FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIAE

Preview:

DESCRIPTION

tentang pneumonia

Citation preview

HUBUNGAN RIWAYAT MEROKOK, SANITASI LINGKUNGAN DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIAE BERAT PADA PASIEN RS AW SYAHRANIE SAMARINDA

HUBUNGAN RIWAYAT MEROKOK, SANITASI LINGKUNGAN DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIAE BERAT PADA PASIEN RS AW SYAHRANIE SAMARINDA

OlehFerdinand Yusuf P05.48876.00277.09

BAB IBAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangI.1 Latar Belakang• 1 – 4 kematian bayi disebabkan oleh

ISPA• Kematian biasanya disebabkan ISPA

golongan Pneumonia & pada bayi kurang dari 2 bulan ( Depkes RI, 2006 )

• ± 1 juta anak meninggal karena pneumonia tiap tahunnya ( WHO )

Latar BelakangLatar Belakang Pada negara berkembang jumlah kematian

lebih dari 50 setiap 1000 kelahiran hidup Adapun di Indonesia angka kematiannya : - 2004 sebanyak 171 ribu - 2005 sebanyak 162 ribu dari jumlah balita 22,7

juta( WHO )

I.2 Rumusan MasalahI.2 Rumusan Masalah Apakah riwayat merokok, sanitasi lingkungan

dan status gizi berhubungan dengan kejadian Pneumonia berat pada pasien di RS AW Syahranie Samarinda

I.3 TujuanI.3 Tujuan

Untuk mengetahui hubungan riwayat merokok, sanitasi lingkungan dan status gizi dengan kejadian Pneumonia berat pada pasien RS AW Syahranie Samarinda

BAB IIBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penyakit PneumoniaII.1 Penyakit Pneumonia

Disebabkan oleh infeksi pada saluran nafas sebelah distal, terutama alveoli, disertai pembentukan eksudat peradangan

Klasifikasi Pneumonia ……………….

Kriteria Jenis Contoh/Komentar

Batasan Klinik PrimerSekunder

Pada orang yang sehatDengan cacat pertahanan lokal atau sistemik

Agen Penyebab

Bakteri  Virus Jamur  Lainnya

Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Mycobacterium tubercolosis, dsbInfluenza, campak, dsbCryptococcus, Candida, Aspergillus, dsbPneumocystis carinii, Mycoplasma, aspirasi, lipid, eosinofilik

Reaksi host FibrinosaSupuratif

 

Bentuk anatomi

BronkopneumoniaPneumonia lobaris

 

II.1.1 BronkopneumoniaII.1.1 Bronkopneumonia

Bercak – bercak distribusi yang terpusat pada bronkiolus dan bronkus yg meradang, disertai penyebaran ke alveoli sekitarnya

Sering pada usia lanjut, bayi & komplikasi penyakit lain ( kanker, gagal jantung dll )

Biasa disebabkan bakteri Staphylococcus, Streptococcus, Haemophilus influenzae

II.1.2 Pneumonia LobarisII.1.2 Pneumonia Lobaris

Khas pada orang dewasa 20 – 50 tahun oleh Pneumonia pneumokokkus

Akibat Kliebsiella mengenai individu lanjut, penderita diabetes dan pengkonsumsi alkohol

Terdapat 4 stadium Kongesti, Hepatisasi merah, Hepatisasi kelabu dan Resolusi

Pneumonia khususPneumonia khusus Pada host yang normal dpt disebabkan : - virus : influenza, RSV, adenovirus & mikoplasma - Penyakit Legionnaires

Pada host imunosupresi, infeksi oppurtunistik yang sering :

- Pneumocystis carinii - Jamur : Candida, Aspergillus - Virus : Sitomegalovirus, Campak

II.3 Faktor – faktor resikoII.3 Faktor – faktor resiko

Sosial Ekonomi dan Sanitasi Lingkungan Umur Jenis Kelamin Riwayat Merokok Status Gizi

II.4 Gejala KlinisII.4 Gejala Klinis batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah) nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik

nafas dalam atau     terbatuk) menggigil demam mudah merasa lelah sesak nafas sakit kepala nafsu makan berkurang mual dan muntah merasa tidak enak badan kekakuan sendi kekakuan otot. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: kulit lembab batuk darah pernafasan yang cepat cemas, stres, tegangnyeri perut.

II.5 DiagnosaII.5 Diagnosa

Rontgen Dada Pembiakan Sputum Hitung Jenis Darah Gas Darah Arteri

Pneumonia Berat

II.6 Kerangka KonsepII.6 Kerangka Konsep

Sosial Ekonomi

Umur

Jenis Kelamin

Riwayat Merokok

Sanitasi Lingkungan

Status Gizi

HIV/AIDS

II.7 HipotesisII.7 Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan antara Riwayat Merokok terhadap Pneumonia berat

H1 : Ada hubungan antara Riwayat Merokok terhadap Pneumonia berat

H0 : Tidak ada hubungan antara Sanitasi lingkungan terhadap Pneumonia berat

H1 : Ada hubungan antara Sanitasi Lingkungan terhadap Pneumonia berat

H0 : Tidak ada hubungan antara Status Gizi terhadap Pneumonia berat

H1 : Ada hubungan antara Status Gizi terhadap Pneumonia berat

BAB IIIBAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian :Observasional- analitik dengan pendekatan Case Control

Waktu Dan Lokasi Penelitian :- Waktu : 1 Januari – 31 Desember 2009- Lokasi : Bangsal Paru ( Seruni ) RS AW Syahranie dan rumah pasien

Jenis dan Desain Penelitian :Observasional- analitik dengan pendekatan Case Control

Waktu Dan Lokasi Penelitian :- Waktu : 1 Januari – 31 Desember 2009- Lokasi : Bangsal Paru ( Seruni ) RS AW Syahranie dan rumah pasien

Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel Populasi Pasien yang didiagnosa positif terkena

Pneumonia berat di Poli Paru RS AW Syahranie Samarinda

Sampel Pasien dengan Pneumonia berat yang

menjalani rawat inap di Poli Paru RS AW Syahranie Samarinda

PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATAPENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Data primer Data sekunder Uji Chi Square

VARIABEL PENELITIANVARIABEL PENELITIAN

Terikat Pneumonia berat Bebas riwayat merokok, sanitasi lingkungan,

status gizi

Konsep OperasionalKonsep Operasional

1. Penyakit Pneumonia Berat Infeksi saluran nafas yang diikuti pembentukan

eksudat peradangan, disertai dengan cacat pertahanan lokal atau sistemik ( infeksi sekunder )

2. Riwayat Merokok Adalah riwayat merokok penderita yang diperoleh

dari wawancara. Kriteria objektif : - Perokok - Bukan Perokok

3. Sanitasi Lingkungan Dilihat dari kondisi rumah penderita, dibandingkan

dengan standart Bangunan Nasional

4. Status Gizi Status Gizi diukur dengan metode Indeks Massa

Tubuh ( IMT ). IMT adalah indikator status gizi penderita untuk memantau berat badan normal penderita.

Rumus :

Kriteria Objektif : Pria N : 20,1 - 25 U : < 20 Wanita N : 18,7 - 22,8 U : <18,6

Indeks Massa Tubuh = berat badan ( kg ) tinggi badan ( m )2

Ke Tepian.. Naik taksiSEKIAN..TERIMA

KASIH