Upload
samsul-arifin
View
222
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
KEPERAWATAN MATERNITAS
ANEMIA PADA IBU HAMIL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas
Disusun oleh :
Samsul Arifin
P 27220011 150
DIII Berlanjut DIV Keperawatan
Politeknik kesehatan surakarta
2012/2013
1
A. Pengertian
Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi
sekurang-kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal
yang lebih tinggi, seperti infeksi, dari pada wanita hamil dengan nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung
berupaya mengompensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini
menngkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventrikular. Dengan demikian,
anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsi) dapat mengakibatkan gagal
jantung kongesti.
Indeks tidak langsung kapasitas pembawa oksigen adalah volume sel darah merah yang
di kemas (packed red cells) atau kadar hematokrit. Rentang hematokrit normal pada wanita
tidak hamil ialah 37% sampai 47%. Namun, nilai normal untuk wanita hamil dengan
cadangan besi yang adequat rendah, yakni 33%. Hal ini di jelaskan dengan adanya hidremia
(pengenceran darah) atau anemia fisiologis kehamilan().
Sedangkan menurut Manuaba, Anemia adalah Penurunan ringan kadar hemoglobin
selama kehamilan di jumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi zat besi
atau folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada
peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan
normal. Pada awal kehamilan dan menjelang aterm, kadar hemoglobin kebanyakan wanita
sehat dengan simpanan zat besi adalah 11g/dL atau lebih. Konsentrasi hemoglobin lebih
rendah pada pertengahan kehamilan. Oleh karena itu, Center for disease Control and
prevention (CDC) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah
dari 11g/dL pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dL pada trimester
kedua(1998:104).
2
B. Epidemiologi /Insiden Kasus
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil ,kehilangan darah pada saat
melahirkan ,bahkan kalaupun minimal ,tidak ditoleransi dengan baik .Ia beresiko
membutuhkan transfusi darah.Sekitar 80% kasus anemia pada wanita hamil merupakan
anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai
anemia didapat,termesuk anemia asam folat,anemia sel sabit,dan talasemia. Badan
kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu
hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring
dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang
berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.
C. Etiologi
Menurut Mochtar( 1998) penyeban anemia pada umunya adalah :
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
f. Malabsorpsi
Penyebab anemia pada kehamilan :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
3
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun\
b. Perdarahan akut
c. Pekerja berat
d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
D. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi
pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti
laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
E. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan
perdarahan sebanyak 50 sampai 80cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30
sampai 40mgr. Di samping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi anemis. Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat
besi pada setiap kehamilan perhatikan bagan berikut:
4
Meningkatkan sel darah ibu 500mgr Fe
Terdapat dalam plasenta 300mgr Fe
Untuk darah janin 100mgr Fe
Jumlah 900mgr Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe
tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
F. Klasifikasi
Anemia pada ibu hamil dapat dilasifikasikan menjadi :
a. Anemia Defisiensi besi
Tanpa terapi besi, wanita hamil yang menikmati nutrisi yang sangat baik sekalipun
akan mengalami kehamilan yang disertai defisiensi zat besi. Diet saja tidak dapat
menggantikan kehilangan besi pada masa kehamilan lanjut dan masa nifas.
Pada kebanyakan kasus, keberhasilan terapi besi pada masa hamil dilakukan melalui
pemberian suplemen besi (misalkan, ferro sulfat, 0,3 gram, tiga kali sehari) sangatlah
penting untuk mengajarkan wanita hamil pentingnya terapi besi. Selain itu, penting
juga menginstruksikan wanita untuk mengurangi efek samping besi pada saluran cerna,
yakni dengan melakukan upaya diet. Beberapa wanita hamil tidak dapat mentoleransi
besi oral yang diprogramkan. Pada kasus tersebut, wanita harus menerima besi
parenteral, seperti kompleks dextranbesi (imferon)
b. Anemia Defisiensi Asam Folat
Anemia defisiensi asam folat terjadi pada sekurang-kurangnya 2% wanita hamil di
Amerika Utara, suatu insiden yang jauh lebih tinggi daripada insiden yang diduga lima
tahun yang lalu. Anemia mengganggu pertahanan tubuh wanita dan membuatnya rentan
terhadap infeksi traktus urinarius dan hemoragi.Diet yang buruk, makanan yang
5
dimasak dengan air yang terlalu banyak, atau konsumsi makanan kaleng (khususnya
sayur-sayuran) dapat menyebabkan defisiensi folat. Malabsorbsi juga memainkan
peranan penting dalam prose terjadinya anemia yang disebabkan kekurangan asam folat.
c. Hemoglobinnopati Sel Sabit
Hemoglobnopati sel sabit adalah suatu penyakit yang disebabkan hemoglobin yang
abnormal dalam darah. Galur sel sabit (sickle cell trait) (pola hemoglobin
SA)Merupakan sel darah merah yang berubah bentuk menjadi sabit, tetapi memiliki
masa hidup sel darah merah normal dan biasanya hanya menimbulkan gejala klinis
ringan. Anemia sel sabit (penyakit sel sabit) meerupakan anemia hemolitik
familial,herediter resesif, yang mempenaruhi keturunan Afrika, Amerika dan
Mediterania. Individu ini biasanya memiliki tipe hemoglobin yang abnormal (SS atau
SC). Individu dengan anemia sel sabit mengalami serangan kekambuhan (krisis) demem
dan nyeri pada abdomen atau ekstremitas pada awal masa anak-anak. Serangan ini
disebabkan karena pembuluh darah (dari sel-sel yang abnormal), hipoksia jaringan,
eedema, dan destruksi sel darah merah. Krisis diasosiasikan dengan anemia
normokromik , ikterik , tes sel sabit positif dan hemoglobin abnormal.
d. Talasemia
Talasemia (anemia cooley atau mediterania) merupakan anemia yang relatif umum
terjadi, di mana jumlah globin yang di produksi tidak cukup untuk mengisi se-sel darah
merah. Talasemia merupakan gangguan herediter yang disebabkan kelainan sintesis
rantai beta globin dan rantai alfa globin. Talasemia beta merupakan varietas yang lebih
umum di temukan di amerika seriakat dan seringkali didiagnosis pada individu
keturunan itaia, yunani dan cina bagian selatan. Sintesa globin yang tidak seimbang
menyebabkan kematian sel darah prematur , yang mengakibatkan anemia berat.
6
Talasemia Mayor adalah bentuk gangguan yang homozigus. Talasemia minor
merupakan gangguan heterozigus.
Talasemia mayor dapat memperburuk kehamilan. Preeklamsi lebih umum terjadi
pada wanita yang menderita talasemia mayor. Talasemia mayor dapat diasosiasikan
dengan bayi beratlahir rendah dan peningkatan limbah janin. Berat plasenta seringkali
meningkat , mungkin akibat anemia maternal. Frekuensi distres janin akibat hipoksia
lebih tinggi daripada frekuensi distres janin pada wanita hamil normal.
G. Manifestasi klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
H. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
b. Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi
fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
I. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
7
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
J. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,
missed abortus dan kelainan kongenital.
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah
dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan:
tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
K. Penatalaksanaan Medis.
1) Therapy pengobatan
a. Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagianbesar
tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi
akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup
diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar
8
adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit.
Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek
samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang
mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal.
Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan
yang lain:
1. Asam folik 15 – 30 mg per hari
2. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
3. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
b. Therapi parenteraL
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan
penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy
parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan
dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer).
2) Pencegahan
a. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
b. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan
zat besi.
c. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan
penyakit cacingan.
d. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
9
L. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
a) Aktivitas
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum.
b. Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
c. Toleransi terhadap latihan rendah.
d. Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
b) Sirkulasi
a. Riwayat kehilangan darah kronis,
b. Palpitasi.
c. CRT lebih dari dua detik
c) Integritas
EgoCemas, gelisah, ketakutan
d) Eliminasi
a. Konstipasi.
b. Sering kencing.
e) Makanan / cairan
a. Nafsu makan menurun
b. Mual/ muntah
f) Nyeri / kenyamanan
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
g) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
h) Seksual
10
a. Dapat terjadi pendarahan pervagina
b. Pendarahan akut.sebelumnya
c. Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.
II. Diagnosa yang mungkin muncul:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
b. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan/ke sel
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen
d. Risiko cedera terhadap janin
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai
anemia
f. PK Anemia.
III. Rencana asuhan keperawatan
a. Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
Berat badan klien dalam batas normal.
Klien tidak mengalami mual-muntah
Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu maka
11
Intervensi
No
Dx.Tindakan Rasional
Mandiri
Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan
mutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 ja. Perhatikan
kondisi rambut kuku dan kulit.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia
(khususnya kurang dari 17 tahun, lebih
dari 35 tahun).
Pastikan tingkat penegetahuan tentang
kebutuhan diet.
Kesejahteraan janin dan ibu tergantung
pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan.
remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia,
dan klien lansia mungkin cenderung
obesitas/diabetes gestasional.
Menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada
periode pranatal, laju basal metabolik
meningkatkan (khususnya pada kehamilan
lanjut) karena peningkatan aktivitas tiroid
yang berhubungan dengan pertumbuhan
fetus dan jaringan pada ibu, menjadi
potensial risiko terhadap klien dengan
nutrisi buruk. Penambahan 800 mg zat besi
diperlukan selama kehamilan untuk
perkembangan jaringan ibu/janin dan
kondisi janin di dalam rahim. Selama
trismester ketiga, kebutuhan terhadap zat
besi minimal, dan diet seimbang dengan
12
No
Dx.Tindakan Rasional
Berikan informasi tertulis/verbal yang
tepat tentang diet pranatal dan suplemen
vitamin/zat besi setiap hari.
Evaluasi motivasi/sikap dengan
mendengar keterangan klien dan meminta
umpan balik tentang informasi yang telah
diberikan.
Tanyakan keyakinan berkenaan dengan
diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu
selama kehamilan.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji
pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
motivasi untuk memakannya.
peningkatan kebutuhan kalori biasanya
adekuat.
Materi referensi yang dapat dipelajari
dirumah kemudian meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang.
Bila klien telah termotivasi untuk
emmperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut atau
intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.
Dapat menunjukkan motivasi untuk
mengikuti anjuran pemberi layanan
kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya
menolak zat besi, meyakini bahwa ini
mengeraskan tulang ibu dan emmbuat sulit
melahirkan.
Memakan bahan bukan makanan pada
kehamilan mungkin didasarkan pada
kebutuhan psikologis,fenomena budaya,
respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh
terhadap kebutuhan nutrisi. (misalnya
mengunyah es dapat menandakan anemia).
Catatan: mencerna kanji untuk pakaian
dapat menimbulkan anemia defisiensi; dan
13
No
Dx.Tindakan Rasional
Timbang berat badan klien; pastikan berat
badan pregravid biasanya. Berikan
informasi tentang penambahan pranatal
yang optimum.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya
mual/muntah
Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit
(Ht).
Ukur pembesaran uterus.
mencerna lempung/tanah liat dapat
mengakibatkan gangguan fekal/BAB.
Ketidak adekuatan penambahan berat badan
pranatal dan/atau di bawah berat badan
normal masa kehamilan, meningkatkan
risiko reetardasi pertumbuhan intrauterin
(IUGR) pada janin dengan berat badan lahir
rendah. Penelitian menemukan adanya
hubungan positif antara kegemukan ibu
pregravid dan peningkatan angka morbiditas
perinatal berkenaan dengan kelahiran
preterm.
Mual/muntah trimester pertama dapat
berdampak negatif pada status nutrisi
pranatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
mengidentifikasi adanya anemia dan
potensial penurunan kapasitas pembawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang
dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau sama
dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada
trimester pertama.
malnutrisi ibu berefek negatif terhadap
14
No
Dx.Tindakan Rasional
Kolaborasi
Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi
(misalnya, pada ahli diet, pelayanan sosial)
Rujuk pada program makanan wanita,
bayi, anak-anak dengan tepat.
pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada janin,
yang mengakibatkan kemunduran
perkembangan janin dan kemungkinan lebih
lanjut.
Mungkin diperlukan bantuan tambahan
terhadap pilihan nutrisi; dapat membatasi
anggaran keuangan.
Yayasan penyelenggara program makanan
suplemen membantu meningkatkan secara
optimal nutrisi ibu/janin.
2) Dx 2 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan/ke sel
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel
efektif dengan kriteria hasil :
- Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)
- Tidak terdapat kebiruan pada kulit
- CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
15
Intervensi
No
DxTindakan Rasional
Mandiri
Per Perhatikan status fisiologis ibu, status
sirkulasi dan volume darah.
2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan
menekan kuku pasien.
Auskultasi dan laporkan DJJ, catat
bradikardi, atau takikardi. Catat
perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif
atau hiperaktif).
Catat kehilangan darah ibu mungkin dan
adanya kontraksi uterus.
5. Anjurkan tirah baring pada posisi
miring kiri
Kolaborasi
Kejadian perdarahan potensial merusak hasil
kehamilan, kemungkinan menyebabkan
hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.
keadaan capillary refill test yang tidak
kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat
menandakan anemia.
Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada
awalnya janin berespon pada penurunan kadar
oksigen dengan takikardia dan peningkatan
gerakan. Bila tetap deficit, bradikardia dan
penurunan aktivitas terjadi.
Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks,
tirah baring dan medikasi mungkin tidak
efektif ddalam mempertahankan kehamilan.
Kehilangan darah ibu secara berlebihan
menurunkan perfusi plasenta.
Menghilangkan tekanan vena kava inferior
dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau
janin dan pertukaran oksigen.
16
No
DxTindakan Rasional
Berikan suplemen oksigen pada klien
Lakukan/ ulang NST sesuai indikasi.
Ganti kehilangan darah/ cairan ibu.
Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk
ambilan janin.sehingga kapasitas oksigen
yang dibawa janjin meningkat.
Mengevaluasi secara elektronik respon DJJ
terhadap gerakan janin, bermanfaat dalam
menentukan kesejahteraan janin (tes reaktif)
versus hipoksia (nonreaktif).
Mempertahankan volume sirkulasi yang
adekuat untuk transport oksigen. Bila
penyimpanan oksigen menetap, janin
kehabisan tenaga untuk melakukan
mekanisme koping, dan kemungkinan SSP
rusak / janin meninggal.
3) Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik.
Kriteria hasil :- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD 90/60-140/90 mmHg)- Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah
Intervensi :
17
No
DxTindakan Rasional
Mandiri
Jelaskan alasan perlunya tirah baring,
penggunaan posisi rekumben lateral
kiri/miring, dan penurunan aktivitas.
Berikan tindakan kenyamanan seperti
gosokan punggung, perubahan posisi,
atau penurunan stimulus dalam ruangan
(mis. Lampu redup)
Berikan latihan gerak pada pasien secara
bertahap (aktif dan pasif).
Kelompokkan aktivitas sebanyak
mungkin, seperti pemberian obat, tanda
vital, dan pengkajian.
Berikan periode tanpa interupsi untuk
istirahat/tidur.
Berikan aktivitas pengalihan, seperti
membaca, mendengarkan radio, dan
menonton televisi, atau kunjungan
dengan teman yang dipilih atau keluarga.
Tindakan ini ditujukan untuk
mempertahankan janin jauh dari serviks dan
meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring
dapat menurunkan peka rangsang uterus.
Menurunkan tegangan otot dan kelelahan
serta meningkatkan rasa nyaman.
aktivitas dan latihan sangat penting bagi
pasien yang mengalami intoleransi aktivitas
karena kurang latihan akan menyebabkan otot
menjadi atrofi.
Meningkatkan kesempatan klien untuk
beristirahat lebih lama diantara interupsi
untuk tindakan berikutnya
Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan,
dan dapat meningkatkan relaksasi.
Membantu klien dalam koping dengan
penurunan aktivitas.
18
4) Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x….diharapkan risiko cedera pada
janin dapat tertanggulangi, dengan kriteria hasil :
- Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)
- Hasil USG tidak menunjukan tanda – tanda abnormalitas.
- Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan
Intervensi
No
DxTindakan Rasional
Perhatikan kondisi ibu
yang berdampak pada
sirkulasi janin.
Ajari ibu untuk
mengobservasi gerakan
janin
Kaji terhadap
mual/muntah berlebihan.
Bantu dalam screening dan
kelainan genetik.
Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan
sirkulasi/oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada
kadar oksigen janin/plasenta. Janin yang tidak mendapatkan
cukup oksigen untuk kebutuhan metabolisme anaerob yang
menghasilkan asam laktat yang menimbulkan kondisi
asidosis.
Secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan
merupakan tanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak
bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada janin akibat
kekurangan nutrisi.
Memajankan perkembangan janin pada status asidotik dan
malnutrisi dan dapat memperberat IUGR dan pertumbuhan
otak yang buruk.
Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan
yang khusus untuk mencegah efek negatif dalam pada
19
No
DxTindakan Rasional
Diskusikan efek negatif
yang potensial terjadi
akibat kelainan genetik
Pantau DJJ selama krisis
sel sabit
Lakukan pemeriksaan
leofold untuk mengetahui
keadaan janin terutama
mengukur tinggi fundus
Kolaborasi
Berikan suplemen oksigen
sesuai kebutuhan
Ultrasonografi
pertumbuhan janin.
Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan
retardasi mental dapat terjadi.
Asidosis /hipoksia ibu, khusus pada trimester ketiga dapat
mengakibatkan kelainan SSP janin. Krisis berulang
mempredisposisikan klien dan janin pada peningkatan
mortalitas dan laju morbiditas.
tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda
bahwa pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak
mengalami gangguan.
meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin,
khususnya pada adanya anemia berat atau bila sirkulasi
maternal menurun
Penyakit anemia dapat mengakibatkan IUGRnya menurun
5) Dx 5 ; Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai
anemia
20
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pengetahuan
pasien mengenai anemia menjadi adekuat.
Kriteria hasil :
- Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia
- Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan
- Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemia
Intervensi :
No
DxTindakan Rasional
Mandiri
Kaji kesiapan klien untuk
belajar.
Libatkan orang terdekat
dalam proses belajar-
mengajar.
Berikan informasi tentang
perawatan tindak lanjut bila
klien pulang.
Anjurkan periode istirahat
reguler 2 sampai 3 kali
sehari pada posisi miring
kiri setelah pulang. Bila
tirah baring dilanjutkan,
anjurkan klien
Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran
tentang kebutuhan terhadap informasi dapat mempengaruhi
kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi ditingkatkan
bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.
Dukungan dari orang terdekat dapat membantu
menghilangkan ansietas yang nantinya menguatkan
prinsip-prinsip belajar dan mengajar.
Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan
pemantauan dan/atau tindakan.
Tingkatkan relaksasi dan kurangi kelelahan. Bila klien
bangun dan bergerak, istirahat di kamar tidur dapat
memaksimalkan istirahat. Namun, klien yang sepenuhnya
tirah baring dapat merasa terisolasi dan bosan tanpa
”perubahan pandangan”.
21
No
DxTindakan Rasional
menggunakan sebagian
waktu dalam sehari di
tempat tidur.
5. Anjurkan pemberian
intake yang adekuat, banyak
nutrisi untuk kebutuhan ibu
dan janin.
Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu dan janin terutama zat besi, asam folat, vit. B
12, dll. Dan berikan informasi kepada pasien tentang
dampak obat-obatan terutama SF yang dapat menyebabkan
mual dan muntah oleh karena itu ajarkan cara memakan
obat dengan benar misalnya mengkonsumsi buah-buahan
yang mengandung vitamin C untuk membantu
mempercepat reabsorpsi obat dan menganjurkan pasien
untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat
karena akan memperlambat reabsorpsi obat.
IV. Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan tidak adanya mual muntah
2. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit(rambut, kuku,dan kelembapan)
3. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah
4. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan
5. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti tindakan dan
prosedur perawatan.
Daftar Pustaka
22
Bobak, Irene. 2004. Buku ajar Keperawatan maternitas, edisi ke4.EGC.Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
Hasan. 2011. Askep anemia pada ibu hamil. (online), (http://askepanemiapadaibuhamil.
blogspot.com/, diakses 14 Oktober 2012).
Leveno, kenneth J dkk. 2009.Obstresi williams panduan ringkas edisi 21.EGC.Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & keluarga berencana untuk
penddikan bidan.EGC.Jakarta
Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
Sutrisna. 2011. Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan Anemia.
(online), (http://sutrisnaa12.blogspot.com/2011/01/laporan-
pendahuluan-asuhan-keperawatan.html, Diakses 14 Oktober 2012)
23