20
ANTROPOLOGI The Story of Bungkul Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup Kelas B Anggota Kelompok : Stefanie Limarga Hanna Amanda Stevani Evens Qori Rahmawati Davey Kumala Andre Hermawan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katholik Widya Mandala SURABAYA

tugas antropologi KEBUDAYAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis ANTROPOLOGI sistem teknologi dan peralatan hidup di taman bungkul surabaya

Citation preview

Page 1: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

ANTROPOLOGI

The Story of Bungkul

Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup

Kelas B

Anggota Kelompok :Stefanie Limarga

Hanna Amanda

Stevani Evens

Qori Rahmawati

Davey Kumala

Andre Hermawan

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Katholik Widya Mandala

SURABAYA

Page 2: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

BAB I

LATAR BELAKANG

Taman Bungkul yang terletak di Jl.Darmo - Kecamatan Wonokromo kota Surabaya, dulu

merupakan sebuah desa yang bernama Desa Bungkul. Di desa ini terdapat seorang Sunan

yang bernama Ki Ageng Supo atau Empu Supo. Beliau mendapat gelar Sunan Bungkul atau

Mbah Bungkul dan menjadi tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama di sana. Sampai pada

akhir hidupnya, Sunan Bungkul tetap dikenang dan dimakamkan di desa Bungkul. Kompleks

makam yang sampai saat ini ada didekat Taman Bungkul, diperkirakan telah ada sejak jaman

Hindu. Lengkungan yang terdapat pada makam dan pagar adalah gaya arsitektur Jawa Hindu

pada era Kerajaan Majapahit.

Sejak masa kolonial, keberadaan kawasan Bungkul dan makam yang terdapat di sana

tetap dipertahankan oleh pemerintah Belanda. Bahkan disekitarnya didirikan kompleks

perumahan warga Belanda yang bernama “Darmo Boulevard”. Perkembangan kawasan

perumahan modern di kota Surabaya sampai dengan saat ini, tidak terlepas dari pengaruh

arsitektur Belanda yang dulu turut menyumbangkan ide untuk pembangunan di Surabaya.

Tipe bangunan “The Empire Style”, yang dulu dipopulerkan oleh Deandels kemudian diubah

menjadi “Modern Style” yang disesuaikan dengan suhu udara yang terik di Surabaya.

Pengaruh arsitektur Belanda tersebut yang membuat desain bangunan-bangunan dengan

jendela tinggi serta banyak terdapat celah pada atas bangunan yang menjadi ventilasi udara

kedalam ruangan sehingga menjadi lebih sejuk. Bahkan sampai dengan saat ini masih

terdapat beberapa rumah di kawasan Darmo yang belum merenovasi bentuk bangunan

aslinya sejak jaman kolonial dulu. Meskipun kompleks perumahan di kawasan Darmo begitu

mewah dan elite, namun tetap tidak membuat kawasan Bungkul kehilangan ciri khas aslinya.

Dengan adanya program penghijauan di Surabaya, akhirnya kawasan Bungkul dijadikan

oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi salah satu taman kota yang disebut sebagai “Taman

Bungkul”. Awalnya taman Bungkul kurang mendapat perhatian maksimal dari Pemerintah

Kota Surabaya. Taman tersebut sempat menjadi lapangan bola voli dan tempat bermain

Page 3: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

biasa yang kotor, kekurangan fasilitas, dan kondisi taman yang remang-remang cenderung

menjadi tempat berpacaran yang tidak layak. Selain itu banyaknya pedagang kaki lima di

daerah tersebut juga mengakibatkan kawasan taman Bungkul menjadi ramai dan tidak

tertata.

Sampai pada akhirnya Bambang Dwi Hartono selaku Walikota Surabaya, meresmikan

Taman Bungkul pada tanggal 21 Maret 2007 dan mulai merenovasi Taman Bungkul menjadi

taman kota yang indah dan menarik. Revitalisasi Taman Bungkul ini juga merupakan salah

satu program CSR PT.Telkom. Dengan mengangkat konsep “Sport, Education, dan

Entertaiment”, Taman Bungkul telah menjadi Taman wisata yang memiliki fasilitas modern.

Taman Bungkul terus mengalami perkembangan pesat, terutama saat Walikota Surabaya

yang baru yaitu Tri Rismaharini, M.T menjabat pada tahun 2010.

Perkembangan pesat terutama dalam bidang teknologi di Taman Bungkul tentunya sudah

tidak diragukan lagi. Taman bungkul yang dulunya kekurangan fasilitas dan tidak terawat, kini

menjadi taman modern yang lengkap dengan fasilitas akses WI-FI/hotspot, kamera CCTV,

keran air siap minum, dll. Terdapat juga food court yang nyaman dengan desain operasional

tenda yang tertata rapi. Selain itu di Taman Bungkul juga ada kolam air mancur yang modern

dan aneka ragam lampu-lampu taman yang indah. Namun yang paling menarik dan

menambah keindahan taman Bungkul adalah mainan tradisional berjenis baling-baling yang

dirakit sederhana dan diinovasi sedemikan rupa sehingga terlihat berwarna serta dapat

menyala. Jika mainan tersebut diterbangkan maka akan terlihat menghiasi langit-langit

taman dan menambah keindahan suasana taman Bungkul di malah hari. Mainan ini sangat

unik dan dimainkan oleh sebagian besar pengunjung di sana, terutama anak-anak kecil. Hal

inilah yang mendorong kami untuk membahas lebih lanjut mengenai perkembangan Taman

Bungkul dalam bidang teknologi dan peralatan hidup.

Page 4: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://fasilitasumumsby.wordpress.com/taman/taman-bungkul/

http://www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/bungkul-park.html

http://informasisurabaya.com/taman-bungkul-dan-sejarahnya/

http://achiles-punyablog.blogspot.com/2009/03/taman-bungkul-surabaya.html

http://medha.lecture.ub.ac.id/2010/05/taman-bungkul-surabaya/

http://way4x.wordpress.com/kyai-abdurahman-wahid/foto-%E2%80%93-foto-para-ulama/

sunan-bungkul-di-ampel/

http://blogsurabaya.wordpress.com/2007/06/15/nol-kilometer/

http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2007/39270-Melihat-Taman-Bungkul-Sekarang-

Pintu-Hati-Jadi-Terbuka

http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Rismaharini

http://tantristory.wordpress.com/2011/10/24/sisa-kejayaan-belanda-di-surabaya/

Page 5: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

BAB III

ANALISIS

2.1 Analisis Awal

Teknologi dan peralatan hidup merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak pernah

terlepas dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Seiring dengan modernisasi jaman,

manusia dituntut untuk semakin kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber daya

yang ada, terutama dalam hal mengembangkan teknologi dan peralatan hidup. Salah satu

tempat di Kota Surabaya yang mengalami perkembangan yang pesat dalam hal ini adalah

Taman Bungkul. Taman bungkul yang dulunya kita kenal sebagai taman kota yang tidak

terawat, kini telah menjadi taman modern yang memiliki fasilitas lengkap dan menarik

dengan konsep “Sport, Education, dan Entertaiment”

Perkembangan teknologi dan peralatan hidup yang ada di Taman Bungkul diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Kamera CCTV

Kamera CCTV merupakan alat pelengkap keamanan yang terdapat di Taman

Bungkul. Ide awal penempatan kamera CCTV di Taman Bungkul muncul dikarenakan

dulu banyak terdapat para pengunjung yang melakukan praktek asusila dan tindakan

kriminal di sana. Terdapat 4 titik kamera CCTV dan dikontrol terpusat. Tujuan

pemasangan kamera CCTV semata-mata bukan hanya untuk mengamati saja namun

juga menindak lanjuti, sehingga para petugas keamanan yang berwajib dapat

memberikan efek jera kepada para pengunjung yang melakukan segala bentuk

tindakan kejahatan. Dengan adanya kamera CCTV ini, kondisi di Taman Bungkul

tentunya menjadi lebih aman dan nyaman untuk dikunjungi.

2. Keran Air Siap Minum

Keran air siap minum yang ada di Taman Bungkul ini diresmikan pada tanggal 11

Agustus 2009. KASM ini dialirkan dari jaringan PDAM yang disaring dengan filter

Page 6: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

mikro sehingga terbebas dari kuman, setelah itu air tersebut melalui lapisan karbon

untuk memberikan rasa kesegaran dan proses ozonasi, sehingga dapat terjamin

kebersihannya. Fasilitas yang satu ini terletak di dekat pos Dinas Kebersihan dan

Pertamanan di bagian belakang Taman Bungkul. Hal ini dimaksudkan agar petugas

dapat sekaligus mengawasi keran tersebut agar terhindar dari penyalahgunaan oleh

orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

3. Komunitas Sepeda Kuno

Komunitas sepeda kuno yang ada di bungkul ini rutin berkumpul di Taman Bungkul

terutama setiap hari Minggu pada saat Car Free Day. Uniknya, meskipun saat ini

sudah banyak sepeda modern seperti fixie dll, namun sepeda kuno yang menjadi alat

transportasi sederhana ini mampu mengundang perhatian orang banyak di sekitar

Taman Bungkul. Hal ini dikarenakan sepeda kuno yang dibawa oleh mereka ini

bukan sekedar sepeda biasa, namun merupakan sepeda kuno yang telah dimodifikasi

sedemikan rupa hingga terlihat sangat langka. Dengan adanya moment car free day,

para pecinta sepeda kuno dapat menyalurkan hobi mereka untuk berkumpul dan

melakukan parade terutama pada saat hari-hari nasional.

4. Karaoke Outdoor

Jika biasanya karaoke hanya kita temukan pada ruangan tertutup dan ber-AC, namun

keadaannya 180 derajat berbeda di Taman Bungkul. Karaoke yang ada di Taman

Bungkul ini adalah karaoke yang dilakukan diluar ruang atau biasa disebut karaoke

outdoor. Biasanya karaoke ini keliling atau mengambil ruang di depan stand food

court. Dengan diiringi oleh alat musik berupa organ dan kelengkapannya, karaoke

outdoor ini mampu mengundang perhatian para pengunjung untuk ikut

berpartisipasi menyanyi bahkan ada juga yang menari.

5. Becak Promosi Keliling

Promosi atau beriklan lewat billboard, poster atau mobil keliling tentunya sudah

biasa. Namun di Taman Bungkul terdapat cara berpromosi unik menggunakan alat

transportasi becak. Dengan menggunakan becak sederhana ini, orang-orang

Page 7: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

tersebut berkeliling sekitar Taman Bungkul pada saat car free day sambil membawa

poster yang menjadi media iklan mereka.

6. Food Court

Food court yang terletak di belakang Taman Bungkul ini adalah tempat dimana para

pengunjung dapat menikmati berbagai sajian menu makanan dan minuman yang

dijual oleh para pedagang kaki lima. Seperti di antaranya ada rawon kalkulator,

bakso, jus jumbo dengan berbagai rasa, dan lain sebagainya.

Dengan adanya food court ini, para pedagang yang berjualan makanan tentunya

lebih tertata dan tidak tersebar dimana-mana seperti dulu. Ditambah dengan

pengawasan ketat dari satpol PP yang sekarang sering mengadakan razia dan tidak

memperbolehkan pedagang untuk ‘gelar tikar’ di area kawasan dalam atau sekitar

taman bungkul.

Uniknya, di dalam area food court ini terdapat masjid dan makam yang sering

dikunjungi oleh masyarakat yang ingin beribadah dan berziarah kesana.

7. Kolam Air Mancur Modern

Di Taman Bungkul juga terdapat kolam air mancur modern. Desain kolam air mancur

ini tentunya menambah keindahan dan keasrian di Taman Bungkul.

Kolam air mancur modern ini didesain dengan pengaturan menyala-mati setiap

beberapa detik sekali dan tidak ada pagar pembatas di sekitarnya.

Air mancur ini dimanfaatkan oleh para pengunjung baik anak-anak bahkan orang

dewasa yang seringkali terlihat berada di sekitar air mancur sambil berfoto-foto

ataupun bermain-main air di sana.

8. Refleksi kaki di Bebatuan Taman

Saat ini sudah banyak sekali alat-alat refleksi canggih yang menawarkan kepraktisan

dan kecanggihan teknologi. Bahkan ada juga pijat refleksi yang menggunakan tenaga

manusia dengan harga yang terjangkau. Namun ada refleksi yang berbeda jika kita

masuk ke dalam Taman Bungkul terutama pada saat hari Minggu pagi. Jalan sempit

ke arah arena skateboard yang terbuat dari bebatuan, dimanfaatkan oleh para

pengunjung di sana untuk merelaksasikan telapak kaki mereka dengan cara

Page 8: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

melepaskan alas kaki dan menginjak bebatuan di jalanan tersebut. Meskipun agak

sakit dan jalanan tersebut dilalui oleh banyak orang, namun pengunjung tetap

menikmati refleksi kaki yang sedang mereka lakukan.

9. Ragam jenis peralatan mainan yang dijual di kawasan Taman Bungkul

Ada beragam jenis mainan unik dan inovatif yang dijual atau disewakan oleh para

pedagang di Taman Bungkul. Diantaranya adalah bola lampu, balon bergambar,

pistol balon, burung plastik terbang, baling-baling lampu, pesawat terbang mainan,

penyewaan scooter, dsb.

Di antara sekian banyak mainan yang ada di Taman Bungkul yang terlihat paling

menarik dan mendominasi adalah mainan baling-baling lampu, karena mainan ini

terlihat paling menjadi pusat perhatian dan dimainkan oleh sebagian besar

pengunjung di sana terutama anak-anak kecil pada malam hari.

10. Akses WI-FI/hotspot

Penyediaan fasilitas WI-FI di Taman Bungkul ini sudah ada sejak tahun 2007 dan

merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Surabaya dan PT.Telkom. Fasilitas WI-FI

yang disediakan ini merupakan bagian dari konsep ‘Education’ yang ada di Taman

Bungkul. Dengan didukung oleh suasana Taman Bungkul yang asri, memungkinkan

para pelajar atau orang-orang yang membutuhkan koneksi internet gratis merasa

betah untuk ‘nongkrong’ di Taman Bungkul.

WI-FI

WI-FI adalah adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data

secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk

koneksi Internet berkecepatan tinggi.

(Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi)

Di era modernisasi terutama bagi masyarakat di daerah perkotaan, tentunya selalu ingin up-

to-date dalam mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Oleh karena itu tidak heran

Page 9: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

banyak tempat-tempat umum di Surabaya yang selalu menyediakan fasilitas yang menarik

agar pengunjung menjadi nyaman dan tidak bosan.

Teknologi dan peralatan hidup merupakan bagian dari 7 unsur kebudayaan, dan dalam hal

ini, PEMKOT Surabaya telah merevitalisasi Taman Bungkul hingga menjadi taman kota yang

modern, yaitu salah satunya dengan menyediakan akses WI-FI.

Ini tentunya sangat menarik, karena keberadaan WI-FI di Taman merupakan sesuatu yang

unik dan tidak disediakan di taman kota Surabaya yang lain. Banyaknya pembangunan mall

dan gedung mewah di kota Surabaya tidak menghilangkan minat masyarakat untuk datang

ke Taman Bungkul. Dengan inovasi ini, Taman Bungkul dapat tetap eksis menjadi tempat

nyaman bagi pengunjungnya. Karena tanpa inovasi maka kebudayaan di Taman Bungkul

tidak akan eksis dan dikenal sebagai Taman yang menarik bagi masyarakat.

“Untuk membuat suatu kebudayaan dapat bertahan ditengah-tengah persaingan

modernisasi, kebudayaan tersebut hendaknya dikolaborasikan dengan teknologi

modern yang ada, agar tetap menjadi up to date.”

(Ignatius Rys Deddy.A., S.Sos., M.Si.)

Berawal dengan melihat fokus kebudayaan masyarakat kota di era modernisasi ini, yaitu

dalam kepemilikan dan penggunaan gadget, pemerintah kota Surabaya bekerja sama

dengan PT.TELKOM untuk menyediakan akses WI-FI.

Gadget merupakan sesuatu yang sangat mendominasi di kehidupan masyarakat modern dan

hampir semua kalangan masyarakat terutama di daerah perkotaan, pasti memiliki gadget

(handphone, android, smartphone, laptop, dsb). Penggunaan gadget memberikan banyak

manfaat dan kemudahan dalam mencari informasi yang diinginkan serta dalam

berkomunikasi tanpa batas. Selain karena manfaatnya, gadget juga diminati karena berbagai

fitur dan desain produk yang menarik dan selalu up to date, sehingga tidak heran jika gadget

sangat mendominasi kehidupan masyarakat modern.

Fokus Kebudayaan merupakan bagian dari Integrasi Kebudayaan yaitu berbicara

tentang, “segala sesuatu yang mendominasi dan digemari oleh masyarakat.”

Dengan melihat fokus kebudayaan pada masyarakat modern, maka tidak heran jika akses

internet saat ini sangat dibutuhkan dan diminati oleh masyarakat untuk mempermudah

Page 10: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

mereka menjelahi dunia maya dan mengakses informasi yang mereka inginkan lewat gadget

yang mereka miliki.

Adanya free WI-FI di Taman bungkul, tentunya memberikan kenyamanan bagi pengunjung

untuk dapat mengakses informasi menggunakan gadget yang mereka miliki dengan

memanfaatkan fasilitas internet gratis yang disediakan.

Hal ini tentunya membuat Taman Bungkul semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat dari

semua kalangan karena mereka dapat menikmati fasilitas modern yang dibutuhkan dengan

didukung oleh desain taman yang menarik, sehingga membuat suasana taman menjadi asri

dan indah.

Jika dianalisis berdasarkan Teori Wujud Kebudayaan JJ.Honingman, maka terdapat 3

bagian penting dalam hal ini yaitu Idea, Activities, dan Artefacts.

Idea :

Gadget adalah sesuatu yang mendominasi di dalam kehidupan masyarakat

modern saat ini, sehingga muncullah ide untuk menyediakan akses free WI-FI

di taman agar masyarakat dapat mengakses internet gratis sekaligus

menikmati keindahan taman.

Activities :

Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan PT.Telkom dalam

merevitalisasi Taman Bungkul, baik dari segi desain taman maupun fasilitas

free WI-FI yang terdapat di dalamnya.

Artefacts :

Penyediaan akses WI-FI dan berbagai fasilitas modern lainnya di Taman

bungkul yang dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan masyarakat yang

berkunjung kesana.

Jika kita melihat fenomena yang terjadi di negara Indonesia saat ini, pengaruh kebudayaan

luar nampaknya semakin merajalela dan secara tidak langsung mulai menggeser kebudayaan

tradisional yang ada di Indonesia. Baik dalam bidang kesenian, bahasa, ataupun kebudayaan

dalam bidang lainnya terutama teknologi dan peralatan hidup. Arus globalisasi yang ada

semakin membuat masyarakat lupa untuk melestarikan kebudayaan negara sendiri sehingga

tidak heran jika ada negara lain yang sampai meng-klaim kebudayaan Indonesia.

Page 11: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

“Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah

menghancurkan kebudayaan lokal. Minimnya pengetahuan menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan

yang melahirkan jenis kebudayaan baru. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh

masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami

degradasi yang sangat luar biasa.”

(http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-budaya-

bangsa-indonesia-385043.html)

Namun kemajuan teknologi modern yang disediakan di Taman Bungkul tentunya tetap tidak

terlepas dari ciri khas budaya asli yang ada di Taman Bungkul sebagai Taman yang identik

dengan adanya makam Mbah Bungkul, masjid, dan para peziarah yang berkunjung ke sana.

Terlihat juga ciri khas utama pada desain Taman Bungkul dengan adanya gapura berwarna

merah, yang konon merupakan desain gaya arsitektur Hindu Jawa pada masa Majapahit

yang sudah ada sejak zaman Hindu.

“Menurut GH Von Faber, komplek pemakaman Bungkul itu sudah ada sejak zaman Hindu. Gapura

makam dan pagar menunjukkan gaya arsitektur Hindu Jawa pada zaman Majapahit.”

(sumber : http://tamanbungkulsurabaya.blogspot.com/2010/05/tentang-bungkul.html)

Page 12: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

ANGGOTA KELOMPOK :

NRP NAMA TANDA TANGAN

1423012013 Stefanie Limarga

1423012014 Hanna Amanda

1423012124 Qori Rahmawati

1423012116 Stevani Evens

1423012115 Andre

1423012048 Davey

Page 13: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Teori dasar 7 Unsur Kebudayaan, yaitu :

Bahasa

Ilmu pengetahuan

Organisasi Sosial

Teknologi & Peralatan hidup

Mata Pencaharian

Religi

Kesenian

2. Teori Wujud Kebudayaan - JJ.Honingman

Idea : Ide/gagasan

Activities : Proses/kegiatan yang dilakukan untuk mengasilkan

Artefacts : Benda yang dihasilkan sebagai wujud dari kebudayaan

3. Integrasi Kebudayaan “Fokus Kebudayaan”

Sesuatu yang mendominasi dan digemari oleh

Masyarakat

Page 14: tugas antropologi   KEBUDAYAAN

BAB IV

KESIMPULAN

Taman Bungkul yang dulunya dikenal sebagai taman yang tidak terawat, kini telah

mengalami banyak kemajuan terutama dalam bidang teknologi dan peralatan hidup.

Dengan melihat fokus kebudayaan dari masyarakat modern yaitu dalam penggunaan

gadget, pemerintah menyediakan akses free WI-FI agar Taman Bungkul tetap eksis

dikunjugi oleh masyarakat.

Beberapa teknologi dan peralatan hidup lain yang ada di Taman Bungkul

diantaranya adalah : kolam air mancur modern, kamera CCTV, keran air siap

minum,karaoke outdoor, becak promosi keliling, food court, ragam mainan yang

dijual, komunitas sepeda kuno yang dimodifikasi , dan refleksi kaki di bebatuan.

Meskipun akses wifi dan teknologi lainnya banyak disediakan di Taman Bungkul,

namun tentunya Taman Bungkul tidak meninggalkan ciri khas aslinya yaitu dengan

adanya makam Mbah Bungkul yang sampai saat ini masih rutin dikunjungi oleh para

peziarah. Kolaborasi yang menarik juga terlihat pada desain arsitektur tradisional

dari segi gapura dan desain logo TELKOM, hal ini membuktikkan adanya inovasi yang

berbudaya di Taman Bungkul.