Upload
fajriyah-setiadiningsih
View
307
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Mahkum fih/mahkum bih adalah objek hukum, yaitu perbuatan seorang mukallaf yang terkait dengan perintah syar’i (Allah
dan Rasul-Nya), baik yang bersifat tuntutan mengerjakan, dan yang bersifat syarat,
sebab,halangan,azimah,rukhsah, sah serta
batal (bathil(.
Firman Allah SWT surat Al-baqarah : 43 “dirikanlah shalat…..”
Firman Allah SWT surat Al- Al-maidah :1”hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji – janji…”
Rasulullah SAW bersabda (H.R. Abu Daud, Imam Malik, dan Ahmad Ibn Hanbal)
“pembunuh tidak berhak untuk memperoleh harta pusaka…”
Perbuatan tersebut diketahui oleh mukallaf. Contoh : seorang wanita yang baru masuk islam namun belum menggunakan jilbab karena ia belum mengetahui dalil bahwa berjilbab itu wajib.
Perbuatan tersebut memungkinkan untuk dilaksanakan atau ditinggalkan. Contohnya tidak mungkin manusia dapat terbang di udara dengan sendirinya.
Ulama ushul fiqih menyatakan tidak sah hukumnya seseorang melakukan perbuatan yang di-taklif-kan untuk dan diatas nama orang lain. Misalnya, tidak boleh bagi Mia mewakili sholat shubuh Fajriyah.
Perbuatan tersebut dapat diusahakan oleh mukallaf dan masih dalam kendali manusia. Karena Allah telah berfirman dalam surat Al Baqarah : 286. Contohnya, hanya diwajibkan bagi mukallaf untuk berpuasa sampai terbenamnya matahari, bukan sehari penuh.
Tercapainya syarat taklif tersebut, seperti syarat iman dalam masalah ibadah dan bersuci untuk shalat.
Adalah kesulitan yang mampu di atasi oleh
manusia tanpa menimbulkan bahaya
bagi dirinya.
MASYAQQAH MU’TADAH
MASYAQQAH GHAIRU
MU’TADAH
Adalah suatu kesulitan/kesusahan yang di luar kekuasan manusia dalam mengatasinya dan akan merusak jiwanya bila
di paksakan.
“dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan….”
Al Hajj : 78
“ Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”
An – Nisa : 28
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran, bagimu….”
Al Baaqarah : 185
Kemampuan adalah terjaganya alat (sarana) untuk melakukan
sesuatu serta syarat syahnya sesuatu yang ditaklifkan.
MUTLAQ,kemampuan yang harus
dimiliki, yaitu adanya sarana untuk
melaksanakan kewajiban, baik berupa harta atau yang lainnya.
SEMPURNAkemampuan yang
memudahkan, yakni adanya faktor yang
memudahkan dalam pelaksanaan kewajiban.
Perbuatan yang secara material ada, tetapi tidak termasuk perbutan yang terikat dengan syara’, seperti makan dan minum.
Perbuatan yang secara material ada dan menjadi sebab adanya syara’, seperti perzinahan, pencurian dan pembunuhan. Perbuatan ini menyebabkan adanya hukum syara’ seperti huddud dan qishash.
Perbuatan yang secara material ada dan baru bernilai dalam syara’ apabila memenuhi rukun dan syarat yang ditentukan seperti solat dan zakat.
Perbuatan yang secara material ada dan diakui syara’ serta mengakibatkan adanya hukum syara’ yang lain, seperti nikah dan sewa menyewa.
Semata-mata hak Allah, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan dan kemaslahatan umum tanpa kecuali.
Hak hamba yang berkaitan dengan kepentingan pribadi seseorang.
Kompromi antara hak Allah dengan hak hamba, tetapi hak Allah di dalamnya lebih dominan seperti menjatuhi hukuman untuk tindak pidana qadzaf(menuduh org berbuat zina).
Kompromi antara hak Allah dengan hak hamba, tetapi hak hamba di dalamnya lebih dominan seperti masalah qishash.
Iftiradh, yaitu tuntutan Allah kepada mukallaf yang bersifat memaksa dengan berdasarkan dalil qath’iy. Misalnya tuntutan untuk melaksanakan shalat
Ijab, yaitu tuntutan Allah yang bersifat memaksa untuk dilaksanakan yang didasarkan pada dalil zhanny. Seperti kewajiban membayar zakat fitrah
Nadb, sama maknanya dengan jumhur ulama ushul/mutakallimin
Ibahah, juga sama dengan jumhur mutakallimin Karahah Tanzihiyah, yaitu tuntutan mukallaf untuk
meninggalkan suatu pekerjaan, tetapi tuntutan tidak bersifat memaksa, seperti larangan puasa sunnat pada hari jumat. Pengertian karahah tanzihiyah ini sama dengan pengertian karahah versi jumhur/mutakallimi.
Karahah Tahrimiyah, yaitu tuntutan untuk meninggalkan sesuatu pekerjaan secara memaksa, tetapi didasarkan kepada dalil yang zanniy. Bila ia mengerjakan perbuatan yang dilarang itu, ia diberi hukuman. Pengertian ini sama dengan pengertian Tahrim/haram versi Jumhur.
Tahrim, yaitu tuntutan untuk meninggalkan pekerjaan secara memaksa yang didasarkan pada dalil qat’iy. Misalnya larangan riba (QS.2:275),memakan harta dengan batil (QS.4:29), curang dalam bisnis (Muthafiffin 2-4) .
ب ُمب ُمَل لْع ب ُهللاب أ ُمَو�ِب ُمَوبا َّص �ِاصل ب