24

Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

  • Upload
    suprapto

  • View
    51.471

  • Download
    21

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Citation preview

Page 1: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 2: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 3: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 4: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 5: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 6: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 7: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 8: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari

kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata

insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan

keadaan yang baru disekitarnya.

Page 9: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Manusia juga dapat dilihat dari sisi pendekatan teologis, dalam pandangan ini

melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi

trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya. (Musa Asy’ari, Filsafat

Islam, 1999)

Page 10: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 11: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 12: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 13: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 14: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan “MAKHLUK ALAMI”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut sebagai HOMO SAPIENS, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli mahluk yang lain.

Page 15: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Manusia juga dikatakan sebagai homo faber

hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang

menggunakan alat-alat dan menciptakannya.

Salah satu bagian yang lain manusia juga

disebut sebagai HOMO LUDENS (mahluk yang

senang bermain). Manusia dalam bermaian

memiliki ciri khasnya dalam suatu kebudayaan

bersifat fun. Fun disini merupakan kombinasi

lucu dan menyenangkan.

Page 16: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Page 17: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Manusia dibedakan dari hewan dikarenakan kemampuannya untuk melakukan refleksi (termasuk operasi-operasi intensionalitas,

keterarahan, temporaritas dan trasendensi) yang menjadikan mahluk berelasi dikarenakan kapasitasnya untuk

meyampaikan hubungan dengan dunia.

Page 18: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti

dalam pandangan monoteisme, yang mencari unsur pokok yang menentukan yang

bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani

dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang

menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling menafikan yaitu materi dan rohani,

Page 19: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Iqbal memaparkan pemikiran ego terbagi

menjadi tiga macam pantheisme, empirisme

dan rasionalisme

Pantheisme memandang ego manusia sebagai non eksistensi dimana eksistensi

sebenarnya adalah ego absolut. Tetapi bagi Iqabal bahwa ego manusia adalah nyata, hal tersebut dikarenakan manusia berfikir

dan manusia bertindak membuktikan bahwa aku ada.

Page 20: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Iqbal memaparkan pemikiran ego terbagi

menjadi tiga macam pantheisme, empirisme

dan rasionalisme

Pantheisme memandang ego manusia sebagai non eksistensi dimana eksistensi

sebenarnya adalah ego absolut. Tetapi bagi Iqabal bahwa ego manusia adalah nyata, hal tersebut dikarenakan manusia berfikir

dan manusia bertindak membuktikan bahwa aku ada.

Page 21: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Empirisme memandang ego sebagai poros pengalaman-pengalaman yang silih

berganti dan sekedar penanaman yang real adalah pengalaman.

Rasionalisme memandang ego yang diperoleh melalui penalaran dubium methodicum

(semuanya bisa diragukan kecuali aku sedang ragu-ragu karena meragukan berarti

mempertegas keberadaannya). Ego yang bebas, terpusat juga dapat diketahui dengan

menggunakan intuisi.

Page 22: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Hidup adalah kehendak kreatif yang bertujuan yang bergerak pada satu arah. Tujuan tersebut tidak ditetapkan oleh hukum-hukum sejarah dan takdir dikarenakan

manusia berkehendak bebas dan kreatif. (Donny Grahal Adian, Matinya Metafisika Barat, 2001)

Page 23: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

Pernyataan al Quran manusia merupakan gabungan ruh dari Tuhan dan lempung busuk. Manusia adalah suatu

kehendak bebas dan bertanggungjawab menempati suatu stasiun antara dua kutub yang berlawanan yakni

Allah dan Syaitan. Gabungan tersebut menjadikan manusia bersifat dialektis. Hal ini yang menjadikan manusia sebagai realitas dialektis. Dari dialektika tersebut menjadikan manusia berkehendak bebas

mampu menentukan nasibnya sendiri dan bertanggung jawab. Manusia yang ideal menurut ‘Ali Syariati adalah manusia yang telah mendialektikakan ruh dari tuhan dengan lempung dan yang dominant dalam dirinya

adalah ruh dari Tuhan. (Ali Syariati, Paradigma Kaum Tertindas, 2001)

Page 24: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia

No

Eksistensi manusiaEsensi Kesadaran Fitrah

(Basic Human Drives)

Basic Human Values

(Basic Islamic Values)

Kebutuhan Dasar

(Basic Human Needs)

1 Al Insan Rasa ingin tahu Intelektual Intelektual

2 Al Basyar Rasa lapar, haus, dingin Biologis Biologis

3 AbdullahSara’ ingin berterimakasih dan

bersyukur kepada tuhanSpiritual Spiritual

4 An-NasRasa tahan sendiri dan menderita

dalam kesepianSosial Sosial

5 Khalifah fil ardli

Butuh keamanan, ketertiban,

kedamaian, kemakmuran, keadilan

dan keindahan lingkungan

Estetika Estetika

Bagan Esensi dan Eksistensi Manusia