Upload
fadillah-ulva
View
207
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN
FAKTOR SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHINYA
Oleh
Fadillah Ulva
BP : 0810332021
DOSEN PEMBIMBING
NILDA EFEMI
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2008/2009
Page 1 of 15
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Sosiologi. Selain
untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing, pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memaparkan tentang seluk beluk yang ada dalam kajian penulis yaitu pelayanan
kesehatan di puskesmas dan faktor social budaya yang mempengaruhinya.
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengalami banyak kesulitan terutama disebabkan
oleh kekurangan ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari beberapa pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan, walaupun masih banyak kekurangan. Karena itu, sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa
dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya
guna di masa yang akan datang.
Padang, Juni 2009
Penulis
Page 2 of 15
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Penulisan
Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat menurut H.L Blum
adalah pelayanan kesehatan. Oleh karena itu pelayanan kesehatan harus menjadi perhatian dalam
pelaksanaan program kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan haruslah semakin hari semakin
meningkat.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan tentang pelayanan kesehatan di puskesmas dan faktor sosial budaya
yang mempengaruhinya ini, Penulis membuat batasan-batasan masalah yang akan dibahas, yaitu
Apa itu puskesmas ?
Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan di puskesmas?
Apa faktor sosial buadaya yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan di
puskesmas?
Apa penyebab rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas?
Apa solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas?
Page 3 of 15
1.3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk melengkapi tugas mata
kuliah Sosiologi yang diberikan oleh dosen pengajar, yaitu Nilda Efemi. Disamping itu juga ada
beberapa tujuan dari penulis dalam penulisan makalah ini, yaitu
o Memaparkan tentang pelayanan kesehatan di puskesmasdan faktor sosial budaya yang
mempengaruhinya.
o Memaparkan tentang penyebab rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas.
o Memaparkan tentang solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
puskesmas.
o Menjadi bahan bacaan yang bisa bermanfaat bagi para pembaca makalah ini.
1.4. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, Penulis melakukan studi pustaka, baik dengan membaca
buku atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis bahas. Selain itu penulis
juga mendapatkan bahan kajian dari internet dari beberapa situs.
1.5. Sistematika Penulisan
Page 4 of 15
Pada makalah ini, penulis menjelaskan tentang pelayanan kesehatan di puskesmas dan
faktor sosial budaya yang mempengaruhinya dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi
latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penulisan, serta sistematika
penulisan.Bab berikutnya, penulis akan membahas masalah-masalah yang telah penulis rumusan,
sesuai dengan apa yang telah penulis paparkan dalam subbab sebelumnya.
Bab ketiga merupakan bab penutup dalam makalah ini. Pada bagian ini penulis
menyimpulkan dari apa yang telah penulis bahas .
Page 5 of 15
Bab II
Isi
2.1. Puskesmas
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab ats pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalm wilayah kerjanya.
a. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalm bentuk kegiatan pokok.
b. Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari
kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas.
Page 6 of 15
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut Puskesmas Pembantu
dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau
lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di ibukota
Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan “ Puskesmas
Pembina “ yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi.
c. Fungsi Puskesmas
Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.
d. Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis,
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta
menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realisasi,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Rangkaian maajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai
bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan
Page 7 of 15
masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
2.2. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
a. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi pelayanan:
- Kuratif (pengobatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamin
dan golongan umur.
b. Pelayanan Kesehatan Integratif
Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai
Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan,
Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja
sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Dengan
adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas,
maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi
dan satu pimpinan.
2.3. Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan
Page 8 of 15
Kebudayaan merupakan suatu sistem yang mengarahkan perilaku manusia. Prof. Nico S.
Kalangie mencoba menunjukkan hubungan antara tindakan dan persepsi masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas. Persepsi masyarakat tersebut menyangkut
beberapa hal, yaitu
Sarana dan prasarana
Tenaga
Pelayanan yang diberikan
Bahwa kecenderungan orang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan sangat
tergantung pada pengethuan atau persepsi masyarakat tentang tiga hal tersebut.
Hal lain yang mempengaruhi kualitas pelayan kesehatan adalah perilaku masyarakat yang
kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat
merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan
penduduk. Perilaku masyarakat yang tidak sehat dapat dilihat dari kebiasaan merokok,
rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi
lebih pada anak balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS,
penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan kematian akibat
kecelakaan.
2.4. Faktor Penyebab Rendahya Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Beberapa permasalahan yang menyebabkan randahnya kualitas pelayan kesehatan di
puskesmas adalah
Page 9 of 15
a. Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2002, rata-rata setiap 100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 3,5
puskesmas Selain jumlahnya yang kurang, kualitas, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan di puskesmas masih menjadi kendala. Pada tahun 2003 terdapat
1.179 Rumah Sakit (RS), terdiri dari 598 RS milik pemerintah dan 581 RS milik swasta.
Jumlah seluruh tempat tidur (TT) di RS sebanyak 127.217 TT atau rata-rata 61 TT
melayani 100.000 penduduk. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua
kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada umumnya masih di
bawah standar. Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal dan belum memenuhi
harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu pelayanan rumah sakit
dan puskesmas, karena lambatnya pelayanan, kesulitan administrasi dan lamanya waktu
tunggu. Perlindungan masyarakat di bidang obat dan makanan masih rendah. Dalam era
perdagangan bebas, kondisi kesehatan masyarakat semakin rentan akibat meningkatnya
kemungkinan konsumsi obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan.
b. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.
Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang
diperlukan. Pada tahun 2001, diperkirakan per 100.000 penduduk baru dapat dilayani
oleh 7,7 dokter umum, 2,7 dokter gigi, 3,0 dokter spesialis, dan 8,0 bidan. Untuk tenaga
kesehatan masyarakat, per 100.000 penduduk baru dilayani oleh 0,5 Sarjana Kesehatan
Masyarakat, 1,7 apoteker, 6,6 ahli gizi, 0,1 tenaga epidemiologi dan 4,7 tenaga sanitasi
(sanitarian). Banyak puskesmas belum memiliki dokter dan tenaga kesehatan masyarakat.
Page 10 of 15
Keterbatasan ini diperburuk oleh distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata. Misalnya,
lebih dari dua per tiga dokter spesialis berada di Jawa dan Bali.
c. Kurang terampilnya tenaga mdis
Pelayanan kesehatan tidak hanya sekedar member obat, tapi juga dalam diagnostic
penyakit juga memerlukan hasil laboratorium. Tapi, di puskesmas tenaga kesehatan yang
mempunyai keterampilan atau skills dalam hal ini. Padahal, pemeriksaan secara
laboratorium sangat diperlukan dalam diagnostic beberapa penyakit, seperti penyakit
malaria, penyakit DBD, dan lain-lainnya.
2.5. Solusi Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas
Dengan adanya puskesmas di setiap kecamatan diharapkan jangkauan pelayanan yang
merata dan biaya rendah dapat dilakukan. Kegiatan yang sebaiknya dilakukan dalam usaha
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas adalah
a. Peningkatan sarana
Sarana dalam pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan salah satu faktor dalam
terjaminnya pelayanan kesehatan yang baik.
b. Pendistribusian tenaga medis
Salah satu permasalahan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas adalah
pendistribusian tenaga medis yang belum merata. Hal ini dapat di atasi dengan
penempatan pendistribusian tenaga medis dalam penerimaan Pegawai Negeri Sipil.
Page 11 of 15
Kurangnya tenaga medis yang melayani akan berpengaruh dalam pelayanan kesehatan itu
sendiri.
c. Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan
Peningkatan keterampilan dari tenaga medis dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan melakukan pelatihan kepada para tenaga medis yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan, keterampilan dalam bidang pemeriksaan pasien
secara laboratorium, dan lain-lain.
Selain itu, dalam menilai kualitas jasa/pelayanan, terdapat 5 dimensi (ukuran)
kualitas jasa atau pelayanan, yaitu :
1) Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan
dan alat-alat komunikasi.
2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah
dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pelanggan
(konsumen) dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para karyawan
dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan.
Page 12 of 15
5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual
kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan
memahami kebutuhan pelanggan.
Jadi, untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan harus memperhatikan
beberapa kriteria di atas.
Bab III
Penutup
3.1. Simpulan
Pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk
masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, kualitas dari pelayanan kesehatan tersebut
haruslah menjadi prioritas utama dari program pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi randahnya kualitas pelayanan kesehatan di
puskesmas, yaitu antara lain faktor sosial budaya yang mempengaruhi persepsi masyarakat
tentang kualitas pelayanan kesehatan, kualitas dari tenaga medis, sarana dan prasarana yang
ada, dan pelayanan kesehatan itu sendiri. Dari bidang tenaga medis, ada beberapa hal yang
mempengaruhinya, yaitu menyangkut pendistribusian tenaga medis ataupun peningkatan
keterampilan tenaga medis melalui berbagai pelatihan.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas. Peningkatan kualitas
tersebut berhubungan dengan faktor penyebab rendahnya pelayanan kesehatan di
Page 13 of 15
puskesmas. Kualitas pelayanan kesehatan juga bisa ditingkatkan dengan memenuhi kriteria
dari pelayanan kesehatan yang ada.
3.2. Saran
Dalam permasalahan ini, penulis memberikan beberapa saran, yaitu
Persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan di puskesmas harus selalu
ditingkatnkan.
Melakukan pemerataan tenaga medis merupakan tugas yang harus dilakukan oleh
pemerintah.
Keterampilan dari tenaga medis haruslah ditingkatkan, yaitu salah satunnya pelatihan
baik tentang pelayanan maupun dari segi skills tenaga medis itu sendiri dalam melakukan
tugasnya.
Cakupan pelayanan di puskesmas harus selalu ditingkatkan.
Page 14 of 15
Daftar Pustaka
Amiruddin, Ridwan. “Pendekatan Mutu Dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan Kesehatan”
dalam www.pdf-search-engine.com/ dimensi - mutu - pelayanan - kesehatan -pdf.html.
16 Maret 2009 12.45 WIB.
Hendroyono, Agus. “Mutu Pelayanan Kesehatan and Service Recovery” dalam
www.lrc kesehatan .net/upload/ mutu %20 pelayanan .pdf . 16 Maret 2009 12.45 WIB
Kristiana, Lusi, Ergia Latifolia, dan Agung Dwi Laksono. Dalam “Studi Upaya Peningkatan
Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas di Kota Madiun dan Kabupaten
Ngawi” dalam www.litbang.co.id 10 Juni 2009 11.50 WIB.
Page 15 of 15