View
5
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB XII
ESTIMASI BETA
DR. TITIK
INAYATI,SE.,MM
8/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Keterterapan Beta dalam Penelitian
Penggunaan beta sebagai salah satu variabel penelitian telah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Studi yang dilakukan di dalam negeri :
Agoeng (2000) dan Hadinugroho (2002) menunjukan bahwa return tidak dipengaruhi oleh beta.
Tandelilin (2001) menemukan bahwa beta portofolio
saham mampu menjelaskan return portofolio pada pasar bullish dan bearish.
8/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Poerwanto (2001) yang menyelidiki hubungan antara beta
dengan return, menemukan bahwa untuk market excess
return positif terdapat hubungan positif antara beta dan
return, sedangkan untuk market excess return negatif
terdapat hubungan negatif antara beta dan return
Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi beta juga
menunjukan hasil yang beragam :
Tandelilin (1997) menemukan bahwa variabel rasio keuangan
dan ukuran perusahaan mempengaruhi beta
Indriastuti (1999) dan Musliatun (2000) dengan memisahkan
periode analisis normal dan krisis 1997 menemukan bahwa
likuiditas, pertumbuhan, dan leverage keuangan
mempengaruhi beta
9/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Sufiyati dan Na’im (2002) membuktikan bahwa beta dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan
Suherman (2001) menguji pengaruh variabel dividen,
pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, likuiditas, leverage
keuangan, volatilitas laba, dan beta akuntansi terhadap beta.
Beta juga banyak dipakai dalam berbagai bentuk desain
penelitian studi peristiwa (event study) seperti penawaran
hak atas saham (right issue), pengumuman divide,
pengumuman merger dan akuisisi, pengumuman
pembelanjaan kapital dan perubahan komposisi manajemen.
10/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Catatan Penting:
Sebagian besar penelitian tersebut
mengungkapkan hasil yang tidak konsisten
dengan teori. Hal mungkin disebabkan oleh
perbedaan metode dalam pengestimasian beta
sehingga menghasilkan variasi besaran beta.
11/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Keterterapan Beta dalam Praktik
Beta digunakan oleh manajer investasi sebagai salah satu indikator dalam pengukuran kinerja portofolio yaitu dengan mengadopsi teknik yang dikemukakan Treynor (1965) dan Jensen (1969).
Beta juga digunakan untuk menghitung biaya modal ekuitas yang selanjutnya digunakan dalam penilaian perusahaan, penganggaran kapital, dan perhitungan economic value added (EVA).
12/55
DESAIN PENELITIAN DALAM PENGESTIMASIAN BETA
Isu Pokok Dalam Estimasi Beta
Isu pengukuran return
Bagaimana seharusnya return diukur; indeks apa yang
seharusnya digunakan untuk mewakili pasar; berapa lama
periode observasi yang digunakan; dan interval
penyampelan apa yang harus digunakan.
Isu yang berkaitan dengan asumsi model regresi
Apakah residual regresi berdistribusi normal; apakah
residual regresi memiliki varian yang sama; apakah residual
regresi tidak berkorelasi satu sama lain; apakah beralasan
jika diasumsikan bahwa beta adalah konstan sepanjang
periode pengestimasian; dan apakah ada variabel penjelas
yang dihilangkan.
13/55
Isu Pengukuran Return Tahap pertama untuk memperoleh estimasi beta adalah menghitung
nilai return sekuritas individual dan return pasar.
Discrete return versus continuously compounded returns.
Pengukuran returns harus mempertimbangkan penyesuaian
perubahan harga yang terjadi karena adanya perubahan
kapitalisasi
Raw return versus excess return.
Ukuran return berupa return periodik yang belum disesuaikan
dengan return aset-aset lain yang menjadi benchmark.
Nominal return versus real return.
Return yang belum disesuaikan terhadap harapan adanya inflasi
(inflationary expectation).
14/55
DESAIN PENELITIAN DALAM PENGESTIMASIAN BETA
CONTOH: STUDI EMPIRIS PENGESTIMASIAN BETA
Data dan Sampel Penelitian :
Studi empiris dimaksudkan untuk memberi ilustrasi praktis tentang isu-isu dan prosedur-prosedur pengestimasian yang dapat menghasilkan estimasi beta yang berbeda.
Studi ini menggunakan harga saham harian, mingguan, dan bulanan yang diobservasi dari 18 perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel perusahaan dipilih secara acak dan mewakili 18 sub-industri dari industri pemanufakturan
22/55
Model analisis penelitian ini didasarkan pada model pasar (market model) yaitu returnhistoris saham diregresi dengan returnhistoris suatu proksi portofolio pasar (return indeks pasar).
Fokus studi empiris ini mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan isu pengukuran return dan isu asumsi model regresi
23/55
CONTOH: STUDI EMPIRIS PENGESTIMASIAN BETA
Tabel di bawah ini menunjukan perbedaan estimasi
beta dengan berbagai cara pengukuran return yang
meliputi:
(1) raw return diskrit dan kontinyu
(2) excess return diskrit dan kontinyu
(3) return riil diskrit dan kontinyu.
Kesimpulan Sementara Hasil Studi Empiris
Range yang lebar dari hasil-hasil estimasi beta
pada tabel tersebut membuktikan bahwa
pengestimasian beta sangat sensitif terhadap cara
pengukuran return.
24/55
CONTOH: STUDI EMPIRIS PENGESTIMASIAN BETA
Contoh Soal Return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10
minggu ditambah dengan return-return resiko (RBR) tampak di tabel berikut
ini:RA RM (RA –RA) . (RM -- RM) (RM –RM)²
7,5 % 4,0%
8,0 % 4,5%
9,0% 4,5%
10,0% 5,5%
10,5% 6,0%
11,5% 7,0%
11,0% 6,0%
12,0 % 6,5%
12,0% 7,5%
14,0% 8,0%
RM=5,95 %
Lanjutan latihan Soal
BETA AKUNTANSI
Beta akuntansi dapat dihitung secara bersamaan
dengan beta pasar (yang menggunakan data
return).
Contoh soal:
Suatu pasar modal hanya mempunyai 3 macam
sekuritas, A, B dan C. Dengan demikian indek laba
pasar dapat dihitung dg cara rata-rata aritmatika
laba perusahaan A,B,C. Laba Akuntansi untuk
perusahaan A,B dan C dan indeks pasarnya selama
10 periode sbb:
Lanjutan Contoh Soal
1 EA EB EC EM
1 4,0 1,15 2,5 2,55
2 4,5 1,5 2,7 2,9
3 5,0 1,7 2,9 3,2
4 5,5 1,8 3,0 3,43
5 5,0 2,0 3,5 3,5
6 5,1 2,1 3,7 3,63
7 4,9 2,2 3,9 3,67
8 5,0 2,0 4,0 3,67
9 4,5 2,5 3,5 3,5
10 5,5 2,7 3,8 4,0
Rata-rata 4,9 1,965 3,35 3,405
Lanjutan Contoh Soal
1 Cov (EA.EM) Cov (EB.EM) Cov (EC.EM) Var(EM)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total
Kovarian antara laba sekuritas A, B , C dan kovarian laba pasar sbb:
Lanjutan Contoh Soal
INDEKS PASAR
Estimasi beta memerlukan suatu proxyuntuk portofolio pasar, karena portofolio pasar secara teoritis harus efisien, namun secara empiris sulit ditemui atau relatif tidak dapat diobservasi.
26/55
INDEKS PASAR
Pengukuran Return Indeks Pasar
Value Weighted Vs Equally Weighted
Return value weighted memperhitungkan ukuran
relatif dari aset-aset individual.
Indeks pasar value weighted lebih sensitif terhadap
pergerakan harga dari perusahaan yang berukuran
besar.
Indeks equally weighted menimbang semua aset
seolah-olah aset-aset tersebut memberi pengaruh
yang sama, tanpa mempertimbangkan ukuran
relatifnya.
Indeks value weighted lebih baik karena lebih
konsisten dengan portofolio pasar yang sebenarnya.
27/55
INDEKS PASAR
Pengukuran Return Indeks Pasar
Keluasan (Breadth) Indeks Pasar
Peneliti menggunakan indeks pasar sebagai proxy pasar
karena indeks pasar saham adalah indeks yang paling
tersedia, walaupun Stambaugh (1982) memperlihatkan
bahwa CAPM pada umumnya tidak sensitif terhadap
pemilihan proxy pasar, kita dapat menyimpulkan bahwa
semakin luas indeks, semakin baik indeks tersebut dijadikan
proxy.
Penyusunan dan penimbangan indeks dapat mempengaruhi
beta aset individual dan dapat mempengaruhi kesimpulan
yang ditarik dari aplikasi estimasi beta tersebut.
28/55
INDEKS PASAR
Para peneliti seringkali tidak hanya tertarik
pada nilai estimasi beta, namun juga terhadap
signifikansi statistik estimasi tersebut. Ini
dapat diuji dengan menentukan apakah
estimasi tersebut berbeda dengan benchmark
tertentu, misalnya 0, 1, ataupun rata-rata
industri dan “goodness of fit” dari estimasi dan
modelnya dapat diketahui dari R2.
32/55
PANJANG PERIODE ESTIMASI
Pemilihan panjang periode estimasi (t) dalam OLS
dihadapkan pada trade-off antara kebutuhan
sampel yang besar untuk memperoleh estimasi
statistik yang reliable dengan penggunaan data
yang relevan pada periode di mana estimasi beta
diaplikasikan
Estimasi beta tampak stabil untuk periode empat
hingga lima tahun. Oleh karena itu, ketika
dihadapkan pada interval bulanan, data lima tahun
sering digunakan sebagai rule of thumb, meskipun
demikian, variasi rule of thumb ini sangat beragam
34/55
SAMPLING INTERVAL
Peneliti juga harus memilih sampling interval
untuk pengukuran return, misalnya interval
return harian, mingguan, atau bulanan.
Interval intraday cenderung menghasilkan
estimasi beta yang tidak stabil dan tidak
reliable. Sebaliknya, interval kwartal tahun
(quarterly interval) cenderung menghasilkan
jumlah observasi yang kurang memadai karena
periode pengamatan yang terlalu panjang
37/55
SAMPLING INTERVAL
Perubahan beta diargumentasikan sebagai fungsi dari
frekuensi perdagangan, yang berkaitan dengan ukuran
perusahaan.
Ketika interval return diperpanjang, beta saham-saham
kecil (tipis diperdagangkan) meningkat sedangkan beta
saham-saham besar (sering diperdagangkan) menurun.
38/55
ASUMSI DISTRIBUSIONAL
Prosedur Estimasi
Teknik standar yang digunakan untuk mengestimasi beta
adalah dengan menggunakan regresi OLS (ordinary least
square).
Penggunaan regresi OLS didasarkan pada asumsi penting
yaitu residual bersifat homoskedastik dan non-otokorelasi
antar residual.
Beberapa cara untuk mendeteksi penyimpangan
homoskedastik diantaranya uji-uji Goldfeld-Quandt,
Breusch-Pagan, dan White.
Pengujian penyimpangan non-otokorelasi antar residual
juga bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya uji-
uji Durbin-Watson dan Box-Pierce-Ljung.
40/55
ASUMSI DISTRIBUSIONAL
Perlakuan terhadap Outliers
Outliers dapat terjadi karena kesalahan dalam
memasukkan data, namun dapat pula disebabkan
kejadian yang sebenarnya.
Keputusan untuk mengikutkan atau mengeluarkan outliers
tergantung pada konteks penelitian yang dilakukan.
Jika outliers adalah observasi yang real dalam artian bahwa
itu benar-benar terjadi dan mungkin terulang, maka
sangatlah dianjurkan untuk memasukkan outliers sebagai
sampel.
jika outliers adalah peristiwa yang unik sehingga peristiwa
itu mungkin tidak akan terjadi lagi, outliers tersebut
sebaiknya dikeluarkan dari analisis
41/55
KESALAHAN PENGUKURAN DAN PERDAGANGAN TIPIS
Persoalan yang muncul biasanya berkaitan dengan
penggunaan data saham-saham yang tidak
diperdagangkan secara terus menerus (thin atau
nonsynchronous).
Nonsynchronous trading dapat mengakibatkan
estimasi beta dapat menjadi bias.
Beberapa teknik dianjurkan untuk mengatasi
masalah perdagangan tipis tersebut dalam
pengestimasian beta. Teknik-teknik tersebut
adalah Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979),
dan Fowler dan Rorke (1983)
42/55
STABILITAS BETA
Stabilitas inter-period
Mencakup pertanyaan “Apakah beta stabil antara periode
estimasi dengan periode aplikasi?”
Contoh periode aplikasi adalah “event window” dalam suatu
event study
Isu stabilitas beta inter-periode berkaitan dengan
kemungkinan pergeseran rata-rata beta
Stabilitas intra-period
Apakah beta stabil selama periode estimasi?”
Secara empiris, hal ini dapat ditangani dengan
memperkenalkan dan memasukkan time-varying betas.
43/55
MEAN REVERSION
Beta pasar selalu bergerka menuju ke nilai satu,
sehingga beta portofolio pasar selalu bernilai satu.
Blume (1971, 1975) memperkenalkan isu risiko
yang berubah dan memperlihatkan bahwa setelah
periode tujuh tahun, beta saham individual
mempunyai kecenderungan regresi menuju grand
mean satu
Pendekatan Bayesian digunakan untuk
menyesuaikan tendensi mean reversion
44/55
ISU RELEVAN LAINNYA DALAM PENGESTIMASIAN BETA
Estimator Beta Lainnya yang Telah Disesuaikan
terhadap Perdagangan Tipis
Menggunakan teknik “trade-to-trade”, dengan me-
match return aset dengan return pasar dengan basis
trade-to-trade.
Kesalahan-kesalahan (Errors) dalam Variabel-
variabel
Ball (1977) mengemukakan isu kesalahan pengukuran
dari perspektif umum, yaitu bahwa estimasi beta
menghadapi masalah “errors in variables” (EIV)
45/55
Structural Breaks
Suatu structural break adalah sebuah titik di mana
terdapat penggambaran yang jelas mengenai
kelompok-kelompok data
Masalah yang ditimbulkan oleh structural breaks
adalah data tidak dapat diterapkan dari suatu bagian
sampel untuk bagian-bagian lain dari sampel
Keberadaan structural breaks dapat dideteksi
dengan alat uji ekonometris seperti Chow test
46/55
ISU RELEVAN LAINNYA DALAM PENGESTIMASIAN BETA
Time-varying betas
bukti menunjukkan bahwa beta saham individual
dan beta portofolio adalah time varying
Tiga model umum telah diperkenalkan untuk
menjelaskan variasi waktu : (1) random walk, (2)
random coefficient approach, dan (3)
autoregressive process
47/55
ISU RELEVAN LAINNYA DALAM PENGESTIMASIAN BETA
Time-varying betas
Model random walk mengklaim bahwa estimasi beta
pada periode sekarang yang paling baik adalah beta
periode lalu.
Model random coefficient approach mengklaim
bahwa terdapat rata-rata jangka panjang di mana
terdapat variasi acak untuk setiap periode.
Model autoregressive process mengklaim bahwa
perbedaan antara beta periode sekarang dengan
rata-rata jangka panjang adalah fungsi dari
perbedaan antara nilai lampau beta dengan rata-
rata jangka panjang setiap periode.
48/55
ISU RELEVAN LAINNYA DALAM PENGESTIMASIAN BETA
Determinan-determinan Ekonomis dari Variasi Waktu
Alternatif spesifikasi estimasi model beta berdasarkan
variabel-variabel ekonomis.
Model beta dengan mempertimbangkan financial
leverage.
Model beta dengan pendekatan empiris dengan
mempertimbangkan beberapa variabel akuntansi.
Model beta dengan menggunakan operating leverage,
sebagai determinan beta.
Model beta dengan determinan beberapa variabel
makroekonomi seperti suku bunga, defisit anggaran,
defisit perdagangan, inflasi, dan harga minyak.
49/55
ISU RELEVAN LAINNYA DALAM PENGESTIMASIAN BETA
Variabel-variabel yang Dihilangkan
Mispesifikasi model beta berupa penghilangan
variabel independen yang relevan, seperti rasio
keuangan, efek seasonalities serta day-of-the-week
effect.
Catatan: Model regresi dapat mencakup efek ukuran
perusahaan, seasonal, dan efek-efek lainnya, namun
tidak didukung oleh landasan teoretis.
Pendekatan ini bersifat ad hoc dan bersifat model-
model empiris.
50/55
ISU RELEVAN LAINNYA DALAM PENGESTIMASIAN BETA
PENGESTIMASIAN BETA UNTUK PERUSAHAAN PRIVAT
Beta Akuntansi
merupakan pendekatan yang dapat digunakan oleh
perusahaan privat untuk mendapatkan nilai beta
Return on equity industri digunakan sebagai proksi return
pasar sehingga dapat disusun model sebagai berikut:
ROEj = + j RM + e
Dalam hal ini:
ROE j= return on equity perusahaan privat individual
RM M = return on equity pasar (diproksi dari IHSG atau LQ
45).
51/55
Estimasi Beta dengan Teknik Hamada
Hamada mengemukakan model penyesuaian beta bila terdapat
perubahan leverage :
L = U [1 + (1 – T)(D/E)]
Dengan demikian, beta unleveraged dapat dihitung sebagai
berikut:
U = L / [1 + (1 – T)(D/E)]
Dalam hal ini:
L = Beta perusahaan yang memiliki leverage
U = Beta perusahaan yang tidak memiliki leverage
T = tingkat pajak perusahaan
D/E = rasio utang per ekuitas (debt to equity ratio).
52/55
PENGESTIMASIAN BETA UNTUK PERUSAHAAN PRIVAT
Soal :
Sebagai ilustrasi diketahui beta PT. Duta Pertiwi
Tbk. Yang dihitung berdasarkan return bulanan
pada tahun 2006 adalah 1,53 dengan rasio D/E
sebesar 1,46. Diasumsikan tingkat pajak yang
berlaku adalah 40%. Maka beta U dapat dihitung
sebagai berikut:
Jawab :
U = 1,53 / [1 + (1 – 40%)(1,46)]
= 0,819
CONTOH: PENGESTIMASIAN BETA UNTUK PERUSAHAAN PRIVAT
53/55
Soal:
PT A, sebuah perusahaan real estat dan
properti memiliki rasio D/E = 0,95.
Sedangkan rata-rata beta industri tersebut
adalah 1,3 dan rata-rata D/E = 1,05.
Diasumsikan tingkat pajak yang berlaku
adalah 40%. Berdasarkan data tersebut,
prosedur untuk mencari Beta A adalah:
54/55
PENGESTIMASIAN BETA UNTUK PERUSAHAAN PRIVAT
Jawab:
Menghitung UI (beta unleveraged industri) :
UI = 1, 3 / [1 + (1 – 40%)(1,05)]
= 0,798
Menghitung L PT. A :
LA = 0,798 [1 + (1 – 40%)(0,95)]
= 1,252
55/55
PENGESTIMASIAN BETA UNTUK PERUSAHAAN PRIVAT
Recommended