Upload
pdatarawa
View
1.555
Download
29
Embed Size (px)
Citation preview
Dr. Robiyanto H. Susanto, Jurusan Tanah, Fakultas PertanianSeminar kenaikan ke Guru Besar pada
UNIVERSITAS SRIWIJAYAIndralaya - OI, Sumsel, Indonesia – 6 September 2010
PENGELOLAAN DAERAH RAWA UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN
1.1. GAMBARAN UMUM – LATAR BELAKANG
1.2. PENGEMBANGAN RAWA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
1.3. PERMASALAHAN 1.4. TUJUAN
Indonesia
YearPopulation
(Million)
Production of Paddy
(Million Ton)
Consumption of Paddy
(Million Ton)
P-C (Million
Ton)
Export (Million
Ton)
Import (Million Ton)
1950 77.21 13.20 11.58 1.62 1.62 -1970 117.47 24.20 17.62 6.58 6.58 -1990 146.78 45.18 22.02 23.16 23.16 -2010 233.48 48.35 35.02 13.33 13.33 -2030 284.2 42.11 42.64 -0.53 - 0.532050 339.1 35.86 50.86 -15.00 - 15.00
*2) Source: BPS Last access June 2010 *2) Source: BPS Last access June 2010
*3) Source : http://www.unctad.org/infocomm/anglais/rice/market.htm
*1) Source : http://www.indo-ank.org/socio-culture/bokletmaret2007.pdf
*1)
*2) *3)
I.I. Gambaran Umum dan Latar BelakangGambaran Umum dan Latar Belakang
Achievement Level of Predicted Self Food Achievement Level of Predicted Self Food Sufficiency, 2006-2025Sufficiency, 2006-2025
(10,000)
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
2006 2010 2015 2020 2025
Harvested area(000 ha) Productivity (ton GKG/ha) Yield (000 ton GKG)
Demand (eq. 000 ton GKG) Balance (000 ton GKG)
Source: Litbang Deptan, 2007
Assumption : increase area 0,37%, increase productivity 0,48%
Deficit
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN RAWA: PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN KETAHANAN PANGAN
Gambar 3. Peta Sebaran Rawa di Indonesia
Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman HayatiEkosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati
Hutan mangrove: ± 90.00 ha (estuarine mangrove, dengan lebih dari 20 sungai yang bermuara di wilayah ini
Merupakan tempat persinggahan ribuan burung migran
Merupakan habitat satwa liar, seperti Harimau Sumatera, Macan Dahan, Buaya Muara, dsb.
Merupakan sumber perikanan di perairan sekitarnya
Tabel 1. Distribusi lahan rawa di Indonesia dan luas yang dikembangkan dengan bantuan pemerintah
Lokasi
Total Lahan Rawa Secara NasionalTotal Lahan Yang
Sudah Dikembangkan
PasangSurut (Ha)
Lebak(Ha)
Total (Ha)PasangSurut (Ha)
Lebak(Ha)
Total (Ha)
SumateraKalimantanSulawesiPapua
6.604.0008.126.9001.148.9504.216.950
2.766.0003.580.500644.500
6.305.770
9.370.00011.707.4001.793.45010.522.720
691.704694.93571.835
-
110.176194.76512.87523.710
801.880889.70084.71023.710
20.096.800 13.296.770 33.393.570 1.458.474 341.526 1.800.000
Sumber : Dit. Rawa dan Pantai, Ditjen Pengairan, Departemen PU, 2009 IP100 ………> IP200, IP300 ...…. mencapai 7 sampai 8 ton GKP/ha MTI
Karena 3 pilar :
a) Perbaikan infrastruktur pengelolaan air, b) Aplikasi teknologi pertanian, dan c) Pemberdayaan kelompok tani/ P3A untuk OP jaringan pengairan
1.3. PERMASALAHAN
Pengurangan produksi pangan pada lahan-lahan Pengurangan produksi pangan pada lahan-lahan irigasi khususnya di pulau Jawa irigasi khususnya di pulau Jawa 40-50.000 ha/ 40-50.000 ha/ tahuntahun
Belum terdapat visi yang sama tentang Belum terdapat visi yang sama tentang pengelolaan rawa untuk pembangunan pertanian pengelolaan rawa untuk pembangunan pertanian berkelanjutan diantara para pelaku (stake-holder) berkelanjutan diantara para pelaku (stake-holder) yang terlibat dalam pengembangan dan yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan lahan rawa. pengelolaan lahan rawa.
PPermasalahan lingkungan ermasalahan lingkungan : : kebakaran hutan dan kebakaran hutan dan lahanlahan
1.4. TUJUAN
Upaya pelestarian lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan rawa.
Menyampaikan pentingnya pengelolaan daerah rawa melalui optimalisasi lahan dan air untuk mendukung ketahanan pangan
Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan untuk pengelolaan daerah rawa berkelanjutan serta strategi yang diperlukan akan dijelaskan dengan melihat aplikasi yang dilakukan di berbagai daerah rawa Indonesia sejak tahun 1993.
Pemahaman yang benar tentang pengelolaan rawa ini dirasakan perlu disebarluaskan ke tempat lain yang sesuai dan membutuhkan mengingat terdapat kurang lebih 150 kabupaten/ kota rawa di Indonesia
II. II. TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA
2.1. 2.1. KARAKTERISTIK DAERAH RAWA DALAM KARAKTERISTIK DAERAH RAWA DALAM SISTIM SUNGAISISTIM SUNGAI
2.2. 2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH RAWA DAN PESISIRRAWA DAN PESISIR
2.3. 2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI LINGKUNGAN’‘MODIFIKASI LINGKUNGAN’
2.4. 2.4. KONTRIBUSI RAWA TERHADAP PRODUKSI KONTRIBUSI RAWA TERHADAP PRODUKSI PANGAN NASIONAL PANGAN NASIONAL DAN BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN DAN BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN AIR DI DAERAHAIR DI DAERAH REKLAMASI RAWA REKLAMASI RAWA PASANG SURUT UNTUK PANGANPASANG SURUT UNTUK PANGAN
2.1.1. Hidrologi dan Daerah Aliran Sungai serta Terbentuknya Rawa (Lowlands)
Gambar . Tipe-tipe Gambar . Tipe-tipe lahan basah/ daerah lahan basah/ daerah rawa menurut rawa menurut definisi Ramsar definisi Ramsar (Davies et al, 1995) (Davies et al, 1995)
2.1.2. Daerah Aliran Sungai dan Asosiasi Rawa Lebak
Gambar . Zonasi daerah rawa lebak berdasarkan tingkat ketergenangan Lahan (Ditjen Pengairan, DPU, 1996)
2.1.3. Terbentuknya Delta dan Daerah Rawa Pasang Surut
Gambar . Hidrotopografi lahan yang mendapat pengaruh pasang surut air laut : Kategori I (tipe A), Kategori II (Tipe B), Kategori III (Tipe C), dan kategori IV (Tipe D)
(Ditjen Pengairan, Departemen PekerjaanUmum, 1996).
2.1.4. Tanah dan Kesesuaian Lahan
jenis tanah (liat, sulfat masam, bahan organik jenis tanah (liat, sulfat masam, bahan organik tinggi/ bergambut, gambut), tinggi/ bergambut, gambut),
kondisi lahan yang bereaksi masam sehingga kondisi lahan yang bereaksi masam sehingga dapat menyebabkan ketersediaan Al dan Fe yang dapat menyebabkan ketersediaan Al dan Fe yang tinggi. tinggi.
Sebaliknya, unsur-unsur hara makro seperti Sebaliknya, unsur-unsur hara makro seperti Nitrogen, Phosphor, dan Kalium yang sangat Nitrogen, Phosphor, dan Kalium yang sangat diperlukan tanaman menjadi kurang tersediadiperlukan tanaman menjadi kurang tersedia
Dalam sistim klasifikasi tanah jenis tanah yang Dalam sistim klasifikasi tanah jenis tanah yang umum dijumpai diantaranya adalah : Histosol umum dijumpai diantaranya adalah : Histosol (Fibrists, Hemists, Saprits); Inceptisol (Sulfaquepts, (Fibrists, Hemists, Saprits); Inceptisol (Sulfaquepts, …); Entisol (Sulfaquents, ….) (Buol et al, 1989)…); Entisol (Sulfaquents, ….) (Buol et al, 1989)
Hemists (Sulfohemists, Sulfihemists, …)Hemists (Sulfohemists, Sulfihemists, …)
2.1.5. Curah Hujan, Aliran Permukaan dan Pasang Surut
Ketersediaan air di daerah rawa sangat dipengaruhi oleh : – aliran permukaan dari daerah hulu dan sekitarnya
(berkisar 1000 - 2500 mm/ tahun), – curah hujan yang turun di lokasi (2000 - 3500 mm/
tahun), – adanya interaksi antara curah hujan, aliran
permukaan dan mekanisme pasang surut nya air laut di muara sungai. Pasang surut nya air dengan mekanisme ini dapat menyebabkan perbedaan tinggi muka air 4- 5 meter
2.1.6. Jaringan Reklamasi dan Tata Air
SSaluran, tanggul banjir dan pintu-pintu air sehingga lahan dapat aluran, tanggul banjir dan pintu-pintu air sehingga lahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, khususnya pertanian. dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, khususnya pertanian.
Saluran yang digali menghubungkan dua sungai besar lebih Saluran yang digali menghubungkan dua sungai besar lebih sering dikenal dengan saluran navigasi/ saluran primer sering dikenal dengan saluran navigasi/ saluran primer (panjangnya dapat sampai 20-30 km). (panjangnya dapat sampai 20-30 km).
Tegak lurus terhadap saluran primer ini dibuatlah saluran Tegak lurus terhadap saluran primer ini dibuatlah saluran sekunder dengan jarak 800 – 1000 m dan panjang 1000 - 3500 m. sekunder dengan jarak 800 – 1000 m dan panjang 1000 - 3500 m.
Blok sekunder (100 – 250 ha) yang biasanya dibatasi oleh saluran Blok sekunder (100 – 250 ha) yang biasanya dibatasi oleh saluran primer dan sekunder ini dibagi lagi menjadi petak-petak tersier primer dan sekunder ini dibagi lagi menjadi petak-petak tersier (seluas 16, 24, 32 ha) melalui pembangunan saluran-saluran (seluas 16, 24, 32 ha) melalui pembangunan saluran-saluran tersier. tersier.
2.1.7. Pengelolaan Air sebagai Kunci Keberhasilan Pertanian Lebak dan Pasang Surut
Kondisi sungai, hujan dan pasang surut air yang Kondisi sungai, hujan dan pasang surut air yang tidak bisa dirubah memerlukan sistim usaha tani tidak bisa dirubah memerlukan sistim usaha tani adaptif dengan kondisi air yang ada. adaptif dengan kondisi air yang ada.
SSarana prasarana pengairan membuat petani arana prasarana pengairan membuat petani mampu melakukan pengelolaan airmampu melakukan pengelolaan air - - on farm on farm water managementwater management. .
Pengelolaan air di lahan usaha tani yang baik Pengelolaan air di lahan usaha tani yang baik memerlukan pemahaman tentang tata air makro memerlukan pemahaman tentang tata air makro dan tata air mikro serta adanya saluran primer, dan tata air mikro serta adanya saluran primer, sekunder, tersier, tanggul banjir dan pintu-pintu sekunder, tersier, tanggul banjir dan pintu-pintu yang diperlukan. yang diperlukan.
2.1.8. Sistim usaha tani, kondisi sosial budaya dan pemberdayaan petani/ kelompok
padi pada bulan Maret - Mei sampai Juli-Agustus di lahan padi pada bulan Maret - Mei sampai Juli-Agustus di lahan lebak; lebak;
Oktober – Nopember sampai Februari – Maret di pasang Oktober – Nopember sampai Februari – Maret di pasang surut. surut.
Untuk perioda tanam kedua bisa padi atau palawija Untuk perioda tanam kedua bisa padi atau palawija tergantung kondisi di setiap lokasi. tergantung kondisi di setiap lokasi.
sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, herbisida/ sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, herbisida/ pestisida, tenaga kerja, alat mesin pertanian, dan harga jual pestisida, tenaga kerja, alat mesin pertanian, dan harga jual hasil pertanian. Pemberdayaan petani dan kelompoknya hasil pertanian. Pemberdayaan petani dan kelompoknya harus mempertimbangkan hal-hal tersebut. harus mempertimbangkan hal-hal tersebut.
kegiatan-kegiatan ekonomi produktif lainnya seperti kegiatan-kegiatan ekonomi produktif lainnya seperti misalnya: pembuatan gula kelapa, pupuk organik, misalnya: pembuatan gula kelapa, pupuk organik, pemeliharaan unggas kecil, pemanfaatan lahan pekarangan pemeliharaan unggas kecil, pemanfaatan lahan pekarangan untuk perikanan).untuk perikanan).
2.1. 9. Monitoring, evaluasi, diseminasi, komunikasi
2.1.10. Data dan informasi untuk pengembangan
rawa terpadu
2.1.11. Visi Pembangunan Daerah, Kepemimpinan, dan Kapasitas Kelembagaan
2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN 2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH RAWA DAN PESISIRDAERAH RAWA DAN PESISIR
2.2.1. Konservasi Daerah Rawa dan Pesisir
2.2.2. Konservasi Daerah Rawa, Pendayagunaan dengan Teknologi Adaptasi, dan Pengembangan Rawa
2.2.3. Pengelolaan Rawa Berbasis Masyarakat (community based development) dan Berbasis Industri Pertanian (agroindustry based development)
2.2.4. Pengembangan Rawa sebagai Kawasan PembangunanTerpadu (Integrated lowland development and management)
2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN 2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI
LINGKUNGAN’LINGKUNGAN’
2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir untuk Konservasi dan Ekowisata
2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura 2.3.2.a. Rawa adaptasi lebak untuk tanaman pangan dan diversifikasi 2.3.2.b. Rawa reklamasi pasang surut
untuk tanaman pangan
2.3.3. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Tanaman Perkebunan
2.3.4. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Hutan Tanaman Industri
2.3.5. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Perikanan
2.3.6. Pemanfaatan Rawa untuk Peternakan (Kerbau Rawa, Itik Lokal)
2.3.7. Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa untuk Pemukiman dan Perkotaan
2.3.8. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa untuk kawasan industri dan pengelolaan limbah
2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir untuk Konservasi dan Ekowisata
Untuk daerah Sumatera Selatan, misalnya Taman Nasional Sembilang (202.896 ha) yang terletak di Kabupaten Banyuasin, merupakan daerah konservasi yang unik. Di Taman Nasional Sembilang ini terdapat misalnya: harimau Sumatera, buaya, beruang, lebih dari 32 spesies burung air, 8 spesies ular, 48 spesies ikan meliputi 37 famili, dan mendukung kehidupan lebih dari 150.000 ekor burung-burung migran (Balai Taman Nsional Sembilang, 2009). Taman Nasional Sembilang ini berdekatan dengan daerah yang sudah dikembangkan untuk transmigrasi (Karang Agung Tengah dan Karang Agung Hilir) dan daerah hutan tanaman industri (PT SHP) di Sungai Sembilang. Potensi perikanan di kawasan ini sangat besar dan cukup banyak penduduk desa Sungsang, Sembilang, Ogan Komering Ilir, dan beberapa desa pesisir di Jawa yang menangkap ikan di perairan di sekitar kawasan ini.
Selain itu, kawasan mangrove yang ada di daerah pesisir juga merupakan daerah konservasi yang tetap perlu dijaga kelestariannya. Daerah konservasi rawa lainnya misalnya di Danau Sentarum, Kalimantan Barat dan di Sebangau, Kalimantan Tengah.
Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman HayatiEkosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati
Hutan mangrove: ± 90.00 ha (estuarine mangrove, dengan lebih dari 20 sungai yang bermuara di wilayah ini
Merupakan tempat persinggahan ribuan burung migran
Merupakan habitat satwa liar, seperti Harimau Sumatera, Macan Dahan, Buaya Muara, dsb.
Merupakan sumber perikanan di perairan sekitarnya
2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pulau-pulau Utama Pulau Pengembangan
Lokasi Jawa, Madura, Bali Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya
Konteks Tekanan penduduk, Urbanisasi, Kompetisi penggunaan air, permasalahan kompleks, Kehilangan lahan beririgasi 40-50 ribu ha/ tahun
Pemukiman spontan dan bantuan pemerintah, Investasi swasta, Sistem reklamasi rawa yang belum optimalpenggunaannya.
Tipologi Daerah irigasi yang terus berkurang, Banjir di desa dan pengendalian banjir di perkotaan.
Sistem reklamasi rawa pasang surut, daerah rawa lebak, daerah irigasi
Tabel 2. Pengembangan Rawa dalam konteks kondisi pulau utama dan pulau pengembangan
2.3.2.b. Rawa reklamasi pasang surut untuk tanaman pangan
Total luas areal yang telah direklamasi sampai tahun 2010 ini adalah 373.000 ha (BSWVIII, 2010), diantaranya di: Delta Upang (8.423 ha), Cinta Manis (6.084 ha), Delta Telang I (26.680 ha), Delta Telang II (13.800 ha), Delta Saleh (19.090 ha), Air Sugihan Kiri (50.470 ha), Air Sugihan Kanan (31.140 ha), Pulau Rimau (40.263 ha), Karang Agung Hulu (9.000 ha), Karang Agung Tengah (30.000 ha) dan Karang Agung Hilir (20.317 ha)
Sebaran kelembaban tanah pada kondisi
muka air tanah tinggi dan permukaan lahan yang tidak rata
(Skaggs, 1990a)
Perkembangan akar tanaman pada kondisi
muka air tanah dangkal (kiri, 30 cm dari
permukaan tanah) dan muka air tanah dalam
(kanan, 60 cm dari permukaan tanah) (Skaggs, 1990b)
Water table profile under Water table profile under modified rooting zone modified rooting zone
condition (with surface or condition (with surface or subsurface drainage subsurface drainage systems) systems)
(Skaggs, 1990c)(Skaggs, 1990c)
Consideration on Consideration on topography and natural topography and natural layout for the drainage layout for the drainage systems development systems development
(contour) (contour) (Skaggs, 1990d)(Skaggs, 1990d)
2.4. BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN AIR DI DAERAH REKLAMASI RAWA PASANG SURUT UNTUK PANGAN
2.4.1. Terbatasnya ketersediaan data primer dan sekunder yang terkini dan dapat diakses secara cepat
2.4.2. Pemahaman yang keliru karena ketidaktahuan dan kurangnya ilmu pengetahuan
2.4.3. Pemilihan Lokasi dan Program yang Tidak Tepat 2.4.4. Alih Fungsi Lahan Reklamasi
Pertanian Pangan menjadi Perkebunan 2.4.5. Penggunaan satu fungsi (single use)
dan multi guna (multiple uses) 2.4.6. Program Mendadak – Ego Sektoral 2.4.7. Koordinasi antar Sektor/ Departemen
– Keberlanjutan program
2.4.8. Transportasi dan Aksesibilitas 2.4.9. Air Bersih untuk Rumah Tangga dan
Sanitasi Lingkungan 2.4.10. Isu Lingkungan dan Konservasi
Sumberdaya Alam 2.4.11. Penduduk Asli (lokal), Pendatang
Spontan, dan Transmigran Pemerintah2.4.12. Pembiayaan (APBN, APBD, Dana
Perusahaan Swasta,Dana Masyarakat, Hutang atau Hibah luar negeri)
2.1.13. Ketersediaan Data dan Informasi serta Bantuan Teknis
2.4.14. Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
III. METODOLOGIIII. METODOLOGI
3.1. 3.1. MEMAHAMI MASALAH DAN MEMAHAMI MASALAH DAN MENGKOMUNIKASIKANNYA MENGKOMUNIKASIKANNYA
3.2. 3.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS KAWASANBERBASIS KAWASAN
3.3. 3.3. PERAN PEMERINTAH (Kabupaten/Kota, PERAN PEMERINTAH (Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat) Provinsi, Pusat)
3.4. 3.4. PERAN DAN KETERLIBATAN PERAN DAN KETERLIBATAN PERGURUAN TINGGI PERGURUAN TINGGI
3.5. 3.5. KETERLIBATAN PIHAK SWASTA, BUMN, KETERLIBATAN PIHAK SWASTA, BUMN, DAN MASYARAKATDAN MASYARAKAT
IV. HASIL DAN IV. HASIL DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN
4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA 4.1.1. Pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut; pemetaan
dan pemahaman lahan potensial, potensial bersyarat, tidak potensial untuk usaha tani
4.1.2. Pertanian lahan basah dengan kelebihan air
4.1.3. Pemahaman kondisi iklim, hidrologi, tata air dan jaringan
pengairan wilayah kajian
4.1.4. Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi pada lahan hidrotopografi A/B: Blok sekunder P8-12 S, delta Telang I, desa Telang Karya, Kabupaten Banyuasin
4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA
4.1.5. Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi pada lahan dengan hidrotopografi C/D: Studi Kasus di P10-2S, Delta Saleh desa Sri Mulyo, Kabupaten Banyuasin
4.1.6. Permasalahan usaha tani dan kondisi sarana prasarana
4.1.7. Pengelolaan muka air tanah, kebakaran hutan/ lahan, dan oksidasi lapisan sulfat masam
4.1.8. Pengelolaan muka air tanah/ saluran dan Operasi-Pemeliharaan jaringan/ Pemberdayaan petani/ kelompok/P3A
Survai Tanah Mineral dan Gambut - Survai Tanah Mineral dan Gambut - PemetaanPemetaan
Kondisi vegetasi rawa di lokasiDesa Pedamaran.
Pengeboran dititik 47, vegetasi dominan kumpai&purun, kedalaman
gambut 3,5 m, karakteristik kematangan saprik-hemik
Kondisi lahan rawa yang terbakar
Lokasi survey yang ditanami padi sonor
Perkampungan nelayan Jungkal
Pengeboran di titik 77, vegetasi dominan pakis&perpat, kedalaman
3,5 m, karakteristik kematangan saprik-hemik
Kedalaman Gambut
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Titik Pengeboran (500 m)
Keteb
alan
Gam
but (
m)
-8,00
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Titik Pengeboran (500 m)
Ket
ebal
an G
ambu
t (m
)
Tanjung Serang – Talang Seridang Tujuh
Pedamaran I – Jungkal
Pasang Surut Sungai MusiAgustus 2004 - Juli 2006
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
8/1
/20
04
9/1
/20
04
10
/1/2
00
4
11
/1/2
00
4
12
/1/2
00
4
1/1
/20
05
2/1
/20
05
3/1
/20
05
4/1
/20
05
5/1
/20
05
6/1
/20
05
7/1
/20
05
8/1
/20
05
9/1
/20
05
10
/1/2
00
5
11
/1/2
00
5
12
/1/2
00
5
1/1
/20
06
2/1
/20
06
3/1
/20
06
4/1
/20
06
5/1
/20
06
6/1
/20
06
7/1
/20
06
Waktu (hari)
Tin
gg
i Mu
ka
Air
(c
m)
Pasang Surut
jembatan, pintu, saluran jembatan, pintu, saluran di daerah reklamasi rawadi daerah reklamasi rawa
sebelum di upgrade
setelah di upgrade
JanuariFebruari
Maret
April
Mei
Juni
September
OktoberNovember
Desember
Agustus
Juli
P8-12SP8-12S-Telang I-Telang I
Muka air tanah di LU I pada petak tersier 4, P10-2S periode Agustus 2004-Oktober 2006
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1 31 61 91 121 151 181 211 24 27 30 33 36 39 42 45 48 511 54 571 60 63 66 69 72 751 78 811
Hari ke-
ked
alam
an
m
uka air tan
ah
Muka air tanah di lahan peralihan antara LU I dan LU II pada petak tersier 4, P10-2S periode Agustus 2004-Oktober 2006
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1
Hari ke-
ked
alam
an
m
uka air tan
ah
Muka air tanah di di LU II pada petak tersier 12, P10-2S periode Agustus 2004-Oktober 2006
-1.600
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.400
1 31 61 91 121 151 181 211 241 271 301 331 361 391 421 451 481 511 541 571 601 631 661 691 721 751 781 811
Hari ke-
ked
alam
an
m
uka air tan
ah
Fluktuasi Muka Air Tanah di P8-12S Delta Telang IAgustus 2004 - Juli 2006
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.4008
/1/2
00
4
9/1
/20
04
10
/1/2
00
4
11
/1/2
00
4
12
/1/2
00
4
1/1
/20
05
2/1
/20
05
3/1
/20
05
4/1
/20
05
5/1
/20
05
6/1
/20
05
7/1
/20
05
8/1
/20
05
9/1
/20
05
10
/1/2
00
5
11
/1/2
00
5
12
/1/2
00
5
1/1
/20
06
2/1
/20
06
3/1
/20
06
4/1
/20
06
5/1
/20
06
6/1
/20
06
7/1
/20
06
Waktu (hari)
Ke
da
lam
an
Mu
ka
Air
Ta
na
h (
m)
OT4.4 OT12.4
Fluktuasi Muka Air Tanah di P10-2S Delta SalehAgustus 2004 - Juli 2006
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.2008
/1/2
00
4
9/1
/20
04
10
/1/2
00
4
11
/1/2
00
4
12
/1/2
00
4
1/1
/20
05
2/1
/20
05
3/1
/20
05
4/1
/20
05
5/1
/20
05
6/1
/20
05
7/1
/20
05
8/1
/20
05
9/1
/20
05
10
/1/2
00
5
11
/1/2
00
5
12
/1/2
00
5
1/1
/20
06
2/1
/20
06
3/1
/20
06
4/1
/20
06
5/1
/20
06
6/1
/20
06
7/1
/20
06
Waktu (hari)
Ke
da
lam
an
Mu
ka
Air
Ta
na
h (
m)
OT4.4 OT12.4
Lapangan Kerja di Sektor Lapangan Kerja di Sektor Pertanian Tanaman Pertanian Tanaman
Pangan Pangan (Alat dan Mesin Pertanian (Alat dan Mesin Pertanian
– Alsintan)– Alsintan)
Kegiatan pengolahan lahan II (garu), lokasi petak 7 Tc-07 P8-8S.
Petani yang sedang merontokkan gabah hasil panen singgang,
di Petak 8 TC 9 P6-3N
Ujicoba peralatan panen mekanis di P10-2S
Continuous Dryer milik UPGB Perum Bulog, di Desa Telang Karya
Kondisi Tanaman MT II 2007 phase pematangan bulir Tc 07 P8-12S
Kondisi tanaman pada Januari 2008 di Bintang Mas
Olah tanah dengan traktor
Perontokan padi dengan dikebut
Kondisi tanaman jagung yang baik pertumbuhannya
Kondisi Lahan dan Tanaman Padi 7-8 ton/ha/MusimKondisi Lahan dan Tanaman Padi 7-8 ton/ha/Musim di Telang - Saleh – Tahun 2009 di Telang - Saleh – Tahun 2009
(Community based development)(Community based development)
4.1.9. Kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat; pengembangan model usaha pertanian yang sesuai
4.1.10. Visi pembangunan daerah dan kelembagaan pendukung
4.1.11. Pengembangan model area untuk uji coba dan pemantauan; evaluasi, revisi model usaha pertanian dan pengembangan; pengumpulan data dan infromasi rawa
4.1.12. Forum komunikasi dan pembagian peran serta multipihak
4.1.13. Pemberdayaan petani dan kelompok; pengembangan sumberdaya manusia dan penguatan kapasitas kelembagaan petani, petugas, pemerintah
4.1.14. Penyusunan perencanaan partisipatif melalui komunikasi antar para pemangku kepentingan (stake holders) yang ada
Kunjungan/Temu Wicara di Tekarang, Kunjungan/Temu Wicara di Tekarang, Sambas, Kalbar,Sambas, Kalbar,
8 Juli dan 20 Nopember 20078 Juli dan 20 Nopember 2007
Penyerahan akte P3A Tirta Guna Karya I oleh
Bupati Banyuasin.
Pertemuan pembinaan P3A Sri Makmur oleh Tim Dep. PU
dan Tim STLD di Blok Sekunder P6-3N.
Gotong royong perbaikan dan pemeliharaan jalan usahatani
di Blok Sekunder P6-3N.
Koordinasi dengan Dinas PU Pengairan Kabupaten
Banyuasin.
Pembangunan saluran tersier di Tekarang, Sambas.
Diskusi kelompok P3A dengan pak Haag di
Bintang Mas.
Pelatihan Kelompok P3A di Bintang Mas,
13 Agustus 2007
Diskusi dgn Martijn ke Bintang Mas
Penggunaan IKONOS 1 m untuk Penggunaan IKONOS 1 m untuk Inventarisasi Kondisi SaluranInventarisasi Kondisi Saluran
4.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS KAWASAN (integrasi vertikal dan horizontal)
Data & Informasi
Program Utama Kabupaten Banyuasin
RencanaTata Ruang IPTEK IMTAK Kebutuhan
Masyarakat
Sumberdaya Alam
Sifat dan Ciri
- Unggul - Integral: Vertikal-Horizontal- Pendekatan Wilayah - Berbasis Sumberdaya Alam- Teknologi Tepat Guna - Berorientasi Pasar- Partisipatif - Pemberdayaan Masyarakat- Berwawasan Lingkungan
Visi & Misi Kabupaten Banyuasin
Rencana Strategis Kabupaten Banyuasin
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya Buatan
Program 2003 - 2010
Gambar . Contoh Mekanisme Pengembangan Program di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2003 – 2010
Contoh Realisasi Pembangunan Pertanian Terpadu di Banyuasin
Lumbung Desa Modern Deptan, P17
Telang II
Kemitraan PUSRI
Kemitraan Swasta di P10- Telang I, 700 ha
Agropolitan DepTrans di Muara Padang
Puskesmas Terapung
Pilot Area Indonesia-Belanda 750 ha
Darmaga Air di P8, Telang I
Darmaga Air di Gasing
Darmaga Air Simpang PU
UPGB Perum Bulog-
Rice Estate
Perbaikan Tata Air
Peran Pupuk Organik
Air Bersih & Sanitasi
Bank BRI
-Industry-Based• Wood industry Oil-palm Coconut
Fisheries/ Shrimp Housing
Community BasedTransmigrationFood cropsFisheriesUrban dev.Housing
Land Water
Air
What is
Lowlands
Characte-rization
of Lowland
s
Types of Lowlands
Lowlands non-tidal
TidalDryland
Upland
1 2
INTEGRATED PLANNINGInstitution/ Infra Structures/ Finance/ Socio-Cultural
(Road, Bridges, Jetties, Communication, Housing, Factories, Training Center, Bank, ................etc)
8
Prosperity of PeopleContinuation on
Lowland Dev + Man
-Operation-Maintenance-Asesment-Monitoring-Evaluation-Replanning
LawsRegulationLegal Aspects
PPPerda
SK
Sustain-ability
10
9
11
ForestEcotourismConservationFisheries (natural)ReplantingNatural
RiceFish
Corn
Facts/ Character
Degradation Degraded/ rehabilitatedEstate/ Wood
industry based
Community Based
Oil palmCoconut acacia
Regional Planning(Integrated Planning & Management of Multi Sectors/ Multi Stakeholders)
Facts/ Character
Present Facts
4
Coconut
3
Existing Landuse/ activity
Coastal
Tidal-Area
ConditionPoliciesInstitutionEngineeringSocialEconomicDistribution
Proposed Activities
Non-tidal
INTEGRATED LOWLANDS MANAGEMENT APPROACH
574
6
Conservation
Peat, non-peat
4.3. PERAN PEMERINTAH (Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat)
Pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten/ Pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten/ Kota bersifat..merencanakan, menginisiasi, Kota bersifat..merencanakan, menginisiasi, menggerakkan, menggerakkan,
mendukung, memantau, mengevaluasi program, mendukung, memantau, mengevaluasi program, melaksanakan program dan kegiatan di lapangan melaksanakan program dan kegiatan di lapangan bersama-sama dengan masyarakat. bersama-sama dengan masyarakat.
Anggaran yang tersedia di Pemerintah Daerah pada Anggaran yang tersedia di Pemerintah Daerah pada umumnya lebih digunakan untuk mendukung kegiatan/ umumnya lebih digunakan untuk mendukung kegiatan/ program kemasyarakatan/ sosial seperti pendidkan, program kemasyarakatan/ sosial seperti pendidkan, pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan.
Keterlibatan pihak swasta untuk mendukung kegiatan Keterlibatan pihak swasta untuk mendukung kegiatan pembangunan melalui investasi langsung harus pembangunan melalui investasi langsung harus difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.
DEGREE & NON DEGREE program DEGREE & NON DEGREE program collaboration collaboration
National Planning Agency – Local Governments – Sriwijaya UniversityNational Planning Agency – Local Governments – Sriwijaya University
NON – DEGREE program:• Development Planning• Monitoring and Evaluation • Program and Project Management• Investment Planning• Management of Grant and Overseas
Loan• Performance based Budget Planning• Planning of Coastal Areas
DEGREE program : MSi - MSc Double Degree on Integrated
Lowland Development and Management
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PE
ND
IDIK
AN
SIVITAS AKADEMIKA, PEGAWAI & STAKEHOLDERSRENCANA STRATEGIS
PE
NE
LIT
IAN
PE
NG
AB
DIA
N
VISI, MISI dan TUJUAN
MENYATUKAN POTENSI MENUJU VISI 2020
UNSRI FIRST !!
Pendampingan (1993-2013)Pendampingan (1993-2013) Task-Concept Task-Concept : : Tim Pendamping terdiri dari tenaga Tim Pendamping terdiri dari tenaga
ahli dan tenaga lapangan mengerjakan sendiri hal-hal ahli dan tenaga lapangan mengerjakan sendiri hal-hal yang dianggap perlu demi kelancaram kegiatanyang dianggap perlu demi kelancaram kegiatan
Technical Assistance:Technical Assistance: Tim Pendamping memberikan Tim Pendamping memberikan bantuan teknis kepada pihak lain yang melakukan bantuan teknis kepada pihak lain yang melakukan kegiatan terkait dengan usahatani padi terpadukegiatan terkait dengan usahatani padi terpadu
Dissemination of InfoDissemination of Info: : Keterlibatan Tim pendamping Keterlibatan Tim pendamping pada kegiatan Lokal, Regional, Nasional, dan pada kegiatan Lokal, Regional, Nasional, dan Internasional membantu penyebaran informasiInternasional membantu penyebaran informasi
a) Kegiatan Pilot Monitoring Scheme (Guide Line Project): P6-3N, Telang, Juni 2002- Mei 2004;
b) Bantuan Teknis dan Pengembangan SDM Kabupaten Banyuasin dalam Perencanaan dan Pengembangan Daerah Rawa (2002 sampai sekarang);
c) Rice Estate dan Unit Pengolahan Gabah dan Beras Perum Bulog (November 2002 sampai 2007);
d) Panen Raya Rice Estate dan Kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Telang I, Banyuasin (24 Maret 2003);
e) Penyusunan Master Plan Sumatera Selatan Lumbung Pangan (2005);
f) Land and Water Management Tidal Lowlands (LWMTL) Telang Saleh Juni 2004 Agustus 2006 (www.tidal-lowlands.org atau www.lowlands-info.org); Strengthening Tidal Lowlands Development di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat Januari 2007 – Jun 2008;
g) Lokakarya Sustainable Tidal Lowlands Development di Jakarta dan Delft, Belanda.
1997-1998: Diseminasi, Promosi
Penerjemahan buku Konservasi Tanah dan AirPenguatan kelompok keahlian,
President YPF-INACID, Oxford, InggrisPembentukan PPMAL LP Unsri,
Penerjemahan buku HidrologiAfro-Asian Regional Conf - IEC ICID, Bali
7th International Drainage Workshop, Malaysia
4.4.1. Pengembangan Kualitas Pembelajaran (usaha dan dampak perubahan)
menyelesaikan pendidikan doktor (S3) dalam bidang menyelesaikan pendidikan doktor (S3) dalam bidang Biological & Agricultural Engineeering (Water Management) Biological & Agricultural Engineeering (Water Management) di luar negeri pada tahun 1993, di luar negeri pada tahun 1993,
Staf Pengajar kembali mengajar di Jurusan/ Fakultas di Staf Pengajar kembali mengajar di Jurusan/ Fakultas di Universitas Sriwijaya dan menangani laboratorium seperti Universitas Sriwijaya dan menangani laboratorium seperti laboratorium Fisika Tanah/ Konservasi Tanah dan Air. Selain laboratorium Fisika Tanah/ Konservasi Tanah dan Air. Selain itu, staf pengajar juga aktif menggerakkan kelompok kajian itu, staf pengajar juga aktif menggerakkan kelompok kajian Manajemen Air dan Lahan yang terlibat dalam berbagai Manajemen Air dan Lahan yang terlibat dalam berbagai penelitian dan pengabdian masyakat khususnya di daerah penelitian dan pengabdian masyakat khususnya di daerah rawa lebak dan pasang surut. Sambil mengajar, rawa lebak dan pasang surut. Sambil mengajar,
beberapa staf pengajar juga menterjemahkan beberapa beberapa staf pengajar juga menterjemahkan beberapa buku teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia (buku buku teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia (buku Fisika Tanah, Konservasi Tanah dan Air, dan Buku Hidrologi, Fisika Tanah, Konservasi Tanah dan Air, dan Buku Hidrologi, Panduan Drainase) khususnya pada perioda 1993-1997. Panduan Drainase) khususnya pada perioda 1993-1997. Selain itu, juga disiapkan beberapa panduan untuk Selain itu, juga disiapkan beberapa panduan untuk pelaksanaan praktikum.pelaksanaan praktikum.
2001-2002:
Workshop Delta MahakamProject Design Workshop on Swamp
Management, CIDAICID meeting, Seoul, Korea
JICA – WUA Study di 2 propinsi Indonesia, Phase II: Setting the Action
Plan
Workshop JICA KalBar, MeiWorkshop Danau Sentarum, Kalbar, Juni
ICID meeting, Montreal, Canada, JuliWorkshop Drainage, Wageningen, Oktober
Konsep Rice Estate diterima BULOG, November SEMI QUE I
Pembentukan Kabupaten BanyuasinPlt. Ir. H. Amiruddin Inoed
Pelatnas Rawa I, April 2002
GWP ToolBox - IWRM, Malaysia, Desember
Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia untuk Daerah Rawa Daya Manusia untuk Daerah Rawa
((Capacity Building & HRD on LowlandsCapacity Building & HRD on Lowlands))
Penelitian S1-S2-S3 Pelatihan dan Penyuluhan
1997 : PPMAL Lembaga Penelitian Unsri,
“Young Professional dalam bidang Irrigation and Drainage”- Komisi Internasional Irigasi dan Drainase di Cairo (1995), Inggris (1996) dan dipilih sebagai ‘President of the Young Professional Forum, International Commission on Irrigation and Drainage (ICID)” untuk perioda (1996-2000).
“Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir” mulai tahun 2000 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Air sedunia, 23 Maret, 2000 - www.pusdatarawa.or.id
S1: Fisika tanah, Hidrologi, Irigasi dan Drainase, dan Pengelolaan Air (sejak tahun 1993) menjadi inti dalam bidang manajemen air dan lahan;
S2 di PPs Unsri: Kapita Selekta Pengelolaan Rawa, Pengelolaan Rawa dan Pesisir, Pengembangan Rawa Terpadu, Hidrologi Lahan Rawa (sejak tahun 2007);
S3- Ekosistim Lahan Basah, Tata Air Daerah Rawa (sejak tahun 2007).
4.4.2 Pengembangan Keilmuan/ Keahlian Pokok (produktivitas dan makna karya ilmiah)
menerjemahkan buku ajar (Fisika Tanah, Konservasi Tanah & Air, Hidrologi, Petunjuk Drainase);
pembuatan diktat (Pengukuran permeabilitas - K - Tanah, Geohidrologi, Pengelolaan Lahan dan Air Rawa),
penyampaian makalah pada berbagai Seminar Nasional dan Internasional tentang Rawa (di Jakarta, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Jambi, Semarang, Surabaya; Utrecht, Wageningen, Belanda),
berpartisipasi dalam Kongres Internasional Irigasi dan Drainase di berbagai negara sebagai anggota working group (Mesir, Inggris, Canada, Korea, Rusia, Spanyol, Malaysia) dan
menulis di beberapa jurnal.
4.4.3. Peningkatan Kualitas Manajemen/ Pengelolaan Institusi (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)
Kepala Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Unsri ( 1993-1996) pada saat yang sama adalah Kordinator Kelompok Kajian Manajemen Air dan Lahan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Data dan informasi Daerah Rawa dan Pesisir mulai 1993 di Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir, thn 2000. Pusdatainfo Rawa ini dikelola oleh Kelompok Keilmuan Manajemen Air dan Lahan Rawa Universitas Sriwijaya bersama-sama dengan Dinas Instansi Pemerintah Daerah yang terkait (Dinas Pengairan, Dinas Pertanian, Proyek Pengembangan Daerah Rawa Sumatera Selatan).
Bagpro PKSDM) Dikti, Depdiknas: PPMAL Unsri - Pelatihan Nasional Rawa Dosen Perguruan Tinggi biaya Dikti, Depdiknas; 30 orang 2002 dan 32 orang 2003
Ditjen Pengairan, Departemen PU bekerjasama dengan Rijkwaterstaat dan Unesco-IHE, Belanda (tahun 2003) menyusun Panduan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Rawa melalui Pengembangan dan Monitoring Daerah Reklamasi Rawa Pasang Surut,
Land and Water Managemenr Tidal Lowlands - 2004-2006
Strengthening Tidal Lowland Development 2007-2008
Tabel 7. Peserta Program Pelatihan Nasional Rawa untuk Pembangunan Berkelanjutan (kerjasama PPMAL-Unsri dengan Bagpro PKSDM DIKTI,
Depdikbud) tahun 2002 dan 2003
TahunJumlah Peserta
Asal Peserta Keterangan
2002 30 orang Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang, Univ. Sumatera Utara), Univ. Jambi, Riau Univ. Riau, Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti, Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin, Univ. Tadulako, Univ. Mataram
Staf Peneliti/Dosen dariUniversitas Sriwijaya masih menjaga komunikasi dengan parapeserta inisampai saat ini. Seminar/ lokakarya/ pertemuan ilmiah/ email merupakan ajang komunikasi
2003 32 orang Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang, Univ. Sumatera Utara, Univ. Jambi, Univ. Riau, Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti, Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin, Univ. Tadulako, Univ. Mataram
2003 – 2004
Presiden RI Panen Raya di Telang I, Maret 2003
Pelatihan Rawa Nasional Angkatan II, Mei 2003
Bantuan Teknis untuk Pemerintah
Depdiknas
PERUM BULOG Dep. Kimpraswil Universitas
Institut Pertanian
Bogor
Departemen
Pertanian
Mendampingi kunjungan Mendampingi kunjungan Joint-MissionJoint-Mission Belanda, Belanda,
9 Okt 2003 – pra LWMTL & STLD9 Okt 2003 – pra LWMTL & STLD
Hasil-hasil riset aksi dan pemberdayaan masyarakat pada kegiatan LWMTL ini di seminarkan dan didiskusikan di Jakarta, dengan diskusi akhir di di Delft, Belanda (27 Feb-3 Maret 2006).
Kegiatan LWMTL ini kemudian direkomendasikan untuk dilanjutkan dan disebarkan juga di daerah lain, yaitu di Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dalam bentuk kegiatan Strengthening Tidal Lowlands Develoment, STLD (Januari 2007 - Juni 2008) (www.tidal-lowlands.org/ www.lowlands-info.org).
Penanganan Penanganan Kebakaran Kebakaran
Hutan dan Lahan Hutan dan Lahan GambutGambut
bersama TNI AD bersama TNI AD
KalKalimantan Simantan Selelatanatan – Kabupaten Barito Kuala dan – Kabupaten Barito Kuala dan
Kabupaten Hulu Sungai SelatanKabupaten Hulu Sungai Selatan
PROGRAM LINKAGE/ DOUBLE MASTER DEGREE INTEGRATED LOWLAND DEVELOPMENT DAN MANAGEMENT PLANNING (DD-
ILDM)
Bappenas RI menetapkan program Double Master Degree Integrated Lowland Development and Management Plannning (DD-ILDM) oleh Universitas Sriwijaya bersama-sama dengan Unesco-IHE, Belanda.
Ada 17 program Double Degree Bappenas yang diselenggarakan di pulau Jawa (tahun 2007). DD-ILDM satu-satunya program DD Bappenas RI yang diadakan di luar pulau Jawa.
Program Master DD-ILDM ini bertujuan untuk mendukung dan memperkuat kapasitas institusi perencanaan melalui peningkatan kompetensi tenaga perencana dalam bidang pengembangan dan perencanaan pengelolaan rawa terpadu (Integrated Lowland Management).
Pertemuan 3 pihak : Universitas Sriwijaya, Bappenas Pertemuan 3 pihak : Universitas Sriwijaya, Bappenas dan Netherland Education Centerdan Netherland Education Center
Palembang, 20 Juni 2006
Pertemuan antara Prof. Bart Schultz dengan Kapusdiklatren Bappenas; Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas
Jakarta, 28 Agustus 2006
Diploma Awarding the first 10 graduates on Diploma Awarding the first 10 graduates on Integrated Lowland Development and Management Integrated Lowland Development and Management
Planning Planning Delft, Netherlands, October 15, 2009Delft, Netherlands, October 15, 2009
Tabel 8. Peserta Program S2 Linkage Integrated Lowland Development and Management, Universitas Sriwijaya, Unesco-IHE – Belanda, Bappenas, STUNED
AngkatanJumlah Peserta
Asal Peserta Keterangan
2007/2009 12 Sumatera Barat (1), Sumsel (8), Jambi (1), Banten (1), Lampung (1)
10 org wisuda di Unesco-IHE, Belanda, 15 Okt 200912 org Wisuda di Unsri
2008/2010 10 Jakarta (2), Jawa Timur (1), Jawa Barat (2), Jawa Tengah (1),Lampung (1), Sumatera Selatan (2)
10 org sedang kuliah tahunkedua di Belanda sampai Februari 2011
2009/2011 11 Jakarta (4), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (1), Lampung (1), Kepulauan Riau (1), Sumatera Selatan (3)
11 org kuliah di Unsri, dan akan ke Belanda, Oktober 2010
2010/2012 11 Jawa Timur (2), Jawa Tengah (1), Lampung (2), Kalimantan Barat (1), Sumatera Utara (1), Jambi (1), Sumatera Selatan (3)
11 orang akan mengikuti kursus bahasa Inggris (EAP) di Unsri, Juli 2010 – Januari 2011. Kuliah di Unsri Februari 2011.
2011/2013 10-15 dalam proses dalam proses penerimaan
Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MOU) antara Bappenas RI, Unsri, Unesco-IHE, dan MOU Unsri – Unesco-IHE untuk pendirian Linkage Program Integrated Lowland Development and Management Planning di Universitas Sriwijaya ditandatangani pada bulan Agustus 2006 di Bappenas RI Jakarta. Persiapan bahasa Inggris peserta angkatan pertama DD-ILDM dilakukan pada bulan April-Agustus 2007. Kuliah satu tahun pertama di Indonesia mulai bulan September 2007
Kunjungan ke India 28-31 Januari 2008
TERMINAL BATUBARA – POWER PLANT DENGAN SUMBER ENERGI BATUBARA
REL KERETA API (Depo Peti Kemas & Batubara)
PELABUHAN (Kapal; Cargo; Crane; Peti Kemas; Pipa Besi)
MEETINGMEETING
Air Port
(TAJ MAHAL & MUSEUM GANDHI)
REGIONAL REFRESHER SEMINARREGIONAL REFRESHER SEMINARclimate change and coastal lowland climate change and coastal lowland
development in (sub)-tropical environmentsdevelopment in (sub)-tropical environments
Tjg Api-Api
P8-Telang I
Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008
Tabel 9. Peserta Tabel 9. Peserta Regional Refresher Course on Climate Regional Refresher Course on Climate Change and Coastal Lowlands Development in (sub) Change and Coastal Lowlands Development in (sub) Tropical EnvironmentTropical Environment, Universitas Sriwijaya, , Universitas Sriwijaya, Palembang 21-25 July 2008Palembang 21-25 July 2008
Pengajar/ peserta
Jumlah Asal Keterangan
Pengajar/ Panitia Teknis
12 orang Indonesia, Belanda, Amerika Serikat
Pengajar adalahDosen Unesco-IHE, Dosen Unsri, Staf Litbang PUBandung
Peserta LuarNegeri
18 orang Thailand, Vietnam, Philippine, Korea, Bangladesh, India,
Staf/ Tenaga Ahli/ Pimpinan Lembaga berkaitan dengan Air di NegaraMasing-masing
Peserta Indonesia
11 orang Sumsel, Lampung,Bengkulu, Kalbar, Kalsel, Jawa Barat, DKI Jakarta, Mataram
Staf Balai Besar/ Departemen Pekerjaan UmumPengairan
REGIONAL REFRESHER SEMINARREGIONAL REFRESHER SEMINARclimate change and coastal lowland climate change and coastal lowland
development in (sub)-tropical environmentsdevelopment in (sub)-tropical environments
Palembang, Indonesia, July 21-25, 200840 peserta Alumni IHE dr 9 negara Asia
PENANDATANGANAN KESEPAKATAN KERJASAMA (COOPERATION AGREEMENT)ANTARA
PT FREEPORT INDONESIA DAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA DAN
SEMINAR TENTANG PT FREEPORT INDONESIAPalembang, 23 Juli 2008
Kunjungan ke IRAN, 27 Mei 2008- 2 Juni 2008Kunjungan ke IRAN, 27 Mei 2008- 2 Juni 2008
KUNJUNGAN KE DEPUTI MENTERI ENERGI - IRAN
KUNJUNGAN KE UNIVERSITAS TEHRAN – IRAN, 27 MAY 2008
KUNJUNGAN KE GILAN WATER RESOURCES COUNCILIRAN, 28 MAY 2008
SUASANA PERSAWAHAN PETANI PADI DI PROVINSI GILANIRAN - 29 MEI 2008
BERSAMA DI KOTA LAHIJAN – DATARAN TINGGI IRAN
IRAN, 29 MAY 2008
KUNJUNGAN KE PUSAT PENGEMBANGAN PERIKANAN IRAN
KUNJUNGAN KE DAERAH LOWLANDS-WETLANDS IRAN, 31 MAY 2008
KUNJUNGAN KE GILAN UNIVERSITY – GILAN -
IRAN, 1 JUNE 2008
DISKUSI & SUASANA PERPISAHAN DI GILAN WATER RESOURCES COUNCIL
IRAN, 2 JUNE 2008
Kunjungan Kunjungan Delegasi IRANDelegasi IRAN
ke ke Palembang, Palembang,
Telang, Telang, 24-26 24-26
Agustus 2008Agustus 2008
Tabel 10. Peserta Program Doktor Ilmu-ilmu Lingkungan pada Program Pascasarjana Universitas Sriwiijaya dan Gambaran Umum Penelitian Disertasi yang dilakukan
AngkatanJumlah
MahasiswaKata Kunci Penelitian terkait Manejemen Rawa
Asal PesertaKeterangan
2007/2009 11 orang - Tata Air dan Permodelan- Pendaman karbon dan Hutan Tanaman- Pengelolaan Limbah Kawasan Industri- Penanganan Banjir Kota- Adaptasi Arsitektur- Bioremediasi lahan tercemar minyak bumi- Keanekaragaman Hayati- Suksesi alam pada pengendapan tambang
Sumsel, sebagian besar mahasiswa sudah lulus ujian kualifikasi, proposal danPenelitian;Rencana banyak yg dapatdiwisuda padaakhir Tahun 2010
2008/2010 7 orang - Kesehatan Lingkungan- Sedimentasi dan erosi- Kerentanan Infrastruktur- Bioenergi- Pengelolaan limbah- Aquaculture
Sumsel, Sumbar
2009/2011 18 orang - Dalam proses penentuan penelitian disertasi dan penentuan Promotor – Co-promotor
Sumsel, Bengkulu
2010/2012 24 orang diterima dari 36 orang
- Sudah kuliah Smester I Sumsel, Jambi,Bengkulu, Medan
PROGRAM S3 – DOKTOR – ILMU-ILMU LINGKUNGAN (BKU Lingkungan Lahan Basah, BKU Agri-Industri-Energi, BKU Sosiologi Lingkungan)
BEASISWA PROGRAM SANDWICHDIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA - DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
No.No. NamaNama Lab/Universitas Lab/Universitas TujuanTujuan
11 Bambang YudonoBambang Yudono Unesco-IHE, Unesco-IHE, Belanda Belanda
22 Setyo NugrohoSetyo Nugroho Unesco-IHE, Unesco-IHE, BelandaBelanda
33Sumi Amariena Sumi Amariena HamimHamim
Unesco-IHE, Unesco-IHE, BelandaBelanda
44 Yuanita WindusariYuanita Windusari Unesco-IHE, Unesco-IHE, BelandaBelanda
55 Satria Jaya PriatnaSatria Jaya Priatna UPM, MalaysiaUPM, Malaysia
66 Hasmawaty ARHasmawaty ARCurtin University of Curtin University of Technology, Technology, AustraliaAustralia
77 Yetty HastianaYetty HastianaCurtin University of Curtin University of Technology, Technology, AustraliaAustralia
Joint Educational Conference, Joint Educational Conference, Delft, Netherlands, June 28 – July 2, 2010Delft, Netherlands, June 28 – July 2, 2010
Addis Ababa Univ – Ethiopia, Ain Shams Univ – Addis Ababa Univ – Ethiopia, Ain Shams Univ – Egypt, AIT – Thailand, Bangladesh Univ. Eng. Egypt, AIT – Thailand, Bangladesh Univ. Eng. Tech, Bierzeit Univ. Palestine, Dundee Univ. Tech, Bierzeit Univ. Palestine, Dundee Univ. Scotland, Egerton Univ. Kenya, Hohai Univ. Scotland, Egerton Univ. Kenya, Hohai Univ. Kenya, Kwame Nkrumah Univ. Scie. Tech. Kenya, Kwame Nkrumah Univ. Scie. Tech. Ghana, Mondsee Inst. of Limnologi – Austria, Ghana, Mondsee Inst. of Limnologi – Austria, Univ. of West Indies – Tobago Trinidad, Unesco-Univ. of West Indies – Tobago Trinidad, Unesco-IHE Netherland, Univ. del Valle Colombia, IHE Netherland, Univ. del Valle Colombia, Sriwijaya Univ. Indonesia, Univ. Dar es Salaam Sriwijaya Univ. Indonesia, Univ. Dar es Salaam Tanzania, Univ. de Sao Paulo Brazil, Univ. of Tanzania, Univ. de Sao Paulo Brazil, Univ. of Zimbabwe, Water Resources Univ. Vietnam, Zimbabwe, Water Resources Univ. Vietnam, Waternet Southern AfricaWaternet Southern Africa
RENCANA KERJASAMA AKADEMIK DENGAN BERBAGAI UNIVERSITAS LUAR NEGERI dan EDUCATIONAL CONFERENCE
on JOINT PROGRAM AT THE UNESCO-IHE, DELFT, NETHERLANDS, JUNE 28 - JULY 3, 2010
4.4.4. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)
Wilayah Barat pada tahun 1997 dan 1999. Beberapa Wilayah Barat pada tahun 1997 dan 1999. Beberapa mahasiswa juga terlibat pada kegiatan pemberdayaan mahasiswa juga terlibat pada kegiatan pemberdayaan petani di laboratorium lapangan dan menjadi panitia petani di laboratorium lapangan dan menjadi panitia ataupun peserta pada berbagai seminar dan lokakarya ataupun peserta pada berbagai seminar dan lokakarya yang diselenggarakan. Mereka banyak belajar dan yang diselenggarakan. Mereka banyak belajar dan mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan ini.mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan ini.
Lomba Penilaian Tanah Rawa untuk Mahasiswa S1 – Soil Lomba Penilaian Tanah Rawa untuk Mahasiswa S1 – Soil Judging Contest .Judging Contest .
Students Lowland Soil Judging Contest, dilakukan pada Students Lowland Soil Judging Contest, dilakukan pada bulan Desember 2008, di Telang, Banyuasin, Sumatera bulan Desember 2008, di Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya menjadi tuan rumah dalam Selatan. Universitas Sriwijaya menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini. Berbagai kelompok mahasiswa ilmu tanah kegiatan ini. Berbagai kelompok mahasiswa ilmu tanah dari perguruan tinggi di Indonesia hadir dan berpartisipasi. dari perguruan tinggi di Indonesia hadir dan berpartisipasi. Lima belas kelompok masing-masing terdiri dari 3 (tiga) Lima belas kelompok masing-masing terdiri dari 3 (tiga) mahasiswa dari UGM, IPB, Unpad, UNS, Unila, Unja, Usu, mahasiswa dari UGM, IPB, Unpad, UNS, Unila, Unja, Usu, Unri, dan Unlam ikut berpartisipasi pada Lomba Penilaian Unri, dan Unlam ikut berpartisipasi pada Lomba Penilaian Tanah Rawa.Tanah Rawa.
4.4.4. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan
pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi) :
Students Lowland Soil Judging Contest, Dec 2008, Telang, Banyuasin, Students Lowland Soil Judging Contest, Dec 2008, Telang, Banyuasin, South SumatraSouth Sumatra
15 groups 15 groups of 3 of 3 stdns stdns fromfrom
UGMUGM IPBIPB UnpadUnpad UNSUNS UnilaUnila UnjaUnja UsuUsu UnriUnri UnlamUnlam
4.4.5. Peningkatan Pengabdian kepada Masyarakat (kegiatan dan implementasi perubahan, serta dukungan masyarakat)
Mulai tahun anggaran 2010 Universitas Sriwijaya mendapat kepercayaan dari Kementrian Pendidikan Nasional melalui Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) Tema C untuk membantu Pemerintah Kabupaten Banyuasin melaksanakan pembangunan dan pengelolaan daerah rawa mendukung ketahanan pangan.
Program ini terdiri dari tiga pilar utama berupa: a) Pemantauan lahan rawa dan pengembangan sistim informasi, b) Pengembangan sarana prasarana mendukung pembangunan pertanian, dan c) Optimalisasi lahan rawa untuk pertanian pangan.
4.5. Keterlibatan pihak BUMN/ BUMD, Swasta, dan Masyarakat
Penyediaan data dan informasi serta bantuan teknis Penyediaan data dan informasi serta bantuan teknis untuk meningkatkan pemahaman berbagai pihak untuk meningkatkan pemahaman berbagai pihak tentang daerah rawa ternyata bersifat sangat positif. tentang daerah rawa ternyata bersifat sangat positif. Perum Bulog mendukung berdirinya Unit Perum Bulog mendukung berdirinya Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) di berbagai Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) di berbagai kawasan pertanian rawa, PT Pupuk Sriwijaya kawasan pertanian rawa, PT Pupuk Sriwijaya mendukung tersedianya pupuk bersubsidi, PT mendukung tersedianya pupuk bersubsidi, PT Pertani/ Sang Hyang Sri mendukung tersedianya Pertani/ Sang Hyang Sri mendukung tersedianya benih berkualitas, BRI/ Bank Sumsel Babel berperan benih berkualitas, BRI/ Bank Sumsel Babel berperan dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk petani. dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk petani. Selain itu, berbagai fabrikan kimia pertanian dan Selain itu, berbagai fabrikan kimia pertanian dan obat-obatan juga secara mandiri terlibat dalam obat-obatan juga secara mandiri terlibat dalam mendukung pengelolaan sistim usaha tani dalam mendukung pengelolaan sistim usaha tani dalam bentuk penyediaan pupuk organik, herbisida, bentuk penyediaan pupuk organik, herbisida, pestisida, dan berbagai hormon pertumbuhan pestisida, dan berbagai hormon pertumbuhan tanamantanaman
Partisipasi Multi-pihak
dalam Pengelolaan
Rawa
PERUM BULOG Dep. PU
Universitas Sriwijaya Institut Pertanian Bogor
Departemen Pertanian
Jerman
Batan Balit Padi PolyAgro
Pemkab Banyuasin
Malaysia Jepang Belanda
Komisi II DPR-RI
China Australia & Korea
BPTP Sumsel- Deptan
INS
Komisi III DPR-RI
V. KESIMPULAN DAN V. KESIMPULAN DAN SARANSARAN
Strategi pengelolaan rawa terpadu dan berkelanjutan untuk pertanian haruslah multidisplin lintas sektor dan bertahap.
Pengelolaan muka air tanah merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pengelolaan daerah rawa untuk pertanian berkelanjutan.
Berbagai faktor terkait dengan pengelolaan air di tingkat lahan diantaranya adalah kondisi tanah, kondisi jaringan pengairan pada tingkat primer, sekunder dan tersier, sistim usaha tani yang dilakukan, keterlibatan petani dan kelompok, curah hujan, dan kondisi pasang surut air sungai di sekitar lokasi.
Penerapan integrasi ini cukup mampu meningkatkan produksi dari 3-4 ton GKP/ha/musim menjadi 7-8 ton GKP/ha/musim. Bahkan meningkatkan juga indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua-tiga kali setahun. Prospek optimalisasi lahan seperti ini akan sangat menjanjikan untuk mendukung ketahanan pangan kalau dilakukan juga pada areal reklamasi rawa yang sudah ada di Indonesia (4.0 juta ha).
V. KESIMPULAN DAN V. KESIMPULAN DAN SARANSARAN
Pentingnya pengelolaan daerah rawa melalui optimalisasi lahan dan air untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui pengembangan dan pengelolaan lahan rawa secara terpadu sudah dapat dijelaskan dan digambarkan.
Selain itu, upaya pelestarian lingkungan lahan rawa juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan rawa.
Keberhasilan pembangunan pertanian lahan rawa tidak bisa hanya dilihat dari keberhasilan produksi (on farm) tetapi juga melihat kondisi penanganan panen, pasca panen, dan pemasaran (off farm) yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesejahteraan petani
Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan pengelolaan rawa yang bersifat kawasan.
‘Center of Excellence’ Rawa sebagai penyedia data, informasi dan iptek bagi pelaku pengembangan dan pengelolaan daerah rawa (dilakukan sejak tahun 1999)
Center of Excellence
RAWA : Pusdatainfo
Staf Teknis
S. Pendukung
Teknologi
Data
Informasi
Program
Pemkab
Pemprov
Pem Pusat
Swasta
Masyarakat
Dana
SDM
Program
M a s y a r a k a t
Model Area
Dana SDM Tehnologi Lahan Air
Kelemba-gaan
Model Area Model Area
Peran Universitas SriwijayaDasar Teori Dasar Pengalaman
Kajian teoritis
‘on farm-research’
‘client oriented research’
Data, Hasil, Fenomena, Persepsi
Interpretasi, Analisis, Evaluasi, Formulasi
Pengguna 1 Pengguna 2 Pengguna 3 Pengguna 4 Pengguna 5
Aspek-aspek Pembangunan-aspek sosial-aspek ekonomis-aspek teknis-aspek kelembagaan-………………..
Permasalahan dan Tantangan Konservasi & Pengembangan Lahan Rawa
Kajian experimental
Ilmu, Teknologi, Seni dan Informasi Manajemen Sumberdaya Air dan Lahan
Strategi perencanaan partisipatif dan pengelolaan sumberdaya rawa berbasis pertanian memerlukan:
a) pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut, b) pemahaman kondisi iklim, hidrologi dan tata air; c) pemetaan lahan yang potensial dan potensial
bersyarat untuk usaha tani; d) pemahaman kondisi sosial budaya masyarakat; e) gambaran permasalahan usaha tani dan kondisi sarana prasarana di setiap lokasi; f) pemahaman terhadap visi pembangunan daerah dan kelembagaan pemerintah pendukung; g) pengembangan model usaha pertanian; h) pengembangan model area untuk uji coba, i) evaluasi, revisi model dan pengembangan serta
replikasi, j) pengumpulan data dan informasi yang ada dan membuatnya tersedia, k) menciptakan komunikasi dan pembagian peran serta multipihak, serta l) pengembangan sumberdaya
manusia dan penguatan kapasitas kelembagaan.
Perencanaan partisipatif dan tahapan-tahapan implementasi program ini perlu didiskusikan dan dikomunikasikan antar para pemangku kepentingan (stake holders) yang ada melalui komunikasi personal, tatap muka, rapat, seminar, lokakarya, ataupun pertemuan lapang.
Selain itu upaya pengembangan dan pengelolaan rawa untuk pertanian berkelanjutan dimaksud perlu memperhatikan tiga hal utama yaitu:
a) Adaptasi tanaman dan pola tanam dengan kondisi alam dan lingkungan;
b) Rekayasa lingkungan agar sesuai kebutuhan tanaman;
c) Kombinasi antara adaptasi tanaman dan rekayasa lingkungan.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung optimalisasi lahan rawa perlu dikaji dan dibuat peta kebutuhannya agar dapat juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tersedianya anggaran.
Untuk itu dirasakan perlu adanya pembangunan pertanian rawa terpadu berbasis kawasan secara berkelanjutan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah daerah, swasta, dan perguruan tinggi yang ada di masing-masing lokasi.
Keterpaduan ini hendaknya bersifat vertikal (tanam olah petik jual/ hulu tengah hilir) dan horizontal (antar sektor yang terlibat). Forum komunikasi berbagai pelaku pembangunan di lahan rawa perlu diciptakan berupa komunikasi personal, seminar, lokakarya, rakorbang, temu lapang, kuliah lapang.
Pemahaman tentang pengelolaan dan pengembangan lahan rawa yang baik dirasakan perlu untuk disebarluaskan ke tempat lain yang sesuai mengingat terdapat kurang lebih 150 kabupaten/ kota rawa di Indonesia
SARANSARAN
Pendekatan Bottom-up dan Top-Down harus dikombinasikan
Keberlanjutan Program
Pendekatan Kawasan dalam Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Rawa dan Gambut
Pendekatan Multi Fungsi lebih baik dari Pendekatan Satu Fungsi.
Kegiatan Panitia ‘ad-hoc’ atau Pokja dan ‘Kegiatan yang terinstitusionalisasi”
Perbandingan dua pola kerja : 1993 - Perbandingan dua pola kerja : 1993 - 20102010
0
3
6
9
12
15
17
?
?
?
?
?
?
Gambar 1. Filosofi mencari dalam Pengembangan
Gambar 2. Filosofi Penguatan Internal
DOKTOR
Mhs S1
S1 (0-1 th)
S1 (2-5 th)
S1 (5-10 th)
S2 (0-3 th)
S2 (3- 8 th)
thn
Universitas Sriwijaya pada dasawarsa kedua abad ke 21:
•merupakan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang berbasis riset,
• memiliki keunggulan di berbagai cabang ilmu, khususnya di bidang
pengembangan sumber daya alam;
• menghasilkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas, berakhlak tinggi, berbudaya, bersemangat ilmiah, dan
menguasai serta mampu mempergunakan ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi, dan kesenian untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.
Universitas Sriwijaya pada dasawarsa kedua abad ke 21:
•merupakan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang berbasis riset,
• memiliki keunggulan di berbagai cabang ilmu, khususnya di bidang
pengembangan sumber daya alam;
• menghasilkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas, berakhlak tinggi, berbudaya, bersemangat ilmiah, dan
menguasai serta mampu mempergunakan ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi, dan kesenian untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.
Visi 2020
UniversitasSriwijaya
(statuta 2003)
Penutup““Dunia pendidikan asyik dengan dirinya sendiri.Dunia pendidikan asyik dengan dirinya sendiri.
Dunia pendidikan seolah-olahDunia pendidikan seolah-olah menghadapi barang mati.menghadapi barang mati.
Padahal,Padahal,
yang dihadapinya itu punya jiwa dan ruh.yang dihadapinya itu punya jiwa dan ruh.
Belum tercipta komunikasi interaktif Belum tercipta komunikasi interaktif dalam dunia pendidikan.dalam dunia pendidikan.
Dunia pendidikan seolah Dunia pendidikan seolah
memainkan perannya sendiri saja. memainkan perannya sendiri saja. Ketika produknya harus berkiprah di tengah masyarakat, Ketika produknya harus berkiprah di tengah masyarakat,
menjadi canggung dan tak berdaya”menjadi canggung dan tak berdaya”
(Prof. Dr. Malik Fajar, Republika, 6 November 2001)