13
1 Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017 Sonia Harlin Pratiwi, Kemal N Siregar, Mieke Savitri, Windi Turi Rejeki Fakultas Kesehtan Msyarakat, Universitas Indonesia [email protected] ABSTRAK Anemia pada ibu hamil adalah keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darh pada ibu hamil < 11gr%. Proporsi anemia di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2016 masih tinggi yaitu 50% lebih tinggi dari angka anemia nasional 37,1%. Anemia pada ibu hamil harus di tangani karena berdampak menurunnya kualitas hidup generasi yang dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kejadian anemia pada ibu hamil dan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017. Metodologi penelitian yang digunakan ialah potong lintang. Populasi berjumlah 407 orang, dengan sampel 110 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan angka 55,5% (95% CI: 47%-67%). Temuan ini menunjukkan bahwa proporsi anemia masih tetap tinggi di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang. Dalam penelitian ini faktor penyebab tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah umur ibu, umur kehamilan, dan jumlah konsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini juga menemukan faktor mendasar yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil yaitu pendidikan dan pendapatan keluarga. Disarankan agar peran bidan puskesmas melakukan konseling dan promosi pencegahan anemia. Keaktifan kader diperlukan sebagai fasilitator untuk mengawasi kepatuhan minum tablet tambah darah. Kata Kunci : Anemia, Ibu Hamil, Puskesmas Analysis of the incidence of anemia in pregnant women in the area Puskesmas Sindang Barang at Bogor City in 2017 ABSTRACT Anemia in pregnant women is a condition where the hemoglobin (Hb) level in pregnant women <11gr%. The proportion of anemia at Puskesmas Sindang Barang is 50% in 2016 the figure shows high level of anemia among pregnant woman and this is higher than national number 37,1%. This condition should be handled, as this may decrease the quality of next generations. This study aims to measure the incidence of anemia in pregnant women and to study factors related to anemia in pregnant women in the area Puskesmas Sindang Barang at Bogor City in 2017.The research methodology used is cross sectional. The number of population 407, with a sample of 110 pregnant women. The finding shows that anemia in pregnant woman is still high with the figure of 55.5% (95% CI: 47% -67%).In this study, indirect cause factors associated with the incidence of anemia in pregnant women is mother’s age, gestational age, and the number of Fe tablets. This study also found the basic factors associated that are education and family income. The recommended attempts for puskesmas midwife to conduct counseling and promotions of anemia prevention among pregnant woman. the activeness of cadres as facilitators for adherence to consume Fe Tablet. Key words: Anemia; Pregnant woman; Puskesmas Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

1

Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017

Sonia Harlin Pratiwi, Kemal N Siregar, Mieke Savitri, Windi Turi Rejeki

Fakultas Kesehtan Msyarakat, Universitas Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Anemia pada ibu hamil adalah keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darh pada ibu hamil < 11gr%. Proporsi anemia di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2016 masih tinggi yaitu 50% lebih tinggi dari angka anemia nasional 37,1%. Anemia pada ibu hamil harus di tangani karena berdampak menurunnya kualitas hidup generasi yang dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kejadian anemia pada ibu hamil dan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017. Metodologi penelitian yang digunakan ialah potong lintang. Populasi berjumlah 407 orang, dengan sampel 110 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan angka 55,5% (95% CI: 47%-67%). Temuan ini menunjukkan bahwa proporsi anemia masih tetap tinggi di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang. Dalam penelitian ini faktor penyebab tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah umur ibu, umur kehamilan, dan jumlah konsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini juga menemukan faktor mendasar yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil yaitu pendidikan dan pendapatan keluarga. Disarankan agar peran bidan puskesmas melakukan konseling dan promosi pencegahan anemia. Keaktifan kader diperlukan sebagai fasilitator untuk mengawasi kepatuhan minum tablet tambah darah. Kata Kunci : Anemia, Ibu Hamil, Puskesmas

Analysis of the incidence of anemia in pregnant women in the area Puskesmas Sindang Barang at Bogor City in 2017

ABSTRACT

Anemia in pregnant women is a condition where the hemoglobin (Hb) level in pregnant women <11gr%. The proportion of anemia at Puskesmas Sindang Barang is 50% in 2016 the figure shows high level of anemia among pregnant woman and this is higher than national number 37,1%. This condition should be handled, as this may decrease the quality of next generations. This study aims to measure the incidence of anemia in pregnant women and to study factors related to anemia in pregnant women in the area Puskesmas Sindang Barang at Bogor City in 2017.The research methodology used is cross sectional. The number of population 407, with a sample of 110 pregnant women. The finding shows that anemia in pregnant woman is still high with the figure of 55.5% (95% CI: 47% -67%).In this study, indirect cause factors associated with the incidence of anemia in pregnant women is mother’s age, gestational age, and the number of Fe tablets. This study also found the basic factors associated that are education and family income. The recommended attempts for puskesmas midwife to conduct counseling and promotions of anemia prevention among pregnant woman. the activeness of cadres as facilitators for adherence to consume Fe Tablet. Key words: Anemia; Pregnant woman; Puskesmas

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 2: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

2

Pendahuluan Masalah gizi pada ibu hamil yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi.

Proporsi kasus anemia diseluruh dunia pada ibu hamil yaitu 38,2% yang mengalami anemia.

Anemia termasuk kedalam masalah kesehatan masyarakat menengah karena dampak anemia

dapat terjadi pada ibu dan janin. Sebagian besar kejadian Anemia terjadidi wilayah Asia

Tenggara adalah 48,7% Untuk Indonesia yang berada termasuk dalam kawasan tinggi anemia,

proporsi ibu hamil dengan Anemia adalah sebanyak 37,1% (RISKESDAS, 2013).

Beberapa faktor yang memepengaruhi kejadian Anemia pada beberapa penelitian.

Karateristik demografi berpengaruh dalam kejadian Anemia. Ibu hamil yang tinggal di daerah

pedesaan, memiliki riwayat infeksi, konsumsi zat besi kurang memiliki risiko lebih besar untuk

mengalami anemia (Alem, 2013). Umur kehamilan dan kunjungan Antenatal Care, ibu hamil

dari kalangan masyarakat Low-Income dan memiliki banyak anggota keluarga dapat berisiko

mengalami Anemia (Melku, 2014). Di Indonesa sendiri, anemia terjadi pada kelompok Usia ibu

hamil < 20 tahun dan > 35 tahun. Ibu yang bekerja dan tidak mendapatkan Antenatal Care yang

sesuai standar rentan terkena anemia dalam kehamilan (Pasmawati, 2015).

Permasalahan anemia merupakan permasalahan kesehatan masyarakat hampir di seluruh

dunia. Di Indonesia pun demikian. Tingginya angka prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Sindang Barang tahun 2016, yaitu diperkirakan sebanyak 50% ibu yang

terdiagnosis anemia. Angka ini diatas dari angka Nasional yaitu 37,1% Tahun 2013. Jika

masalah ini tidak tertangani dengan baik maka, kekeuruangan gizi besi yang disebabkan anemia

pada ibu hamil berakibat kematian ibu dan meningkatkan risiko terjadinya berat lahir rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk megukur jumlah proporsi kejadian anemia dan mempelajari faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Sindang Barang.

Tinjauan Teori

Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi besi, asam folat, dan/atau vitamin B12. Anemia

pada kehamilan adalah keadaan dimana kurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah pada ibu

hamil< 11gr%. Menurut Varney 2004, bahwa 95% Anemia pada kehamilan dikarenakan oleh

defisiensi kekurangan Zat Gizi Besi. (WHO, 2000 dalam Arisman, 2009). Dalam buku Fikawati

2015, dijelaskan bahwa defisiensi zat besi selama hamil berpengaruh kepada bayi dan ibu.

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 3: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

3

Kekurangan tersebut dapat menyebabkan kurangnya kadar Hb dalm darah yang diperlukan untuk

membawa oksigen dari ibu ke janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 35 mg zat besi dalam diet

selama kehamilan yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan makanan. Maka dari itu suplemen

zat besi dengan dosis 30mg/hari dapat diberikan janin dari usia 12 minggu dan dapat

ditingkatkan menjadi 60-120 mg/ hari jika hasil pemeriksaan Hb ibu dinyatakan anemia. Dosis

dapat dikurangi kembali menjadi 30mg/hari jika kadar Hb ibu normal. Dapat diartikan bahwa ibu

hamil baik anemia maupun tidak anemia memerlukan tablet tambah darah dalam masa

kehamilan. Manuaba membagi Anemia defisiensi besi dalamkehamilan menjadi 4 kategori yaitu

tidak Anemia = Hb ≥11 gr%,anemia Ringan = Hb 10-9 gr %, Anemia Sedang = Hb 7-8 gr%, dan

Anemia Berat = Hb ≤ 7 gr%. Nilai batas untuk anemia pada ibu hamil:

Status Kehamilan Kadar Hemoglobin (g/dl) Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

>11,0 >10,5 >11,0

Dikutip dari Buku Gizi Ibu dan Bayi (Fikawati,2015)

Dampak Anemia pada ibu hamil

Menurut Sarwono (1997) Anemia kehamilan memberi pengaruh kurang baik dalam

kehamilan, persalinan maupun nifas dan masa selanjutnya. Pelbagai penyakit timbul akibat

anemia seperti :

1) Abortus

2) Partus prematurus

3) Partus lama atau inersia uteri

4) Perdarahan pasca persalinan karena Atonia Uteri

5) Syok haemoragic

6) Infeksi baik impartu maupun postpartum

Dampak Anemia Terhadap Janin

Selain berdampak pada ibu, anemia juga berdampak pada hasil konsepsi dan memberi

pengaruh kurang baik seperti Kematian mudigah, Kematian perinatal, Prematuritas, Dapat

terjadi cacat bawaan, memiliki cadangan besi kurang, dan berat badan lahir rendah (Kozuki,

2012).

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 4: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

4

Program Pencegahan Anemia Gizi

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi yaitu

sebagai berikut (Kemenkes, 2015).

Skrining

Untuk anemia pada masa kehamilan, skrining sebaiknya dilakukan pada populasi berisiko

seperti remaja wanita, wanita hamil, dan vegetarian. Khusus untuk kehamilan sebaiknya

dilakukan padaa saat wanita dimasa pra hamil

Gizi Seimbang

Macam-macam jenis sumber pangan hewani yang mengandung tinggi kandungan zat besi,

dalam jumlah yang sesuai dan dibutuhkan oleh tubuh. Ragam makanan ber-zat besi tinggi

berasal dari hewani yaitu hati, jenis makanan laut, daging merah tanpa lemak dan juga daging

unggas. Untuk yang berasal dari buah dan sayuryang vitamin C tinggi.(Ani, 2013)

Fortifikasi makanan

Dari Fortifikasi makanan inilah dapat dikembangkan niali gizi yang terkandung dalam

makanan lebih bervariasi dan sesuai kebutuhan. Misalnya dalam memenuhi asupan zat besi

khusu untuk penanggulangan anemia defisiensi besi.

Suplement Tablet Tambah Darah

Kadar zat gizi yang tidak terpenuhi oleh asupan makanan yang biasanya mengandung zat gizi

dalam jumlah sedikit ataupun tidak mencukupi. Hal ini berarti perlu adanya tambahan dari

suplemen tablet tambah darah. Sasarannya adalah Ibu selama hamil sampai dengan

nifas.Pemerintah melakukan pencegahan tersebut dengan memberikan suplemen penambah

darah sebanyak 90 tablet minimal sselama kehamilan pada setiapa ibu hamil di Indonesia.

Edukasi

Selain faktor yang paling penting dalam mencegah anemia adalah bagaimana ibu hamil dan

keluarga mendapatkan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anemia. Tablet besi

yang berbentuk selaput dapat menimbulkan mual pada ibu-ibu trimester pertama khususnya.

Terjadi penolakan karena ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka

memerlukan tambahan zat besi. Agar para ibu hamil mengerti maka harus diberikan

pendidikan kesehatan yang tepat, misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat

anemia (Arisman, 2010).

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 5: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

5

Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang bertujuan melihat mengukur

kejadian anemia pada ibu hamil dan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang tahun 2017. Dengan sampel 110 ibu

hamil. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling).

Ibu hamil yang menjadi responden adalahyang telah memeriksakan kadar Hb. Penelitian ini

menggunakandata primer. Analisis yang akan dilakukanadalah analisis univariat untuk melihat

distribusi frekuensi setiap variabel dan Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi

Square (X2).

HASIL PENELITIAN Hasil analisis univariat Table 2 Distribusi Univariat Faktor Penyebab Tidak Langsung dan Faktor Penyebab Mandasar

VARIABEL n (n=110)

%

Anemia 61 55,5 Tidak Anemia 49 44,5 Pembagian Anemia Anemia Sedang 8 7,3 Anemia Ringan 50 45,5 Normal 52 47,3

Umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun

16 77 17

14,5 70,0 15,5

Usia Kehamilan Trimester II Trimemster III

56 54

50,9 49,1

Paritas Anak Pertama Anak ke2 Anak ke3 Anak ke4

32 45 25 8

29,

40,9 22,7 7,3

Jarak kehamilan < 2 tahun ≥ 2 tahun

32 78

29,1 70,9

Jumlah Kunjungan ANC ≥4 kali < 4 kali

81 29

73,6 26,4

Konsumsi Tablet Tambah Darah 30 Tablet 60 Tablet 90 Tablet

Jumlah Tablet Tambah Darah yang diterima Tidak Pernah 30 Tablet 60 Tablet 90 Tablet

66 24 20

4

19 34 53

60,0 21,8 18,2

3,6

17,3 30,9 48,2

Pendidikan Tidak tamat SD Tamat Sd Tamat SMP Tamat SMA Diploma Sarajana

1

30 29 47 1 2

0,9

27,3 26,4 42,7 0,9 1,8

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 6: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

6

Pekerjaan Ibu Rumah tangga PNS/TNI/POLRI/BUMN Pegawai swasta Wiraswasta

95 2

11 2

86,4 1,8

10,0 1,8

Pendapatan ≥ 2.000.000 < 2.000.000

58 52

52,7 47,3

Pengetahuan Pengetahuan Baik Pengetahuan Kurang

57 53

51,8 48,2

Hasil analisis bivariat

Tabel 3 Hasil Uji Statistik Kejadian Anemia berdasarkan Faktor Penyebab Tidak Langsung dan Faktor Penyebab Mendasar dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Variabel STATUS ANEMIA P-value PR CI 95% Anemia Tidak Anemia Total

n % n % n % Umur Risiko Tinggi Risiko Rendah

27 34

81,8 44,2

6

43

18,2 55,8 44,5

33 71

110

100 100 100

0,000 5,691 2,110-15,353

Usia Kehamilan Trimester 2 Trimester 3 Total

23 38 61

41,1 70,4 55,5

33 16 46

58,9 29,6 44,5

56 54

110

100 100 100

0,002 3,408 1,546-7,511

Paritas Primigravida Multigravida Total

16 45 61

50

57,7 55,5

16 33 49

50

42,3 44,5

32 78

110

100 100 100

0,529 1,364 0,597-3,114

Jarak kehamilan Risiko Rendah (≥ 2 tahun) Risiko Tinggi (< 2 tshun) Total

38 23 61

48,7 71,9 55,5

40 9

49

51,3 28,1 44,5

78 32

110

100 100 100

0,035 2,690 1,105-6,547

Jumlah Kunjungan ANC <4 kali ≥ 4 kali Total

12 49 61

41,4

60,5 55,5

17

32 49

58,6

39,5 44,5

29 81

110

100 100 100

0,086 0,461 0,195-1,093

Konsumsi Tablet FE <60 tablet ≥ 60 tablet Total

50 11 61

71,4 27,5 55,5

20 29 49

28,6 72,5 44,5

70 40

110

100 100 100

0,000 6,591 2,771-15,675

Pendidikan Pendidikan Tinggi Pendidikan Rendah Total

39 22 61

65 44

55,5

21 28 49

35 56

44,5

50 60

110

100 100 100

0,035 2,364 1,094-5,106

Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Total

53 8 61

55,853,3

55,5

42 7

49

46,6 44,2 44,5

95 15

110

100 100 100

1,000

1,104

0,370-3,291

Pendapatan Pendapatan Rendah Pendapatan Tinggi Total

35 26 61

44,8 67,3 55,5

17 32 49

32,7 55,2 44,5

58 52

110

100 100 100

0,022 2,534 1,165-5,510

Pengetahuan Pengetahuan Kurang Pengetahuan Baik Total

35 26 61

66

45,6 55,5

18 31 49

34

54,4 44,5

57 53

110

100 100 100

0,036 2,318 1,072-5,013

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 7: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

7

PEMBAHASAN Pada penelitian ini proporsi responden yang mengalami anemia yaitu sebesar 55,5%. Rata-rata

kadar Hb responden adalah 10,5 gr/dl.Kadar Hb terkecil yaitu antara 7,5 gr/dl dan terbesar 14

gr/dl. Ibu hamil yang menderita Anemia kategori sedang sebanyak 7,3% dan anemia ringan

sebanyak 45,5%. Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang 45,5 % mengalami

anemia kategori ringan. Untuk anemia kategori ringan yaitu 9-10 g/dl dapat diatasi dengan terapi

tablet tambah darah pada ibu. Hasil penelitian ini juga bahwa ibu yang sudah menerima tablet

tambah darah sebanyak 90 sudah sebanyak lebih dari 50%. Kepatuhan ibu hamil dalam

meminum obat adalah point penting untuk mengurangi anemia pada ibu hamil.

Penelitian ini juga menemukan faktor penyebab tidak langsung didapatkan ibu hamil

berdasarakan umur, ibu yang berada Usia risiko tinggi < 20 dan > 35 tahun sebanyak 33% ibu

hamil. Usia kehamilan. Ibu hamil trimester 2 sebanyak 50,9%. Jumlah ibu yang sedang hamil

anak kedua sebesar 40%. Ibu hamil yang jarak kehamilan sebelumnya ≥ 2 tahun sebesar 70,9%.

Jumlah ibu yang kunjungan ANC lebih dari 4 kali sebesar 73,6%. Ibu hamil yang mengkonsumsi

90 tablet hanya sebanyak 20%. Pada tabel 2 juga menunjukkan faktor penyebab mendasar

didapatkan ibu hamil yang berpendidikan tamat SMA sebesar 42,7%. Presentase terbesar untuk

kategori pekerjaan Ibu hamil sebagai ibu rumah tangga sebesar 86,6%. Sebagian 52,7%

responden memilik pendapatan keluarga sebanyak ≥ Rp 2.000.000. Responden yang memiliki

pengetahuan baik sebesar 51,8%. Dari 9 pertanyaan yang diberikan,pada pertanyaan ke-9

mengenai banyaknya jumlah tblet tambah darah yang dikonsumi dalam kuesioner berhasil

dijawab oleh 84% ibu hamil dengan benar.

Faktor penyebab tidak langsung variabel yang berhubungan secara statistik dengan

kejadian anemia yaitu usia ibu (p value = 0,000) Hal ini sama dengan penelitian Hidayati (2013)

ibu hamil pada usia <20 atau >35 tahun memiliki risiko 3,04 kali lebih tinggi untuk mengalami

kejadian anemia pada masa kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil pada usia 20-35

tahun. Usia kehamilan (p value = 0,002) sama dengan penelitian oleh Tambunan (2011)

menemukan nilai OR=4,3 yang artinya ibu dengan usia kehamilan trimester III berisiko 4,3 kali

menderita anemia pada saat hamil dibandingkan dengan usiakehamilan trimester I hubungan

yang bermakna antara usia kehamilan dengan usia kehamilan. Jarak kehamilan (p value = 0,035)

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 8: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

8

bermakna ada hubungan secara statistik antara jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil.

Hal ini dikarenakan setiap kehamilan membutuhkan zat besi lebih besar. Untuk

menghadapisetiap kehamilan, seorang ibu harus mempunyai cadangan sebanyak 500 mg zat besi

atau lebih dalam tubuhnya, meskipun di lapangan ibu dengan zat besi sebesar ini tidak banyak

ditemui (Husaini, 1989). Konsumsi tablet tambah darah (p value = 0,000) didapatkan bahwa ada

hubungan antara jumlah konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Hal serupa diungkapkan oleh Susiloningtyas (2012) sekitar 76,93 % ibu hamil mengalami

defisiensi besi dengan mean corpuscular hemoglobin (MCH) < 27 pg/sel, dan 32,28 % menderita

anemia (HB< 11g/dl) sebelum di beri suplemen besi, setelah di beri suplemen besi sebanyak 90

tablet selama 13 minggu, ibu hamil (MCH) < 27 pg/sel dari 76,93 % menurun menjadi 27,43 %,

kejadian anemia menurun dari 35, 28 % menjadi 9, 35 %.

Temuan pada faktor penyebab mendasar untuk variabel pendidikan terdapat hubungan

antara pendidikan ibu dengan anemia (p value = 0,035). Pendapat serupa berasal dari penelitian

yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama menunjukkan p = 0,013, bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian anemia. Pendapatan menunjukkan

ada hubungan antara pendapatankeluarga dengan kejadian anemia. (p value = 0,022). Sejalan

dengan penelitian Balarajan (2012) bahwa kemampuan keluarga dalam mendapatkan bahan

mkanan merupakan salah satu fakotr penyebab terjadinya angka anemia yang tinggi. Ibu yang

berasal dari status ekonomi baik akan cenderung mudah mendapatkan akses kesumber gizi

termasuk sumber zat besi dibanding ibu yang berasal dari status ekenomi rendah. Dalam

penelitian ini pengetahuan ibu berhubungand dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p value =

0,036). Penelitian Handayani (2012) juga menunjukkan hasil yang sama dengan nilai p = 0,001

bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia. Ibu

hamil yang tingkat pengetahuan tentang anemia gizi besi menengah ke bawah mempunyai risiko

17 kali untuk terkena anemia dibandingkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan yang tinggi

tentang anemia

Kesimpulan

1) Masih tingginya angka prevalensi Anemia di Wilayah Puskesmas Sindang Barang tahun

2017 yaitu sebesar 55,5% (95% CI 43%-67%). Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa estimasi

proporsi ibu hamil dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang pada tahun

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 9: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

9

2017 masih tetap tinggi. Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang 45,5%

mengalami anemia kategori ringan yaitu 9-10g/dl. Untuk jumlah ibu hamil yang berada

dalam kategori anemia sedang ada sebanyak 7,8%. Dengan rata-rata Kadar Hb 11gr%.

Kadar Hb terendah 7,5 dan tertinggi 14 gr%.

2) Dari Faktor penyebab tidak langsung didapat; 70% ibu hamil berada diusia 20-35 tahun

kategori usia risiko rendah 56% ibu hamil dalam kehamilan trimester ke dua. 40,9% ibu

hamil sedang mengandung anak kedua. 70% jarak antar kehamilan lebih dari 2 tahun.dengan

kunjungan ANC lebih dari 4 sebesar 73,6%. Kurangnya kepatuhan konsumsi terlihat bahwa

ibu yang mengkomsumsi hanya 30 tablet sapai kehamilan sebanyak 60%.

3) Dari faktor penyebab mendasardidapat; 54% ibu hamil hanya mengenyam pendidikan

rendah. 96,4% ibu tidak bekerja. 52,7% ibu memiliki pendapatan keluarga tinggi. 51,8% ibu

berpengetahuan baik.

4) Pada faktor penyebab tidak langsung variabel yang berhubungan secara statistik dengan

kejadian anemia yaitu usia ibu (p value = 0,000), usia kehamilan (p value = 0,002), jarak

kehamilan (p value = 0,035), dan konsumsi tablet tambah darah (p value = 0,000). Paritas

dan jumlah kunjungan ANC tidak memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian

Anemia pada ibu hamil.

5) Pada faktor penyebab mendasar variabel yang berhubungan secara statistik dengan kejadian

anemia yaitu Pendidikan (p value = 0,035), pendapatan (p value = 0,022), dan pengetahuan

(p value = 0,036). Pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian

anemia pada ibu hamil.

SARAN

1) Untuk Dinas Kesehatan Kota Bogor

a. Melakukan pemantauan terhadap Puskesmas-Puskesmas di Wilayah Kerja Kota

Bogor terhadap kinerja Puskesmas sehubungan dengan peningkatan pelayanan

kesehatan terhadap ibu hamil.

b. Perlu diupayakan peningkatan peran bidan dengan seminar dan pelatihan tentang

pentingnya menjaga jarak kehamilan dan membatasi kelahiran dengan promosi

keluarga berencana. Khusus untuk anemia perlunya pelatihan konseling, seminar

dan kuliah umum terutama bidan untuk memberikan informasi mendalam

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 10: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

10

mengenai dampak anemia yang terjadi jika anemia tidak tertangani dan cara

pencegahan anemia serta pengetahuan tentang tablet tambah darah yang meliputi

pengertian tablet tambah darah, manfaat tablet tambah darah dan jenis-jenis

tablet tambah darah serta pola konsumsi makanan yang baik.

c. Meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk melakukan pemantauan dengan

aktivitas misalnya gerakan minum obat tepat waktu pada ibu hamil di wilayah

dinas kesehatan Kota Bogor. Selain itu kegiatan ini dapat berupa pengaktifan

desa dan atau rw siaga. Rw siaga dapat menjadi salah satu perpanjangan tangan

pemerintah yang sangat dasar untuk mencegah anemia pada ibu hamil.

d. Pemantauan dan evaluasi program pemberian tablet tambah darah pada remaja

putri yang sudah terlaksana. Hal ini perlu adanya kolaborasi antara bidan dan

tenaga ahli gizi. Kolaborasi dapat dilakukan dengan membuat standar

operasional prosedur yang sesuai dengan keahlian dibidang masing-masing dan

perlu evaluasi setiap selesai melaksanakan suatu program.

e. Pemberian bantuan berupa pembaharuan alat ukur tes kadar hemoglobin yang

lebih praktis dipuskesmas-puskesmas. Selain alat perlunya tambahan tenaga

laoratorium disetiap puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Bogor untuk dapat

menjangkau para ibu hamil yang akan memeriksakan darah sebagai syarat ANC

berkualitas.

2) Puskesmas Sindang Barang

a. Membentuk tim yang terdiri dari bidan dan ahli gizi untuk melakukan kolaborasi

untuk melakukan pemantauan kejadian anemia di wilayah kerja puskesmas.

b. Memfasilitasi pelatihan konseling dan informasi-informasi tentang pencegahan

anemia pada ibu hamil.

c. Promosi kesehatan pada calon pengantin bekerja sama dengan kantor urusan

agama setempat

d. Mengikutsertakan tenaga laboratrium sebulan sekali dalam posyandu sebagai

sarana untuk dapat langsung memeriksa kadar Hb ibu hamil langsung saat

pemeriksaan diposyandu. Sehingga tidak ada alasan lagi untuk ibu hamil tidak

memeriksakan darahnya.

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 11: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

11

e. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama agar memberikan

masukan dan dukungan pada masyarakat untuk lebihmemanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan. Para tokoh ini diberdayakan dengan membuat Musyawarah

desa/stingkat RW untuk mengetahui siapa saja yang hamil dan siapa saja ibu-ibu

beresiko tinggi diwilayahnya. Terkhusus untuk yang mengalami anemia agar

dapat memberikan masukan kepada keluarga dan terutama suami ibu hamil

tersebut untuk dapat melaksanakan anjuran-anjuran bidan. Seperti harus

memeriksakan kadar Hb dan meminum tablet tambah darah.

f. Memberikan KIE tidak hanya kepada ibu hamil tetapi kepada keluarga terutama

suami ikut andil dalam setiap perkembangan kehamilan istrinya. Serta

memberikan makanan terbaik yang bias diberikan untuk ibu hamil tersebut.

g. Menyelanggarakan survey mawas diri (SMD) untuk mengevaluasi setiap kegiatan

yang diselenggarakan baik skala posyandu yang diketuai bidan dan kader serta

skala puskesmas yang ketuai oleh kepala puskesmas, ahli gizi dan bidan

penyelenggara. Untuk menilai seberapa jauh kegiatan tersebut dapat membantu

mengurangi kejadian anemia di wilayah kerja puskesmas.

h. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan kasus anemia khususnya pada bagian

laboratrium dan unti Kesehatan Ibu dan Anak yang ada di Puskesmas untuk

mencatat setiap hasil pemeriksaan kadar Hb ibu hamil sehingga memudahkan

pendeteksian dini kejadian anemiadi wilayah kerja puskesmas.

3) Bagi Bidan Puskesmas

a. Para bidan puskesmas mau memperbaharui ilmu dan memberikan konseling

terhadap pencegahan anemia.

b. Memberikan KIE mengenai keluarga berencana. Mengatur jarak kehamilan dan

jumlah anak yang ideal dalam program keluarga berencana. Sehingga

mengurangi kejadian anemia dari faktor jarak kehamilan dan paritas.

4) Bagi Kader Kesehatan

Keaktifan kader dalam membantu pelaksanaan upaya kesehatan khususnya

dalam hal Anemia sebagai fasilitator pengingat minum obat dan berperan mengajak

pra ibu hamil memeriksakan diri ke tenaga kesehatan akan membantu mengurangi

kejadian Anemia di wilayah kerja Puskesmas.

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 12: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

12

REFERENSI

Alem, M. E. (2013). Prevalence of anemia and associated risk factors among pregnant women attending antenatal care in Azezo Health Center Gondar town,Northwest Ethiopia . Journal of Interdisciplinary.

Ani, L. S. (2013). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC.

Arisman. (2009). Gizi dalam daur kehidupan : Buku ajar ilmu gizi- ed 2-. Jakarta: EGC.

Fikawati, S. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers.

Handayani, S. k. (2012). FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012. Skripsi FKM Universitas Indoensia.

KEMENKES. (2015). Status Gizi Di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia.

Kozuki, N. L. (2012). Moderate to severe, but not mild, maternal anemia is associated with increased risk of small-for-gestational-age outcomes. . The Journal of nutrition, 142(2), 358-362.

Melku, M. A. (2014). . Prevalence and predictors of maternal anemia during pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia: an institutional based cross-sectional study. Anemia,. Hindawi Publishing Corporation.

Paendong, F. T. (2016). Profil zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Bahu Manado.. e-CliniC, 4(1).

Pasmawati. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester II dan III Di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.

RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes.

Salmariantity. (2012). faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Ibu hamil diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tebilahan kabupaten Indra Giri hilir 2012. DEPOK: SKRIPSI FKM Universitas Indonesia. Prawirohardjo, S. (1997). Ilmu kebidanan. Jakarta: YPB.

Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: YBP.

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017

Page 13: Analisis Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

13

PROFIL_PUSKESMAS_SINDANG_BARANG. (2016). Laporan Tahunan Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor. KOTA BOGGOR: PUSKESMAS SINDANG BARANG.

RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes.

Salmariantity. (2012). faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Ibu hamil diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tebilahan kabupaten Indra Giri hilir 2012. DEPOK: SKRIPSI FKM Universitas Indonesia.

Sastraasmoro, P., & Ismael, P. (2011). Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke 4. Jakarta: Sagung Seto.

Say, L. C. (2014). Global causes of maternal death: a WHO systematic analysis. , . The Lancet Global Health, 2(6), e323-e333.

SKRT 2001 dalam Rohayati, A. (2012). Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Jawa Barat Tahun 2012 . Skripsi FKM Universitas Indonesia.

Soemantri, S., Ariawan, I., & Prasetyo, S. (1999). Maternal Morbidity and Mortality Study. Jakarta: National Instituteof Health Research adn development Ministry of Health.

Sukasmiyati. (2012). Hubungan Antara Umur Kehamilan dan Suplementasi Tablet Besi dengan Status Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Dlingo II Bantul Yogyakarta. Depok: SKRIPSI FKM Universitas Indonesia.

Tambunan, D. M. (2011). Gambaran kejadian anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung Kabupaten Asahan tahun 2011. Depok: Skripsi FKM Uninversitas Indonesia.

UNITED NATIONS. (2015). Transforming world our world: the2030 agenda for Sustainable Development. sustainabledevelopment.un.org.

Varney, H. K. (2004). Varney's midwifery. . Jones & Bartlett Learning.

WHO. (2015). The Global Prevalence of Anemia in 2011.

Windarti. (2011). Gambaran kejadian anemia dan faktor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja puskesmas kiswantorowonogiri . Depok: Skripsi FKM Universitas Indonesia .

Analisis kejadian ..., Sonia Harlin Pratiwi, FKM UI, 2017