Upload
caroline-stefanie
View
72
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analisis ANTROPOLOGI sistem teknologi dan peralatan hidup di taman bungkul surabaya
Citation preview
ANTROPOLOGI
The Story of Bungkul
Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup
Kelas B
Anggota Kelompok :Stefanie Limarga
Hanna Amanda
Stevani Evens
Qori Rahmawati
Davey Kumala
Andre Hermawan
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Katholik Widya Mandala
SURABAYA
BAB I
LATAR BELAKANG
Taman Bungkul yang terletak di Jl.Darmo - Kecamatan Wonokromo kota Surabaya, dulu
merupakan sebuah desa yang bernama Desa Bungkul. Di desa ini terdapat seorang Sunan
yang bernama Ki Ageng Supo atau Empu Supo. Beliau mendapat gelar Sunan Bungkul atau
Mbah Bungkul dan menjadi tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama di sana. Sampai pada
akhir hidupnya, Sunan Bungkul tetap dikenang dan dimakamkan di desa Bungkul. Kompleks
makam yang sampai saat ini ada didekat Taman Bungkul, diperkirakan telah ada sejak jaman
Hindu. Lengkungan yang terdapat pada makam dan pagar adalah gaya arsitektur Jawa Hindu
pada era Kerajaan Majapahit.
Sejak masa kolonial, keberadaan kawasan Bungkul dan makam yang terdapat di sana
tetap dipertahankan oleh pemerintah Belanda. Bahkan disekitarnya didirikan kompleks
perumahan warga Belanda yang bernama “Darmo Boulevard”. Perkembangan kawasan
perumahan modern di kota Surabaya sampai dengan saat ini, tidak terlepas dari pengaruh
arsitektur Belanda yang dulu turut menyumbangkan ide untuk pembangunan di Surabaya.
Tipe bangunan “The Empire Style”, yang dulu dipopulerkan oleh Deandels kemudian diubah
menjadi “Modern Style” yang disesuaikan dengan suhu udara yang terik di Surabaya.
Pengaruh arsitektur Belanda tersebut yang membuat desain bangunan-bangunan dengan
jendela tinggi serta banyak terdapat celah pada atas bangunan yang menjadi ventilasi udara
kedalam ruangan sehingga menjadi lebih sejuk. Bahkan sampai dengan saat ini masih
terdapat beberapa rumah di kawasan Darmo yang belum merenovasi bentuk bangunan
aslinya sejak jaman kolonial dulu. Meskipun kompleks perumahan di kawasan Darmo begitu
mewah dan elite, namun tetap tidak membuat kawasan Bungkul kehilangan ciri khas aslinya.
Dengan adanya program penghijauan di Surabaya, akhirnya kawasan Bungkul dijadikan
oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi salah satu taman kota yang disebut sebagai “Taman
Bungkul”. Awalnya taman Bungkul kurang mendapat perhatian maksimal dari Pemerintah
Kota Surabaya. Taman tersebut sempat menjadi lapangan bola voli dan tempat bermain
biasa yang kotor, kekurangan fasilitas, dan kondisi taman yang remang-remang cenderung
menjadi tempat berpacaran yang tidak layak. Selain itu banyaknya pedagang kaki lima di
daerah tersebut juga mengakibatkan kawasan taman Bungkul menjadi ramai dan tidak
tertata.
Sampai pada akhirnya Bambang Dwi Hartono selaku Walikota Surabaya, meresmikan
Taman Bungkul pada tanggal 21 Maret 2007 dan mulai merenovasi Taman Bungkul menjadi
taman kota yang indah dan menarik. Revitalisasi Taman Bungkul ini juga merupakan salah
satu program CSR PT.Telkom. Dengan mengangkat konsep “Sport, Education, dan
Entertaiment”, Taman Bungkul telah menjadi Taman wisata yang memiliki fasilitas modern.
Taman Bungkul terus mengalami perkembangan pesat, terutama saat Walikota Surabaya
yang baru yaitu Tri Rismaharini, M.T menjabat pada tahun 2010.
Perkembangan pesat terutama dalam bidang teknologi di Taman Bungkul tentunya sudah
tidak diragukan lagi. Taman bungkul yang dulunya kekurangan fasilitas dan tidak terawat, kini
menjadi taman modern yang lengkap dengan fasilitas akses WI-FI/hotspot, kamera CCTV,
keran air siap minum, dll. Terdapat juga food court yang nyaman dengan desain operasional
tenda yang tertata rapi. Selain itu di Taman Bungkul juga ada kolam air mancur yang modern
dan aneka ragam lampu-lampu taman yang indah. Namun yang paling menarik dan
menambah keindahan taman Bungkul adalah mainan tradisional berjenis baling-baling yang
dirakit sederhana dan diinovasi sedemikan rupa sehingga terlihat berwarna serta dapat
menyala. Jika mainan tersebut diterbangkan maka akan terlihat menghiasi langit-langit
taman dan menambah keindahan suasana taman Bungkul di malah hari. Mainan ini sangat
unik dan dimainkan oleh sebagian besar pengunjung di sana, terutama anak-anak kecil. Hal
inilah yang mendorong kami untuk membahas lebih lanjut mengenai perkembangan Taman
Bungkul dalam bidang teknologi dan peralatan hidup.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://fasilitasumumsby.wordpress.com/taman/taman-bungkul/
http://www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/bungkul-park.html
http://informasisurabaya.com/taman-bungkul-dan-sejarahnya/
http://achiles-punyablog.blogspot.com/2009/03/taman-bungkul-surabaya.html
http://medha.lecture.ub.ac.id/2010/05/taman-bungkul-surabaya/
http://way4x.wordpress.com/kyai-abdurahman-wahid/foto-%E2%80%93-foto-para-ulama/
sunan-bungkul-di-ampel/
http://blogsurabaya.wordpress.com/2007/06/15/nol-kilometer/
http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2007/39270-Melihat-Taman-Bungkul-Sekarang-
Pintu-Hati-Jadi-Terbuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Rismaharini
http://tantristory.wordpress.com/2011/10/24/sisa-kejayaan-belanda-di-surabaya/
BAB III
ANALISIS
2.1 Analisis Awal
Teknologi dan peralatan hidup merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak pernah
terlepas dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Seiring dengan modernisasi jaman,
manusia dituntut untuk semakin kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber daya
yang ada, terutama dalam hal mengembangkan teknologi dan peralatan hidup. Salah satu
tempat di Kota Surabaya yang mengalami perkembangan yang pesat dalam hal ini adalah
Taman Bungkul. Taman bungkul yang dulunya kita kenal sebagai taman kota yang tidak
terawat, kini telah menjadi taman modern yang memiliki fasilitas lengkap dan menarik
dengan konsep “Sport, Education, dan Entertaiment”
Perkembangan teknologi dan peralatan hidup yang ada di Taman Bungkul diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Kamera CCTV
Kamera CCTV merupakan alat pelengkap keamanan yang terdapat di Taman
Bungkul. Ide awal penempatan kamera CCTV di Taman Bungkul muncul dikarenakan
dulu banyak terdapat para pengunjung yang melakukan praktek asusila dan tindakan
kriminal di sana. Terdapat 4 titik kamera CCTV dan dikontrol terpusat. Tujuan
pemasangan kamera CCTV semata-mata bukan hanya untuk mengamati saja namun
juga menindak lanjuti, sehingga para petugas keamanan yang berwajib dapat
memberikan efek jera kepada para pengunjung yang melakukan segala bentuk
tindakan kejahatan. Dengan adanya kamera CCTV ini, kondisi di Taman Bungkul
tentunya menjadi lebih aman dan nyaman untuk dikunjungi.
2. Keran Air Siap Minum
Keran air siap minum yang ada di Taman Bungkul ini diresmikan pada tanggal 11
Agustus 2009. KASM ini dialirkan dari jaringan PDAM yang disaring dengan filter
mikro sehingga terbebas dari kuman, setelah itu air tersebut melalui lapisan karbon
untuk memberikan rasa kesegaran dan proses ozonasi, sehingga dapat terjamin
kebersihannya. Fasilitas yang satu ini terletak di dekat pos Dinas Kebersihan dan
Pertamanan di bagian belakang Taman Bungkul. Hal ini dimaksudkan agar petugas
dapat sekaligus mengawasi keran tersebut agar terhindar dari penyalahgunaan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
3. Komunitas Sepeda Kuno
Komunitas sepeda kuno yang ada di bungkul ini rutin berkumpul di Taman Bungkul
terutama setiap hari Minggu pada saat Car Free Day. Uniknya, meskipun saat ini
sudah banyak sepeda modern seperti fixie dll, namun sepeda kuno yang menjadi alat
transportasi sederhana ini mampu mengundang perhatian orang banyak di sekitar
Taman Bungkul. Hal ini dikarenakan sepeda kuno yang dibawa oleh mereka ini
bukan sekedar sepeda biasa, namun merupakan sepeda kuno yang telah dimodifikasi
sedemikan rupa hingga terlihat sangat langka. Dengan adanya moment car free day,
para pecinta sepeda kuno dapat menyalurkan hobi mereka untuk berkumpul dan
melakukan parade terutama pada saat hari-hari nasional.
4. Karaoke Outdoor
Jika biasanya karaoke hanya kita temukan pada ruangan tertutup dan ber-AC, namun
keadaannya 180 derajat berbeda di Taman Bungkul. Karaoke yang ada di Taman
Bungkul ini adalah karaoke yang dilakukan diluar ruang atau biasa disebut karaoke
outdoor. Biasanya karaoke ini keliling atau mengambil ruang di depan stand food
court. Dengan diiringi oleh alat musik berupa organ dan kelengkapannya, karaoke
outdoor ini mampu mengundang perhatian para pengunjung untuk ikut
berpartisipasi menyanyi bahkan ada juga yang menari.
5. Becak Promosi Keliling
Promosi atau beriklan lewat billboard, poster atau mobil keliling tentunya sudah
biasa. Namun di Taman Bungkul terdapat cara berpromosi unik menggunakan alat
transportasi becak. Dengan menggunakan becak sederhana ini, orang-orang
tersebut berkeliling sekitar Taman Bungkul pada saat car free day sambil membawa
poster yang menjadi media iklan mereka.
6. Food Court
Food court yang terletak di belakang Taman Bungkul ini adalah tempat dimana para
pengunjung dapat menikmati berbagai sajian menu makanan dan minuman yang
dijual oleh para pedagang kaki lima. Seperti di antaranya ada rawon kalkulator,
bakso, jus jumbo dengan berbagai rasa, dan lain sebagainya.
Dengan adanya food court ini, para pedagang yang berjualan makanan tentunya
lebih tertata dan tidak tersebar dimana-mana seperti dulu. Ditambah dengan
pengawasan ketat dari satpol PP yang sekarang sering mengadakan razia dan tidak
memperbolehkan pedagang untuk ‘gelar tikar’ di area kawasan dalam atau sekitar
taman bungkul.
Uniknya, di dalam area food court ini terdapat masjid dan makam yang sering
dikunjungi oleh masyarakat yang ingin beribadah dan berziarah kesana.
7. Kolam Air Mancur Modern
Di Taman Bungkul juga terdapat kolam air mancur modern. Desain kolam air mancur
ini tentunya menambah keindahan dan keasrian di Taman Bungkul.
Kolam air mancur modern ini didesain dengan pengaturan menyala-mati setiap
beberapa detik sekali dan tidak ada pagar pembatas di sekitarnya.
Air mancur ini dimanfaatkan oleh para pengunjung baik anak-anak bahkan orang
dewasa yang seringkali terlihat berada di sekitar air mancur sambil berfoto-foto
ataupun bermain-main air di sana.
8. Refleksi kaki di Bebatuan Taman
Saat ini sudah banyak sekali alat-alat refleksi canggih yang menawarkan kepraktisan
dan kecanggihan teknologi. Bahkan ada juga pijat refleksi yang menggunakan tenaga
manusia dengan harga yang terjangkau. Namun ada refleksi yang berbeda jika kita
masuk ke dalam Taman Bungkul terutama pada saat hari Minggu pagi. Jalan sempit
ke arah arena skateboard yang terbuat dari bebatuan, dimanfaatkan oleh para
pengunjung di sana untuk merelaksasikan telapak kaki mereka dengan cara
melepaskan alas kaki dan menginjak bebatuan di jalanan tersebut. Meskipun agak
sakit dan jalanan tersebut dilalui oleh banyak orang, namun pengunjung tetap
menikmati refleksi kaki yang sedang mereka lakukan.
9. Ragam jenis peralatan mainan yang dijual di kawasan Taman Bungkul
Ada beragam jenis mainan unik dan inovatif yang dijual atau disewakan oleh para
pedagang di Taman Bungkul. Diantaranya adalah bola lampu, balon bergambar,
pistol balon, burung plastik terbang, baling-baling lampu, pesawat terbang mainan,
penyewaan scooter, dsb.
Di antara sekian banyak mainan yang ada di Taman Bungkul yang terlihat paling
menarik dan mendominasi adalah mainan baling-baling lampu, karena mainan ini
terlihat paling menjadi pusat perhatian dan dimainkan oleh sebagian besar
pengunjung di sana terutama anak-anak kecil pada malam hari.
10. Akses WI-FI/hotspot
Penyediaan fasilitas WI-FI di Taman Bungkul ini sudah ada sejak tahun 2007 dan
merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Surabaya dan PT.Telkom. Fasilitas WI-FI
yang disediakan ini merupakan bagian dari konsep ‘Education’ yang ada di Taman
Bungkul. Dengan didukung oleh suasana Taman Bungkul yang asri, memungkinkan
para pelajar atau orang-orang yang membutuhkan koneksi internet gratis merasa
betah untuk ‘nongkrong’ di Taman Bungkul.
WI-FI
WI-FI adalah adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data
secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk
koneksi Internet berkecepatan tinggi.
(Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi)
Di era modernisasi terutama bagi masyarakat di daerah perkotaan, tentunya selalu ingin up-
to-date dalam mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Oleh karena itu tidak heran
banyak tempat-tempat umum di Surabaya yang selalu menyediakan fasilitas yang menarik
agar pengunjung menjadi nyaman dan tidak bosan.
Teknologi dan peralatan hidup merupakan bagian dari 7 unsur kebudayaan, dan dalam hal
ini, PEMKOT Surabaya telah merevitalisasi Taman Bungkul hingga menjadi taman kota yang
modern, yaitu salah satunya dengan menyediakan akses WI-FI.
Ini tentunya sangat menarik, karena keberadaan WI-FI di Taman merupakan sesuatu yang
unik dan tidak disediakan di taman kota Surabaya yang lain. Banyaknya pembangunan mall
dan gedung mewah di kota Surabaya tidak menghilangkan minat masyarakat untuk datang
ke Taman Bungkul. Dengan inovasi ini, Taman Bungkul dapat tetap eksis menjadi tempat
nyaman bagi pengunjungnya. Karena tanpa inovasi maka kebudayaan di Taman Bungkul
tidak akan eksis dan dikenal sebagai Taman yang menarik bagi masyarakat.
“Untuk membuat suatu kebudayaan dapat bertahan ditengah-tengah persaingan
modernisasi, kebudayaan tersebut hendaknya dikolaborasikan dengan teknologi
modern yang ada, agar tetap menjadi up to date.”
(Ignatius Rys Deddy.A., S.Sos., M.Si.)
Berawal dengan melihat fokus kebudayaan masyarakat kota di era modernisasi ini, yaitu
dalam kepemilikan dan penggunaan gadget, pemerintah kota Surabaya bekerja sama
dengan PT.TELKOM untuk menyediakan akses WI-FI.
Gadget merupakan sesuatu yang sangat mendominasi di kehidupan masyarakat modern dan
hampir semua kalangan masyarakat terutama di daerah perkotaan, pasti memiliki gadget
(handphone, android, smartphone, laptop, dsb). Penggunaan gadget memberikan banyak
manfaat dan kemudahan dalam mencari informasi yang diinginkan serta dalam
berkomunikasi tanpa batas. Selain karena manfaatnya, gadget juga diminati karena berbagai
fitur dan desain produk yang menarik dan selalu up to date, sehingga tidak heran jika gadget
sangat mendominasi kehidupan masyarakat modern.
Fokus Kebudayaan merupakan bagian dari Integrasi Kebudayaan yaitu berbicara
tentang, “segala sesuatu yang mendominasi dan digemari oleh masyarakat.”
Dengan melihat fokus kebudayaan pada masyarakat modern, maka tidak heran jika akses
internet saat ini sangat dibutuhkan dan diminati oleh masyarakat untuk mempermudah
mereka menjelahi dunia maya dan mengakses informasi yang mereka inginkan lewat gadget
yang mereka miliki.
Adanya free WI-FI di Taman bungkul, tentunya memberikan kenyamanan bagi pengunjung
untuk dapat mengakses informasi menggunakan gadget yang mereka miliki dengan
memanfaatkan fasilitas internet gratis yang disediakan.
Hal ini tentunya membuat Taman Bungkul semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat dari
semua kalangan karena mereka dapat menikmati fasilitas modern yang dibutuhkan dengan
didukung oleh desain taman yang menarik, sehingga membuat suasana taman menjadi asri
dan indah.
Jika dianalisis berdasarkan Teori Wujud Kebudayaan JJ.Honingman, maka terdapat 3
bagian penting dalam hal ini yaitu Idea, Activities, dan Artefacts.
Idea :
Gadget adalah sesuatu yang mendominasi di dalam kehidupan masyarakat
modern saat ini, sehingga muncullah ide untuk menyediakan akses free WI-FI
di taman agar masyarakat dapat mengakses internet gratis sekaligus
menikmati keindahan taman.
Activities :
Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan PT.Telkom dalam
merevitalisasi Taman Bungkul, baik dari segi desain taman maupun fasilitas
free WI-FI yang terdapat di dalamnya.
Artefacts :
Penyediaan akses WI-FI dan berbagai fasilitas modern lainnya di Taman
bungkul yang dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan masyarakat yang
berkunjung kesana.
Jika kita melihat fenomena yang terjadi di negara Indonesia saat ini, pengaruh kebudayaan
luar nampaknya semakin merajalela dan secara tidak langsung mulai menggeser kebudayaan
tradisional yang ada di Indonesia. Baik dalam bidang kesenian, bahasa, ataupun kebudayaan
dalam bidang lainnya terutama teknologi dan peralatan hidup. Arus globalisasi yang ada
semakin membuat masyarakat lupa untuk melestarikan kebudayaan negara sendiri sehingga
tidak heran jika ada negara lain yang sampai meng-klaim kebudayaan Indonesia.
“Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah
menghancurkan kebudayaan lokal. Minimnya pengetahuan menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan
yang melahirkan jenis kebudayaan baru. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh
masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami
degradasi yang sangat luar biasa.”
(http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-budaya-
bangsa-indonesia-385043.html)
Namun kemajuan teknologi modern yang disediakan di Taman Bungkul tentunya tetap tidak
terlepas dari ciri khas budaya asli yang ada di Taman Bungkul sebagai Taman yang identik
dengan adanya makam Mbah Bungkul, masjid, dan para peziarah yang berkunjung ke sana.
Terlihat juga ciri khas utama pada desain Taman Bungkul dengan adanya gapura berwarna
merah, yang konon merupakan desain gaya arsitektur Hindu Jawa pada masa Majapahit
yang sudah ada sejak zaman Hindu.
“Menurut GH Von Faber, komplek pemakaman Bungkul itu sudah ada sejak zaman Hindu. Gapura
makam dan pagar menunjukkan gaya arsitektur Hindu Jawa pada zaman Majapahit.”
(sumber : http://tamanbungkulsurabaya.blogspot.com/2010/05/tentang-bungkul.html)
ANGGOTA KELOMPOK :
NRP NAMA TANDA TANGAN
1423012013 Stefanie Limarga
1423012014 Hanna Amanda
1423012124 Qori Rahmawati
1423012116 Stevani Evens
1423012115 Andre
1423012048 Davey
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Teori dasar 7 Unsur Kebudayaan, yaitu :
Bahasa
Ilmu pengetahuan
Organisasi Sosial
Teknologi & Peralatan hidup
Mata Pencaharian
Religi
Kesenian
2. Teori Wujud Kebudayaan - JJ.Honingman
Idea : Ide/gagasan
Activities : Proses/kegiatan yang dilakukan untuk mengasilkan
Artefacts : Benda yang dihasilkan sebagai wujud dari kebudayaan
3. Integrasi Kebudayaan “Fokus Kebudayaan”
Sesuatu yang mendominasi dan digemari oleh
Masyarakat
BAB IV
KESIMPULAN
Taman Bungkul yang dulunya dikenal sebagai taman yang tidak terawat, kini telah
mengalami banyak kemajuan terutama dalam bidang teknologi dan peralatan hidup.
Dengan melihat fokus kebudayaan dari masyarakat modern yaitu dalam penggunaan
gadget, pemerintah menyediakan akses free WI-FI agar Taman Bungkul tetap eksis
dikunjugi oleh masyarakat.
Beberapa teknologi dan peralatan hidup lain yang ada di Taman Bungkul
diantaranya adalah : kolam air mancur modern, kamera CCTV, keran air siap
minum,karaoke outdoor, becak promosi keliling, food court, ragam mainan yang
dijual, komunitas sepeda kuno yang dimodifikasi , dan refleksi kaki di bebatuan.
Meskipun akses wifi dan teknologi lainnya banyak disediakan di Taman Bungkul,
namun tentunya Taman Bungkul tidak meninggalkan ciri khas aslinya yaitu dengan
adanya makam Mbah Bungkul yang sampai saat ini masih rutin dikunjungi oleh para
peziarah. Kolaborasi yang menarik juga terlihat pada desain arsitektur tradisional
dari segi gapura dan desain logo TELKOM, hal ini membuktikkan adanya inovasi yang
berbudaya di Taman Bungkul.