19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluarga Keluarga didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan emosional dimana setiap individu mempunyai peran masing-masing sebagai bagian dari keluarga (Friedman, Bowden, dan Jones, 2010). Keluarga adalah setiap orang yang ada hubungan darah atau perkawinan adalah ibu, bapak, dan anak-anaknya mencakup semua orang berketurunan dari kakek-nenek yang sama keluarga masing-masing istri dan suami (Hartini, 2011). Keluarga secara psikologis diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi, memperhatikan dan menyerahkan diri. Keluarga secara biologis menunjukkan ikatan keluarga antara ibu, ayah, dan anak yang berlangsung terus karena adanya hubungan darah yang tidak mungkin terlepas (Shochib, 2010). Friedman, Bowden, dan Jones (2010) menjelaskan bahwa terdapat dukungan keluarga diantaranya : 1. Dukungan informasional merupakan dukungan yang berfungsi sebagai pengumpul informasi tentang segala sesuatu untuk mengungkapkan suatu masalah, terdiri dari aspek nasehat, usulan, petunjuk, dan pemberian informasi. Dukungan informasional dalam keluarga seperti memberikan 13 Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Keluarga

Keluarga didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan emosional dimana setiap individu mempunyai

peran masing-masing sebagai bagian dari keluarga (Friedman, Bowden, dan

Jones, 2010). Keluarga adalah setiap orang yang ada hubungan darah atau

perkawinan adalah ibu, bapak, dan anak-anaknya mencakup semua orang

berketurunan dari kakek-nenek yang sama keluarga masing-masing istri dan

suami (Hartini, 2011). Keluarga secara psikologis diartikan sebagai

sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan

masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi

saling mempengaruhi, memperhatikan dan menyerahkan diri. Keluarga secara

biologis menunjukkan ikatan keluarga antara ibu, ayah, dan anak yang

berlangsung terus karena adanya hubungan darah yang tidak mungkin

terlepas (Shochib, 2010).

Friedman, Bowden, dan Jones (2010) menjelaskan bahwa terdapat

dukungan keluarga diantaranya :

1. Dukungan informasional merupakan dukungan yang berfungsi sebagai

pengumpul informasi tentang segala sesuatu untuk mengungkapkan suatu

masalah, terdiri dari aspek nasehat, usulan, petunjuk, dan pemberian

informasi. Dukungan informasional dalam keluarga seperti memberikan

13 Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

informasi pada lansia tentang pentingnya makan buah dan sayur bagi

kesehatan, menyarankan lansia untuk mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin C dan melakukan olahraga teratur seperti senam

dan jalan kaki. Hasil penelitian Utari (2017) menunjukkan bahwa

sebagian besar dukungan informasional keluarga memberikan informasi

pada lansia tentang pentingnya makan buah dan sayur bagi kesehatan.

2. Dukungan penilaian atau penghargaan yaitu keluarga bertindak sebagai

umpan balik, membimbing, dan menangani masalah, serta sebagai

sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa

sambutan yang positif dengan orang sekitarnya, dorongan atau

pernyataan setuju terhadap ide-ide atau perasaan individu. Dukungan

penilaian dalam keluarga seperti memberikan motivasi dan pujian untuk

patuh pada diet hipertensi, melibatkan dalam mengambil keputusan.

Hasil penelitian Utari (2017) menunjukkan bahwa sebagian besar

keluarga dalam dukungan penilaian yaitu memperhatikan pola makan

selama menjalani diet hipertensi dan memberikan nasehat ketika tidak

patuh pada diet hipertensi yang sudah didiskusikan.

3. Dukungan instrumental adalah dukungan yang memfokuskan keluarga

sebagai sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit berupa bantuan

langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga, dan sarana.

Dimensi instrumental meliputi penyediaan sarana. Manfaat dukungan ini

adalah mengembalikan energi atau stamina dan semangat yang menurun

dan memberikan rasa perhatian dan kepedulian pada ibu hamil yang

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

sedang mengimplementasikan pendidikan anak yang dikandungnya.

Dukungan instrumental dalam keluarga seperti melarang mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung lemak, membatasi pemakaian

garam, mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi kopi, menyarankan

untuk mengkonsumsi teh secara teratur. Hasil penelitian Utari (2017)

menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan instrumental keluarga

mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi makanan asin atau

mengandung garam tinggi.

4. Dukungan emosional adalah dukungan yang menempatkan keluarga

sebagai tempat aman dan damai untuk istirahat dan dapat membantu

penguasaan terhadap emosi. Bentuk dukungan emosional berupa simpati,

empati, cinta, kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan,

serta afektif (saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, mendukung, dan

menghargai antar anggota keluarga). Dukungan emosional dalam

keluarga seperti mengingatkan lansia agar patuh diet hipertensi, merawat

lansia dengan penuh kasih sayang selama menjalankan diet hipertensi,

mendengarkan keluhan-keluhan yang lansia rasakan. Hasil penelitian

Yenni (2011) menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga telah

memahami bila lansia hipertensi harus diberikan perhatian dan kasih

sayang agar lansia tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah dan

merasa putus asa.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah:

1. Faktor internal

a. Usia dalam pertumbuhan dan perkembangan mulai dari rentang usia

(bayi - lansia) yang memiliki pemahaman dan respon yang berbeda.

b. Pendidikan dan tingkat pengetahuan tercermin dari keyakinan

seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk dari pengetahuan,

latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan kognitif

yang akan membentuk cara berfikir seseorang.

c. Faktor emosional mempengaruhi keyakinan terhadap adanya

dukungan dan cara melaksanaknnya. Seseorang yang mengalami

respon stress dalam perubahan hidupnya cenderung berespon

terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara

mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam

kehidupannya.

d. Spiritual dapat terlihat bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, menyangkut nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,

berhubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari

harapan dan arti dalam hidup (Setiadi, 2012).

2. Faktor Eksternal

a. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatan yang berperan merawat lansia hipertensi

untuk menjaga dan merawat kondisi fisik lansia, meningkatkan

status mental lansia, mengantisipasi adanya perubahan sosial dan

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

ekonomi akibat penyakit, serta memberikan memotivasi dan

memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya

(Maryam, 2008). Faktor keluarga seperti citra tubuh yang positif,

komunikasi keluarga efektif, dan harapan keluarga untuk pencapaian

keberhasilan terapi diet (Wong, 2004, dalam Nisfiani, 2014).

b. Faktor sosial ekonomi dapat meningkatkan pemahaman tentang

pentingnya pendidikan dan mempengaruhi cara seseorang

mendefinisikan dan bereaksi terhadap anggota keluarganya (Setiadi,

2012). Dukungan ekonomi berupa seluruh biaya terapi pengobatan

yang telah diprogramkan pada lansia ditanggung oleh keluarga

(Wong, 2004, dalam Nisfiani, 2014). Lansia yang memiliki

pendapatan rendah lebih patuh terhadap diet hipertensi dibandingkan

yang memiliki pendapatan lebih tinggi dan pendidikan

mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia (Priambodo,

2013).

c. Kebiasaan hidup buruk adalah merokok dan konsumsi alkohol yang

memiliki efek dari nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah

dalam pembuluh darah dan merangsang hipertensi karena adanya

peningkatan sintesis katekholamin (Setiawan, 2008).

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

B. Hipertensi

Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan

darah manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi

menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten membuat sistem

sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak)

menjadi tegang (Palmer, 2009). Klasifikasi hipertensi menurut Joint National

Committe/JNC (2003) disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Menurut Setiawan (2012), gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,

pusing atau migren sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi. Gejala-

gejala tersebut mulai dirasakan oleh penderita hipertensi dengan tekanan

darah lebih besar dari 140/90 mmHg. Gejala yang dirasakan menurut Sutanto

(2010), antara lain pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur,

sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang,

mimisan (jarang dilaporkan), muka pucat, suhu tubuh rendah. Tekanan darah

tinggi sering tidak dirasakan oleh penderitanya maka dianjurkan untuk

memeriksa tekanan darah secara teratur, setidaknya 3 bulan sekali.

Sutanto (2010), menyatakan bahwa menghindari tekanan darah tinggi

adalah dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolahraga,

mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol, dan

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta tidak

mengonsumsi alkohol atau merokok. Menurut Setiawan (2012), tindakan

pencegahan bagi penderita hipertensi adalah :

1. Melakukan diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari

makanan berminyak, seperti gorengan, daging yang berlemak, susu full

cream, dan kuning telur.

2. Melakukan diet rendah garam dengan membatasi pemakaian garam dan

makanan yang diasinkan, seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, dan

kecap asin.

3. Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian, dan minuman

beralkohol tinggi.

4. Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki

cepat, berlari, naik sepeda, dan berenang.

5. Berhenti merokok dan minum kopi.

6. Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas.

7. Hindari stress dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai.

C. Diet Hipertensi

Diet merupakan salah satu metode pengendalian hipertensi secara

alami. Jika dibandingkan dengan obat penurun tekanan darah yang dapat

menimbulkan berbagai macam efek samping yang terjadi. Tujuan

dilakukannya diet hipertensi adalah untuk membantu menurunkan tekanan

darah, menurunkan kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam

penyedap, popcorn asin, keju, dan keripik kentang (Sustrani, 2005). Menurut

Sutanto (2010), menyatakan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki

peran terhadap tekanan darah, kriteria makanan yang dianjurkan untuk

dikonsumsi yaitu :

1. Makanan tinggi serat.Serat yang terkandung dalam sayur dan buah-

buahan dapat mempertahankan tekanan darah yang normal. Sayuran

banyak mengandung vitamin dan sayur seperti seledri, bawang, dan

sayuran hijau, serta buah-buahan secara teratur dapat menurunkan

tekanan darah.

2. Karbohidrat komplek seperti nasi, kentang, gandum lebih aman

dikonsumsi karena karbohidrat komplek memiliki proses metabolisme

yang panjang dalam tubuh.

3. Vitamin dan mineral. Tekanan darah tinggi lebih banyak terjadi pada

orang yang kekurangan vitamin C, sumber vitamin C adalah daun

singkong, mangga, jeruk, brokoli, sawi, dan jambu biji. Makanan yang

mengandung kalium tinggi untuk memelihara keseimbangan garam

(natrium) dan membantu mengontrol tekanan darah yang normal.

Makanan yang mengandung kalium antara lain kedelai, kacang hijau,

seledri, kacang tanah, bayam, dan pisang. Asupan kalium yang memadai

dapat mencegah naiknya tekanan darah sebagai efek dari kandungan

natrium.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

4. Antioksidan dengan mengonsumsi teh secara teratur dan seimbang dapat

menjaga pola hidup sehat.

5. Sumber lemak tidak jenuh dan omega 3 dari minyak zaitun sebagai

pelengkap diet dan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Bahan

makanan yang mengandung asam lemak omega 3 antara lain berbagai

jenis ikan laut seperti teri dan tengiri serta minyak ikan.

6. Diet rendah garam. Menurut Dalimartha (2013), menyatakan bahwa

batasi penggunaan garam pada masakan jangan lebih dari satu sendok teh

(2400mg/hari) ada tiga macam diet rendah garam (sodium), yaitu : 1)

Diet ringan, dapat mengonsumsi 1,5 – 3 gram sodium per hari, senilai

dengan 3,75 – 7,5 gram garam dapur; 2) Diet menengah, dapat

mengonsumsi 0,5 – 1,5 gram sodium per hari, senilai dengan 1,25 – 3,75

gram garam dapur; 3) Diet berat, hanya dapat mengonsumsi kurang dari

0,5 gram sodium atau kurang dari 1,25 gram garam dapur per hari.

Menurut Sutanto (2010), menyatakan bahwa makanan yang tidak

dianjurkan untuk dikonsumsi yaitu : 1) Makanan yang berkadar lemak jenuh

tinggi, misalnya jeroan, minyak kelapa, dan santan. 2) Makananan yang

diolah menggunakan garam natrium, misalnya cracker, keripik, dan makanan

kering yang asin. 3) Makanan awetan seperti sarden, sosis, kornet, atau

minuman kaleng (soft drink). 4) Makanan yang diawetkan seperti asinan, ikan

asin, telur asin, selai kacang, dan pindang. 5) Susu full cream, mentega,

margarine, keju mayonise, serta sumber protein hewani yang mengandung

banyak kolesterol, seperti daging merah (baik sapi maupun kambing), kuning

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

telur, dan kulit ayam. 6) Penyedap makanan terutama yang berbahan

monosodium glutamate (MSG) serta minuman beralkohol. 7) Kafein yang

terkandung di dalam kopi memiliki potensi terhadap terjadinya peningkatan

tekanan darah, terutama dalam keadaan stress.

Menurut Priambodo (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi diet

hipertensi pada lansia, yaitu:

1. Usia mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia dimana

mayoritas responden patuh diet hipertensi berada pada usia 60-65 tahun.

2. Jenis kelamin mayoritas responden perempuan lebih patuh terhadap diet

hipertensi dibandingkan laki-laki.

3. Pendapatan rendah lebih patuh terhadap diet hipertensi dibandingkan

responden yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

4. Pendidikan mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia.

5. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kepatuhan diet hipertensi pada lansia.

D. Kecukupan Energi

Kebutuhan energi pada lansia yang diperlukan tubuh diperoleh dari

karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sebagai penyumbang energi

terbesar karena dijadikan sebagai makanan pokok. Asupan energi yang

berlebihan akan mempengaruhi terjadinya penyakit degeneratif karena

kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Hal ini dapat

mengakibatkan berat badan lebih (Proverawati, 2010). Berdasarkan Widya

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

Karya Nasional Pangan dan Gizi di Indonesia (2004), kecukupan yang

dianjurkan adalah 60 gram/hari untuk laki–laki dan 50 gram/hari untuk

perempuan usia 60 tahun ke atas dengan berat badan standar 60 dan 50 kg.

Kebutuhan protein untuk usia 40 tahun tidak berbeda dengan usia

sebelumnya. Bertambahnya usia, perlu pemilihan makanan yang

kandunganproteinnya bermutu tinggi dan mudah dicerna.

Antropometri merupakan salah satu metode penilaian status gizi

secara langsung untuk menilai ketidakseimbangan antara energi dan protein

(Supariasa, 2002). Tabel 2.2 Penilaian status gizi lansia (Depkes RI, 2005)

Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat gizi minimal yang

dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat

(Almatsier, 2004). AKG dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan,

aktivitas fisik, dan keadaan fisiologis seperti hamil atau menyusui. Persentase

kebutuhan zat gizi makro untuk lansia adalah 20 – 25% protein, 20% lemak,

55 – 60% karbohidrat. Asupan makan diukur dengan food recall 24

jammeliputi asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi

dalam waktu 24 jam terakhir. Hasil estimasi asupan makan dibandingkan

dengan nilai angka kecukupan gizi (AKG) rata – rata orang Indonesia yang

disesuaikan menurut kelompok umur (Fatmah, 2010) dan dikelompokan

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

menjadi tiga, yaitu kurang ( bila<80% AKG), cukup (80 – 110% AKG), dan

lebih (>110%AKG) (Arifin, 2011).

E. Food Recall 24 Jam

Metode food recall 24 jam adalah metode pengukuran jumlah

konsumsi makanan dan minuman serta jumlah asupan makanan yang masuk

dalam tubuh seseorang dalam satu hari. Peningkatan jumlah hari dan waktu

pengukuran dapat diketahui pola makan secara kuantitatif yang dibutuhkan

berulang, bergantung pada jenis zat gizi yang akan dikaji dan variasi hari ke

hari dari asupan makan (Gibson, 2005, dalam Iqbal dan Puspaningtyas,

2018). Prinsip food recall 24 jam melalui pengukuran asupan makanan dan

minuman individu dalam 24 jam terakhir (dimulai waktu pelaksanaan

wawancara mundur ke belakang hingga 24 jam penuh) atau satu hari sebelum

wawancara (dimulai sejak bangun pagi hingga tidur malam dan waktu di

antara tidur malam hingga sebelum bangun pagi berikutnya). Pelaksanaan

metode food recall 24 jam pada anak-anak usia ≥ 8 tahun, remaja, dewasa,

dan lansia tanpa gangguan memori melalui wawancara langsung atau telepon

dengan menggunakan formulir terstruktur. Jenis metode food recall 24 jam

yaitu (Iqbal dan Puspaningtyas, 2018) :

1. Single 2-H recall adalah food recall 24 jam yang dilakukan dalam waktu

satu hari, hanya berperan mengukur asupan makan satu hari dari seorang

individu.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

2. Multiple 2-H recall adalah food recall 24 jam yang dilakukan pada

individu sama dengan beberapa hari pengulangan dengan pemilihan hari

tidak berturut-turut, berperan mengetahui asupan makanan (gambaran

pola atau kebiasaan makan) dari seseorang individu.

Langkah-langkah metode food recall 24 jam yaitu (Iqbal dan

Puspaningtyas, 2018) :

1. Lakukan wawancara mengenai asupan makanan dan minuman (utama,

selingan, jajanan pasar, yang dikonsumsi di luar rumah) yang dikonsumsi

sehari sebelum atau 24 jam sebelum pengukuran.

2. Responden dapat diingatkan dengan bantuan petugas gizi yang dapat

menanyakannya dengan menyejajarkan waktu-waktu kegiatan (bangun

tidur, setelah mandi, hendak berangkat kerja/sekolah, selama di

kantor/sekolah, ketika istirahat kerja/sekolah, setelah pulang dari

beristirahat.

3. Lakukan wawancara mengenai deskripsi detail dari masing-masing

makanan dan minuman yang dikonsumsi meliputi metode pemasakan

dan merk makanan (jika memungkinkan). Berbagai pertanyaan perlu

diajukan oleh petugas gizi untuk mendapatkan deskripsi detail dari setiap

makanan dan minuman.

4. Lakukan wawancara mengenai jumlah dari tiap-tiap makanan dan

minuman yang dikonsumsi. Estimasi jumlah yang dikonsumsi dengan

ukuran rumah tangga (URT). Untuk membantu responden dalam

mengingat jumlah yang dikonsumsi melalui alat bantu (foto/gambar

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

makanan, URT terkalibrasi (gelas, sendok, cangkir), penggaris, atau food

model).

5. Ulangi kembali informasi yang sudah didapatkan kepada responden agar

informasi valid. Jangan lupa menanyakan penggunaan suplemen vitamin

dan mineral.

6. Petugas gizi melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram)

menggunakan alat bantu yang sudah digunakan atau menimbang

langsung makanan yang dimakan.

7. Asupan zat gizi dikalkulasikan menggunakan data komposisi makanan.

8. Petugas gizi membandingkan dengan standar kecukupan/kebutuhan

responden.

Kelebihan food recall 24 jam yaitu (Iqbal dan Puspaningtyas, 2018) :

1. Cepat, sehingga dapat mencakup subjek/responden dalam jumlah besar.

2. Mudah dilaksanakan dan tidak membebani subjek/responden.

3. Relatif tidak membutuhkan banyak biaya.

4. Relatif tidak memengaruhi atau mengubah pola makan subjek/responden.

5. Dapat digunakan untuk subjek/responden yang dapat dan tidak dapat

baca tulis.

6. Pengukuran asupan makan dengan multiple food recall 24 jam (beberapa

kali pengukuran) dapat menggambarkan pola makan subjek/responden.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

Kelemahan food recall 24 jam yaitu (Iqbal dan Puspaningtyas, 2018) :

1. Pengukuran asupan makan dengan single food recall 24 jam (hanya satu

kali pengukuran) memungkinkan tidak tersampaikannya

makanan/minuman yang sangat jarang dikonsumsi.

2. Bergantung pada daya ingat subjek/responden, kemampuan

subjek/responden untuk dapat mendeskripsikan estimasi ukuran porsi

sesungguhnya yang dikonsumsi, tingkat motivasi subjek/responden, dan

ketekunan pewawancara.

3. Asupan yang terlaporkan seringkali underreported (dibawah seharusnya).

4. Dapat terjadi the flat slope syndrom yaitu kecenderungan bagi

subjek/responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih

banyak (over estimated) dan bagi subjek/responden yang gemuk untuk

melaporkan konsumsinya lebih sedikit (under estimated).

Tabel 2.3. Pengukuran food recall berdasarkan golongan usia, berat badan,

jenis kerja, dan energi

Golongan Usia (Tahun) Berat Badan (kg) Jenis Kerja Energi

Usia 0,5-1

1-3

4-6

7-9

Pria 10-12

13-15

16-19

20-59

Lebih 60

Wanita 10-12

13-15

16-19

8,0

11,5

16,5

13,0

30,0

40,0

53,0

55,0

55,0

32,00

42,00

45,00

Ringan

Sedang

Berat

870

1.210

1.600

1.900

1.950

2.100

2.500

2.380

2.650

3.200

2.100

1.750

1.900

1.950

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

20-59

Lebih 60

47,00

47,00

Ringan

Sedang

Berat

1.800

2.150

2.600

1.710

Tambahan Untuk :

Wanita hamil

Wanita Menyusui Tahun I

Tahun II

+285

+500

+400

Sumber : (Suprisana, 2001)

Hasil survei gizi dari berbagai daerah menunjukkan bahwa meskipun

dijumpai konsumsi energi dibawah angka kecukupan, dalam kenyataannya

masih sanggup melakukan pekerjaan rumah tanga dan pekerjaan lain di sektor

pertanian. Berat badan relatif tetap mengambarkan bahwa konsumsi

energinya mencukupi kebutuhannya yaitu (Muhilal, 1985, dalam Suprisana,

2001) :

1. Pria Dewasa, berat badan 65 Kg, Bekerja sedang, perkiraan kecukupan

65/55 x 2.650 kalori = 3.132 Kalori dengan mempertimbangkan proporsi

dari kegiatan yang dilakukan setiap hari, seseorang dapat dikategorikan

bekerja ringan, sedang, atau berat.

2. Bekerja Ringan : 8 Jam tidur 7 jam bekerja di kantor, 2 jam pekerjaan

sedang di rumah tangga, 0,5 jam olahraga, dan 6,5 jam pekerjaan ringan

dan sangat ringan.

3. Bekerja Sedang : 8 jam tidur, 8 jam bekerja di industri perkebunan dan

lain-lain, 2 jam pekerjaan rumah tangga, 6 jam pekerjaan di rumah yang

ringan dan sangat ringan.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

4. Bekerja Berat : 8 jam tidur, 4 jam pekerjaan berat, 2 jam pekerjaan

sedang, 2 jam pekerjaan ringan, 8 jam pekerjaan ringan dan sangat ringan

Ukuran Rumah Tangga (URT) dalam memudahkan penggunaan URT

dengan menggunakan daftar (bh : buah; bj : biji; btg : batang; bks : bungkus;

pk : pak; kcl : kecil; btr : butir; bsr : besar; ptg : potong; sdm : sendok makan;

gls : gelas; ckr : cangkir; sdg : sedang; sdt : sendok teh). Kemudian

keterangan besar porsi yaitu :

a. 1 sdm gula pasir = 10 gr

b. 1 sdm tepung susu = 5 gr

c. sdm tepung beras, tepung sagu = 6 gr

d. sdm terigu, maizena, hunkwe = 5 gr

e. sdm minyak goreng, margarine = 10 gr

f. 1 sdm = 10 ml

g. 1 gls = 240 ml

h. 1 ckr = 240 ml

i. 1 gls nasi = 140 gr = 70 gr beras

j. 1 ptg pepaya (15x15 cm) = 100 gr

k. 1 ptg sdg pisang (3x15 cm) = 50 gr

l. 1 ptg sdg tempe (4x6x1 cm) = 25 gr

m. 1 ptg sdg daging (6x5x2 cm) = 50 gr

n. 1 ptg sdg ikan ( 6x5x2 cm) = 50 gr

o. 1 bj bsr tahu (6x6x2,5 cm) = 100 gr

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

F. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Priambodo (2013); Friedman, Bowden, dan Jones, (2010)

G. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Dimensi dukungan keluarga

1. Dukungan emosional

2. Dukungan informasional

3. Dukungan instrumental

4. Dukungan penilaian

4.

5.

Mengontrol diet

hipertensi

Variabel Bebas

Dukungan keluarga

7.

8.

Variabel Terikat

1. Diet hipertensi

2. Kecukupan Energi

Penurunan hipertensi

pada lansia

Dukungan keluarga

optimal

Masalah hipertensi sering dialami lansia kian meningkat jumlahnya

Pelaksanaan diet hipertensi pada lansia

Faktor-faktor yang mempengaruhi diet

hipertensi

1. Usia

2. Jenis Kelamin

3. Pendidikan

4. Pendapatan

5. Dukungan keluarga

1.

2.

Diet hipertensi

Food Recall 24 jam

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluargarepository.ump.ac.id/9639/3/Riyan Septian Prandanu BAB II.pdf · sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dimensi berupa sambutan

H. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak ada hubungan hubungan dukungan keluarga dengan perilaku diet

hipertensi pada lansia hipertensi melalui food recall 24 jam di Puskesmas

Salem Kabupaten Brebes.

Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan perilaku diet hipertensi pada

lansia hipertensi melalui food recall 24 jam di Puskesmas Salem

Kabupaten Brebes.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019