9
1 SMK WISATA INDONESIA Teknik-teknik wawancara Informasi 1 1. Apa Itu Wawancara? Adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah. Wawancara sering kali diasosiasikan dengan pekerjaan kewartawanan untuk keperluan penulisan berita atau feature yang disiarkan dalam media massa. Tetapi wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian, atau penerimaan pegawai. Wawancara merupakan istilah yang diciptakan dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan kata asing Interview (dari bahasa Belanda atau Inggris), yang digunakan oleh pers Indonesia sampai akhir tahun 1950-an. Orang yang mewancarai disebut Pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai disebut pemberi wawancara (interviewee) atau disebut juga responden. Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan harus melakukan persiapan yang cukup sebelum mewawancarai seseorang. Selain itu juga harus memahami betul masalah yang akan ditanyakan. Wartawan harus pula pandai menjaga supaya tidak kehilangan arah dalam wawancara itu agar mendapatkan keterangan yang diinginkannya. Karena itu, ada kalanya wartawan perlu mengetahui latar belakang atau sifat orang yang akan diwawancarai agar mudah menyesuaikan diri dengannya ketika berhadapan muka. Berbeda dengan mengobrol, wawancara bertujuan pasti, yakni menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbeda pula dengan penyidik perkara atau interogator, wartawan tidak memaksa tetapi membujuk orang agar bersedia memberikan keterangan yang diperlukannya.

Teknik-teknik wawancara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teknik-teknik wawancara

1

SMK WISATA INDONESIA

Teknik-teknik wawancara

Informasi 1

1. Apa Itu Wawancara?

Adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya

tentang sesuatu hal atau masalah. Wawancara sering kali diasosiasikan dengan pekerjaan

kewartawanan untuk keperluan penulisan berita atau feature yang disiarkan dalam media massa.

Tetapi wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian,

atau penerimaan pegawai. Wawancara merupakan istilah yang diciptakan dalam bahasa

Indonesia untuk menggantikan kata asing Interview (dari bahasa Belanda atau Inggris), yang

digunakan oleh pers Indonesia sampai akhir tahun 1950-an. Orang yang mewancarai disebut

Pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai disebut pemberi wawancara (interviewee)

atau disebut juga responden. Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan harus melakukan

persiapan yang cukup sebelum mewawancarai seseorang. Selain itu juga harus memahami betul

masalah yang akan ditanyakan. Wartawan harus pula pandai menjaga supaya tidak kehilangan

arah dalam wawancara itu agar mendapatkan keterangan yang diinginkannya. Karena itu, ada

kalanya wartawan perlu mengetahui latar belakang atau sifat orang yang akan diwawancarai agar

mudah menyesuaikan diri dengannya ketika berhadapan muka.

Berbeda dengan mengobrol, wawancara bertujuan pasti, yakni menggali permasalahan yang

ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbeda

pula dengan penyidik perkara atau interogator, wartawan tidak memaksa tetapi membujuk orang

agar bersedia memberikan keterangan yang diperlukannya.

Page 2: Teknik-teknik wawancara

2

SMK WISATA INDONESIA

2. Sifat-sifat Wawancara

Di Lingkungan Pers Internasional, dikenal wawancara yang sifatnya berbeda-beda, yaitu.

(1) On the record : Nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber

dan keterangannya boleh dikutip langsung.

(2) Background : Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apa

pun yang diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama atau jabatan pemberi wawancara sebagai

sumbernya. Biasanya digunakan istilah “Sumber Terpercaya di departemen/ badan...” atau”

sumber yang berwenang...” menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemberi wawancara.

(3) Deep Background : Tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama jabatan

atau instansi sumber berita. Yang digunakan adalah istilah “Menurut Keterangan” atau :

diperoleh kabar bahwa...”

(4) Off the record : Keterangan yang diberikan bukan untuk disiarkan. Wawancara semacam

ini berguna bagi wartawan untuk memahami permasalahan.

Yang Perlu Dilakukan Sebelum Wawancara :

Kenali topik wawancara yang akan dilakukan.

Baca berkas masalah pokok tentang wawancara.

Buka kliping soal hal-hal yang berkaitan dengan topic wawancara.

Tetapkan apa yang ingin Anda ketahui melalui wawancara.

3. Menyusun Kerangka Wawancara

Page 3: Teknik-teknik wawancara

3

SMK WISATA INDONESIA

Kerangka (outline) merupakan penjabaran topik. Topik diuraikan menjadi sejumlah sudut

tekanang/sudut pandang (angle). Setiap angle dikembangkan menjadi pertanyaan. Kerangka juga

berfungsi untuk menciptakan angle apa yang patut masuk dalam wawancara, kemudian

mengembagkan pertanyaan dalam cakupan angle tersebut. Hal ini penting dilakukan, karena

akan membantu Anda dalam menyusun wawancara secara teratur, tidak keluar dari topik. Selain

itu juga akan memudahkan Anda berpikir secara jelas dan fokus terhadap topik wawancara.

Pedoman Wawancara :

Kuasai latar belakang masalah pokok (kenali topik)

Tetapkan apa yang ingin Anda ketahui (susun daftar pertanyaan)

Kenali nara sumber Anda, sehingga saat wawancara tidak canggung.

Jadilah pendengar yang baik saat wawancara.

Jangan pernah berdebat dengan nara sumber.

Catat hal-hal yang penting, agar memudahkan Anda dalam mentranskrip hasil wawancara.

Saat wawancara, pakailah acuan dalam pertanyaan. Nara sumber akan menghargai Anda bila

Anda menguasai pokok masalah yang Anda tanyakan padanya.

Ajukan pertanyaan yang singkat, padat, langsung ke persoalan, tapi pertanyaan harus dapat

dimengerti oelh nara sumber.

Ajukan pertanyaan yang meminta nara sumber untuk bepikir. Pertanyaan yang baik berawal

dengan kata mengapa.

Bila nara sumber menjawan “ya” atau “tidak” tanyakan mengapa?

Ajukan pertanyaan yang konseptual, yang bertalian dengan gagasan sentral, runut, dan

langsung ke inti persoalan.

Ajukan pertanyaan yang berorientasi ke masa depan.

Page 4: Teknik-teknik wawancara

4

SMK WISATA INDONESIA

4. Etika Wawancara

Identifikasi diri dengan menyebutkan nama dan nama organisasi Anda untuk wawancara

resmi.

Jelaskan maksud dan topic wawancara pada nara sumber Anda.

Bila membuat janji, datanglah tepat pada waktu yang dijanjikan.

Off the record, hormati permintaan nara sumber, bila suatu keterangan diminta untuk tidak

disiarkan.

Attribusi sumber, hormati permintaan sumber bila nama dan kedudukannya tidak ingin

disebut.

Informasi 2

1. Wawancara

Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik. Wawancara merupakan proses pencarian

data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu

bahan penulisan karya jurnalistik. Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabnya adalah

tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari wawancara, sedangkan

wawancara adalah salah satu teknik reportase.

2. Jenis Wawancara

1. Man in the street interview.

Untuk mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan

diangkat jadi bahan berita.

2. Casual interview.

Page 5: Teknik-teknik wawancara

5

SMK WISATA INDONESIA

Wawancara mendadak. Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan

sebelumnya.

3. Personality interview.

Wawancara terhadap figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki

kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.

4. News interview.

Wawancara untuk memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau

reputasi di bidangnya.

3. Wawancara yang Baik

Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-hal antara lain

sebagai berikut:

Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut

outline wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai

sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya.

Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara

tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika

setempat, adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan

lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.

Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi

sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan

pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan

nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.

Page 6: Teknik-teknik wawancara

6

SMK WISATA INDONESIA

Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim

demokrasi itu sendiri, Pak?"

Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi

pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"

Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi

itu sendiri, Pak."

Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-

hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara

sumber.

Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point.

Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara sumber tidak

kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.

Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat merugikan kita

sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan

terakhir yang didengarnya.

Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai karakter nara

sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan

ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan

untuk nara sumber yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan

pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

materi wawancara.

Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber,

dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara.

Page 7: Teknik-teknik wawancara

7

SMK WISATA INDONESIA

Kedua belah pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal

lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses

wawancara itu sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-

waktu yang akan datang.

Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun musuh tertentu,

bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti

kata pepatah, "Jangan bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing".

Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan sebagainya,

kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri,

melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber

tertentu dengan sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa

menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat

dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber

tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia ada di rumah

dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya.

4. Media Cetak VS Media Elektronik

Bagaimana cara memperoleh/mengumpulkan berita? Caranya adalah melalui reportase, yang

bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan karya

jurnalistik yang akan dibuat. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara

sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda

mati. Jika nara sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara.

Page 8: Teknik-teknik wawancara

8

SMK WISATA INDONESIA

Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase dengan wawancara. Wawancara

merupakan bagian dari reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan terhadap manusia.

5. Tip Wawancara Lamaran Kerja

Wawancara Kerja Jangan Grogi. Saat wawancara pekerjaan seringkali menjadi saat yang

mendebarkan. Apalagi bagi anda yang baru pertama kali melakukannya. Biasanya anda akan

merasa nervous, grogi, gugup, takut dan sebagainya. Tapi jangan cemas, anda yang baru pertama

ataupun sudah beberapa kali wawancara kerja, ikuti kiat ini:

Berpakaian yang pantas.

Perhatikan cara dan gaya berbusana anda saat ingin wawancara kerja. Walaupun

belakangan ini busana kerja semakin casual tapi pilihlah busana yang paling pas dan

pantas. Yaitu pakaian yang rapih dan sopan. Karena pakaian seperti ini mencerminkan

bahwa anda menghargai diri sendiri dan orang lain. Ingat, pakaian yang salah dapat

mengurangi rasa percaya diri anda.

Percaya diri.

Walau anda berstatus pencari kerja, bukan berarti anda harus minder dan takut. Jangan

merasa seperti terdakwa yang siap diadili saat wawancara kerja berlangsung. Jawablah

setiap pertanyaan wawancara dengan ucapan dan sorot mata penuh percaya diri.

Bersikap tenang.

Jangan menunjukkan kepanikan dan kegugupan anda. Cobalah untuk lebih santai dan

rileks. Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan saat anda mulai dilanda

rasa panik. Ingat, orang yang tampak panik dan gugup menandakan orang yang tidak

pandai mengontrol emosinya. Dan umumnya pihak pewawancara selain mencari

Page 9: Teknik-teknik wawancara

9

SMK WISATA INDONESIA

karyawan yang kompeten di bidangnya, juga mencari karyawan yang tidak mudah

terganggu emosinya.

Miliki sudut pandang

Bekali diri anda dengan pengetahuan seputar bidang di perusahaan yang anda lamar dan

pengetahuan umum lainnya. Dan bersiaplah untuk mendiskusikan banyak hal, mulai dari

produk perusahaan sampai mungkin masalah di negeri ini. Jangan ragu untuk

mengungkapkan opini anda tentang topik yang sedang dibicarakan.

Jabat tangan

Berjabat tangan dengan pewawancara saat mulai dan akhir wawancara mencerminkan

sikap antusias yang positif. Tapi bukan berarti anda harus berjabat tangan sekuat tenaga.

Jabatlah tangan dengan erat tapi tidak terlalu kuat. Aliri keyakinan lewat jabat tangan

bahwa anda adalah orang yang dapat diharapkan dan dipercaya.