View
23
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017
Sonia Harlin Pratiwi, Kemal N Siregar, Mieke Savitri, Windi Turi Rejeki
Fakultas Kesehtan Msyarakat, Universitas Indonesia
Soniapratiwi16@gmail.com
ABSTRAK
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darh pada ibu hamil < 11gr%. Proporsi anemia di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2016 masih tinggi yaitu 50% lebih tinggi dari angka anemia nasional 37,1%. Anemia pada ibu hamil harus di tangani karena berdampak menurunnya kualitas hidup generasi yang dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kejadian anemia pada ibu hamil dan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017. Metodologi penelitian yang digunakan ialah potong lintang. Populasi berjumlah 407 orang, dengan sampel 110 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan angka 55,5% (95% CI: 47%-67%). Temuan ini menunjukkan bahwa proporsi anemia masih tetap tinggi di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang. Dalam penelitian ini faktor penyebab tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah umur ibu, umur kehamilan, dan jumlah konsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini juga menemukan faktor mendasar yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil yaitu pendidikan dan pendapatan keluarga. Disarankan agar peran bidan puskesmas melakukan konseling dan promosi pencegahan anemia. Keaktifan kader diperlukan sebagai fasilitator untuk mengawasi kepatuhan minum tablet tambah darah. Kata Kunci : Anemia, Ibu Hamil, Puskesmas
Analysis of the incidence of anemia in pregnant women in the area Puskesmas Sindang Barang at Bogor City in 2017
ABSTRACT
Anemia in pregnant women is a condition where the hemoglobin (Hb) level in pregnant women <11gr%. The proportion of anemia at Puskesmas Sindang Barang is 50% in 2016 the figure shows high level of anemia among pregnant woman and this is higher than national number 37,1%. This condition should be handled, as this may decrease the quality of next generations. This study aims to measure the incidence of anemia in pregnant women and to study factors related to anemia in pregnant women in the area Puskesmas Sindang Barang at Bogor City in 2017.The research methodology used is cross sectional. The number of population 407, with a sample of 110 pregnant women. The finding shows that anemia in pregnant woman is still high with the figure of 55.5% (95% CI: 47% -67%).In this study, indirect cause factors associated with the incidence of anemia in pregnant women is mother’s age, gestational age, and the number of Fe tablets. This study also found the basic factors associated that are education and family income. The recommended attempts for puskesmas midwife to conduct counseling and promotions of anemia prevention among pregnant woman. the activeness of cadres as facilitators for adherence to consume Fe Tablet. Key words: Anemia; Pregnant woman; Puskesmas
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
2
Pendahuluan Masalah gizi pada ibu hamil yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi.
Proporsi kasus anemia diseluruh dunia pada ibu hamil yaitu 38,2% yang mengalami anemia.
Anemia termasuk kedalam masalah kesehatan masyarakat menengah karena dampak anemia
dapat terjadi pada ibu dan janin. Sebagian besar kejadian Anemia terjadidi wilayah Asia
Tenggara adalah 48,7% Untuk Indonesia yang berada termasuk dalam kawasan tinggi anemia,
proporsi ibu hamil dengan Anemia adalah sebanyak 37,1% (RISKESDAS, 2013).
Beberapa faktor yang memepengaruhi kejadian Anemia pada beberapa penelitian.
Karateristik demografi berpengaruh dalam kejadian Anemia. Ibu hamil yang tinggal di daerah
pedesaan, memiliki riwayat infeksi, konsumsi zat besi kurang memiliki risiko lebih besar untuk
mengalami anemia (Alem, 2013). Umur kehamilan dan kunjungan Antenatal Care, ibu hamil
dari kalangan masyarakat Low-Income dan memiliki banyak anggota keluarga dapat berisiko
mengalami Anemia (Melku, 2014). Di Indonesa sendiri, anemia terjadi pada kelompok Usia ibu
hamil < 20 tahun dan > 35 tahun. Ibu yang bekerja dan tidak mendapatkan Antenatal Care yang
sesuai standar rentan terkena anemia dalam kehamilan (Pasmawati, 2015).
Permasalahan anemia merupakan permasalahan kesehatan masyarakat hampir di seluruh
dunia. Di Indonesia pun demikian. Tingginya angka prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Sindang Barang tahun 2016, yaitu diperkirakan sebanyak 50% ibu yang
terdiagnosis anemia. Angka ini diatas dari angka Nasional yaitu 37,1% Tahun 2013. Jika
masalah ini tidak tertangani dengan baik maka, kekeuruangan gizi besi yang disebabkan anemia
pada ibu hamil berakibat kematian ibu dan meningkatkan risiko terjadinya berat lahir rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk megukur jumlah proporsi kejadian anemia dan mempelajari faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sindang Barang.
Tinjauan Teori
Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi besi, asam folat, dan/atau vitamin B12. Anemia
pada kehamilan adalah keadaan dimana kurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah pada ibu
hamil< 11gr%. Menurut Varney 2004, bahwa 95% Anemia pada kehamilan dikarenakan oleh
defisiensi kekurangan Zat Gizi Besi. (WHO, 2000 dalam Arisman, 2009). Dalam buku Fikawati
2015, dijelaskan bahwa defisiensi zat besi selama hamil berpengaruh kepada bayi dan ibu.
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
3
Kekurangan tersebut dapat menyebabkan kurangnya kadar Hb dalm darah yang diperlukan untuk
membawa oksigen dari ibu ke janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 35 mg zat besi dalam diet
selama kehamilan yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan makanan. Maka dari itu suplemen
zat besi dengan dosis 30mg/hari dapat diberikan janin dari usia 12 minggu dan dapat
ditingkatkan menjadi 60-120 mg/ hari jika hasil pemeriksaan Hb ibu dinyatakan anemia. Dosis
dapat dikurangi kembali menjadi 30mg/hari jika kadar Hb ibu normal. Dapat diartikan bahwa ibu
hamil baik anemia maupun tidak anemia memerlukan tablet tambah darah dalam masa
kehamilan. Manuaba membagi Anemia defisiensi besi dalamkehamilan menjadi 4 kategori yaitu
tidak Anemia = Hb ≥11 gr%,anemia Ringan = Hb 10-9 gr %, Anemia Sedang = Hb 7-8 gr%, dan
Anemia Berat = Hb ≤ 7 gr%. Nilai batas untuk anemia pada ibu hamil:
Status Kehamilan Kadar Hemoglobin (g/dl) Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3
>11,0 >10,5 >11,0
Dikutip dari Buku Gizi Ibu dan Bayi (Fikawati,2015)
Dampak Anemia pada ibu hamil
Menurut Sarwono (1997) Anemia kehamilan memberi pengaruh kurang baik dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas dan masa selanjutnya. Pelbagai penyakit timbul akibat
anemia seperti :
1) Abortus
2) Partus prematurus
3) Partus lama atau inersia uteri
4) Perdarahan pasca persalinan karena Atonia Uteri
5) Syok haemoragic
6) Infeksi baik impartu maupun postpartum
Dampak Anemia Terhadap Janin
Selain berdampak pada ibu, anemia juga berdampak pada hasil konsepsi dan memberi
pengaruh kurang baik seperti Kematian mudigah, Kematian perinatal, Prematuritas, Dapat
terjadi cacat bawaan, memiliki cadangan besi kurang, dan berat badan lahir rendah (Kozuki,
2012).
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
4
Program Pencegahan Anemia Gizi
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi yaitu
sebagai berikut (Kemenkes, 2015).
Skrining
Untuk anemia pada masa kehamilan, skrining sebaiknya dilakukan pada populasi berisiko
seperti remaja wanita, wanita hamil, dan vegetarian. Khusus untuk kehamilan sebaiknya
dilakukan padaa saat wanita dimasa pra hamil
Gizi Seimbang
Macam-macam jenis sumber pangan hewani yang mengandung tinggi kandungan zat besi,
dalam jumlah yang sesuai dan dibutuhkan oleh tubuh. Ragam makanan ber-zat besi tinggi
berasal dari hewani yaitu hati, jenis makanan laut, daging merah tanpa lemak dan juga daging
unggas. Untuk yang berasal dari buah dan sayuryang vitamin C tinggi.(Ani, 2013)
Fortifikasi makanan
Dari Fortifikasi makanan inilah dapat dikembangkan niali gizi yang terkandung dalam
makanan lebih bervariasi dan sesuai kebutuhan. Misalnya dalam memenuhi asupan zat besi
khusu untuk penanggulangan anemia defisiensi besi.
Suplement Tablet Tambah Darah
Kadar zat gizi yang tidak terpenuhi oleh asupan makanan yang biasanya mengandung zat gizi
dalam jumlah sedikit ataupun tidak mencukupi. Hal ini berarti perlu adanya tambahan dari
suplemen tablet tambah darah. Sasarannya adalah Ibu selama hamil sampai dengan
nifas.Pemerintah melakukan pencegahan tersebut dengan memberikan suplemen penambah
darah sebanyak 90 tablet minimal sselama kehamilan pada setiapa ibu hamil di Indonesia.
Edukasi
Selain faktor yang paling penting dalam mencegah anemia adalah bagaimana ibu hamil dan
keluarga mendapatkan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anemia. Tablet besi
yang berbentuk selaput dapat menimbulkan mual pada ibu-ibu trimester pertama khususnya.
Terjadi penolakan karena ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka
memerlukan tambahan zat besi. Agar para ibu hamil mengerti maka harus diberikan
pendidikan kesehatan yang tepat, misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat
anemia (Arisman, 2010).
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
5
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang bertujuan melihat mengukur
kejadian anemia pada ibu hamil dan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang tahun 2017. Dengan sampel 110 ibu
hamil. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling).
Ibu hamil yang menjadi responden adalahyang telah memeriksakan kadar Hb. Penelitian ini
menggunakandata primer. Analisis yang akan dilakukanadalah analisis univariat untuk melihat
distribusi frekuensi setiap variabel dan Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi
Square (X2).
HASIL PENELITIAN Hasil analisis univariat Table 2 Distribusi Univariat Faktor Penyebab Tidak Langsung dan Faktor Penyebab Mandasar
VARIABEL n (n=110)
%
Anemia 61 55,5 Tidak Anemia 49 44,5 Pembagian Anemia Anemia Sedang 8 7,3 Anemia Ringan 50 45,5 Normal 52 47,3
Umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun
16 77 17
14,5 70,0 15,5
Usia Kehamilan Trimester II Trimemster III
56 54
50,9 49,1
Paritas Anak Pertama Anak ke2 Anak ke3 Anak ke4
32 45 25 8
29,
40,9 22,7 7,3
Jarak kehamilan < 2 tahun ≥ 2 tahun
32 78
29,1 70,9
Jumlah Kunjungan ANC ≥4 kali < 4 kali
81 29
73,6 26,4
Konsumsi Tablet Tambah Darah 30 Tablet 60 Tablet 90 Tablet
Jumlah Tablet Tambah Darah yang diterima Tidak Pernah 30 Tablet 60 Tablet 90 Tablet
66 24 20
4
19 34 53
60,0 21,8 18,2
3,6
17,3 30,9 48,2
Pendidikan Tidak tamat SD Tamat Sd Tamat SMP Tamat SMA Diploma Sarajana
1
30 29 47 1 2
0,9
27,3 26,4 42,7 0,9 1,8
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
6
Pekerjaan Ibu Rumah tangga PNS/TNI/POLRI/BUMN Pegawai swasta Wiraswasta
95 2
11 2
86,4 1,8
10,0 1,8
Pendapatan ≥ 2.000.000 < 2.000.000
58 52
52,7 47,3
Pengetahuan Pengetahuan Baik Pengetahuan Kurang
57 53
51,8 48,2
Hasil analisis bivariat
Tabel 3 Hasil Uji Statistik Kejadian Anemia berdasarkan Faktor Penyebab Tidak Langsung dan Faktor Penyebab Mendasar dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Variabel STATUS ANEMIA P-value PR CI 95% Anemia Tidak Anemia Total
n % n % n % Umur Risiko Tinggi Risiko Rendah
27 34
81,8 44,2
6
43
18,2 55,8 44,5
33 71
110
100 100 100
0,000 5,691 2,110-15,353
Usia Kehamilan Trimester 2 Trimester 3 Total
23 38 61
41,1 70,4 55,5
33 16 46
58,9 29,6 44,5
56 54
110
100 100 100
0,002 3,408 1,546-7,511
Paritas Primigravida Multigravida Total
16 45 61
50
57,7 55,5
16 33 49
50
42,3 44,5
32 78
110
100 100 100
0,529 1,364 0,597-3,114
Jarak kehamilan Risiko Rendah (≥ 2 tahun) Risiko Tinggi (< 2 tshun) Total
38 23 61
48,7 71,9 55,5
40 9
49
51,3 28,1 44,5
78 32
110
100 100 100
0,035 2,690 1,105-6,547
Jumlah Kunjungan ANC <4 kali ≥ 4 kali Total
12 49 61
41,4
60,5 55,5
17
32 49
58,6
39,5 44,5
29 81
110
100 100 100
0,086 0,461 0,195-1,093
Konsumsi Tablet FE <60 tablet ≥ 60 tablet Total
50 11 61
71,4 27,5 55,5
20 29 49
28,6 72,5 44,5
70 40
110
100 100 100
0,000 6,591 2,771-15,675
Pendidikan Pendidikan Tinggi Pendidikan Rendah Total
39 22 61
65 44
55,5
21 28 49
35 56
44,5
50 60
110
100 100 100
0,035 2,364 1,094-5,106
Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Total
53 8 61
55,853,3
55,5
42 7
49
46,6 44,2 44,5
95 15
110
100 100 100
1,000
1,104
0,370-3,291
Pendapatan Pendapatan Rendah Pendapatan Tinggi Total
35 26 61
44,8 67,3 55,5
17 32 49
32,7 55,2 44,5
58 52
110
100 100 100
0,022 2,534 1,165-5,510
Pengetahuan Pengetahuan Kurang Pengetahuan Baik Total
35 26 61
66
45,6 55,5
18 31 49
34
54,4 44,5
57 53
110
100 100 100
0,036 2,318 1,072-5,013
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
7
PEMBAHASAN Pada penelitian ini proporsi responden yang mengalami anemia yaitu sebesar 55,5%. Rata-rata
kadar Hb responden adalah 10,5 gr/dl.Kadar Hb terkecil yaitu antara 7,5 gr/dl dan terbesar 14
gr/dl. Ibu hamil yang menderita Anemia kategori sedang sebanyak 7,3% dan anemia ringan
sebanyak 45,5%. Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang 45,5 % mengalami
anemia kategori ringan. Untuk anemia kategori ringan yaitu 9-10 g/dl dapat diatasi dengan terapi
tablet tambah darah pada ibu. Hasil penelitian ini juga bahwa ibu yang sudah menerima tablet
tambah darah sebanyak 90 sudah sebanyak lebih dari 50%. Kepatuhan ibu hamil dalam
meminum obat adalah point penting untuk mengurangi anemia pada ibu hamil.
Penelitian ini juga menemukan faktor penyebab tidak langsung didapatkan ibu hamil
berdasarakan umur, ibu yang berada Usia risiko tinggi < 20 dan > 35 tahun sebanyak 33% ibu
hamil. Usia kehamilan. Ibu hamil trimester 2 sebanyak 50,9%. Jumlah ibu yang sedang hamil
anak kedua sebesar 40%. Ibu hamil yang jarak kehamilan sebelumnya ≥ 2 tahun sebesar 70,9%.
Jumlah ibu yang kunjungan ANC lebih dari 4 kali sebesar 73,6%. Ibu hamil yang mengkonsumsi
90 tablet hanya sebanyak 20%. Pada tabel 2 juga menunjukkan faktor penyebab mendasar
didapatkan ibu hamil yang berpendidikan tamat SMA sebesar 42,7%. Presentase terbesar untuk
kategori pekerjaan Ibu hamil sebagai ibu rumah tangga sebesar 86,6%. Sebagian 52,7%
responden memilik pendapatan keluarga sebanyak ≥ Rp 2.000.000. Responden yang memiliki
pengetahuan baik sebesar 51,8%. Dari 9 pertanyaan yang diberikan,pada pertanyaan ke-9
mengenai banyaknya jumlah tblet tambah darah yang dikonsumi dalam kuesioner berhasil
dijawab oleh 84% ibu hamil dengan benar.
Faktor penyebab tidak langsung variabel yang berhubungan secara statistik dengan
kejadian anemia yaitu usia ibu (p value = 0,000) Hal ini sama dengan penelitian Hidayati (2013)
ibu hamil pada usia <20 atau >35 tahun memiliki risiko 3,04 kali lebih tinggi untuk mengalami
kejadian anemia pada masa kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil pada usia 20-35
tahun. Usia kehamilan (p value = 0,002) sama dengan penelitian oleh Tambunan (2011)
menemukan nilai OR=4,3 yang artinya ibu dengan usia kehamilan trimester III berisiko 4,3 kali
menderita anemia pada saat hamil dibandingkan dengan usiakehamilan trimester I hubungan
yang bermakna antara usia kehamilan dengan usia kehamilan. Jarak kehamilan (p value = 0,035)
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
8
bermakna ada hubungan secara statistik antara jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil.
Hal ini dikarenakan setiap kehamilan membutuhkan zat besi lebih besar. Untuk
menghadapisetiap kehamilan, seorang ibu harus mempunyai cadangan sebanyak 500 mg zat besi
atau lebih dalam tubuhnya, meskipun di lapangan ibu dengan zat besi sebesar ini tidak banyak
ditemui (Husaini, 1989). Konsumsi tablet tambah darah (p value = 0,000) didapatkan bahwa ada
hubungan antara jumlah konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hal serupa diungkapkan oleh Susiloningtyas (2012) sekitar 76,93 % ibu hamil mengalami
defisiensi besi dengan mean corpuscular hemoglobin (MCH) < 27 pg/sel, dan 32,28 % menderita
anemia (HB< 11g/dl) sebelum di beri suplemen besi, setelah di beri suplemen besi sebanyak 90
tablet selama 13 minggu, ibu hamil (MCH) < 27 pg/sel dari 76,93 % menurun menjadi 27,43 %,
kejadian anemia menurun dari 35, 28 % menjadi 9, 35 %.
Temuan pada faktor penyebab mendasar untuk variabel pendidikan terdapat hubungan
antara pendidikan ibu dengan anemia (p value = 0,035). Pendapat serupa berasal dari penelitian
yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama menunjukkan p = 0,013, bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian anemia. Pendapatan menunjukkan
ada hubungan antara pendapatankeluarga dengan kejadian anemia. (p value = 0,022). Sejalan
dengan penelitian Balarajan (2012) bahwa kemampuan keluarga dalam mendapatkan bahan
mkanan merupakan salah satu fakotr penyebab terjadinya angka anemia yang tinggi. Ibu yang
berasal dari status ekonomi baik akan cenderung mudah mendapatkan akses kesumber gizi
termasuk sumber zat besi dibanding ibu yang berasal dari status ekenomi rendah. Dalam
penelitian ini pengetahuan ibu berhubungand dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p value =
0,036). Penelitian Handayani (2012) juga menunjukkan hasil yang sama dengan nilai p = 0,001
bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia. Ibu
hamil yang tingkat pengetahuan tentang anemia gizi besi menengah ke bawah mempunyai risiko
17 kali untuk terkena anemia dibandingkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan yang tinggi
tentang anemia
Kesimpulan
1) Masih tingginya angka prevalensi Anemia di Wilayah Puskesmas Sindang Barang tahun
2017 yaitu sebesar 55,5% (95% CI 43%-67%). Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa estimasi
proporsi ibu hamil dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang pada tahun
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
9
2017 masih tetap tinggi. Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang 45,5%
mengalami anemia kategori ringan yaitu 9-10g/dl. Untuk jumlah ibu hamil yang berada
dalam kategori anemia sedang ada sebanyak 7,8%. Dengan rata-rata Kadar Hb 11gr%.
Kadar Hb terendah 7,5 dan tertinggi 14 gr%.
2) Dari Faktor penyebab tidak langsung didapat; 70% ibu hamil berada diusia 20-35 tahun
kategori usia risiko rendah 56% ibu hamil dalam kehamilan trimester ke dua. 40,9% ibu
hamil sedang mengandung anak kedua. 70% jarak antar kehamilan lebih dari 2 tahun.dengan
kunjungan ANC lebih dari 4 sebesar 73,6%. Kurangnya kepatuhan konsumsi terlihat bahwa
ibu yang mengkomsumsi hanya 30 tablet sapai kehamilan sebanyak 60%.
3) Dari faktor penyebab mendasardidapat; 54% ibu hamil hanya mengenyam pendidikan
rendah. 96,4% ibu tidak bekerja. 52,7% ibu memiliki pendapatan keluarga tinggi. 51,8% ibu
berpengetahuan baik.
4) Pada faktor penyebab tidak langsung variabel yang berhubungan secara statistik dengan
kejadian anemia yaitu usia ibu (p value = 0,000), usia kehamilan (p value = 0,002), jarak
kehamilan (p value = 0,035), dan konsumsi tablet tambah darah (p value = 0,000). Paritas
dan jumlah kunjungan ANC tidak memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian
Anemia pada ibu hamil.
5) Pada faktor penyebab mendasar variabel yang berhubungan secara statistik dengan kejadian
anemia yaitu Pendidikan (p value = 0,035), pendapatan (p value = 0,022), dan pengetahuan
(p value = 0,036). Pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
SARAN
1) Untuk Dinas Kesehatan Kota Bogor
a. Melakukan pemantauan terhadap Puskesmas-Puskesmas di Wilayah Kerja Kota
Bogor terhadap kinerja Puskesmas sehubungan dengan peningkatan pelayanan
kesehatan terhadap ibu hamil.
b. Perlu diupayakan peningkatan peran bidan dengan seminar dan pelatihan tentang
pentingnya menjaga jarak kehamilan dan membatasi kelahiran dengan promosi
keluarga berencana. Khusus untuk anemia perlunya pelatihan konseling, seminar
dan kuliah umum terutama bidan untuk memberikan informasi mendalam
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
10
mengenai dampak anemia yang terjadi jika anemia tidak tertangani dan cara
pencegahan anemia serta pengetahuan tentang tablet tambah darah yang meliputi
pengertian tablet tambah darah, manfaat tablet tambah darah dan jenis-jenis
tablet tambah darah serta pola konsumsi makanan yang baik.
c. Meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk melakukan pemantauan dengan
aktivitas misalnya gerakan minum obat tepat waktu pada ibu hamil di wilayah
dinas kesehatan Kota Bogor. Selain itu kegiatan ini dapat berupa pengaktifan
desa dan atau rw siaga. Rw siaga dapat menjadi salah satu perpanjangan tangan
pemerintah yang sangat dasar untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
d. Pemantauan dan evaluasi program pemberian tablet tambah darah pada remaja
putri yang sudah terlaksana. Hal ini perlu adanya kolaborasi antara bidan dan
tenaga ahli gizi. Kolaborasi dapat dilakukan dengan membuat standar
operasional prosedur yang sesuai dengan keahlian dibidang masing-masing dan
perlu evaluasi setiap selesai melaksanakan suatu program.
e. Pemberian bantuan berupa pembaharuan alat ukur tes kadar hemoglobin yang
lebih praktis dipuskesmas-puskesmas. Selain alat perlunya tambahan tenaga
laoratorium disetiap puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Bogor untuk dapat
menjangkau para ibu hamil yang akan memeriksakan darah sebagai syarat ANC
berkualitas.
2) Puskesmas Sindang Barang
a. Membentuk tim yang terdiri dari bidan dan ahli gizi untuk melakukan kolaborasi
untuk melakukan pemantauan kejadian anemia di wilayah kerja puskesmas.
b. Memfasilitasi pelatihan konseling dan informasi-informasi tentang pencegahan
anemia pada ibu hamil.
c. Promosi kesehatan pada calon pengantin bekerja sama dengan kantor urusan
agama setempat
d. Mengikutsertakan tenaga laboratrium sebulan sekali dalam posyandu sebagai
sarana untuk dapat langsung memeriksa kadar Hb ibu hamil langsung saat
pemeriksaan diposyandu. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk ibu hamil tidak
memeriksakan darahnya.
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
11
e. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama agar memberikan
masukan dan dukungan pada masyarakat untuk lebihmemanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. Para tokoh ini diberdayakan dengan membuat Musyawarah
desa/stingkat RW untuk mengetahui siapa saja yang hamil dan siapa saja ibu-ibu
beresiko tinggi diwilayahnya. Terkhusus untuk yang mengalami anemia agar
dapat memberikan masukan kepada keluarga dan terutama suami ibu hamil
tersebut untuk dapat melaksanakan anjuran-anjuran bidan. Seperti harus
memeriksakan kadar Hb dan meminum tablet tambah darah.
f. Memberikan KIE tidak hanya kepada ibu hamil tetapi kepada keluarga terutama
suami ikut andil dalam setiap perkembangan kehamilan istrinya. Serta
memberikan makanan terbaik yang bias diberikan untuk ibu hamil tersebut.
g. Menyelanggarakan survey mawas diri (SMD) untuk mengevaluasi setiap kegiatan
yang diselenggarakan baik skala posyandu yang diketuai bidan dan kader serta
skala puskesmas yang ketuai oleh kepala puskesmas, ahli gizi dan bidan
penyelenggara. Untuk menilai seberapa jauh kegiatan tersebut dapat membantu
mengurangi kejadian anemia di wilayah kerja puskesmas.
h. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan kasus anemia khususnya pada bagian
laboratrium dan unti Kesehatan Ibu dan Anak yang ada di Puskesmas untuk
mencatat setiap hasil pemeriksaan kadar Hb ibu hamil sehingga memudahkan
pendeteksian dini kejadian anemiadi wilayah kerja puskesmas.
3) Bagi Bidan Puskesmas
a. Para bidan puskesmas mau memperbaharui ilmu dan memberikan konseling
terhadap pencegahan anemia.
b. Memberikan KIE mengenai keluarga berencana. Mengatur jarak kehamilan dan
jumlah anak yang ideal dalam program keluarga berencana. Sehingga
mengurangi kejadian anemia dari faktor jarak kehamilan dan paritas.
4) Bagi Kader Kesehatan
Keaktifan kader dalam membantu pelaksanaan upaya kesehatan khususnya
dalam hal Anemia sebagai fasilitator pengingat minum obat dan berperan mengajak
pra ibu hamil memeriksakan diri ke tenaga kesehatan akan membantu mengurangi
kejadian Anemia di wilayah kerja Puskesmas.
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
12
REFERENSI
Alem, M. E. (2013). Prevalence of anemia and associated risk factors among pregnant women attending antenatal care in Azezo Health Center Gondar town,Northwest Ethiopia . Journal of Interdisciplinary.
Ani, L. S. (2013). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC.
Arisman. (2009). Gizi dalam daur kehidupan : Buku ajar ilmu gizi- ed 2-. Jakarta: EGC.
Fikawati, S. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers.
Handayani, S. k. (2012). FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012. Skripsi FKM Universitas Indoensia.
KEMENKES. (2015). Status Gizi Di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia.
Kozuki, N. L. (2012). Moderate to severe, but not mild, maternal anemia is associated with increased risk of small-for-gestational-age outcomes. . The Journal of nutrition, 142(2), 358-362.
Melku, M. A. (2014). . Prevalence and predictors of maternal anemia during pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia: an institutional based cross-sectional study. Anemia,. Hindawi Publishing Corporation.
Paendong, F. T. (2016). Profil zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Bahu Manado.. e-CliniC, 4(1).
Pasmawati. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester II dan III Di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes.
Salmariantity. (2012). faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Ibu hamil diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tebilahan kabupaten Indra Giri hilir 2012. DEPOK: SKRIPSI FKM Universitas Indonesia. Prawirohardjo, S. (1997). Ilmu kebidanan. Jakarta: YPB.
Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: YBP.
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
13
PROFIL_PUSKESMAS_SINDANG_BARANG. (2016). Laporan Tahunan Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor. KOTA BOGGOR: PUSKESMAS SINDANG BARANG.
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes.
Salmariantity. (2012). faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Ibu hamil diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tebilahan kabupaten Indra Giri hilir 2012. DEPOK: SKRIPSI FKM Universitas Indonesia.
Sastraasmoro, P., & Ismael, P. (2011). Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke 4. Jakarta: Sagung Seto.
Say, L. C. (2014). Global causes of maternal death: a WHO systematic analysis. , . The Lancet Global Health, 2(6), e323-e333.
SKRT 2001 dalam Rohayati, A. (2012). Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Jawa Barat Tahun 2012 . Skripsi FKM Universitas Indonesia.
Soemantri, S., Ariawan, I., & Prasetyo, S. (1999). Maternal Morbidity and Mortality Study. Jakarta: National Instituteof Health Research adn development Ministry of Health.
Sukasmiyati. (2012). Hubungan Antara Umur Kehamilan dan Suplementasi Tablet Besi dengan Status Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Dlingo II Bantul Yogyakarta. Depok: SKRIPSI FKM Universitas Indonesia.
Tambunan, D. M. (2011). Gambaran kejadian anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung Kabupaten Asahan tahun 2011. Depok: Skripsi FKM Uninversitas Indonesia.
UNITED NATIONS. (2015). Transforming world our world: the2030 agenda for Sustainable Development. sustainabledevelopment.un.org.
Varney, H. K. (2004). Varney's midwifery. . Jones & Bartlett Learning.
WHO. (2015). The Global Prevalence of Anemia in 2011.
Windarti. (2011). Gambaran kejadian anemia dan faktor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja puskesmas kiswantorowonogiri . Depok: Skripsi FKM Universitas Indonesia .
Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017
Recommended