Asuhan Keperawatan Sistem Indera Penciuman

Preview:

DESCRIPTION

1. Riwayat Keperawatan2. Pengkajian3. Pemeriksaan Fisik4. Pemeriksaan Penunjang5. Gangguan Penghidu6. Pengobatan Gangguan Penghidu7. Diagnosa Keperawatan

Citation preview

Ihr Logo

ASKEP SISTEM INDERA

PENCIUMAN

Hendra Kurnia Rakhma, S.Kep., Ns

11 November 2013

RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan utama

2. Riwayat penyakit saat ini

3. Riwayat penyakit dahulu:

- Riwayat medis yang berkaitan

- Riwayat diet

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Status sosial ekonomi

6. Riwayat psiko sosial

Pengkajian

Keluhan utama yang sering ditemui padapenderita dengan gangguan hidung berupa:

• Sumbatan hidung

• Sekret hidung dan tenggorok

• Bersin

• Rasa nyeri di daerah muka dan kepala

• Perdarahan hidung

• Gangguan penghidu

Pemeriksaan Fisik Hidung

Pemeriksaan hidung dengan rinoskopi anterior,

posterior dan nasoendoskopi

Utk menilai ada tidaknya:

Inflamasi

Polip

Hipertrofi konka

Septum deviasi

Penebalan mukosa

Massa tumor

Pemeriksaan Fisik Hidung

Pemeriksaan Umum

Inspeksi

Bentuk hidung dari luar (apakah terdapat cacat

bawaan, trauma atau tumor)

Warna hidung (kemerahan pada infeksi atau hematom)

Pembengkakan (furunkel, trauma atau emfisema)

Palpasi

Apakah terdapat nyeri tekan sinus paranasal

Pemeriksaan Fisik Hidung

Rinoskopi anterior

Pemeriksaan Fisik Hidung

Rinoskopi posterior

Pemeriksaan Fisik Hidung

Palpasi

Disfungsi Penghidu ada 4 kategori:

Anosmia◦ Kehilangan total fungsi indera penghidu

Disosmia◦ Distorsi atau kesalahan interpretasi indera

penghidu

Hiposmia◦ Penurunan fungsi indera penghidu

Hiperosmia◦ Peningkatan sensitivitas terhadap semua bau

Diklasifikasikan menjadi:

Gangguan penghidu konduktif◦ Gangguan transpor obstruksi hidung yang

menghalangi molekul bau mencapai neuroepiteliumolfaktorius

Gangguan penghidu sensorineural◦ Gangguan sensoris kerusakan pada

neuroepitelium olfaktorius

◦ Gangguan saraf (neural) kerusakan pada bulbusolfaktorius dan jalur sentral olfaktorius

Obstruksi, ditimbulkan oleh:◦ Inflamasi

◦ Trauma

◦ Anomali perkembangan

◦ Neoplasia

Tumor jinak dan ganas pada sinus atau nasofaring(papiloma inverting, karsinoma sel skuamosa, estesioneuroblastoma)

◦ Deviasi septum

Penyebab yang umum:◦ ISPA

◦ Rhinitis

◦ Polip nasal

◦ Penyakit sinus paranasal

Penyebab

Kelas Gangguan

Inflamasi Pascavirus, abses otak.Gangguan imun: Wegener, sarkoid, multipel sklerosis

Trauma Trauma kepala tertutup, pascabedah (bedah nasal, dasartengkorak)

Kongenital-Perkembangan Ketiadaan neuroepitelium(agenesis, infeksi intrauterin ataupasca lahir dini)

Degeneratif-toksik Penyakit serebrovaskularaterosklerotik.Neurodegeneratif (Alzheimer, Parkinson), usia, migren, toksinindustri obat

Penyebab

Kelas Gangguan

Endokrin-metabolik Diabetes, penyakit Addison, defisiensi vitamin (A, B kompleks), gagal ginjal, sirosis

Neoplasia Benigna, maligna

Pemeriksaan Pencitraan Utk menyingkirkan kelainan intrakranial dan evaluasi

kondisi anatomis dari hidung

Pemeriksaan tomografi komputer:

Utk memperlihatkan adanya:

Massa

Penebalan mukosa

Sumbatan pada celah olfaktorius

Pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI):

Dilakukan bila ada kecurigaan adanya tumor

Krn lebih sensitif utk kelainan pada jaringan lunak

Pemeriksaan kemosensorispenghidu Pemeriksaan menggunakan odoran tertentu utk

merangsang sistem penghidu

Tes UPSIT (University of Pensylvania Smell Identification)

Tes CCRC (The Connecticut Chemosensory Clinical Research Center)

Tes Sniffin Sticks

Tes OSIT-J (Odor Stick Identification Test for Japanese)

Pemeriksaan kemosensorispenghidu Tes UPSIT

Tes yang sudah distandardisasi dan paling seringdigunakan

Terdapat 4 buku yang masing-masing berisi 10 odoran

Hasil pemeriksaan: Normosmia

Mikrosmia ringan

Mikrosmia sedang

Mikrosmia berat

Anosmia

Malingering

Pemeriksaan KemosensorisPenghidu Tes CCCRC

Utk mendeteksi ambang penghidu, identifikasiodoran, dan evaluasi nervus trigeminal

Pemeriksaan KemosensorisPenghidu Tes Sniffin Sticks

Utk menilai kemosensoris dari penghidudengan alat yang berupa pena

Pemeriksaan KemosensorisPenghidu Tes OSIT-J

Terdiri dari 13 bau yang berbeda tapi familiar denganpopulasi orang Jepang

Pemeriksaan ElektrofisiologisFungsi Penghidu ERPs (Olfactory Event-

Related Potentials)

Memberikan rangsanganodoran intranasal, dandideteksi perubahanpadaelectroencephalogram (EEG)

Pemeriksaan ElektrofisiologisFungsi Penghidu Elektro-Olfaktogram (EOG)

Menempatkan elektroda pada permukaan epitelpenghidu dengan tuntunan endoskopi

Biopsi neuroepitel olfaktorius Utk menilai kerusakan sistem penghidu

Jaringan diambil dari septum nasi superior dandianalisis secara histologis

Pengobatan Gangguan Konduktif

Bergantung pada diagnosis penyebab yang

akurat.

Memiliki kemungkinan terbaik untuk

pemulihan fungsi dan terapi diberikan

berdasarkan kondisi patologik.

Pengobatan Gangguan Konduktif

Penatalaksanaan terapi farmakologi polip

nasal dan rinitis alergi adalah

kortikosteroid topikal atau sistemik,

kromolin dan imunoterapi.

Rinosinusitis akut harus diberikan terapi

antibiotik sistemik spektrum luas,

dekongestan adrenergik seperti

pseudoefedrin atau fenilpropanolamin.

Intervensi bedah untuk kasus poliposis

nasal, deviasi septum, atau tumor nasal.

Pengobatan Gangguan Sensorineural

Lebih sulit ditangani daripada gangguan

konduktif.

Kortikosteroid dapat bermanfaat pada

penatalakasanaan inflamasi akut struktur

syaraf yang muncul pada anosmia

pascatrauma dan pasca-infeksi virus.

Zinc Sulfat, vit A, dan β-karoten efektif

hanya pada pengobatan pasien dengan

defisiensi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Disturbed Sensory Perception:

Olfactory

Definition

• Change in the amount or patterning

of incoming stimuli accompanied by

a diminished exaggerated, distorted,

or impaired response to such stimuli

DISTURBED SENSORY

PERSEPTION: OLFACTORY

DEFINING CHARACTERISTICS

• Altered sense of smell: diminished

(hyposmia) or absent (anosmia)

• Change in behavior pattern, problem-

solving abilities, sensory acuity, and/or

usual response to stimuli

• Diminished sense of taste and loss of

appetite

• Disorientation

Lanjut ke Slide berikutnya

DISTURBED SENSORY

PERSEPTION: OLFACTORY

DEFINING CHARACTERISTICS

• Hallucinations

• Impaired communication

• Irritability

• Poor concentration

• Restlessness

• Sensory distortions

DISTURBED SENSORY

PERSEPTION: OLFACTORY

RELATED FACTORS

• Altered sensory integration, reception,

and/or transmission

• Biochemical imbalance

• Electrolyte imbalance

• Excessive environmental stimuli

• Psychological stress

DISTURBED SENSORY

PERSEPTION: OLFACTORY

SUGGESTED NOC OUTCOMES

• Cognitive Orientation;

• Nutritional Status: Food & Fluid Intake;

• Sensory Function: Taste & Smell

DISTURBED SENSORY

PERSEPTION: OLFACTORY

EXPECTED OUTCOMES

• The patient will

• Express understanding that decreased

olfactory perception is temporary.

• Report improvements in olfactory

perception.

• Maintain weight.

• Describe how to identify noxious odors

and maintain safe home environment.

DISTURBED SENSORY

PERSEPTION: OLFACTORY

SUGGESTED NIC INTERVENTIONS

• Cognitive Stimulation;

• Environmental Management;

• Nutrition Management

DISTURBED SENSORY PERCEPTION:

OLFACTORY

DISTURBED SENSORY PERCEPTION:

OLFACTORY

DISTURBED SENSORY PERCEPTION:

OLFACTORY

References• Irwan, Abla Ghanie. (2007). Atlas Berwarna: Teknik

Pemeriksaan Kelainan Telinga Hidung Tenggorok.Jakarta: EGC

• Lucente, Frank E. (2011). Ilmu THT Esensial. Alih bahasa,Huriawati Hartanto. Edisi 5. Jakarta: EGC

• Ralph, Sheila Sparks. (2011). Sparks and Taylor’s NursingDiagnosis Pocket Guide. Philadelphia: Wolters KluwerHealth | Lippincott Williams & Wilkins

• Rukmini, Sri & Herawati, Sri. (2000). Teknik PemeriksaanTelinga, Hidung & Tenggorok. Jakarta: EGC

Recommended