Upload
ulya-ima
View
108
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
translate jurnal
Citation preview
Peningkatan ketebalan iris dan hubungannya dengan glaukoma sudut tertutup primer
B-S Wang1,2, A Narayanaswamy1, N Amerasinghe1, C Zheng1, M He3, Y-H Chan4, M E Nongpiur1, D S Friedman5, T Aung1,4
AbstrakTujuan. Untuk mengetahui hubungan antara parameter kuantitatif iris dan penyakit sudut tertutup.Metode. Pasien dengan sudut tertutup direkrut dari klinik glaukoma secara prospektif. Segmen anterior tomografi koherensi optik (AS-OCT) dilakukan dalam kondisi gelap standar. Customised software (perangkat lunak yang dibuat untuk dikembangkan dan dijual kepada satu user atau lebih) digunakan secara horisontal sebagaimana scan OCT untuk mengukur ketebalan iris pada 750 mm (IT750) dan 2000 mm (IT2000) dari sklera spur, ketebalan iris maksimal (iris thickness maximal/ITM) dan luas penampang iris (I-Area).Hasil 167 Sudut tertutup (terdiri dari 50 sudut tertutup-primer (Primary Angle Closure/PAC), 73 glaukoma sudut tertutup primer (Primary Angle Closure Glaucoma/PACG) dan 44 mata PAC akut) dan 1153 pasien normal diperiksa. Setelah disesuaikan untuk usia, jenis kelamin, ukuran pupil dan kedalaman ruang anterior, rata-rata IT750 (0,499 vs 0,451 mm, p <0,001), IT2000 (0,543 vs 0,479 mm, p <0,001), ITM (0,660 vs 0,602 mm, p <0,001) dan I-Area (1,645 vs 1,570 mm2, p = 0,014) secara signifikan lebih besar dalam sudut tertutup (kelompok gabungan) versus mata normal. Multivariate odd ratio disesuaikan (OR) untuk setiap parameter sudut tertutup dibandingkan dengan mata normal: IT750 OR1.7 (95% CI 1,1-2,7, p = 0,032); IT2000 OR2.2 (95% CI 1,3-3,8, p = 0,006) dan ITM OR2.2 (95% CI 1,3-3,6, p = 0,003), masing-masing meningkat 0,1 per unit.
Kesimpulan Peningkatan ketebalan iris dikaitkan dengan penutupan sudut.
Prevalensi glaukoma sudut tertutup primer (PACG) telah dilaporkan antara 1,0%
hingga 1,4% di antara orang Asia 40 tahun atau lebih.1 2 PACG dikaitkan dengan
tingkat tinggi kebutaan dan ditemukan menjadi penyebab utama kebutaan pada
populasi Asia Timur.3 4 Sebelumnya dilaporkan faktor risiko anatomi untuk sudut
tertutup termasuk pusat dangkal kedalaman ruang anterior (Anterior Chamber
Depth/ACD), posisi lensa anterior dan panjang aksial pendek.5-8 Di antara faktor-
faktor tersebut, ACD dangkal dianggap sebagai faktor risiko kardinal. Namun,
dengan berbasis populasi data ditunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari pasien
dengan ACD dangkal yang pada akhirnya mengembangkan PACG.910
Laser iridotomy perifer (Laser Peripheral Iridotomy/LPI), merupakan pengobatan
lini pertama untuk PACG, bertindak dengan melepaskan blok pupil.11 Penelitian
telah menunjukkan bahwa LPI menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
lebar sudut mata dengan penyempitan sudut.12-19 Namun, seperlima mata memiliki
residu sudut tertutup setelah LPI, dan terapi tambahan sering kali dibutuhkan
untuk menurunkan tekanan intraokular (TIO) atau lower intraocular pressure
(IOP) terutama pada mata dengan PACG yang lebih canggih.13,18,19 Dengan
demikian, penting untuk menyelidiki peran mekanisme lain dalam sudut tertutup
yang terpisah dari blok pupil.
Sebuah penelitian baru di Singapura menemukan bahwa parameter kuantitatif iris,
seperti kelengkungan, luas penampang dan ketebalan iris, secara independen
terkait dengan penyempitan sudut pada pasien sampel berbasis masyarakat dengan
usia 50 tahun atau lebih.20 Pengukuran ini diperoleh dengan menggunakan anterior
segmen tomografi koherensi optik atau anterior segment optical coherence
tomography (AS-OCT). Penyempitan sudut didefinisikan sebagai mata yang
meshwork trabecular posterior atau posterior trabecular meshwork (PTM) tidak
terlihat setidaknya 180° non-lekukan gonioscopy. Namun, dalam penelitian
sebelumnya, mayoritas pasien telah terkena dampak penyempitan sudut (tersangka
utama sudut tertutup) tanpa glaukoma, dan tidak diketahui apakah asosiasi ini
terdapat pada pasien dengan penyakit yang lebih maju seperti pasien dengan
PACG.
Dalam rangka untuk lebih menyelidiki hubungan ini pada pasien dengan penyakit
sudut tertutup yang signifikan, kami melakukan metode studi yang identik dengan
kriteria AS-OCT untuk pengukuran iris dan merekrut pasien dari rumah sakit
pusat dan mengkategorikannya ke dalam PACG, sudut tertutup primer (PAC)
tanpa glaukoma dan mata pasien yang sama-sama mengalami sudut tertutup akut
di episode sebelumnya.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional prospektif. Pasien penelitian
berturut-turut direkrut dari klinik glaukoma di sebuah rumah sakit mata tersier di
Singapura setelah memperoleh informed consent tertulis. Studi ini disetujui oleh
komite etika Singapura Eye Research Institute dan dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip Deklarasi Helsinki.
Tiga subkelompok sudut tertutup dan kelompok pasien normal diperiksa; definisi
dari masing-masing subkelompok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:21
1. Sudut tertutup primer
Adalah mata dengan penyempitan sudut (didefinisikan sebagai mata yang
PTM tidak terlihat untuk setidaknya 180° pada lekukan gonioscopy di posisi
utama) dengan synechaie anterior perifer (Perifer Anterior Synechaie/PAS)
dan / atau peningkatan TIO (didefinisikan sebagai TIO > 21 mmHg ) tapi
tanpa neuropati optik glaukoma atau kemunduran bidang visual. PAS
didefinisikan sebagai adhesi iris abnormal ke sudut yang memiliki tingkat
meshwork trabecular anterior lebih tinggi dan dianggap memiliki aposisi
antara iris perifer dan struktur sudut yang tidak dapat dipatahkan meskipun
dengan identasi gonioscopy.
2. Glaukoma sudut tertutup primer
Adalah mata dengan neuropati optik PAC dan glaukoma (didefinisikan
sebagai cup vertikal: disc (CD) rasio ≥ 0,7 dan / atau CD asimetri> 0,2 dan /
atau fokal notching) dengan kehilangan kompatibel lapang visual pada
perimetry otomatis statis (SITA algoritma Standar dengan 24-2 Pola
pengujian; Humphrey Visual Analyser Lapangan II, Carl Zeiss Meditec,
Dublin, California, Amerika Serikat). Ini didefinisikan sebagai Uji Hemifield
Glaukoma luar batas normal dengan deviasi standar dan pola abnormal p <5%
terjadi pada populasi normal dan memenuhi kriteria uji reliabilitas (fiksasi
kerugian <20%, positif palsu <33% dan / atau negatif palsu ≤ 33%).
3. Fellow mata sudut tertutup akut primer
Kriteria diagnostik untuk sudut tertutup akut primer (APAC) adalah sebagai
berikut:22 terdapat setidaknya dua dari gejala berikut: nyeri okular atau
periokular, mual atau muntah atau keduanya, dan riwayat anteseden intermiten
visus kabur dengan haloes, tekanan intraokular Hg> 28 mm pada Goldmann
applanation tonometry, dan setidaknya ada tiga dari tanda-tanda berikut:
injeksi konjungtiva, edema kornea epitel, dilatasi pupil reaktif ringan dan
ruang anterior dangkal.
4. Kelompok kontrol pasien normal
Kelompok kontrol pasien normal (didefinisikan sebagai TIO ≤ 21 mm Hg
dengan sudut terbuka, saraf optik sehat dan bidang visual normal, tidak ada
operasi sebelumnya dan tidak ada riwayat keluarga glaukoma). Pasien berasal
dari studi cross-sectional berusia 50 tahun dan lebih yang direkrut dari klinik
komunitas antara Desember 2005 dan Juli 2006. Rincian dari populasi ini
telah dijelaskan sebelumnya.20,23,24 Secara singkat, pasien penelitian yang
mengkaji instrumen penapisan baru untuk penyempitan sudut berusia 50 tahun
atau lebih dan tidak memiliki keluhan mata apapun, riwayat glaukoma atau
operasi intraokular sebelumnya.
Pasien didiagnosis dengan sudut tertutup sekunder (seperti neovascular atau
uveitic glaukoma), pasien dengan kelainan kornea yang akan mempengaruhi
pencitraan AS-OCT, riwayat / bukti APAC pada mata yang diteliti, laser
iridoplasty, riwayat operasi intraokuler dan pasien pada terapi miotic dikeluarkan.
Semua pasien dengan PAC, PACG dan mata sesama APAC sebelumnya
mengalami LPI.
Pencitraan Segmen Anterior OCT
Pencitraan AS-OCT (Visante, Carl Zeiss Meditec) dilakukan pada semua pasien
dalam kondisi gelap standar, yaitu, dengan lampu kamar mati (0 lx). Perawatan
yang memadai tersebut dipastikan untuk memelihara lingkungan pencitraan yang
sama dan pencahayaan ruangan selama akuisisi AS-OCT memindai kedua pasien
berbasis rumah sakit dan berbasis masyarakat. Scan terpusat pada pupil dan
dibawa sepanjang sumbu horisontal (sudut hidung-temporal pada 0°-180°),
menggunakan segmen protokol scan anterior standar tunggal. Untuk mendapatkan
kualitas gambar terbaik, pemeriksa menyesuaikan kejenuhan dan kebisingan dan
mengoptimalkan polarisasi untuk setiap scan selama pemeriksaan. Saat beberapa
scan diperoleh oleh perangkat AS-OCT, pemeriksa memilih gambar terbaik, tanpa
artefak gerak, atau artefak gambar karena kelopak mata. Untuk kasus bilateral dan
kelompok kontrol, hanya mata kanan yang dicitrakan.
Gambar AS-OCT kemudian diproses menggunakan perangkat lunak yang sesuai,
Program Penilaian Angle Zhongshan (Guangzhou, Cina).25 Input hanya dilakukan
oleh pengamat untuk menentukan lokasi dari dua taji scleral. Algoritma ini
kemudian secara otomatis menghitung parameter iris sebagai berikut: ketebalan
iris (IT750, IT2000 dan ITM), daerah iris (I-Area) dan kelengkungan iris (I-Curv)
(gambar 1). IT750 dan IT2000 didefinisikan sebagai ketebalan iris yang diukur
masing-masing pada 750 dan 2000 m dari sklera spur. Pengukuran ini dilakukan
sebagai berikut: lingkaran dengan radius 750 m digambar, dengan sklera spur
digunakan sebagai pusat. Titik potong pada permukaan anterior iris diidentifikasi.
Jarak terpendek dari titik ini ke permukaan posterior dari iris dihitung sebagai
IT750. Metode yang sama digunakan untuk IT2000. ITM adalah nilai tertinggi
sepanjang ketebalan keseluruhan iris. I-Area dihitung sebagai luas penampang
kumulatif panjang iris penuh. Untuk menghitung I-Curv, perangkat lunak menarik
garis dari yang paling perifer ke tempat yang paling sentral dari epitel pigmen iris,
dan kemudian garis tegak lurus diperpanjang dari baris ini ke epitel pigmen iris
pada titik konveksitas terbesar.26 Selain itu , ACD, ukuran pupil, jarak sudut
pembukaan atau angle opening distance (AOD) dan area sudut istirahat atau angle
recess area (ARA) juga diukur. AOD adalah panjang garis yang ditarik dari iris
anterior tegak lurus endotelium kornea untuk garis yang ditarik sepanjang
trabecular meshwork pada 500 pM dari sklera spur.27 ARA didefinisikan sebagai
daerah yang dibatasi oleh permukaan iris anterior, endotelium kornea dan garis
tegak lurus ke endotelium kornea ditarik ke permukaan iris dari titik di 750 pM
dari anterior sklera spur.28 Rata-rata dari kedua pengukuran temporal dan nasal
dalam satu meridian digunakan untuk analisis.
Gambar 1. Diagram skematik menggambarkan pengukuran otomatis ketebalan iris (IT750, IT2000 dan ITM), iris wilayah (I-Area) dan kelengkungan iris (I-Curv).
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan paket statistik Stata V. 9.2
(StataCorp LP). Perbedaan parameter iris antara kasus yang dikonfirmasi klinis
sudut tertutup dan pasien normal dalam parameter iris dievaluasi menggunakan
model regresi logistik untuk menentukan OR dengan IK95%. OR multivariat yang
disesuaikan diperoleh setelah penyesuaian usia, jenis kelamin, ukuran pupil dan
ACD.
Hasil
Sebanyak 196 pasien sudut tertutup dari sampel berbasis rumah sakit dan 1.540
pasien normal dari sampel berbasis masyarakat diteliti. Dari jumlah tersebut, 29
(14,8%) sudut tertutup dan 387 (25,1%) pasien yang normal dikeluarkan dari
analisis karena masalah dalam mengidentifikasi sklera spur, meninggalkan 167
sudut tertutup (terdiri dari 50, PACG PAC 73 dan 44 mata sesama APAC) dan
1153 yang normal pasien dalam analisis akhir. Mayoritas pasien (sekitar 90%)
pada kedua kelompok adalah Cina (tabel 1). Ada perbedaan signifikan antara
kedua kelompok untuk usia (p <0,001), jenis kelamin (p <0,001), ACD (p
<0,001), ukuran pupil (p <0,001), AOD (p <0,001) dan ARA (p <0,001 ).
Dibandingkan dengan populasi kontrol, pasien sudut tertutup lebih tua, telah ACD
dangkal, penyempitan sudut, ukuran pupil yang lebih kecil dan memiliki lebih
banyak pasien perempuan. Rata-rata deviasi bidang visual (MD) di PAC, PACG
dan mata sesama kelompok APAC adalah masing-masing -3,31 (3,73) dB, -9,96
(8,70) dB dan -5,29 (5,89) dB.
Tabel 1. Perbandingan sudut tertutup dan pasien normal
Setelah disesuaikan untuk usia, jenis kelamin, ukuran pupil dan ACD, rata-rata
nilai-nilai IT750 (0,499 vs 0,451 mm, p <0,001), IT2000 (0,543 vs 0,479 mm, p
<0,001), ITM (0,660 vs 0,602 mm, p <0,001) dan I-Area (1,645 vs 1,570 mm2, p
= 0,014) secara signifikan lebih besar pada kelompok sudut tertutup daripada di
sampel normal, sementara I-Curv (0,110 vs 0,260 mm, p <0,001) lebih besar
dalam sampel normal (tabel 2).
Setelah usia, jenis kelamin, ukuran pupil dan ACD disesuaikan, OR multivariat
yang disesuaikan masing-masing parameter (95% CI dan nilai p) untuk sudut
tertutup dibandingkan dengan mata normal: IT750, 1,7 (1,1-2,7, p = 0,03) ;
IT2000, 2,2 (1,3-3,8, p = 0,006); ITM, 2,2 (1,3-3,6, p = 0,003), masing-masing I-
Area, 1.1 (1.0 sampai 1.3, p = 0,08) dan I-Curv, 0,4 (0,3 hingga 0,5, p <0,001),
setiap kenaikan 0,1 per unit (tabel 3).
Tabel 2. Perbandingan parameter iris pada mata sudut tertutup dan mata normal
Tabel 3. Hubungan parameter iris dan risiko sudut tertutup (kelompok gabungan)
Setelah disesuaikan untuk ukuran usia, jenis kelamin, ACD dan pupil, ada
perbedaan yang signifikan untuk sebagian besar parameter iris antara sub-
kelompok sudut tertutup dan normals (tabel 4), kecuali untuk IT750 untuk PACG
dibandingkan normals (p = 0,09), I-area untuk PACG dibandingkan normals (p =
0,07) dan I-Area untuk mata sesama APAC dibandingkan normals (p = 0,64).
Pembahasan
Penelitian ini menegaskan laporan kami sebelumnya bahwa peningkatan
ketebalan iris independen terkait dengan penutupan sudut.20 Sementara studi
sebelumnya mengevaluasi kasus penyempitan sudut pada pasien normal di klinik
kesehatan umum, penelitian ini merekrut kasus glaukoma sudut tertutup secara
prospektif dari klinik di rumah sakit dan baik untuk kasus PAC maupun kasus
PACG. Temuan dari individu-individu ini adalah serupa dengan yang ditemukan
dengan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa peningkatan ketebalan iris
kemungkinan memainkan peran dalam pengembangan sudut tertutup dan akhirnya
PACG. Setelah disesuaikan untuk ukuran usia, jenis kelamin, ACD dan pupil, iris
lebih tebal dalam sudut tertutup daripada di mata normal.
Tabel 4. Perbandingan parameter iris antara sub-kelompok dari sudut tertutup dibandingkan kontrol normal
Hasilnya konsisten dengan semua tiga posisi ketebalan iris, IT750, IT2000 dan
ITM, untuk kelompok sudut tertutup dikombinasikan serta subkelompok sudut
tertutup. Ini menunjukkan bahwa pada mata sudut tertutup, iris perifer dan semua
ketebalan maksimalnya lebih besar daripada mata normal. Sebuah iris perifer yang
lebih tebal kemungkinan berkontribusi terhadap sudut tertutup sebagaimana iris
perifer yang berada dalam jarak dekat ke sudut. Hal ini mungkin sangat penting
pada mata dengan kamar anterior dangkal dan padat. Dengan penuaan ketebalan
lensa dan peningkatan pendangkalan bilik anterior, memungkinkan ketebalan iris
meningkat menjadi faktor risiko yang signifikan untuk pengembangan sudut
tertutup dalam mata tersebut. Kami berspekulasi bahwa PACG / PAC mata dengan
iris perifer tebal bahkan bisa memanfaatkan perawatan penipisan iris perifer,
seperti dengan laser gonioplasty. Adalah menarik ketika OR multivariat yang
disesuaikan untuk IT2000 lebih tinggi daripada untuk IT750, hal ini menunjukkan
bahwa mungkin ada perbedaan dalam ketebalan bagian tengah lebih dari iris dan
bahkan secara umum mungkin untuk ketebalan iris. Kami mengakui bahwa hanya
dengan menggunakan tiga posisi untuk mengukur ketebalan iris adalah tidak ideal
karena mereka mungkin tidak mewakili seluruh iris, dan diperlukan studi lebih
lanjut.
Sebaliknya, Sihota et al menemukan bahwa mata orang-orang India dengan PACG
akut dan kronis mengalami irides lebih tipis bila diukur menggunakan USG
biomicroscopy dibandingkan dengan PACG sub-akut, glaukoma sudut terbuka
primer dan kontrol.29 Pengukuran ini tidak disesuaikan untuk ukuran pupil. Kami
berspekulasi bahwa episode akut sebelumnya dapat mengakibatkan atrofi iris
iskemik dan penurunan ketebalan iris. Oleh karena itu, kami mengecualikan
pasien dengan riwayat serangan akut dan meneliti mata yang sama sebagai
gantinya. Kemungkinan lain adalah bahwa ada perbedaan ras dalam ketebalan iris
antara mata India dan Cina.
Menariknya, pasien dengan sudut tertutup memiliki ukuran pupil mata lebih kecil
dibandingkan dengan kontrol normal. Dalam penelitian kami, semua pasien
dengan sudut tertutup telah menjalani LPI sebelum Pencitraan AS-OCT, dengan
demikian, kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa setelah LPI,
diameter pupil menurun. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
tidak ada perubahan statistik yang signifikan dengan diameter pupil sebelum dan
sesudah LPI.12 Ketika kami membandingkan lebar ruang anterior antara kedua
kelompok, kami menemukan bahwa pasien sudut tertutup memiliki lebar ruang
anterior yang lebih kecil (11,17 0,42 mm) dibandingkan dengan mata kontrol
(11,80 0,38 mm, p <0,001), menunjukkan bahwa diameter pupil yang lebih besar
dalam gelap, bukan karena mata yang lebih besar. Hubungan antara ukuran pupil
dan sudut tertutup layak untuk dipelajari lebih lanjut. Dalam semua analisis lain,
kita telah menyesuaikan ukuran pupil untuk menghilangkan efek perancu
potensial.
Kelengkungan iris secara signifikan lebih kecil pada kasus PAC / PACG
dibandingkan mata normal. Hal ini dapat dimengerti karena semua pasien telah
menjalani sudut tertutup LPI sebelum Pencitraan AS-OCT, dan kemungkinan
bahwa LPI menyebabkan datarnya kecembungan iris, seperti yang ditemukan
dalam studi sebelumnya menggunakan ultrasound biomicroscopy.12-15 Sebaliknya,
penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa kelengkungan iris yang lebih
besar dikaitkan dengan sudut tertutup pada partisipan yang tidak mengalami LPI.20
Meskipun kami menemukan bahwa daerah iris mata lebih besar pada sudut
tertutup dibandingkan dengan mata normal (dalam nilai rata-rata), dari OR
multivariat 1,1 (IK95%) (1,0-1,3) tidak signifikan (p = 0,08). Hal ini mungkin
karena ukuran sampel yang terbatas. Dalam penelitian kami sebelumnya,
perbedaan daerah iris antara kuartil terendah dan tertinggi dicatat dalam analisis.20
Studi dengan penyesuaian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi jika luas
penampang iris merupakan faktor risiko untuk sudut tertutup.
Keterbatasan penting dari penelitian ini termasuk fakta bahwa pengukuran
ketebalan lensa, panjang aksial atau refraksi tidak dilakukan. Ukuran sampel kami
relatif kecil, dan beberapa perbedaan yang ditemukan tidak mungkin signifikan
karena kekuatan terbatas. Semua pasien sudut tertutup sebelumnya mengalami
LPI, dan ini mungkin mempengaruhi pengukuran iris. Studi prospektif tambahan
diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan pada pasien yang belum mengalami
LPI. Juga, beberapa pertanyaan spesifik mengenai penggunaan obat sistemik,
yang dapat mempengaruhi struktur iris (seperti alpha-1 antagonis reseptor
adrenergik), yang tidak termasuk dalam protokol penelitian. Akhirnya, kami
melakukan studi ini dalam kondisi gelap, dan kami tidak mengevaluasi perubahan
iris yang diinduksi oleh kondisi pencahayaan yang berbeda.
Pencitraan AS-OCT memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, meskipun AS-
OCT dapat memperoleh pandangan penampang penuh dari bilik anterior dalam
satu frame gambar, sumber cahaya yang digunakan untuk mendapatkan gambar
AS-OCT sebagian diblokir oleh sclera dan pigmen dari iris menghasilkan resolusi
tubuh ciliary dan struktur posterior pada epitel pigmen yang terbatas. Hal ini juga
dapat mempengaruhi penilaian yang tepat dari morfologi iris. Kedua, gambar AS-
OCT yang berhubungan dengan tingkat tinggi sklera spur tidak terdeteksi. Dalam
penelitian kami, 29 (14,8%) pasien dari sampel berbasis rumah sakit dan 387
(25,1%) pasien dari sampel berbasis masyarakat dikeluarkan dari analisis karena
masalah dalam mengidentifikasi sklera spur. Idealnya, ada kebutuhan untuk
menyelidiki parameter iris dalam pasien menggunakan metode yang tidak
tergantung pada lokalisasi sklera spur.
Singkatnya, kami mengkonfirmasi temuan kami sebelumnya hubungan ketebalan
iris dengan sudut tertutup. Hal ini ditemukan dalam berbagai kelompok pasien
sudut tertutup yang direkrut dari klinik glaukoma dan baik pada kasus PAC
maupun kasus PACG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
ketebalan memainkan peran dalam patogenesis sudut tertutup.