13
 1 PENDIDIKAN ISLAM DI ACEH “Gaseh mak oh rambat, gaseh ayah oh jeurat, gaseh teungku troh akherat”  (kasih ibu sampai ditangga, saying ayah sampai di pusara, cinta ulama hingga alam baka) A. Waktu Masuknya Islam ke Aceh Banyak sarjana telah menyatakan pendapatnya tentang penetapan waktu yang pasti masuknya agama islam ke Indonesia, khususnya ke aceh. Hal ini tidak mengherankan, karena warisan sejarah zaman yang lalu kebanyakan telah bercampur dengan dongeng banyak sekali perbedaan tentang masuknya islam ke Indonesia. Ada yang menyatakan pada abad 13 masehi menurut  Hoesein Djajaningrat, A Mukti Ali dam  Mahmud Yunus. Dan ada juga yang menyatakan bahwa islam masuk ke indonesia pada pada abad 7-8 masehi. Pendapat ini didukung oleh  Hamka, Moh Said, D.Q nasution, Ok  Rahmat, Dahlan Mansur dan lain-lain. 1 Pada umumnya para ahli sejarah berpendapat bahwa pantai Sumatera bagian utara-lah yang mula-mula menerima ajaran Islam. Ada juga yang berpendapat bahwa Barus adalah daerah islam pertama di Indonesia. Alasan bahwa Barus yang mula-mula menerima penyiaran Islam, karena sejak zaman kuno Barus sudah berperan sebagai Bandar transito dalam dunia perdagangan di wilayah nusantara. perdagangan Islam lebih dahulu datang di Barus, baru menuju Bandar-bandar dagang lainnya di Nusantara . H. M. Zainuddin berpendapat bahwa Peureulak yang mula-mula menerima agama islam dengan menggunakan sumber kitab  Idhahul Haq fi mamlakatil, buah tangan Abu Ishak Al- makarany. B. Defenisi Pendidikan Umun dan Islam 1. Arti Pendidikan secara etimologi Pendidikan bersala dari bahaa yunani yaitu “Paedagogie”. Yang terdiri dari kata “PAIS” , artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. 1 H.M Thamrin Z,  Aceh melawan Penjajahan Belanda, CV. Wahana, Jakarta, 2004 Hal : 7

Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 1/13

1

PENDIDIKAN ISLAM DI ACEH

“Gaseh mak oh rambat, gaseh ayah oh jeurat, gaseh teungku troh akherat” 

(kasih ibu sampai ditangga, saying ayah sampai di pusara, cinta ulama hingga alam baka)

A.  Waktu Masuknya Islam ke Aceh

Banyak sarjana telah menyatakan pendapatnya tentang penetapan waktu yang

pasti masuknya agama islam ke Indonesia, khususnya ke aceh. Hal ini tidak 

mengherankan, karena warisan sejarah zaman yang lalu kebanyakan telah bercampur

dengan dongeng banyak sekali perbedaan tentang masuknya islam ke Indonesia. Ada yang

menyatakan pada abad 13 masehi menurut  Hoesein Djajaningrat, A Mukti Ali dam

 Mahmud Yunus. Dan ada juga yang menyatakan bahwa islam masuk ke indonesia pada

pada abad 7-8 masehi. Pendapat ini didukung oleh  Hamka, Moh Said, D.Q nasution, Ok 

 Rahmat, Dahlan Mansur dan lain-lain.1 

Pada umumnya para ahli sejarah berpendapat bahwa pantai Sumatera bagian

utara-lah yang mula-mula menerima ajaran Islam. Ada juga yang berpendapat bahwa

Barus adalah daerah islam pertama di Indonesia. Alasan bahwa Barus yang mula-mula

menerima penyiaran Islam, karena sejak zaman kuno Barus sudah berperan sebagai Bandar

transito dalam dunia perdagangan di wilayah nusantara. perdagangan Islam lebih dahulu

datang di Barus, baru menuju Bandar-bandar dagang lainnya di Nusantara . H. M.

Zainuddin berpendapat bahwa Peureulak yang mula-mula menerima agama islam dengan

menggunakan sumber kitab  Idhahul Haq fi mamlakatil, buah tangan Abu Ishak Al-

makarany.

B.  Defenisi Pendidikan Umun dan Islam

1. Arti Pendidikan secara etimologi

Pendidikan bersala dari bahaa yunani yaitu “Paedagogie”. Yang terdiri dari kata

“PAIS” , artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu

bimbingan yang diberikan kepada anak.

1H.M Thamrin Z,  Aceh melawan Penjajahan Belanda, CV. Wahana, Jakarta, 2004 Hal : 7

Page 2: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 2/13

2

2. Secara definitif pendidikan (Paedagogie) diartikan oleh para tokoh

pendidikan, sebagai berikut :

a)  John Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fumdamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama

manusia.

b)  Langeveld

Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha

membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha

yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan

anak/ yang elum dewasa.

c)  Hoogeveld

Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap

menyelnggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

d)  SA. Bratanata dkk.

Pendidikan adalah usaha yang disengaja diadakan baik langsung

maupun dengan ara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam

perkembangannya mencapai kedewasaannya.

e) 

RousseauPendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada

masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

f)  Ki Hajar Dewantara

Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada

anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

g)  GBHN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup.2 

2Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pedidikan, hal : 68-70

Page 3: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 3/13

3

Tentang kata “Islam”, ada yang mengartikannya sebagai penyerahan diri secara

tentram dengan sepenuhnya terhadap kehendak Allah tanpa perlawanan. Disisi lain ada

yang mengartikan “Islam” itu dengan perkataan damai atau sejahtera. 

Dengan demikian “  Pendidikan Islam” dapat diartikan sebagai pendidikan yangberdasarkan kepada jaran islam sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan islam menuntut

agar setiap orang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah. Pendidikan islam berusaha

mencapai kesejahteraan dan keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat dengan

selalu berpedoman kepada perintah Allah dan rasulnya.3 

Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam — sebagai

suatu system keagamaan — menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit

menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.

Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren

dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-

sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan

masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu

sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam:

informal, formal dan non formal.

Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan

generasi muda untuk 

Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam,

yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya,

dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-

Dzariat:56; S. ali Imran: 102). 4 

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan

manusia menuju taklif  [kedewasaan], baik secara akal, mental maupun moral, untuk 

3H.M Thamrin Z,  Aceh melawan Penjajahan Belanda, CV. Wahana, Jakarta, 2004 Hal : 16

4 Ditulis pada Februari 27, 2008 oleh mawardiumm. 

http://www.indomedia.com/bpost/052004/28/opini/opini1.htm 

Page 4: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 4/13

4

menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba [abd ] dihadapan

Khaliq -nya dan sebagai “pemelihara” [khalifah ] pada semesta [Tafsir, 1994].

Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakn peserta didik 

[generasi penerus] dengan kemampuan dan keahlian [skill ] yang diperlukan agar memilikikemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat [lingkungan], sebagai tujuan

akhir dari pendidikan. Tujuan akhir pendidikan dalam Islam, sebagai proses pembentukan

diri peserta didik [manusia] agar sesuai dengan fitrah keberadaannya [al-Attas, 1984].

Hal ini meniscayakan adanya kebebasan gerak bagi setiap elemen dalam dunia

pendidikan - terutama peserta didik -- untuk mengembangkan diri dan potensi yang

dimilikinya secara maksimal. Pada masa kejayaan Islam, pendidikan telah mampu

menjalankan perannya sebagai wadah pemberdayaan peserta didik, namun seiring dengankemunduran dunia Islam, dunia pendidikan Islam pun turut mengalami kemunduran.

Dasar-dasar pendidikan Islam, secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran

Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya, yaitu:

1.  Al-Qur’an dan Sunnah, karena memberikan prinsip yang penting bagi pendidikan

yaitu penghormatan kepada akal, kewajiban menuntut ilmu dsb.

2.  Nilai-nilai social kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam atas

prinsip mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.

3.  Warisan pemikiran Islam, yang merupakan refleksi terhadap ajaran-ajaran pokok 

Islam.

Karakteristik pendidikan Islam:

1.  Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas

dasar ibadah kepada Allah swt.

2.  Penekanan pada nilai-nilai akhlak.

3.  Pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu

kepribadian.

4.  pengamalan ilmu pengetahuan atas dasr tanggung jawab kepada Tuhan dan

masyarakat manusia.5 

5 Ditulis pada Februari 27, 2008 oleh mawardiumm. 

http://www.indomedia.com/bpost/052004/28/opini/opini1.htm 

Page 5: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 5/13

5

C.  Sistem Pendidikan Islam Di Aceh

sistem pendidikan Islam di Aceh hamper tidak berbeda dengan di daerah lainnya

di Indonesia. Anak-anak duduk bersila waktu belajar, tidak memakai bangku dan meja.

Guru juga duduk seperti anak murid. Anak-anak belajar seorang demi seorang, belum

berkelas-kelas seperti sekarang ini.

Kurikulum pendidikan Islam dahulu tidak terikat dengan jumlah jam mata

pelajaran seminggu. Para guru bebas memilih buku dan bahan pelajaran yang

diajarkannya. Pelajaran tidak terikat pada suatu rencana pelajaran tertentu.

Pada masa kerajaan aceh, pendidikan islam di aceh yang bersubstansikan ajaran

islam diselenggarakan di lembaga khusus yang disebut maunasah, rangkang, dan dayah.

Meunasah merupakan tempat ibadah yang kemudian berfungsi sebagai tempat pendidikan

awal bagi sekeliling mesjid. Pengelolanya adalah seorang teungku yang pendidikannya

sudah harus lebih tinggi dari rangkang. Lembaga yang lebih tinggi lagi disebut dayah yang

didirikan dan memiliki tiga tingkatan pengajaran sekaligus yaitu rangkang (junior), bale

(senior), dan dayah manyang (universitas).6 

Agar pendidikan islam itu lebih berbobot bagi masyarakat luas, maka ulama-

ulama aceh telah mengarang kitab-kitab dalam bahasa aceh, seperti : Hikayat Akhbarul

Karim dan Bahaya Siribee. Kitab yang sulit dalam bahasa arab juga diterjemahkan ke

dalam bahasa melayu, seperti tafsir Qur’an yang berjudul “Tarjumanul Mustafid Bil jawi”,

oleh Syek Abdul Rauf. Dalam hikayat akhbarul Karim dijelaskan tentang tauhid, ibadah,

hari kiamat dan sebagainya.

Dayah di aceh banyak menggunakan expatriates terutama dari timur tengah, untuk 

mengajar bukan hanya ilmu agama namun juga ilmu non agama seperti: Syekh M. Azhari

(metafisika), Abu Al-kahar Ibn Syekh Ibn Hajar (hokum), Syekh Yamani (teologi)

Dayah-dayah yang terkenal di Aceh pada masa yang lalu adalah Dayah Cot Kala,Jeureula, Lambirah, Tiro dan lain-lain.7 

6H. M. Thamrin dan Edy Mulyana, Perang kemerdekaan Aceh, Badan Perpustakaan Provinsi NAD, 2007.

Hal :997

H. M. Thamrin dan Edy Mulyana, Perang kemerdekaan Aceh, Badan Perpustakaan Provinsi NAD, 2007.

Hal: 109

Page 6: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 6/13

6

Dalam pengajaran, tidak ada batas umur untuk mulai belajar. Orang tua

menentukan sendiri kapan anaknya disuruh belajar. Ada orang tua yang mengirim anaknya

balajar pada usia lima, enam atau tujuh tahun. Pemerintah juga tidak menetapkan batas

usia untuk mulai belajar. Ulama-ulama dahulu mengirim anaknya ke sekolah setelah

berumur Tujuh tahun, batas umur dimana orang tua telah dibebani kewajiban untuk 

pendidikan anak mereka supaya mengerjakan sembahyang dan berakhlak mulia.

Pada masa emas kerajaan aceh, yaitu pada Sultan Ali Mughayat Syah, dalam

menghadapi portugis, ulama-ulama aceh memegang peranan yang besar yaitu

menanamkan jiwa jihad kepada rakyat aceh, pada saat portugis hendak menyerang aceh,

berkat kebaikan hati seorang muslim yang bekerja di kapal portugis itu, rahasia

penyerangan portugis tersebut dibocorkan, akibatnya aceh mengambil inisiatif menyerang

lebih dahulu. Kemenangan pada masa ali mughayat syah antara lain disebabkan bainya

hubungan antara aceh dengan Negara-negara Islam.

Akan tetapi pendidikan islam suram ketika pada masa kemunduran kerajaan aceh

yaitu ketika kamalat Syah meninggal, terjadi perebutan tahta, masa pemerintahan ratu-ratu

yang telah berlangsung selama enam puluh tahun suatu hal yang patut dibanggakan pada

masa itu diakhiri dengan berdirinya Dinasti Sayid oleh orang Arab. Dinasti ini banyak 

sekali terjadi perebutan kekuasaan bahkan Mahmud Yunus, seorang sarjana Islam

menggambarkan situasi pendidikan pada zaman suram itu sebagai berikut : “pendidikan

dan pengajaran islam mendapat kemajuan di tanah aceh selama raja-rajanya menyokong

dan turut memajukan bersama-sama alim ulama. Tetapi lama-kelamaan raja-raja tidak 

mementingkan lagi keberesan uruasan negara. Maka urusan agama turut pula kurang

beres. apabila raja telah lengah menjalankan kewajiban agama,tentu rakyat lebih lengah

lagi. Negeri kurang aman, antara satu kampong dengan kampong yang lain menjadi

sengketa dan saling selisih. Satu negeri berperang dengan negeri yang lain. Pendidikan

dan pengajaran terhenti kemajuannya. Raja tidak dapat mengembalikan keamanan dalam

negeri.

 Hal ini mengakibatkan kemunduran pendidikan dan pengajaran islam. Pergi

kepasar saja tidak aman. Waktu itu ulama tidak dapat melaksanakan tugasnya terhadap

orang dating yang hendak mempelajari agama di surau atau di mesjid, sebab untuk 

Page 7: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 7/13

7

bergerak lebih lanjut tdak dapatd, yang dapat pendidikan islam bertambah lama

bertambah mundur keadaannya. Kemunduran makin bertambah sewaktu pecahnya perang

 Aceh.8 

Dari situasi yang demikian buruk, tidak dapat diharapkan pendidikan berjalandengan baik, memang pendidikan berjalan juga, tetapi syiar yang cemerlang akan

bertambah nyata bila dakwah islam tidak ada rintangan. Dalam situasi Negara yang berada

dalam keadaaan gawat, tipislah kemungkinan ulama-ulama asing mau dating dan tinggal di

Aceh. Ulama-ulama dan murid-murid dari daerah lainnya di Nusantara tentu telah segan

pula dating jika aceh berada dalam situasi yang tidak aman. Terutama Belanda yang telah

berkuasa di tempat lain, memperkecil kesempatan untuk pergi ke daerah-daerah islam,

termasuk aceh karena hal ini berbahaya bagi mereka. Belanda dengan sengaja

mempertajam pertentangan sesama umat islam setiap ada kesempatan, seperti mengirim

Sentot Ali Basyah ke Minangkabau selama perang paderi. Namun demikian, pada masa

yang sulit itu masih ada juga ulama yang sempat menulis, misalnya Syekh Jalaluddin bin

Syekh Muhammad Kamaluddin Tursani yang hidup pada masa Sulthan Alaiddin Johan

Syah (1735-1760) yang mengarang Safinatul Hukam. Dalam kitab ini dibahas masalah-

masalah hokum tata Negara, hukum perdata, hokum dagang dan hokum pidana yang

ditinjau dengan kaca mata Islam. Dalam kitab itu dijelaskan agar raja bersifat adil, berani,

lurus janji, berkata benar, penyanyang, sabar, pemaaf, syukur, tidak amarah, menahan

hawa nafsu jahat, sehat, dan hebat. Raja harus meninggikan agama & beramal,

meramaikan negeri dan Bandar, mengerjakan yang mendatangkan manfaat bagi rakyat

serta menolak yang mendatangkan mudharat.9 

D.  Modal Dasar Pendidikan Islam di Aceh

Pemda Aceh sebenarnya sudah berusaha meningkatkan pendidikan di Aceh. Pasca

pertikaian DI/TII (1957), pemda aceh mencoba membangun tiga macam model jalur

pendidikan pada tingkat Perguruan Tinggi di kompleks pendidikan pelajar dan mahasiswa

(kopelma) Darussalam Banda Aceh yaitu : Universitas Syiah Kuala (1959), IAIN Jami’ah

8H. M. Thamrin dan Edy Mulyana, Perang kemerdekaan Aceh, Badan Perpustakaan Provinsi NAD, 2007.

Hal: 1239

A. Hasjmy, Wajah Aceh Dalam Lintasan Sejarah, Panitia PKA-II, Banda Aceh, 1972. Hal : 8 - 9

Page 8: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 8/13

8

Ar-Raniry Darussalam (20 September 1963)10

, dan Dayah tingkat teungku chik (Dayah

Mayang) dengan nama Dayah Teungku Chik Pante Kulu. Namun dayang mayang yang

semula diharapkan menjadi sebuah lembaga pendidikan tinggi alternative yang

menerapkan metoda tradisional dalam proses pendidikannya pada akhirnya tidak berjalan

efektif. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas tinggi dan

bersedia tinggal penuh did ayah, juga karena orientasi mahasiswa yang lebih tinggi pada

pencapaian gelar kesarjanaan formal.

Pemda juga mendirikan Yayasan Malim Putra (1987) yang bergerak dalam bidang

pendidikan, mendirikan beberapa kelas unggulan di beberapa sekolah di sore hari

meskipun berjalan hanya dua tahun karena kekurangan dana dan pengelola professional,

mendirikan SMU Modal Bangsa, mendirikan Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa melalui

yayasan Pengembangan SDM (YPSDM). Ada pula usaha pihak swasta (individu maupun

institusi) seperti pembangunan sekolah terpadu lueng Putu yang diketuai oleh T. Abdullah

(pensiunan direktur bank BNI Jakarta) dan Bustanul Ulum di Langsa. Pada tahun 1993,

pemda bersama MPD merevisi kurikulum muatan lokal di seluruh tingkatan sekolah di

aceh, dengan menyeimbangkan core subject dengan tujuan pembelajaran di kurikulum, dan

penambahan local Contents dibidang akhlak untuk semua jenjang sekolah.

PENDIDIKAN membuat manusia cerdas dan maju. Dengan pendidikan

memperangaruhi watak suatu bangsa sehingga bangsa itu memiliki peradaban. Maka perlu

konsep pendidikan yang baik dan benar agar tidak terjadinya ketimpangan dan

problematika dalam kehidupan masyarakat.

Dalam konteks Aceh sebagai daerah Syariat Islam, apakah system

pendidikannya sudah Islami; apakah sudah dilaksanakan dalam praktik sesuai yang

diamanahkan Qanun Pendidikan Aceh? Harus diakui, banyak pengelola pendidikan itu

belum jelas tentang konsep dan bentuk pendidikan Islami. Gilirannya, guru atau tenagara

pengajar juga tidak memiliki petunjuk teknis bagaimana menerapkan pembelajaran yang

bernuansa Syariat (Islam)..

10 Di dahului oleh pendiri fakultas Syariah IAIN kami’ah Al-Islamiyah dengan Dekan Pertamanya adalah

prof. Muhammad Hasbi Ash Siddiqy.

Page 9: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 9/13

9

Secara konsep, bahwa pendidikan Islami adalah berbasis nilai-nilai Islam,

komprehensif, integratif dan holistic yang diterapkan dalam proses penyelenggaraannya.

Agaknya ini yang mengilhami Majelis Pendidikan Daerah

(MPD) NAD mengadakan seminar Internasional system pendidikan Islami (9-12November 2008) lalu di Banda Aceh.Intinya untuk mendapatkan solusi aplikatif bagi

kebijabakan dan penerapan sistem pendidikan Islami di Aceh.

E. Fenomena Aceh

Saat ini, mutu pendidikan kita (Indonesia) menempati posisi terendah di Asia.

Ada beberapa faktor penyebab, baik dari segi muatan isi pendidikan (kurikulum), pendidik,

maupun moralitas. Di antaranya, sistem pendidikan nasional adalah warisan penjajah

Belanda. Itu sebabnya proses

Pendidikan mengalami kegagalan dalam misi mencerdaskan bangsa. Kecuali itu,

pergantian kurikulum setiap tahun sangat merugikan rakyat, karena cenderung menjadi

momen tradisi buruk ini menjadi proyek bagi instansi/golongan tertentu. Termasuk di

Aceh, yang menjadikan dunia pendidikan sebagai obyek bagi kalangan (stake kholder)

dengan program-program yang samasekali tidak menyentuk aspek mutu pendidikan itu

sendiri.

Aceh, yang menerapkan syariat Islam, ternyata muatan kurikulum pendidikannya

belum mencerminkan nilai-nilai syariat itu. Misal, kurikulum SD, SMP, SMA bahkan

perguruan tinggi umum, untuk bahan ajar Aqidah, Fikih, Alquran dan Akhlak tidak 

mendapat perhatian seperti halnya pelajaran umum. Pelajaran ini belum diajarkan secara

komprehensif dan berkesinambungan sehingga berdampak kepada kualitas pendidikan dan

sosial peserta didik dan masyarakat Aceh, umumnya. Yang diajarkan hanya hal-hal yang

tidak urgen dan bermanfaat. Ambil contoh, pendidikan sekolah kita belum mampu

memberi pemahaman tentang moral bagi anak didik, sehingga masih ditemukan bagaimanakenakalan terjadi bahkan tindak kejahatan

Seperti tawuran antarpelajar/ mahasiswa, pencurian, khalwat/pacaran,

mesum/zina, mengkomsumsi ganja, merokok dan sebagainya . Ini indikator kalau

pengajaran nilai Islami mengalami kegagalan. Kondisi ini diperparah pula dengan akhlak 

Page 10: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 10/13

10

pendidik yang sangat memprihatinkan. Sebagai pendidik, seharusnya guru/dosen menjadi

uswah (teladan) bagi siswa/mahasiswanya, bukan sebaliknya. Selama ini ada "oknum"

guru/dosen hanya mengajar dan makan gaji, bukan mendidik dan membimbing mereka.

Tidak ada rasa amanah terhadap kewajibannya sebagai pendidik. Merekapun tidak 

memberikan qudwah (panutan). Sehingga memberi kesan tidak edukatif bagi

murid/mahasiswanya. Padahal kewajiban guru/dosen bukan hanya mengajar, akan tetapu

membentuk kepribadian anak didikannya dengan akhlak yang mulia.

Kecuali itu, nilai-nilai budaya Aceh (yang Islami) sudah mengalami kelunturan

bahkan nyaris punah. Misal, memberi ruang bagi munculnya tindakan khalwat, baik dalam

proses belajar maupun dalam pergaulan mereka di luar itu. Pergi dan pulang kampus

barengan antara laki dan perempuan yang bukan muhrim sudah menjadi trend, bahkan

tanpa rasa malu si perempuan berboncengan motor memeluk si laki. Pacaran dan pergaulan

bebas mewarnai dan menodai

Lingkungan pendidikan kita, atau tentang cara berpakaian yang tidak menganut

norma-norma agama. Ironisnya, pihak berwenang seperti kepala sekolah/Rektor dan para

guru/dosen diam saja, hanya menjadi penonton tanpa berusaha amal ma’ruf nahi munkar.

Pembiaran non budaya Islami, telah mengakibatkan tatanan kehidupan masyarakat

menjadi bobrok..

Bagaimana pendidikan di negeri luar? Sangat beda dengan di negeri kita. Nilai-

nilai moral begitu terasa dalam sistem pendidikan mereka. Agaknya, ini patut kita

becermin dan mengadopsi sitem pendidikan Negara luar (yang Islami). Sebutlah di

antaranya Universitas al-Azhar, atau di Malaysia, saya melihat hal menarik yang patut kita

contoh dalam menerapkan

Pendidikan Islami di Aceh. Di antaranya persyaratan utama untuk masuk 

universitas tersebut yaitu mampu membaca Alquran dengan baik dan bertajwid, di samping

harus lulus standar ujian bahasa Arab atau Toafl. Itu juga ditunjukkan sikap para

pengajarnya yang jujur, ikhlas dan amanah. Mereka mengajarkan ilmu kepada para

mahasiswa dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Memulai belajar dengan basmallah atau tahmid (pujian kepada Allah), dan

menutupnya dengan hamdallah atau doa. Di sela-sela pengajaran ada taushiah (nasehat),

Page 11: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 11/13

11

dan mereka benar-benar menjadi uswah . Pembentukan akhlak dan budaya Islami di

lingkungan pendidikan mereka menjadi prioritas para guru dan dosen.

Demikian pula adanya sejumlah aturan, misal, aturan pakaian yang sopan dan

syar’i, yaitu pakaian yang harus menutup aurat, tidak tipis (transparan) , tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh (ketat) dan tidak menyerupai pakaian lawan jenis, juga tidak merokok di

kampus,larangan couple (pacaran atau khalwat), menyontek, pornografi dan pornoaksi,

adanya pemisahan antara siswa/mahasiswa laki-laki dan perempuan, baik di kelas, kampus

maupun asrama. Begitu juga dengan sarana dan fasilitas olah raga, internet dan

entertainment (hiburan).

Kurikulum yang berkualitas, termasuk kewajiban menghafal Alquran. Ada

program tambahan yaitu tahfiz. Maka tidak heran seorang sarjana kedokteran atau tehnik sipil mampu menghafal Alquran. Islamisasi knowledge (ilmu pengetahuan) merupakan

bagian Kita berharap kepada Pemerintah Aceh dan instansi terkait lainnya (dalam hal ini

Depag, Dinas Pendidikan, dan MPD) dapat merumuskan konsep pendidikan Islami dan

menerapkannya dalam pendidikan di Aceh. 11 

Dan baru-baru ini, Pemprov NAD membuat terobosan baru dengan membentuk 

badan pendidikan dan pemberdayaan dayah di seluruh kabupaten/kota. Badan ini, bertugas

memberdayakan sumber daya manusia sekaligus memberikan kontribusi bagi santri dalam

bidang ekonomi. Dengan adanya badan ini, pembinaan dan pemberdayaan dayah tidak lagi

partikular dengan bantuan pihak ketiga, melainkan masuk dalam sistem pemerintahan dan

memperoleh bantuan dana melalui APBA.

“Konsekuensinya, Pemprov NAD harus menyediakan dana setiap tahun bagi

dayah-dayah yang bernaung di bawah badan tersebut,” kata Wakil Gubernur Aceh

Muhammad Nazar kepada wartawan di Banda Aceh, kemarin.

Menurut dia, pembentukan badan tersebut sudah diwacanakan kepada masing-

masing kabupaten/kota, agar memfasilitasi dayah dengan memberikan lahan. Dengan

demikian, para santri, selain belajar kitab Salafiyah, mereka juga dapat mengembangkan

usaha.

11 Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA,  Islamikah Pendidikan di Aceh. http://www.serambin ews.com/old/ 

index.php? aksi=bacaopini&opinid=1907 

Page 12: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 12/13

12

“Mereka ini tidak boleh terus bergantung dengan sumbangan pihak ketiga maupun

sumbangan tidak mengikat lainnya, tetapi ke depan dayah harus mandiri dan berdikari

dengan lahan yang diberikan,” sebut Wakil Gubernur. 

Untuk tahap awal, Pemprov NAD akan memberikan bantuan, baik untuk tambak,perkebunan dan usaha lainnya. Dan ini akan dikelola secara profesional oleh para santri

dayah. Dengan demikian, melahirkan sumber pendapatan dayah.

Kendala selama ini, kata Nazar, jangankan modal usaha lahan yang digarap pun tidak ada,

sehingga kehidupan dayah sangat memprihatinkan. “Kita harapkan masa depan dayah di

Aceh menjadi bingkai perkembangan pendidikan Islam,” harap dia12

.

F. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses belajar engajar yang membiasakan kepada

warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, memahami dan mengamalkan semua

nilai yang disepakati sebagai nilai yang terpujikan dan dikehendaki, serta berguna bagi

kehidupan dan perkembangan ciri pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

Islam sendiri adalah proses bimbingan terhadap peserta didik ke arah terbentuknya pribadi

muslim yang baik (insan kamil)

Keberhasilan dan kemajuan pendidikan di masa kerajaan Islam di Aceh, tidak 

terlepas dari pengaruh Sultan yang berkuasa dan peran para ulama serta pujangga, baik dari

luar maupun setempat, seperti peran Tokoh pendidikan Hazah Fansuri, Syamsudin As-

Sumatrani, dan Syaeh Nuruddin A-Raniri, yang menghasilkan karya-karya besar sehingga

menjadikan Aceh sebagai pusat pengkajian Islam.

12 www.rakyataceh.com Pengembangan Dayah Difokuskan, Pemprov Siapkan Dana dan Lahan. Selasa, 25

December 2007 | 05:11

Page 13: Makalah tentang Pendidikan Di Aceh

5/10/2018 Makalah tentang Pendidikan Di Aceh - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-tentang-pendidikan-di-aceh 13/13

13

DAFTAR PUSTAKA

1.  www.rakyataceh.com Pengembangan Dayah Difokuskan, Pemprov Siapkan

Dana dan Lahan. Selasa, 25 December 2007 | 05:11

2.  Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA, Islamikah Pendidikan di Aceh. 

http://www.serambin ews.com/old/ index.php? aksi=bacaopini&opinid=1907

3.  Thamrin, M. dan Mulyana, Edy. Perang kemerdekaan Aceh, Badan

Perpustakaan Provinsi NAD, 2007.

4.  Thamrin , M.  Aceh melawan Penjajahan Belanda, CV. Wahana, Jakarta,

2004

5. 

http://www.indomedia.com/bpost/052004/28/opini/opini1.htm