Upload
sagita-fajarahayu
View
2.153
Download
164
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kalo butuh referensi tugas akhir, monggo
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA KOTA X
KARYA AKHIR
GISSELA CLARA APRODITA
0906542296
PROGRAM VOKASI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
MEI 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSES PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA KOTA X
KARYA AKHIR
diajukan sebagai salah satu pemenuhan syarat tugas akhir studi
GISSELA CLARA APRODITA
0906542296
PROGRAM VOKASI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
MEI 2012
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan magang ini diajukan oleh :
Nama : Gissela Clara Aprodita
NPM : 0906542296
Program Studi : Vokasi Akuntansi
Kekhususan : Akuntansi Sektor Publik
Judul Laporan Magang : Proses Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Agama Kota X
Sebagai salah satu syarat untuk mengajukan ujian presentasi magang
Depok, 5 Juni 2012
Dosen Pembimbing
(Marsdenia., SE., Ak., MARS)
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Gissela Clara Aprodita
NPM : 0906542296
Tanda Tangan :
Tanggal :
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Karya Akhir ini diajukan oleh :
Nama : Gissela Clara Aprodita
NPM : 0906542296
Program Studi : Vokasi Akuntansi
Kekhususan : Akuntansi Sektor Publik
Judul Karya Akhir : Proses Penyusunan Anggaran Instansi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya pada Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi, Universitas
Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Nama TTD
Pembimbing : Marsdenia., SE., Ak., MARS
Penguji : Arthaingan H. Mutiha SE.,M.Ak
Ditetapkan di : Depok
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proses
magang selama kurang lebih 3,5 bulan serta karya akhir dengan judul “ Proses
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Agama Kota X” dengan
baik dan tepat waktu. Tujuan penyusunan karya akhir ini adalah sebagai salah
satu prasyarat guna menyelesaikan program studi Vokasi bidang ilmu Akuntansi
Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa pada saat prosesi magang sampai penyusunan
karya akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Dalam proses penyusunan
karya akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi Universitas Indonesia, yang telah
memberi penulis kesempatan untuk bisa menimba ilmu dan mendapatkan
banyak pengalaman yang berharga selama masa kuliah.
2. Ibu Dini Marina, S.E., M.Com., DEA, selaku Ketua Bidang Studi
Akuntansi, Program Vokasi Universitas Indonesia.
3. Ibu Marsdenia selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu
memberikan pengarahan dengan penuh sabar kepada penulis sehingga
laporan karya akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Yofti Nugraha, Bapak Wildan Nurrachman dan Ibu Eva Fauziah
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk bisa melaksanakan
proses magang di Kantor Kementerian Agama Kota X, juga dengan baik
hati memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan penulis untuk
menyelesaikan laporan ini. serta staf lainnya yang selalu membimbing,
mendukung, serta mengarahkan penulis dalam proses magang.
5. Ayah, Mami, dan tante non yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis selama proses magang sampai pada penyusunan karya akhir ini
baik secara moril maupun materil.
6. Sahabat-sahabat tersayang Fransiska Harsyanthi, Rhadinal Fahmi yang
terus memberikan semangat dan menghibur penulis selama menyelesaikan
laporan magang.
7. Seluruh teman-teman di Vokasi Akuntansi antara lain Ibnu Faisal teman
seperjuangan dari awal mencari tempat magang, Indria Febian yang
sudah membantu meminjamkan charger laptop disaat charger laptop saya
rusak, Azka Shabrina, Sidiq Dwi Narno, Hendra Ari Wibowo, Irene
Yolanda, Namira, Gobin, Nikkie, Didi, Karin, Cetrin, Bep, Aza, Jiwo dan
semua teman-teman angkatan 2009 dan 2010 yang telah banyak
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
8. Goguma chinggu Ima unnie, Miem, Choding, acar, irma dan Azure unnie,
yang selalu menghibur dikala bosan dan selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan laporan magang tepat waktu.
9. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu demi kelancaran penulisan karya akhir ini.
Semoga karya akhir ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis sendiri
khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Jakarta, 30 Mei 2011
Gissela Clara Aprodita
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Gissela Clara Aprodita
NPM : 0906542296
Program Studi : Vokasi
Bidang Studi : Akuntansi
Jenis Karya : Karya Akhir (Magang)
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul :
Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/lembaga
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 30 Mei 2011
Yang menyatakan
(Gissela Clara Aprodita)
ABSTRAK
Nama : Gissela Clara Aprodita
Program studi : Vokasi Akuntansi
Judul : Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Agama kota X
Laporan karya akhir ini membahas mengenai proses penyusunan anggaran di
lingkungan Kementerian Agama kota X, dengan melakukan interview kepada
pegawai yang bersangkutan dan membandingkannya dengan peraturan yang
membahas tentang proses tersebut. Ternyata proses penyusunan rencana kerja dan
anggaran sudah dilaksankan oleh kementerian agama kota X secara wajar,
meskipun ada hambatan namun bukan hambatan yang signifikan. Secara
keseluruhan proses penyusunan rencana kerja dan anggaran berjalan sesuai
dengan standar dan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Kata kunci:
Anggaran, RKA-KL
ABSTRACT
Name : Gissela Clara Aprodita
Study program : Vocational Accounting
Title : Preparation process of Work Plan and Budget at the Religion
Ministry at X City
This final assignment discusses about planning and budgeting process on religion
ministry at X City. Writer do the interviews with the key person and compare the
result with the standards and laws in Indonesia. Although there are obstacles on
the process, its not a significant barrier. The whole process of preparing a work
plan budget are in according to the standards and laws in force in Indonesia.
Key words:
Budgeting, RKA-KL
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang .................................... 1
1.2 Tujuan Program Magang .................................................................... 2
1.3 Manfaat Program Magang ................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang................................................. 4
1.5 Ruang Lingkup Karya Akhir .............................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan Karya Akhir ..................................................... 4
2. GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG ............................................... 6
2.1 Profil Kementerian Agama Kota X ..................................................... 6
2.1.1 Sejarah ....................................................................................... 6
2.1.2 Visi & Misi ................................................................................ 7
2.2 Struktur Organisasi ............................................................................. 8
2.3 Jasa yang Ditawarkan ......................................................................... 9
2.4 Pagu Definitf Kementerian Agama Kota X ....................................... 10
3. LANDASAN TEORI .................................................................................... 11
3.1 Konsep Dasar Anggaran ................................................................... 11
3.1.1 Definisi Anggaran .................................................................... 11
3.1.2 Karakteristik Anggaran Sektor Publik ...................................... 12
3.1.3 Prinsip Anggaran Sektor Publik ............................................... 12
3.1.4 Pendekatan Penyusunan Anggaran Sektor Publik ..................... 13
3.2 Asas Penyusunan Rencana Kerja ...................................................... 15
3.2.1 Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran .................... 15
3.2.2 Penyusunan RKA-KL .............................................................. 19
4. PEMBAHASAN ........................................................................................... 23
4.1 Gambaran Umum Penyusunan Anggaran Kementerian Agama
kota X ............................................................................................. 23
4.2 Penelaahan Tugas dan Fungsi ......................................................... 23
4.3 Penelaahan Kebijakan ..................................................................... 23
4.4 Tujuan Penyusunan Anggaran ......................................................... 24
4.5 Melakukan Penentuan Prioritas kegiatan ......................................... 24
4.6 Penjabaran Program ........................................................................ 27
4.7 Rencana Kerja K/L ......................................................................... 27
4.8 Penyusunan RKA-KL ...................................................................... 33
4.9 Perbandingan Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Agama kota X dengan PMA nomor 85 tahun 2008...... 37
5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 38
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 38
5.2 Saran ................................................................................................ 39
5.2.1 Saran Untuk Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi UI ........ 39
5.2.2 Saran Untuk Kementerian Agama Kota X ................................ 40
DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RKA-KL Kementerian Agama Kota X …………………………..42
\
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi................................................................ 8
Gambar 4.1 Siklus Penyusunan RKA-KL Kementerian Agama Kota X .. 36
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penjelasan Umum Renja K/L Tahun 2011 ............................... 28
Tabel 4.2 Renja K/L 2011 ...................................................................... 29
Tabel 4.3 Renja K/L 2011 Kegiatan dan Sumber Pendanaan................... 29
Tabel 4.4 Renja K/L 2011 Sumber Pendanaan ........................................ 30
Tabel 4.5 Renja K/L 2011 Rincian Pendanaan ....................................... 31
Tabel 4.6 Usulan Program/Kegiatan/Target Baru 2011 ........................... 32
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang
Universitas Indonesia merupakan perguruan tinggi negeri yang mempunyai
kualitas dan reputasi sangat baik di Indonesia telah banyak melahirkan bibit-bibit
unggul yang ikut turut serta membangun perekonomian di negara Indonesia.
Termasuk di dalamnya adalah Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang
Studi Akuntansi.
Secara umum, Program Vokasi bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi tenaga ahli profesional dan menerapkan, mengembangkan,
menyebarluaskan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang Studi Akuntansi, memiliki visi
yaitu menjadi center of excellence dalam pendidikan tinggi non gelar di bidang
akuntansi di Indonesia dan sekaligus sebagai acuan bagi penyelenggaraan
program sejenis di lembaga pendidikan lainnya di Indonesia. Mengacu pada visi
tersebut, Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang Studi Akuntansi memiliki
misi untuk menghasilkan lulusan dengan dua karakteristik yang saling mendukung
yaitu:
Tenaga akuntansi dan teknologi sistem informasi dengan kompetensi yang
tinggi.
Praktisi yang memahami disiplin ilmu pendukung untuk pengembangan
karir atau melanjutkan ke jenjang sarjana.
Untuk menjalankan misi tersebut, Program Vokasi Universitas Indonesia
Bidang Studi Akuntansi merancang sebuah program magang yang merupakan
salah satu usaha untuk menyiapkan lulusan-lulusan yang kompeten di bidang
penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan dengan gelar ahli madya di
bidang akuntansi. Dengan adanya program magang tersebut, mahasiswa dapat
melatih tanggung jawab terhadap diri sendiri dan tanggung jawab kepada orang
lain, selain itu mahasiswa juga dapat mempraktekkan ilmu pengetahuan yang
telah diterima selama masa perkuliahan serta dapat belajar dan melihat secara
langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya.
Program magang sendiri merupakan salah satu prasyarat kelulusan untuk
dapat menyandang gelar Ahli Madya di bidang Akuntansi. Program magang
biasanya dilaksanakan mahasiswa menjelang semester 6, jika mahasiswa tersebut
telah memenuhi persyaratan untuk magang. Jangka waktu magang yang
ditetapkan adalah maksimal 4 bulan untuk yang ditempatkan oleh program, atau
minimal 3 bulan untuk yang mencari tempat magang sendiri.
1.2. Tujuan Program Magang
Tujuan dari pelaksanaan program magang yang diselenggarakan Program
Vokasi adalah penerapan pengetahuan, peningkatan kemampuan penyelesaian
masalah dan penyesuaian kultur kerja. Berikut tujuan magang secara umum dan
khusus.
Tujuan Umum :
Menghasilkan praktisi yang kompeten dalam penyusunan dan pemeriksaan
laporan keuangan untuk organisasi sektor publik di 6 (enam) bidang
kompetensi inti yaitu akuntansi keuangan dan manajemen, akuntansi keuangan
organisasi sektor publik, auditing, perpajakan, komputer akuntansi dan
manajemen keuangan.
Tujuan Khusus :
Agar mahasiswa memahami penerapan berbagai perangkat akuntansi,
manajemen dan sistem informasi yang telah dipelajari selama mengikuti
perkuliahan di Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang Studi
Akuntansi pada perusahaan.
Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi manajemen perusahaan sehari-hari dengan menggunakan
perangkat-perangkat akuntansi dan manajemen yang telah dipelajari.
Membiasakan mahasiswa dengan kultur kerja yang sangat berbeda dengan
kultur belajar mulai dari segi manajemen waktu, keterampilan
berkomunikasi, kerja sama tim, serta tekanan yang lebih tinggi untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.
1.3. Manfaat Program Magang
Program magang ini sendiri memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa,
program vokasi dan perusahaan/entitas tempat dilaksanakannya magang. Berikut
manfaat yang diperoleh:
a. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman serta gambaran kepada mahasiswa tentang
dunia kerja yang sebenarnya.
Menerapkan langsung ilmu yang di dapat selama masa perkuliahan di
tempat magang.
Sebagai sarana untuk menyusun karya akhir agar dapat lulus dan
mendapat gelar ahli madya di bidang akuntansi.
Mendapatkan penghasilan tambahan.
b. Bagi Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang Studi Akuntansi
Dapat menjaga hubungan baik dengan perusahaan tempat magang.
Dapat menjalankan misi dari Program Vokasi Universitas Indonesia
Bidang Studi Akuntansi.
c. Bagi tempat magang
Dapat memanfaatkan tenaga terdidik siap pakai yang mutu dan
kredibilitasnya telah dikenal demi membantu proses kegiatan agar
lebih efisien.
Memperoleh kesempatan untuk dipublikasikan dalam setiap kegiatan
Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang Studi Akuntansi,
misalnya dalam promosi penerimaan mahasiswa, pertemuan orang tua
mahasiswa, acara wisuda, dies natalis, dsb.
Dapat dijadikan salah satu usaha dalam rangka early recruitment atau
perekrutan dini bagi perusahaan yang ingin mencari bibit unggul demi
kemajuan perusahaannya.
1.4. Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang
Selama menjalankan program magang di Kantor Kementerian Agama Kota
X, penulis ditugaskan untuk membantu dalam proses :
Menghimpun dan menyusun data bidang administrasi, keagamaan dan
pendidikan dalam bentuk profil data dari masing-masing satuan kerja.
Sinkronisasi dan validasi data dari masing-masing satuan kerja dengan
database pada perencana tingkat Kantor Kementerian Agama Kota X.
1.5. Ruang Lingkup Karya Akhir
Dalam karya akhir ini, penulis akan menjelaskan aktivitas yang dilakukan
selama menjalankan proses magang di Kantor Kementerian Agama kota X yang
berfokus pada proses penyusunan rencana kerja dan anggaran di instansi
pemerintahan untuk tahun 2011.
1.6 Sistematika Penulisan Karya Akhir
Penulisan karya akhir ini, dibagi menjadi 5 bab, dimana setiap bab dibagi
menjadi beberapa sub-bab, agar mempermudah pembaca dalam membacanya.
Sistematika penulisan karya akhir tersebut adalah sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan :
Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang latar belakang program magang,
tujuan program magang, manfaat program magang, ruang lingkup
pelaksanaan magang, ruang lingkup karya akhir serta sistematika penulisan
karya akhir.
BAB 2 Gambaran Umum Tempat Magang :
Dalam bab ini penulis akan membahas gambaran umum Kantor
Kementerian Agama Kota X tempat penulis melaksanakan program magang
yang juga merupakan sumber data bagi penulis dalam penulisan karya akhir.
BAB 3 Landasan Teori :
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori dan konsep yang mendasari
penulisan karya akhir ini. Teori tentang anggaran yang diambil dari buku-
buku yang menunjang pembahasan materi laporan juga dari Undang-Undang
yang mengatur mengenai proses penyusunan anggaran.
BAB 4 Pembahasan :
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang topik utama yang akan
dibahas oleh penulis yaitu mengenai Proses Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran
BAB 5 Kesimpulan dan Saran :
Bab ini memuat kesimpulan atas pembahasan yang dilakukan pada bab-bab
sebelumnya, bab ini juga berisi saran bagi Program Vokasi Universitas
Indonesia Bidang Studi Akuntansi, dan tempat magang yaitu, Kantor
Kementerian Agama Kota X.
BAB 2
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
2.1 Profil Kementerian Agama Kota X
2.1.1 Sejarah
Secara filosofis, sosio politis dan historis agama bagi bangsa Indonesia sudah
berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para tokoh dan
pemuka agama selalu tampil sebagai pelopor pergerakan dan perjuangan
kemerdekaan baik melalui partai politik maupun sarana lainnya. Perjuangan
gerakan kemerdekaan tersebut melalui jalan yang panjang sejak jaman kolonial
Belanda sampai kalahnya Jepang pada Perang Dunia ke II. Kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa
kemerdekaan kedudukan agama menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya
Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara dan UUD 1945. Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa yang diakui sebagai sumber dari sila-sila lainnya mencerminkan
karakter bangsa Indonesia yang sangat religius dan sekaligus memberi makna
rohaniah terhadap kemajuan-kemajuan yang akan dicapai. Berdirinya Departemen
Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan
kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas
juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945.
Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29
tentang Agama ayat 1, dan 2:
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan sebagai
hasil konsensus nasional dan konvensi dalam_praktek kenegaraan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Saat ini Kementerian Agama terus mendorong terjadinya reformasi birokrasi
sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa jauh lebih baik. Maka untuk menahan
lajunya kemerosotan moral bangsa serta menguatkan kembali mental masyarakat
untuk hidup berdasarkan nilai-nilai agama, pembinaan kehidupan beragama
menjadi sarana yang harus diaktifkan. Dalam hal itulah diharapkan Kantor
Departemen Agama bersikap lebih pro aktif untuk memfungsikan diri sebagai
dinamisator kegiatan pembinaan umat beragama yang lebih berkualitas.
Tata nilai departemen agama
1. Ikhlas beramal
Ikhlas dalam pengabdian kepada masyarakat negara dan bangsa.
Mengutamakan pengabdian kepada msayrakat.
2. Amanah
Memiliki integritas, jujur, adil, bertanggung jawab dan mampu
mengemban kepercayaan.
3. Profesional
Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta memahami
bagaimana mengimplementasikannya, disiplin, kreatif dan inovatif.
4. Kebersamaan
Bekerjasama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling
menghargai dan partisipasi aktif bagi kepentingan bangsa dan negara,
menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan.
5. Keteladanan
Berusaha melakukan yang terbaik sehingga menjadi contoh bagi yang lain.
6. Azaz
Mematuhi tata tertib, prosedur kerja dan peraturan perundangan.
2.1.2 Visi & Misi Kementerian Agama Kota X
Visi dari Kementerian Agama kota X adalah Terwujudnya agama sebagai
landasan moral, etik dan spiritual dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di kalangan masyarakat kota X. Untuk dapat mencapai visi
tersebut, Kementerian Agama kota x perlu melakukan misi-misi untuk
mewujudkan visinya. Misi yang dilakukan oleh Kementerian Agama kota
X adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan kepemerintahan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan ibadah haji dan umroh,
ibadah sosial dan keagamaan, kehidupan keluarga sakinah, dan kerukunan
umat beragama
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan pendidikan dasar dan
menengah pada Madrasah.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan.
2.2 Struktur Organisasi
Gambar 2.1 struktur organisasi Kementerian Agama Kota X
Sumber gambar : diolah sendiri oleh penulis berdasarkan wawancara
Seksi Pekapontren (Pondok Pesantren)
Mengurusi dan menangani seluk beluk pesantren
Seksi Penamas (Penanganan Masyarakat)
Fungsional Perencana
menangani bidang kemasyarakatan yaitu seperti memberikan penyuluhan-
penyuluhan mengenai agama kepada masyarakat setempat.
Seksi urusan agama islam
Mengurusi seluk beluk pernikahan dan juga memberikan konsultasi
terhadap pernikahan yang bermasalah
Seksi madrasah dan pendidikan agama islam
memberikan pelayanan bagi madrasah - madrasah di kota X seperti
menyediakan guru-guru agama di tiap-tiap sekolah dan madrasah.
Seksi penyelenggaran haji dan umroh
menangani proses penyelenggaan ibadah haji dan umroh bagi masyarakat
setempat.
Seksi penyelenggara zakat dan wakaf
Mengurusi mengenai tanah-tanah yang diwakafkan, juga menampung
zakat- zakat.
2.3 Jasa yang Ditawarkan
Jasa yang ditawarkan oleh Kementerian Agama Kota X antara lain adalah
sebagai berikut:
Menyediakan Program Penyelenggaraan, Pembinaan, dan Pengelolaan
Haji dan Umrah.
Peningkatan mutu pendidikan agama di sekolah melalui penyediaan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan serta kelengkapan bahan ajar
penyangga kurikulum yang memadai, pembudayaan agama pada satuan
pendidikan disertai dengan penyelenggaraan ujian nasional pendidikan
agama.
Program Bimbingan Masyarakat Islam, memberikan penyuluhan agama
kepada masyarakat
Melakukan pencegahan potensi konflik sosial keagamaan, penyelesaian
konflik sosial dan pemulihan kondisi sosial pasca konflik.
Pelayanan di bidang KUH mengenai seluk beluk pernikahan, konsultasi
perkawinan yang bermasalah
Pembinaan keluarga harmonis (sakinah/bahagia/sukinah/hita sukaya)
untuk menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembentukan moral dan
etika; pembinaan remaja usia nikah atau calon pengantin perlu dilakukan
secara terprogram disamping pembinaan pasca nikah.
Program pelayanan Zakat dan wakaf Peningkatan kesadaran masyarakat
untuk membayar zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, dana punia, kolekte, dll.
serta profesionalitas pengelolaannya yang lebih berdaya guna bagi
pembangunan masyarakat.
2.4 Pagu definitif Kementerian Agama Kota X tahun 2011
Secara keseluruhan Kementerian Agama Kota X mendapatkan pagu definitif
sebesar Rp.181.014.261.000. Dengan rincian sebagai berikut :
1. Program pendidikan islam Rp.160.669.694.000
2. Program penyelenggaraan ibadah Haji dan Umrah Rp. 476.556.000
3. Program bimbingan masyarakat Islam Rp. 17.763.926.000
4. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya
Kementerian Agama Kota X Rp. 2.104.085.000
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Dasar Anggaran
3.1.1. Definisi Anggaran
Definisi anggaran berdasarkan National Committee on Governmental)
Accounting (NCGA) adalah : rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi
pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk
membiayainya dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of
allocating resources to unlimited demands). Selain itu, anggaran juga dapat
dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja dalam ukuran finansial
yang ingin dicapai selama periode waktu tertentu.
Menurut Deddi Nordiawan (2007) ada beberapa pengertian lain dari
anggaran. Anggaran adalah sebuah rencana finansial yang menyatakan :
Rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain
yang dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan.
Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikan rencana
tersebut.
Perkiraan sumber-sumber yang akan menghasilkan pemasukan serta seberapa
besar pemasukan tersebut.
Tujuan utama dari suatu anggaran adalah untuk stabilitas fiskal makro, alokasi
sumber daya sesuai prioritas, dan pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien.
3.1.2 Karakteristik Anggaran Sektor Publik
Pada buku Akuntansi Pemerintahan oleh Deddi Nordiawan tahun 2007 ,
dikatakan bahwa Anggaran sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
Dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
Umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
Berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusun anggaran.
Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
3.1.3. Prinsip Angggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Otorisasi oleh Legislatif
Sebelum anggaran dibelanjakan oleh eksekutif, anggaran sektor publik harus
mendapatkan otorisasi dari legislatif.
2. Komprehensif
Anggaran sektor publik yang komprehensif harus menunjukkan semua
penerimaan dan pengeluaran sehingga adanya dana non budgetair menyalahi
prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
3. Keutuhan anggaran
Seluruh penerimaan dan belanja harus terhimpun dalam dana umum.
4. Nondiscretionary Appropriation
Anggaran publik yang telah disetujui oleh dewan legislatif harus dimanfaatkan
secara ekonomis, efisien dan efektif.
5. Periodik
Anggaran yang disusun dapat bersifat tahunan maupun multi tahunan.
6. Akurat
Untuk menghindari pemborosan, ketidakefisienan anggaran, underestimate
pendapatan, dan overestimate pengeluaran, estimasi anggaran sebaiknya tidak
memasukkan cadangan yang tersembunyi.
7. Jelas
Anggaran sektor publik sebaiknya disusun secara sederhana sehingga mudah
dimengerti dan tidak membingungkan masyarakat.
8. Diketahui publik
Anggaran sektor publik harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
3.1.4. Pendekatan Penyusunan Anggaran Sektor Publik
1. Pendekatan Tradisional
Ada dua karakteristik utama pada pendekatan tradisional (line-item/object of
expenditure budget), yaitu penyusunan anggaran dengan pendekatan ini
berdasarkan pos-pos belanja dan pendekatan ini menggunakan konsep
inkrementalisme (jumlah anggaran tahun tertentu dihitung berdasarkan jumlah
tahun sebelumnya dengan tingkat kenaikan tertentu). Selain dua karakteristik
utama tersebut, karakteristik lain dari pendekatan tradisional adalah cenderung
sentralistis, bersifat spesifikasi, tahunan, dan menggunakan prinsip anggaran
bruto.
2. Era New Public Management (NPM)
Karena pendekatan tradisional memiliki banyak kelemahan, diperlukan suatu
pendekatan penyusunan anggaran yang mampu men-cover kelemahan-kelemahan
tersebut. Pendekatan baru tersebut, antara lain adalah pendekatan kinerja
(performance budgeting), pendekatan anggaran berbasis nol (zero based
budgeting), dan PPBS (Planning, Programming, and Budgeting System).
Pendekatan Kinerja
Penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja tidak hanya berorientasi
pada apa yang dibelanjakan dan berapa jumlah yang harus dikeluarkan
saja tetapi juga berorientasi pada rencana kegiatan, apa yang akan dicapai,
proyek apa yang akan dikerjakan, dan bagaimana pengalokasian biayanya.
Pendekatan ini mengelompokkan pos-pos anggaran berdasarkan kegiatan.
Anggaran yang telah dikelompokkan ke dalam kegiatan-kegiatan akan
memudahkan pengukuran kinerja dengan cara terlebih dahulu membuat
indikator-indikator yang relevan.
Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Pendekatan PPBS dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pada sistem
penganggaran tradisional dan juga penganggaran kinerja. PPBS
merupakan upaya sistematis yang memperhatikan integrasi dari
perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran. Pada PPBS, sasaran,
manfaat, dan tujuan harus diterjemahkan secara eksplisit sehingga program
strategis yang berorientasi pada hasil dapat diidentifikasi. Dari sini, akan
dihasilkan informasi tentang anggaran yang membantu pengalokasian
sumber daya secara efektif. Penyusunan anggaran dengan pendekatan
PPBS menekankan pada penyusunan rencana dan program. Pos-pos
anggaran pada pendekatan ini disusun berdasarkan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai di masa depan.
Pendekatan Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)
Pendekatan Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting) merupakan
suatu pendekatan penyusunan anggaran didasarkan pada perkiraan
kegiatan tahun yang bersangkutan, bukan pada apa yang telah dilakukan
pada masa lalu. Semua kegiatan pada pendekatan ini menggunakan basis
nol sehingga tidak ada level pengeluaran minimum. Dengan kata lain,
setiap aktivitas atau program yang telah diadakan di tahun-tahun
sebelumnya tidak secara otomatis dapat dilanjutkan. Di samping itu,
dilakukan pula evaluasi atas semua kegiatan atau pengeluaran untuk
menentukan apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini dengan melihat
kontribusi yang diberikannya kepada tujuan organisasi.
3.2 Asas Penyusunan Rencana Kerja
Menurut Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 85 Tahun 2008, terdapat
Asas-asas dalam menyusun rencana kerja. Yaitu :
1. Asas sasaran obyektif, rencana disusun mengacu kepada pencapaian tujuan
dan misi pelaksanaan tugas umum pemerintahan
2. Asas kesederhanaan, logik, dan jelas, pemahaman dan kemampuan para
perencana dalam perencanaan sehingga melahirkan konsep kesederhanaan,
logik dan jelas
3. Asas keterpaduan, adanya keterpaduan dalam penyusunan perencanaan
4. Asas partisipasi, mengakomodasi kebijakan pimpinan tingkat atas dan
tingkat bawah.
5. Asas prioritas, ditujukan pada pencapaian nilai manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kepentingan nasional dan memperhatikan kepentingan
rakyat.
6. Asas pembagian kewenangan dan tanggungjawab, disusun secara
bertingkat dan dibagi secara jelas kewenangan dan tanggungjawab
perencana pada tiap eselon dan antara Satuan Kerja (satker) pusat dan
daerah agar tidak tumpang tindih.
7. Asas aspiratif, harus dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
masyarakat.
8. Asas realitas, perencanaan harus melihat kemampuan anggaran yang
tersedia dengan tetap mengutamakan skala prioritas.
3.2.1 Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
3.2.1.1 Tata Cara
Menurut PMA nomor 85 Tahun 2008 tata cara dalam proses penyusunan
rencana kerja dan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Penelaahan tugas dan fungsi
Organisasi dan tata kerja merupakan mandat yang harus ditelaah dan
dijabarkan dalam program dan kegiatan. Dengan tetap berpegang pada visi dan
misi.
2. Penelahaan kebijakan
Sumber penelahaan kebijakan:
kebijakan nasional (TAP MPR)
kebijakan umum (UU, PP, Perpres, Keppres, Inpres)
kebijakan pelaksanaan (Permen, Kepmen, Insmen, SE)
kebijakan teknis (Per Dirjen/Es I, Kep Dirjen/Es. I, Instruksi Dirjen/Es.I,
SE)
kebijakan tingkat daerah (Perda, Kep Gub/Kada, kebijakan kanwil DJPB,
kakanwil Depag.
Sumber lain:
masukan para pejabat, usul dari satker, saran dan usul dari masyarakat
harapan dan keinginan masyarakat.
proses penelahaan kebijakan
1) Inventarisasi dan pengumpulan kebijakan
2) Penelaahan terhadap kebijakan/peraturan dengan maksud: sejauh mana
kebijakan dapat dilaksanakan, apa ada kesenjangan, apa masih konsisten.
3) Ikhtisar perumusan kebijakan, berupa penafsiran berdasarkan kepada
ketentuan/peraturan yang masih ada dan berlaku dengan harapan dapat
tersusun secara konkret tentang:
(1) apa yang harus dilakukan,
(2) Apa yang dilarang dilakukan,
(3) apa yang baik dilakukan,
(4) apa yang boleh dilakukan,
(5) nilai
3. Menetapkan Tujuan
Dirumuskan secara logis dengan memperhatikan pengukuran keberhasilan
Dengan perumusan yang tepat akan membantu mengenali permasalahan
dengan tepat.
4.Analisis Kedepan
Tersedia data berikut analisisnya
Perlu relevansi data
Perlu pembedaan data internal dan eksternal
5.Inventarisasi alternatif dan menetapkan prioritas kegiatan
Curah pendapat
Hasil seminar
Menghimpun usulan satker
Memperhatikan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya.
3.2.1.2 Proses Penyusunan Rencana
1.Inventarisasi:
a. curah pendapat
b. menghimpun hasil seminar, lokakarya, raker, hasil penelitian
c. menghimpun usulan dari satker
d. memperhatikan evaluasi
e. umpan balik dari hasil audit
f. menampung usul dan saran DPR. Hasil tersebut kemudian dirangkum
menjadi kebijakan prioritas.
2. Penentuan prioritas:
a. urgensi kegiatan
b. adanya sinergi
c. luasnya jangkauan sasaran
d. multiplier effect
e. resiko dan dampak paling minim
f. langsung melayani masyarakat
g. partisipasi masyarakat
3. Penjabaran program:
a. tujuan kegiatan
b. langkah-langkah kegiatan
c. tujuan tiap langkah kegiatan
d. keperluan staff/koordinator
e. waktu kegiatan dan jadual
f. tempat
g. hubungan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
h. antisipasi permasalahan
i. penjabaran program perlu memperhatikan:
adanya pengelompokan kegiatan berdasarkan waktu penyelesaian
lima tahun atau satu tahun
rincian menurut unit kerja pusat atau daerah
dana
unit pelaksana/satker
4.Elemen Perencanaan
Setelah memperhatikan proses umum penyusunan perencanaan perlu diperhatikan
elemen-elemen penting dalam perencanaan, yaitu:
(1) unsur perencana
(2) jangka waktu perencana, 20 tahun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJPN), 5 tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN), 1 tahun Rencana Kerja – Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (Renja KL- RKAKL);
(3) Tingkat perencana: Tingkat. Departemen, tingkat. Eselon I, tingkat
Propinsi, tingkat. Kabupaten/kota, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT).
3.2.1.3 Penganggaran
langkah berikutnya menyusun anggaran tahunan dalam bentuk RKA-KL
dengan menggunakan pendekatan penganggaran terpadu, Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah (KPJM) dan penganggaran berbasis kinerja.
A. Struktur Penganggaran, mengacu kepada Pasal 11 ayat 5 UU 17/2003
tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa pengeluaran negara dibagi
atas unit organisasi, fungsi, dan jenis belanja dengan disetujui terlebih
dahulu dengan DPR RI dan dirinci menurut unit organisasi; fungsi,
program, kegiatan dan jenis belanja.
B. Prioritas Penyusunan Anggaran, penyusunan RKA-KL terdiri dari renja
kementerian dan anggaran yang diperlukan. Dalam Renja diuraikan visi,
misi, tujuan, kebijakan program, hasil yang di harapkan, kegiatan,
keluaran yang diharapkan. Di dalam RKA-KL diuraikan biaya masing-
masing program dan kegiatan untuk tahun anggaran yang bersangkutan
yang dirinci menurut jenis belanja, perkiraan maju untuk berikutnya serta
sumber dan sasaran pendapatan kementerian.
1. Form rincian, meliputi:
(1) rincian kegiatan dan keluaran
(2) rincian anggaran belanja per kegiatan
(3) rincian anggaran pendapatan
(4) rincian perhitungan biaya
2. Form uraian, meliputi
(1) uraian kegiatan dan keluaran
(2) uraian anggaran belanja
(3) uraian anggaran belanja per jenis belanja
(4) uraian anggaran belanja dan pendapatan
3. Form Peringkasan, meliputi:
(1) ringkasan kegiatan dan keluaran
(2) ringkasan anggaran belanja per kegiatan
(3) ringkasan anggaran belanja per jenis belanja
(4) ringkasan anggaran belanja dan pendapatan.
4. Form laporan/kertas kerja.
3.2.2 Penyusunan RKA-KL
Langkah-langkah penyusunan RKA-KL diatur dalam PMK.02/2010 :
Pasal 1 : Dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2011, Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun
RKA-KL yang dipimpinnya.
Pasal 2 : Penyusunan RKA-KL dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Penganggaran Terpadu, KPJM, dan Penganggaran Berbasis Kinerja.
Pasal 3 : Dalam menyusun RKA-KL Menteri/Pimpinan Lembaga memperhatikan
pedoman umum penyusunan RKA-KL serta wajib:
mengacu pada Surat Edaran Mentri Keuangan tentang Pagu Sementara
Tahun Anggaran 2011
mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011
mengacu pada Rencana Kerja K/L Tahun 2011
mengacu pada Standar Biaya Tahun 2011
mencantumkan target kinerja secara spesifik dan terukur
mencantumkan perhitungan Prakiraan Maju untuk 2 (dua) tahun kedepan
melampirkan dokumen pendukung berupa Kerangka Acuan Kerja
(KAK)/Term of Reference (TOR) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB)
melampirkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) untuk satuan kerja Badan
Layanan Umum (BLU).
Pasal 4 (1) : Pedoman umum penyusunan RKA-KL ditetapkan yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini. Menteri/Pimpinan Lembaga
menyusun RKA-KL dengan menggunakan format RKA-KL dan sistem aplikasi
RKA-KL Tahun Anggaran 2011.
Pasal 4 (2) : RKA-KL yang telah disusun ditandatangani oleh pejabat eselon
selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
Pasal 5 (1) : RKA-KL dibahas bersama antara Kementerian Negara/Lembaga dan
komisi terkait di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pasal 5 (2) : RKA-KL hasil pembahasan disampaikan kepada Kementerian
Keuangan c.q. Direktur Jendral Anggaran untuk dilakukan penelaahan dengan
meneliti:
kesesuaian dengan pagu sementara, prakiraan maju yang telah ditetapkan
tahun sebelumnya dan standar biaya
kesesuaian dengan KAK/TOR, RAB dan/atau dokumen pendukung terkait
relevansi pencantuman target kinerja dan komponen masukan (input) yang
digunakan
kesesuaian dengan hasil kesepakatan antara Kementerian Negara/Lembaga
dan komisi terkait di DPR.
Pasal 6 : Format dan tata cara penyusunan serta penelaahan RKA-KL adalah
sebagaimana ditetapkan yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan
ini.
Pasal 7 : RKA-KL hasil penelaahan sebagai dasar penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), Rancangan Undang-Undang
tentang APBN, Nota Keuangan dan Himpunan RKA-KL.
Pasal 8 : Dalam hal RKA-KL hasil pembahasan belum diterima Kementerian
Keuangan c.q. DJA, RAPBN, RUU tentang APBN, Nota Keuangan dan
Himpunan RKA-KL disusun berdasarkan RKA-KL yang disampaikan oleh
Kementerian Negara/Lembaga
Pasal 9 (1) : Dalam hal pembahasan RAPBN antara Pemerintah dengan DPR tidak
mengakibatkan perubahan RKA-KL, DPR menjadi dasar penyusunan Satuan
Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga.
Pasal 9 (2) : Satuan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dijabarkan lebih
lanjut untuk setiap satuan kerja menjadi Satuan Anggaran per Satuan Kerja
(SAPSK).
Pasal 10 (1) : Dalam hal terjadi perubahan RKA-K/L berdasarkan hasil
kesepakatan dalam pembahasan RAPBN antara Pemerintah dengan DPR,
Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan penyesuaian RKA-K/L.
Pasal 10 (2) : Penyesuaian RKA-K/L disampaikan kepada DPR untuk mendapat
persetujuan.
Pasal 10 (3) : Penyesuaian RKA-K/L yang telah disetujui DPR menjadi dasar
penyesuaian Satuan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan penyusunan
SAPSK.
Pasal 11 : RKA-K/L menjadi dasar penyusunan Peraturan Presiden tentang
Rincian Anggaran Pemerintah Pusat.
Pasal 12 (1) : RKA-KL yang telah disepakati oleh DPR disampaikan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri Keuangan c.q. DJA paling lambat 2
(dua) minggu sebelum penetapan Peraturan Presiden tentang Rincian APBN.
Pasal 12 (2) : Dalam hal RKA-KL belum diterima, Peraturan Presiden tentang
Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat disusun berdasarkan RKA-KL yang
disampaikan oleh Kementerian Negara/Lembaga.
Pasal 13 (1) : Seluruh dokumen pendukung RKA-KL disalin dalam bentuk data
elektronik oleh K/L dan disampaikan kepada Kementerian Keuangan c.q. DJA
untuk diunggah ke dalam pusat penyimpanan data elektronik/server.
Pasal 13 (2) : Dokumen pendukung RKA-KL yang telah diunggah diserahkan
kembali kepada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan untuk
disimpan.
Pasal 14 (1) : Peraturan Presiden tentang RAB Pemerintah Pusat menjadi dasar
bagi penyusunan dan pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Pasal 14 (2) : Petunjuk penyusunan, penelaahan, pengesahan, dan pelaksanaan
DIPA Tahun Anggaran 2011 ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan
tersendiri.
Pasal 15 : Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
penyusunan dan penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Anggaran.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Proses Penyusunan anggaran
Tahap awal dalam melakukan penyusunan rencana kerja dan anggaran pihak
Kementerian Agama kota X adalah melakukan :
penelaahan tugas dan fungsi yang mengacu pada visi dan misi. Visi dan
Misi sudah ditentukan oleh Kementerian Agama RI.
Penelaahan terhadap kebijakan – kebijakan. Penalaahan ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kebijakan dapat dilaksanakan.
Membuat tujuan dan melakukan analisis kedepan dengan melakukan
relevansi data dan juga memperhatikan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya.
4.2 Penelaahan Tugas dan Fungsi
Tahap ini dilakukan setiap tahun oleh pihak Fungsional Perencana -
Kementerian Agama Kota X bersama-sama dengan kepala-kepala dari tiap seksi
untuk membahas tugas-tugas dan fungsi dari tiap seksi. Tujuannya Agar
rancangan rencana kerja yang diajukan oleh tiap seksi sesuai dengan tugas dan
fungsi dari seksi tersebut, dan tetap mengacu pada visi dan misi Kementerian
Agama Kota X. Selain itu tahap ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perubahan dalam tugas dan fungsi di tiap-tiap satker / seksi.
4.3 Penelaahan Kebijakan
Pada tahap ini Kementerian Agama kota X tidak melakukan penelaahan
kebijakan. Karena menurut pihak Kementerian Agama kota X, tahap ini dilakukan
oleh pihak Kantor Wilayah DJPBN. Pada tahap ini Kementerian Agama kota X
mengumpulkan usulan-usulan dan menetapkan usulan yang akan dilakukan oleh
pihak Kementerian Agama kota X. Selanjutnya pihak fungsional perencana juga
menganalisa kebutuhan apa yang diperlukan dalam program yang dijalankan di
tiap-tiap satker/seksi. Berikut adalah seksi-seksi yang dibawahi oleh Kementerian
Agama kota X :
Seksi Pekapontren (Pondok Pesantren)
Seksi Penamas (Penanganan Masyarakat)
Seksi Urusan Agama Islam
Seksi Madrasah dan Pendidikan agama Islam
Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah
Seksi Penyelenggara Zakat dan Wakaf
4.4 Tujuan Penyusunan Program dan Anggaran
Tujuan dari penyusunan program dan penganggaran agar tugas pokok dan
fungsi masing-masing satuan kerja dapat dilaksanakan secara lebih terarah dan
memiliki kendali yang jelas. Bagi satu seksi/satker, penyusunan program dan
rencana kerja (RKA-K/L) merupakan suatu keharusan, karena pada dasarnya
merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan yang di dalamnya sudah dialokasikan
penganggarannya yang akan dilakukan dalam 1 tahun anggaran berjalan. Tanpa
program dan rencana kerja yang jelas maka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
akan berjalan tanpa arah dan kendali yang jelas. Tujuan dari penyusunan Program
dan anggaran adalah sebagai berkut :
1. Setiap satuan kerja dapat menghimpun dan membuat data seperti profile
satker/seksi dan usulan - usulan kegiatan yang akan dilakukan, dalam
mendukung penyusunan program kerja dan rencana kerja (RKA-K/L) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
2. Setiap satuan kerja dapat menghimpun dan membuat usulan program kerja dan
rencana kerja (RKA-K/L) yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan riil
masing-masing satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota X
yang bisa dilihat pada lampiran 1.
4.5 Melakukan Penentuan Prioritas Kegiatan - Kegiatan
Kepala fungsional perencanaan yang berada di dalam sub bagian TU
beserta kepala-kepala seksi akan mengadakan rapat untuk membahas kegiatan-
kegiatan apa saja yang harus diprioritaskan dengan memperhatikan luasnya
jangkauan sasaran serta resiko dari kegitan tersebut. Dari tiap-tiap program dan
rencana kerja di masing masing seksi yang sudah dibuat oleh tiap satker akan
dilakukan sinkronisasi data fisik. Sinkronisasi data fisik adalah tahap dimana
dilakukan pembandingan dengan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh tiap-tiap
seksi mengenai kebenaran datanya. Kemudian Kementerian Agama kota X akan
meminta Kanwil untuk melakukan pendampingan. Maka dari itu dalam
melakukan sinkronisasi data fisik tiap-tiap seksi perlu membawa dokumen-
dokumen yang diperlukan sebagai berikut.
Seksi madrasah dan pendidikan agama islam :
data isian sebagaimana format data yang sudah ditentukan
Daftar penerima tunjangan fungsional guru madrasah non PNS, baik S1
maupun non S1 tahun 2010, dan usulan tahun 2011
Daftar penerima tunjangan khusus bagi guru di daerah terpencil tahun
2010, dan usulan tahun 2011
Data Profil Madrasah terbaru dalam bentuk print out maupun soft copy nya
Usulan Program dan Penganggaran 2011 dari masing-masing seksi
berdasarkan format RKA-K/L
Print out dan Back Up File daftar gaji (GPP) bulan Oktober 2010 berikut
SPM (Surat Perintah Membayar) dan SP2D (Surat Perintah Pencairan
Dana) nya
SK GTT (Surat Keputusan Guru Tidak Tetap) , PTT (Pegawai Tidak
Tetap) , dan KJM (Kelebihan Jam Mengajar) tahun 2010
Data sertifikasi guru berdasarkan tahun kelulusan, yang sudah atau belum
dibayarkan tunjangannya, termasuk data guru yang belum mengikuti
proses sertifikasi tahun 2010
Copy rekening listrik, telepon, air ledeng, yang tertinggi dan provider
internet jika ada tahun 2010
TOR atau proposal dan RAB (Rencana Anggaran Biaya) usulan kegiatan
tahun 2011 yang akan diusulkan penganggarannya
Stempel Dinas
Seksi Penamas :
Surat tugas dari kepala satuan masing-masing
Data isian sebagaimana format data yang sudah ditentukan
Daftar penerima tunjangan PAH tahun 2010 berikut SK-nya, dan usulan
tahun 2011
Daftar penerima bantuan block grant lembaga pendidikan keagamaan
tahun 2010 berikut SK-nya, dan usulan tahun 2011
Usulan Program dan Penganggaran 2011 dari masing-masing seksi
berdasarkan format RKA-K/L
TOR atau proposal dan RAB usulan kegiatan tahun 2011 yang akan
diusulkan penganggarannya
Seksi pondok pesantren :
Surat tugas dari kepala satuan kerjanya masing-masing
Data isian sebagaimana format data yang sudah ditentukan
Daftar penerima bantuan block grant kegiatan madrasah diniyah tahun
2010 berikut SK-nya, dan usulan tahun 2011
Usulan Program dan Penganggaran 2011 dari masing-masing seksi
berdasarkan format RKA-K/L
TOR atau proposal dan RAB usulan kegiatan tahun 2011 yang akan
diusulkan penganggarannya
Seksi urusan agama Islam :
Surat tugas dari kepala satuan kerjanya masing-masing
Data isian sebagaimana format data yang sudah ditentukan
Usulan Program dan Penganggaran 2011 dari masing-masing seksi
berdasarkan format RKA-K/L
TOR atau proposal dan RAB usulan kegiatan tahun 2011 yang akan
diusulkan penganggarannya
Seksi penyelenggaraan haji dan umroh :
Surat tugas dari kepala satuan kerjanya masing-masing
Data isian sebagaimana format data yang sudah ditentukan
Usulan Program dan Penganggaran 2011 dari masing-masing seksi
berdasarkan format RKA-K/L
TOR atau proposal dan RAB usulan kegiatan tahun 2011 yang akan
diusulkan penganggarannya
Seksi penyelenggaran zakat dan wakaf :
Surat tugas dari kepala satuan kerjanya masing-masing
Data isian sebagaimana format data yang sudah ditentukan
Usulan Program dan Penganggaran 2011 dari masing-masing seksi
berdasarkan format RKA-K/L
TOR atau proposal dan RAB usulan kegiatan tahun 2011 yang akan
diusulkan penganggarannya
4.6 Penjabaran Program
Tahap selanjutnya adalah, kepala fungsional perencanaan beserta kepala
tiap-tiap seksi akan melakukan penjabaran program. Penjabaran program
dilakukan untuk melihat kebutuhan apa-apa saja yang harus disediakan di tiap-tiap
program yang direncanakan. Tahap ini dilakukan juga untuk membahas solusi
dalam mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan timbul saat program
dilaksanakan. Penjabaran program perlu memperhatikan waktu pelaksanaan dan
unit pelaksana/seksi sebagai penanggung jawab dari kegiatan tersebut.
4.7 Rencana Kerja KL
Langkah berikutnya adalah membuat Rencana Kerja KL. Dalam Rencana
Kerja KL terdapat 3 formulir. Pada formulir pertama akan diuraikan visi, misi,
tujuan, kebijakan program, hasil yang di harapkan, kegiatan, keluaran yang
diharapkan yang bisa dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 penjelasan umum RENJA K-L
Sumber tabel : Kebijakan Reformasi Perencanaan anggaran kementerian
Keterangan : Untuk komponen nomor 4 kegiatan prioritas pihak KL bersifat
confidential.
Kemudian formulir kedua, terdiri dari tiga bagian yaitu
I. Umum
II. hasil outcome dan indikator
III. kegiatan dan sumber pendanaan.
Dibagian pertama pada formulir II ini akan diuraikan mengenai nama
kementerian, sasaran, nama program dan pendanaan. Kemudian bagian kedua
akan menguraikan tentang hasil outcome dan inikator kinerja. Bagian ini bisa
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel4.2 RENJA KL
Sumber tabel : Kebijakan Reformasi Perencanaan anggaran Kementerian
Pada bagian ketiga dari formulir II Renja KL ini terbagi lagi menjadi 3 bagian
yaitu :
A. Uraian kegiatan
B. Sumber pendanaan
C. Rincian pendanaan
Pada poin A berisi tentang uraian dari riap-tiap kegiatan. Seperti prioritas
kegiatan,jenisnya, terget, indikator kinerjanya dan lain-lain yang dapat dilihat di
tabel 4.3.
Tabel4.3kegiatan dan sumber pendanaan
Sumber tabel: Kebijakan dan Reformasi anggaran Kementerian
Keterangan :
N : Prioritas Nasional.
Prioritas nasional terdiri dari : reformasi birokrasi dan tata kelola,
pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan,
infrastuktur, iklim investas dan iklim usaha, energi, lingkungan hidup dan
pengolahan bencana, kebudayaan kreatifitas dan inovasi teknologi, daerah
tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik.
B : Prioritas Bidang.
Prioritas Bidang terdiri dari : bidang politik hukum dan keamanan,
bidang perekonomian, bidang kesejahteraan rakyat.
K/L : Alokasi K/L di Kementerian Agama yaitu penyediaan SDM seperti
penyediaan guru di tingkat madrasah
Masih dalam bagian formulir Renja K/L. Tabel 4.4 ini berisi tentang sumber-
sumber pendanaan bagi tiap-tiap kegiatan yang akan dijalankan nantinya.
Tabel4.4 Sumber Pendanaan
Sumber tabel : Kebijakan Reformasi Perencanaan anggaran Kementerian
Selanjutnya di tabel 4.5 akan menginput data mengenai rincian kegiatan yang
sumber pendanaannya berasal dari Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) atau
Pendanaan dari Pinjaman Dalam Negeri (PDN).
Tabel 4.5 Rincian Pendanaan PHLN atau PDN
Sumber tabel : Kebijakan Reformasi Perencanaan anggaran Kementerian
Pada formulir ketiga yang bisa dilihat pada table 4.6, berisi tentang ringkasan
dari seluruh program yang sudah dibuat oleh tiap-tiap satker/seksi beserta
dengan outcome, indikator, target dan mengenai kebijakan-kebijakan baru.
Yang kemudian akan ditandatangani oleh kepala kantor Kementerian Agama
Kota X.
Tabel 4.6 Usulan Program/kegiatan/target baru
Sumber tabel : Kebijakan Reformasi Perencanaan anggaran Kementerian
4.8 Penyusunan RKA-KL
1. Pada bulan Januari dan Februari tahun 2010 tiap-tiap seksi akan mulai
menyusun usulan-usulan dan rencana baru untuk membuat kegiatan dan
program. Renja KL disusun dengan pendekatan berbasis kinerja. Renja KL
ini harus memuat :
kebijakan
program
kegiatan
sementara tiap-tiap seksi mulai meyusun rencana-rencana kegiatan baru,
kepala fungsional perencanaan bersama dengan kepala kantor akan
melakukan evaluasi terhadap program dan kegiatan tiap-tiap satker/seksi
yang sudah dijalankan pada tahun lalu. Setelah mendapatkan hasil dari
evaluasi akan dilakukan reward and punishment. Namun reward and
punishment ini ternyata baru akan mulai diterapkan oleh Kementerian
Agama kota X di tahun 2012.
2. bulan Maret tahun 2010, pihak Kementerian Agama kota X yang diwakili
oleh kepala fungsional peencanaan sudah mulai menyerahkan rancangan
kegiatan yang sudah di susun di bulan sebelumnya (Februari) kepada
pihak Kanwil DJPBN. Untuk nanti akan dibahas oleh seberapa besar pagu
anggaran untuk tiap-tiap kementerian/lembaga yang diberikan oleh
kementerian keuangan. Besarnya pagu yang diberikan ini dilihat
berdasarkan hasil evaluasi kinerja tiap-tiap kementerian/lembaga. (tahap
ini diluar dari topik yang dibahas oleh penulis) namun terkadang tahap ini
mengalami hambatan yaitu keterlambatan jadwal dalam menyerahkan
rancangan kegiatan, dikarenakan terlambatnya beberapa seksi dalam
menyerahkan rancangan nya.
3. Kementerian Agama kota X akan melakukan lagi pembahasan mengenai
RKA-KL dengan DPR pada bulan Juni 2010. Pembahasan ini dilakukan
untuk melakukan penyesuaian terhadap insiatif-inisiatif baru. Inisiatif-
inisiatif baru ini dapat dilakukan apabila masih sesuai dengan Rencana
Kerja Prioritas (RKP), pencapaian sasaran kinerja kementerian dan tidak
melebihi pagu anggaran.
4. Pada bulan Juli tahun 2010, pihak Kementerian Agama kota X akan
melakukan penelaahan terhadap RKA-KL setelah sebelumnya dilakukan
pembahasan bersama DPR. Penelaahan ini meliputi :
a. Kelayakan anggaran terhadap sasaran
Kelayakan disini dilihat dari apakah anggaran (pagu) yang
diberikan dari pihak menteri keuangan sesuai dalam artian
mencukupi tiap-tiap kegiatan yang sudah dibuat oleh tiap-tiap
satker/seksi di Kementerian Agama kota X dapat tercapai sesuai
sasaran.
b. Konsistensi sasaran kinerja kementerian dengan RKP
5. Kemudian di bulan Agusutus tahun 2010, Kementerian Agama kota X
akan meghimpun RKA-KL yang sudah ditelaah sebelumnya untuk
digunakan sebagai bahan penyusunan nota keuangan, RAPBN, RUU
APBN dan sebagai dokumen pendukung pembahasan RAPBN. RKA-KL
yang sudah dikumpulkan akan kemudian menjadi dasar bagi Menteri
Keuangan untuk menetapkan pagu RKA-KL yang bersifat final atau
disebut pagu definitif.
6. Setelah pagu definitif ditetapkan, pihak Kementerian Agama kota X akan
menunggu berita acara untuk melakukan rencana penarikan dari pihak
menteri keuangan Setelah sebelumnya dilakukan proses pembahasan ulang
mengenai RAPBN dan lain-lain oleh pihak DPR. Proses ini dilakukan
untuk mengoptimalisasikan pagu anggaran dan mencari kesepakatan
mengenai pembahasan RAPBN dan RUU APBN di tingkat pusat. Namun
terkadang pihak pusat terlambat untuk memberikan berita acara sehingga
pihak Kementerian Agama kota X hanya memiliki waktu yang sedikit
untuk mempersiapkan data-data yang harus dipenuhi untuk proses
selanjutnya.
7. Saat pagu definitif sudah jelas dan sudah menentukan bagian-bagian untuk
tiap-tiap satker/seksi (RKA-KL terlampir) pihak Kementerian Agama kota
X akan mendapatkan surat panggilan dari Kanwil DJPBN untuk
melakukan tahap pengesahan. Pihak Kementerian Agama kota X akan
mencetak DIPA yang kemudian akan disahkan dan ditandatangani oleh
kepala kantor Kementerian Agama kota X. Sekitar pertengahan Desember
2010 pihak kanwil DJPBN akan mendistribusikannya ke KPPN (Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara). KPPN akan membagikan ke satker-
satker yang ada di bawah naungan KPPN Kota X (KPPN Kota X
menaungi tiap-tiap satker di kota X, Y dan Z) . Kemudian akan dicairkan
dan dibagikan dari KPPN Kota X kepada Kementerian Agama kota X.
Gambar 4.1 Siklus Penyusunan RKA-KL Kementerian Agama kota X
Sumber gambar : Kementerian Agama Kota X (diolah kembali oleh penulis)
Januari-Februari
2010
Pengajuan usulan
rencana baru
untuk RKA-KL
2011
Maret 2010
Menyerahkan
rancangan
kegiatan
kepada pihak
kanwil DJPBN
Juni 2010
Melakukan
pembahasan
dengan DPR
mengenai RKA-
KL
Juli 2010
Melakukan
Penelaahan
terhadap
RKA-KL
Agustus 2010
Menghimpun RKA-
KL untuk digunakan
sebagai dasar untuk
pagu yang bersifat
final
September 2010
Menunggu surat
panggilan dari
Kanwil untuk
melakukan rencana
penarikan
Desember 2010
Pengesahan oleh
kepala kantor dan
Kanwil DJPBN dan
pencairan RKA-KL
dari KPPN Bogor
1 2
7
5
4
3
6
4.9 Perbandingan Proses Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Agama kota X dengan PMA nomor 85 tahun 2008
Tahapan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Agama kota X dalam
melakukan proses penyusunan rencana kerja dan anggaran adalah sebagai
berikut:
Melakukan penelaahan tugas dan fungsi
Menyusun tujuan penyusunan program kegiatan dan anggaran
Melakukan penentuan prioritas-prioritas kegiatan
Melakukan penjabaran program
Menyusun Renja K/L
Melakukan pengajuan usulan rencana baru untuk RKA-KL 2011
Menyerahkan rancangan kegiatan kepda pihak kanwil
Mengikuti diskusi dengan DPR mengenai RKA-KL
Melakukan penelaahan terhadap RKA-KL
Menghimpun RKA-KL untuk digunakan sebagai dasar pembuatan
pagu yang bersifat fix
Menunggu berita acara untuk melakukan rencana penarikan
Pengesahan dan pencairan RKA-KL
Pada dasarnya, pihak Kementerian Agama Kota X sudah melakukan
tahapan-tahapan dalam proses penyusunan rencana kerja dan anggaran sudah
hampir sesuai dengan tahapan yang tertera pada PMA 85 Tahun 2008. Pihak
Kementerian Agama Kota X hanya tidak melakukan tahapan dalam
penelaahan kebijakan, karena menurut mereka tahapan itu dlakukan di tingkat
kanwil.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah membahas mengenai proses penyusunan anggaran di kementerian
agama kota X pada bab sebelumnya, penulis mencoba memberikan
kesimpulan pada bab terakhir ini, yaitu:
1. Proses penyusunan anggaran di Kementerian Agama kota X sudah hampir
sesuai dengan peraturan undang-undang yang ditetapkan oleh pihak pusat.
2. Pihak Kementerian Agama kota X tidak melakukan tahap penelaahan
kebijakan dalam proses penyusunan RKA-KL. Namun pada tahap ini
Kementeian Agama Kota X melakukan pemilahan terhadap usulan-usulan
yang akan digunakan oleh Kementerian Agana Kota X.
3. Terkadang terjadi keterlambatan penyampaian data-data/usulan mengenai
rencana kerja dari tiap-tiap satker/seksi yang menghambat proses
penyusunan anggaran di Kementerian Agama kota X.
4. Pihak pemerintah pusat juga terkadang telambat dalam penyampaian
berita-berita acara sehingga menyisakan waktu yang terlalu sedikit bagi
pihak Kementerian Agama kota X dalam menyiapkan data-data yang harus
disiapkan.
5. Secara keseluruhan Kementerian Agama kota X telah memenuhi
permintaan data dan informasi kepada penulis selama proses magang
berlangsung.
Berdasarkan prosedur yang telah dilaksanakan, penulis menyimpulkan bahwa
tidak ada masalah sigifikan yang terjadi dan menghambat proses penyusunan
anggaran. Semua hal sesuai dengan standar dan undang-undang yang berlaku di
Indonesia.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan serangkaian proses magang selama kurang lebih 3,5
bulan, penulis ingin memberikan beberapa saran berdasarkan pengalaman yang
telah didapat. Penulis membaginya menjadi 2, yaitu saran untuk Program Vokasi
Universitas Indonesia Bidang Studi Akuntansi, dan saran untuk Kantor
Kementerian Agama kota X sebagai instansi tempat penulis melaksanakan
kegiatan magang. Penulis berharap semoga saran yang diberikan dapat berguna
bagi kedua elemen di atas di masa yang akan datang.
5.2.1. Saran untuk Program Vokasi Universitas Indonesia Bidang Studi
Akuntansi
1. Memperbanyak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan untuk pelaksanaan
program magang, karena program magang ini sangat berguna bagi para
mahasiswa dalam memperoleh pengalaman dalam menghadapi dunia
pekerjaan.
2. Buku pedoman laporan karya akhir seharusnya diberikan jauh hari sebelum
mahasiswa mengadakan pertemuan dengan dosen pembimbing agar
mahasiswa tidak kebingungan dan mempunyai pedoman dalam membuat
laporan.
3. Sebaiknya Program Vokasi Akuntansi juga memberikan modul tata cara
penulisan tugas akhir, agar mahasiswa dapat menulis laporan karya akhirnya
dengan sistematis dan teratur sesuai tata bahasa dan enak dibaca oleh para
pembacanya kelak.
4. Sebaiknya Program Vokasi Akuntansi dapat lebih komunikatif dengan
mahasiswa dalam hal pemberitahuan jadwal presentasi laporan, karena sempat
terjadi miscommunication sehingga mahasiswa yang seharusnya ditetapkan
oleh dosen untuk maju tanggal sekian, namun tiba-tiba berubah tanpa
sepengetahuan mahasiswa yang bersangkutan.
5.2.2 Saran untuk Kementerian Agama Kota X
1. Meningkatkan pengendalian mutu terhadap efektifitas para karyawan dengan
tidak membiarkan banyak waktu terbuang dan tidak efektif bagi para
karyawannya yang tidak melakukan kegiatan apa-apa.
2. Perlu memberikan pelatihan terhadap karyawan, agar pekerjaan yang
dilaksanakan dapat berjalan lebih efektif lagi. Sehingga program-program
yang sudah di buat pun dapat terlaksana dengan baik.
3. Mulai menerapkan sistem reward and punishment dalam tahap evaluasi untuk
memacu kayawan dalam bekerja lebih baik lagi.
DAFTAR REFERENSI
Dedi Nordiawan dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan , Jakarta : Salemba Empat.
Kebijakan penyusunan program dan penyusunan anggaran Departemen Agama
2009-2010.
Peraturan Menteri Agama 85 Tahun 2008 tentang Proses Penyusunan anggaran
Departemen Agama.
Peraturan Menteri Keuangan 02 Tahun 2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011.
Lampiran 1
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan