View
5
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang
yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan
susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang
menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri,
saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.
Ali (2010) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah
tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Menurut BKKBN (1995) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang
atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
4 Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
B. Bentuk Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling bergantung (Departemen Kesehatan RI (1988)
dalam Ali (2010)).
Ada beberapa bentuk keluarga Menurut Sudiharto (2007) adalah sebagai berikut:
1. Keluarga Inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik
karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal
seseorang dilahirkan.
3. Keluarga Besar ( extended family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk
keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga
pasangan sejenis (guy/lesbian families).
4. Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena perceraiandan/atau kematian
pasangan yang dicintai dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda ( single family ), keluarga yang terjadi karena perceraian
dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
6. Keluarga komposit ( composite family ), keluarga dari perkawinan poligami dan
hidup bersama.
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
7. Keluarga kohabitasis ( Cohabitation ), dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak
lazim dan bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun, keluarga kohabitasi ini
mulai dapat diterima.
8. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan
pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak
lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah
dengan anak kandung laki-laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak
menikah dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak
perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah
keluarga inses semakin hari semakin besar. Halini dapat kita cermati melalui
pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
9. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan.
Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional
tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak
hasil dari perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional adalah
sekelompok orang tinggal di sebuah asrama.
C. Ciri-ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan
dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga
di Indonesia adalah:
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan.
2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang
kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam
mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat.
4. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan—keluarga di
pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain
dan sedikit sulit menerima inovasi baru.
D. Fungsi Keluaraga
Keluarga dengan sistem konjungal, menekankan pada pentingnya hubungan
perkawinan (antara suami dan istri), ikatan dengan suami atau istri cenderung
dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orangtua.
Menurut Friedman (1999) dalam Sudiharto (2007), lima fungsi dasar
keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta, saling menerima
dan mendukung
2. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan
social
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
3. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia
4. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan
5. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kekampuan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
E. Kesejahteraan Keluarga
Keluarga sebagai unit pembangunan yang mampu membangun setiap
anggotanya, sehingga menjadi kekuatan pembangunan yang handal, semua itu
dapat terwujud keluarga yang sejahtera. Pertumbuha masyarakat ditentukan
oleh pembentukan keluarga sehat dan sejahtera. Perkembangan dan
pertumbuhan masyarakat untuk memberikan kontribusinya di dalam
pembangunan bangsa dan Negara. Terciptanya keluarga sejahtera sebagai
landasan pokok terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
Kesejahteraan keluarga merupakan salah satu tujuan pokok yang ingin
dicapai dan diidamkan oleh semua anggota keluarga. Setiap orang berkeinginan
agar setiap keluarganya dapat hidup dengan sejahtera. Konsep keluarga
sejahtera diantaranya meliputi suatu keadaan keluarga yang aman, penuh
keharmonisan, sehat, dan berkecukupan secara ekonomis, serta adanya sling
pengertian yang baik dalam kehidupan keluarga. Konsep ini dapat terealisir bila
terdapat saling pengertian dan kepercayaan yang cukup dalam di antara anggota
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
keluarga, baik itu antara anak dan orang tua ataupun antara orang tua sendiri
dan antara anak-anak yang ada dalam lingkungan keluarga ( BKKBN, 1995 ).
Idealisme kehidupan keluarga yang sejahtera dapat dimanifestasikan dalam
bentuk kehidupan sehari-hari. Dua factor atau unsur yang tampak berperan di dalam
usaha untuk memanifestasikan idealisme keluarga yang sejahtera adalah
tercapainya suatu keadaan keluarga yang sehat dan adanya stabilitas perekonomian
keluarga.
Menurut konsepnya keluarga sejahtera dapat didefinisikan menurut undang-
undang No 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan Dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, menyatakan bahwa keluarga sejahtera adalah
keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup yang layak, bertaqwakepada Tuhan YME, dan memiliki
hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungan (BKKBN,1995).
Materi pokok pembangunan keluarga sejahtera bertitik dari pelaksanaan 8
fungsi keluarga yang terdiri dari:
a. Fungsi keagamaan
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana penanaman kaedah-kaedah ajaran
agama agar tercipta insan-insan pembangunan yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME.
b. Fungsi sosial Budaya
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya
masyarakat/bangsa yang mulia dan beradab berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
c. Fungsi Cinta Kasih
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembinaan rasa cinta dan kasih sayang
serta jiwa kesetiakawanan sosial antar anggota keluarga dan antara keluarga
dengan masyarakat lingkungannya.
d. Fungsi perlindungan
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembinaan untuk menciptakan rasa
aman, damai, nyaman, dan tenteram serta keadilan sebagai cermin hidup yang
sejahtera lahir batin.
e. Fungsi Reproduksi
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana pelaksanaan kesadaran akan
pentingnyaperanan reproduksi sehat dalam upaya mewujudkan keluaarga yang
sehat sejahtera.
f. Fungsi sosial
Untuk mendorong keluarga sebagai wahanasosialisasi dan pendidikan anak yang
sangat penting (pertama dan utama)bagi seluruh anggota keluarganya.
g. Fungsi Ekonomi
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembentukan sikap hidup ekonomis,
efisien, profesional dan pembinaan produktivitas serta kemandirian dalam
memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya.
h. Fungsi pembinaan lingkungan
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
Untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembinaan kesadran hidup yang
harmonis dengan masyarakat dilingkungan sosial dan alam sekitarnya
(BKKBN,1995)
Dilihat dari segi pencapaiannya tingkat kesejahteraan keluarga
dikelompokan menjadi lima ( BKKBN, 1995) yaitu :
1. Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), yaitu keluarga-keluarga yang belum
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti
kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar
minimumnya dalam hal sandang, papan, pangan dan pelayanan kesehatan yang
sangat dasar. Indikator yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Pada umumnya seluruh keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
b. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja, sekolah, dan bepergian.
c. Bagian yang terluas dari lantai rumah tidak dari tanah.
d. Apabila anak sakit maka diberi pengobatan yang modern atau dibawa ke
lembaga pengobatan.
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu apabila keluarga itu selain dapat memenuhi kebutuhan dasar
minimumnya dapat pula memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, tetapai
belum dapat memenuhi kebutuhan pengembanganya. Indikator yang
dipergunakan adalah empat indikator pada keluarga sejahtera II dan keluarga
tersebut harus pula memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging atau ikan atau
telur untuk lauk pauk.
b. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
setahun sekali.
c. Luas lantai paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni rumah.
d. Seluruh anggota keluarga yang berumur dibawah 60 tahun bisa membaca tulisan
latin.
e. Seluruh anak yang berusia 6 sampai 12 tahun bersekolah saat ini.
f. Paling kurang satu anggot keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai
pekerjaan tetap.
g. Seluruh anggota keluarga dalam satu bulan terahir dalam keadaan sehat,
sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi dari masing-masing.
h. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang
dianutnya masing-masing.
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
4. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum,
kebutuhan sosial psikologinya, dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan tetapi belum aktif dalam usaha kemasyarakatan dalam
lingkungan desa atau wilayahnya. Keluarga ini harus memenuhi syarat-syarat
yang terdapat pada keluarga sejahtera I dan keluarga sejahtera II dan juga harus
memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
a. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
b. Keluarga biasanya makan bersama paling kurang satu kali sehari.
c. Keluarga biasanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat dalam llingkungan
tempat tinggal.
d. Keluarga melakukan rekreasi keluar wilayah paling tidak tiga bulan sekali.
e. Keluarga dapat memperoleh kabar atau berita dari surat kabar atau radio atau
majalah.
f. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang disesuaikan
dengan daerah setempat.
5. Keluarga Sejahtera III Plus
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum,
kebutuhan dasar psikologis, kebutuhan sosial psikologis, kebutuhan
pengembangan, dan sekaligus secara teratur ikut menyumbang kegiatan sosial
dan ikut aktif dalam kegiatan semacam itu.Apabila keluarga-keluarga ini
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada keluarga sejahtera I dan keluarga
sejahtera II, keluarga sejahtera III dan juga memenuhi syarat-syarat di bawah
ini, maka keluarga ini dimasukan dalam tingkat keluarga sejahtera III Plus.
Adapun syarat-syarat tambahan yang harus di penuhi untuk mencapai tingkat
keluarga sejahtera III Plus:
a. Keluarga atau anggota keluarga secara teratur memberikan sumbangan bagi
kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan, yayasan, atau institusi masyarakat lainya.
Pada umumnya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I terdiri dari dua
jenis kelompok keluarga. Kelompok pertama yaitu keluarga-keluarga yang
miskin dan sangat miskin yang disebabkan karena bodoh atau buta huruf atau
bertubi-tubi terkena musibah dan tidak bekerja, rentan dan cacat, janda miskin
dengan anak banyak, serta sebab-sebab lain yang tidak mungkin bagi yang
bersangkutan untuk bangkit dengan kekuatan sendirri. Mereka itu pada
umumnya tidak mampu mempunyai pendapatan yang cukup untuk menutup
belanja pokok untuk hidup selayaknya manusia dan keluarga yang
layak.Kelompok dua yaiyu keluarga-keluarga yang tidak perduli terhadap
pembangunan yang sedang perjalan. Umumnya kelompok dua ini tidak
mengikuti gerakan pembangunan yang sedang berlangsung, tidak menjadi
anggota PKK, tidak ikut keluarga berencana (KB), tidak mengikuti anjuran
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
tantang syarat-syarat kesehatan yang baik, tidak mendengarkan anjuran melalui
radio, televise, maupun surat kabar tentang pembangunan mauppun mengikuti
dirinya sendiri atau yersisih dari berbagai informasi dan ajakan pembangunan
tersebut. Sebagian tidak miskin tetapi karena miskin informasi, maka tidak
terlihat adanya usaha-usaha keluarga yang sejalan dengan arah pembangunan
yang sekarang. Untuk kelompok keluarga yang pertama perlu uluran tangan dan
bantuan agar bisa dientaskan dari lembah kemiskinannya. Sedangkan untuk
kelompok yang kedua perlu diberikan bantuan informasi dan ajakan untuk
meningkatkan tekad dan motivasinya agar mau menyatu dan mendengarkan
informasi pembangunan yang cocok dengan keadaan dirinya.
G. Kerangka berfikr
Kesejahteraan keluarga adalah terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga
seperti sandang, pangan, dan papan serta kesehatan dan pendidikan anak-
anak.Masalah yang dihadapi masyarakat pada umumnya dihadapkan pada
keterbatasan lapangan pekerjaan. Sehingga dengan adanya pembangunan sektor
wisata Waduk Penjalin ini dapat membantu perekonomian masyarakat
khususnya Desa Winduaji. Adanya waduk ini dapat di manfaatkan masyarakat
untuk pengairan pertanian, perikanan dan juga dimanfaatkan untuk tempat
rekreasi/obyek wisata dan juga dapat di manfaatkan untuk suatu usaha yaitu
usaha dagang/pedagang.
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
Kehidupan manusia sangat tergantung darisumber daya alam yang tersedia
di lingkungan sekitar.Salah satu contoh di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes, sumber penghasilan dari alam yaitu salah satunya obyek wisata
waduk penjalin.Kegiatan kepariwisataan merupakan salah satu kegiatan yang dapat
menciptkan suatu usaha untuk memeroleh pendapatan demi tercukupnya kebutuhan
hidup agar tercapai kesejahteraan di dalam keluarga.
Setiap kesejahteraan masyarakat merupakan jaringan kerjasama atau sistem
sosial.Kesatuan kenyataan realitas sosial yang paling kecil terdiri dari peranan-
peranan sosial yang terdapat dalam masyarakat. Aktivitas manusia yang paling
berkomunikasi, bekerjasama menggunakan berbagai sarana dan prasarana yang
melahirkan berbagai bentuk karya berupa kebudayaan fisikal dan keluarga sebagai
salah satu tempat untuk mengembangkan kemampuandan melahirkan berbagai
bentuk karya sekaligus mempersiapkan generasi baru yang lebih baik.
H. Hipotesis
Dengan berdasarkan pada latar belakang masalah dan kerangka teoritis
yang dipaparkan di atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti sebagai berikut:
“kesejahteraan keluarga pedagang di Desa Windujai Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes tergolong dalam keluarga sejahtera II”. (BKKBN,1995)
Kajian Tingkat Kesejahteraan…, Teguh Afriyanto, FKIP UMP, 2013
Recommended