ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DI...

Preview:

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI

DI KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

SRI WINDARTI

NIM. F1106047

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI

DI KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2009

Surakarta, 28 Juni 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

(Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si)

NIP. 196505221992031002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Surakarta, Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Dra. Nunung Sri Mulyani sebagai Ketua Penguji (…………… )

NIP. 195808051986012001

2. Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si sebagai Pembimbing (…………....)

NIP. 196505221992031002

3. Drs. Supriyono,M.Si sebagai Anggota Penguji (…………. . )

NIP. 196002211986011001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada:

Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan kekuatan

untuk menyelesaikan amanah ini

Karya sederhana ini aku hadiahkan kepada :

1. Orang Tuaku Terutama Ibuku

2. Mbah kakung dan Mbah Putri

3. Tunang

4. Sahabat-sahabatku

5. Almamaterku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN MOTTO

”Barang siapa mengurangi satu kesulitan saudaranya sewaktu di dunia, maka Allah akan

mengurangi kesulitan-kesulitannya pada hari qiyamat kelak ”.

(Al-Hadits)

”Jika sebuah tali itu sudah sangat mengencang, itu tandanya akan putus. Jika malam

sudah gelap gulita, tandanya bahwa kegelapan akan segera lenyap. Jika sebuah masalah

itu sudah sangat menghimpit, itu tandanya akan ada jalan keluar. Dan sesungguhnya satu

kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Ini semua adalah hukum

Allah”

( A’idh Al-Qorni)

” Boleh jadi suatu perkara itu tampak buruk bagimu, tapi pada akhirnya ia membuatmu

senang. Ibarat awan yang pada mulanya petir dan kilat, namun berikutnya adalah hujan

yang membawa kesejukan”

(A’idh Al-Qorni)

”Kebahagiaan itu terdapat pada pengorbanan, menahan keinginan pribadi, pencurahan

segala upaya, dan mencegah semua bahaya, serta jauh dari sifat egoisme dan balas dendam”

(A’idh Al-Qorni

Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis. Namun, setiap

elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah holistic yang sempurna. Menerima

kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena

kebetulan. Ini fakta yang tak terbantahkan. _Edensor_

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasi Usaha (SHU) Pda KPRI di Kabupaten

Wonogiri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana

Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi. Namun

berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam

penulis manghaturkan terima kasih kepada :

1. Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan

yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo. M.Com, Ak , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dwi Prasetyani, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan

pelayanan kepada penulis.

6. Keluargaku yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan

kepada penulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Tunang yang selalu menemani, menyayangi dan menjagaku dalam suka maupun duka

8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2006 Non Reguler dan semua sahabatku

terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya.

9. Teman-teman kost Cinta Damai kalian adalah keluarga keduaku.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun

tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Penulis

mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

ABSTRAKSI.......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

MOTTO .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .......................................................................... 11

1. Pengertian Koperasi ............................................................ 11

2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia ................... 12

3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia........................................ 15

4. Dimensi Partisipasi ............................................................. 17

5. Keberhasilan Usaha Koperasi ............................................. 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Modal Koperasi ................................................................... 21

7. Daya Saing Koperasi........................................................... 24

8. Koperasi Pegawai Negeri .................................................... 25

9. Keanggotaan Koperasi. ....................................................... 26

10. Pengurus koperasi dan Tanggung jawabnya....................... 31

11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota

dengan Keberhasilan Usaha............................................... 36

12. Sisa Hasil Usaha................................................................. 38

B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 40

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ........................................... 41

1. Kerangka Pemikiran............................................................ 41

2. Hipotesis Penelitian ............................................................ 44

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 46

B. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 46

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel .................... 46

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 47

E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 48

F. Metode Analisis Data ................................................................ 51

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 59

B. Analisis Deskriptif..................................................................... 74

C. Deskriptif Variabel Penelitian.................................................... 76

D. Hasil Analisis Data.................................................................... 81

E. Pengujian Asumsi Klasik........................................................... 86

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................... 88

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 91

B. Saran .......................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran……………………………………….. 44

3.1 Daerah Kritis Uji t…………………………………………………. 55

3.2 Daerah Kritis Uji F………………………………………………… 57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

4.1 Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri

Tahun 2008....................................................................................... 63

4.2 Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasi Regrestasi

diperinci Per Kec. Akhir Tahun 2004-2008…………………………65

4.3 Luas Panen Rata-Rata Produksi dan Produksi Bahan

Makanan diperinci Per Kec. Di Kab.Wonogiri Tahun 2008...............69

4.4 Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri…………………………………75

4.5 Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri……………………………….76

4.6 Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab.

Wonogiri…………………………………………………………….77

4.7 Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab.

Wonogiri ……………………………………………………………78

4.8 Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN

Di Kab. Wonogiri…………………….……………………………..79

4.9 Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri…………………………….80

4.10 Jumlah Pengurus KPN di Kab.

Wonogiri…………………….………………………………………81

4.11 Hasil Regresi Linear Berganda…………………….……………….82

4.12 Hasil Uji t…………………….……………………………………...84

4.13 Hasil Uji Multikoliearitas…………………….………………………86

4.14 Hasil Uji Heteroskesidas……………………………………………..87

4.15 Uji Autokorelasi……………………

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SISA HASIL USAHA (SHU)PADA KPRI

DI KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2009

Sri Windarti

(NIM. F1106047)

Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui apakah variabel-variabel variabel-variabel

jumlah modal sendiri, jumlah modal pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota, jumlah

anggota, dan jumlah pengurus koperasi terhadap besarnya jumlah Sisa Hasil Usaha

Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Sehubungan dengan tujuan tersebut

diajukan lima hipotesis, pertama diduga jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan

signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, kedua diduga jumlah modal pinjaman

berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, ketiga diduga jumlah

partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU

koperasi, keempat diduga jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap

besarnya SHU koperasi, kelima jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap besarnya SHU koperasi.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data berupa data sekunder yang di

dapat dari Pusat Koperasi Pegawai Negeri. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah

40 Koperasi Pegawai Negeri dengan teknik simple random sampling atau pengambilan

sampel secara acak sederhana. Metode pengujian statistik antara lain uji t, uji f, dan uji R2

serta uji ekonometrika (multikolinearitas, heteroskedatisitas, autokorelasi). Peneliti

menggunakan signifikan pada tingkat 5%.

Kesimpulan penelitian ini adalah variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi

usaha anggota, dan jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

besarnya SHU pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Dan variabel

jumlah anggota tidak berpengaruh positif terhadap besarnya SHU pada Koperasi Pegawai

Negeri di Kabupaten Wonogiri

Saran peneliti berdasarkan penelitian adalah: Jumlah modal sendiri, jumlah modal

pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota , jumlah pengurus koperasi berpengaruh

signifikan terhadap SHU, oleh karena itu bagi koperasi diharapkan mampu meningkatkan

Summber Daya Manusianya terutama dalam pengelolaan koperasi dengan meningkatkan

variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota , pengurus koperasi agar

SHU meningkat. Dan jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU.

Koperasi diharapkan untuk selalu meningkatkan penndapatan sehingga biaya operasional

meningkatkan dan keuntungan meningkat.

Kata Kunci: modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi anggota, anggota, pengurus

koperasi, SHU

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh

dikalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian

nasional. Koperasi ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional

dalam rangkaian mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur.

Koperasi sekaligus juga sebagai soko guru perekonomian di Indonesia.

Menurut UU No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azaz kekeluargaan. Sedangkan

prinsip-prinsip koperasi menurut UU No 25 Tahun 1992 adalah

keanggotaan bersifat sukarela, pengelolaan dilakuakan secara demokratis,

pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa

usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas pada

modal, kemandirian.

Koperasi sebagai badan usaha mempunyai karekter tersendiri,

karakter khusus yang dimiliki koperasi inilah yang membedakan koperasi

dengan bentuk badan usaha lain. Dalam kegiatan usahanya koperasi tidak

hanya berorientasi dalam mencari keuntungan saja melainkan berorientasi

pada manfaat. Pada dasarnya tujuan koperasi ialah mensejahterakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

anggota khususnya, dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya.

Tetapi dalam usaha-usahanya koperasi harus tetap memperoleh hasil yang

layak. Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan

menghasilakan sisa hasil usaha.

Keuntungan dalam koperasi disebut dengan sisa hasil usaha.

Menurut UU No 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat 1 bahwa sisa hasil usaha

merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku

dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam

tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana

cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan

oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk

keperluan pendidikan koperasi dan keperluan koperasi, sesuai dengan

keputusan rapat anggota.

Rapat anggota memiliki kedudukan tertinggi dalam koperasi.

Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama. Partisipasi aktif

dalam rapat anggota sangat diperlukan dengan cara hadir dalam RAT,

berpartisipasi dalam pemilihan penggurus sehingga dapat terpilih pengurus

yang tepat.

Pembangunan koperasi di Indonesia sebagai wadah ekonomi rakyat

diharapkan dapat turut serta dalam mengurai berbagai ketimpangan

ekonomi, melaksanakan pemerataan untuk mencapai pertumbuhan yang

menyeluruh, menghapus ketergantungan ekonomi kelompok miskin dan

menghapus kemiskinan. Koperasi mempunyai keunggulan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

melaksanakanya dengan meminimalisir pola hubungan atas bawah dalam

struktur organisasinya.

Anggota koperasi dapat mandiri dan lebih berkembang secara

individu maupun secara bersama-sama sehubungan dengan aktifnya

partisipasi menyeluruh dari anggotanya. Keadaan ini mengembangkan

kopersi menjadi badan usaha yang mandiri, tangguh dan efisien sehingga

mampu menghadapi berbagi problem ekonomi. Sumbangan koperasi

harus ditingkatkan agar pemerataan pendapatan dan pengetasan

kemiskinan dapat terwujud.

Pemerataan yang diharapkan bukanlah suatu jenis pemerataan yang

hanya mengambil dari satu golongan untuk kemudian didistribusikan

kepada golongan masyarakat yang lainnya. Namun lebih pada peningkatan

produktifitas dan episien, pemeratan informasi skala ekonomi yang dapat

tercipta apabila seseorangmenjadi anggota koperasi (M. Amin Aziz,

1987:76). Dimana selain menjadi pengguna jasa otomatis menjadi pemilik

koperasi.

Koperasi memerlukan peran aktif pada anggotanya dalam segala

kegiatan koperasi untuk dapat berkembang atas kekuatan sendiri. Peran

aktif tersebut tercipta apabila terdapat perasaan memiliki sehingga secara

efektif dapat mengambil keputusan koperasi. Para anggota juga berhak

dan harus mampu menjalankan pengawasan atas jalannya usaha koperasi

(K. Tjilik Suwito,dkk, 1991:18).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Salah satu bentuk peran serta anggota di dalam koperasi yaitu

dalam hal penanaman modal di koperasi. Karena sebagai badan usaha

memerlukan modal. Besar kecilnya lapangan usaha koperasi juga

memerlukan sejumlah modal harus dihimpun baik dari anggota maupun

sumber lain. Faktor modal dalam usaha koperasi adalah salah satu saran

yang turut menentukan majunya koperasi modal adalah suatu sarana yang

berguna untuk produksi lebih lanjut. Modal diperoleh dari anngota, bukan

anggota, pemerintah, badan usaha, koperasi lain, dan bank. Modal dari

anggota sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

sukarela, dan modal yang terbentuk dari cadangan berbagai kegiatan yang

dilakukan koperasi dalam usaha pencarian dana.

Jenis koperasi yang ditentukan berdasarkan kesamaan kegiatan dan

kepentingan ekonomi anggotanya. Untuk memisah-misahkan koperasi

serba heterogen satu sama lainnya, bias digunakan berbagai kriteria seperti

lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan, fungsi ekonomi

maupun propesi para anggotanya. Khusus dalan hal profesi, (Revrisond

Baswir, 1997:103) mengartikannya sebagai suatu jenis pekerjaan yang

dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian atau kecakapan

tertentu dan juga berdasarkan kode ektik tertentu. Maka berdasarkan

profesi anggotanya koperasi dapat dibedakan antara lain menjadi koperasi

karyawan, koperasi pegawai, koperasi anggota darat, koperasi mahasisiwa,

koperasi pedagang pasar, dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan-golongan

fungsional sebagai pegawai negeri yang dikenal dengan nama koperasi

pegawai negeri (KPN) yang terdapat di Indonesia. Para anggota KPN

adalah golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan tetap dan relatif

sedang atau rendah sehingga perjuangan KPN diarahkan untuk minimal

dapat mempertahankan tingkat kehidupan anggotanya sebagai suatu

landasan pangkal tolak untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan secara

maksimal dapat memperbaiki kualitas hidup anggota-anggotanya (Sumitro

Joyohadikusumo dan Sri Edi Swasono, 1985:286)

Besarnya SHU yang diperoleh koperasi setiap tahunnya juga

sebagai pertanda bahwa koperasi telah dikelola dengan baik dan

professional. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem

pertanggung jawaban yang baik dari anggota, pengurus bahkan manajer.

Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan

kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumya.

SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil

dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Modal koperasi

terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal

dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan

modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lain, bank dan lembaga

keuangan lain, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lain

yang sah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dengan partisipasi yang aktif akan berdampak dalam

perkembangan koperasi yang positif. Partisipasi anggota meliputi

berbagai bidang, yaitu partisipasi dalam aktifitas koperasi, modal dan

dalam penggunaan jasa usaha koperasi. Bidang aktifitas koperasi,

anggota berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pengambilan

keputusan yang diselenggarakan melalui rapat-rapat anggota maupun di

luar rapat anggota. Bidang modal koperasi, anggota koperasi aktif turut

serta menanggung beban modal koperasi, hal itu bisa dilakukan dengan

membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.

Bidang jasa usaha koperasi, anggota sebagai pengguna dari setiap

kegiatan usaha koperasi, di sini anggota koperasi sebagai konsumen

bahkan pelanggan dari kegiatan usaha koperasi. Dalam berpartisipasi

terhadap koperasi dalam bidang jasa koperasi dengan cara anggota sering

menggunakn berbagai jasa atau unit usaha yang disediakan oleh koperasi.

Perolahan sisa hasil usaha setiap tahun bagi koperasi menjadi

sangat penting, karena sebagian dari SHU tersebut disisihkan sebagai

cadangan yang akan memperkuat koperasi itu sendiri. Partisipasi yang

aktif dari semua anggota koperasi terhadap semua kegiatan koperasi

diharapkan dapat memperoleh sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun

terus meningkat. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi merupakan

salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi

tersebut dan akan mendorong anggota yang berpartisipasi pasif menjadi

anggota yang aktif. Hal itu disebabkan anggota yang berpartisipasi aktif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

akan mendapatkan jasa yang lebih dari pembagian S i s a H a s i l

Usaha (SHU) koperai tersebut.

KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) adalah koperasi yang

anggotanya terdiri dari para pegawai negeri Republik Indonesia dalam suatu

daerah kerja. Partisipasi anggota diharapkan dapat perpengaruh dengan

perolehan sisa hasil usaha. Sebagian besar KPRI dalam mengelola usahanya

lebih mengutamakan menggunakan modal sendiri daripada modal

pinjaman. Hal ini dikarenakan KPRI belum memperhatikan struktur

modal yang sesuai, sedangkan struktur modal yang efektif memungkinkan

adanya kemudahan dalam pengumpulan modal tambahan bila diperlukan.

Mengingat semakin pesat persaingan dalam pasar global, yang

pada akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh

karena itu bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota

koperasi dan masyarakat pada umumnya semakin meningkat. Untuk

mengantisipasi hal tersebut koperasi perlu memperbesar volume

usaha yang pastinya akan membutuhkan tambahan modal cukup besar.

Dan kebutuhan akan tambahan modal tersebut dapat dipenuhi dengan

pinjaman dari pihak luar.

Pengumpulan modal yang berhasil dilakukan koperasi , baik

modal sendiri maupun modal pinjaman secara bersama-sama akan

digunakan untuk menggerakan kegiatan usaha. Kedua sumber modal

tersebut mendukung keberhasilan usaha koperasi dengan posisinya

masing-masing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Apabila KPRI menggunakan modal pinjaman lebih besar

dalam menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban

bunga yang lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil

SHU, sehingga pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan

keuangan koperasi. Maka dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan

struktur finansial dan struktur modal yang tepat dalam

Kegiatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

meliputi usaha simpan pinjam dan pertokoan. Koperasi akan selalu

berusaha untuk mensejahterakan anggotanya, salah satunya melalui

pembagian SHU pada anggotanya. Salah satu cara untuk mensukseskan

koperasi perlu adanya peran serta anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Maka penelitian dilakukan di Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI) Kabupaten Wonogiri. Hal yang mendasari peneliti

melakukan penelitian di Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Kabupaten Wonogiri yang relatif termasuk kota kecil perlu

adanya peran serta masyarakat terpelajar untuk mengembangkannya

khususnya dalam bidang koperasi. Pada Pusat Koperasi Pegawai republik

Indonesia (PKPRI) Kabupaten Wonogiri keanggotakan sebanyak 90 KPRI

dengan jumlah perorangan sebanyak 13.207 orang dan sampel untuk

penelitian ini berjumlah 40 KPRI di Kabupaten Wonogiri .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka judul

penelitian ini ialah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009.”

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa Hasil

Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa Hasil

Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?

3. Bagaimana pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?

4. Bagaimana pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa Hasil

Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?

5. Bagaimana pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa Hasil

Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Untuk mengetahui pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

3. Untuk memgetahui pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap

besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

5. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

D. MANFAAT PENELITIAN

a) Manfaat Teoritis

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan

manfaat dalam pengembangan koperasi terutama masalah SHU.

2. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis

3. Untuk membuktikan pentingnya dalam perolehan SHU pada KPRI

b) Manfaat Praktis

1. Diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan

bagi KPRI di Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan perolehan

Sisa Hasil Usaha (SHU).

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi

untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau dalam bahasa Inggris

disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau

berusaha (to operate) (Suwandi, 1982:10). Pengertian koperasi dilihat dari

sudut pandang menurut beberapa tokoh, diantaranya (Firdaus, 2002:39) :

a. Margono Djojohadikoesoemo

Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan

sukanya sendiri hendak bekerja bersama untuk memajukan

ekonominya.

b. Soeriaatmadja

Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar

persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang halauan

agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi

kebutuhan bersama yang bersifat kebendaaan atas tanggungan

bersama.

c. Marvin A. Schaars

Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan

dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan

oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

d. Undang-undang No.12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok

Perkoperasian (Panji, 1998:4)

Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi

yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan.

e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Atmaji,

2007:6)

Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas bisa ditarik suatu

kesimpulan, koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat,

beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum koperasi yang

mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan.

2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia

Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 Undang-undang

No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia bertujuan

sebagai berikut :

“Koperasi Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945.”

Dari pernyataan tersebut, menurut Baswir (1997:48) dapat ditarik

kesimpulan bahwa koperasi Indonesia bertujuan untuk :

a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya

b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, dan

c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.

Dari pasal tiga tersebut, jelas bahwa tujuan dari koperasi adalah

untuk memajukan kesejahteraan anggota, setelah itu baru masyarakat.

Karena anggota koperasi juga merupakan anggota masyarakat, berarti

peningkatan taraf hidup anggota juga berarti peningkatan taraf hidup

masyarakat yang bertahap (Firdaus, 2002:43).

Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat selalu berupaya

untuk memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Koperasi sebagai sebuah

lembaga tentu memiliki beberapa fungsi dan peranan. Dalam Bab III

bagian pertama dari pasal 4 Undang-undang No. 25 tahun 1992 terdapat

uraian tentang fungsi dan peran lembaga koperasi, antara lain sebagai

berikut (Firdaus, 2002:43-44) :

a. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Dengan adanya koperasi, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja

untuk mengelola koperasi.

b. Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Misalnya KUD di bidang pertanian, dapat membantu untuk

menyediakan alat-alat pertanian dengan harga yang lebih murah

sehingga petani bisa meningkatkan usahanya.

c. Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat,

terutama pendidikan di bidang perkoperasian dan dunia usaha.

Pendidikan yang diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya,

diharapkan bisa diamalkan pengetahuannya kepada masyarakat

sekitar.

d. Koperasi dapat berperan serta sebagai alat perjuangan ekonomi.

Koperasi harus bisa mandiri dan tidak terlalu tergantung kepada

pemerintah, serta koperasi harus mampu bersaing dengan badan

usaha yang lain.

e. Koperasi Indonesia dapat berperan serta untuk menciptakan

demokrasi ekonomi.

Demokrasi ekonomi berdasar Pancasila menekankan adanya peran

aktif masyarakat dalam pembangunan.

Diatas telah disebutkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota. Namun bagaimana cara mengukur

kesejahteraan anggota? Kesejahteraan anggota bermakna sangat luas.

Selain itu, kesejahteraan anggota relatif alias berbeda ukurannya antara

satu orang dengan orang lainnya. Namun karena anggota adalah seorang

manusia, maka kesejahteraan akan terus dicari hingga semaksimalnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Sebagai sebuah lembaga ekonomi, koperasi juga mempunyai

peranan-peranan tertentu. Adapun beberapa peranan koperasi menurut

Anoraga, (1998:163) antara lain :

a. Koperasi berperan dalam meningkatkan produksi mewujudkan

pendapatan yang adi dan makmur yang merata.

b. Mengatur penggunaan sumber-sumber secara efektif yang

diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk memobilisasikan

sumber-sumber lokal setempat desa secara cukup dalam proses

pembangunan.

c. Memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan

oleh para anggotanya maupun mengelola input-input dan

pelayanan yang berasal dari berbagai saluran dalam sistem

lembaga.

d. Meningkatkan kemampuan para anggotanya dalam berorganisasi

secara efektif.

e. Terakhir, koperasi dapat berperan sebagai penghubung antara

penduduk dengan lembaga-lembaga nasional yang menguasai

sumber-sumber dan kebijakan.

3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia

Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang

Perkembangan Gerakan Koperasi, pengertian dari penjenisan koperasi

adalah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi

ekonomi. Dalam peraturan pemerintah tersebut, penjenisan koperasi lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ditekankan pada lapangan usaha atau tempat tinggal para anggota suatu

koperasi (Hendrojogi, 1998:50). Berdasarkan hal tersebut, menurut pasal 3

PP No. 60 Tahun 1959 maka terdapatBerdasarkan pasal 16 Undang-

undang nomor 25 Tahun 1992, jenis koperasi di Indonesia ada 2, yaitu

koperasi berdasarkan kebutuhan dan efisiensi serta koperasi berdasarkan

golongan fungsional. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah

kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.

Jenis koperasi tersebut antara lain :

Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan

sejarah timbulnya gerakan koperasi :

a. Koperasi konsumsi

b. Koperasi kredit

c. Koperasi produksi

d. Koperasi jasa

e. Koperasi distribusi (pemasaran)

Sedangkan jenis koperasi yang satunya menurut pasal 16 Undang-

undang nomor 25 Tahun 1992, adalah di dasarkan pada golongan

fungsionalnya. Koperasi-koperasi tersebut antara lain :

a. Koperasi angkatan darat (Kopad)

b. Koperasi angkatan laut (Kopal)

c. Koperasi angkatan udara (Kopau)

d. Koperasi angkatan kepolisian (Koppol)

e. Koperasi pegawai negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

f. Koperasi pensiunan angkatan darat

g. Koperasi pensiunan

h. Koperasi karyawan

i. Koperasi sekolah

Penjenisan koperasi diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak

lagi penjenisan koperasi yang didasarkan bukan pada golongan fungsional

dan kebutuhan ekonomi anggotanya.

4. Dimensi Partisipasi

Partisipasi dari anggota adalah unsur utama dalam memacu kegiatan

dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam sebuah koperasi

(Mutis, 2004:93). Melihat dari pernyataan tersebut, berarti peranan

partisipasi anggota sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan sebuah

koperasi. Apabila ditinjau dari sudut pandang anggota perorangan, dimensi

partisipasi itu mempunyai keterkaitan sebagai berikut (Hanel, 1985 : 68-

70) :

a. Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan suatu

perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang kepentingannya.

b. Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui

ketentuan-ketentuan organisasi, untuk berperan serta dalam membiayai

perusahaan koperasi.

c. Hal itu berarti para anggota (harus) memiliki hak dan kemungkinan

serta termotivasi dan sanggup berpartisipasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi anggota

koperasi. Pengertian partisipasi menurut FAO (Forestry/Fishery and

Agriculture Organization) dalam Prihatinigtas Saptorini (2004:26) antara

lain :

a. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam

perubahan yang ditentukannya sendiri

b. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti

bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan

mengungkapkan kebebasannya untuk meletakkan hal itu.

Selain yang telah disebutkan diatas, partisipasi anggota koperasi

dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang (anggota)

menemukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi

(Nasrudin, 2004:16). Pengertian partisipasi menurut Davis & Newstrom

dalam Daerobi (1992:7) adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang

pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut mengambil bagian

terhadap pencapaian tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab atas

tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan pengertian partisipasi dari kamus

istilah yang terdapat dalam website Departemen Koperasi, partisipasi

adalah 1) keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi

kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan

kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka, 2) keterlibatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ego atau diri sendiri dan tidak sekedar keterlibatan secara fisik saja tetapi

terlibat secara keseluruhan termasuk pikiran, perasaan dan kemauan. Pada

dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat tergantung dari

partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan

Mutis (2004:93) bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam

memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam

koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh

anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi.

Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk

menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama,

ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para

anggota.

Menurut Jochen Ropke dalam Nasrudin (2004:16) partisipasi

anggota koperasi meliputi tiga aspek, yaitu:

a. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau

menggerakkan sumber-sumber dayanya.

b. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan,

implementasi/pelaksanaan dan evaluasi).

c. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan/pembagian keuntungan.

Koperasi harus memiliki atau mengembangkan satu keuntungan

komparatif, yaitu mampu memberikan jasa dengan keuntungan yang

kurang lebih sama dengan para pesaing koperasi (uji koperasi).

Keuntungan komparatif ini, menurut para ahli berasal dari keuntungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

biaya transaksi, pengurangan ketidakpastian, kepercayaan, keterkaitan,

dsb. Oleh karena itu, penguasaan wawasan dan pengetahuan

kewirausahaan sangat diperlukan (Ropke, 1995:46).

5. Keberhasilan Usaha Koperasi

Keberhasilan usaha koperasi juga bisa dilihat dari tingkat

solvabilitas, rentabilitas dan likuiditas. Supaya keberhasilan usaha koperasi

bisa dicapai, maka partisipasi anggota koperasi perlu ditingkatkan. Disini

terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan

koperasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (Mutis, 1992:92-93) :

a. Adanya perasaan kelompok yang kuat.

b. Latihan yang berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota.

c. Kunjungan ke lapangan dari para penggerak koperasi yang

berkesinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.

d. Para anggota membuat rencana koperasi.

e. Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah

koperasi, keadaan-keadaan keterbatasan keuangan, kebutuhan dan

kemajuannya.

f. Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi tantangan

bagi para anggota koperasi dan pengurus.

g. Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru

yang berhubungan dengan aneka simpanan, pemberian pinjaman dan

aspek-aspek lain untuk bekerjasama dalam koperasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

6. Modal Koperasi

Menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian, modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan

modal luar, serta modal penyertaan. Modal sendiri dari koperasi adalah

modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok,

simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah

sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota

kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak

bisa diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus

sama yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dalam waktu dan

kesempatan tertentu. Sama seperti simpanan pokok, simpanan wajib tidak

bisa diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa

hasil usaha, yang ditujukan untuk memupuk modal sendiri sertauntuk

memutup kerugian koperasi bila perlu. Hibah adalah transfer atau

pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis, yaitu koperasi tidak

mempunyai kewajiban untuk membayar kembali baik itu berupa pokok

ataupun jasa. Modal luar koperasi berasal dari pinjaman-pinjaman. Modal

pinjaman koperasi adalah sejumlah modal yang diperoleh dari pinjaman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Modal pinjaman ini bisa diperoleh dari :

a. Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang

memenuhi syarat.

b. Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan

perjanjian kerjasama.

c. Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya.

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

e. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang

dilakukan tidak melalui penawaran secara umum.

Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari pemerintah atau

dari masyarakat dalam bentuk investasi. Para pemilik modal penyertaan

tidak mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota serta dalam penentuan

kebijakan koperasi secara keseluruhan. Pemilik modal penyertaan hanya

dilibatkan dalam pengelolaan usaha koperasi serta pengawasan usaha

investasinya, sesuai perjanjian dengan koperasi.

Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat

beberapa alasan tentang pentingnya pengaturan permodalan koperasi,

yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha

koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus

menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaran-

pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan,

akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, pembayaran gaji

karyawan pada periode kerja berikutnya. Kedua, modal koperasi

merupakan suatu alat untuk mengukur likuiditas usaha koperasi. Hal ini

berarti modal koperasi bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui

kemampuan usaha suatu koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial

yang harus segera dipenuhi. Jika koperasi mampu memenuhi kewajiban

finansial/keuangannya, maka koperasi bisa dinyatakan likuid atau lancar.

Ketiga, Pengaturan modal koperasi dapat membantu pinjaman dalam

penyusunan rencana-rencana usaha koperasi pada waktu yang akan datang

dengan lebih baik dari waktu sebelumnya.

Unsur-unsur permodalan dalam koperasi harus diperhatikan dalam

hal jumlah dan perputarannya karena ini berpengaruh dalam kelangsungan

usaha koperasi. Dalam hal ini, akan diperlihatkan aliran modal koperasi.

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam pengelolaan modal koperasi

adalah sebagai berikut:

a. Uang kas

b. Surat berharga

c. Piutang-piutang dagang

d. Penyediaan barang dagangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 2.1

Perputaran Modal Koperasi

Pada awalnya, koperasi memiliki sejumlah modal berupa kas. Kas ini

selanjutnya dipergunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan

pembantu. Bahan baku dan bahan pembantu ini ada yang langsung dijual

dan ada juga yang dipakai sebagai persediaan, dimana nantinya juga akan

dijual. Hasil penjualan berupa uang kas, akan dipergunakan untuk

membeli bahan baku dan bahan pembantu lagi. Kurang lebih demikianlah

siklus perputaran modal koperasi berlangsung.

7. Daya Saing Koperasi

Untuk menjaga agar koperasi tetap bisa eksis atau bertahan di

tengah-tengah masyarakat dan agar koperasi tidak ditinggalkan oleh para

anggotanya, maka koperasi harus mempunyai keunggulan khusus.

Keunggulan khusus dari koperasi yaitu bahwa anggota koperasi bisa

menjadi pemilik sekaligus menjadi pelanggannya. Agar koperasi menjadi

Kas

Kas

Beli bahan

baku & bahan

pembantu

Jual bahan

baku & bahan

pembantu

Persediaan bahan

baku & bahan

pembantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

salah satu alternatif yang menarik bagi para anggotanya maka ada baiknya

koperasi:

a. Koperasi harus bisa menghasilkan paling tidak sama dengan yang

dihasilkan seperti pesaing koperasi yang lain (non koperasi) dan

koperasi harus bisa memberikan keuntungan kepada anggota.

b. Walau koperasi memenangkan persaingan dengan badan usaha non

koperasi tersebut, tetapi para anggota tak dapat berpartisipasi dalam

keunggulan tersebut sehingga anggota tidak mempunyai rasa

ketertarikan lagi sebagai anggota aktif dari koperasi (Ropke,

1996:56).

8. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Pengertian koperasi pegawai menurut Muhammad Firdaus dan Agus

Edhi Susanto (2002:68) adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap

orang mempunyai kesamaan dalam hal aktivitas atau pekerjaannya.

Koperasi pegawai negeri seringkali disebut koperasi pegawai

republik Indonesia. Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan suatu

kondisi maka pada tanggal 4 April 1995, nama induk koperasi pegawai

negeri RI diganti. Perubahan nama KPN atau Koperasi Pegawai Negeri

berubah menjadi KPRI atau Koperasi Pegawai Republik Indonesia, sejak

tanggal tersebut.

Ukuran keberhasilan suatu koperasi berkaitan dengan efisien

ekonomis, kestabilan keuangan dan prestasi usaha KPN yang terletak pada

keberhasilan dalam melayani kebutuhan anggotanya sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kesejahteraan atau kemampuan ekonominya meningkat. Jika ada

keuntungan anggotalah yang pertama-tama merasakan manfaatnya.

Sedangakan keuntungan yang diperoleh koperasi adalah hasil dari

kegiataan pelayanan kepada anggota yng dikelola secara efisien dan

profesional.

Hal ini bukan berti koperasi tidak mementingkan keuntungan,

keuntungan tetap penting karena dengan keuntungan ini koperasu dapat

memperluas usahanya serta meningkatkan mutu produksi dan jasa

pelayanan kepada anggotanya. Sebagai badan usaha koperasi tetap harus

meningkatkan keuntungan (dalam hal ini adalah Sisa Hasil usaha) yang

orientasi pada kepentingan ekonomi anngotanya.

Ada kalanya modal koperasi yang berasal dari modal sendiri dan dari

modal luar masih kurang, sehingga untuk menambah modal, sebagian

keuntungan dari koperasi tidak dibagikan kepada anggota melainkan

disimpan sebagai cadangan. Jika modalnya sudah cukup besar maka

pemberian kredit kepada anggota juga ada kemungkinan untuk

diperbanyak. Keberadaan koperasi pegawai negeri juga harus diadakan

pengawasan atas penggunaan uangnya, agar penyelewengan bisa dihindari.

9. Keanggotaan Koperasi

Di dalam koperasi, anggota-anggotanya mempunyai hak sebagai

pemilik serba bias menjalankan sebagai pelanggan dan pemakai. Hal

ini sering disebut sebagai prinsip identitas ganda. Prinsip identitas

ganda merupakan pola perilaku utama dalam koperasi. Menurut pasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

17 ayat (1) UU No 25/1992 menyebutkan bahwa anggota koperasi

adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Berdasarkan UU

tersebut, maka anggota koperasi memiliki identitas ganda atau dual

identity. Prinsip identitas ganda inilah yang membedakan antara

koperasi dengan badan usaha yang lain.

Prinsip identitas ganda ini pertama kali diperkenalkan oleh Alfred

Hanel, seorang guru besar dari Marburg, Jerman. Menurut Hanel,

prinsip identitas ganda melihat anggota koperasi berperan sekaligus

dua macam, sebagai pemilik dan sebagai pelanggan. Sebagai pemilik,

anggota koperasi harus aktif dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)

dan anggota koperasi sebagai pelanggan, mereka harus rajin untuk

mengkonsumsi barang dan jasa koperasi yang telah disediakan untuk

anggotanya. Sebagai pemilik, anggota juga harus ikut berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan, ikut memilih pengurus koperasi,

membayar simpanan-simpanan yang telah ditetapkan, mengajukan

berbagai usul dan saran-saran serta ikut menikmati hasil koperasi

(Soewardi, 1995:11).

Proses pertumbuhan dari prinsip identitas ganda terjadi secara

berangsur-angsur alias bertahap sedikit demi sedikit. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhinya bisa berupa faktor internal maupun

faktor eksternal. Faktor internal ini bisa berupa pengaruh

kepemimpinan koperasi dan pengaruh pergaulan dengan sesama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

anggota koperasi. Adapun faktor eksternal misalnya, ada pemaksaan

untuk berlangganan kepada koperasi.

Perilaku anggota koperasi sebagai pelanggan dipengaruhi oleh

(Soewardi, 1995:49) :

a. Letak tempat pelayanan koperasi

b. Cara-cara melayani anggota

c. Harga barang-barang dan jasa yang disediakan

Menurut faktor eksternal, adanya alternatif lain dari koperasi

seperti memberi harga yang lebih murah agar anggota mau membeli di

koperasi. Perilaku anggota koperasi sebagai pemilik, mempunyai

hubungan yang lebih kompleks. Sebagai pemilik, anggota koperasi

mempunyai hak dan kewajiban. Anggota koperasi mempunyai hak untuk

memilih pengurus dan Badan Pemeriksa, serta ikut ambil bagian dalam

proses pengambilan keputusan. Dari hal tersebut, harus dicari bagaimana

upaya-upaya kita untuk memajukan perkoperasian Indonesia dengan

melihat dari sisi anggota koperasi sebagai pemilik dan anggota sebagai

pemakai terhadap keberhasilan usaha koperasi.

Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu

kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan anggota adalah

sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi kepada organisasinya.

Dipihak lain anggota sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh

insentif atau manfaat dari organisasi koperasi. Dengan kedua tersebut,

anggota koperasi mempunyai kedudukan sentral dalam koperasi sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

suatu kelembagaan ekonomi. Dilihat dari pengertian dasar, sifat, ciri

keanggotaan dan hak serta kewajiban anggota dalam organisasi koperasi,

maka kedudukan anggota dapat diuraikan, menjadi:

a. Pemilik, pemakai sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam

organisasi koperasi (melalui Rapat Anggota Tahunan).

b. Orang-orang yang mempunyai kesepakatan berdasrkan kesadaran

rasional dan utuh yang secara bersama-sama memenuhi

kepentingan ekonomi dan sosial mereka, baik sebagai konsumen,

sebagai produsen, maupun sebagai anggota masyarakat yang hidup

dan berinteraksi dalam suatu komunal.

c. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka untuk setiap warga

negara memenuhi persyaratan-syaratan spesifikasi koperasinya.

d. Keanggotaan melekat pada diri pribadi orang-orangnya,(1)

memiliki senasib dalam upaya memenuhi kepentingan ekonomi

dan sosialnya, (2) memiliki keyakinan bahwa hanya

bergabungbersama-sama akan dapat diselesaikan, (3) memiliki

kesamaan dalam jenis kepentingan ekonominya.

e. Keanggotaanya koperasi merupakan keputusan berdasarkan tingkat

kesadaran rasional dari orang-orangyang: (1) merasa cocok bila

mereka kegiatan tolong menolong khususnya dalam bidang

ekonomi, (2) merasa kuat bila mereka bersatu menjadi anggota

koperasi, (3) merasa tigdak perlu bersaing dengan kegiatan usaha

koperasinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Keinginan untuk

masuk menjadi anggota dan keluar tergantung pada kemauan setiap

anggota. Namun demikian, keanggotaan seseorang akan berakhir bila:

a. Meninggal dunia

Bila seseorang telah meninggal, maka status keanggotaanya

berakhir pada saat ia meninggal dan tidak biasa dialihkan kepada

ahli warisnya.

b. Minta berhenti atas kehendak sendiri

Bila seseorang mengajukan permintaan secara tertulis kepada

pengurus untuk berhenti menjadi anggota, maka permintaan

tersebut akan dibicarakan dalam rapat pengurus dan sekaligus akan

ditentukan mengenai pengambilan simpanan-simpanannya di

dalam koperasi, yaitu setelah dikurangi kewajibannya yang

mungkin belum dilunasi. Bila keadaan tidak memungkinkan, maka

pengembalian simpanan-simpanan itu akan ditentukan oleh

pengurus menurut tata cara yang tidak merugikan koperasi dengan

memperhatikan pula kepentingan anggota yang berhenti tersebut.

c. Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan

Sebagai misal, jika seorang anggota koperasi berganti mata

pencarian, maka keanggotaannya dapat berakhir pada saat itu juga.

Demikian pula bila ia pindah alamat sehingga keluar dari daerah

kerja koperasi tang bersangkutan. Sebagaimana ditentukan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

anggaran dasar koperasi, maka keanggotaannya dapat dinyatakan

gugur.

d. Dipecat karena tidak memenuhi syarat kewajiban sebagai anggota

Bila seseorang anggota tidak memenuhi kewajibannya, misalnya

tidak menbayar simpanan wajib yang telah ditetapkan didalam

anggaran dasar, dan sengaja untuk merugikan koperasi, maka

anggota tersebut bisa dihapuskan status keanggotaanya (Revrisond

baswir 1997:135).

10. Pengurus Koperasi dan Tanggung Jawabnya

Dalam organisasi koperasi Rapat Anggota memegang kekuasaan

kekuasaan tertinggi jika dilihat dari system manajemen koperasi. Hal

ini dapat dimengerti sebab anggota adalah pemilik koperasi. Seperti

dijelaskan di muka bahwa tujuan utama operasi di Indonesia adalah

sebagai alat pembangunan dan untuk memenuhi kepentingan para

anggota yaitu kebutuhan yang sangat mendeasak. Dengan demikian

pembangunan koperasi di Indonesia mempunyai tujuan ganda. Di satu

pihak bertujuan memperjuangkan pemenuhan kebutuhan anggota dan

di lain pihak sebagai alat untuk menjalankan kebijaksanaan pemerintah

dalam menjalankan pembangunan. Kedudukan koperasi seperti ini

menghendaki pengurus harus dapat menjalankan tugasnya dengan

baik. Disatu pihak sebagai wakil anggota dan dipihak lain sebagai alat

untuk mencapai program pembangunan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dalam sistem manajemen koperasi di Indonesia, anggota sebagai

pemilik tidak mungkin dapat melaksanaan pelaksanaan pengelolaan

sendiri karena selain jumlah anggota yang terlalu banyak juga karena

tempat tinggal mereka yang terpencar-pencar. Oleh karena itu untuk

dapat mengelola usaha koperasi secara efektif anggota koperasi

memilih beberapa orang wakilnya yang dapat dipercayakan untuk

menangani hal tersebut. Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk

mengelola usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus,

sedangkan wakil anggota yang melakukan pengawasan terhadap

jalanya usah koperasi disebut sebagai Badan Pemeriksa. Pengurus

mengelola koperasi dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan para

anggota ynag diwakilinya. Yang dijadikan sebagai dasar oleh pengurus

untuk menjalankan pengelolaan usaha adalah keputusan Rapat

Anggota yaitu merumuskan tujuan, sasaran antara yang dijabarkan ke

dalam berbagai rencana pokok. Untuk setiap sasaran antara harus

dijabarkan lagi ke dalam berbagai rebcana yang bersifat pelaksanaan.

Pengurus sebagai wakil anggota bertindak untuk dan atas nama

anggota. Oleh sebab itu, pengurus seharusnya berasal dari kalangan

anggota yang benar-benar menghayati aspirasi para anggota dan benar-

benar mengerti apa yang dikehendaki oleh para anggota sebagai

pemilik koperasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dalam Rapat Anggota, anggota memilih pengurus untuk mengelola

usaha koperasi yang dapat mencerminkan keinginan seluruh anggota.

Pengurus yang dipilih merupakan satu kesatuan yang terdiri dari

beberapa orang. Di antara pengurus tersebut yang biasa disebut

“pengurus lengkap” atau “ pengurus pleno” adalah orang-orang yang

diserahi tanggung jawab khusus yang dala dunia perkoperasian disebut

pengurus yang berkantor (officers).

Para pengurus yang diserahi tanggung jawab khusus ini pada

koperasi yang ada di Indonesia melakukan kegaitan-kegiatan yang

lebih bersifat pengoperasian (operational) selaku wakil pengurus

lengkap. Pengurus yang menjalankan tugas operasi itu dikelompokan

ke dalam berbagai fungsi. Pada umumnya pembagian pekerjaan yang

didasarkan pada fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Ketua Umum

Tugas Ketua Umum adalah memimpin rapat baik rapat pengurus

maupun rapat yang lain. Selain itu ketua umum juga menjalankan

tugas-tugas lain yaitu sebagai berikut.

1) Menandatangani semua perjanjian, kontrak dan surat lainya

bersama sekertaris.

2) Bersama sekertaris menandatangani semua buku daftar anggota/

buku anggota sebagai tanda syahnya seseorang sebagai anggota

koperasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3) Bersama sekertaris menandatangani surat-surat berharga dan

untuk bersama koperasi.

4) Melaksanakan semua tugas pimpinan organisasi seperti yang

ditetapkan bersama baik dalam rapat anggota maupun dalam

rapat pengurus.

Untuk penandatangan surat berharga atau suatu yang sangat

penting, rapat anggota dapat menentukan lain tidak berlaku rumus-

rumus yang tersebut di atas. Sedangkan untuk penandatanganan surat

berharga atau cek yang bertujuan untuk kemajuan usaha sampai batas

jumlah tertentu dapat didelegasikan pada menejer.

2. Wakil Ketua

Tugas utama wakil ketua adalah mewakili ketua umum pada saat

ketua umum tidak dapat menjalankan pada waktu bertindak sebagai

ketua pada ketua umum tidak dapat menjalankan tugasnya wakil-wakil

memperoleh wewenang dan tanggung jawab penuh sebaagio ketua. Di

samping itu rapat anggota dapat memberikan tugas khusus kepada

wakil ketua.

3. Sekretaris

Tugas utama Sekretaris adalah mencatat semua pembicaraan dan

keputusan pertemuaan rapat,baik Rapat Anggota maupun rapat

pengurus. Selain itu juga melakukan korespodensi yang sangat penting

menyangkut koperasi. Adapun tugas sekertaris secara terperinci dapat

dikemukakan sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1. Sekertaris harus menyampaikan setiap pernyataan perusahaan

kepada siapa pun tepat pada waktunya dan sesuai dengan

kegunaanya.

2. Menyimpan seluruh arsip perusahaan dan hanya dapat

menunjukannya pada saat diperlukan.

3. Menyimpan stempel perusahaan dan hanya dengan

persetujuannya saja stempel tersebut dapat di gunakan.

4. Menyimpan seluruh dokumen dan alamat selurauh anggota

koperasi agar dapat dengan mudah menghubunginya setiap saat

di perlukan baik langsung maupun melalui pos. Perubahan

alamat anggota harus diketahui sekertaris.

5. Menyimpan secara teratur dan berkesinambungan seluruh

Keputusa Rapat, perubahan-perubahan keputusan, kebijksanaan,

undang-undang, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Koperasi.

6. Melakuakan pekerjaan administrasi perusahaan

Tugas sekertaris banyak berhubungan dengan tugas yang sifatnya

administrative. Meskipun demikian fungsi Sekertaris sifatnya dinamis

karena dapat mendorong kegiatan dan bukan menantikan atau

menerima tugas dari pihak lain. Dalam organisasi yang baik Sekertaris

menjadi penggerak atau motor operasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

4. Bendahara

Tugas seorang bendahara adalah yang berkaitan dengan masalah

keuangan. Oleh sebab itu semua masalah keuangan perusahaan harus

diketahui oleh bendahara. Tugas Bendahara secara terperinci dapat di

kemukakan sebagai berikut.

1. Bertanggung jawab atas seluruh keuangan dan surat-surat

berharga perusahaan.

2. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, semua tanda terima,

pinjaman, dan bukti-bukti lainnya seperti penyimpanan dan

bukti pembayaran harus diketahui oleh Bendahara.

3. Semua tugas dan tanggung jawab Bendahara harus sesuai yang

di bebankan oleh pengurus dan dengan peraturan-peraturan

yang berlaku.

Mengenai penandatangan cek atau pengambilan uang dari bank

dan sebagainya, dalam batas jumlah tertentu dapat didelegasikan selain

kepada manajer juga dapat didelegasikan wewenangnya kepada kepala

bagian keuangan ( Revrisond baswir 1997:178).

11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan

Usaha

Partisipasi anggota adalah hal yang penting dalam praktek

berkoperasi. Tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan bisa

berkembang dengan baik. Ukuran partisipasi suatu anggota dapat dilihat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dari seberapa jauh ia mengetahui pengetahuan tentang koperasi, manfaat-

manfaat yang bisa diperoleh dari berkoperasi, kesadarannya untuk sering

membeli dari koperasi dan menjual ke koperasi, atau menyimpan uang ke

koperasi dan meminjam uang dari koperasi, serta dalam hal rapat anggota.

Terdapat beberapa faktor negatif yang dianggap penyebab

berkurangnya partisipasi atau tingkat partisipasi anggota rendah. Faktor-

faktor tersebut antara lain (Mutis, 1992:93-95) :

a. Kurangnya pendidikan anggota.

b. Adanya pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk di

masa lalu.

c. Ketidakcakapan pengurus koperasi dalam menata pembukuan

d. Kurangnya penyebaran informasi yang berkaitan tentang penampilan

koperasi seperti neraca, biaya-biaya, dan sebagainya.

e. Kurangnya rencana pengembangan profesional untuk mengimbangi

perkembangan dinamika kebutuhan para anggota koperasi.

Selain faktor-faktor tersebut, persepsi anggota terhadap koperasi juga

memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi anggota

koperasi. Jika anggota koperasi memiliki persepsi yang positif terhadap

koperasi maka kemungkinan besar partisipasi anggota terhadap koperasi

akan lebih tinggi daripada anggota koperasi yang mempunyai persepsi

negatif terhadap koperasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

12. Sisa Hasil Usaha

Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan

kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan

keuntungan atau sisa hasil usaha. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa

hasil usaha yang cukup banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat

di sisihkan sebagian untuk cadangan kopersi, yang selanjutnya bisa

dipergunakan untuk menambah modal koperasi. Apabila modal

koperasi bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha

koperasi akan bertambah besar pula.

Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang

diperoleh satu tahun buku seletah dikurangi dengan penyusutan dan

biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan (M. Tohar, 1999 : 22).

Sumber sisa hasil usaha diperoleh dari jasa pelayanan kepada anggota

maupun bukan anggota koperasi.

Sisa hasil usaha mungkin tidak dibagi habis, karena pembagian sisa

hasil usaha dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga

bank pemerintah. Atau, mungkin juga terjadi, rapat anggota

memutuskan sisa hasil usaha tahun buku yang bersangkutan tetap

tinggal dalam rekening simpanan masing-masinganggota. Sisa hasil

usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan

untuk anggota dibagi untuk :

a. Cadangan koperasi.

b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan.

c. Dana pengurus.

d. Dana pegawai atau karyawan.

e. Dana pendidikan koperasi.

f. Dana sosial

g. Dana pembangunan daerah kerja. (Ninik Widiyanti, 1991 :157) Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan

buka anggota dibagi untuk :

a. Cadangan koperasi

b. Dana pengurus

c. Dana pegawai/ karyawan

d. Dana pendidikan

e. Dana sosial

f. Dana pembangunan daerah kerja.(Ninik Widiyanti,1991:157)

Komponen-kopmponen tersebut diatas sebelum dicairkan, disajikan

sebagai kewajiban lancardalam neraca koperasi. Sedangkan cadangan

koperai merupakan sisa hasil usaha yang tidak dibagikan dan digunakan

untuk memupuk modal koperasi dan menutup kerugian dalam koperasi.

Undang-Undang koperasi Nomor 25 tahun 1992 pasal 5,

menjelaskan bahwa pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing

anggota koperasi kepada koperasinya. Artinya, dalam pembagian sisa hasil

usaha koperasi kepada para anggota ini tidak semata-mata melihat besar/

kecilnya modal yang dimasukan / diserahkan anggota koperasi melainkan

harus sebanding atau seimbang dengan transaksi usaha dan partisipasi

modal yang diberikan anggota kepada koperasinya. Penetapan

besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya

keperluan lain ditetapkan dalam rapat anggota.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dana-dana yang

berasal dari pembagian sisa hasil usaha koperasi selama belum

dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi. Pembagian

sisa hasil usaha kopersi kepada anggotanya berdasarkan jasa atau

sumbangsih anggota koperasi terhadap koperasinya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berkaitan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi SHU, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh:

1. Novi Hasti Anggraini tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul:

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”.

Bahwa variabel jumlah anggota dari koperasi memiliki pengaruh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

positif terhadap SHU namun variabel modal sendiri dan modal

pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SHU.

2. Nasrudin pada tahun 2006 dalam skripsinya yang berjudul: “

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Anggota

Koperasi Shuttle Cock di Surakarta 2006”. Bahwa variabel modal

sendiri, modal pinjaman dari koperasi dan tenaga kerja memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan

pengerajin Shuttle Cock namun variabel pengalaman usaha tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengrajin

Shuttle Cock.

3. Andika Ari Prabowa pada tahun 2008 dalam skripsinya yang

berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Kredit pada Koperasi (Studi Kasus KUD Karya

Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) di Kabupaten Sukoharjo. Hasil

analisis menunjukan bahwa tingkat pendidikan, pendapatan,

simpanan berpengaruh negative terhadap pengambilan kredit pada

koperasi di Kabupaten Sukoharjo.

C. Kerangka Pemikiran

Perilaku masyarakat dalam menghadapi usaha koperasi sat ini ada

banyak macamnya. Ada yang cenderung memanfaatkan koperasi sebagai

suatu lembaga kredit, lalu sebagai pemindah kebutuhan akan barang-

barang konsumsi, ada pula yang memanfaatkan sebagai tempat

penyimpanan dana.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Koperasi sendiri memiliki dua tujuan dalam usahanya, yaitu

meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya dan mengumpulkan

keuntungan yang dinantinya akan dikembalikan keanggotanya.

SHU di dalam sebuah koperasi mendapat tempat yang penting

dalam menunjang kinerjanya. Hampir seluruh anggota selalu

mengharapkan nominal SHU yang akan diterima selalu tinggi, yang

menentukan bahwa rentabilitas koperasi tersebut juga tinggi. Di lain

pihak keaktifan anggota dalam bidang-bidang usaha koperasi turut

menunjukkan peningkatan pemahaman dan kesadaran anggota koperasi

dalam mengembangkan usaha koperasi tersebut sekaligus mengefektifkan

kinerja koperasi tersebut.

Jumlah modal sendiri yang tinggi menentukan jumlah SHU yang

akan diperoleh koperasi semakin tinggi pula. Karena dana yang bias

digunakan sebagai modal koperasi juga semakin banyak dan bias

dimanfaatkan dengan lebih optimal.

Modal yang dari luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan karena

dana yang disediakan dapat menjadi tambahan untuk modal koperasi

dalam usahanya.

Tingkat partisipasi usaha anggota yang tinggi dalam permodalan

akan mengakibatkan volume usaha koperasi meningkat sehingga

keberhasilan usaha bisa dicapai. Begitu pula dalam hal partisipasi usaha

anggota terhadap pembelian jika anggota ’membeli’ atau memakai jasa

yang disediakan koperasi (anggota jika meminjam uang dari koperasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

bukan badan usaha lain) maka keuntungan yang dihasilkan juga akan

dikembalikan kepada anggota dalam bentuk SHU, selain itu tingkat

perputaran modal juga tinggi sehingga keberhasilan usaha dapat tercapai.

Tingkat partisipasi usaha anggota dalam hal penjualan juga harus

meningkat agar keberhasilan usaha koperasi juga meningkat, karena pada

dasarnya, tabungan koperasi digunakan sebagai suatu modal bagi koperasi

tersebut.

Besarnya SHU mampu dihimpun koperasi ditentukan oleh

banyaknya anggota. Dengan anggapan bahwa faktor lainnya tetap,

apabila jumlah anggota tinggi maka besarnya SHU juga akan semakin

besar, karena semakin banyak anggota maka transaksi yang bias

dilakukan di koperasipun akan semakin banyak.

Dengan peran sebagai pengurus yang dipercaya untuk mengelola

usaha koperasi agar berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, pengurus

seharusnya berasal dari kalangan anggota yang benar-benar menghayati

aspirasi para anggota dan benar-benar mengerti apa yang dikehendaki

oleh para anggota sebagai pemilik koperasi. Sehingga besar SHU dapat

dipengaruhi oleh jumlah pengurus. Apabila pengurus koperasi dapat

menjalankan usaha koperasi denngan baik maka SHU akan meningkat

pula.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berikut ini skema kerangka pemikiran dalam penelitian:

mmmmmmmmm

D. Hipotesis

1. Diduga modal sendiri berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

2. Diduga modal pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

3. Diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap

besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

4. Diduga jumlah anggota berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

Modal sendiri

(X1)

Modal pinjaman

(X2)

Partisipasi usaha

anggota

(X3)

Jumlah anggota

(X4)

Sisa Hasil

Usaha (SHU)

(Y)

Jumlah

Pengurus

(X5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

5. Diduga jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil ruang lingkup koperasi-koperasi negeri di

Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan masih dalam jangkuan

penelitian. Penulisan dilakukan dengan mencari data sekunder tentang

Koperasi Pegawai Negeri yang menjadi sempel dalam penelitian ini.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Sumber data yang digunakan dari koperasi-koperasi yang

berada di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, data sekunder ini juga

diperoleh dari instansi pemerintahan seperti Dinas Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah, Biro Pusat Statistik, dan kajian Pustaka yang berkaitan

erat dengan penelitian ini.

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik

simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana.

Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran

sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai

peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma dalam

Sevilla, 1993:163). Pemilihan pengambilan sampel dengan teknik simple

random sampling harus diketahui terlebih dahulu jumlah populasinya.

Menurut Gay dalam Sevilla et. all (1993:163), terdapat ukuran

minimum untuk sampel yang akan diambil. Adapun beberapa ukuran

minimum yang dalam beberapa penelitian berdasarkan tipenya yaitu,

penelitian deskriptif menggunakan 10 persen dari ukuran populasinya,

untuk penelitian korelasi menggunakan 30 subjek, penelitian kausal

komparatif (ex post facto) memakai 15 subjek per kelompok, dan

penelitian eksperimen sebanyak 15 subjek per kelompok.

Pada tahun 2009, jumlah populasi koperasi pegawai negeri di

Kabupaten Wonogiri menurut Dinas Koperasi dan UKM sebanyak 90 unit

koperasi yang masih aktif. Berdasarkan pernyataan Gay tersebut, maka

mengambil sampel sebanyak 40 koperasi.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk kepentingan penelitian ini,

mengggunakan metode analisis deskriptif dan studi kepustakaan

1. Metode Deskriptif

Menurut Gay dalam Sevilla et. all (1993:71), metode penelitian

deskriptif diartikan sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan

data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari

pokok suatu penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Teknik ini merupakan suatu cara dalam mendapatkan kelengkapan

data yang dibutuhkan seperti dari buku, koran, dan artikel yang

berhubungan dengan topik penelitian ini. Bahan-bahan di atas

dapat diperoleh baik di perpustakaan maupun di internet.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung

terhadap obyek yang diteliti yaitu koperasi pegawai negeri yang

berada pada PKPRI di Kabupaten Wonogiri.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y), yaitu:

1) Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (Y) dari penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha

(SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. Sisa Hasil usaha sangat

berpengaruh penting dalam keberhasilan pada KPRI di kabupataen

Wonogiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2) Variabel Independen (X)

Variabel independen (X) dari penelitian ini adalah:

a) Modal sendiri

Modal sendiri dari koperasi adalah modal yang menanggung

resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok, simpanan

wajib, dana cadangan dan hibah.

b) Modal pinjaman

Modal pinjaman dari koperasi adalah pinjaman dari anggota,

pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan

berdasarkan perjanjian kerjasama, Pinjaman dari bank dan

lembaga keuangan yang lainnya,penerbitan obligasi dan surat

hutang lainnya berdasar ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan

anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara

umum.

c) Partisipasi usaha anggota

Pada dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat

tergantung dari partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan

yang telah dikemukakan Mutis (2004:93) bahwa partisipasi

anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan

untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi.

Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk

oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki

kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk

partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai

manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para

anggota.

d) Jumlah anggota

Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu

kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan

anggota adalah sebagai pemilik kewajiban memberikan

kontribusi kepada organisasinya. Dipihak lain anggota

sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh insentif

atau manfaat dari organisasi koperasi

e) Jumlah pengurus

Oleh karena itu untuk dapat mengelola usaha koperasi secara

efektif anggota koperasi memilih beberapa orang wakilnya

yang dapat dipercayakan untuk menangani hal tersebut.

Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk mengelola

usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

F. Metode analisis Data

Untuk menguji apakah variable independen mempengaruhi

variable dependen sebagaimana dikemukakan dalam hipotesis maka

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut

Sugiyono regresi linier berganda adalah suatu teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable

terkat.

Persamaan regresi linier berganda tersebut sebagai berikut:

SHU = β0+ β1MS1 + β2MP2 + β3 PUA3 + β4JA4 +β5JP5+Ut

Dimana:

SHU = Sisa Hasil Usaha (SHU)

MS1 = modal sendiri

MP2 = modal pinjaman

PUA3 = partisipasi usaha anggota

JA4 = jumlah anggota

JP5 = jumlah pengurus

Ut = Variabel pengganggu

1. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya lebih

dari satu hubungan linier pasti antara beberapa / semua variabel

independen dari model regresi (Gujarati, 1995 : 320 dalam Soma Ghofur,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2008: ). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya

hubungan antara beberapa / semua variabel dalam model regresi. Jika

dalam model terdapat multikolinier, maka model tersebut memiliki

kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat diukur

dengan ketepatan tinggi.

Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier adalah

menggunakan pengujian dengan metode Klein. Metode ini

membandingkan nilai korelasi setiap variabel penjelas ( 2r xi, xj) dengan

nilai koefisien determinasi ( 2R y, xi, xj,… xn). Jika 2R y, xi, xj,…xn <

2r xi, xj, maka terjadi masalah multikolinier dalam model, sedangkan jika

danilai 2R y, xi, xj,…xn > 2r xi, xj. Maka tidak terjadi masalah

multikolinear.

b. Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan penggangu

mempunyai variasi yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi

maka akan terjadi heteroskedastisitas, yaitu suatu keadaan dimana variasi

dari kesalahan penggangu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas.

Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu Uji Park, Uji Glejser, Uji

white, dan Uji Breusch Pagan – Godfeg. Pengujian heteroskedastisitas

dalam penelitian ini akan menggunakan uji White.

Dalam uji White ditawarkan 2 jenis pengujian, yaitu: White

heteroskedastisitas (no cross term) dan white heteroskedastisitas (cross

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

term). Untuk penelitian ini digunakan pengujian white heteroskedastisitas

(no cross term) disebabkan banyak menggunakan variabel bebas. Jika nilai

probabilitas dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi 5 %,

maka pada model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Sebaliknya, jika nilai probabilitas dari semua variabel kurang atau lebih

kecil dari nilai taraf signifikansi 5 %, maka pada model tersebut terdapat

masalah heteroskedastisitas (Insukindro et. Al. 2003 : 201).

c. Autokorelasi

Autokoreasi adalah suatu keadaan diman kesalahan variabel

penggangu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan

penggangu periode lain. Asusi ini untuk eneaskan bahwa nilai variabel

dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel independen

dan bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995 : 401).

2. Uji statistik

Proses analisa yang akan dilakukan melalui pengujian variabel-

variabel independen yang meliputi uji t (uji individual), uji F (uji

bersama-sama), dan uji R² (uji koefisien determinasi).

a. Uji t (uji secara individu)

Uji t ini merupakan pengujian variabel-variabel secara individu,

dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing

variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan

beranggapan variabel independen lain tetap / konstan. Langkah-langkah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 119 dalam

Hariawan Rahwanto, 2007: 51):

i. Menentukan hipotesisnya

a) 0:H 1

Berarti suatu variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependent.

b) 0:Ha 1

Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

ii. Melakukan perhitungan nilai t sebagai berikut:

a) Nilai t table = KN;t 2/ …………………………….... (3.1)

Keterangan:

: derajat signifikansi

N : jumlah sample (banyaknya observasi)

K : banyaknya parameter

b) Nilai t hit =)(Se i

i

……………………………………… (3.2)

Keterangan:

i : koefisien regresi

)(Se i : standard error koefisien regresi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

iii. Kriteria pengujian

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

KN;t 2/ KN;t 2/

iv. Kesimpulan

a. Apabila nilai – t table < t hit < t table, maka Ho diterima.

Artinya variabel Independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen secara signifikan.

b. Apabia nilai t hit > +t table atau t hit < -t table, maka Ho

ditolak.

Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.

b. Uji f (Uji bersama-sama)

Uji f ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen

yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara

bersama-sama terhadp variabel dependen secara signifikan. Langkah-

langkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 134 dalam

Soma Ghofur, 2008 : ) :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

i. Menentukan Hipotesis

a) 0:Ho 4321

Berarti, semua variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) 0:Ha 4321

Berarti, semua variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

ii. Melakukan perhitungan nilai F sebagai berikut:

a) Nilai F table = F KN;1K; ………………………… (3.3)

Keterangan:

N : jumlah sample / data

K : banyaknya parameter

b) Nilai F hitung = )KN)(R1(

)1K/(R2

2

……………………….. (3.4)

Keterangan :

2R : Koefisien determinasi

N : jumlah observasi/ sample

K : banyaknya variabel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

iii. Kriteria pengujian

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F

Ho diterima

Ho ditolak

)kN;1K;(F

iv. Kesimpulan

a) Apabila nilai F hit < F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.

b) Apabila nilai F hit > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen secara signifikan.

3. Nilai R2 (Goodness of Fit)

Nilai 2R untuk mengetahui berapa persen variasi variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis

regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi ( 2R )

antara nol dan satu (0 < 2R < 1). Jika koefisien determinasi 0, artinya

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau

dengan kata lain model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dalam variabel tidak bebas. Sedangkan koefisien determinan mendekati

1, artinya variabel independen semakin mepengaruhi variabel

dependen, atau dengan kata lain model dikatakan lebih baik apabila

koefisien determinasinya mendekati 1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Objek Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kab.Wonogiri dengan luas daerah 182.236,02 ha berada 32 km di

sebelah selatan Kota Solo,sementara jarak ke ibukota propinsi (Kota

Semarang) sejauh 133 km. Dengan wilayah dataran, pegunungan

maupun pantai. Wilayah pegunungan memanjang dari sisi selatan

sampai ke timur yang juga wilayah yang berbatasan dengan Provinsi

Jawa Timur. Disamping itu di sisi selatan juga memiliki wilayah pantai

Samudera Indonesia. Sekaligus letak kecamatan terjauh yaitu

Kab.Paranggupito dari ibukota kabupaten sejauh 68 km,kecamatan

terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kec.Selogiri.

Kec. Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162 ha yang

sekaligus merupakan kecamatan tersempit wilayahnya, sedangkan

kecamatan yang paling luas adalah Kec.Pracimantoro. Sementara

Kec.Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya

yang berada pada ketinggian ±600 m diatas permukaan air laut dan

yang paling rendah adalah Kec.Selogiri.

Jenis macam tanah ada beberapa mulai dari litosol, regosol, sampai

dengan grumusol beserta asosiasi perubahannya. Dan ternyata juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dari bahan induk yang beranekaragam pula dari endapan, batuan

maupun volkan.

Kondisi tanah demikian mengakibatkan aneka penggunaan tanah

yang berbeda pula, dari catatan Dinas Pertanian tahun 2008 diperoleh

bahwa penggunaan tanah untuk tegalan sebesar 37,55 % sedangkan

untuk sawah hanya sebesar 17,70 % saja. Dan yang digunakan sebagai

hutan 12,65 % baik hutan Negara maupun hutan rakyat.

Dari catatan meteorologi diketahui bahwa curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan Februari 2008 yaitu 4554 mm dengan 16 hari hujan.

Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan April (27,69ºC ) dan

kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Desember (90,50ºC) dan

terendah pada bulan Mei (84,83ºC).

2. Keadaan Alam Kabupaten Wonogiri

1. Letak

Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 7º32’ - 8º15’

Lintang Selatan dan garis bujur 110º41’ - 111º18’ Bujur Timur.

Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu

gamping, terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan

Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo.

2. Iklim

Wonogiri beriklim Tropis, mempunyai 2 musim penghujan dan

kemarau dengan temperatur rata-rata 24ºC - 32ºC.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Batas Daerah

Sebelah Selatan : Kab. Pacitan (jawa Timur) dan Samudera

Indonesia.

Sebelah Utara : Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar.

Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab.Ponorogo

(Jawa Timur).

Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Luas Daerah

Menurut Evaluasi penggunaan tanah (EPT) Sensus Pertanian bulan

Maret 1983 seluas : 182.236,0236 ha.

5. Jarak Jauh dari Wonogiri ke :

Kota Surakarta : 32km

Kabupaten Sukoharjo : 17km

Kabupaten Klaten : 67km

Kabupaten Boyolali : 55km

Kabupaten Sragen : 49km

Kabupaten Karanganyar : 49km

Kota Semarang : 133km

3. Pemerintahan

Kab. Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan dengan jumlah desa /

kelurahan 294 desa / kelurahan, terdiri dari 251 desa dan 43 kelurahan.

Kecamatan dengan desa / kelurahan terbanyak adalah Kec.

Pracimantoro sebanyak 18 desa / kel, sedangkan paling sedikit adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Kec. Karangtengah dengan 5 desa/kel. Ada 3 kecamatan yang tidak

memiliki kelurahan yaitu Kecamatan Baturetno, Karangtengan dan

Paranggupito.

Jumlah Pegawai Negeri yang tercatat oleh dinas/ instansi baik

dinas/ instansi Pemerintahan Kab. Wonogiri maupun pusat sebanyak

13.900 orang. Dengan jumlah pegawai Golongan III menempati porsi

terbesar dan paling sedikit adalah Golongan I.

Komposisi jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

terbesar ditempati oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan

jumlah wakil sebanyak 24 orang.

Pada tahun 2008 DPRd Kab. Wonogiri menghasilkan Perda

sebanyak 14 peraturan lebih banyak dari tahun 2007 yang sebanyak 12

peraturan.

Dibidang Perlindungan Masyarakat (Linmas) jumlah kekuatan

yang ada adalah 16.502 sama dengan tahun 2007. Untuk mendukung

upaya Sistem Keamanan Lingkungan yang memadai di Kab. Wonogiri

telah berdiri Pos keamanan Lingkungan (Poskamling) sebanyak 3.405

dari jumlah dusun sebanyak 2.306.

Selama tahun 2008 jumlah pasar umum tercatat sebanyak 28 dan

pasar desa 68 buah. Adapun pasar hewan ada 9 tempat, meskipun

pengelolaan pasar hewan tersebut menyatu dengan pasar umum. Total

jumlah pedagang di kios dan los sebanyak 12.160 pedagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

menempati areal seluas 70.346 m2

sedangkan yang tidak ber-KTP

(pasar) ada 3.079 pedagang.

Permohonan sertifikat tanah yang diselesaikan sebanyak 27.839

dari 28.571 permohonan yang masuk pada tahun 2008. Sampai dengan

tahun 2008 ini tanah yang bersertifikat sebanyak 511.582 persil.

Dengan jumlah sertifikat hak milik 500.777.

Tabel 4.1

Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri Keadaan

Tahun 2008

Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

Desa/Kel

Pracimantoro 17 1 18 Paranggupito 8 - 8 Giritontro 5 2 7 Giriwoyo 14 2 16

Batuwarno 7 1 8 Karangtengah 5 - 5 Tirtomoyo 12 2 14 Nguntoronadi 9 2 11 Baturetno 13 - 13 Eromoko 13 2 15 Wuryantoro 6 2 8 Manyaran 5 2 7 Selogiri 10 1 11 Wonogiri 9 6 15 Ngadirejo 9 2 11 Sidoharjo 10 2 12 Jatiroto 13 2 15 Kismantoro 8 2 10 Purwantoro 13 2 15 Bulukerto 9 1 10 Puhpelem 5 1 6 Slogohimo 15 2 17 Jatisrono 15 2 17 Jatipurno 9 2 11 Girimarto 12 2 14 Jumlah 251 43 294

Sumber : BPS Kab.Wonogiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Penduduk dan Tenaga Kerja

Dari Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah penduduk

menurut registrasi yang ada sbanyak 1.212.677 jiwa pada tahun 2008

bertambah dari 1.181.114 jiwa. Dari jumlah penduduk akhir tahun

2008 tersebut 609.159 laki-laki dan 603.518 perempuan. Sementara

Warga Negara Asing yang tercatat hanya 1 orang. Penduduk terbanyak

tercatat di Kec. Wonogiri (93.511 jiwa). Dari jumlah penduduk akhir

tahun 2008 yang tercatat maka tingkat kepadatan penduduk per

kilometer adalah 665 jiwa.

Jumlah kelahiran tahun 2008 tercatat sebanyak 11.986 dan

kematian 3.919 jiwa jumlah kematian lebih rendah daripada tahun

sebelumnya. Dengan demikian pertumbuhan penduduk sebesar 31.563

atau 2.67%, lebih kecil dari pertumbuhan penduduk tahun sebelumnya.

Jumlah kepala keluarga yang tercatat adalah 407.629 KK maka rata-

rata jiwa per KK adalah 3,0.

Di sektor ketenagakerjaan terdaftar pencari kerja tertinggi di bulan

November 2008 sebanyak 2.099 orang dan terendah pada bulan

Februari sebanyak 211 orang. Sementara pencari kerja yang

dihapuskan paling tinggi di bulan November sebanyak 3.531 orang.

Dari jumlah perusahaan yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja

sebanyak 356 perusahaan dengan 35 unit kerja SPSI.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.2

PENDUDUK KABUPATEN WONOGIRI

HASIL REGISTRASI DIPERINCI PER KECAMATAN

AKHIR TAHUN 2004 – 2008

Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008

1.Pracimantoro 66,636 66,791 67,311 73,668 75,165

2.Paranggupito 20,889 21,013 21,089 20,608 21,032

3.Giritontro 24,726 24,782 24,816 24,617 25,872

4.Giriwoyo 47,186 47,138 47,171 49,030 49,805

5.Batuwarno 21,439 21,541 21,797 21,318 21,821

6.Karangtengah 24,492 24,608 24,742 24,423 25,289

7.Tirtomoyo 56,431 56,649 56,860 62,013 63,283

8.Nguntoronadi 27,906 27,959 28,091 28,832 29,049

9.Baturetno 51,233 51,302 51,557 55,680 56,861

10.Eromoko 49,220 49,340 49,521 50,858 51,885

11.Wuryantoro 31,291 31,306 31,342 32,584 33,118

12.Manyaran 41,774 41,647 41,703 42,915 43,730

13.Selogiri 53,892 54,126 54,703 57,558 59,643

14.Wonogiri 86,480 87,190 87,793 89,885 93,511

15.Ngadirojo 59,146 59,497 59,888 64,918 67,539

16.Sidoharjo 47,284 47,480 47,800 49,265 50,380

17.Jatiroto 42,893 43,085 43,530 45,391 46,546

18.Kismantoro 39,458 39,603 39,883 42,842 44,058

19.Purwantoro 58,734 58,936 59,318 60,748 62,683

20.Bulukerto 35,944 36,070 36,230 37,139 37,816

21.Puhpelem 21,107 21,144 21,260 22,385 23,131

22.Slogohimo 53,270 53,628 53,896 58,288 59,492

23.Jatisrono 67,056 67,511 67,908 70,489 72,842

24.Jatipurno 40,051 40,346 40,666 43,483 44,755

25.Girimarto 48,577 48,762 49,032 52,177 53,371

Kab.Wonogiri 1,117,115 1,121,454 1,127,907 1,181,114 1,212,677

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5. Sosial

Dinas Pendidikan mencatat bahwa jumlah murid SD/MI 93.348

orang dengan jumlah sekolah sebanyak 849 SD/MI negeri maupun

swasta. Rasio guru murid SD sebesar 13. Jumlah SLTP/MTS baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

negeri maupun swasta tahun 2008 sebanyak 134 menampung murid

44.625 murid.

Di bidang kesejahteraan sosial tercatat bahwa jumlah penderita

cacat sebanyak 7.780 orang baik cacat tubuh,rungu,wicara,netra

maupun mental.

Sarana layanan kesehatan dasar tersedia di 34 Puskesmas yang

tersebar di 25 kecamatan. Dengan jumlah dokter umum sebanyak 74

orang, bidan 280 orang dan petugas kesehatan lainnya. Disamping

layanan rujukan di Rumah Sakit yang menyediakan 450 tempat tidur

dengan jumlah pasien mondok 24.968 orang baik di RS negeri maupun

swasta.

Sebanyak 352 balita di Kab. Wonogiri mengalami gizi buruk. Dari

jumlah ibu hamil yang tercatat di Dinas Kesehatan ternyata 8,65%

diantaranya mengalami KEK (kekurangan Energi Kronis).

Di bidang penegakan hukum tercatat perkara yang diselesaikan

oleh Pengadilan Negeri Wonogiri sebanyak 18.907 perkara dengan

jumlah terdakwa/tertuduh 308 orang. SEmentara Acara Pemeriksaan

oleh Kejaksaaan Negeri yang masuk semua dapat diselesaikan yaitu

untuk biasa 208,pelanggaran 9.962 dengan korupsi 3 kasus. Tambahan

narapidana tahun 2007 sebanyak 263 orang.,lebih tinggi dari tahun

sebelumnya 248 orang. Kejahatan paling sering terjadi adalah

pencurian berat dan perjudian sebanyak 51 kali yang dilaporkan/

ditemukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari sejumlah 878 kasus cerai di Kab. Wonogiri disebabkan oleh

tidak tanggungjawabnya pasangan sebanyak 564.

Dari seluruh akta yang dikeluarkan oleh Pencatatan Sipil diperoleh

pemasukan sebesar 423.122 (ribuan rupiah), lebih tinggi dari

penerimaan tahun 2007 sebesar 287.862 (ribuan rupiah). Sementara

KTP yang diterbitkan sebanyak 162.734 lembar dan Kartu Keluarga

(KK) sebanyak 60.023 lembar.

Dinas KB KS dan Pemberdayaan Perempuan mencatat bahwa

tahun 2008, 82,85% Pasangan Usia Subur (PUS) menjadi peserta KB

aktif dan 62,30% diantaranya merupakan peserta KB mandiri.

Disamping itu Dinas KB KS dan Pemberdayaan Perempuan juga

mencatat jumlah keluarga pra-KS sebesar 23,14% dari seluruh jumlah

KK yang tercatat 317.790.

Di bidang kebersihan Kab. Wonogiri volume sampah per harinya

adalah 270 m2

, yang dilayani oleh 154 petugas kebersihan. Dengan

komposisi tertinggi berasal dari sampah organic 38,50% disusul

sampah plastic 20,25%.

6. Pertaniaan

Rata-rata produksi padi sawah tahun 2008 mengalami kenaikan

dari 53,90 kw/ha menjadi 56,09 kw/ha dan padi gogo dari 31,20 kw/ha

menjadi 32,89 kw/ha. Sedangkan untuk palawija mengalami

penurunan rata-rata produksinya untuk masing-masing komoditi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Ketersediaan pangan untuk padi dan jagung di Kab. Wonogiri

surplus masing-masing sebesar 58.484 ton padi dan 232.985 ton

jagung. Dari scoring Ketahanan pangan Kab. Wonogiri masih dalam

kategori aman (hijau) meskipun di 1 kecamatan dalam kategori merah.

Untuk tanaman hortikultura buah-buahan terjadi kenaikan produksi

antara lain alpokad,sirsak, dan nanas dibandingkan tahun 2007.

Sementara untuk sayuran jumlah produksi bervariasi untuk masing-

masing komoditi ada yang naik dan ada pula yang turun. Kenaikan

tinggi terjadi pada kacang panjang dari 11.390 kw menjadi 14.990 kw,

demikian juga cabe,bayam dan kubis.

Produksi tanaman perkebunan tahun 2008 bervariasi pertumbuhan

beberapa tanaman meningkat produksinya ada juga yang turun ada

pula yang relatif tetap, sebagai contoh cengkeh mengalami penurunan

menjadi 1.282 ton dari 2.511 ton sedangkan tebu mengalami kenaikan

dari 1.559 ton tahun 2007 menjadi 2.819 ton.

Jumlah populasi ternak meningkat, peningkatan populasi ternak

terjadi pada ternak sapid an kambing/ domba. Sedangkan untuk unggas

kenaikan terjadi pada ayam sayur dan ayam ras potong. Produksi

daging meningkat sebagai contoh daging sapi dari 5.794.169 kg tahun

2007 menjadi 6.154.176 kg.

Di sub sektor perikanan tahun 2008 tercatat jumlah produksi benih

mencapai 4,9 juta ekor. Produksi ikan lauk dari pemeliharaan

mencapai 1.157 ton dan dari hasil penangkapan sebesar 977 ton.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Lahan kritis yang dicatat oleh Dinas Pengairan, Energi dan Sumber

Daya Alam sebesar 34.598 ha lebih kecil dari tahun sebelumnya yang

sebesar 43.826 ha yang tersebar di 25 kecamatan. Dan Kecamatan

Batuwarno memiliki luas lahan kritis terbesar yaitu 32.159 ha.

Tabel 4.3

LUAS PANEN RATA-RATA PRODUKSI DAN PRODUKSI

BAHAN MAKANAN DIPERINCI PER KECAMATAN

DI KAB. WONOGIRI TAHUN 2008

Kecamatan

Padi Sawah Padi Gogo

Luas

panen

(ha)

Rata-

rata

(kw/ha)

Produksi

(kw)

Luas

panen

(ha)

Rata-

rata

(kw/ha)

Produksi

(kw)

1.Pracimantoro 776 48,93 37.970 3.464 30,26 104.821

2.Paranggupito - - 0 1.882 29,13 54.823

3.Giritontro 114 33,91 3.886 1.500 34,91 52.365

4.Giriwoyo 2.035 56,09 114.133 1.898 35,8 67.948

5.Batuwarno 739 53,22 39.330 870 42,15 36.671

6.Karangtengah 867 60,29 52.267 427 31,2 13.322

7.Tirtomoyo 3.163 57,99 183.407 - - 0

8.Nguntoronadi 1.221 27,64 33.744 552 32,21 17.780

9.Baturetno 2.201 68,78 151.374 - - 0

10.Eromoko 1.794 50,99 91.476 1.025 32,35 33.159

11.Wuryantoro 1.906 44,50 84.817 50 34,85 1.743

12.Manyaran 1.404 44,86 62.983 176 33,25 5.852

13.Selogiri 3.866 57,89 223.803 65 29,05 1.888

14.Wonogiri 1.659 57,81 95.907 165 29,16 4.811

15.Ngadirojo 3.197 46,72 149.348 16 34,16 547

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

lanjutan

16.Sidoharjo 2.135 63,70 136.000 344 30,44 10.471

17.Jatiroto 345 60,38 20.829 19 32,50 618

18.Kismantoro 1.200 63,31 75.972 67 31,63 2.119

19.Purwantoro 1.953 59,40 115.998 25 36,99 925

20.Bulukerto 1.611 67,84 109.282 - - 0

21.Puhpelem 2.759 43,43 119.814 - - 0

22.Slogohimo 1.025 44,26 45.370 407 39,59 16.113

23.Jatisrono 3.767 63,42 238.903 - - 0

24.Jatipurno 2.182 66,15 144.339 5 35,26 176

25.Girimarto 1.681 68,15 114.560 - - 0

Jumlah 2008 43.600 56,09 2.445.492 12.957 32,89 426.151

Jumlah 2007 45.015 53,90 2.435.101 13.081 31,20 392.294

Jumlah 2006 46.351 53,60 2.484.411 12.232 30,81 376.868

Jumlah 2005 38.944 59,85 2.330.767 12.630 31,06 392.264

Jumlah 2004 44.356 53,47 2.371.652 12.480 31,64 394.887

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Wonogiri

7. Indusrti, Listrik,Air Minum dan Konstruksi

Jumlah industri sedang dan besar yang dicatat oleh BPS di Kab.

Wonogiri sebanyak 21 usaha. Yang dimaksud dengan industri sedang

adalah pengolahan yang mempekerjakan karyawan 20-99 orang dan

industri besar yang mempekerjakan 100 orang atau lebih. Industri

besar hanya dijumpai di Kec.Wonogiri dan Selogiri.

Pengguna jasa industry listrik di Kab. Wonogiri berkembang

dengan jumlah pelanggan yang tercatat di PLN Cabang Wonogiri

maupun Jatisrono sebanyak 197.058 dan total pamakaian 172.074.537

kwh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Jumlah air yang disalurkan ke pelanggan sebanyak 20.352 adalah

sebesar 4.312.959 m3

untuk 17 kecamatan yang tersedia layanan air

bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Wonogiri.

Dari konstruksi jalan yang dikelola oleh Bina Marga Surakarta

Selatan tercatat 9,39 km jalan aspal dengan kondisi kritis, sisanya

mantap sepanjang 186,392 km. Dengan jumlah jembatan sebanyak 182

dan gorong-gorong 597. Ruas jalan Wonogiri – Biting merupakan ruas

jalan dengan jumlah jembatan dan gorong-gorong terbanyak.

Sedangkan ruas jalan Manyaran-Watukelir justru tidak ada jembatan

dan gorong-gorong.

Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertambangan (LHKP)

mencatat selama tahun 2008 produksi terbesar jenis bahan galian C

adalah batu kalsit (361.700 m3

) yang menyerap 69 tenaga kerja,

dengan luas areal penggalian 20.960 ha.

8. Perdagangan

Penerbitan SIUP untuk tahun 2008 didominasi oleh perusahaan

kecil sebanyak 857 usaha dari 901 usaha.

Nilai ekspor tahun 2008 sebesar 48.998.872,556 juta rupiah.

Didominasi oleh ekspor mebel kayu dengan Negara tujuan Eropa,

Denmark, Jerman, dan Hongkong. Baru kemudian disusul ekspor

gaplek ke negara Cina.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Jumlah alat ukur dan timbangan yang ditera ulang tahun 2008

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebanyak 25.230

menjadi 31.052.

Pengadaan barang dan penyaluran beberapa barang di Kabupaten

Wonogiri untuk masing-masing komoditi dan bulan berbeda volume

penyediaan dan penyalurannya. Tahun 2008 minyak tanah paling

banyak disalurkan pada bulan September dan Januari yaitu masing-

masing sebanyak 2.195.000 liter dan 2.160.000 liter. Dan paling

sedikit di bulan Desember.

Penyaluran premium di SPBU paling banyak di bulan Oktober

2008 dengan jumlah premium disalurkan sebanyak 4.808.983 liter dan

yang paling sedikit disalurkan pada bulan Februari dengan jumlah

yang disalurkan 3.374.730 liter.

Sedangkan untuk penyaluran Solar oleh SPBU tertinggi pada bulan

Juli 2008 dengan total penyaluran 2.032.296 liter dan paling rendah

pada bulan Februari sebanyak 1.459.198 liter.

Sementara penyaluran Semen yang tercatat tertinggi pada bulan

September 2008 sebanyak 11.403 ton dan terendah bulan Februari

sebanyak 3.668 ton semen.

9. Transportasi dan Komunikasi

Panjang jalan aspal di Kabupaten Wonogiri selama tahun 2008

tidak mengalami penambahan (801,49 km) dengan kondisi baik 623,19

km.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Jumlah pengusaha maupun armada angkutan penumpang tahun

2008 mengalami penurunan. Jumlah armada bus AKDP sebanyak 249

dan AKAP sebanyak 497 bus. Dari jumlah bus tersebut paling banyak

dijumpai di Kec. Ngadirojo dan Kec. Wonogiri.

Selain bus angkutan penumpang lain yang ada di Kab. Wonogiri

adalah kereta api, dari catatan PT.KAI yang beroperasi di Kab.

Wonogiri tahun 2008 penumpang yang diangkut 14.861 penumpang.

Lalulintas surat pos tahun 2008 mencapai 241.531 baik dikirim

maupun diterima, sebanyak 69 surat dikirim ke luar negeri. Sementara

lalulintas paket pos pada tahun yang sama dikirim sebanyak 882 buah

dan tidak ada yang dikirim ke luar negeri, sedangkan yang diterima

sejumlah 1.136 paket.

Tahun 2008 Kantor Pos Wonogiri mencatat jumlah wesel yang

diterima sebanyak Rp. 49.778.601.413,-. Nilai wesel diterima paling

tinggi pada bulan September sebesar Rp. 7.562.789.861,- dan paling

rendah bulan Februari, sedangkan wesel yang dikirim hanya Rp.

12.532.690.032,-.

10. Hotel dan Pariwisata

Dari catatan BPS bahwa ada 19 hotel / losmen/ penginapan yang

beroperasi di Kab. Wonogiri, 1 diantaranya berada di Kec. Baturetno,

2 di Kecamatan Selogiri dan yang lain berada di Kec. Wonogiri.

Potensi objek wisata menyebar di seluruh Kab. Wonogiri mulai

dari objek wisata rekreasi, pegunungan sampai dengan pantai. Namun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

sampai dengan tahun 2008 hanya 4 objek wisata yang dikelola untuk

menambah pandapatan asli daerah. Keempat lokasi/ objek wisata

tersebut adalah Objek Wisata gajahmungkur (Sendang), Kayangan-

Tirtomoyo, Goa Putri Pracimantoro dan Sendang Siwani Selogiri.

Dari objek wisata yang sudah dikelola jumlah pengunjung

sebanyak 235.239 orang dengan nilai karcis Rp. 536.929.000,-.

11. Keuangan dan Harga-Harga

Dari Buku Perhitungan APBD Kab. Wonogiri tahun 2008 tercatat

bahwa Pendapatan sebesar 841.402 juta rupiah dan Belanja sebesar

846.336 juta rupiah.

Sumber penerimaan terbesar dari APBD kab. Wonogiri masih

bersumber dari Pendapatan transfer yang mencapai 83,89 %,

sedangkan sumber Pendapatan Asli Daerah hanya 6,43 % saja sisanya

dari penerimaan lainnya. Dari dana perimbangan 84,85 % berasal dari

Dana Alokasi Umum.

Indeks umum harga 9 bahan pokok yang dicatat oleh BPS selama

tahun 2008 cukup stabil, tidak ada kenaikan harga yang begitu

menonjol.

Dari catatan Bank Indonesia bahwa, jumlah simpanan masyarakat

Wonogiri terbesar pada bulan Desember 2008 sebesar 1.090.365 juta

rupiah. Sementara jumlah simpanan terendah pada bulan januari

sebesar 895.584 juta rupiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Di lain pihak kredit Usaha Mikro kecil dan menengah (UMKM)

yang disalurkan selama tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan

Desember sebesar 1.360.291 juta rupiah dan yang paling rendah pada

bulan Januari.

Tabel 4.4

Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri pada Tahun 2009

No Koperasi Jumlah

Koperasi Jumlah Anggota SHU

1 Koperasi RT 6.912 352.975 22.269.449

2 Koperasi Kovensional 21 11.287 893.171.153

3 Koperasi Syariah 50 43.141 1.353.638.697

4 KUD 25 95.514 744.315.799

5 KPRI 90 13.207 3.590.738.437

6 KSU 45 6.848 1.007.166.924

7 Koperasi Pensiunan 12 3.103 152.080.734

8 KOPPAS 11 3.579 133.376.519

9 KOPKAR 14 2.571 366.478.368

10 KOPWAN 12 1.922 172.154.090

11 Koperasi lain-lainnya 26 5.532 430.906.372

Jumlah 7218 539.679 8.866.296.542 Sumber: diperindag dan UMKM, Kab. Wonogiri

B. Analisis Deskriptif

Berdasarkan data sekunder yang telah diperoleh, selanjutnya

dilakukan perhitungan kuantitatif untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh-pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan

variabel terikat (dependent variable). Model analisis yang digunakan

adalah model regresi linear berganda. Melalui model tersebut akan dapat

dievaluasi dan diketahui pengaruh variabel-variabel independent yang

terdiri dari modal dendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

jumlah anggota, dan jumlah pengurus terhadap variabel dependen yaitu

Sisa Hasil Usaha (SHU).

Menurut Sugiyono (2006) analisis deskriptif merupakan analisis

yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan/

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud untuk membuat suatu kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi. Karakteristik sampel di sini adalah modal sendiri, modal

pimjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah

pengurus koperasi besarnya SHU koperasi tersebut.

C. Deskriptif Variabel Penelitian

a. Sisa Hasil Usaha

SHU yang didapat dari selisih pendapatan koperasi setelah

dipergunakan untuk memenuhi seluruh biaya operasional organisasi

koperasi seringkali ditafsirkan sebagai tujuan utama koperasi. Padahal

selain itu, masih ada tujuan lain yang lebih penting yaitu kesejahteraan

ekonomi dan sosial anggotanya

Tabel 4.5

Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009

No Jumlah Sisa Hasil Usaha koperasi Presentase

1 1jt-19,99jt 18 45%

2 20jt-38,99jt 9 22,5%

3 39jt-57,99jt 5 12,5%

4 58jt-76,99jt 1 2,5%

5 >77jt 7 17,5%

Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan SHU yang paling banyak

>77jt keatas terdapat pada 7 koperasi. Hal ini dikarenakan modal

usaha mereka yang tinggi, sehingga biasa menghasilkan SHU yang

tinggi pula. Sedangkan koperasi yang memiliki SHU terendah ada 18

koperasi atau sekitar 45% dari keseluruhan sampel. Sehingga SHU

pada tahun 2009 masih kecil atau rendah peningkatan SHU sangat

kurang.

b. Modal sendiri

Modal sendiri koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan

wajib,dana cadangan dan hibah. Sehingga maksimal mungkin sumber

yang bisa digali dananya akan terus diupayakan oleh koperasi demi

kelancaran dan keberhasilan usaha koperasi tersebut.

Tabel 4.6

Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009

No Jumlah modal sendiri Koperasi Presentase

1 10jt-99,99jt 6 15%

2 100jt-189,99jt 8 20%

3 190jt-279,99jt 4 10%

4 280jt-369,99jt 2 5%

5 >370jt 20 50%

Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009

Dari data diatas koperasi yang memiliki modal sendiri 10jt-99,99jt

ada 6 koperasi dengan presentase 15%. Dan koperasi yang

mempunyai modal sendiri yang paling banyak yaitu sekitar 50% atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

terdapat 20 koperasi. Sehingga banyak koperasi pegawai negeri yang

memiliki modal sendiri >370jt.

c. Modal Pinjaman

Modal pinjaman koperasi berasal dari hutang kepada anggota,

hutang koperasi lainnya, bank, dan lembaga keuangan lainnya, obligasi

dan sumber lainnya yang sah. Sehingga maksimal mungkin sumber

yang bisa digali dananya akan terus diupayakan oleh koperasi demi

kelancaran dan keberhasilan usaha koperasi tersebut.

Tabel 4.7

Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009

No Jumlah modal pinjaman koperasi Presentase

1 10jt-99,99jt 10 25%

2 100jt-189,99jt 10 25%

3 190jt-279,99jt 6 15%

4 280jt-369,99jt 2 5%

5 >370jt 12 30%

Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009

Dari data diatas koperasi yang memiliki modal pinjaman 10jt-

99,99jt ada 10 koperasi dengan persentase 25%. Dan koperasi yang

mempunyai modal pinjaman paling banyak yaitu sekitar 30% atau

terdapat 12 koperasi. Sehingga banyak koperasi yang memiliki modal

pinjaman >370jt.

d. Partisipasi Usaha Anggota

Partisipasi usaha anggota koperasi berasal dari piutang anggota

atau simpan pinjam anggota. Sehingga partisipasi usaha anggota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tersebut maksimal mungkin peran aktif dalam simpan pinjamnya maka

keberhasilan usaha koperasi akan lancar.

Tabel 4.8

Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN di Kab Wonogiri

No Jumlah partisipasi Usaha Anggota Frekuensi Presentase

1 50jt-249,99jt 6 15%

2 250jt-449,99jt 7 17,5%

3 450jt-649,99jt 7 17,5%

4 650jt-849,99jt 1 2,5%

5 >850jt 19 47,5%

Jumlah 40 100% Sumber data: diolah data sekunder 2009

Dari data diatas koperasi yang memiliki partisipasi usaha anggota

50jt-249,99jt juta rupiah ada 6 koperasi dengan persentase 15%. Dan

koperasi yang mempunyai partisipasi usaha anggota paling banyak

yaitu sekitar 47,5% atau terdapat 19 koperasi. Sehingga partisipasi

usaha pada KPN di Kab. Wonogiri sangat meningkat.

e. Jumlah Anggota

Jumlah anggota Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri

antara satu dengan yang lain tentulah beda tergantung dari besar

kecilnya instansi terkait. Semakin besar lingkup instansi yang menjadi

naungan koperasi tersebut, maka jumlah anggotapun juga semakin

banyak. Sebaliknya apabila instansi tersebut hanya kecil maka

anggota yang tergantung di dalam koperasi tersebut juga sedikit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 4.9

Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri

No Jumlah anggota koperasi persentase

1 31-90 18 45%

2 91-150 5 12,5%

3 151-210 5 12,5%

4 211-270 8 20%

5 >271 4 10%

Jumlah 40 100% Sumber data: data diolah data sekunder 2009

Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan jumlah anggota paling

banyak yaitu dengan anggota >271 orang dengan hanya terdapat 3

koperasi. Hal ini dikarenakan instansi tempat mereka bekerja

kemungkinan merupakan instansi yang besar, sehingga bisa memiliki

anggota diatas>271 orang. Instansi tersebut misalnya saja kantor

pemerintahan daerah setempat, sedangkan koperasi yang memiliki

anggota 31-90 orang ada 18 koperasi dari keseluruhan sampel. Dan

KPN di Kab. Wonogiri koperasi kecil masih banyak sehingga anggota

yang ada masuk masih sedikit.

a. Jumlah pengurus

Jumlah pengurus Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri

antara satu dengan yang lain tentulah beda tergantung dari besar

kecilnya instansi terkait. Semakin besar lingkup instansi yang menjadi

naungan koperasi tersebut, maka jumlah penguruspun juga semakin

banyak. Sebaliknya apabila instansi tersebut hanya kecil maka

pengurus yang tergantung di dalam koperasi tersebut juga sedikit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 4.10

Jumlah Pengurus KPN di Kab. Wonogiri

No Jumlah pengurus koperasi persentase

1 1-3 5 12,5%

2 4-6 19 47,5%

3 7-9 11 27,5%

4 10-12 3 7,5%

5 >13 2 5%

Jumlah 40 100% Sumber data: data diolah data sekunder 2009

Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan jumlah pengurus paling

banyak yaitu dengan pengurus >13 orang dengan hanya terdapat 2

koperasi. Hal ini dikarenakan instansi tempat mereka bekerja

kemungkinan merupakan instansi yang besar, sehingga bisa memiliki

pengurus diatas >13 orang. Instansi tersebut misalnya saja kantor

pemerintahan daerah setempat, sedangkan koperasi yang memiliki

pengurus 1-3 orang ada 5 koperasi dari keseluruhan sampel.

D. Hasil Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha

anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus terhadap SHU. Analisis ini

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil

analisis dapat dilihat sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 4.11

Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: SHU Method: Least Squares Date: 06/17/10 Time: 08:36 Sample: 1 40 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.58E+08 1.11E+08 2.317160 0.0266 MS 0.061654 0.029044 2.122813 0.0411 MP 0.556256 0.038083 14.60658 0.0000 PUA 0.170337 0.053572 3.179562 0.0031 JA -213042.0 593284.9 -0.359089 0.7217 JP 52691566 23511238 2.241123 0.0317

R-squared 0.913190 Mean dependent var 1.95E+08

Adjusted R-squared 0.900424 S.D. dependent var 8.11E+08

S.E. of regression 2.56E+08 Akaike info criterion 41.69716 Sum squared resid 2.23E+18 Schwarz criterion 41.95050 Log likelihood -827.9433 F-statistic 71.53242 Durbin-Watson stat 1.687625 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: diolah dari data sekunder 2009

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan

menggunakan program eviews dapat di lihat pada tabel1.5 diatas. Dari

tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

SHU =2,58+ 0,061654 MS1 + 0,556256 MP2 + 0,170337 PUA3 –

213042,0 JA4+ 52691566 JP5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan

sebagai berikut:

a) Nilai konstan bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa apabila

variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,

dan jumlah anggota konstan, maka SHU sebesar 2,58.

b) Koefisien regresi parsial variabel modal sendiri bernilai positif dan

signifikan pada level 5% yaitu, 0,061654 hal ini menunjukan jika

modal sendiri naik maka SHU akan naik dengan asumsi variabel

lainnya konstan.

c) Koefisien regresi parsial variabel modal pinjaman bernilai positif

dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,556256 hal ini menunjukan

jika modal pinjaman naik maka SHU akan naik dengan asumsi

variabel lainnya konstan.

d) Koefisien regresi parsial variabel partisipasi usaha anggota bernilai

positif dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,170337 hal ini

menunjukan jika partisipasi usaha anggota turun maka SHU akan

turun dengan asumsi variabel lainnya konstan.

e) Koefisien regresi parsial variabel jumlah anggota bernilai negatif

dan signifikan pada level 5% yaitu, -213042,0 hal ini menunjukan

jika jumlah anggota turun maka SHU akan turun dengan asumsi

variabel lainnya konstan.

f) Koefisien regresi parsial variabel jumlah pengurus bernilai positif

dan signifikan pada level 5% yaitu, 52691566 hal ini menunjukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

jika jumlah pengurus naik maka SHU akan naik dengan asumsi

variabel lainnya konstan.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individu. Pengujian regresi

digunakan pengujian dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α =

5% yaitu berarti bahwa tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hal ini

perhitungan uji dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12

Rangkuman Hasil Uji t

variabel t hitung P value

signifikan

kesimpulan

Modal sendiri 2.122813 0.0411 Ho ditolak

Modal pinjaman 14.60658 0.0000 Ho ditolak

Partisipasi usaha

anggota

3.179562 0.0031 Ho ditolak

Jumlah anggota -0.359089 0.7217 Ho diterima

Jumlah pengurus 2.241123 0.0317 Ho ditolak Sumber: data diolah., data sekunder 2009

Dari hasil uji t pada tabel 4.9 di atas diperoleh hasil bahwa

variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, dan

jumlah pengurus mempunyai nilai probabilitas signifikan level bawah

0,05 yaitu 0,0411 (modal sendiri), 0,0000 (modal pinjaman), 0,0031

(partisipasi usaha anggota), dan 0,0317 (jumlah pengurus) berarti P <

0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel modal sendiri ,

modal pinjaman, partsipasi usaha anggota, dan jumlah pengurus

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Dan variabel jumlah anggota mempunyai nilai probabilitas

signifikan level di atas 0,05 yaitu 0.7217 (jumlah anggota), berarti P >

0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya jumlah anggota tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap SHU.

c. Uji F (secara bersama-sama)

Uji F adalah untuk mengetahui apakah modal sendiri, modal

pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah

pengurus secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap SHU. Dari hasil analisis diperoleh nilai Fhitung sebesar 71.53242

dengan probabilitas signifikan level sebesar 0.000000, karena nilai

probabilitas Ftabel 2,57 lebih kecil dari 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha

diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan

dari modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah

anggota, dan jumlah pengurus serta bersama-sama terhadap SHU.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program Eview,

dari analisis regresi linier berganda diperoleh angka koefisien determinasi

atau R2 0.9132. hai ini berarti 91,32% variabel SHU dijelaskan oleh

variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,

jumlah anggota, dan jumlah pengurus. Sementara sisanya sebesar 8,68%

diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

E. Pengujian Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terindikasi apabila terdapat hubungan linier diantara

variabel independen yang digunakan dalam model. Metode untuk

menguji adanya multikolinearitas menggunakan uji klein. Hasil

analisis menunjukkan bahwa R2 semua antara variabel independen

dibawah R2 model pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa R

2

model pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas dalam model regresi sehingga model tersebut reliable

sebagai dasar analisis. Hasil yang diperioleh dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel dependen r

2 Tanda R

2 Kesimpulan

Modal Sendiri 0,430755 < 0,913190 Tidak ada

muitikolinearitas

Modal Pinjaman 0,349732 < 0,913190 Tidak ada

muitikolinearitas

Partisipasi Usaha

Anggota

0,898937 < 0,913190 Tidak ada

muitikolinearitas

Jumlah anggota 0,905050 < 0,913190 Tidak ada

muitikolinearitas

Jumlah Pengurus 0,737592 < 0,913190 Tidak ada

muitikolinearitas Sumber: data diolah., data sekunder 2009

2) Uji Heteroskesidas

Heteroskedastisitas muncul dalam fungsi regresi dengan

varian yang tidak sama, sehingga penaksir OLS tidak efisien baik

dalam sampel kecil maupun besar (tapi masih tidak biasa dan

konsisten). Pengujian terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dalam model empirik di lakukan dengan uji LM ARC. Kriteria

pengujian adalah dengan membandingkan nilai Obs*R squared <

x2

tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Tabel 4.14

Hasil Uji Heteroskesidas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.431468 Probability 0.216108 Obs*R-squared 13.21924 Probability 0.211671

Sumber: data diolah., data sekunder 2009

Dari tabel tersebut terlihat bahwa Obs*R squared dengan

nilai 13,21924< x2 tabel 18,307, berarti dalam model penelitian ini

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-

anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam

rangkaian waktu (seperti pada data time series) atau yang tersusun

dalam rangkaian ruang (Gujarati, 1995). Adanya korelasi antara

variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam

sampel kecil maupun sampel besar. Pengujian dilakukan dengan

metode Breusch-Godfrey Test, dengan kriteria pengujian sebagai

berikut: jika BG(n-p)*R2 < x

2 tabel, maka tidak signifikan, berarti

bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Disamping itu juga

dapat kita lihat dari probabilitasnya, jika probabilitas > ,

maka model terhindar dari masalah autokorelasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.15

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.035176 Probability 0.316348 Obs*R-squared 1.216595 Probability 0.270030

Sumber data: diolah data sekunder 2009

Dari hasil autokorelasi diketahui bahwa (n-p)ObsR squared

(R2) dengan nilai 1,216595< 18,307, berarti dalam model

penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi. Dilihat dari

probabilitasnya juga lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan)

berarti model terhindar dari masalah autokorelasi.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

a) Pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)

Modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien modal sendiri sebesar

0,061654 dengan probabilitas 0,0411 pada tingkat signifikasi 5%, yang

dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah modal sendiri akan

mengakibatkan peningkatan SHU pada koperasi sebesar 616,54 rupiah.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa modal sendiri, diperoleh dari

simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah untuk

mendorong peningkatan SHU. Sehingga modal sendiri akan meningkat

maka SHU pada KPN tersebut juga akan meningkat. Maka modal sendiri

perlu ditingkatkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

b) Pengaruh Modal Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha

Modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien modal pinjaman sebesar

0,556256 dengan probabilitas 0,0000 pada tingkat signifikasi 5%, yang

dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah modal pinjaman

akan mengakibatkan peningkatan SHU sebesar 556,256 rupiah. Hasil

penelitian ini, menunjukkan bahwa modal sendiri, diperoleh dari hutang

dari anggota, hutang dari koperasi lain, obligasi, bank, dan dari sumber

yang lain yang sah untuk mendorong peningkatan SHU. Sehingga modal

pinjaman koperasi perlu ditingkatkan agar KPN memiliki SHU yang

optimal.

c) Pengaruh Partisipasi Usaha Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

Partisipasi Usaha Anggota berpengaruh positif dan signifikan

terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien partisipasi

usaha anggota sebesar 0,170337 dengan probabilitas 0.0031 pada tingkat

signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah

partisipasi usaha anggota maka SHU akan meningkat

sebesar170,337rupiah. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa partisipasi

usaha, diperoleh dari piutang anggota. Sehingga semakin banyak piutang

anggota maka akan meningkat pula SHU.

d) Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien jumlah anggota sebesar -

213042.0 dengan probabilitas 0.7217 pada tingkat signifikasi 5%, yang

dapat diartikan bahwa setiap penurunan 1 orang jumlah anggota tidak

mempengaruhi peningkatan SHU. Pada KPN di kabupaten Wonogiri

kurang diminati oleh anggota mungkin kualitas yang diberikan anggota

kurang diperhatikan.

e) Pengaruh Jumlah Pengurus terhadap Sisa Hasil Usaha

Jumlah pengurus berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien jumlah anggota sebesar

52691566 dengan probabilitas 0.0317 pada tingkat signifikasi 5%, yang

dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1 orang jumlah pengurus

mempengaruhi peningkatan SHU. Karena pengurus koperasi sangat

berperan aktif dalam mengelola usaha koperasi. Dan pengurus koperasi

haruslah dilengkapi agar dapat mengelola usaha koperasi ditingkatkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah

anggoata, dan jumlah pengurus terhadap SHU. Berdasarkan hasil analisis

pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Koefisien regresi variabel modal sendiri bernilai positif dan signifikan

pada level 5% yaitu sebesar 0,061654, hal ini menunjukan bahwa jika

modal sendiri meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi variabel

lainnya konstan. Modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap SHU,

hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,0411 (P > 0,05),

berarti hipotesis pertama yang menyatakan “diduga modal sendiri

berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”,

terbukti. Besarnya SHU yang mampu dihimpun koperasi ditentukan

oleh besarnya modal sendiri. Dengan anggapan bahwa faktor yang

lain tetap, apabila modal sendiri meningkat maka besarnya SHU juga

akan besar pula, karena semakin banyak transaksi usaha yang terjadi di

koperasi tersebut.

2. Koefisien regresi variabel modal pinjaman bernilai positif dan

signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,556256, hal ini menunjukan

bahwa jika modal pinjaman meningkat maka SHU akan naik dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

asumsi variabel lainnya konstan. Modal pinjaman berpengaruh

signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan

sebesar 0,0000 (P > 0,05), berarti hipotesis kedua yang menyatakan

“diduga modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap

besarnya SHU koperasi”, terbukti. Besarnya SHU yang mampu

dihimpun koperasi ditentukan oleh besarnya modal sendiri. Dengan

anggapan bahwa faktor yang lain tetap, apabila modal pinjaman

meningkat maka besarnya SHU juga akan besar pula, karena semakin

banyak transaksi usaha yang terjadi di koperasi.

3. Koefisien regresi variabel partisipasi usaha anggota bernilai positif dan

signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,170337, hal ini menunjukan

bahwa jika partisipasi usaha anggota meningkat maka SHU akan naik

dengan asumsi variabel lainnya konstan. Partisipasi usaha anggota

berpengaruh signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai

signifikan sebesar 0.0031 (P > 0,05), berarti hipotesis ketiga yang

menyatakan “diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan

signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, terbukti.partisipasi usaha

anggota yang tinggi menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. Karena

partisipasi usaha anggota berjalan dengan seoptimal mungkin demi

mencapai tujuan koperasi. Dimana partisipasi usaha anggota tersebut

yang tersedia dapat digunakan untuk kepentingan koperasi dan

anggota.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

4. Koefisien regresi variabel jumlah anggota bernilai positif dan signifikan

pada level 5% yaitu sebesar -213042,0, hal ini menunjukan bahwa jika

jumlah anggota meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi

variabel lainnya konstan. Jumlah anggota berpengaruh signifikan

terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,7217

(P > 0,05), berarti hipotesis keempat yang menyatakan “diduga jumlah

anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU

koperasi”, tidak terbukti. Jumlah anggota yang tinggi tidak akan

menentukan jumlah SHU yang dihasilkan.

5. Koefisien regresi variabel jumlah pengurus bernilai positif dan

signifikan pada level 5% yaitu sebesar 52691566, hal ini menunjukan

bahwa jika jumlah pengurus meningkat maka SHU akan naik dengan

asumsi variabel lainnya konstan. Jumlah pengurus berpengaruh

signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan

sebesar 0,0317 (P > 0,05), berarti hipotesis ketiga yang menyatakan

“diduga jumlah pengurus berpengaruh positif dan signifikan terhadap

besarnya SHU koperasi”, terbukti. Jumlah pengurus yang lengkap

menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. Karena pengurus koperasi

yang lengkap dan cakap dalam mengelola koperasi maka usaha

koperasi akan menjadi maju.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

6. Melihat dari uji R2 ternyata masih memiliki variabel lain diluar model

yang turut mempengaruhi atau menerangkan variabel independen

sekitar 8,68% variabel lain masih bisa menerangkan selain dari

variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota,

jumlah anggota, dan jumlah pengurus.

B. SARAN

1. Jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU,

sehungga pendisikan bagi pengurus ditingkatkan untuk dapat mengelola

modal sendiri dan mengajak para anggota untuk tetap membayar

simpanan pokok dan simpanan wajib. Sehingga modal sendiri dapat

dimanfaatkan seoptimal mungkin dan akhirnya dengan dana yang besar

perputaran dananya pun juga semakin luas yaitu digunakan untuk

modal usaha unit-unit usaha lainnya dan perputaran roda ekonomi

koperasi dan tidak hanya mengendap di koperasi tersebut.

2. Jumlah modal pinjaman berpengaruh positif terhadap SHU, oleh karena

itu koperasi untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan

menambah variabel modal pinjaman agar SHU meningkat. Koperasi

diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusianya, terutama

pengelolaan koperasinya. Sehingga dengan dana yang tersedia dapat

dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi anggotanya dan kepentingan

bersama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

3. Jumlah partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap SHU.

Dalam partisipasi usaha anggota sangat perlu di dalam koperasi

sehingga ikut aktif di dalam kegiatan koperasi . dan dalam partisipasi

usaha anggota dengan meningkatkan jumlah piutang anggota dalam

koperasi tersebut. Sehingga dengan simpan pinjam semakin meningkat

dapat meningkatkan pendapatan koperasi maka SHU yang diperoleh

dapat meningkat.

4. Jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Jumlah

anggota sangat perlu di dalam koperasi karena peran anggota dalam

pengelolaan sangat penting. Maka KPN di Kabupaten Wonogiri dalam

pengambilan bunga haruslah sangat rendah dibandingkan badan usaha

lainnya. Sehingga anggota aktif di dalam simpan pinjam mka SHU

akan meningkat

5. Jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap SHU. Sehingga jumlah

pengurus harus dilengkapi. Pengelola koperasi baik itu kominsaris,

direksi, maupun pengurus haruslah memiliki potensi yang besar atau

kecakapan yang layak dimiliki oleh seorang praktisi koperasi. Hal ini

juga berkenan dengan kinerja koperasi agar mencapai titik optimal

sesuai dengan kinerja koperasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

DAFTAR PUSTAKA

Agraini, Novi Hasti. 2009.” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa

Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”.

Skripsi Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Aziz, Amin. 1987. Perkoperasian Indonesia. Yogyakarta: BPFE

Baswir, Revrisond. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE

Chaniago, Arifinal. 1984. Perekonomiaan Indonesia. Bandung: Angkasa

Departemen Koperasi. Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1992.

Tentang Perekonomian

Djoyohadikusumo, Sumitro. 1985. Peranan Koperasi Pegawai Negeri Dalam

Perekonomian Indonesia. Jakarta: UI Press

Fakultas Ekonomi. 2003. Modul Laboratorium Ekonometrika. Fakultas

Ekonomi. Universitas Sebelas Maret

Gujarati, Damodar dan Sumarno Zein. 1991. Ekonometrika Dasar. Jakarta:

Erlangga

Hendrojogi. 1998. Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada IKOPIN. 1996. Stardard Khusus Akuntasi Untuk

Koperasi

Kartasapoetra. 1995. Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta : PT Asdi

Mahasatya

-----------------. 2001. Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila Dan

UUD 1945. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Kuncoro, Mudrajad, PH.D. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Jakarta: Erlangga

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoperasian : Sejarah,

Teori dan Praktek. Jakarta : Ghalia Indonesia

Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi : Kumpulan Karangan. Jakarta :

Gramedia Widiasarana Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Nasrudin. 2006. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Anggota Koperasi Produksi Shuttlecocks Di Surakarta”. Skripsi,

Fakultas Ekonomi UNS, tidak dipublikasikan

Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti. 1995. Manajemen Koperasi. Jakarta :

Pustaka Jaya

----------------------------------------------. 1998. Dinamika Koperasi. Jakarta :

Rineka Cipta

Prabowo, Andika Ari. 2008.” Anlisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pengambilan Kredit Pada Koperasi (Studi di Kasus KUD Karya Bhakti

dan KPRI Ngudi Rahayu) Di Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi, Fakultas

Ekonomi UNS, tidak dipublikasikan

Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Jakarta :

Salemba Empat

------------------. 1996. Teori Ekonomi Koperasi. Bandung : Unpad

------------------. 1995. Kewirausahaan Koperasi. Bandung : IKOPIN

Schaar, Marvin A. Cooperations, Principles and Practice. Coperative

Ext.Programes, University of Wiscounsin, Madison, 1971

Sevilla, G. Consuello, et all. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI

Press

Suwandi, Ima. 1982. Koperasi : Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial.

Jakarta : Bhratara Karya Aksara

Soewardi, Herman. 1995. Filsafat Koperasi atau Cooperativism. Bandung :

IKOPIN

Swasono, Sri Edi. 1987. Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta :

Ikrar Mandiriabadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Recommended