View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
STUDI KASUS PADA “ By.Ny.S”UMUR 0 HARI YANG MENGALAMI
MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DIRUANG TERATAI RSUD GAMBIRAN
KOTA KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
RISTI DYAH KURNIASARI
NIM.12.2.05.01.0035
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2015
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
STUDI KASUS PADA “ By.Ny.S”UMUR 0 HARI YANG MENGALAMI
MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DIRUANG TERATAI RSUD GAMBIRAN
KOTA KEDIRI
RISTI DYAH KURNIASARI
NPM. 12.2.05.01.0035
Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi D-III Keperawatan
Zeshita_uthea@yahoo.co.id
Dosen Pembimbing 1 : Susi Erna Wati S.kep.Ns.M.kes
Dosen Pembimbing 2 : Siti Aizah S.Kep.,Ns.M.Kes
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
ABSTRAK
Studi kasus pada By.Ny.S yang mengalami masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas
dengan diagnose medis berat badan lahir rendah di ruang Teratai RSUD Gambiran Kota
Kediri,Risti Dyah Kurniasari (2015).
Pembimbing 1 : Susi Erna wati S.kep.Ns, M.kep Pembimbing 2 : Siti Aizah S.kep.Ns,M.kes.
Berat badan lahir rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram (
Jayant ,2012 ).Kejadian berat badan ini dikarenakan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan
ibu dan juga dapat dikarenakan oleh factor perekonomian.
Tujuan penulisan adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien By.Ny.S dengan kasus
berat badan lahir rendah melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif metode penelitian
ini menggunakan desain diskriptif dengan pendekatan studi kasus.Responden yang digunakan dalam
penilitian ini adalah keluarga pasien by Ny”S” yang dilakukan perawatan di Ruang Teratai RSUD
Gambiran Kota Kediri.
Berdasarkan studi kasus pada pasien by.Ny.S ditemukan diagnosa keperawatan utama yaitu
ketidakefektifan pola nafas.Adapun tindakan yang dilakukan yaitu : mengobservasi TTV,mengauskutasi
suara nafas, menempatkan pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap
keatas dan melakukan kolaborasi pemberian oksigen.
Ketidakefektifan pola nafas pada by.Ny.S dikarenakan system pernafasan yang belum imatur dan
dapat berdampak pada by.Ny.S akan mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang.Penting sekali bagi ibu yang hamil untuk menjaga kehamilannya terutama nutrisi,agar tidak
terjadi gangguan pada kelahiran anaknya sehingga bayi tumbuh sehat dan tidak ada gangguan pada
tumbuh kembang anak.
Kata kunci : Ketidakefektifan Pola Nafas, Berat Badan Lahir Rendah
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
I. LATAR BELAKANG
Berat badan lahir rendah
(BBLR) adalah bayi yang dilahirkan
dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memperhitungkan masa
gestasinya (Jayant,2011).
BBLR merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh
terhadap kematian perinatal dan
neonatal. BBLR dibedakan atas 2
kategori yaitu BBLR karena premature
dan BBLR karena Intrauterine Growth
Retardation (IUGR), yaitu bayi yang
lahir cukup bulan tetapi berat badannya
kurang. Di negara berkembang banyak
BBLR dan IUGR karena ibu berstatus
gizi buruk, anemi, malaria dan
menderita penyakit menular seksual
(PMS) sebelum konsepsi atau saat
kehamilan. ( Sarwono 2010 )
Data Menurut World Health
Organization ( WHO ) pada tahun 2011
berkisar 17 juta jiwa dari angka
kelahiran berat badan lahir rendah
.Secara umum yang paling banyak
mengalami BBLR adalah salah
satunya Negara berkembang dimana
angka kejadiannya berkisar 16% dari
angka kelahiran.Hali ini dapat terjadi
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ibu mempunyai beberapa
penyakit yang langsung berhubungan
dengan kehamilan dan usia ibu..
Angka kejadian di Indonesia
tahun 2014 sangat bervariasi antara
satu daerah dengan daerah lain, yaitu
berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7
daerah multicenter diperoleh angka
BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %.
Secara nasional berdasarkan analisa
lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %
kelahiran.
Berdasarkan data yang
diperoleh dari Provinsi Jawa Timur
Tahun 2013 diketahui bahwa jumlah
bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di Jawa Timur
mencapai 3,32% bayi baru lahir yang
di timbang, dan angka kematian
neonatal dari data Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur yang tertinggi
disebabkan karena BBLR yaitu
mencapai 38,03% di banding penyebab
kematian neonatal lain. (Dinkes RI
2014 )
Dari data RSUD Gambiran
Kota Kediri ibu yang melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah <2500 g pada 3 tahun
terakhir sebanyak 682 bayi, pada
tahun 2012 sebanyak 186 bayi, pada
tahun 2013 sebanyak 286 bayi dan
pada tahun 2014 sebanyak 210 bayi.
Kejadian BBLR pada dasarnya
berhubungan dengan kurangnya
pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
berhubungan dengan banyak faktor dan
lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga
pemenuhan kebutuhan komsumsi
makanan pun kurang. Namun
kejadian BBLR juga dapat terjadi pada
mereka yang status perekonomiannya
cukup, hal ini berkaitan dengan paritas,
jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan
pemanfaatan pelayanan antenatal.
BBLR termasuk faktor utama dalam
peningkatan mortalitas dan morbilitas
neonatus. . (Arif 2009 ).
BBLR juga dapat mengalami
gangguan pernafasan akibatnya dari
defisiensi surfaktan paru kurang
adekuat menyebabkan gangguan paru
untuk mempertahankan
stabilitasnya,alveolus akan kembali
kolaps setiap akhir sehinnga untuk
pernafasan berikutnya dibutuhkan
tenaga toraks yang lunak dan otot
respirasi yang lemah sehingga untuk
pernapasan berikutnya dibutuhkan
tekanan negative intra thorak yang
lebih besar dan disertai usaha
inspirasi yang kuat. Disamping itu
lemahnya reflek batuk, hisap, dan
menelan dapat mengakibatkan resiko
terjadinya aspirasi. ( sarwono 2010)
BBLR juga berakibat jangka
panjang terhadap tumbuh kembang
anak di masa yang akan datang.
Dampak dari bayi berat badan lahir
rendah ini adalah pertumbuhannya
akan lambat. Kecenderungan memiliki
penampilan intelektual yang lebih
rendah dari pada bayi yang berat
lahirnya normal dan dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia
tumbuh kembang.
Salah satu upaya yang
dilakukan yaitu Tujuan primer dalam
asuhan bayi resiko tinggi adalah
mencapai dan mempertahankan
respirasi. Banyak bayi memerlukan
oksigen suplemen dan bantuan ventilasi.
Bayi dengan atau tanpa penanganan
suportif ini diposisikan untuk
memaksimalkan oksigenasi karena pada
BBLR beresiko mengalami defisiensi
surfaktan dan peridik apneu. Dalam
kondisi seperti ini diperlukan
pembersihan jalan nafas, merangsang
pernafasan, diposisikan miring untuk
mencegah aspirasi, posisikan
tertelungkup jika mungkin karena posisi
ini menghasilkan oksigenasi yang lebih
baik, terapi oksigen diberikan
berdasarkan kebutuhan dan penyakit
bayi. Pemberian oksigen 100% dapat
memberikan efek edema paru dan
retinopathy of .(sarwono 2010)
Dengan mengetahui masalah-
masalah potensial yang akan terjadi
pada bayi dengan BBLR , maka akan
membantu tenaga kesehatan
mengetahui tindakan apa yang harus
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
segera dilakukan, seperti ; penanganan
bayi BBLR dengan menggunakan
metode kanguru (PMK), manfaat
dengan metode ini yaitu suhu tubuh
bayi lebih stabil, pola pernafasan bayi
lebih teratur , suhu tubuh bayi lebih
stabil, waktu tidur bayi lebih lama ,
kenaikan berat badan lebih cepat
dengan menggunakan Kanguru.(Ali
S.M 2011)
Peran Perawat dengan bayi
yang lahir premature yaitu meletakkan
bayi ke dalam inkobator agar suhu
tubuhnya tetap normal serta diberi
bantuan oksigen untuk pernafasan.
Selain inkubator suhu tubuh bayi dapat
dipertahankan kehangatannya dengan
metode kanguru. Dulu metode ini
dianggap hanya untuk orang miskin
karena kalau orang kaya diletakkan di
inkubator, tapi berdasarkan
pengalaman, hasilnya malah lebih
efektif metode kanguru maka dari itu
tindakan Perawat yaitu mengajari ibu
menggunakan metode kanguru agar
pola nafas bayi tetap
teratur.(Kristiyanasari2009).
Berdasarkan latar belakang
diatas peneliti tertarik untuk
membahas Studi Kasus Dengan
Diagnosa Medis Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Gambiran Kediri.
I. METODE
Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data dengan cara
:
2. Wawancara : menanyakan atau tanya
jawab dengan menggunakan
komunikasi langsung dengan keluarga
yang meliputi : biodata, riwayat
kesehatan, data biologi, psikologi,
sosial dan spiritual.
3. Observasi atau pengamatan :
mengamati secara langsung keadaan
pasien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan
pasien.
4. Pemeriksaan fisik : melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien untuk
menentukan masalah kesehatan pasien
dengan cara : inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
5. Studi dokumentasi dengan cara
mempelajari rekam medik pasien.
II. HASIL DAN KESIMPULAN
a. Pengkajian
Nama By.Ny.S, umur 0 hari,
jenis kelamin laki-laki, dengan diagnosa
Berat badan lahir rendah. Dengan
alasan masuk keadaan umum lemah,
merintih, cyanosis, sesak nafas yang
perlu penanganan segera. Dalam
kondisi ini bayi sangat beresiko
mengalami gagal nafas, di karenakan
otot pernafasan yang belum sempurna
dan daya tahan tubuh bayi sangat
lemah.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Dalam tinjauan kasus ,penulis
hanya menemukan sebagian data
keluhan pasien seperti : berat 2100
gram, TTV :suhu tubuh 36,5 °C,RR 66
x/menit N: 140 x/menit. terpasang infus
dan terpasang 𝑂2 CPAP 5 lpm,cyanosis
pada dada kiri,ada retraksi intercosta.
Bayi dengan berat badan lahir
rendah yang perlu ditangani segera
adalah pernafasan karena belum
teraturnya sebagian fungsi organ dalam
tubuhnya, untuk membuat pernafasan
kembali normal perlu adanya bantuan
pernafasan agar oksigenasi terpenuhi.
Kondisi By.Ny.S saat pengkajian
diruang teratai dengan berat 2100 gram,
suhu tubuh 36,5 °C,RR 66 x/menit N:
140 x/menit. terpasang infus dan
terpasang 𝑂2 CPAP 5 lpm,cyanosis
pada bibir,ada retraksi intercosta
Menurut tinjauan pustaka
(ismawati cahyo 2010 ) Gangguan
pernapasan sering menimbulkan
penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan karena kurangnya surfaktan,
pertumbuhan dan perkembangan paru
yang belum sempurna.
Berdasarkan pengkajian
diatas,penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dengan
kasus,karena sistem pernafasan
by.ny.S yang imatur sehingga
menyebabkan retraksi intercosta dan
pernafasan yang melebihi batas
normal.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah
cara mengidentifikasi, memfokuskan
dan mengatasi kebutuhan spesifik
pasien serta respon terhadap masalah
actual, resiko tinggi ataupun potensial.
Dalam tinjauan kasus muncul
masalah keperawatan dengan bayi berat
badan lahir rendah, antara lain :
Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan system
pernafasan yang belum imatur,
Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
reflek menelan dan menghisap lemah ,
Resiko infeksi berhubungan dengan tali
pusat yang masih basah.
Secara teori muncul masalah
keperawatan dengan berat badan lahir
rendah, antara lain : Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan system
pernafasan yang imatur, Resiko Tinggi
ketidakefektifanya thermoregulasi atau
hipotermi berhubungan dengan
kehilangan panas melalui kulit
,Resiko kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan jumlah lemak
subkutan sedikit, Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan daya tahan
tubuh rendah, Gannguan Nutrisi
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 10||
Kurang dari kebutuhan tubuh reflek
menelan dan menghisap lemah
Berdasarkan diagnosa di atas, penulis
tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan kasus nyata.dalam kasus
nyata diagnosa yang muncul tidak
jauh berbeda dengan yang terdapat
pada teori,akan tetapi diagnosa yang
muncul pada teori tidak semuanya
muncul pada kasus nyata.
c. Rencana keperawatan
Dalam perencanaan, ditetapkan
sasaran, tujuan, waktu yang spesifik dan
terukur disertai tindakan keperawatan
dan evaluasi yang terdiri dari tujuan
kriteria, intervensi, perencanaan yang
disusun dibuat berdasarkan masalah
keperawatan yang muncul, tertulis, dan
realistis.
Pada Tinjauan kasus rencana
yang akan dilakukan yaitu dengan
mengobservasi TTV , Mengauskultasi
suara nafas,menempatkan pada posisi
terlentang dengan leher sedikit
ekstensi dan hidung menghadap
keatas dan melakukan kolaborasi
dalam pemberian O 2 .
Secara teoritis diagnosa
ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan system
pernafasan imatur. Intervensi yang
penulis susun antara lain : Tempatkan
pada posisi terlentang leher sedikit
ekstensi hidung menghadap keatas
,pertahankan suhu tubuh
normal,lakukan suction bila
perlu,Observasi TTV,Auskultasi jalan
nafas,lakukan kolaborasi pemberian
oksigen.
Berdasarkan rencana diatas
penulis menemukan adanya
kesenjangan antara tinjauan kasus
dan teori.hal ini terjadi karena
intervensi direncanakan berdasarkan
dengan kebutuhan dan masalah
pasien,sehingga intervensi tersebut
dapat mengatasi masalah yang
dialami pasien
d.Tindakan keperawatan
Pada tahap pelaksanaan ini
penulis melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat atau ditetapkan yaitu
pada diagnosa keperawatan
ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan system
pernafasan imatur perlu dilakukan
Observasi TTV :mengobservasi RR
pasien 66x/menit, N :140x/menit,S:
36,50C , dilakukan TTV karena untuk
mengetahui keadaan pasien dengan
mengetahui keadaan pasien penulis
dapat melakukan tindakan
selanjutnya., Mengauskutasi suara
nafas untuk mengetahui adanya suara
tambahan dan adanya suara tambahan
ronchi, Menempatkan pada posisi
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
terlentang dengan leher sedikit
ekstensi dan hidung menghadap
keatas, selain itu juga melakukan
kolaborasi dalam pemberian O2 untuk
memenuhi kebutuhan oksigen..
Secara Teori tindakan yang
dilakukan yaitu Mengobservasi TTV ,
Mengauskutasi suara nafas untuk
mengetahui adanya suara tambahan ,
Menempatkan pada posisi terlentang
dengan leher sedikit ekstensi dan
hidung menghadap keatas , melakukan
kolaborasi dalam pemberian O2 untuk
memenuhi kebutuhan oksigen.
Berdasarkan tindakan
diatas,penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus,
semua tindakan yang ada tidak
semuanya dilakukan dalam tinjauan
kasus karena menyesuaikan kondisi
pasien dengan situasi yang ada.
e.Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah umpan balik
untuk menilai keberhasilan keperawatan
yang telah diberikan mengacu pada
tujuan dan criteria hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Evaluasi
menyediakan nilai informasi
mengenai pengaruh intervensi yang
telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati
dengan criteria hasil yang telah
dibuat pada tahap perencanaan.
Setelah penulis melakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari , maka
penulis melakukan evaluasi.
Evaluasi ini penulis
menggunakan metode sesuai teori
yaitu SOAP ( Subyektif , Obyektif ,
Assessment , Planning .Evaluasi
penulis lakukan sejak tanggal 01-03
juli 2015 dengan hasil evaluasi pada
diagnosa keperawatan ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan
sistem pernafasan imatur yaitu
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X24 jam
diperoleh hasil : S : - ,O : k/u lemah
,RR :66x/menit ,S : 36,5 0C, N:120
x/menit,ada retraksi intercosta ,tidak
ada suara tambahan,terpasang nasal
kanul CPAP 5 lpm,O : masalah teratasi
sebagian, P : lanjutkan intervensi 1 dan
4.
Evaluasi yang dilakukan
penulis sesuai dengan kondisi pasien
setelah penulis memberikan asuhan
keperawatan selama tiga hari . dari
hasil evaluasi didapatkan hasil 2
masalah teratasi sebagian yaitu
ketidakefektifan pola nafas dan
gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dan 1 masalah tidak
terjadi yaitu resiko infeksi.
A. Simpulan
Setelah membahas mengenai
uraian asuhan keperawatan pada bayi
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 12||
dengan berat badan lahir rendah,
maka dapat diambil simpulan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Pada saat pengkajian bayi lahir dengan
berat badan 2100 gr, panjang bayi
44cm, , akral dingin, cyanosis, sesak,
RR = 66𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄ , terdapat suara ronchi,
terdapat retraksi intercosta.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada anak
dengan berat badan lahir rendah yaitu
ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan sistem pernafasan
belum imatur ditandai dengan K/U
lemah, RR : 66 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄ , suhu : 36,5 °
C,N: 140x/menit terdapat retraksi
intercosta, terdapat suara tambahan
Ronchi, terpasang 𝑂2 CPAP nasal canul
5 lpm.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada bayi
dengan berat badan lahir rendah harus
disesuaikan dengan kondisi pasien, dan
rencana keperawatan ditunjukan untuk
mengatasi masalah yang muncul antara
lain :
a. Observasi RR pasien
b.Auskultasi suara nafas
c.Menempatkan pada posisi terlentang
dengan leher sedikit ekstensi dan
hidung menghadap keatas
d.Lakukan kolaborasi dalam pemberian
𝑂2 CPAP nasal canul 5 lpm
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan pada bayi
dengan berat badan lahir rendah yang
dilakukan harus mengacu pada rencana
yang telah disusun sehingga tindakan
bisa dilaksanakan dengan efektif dan
efisien, serta dapat melibatkan peran
orang tua, perawat ruangan dan profesi
kesehatan lainnya yang ada di ruangan.
II. DAFTAR PUSTAKA
Hardman, T.Heather 2012.Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi
Jakarta : Media Action
Hidayat Alimul , A (2007 ) Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Salemba medika
Huda,Nuratif dan Hardhi Kusuma.2013
Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Nanda Nic-
Noc, https:// sema raputra adjoezt
wordpres.com,diakses tanggal 13 Juni
2013 ,jam pengambilan 19.00 WIB
Jayant ( 2011 ).Bayi Dengan
BBLR.Yogyakarta : Nuha Medika
Kristiyanasari,S.kep.dan Arief Z.R(
2009 ).Neonatus Dan Asuahan
Keperawatan.Yogyakarta : Nuha
Offset
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Risti Dyah Kurniasari| 12.2.05.01.0035
Fakultas ilmu kesehatan- Prodi DIII Keperawatan simki.unpkediri.ac.id
|| 13||
Leelawong M.Holland A.Neonatal
nasal CPAP
deviceredesign,(http//:pustaka
unpad.ac.id).diakses tanggal 07 Mei
2014,jam pengambilan 07.00 WIB
Marmi dan Kukuh
Rahardjo.(2012).Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita,Yogyakarta:pustaka
belajar
NANDA. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan NANDA
NIC-NOC.Jakarta.2013
Proverawati Atika dan Ismawati
Cahyo,2010.Berat Badan Lahir Rendah
jakarta : EGC
S.M Ali (2011)Kangoro Mother Care
as Compared to conventional Car For
Low Birth Weight Babies.http//Iko
Prasatia.blogspot.com, diunduh
tanggal 04 April 2013,diambil jam
19.00 WIB
Sarwono, (2010). Asuhan Perinatal
dan Antenatal. Jakarta : Nuha
Medika
Wikinson Judith ,(2013),Diagnosa
Keperawatan,Jakarta : salemba medika
Recommended