39
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL DENGAN STONE BURDEN LEBIH DARI DUA CENTIMETER DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO TAHUN 2011-2014 TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Urologi Octoveryal Aslim 1006825746 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS UROLOGI JAKARTA 2015 Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

PENATALAKSANAAN BATU GINJAL DENGAN STONE BURDEN

LEBIH DARI DUA CENTIMETER DI RUMAH SAKIT PUSAT

ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO TAHUN 2011-2014

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Urologi

Octoveryal Aslim

1006825746

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS UROLOGI

JAKARTA

2015

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

ii Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Octoveryal Aslim

NPM : 1006825746

Tanda tangan :

Tanggal : 20 Maret 2015

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

iii Universitas Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh :

Nama : Octoveryal Aslim

NPM : 1006825746

Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis Urologi

Judul : Penatalaksanaan Batu Ginjal dengan Stone Burden Lebih dari

Dua Centimeter di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot

Soebroto Tahun 2011-2014

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Spesialis Urologi pada Program Studi Urologi Fakultas Kedokteran,

Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. Nugroho Budi Utomo, SpU ( )

Dr. Nindra Prasadja, SpU ( )

Dr. Robertus Bebet Prasetyo, SpU ( )

Ditetapkan : Jakarta

Tanggal : 20 Maret 2015

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul

“Penatalaksanaan Batu Ginjal dengan Stone Burden Lebih dari Dua Centimeter di

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2011-2014”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Guru – guru kami, Prof.dr. Rainy Umbas,SpU(K),PhD, Dr.dr. Nur

Rasyid,SpU(K), dr. Ponco Birowo,SpU(K),PhD, dr. Robertus Bebet

Prasetyo,SpU, dr. Nindra Prasadja,SpU, dr. Nugroho Budi Utomo,SpU

yang telah memberikan asupan dan masukan dalam menyelesaikan

penelitian ini

2. Kedua orang tua, istri, dan anak-anak kami yang telah memberikan

dukungan dan doa sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini

3. Pasien dan keluarga pasien yang telah secara ikhlas ikut berperan serta

dalam penelitian ini

4. Rekan-rekan residen urologi yang telah membantu peneliti dalam

menjalankan penelitian ini

5. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu mulai dari awal pembuatan usulan penelitian, pada saat

penelitian sampai selesainya pembuatan laporan penelitian.

Akhir kata harapan kami semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia

ilmu pengetahuan khususnya urologi.

Jakarta, 20 Maret 2015

dr. Octoveryal Aslim

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

v Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan

dibawah ini:

Nama : Octoveryal Aslim

NPM : 1006825746

Program Studi : Spesialis Urologi

Departemen : Urologi

Fakultas : Kedokteran Universitas Indonesia

Jenis karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

PENATALAKSANAAN BATU GINJAL DENGAN STONE BURDEN

LEBIH DARI DUA CENTIMETER DI RUMAH SAKIT PUSAT

ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO TAHUN 2011-2014

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Dibuat di Jakarta

Pada tanggal 20 Maret 2015

Yang menyatakan

(Octoveryal Aslim)

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

vi Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Octoveryal Aslim

Program Studi : Urologi

Judul : Penatalaksanaan Batu Ginjal dengan Stone Burden

Lebih dari Dua Centimeter di Rumah Sakit Pusat

Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2011-2014

Latar Belakang : Penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar

dari jumlah pasien urologi di Indonesia. Tujuan utama dari tatalaksana bedah batu

ginjal adalah mencapai angka bebas batu maksimal dengan morbiditas yang

minimal dan tetap mempertahankan fungsi ginjal. Prosedur atau pilihan tindakan

untuk batu ginjal antara lain Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL),

Ureterorenoscopy (URS), Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) dan tindakan

operasi terbuka.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan lama operasi,

lama perawatan pasca operasi, jumlah perdarahan, komplikasi dan angka bebas

batu serta hubungan masing-masing faktor tersebut pada pasien yang menjalani

PCNL dan operasi terbuka pada batu ginjal yang memiliki stone burden lebih dari

2 cm.

Metode : Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yang diambil dari

rekam medis pasien batu ginjal yang menjalani PCNL dan operasi terbuka di

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto sepanjang tahun

2011 hingga tahun 2014. Kriteria inklusi meliputi seluruh pasien batu ginjal

dengan stone burden lebih dari 2 cm, meliputi batu pielum, batu multipel kalix,

dan batu cetak ginjal. Keseluruhan pasien di follow-up pasca PCNL dan operasi

terbuka dengan menggunakan foto polos abdomen dan atau ultrasonografi ginjal.

Hasil:Dari 116 pasien dengan usia antara 22-73 tahun, mayoritas laki-laki,

didapatkan hasil perbedaan yang bermakna secara statistik pada lama operasi

(p=0,001), lama rawat pasca operasi (p=0,011) dan komplikasi demam pasca

operasi (p=0.048), antara PCNL dan operasi terbuka. Sedangkan untuk parameter

angka bebas batu dan jumlah perdarahan, tidak didapatkan perbedaan yang

bermakna secara statistik (p=0,245 dan p=0,154). Pada kelompok PCNL dan

operasi terbuka, terdapat hubungan yang bermakna pada lama operasi dengan

stone burden (p=0.004; p=0.02) maupun letak batu (p<0.001; p=0.011).

Kesimpulan: PCNL memerlukan lama operasi dan lama rawat pasca operasi yang

lebih singkat, serta komplikasi demam pasca operasi yang lebih sedikit,

dibandingkan operasi terbuka. Namun demikian, untuk angka bebas batu dan

jumlah perdarahan, tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Terdapat

hubungan yang bermakna secara statistik pada lama operasi dengan stone burden

dan letak batu pada kedua kelompok.

Kata kunci:Percutaneous Nephrolithotomy, Pyelolithotomy, Extended

Pyelolithotomy, batu pielum, batu multipel kalix, batu cetak ginjal, angka bebas

batu

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

vii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Octoveryal Aslim

Study Program : Urology

Title : Treatment of Kidney Stone with Stone Burden more

than Two Centimeter in Gatot Seobroto Indonesia

Army Central Hospital in 2011-2014

Background: Urinary stone disease is still the most common visits in Indonesian

urologic patients.The primary objective of the surgical management of kidney

stone is to reach maximum stone free rate with minimum morbidity while

maintaining renal function. Several procedures for kidney stones among others are

Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL), Ureterorenoscopy (URS)

flexible, Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL), and open surgery.

Purpose: To determine the association between length of operation, post

operative length of stay, amount of bleeding, complication, stone free rate, and the

association between these factors as in patients who undergo PCNL or open

surgery for kidney stone with stone burden more than 2 cm.

Methods: The data was collected retrospectively from medical record of patients

with kidney stones with stone burden > 2cm who undergo PCNL or open surgery

in Gatot Soebroto Indonesia Army Central Hospital from 2011 until 2014.

Patients were followed up with plain abdominal radiography and ultrasonography

(USG). Stone free status was defined as no residual fragment on radiography or

USG.

Results: One hundred sixteen patients were included in this study with the range

of age was 22-73 years old and the majority of patients were man. Our study

found statistically significant association between length of operation (p=0.001),

postoperative length of stay (0=0.011), and postoperative complication (p=0.048)

between PCNL and open surgery. However, no statistically significant association

on stone free rate (p=0.245), amount of bleeding (p=0.154) between the two

groups. We also found that there was a statistically significant association

between lengths of operation with stone burden (p=0.004; p=0.02) and stone

location (p<0.001; p=0.011) in both of them.

Conclusion: PCNL had shorter length of operation and postoperative length of

stay, fewer postoperative complication compared with open surgery. However, no

difference between PCNL and open surgery in stone free rate and amount of

bleeding outcome. There was statistically significant association between length

of operation and stone burden in two groups of patients.

Keywords: PCNL, extended pyelolithotomy, phyelum stone, multiple calix

stone, staghorn stone, stone free rate.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. LATAR BELAKANG 1

1.2. RUMUSAN MASALAH 2

1.3. TUJUAN PENELITIAN 2

1.4. MANFAAT PENELITIAN 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PATOFISIOLOGI BATU SALURAN KEMIH

2.2. KLINIS BATU SALURAN KEMIH

2.3. PENATALAKSANAAN BATU SALURAN KEMIH

2.4. PERCUTANEUS NEPHROLITHOTOMY (PCNL)

3

3

4

6

9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 11

3.1. KERANGKA KONSEP 11

3.2. ALUR PENELITIAN 11

3.3. HIPOTESIS PENELITIAN 11

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

ix Universitas Indonesia

BAB 4 METODE PENELITIAN 12

4.1. DESAIN PENELITIAN 12

4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 12

4.3. SAMPEL DAN ALUR PENELITIAN 12

4.4. KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL 14

4.5. CARA KERJA 14

4.6. VARIABEL PENELITIAN 14

4.7. ANALISIS DATA 15

4.8. DEFINISI OPERASIONAL 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN 16

BAB 6 PEMBAHASAN 23

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 26

DAFTAR REFERENSI 27

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

x Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tes Diagnostik pada Pasien Batu 5

Tabel 2.2. Tatalaksana Batu Ginjal 6

Tabel 5.1. Profil Pasien dan Perbandingan tindakan PCNL dengan Operasi

Terbuka

16

Tabel 5.2. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan

pada PCNL

17

Tabel 5.3. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan

pada Operasi Terbuka

18

Tabel 5.4. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada PCNL 18

Tabel 5.5. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada

Operasi Terbuka

18

Tabel 5.6. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada

PCNL

19

Tabel 5.7. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada

Operasi Terbuka

19

Tabel 5.8. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada

PCNL

20

Tabel 5.9. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada

Operasi Terbuka

20

Tabel 5.10. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada PCNL 20

Tabel 5.11. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada Operasi

Terbuka

21

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

xi Universitas Indonesia

Tabel 5.12. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada

PCNL

21

Tabel 5.13. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada

Operasi Terbuka

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saturasi Urin 3

Gambar 2.2Algoritma Penatalaksanaan Batu 6

Gambar 2.3Kriteria Tatalaksana Batu Ginjal

9

22

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Peningkatan prevalensi global batu saluran kemih berhubungan dengan

membaiknya sistem pemeliharaan kesehatan negara industri dan menurunnya

kesenjangan sosial dalam masyarakat dunia.1 Prevalensi batu saluran kemih di

Amerika Serikat menjadi dua kali lipat dibanding pada tahun 1960.2-5

Penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah

pasien urologi di Indonesia.Selama kurun waktu 1997 hingga 2002 terdapat 2439

penderita batu ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto mangunkusumo (RSCM)

dengan jumlah tindakan yang dilakukan sebanyak 3165 tindakan. Prevalensi penyakit

antara laki-laki dan perempuan diperkirakan 3 berbanding 1, dengan puncak usia

dekade keempat dan kelima.6

Perkembangan teknologi di bidang kedokteran telah mengubah pendekatan

intervensi bedah pada kasus batu ginjal (khususnya batu ginjal dengan stone burden

lebih dari 2cm), dari operasi terbuka menjadi operasi endoskopi. Sebelumnya, Gil-

Vernet pada tahun 1965 mempelopori teknik operasi terbuka extended

pyelolithotomy, yang kemudian menjadi prosedur pilihan dalam tatalaksanan batu

ginjal. Akses perkutan kedalam sistem pelviokalises pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1955 oleh Willard Goodwin, lalu menjadi rutin dilakukan sejak awal dekade

1980-an dan hingga kini menjadi pilihan utama tatalaksana batu ginjal.7-10

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

2

Universitas Indonesia

Tujuan utama dari tatalaksana bedah batu ginjal adalah mencapai angka bebas

batu maksimal dengan morbiditas yang minimal dan tetap mempertahankan fungsi

ginjal.11 Prosedur atau pilihan tindakan untuk batu ginjal antara lain Extracorporeal

Shockwave Lithotripsy (ESWL), Ureterorenoscopy (URS) flexible, Percutaneous

Nephrolithotomy (PCNL) dan tindakan operasi terbuka.11,12

1.2. RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat perbedaan antara PCNL dan operasi terbuka dengan

faktor-faktor yang berhubungan terhadap angka bebas batu pada pasien dengan

stone burden lebih dari 2 cm?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan lama operasi,

lama perawatan pasca operasi, jumlah perdarahan, komplikasi dan angka bebas

batu, serta hubungan masing-masing faktor tersebut pada pasien yang menjalani

PCNL dan operasi terbuka pada batu ginjal yang memiliki stone burden lebih dari

2 cm.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Mengetahui pilihan penatalaksanaan terbaik untuk pasien dengan stone

burden lebih dari 2 cm.

2. Mengetahui lama operasi dan komplikasi post operasi dari pasien dengan

stone burden lebih dari 2 cm.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

1. Menjadi referensi bagi ahli urologi untuk pemilihan tindakan

penatalaksanaan pada pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Patofisiologi Batu Saluran Kemih

Pembentukan batu terdiri dari serangkaian proses kompleks dimulai sejak filtrate

masuk glomerulus melewati nefron. Proses diawali dengan supersaturasi urin,

yang menyebabkan terbentuknya kristal nukleus. Setelah terbentuk, Kristal ini

dapat ikut aliran dan keluar dari saluran kemih atau dapat juga menetap dan

menyebabkan agregasi, yang pada akhirnya menyebabkan munculnya batu

ginjal.6,10

Teori nukleasi mengatakan bahwa batu saluran kemih terbentuk dari kristal atau

benda asing dalam urin yang mencapai kadar jenuh. Akan tetapi, batu tidak selalu

terbentuk dari pasien yang tinggi tingkat eksresinya atau pasien dengan resiko

dehidrasi. Teori inhibitor kristal memberikan pandangan lain pada proses

pembentukan batu. Menurut teori ini, batu terbentuk disebabkan oleh rendahnya

konsentrasi ion yang menjadi inhibitor batu tersebut, misalnya magnesium, sitrat,

dan pirofosfat.10-13

Gambar 2.1 Tahapan Saturasi Urine

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

4

Universitas Indonesia

2.2 Klinis Batu Saluran Kemih

Banyak gejala dan tanda untuk menegakkan diagnosis batu saluran kemih.Untuk

menegakan diagnosis batu saluran kemih, perlu dilakukan anamnesis yang

mendalam, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil

anamnesis, dapat diperoleh data berikut:10-13

1. Kolik ginjal ataupun nyeri pinggang

2. Riwayat demam atau menggigil

3. Riwayat hematuria baik mikroskopik maupun makroskopik

4. Riwayat passing stone

5. Riwayat BAK keluar pasir

6. Riwayat BAK berwarna keruh

7. Riwayat disuria

Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain:10-13

1. Status umum

2. Inspeksi : bisa didapatkan penonjolan pada daerah pinggang

3. Palpasi dan perkusi : pada regio costovertebrae angle (CVA) bisa

didapatkan nyeri tekan, nyeri ketuk, atau ballotement.

Pemeriksaan penunjang yang biasanya diperlukan untuk membantu penegakkan

diagnosis di antaranya adalah:10-13

1. Laboratorium : darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, urin lengkap,

kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, kalsium-fosfat-asam

urat darah, ekskresi kalsium-fosfat-asam urat dalam urin tampung 24 jam.

2. Radiologi : foto Kidney Ureter Bladder – KUB atau BNO, intravenous

urography (IVU), CT - urografi, ultrasonografi (USG) bila dicurigai batu

non-opak.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

5

Universitas Indonesia

3. Persiapan operasi : gula darah, sistem pembekuan darah, elektrokardiografi

(EKG), foto thorax jika diperlukan.

Tabel 2.1 Tes Diagnostik pada pasien batu

2.3 Penatalaksanaan Batu Saluran Kemih

Secara garis besar penatalaksanaan batu ginjal dapat dibagi menjadi observasi,

tatalaksana konservatif, tatalaksana medikamentosa, dan tatalaksana bedah.

Tatalaksana konservatif terdiri dari:6-10

1. Konsumsi hingga keluaran urin mencapai minimal 2 L per hari.

NIH

-PA

Auth

or M

an

uscrip

tN

IH-P

A A

uth

or M

anuscrip

tN

IH-P

A A

uth

or M

anu

scrip

t

Worcester and Coe Page 10

Table 2

DIAGNOSTIC TESTING FOR STONE FORMING PATIENTS *

MEASUREMENT NORMAL RANGE (Adult Non StoneFormers)

PURPOSE

Blood screening tests for all calcium stone formers

Calcium 8.8–10.3 mg/dl Detection of primary hyperparathyroidism, excessive Vit D intake,sarcoidosis

Phosphate 2.5–5.0 mg/dl Detection of primary hyperparathyroidism

Creatinine 0.6–1.2 mg/dl Detection of chronic kidney disease

Bicarbonate 20–28 mmol/liter Detection of renal tubular acidosis

Chloride 95–105 mmol/liter Detection of renal tubular acidosis

Potassium 3.5–4.8 mmol/liter Detection of renal tubular acidosis, eating disorders, gastrointestinaldisease

24-Hour urine stone risk panel for calcium stone formers requiring medical prevention

Volume (L/day) > 1.5 L/day Detection of low volume as cause of stones

Calcium (mg/day) <300 (M), <250 (F), < 140mg/g creat Detection of hypercalciuria

Oxalate (mg/day) <40 (M or F) Detection of hyperoxaluria

pH 5.8–6.2 Needed for CaP and uric acid SS; Diagnosis of RTA

Phosphate (mg/day) 500–1500 Needed for CaP SS

Citrate (mg/day) >450 (M), > 550 (F) Detection of low citrate, and diagnosis of RTA; needed for CaP SS

Uric acid (mg/day) <800 (M), <750 (F) Detection of hyperuricosuria as cause of stones; uric acid SS

Sodium (mmol/day) 50–150 Diet counseling; needed for SS calculations

Potassium (mmol/day) 20–100 Use of potassium salts; needed for SS calculations

Magnesium (mg/day) 50–150 Detection of malabsorption; needed for SS calculations

Sulfate (mmol/day) 20–80 Needed for SS calculations; gauges net acid production

Ammonium (mmol/day) 15–60 Needed for SS calculations

Creatinine 20–24 mg/kg (M), 15–19 mg/kg (F) Needed to estimate completeness of collection

Protein catabolic rate† 0.8–1.0 gm/kg/day Estimates protein intake

Calculated SS‡: CaOx

6–10 Guidance of treatment

CaP 0.5–2

Other screening tests

Urine cystine screen¶ Negative Detection of cystinuria

Stone analysis Basic classification of patients

*Blood testing for renal tubular acidosis, chronic kidney disease, and hypercalcemia, along with urinary cystine screening and kidney stone

analysis, are appropriate for all patients with recurrent kidney stones. Collection of urine over a 24-hour period is appropriate if medical prevention

of kidney stone formation is planned. To convert the values for calcium to millimoes per day, multiply by 0.025. To convert the values for

phosphate to millimoles per day, multiply by 0.0323. To convert the values for creatinine to micromoles per day multiply by 0.00884. To convert

the values for urinary oxalate to micromoles per day, multiply by 11.11. To convert the values for urinary citrate to mmol per day, multiply by

0.0052. To convert the values for urinary uric acid to millimoles per day,, multiply by 0.00595. To convert the values for urinary magnesium to

mmol per day, multiply by 0.0411. To convert the values for urinary urea nitrogen to moles per day, multiply by 0.0357.

†The protein catabolic rate is calculated by multiplying the uriea nitrogen excretion in grams per day by 6.25 and dividing by body weight.

N Engl J Med. Author manuscript; available in PMC 2011 October 13.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

6

Universitas Indonesia

2. Mengurangi konsumsi protein hewani hingga sekitar 0,8 – 1,0

gram/kgBB/hari.

3. Diet rendah natrium sekitar 2-3 g/hari atau 80-100 mEq/hari.

Penatalaksanaan medikamentosa dan penatalaksanaan bedah masing-masing dapat

dilihat sesuai gambar di bawah.10-13

Gambar2.2 Algoritma penatalaksanaan medikamentosa batu saluran kemih

Tabel 2.2 Tatalaksana Batu Ginjal

Jenis Batu Modalitas Terapi Stone-free Rate Komplikasi

Batu ginjal

non-

staghorn

Ukuran < 20

mm

Extracorporeal shock

wave lithotripsy (ESWL)

Rerata bebas batu (stone-free

rate) 84% (64%-92%) untuk

batu ukuran < 10 mm dan 77%

(59%-81%) untuk yang

berukuran 10-20 mm

Kehilangan darah,

demam, dan terapi

nyeri yang diperlukan

selama dan sesudah

prosedur lebih sedikit

dan berbeda secara

bermakna pada ESWL

dibandingkan dengan

PNL

Percutaneus

nephrolithotomy (PNL)

PNL = ESWL untuk batu

ginjal < 20 mm lebih

invasif dibanding ESWL

Stone-free rate pada kaliks

inferior dengan ESWL <

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

7

Universitas Indonesia

50%

Batu ukuran 10-20 mm di

kaliks inferior, stone free

rate antara ESWL vs PNL

= 57% : 73%.

Operasi terbuka -

Kemolisis oral

(dianjurkan untuk batu

dengan komposisi asam

urat)

Asupan cairan yang banyak

(> 2000 ml/ 24 jam),

alkalinisasi urin (kalium

sitrat 3 x 6-10 mmol,

natrium kalium sitrat 3 x 9-

18 mmol dan natrium

bikarbonat 3 x 500 mg)

Jika dijumpai

hiperurikosuria (>1000

mg/hari) dengan

hiperurisemia, diberikan

allopurinol 300 mg/ hari

Ukuran > 20

mm

- ESWL dengan

pemasangan DJ stent

- PNL

- Terapi kombinasi

(PNL + ESWL)

- RIRS atau

laparoskopi

- Operasi terbuka

- Batu ukuran 20-30 mm

dengan ESWL lebih rendah

dibandingkan pada batu <

20 mm (rentang 33%-65%)

- Stone free rate PNL pada

batu berukuran 20-30 mm

mencapai 90%

- Beberapa faktor

menjadi

pertimbangan dalam

pemilihan ESWL

untuk batu berukuran

> 20 mm:

- Lokasi batu

- Total stone burden

- Kondisi ginjal

kontralateral

- Komposisi dan

kekerasan batu

Kemolisis oral Terapi lini pertama untuk

batu asam urat

Stone free rate ESWL +

kemolisis oral mencapai

hingga 85%

Batu cetak ginjal/ staghorn 1. PNL monoterapi

2. Kombinasi PNL dan

ESWL

3. ESWL monoterapi

4. Operasi terbuka

Tertinggi : PNL (78%)

Terendah : ESWL (54%)

Operasi terbuka : 71%-82%

Akut transfusi,

kematian, dan

komplikasi

keseluruhan, mortalitas

(< 1%)

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

8

Universitas Indonesia

5. Kombinasi operasi

terbuka dan ESWL

Batu ginjal pada anak ESWL

73,3% setelah rata-rata dua kali

penembakan

Kolik renal

(10,1%)

Demam (8,5%)

Urosepsis (1,1%)

Steinstrasse

(1,1%)

Hematoma ginjal

(akibat trauma

parietal dan

viseral)

PNL 67,7% pada batu ginjal anak

ukuran rata-rata 47 mm (rentang

25-50 mm)

Demam 46,8%

Hematuria yang

memerlukan

transfusi 21%

Konversi ke

operasi terbuka

pada 4,8%

Kasus akibat

perdarahan

intraoperatif

Ekstravasasi urin

6,4%

Operasi terbuka 97,8% Kebocoran urin

(9%)

Infeksi luka

(6,1%)

Demam (24,1%)

Perdarahan

pascaoperasi

(1,2%)

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

9

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 Kriteria Penatalaksanaan Batu Ginjal

2.4 Percutaneus Nephrolithotomy (PCNL)

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan salah satu tindakan minimal

invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan

menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem pelviokalises. Prosedur ini

sudah diterima secara luas sebagai suatu prosedur untuk mengangkat batu ginjal

karena relatif aman, efektif, murah, nyaman, dan memiliki morbiditas yang

rendah, terutama bila dibandingkan dengan operasi terbuka.14-15

Keuntungan prosedur PCNL adalah angka bebas batu yang lebih besar daripada

ESWL, dapat digunakan untuk terapi batu ginjal berukuran besar (>20 mm), dapat

digunakan pada batu kaliks inferior yang sulit diterapi dengan ESWL, dan

morbiditasnya yang lebih rendah dibandingkan dengan operasi terbuka baik dalam

respon sistemik tubuh maupun preservasi terhadap fungsi ginjal pasca-

operasi.Kelemahan PCNL adalah dibutuhkan keahlian khusus dan pengalaman

untuk melakukan prosedurnya. Saat ini operasi terbuka batu ginjal sudah banyak

digantikan oleh prosedur PCNL dan ESWL baik dalam bentuk monoterapi

maupun kombinasi, hal ini disebabkan morbiditas operasi terbuka lebih besar

dibandingkan kedua modalitas lainnya.16-17

PCNL dianjurkan untuk: (1) batu pielum simpel dengan ukuran >2 cm, dengan

angka bebas batu sebesar 89%, lebih tinggi dari angka bebas batu bila dilakukan

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

10

Universitas Indonesia

ESWL yaitu 43%. (2) Batu kaliks ginjal, terutama batu kaliks inferior dengan

ukuran 2 cm, dengan angka bebas batu 90% dibandingkan dengan ESWL 28,8%.

Batu kaliks superior biasanya dapat diambil dari akses kaliks inferior sedangkan

untuk batu kaliks media seringkali sulit bila akses berasal dari kaliks inferior

sehingga membutuhkan akses yang lebih tinggi. (3) Batu multipel, pernah

dilaporkan kasus batu multipel pada ginjal tapal kuda dan berhasil diekstraksi batu

sebanyak 36 buah dengan hanya menyisakan 1 fragmen kecil pada kalis media

posterior. (4) Batu pada ureteropelvic junction dan ureter proksimal. Batu pada

tempat ini seringkali impacted dan menimbulkan kesulitan saat pengambilannya.

Untuk batu ureter proksimal yang letaknya sampai 6 cm proksimal masih dapat

dijangkau dengan nefroskop, namun harus diperhatikan bahaya terjadinya

perforasi dan kerusakan ureter, sehingga teknik ini direkomendasikan hanya untuk

yang berpengalaman. (5) Batu ginjal besar. PCNL pada batu besar terutama

staghorn membutuhkan waktu operasi yang lebih lama, mungkin juga

membutuhkan beberapa sesi operasi, dan harus diantisipasi kemungkinan adanya

batu sisa.Keberhasilan sangat berkaitan dengan pengalaman operator. (6) Batu

pada solitary kidney. Batu pada solitary kidney lebih aman diterapi dengan PCNL

dibandingkan dengan bedah terbuka.18-19

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

11 Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. KERANGKA KONSEP

3.2. Alur Penelitian

3.2. HIPOTESIS PENELITIAN

Ho = Tidak terdapat perbedaan antara PCNL dan operasi terbuka

Ha= Terdapat perbedaan antara PCNL dan operasi terbuka

Pasien batu ginjal dengan stone burden >

2 cm

PCNL

stone free rate, lama operasi, komplikasi pasca operasi, dan jumlah perdarahan

Operasi Terbuka

stone free rate, lama operasi, komplikasi pasca operasi, dan jumlah perdarahan

Pasien batu saluran kemih dengan stone burden lebih dari 2 cm

•Pencatatan data stone free rate, lama operasi, komplikasi post operasi, dan jumlah perdarahan

Dilakukan tindakan bedah PCNL atau Operasi Terbuka

Analisa statistik

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

12 Universitas Indonesia

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi retrospektif untuk membandingkan angka

bebas batu, lama operasi, dan komplikasi post operasi serta hubungan antara

masing-masing faktor tersebut pada pasien yang menjalani PCNL dengan operasi

terbuka pada batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2 cm.

4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta sejak bulan

Juli 2014 hingga Maret 2015.

4.3. SAMPEL DAN ALUR PENELITIAN

4.3.1. Sampel Penelitian

Metode sampling dilakukan dengan total sampling. Total sampelpenelitian

berjumlah 116 pasien, sebanyak 69 pasien menjalani operasi PCNL dan 47 pasien

menjalani operasi terbuka.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

13

Universitas Indonesia

4.3.2. Alur Penelitian

Mulai

Persiapan Penelitian

Informed

consent

Pengumpulan Data

Pasien-pasien batu ginjal dengan stone burden lebih dari 2

cm yang menjalani operasi PCNL atau operasi terbuka

Kriteria

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Ya

Inklusi

Eksklusi

Tidak

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

14

Universitas Indonesia

4.4. KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL

4.4.1. KRITERIA INKLUSI

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm.

2. Pasien batu pielum, pasien batu multiple pielum dan kaliks, atau pasien

batu

cetak ginjal.

4.4.2. KRITERIA EKSKLUSI

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1. Menolak berperan serta dalam penelitian

2. Data rekam medis tidak lengkap

4.5. CARA KERJA

Data rekam medik pasien batu saluran kemih yang berobat ke RSPAD

Gatot Subroto pada tahun 2011-2014 dikumpulkan. Dilakukan pemilihan sampel

dengan kriteria inklusi pasien dengan stone burden lebih dari 2 cm. Melakukan

proses pengolahan data dengan menggunakan program komputer.

4.6. VARIABEL PENELITIAN

4.6.1. Variabel bebas

1. Stone burden

2. Letak batu

4.6.2. Variabel tergantung

1. Lama operasi

2. Lama rawat pasca operasi

3. Jumlah perdarahan

4. Komplikasi demam pasca operasi

5. Transfusi pasca operasi

6. Angka bebas batu

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

15

Universitas Indonesia

4.7. ANALISIS DATA

Data kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS untuk Mac versi 20.0. Analisis

bivariat menggunakan uji hipotesis Kolmogorov-Smirnov untuk data numerik, dan uji

Chi-Square, Fisher exact, Kruskal-Wallis serta post hoc Mann-Whitney U untuk data

kategorik.

4.8. DEFINISI OPERASIONAL

4.8.1. Stone burden atau ukuran batu adalah jumlah ukuran linier diameter

terpanjang.11,13

4.8.2. Batu cetak ginjal adalah batu ginjal yang mengisi pielum hingga satu atau

lebih kaliks ginjal. Dimana ukuran batu cetak diukur berdasarkan ukuran

diameter linier terpanjang.11,13

4.8.3. Angka bebas batu adalah kondisi dimana tidak ditemukan adanya batu sisa

pasca operasi.11 Batu sisa pasca operasi dinilai dengan menggunakan foto

polos abdomen dan atau USG.

4.8.4. Pecutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan salah satu tindakan

minimal invasif di bidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal

dengan menggunakan akses perkutan untuk mencapai sistem

pelviokalises.11

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

16 Universitas Indonesia

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Terdapat 116 pasien yang menjalani operasi batu ginjal dengan stone burden lebih

dari 2 cm, dimana 47 pasien menjalani operasi terbuka dan 69 pasien menjalani

PCNL. Profil pasien tersebut di atas, dengan berbagai parameter dan analisanya

secara statistik, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 5.1. Profil Pasien dan Perbandingan tindakan PCNL dengan Operasi Terbuka

PCNL Operasi terbuka p

Total kasus 69 47

Jenis kelamin

Pria

Wanita

38 (55%)

31 (44.9%)

30 (63.8%)

17 (36.2%)

Median usia (rentang) 52 (22-73) 50 (22-73) 0.362a

Lama operasi (menit) 150 (100-210) 190 (120-300) <0.001a

Lama rawat pasca operasi (hari) 5 (3-13) 6 (4-24) 0.011a

Perdarahan (mL)

<100

100-200

>200

29 (42%)

29 (42%)

11 (15.9%)

23 (48.9%)

12 (25.5%)

12 (25.5%)

0.154b

Stone burden

<3 cm

3-5 cm

>5 cm

3 (4.3%)

19 (27.5%)

47 (68.1%)

0

5 (10.6%)

42 (89.4%)

0.007c

Letak batu

Batu Staghorn

BatuMultipel

Batu Pielum

34 (49.3%)

15 (21.7%)

20 (29.0%)

31 (66.0%)

7 (14.9%)

9 (19.1%)

0.206d

Batu sisa

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

17

Universitas Indonesia

Ya

Tidak

18 (26.1%)

51 (73.9%)

17 (36.2%)

30 (63.8%)

0.339b

Transfusi darah 9 (13%) 8 (17%) 0.743b

Demam pascaoperasi 3 (4.3%) 8 (17%) 0.048d

aKolmogorov-Smirnov, bChi-square, cMann-Whitney U, dFischer-exact

Pada penelitian ini terdapat 116 pasien dengan rentang usia antara 22 hingga 73 tahun

dan jenis kelamin pria lebih banyak dibanding wanita, yakni 68 pria dan 48 wanita.

Stone burden lebih besar pada pasien PCNL. Lama operasi dan lama rawat pasca

operasi juga lebih singkat pada pasien yang menjalani PCNL, keduanya bermakna

secara statistik. Sebenarnya jumlah perdarahan dan angka bebas batu juga lebih baik

pada PCNL, namun demikian perbedaan keduanya tidak bermakna secara

statistik.Angka kejadian demam pasca operasi lebih banyak pada pasien operasi

terbuka.

Tabel 5.2. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan pada

PCNL

Stone Burden

Perdarahan

P <100 ml

n (%)

100-200

n (%)

>200

n (%)

< 3 cm 2 (66.7) 1 (33.3) 0 (0)

0.519* 3-5 cm 9 (47.4) 7 (36.8) 3 (15.8)

> 5 cm 18 (38.3) 21 (44.7) 8 (17.0)

Total 29 (42.0) 29 (42.0) 11 (15.9)

*Uji Kruskal-Wallis

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

18

Universitas Indonesia

Tabel 5.3. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Jumlah Perdarahan pada

Operasi Terbuka

Stone Burden

Perdarahan

p <100 ml

n (%)

100-200

n (%)

>200

n (%)

< 3 cm 0 (0) 0 (0) 0 (0)

0.866* 3-5 cm 2 (40.0) 2 (40.0) 1 (20.0)

> 5 cm 21 (50.0) 10 (23.8) 11 (26.2)

Total 23 (48.9) 12 (25.5) 12 (25.5)

*Uji Kruskal-Wallis

Tabel 5.4. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada PCNL

Stone Burden

Batu Sisa P

Ya Tidak

< 3 cm 0 (0) 3 (100.0)

0.445* 3-5 cm 4 (21.1) 15 (78.9)

> 5 cm 14 (29.8) 33 (70.2)

Total 18 (26.1) 51 (73.9)

*Uji Kruskal-Wallis

Tabel 5.5. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Batu Sisa pada Operasi

Terbuka

Stone Burden

Batu Sisa p

Ya Tidak

< 3 cm 0 (0) 0 (0)

0.852* 3-5 cm 2 (40.0) 3 (60.0)

> 5 cm 15 (35.7) 27 (64.3)

Total 17 (36.2) 30 (63.8)

*Uji Kruskal-Wallis

Pada tabel 2, 3, 4, dan 5 ditampilkan pengkajian hubungan antara stone burden

dengan perdarahan dan batu sisa.Dari hasil di atas diperoleh bahwa tidak terdapat

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

19

Universitas Indonesia

hubungan bermakna antara parameter-parameter tersebut baik pada kelompok PCNL

maupun pada kelompok operasi terbuka (p>0.05).

Tabel 5.6. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada

PCNL

Stone Burden N Durasi Operasi p

< 3 cm 3 150 (120 – 150) Menit 0.004*

3-5 cm 19 140 (100 – 210) Menit

>5cm 47 150 (110 – 210) Menit

*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann-Whitney U : 3-5cm vs >5cm (p=0.002);

<3cm vs 3-5cm; <3cm vs >5cm (p>0.05). Data disajikan dalam Median (Min-Max)

Tabel 5.7. Analisis hubungan antara Stone Burden terhadap Lama Operasi pada

Operasi Terbuka

Stone Burden N Durasi Operasi P

3-5 cm 5 170 (120 – 190) Menit 0.02*

>5cm 42 200 (150 – 300) Menit

*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann-Whitney U : 3-5cm vs >5cm (p=0.02). Data

disajikan dalam Median (Min-Max)

Pada tabel 6 dan 7 ditampilkan pengkajian hubungan antara stone burden dengan

lama operasi. Dari hasil diatas diperoleh hubungan bermakna antara stone burden

dengan lama operasi pada kelompok PCNL dan kelompok operasi terbuka (p<0.05)

terutama pada stone burden 3-5 cm dan >5 cm.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

20

Universitas Indonesia

Tabel 5.8. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada

PCNL

Letak Batu

Perdarahan

p <100 ml

n (%)

100-200

n (%)

>200

n (%)

Batu Staghorn 12 (35.3) 19 (55.9) 3 (8.8)

0.648* Batu Multipel 6 (40.0) 5 (33.3) 4 (26.7)

Batu Pielum 11 (55.0) 5 (25.0) 4 (20.0)

Total 29 (42.0) 29 (42.0) 11 (15.9)

*Uji Kruskal-Wallis

Tabel 5.9. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Jumlah Perdarahan pada

Operasi Terbuka

Letak Batu

Perdarahan

p <100 ml

n (%)

100-200

n (%)

>200

n (%)

Batu Staghorn 16 (51.6) 8 (25.8) 7 (22.6)

0.058* Batu Multipel 1 (14.3) 2 (28.6) 4 (57.1)

Batu Pielum 6 (66.7) 2 (22.2) 1 (11.1)

Total 23 (48.9) 12 (25.5) 12 (25.5)

*Uji Kruskal-Wallis

Tabel 5.10. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada PCNL

Letak Batu

Batu Sisa P

Ya Tidak

Batu Staghorn 9 (26.5) 25 (73.5)

0.672* Batu Multipel 5 (33.3) 10 (66.7)

Batu Pielum 4 (20.0) 16 (80.0)

Total 18 (26.1) 51 (73.9)

*Uji Chi-Square

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

21

Universitas Indonesia

Tabel 5.11. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Batu Sisa pada Operasi

Terbuka

Letak Batu

Batu Sisa P

Ya Tidak

Batu Staghorn 15 (48.4) 16 (51.6)

0.056* Batu Multipel 1 (14.3) 6 (85.7)

Batu Pielum 1 (11.1) 8 (88.9)

Total 17 (36.2) 30 (63.8)

*Uji Kruskal-Wallis

Pada tabel 8, 9, 10, dan 11 ditampilkan pengkajian hubungan antara letak batudengan

perdarahan dan batu sisa.Dari hasil di atas diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara parameter-parameter tersebut baik pada kelompok PCNL maupun

pada kelompok operasi terbuka (p>0.05).

Tabel 5.12. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada PCNL

Letak Batu n Lama Operasi (Median) P

Batu Staghorn 34 160 (100 – 210) Menit 0.001*

Batu Multipel 15 150 (100 – 200) Menit

Batu Pielum 20 130 (100 – 190) Menit

*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann Whitney U: Staghorn vs Pielum (p<0.001);

staghorn vs multipel; pielum vs mutipel. Data disajikan dalam Median (min-max)

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

22

Universitas Indonesia

Tabel 5.13. Analisis hubungan antara Letak Batu terhadap Lama Operasi pada

Operasi Terbuka

Letak Batu n Lama Operasi (Median) P

Batu Staghorn 31 200 (120 – 300) Menit 0.038*

Batu Multipel 7 200 (150 – 280) Menit

Batu Pielum 9 180 (150 – 210) Menit

*Uji Kruskal-Wallis. Uji post hoc Mann Whitney U : Staghorn vs Pielum (p<0.011);

staghorn vs multipel; pielum vs mutipel. Data disajikan dalam Median (min-max)

Pada tabel 12 dan 13 ditampilkan pengkajian hubungan antara letak batu dengan

lama operasi.Dari hasil diatas diperoleh hubungan bermakna antara letak batu

denganlama operasi pada kelompok PCNL dan kelompok operasi terbuka

(p<0.05) terutama pada batu staghorn dan batu pielum.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

23 Universitas Indonesia

BAB 6

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, data diambil dari prosedur PCNL dan operasi terbuka

pada batu dengan stone burden lebih dari 2 cm. Hal ini sesuai dengan EAU guideline

2014. Berdasarkan EAU guideline 2014, PCNL merupakan lini pertama tindakan

pada batu ginjal berukuran lebih dari 20 mm. Pada batu berukuran 10 – 20 mm di

kaliks inferior, PCNL merupakan pilihan apabila tidak memenuhi persyaratan untuk

dilakukan ESWL, yakni sudut infundibulopelvis yang tajam, tinggi kaliks lebih dari

10 mm, dan lebar infundibulum kurang dari 5 mm. Sedangkan indikasi operasi

terbuka pada batu ginjal antara lain stone burden yang kompleks, gagal ESWL,

PCNL, atau RIRS, adanya abnormalitas anatomi, obesitas, deformitas skeletal,

komorbiditas, bersamaan dengan operasi terbuka lainnya, gagal ginjal, pilihan pasien,

dan batu pada ginjal ektopik, di mana ESWL dan akses perkutan sulit

dilakukan.11,12,13

Berdasarkan hasil studi Al-Kohlany et al, PCNL dan operasi terbuka memiliki

angka bebas batuyang sedikit berbeda yakni 49% dan 66% secara berurutan terhadap

batu cetak ginjal.14 Siavash Falahatkar pada tahun 2009 pada penilitiannya

menyatakan angka bebas batu pada PCNL dan operasi terbuka sebanyak 81.9% dan

91.6% secara berurutan.15 Namun pada penelitian ini ditemukan hasil yang tidak

berbeda bermakna terhadap angka bebas batu pada kedua kelompok tersebut, yakni

PCNL 73.9% dan operasi terbuka 63.8% (p>0.05). Dengan kata lain, PCNL dapat

menyaingi efektivitas operasi terbuka dalam bersihan batu. Hal ini dapat dipengaruhi

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

24

Universitas Indonesia

beberapa faktor, meliputi stone burden, letak maupun kompleksitas batu pada pasien

yang menjalani operasi terbuka lebih kompleks daripada pasien PCNL.

Dalam hal komplikasi intraoperatif, angka kejadian perdarahan tidak berbeda

bermakna antara kedua kelompok secara keseluruhan, walaupun pada kelompok

operasi terbuka memiliki jumlah persentase perdarahan lebih dari 200 mL yang lebih

besar daripada kelompok PCNL.Demikian juga halnya dengan transfusi yang tidak

berbeda bermakna antara kedua kelompok. Padahal, pada studi sebelumnya diperoleh

data bahwa insidensi komplikasi pada PCNL lebih kecil daripada operasi terbuka

(p<0.05).14,15Komplikasi yang dimaksud antara lain perdarahan, termasuk yang

membutuhkan transfusi darah, cedera pleura, cedera ureter, cedera kolon, demam

pasca operasi, dan sepsis pasca operasi.14,15,17,18 Pada tindakan PCNL maupun operasi

terbuka di RSPAD Gatot Soebroto tidak ditemukan adanya cedera pleura, cedera

ureter, maupun cedera kolon. Komplikasi yang terjadi pada penelitian kami berupa

demam pasca operasi yang memiliki perbedaan bermakna antara PCNL dan operasi

terbuka.

Pada penelitian ini PCNL memiliki waktu operasi yang lebih singkat secara

bermakna daripada operasi terbuka. Hal ini didukung oleh hasil studi yang

menunjukkan perbedaan serupa pada PCNL dan operasi terbuka (127+30 vs 204+31

menit; p<0.05).14

Pada penelitian ini terbukti bahwa lama rawat pascaoperasi PCNL lebih pendek

daripada operasi terbuka. Hasil yang diperoleh secara bermakna ini didukung oleh

studi sebelumnya dengan lama rawat PCNL lebih pendek daripada operasi terbuka

(6.4+4.2 vs 10+4.2 hari; p<0.001).14

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

25

Universitas Indonesia

Baik kelompok PCNL maupun kelompok operasi terbuka menunjukkan tidak

terdapat hubungan antara stone burden dan letak batu terhadap perdarahan maupun

batu sisa. Terdapat hubungan yang bermakna pada stone burden dan letak batu

terhadap lama operasi pada kedua kelompok tersebut(p<0.05). Padahal menurut

literatur, stone burden dan kompleksitas maupun letak batu merupakan salah satu

faktor utama penentu komplikasi dan efektifitas tindakan operasi batu ginjal.

10,11,15,16,17

Secara keseluruhan, PCNL memiliki kesamaan dengan operasi terbuka dalam

hal stone free rate dan risiko perdarahan. Sedangkan dalam parameter lama rawat

pascaoperasi dan waktu operasi, PCNL memiliki keunggulan daripada operasi

terbuka karena dengan waktu yang lebih singkat, kemungkinan adanya infeksi dan

risiko komplikasi pascaoperasi lainnya dapat lebih minimal.14-19

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

26 Universitas Indonesia

BAB 7

KESIMPULAN

PCNL memerlukan lama operasi dan lama rawat pasca operasi yang lebih singkat,

serta komplikasi demam pasca operasi yang lebih sedikit, dibandingkan operasi

terbuka. Namun demikian, untuk angka bebas batu dan jumlah perdarahan, tidak

berbeda bermakna pada kedua kelompok. Terdapat hubungan yang bermakna secara

statistik pada lama operasi dengan stone burden dan letak batu pada kedua kelompok.

Sehingga dapat dikatakan bahwa PCNL merupakan prosedur minimal invasif yang

efektif dan aman dalam tatalaksana batu ginjal lebih besar dari 2 cm atau pada kasus

batu kompleks.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

27

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

1. Romero V, Akpinar H, Assimos DG. Kidney Stones: A Global Picture of

Prevalence, Incidence, and Associated Risk Factors. Rev Urol

2010;12:e86-96.

2. Curhan GC, Rimm EB, Willett WC, et al. Regional Variation in

Nephrolithiasis Incidence and Prevalence Among United States Men. J

Urol 1994;151:838-41.

3. Stamatelou KK, Francis ME, Jones CA, et al. Time Trends in Reported

Prevalence of Kidney Stones in the United States : 1976-1994. Kidney Int

2003;63:1817-23.

4. Soucie JM, Thun MJ, Coates RJ, et al. Demographic and Geographic

Variability of Kidney Stones in the United States. Kidney Int

1994;46:893-9.

5. Hiatt RA, Dales LG, Friedman GD, et al. Frequency of Urolithiasis in a

Prepaid Medical Care Program. Am J Epidemiol 1982;115:255-65.

6. Rahardjo D, Hamid R. Perkembangan Penatalaksanaan Batu Ginjal di

RSCM tahun 1997-2002. J I Bedah Indones 2004; 32(2):58-63.

7. Ogg CS, Saxton HM, Cameron JS. Percutaneous Needle Nephrostomy. Br

Med J 1969;4:657-60.

8. Fernström I, Johansson B. Percutaneous Pyelolithotomy. A New

Extraction Technique. Scand J Urol Nephrol 1976;10:257-9.

9. Badlani G, Eshghi M, Smith AD. Percutaneous Surgery for Ureteropelvic

Junction Obstruction (endopyelotomy): Technique and Early Results. J

Urol 1986;135:26-8.

10. Wolf JS. Percutaneous Approach to the Upper Collecting System.

Campbell Walsh Urology 10th ed. Philadelphia : WB Saunders co;

2012:1324-56.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PENATALAKSANAAN BATU GINJAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2017-2/20435192-SP-Octoveryal Aslim.pdf · universitas indonesia universitas indonesia penatalaksanaan

28

Universitas Indonesia

11. Matlaga BR, Lingeman JE. Surgical Management of Upper Urinary Tract

Calculi. Campbell Walsh Urology 10th ed. Philadelphia : WB Saunders

co;2012:1357-410

12. Turk C, Knoll T, et al. Guidelines on Urolithiasis. European Association

of Urology Guidelines 2014.

13. Preminger GM, Assimos DG, et al. AUA Nephrolithiasis Guideline Panel.

AUA Guideline on Management of Staghorn Calculi : Diagnosis and

Treatment Recommendations. J Urol 2005;173:1991-2000

14. Al-Kohlany, Khaled M., et al. Treatment of Complete Staghorn Stones: A

Prospective Randomized Comparison of Open Surgery versus

Percutaneous Nephrolithotomy. J Urol 2005;173(2):469-73.

15. Falahatkar S. Percutaneous Nephrolithotomy Versus Open Surgery for

Patients with Renal Staghorn Stones. Uro Today Int J 2009;2(5)

16. Khalaf I, Salih E et al. The Outcome of Open Renal Stone Surgery Calls

for Limitation of its use : A single Institution experience. African J Urol

2013;19:58-65

17. Aghamir SMK, Moitadzadeh M, et al. Comparison of Stress Responses

Between PCNL and Open Nephrolithotomy. J Endourol

2008;22(11):2495-500

18. Taylor E, Miller J, Chi T, et al. Complication associated with percutaneous

nephrolithotomy. Transl Androl Urol 2012;1(4):223-28

19. Vicentini, Fabio C., et al. Percutaneous nephrolithotomy: current concepts.

Indian J Urol 2009;25(1): 4.

Penatalaksanaan batu ..., Octoveryal Aslim, FIK UI, 2015