Upload
nurul-arifin-s
View
319
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Tatap Muka IEksistensi Manusia
Eksistensi Manusia
•Asal-usul Kejadian Manusia•Tujuan Hidup Manusia•Potensi Manusia•Manusia sebagai Khalifah•Manusia sebagai Hamba Allah•Manusia sebagai Makhluk Sosial
Asal-usul Kejadian Manusia
•Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan fisiologisnya.
•Perbedaan manusia dengan binatang terletak pada kemampuan berfikir secara sistematik.
•Informasi secara tertulis tentang keberadaan manusia baru ditemukan pada Abad 6 SM oleh Pemikir Romawi Kuno yang Thales.
•Para ahli fikir (filosof) berbeda pendapat dalam mendefinsikan manusia.
Manusia Menurut Filosof
•Penganut teori Psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan).
•Penganut teori Behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin).
•Penganut teori Kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berfikir).
•Penganut teori Humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain).
Tujuan Hidup Manusia• Manusia diciptakan adalah untuk
penyembahan atau penghambaan kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
• Penyembahan/penghambaan kepada Allah bukan dalam bentuk ritual ibadah saja seperti shalat, tetapi dalam bentuk ketundukan manusia kepada hukum-hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi.
• Penghambaan tersebut dimaksudkan agar terwujudnya tatanan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.
Potensi Manusia•Dari aspek historis penciptaannya, manusia
disebut dengan Bani Adam (Q.S.Al-A’raf,7:31).•Dari aspek biologis kemanusiaannya, manusia
disebut Basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik kimia-biologisnya (Q.S. Al-Mukminun,23:33).
•Dari aspek kecerdasannya, manusia disebut dengan insan yakni makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan (Q.S. Ar-Rahman,55:3-4).
•Dari aspek sosiologisnya, manusia disebut an-Nas yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama jenisnya, manusia (Q.S. Al-Baqarah,2:21).
•Dari aspek posisinya, manusia disebut ‘Abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan taat kepada-Nya (Q.S. Saba’,34:9).
Ruh dan Nafs•Ruh adalah salah satu komponen penting
yang menentukan ciri kemanusiaan manusia. Ruh adalah getaran ilahiah/sinyal ketuhanan yang hanya dapat dirasakan sentuhannya, tetapi sukar dipahami hakikatnya (Q.S. Al-Isra,17:85).
• Istilah Nafs merupakan gejolak sel-sel hidup yang saling berhubungan dan berkaitan erat dengan fisik manusia berupa kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya.
Fitrah, Akal, dan Qalb•Fitrah adalah potensi dasar manusia untuk
mengetahui dan cenderung kepada kebenaran (hanif).
•Akal adalah potensi dasar manusia untuk mampu mengendalikan diri berupa kebijaksanaan (wisdom), berfikir (intelegent0, dan pemahaman (understanding).
•Qalb adalah potensi dasar manusia untuk dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan arif.
Manusia sebagai Khalifah• Manusia sebagai khalifah Allah pada hakikatnya
adalah makhluk yang bertugas menjalankan hidupnya berdasarkan pedoman yang diberikan Allah kepada mereka melalui keteladanan Rasul-Nya. Manusia dalam hal ini berperan sebagai mandataris Allah. Mereka melaksanakan tugas-tugas kehidupannya meneladani sifat-sifat Allah, dalam kadar kemampuannya sebagai manusia. Dengan cara hidup seperti ini diharapkan manusia mampu mengemban tugas-tugas kekhalifahannya dalam memakmurkan kehidupan di bumi.
Manusia sebagai Hamba Allah• Dalam konteks konsep manusia sebagai Abd
Allah, diharapkan manusia mampu menempatkan diri sebagai yang dimiliki, tunduk dan taat kepada semua ketentuan pemiliknya, yaitu Allah. Sebagai pernyataan penghambaan dirinya, manusia harus dapat menempatkan dirinya sebagai pengabdi Allah dengan sungguh-sungguh dan secara ikhlas. Kemampuan itu tergambar pada pola sikap dan perilakunya, yaitu melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya secara konsekuen.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
•Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut dapat mengatur hubungan yang baik dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Hubungan yang dibina adalah adalah hubungan atas dasar penakluk dengan yang ditakluk. Hubungan yang ramah dan saling menguntungkan, bukan atas dasar saling bermusuhan dan merugikan.