Universitas Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

PROFIL GENOTIPE fimA DAN INSERTION SEQUENCE IS1126 PADA PORPHYROMONAS GINGIVALIS SEROTIP- K1 DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEDALAMAN POKET PERIODONTAL

Bidang Unggulan Gnome Technology ARIADNA ADISSATTYA DJAIS N I P : 131286219

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Abstrak Porphyromonas gingivalis adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang, blackpigmented, anaerob, dan non-motile. Sebagai spesies yang predominan di dalam poket periodontal, keberadaanya akan meningkatkan resiko terjadinya periodontitis kronis. Beberapa molekul, seperti LPS, kapsul, dan outermembrane proteins, telah diketahui berkorelasi dengan sifat virulen P. gingivalis. Akan tetapi, interaksi bakteri ini dengan komponen inang dan dampaknya terhadap jaringan periodontal, belum sepenuhnya difahami. Misalnya, masih perlu ditelaah, apakah molekul polisakharida atau komponen protein P. gingivalis yang memicu respons inflamasi inang, dari gingivitis dan berlanjut menjadi periodontitis?. Dari kepustakaan dapat diketahui, di antara 6 serogrup P. gingivalis, serotipe-K1 merupakan strain virulen. Selain kapsul, karakter fenotip varian ini juga dihubungkan dengan antigen fimbriae. Namun belum diketahui dan perlu dikaji secara ilmiah tentang keterkaitan antara karakter virulen P. gingivalis serotipe-K1 dengan keberadaan transposable elements, karena 3 insertion sequence element (IS) telah diidentifikasi dalam genomee P. gingivalis W83 (www.oralgene.lanl.gov). Diasumsikan, mobile element tersebut dapat pula diidentifikasi dalam genome P. gingivalis isolat klinik, dan keberadaannya akan mempengaruhi prilaku bakteri ini pada ekosisitem di dalam mulut. Berdasarkan latar belakang dan asumsi tersebut, maka hipotesis riset ini adalah: patogenesitas penyakit periodontal yang secara klinik dicerminkan dengan bertambahnya kedalaman poket gingiva, berhubungan dengan keragaman genotip fim A dan insertion sequence element (IS1126) P. gingivalis serotipe-K1. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan hubungan antara polimorfisme gen fimA dan genotip IS1126 pada populasi P. gingivalis serotipe K1, dengan kedalaman poket periodontal (< 4mm dan >4mm). Tujuan riset akan dicapai dengan cara: (1). Mendeterminasi prevalensi genotip fimA dan IS1126 P. gingivalis pada indifidu dengan atau tanpa penyakit periodontal. (2). Menganalisis hubungan antara variasi genetik kedua determinan tersebut dengan kedalaman poket periodontal. Hasil penelitian ini akan menambah pemahaman tentang peran P. gingivalis dalam host-bacteria interaction dan membantu upaya pengembangan metode pencegahan penyakit periodontal, melalui pendekatan imunoterapi.

Pendahuluan Latar belakang Penyakit periodontal merupakan kerusakan jaringan penyanggah gigi pada orang dewasa, dan bersifat kronis. Penyakit periodontal diawali dengan gingivitis, dan pada stadium lanjut mengakibatkan kerusakan tulang alveolar, jaringan ikat gingiva dan periodontal ligamen, serta pembentukan poket gingiva. Stadium akhir ini lebih umum dikenal sebagai periodontitis[1]. Gingivitis dan periodontitis mencerminkan bentuk klinis dari proses inflamasi yang diinduksi oleh dental biofilm. Dan pada beberapa kasus, penyakit periodontal diketahui berdampak pada kondisi sistemik, seperti penyakit kardiovaskular [2]. Meskipun mekanisme patogenesis periodontitis belum jelas diketahui, konsep saat ini menyebutkan; kerusakan jaringan periodontal lebih disebabkan oleh ketidak-seimbangan host-bacterial ecosystem di daerah subgingival [3]. Teori lain menyebutkan, kerusakan jaringan periodontal lebih disebabkan oleh respons protektif dan defensif inang, yang dipicu oleh spesies bakteri yang membentuk biofilm di daerah subgingiva [4]. Dari aspek imunologi, patogenesis penyakit periodontal sejak stadium awal sebenarnya lebih ditentukan oleh kerentanan inang (host factor) dan keragaman antigen bakteri (bacterial factor). Namun demikian, karena dental biofilm melibatkan berbagai strain bakteri mulut, maka peran antigen bakteri sebagai pemicu penyakit periodontal masih belum spenuhnya difahami. Ruang lingkup riset Salah satu spesies bakteri yang telah diketahui berkontribusi dalam progresifitas penyakit periodontal, adalah Porphyromonas gingivalis [5]. Sebagai periodontopatogen, bakteri ini lebih sering dideteksi pada poket periodontal yang dalam, baik pada kasus periodontitis marginalis maupun periodontitis apikalis. Dalam jumlah yang lebih sedikit, bakteri ini dapat pula diisolasi dari plak gigi di daerah sulkus gingiva sehat [6]. Fenomena ini mengindikasikan, bahwa di dalam mulut terdapat beberapa subpopulasi P. gingivalis dengan fenotip yang variatif. P. gingivalis merupakan bakteri Gram-negative, anaerob, non-motile, asaccharolytic, dan black pigmented rod. Bakteri ini mengekspresikan beberapa faktor virulen, seperti kapsul, fimbriae and enzim proteolitik (gingipains) [7]. Akan tetapi, karakter virulensi P. gingivalis bisa berbeda, baik pada tingkat genotipe maupun pada ekspresi fenotip dari

gen yang mengekpresikan sifat virulen tersebut [8-10] . Dengan demikian, sifat virulen bakteri ini dapat dipelajari berdasarkan polimorfisme fenotip maupun genotipnya.Berdasarkan

polimorfisme kapsul bakteri, terdapat 6 serotipe P. gingivalis yang telah

diidentifikasi saat ini. Dari enam serotipe tersebut, serotype K1 merupakan strain yang paling imunogenik [11], dan keberadaanya dalam oral environment dapat dikonfirmasi dengan menggunakan teknik PCR [12]. Di pihak lain, keragaman genotipe fimA sering dimanfaatkan untuk mempelajari aktifitas gen penyandi protein fimbriae (FimA) tersebut dalam mekanisme periodontitis kronis [9, 13]. Dari 6 genotipe fimA, strain virulen ditemukan pada P.gingivalis dengan tipe gen fimA Ib, II, IV, dan V [14]. Selain itu, sifat virulen P. gingivalis yang unik dapat pula dihubungkan dengan keberadaan 3 insertion sequence (IS) dalam genome P. gingivalis W83 (www.oralgene.lanl.gov), karena transposisi mobile elemen, dapat mengakibatkan inaktivasi gen atau sebaliknya transkripsi dorman genes, bahkan genomic rearrangement insertion sequence pada genome P. gingivalis (IS1126) mengkonversi fungsi gen [17]. Tujuan dan signifikansi riset Berdasarkan pemikiran, bahwa transposable element berperan dalam regulasi aktifitas gen, maka diasumsikan; terdapat perbedaan strain P. gingivalis yang mendominasi populasi spesies ini di dalam poket periodontal, dengan gejala klinik periodontitis yang juga berbeda. Dengan demikian, tujuan riset ini adalah untuk menganalisis hubungan antara polimorfisme gen fimA dan insertion sequence IS1126 dalam populasi P. gingivalis serotipe K1, dengan kedalaman poket periodontal, yang merefleksikan derajat kerusakan jaringan periodontal. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada prognosis perawatan penyakit periodontal, berdasarkan prediksi kecendrungan seseorang untuk menderita penyakit periodontal kronis, dengan menggunakan marker genotip sebagai indikator virulensi P. gingivalis. Studi literatur Penyakit periodontal dan Porphyromonas gingivalis . Jaringan periodontium terdiri atas gingiva, periodontal ligamen, sementum, dan tulang alveolar. Inflamasi dan perubahan patologis pada komponen jaringan periodontium, secara kolektif disebut penyakit periodontal. Secara garis besar, bentuk klinis penyakit periodontal terdiri atas gingivitis [15, 16]. Salah satu telah diketahui dapat

dan periodontitis, yang masing-masing dapat lagi dikelompokkan sesuai dengan aktifitas dan derajat kerusakan jaringan lunak maupun jaringan keras periodontal [18].Berbagai faktor resiko berkontribusi dalam patogenesis penyakit periodontal, seperti kebersihan mulut yang buruk, penyakit sistemik, kerentanan yang terkait genetik, dan kebiasaan merokok. Faktor resiko tersebut pada dasarnya hanya memungkinkan terjadinya modifikasi terhadap respon inang (host response) dan/ atau komposisi mikroorganisme, khususnya mikrobiota di dalam poket periodontal [19].Kerusakan jaringan periodontal sebenarnya merupakan konsekuensi dari reaksi inflamasi sebagai respon terhadap kolonisasi bakteri yang membentuk biofilm pada environmen subgingiva [20].

Lebih dari 300 spesies bakteri dapat ditemukan sebagai mikrobiota di daerah subgingiva, dan hanya beberapa spesies yang telah diketahui terlibat dalam proses inisiasi dan progresifitas penyakit periodontal [21]. Di antara bakteri tersebut, P. gingivalis telah diketahui sebagai spesies yang berperan dalam patogenesis periodontitis kronis dan advanced adult periodontitis [22]. Bakteri ini diasosiasikan dengan periodontitis, karena pada kondisi tertentu mengekspresikan faktor virulen, yaitu molekul yang berpartisipasi dalam host-bacteria interactions dan berperan dalam mekanisme penghindaran terhadap host surveilance systems [23]. Dibandingkan dengan bakteri mulut yang lain, profil genetik P. gingivalis sangat variatif, sehingga kapasitas setiap strain untuk menyebabkan kerusakan jaringan lunak periodontal maupun destruksi tulang alveolar, sangat beragam [24]. Dengan kata lain, tingkat virulen P. gingivalis juga ditentukan oleh fenotip strain yang survive sebagai patogen di daerah periodontal. Sifat virulen bakteri ini dapat dipelajari, antara lain dengan mengamati ekspresi fenotip seperti morfologi koloni, aktifitas biokimia, produksi enzim, kerentanan terhadap antibiotik, fimbriae, antigenisitas molekul, pembentukan kapsul dan adherence pada berbagai sel inang (sel epitel, fibroblast, neutrofil, dll) [7]. Akan tetapi, karakter fenotip berdasarkan reaksi biokimia, produksi enzim, dan sensisitifitas terhadap antibiotik, ditemukan relative homogen di antara berbagai strain virulen P. gingivalis. Sebaliknya, morfologi koloni, sifat antigenik, pembentukan kapsul, dan kapasitas adhesion pada sel inang (sel epitel, eritrosit, dan netrofil) sangat variatif [25]. Informasi ini menjelaskan, bahwa genotip setiap strain P. gingivalis sangat menentukan virulensi bakteri. Dan keragaman genotip bakteri ini sulit dibedakan berdasarkan uji fenotip.

Saat ini terdapat 6 serotipe (K1-K6) dan K negatif isolat yang telah identifikasi berdasarkan capsular K-antigen P. gingivalis [26]. K-antigen merupakan molekul exopolysaccharides dengan komposisi polisakharida yang variatif dari satu strain ke strain lainnya [27]. Dari hasil uji pada hewan model diketahui, bahwa kapsul merupakan antigen virulen [28], dan capsular polysaccharides (CPS) yang dipurifikasi dari P. gingivalis serotipe K1 merupakan imunogen yang paling efektif untuk menginduksi respon inflamasi makrofag pada mencit [29]. Karena serotip ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik PCR [12], maka distribusi genotip dan dinamika populasi serotipe K1 P. gingivalis dapat dimonitor, misalnya untuk studi epidemiologi penyakit periodontal dalam suatu komunitas atau pada kelompok indifidu dalam suatu wilayah tertentu. Dari kepustakaan dapat diketahui, bahwa perbedaan sifat virulen strain P. gingivalis, lebih tepat dideterminasi pada level DNA. Dan berbagai teknik molekuler, seperti restriction fragment length polymorphism (RFLP), random amplified polymorphic DNA (RAPD), dan arbitrarily primed polymerase chain reaction (AP-PCR), dapat dipergunakan untuk mengevaluasi keragaman sekuens DNA pada kromosom P. gingivalis [30, 31]. Namun demikian, dari penelusuran literatur dapat disimpulkan, oportunitas sifat virulen bakteri ini mungkin lebih disebabkan oleh ekspresi gen tertentu, yang diinduksi oleh faktor environment di dalam mulut dan faktor inang [32]. Fimbriae. Dari berbagai faktor virulen P.gingivalis, fimbriae merupakan determinan yang penting, dan sifat imunogeniknya sangat variatif di antara berbagai strain P. gingivalis [33]. Peran penting fimbriae adalah sebagai adhesion molecule ketika bakteri berinteraksi dengan sel epitel oral, fibroblas periodontal ligamen, sel endotel, extracellular matrix protein, salivary proteins, dan juga dengan spesies bakteri oral yang lain [34]. Kapasitas fimbriae untuk berinteraksi dengan sel epitel oral merupakan langkah awal survival P. gingivalis di daerah poket gingiva, yang berakibat pada inflamasi jaringan periodontal, termasuk resorbsi tulang alveolar [35]. Lee dkk., [36] pertama kali melaporkan keragaman protein FimA, dan mengelompokkan strain P. gingivalis ke dalam 4 grup berdasarkan sekuens N-terminal asam amino. Selanjutnya, dari berbagai studi epidemiologi dapat disimpulkan, profil gen fimA P. gingivalis dapat dimanfaatkan untuk menentukan variasi strain P. gingivalis yang terlibat dalam mekanisme biologi penyakit periodontal [13]

Insertion sequences . Insertion sequence (IS) adalah transposable element ( 800 2500 bp), yang mengandung sekuens DNA (open reading frame) penyandi transposase, yaitu protein yang memungkinkannya berpindah lokasi (transposisi), baik di dalam genome bakteri itu sendiri atau dari satu genome bakteri ke genome bakteri lainnya [37]. Keberadaan transposable element di dalam genome memungkinkan bakteri beradaptasi terhadap perubahan environment [38]. Saat ini terdapat tiga IS (IS1126, PGIS2, dan IS195) yang telah diidentifikasi dalam genome P. gingivalis W83 [15, 39]. Dari ketiganya, IS1126 merupakan mobile element yang posisinya relative stabil di dalam genome [40], sehingga polimorfisme genotipnya (berdasarkan profil RFLP) lebih memungkinkan untuk digunakan sebagai faktor pembeda strain P. gingivalis, khususnya dalam studi epidemiologi penyakit periodontal [38, 41] Metodologi Riset Penelitian ini dirancang untuk menjawab pertanyaan riset; apakah terdapat hubungan antara profil genotip P. gingivalis serotipe K-1 (yang direpresentasikan oleh gen fimA dan Insertion sequence IS1126), dengan kedalaman poket periodontal (< 4mm dan > 4mm), yang merupakan manifestasi keparahan penyakit periodontal. Dengan demikian, sistematika (kerangka konsep) penelitian ini, sbb: Penderita Periodontitis

< 4mm Poket Periodontal > 4mm Polimofisme genotip

fimA IS1126

P.gingvalis serotype K-1 A B

Bagan di atas menjelaskan, hubungan antara perbedaan faktor lingkungan (kedalaman poket) (A) dan pengaruhnya terhadap kemungkinan survival berbagai klon P. gingivalis serotipe K1 (B), di dalam poket periodontal yang dalam penelitian ini akan identifikasi berdasarkan profil genotip fimA dan IS1126. Di asumsikan, terdapat klon tertentu P. gingivalis (serotipe K1) yang ditemukan sebagai strain dominan, masing-masing pada

poket periodontal yang berbeda. Selanjutnya, probabilitas ditemukannya satu genotip atau kombinasi genotip dalam setiap poket periodontal, akan dianalisis dengan menggunakan ods ratio.

Metode kerja Subjek penelitian adalah pasien yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKGUI untuk mendapatkan perawatan periodontologi. Subjek akan dibagi menjadi 2 grup. Grup 1; pasien tanpa indikasi klinis penyakit periodontal, dan dengan kedalaman poket periodontal < 4mm. Grup 2; pasien dengan penyakit periodontal, dan kedalaman poket periodontal, baik < 4mm maupun > 4mm. Dari setiap subjek akan dikoleksi plak subgingiva, baik yang berada di permukaan bukal maupun pada permukaan lingual. Semua sample plak subgingiva akan dikumpulkan dengan menggunakan ekskavator sterildan disatukan (pooled) dalam Ependorf tube berisi 1 ml PBS steril. Dengan demikian, setiap satu sampel hanya dikoleksi dari satu subjek. Untuk isolasi DNA dan kultur bakteri,

sampel plak akan dihomogenisasi (vortex) dan dilakukan pengenceran (10X). Selanjutnya, sebanyak 100l dari larutan sampel tersebut akan ditungkan dan di sebarkan ke atas medium Brain-heart infusion blood agar plate, yang diperkaya dengan haemin (5g/ml) dan menadione (1g/ml). Medium agar tersebut dan dikeram pada suasana anaerob (80% N2, 10% H2, dan 10% CO2) selama 4 X 24 jam. Bakteri yang tumbuh sebagai black-picgmented colonies, akan dipilih secara random (4-5 koloni) dan dibiak kembali dalam medium cair (Brain heart infusion broth), sebelum dilakukan isolasi genomic DNA dengan menggunakan prosedur standard [42]. Selanjutnya, ferifikasi P. gingvalis akan dilakukan dengan menggunakan teknik PCR [43, 44], dan sebagai kontrol positip akan digunakan P. gingivalis ATCC 33277. Genotiping berdasarkan profil gene fimA dan insertion sequence IS1126, masing-masing akan dilakukan sesuai dengan metode yang dilaporkan oleh Beikler [13] dan Park [41]. Selanjutnya, analisis hubungan genotip P. gingivalis dan kedalaman poket periodontal akan dilakukan dengan menggunakan metode statistik uji chi square dan ods ratio.

Jadwal Riset Aktifitas 1 Pengumpulan sampel Juni - Agustus 2009 Mg II Mg III Waktu

Plak subgingiva dikoleksi dari 20 orang dengn/tanpa penyakit periodontal

2

Kerja Lab *Penentuan serotipe K1 (teknik PCR) *Genotiping (fimA) dan IS1126 masing-masing dengan menggunakan PCR teknik RFLP-

Agustus Desember 2009 Mg IV Mg III

3

Analisis data dan uji statistik

Desember 2009 - Feberuari 2010 Mg IV - Mg IV

4

Persiapan seminar dan laporan akhir

Maret - April 2010 Mg I Mg IV

Kepustakaan 1. Genco, R.J., Host responses in periodontal diseases: current concepts. J Periodontol, 1992. 63(4 Suppl): p. 338-55. 2. Meurman, J.H., M. Sanz, and S.J. Janket, Oral health, atherosclerosis, and cardiovascular disease. Crit Rev Oral Biol Med, 2004. 15(6): p. 403-13. 3. Marsh, P.D., Are dental diseases examples of ecological catastrophes? Microbiology, 2003. 149(Pt 2): p. 279-94. 4. Socransky, S.S. and A.D. Haffajee, The bacterial etiology of destructive periodontal disease: current concepts. J Periodontol, 1992. 63(4 Suppl): p. 322-31. 5. Darveau, R.P., A. Tanner, and R.C. Page, The microbial challenge in periodontitis. Periodontol 2000, 1997. 14: p. 12-32. 6. Haffajee, A.D. and S.S. Socransky, Microbial etiological agents of destructive periodontal diseases. Periodontol 2000, 1994. 5: p. 78-111. 7. Holt, S.C., et al., Virulence factors of Porphyromonas gingivalis. Periodontol 2000, 1999. 20: p. 168-238. 8. Evans, R.T., et al., Periodontopathic potential of two strains of Porphyromonas gingivalis in gnotobiotic rats. Arch Oral Biol, 1992. 37(10): p. 813-9. 9. Amano, A., et al., Prevalence of specific genotypes of Porphyromonas gingivalis fimA and periodontal health status. J Dent Res, 2000. 79(9): p. 1664-8. 10. Baker, P.J., M. Dixon, and D.C. Roopenian, Genetic control of susceptibility to Porphyromonas gingivalis-induced alveolar bone loss in mice. Infect Immun, 2000. 68(10): p. 5864-8. 11. Lepine, G. and A. Progulske-Fox, Duplication and differential expression of hemagglutinin genes in Porphyromonas gingivalis. Oral Microbiol Immunol, 1996. 11(2): p. 65-78. 12. Brunner, J., W. Crielaard, and A.J. van Winkelhoff, Analysis of the capsular polysaccharide biosynthesis locus of Porphyromonas gingivalis and development of a K1-specific polymerase chain reaction-based serotyping assay. J Periodontal Res, 2008. 43(6): p. 698-705. 13. Beikler, T., et al., Prevalence of Porphyromonas gingivalis fimA genotypes in Caucasians. Eur J Oral Sci, 2003. 111(5): p. 390-4.

14. Nakano, K., et al., Comparison of inflammatory changes caused by Porphyromonas gingivalis with distinct fimA genotypes in a mouse abscess model. Oral Microbiol Immunol, 2004. 19(3): p. 205-9. 15. Wang, C.Y., V.C. Bond, and C.A. Genco, Identification of a second endogenous Porphyromonas gingivalis insertion element. J Bacteriol, 1997. 179(11): p. 3808-12. 16. Aduse-Opoku, J., et al., Identification and characterization of the capsular polysaccharide (K-antigen) locus of Porphyromonas gingivalis. Infect Immun, 2006. 74(1): p. 449-60. 17. Simpson, W., et al., Transposition of the endogenous insertion sequence element IS1126 modulates gingipain expression in Porphyromonas gingivalis. Infect Immun, 1999. 67(10): p. 5012-20. 18. Armitage, G.C., Development of a classification system for periodontal diseases and conditions. Ann Periodontol, 1999. 4(1): p. 1-6. 19. Darby, I.B., et al., Microbial comparison of smoker and non-smoker adult and earlyonset periodontitis patients by polymerase chain reaction. J Clin Periodontol, 2000. 27(6): p. 417-24. 20. McCulloch, C.A., Host enzymes in gingival crevicular fluid as diagnostic indicators of periodontitis. J Clin Periodontol, 1994. 21(7): p. 497-506. 21. Preshaw, P.M., R.A. Seymour, and P.A. Heasman, Current concepts in periodontal pathogenesis. Dent Update, 2004. 31(10): p. 570-2, 574-8. 22. Van Winkelhoff, A.J. and K. Boutaga, Transmission of periodontal bacteria and models of infection. J Clin Periodontol, 2005. 32 Suppl 6: p. 16-27. 23. Holt, S.C. and J.L. Ebersole, Porphyromonas gingivalis, Treponema denticola, and Tannerella forsythia: the "red complex", a prototype polybacterial pathogenic consortium in periodontitis. Periodontol 2000, 2005. 38: p. 72-122. 24. Baker, P.J., et al., Heterogeneity of Porphyromonas gingivalis strains in the induction of alveolar bone loss in mice. Oral Microbiol Immunol, 2000. 15(1): p. 27-32. 25. Yoshino, T., et al., Genotypic characterization of Porphyromonas gingivalis isolated from Swedish patients with periodontitis and from periodontal abscesses. Oral Microbiol Immunol, 2007. 22(3): p. 195-200. 26. Laine, M.L., B.J. Appelmelk, and A.J. van Winkelhoff, Novel polysaccharide capsular serotypes in Porphyromonas gingivalis. J Periodontal Res, 1996. 31(4): p. 278-84. 27. Laine, M.L., B.J. Appelmelk, and A.J. van Winkelhoff, Prevalence and distribution of six capsular serotypes of Porphyromonas gingivalis in periodontitis patients. J Dent Res, 1997. 76(12): p. 1840-4.

28. Laine, M.L. and A.J. van Winkelhoff, Virulence of six capsular serotypes of Porphyromonas gingivalis in a mouse model. Oral Microbiol Immunol, 1998. 13(5): p. 322-5. 29. d'Empaire, G., M.T. Baer, and F.C. Gibson, 3rd, The K1 serotype capsular polysaccharide of Porphyromonas gingivalis elicits chemokine production from murine macrophages that facilitates cell migration. Infect Immun, 2006. 74(11): p. 6236-43. 30. Frandsen, E.V., et al., Evidence of recombination in Porphyromonas gingivalis and random distribution of putative virulence markers. Infect Immun, 2001. 69(7): p. 4479-85. 31. Koehler, A., et al., Multilocus sequence analysis of Porphyromonas gingivalis indicates frequent recombination. Microbiology, 2003. 149(Pt 9): p. 2407-15. 32. Enersen, M., et al., Multilocus sequence typing of Porphyromonas gingivalis strains from different geographic origins. J Clin Microbiol, 2006. 44(1): p. 35-41. 33. Ogawa, T., et al., Humoral immune response to Bacteroides gingivalis fimbrial antigen in mice. Immunology, 1990. 69(1): p. 8-13. 34. Hamada, S., et al., The importance of fimbriae in the virulence and ecology of some oral bacteria. Oral Microbiol Immunol, 1998. 13(3): p. 129-38. 35. Weinberg, A., et al., Role of fimbriae in Porphyromonas gingivalis invasion of gingival epithelial cells. Infect Immun, 1997. 65(1): p. 313-6. 36. Lee, J.Y., et al., Porphyromonas (Bacteroides) gingivalis fimbrillin: size, aminoterminal sequence, and antigenic heterogeneity. Infect Immun, 1991. 59(1): p.383-9. 37. Mahillon, J., C. Leonard, and M. Chandler, IS elements as constituents of bacterial genomes. Res Microbiol, 1999. 150(9-10): p. 675-87. 38. Lewis, J.P. and F.L. Macrina, IS195, an insertion sequence-like element associated with protease genes in Porphyromonas gingivalis. Infect Immun, 1998. 66(7): p. 3035-42. 39. Maley, J. and I.S. Roberts, Characterisation of IS1126 from Porphyromonas gingivalis W83: a new member of the IS4 family of insertion sequence elements. FEMS Microbiol Lett, 1994. 123(1-2): p. 219-24. 40. Dong, H., et al., Genomic loci of the Porphyromonas gingivalis insertion element IS1126. Infect Immun, 1999. 67(7): p. 3416-23. 41. Park, O.J., et al., Use of insertion sequence element IS1126 in a genotyping and transmission study of Porphyromonas gingivalis. J Clin Microbiol, 2004. 42(2): p. 535-41. 42. Rantakokko-Jalava, K. and J. Jalava, Optimal DNA isolation method for detection of bacteria in clinical specimens by broad-range PCR. J Clin Microbiol, 2002. 40(11): p. 4211-7.

43. Matto, J., et al., Detection of Porphyromonas gingivalis from saliva by PCR by using a simple sample-processing method. J Clin Microbiol, 1998. 36(1): p. 157-60. 44. Ashimoto, A., et al., Polymerase chain reaction detection of 8 putative periodontal pathogens in subgingival plaque of gingivitis and advanced periodontitis lesions. Oral Microbiol Immunol, 1996. 11(4): p. 266-73.

RANCANGAN BIAYA RISET Periset Utama/Penanggung jawab: drg. Ariadna Adisattya Djais M.Biomed, PhD.

Judul Riset: Profil Genotip fimA dan Insertion sequence IS1126 pada P. gingivalis Serotipe-K1 dan Hubungannya dengan kedalaman poket periodontalRekapitulasi BiayaNo. 1. 2. 3. 4. 5. Uraian Gaji dan upah Bahan Habis Pakai Seminar/Perjalanan ATK dan Laporan Biaya Pengelolaan Jumlah Biaya Jumlah (Rp) 23.500.000 48.000.000 20.000.000 3.500.000 5.000.000 100.000.000 Prosentase 23.5% 48.0% 20.0% 3.5% 5.0% 100.0%

1. Gaji dan UpahNo. 1. 2. 3. 4. Pelaksana Kegiatan Peneliti Utama Anggota Peneliti Tenaga Pendukung Tenaga Administrasi Jumlah

( 2 0 - 40 % )Jumlah Personil 1 1 2 1 Jumlah Jam/Bulan 48 30 15 10 Upah (Rp)/jam 25.000 25.000 10.000 10.000 Jumlah Bulan 10 10 10 10 Total Biaya (Rp) 12.000.000 7.500.000 3 000.000 1.000.000 23.500.000 Volume 3 2 1 1 boks 1000 200 200 100 pak 2 botol 2 botol 1 botol 5 rol 1 tabung 3 botol 500 tablet 100 tablet 200 pack 1 gulung 3 galon 10 set 10 set 5 set

2. Bahan Habis Pakai (30 - 50 %)No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Nama Bahan Medium biakan agar bakteri Medium biakan cair bakteri Medium transport bakteri Cawan petri Ependorf tub Falcon tube Tube 15 ml Tip pipet berbagai ukuran Agarose TAE Buffer Etidium bromida kertas printer GelDoc Tabung gas dan gas CO2 Buffer Southern Blot PBS Ringer tablet Gaspack Nitriselulose membrane Milli Q water Primers PCR mix Enzim restriksi Jumlah Biaya Biaya satuan Rp. 1000.000,Rp. 1000.000,Rp. 1000.000,Rp. 3 000,Rp. 1000,Rp. 6000,Rp. 5000,Rp. 10000,Rp. 1.000.000,Rp. 1000.000,Rp. 1000.000,Rp 300.000,Rp. 3.000.000,Rp. 1.000.000,RP. 2.000,Rp. 8.000,Rp. 6000,Rp. 1.000.000,Rp. 800.000,Rp. 760.000,Rp. 700.000,Rp 560.000,Biaya Rp. 3000.000,Rp. 2000.000,Rp. 1000.000,Rp 1500.000,Rp. 1000.000,Rp. 1200.000,Rp. 1000.000,Rp. 1000.000,Rp. 2000.000,Rp. 2000.000,Rp. 1000.000,Rp. 1500.000,Rp. 3000.000,Rp. 3000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 800.000,Rp. 1.200.000,Rp. 1.000.000,Rp. 2.400.000,Rp. 7.600.000,Rp. 7.000.000,Rp. 2.800.000,Rp. 48.000.000

3. Seminar/Perjalanan (10 - 20 %)

No. 1. 2. 3. 4.

Uraian Presentasi IADR -2010, Eropa Transportasi Conference fee

Volume 1 1

Biaya Satuan (Rp) 15.000.000 5.000.000

Biaya (Rp) 15.000.000 5.000.000

Jumlah

20.000.000

4. ATK dan Laporan ( M a k s. 5 % )No. 1. 2. Uraian Laporan kmjuan Laporan akhir Jumlah Biaya Volume 1 1 Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp) 2.500.000 3.000.000 1.000.000 2.500.000 3.500.000

5. Management FeeNo. Uraian Jumlah Biaya

(5 %)Jumlah (Rp) 5.000.000 5.000.000

1. Management fee

Personil Riset Peneliti utama1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Lengkap drg. Ariadna Adisattya Djais M.Biomed, PhD. NIP 131286219 Identitas lain ----------Pangkat dan golongan ruang Penata Tk. I / III/d Tanggal lahir / Umur 26 April 1956 / 52 tahun Tempat Lahir Jakarta Jenis Kelamin Pria Agama Islam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa -----------Status Perkawinan Kawin Jl. Jati Raya Utara, Komplek Hankam Blok G, Nomer 5, Pondok 11. Alamat Rumah Labu, Jakarta Selatan 11. Kode Pos 11. No. Telepon 11. No. HP 11. E-mail NO. 1 1 2 3 4 5 6 7 PANGKAT 2 Penata Muda Penata Muda Tk. I Penata Penata Tk. I Penata Tk. I Penata Tk. I Penata Tk. I 12450 021-7669347 08158014475 [email protected] GOL RUANG 3 III/a III/b III/c III/d III/d III/d III/d

PENGALAMAN JABATAN/PEKERJAANNO. 1 1 2 3 4 PENGALAMAN BEKERJA 2 Pengajar Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala MULAI DAN SAMPAI 3 1 Mar 1983 1 Apr 1988 1 Jan 2001 1 Des 2008

PUBLIKASINO. JUDUL PERAN (Jmlah Anggota) TAHUN KETERANGAN

1

Black pigmented bacteroides as parametric on chronic adult Anggota (3) periodontitis flap operation. Penulis ke: 2 dari 4 penulis

1997

Abstracts. 3rd TDFB, 8th SEAADE, 12th IADR/SEA. P-04

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction ) : Suatu Cara Pendseteksian Perubahan-Perubahan Ekspresi Gen Pada Penyakit ( Penulis ke 3 dari 3 Penulis ) Status Karies Gigi Para Anggota Di Lingkungan Mabes TNI-AL Cilangkap Jakarta (Penulis ke 5 dari 5 Penulis ) The Distribution of Mutans Streptococcin in Plaque on The Margin of Amalgam, on The Enamel and on The Surface of Amalgam Restoration (Penulis ke 3 dari 4 Penulis ) Caries Activity of Mutans Streptococci in Plaque on The Margin of Composite, Enamel and The Surface of Composite Restoration ( Penulis ke 3 dari 3 Penulis ) Efek Kumur Dengan Chorhexidine Gluconate 0,2 % Sebelum Tindakan Operasi Molar 3 terhadap Baktereremia ( Penulis 3 dari 3 Penulis ) Penelaahan Penggunaan Antimikroba dan Antiseptiuk pada Terapi Penyakit Periodontal (Penulis 1 dari 2 Penulis ) The effect of enzyme dentifrice on caries activity of mutans streptococci in plaque. Penulis ke :2 dari 6 penulis 16s rRNA gene sequence analysis of unknown human oral bacteria. Penulis ke : 1 dari 5 penulis Analisa Urutan Gen 16S rRNA Dari Bakteri Oral Yang Tidak Dikenal ( Penulis ke 1 dari 3 Penulis ) The Effect of Clhorhexidine Mouthwash Treatment on Salivary Mutans Streptococcal Levels in Orthodontic Patients (Penulis ke 3 dari 4 Penulis ) Phylogenetic characterization of oral assacharolytic anaerobic gram negative coccoids (AAGNC). Penulis ke : 1 dari 3 penulis Profiles of unknown assacharolytic anaerobic gram negative coccoids (AAGNC) from human oral activities. Penulis ke: 1 dari 3 penulis Effect of Green Tea Infusum on Mutans Streptococci ( Penulis ke 3 dari 3 Penulis )

Anggota (2)

1998

JKGUI Vol.5/No.3/1998 ISSN 0854-364X hal. 162 -165

Anggota (4)

1998

JKGUI Vol.5/No.2/1998 ISSN 0854-364X hal. 79 -83

Anggota (3)

1998

JKGUI Vol.5/No.3/1998 ISSN 0854-364X hal. 154 -156

Anggota (2)

1999

Majalah Ilmiah Ked. Gigi FKG USAKTI Ed.Khusus FORIL VI 1999 Vol. 2 ISSN 0215126X hal 400 - 402

Anggota (2)

2000

Majalah Populer Kesehatan Gigi Dental Horison Vo. II No. 8 Nop.2000 ISBN. 1410-9611

Peneliti Utama (1)

2000

JKGUI Vol.7/No.3/2000 ISSN 0854-364X hal. 21 -25

Anggota (5)

2001

Abstracts. FDI Annual World Dental Congress. Kuala Lumpur, Malaysia Abstracts. Japaness Journal of Oral Biology Vol.45 No.5 Sep' 2005 JKGUI Vol.10/Ed.Khusus KPPIKG XIII/2003 ISSN 0854-364X hal. 294 - 298

Peneliti Utama (4) Peneliti Utama (2)

2003

2003

Anggota (3)

2003

JKGUI Vol.7/Ed.Khusus KPPIKG XII/2000 ISSN 0854-364X hal. 55 - 59

Anggota (2)

2004

Abstracts of IADR/SEA Division Poster Presentation. IP-036

Peneliti Utama (2) Anggota (2)

2004

Abstracts. Journal of Oral Biosciences Vol.46 no 5. 2004 Oral Presentasi Abstrak pada The 2nd International Dental Collaboration of the Mekong River Region - Ho Chi Minh City, Vietnam 4-5

2005

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Effect of Green Tea on Caries Activity of Mutans Streptococci in Plaque ( Penulis ke 3 dari 3 Penulis) Effect of salvadora persica in dentifrice on streptococcus mutans from humans. Penulis ke : 2 dari 3 penulis Asaccharolytic anaerobic gramnegative coccobacilli (AAGNC) isolated from infected root canals and periodontal pockets (Penulis ke 1 dari 6 penulis) Degradation of arginine by Slackia exigua ATCC 700122 and Cryptobacterium curtum ATCC 700683 (Penulis ke 3 dari 4 penulis ) Dental Pulp Immune Respone to Bacterial Invasion in Carious Lesion ( Penulis ke 3 dari 3 Penulis ) Detection of DNA base composition of actinomyces radicidentis by high performance liquid chromatography (HPLC) method. Penulis ke : 1 dari 3 penulis Effect of Salvadora Persica in Dentifrice on Streptococcus Mutans From Humans ( Penulis ke 4 dari 4 Penulis ) Identifikasi Streptococcus mutans Menggunakan Teknik PCR Restriction Fragment Length Polymorphism ( Penulis ke 2 dari 3 Penulis ) Effect of "Awur" Tea Infusum on Mutans Streptococci ( Penulis 1 dari 3 Penulis ) Effect of listerin Antiseptic on salivary mutans stretococci. Penulis ke 4 dari 4 penulis Effect of moutwash containing Bioactive Enzym on salivary Mutans sreeptococci. Penulis ke 3 dari 3 pneulis Microbial DNA identification from saliva-comparison of methods. Penulis ke 2 dari 3 penulis Sintesis Interleukin 1B Sel Makrofag Mencit Yang di Induksi Lipopolisakarida E. Coli dan Minyak Atsiri Kencur ( Kaepferia galangan L. ) In Vitro ( Penulis ke 3 dari 3 Penulis ) Effect of fluoride in "Awur" tea

Anggota (2)

2005

April 2005 Oral Presentasi Abstrak pada The 2nd International Dental Collaboration of the Mekong River Region - Ho Chi Minh City - Vietnam 4-5 April 2005 (Abstracts) Oral Disease II in Thailand

Anggota (2)

2005

Peneliti Utama (0)

2006

Dipublikasikan pada Jurnal Oral Microbiology Immunology 2006, 21:28-31

Anggota (3)

2006

Dipublikasikan pada Jurnal Oral Microbiology Immunology 2006, 21/: 1-4

Anggota (2)

2006

JKGUI Vol.13/No.1/2006 ISSN 1693-9697 hal. 36-42

Peneliti Utama (2)

2006

Abstracts. KPPIKG XIV. KO 152

Anggota (3)

2006

Dentika Dental Journal Vol.11 No.2 Des. 2006 ISSN 1693-671X

Anggota (2)

2006

JKGUI Vol.13/No.3/2006 ISSN 1693-9697 hal. 142-145 (Abstracts) International Association for Dental Research South-East Asian Division 21st Annual Scientific Meeting. IO- 39 (Abstracts) International Association for Dental Research South-East Asian Division 21st Annual Scientific Meeting. IO-40 (Abstracts) International Association for Dental Research South-East Asian Division 21st Annual Scientific Meeting. IO-65 (Abstracts) International Association for Dental Research South-East Asian Division 21st Annual Scientific Meeting. IP.103

Anggota (2)

2007

Anggota (3)

2007

Anggota (2)

2007

Anggota (1)

2007

Anggota (2)

2007

JKGUI Vol.14/No.3/2007 ISSN 1693-9697 hal. 194-198

Anggota (1)

Abstract.7th Worls Conggres on Preventive

drink on the growth of mutans streptococci. Penulis ke: 3 dari 3 penulis Effect of moutwah on bacteremia 29 cases of S. viridans post extraction. Penulis : tunggal

Dentistry, Beijing, China Peneliti Utama (0)

Abstracts. Journal of Dental Research. 1997

Peneliti kedua Nama drg. B. M. Bachtiar MS, PhD N.I.P 130702244 (Akademik PNS UI) Fakultas: Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Biologi Mulut Jabatan/Gol Lektor Kepala / (IV/a) Riset Dan PublikasiNO. 1 2 JUDUL Mucin MG2 and S. mutans serotype in baby bottle caries Nano-coral as osteoinductive agent in bone regeneration proccess The contribution of Htrb gene in A. actinomycetemcomitants virulence The effect potland cement in ALP activity of dental-pulp cells pCDNA-ComD sebagai Vaksin DNA anti karies Presentasi pada Persatuan Mikrobiologi Indonesia (PERMI), 2006 A. acetemcommittans host ineraction to HaCaT Cell Affinity of Specific Binding of Anti-Streptococcus sobrinus IgY to Streptococcus mutans serotype C, E, and F Analysis of HLA - Class I antigens in Patients with Recurrent Aphthous Ulcers PERAN (Jmlah Anggota) Anggota Anggota Peneliti Utama Anggota Anggota Peneliti Utama Anggota TAHUN 2008 2008 KETERANGAN 22nd International Association for dental research. Manila 22nd International Association for dental research. Manila 22nd International Association for dental research. Manila 22nd International Association for dental research. Manila IADR BALI 2007 Proceeding (kimpulan naskah ilmiah) PERMI, 2006 ISBN : 979-15478-0-7 IADR BALI 2007

3 4 5 6 7

2008 2008 2008 2006 2007

8

Anggota

2007

APDC, April 2007 Dipublikasikan pada Majalah Kedokteran Gigi Dental Journal FKG Universitas Airlangga Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional IV ISSN 0852-9027 International Association for Dental Research (South-East Asian Division)20th Annual Scientific Meeting and South East Asia Association for Dental Education 16th Annual Scientific Meeting Eijkman Winkler International Confernce. BALI,Nov. 2007

9

Peneliti Utama

2005

Analysis the Association of 10 HLA Antigen with Recurrent Aphthous Ulcers Construction of Plasmid 11 pCDNA-ComD as anti-caries vaccine

Peneliti Utama

2006

Anggota

2007

Construction of a Capsule 12 Defective Mutant of Perorangan Campylobacter SPP Efek Imunoglobulin Kuning Telur Ayam (IgY) Spesifik Pada 13 Pembentukan Biofilm Anggota Streptococcus Mutans dan Streptococcus Sobrinus Immunobloting Determination of Anti-Streptococcus sobrinus Peneliti 14 IgY binding to Streptococcus Utama mutans Peran Heat Shock Proteins (HSP) dalam Patogenesis 15 Anggota Penyakit Otoimun di dalam Rongga Mulut Production of MMP3 of culture 16 Perorangan dental pulp tissue Profil Antigen Streptococcus mutans yang Dideteksi dengan 17 Anggota Immunoglobulin Ayam Anti Streptococcus Mutans Protein Permukaan Sel Streptococcus Mutans Yang 18 Anggota Dapat Dideteksi dengan Immunoglobulin Y Publikasi penelitian pada Pertemuan Ilmiah dan 19 Perorangan Teknologi Ked. Gigi (PITEKGI), 2006 Publikasi.Bachtiar BM, Fry B, and Coloe P . knock out mutagenesis of kpsE gene of Peneliti 20 C. jejuni 81116 and its Utama involving in bacterium hostinteraction 21 22 Quorum sensing and its role in Perorangan oral biofilm development ) S. Mutans serotyping in baby bottle milk children Anggota

2006

Dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol.3-No.1Maret 2006 Dipublikasikan pada Dentika Dental Journal Vol.11 Number 2, Desember 2006

2006

2007

Dipublikasikan pada 29th Asia Pasific Dental Congress, Jakarta, 2007. Dipublikasikan pada Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (JDUI) Vol.7/Edisi KhususKPPIKG XII/2000 ISSN 0854-364X IADR BALI Sept 2007 Dipublikasikan pada Majalah Kedokteran Gigi.2006;13(2):106-110 ISSN:19780206 Dipublikasikan pada Dentika Dental Journal Vol.11 Number 2, Desember 2006 Construction of capsul defective mutant of Campylobacter Spp. JTG 2006,3(1):20-22

2000

2007

FEMS. Immunol Med Microbiol. 49 (2007) 149-154. dapat diakses melalui PUBMED Dipublikasikan pada Journal Ked. Gigi Indonesia, Vol.13/Edisi khusus KPPIKG XIV/2006 Sept. 2006 IADR BALI 2007 International Association for Dental Research (South-East Asian Division)20th Annual Scientific Meeting and South East Asia Association for Dental Education 16th Annual Scientific Meeting

Two Methods to Inactive 23 Capsule Synthesis genes in Campylobacter Jejuni

Peneliti Utama

Simposium/ Seminar/ PanitiaNO. 1 2 3 KEGIATAN KPPIKG X Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Hasil Buangan Bahan-bahan Kimia di Laboratorium Ceramah Ilmiah XVI SIFAT / PERANAN Narasumber Peserta Peserta KETERANGAN

Depok (3/M/05), Yogyakarta (7/M/05),

4 5

6

7 8 9 10 11 12 13

14

15

16

The 4th National Scientific Meeting in Dentistry Temu Ilmiah Nasional Ked. gigi 20th Annual Scientific Meeting, International Association for Dental Research, South East Asian Division & 16th Annual Meeting, South East Asia Association for Dental Education International Asociation for Microbiology Interantional Association for Dental Research Conf Dentistry Nowadays Pelatihan Pembuatan Proposal Penelitian Bagi Staf Pengajar FKGUI Pelatiahan pembuatan proposal bagi staf pengjar FKGUI Pertemuan IPTEK Kedokteran Gigi The Increase of Technology and Role of Research Result Based on Microbiology in Food Safety and Health \"The 14th Scientific Meeting and Refresher Course in Dentistry\" and \"The 17th South East Asia Association for Dental Education Meeting\" \"The 14th Scientific Meeting and Refresher Course in Dentistry\" and \"The 17th South East Asia Association for Dental Education Meeting\" \"The 14th Scientific Meeting and Refresher Course in Dentistry\" and \"The 17th South East Asia Association for Dental Education Meeting\"

Peserta Narasumber

Surabaya (5/M/05), 11-13 Agustus 2005

Malaka, Malaysia (5/M/05), 01-04 Presenter September 2005 Narasumber Narasumber FKG UI (7/M/05), Jakarta (2/M/06), 27 Februari - 06 Peserta Maret 2006 FKGUI (6/M/06), 13 Maret-03 April Instruktur 2006 Narasumber Jakarta, 2/04/06 Peserta Surakarta (7/M/06), 26-27 Agustus 2006 Jakarta (4/M/06), 13-16 September 2006 Pembicara

Committee Member

Peserta KPPIKG

Jakarta (4/M/06), 13-16 September 2006

Short Lecturer Jakarta (4/M/06), 13-16 September Speaker 2006 KPPIKG Peserta Pembicara Jakarta (6/M/06), 23-24 November 2006 Jakarta (2/M/07), 25 Januari sampai 26 Februari 2007

17 "SIMPLE DNA COURSE" Pelatiahan pembuatan proposal bagi staf 18 pengjar FKGUI Pelatiahan pembuatan proposal bagi staf pengjar FKGUI 19 Seminar Patologi Eksperimental 20 29th Asia Pacific Dental Congress 21 29th Asia Pacific Dental Congress Seminar Akhir Riset Unggulan 22 Universitas Indonesia 2007 Pelatihan penyusunan prausulan 23 penelitian untuk program pendidikan doktor IKG 24 The 21th Annual meeting IADR Pelatiahan pembuatan proposal bagi staf 25 pengjar FKGUI 26 Seminar "MInimal Intervention" Genomics of host, pathogens, and their 27 interactions Penulisan artikel ilmiah untuk jurnal 28 international 29 NAtional Dental Scinetific meeting

Peserta Jakarta (5/M/07), Short Lecture Jakarta (4/M/07), 25-29 April 2007 Speaker Peserta Jakarta (4/M/07), 25-29 April 2007 Pembicara UI DEPOK (2/M/07), 11 Juni 200 7

Pembicara Jakarta (2/M/07), 18 Juni sampai 16 Juli dan 2008 pembimbing peserta BALI (6/M/07), Jakarta (6/M/07), 20-23 November Peserta 2007 Peserta Jakarta (5/M/08), April 2008 EIJKMAN INS-BRITISH EMBASSY. Pembicara (5/M/08), JUNI 2008 Peserta Jakarta (2/M/08), Juli 2008

penceramah Jakarta (1/M/08), September 2008

30 Xylitol and dental caries Asian oral health care & 2nd Asean 31 meting on dental public health 32 Pelatihan penulisan buku teks/ajar 33 Raker Departemen OB

Peserta Peserta Peserta

Jakarta (3/M/08), November 2008 Jakarta (7/M/08), 20-22 November 2008 UI DEPOK (3/M/08), Desember 2008