RPP KD 3 1, 4 1 Pantun

Preview:

Citation preview

RENCANA PELAKNSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : XI ( Sebelas ) / 1 ( satu )Materi Pokok : Memahami dan Menginterpretasi Makna TeksPantunAlokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Muzammil_Pasee

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi1. Kompetensi Dasar

1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasaIndonesia dan menggunakan- nya sebagai sarana komunikasidalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasilisan dan tulis melalui teks cerita pendek, pantun,cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baikmelalui lisan maupun tulis.

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif,dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untukmembuat pantun mengenai permasalahan sosial, lingkungan,dan kebijakan publik.

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek,pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, danfilm/drama baik melalui lisan maupun tulis

4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun,cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baiksecara lisan maupun tulis

2. Indikator Pencapaian Kompetensi1.2.1 Menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah

dan konteks untuk kritik dan humor dalam layanan publik sebagai perwujudan rasa syukur akan keberadaan bahasa Indonesia.

2.1.1Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas2.1.2Tanggap akan permasalahan sosial yang terdapat dalam

teks pantun2.1.3Memberikan tanggapan dan solusi akan permasalahan

sosial yang terdapat dalam teks pantun2.1.4Selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, yang tidak menyinggung perasaan orang lain, serta menghargai pendapat orang lain pada saat berdiskusi

3.1.1Mengidentifikasi struktur teks pantun3.1.2Memahami isi teks pantun

Muzammil_Pasee

3.1.3Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks pantun (konjungsi dan kata kerja)

4.1.1Menjelaskan makna istilah dalam teks pantun4.1.2Menginterpretasi makna teks pantun

C. Tujuan PembelajaranKompetensi Sikap1.2.1.1 Melalui kegiatan membaca teks pantun, peserta

didik mampu menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan konteks untuk humor dalam menginterpretasi makna teks pantun

2.1.1.1 Melalui kegiatan penugasan baik secara individumaupun kelompok, peserta didik mampu menyelesaikan tugas tepat waktu

2.1.2.2 Melalui kegiatan membaca teks pantun, peserta didik mampu tanggap akan permasalahan sosial yang terdapat dalam teks pantun

2.1.3.3 Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu memberikan tanggapan dan solusi akan permasalahan sosial yang terdapat dalam teks pantun

2.1.4.4 Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, yang tidak menyinggung perasaan orang lain, serta menghargai pendapat orang lain

Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan3.1.1.1 Melalui kegiatan membaca teks pantun, peserta

didik mampu mengidentifikasi struktur teks pantun3.1.2.2 Melalui kegiatan membaca dan mengerjakan tes

tertulis, peserta didik mampu memahami isi teks pantun

4.1.1.1 Melalui kegiatan membaca teks pantun dan berdiskusi, peserta didik mampu menjelaskan makna istilah dalam teks pantun

3.1.3.1 Melalui kegiatan membaca teks pantun, peserta didik mampu mengidentifikasi unsur kebahasaan teks pantun yang meliputi konjungsi dan penggunaan kata kerja

Muzammil_Pasee

4.1.2.2 Melalui kegiatan membaca teks pantun, peserta didik mampu menginterpretasi makna teks pantun

D. Materi Pembelajaran1. Struktur teks pantun2. Isi teks pantun3. Istilah dan maknanya dalam teks pantun4. Unsur kebahasaan dalam teks pantun (konjungsi dankata kerja )

5. Cara menginterpretasi makna teks pantun

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran1. Pendekatan : Saintifik2. Metode Pembelajaran : TPS (Think-Pair-Share)Sintak:1. Mengamati (model teks lisan atau tulis)

2. Menanya

3. Mencoba/mengumpulkan data atau informasi untuk

menguji hipotesis

4. Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi

5. Mengomunikasikan hasil

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran1. Media Model:

1. Teks pantun

Video:Tayangan humor

2. Alat dan bahan1. Laptop 2. Projector

3. Sumber Belajar

Muzammil_Pasee

1. Buku Siswa: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2013. Bahasa dan Sastra Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas

XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Buku Guru: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2013. Bahasa dan Sastra Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas

XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Ghawa, John. 2006. Kebijakan dalam 1001 Pantun. Cetakan

2. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

4. Effendy, M. Ruslan. 1983. Selayang Pandang Kesusastraan

Indonesia. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

5. Internet ......

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengajaksiswa berdoa untuk mendapatkan keberkahan dari TuhanYang Maha Esa.

2. Guru menginformasikan kepada siswa tentang materiteks pantun yang akan dipelajari.

3. Siswa dipandu guru mengecek kesiapan belajar denganmemastikan kelengkapan peralatan pembelajaran,meliputi: kelengkapan buku, alat tulis, dan kebersihankelas.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan yaitu memahami teks pantun.

5. Guru membangkitkan motivasi siswa dalam memberikanpendapat secara bersungguh-sungguh berdasarkanpengetahuan awalnya.

6. Guru bersama siswa untuk membagi kelompok dengananggota 2 orang.

b. Kegiatan Inti (160 menit)1. Mengamati

1)Siswa diberi teks pantun.

Muzammil_Pasee

2)Siswa membacakan teks pantun yang telah dibagikanguru.

3)Siswa mencermati struktur teks pantun.4)Guru mengintruksikan siswa untuk mencermati isi tekspantun.

5)Siswa mencermati unsur kebahasaan (konjungsi dankata kerja) yang terdapat dalam teks pantun.

2. Menanya1)Guru bersama siswa bertanya jawab tentang strukturteks pantun serta cara menemukan isi teks pantun.

2)Siswa menayakan unsur kebahasaan yang terdapat dalamteks pantun.

3. Menalar1)Secara berkelompok, siswa membaca teks pantun yangdibagikan guru.

2)Siswa membaca sumber-sumber lain mengenai strukturdan isi teks pantun.

3)Siswa membaca sumber-sumber lain mengenai konjungsi,penggunaan tanda tanya dan tanda seru.

4)Siswa membaca sumber-sumber lain mengenaimenginterpretasi makna teks pantun.

5)Secara berkelompok siswa berdiskusi danmengasosiasikan hasil bacaan teks pantun untukdiperoleh pemahaman.

6)Secara berkelompok, siswa mengidentifikasi strukturteks pantun.

4. Mencoba1)Guru mengajukan pertanyaan kepeda individu kepadasetiap kelompoknya dan siswa menjawabnya dengan

Muzammil_Pasee

menuliskannya pada lembar kerja yang dipersiapkanoleh guru.

2)Secara berkelompok, siswa mengidentifikasi strukturteks pantun yang telah mereka baca.

3)Peserta didik mencari makna kata-kata sukar melaluiKBBI.

4)Siswa mendiskusikan hasil temuan terkait denganstruktur teks, isi, dan makna istilah pada tekspantun.

5)Siswa berdiskusi menemukan hal-hal yang menarikdalam teks pantun.

6)Siswa mencatat hasil identifikasi ke dalam lembarkerja (LK)

5. Mengomunikasikan 1)Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasildiskusi mengenai struktur teks, isi, dan maknaistilah dalam teks pantun.

2)Kelompok lain menanggapi presentasi kelompok laindengan santun.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)1)Guru mengintruksikan siswa untuk mengemukakanpengalaman-pengalamannya selama melakukan kegiatanpembelajaran memahami teks pantun dan menjelaskanmakna istilah pada teks pantun.

2)Guru mengintruksikan siswa untuk meningkatkanpemahamannya mengenai teks pantun.

3)Guru mempersilahkan siswa menyampaikan hambatan yangdialami selama proses pempelajaran yang telahberlangsung.

4)Guru dan siswa menyimpulkan hasi pembelajaran.5)Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama agarmemperoleh keberkatan ilmu yang dipelajari dariAllah swt. terhadap ilmu yang telah dipelajari.

Muzammil_Pasee

H. Penilaian1. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial

a. Teknik penilaian : Observasib. Bentuk Instrumen : Lembar pengamatan sikapLembar Obsevasi Sikap dan Sikap Sosial Siswa

No.

Nama Siswa

Sikap

SkorNilai

Keterangan

Bersyuk

Jujur

Tanggun

g Santun

1.2.3.4.5.dst

Keterangan:Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1

s.d.4

PedomanPenskoran :4 = sangat baik3 = baik

Muzammil_Pasee

2 = kurang1 = sangat kurang

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

skordiperolehskormaksimal

x100=nilaiakhir =

2. Penilaian Keterampilana. Teknik penilaian : Tes tulisb. Bentuk Instrument : Esai

Pedoman pengskoran nilaiNo Aspek yang dinilai kriteria Skor1 Mampu mengidentifikasi

struktur teks pantuna.Sangat mampu 4b. Mampu 3c. Kurangmampu

2

d. Tidakmampu

1

2 Kemampuan memahami isiteks pantun

a. Sangatmampu

4

b. Mampu 3c. Kurangmampu

2

d. Tidakmampu

1

3 Kemampuan mengidentifikasiunsur kebahasaan tekspantun (konjungsi dan katakerja)

a. Sangatmampu

4

b. Mampu 3c. Kurangmampu

2

d.Tidak mampu 14 Kemampuan menjelaskan

makna istilah dalam tekspantun

a. Sangatmampu

4

b. Mampu 3c. Kurangmampu

2

d. Tidakmampu

1

5 Menginterpretasi makna a. Sangat 4

Muzammil_Pasee

teks pantun mampub. Mampu 3c. Kurangmampu

2

d. Tidakmampu

1

Keterangan:Skala penilaian pengetahuan dibuat dengan rentang antara 1s.d.4

1 = sangat kurang2 = kurang3 = baik 4 = sangat baik

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

PenilaianPengetahuan =

Muzammil_Pasee

Banda Aceh, 2014Guru Mata Pelajaran

Muzammil, S.Pd.

Mengetahui,Kepala Yayasan Harapan AL Muzammil

Adun Seumeugeub, S.Pd.,

SkorDiperoleh x 100 =SkorMaksimal

A. Pengertian Pantun

Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan.

Dalam kesusastraan, pantun pertama kali muncul dalam Sejarah

Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman. Kata pantun

sendiri mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan

persamaan dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang berarti pari,

artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini

juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari

India.

Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali

oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang

hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun yang

pertama itu berjudul Perhimpunan Pantun-pantun melayu. Genre pantun

merupakan genre yang paling bertahan lama. Pantun merupakan

salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam

bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun

dalam bahasa minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa

Muzammil_Pasee

Banda Aceh, 2014Guru Mata Pelajaran

Muzammil, S.Pd.

Mengetahui,Kepala Yayasan Harapan AL Muzammil

Adun Seumeugeub, S.Pd.,

Materi Ajar

Memahami dan MenginterpretasiMakna Teks Pantun

Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa sunda

dikenal sebagai PAPARIKAN dan dalam bahasa Batak dikenal

sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas

empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris

terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-

b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada

mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga

pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua

bagian: SAMPIRAN dan ISI. Sampiran adalah dua baris pertama,

kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris

masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan

dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk

mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi,

yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

1. Peran pantun

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagaipenjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelumberujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatukata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat,bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuanberpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatanseseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.

Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalahsebagai alat penguat penyampaian pesan.

2. Struktur pantun

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami

Muzammil_Pasee

isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.

Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contohdalam pantun di bawah ini:

Air dalam bertambah dalamHujan di hulu belum lagi teduhHati dendam bertambah dendamDendam dahulu belum lagi sembuh

Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantunmaupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanyaterdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini takselalu berlaku.

3. Pola Sajak Pantun

Sajak / rima  pantun harus berpola  a-b-a-b.

Maksudnya adalah rima pada baris ke-1 harus sama denganbaris ke-3, sedangkan baris ke-2 harus sama dengan baris ke-4. Contoh:

"Tiada kusangka   si pohon cengke h..Buahnya tiada  tanda tak subur..Kita merdeka  60 tahun labih..Harusnya kita  sudah makmur..."

Jika kebetulan seluruh baris memiliki  sajak  yang sama, maka bisa dikatakan pantun tersebut berpola  a-a-a-a.Contoh:  

"Buah nangka  buah anggu r..Jangan disentuh  bila berlumpur..Sudah merdeka  patutlah bersyukur..Jangan mengeluh   meski belum makmur..."

Muzammil_Pasee

4. Ciri-ciri Pantun

Pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri initidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadiseloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-ciripantun adalah sebagai berikut:

1) Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).2) Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.3) Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.4) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.5) Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut

dengan abjad /ab-ab/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama

dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan

baris keempat.

Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat

yang dinyanyikan (Fang, 1993: 195). Pantun pertama kali muncul

dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman dan

disisipkan dalam syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan.

Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari kata Jawa Parik yang

berarti pari, artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa

Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama atau seloka

yang berasal dari India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa

kata pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat dalam

berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga,

tuntun yang berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton

yang berarti bercakap menurut aturan tertentu; dalam bahasa

Jawa kuno, tuntun yang berarti benang atau atuntun yang berarti

teratur dan matuntun yang berarti memimpin; dalam bahasa Toba

pula ada kata pantun yang berarti kesopanan, kehormatan.

Muzammil_Pasee

            Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga

pantun itu berasal dari bahasa daun-daun, setelah dia melihat

ende-ende Mandailing dengan mempergunakan daun-daun untuk

menulis surat-menyurat dalam percintaan. Menurut kebiasaan

orang Melayu di Sibolga dijumpainya kebiasaan seorang suami

memberikan ikan belanak kepada istrinya, dengan harapan agar

istrinya itu beranak. Sedangkan R. J. Wilkinson dan R. O.

Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan mengenai

asal mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya

“Malay Literature” pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah

balik bertanya, ‘tidakkah hal itu harus dianggap sebaliknya?’.

Jadi bukan pantun yang berasal dari bahasa daun-daun, tetapi

bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun.

Zaman dahulu pantun menduduki tempat yang penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Melayu. Pantun banyak digunakan dalam permainan kanak-kanak, dalam percintaan, upacara peminangan dan pernikahan, nyanyian, dan upacara adat. Secara umum setiap tahap kehidupan masyarakat Melayu dihiasi oleh pantun.

5. JENIS JENIS PANTUN 

jenis jenis pantun berikut dengan sedikit penyesuaian

Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis

dan isinya yaitu:

A. pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan

menjadi:

a) pantun bersukacita

b) pantun berdukacita

c) pantun jenaka atau pantun teka-teki

Muzammil_Pasee

B. pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan

menjadi:

a) pantun dagang atau pantun nasib

b) pantun perkenalan

c) pantun berkasih-kasihan

d) pantun perceraian

C. pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan

menjadi:

a) pantun nasihat

b) pantun adat

c) pantun agama

B. PENJELASAN DAN CONTOH SERTA MAKNA PANTUNNYA

Berikut merupakan makna dan nilai- nilai luhur yang

terkandung dalam pantun nusantara. Penggalian makna pantun

dibagi berdasarkan jenis pantun.

1. Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan

menjadi:

a. Pantun bersukacita: Pantun yang mengungkapkan perasaan

suka cita orang tersebut. Dilontarkan dalam situasi yang suka

cita. Dituturkan agar orang yang mendengarnya ikut merasakan

suka cita.

Burung merpati burung dara

Terbang menuju angkasa luas

Muzammil_Pasee

Hati siapa takkan gembira

Karena aku telah naik kelas

Pantun tersebut menggambarkan kegembiraan hati anak-anak

yang berhasil naik kelas. Penyampaian pantun itu tentunya

dalam suasana yang suka cita. Apabila pantun tersebut

dilayangkan, tentu saja membuat yang mendengar merasa turut

bersuka cita.

b. Pantun berdukacita: Pantun yang mengungkapkan kesedihan

seseorang. Pantun ini juga dilontarkan oleh seseorang untuk

menghapus suasana duka cita yang ada.

Memetik manggis di kota Kedu

Membeli tebu uangnya hilang

Menangis adik tersedu-sedu

Mencari ibu belum juga pulang

Pantun tersebut mewakilkan perasaan anak yang ditinggal

oleh orang tuanya. Pantun tersebut dilayangkan dalam situasi

yang sedih. Biasanya, anak yang ditinggal orang tuanya tentu

akan merasa sedih, dan mungkin mereka bisa mengungkapkannya

dalam bentuk pantun.

c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki: Pantun jenaka atau

pantun teka teki merupakan pantun yang bertujuan untuk

menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai

media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh

keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan

Muzammil_Pasee

dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin

riang.

Pohon mangis di tepi rawa

Tempat nenek tidur beradu

Sedang menangis nenek tertawa

Melihat kakek bermain gundu

Masyarakat terdahulu menggunakan pantun sebagai media

pelipur lara atau menia hiburan. Dapat dilihat dari pantu

tersebut, tujuannya juga untuk menambah keakraban penutur

dengan pendengarnya.

2. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan

menjadi:

a. Pantun dagang atau pantun nasib: Pantun dagang atau

pantun nasib merupakan rangkaian kata-kata yang merefleksikan

nasib atau keadaan seseorang. Pantun ini biasanya

dinyanyikan/dibacakan oleh orang-orang yang berada di

perantauan jika mereka ingat akan kampung halamannya atau

nasibnya yang tak seberuntung temannya.

Tudung saji hanyut terapung

hanyut terapung di air sungai

Niat hati hendak pulang kampung

apa daya tangan tak sampai

Muzammil_Pasee

Pantun diatas menggambarkan bagaimana orang yang merantau,

berada jauh dari kampung halamannya, sangat merindukan

kampungnya. Disini tergambar bahwa masyarakat daerah merantau

untuk mencari uang ataupun belajar, jauh dari keluarga, namun

mereka tak lupa dengan tempat asal mereka. Mereka bertahan di

tempat rantau demi mencapai tujuan.

b. Pantun perkenalan: Pantun yang berisi ungkapan untuk

mengenal seseorang dan ucapannya berupa pantun.

Dari mana hendak kemana

Manggis dipetik dengan pisau

Kalau boleh kami bertanya

Gadis cantik siapa namamu

Pantun tersebut menggambarkan bagaimana keinginan

seseorang untuk berkenalan dengan orang yang ditemuinya. Dalam

hal ini, kearifan local yang dapat ditemui yakni masyarakat

sangat gemar membuka tali pertemanan, suka mengenal satu sama

lain. Apabila- ia bertemu dengan seseorang yang menarik

perhatiannya, ia akan menanyakan hal awam untuk menjalin tali

pertemanan, agar mereka menjadi lebih akrab.

c. Pantun berkasih-kasihan: Pantun yang berisi ungkapan

yang ditujukan pada orang yang dicintainya.

Jalan lurus menuju Tuban

Terus pergi mengangkat peti

Badan kurus bukan tak makan

Kurus memikir si jantung hati

Muzammil_Pasee

Pantun tersebut dituturkan oleh seseorang kepada

pasangannya. Pantun berkasih-kasihan berisikan hal yang ingin

diungkapkan kepada pasangan, atau pun sebagai sarana untuk

merayu pasangannya. Pantun tersebut menggambarkan rasa cinta

seseorang terhadap pasangannya dan membuat ungkapan yang

berlebihan bahwa badannya kurus karena memikirkan kekasihnya.

Hal tersebut tentunya akan membuat sang kekasih merasa

tersentuh dan kenambah keharmonisan hubungan.

d. Pantun perceraian: Pantun yang berisi ucapan perpisahan

atau perceraian. Pantun ini dilontarkan ketika kedua pasangan

sedang memiliki masalah dan mungkin berniat untuk

berpisahataupun diputuskan hubungannya.

Jaga tugu di tengah jalan

Menjala ikan mendapat kerang

Tega nian aku kau tinggalkan

Hidup di dunia hanya seorang

Pantun perceraian tersebut menggambarkan kegundahan

seseorang karena ditinggal oleh pasangannya.

3. Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan

menjadi:

a. Pantun nasihat: Rangkaian kata-kata yang mempunyai

makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih

baik.Pantun nasehat dari jaman ke jaman mengalami

perkembangan, pada awal mulanya pantun hanyalah karya lisan

yang spontan terucap dari orang yang kreatif.

Bau paku sedin telabah

Muzammil_Pasee

Buaq randu masak odaq

Pacu-pacu pada sekolah

Jari sangu sak uwah toak

Memetik paku dekat selokan

Buah kapuk matang muda

Rajin-rajinlah bersekolah

Jadi bekal ketika tua

b. Pantun adat: pantun yang menggunakan gaya bahasa

bernuansa kedaerahan dan kental akan unsur adat kebudayaan

tanah air. jenis pantun ini bertutur lebih kepada kearifan

lokal dimana pantun adat tersebut beredar,masing masing daerah

di Nusantara ini pasti memiliki pantun adat yang berbeda beda.

Menanam kelapa di pulau Bukum

Tinggi sedepa sudah berbuah

Adat bermula dengan hukum

Hukum bersandar di Kitabullah

Pantun tersebut jelas menggambarkan adat istiadat melayu

dimana hukumnya berujung atau bermula dari kitabullah atau

alquran. Kearifan local yang terkandung yakni tentang aturan

Muzammil_Pasee

adat yang bertumpu pada alquran. Sebagian besar orang

Indonesia memeluk agama islam. Aturan adat yang ada tentunya

merujuk pada ajaran islam.

c. Pantun agama: pantun yang didalamnya mengandung kata-

kata nasehat atau petuah yang memiliki makna mendalam sebagai

sebuah pedoman dalam menjalani hidup, yang biasanya berisi

kata kata yang bisa mendorong kita untuk berbuat yang tidak

melanggar aturan agama baik untuk kepentingan diri maupun bagi

orang lain.

Aqu lalo beli tembage

Te ngadu ngelim parang

Lamun mele tame surge

Girang-girang ngaji sembahyang

Saya pergi beli tembaga

Saya pakai untuk merekatkan parang

Apabila ingin masuk surga

Sering-sering mengaji dan sembahyag

Dari baris pertama dan kedua memiliki keterhubungan yang

saling berkaitan. Keterhubungan antara baris pertama dengan

baris kedua sangat erat, karena pada baris pertama menjelaskan

mengenai apa yang digunakan, sedangkan baris kedua menjelaskan

mengenai sebab. Sehingga sampiran pada lelakaq ini merupakan

Muzammil_Pasee

keterhubungan sebab-akibat antara baris pertama dan baris

kedua.

Selanjutnya pada isi lelakaq kalimat pada baris ketiga

berbunyi “lamun mele tame surge”. Apabila dilihat secara kata

perkata, maka kata ”lamun” berarti kalau, kata “mele” berarti

ingin, dan kata “surge” berarti surga. Dari kata tersebut maka

arti seluruhnya pada kalimat di baris ketiga ini adalah “ kalau

ingin masuk surga”. Kata-kata tersebut dapat dilihat dari artinya

akan memiliki makna yang sangat luas dan mendalam. Dari hal

tersebut maka akan lebih mudah untuk menggali makna sebenarnya

dari kalimat lelakaq pada baris ketiga ini.

Dan kalimat pada baris keempat pada lelakaq tersebut

berbunyi “girang-girang ngaji sembahyang”. Apabila diartikan secara

kata-perkata, maka kata “girang-girang” berarti sering-sering,

kata “ngaji” berarti membaca Al-Quran, dan kata “sembahyang” dapat

berarti sholat. Maka apabila diartikan secara sepenuhnya maka

dapat diartikan “ sering-sering membaca Al-Quran dan sholat.

Kalimat tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh

kalimat pada baris ketiga tersebut. Sehingga dari hal tersebut

maka secara arti kata maka kalimat pada baris ketiga dan

keempat sesuai dan saling berhubungan.

Kearifan lokal yang terkandung dalam Lelakaq ini jelas

sekali mengenai ajaran agama. Pesan yang terkandung yaitu

apabila kita ingin masuk surga, sering-seringlah kita mengaji

(Membaca Alquran) serta Sembahyang (Shalat lima waktu dan

shalat sunnah). Dari lalekaq tersebut jelas sekali terlihat

bahwa masyarakat sasak sebagian besar merupakan pemeluk agama

Muzammil_Pasee

yang kuat. Mereka menanamkan nilai-nilai agama dalam banyak

pantun mereka. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan

sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur

berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata

sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif,

bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Muzammil_Pasee

Lembar Kerja (LK)

Bukit Tinggi kota orang Agam

Mendaki jenjang empat puluh

Sakit sebesar biji bayam

Tapi rasa akan membunuh

1. Tuliskan struktur dari pantun di atas!

2. Tuliskan baris keberapa yang merupakan sampiran!

3. Tulisakan baris keberapa yang merupakan isi dari pantun

di atas!

4. Tuliskan konjungsi yang terdapat pada pantun di atas!

5. Tuliskan kata kerja yang terdapat pada pantun di atas!

6. Tuliskan makna sampiran yang terdapat pada pantun di

atas!

7. Tuliskan makna isi yang terdapat pada pantun di atas!

Muzammil_Pasee

Rambu-rambu instrumen

1. Sampiran dan isi

2. Bukit Tinggi kota orang Agam

Mendaki jenjang empat puluh

3. Sakit sebesar biji bayam

Tapi rasa akan membunuh

4. Konjungsi (tapi dan akan)

5. Kata kerja (membunuh)

6. Makna sampiran

Agam adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat,

dan termasuk pusat dari daerah Minangkabau, bersama

dengan Limapuluh Kota dan Tanah Datar, yang dinamakan

“luhak”. Kota Bukit Tinggi terletak dijantung Luhak Agam

dan merupakan kota terbesar didaerah Agam. Ada beberapa

Muzammil_Pasee

tempat yang bersejarah dikota Bukit Tinggi ini, antara

lain benteng Ford de Cock, Ngarai Sianok, Pasar Atas ,

Pasar Bawah, Jam Gadang, Panorama, Kebun Binatang dan

Jenjang Empat puluh. Pasar Bawah dan Pasar Atas

dihubungkan jalan tangga yang lebar dan berbelok.

Dibagian atas dari tangga atau jenjang itu menanjak

curam, dengan anak tangga kecil-kecil dan jumlahnya 40

buah. Jenjang atau tangga ini mulai dari Pasar Bawah

sampai ke Pasar Atas secara keseluruhan terkenal dengan

nama “Janjang Empat puluh”.

7. Makna isi

“Sakik segudang biji bayam” yang dimaksud dalam pantun

ini, bukanlah berupa penyakit badan, misalnya luka, demam

dan sebagainya. Sebab sakit badan secara fisik yang hanya

kecil saja tidak akan sampai membunuh. Hanya penyakit

berat atau luka parah yang berpeluang untuk membunuh.

Yang dimaksud dengan “sakit” disini adalah semacam

penyakit hati yang bisa membunuh. Dan biasanya disini

adalah penyakit yang disebabkan oleh karena putus cinta,

yang menimbulkan patah hati. Seseorang yang kehilangan

kekasihnya apakah karena meninggal dunia, atau

menyeleweng direbut orang lain, adakalanya sampai patah

hati, berputus asa bahkan ada yang bunuh diri.

Dapat pula sakit hati yang disebabkan oleh kata-kata

sindiran orang lain, apalagi yang sampai mengungkapkan

aib kita atau keluarga kita yang pernah ada dan sangat

memalukan. Itu rasanya sangat berat, menimbulkan malu

yang sangat besar, sehingga tak sanggup lagi melihat atau

bertemu dengan orang lain. Walaupun cara orang menyindir

Muzammil_Pasee

itu hanya dengan sepintas, dengan satu dua patah kata,

namun sakitnya terasa amat besar terasa akan membunuh.

Selain dari itu disini juga termasuk penyakit yang timbul

karena mendapat kata-kata kasar, amarah, cacian. makian

dan sebagainya yang sangat menusuk hati. Orang yang

menerimanya akan sangat menderita, yang diibaratkan dalam

pantun ini dengan “tapi rasa akan membunuh”, yang berarti

amat berat rasanya. Orang tersebut bisa merana dan

memendam hati, atau mau balas dendam dan untuk itu dia

mau mati rasanya. Hal ini secara tidak langsung juga

mengisyaratkan bahwa bagi orang-orang, kata-kata itu

lebih tajam dan lebih kejam dibanding dengan senjata atau

apapun. Ditikam dengan kata-kata dirasakan lebih sakit

dibanding ditikam dengan pisau.

Muzammil_Pasee