22
Surveilans Epidemiologi FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA Najmah, SKM, MPH

Bab viii surveilans epid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab viii surveilans epid

Surveilans Epidemiologi

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS SRIWIJAYA

Najmah, SKM, MPH

Page 2: Bab viii surveilans epid

Definisi Surveilans

Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat

sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.

Menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring

terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan

berselang dan tidak disengaja.

Page 3: Bab viii surveilans epid

Surveilans sebagai suatu proses sistematik meliputi pengumpulan, analisis, dan interpretasi dari data kesehatan, berguna untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian praktik kesehatan masyarakat yang terkait erat dengan waktu diseminasi data kepada pihak yang memerlukan informasi tersebut. (CDC)

Page 4: Bab viii surveilans epid

Tujuan Surveilans

• Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengukur besaranmasalah kesehatan.

• Mengumpulkan dan menyusun data tentang masalah (dan jikamungkin, faktor-faktor yang mempengaruhinya).

• Menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut.

• Menyediakan data dan bertanggung jawab untukmenginterpretasikan data dalam rangka pengendalian masalahkesehatan.

• Memantau dan mengevaluasi secara berkala manfaat dankualitas surveilans untuk perbaikan pada penggunaan masadepan. Yang perlu diperhatikan adalah surveilans sebuahmasalah/penyakit tidak termasuk tindakan untuk mengontrolmasalah.

Page 5: Bab viii surveilans epid

Manfaat Surveilans

• Mengenali kasus tertutup atau pada kelompok (klaster) tertentu.

• Menilai dampak program kesehatan masyarakat dan menilai pola permasalahan kesehatan masyarakat (tren).

• Mengukur faktor-faktor risiko/penyebab penyakit. Memantau efektivitas dan mengevaluasi dampak program pencegahan serta mengontrol pengukuran, strategi intervensi dan perubahan kebijakan kesehatan.

• Membuat perencanaan dan menyediakan pengobatan/perawatan.

• Mengestimasi besaran masalah dalam epidemiologi dan memonitoring pola penyakit dengan cara : Menguatkan komitmen, Memobilisasi komunitas/masyarakat dan Melakukan advokasi untuk mencukupi sumber daya manusia dan sumber dana lainnya.

Page 6: Bab viii surveilans epid

Sumber Data

• Laporan mortalitas dan morbiditas berdasarkan registrasikematian, laporan rumah sakit, aktivitas sentinel umum, ataucatatan penting lainnya.

• Diagnosis laboratorium.

• Laporan outbreak.Atau wabah

• Pemanfaatan vaksin (pemanfaatan dan efek samping).

• Catatan ketidakhadiran karena sakit.

• Faktor yang mempengaruhi penyakit termasuk perubahanbiologis dalam bibit penyakit, vektor maupun perantara.

• Kerentanan keparahan penyakit diukur melalui tes kulit atausurveilans serologi (bank serum).

Page 7: Bab viii surveilans epid

Jenis Surveilans

Surveilans Aktif Surveilans Pasif

Surveilans Sentinel

Page 8: Bab viii surveilans epid

Surveilans Aktif

• Kunjungan berkala ke lapangan

• Mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi laporan kasus yang terindeks

• Kelebihan surveilans aktif yakni tingkat keakuratannya lebih baik dibandingkan surveilans pasif sedangkan kelemahannya adalah biaya yang cukup besar

Page 9: Bab viii surveilans epid

Surveilans Pasif

• Memantau penyakit secara pasif, dengan menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi puskesmas, klinik dan rumah sakit

• Relatif murah dan dapat dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh

• Kekurangannya, kurang sensitif mendeteksi trendpenyakit, bersifat under-reported dan tingkat pelaporan cenderung rendah.

Page 10: Bab viii surveilans epid

Surveilans Sentinel

• Sistem surveilans sentinel diaplikasikan ketika daya dengan kualitas tinggi dibutuhkan mengenai penyakit tertentu yang tidak bisa diperoleh dari sistem surveilans pasif.

• Sistem sentinel membutuhkan jaringan atau pusat titik pelaporan kasus yang terpilih. Misalnya pelaporan kasus meningococcus atau Pnemumococcus pada jaringan rumah sakit besar yang memiliki kualitas data yang baik(12).

Page 11: Bab viii surveilans epid

.....(lanjutan)

• Sistem surveilans lainnya yang dapat diperluas pada level komunitas, disebut surveilans komunitas (community surveillance).

• Dalam surveilans komunitas, informasi dikumpulkan langsung dari komunitas oleh kader kesehatan, sehingga memerlukan pelatihan diagnosis kasus bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat membantu para kader kesehatan mengenali dan merujuk kasus tersangka (probable cases) ke fasilitas kesehatan tingkat pertama.

• Petugas kesehatan di tingkat lebih tinggi dilatih menggunakan definisi kasus lebih spesifik, yang memerlukan konfirmasi laboratorium. surveilans komunitas mengurangi kemungkinan negatif palsu (JHU, 2006)[8].

Page 12: Bab viii surveilans epid

APLIKASI PELAKSANAAN SURVEILANS

1. Early Warning Alert and

Respons System (EWARS)

2. STEPwise approach to

surveillance (STEPS)

2. STEPwise approach to

surveillance (STEPS)

Page 13: Bab viii surveilans epid

Pelaksanaan EWARS (The Early Warning Alert and Response System

EWARS Salah satu perangkat dalam

surveilans untuk mengetahui

secara dini adanya sinyal

peringatan/ancaman penyakit

menular potensial KLB.Sistem Kewaspadaan Dini

• Peramalan peristiwa yang akan datang,

• Pengolahan dan penyebaran informasi kepada

pengambil kebijakan dan masyarakat

• Melakukan tindakan yang tepat dan tepat waktu

RESPON

Tindakan

sebelum,

selama dan

segera

setelah

terjadinya

bencana

“Dampak dari bencana dapat

diminimalkan”

Page 14: Bab viii surveilans epid

Tujuan Pelaksanaan Sistem Kewaspadaaan Dini dan Respon

1) Menyelenggarakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa

(KLB) bagi penyakit menular.

2) Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit

menular.

3) Meminimalkan kesakitan/ kematian yang berhubungan

dengan KLB.

4) Memonitor kecenderungan penyakit menular.

5) Menilai dampak program pengendalian penyakit yang

spesifik.

Page 15: Bab viii surveilans epid

Kejadian Luar Biasa

• Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB

Page 16: Bab viii surveilans epid

Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (Kemenkes RI, 2012)

Page 17: Bab viii surveilans epid

Format Laporan via SMS

Page 18: Bab viii surveilans epid

Format Laporan Mingguan (W2)

Page 19: Bab viii surveilans epid

STEPwise approach to surveillance (STEPS)

Penyakit

serebrovaskular

(stroke)

3 Langkah

Mengidentifikasi

kelompok STROKE

1. Informasi tentang pasien stroke

dirawat difasilitas kesehatan

2. Identifikasi kejadian stroke fatal yang

berbasis masyarakat

3. Memperkiraan kejadian stroken on-

fatal berbasis masyarakat

Page 20: Bab viii surveilans epid

Food Borne Disease Surveillance

• WHO mengembangkan surveilans penyakit yang disebarkan lewat makanan. Penyebab atau agen pathogen penyakit yang dibawah makanan antara lain Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE), Campylobacter Escherichia coli infections, Salmonella, dan Shigella species.

Page 21: Bab viii surveilans epid

REFERENSI

Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan

masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo (in progress)

Page 22: Bab viii surveilans epid

THANK YOU!FOR YOUR ATTENTION

Website:

www.metopidfkmunsri.blogspot.com

Email : [email protected]

Facebook: Najmah Usman

SALAM CERDAS, TIADA BATAS UNTUK MENJADI CERDAS

Design by

Harun Al Rasyid