8
MAKALAH SOSIOLOGI PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DISUSUN OLEH KELOMPOK: 1. ITA PURNAMASARI 2. LILIS SURYANI Kelas XII (dua belas) SMA PERSIAPAN REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS

Makalah sosiologi pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah sosiologi pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

MAKALAH SOSIOLOGI

PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP

PELAYANAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK:

1. ITA PURNAMASARI

2. LILIS SURYANI

Kelas XII (dua belas)

SMA PERSIAPAN REBANG TANGKASKECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATEN WAY KANAN

TAHUN 2015

Page 2: Makalah sosiologi pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

Pengaruh Sosial Budaya terhadap Pelayanan Kesehatan

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa

perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan

sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang

berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim

dalam suatu tempat tertentu.

Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat  memberikan peranan penting dalam mencapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat

merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu

perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif

maupun negatif.

Hubungan antara budaya dan kesehatan  sangatlah erat hubungannya,sebagai salah satu contoh

suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai

dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons

terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.

Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi

juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana

meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan

Apakah kebudayaan itu ? mungkin semua orang mengerti apa kebudayaan itu, tapi tidak setiap

orang dapat  menjelaskannya. Sebagian orang menjelaskan bahwa kebudayaan itu adalah sikap

hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari secara turun temurun,tetapi sikap

hidup ini ada kalanya malah mengundang resiko bagi timbulnya suatu penyakit. Kebudayaan

tidak dibatasi olelh suatu batasan tertentu yang sempit, tetapi mempunyai struktur-struktur yang

luas sesuai dengan perkembangan dari masyarakat itu sendiri.

Mata rantai antara kebudayaan dan kesehatan :Didalam masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk

mempertahankan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup sku mereka. Berbagai kebiasaan

dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi, yang bertujuan supaya

reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat.

Dari sudup pandang modern ,tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang kenyataannya

malah merugikan. Kbiasaan menyusukan bayi yang lama pada beberapa masyarakat, merupakan

contoh yang baik kebiasaan yang bertujuan melindungi bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit, atau

pada ibu-ibu lanjut usia, tradisi budaya ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha

menyusukan bayinya dan gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan

bayi (biasanya demikian) bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang infeksi

Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan

Page 3: Makalah sosiologi pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-penyakit yang berat

dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit itu dapat

menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap penyakit tersebut. Ada

kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin dapat

mencegah penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.

Bentuk pengobatanyang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan mereka sendiri

tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka menganggap penyakit itu disebabkan oleh

hal-hal yang supernatural atau magis, maka digunakan pengobatan secara tradisional.

Pengobatan modern dipilih bila meraka duga penyebabnya adalah fator ilmiah. Ini dapat

merupakan sumber konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih

berlawana denganpemikiran secara medis.

Didalam masyarakat industri modern iatrogenic disease merupakan problema. Budaya menuntut

merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat ideal bagi penyebaran

kuman-kuman yang telah resisten terhadp anti biotika.

Kebudayaan dan perubahannya .

Tentu saja kebudayaan itu tidak statis , kecuali mungkin pada masyarakt pedalaman yang

terpencil . Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan biasanya dipelajari pada masyarakat

yang terisolasi dimana car-cara hidup mereka tidak berubah selama beberapa generasi, walaupun

mereka merupakan sumber  data-data bilogis yang penting dan model antropologi yang

berguna , lebih penting lagi untuk memikirkan bagaimana mengubah kebudayaan mereka itu.

Pada Negara dunia ke 3 laju perkembangan ini cukup cepat, dengan berkembangnyasuatu

masyarakat perkotaan dari masyarakat pedesaan. Ide-ide tradisional yang turun temurun,

sekarang telah di modifikasi dengan pengalaman-pengalaman dan ilmu pengetahuan baru. Sikap

terhadap penyakit pun banyak mengalami perubahan .Kaum muda dari pedesaan meninggalkan

lingkungan mereka menuju kekota. Akibatnya tradisi budaya lama di desa makin tersisih.

Meskipun lingkungan dari masyarakat kota modern dapat di kontrol dengan tekhnologi, setiap

individu didalamnya adalah subjek dari pada tuntutan ini, tergantung darikemampuannya unuk

beradaptasi.

Hubungan yang selaras antara faktor budaya dan biologis, yang mungkin berkembang sebagai

hasil dari faktornlingkungan, dapat dilukiskan dengan cntoh-contoh dari Papua Nugini dan

Nigeria.”pigbel” sejenis penyakit berat yang dapat menimbulkan kematian disebabkan oleh

kuman clodistrium perfringens type C. Penduduk papua Nugini yang tinggal didaratan tinggi

biasanya sedikit makan daging oleh sebab itu, cenderung untuk menderita kekurangan enzim

protetase dalam usus. Bila suatu perayaan tradisional diadakan, mereka makan daging babi

dalam jumlah banyak tapi tungku tempat masaknya tidak cukup panas untuk memasak daging

dengan baik sehingga kuman clostridia masih dapat berkembang. Makana pokok mereka adalah

kentang, mengandung tripsin inhibitor, oleh sebab itu racun dari kuman yang seharusnya terurai

oleh tripsin, menjadi terlindung. Tripsin inhibitor juga dihasilkan oleh cacing ascaris yang

Page 4: Makalah sosiologi pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

banyak terdapat pada penduduk tersebut. Kuman dapat  juga berkembang dalam daging yang

kurang dicernakan, dan secara bebas mengeluarkan racunnya.

Dari beberapa faktor budaya diatas,masing-masing faktor berhubungan satu sama lain nya.

Wanita- wanita Hausa yang tinggal di sekitar Zaria Nigeria utara, secara tradisi memakan garam

kurang selama priode nifas, untuk meningkatkan produksi air susunya. Merka juga menganggap

bahwa hawa dingin adalah penyebab penyakit.leh sebab itu mereka memanasi tubuhnya paling

kurang selama 40 hari setelah melahirkan. Diet garam yang berlebihan dan hawa panas,

merupakan penyebab timbulnya kegagalan jantung. Faktor budaya disini adalah kebiasaan

makan garam yang berlebihan dan memanasi tubuh adalah faktor pencetus terjadinya kegagalan

jantung.

Problema dalam menganalisa perubahan kebudayaan apakah meberikan dampak yang sangat

besar sulit diukur, sebagai contoh kenaikan tekanan darah pada para penduduk yang berimigrasi

ke kota. Kenyataan ini tidak dapat di pungkiri .tetapi apakah penyebabnya ? kebudayaan?,

lingkungan? Atau biologis? Masih merupakan tanda Tanya.

Bila mana budaya itu berubah suatu adaptasi yang sukses tidak hanya tergantng pada Setiap

masyarakat faktor lingkungan dan biologis. Kemampuan untuk memodifikasi beberapa segi

budaya juga penting.

Kebudayaan dan sistem pelayanan kesehatan.

Bila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru di perkenalkan kedalam suatumasyarakat dimana

faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera mereka akan menolak dan memilih

cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah mereka akan memilih cara baru atau lama, akan

memberi petunjuk kepada kita akan kepercayaan dan harapan pokokmereka lambat laun akann

sadar apakah pengobatan baru tersebut berfaedah , sama sekali tidak berguna, atau lambat

memberi pegaruh. Namun mereka lebih menyukai pengobatan tradisional karena berhubungan

erat dengan dasar hidup mereka. Maka cara baru itu akan dipergunakan secara sangat terbatas,

atau untuk kasus-kasus tertentu saja.

Pelayanan kesehatan yang moderen oleh sebab itu harus disesuaikan dengan kebudayaan

setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara moderen dan menyapu semua

cara-cara tradisional. Bila tenaga kesehatan berasal dari lain suku atau bangsa, sering mereka

merasa asing dengna penduduk setempat . ini tidak aan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut

berusaha mempelajari kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara mereka.

Dengan sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut akan semakin lebar.

Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan kebiasaan yang berhubungan dengan

ksehatan masing-masing. Sedikit usaha untuk mempelajari kebudayaan mereka . akan

mempermudah memberikan gagasan yang baru yang sebelumnya tidak mereka terima.

Pemuka-pemuka didalam masyarakat itu harus di yakinkan sehingga mereka dapat memberikan

dukungan dan yakin bahwa cara-cara baru tersebut bukan untuk melunturkan kekuasaan mereka 

tetapi sebaliknya akan memberika manfaat yang lebih besar.pilihan pengobatan dapat

Page 5: Makalah sosiologi pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

menimbulkan kesulitan. Misalnya bila pengobatan tradisional biasanya mengunakan cara-cara

menyakitkan seperti mengiris-iris bagian tubuh atau dengan memanasi penderita,akan tidak puas

hanya dengan memberikan pil untuk diminum. Hal tersebut diatas bisa menjadi suatu

penghalang dalam memberikan pelayanan kesehatan, tapi dengan berjalannya waktu mereka

akan berfikir dan menerima.

Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan

Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan sangatlah penting untuk di

pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi kesehatan yang baru akan di

perkenalkan kepada masyarakat haruslah di barengi dengan mengetahui terlebih dahulu tentang

latar belakang sosial budaya yang dianut di dalam masyarakat tersebut.

Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk di rubah,

tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan dan informasi yang

rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan kepada masyarakat. Ada banyak cara

yang bisa dilakukan ,mulai  dari perkenalan program kerja, menghubungi tokoh-tokoh

masyarakat maupun melakukan pendekatan secara personal.