View
180
Download
3
Category
Tags:
Preview:
Citation preview
GANGGUAN MEDULA SPINALIS
Pembimbing:dr. Usman G. Rangkuti, Sp.S
Oleh:Fina Aprilisa
082011101044Nila Nuril Fatima 082011101052
Gangguan dapat berupa
Amyotrophic Lateral Sclerosis
Myelopathy Spondilitis TB Syringomyelia Brown Sequard Synd Medular Compresion
acute Complete spinal
transection Neurogenic Bladder
HNP Dorsal Root
Synd Cauda Equina
Synd
SPONDILITIS TUBERKULOSA
Batasan
Pada dasarnya adalah kombinasi dari osteomyelitis dan artritis pada vertebrae (biasanya menyerang > 1 vertebrae) yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
Biasanya terjadi secara sekunder dari sumber infeksi extraspinal
Patofisiologi
Terjadi sekunder melalui penyebaran hematogen dari fokus primer (misalnya paru). M.TB mencapai vertebrae melalui Batson’s plexus of paravertebral vein.
Infeksi pada vertebrae mengakibatkan destruksi tulang progresif lambat di bagian anterior dan selanjutnya terjadi nekrosis (pengejuan).
Pengejuan akan menghambat pembentukan tulang dan membuat tulang avaskuler timbul tuberculous sequestra
Jaringan granulasi TB akan penetrasi ke korteks korpus vertebra dan membentuk abses paravertebral yang dapat menjalar ke atas/bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Abses berkumpul dan mendesak medula spinalis
Kerusakan bagian depan korpus vertebrae akan menyebabkan kompresi vertebra gibbus
MANIFESTASI KLINIS
Badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, BB turun, subfebril terutama malam hari, dan sakit pada punggung.
Awal dapat dijumpai nyeri radikuler mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparese yang makin berat, spastisitas, hiperrefleksi, dan refleks babinski bilateral.
Jika destruksi lanjut dijumpai nyeri spinal menetap, terbatasnya pergerakan spinal, paraplegi/paraparese, ataupun nyeri radiks saraf
Tanda yang biasa ditemukan gibbus di paravertebra
DIAGNOSIS
Lab. darah tepi LED meningkat Foto thorax dan vertebra Uji tuberkulin Lumbal pungsi
kultur dan pemeriksaan sensitivitas
PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan :
pemberian obat antituberkulosis
dekompresi medspin menghilangkan/ menyingkirkan
produk infeksi menghilangkan pus & sequestra
stabilisasi vertebra dgn graft tulang (bone graft)
NEUROGENIC BLADDER
NEUROFISIOLOGI Sistem sal. kemih bag. bawah diinervasi
oleh: Serabut aferen berasal dr buli-buli dan
uretramenerima stretch reseptor dr dinding buli-buli dibawa oleh n.pelvikus ke korda spinalis S2-4 diteruskan ke otak oleh trak.spinotalamikus
Serabut eferen terdiri atas:• Sistm.parasimpatis berasal dr korda spinalis
S2-4 dibawa oleh n.pelvikus dan memberikan inervasi pd otot detrusor peran dlm miksi adlh kontraksi detrusor dan terbukanya sfingter uretra
• Saraf simpatis (berasal dr korda spinalis segmen T10-L2 dibawa oleh n.hipogastrik menuju buli-buli dan uretra):Reseptor adrenergik α leher buli-buli
(sfingter interna) dan uretra posterior kontraksi
Reseptor adrenersik β fundus buli-buli relaksasi
Sistem simpatis ini berperan pada fase pengisian
• Serabut somatik berasal dari nukleus onuf (berada di kornu ant korda spinalis S2-4) dibawa oleh n.pudendus dan menginervasi sfingter eksterna dan otot-otot dasar panggul • Perintah dr korteks serebri secara sadar
menyababkan terbukanya sfingter eksterna saat miksi.
BATASAN
Neurogenik bladder adalah suatu keadaan dimana kandung kemih tidak berfungsi normal karena disfungsi neurologi atau akibat lain seperti penyakit atau trauma.
ETIOLOGI
Supraspinal lesi CVA Tumor cerebri Parkinson disease pembedahan
Spinalcord lesi: Cedera tlng belakang Multiple sclerosis Diabetic cystopathy Lesi saraf perifer Neurosifilis Herpes zoster
PEMERIKSAAN
Urin sitologi Cystogram Elektromiografi Cystoskopy
PENATALAKSANAAN
Konservatif:Kateterisasi Pembedahan Diet Pelatihan Kandung kemih
Medikamentosa : Antikolinergik
propentheline bromida (15 mg)dyclomine hidroklorida (10-20mg)hiosiamin sulfat (0.125 mg)
Antispasmodik solifenacin suksinat (5 mg)darifenacine (7.5 mg)oxybutinin klorida (2.5 mg)
Antidepresan trisiklikimipraminamitriptilin
Derivat esterogen
PR
Derivat EstrogenDerivat estrogen mengurangi inkontinensia
stress dan meningkatkan tahanan keluar dari kandung kemih dengan cara meningkatkan aliran darah, tonus dan respon saraf otot uretra
Dosis estrogen konjugasi oral : 0,3-1,25 mg/hari, estrogen pervaginam 0,5-2 mg/hari.
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS(HNP)
BATASAN
Adalah suatu keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan kearah kanalis spinalis melalui anulus fibrosus yang robek pada daerah lumbosakral
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP:Aliran darah ke diskus yang berkurangBeban yang beratLigamentum longitudinalis posterior
menyempit
PATOFISIOLOGI Herniasi diskus lumbal dapat disebabkan
oleh trauma (usia muda) atau perubahan degeneratif (orang tua) pada diskus.
Sebagai akibat peregangan pada ligamentum longitudinalis posterior, timbul rasa nyeri pinggang bawah.
Sedangkan penekanannya pada akar saraf menimbulkan rasa nyeri radikuler, gangguan sensorik atau motorik, yang sesuai dengan distribusi segmen saraf yang terkena.
MANIFESTASI KLINIS Nyeri spontan khas: nyeri bertambah
hebat dari posisi berbaring ke duduk, bila berbaring nyeri akan berkurang atau hilang.
Nyeri mulai dari pantat, menjalar ke bagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah.
Nyeri semakin hebat bila mengejan, batuk, mengangkat barang berat.
Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah di sebelah L5-S1 (garis antara dua krista iliaka).
Nyeri radikuler, gangguan motorik atau sensorik, yang sesuai dengan distribusi segmen saraf yang terkena.
Paraparese dan gangguan miksi/defekasi sebagai akibat kompresi kauda ekuina dapat dijumpai, seperti pada “midline disc protrusion”.
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan neurologi
Lasegue test pd penderita HNP <30 derajat sudah mengeluh nyeri
Pemeriksaan sensorik ggn. Sensibilitas pd bag lateral jari V (S1) / bag medial ibu jari kaki (L5)
Pemeriksaan motorik pd penderita HNP tidak dapat melakukan dorsofleksi (L5) atau plantar fleksi (S1)
Kadang terdapat ggn.otonom retensio urin (indikasi op)
Kadang terdapat anestesi di perineum (indikasi op)
Pemeriksaan penunjang
Foto lumbalPada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada penyempitan jarak tulang yang satu dengan yang diatas atau dibawahnya, adakah instabilitas atau spondilolistesis.
CT. MyelografiPada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya filling defect.
Magnetic Resonance ImagingPada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah ada protusio ataupun squester dari bantalan tulang yang menekan pada sistem
PENATALAKSANAAN KONSERVATIF
1.Penderita dengan gejala klinis ringan :○ Mencegah gerakan-gerakan yang menimbulkan
keluhan dan tirah-baring pada saat timbul keluhan.
○ Analgesik, bila perlu.○ Fisioterapi, seperti terapi panas, latihan, korset
lumbal.
2.Penderita dengan gejala nyeri pinggang hebat :○ Tirah-baring (alas keras, pada posisi yang
dirasakan enak).○ Analgesik, antispasmodik (diazepam), anti-
inflamasi (aspirin, NSAID).○ Fisioterapi, seperti traksi pinggul
PEMBEDAHAN
Spinal Cord Transection Syndrom
Suatu pola defisit neurologis yang muncul dari kerusakan seluruh cross- section medspin pada level tertentu
Etiologi : trauma, iskemia, inflamasi atau infeksi (tranverse myelitis), kompresi (hematom, tumor)
Gejala dan tandaDi bawah lesi (motorik, sensorik, otonom)Di level lesi (flasid, atrofi, loss of refleks)
TRAUMA TULANG BELAKANG
Pada cedera spinal dapat terjadi memar (kontusio ) atau kompresi ( fraktur, dislokasi, luksasi, hematom ) sehingga menyebabkan gangguan yang permanent; atau dapat juga hanya karena edema temporer ( komosio ) yang menimbulkan gangguan sementara dan kemudian pulih kembali.
Defisit neurologis yg diakibatkan oleh cedera spinal ditentukan oleh level dan bagian medulla spinalis yg mengalami cedera.
Cedera unilateral medulla spinalis akan menyebabkan gangguan motorik pd sisi yg sama ( ipsilateral ) dan disertai gangguan sensasi nyeri serta suhu pd sisi kontralateral.
Gangguan kolumna posterior akan menimbulkan gangguan sensasi getar dan posisi pd ipsilateral.
Pergeseran fragmen discus intervertebralis atau fragmen fraktur korpus vertebra dapat mencederai kuadran anterior medulla spinalis; dalam hal ini sensasi nyeri dan suhu dibawah tingkat lesi akan terganggu bilateral dan disertai gangguan motorik.
Sensasi getar dan posisi biasanya tetap utuh.
Etiologi
KLL (50%), jatuh (20%), gun shot(15%)
Mekanisme :
a. Fraktur vertebrae
b. Dislokasi
c. Penetrasi luka
d. EDH Spinal
e. SDH Spinal
f. Perlukaan tidak langsung dari spinal cord
g. Perlukaan intermedular
Gambaran KlinikPerlukaan dapat mengenai dan berupa :
a. Radix Saraf
Gx bervariasi
Nyeri & parestesi sesuai dermatom s/d fasikulasi dan hilang sensibilitas total
b. Kompresi spinal
- Flaccid paralisis & hilang sensibilitas di bawah lesi ( spinal shock ) menghilang (hari/mgg) nyeri radikuler & paraparese spastic di bawah lesi
c. Brown sequard syndrome
Brown-Sequard sindrom adalah akibat hemilesi medulla spinalis.
Manifestasi klinisnya adalah :
1. kelumpuhan LMN ipsilateral setinggi lesi
2 defisit sensorik ipsilateral setinggi lesi
3. kelumpuhan UMN ipsilateral dibawah tingkat lesi
4. defisit proprioseptif ( getaran, posisi, gerakan ) ipsilateral dibawah lesi
5. deficit protopatik ( nyeri, suhu, perabaan ) kontralateral dibawah lesi.
d. Hematomyelia
Hemoragis akut dari gray matter cerebri ke spinal cord sebagai komplikasi trauma langsung/ tidak langsung
- Nyeri mendadak pada tempat lesi diikuti paralisis
- Hilang rasa nyeri dan suhu pada dermatom yang terkena
KOMPRESI MEDULA SPINALIS Acute compression terjadi dalam beberapa
menit sampai beberapa jam. Penyebab : trauma (fraktur vertebra dengan displacement fragmen fraktur, trauma pada tulang atau ligamen yang menyebabkan hematom), herniasi diskus, metastase tumor.
Sub acute compression terjadi dalam beberapa hari-beberapa minggu. Penyebab : metastase tumor, abses atau hematom subdural/epidural.
Chronic compression terjadi dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. penyebab spondilosis, stenosis spinal, malformasi arterivena, tumor extramedular. Dapat diperburuk dengan herniasi diskus dan hipertrofi ligamentum flavum.
Gejala Klinis akut : defisit segmental, paraparese,
tetraparese, gangguan BAB/BAK, defisit sensoris, hiperreflexia,
Sub akut atau kronik : nyeri punggung, (nyeri radikular), hiperreflexia, gangguan sensoris.
PemeriksaanFoto x-rayCT myelografiMRI
TerapiMenghilangkan kompresiDexamethason jika kompresi disebabkan
oleh tumor.Pembedahan, jika :
○ Defisit neurologis bertambah parah○ Diperlukan biopsi○ Tulang belakang tidak stabil○ Disebabkan oleh tumor yang kambuh setelah
radioterapi○ Abses atau hematom subdural/epidural.
Terima Kasih
Recommended