Upload
saciqu-nara
View
358
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
HASIL CRITICAL BOOK REPORT DARI BUKU YANG
BERJUDUL
“MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA”
A. Identitas Buku
Judul Buku : Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia.
Pengarang Buku : Prof. Dr. Koentjaraningrat (Guru Besar Antropologi
Universitas Indonesia, Perguruan Tinggi Hukum Militer,
Perguruan Tinggi Kepolisian, Dan Universitas Gajah
Mada).
Penertbit Buku : Penerbit Djambatan.
Cetakan : Keduapuluhdua (Ke-22) Tahun 2007
ISBN : 978-979-428-510-7
Tebal Buku : 397 Halaman.
B. Hasil Kritikan Saya
1. Dari segi cover buku, menurut saya sudah lumayan menarik. Dimana
pada cover sudah ditampilkan gambar-gambar pulau Indonesia. Tetapi
alangkah baiknya jika warna dari cover tidak hanya biru muda saja,
tetapi dibuat warna menjadi menarik dengan tampilan warna-warni
seperti gambar peta pada umumnya.
2. Dari segi ukuran tulisan, menurut saya tulisannya kecil sekali. Kalau
saya lihat, tipe tulisan ini adala Times New Roman dengan ukuran 10.
Seharusnya lebih baik dibuat ukuran 12 dengan spasi 1,5. Agar jarak
antar tulisan tidak terlalu rapat dan membuat pembaca mudah untuk
membaca. Sehingga pembaca tidak sakit matanya karena tulisan yang
terlalu kecil dengan spasi yang rapat.
2
3. Dari segi tulisan, menurut saya buku ini ada menggunakan kata-kata
yang tidak baku.
Salah satunya seperti :
a. Kata ‘toh’ pada halaman 34, 249, sebaiknya diganti dengan
kata tetap.
b. Kata ‘paroh’ pada halaman 38 mungkin diganti saja dengan
kata waktu.
c. Kata ‘beaya’ pada halaman 47, 49, 67 dan halaman lainnya
yang seharusnya diganti menjadi biaya.
d. Kata ‘klen-klen’ pada halaman 52 dan halaman lain, mungkin
lebih baik diganti dengan orang-orang atau suku.
4. Dari segi bahasa, menurut saya pada buku ini terdapat bahasa atau
kata-kata yang mungkin kurang dimengerti.
Seperti:
a. Kata ‘mentalitet’ pada halaman 29, 350, dan lainnya lebih baik
diganti dengan kata mentalitas.
b. Kata ‘realitet’ pada halaman 31 diganti dengan kata realitas.
c. Kata ‘remilling’ pada halaman 53.
d. Kata ‘aktivitet’ pada halaman 60, 85, diganti dnegan kata
aktivitas.
e. Kata ‘turne’ pada halaman 73.
f. Kata ‘hak ulayat’pada halaman 81.
g. Banyak menggunakan kata-kata daerah, tetapi ada sebagian
yang dijelaskan kembaali di catatan kaki, dan ada yang tidak
dijelaskan.
5. Catatan-catatan kaki yang tertulis di buku sudah sangat bagus, karena
sudah melengkapi kekurangan informasi ataupun pengertian dari isi
buku ini.
3
6. Dari segi gambar, menurut saya pada buku ini gambar yang disajikan
kurang menarik. Karena gambarnya monoton atau tidak disertakan
warna-warna. Lalu tidak ada gambar dari kebudayaan yang dibahas.
Yang disajikan hanya gambar peta saja. Sebaiknya, di sajikan gambar-
gambar orang dari setiap kebudayaan yang dibahas, supaya makin jelas
tentang kebudayaan itu.
7. Dari segi isi, menurut saya isi dari buku ini sudah lumayan luas.
Dimana dari setiap kebudayaan, buku ini membahas tentang:
a. Identifikasi tempatnya
b. Jumlah penduduk yang menganut budaya itu.
c. Bentuk desa
d. Mata pencaharian hidup
e. System kekerabatan
f. System kemasyarakatan
g. Religi
h. Masalah pembangunan dan modernisasi.
Jadi dalam membaca buku ini, akan membuat kita semakin
mengerti tentang kebudayaan yang terdapat di dalam Negara kita,
Indonesia.
C. Perbandinga Antara Suatu Kebudayaan Dengan Kebudayaan
Lain Di Indonesia.
Dalam hal ini, yang saya bandingkan adalah :
1. Kebudayaan Nias.
2. Kebudayaan Mentawai.
3. Kebudayaan Penduduk Pantai Utara Irian Jaya
4. Kebudayaan Batak
5. Kebudayaan Kelimantan Tengah
6. Kebudayaan Minahasa
7. Kebudayaan Aceh
4
8. Kebudayaan Minangkabau
9. Kebudayaan Jawa
PENJELASAN :
1. Kebudayaan Nias,
a. Identifikasi Tempatnya
Berada di pulau Nias,, ibukota Gunung Sitoli.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Sekitar 350.000 jiwa
c. Bentuk Desa
Tinggal dengan pola menetap. Dimana pada daerah Nias, desa
itu dinamakan Banua-Banua. satu banua terdiri dari beberapa
kampung dan 200-250 rumah dengan bentuk omo hada ( rumah
adat) dan omo pasisir (rumah biasa). Bentuk denah desa,
khususnya di daerah bagian tengah dan selatan desdanya
berbentuk U, dengan rumah Tuhenori (kepala negri) dan
Salawa (kepala desa). Dilapangan desa terdapat batu-batuan
untuk lompat tinggi ( Zawo-Zawo). Dan terdapat gedung gereja
(Osali).
d. Mata Pencaharian Hidup
Bercocok tanam, bersawah, berkebun kelapa, berburu hewan,
menangkap ikan, dan berternak (yang paling penting adalah
babi).
e. System Kekerabatan
Kelompok kekerabatan orang Nias terkecil disebut sebagai
keluarga-batih (sangambato). Yang terdiri dari keluarga luas
virlokal yaitu keluarga batih senior ditambah dengan keluarga
batih putra-putranya yang tinggal dirumahnya.
5
Kalau soal pernikahan, mereka sangat erat dengan adat
mereka, emas kawin yang enting dalam pernikahan adalah babi.
Kalau tidak sanggup memenuhi, maka tidak jadi menikah. Dan
mereka menentang keras yang namanya perceraian, kalaupun
ada, akan membayar denda dari ketua adat dan mengikuti
proses upacara yang sangat banyak lagi untuk bercerai.
f. System Kemasyarakatan
Terdapat 4 lapisan masyarakat (kasta) ataupun tingkatan
derajat di masyarakat, yaitu seperti : i) Siulu (bangsawan), ii)
Ere (pemuka agama pelebegu), iii) Ono Mbanua (rakyat jelata),
iv) Sawuyu (budak).
g. Religi
Mayoritas Kristen, selebihnya islam, katholik, budha, dan
agama pribumi yaitu pelebegu.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Karena letaknya agak terpencil, maka proses pembangunan
di nias menjadi lambat. Terbatasnya transportasi yang menuju
daerah nias. Sudah terdapat banyak sekolah, dan ada perguruan
tinggi.
2. Kebudayaan Mentawai.
a. Identifikasi Tempatnya
Terdapat di Pulau Mentawai Padang.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Jumlah penduduksekitar 20.000 org.
c. Bentuk Desa
Tinggal di dalam hutan dan pinggiran pantai. Di desa
(langgai) terdapat kampung yang terdiri dari 3-5 rumah yang
berbentuk rumah panggung. Disekitar rumah (uma) ditanami
6
pohon buah-buahan yang semak belukar. Rumah lalep yaitu
rumah yang di tinggali oleh orang yang sudah menikah, dan
rumah rusuk yaitu rumah yang ditinggali oleh orang yang
belum menikah. Terdapat bangunan mewah yang berfungsi
sebagai balai keramat, yang digunakan untuk kepentingan pesta
maupun upacara-upacara adat.
d. Mata Pencaharian Hidup
berkebun, menangkap ikan, dan berburu.
e. System Kekerabatan
Hampir sama dengan orang nias. Dan pernikahan juga hamper
sama dengan orang nias, yang berbeda hanya mas kawinnya
saja.
f. System Kemasyarakatan
Ada kepala adat yang mengatur mereka yang hidup di
mentawai.
g. Religi
Islam, Kristen, katholik, percaya pada begu atau dewa-dewi
yaitu tokoh dukun.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Letaknya agak luar dari arus kehidupan bangsa Indonesia,
maka mereka cukup terbelakang. Mereka juga tidak suka ada
orang asing yang menetap didaerah mereka, karena takut akan
menghilangkan tradisi asli yang sudah berakar di mentawai.
Dalam hal pembangunan, mereka mengalami masalah
prasarana dan pendidikan.
7
3. Kebudayaan Penduduk Pantai Utara Irian Jaya
a. Identifikasi Tempatnya
Terletak di Pantai Utara Irian Jaya.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Sekitar 5000 orang
c. Bentuk Desa
Terdapat bangunan pusat di desa yaitu gereja, yang
dijadikan sebagai balai pertemuan. Rumah di desa pantai utara
merupakan bangunan persegi panjan, diatas tiang-tiang, dengan
tinggi seluruhnya sekitar 4,5 meter. Biasanya ukuran rumah
adalah lebar 4 meter, panjang 5 meter, dan tinggi 3 meter.
d. Mata Pencaharian Hidup
Meramu sagu, mencari ikan, berburu, dan berkebun.
e. System Kekerabatan
Kekerabatan patrilineal, yaitu ayah yang membawa marga.
Satu remah di desa terdiri dari satu keluarga batih dan ditambah
dengan kerabat lain, yaitu ayah, ibu dan menantu, cucu, dan
lainnya.
f. System Kemasyarakatan
Hidup berkomuniti yaitu berkumpul pada suatu tempat
yang penuh kelesuan dan sifat apatis yang menyedihkan.
Dipimpin oleh Ondowafi atau dengan kata lain pejabat desa
yang mengerti tentang adat. Dan Korano adalah orang yang
meneruskan perintah ataupu instruksi dari pemerintah, mereka
adalah orang berpendidikan dan berpengalaman berhubungan
dengan orang luar. Juga ada wakil korano, seorang penulis,
seorang mandor, seorang guru agama, dan wakilnya yaitu
pinetua.
8
g. Religi
Kristes dan agama pribumi, yaitu percaya pada hal-hal gaib.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Sudah mengembangkan produk kopra, adanya gerakan
kebatinan, tetapi terdapat masalah pendidikanyang masih
relative rendah. Adanya perbedaan ras hitam dan putih
yangmenyebabkan pembangunan dan modernisasi terhambat.
4. Kebudayaan Batak
a. Identifikasi Tempatnya
Mendiami daerah pegunungan Sumatera Utara mulai dari
perbatasan Aceh di utara sampai dengan perbatasan Riau dan
Sumatera Barat di selatan.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Sekitar 5.000.000 orang.
c. Bentuk Desa
Tediri dari beberapa kampung atau huta, yang biasanya
berntuk rumahnya adalah rumah panggung yang berdinding
miring, yang biasanya dihuni oleh keluarga batih dan kerabat
lainnya.
d. Mata Pencaharian Hidup
Pada umunya adalah Bercocok tanam di ladang, atau
berkebun, menangkap ikan, dan berternak.
e. System Kekerabatan
Kekerabatan patrilineal, dan biasanya kalau ingin menikah
harus dengan saudara impal ataupun sepupuan yang satu ayah,
satu nenek dan satu nenek moyang. Dalam hal pernikahan,
banyak menuntun mas kawin untuk menjaga gengsi. Dan
9
pernikahan biasanya dilakukan dengan berbagai upacara adat
setempat.
f. System Kemasyarakatan
Adanya stratifikasi sosial berdasarkan perbedaan tingkatan
umur, perbedaan pangkat dan jabatan, serta perbedaan sifat
keaslian, dan status pernikahan. Adanya kepemimpinan dari
masing-masing suku yang disebut ketua adat yang mendapat
pengalaman kesurupan roh nenek moyang.
g. Religi
Islam dan Kristen, selebihnya katholik, budha, hindu, dan
aliran kepercayaan. Adanya konsepsi tentang jiwa (tondi), roh
(sahala) dan dunia akhirat (begu).
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Mereka sudah sangat maju, karena pendidikan sudah lama
masuk ke daerah mereka. Dan memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi pembangunan dan modernisasi.
5. Kebudayaan Kelimantan Tengah
a. Identifikasi Tempatnya
Terletak di seluruh wilayah Kalimantan tengah yaitu
kebudayaan dayak.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Sekitar 800.000 orang.
c. Bentuk Desa
Tinggal di sepanjang sungai. Dengan bentuk rumah
panjang yang bertonggak tinggi pada kakinya.
d. Mata Pencaharian Hidup
Berladang, berburu, mencari hasil hutan, dan mencari ikan.
10
e. System Kekerabatan
Prinsip keturunan ambilineal., yang menghitungkan
hubungan kekerabatan unutk sebagian orang dalam masyarakat
melalui orang laki-laki dan sebagian orang perempuan.
Perkawinan wajib dijodohkan. Tapi bagi yang berpendidikan
bebas untuk memilih, tetatpi harus disetujui oleh keluarga.
f. System Kemasyarakatan
Di pimpin oleh gubernur, sedangkan di desa di pimpin oleh
pembekal dan pangulu.
g. Religi
Islam, Kristen, katholik dan agama pribumi.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Mereka sudah maju, karena sudah banyak yang menempuh
jenjang pendidikan. Untuk pembangunan, mereka bekerja sama
dengan daerah ataupun Negara lain, dikarenakan hasil bumi
mereka yang sangat banyak, salah satunya minyak bumi.
6. Kebudayaan Minahasa
a. Identifikasi Tempatnya
Terletak di timur laut jazirah Sulawesi Utara.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Sekitar 2.000.000 orang.
c. Mata Pencaharian Hidup
Industri, bersawah, berladang, perikanan laut, berkebun
cengkeh.
11
d. System Kekerabatan
Prinsip keturunan bilateral, yaitu menurut suku ayah dan
suku ibu.
e. System Kemasyarakatan
Menganut azas gotong royong.
f. Religi
Islam, kristen, katholik, dan agama pribumi.,
g. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Sudah lumayan maju, tetapi ada premis-premis kebudayaan
yang mengatur apakah sutu kegiatan boleh dilakukan atau
tidak. Juga sudah menempuh jenjang pendidikan.
7. Kebudayaan Aceh
a. Identifikasi Tempatnya
Terletak di Daerah Istimewa Aceh.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Sekitar 1.000.000 orang.
c. Bentuk Desa
Pola perkampungan desa, yang terdiri dari 50-100 rumah,
bentuk rumah sama satu sama lain, didirak diatas tanah setinggi
2.5-4 meter.
d. Mata Pencaharian Hidup
Bercocok tanam disawah, berladang, beternak sapid an
kerbau, dan berdagang.
e. System Kekerabatan
Kekerabatan patrilineal. Pernikahan untuk hidup bersama.
12
f. System Kemasyarakatan
Adanya daerah territorial desa atau kampong, dan struktur
birokrasi pemerintahan sekarang ini.
g. Religi
Islam mayoritas dan menggunakan hukum islam, dan
Kristen.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Potensi untuk pembangunan daerah orang Aceh yang
sementara terletak dalam sektor pertanian cukup ada.
Sebaliknya, pengetahuan dan pengertian dari pemerintah
mengenai masyarakat Aceh mengenai cara-caranya potensi-
potensi pembangunan itu harus digerakkan, masih amat kurang.
Kecuali itu, jumlah tenaga yang mempunyai kecakapan untuk
membangun sarana dan prasarana unutk pembangunan
ekonomis , masih harus dipertambah dan diperbanyak.
8. Kebudayaan Minangkabau
a. Identifikasi Tempatnya
Terletak di daerah daratan dan daerah pesisir Sumatera
Barat.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Tidak dicantumkan dalam buku.
c. Bentuk Desa
Desa dalam bahasa minang disebut nagari, terdiri dari dua
bagian yaitu, daerah nagari dan daerah taratak. Rumah adat
minang kabau adalah rumah gadang.
d. Mata Pencaharian Hidup
Bersawah, berdagang, membuat kerajinan tangan, industri
makanan.
13
e. System Kekerabatan
Kekerabatan matrilineal, yang membawa suku atau marga
adalah ibunya. Lalu di perkampungan ada kekerabatan paruik,
kampueng dan suku.
f. System Kemasyarakatan
Kekerabatan paruik, kampueng dan suku. Lalu ada
perbedaan lapisan sosial, seperti : kamanakan tali paruik,
kamanakan tali budi, kamanakan tali ameh, dan kamanakan
bawah lutuik. Lalu ada juga orang bangsawan yaitu rajo dan
bagindo.
g. Religi
Mayoritas islam.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Kemajuan pendidikan adalah salah satu perkembangan
modernisasi, lalu pembangunan yang berhasil di lekukan adalah
pembangunan pendidikan.
9. Kebudayaan Jawa
a. Identifikasi Tempatnya
Meliputi seluruh jawa barat, jawa tengah, jawa timur dan
kepulauan jawa.
b. Jumlah Penduduk Yang Menganut Budaya Itu.
Hamper 50.000.000 orang.
c. Bentuk Desa
Berbentuk perkampungan yang dikepalai oleh seurang
dukuh. Lalui bentuk rumahnya ada berbagai macam, ada yang
terbuat dari bambu, kayu, pohon kelapa, kayu jati dan dinding
rumah dari gedek atau anyaman bambu. Bentuk atap rumahnya
adalah rumah limasan, rumah serotong, rumah joglo, rumah
14
pangganggepe, rumah daragepak, rumah macan njerum rumah
klabang nyander, rumah tajuk, rumah kutuk ngambang dan
rumah sinom.
d. Mata Pencaharian Hidup
Mayoritas bertani, baik sayur-sayuran, buah-buahan, dan
bersawah.
e. System Kekerabatan
System kekerabatan orang jawa berdasarkan bilateral, yaitu
garis keturunan dari ayah dan ibu.
f. System Kemasyarakatan
Ada perbedaan status sosial, seperi golongan priyayi yaitu
kaum berpendidikan da terpelajar. Golongan bendara-bendara
yaitu orang bangsawan atau ningrat. Golongan santri yaitu para
pemuka agama, dan golongan wong cilik yaitu orang petani dan
budak-budak.
g. Religi
Mayoritas islam, kalau ada Kristen, katholik, hindu, budha,
dan agama pribumi atau aliran mistik serta aliran
kehindujawian.
h. Masalah Pembangunan Dan Modernisasi.
Pada umunya bersifat pasif dan tidak pedulli dengan
pembangunan dan modernisasi karena mereka cenderung
dengan konsep gerakan kebatinan dan jumlah masyarakat yang
terlalu banyak. Lalu setelah berkembangnya pendidikan,
pembangunan dan modernisasi sudah mulai berjalan.