
0 2,36863E+11
-2,91038E-15 2,36863E+11
$E$64 D 300ft 0
0 2,36863E+11
-2,42532E-15 2,36863E+11
$F$64 D 330ft 15
15 236863344960
15 236863344960
$D$65 E 270ft 0
0 2,36863E+11
7,4 2,70487E+11
$E$65 E 300ft 0
0 2,36863E+11
6,166666667 2,70487E+11
$F$65 E 330ft 10
10 236863344960
15 270486616032
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
68
Universitas Indonesia
4. Skenario keempat
Microsoft Excel 12.0 Answer Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 1 no PT arutmin
Report Created: 20/06/2012 22:06:26
Target Cell (Min)
Cell Name Original Value Final Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 195986248768 195986248771
Adjustable Cells
Cell Name Original Value Final Value
$D$61 A 270ft 0 0
$E$61 A 300ft 0 0
$F$61 A 330ft 0 0
$D$62 B 270ft 0 2
$E$62 B 300ft 0 0
$F$62 B 330ft 1 0
$D$63 C 270ft 0 0
$E$63 C 300ft 0 0
$F$63 C 330ft 0 0
$D$64 D 270ft 0 3
$E$64 D 300ft 0 0
$F$64 D 330ft 15 13
$D$65 E 270ft 0 22
$E$65 E 300ft 0 0
$F$65 E 330ft 15 0
Constraints
Cell Name Cell Value Formula Status Slack
$G$74 TOTAL Total 0 $G$74<=$J$74 Binding 0
$G$75 S2 Total 10000 $G$75<=$J$75
Not Binding 56000
$G$76 S3 Total 0 $G$76<=$J$76
Not Binding 60000
$G$77 S4 Total 102000 $G$77<=$J$77 Binding 0
$G$78 S5 Total 108000 $G$78<=$J$78 Binding 0
$G$83 S1 Total 220000 $G$83>=$J$83
Not Binding
2,47807E-06
$G$92 S1 Total 40 $G$92=$J$92
Not Binding 0
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
69
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Sensitivity Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 1 no PT arutmin
Report Created: 20/06/2012 22:06:26
Adjustable Cells
Final Reduced Objective Allowable Allowable
Cell Name Value Cost Coefficient Increase Decrease
$D$61 A 270ft 0 0 4194326160 0 1E+30
$E$61 A 300ft 0 0 5033191391 1E+30 0
$F$61 A 330ft 0 2 5872056625 1E+30 2,286383775
$D$62 B 270ft 2 0 5531943198 0 988257918,8
$E$62 B 300ft 0 0,448712551 6638331839 1E+30 0,448712551
$F$62 B 330ft 0 1 7744720480 1E+30 1,212462202
$D$63 C 270ft 0 112082800,3 5644025998 1E+30 112082800,3
$E$63 C 300ft 0 134499359,6 6772831198 1E+30 134499359,6
$F$63 C 330ft 0 156915922 7901636398 1E+30 156915922,1
$D$64 D 270ft 3 0 4253860800 0 0
$E$64 D 300ft 0 0 5104632960 1E+30 0
$F$64 D 330ft 13 0 5955405120 0 2212777279
$D$65 E 270ft 22 0 4543685280 0,011968463 1E+30
$E$65 E 300ft 0 0,157943096 5452422336 1E+30 0,157943096
$F$65 E 330ft 0 0 6361159392 1E+30 0,016755849
Constraints
Final Shadow Constraint Allowable Allowable
Cell Name Value Price R.H. Side Increase Decrease
$G$74 TOTAL Total 0
-267523,4076 0 10000 0
$G$75 S2 Total 10000 0 66000 1E+30 56000
$G$76 S3 Total 0 0 60000 1E+30 60000
$G$77 S4 Total 102000
-255616,4798 102000 10000 14499,99994
$G$78 S5 Total 108000
-197651,5838 108000 10000 55999,99999
$G$83 S1 Total 220000 1106388,64 220000 4142,857131 10000
$G$92 S1 Total 40 0 40 5,000000003 0,828571427
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
70
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Limits Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]Limits Report 5
Report Created: 20/06/2012 22:06:27
Target
Cell Name Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 195986248771
Adjustable
Lower Target
Upper Target
Cell Name Value
Limit Result
Limit Result
$D$61 A 270ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$61 A 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$61 A 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$62 B 270ft 2
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$62 B 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$62 B 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$63 C 270ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$63 C 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$63 C 330ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$64 D 270ft 3
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$E$64 D 300ft 0
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$F$64 D 330ft 13
#N/A #N/A
#N/A #N/A
$D$65 E 270ft 22
22 195986248777
22 195986248777
$E$65 E 300ft 0
0 195986248779
0 195986248779
$F$65 E 330ft 0
0 195986248780
0 195986248780
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
71
Universitas Indonesia
5. Skenario Kelima
Microsoft Excel 12.0 Answer Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 2 no PT kideco
Report Created: 20/06/2012 22:12:12
Target Cell (Min)
Cell Name Original Value Final Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 194771742112 194771742112
Adjustable Cells
Cell Name Original Value Final Value
$D$61 A 270ft 0 0
$E$61 A 300ft 0 0
$F$61 A 330ft 0 15
$D$62 B 270ft 0 0
$E$62 B 300ft 0 0
$F$62 B 330ft 0 2
$D$63 C 270ft 0 0
$E$63 C 300ft 0 0
$F$63 C 330ft 0 0
$D$64 D 270ft 0 0
$E$64 D 300ft 0 0
$F$64 D 330ft 0 0
$D$65 E 270ft 0 0
$E$65 E 300ft 0 0
$F$65 E 330ft 0 16
Constraints
Cell Name Cell Value Formula Status Slack
$G$74 TOTAL Total 102000 $G$74<=$J$74 Binding 0
$G$75 S2 Total 10000 $G$75<=$J$75
Not Binding 56000
$G$76 S3 Total 0 $G$76<=$J$76
Not Binding 60000
$G$77 S4 Total 0 $G$77<=$J$77 Binding 0
$G$78 S5 Total 108000 $G$78<=$J$78 Binding 0
$G$83 S1 Total 220000 $G$83>=$J$83 Binding 0
$G$92 S1 Total 33 $G$92<=$J$92
Not Binding 7
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
72
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Sensitivity Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]skenario 2 no PT kideco
Report Created: 20/06/2012 22:12:12
Adjustable Cells
Final Reduced Objective Allowable Allowable
Cell Name Value Cost Coefficient Increase Decrease
$D$61 A 270ft 0 0 4194326160 1E+30 0
$E$61 A 300ft 0 0 5033191392 1E+30 0
$F$61 A 330ft 15 0 5872056624 0 1E+30
$D$62 B 270ft 0 0 5531943201 1E+30 0
$E$62 B 300ft 0 0 6638331839 1E+30 0
$F$62 B 330ft 1 0 7744720480 0 0
$D$63 C 270ft 0 112082796,1 5644025998 1E+30 112082796,1
$E$63 C 300ft 0 134499358,5 6772831198 1E+30 134499358,5
$F$63 C 330ft 0 156915918 7901636398 1E+30 156915917,7
$D$64 D 270ft 0 0,363854804 4253860800 1E+30 0,363854804
$E$64 D 300ft 0 4,843693902 5104632962 1E+30 4,843693902
$F$64 D 330ft 0 0 5955405118 0,509396726 1E+30
$D$65 E 270ft 0 0 4543685280 1E+30 0
$E$65 E 300ft 0 0 5452422336 1E+30 0
$F$65 E 330ft 15 0 6361159392 0 1E+30
Constraints
Final Shadow Constraint Allowable Allowable
Cell Name Value Price R.H. Side Increase Decrease
$G$74 TOTAL Total 102000 -267523,408 102000 10000 56000
$G$75 S2 Total 10000 0 66000 1E+30 56000
$G$76 S3 Total 0 0 60000 1E+30 60000
$G$77 S4 Total 0
-255616,4804 0 9999,999999 0
$G$78 S5 Total 108000 -197651,584 108000 10000 56000
$G$83 S1 Total 220000 1106388,64 220000 56000 10000
$G$92 S1 Total 33 0 40 1E+30 7
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Microsoft Excel 12.0 Limits Report Worksheet: [optimasi pasokan batubara pada PLTU Indramayu.xlsx]Limits Report 6
Report Created: 20/06/2012 22:12:13
Target
Cell Name Value
$G$49 total minimal biaya (Rp) 194771742112
Adjustable
Lower Target
Upper Target
Cell Name Value
Limit Result
Limit Result
$D$61 A 270ft 0
0 1,94772E+11
-2,91038E-15 1,94772E+11
$E$61 A 300ft 0
0 1,94772E+11
-2,42532E-15 1,94772E+11
$F$61 A 330ft 15
15 194771742112
15 194771742112
$D$62 B 270ft 0
0 1,94772E+11
8,571428575 2,42188E+11
$E$62 B 300ft 0
0 1,94772E+11
8,571428575 2,51672E+11
$F$62 B 330ft 2
1 194771742112
9 256729505952
$D$63 C 270ft 0
0 1,94772E+11
8,571428575 2,43149E+11
$E$63 C 300ft 0
0 1,94772E+11
8,571428575 2,52825E+11
$F$63 C 330ft 0
0 194771742112
9 262500054112
$D$64 D 270ft 0
0 1,94772E+11
0 1,94772E+11
$E$64 D 300ft 0
0 1,94772E+11
0 1,94772E+11
$F$64 D 330ft 0
0 194771742112
0 194771742112
$D$65 E 270ft 0
0 1,94772E+11
0 1,94772E+11
$E$65 E 300ft 0
0 1,94772E+11
0 1,94772E+11
$F$65 E 330ft 16
15 194771742112
15 194771742112
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
74
Universitas Indonesia
Lampiran 4
International Coal Price
Sumber : EcoalChina, 2012
1. Australian Coal Price
Coal Type Qnet,ar Mt (%)
Vdaf (%)
Ad (%)
St, d (%)
Price (USD/ton)
Price Term
Delivery Place
Australian Coal 5534 17.3 10.23 26.85 0.33 113 CIF Xinsha Wharf
Australian Coal 4900 10 12 23 <1 107 CIF Xinsha Wharf
Australian Coal 5700 9 18 28 <1 116 CIF Hongshengsha
Wharf
2. North Korea Coal Price
Coal Type Qnet,ar Mt (%)
Vdaf (%)
Ad (%)
St, d (%)
Price (USD/ton)
Price Term
Delivery Place
Anthracite >5500 8 21 <0.3 110 CIF Shanghai
Port
Anthracite 5800-6000 8 <10 16 0.3 118-121 CIF Dadong
Port
Anthracite >6800 <10 13 <0.5 146-159 CIF Jingtang
Port
3. Vietnam Coal Price
Coal Type
Qnet,ar (kcal/kg) Qgr,ad (kcal/kg) Mt
(%) Vdaf (%)
Ad (%)
St, d (%)
Price (USD/ton)
Price Term
Delivery Place
Vietnam 11C
4600 9 5.5 39 0.8 91 CIF Xingang Wharf
Vietnam 11B
4500 9 6.8 37.5 0.4 102 CIF Xinnanzhou
Wharf
Vietnam 11B
4600 9.5 6.76 38.96 0.32 105 CIF Haiteng Wharf
Vietnam Hohgay
11A
5300 9 6-8 34 0.6 110 CIF Xinsha Wharf
Vietnam 10B2
5900 6-8 26 0.6 129 CIF Haixinsha
Wharf
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
75
Universitas Indonesia
4. Indonesian Coal Price
Coal Type Qnet,ar Mt (%)
Vdaf (%)
Ad (%)
St, d (%)
Price (USD/ton)
Price Term
Delivery Place
Indonesian Coal
4000-3800
37 43 8 1 73-75 CIF
Big ports in the South or Rizhao
Port
Indonesian Coal
4500-4300
33 43 8 1 87-90 CIF
Big ports in the South or Rizhao
Port
Indonesian Coal
5000-4800
25 38 1.2 1 93-95 CIF
Big ports in the South or Rizhao
Port
Indonesian Coal
5500-5300
18 38 1.2 1 100-109 CIF
Big ports in the South or Rizhao
Port
Indonesian Coal
6000-5800
7 42 12 1 124-125 CIF
Big ports in the South or Rizhao
Port
5. Rusian Coal Price
Coal Type Qnet,ar Vdaf (%)
Ad (%)
St, d (%)
Price (USD/ton)
Price Term
Delivery Place
Meager Lean Coal 5500 <25 15 1 100-110 CIF Shanghai Port
Thermal Coal 5500 25 17 <1 100-110 CIF
Qinhuangdao Port
Raw Coal 5500 >20 18 <1 100-110 CIF Lianyungang
Port
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
76
Universitas Indonesia
Pemodelan dan..., Febri Aditya Rachman, FT UI, 2012
Recommended