16
TEKNIK MENULIS LAPORAN PENELITIAN KARYA ILMIAH Oleh: Nasin El-Kabumain GUIDELINES FOR WRITING A SCIENTIFIC PAPER Oleh: S. Maloy FEMBI REKRISNA GRANDEA PUTRA M0513019 9 DESEMBER 2013

Menulis Karya Ilmiah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menulis Karya Ilmiah

TEKNIK MENULIS LAPORAN PENELITIAN KARYA ILMIAH

Oleh: Nasin El-Kabumain

GUIDELINES FOR WRITING A SCIENTIFIC PAPER

Oleh: S. Maloy

FEMBI REKRISNA GRANDEA PUTRA

M0513019

9 DESEMBER 2013

Page 2: Menulis Karya Ilmiah

TEKNIK MENULIS LAPORAN PENELITIAN KARYA ILMIAH

By

NASIN EL-KABUMAIN

PENDAHULUAN

Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi masalah bagi seseorang

yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melaksanakan

penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya

sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil

penelitian karya ilmiah. Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan

laporan hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah

menyelesaikan Ujian Negara masih terkatung-katung karena belum menyelesaikan

skripsi atau tesisnya.

Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis.

Sebagaimana kita maklumi, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih

menjadi masalah di negeri kita. Alwasilah (2000) menjadikan kelahiran buku secara

nasional menjadi ukuran betapa sulitnya membuat tulisan. Daddy Pakar seorang praktisi

bahasa (2001) menyebutkan di masa subur proyek saja kelahiran buku baru setiap

tahunnya hanya 2.000 judul buku baru, kalah jauh dengan Malaysia yang penduduknya

sedikit setiap tahunnya mampu melahirkan 8.000 judul buku baru. Apalagi jika

dibandingkan dengan negara-negara maju.

Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir dengan serta merta. Diperlukan

kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan

semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi bekal untuk terampil menulis.

Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan

menulis perlu dilatih atau diasah. Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis

akan semakin baik. Untuk sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu

bulan, dan untuk menjadi seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun.

Sama halnya dengan belajar menulis. Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu

beberapa bulan saja, tetapi untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya

ditunggu oleh para pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi.

Page 3: Menulis Karya Ilmiah

Seorang yang hendak melakukan kegiatan menulis setidaknya harus menguasai

empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa itu ialah mendengar,

berbicara, membaca dan menulis. Untuk sekedar mendengar atau menyimak, asalkan

telinga kita tidak bermasalah, siapapun bisa melakukannya. Namun, untuk menjadi

pendengar yang mampu memahami pembicaraan diperlukan kemampuan mendengar

yang baik, atau menguasai teknik mendengar. Sama halnya dalam kegiatan berbicara,

membaca dan menulis. Untuk menjadi pembicara, pembaca dan penulis yang baik, maka

ia harus menguasai teknik-tekniknya.

BEKAL UNTUK CALON PENULIS

Seorang penulis atau seorang peneliti yang hendak membuat tulisan, agar mampu

melakukan kegiatan menulis dengan baik, diperlukan bekal yang memadai. Ismail

Marahimin, (2001) menyebut seorang penulis harus mengetahui beberapa hal yang

berkaitan dengan petunjuk umum yang harus dikuasai, sebelum penulis itu memilih

bentuk tulisan yang akan diselesaikannya. Ketidakberdayaan seorang peneliti atau

seorang penulis menyelesaikan karya tulisnya, mungkin disebabkan dia tidak memiliki

bekal yang cukup saat memulai menulis, sehingga banyak kendala yang kemudian

ditemui. Agar kegiatan menulis ini lancar, tanpa kendala yang berarti, maka seorang

penulis harus memiliki bekal, mengetahui petunjuk umum bagi calon penulis, sebagai

berikut.

• Membaca Sebagai Sarana Utama

Keempat keterampilan berbahasa saling terkait satu sama lain. Keterampilan

berbicara berkaitan dengan mendengar. Orang yang tidak bisa mendengar atau tuli tidak

bisa berbicara. Kaitan antara membaca dan menulis juga cukup erat. Para ahli

mengatakan bahwa untuk dapat menulis kita harus banyak membaca. Membaca adalah

sarana utama menuju keterampilan menulis.

• Latar Belakang Informasi

Jika Anda merasa kesulitan menuangkan ide, perlu diwaspadai barangkali latar

belakang informasi yang akan ditulis kurang lengkap. Sama halnya ketika Anda ingin

Page 4: Menulis Karya Ilmiah

mencari alamat seseorang, sedangkan alamatnya kurang lengkap, maka Anda akan

mengalami kesulitan. Pun demikian ketika seseorang menanyakan tentang cara membuat

minyak klentik, padahal Anda belum mengetahuinya. Tentu Anda akan kesulitan untuk

memberikan penjelasan. Jika Anda harus menulis sesuatu yang minim informasi, maka

Anda akan berputar-putar di sekitar masalah itu ke situ, penuh dengan klise-klise usang,

kering dan kerdil. Untuk menghindari hal itu, maka ketika hendak menulis tentang apa

saja, kumpulkan informasi sebanyak mungkin. Seorang penulis dengan latar belakang

yang luas membuat Anda mudah meramunya. Anda bisa menulis dengan irama air,

mengalir tanpa henti atau seperti hembusan angin. Hasilnya pun bukan kata-kata klise,

tetapi sebuah karya yang padat, memiliki referensi atau kerangka referensi yang luas.

• Well-rounded Man

Seorang calon penulis, atau yang hendak menyelesaikan tulisan, hendaknya dia

memiliki citra well-rounded man atau gambaran seorang yang sempurna ibarat bulatnya

bola. Bola yang bulat menyebabkan dia bisa menggelinding kemana saja. Maknanya,

seorang penulis harus mengetahui serba sedikit tentang apa saja yang ada di dunia ini.

Disamping ilmu kejuruannya, katakan dia seorang sarjana Matematika, tetapi dia

mengetahui tentang cara memasak ikan, cara mengoperasikan komputer, sejarah bangsa,

dan lain-lain. Dia akan menjadi manusia yang bercitra well-ounded man jika ia banyak

membaca, atau menggali berbagai pengalaman hidup. Dengan banyaknya pengalaman,

maka kita akan sangat mudah saat meramu laporan penelitian karya ilmiah.

• Memiliki Kepekaan

Kepekaan yang dimaksud di sini ialah kepekaan bahasa dan kepekaan terhadap

subtansi atau materi. Kepekaan terhadap bahasa ialah peka terhadap hal-hal yang

menyangkut bentuk tulisan, paragraph, kalimat, arti kata, arti kiasan, bunyi kata, diksi

dan lain-lain. Sering kita dapati sebuah tulisan yang kurang tepat, kalimat rancu, atau hal-

hal yang sifatnya kebahasaan dan berpengaruh terhadap makna. Sedangkan kepekaan

subtansi atau materi menyangkut isi tulisan. Banyak orang kecewa, saat mengetahui isi

sebuah buku yang ditulis dengan bahasa yang berbunga-bunga, tapi tidak ada apa-apanya.

Bahkan banyak tema buku yang tidak sesuai dengan isinya. Ada tulisan yang memuat ide

Page 5: Menulis Karya Ilmiah

sebesar jari tangan, tapi ditulis dalam bingkai sebesar gajah bengkak, atau idenya sebesar

jerapah ditulis dalam kalimat sekecil semut merah. Nah, perlu juga diketahui kepekaan

bahasa ini juga diperoleh dari hasil membaca.

• Copy The Master

Ketika saya pertama kali ingin membuat karya tulis, bingungnya minta ampun.

Ternyata kerangka saja karya ilmiah yang diberikan oleh dosen pembimbing tidak cukup.

Saya berusaha minta bantuan orang yang pernah punya pengalaman menulis skripsi.

Tapi, lambatnya minta ampun. Akhirnya, saya pergi keperpustakaan kampus dan

mendapatkan contoh skripsi yang serupa. Dengan melihat contoh yang sudah ada, dengan

mudahnya saya membuat laporan karya tulis. Cara inilah yang disebut Copy The Master,

alias meniru master yang ada. Namun, perlu digarisbawahi, yang dimaksud dengan

meniru ini bukan menjiplak. Kita membuat model yang sama, tetapi isinya berbeda.

Contoh yang ada memudahkan kita membuat alur tulisan sesuai contoh atau sesuai

master yang ada.

Model Copy The Master diilhami dari kebiasaan orang China dalam belajar

melukis. Seorang siswa calon pelukis diberi master lukisan yang sudah bagus. Siswa itu

harus meniru lukisan itu. Ia dinyatakan lulus jika sudah bisa meniru persis lukisan

tersebut. Cara belajar ini kemudian diadopsi untuk belajar membuat tulisan. Dalam kaitan

membuat karya tulis kita bisa membaca berbagai karya tulis dengan gaya tertentu, maka

kita akan bisa menirunya. Contohnya, jika kita ingin membuat novel silat, dengan

membaca seratus novel silat, maka kita bisa membuat novel serupa. Nah, kalau ingin

membuat laporan karya ilmiah, kita bisa melihat contoh karya ilmiah yang sudah jadi,

dan kita bisa meniru bentuk laporannya. Sekali lagi, meniru yang bukan berarti

menjiplak.

• Tulis Ulang

Ismail Marahimin (2001:22) mengingatkan agar sebagai calon penulis kita harus

menghindari tiga perasaan, yaitu rasa cepat puas, sikap ingin menang sendiri dan cepat

putus asa. Ketiga hal ini harus dibuang jauh-jauh, karena akan menjadi hambatan bagi

seorang penulis. Sebut saja, jika Anda seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi,

Page 6: Menulis Karya Ilmiah

lalu draft Anda dicoret, jika Anda cepat marah, cepat putus asa, maka Anda akan

mengalami kendala. Mungkin, skripsi atau tulisan yang Anda buat tidak akan pernah

selesai. Biaya yang sudah kita keluarkan akan menjadi mubazir, sebab skripsi Anda

masih terkatung-katung.

Jika Anda menulis untuk ditawarkan ke penerbit, maka Anda harus mau menulis

ulang. Banyak penulis besar, termasuk Kalil Gibran menjadi orang besar setelah berkali-

kali gagal tulisannya ditolak penerbit. J.K. Rowling yang kekayaannya melebihi

kekayaan ratu Inggris dari karyanya, serial Harry Potter mengalami hal yang sama.

Bercermin dari kisah para penulis besar, tidak masalah kalau kita mau mengulangi karya-

karya kita yang gagal.

• Panjang Tulisan

Panjang tulisan itu sangat tergantung dari bahan yang akan kita tulis. Selama tidak

ada aturan yang membatasi (untuk lomba biasanya dibatasi, minimal panjang tulisan atau

jumlah halaman), maka Anda boleh terus menulis sesuai bahan yang tersedia. Kalau

bahan masih ada, teruskan menulis, kalau bahan sudah habis, berhentilah menulis. Jangan

memaksa terus menulis kalau bahan habis, nanti tulisan Anda banyak bohongnya, dan

jangan berhenti selagi bahan masih ada, nanti tulisan Anda kurang lengkap atau banyak

bolongnya.

Setelah bekal di atas, Anda masih harus memikirkan beberapa hal yang berkaitan

dengan kegiatan tulis-menulis, seperti tulisan itu harus unity dan coherence atau kesatuan

dan kepaduan, transisi, gaya bahasa, perbandingan, peribahasa, struktur, sintaksis,

pengulangan, tanda baca, diksi, rima, laras, warna, sampai pengetahuan tentang wacana,

paragraf atau alinea, tema dan judul. Pemahaman Anda akan hal-hal yang berkaitan

dengan sisi kebahasaan, sekali lagi harus Anda peroleh dari kegiatan membaca. Sekali

lagi, membaca memang menjadi sarana utama!

MENULIS LAPORAN HASIL PENELITIAN

Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun tulisan ilmiah

populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan. Tulisan ilmiah hasil

penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah baku. Kerangka laporan hasil

Page 7: Menulis Karya Ilmiah

penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian Teori, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian

dan Pembahasan, serta Simpulan dan Saran, yang ditambah dengan lampiran-lampiran

bukti hasil penelitian.

Untuk lebih jelasnya, kerangka tulisan ilmiah, kita uraikan sebagai berikut.

Pendahuluan

Bab Pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi

hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja penyusun. Pendahuluan dalam karya ilmiah

biasanya terdiri atas (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3)

Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, dan (5) Manfaat Penelitian. Latar belakang

masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian

terhadap suatu masalah atau problematika yang muncul, dapat ditulis dalam bentukan

uraian paparan atau poin-poin saja. Identifikasi masalah merupakan kumpulan masalah

yang berhasil diurai atau dipetani (meminjam istilah Direktur Bindiklat, Sumarna

Suranapranata, Phd.). Sedangkan pembatasan masalah diambil dari bagian-bagian

identifikasi masalah yang akan diteliti. Biasanya tidak semua masalah yang berhasil

diidentifikasi diteliti karena keterbatasan biaya, waktu, dan kemampuan. Tujuan

penelitian diambil dari batasan masalah. Jika salah satu batasan masalah yang

dirumuskan dalam kalimat tanya itu, berbunyi, “Bagaimana hasil belajar dengan

menerapkan metode tanya jawab, maka tujuan penelitiannya ialah mengetahui hasil

pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab. Sedangkan manfaat penelitian

bisa dituliskan manfaat untuk si peneliti atau guru, lembaganya dan bagi dunia

pendidikan pada umumnya.

Kajian Teori

Kajian teori atau kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi

dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah

dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang

sedang diteliti. Artinya, kerangka teori harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori

itu. Misalnya, kerangka teori untuk menganalisis kesalahan (Anakes) kebahasaan kita

menggunakan teori yang berhubungan dengan itu, misalnya dengan membuat rujukan

buku karya Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Penerbit

Angkasa, Bandung.

Page 8: Menulis Karya Ilmiah

Metodologi Penelitian

Penelitian ilmiah harus menggunakan metode atau teknik penelitian. Menurut

Wiradi (1998;9) metode adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis.

Metode penelitian seperti deskriptif, komparatif, eksperimen, sensus, survai, kepustakaan,

dan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Analisis atau Pembahasan

Bab analisis ini merupakan bab yang terpenting dalam penelitian ilmiah. Dalam

bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintesis pembahasan, interpretasi, jalan keluar

dan beberapa pengolahan data secara tuntas.

Simpulan dan Saran

Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya

dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis,

interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Selanjutnya, saran-saran penulis

tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran

yang mempunyai relevansi dengan hambatan yang dialami selama penelitian.

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada hakikatnya tidak

berbeda dengan menyusun laporan penelitian lainnya. Bedanya, pada PTK penekanannya

pada hasil penelitian tidak dilakukan dengan mengolah data kuantitatif, tetapi membuat

laporan perkembangan siklus. Peneliti mendeskripsikan kegiatan pembelajaran pada

setiap siklusnya, dengan tahap-tahap tindakan seperti perencanaan tindakan, analisis,

refleksi, observasi dan tindakan, dan seterusnya.

SIMPULAN

Setelah mencermati uraian mengenai teknis penyusunan laporan penelitian di atas,

kita bisa mengambil simpulannya. Agar kita tidak mengalami hambatan dan lancar dalam

penyusunan laporan penelitian, maka kita harus: (1) banyak membaca buku-buku yang

terkait dengan laporan penyusunan karya ilmiah kita, (2) mencari master laporan yang

sudah jadi, untuk copy the master, (3) mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang

Page 9: Menulis Karya Ilmiah

kita butuhkan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, (4) memahami kerangka laporan

karya ilmiah, dan (5) meneguhkan niat di dalam hati, bahwa laporan penelitian itu harus

selesai sebagai bentuk tanggung jawab kita, (6) menepati jadwal penyusunan laporan

karya ilmiah yang sudah kita susun. Apabila semua langkah itu dilaksanakan, maka

pembuatan laporan karya tulis ilmiah itu tidak akan pernah terkatung-katung. Nah, Anda

mau mencoba? Why not?

Page 10: Menulis Karya Ilmiah

S. Maloy 10/01

Guidelines for Writing a Scientific Paper

Writing an effective scientific paper is not easy. A good rule of thumb is to write as if your paperwill be read by a person who knows about the field in general but does not already know whatyou did. Before you write a scientific paper read some scientific papers that have been written inthe format of the paper you plan to use. In addition to the science, pay attention to the writingstyle and format.

Abstract: An abstract is a succinct (one paragraph) summary of the entire paper. The abstractshould briefly describe the question posed in the paper, the methods used to answer this questionthe results obtained, and the conclusions. It should be possible to determine the major points of apaper by reading the abstract. Although it is located at the beginning of the paper, it is easiest towrite the abstract after the paper is completed.Introduction: The Introduction should (i) describe the question tested by the experimentsdescribed in the paper, (ii) explain why this is an interesting or important question, (iii) describethe approach used in sufficient detail that a reader who is not familiar with the technique willunderstand what was done and why, and (iv) very briefly mention the conclusion of the paper.Materials and Methods: The Materials and Methods section should succinctly describe whatwas actually done. It should include description of the techniques used so someone could figureout what experiments were actually done. The details of a published protocol do not need to bereproduced in the text but an appropriate reference should be cited – e.g., simply indicate “weredone as described by Hughes et al. (4)”. Any changes from the published protocol should bedescribed. It is not appropriate to indicate volumes of solutions added – instead indicate therelevant information about the experiment such as final concentrations used, etc.Results: Begin each paragraph with an opening sentence that tells the reader what question isbeing tested in the experiments described in that paragraph. Write the opening sentence in boldfont for emphasis. (Sometimes a complete sentence is used and sometimes a short phrase is used– either style is OK but the style should be used consistently throughout the manuscript.) Anyresults that include multiple data points that are critical for the reader to evaluate the experimentshould be shown in tables or figures. However, the results should be summarized inaccompanying text. When referring to a particular table or figure, they should be capitalized(e.g., Table 1, Figure 6, etc.) The text of the Results section should be succinct but shouldprovide the reader with a summary of the results of each table or figure.Not all results deserve a separate table or figure. As a rule of thumb, if there are only a fewnumerical results or a simple conclusion describe the results in the text instead of in a table orfigure.Your paper should focus on what worked, not things that did not work (unless they didn’t workfor reasons that are interesting and provide biological insights).Tables and Figures: All tables and figures should be put into a contextual framework in thecorresponding text. A table of strains used should be mentioned in the Materials and Methodssection, a table of results should be summarized in the Results section, a figure showing abiosynthetic pathway should be described in the Discussion section, etc. Tables and figuresshould present information in a format that is easily evaluated by the reader. A good rule of

Page 11: Menulis Karya Ilmiah

S. Maloy 10/01

thumb is that it should be possible to figure out the meaning of a Table or Figure withoutreferring to the text. Tables and figures should typically summarize results, not present largeamounts of raw data. When possible, the results should provide some way of evaluating thereproducibility or statistical significance of any numbers presented.Tables should be sequentially numbered. Each table should have a title (shown above the table)that describes the point of the table. For example, “Table 1. Bacterial strains and plasmids usedin this study.” If necessary to interpret the table, specific descriptions about what a resultrepresents or how the results were obtained can be described in a legend below the table.Figures should be sequentially numbered. Each figure should have a title (shown below thetable) that describes the point of the table. For example, “Figure 1. Isolation of MudJ insertionmutants.” If necessary to interpret the figure, specific descriptions about what a result representsor how the results were obtained can be described immediately following the title.Tables and figures may be printed on separate pages that follow the Reference section.Alternatively, the tables and figures may be integrated into the paper if you are using a pagelayout program. However, if they are integrated into the paper make sure that there is not a pagebreak in the middle of a table or figure. Do not wrap text around the outside of tables and figures– if the results are important enough to show as a table or figure they should stand out on thepage, not be buried in text.Discussion: Do not simply restate the results — explain your conclusions and interpretations ofthe Results section. How did your results compare with the expected results? What furtherpredictions can be gleaned from the results?Citations: It is essential to credit published papers for work mentioned in your manuscript.There are a variety of ways of citing references in the text – the style used depends upon thepolicy of the journal. In text citations should refer to reference list. Do not rewrite title ofreferences in text.Reference lists: Like citations, a variety of reference formats are used by different journals. Foran example of a commonly used example, see “Instructions to authors” on ASM web site(http://jb.asm.org/misc/ifora.shtml) or examples from published manuscripts.Genetic nomenclature: Use correct genetic nomenclature for both genotype and phenotype. Toreview the rules for bacterial genetic nomenclature, see the Microbial Genetics topics link.Format: Certain general rules are commonly followed in scientific writing.Flow. Readers interpret prose more easily when it flows smoothly, from background to rationaleto conclusion. Don’t force the reader to figure out your logic – clearly state the rational. Inaddition, it is much easier on the reader if you explicitly state the logic behind any transitionsfrom one idea to another.Abbreviations. Use standard abbreviations (hr, min, sec, etc) instead of writing complete words.Some common abbreviations that do not require definition are shown on the attached table.Define all other abbreviations the first time they are used, then subsequently use the abbreviation[e.g. Ampicillin resistant (AmpR)]. As a general rule, do not use an abbreviation unless a term isused at least three times in the manuscript. With two exceptions (the degree symbol and percentsymbol), a space should be left between numbers and the accompanying unit. In general,abbreviations should not be written in the plural form (e.g. 1 ml or 5 ml, not mls).

Page 12: Menulis Karya Ilmiah

S. Maloy 10/01

Past, present, and future tense. Results described in your paper should be described in past tense(you’ve done these experiments, but your results are not yet accepted “facts”). Results frompublished papers should be described in the present tense (based upon the assumption thatpublished results are “facts”). Only experiments that you plan to do in the future should bedescribed in the future tense.Third vs first person. It is OK to use first person in scientific writing, but it should be usedsparingly – reserve the use of first person for things that you want to emphasize that “you”uniquely did (i.e. not things that many others have done as well). Most text should be written inthe third person to avoid sounding like an autobiographical account penned by a narcissisticauthor. However, it is better to say “It is possible to ..” than to say “One could ...”. Writing thatuses the impersonal pronoun “one” often seems noncommittal and dry.In addition, inanimate objects (like genes, proteins, etc) should be described in third person, notwith anthropomorphic or possessive terms (e.g., instead of saying “its att site”, say “thechromosomal att site”).Empty phrases. Avoid using phrases that do not contribute to understanding. For example, thefollowing phrases could be shortened (or completely deleted) without altering the meaning of asentence: “the fact that ...” (delete); “In order to ...” (shorten to simply “To ...”). Likewise, thetitle of a table of results does not benefit from the preface “Results of ...”. In short, don’t usemore words than you need to make your point.Specify. If several expressions modify the same word, they should be arranged so that it isexplicit which word they modify. It is common to use a pronoun such as “it” or “they” to refer toa concept from the previous sentence. This is OK as long as there is only one concept that “it” or“they” means. However, if there are more than one concepts it is easy for the reader to getconfused about what the pronoun is meant to specify (even if you know which one you mean). Itis better to error on the side of redundancy by repeating the concept in subsequent sentences,than to take the chance of confusing the reader. Don’t make the reader guess what you mean.Parentheses. Avoid double parentheses. For example, “Three gene products catalyze reactions inthe pathway for proline biosynthesis (Figure 1) (3)” could be reworded to say “Figure 1 showsthe three reactions of the pathway for proline biosynthesis (3).”Proofreading: Always spellcheck your paper and carefully proofread your paper beforesubmission. In addition to checking for errors and typos, read your paper to yourself as if youwere reading it out loud to ensure that the wording and sentence construction is not clumsy.

SOME USEFUL RESOURCES:

Instructions to Authors, J. Bacteriol.[http://jb.asm.org/misc/ifora.shtml]Word usage in scientific writing [http://www.ag.iastate.edu/aginfo/checklist.html]Dangling modifiers [http://owl.english.purdue.edu/handouts/grammar/g_dangmod.html]

Page 13: Menulis Karya Ilmiah

S. Maloy 10/01

Alley, M. 1996. The craft of scientific writing, 3rd edition. Prentice Hall, NJ. [and accompanyingweb site: http://filebox.vt.edu/eng/mech/writing/]

Day, R. 1998. How to write and publish a scientific paper, 5th edition. Orynx Press.Day, R. 1995. Scientific English: A guide for scientists and other professionals, 2nd edition.

Orynx Press.Goben, G., and J. Swan. 1990. The science of scientific writing. Am. Scientist 78: 550-558.

[Available online at http://www.research.att.com/~andreas/sci.html]McMillan, V. 1988. Writing papers in the biological sciences. Bedford Books, NY.Strunk, W., and E. B. White. 1979. The elements of style, 3rd edition. MacMillian Publishing Co.

Page 14: Menulis Karya Ilmiah

S. Maloy 10/01

Some standard abbreviations:

Unit Abbreviation Defination

Time sec Secondsmin Minuteshr Hours

Weight g Gramsmg Milligrams (10-3 g)µg Micrograms (10-6 g)

Volume l Literml Milliliter (10-3 l)µl Microliter (10-6 l)

Nucleotide length bp Base pairsKb Kilobase pairs (103 bp)Mb Megabase pairs (106 bp)

Common molecular biology terms A, T, G, C, U Adenine, Thymidine, Guanine,Cytosine, Uracil

DNA Deoxyribonucleic acidRNA Ribonucleic acidNTP Nucleotide triphosphatedNTP Deoxyribonucleotide triphosphateNAD Nicotinamine adenine dinucleotideEDTA Ethylenediamine tetraacetic acidEGTA Ethylene glycol-bis(b-aminoether)

N,N,N',N'-tetra acetic acidTRIS Tris(hydroxyamino)methaneUV Ultraviolet lightPFU Plaque forming units

Symbols for chemical elements C, N, P, etc Carbon, nitrogen, phosphorus, etcOne- or three-letter abbreviationsfor amino acids

e.g. Ala (A) Alanine

Arg (R) Arginine

Page 15: Menulis Karya Ilmiah

S. Maloy 10/01

Asn (N) AsparagineAsp (D) Aspartic acidCys (C) CysteineGln (Q) GlutamineGlu (E) Glutamic acidGly (G) GlycineHis (H) HistidineIle (I0 IsoleucineLeu (L0 LeucineLys (K) LysineMet (M) MethioninePhe (F) PhenylalaninePro (P) ProlineSer (S) SerineThr (T) ThreonineTrp (W) TryptophanTyr (Y) TyrosineVal (V) Valine

Page 16: Menulis Karya Ilmiah

Teknik Menulis Laporan Karya Ilmiah

Jurnal tersebut menguraikan teknis penyusunan laporan penelitian. Untuk mengalami

kelancaran dan tidak mengalami hambatan dalam penyusunan laporan penelitian, maka

harus:

1. banyak membaca buku yang terkait dengan laporan penyusunan karya ilmiah yang akan

ditulis,

2. mencari contoh laporan yang sudah jadi,

3. mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan

objek yang diteliti,

4. memahami kerangka laporan karya ilmiah,

5. meneguhkan niat di dalam hati bahwa laporan penelitian itu harus selesai sebagai

bentuk tanggung jawab, dan

6. menepati jadwal penyusunan laporan karya ilmiah yang sudah disusun.

Apabila semua langkah itu dilaksanakan, maka pembuatan laporan karya tulis ilmiah

tidak akan terkatung-katung.

Guidelines for Writing a Scientific Paper

Jurnal tersebut menjelaskan gaya dan format penulisan karya ilmiah. Beberapa di

antaranya adalah

1. abstrak harus menggambarkan pertanyaan yang diajukan dalam karya ilmiah dengan

singkat,

2. pendahuluan harus menggambarkan pertanyaan yang diuji sebagai eksperimen yang

digambarkan dalam karya ilmiah,

3. material dan metode harus menggambarkan apa yang sebenarnya dilakukan dengan

ringkas tapi jelas,

4. setiap tabel harus dinomori secara sekuen dan harus memiliki judul di atasnya yang

menggambarkan poin dari tabel,

5. setiap gambar harus dinomori secara sekuen dan harus memiliki judul di bawahnya

yang menggambarkan poin dari gambar,

6. kutipan diperlukan untuk menghargai kerja penerbit karya ilmiah yang disebut dalam

naskah yang ditulis, dan

7. daftar pustaka adalah sebuah variasi dari format referensi selain kutipan yang

digunakan dalam jurnal yang berbeda.