Upload
heri-junior
View
3.053
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Belajarnya di sebuah sekolah dasar alam sangat berbeda dengan sekolah umum.
Citation preview
i
i
LAPORAN OBSERVASI
KELAS 1C
DI SDIT ALAM NURUL ISLAM
Laporan Ini Disusun Sebagai Tugas Akhir Semester 3
Matakuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu: Andri Anugrahana, M.Pd.
Disusun oleh:
Nama : Heriyanto NIM : 10 015 052 Kelas : 3 B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2012
ii
ii
DAFTAR ISI
BAB I. DESKRIPSI SEKOLAH ........................................................................................................... 1
I.A. SD Alam Pertama di Yogyakarta ................................................................................ 1
I.B. Sekolah Alam Yang Bernuansa Islami ......................................................................... 1
I.C. Peran Kepala Sekolah SDIT Alam Nurul Islam............................................................. 2
I.D. Suasana Pembelajaran di SDIT Alam Nurul Islam....................................................... 2
I.E. Peraturan di SDIT Alam Nurul Islam ........................................................................... 3
I.F. Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan ..................................................................... 4
I.G. Perpustakaan Kelas Bawah dan Perpustakaan Kelas Atas ......................................... 4
I.H. Ketersediaan Lapangan .............................................................................................. 5
I.I. Program Belajar .......................................................................................................... 5
I.J. Suasana Kelas 1C......................................................................................................... 7
BAB II. KEGIATAN AWAL .............................................................................................................. 9
II.A. Kegiatan Apersepsi ................................................................................................... 9
II.B. Penyampaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran ............................................... 10
BAB III. KEGIATAN INTI ................................................................................................................ 11
III.A. Penyampaian Mata Pelajaran Matematika Yang Pertama ....................................... 11
III.B. Mata Pelajaran Selingan .......................................................................................... 11
III.C. Penyampaian Mata Pelajaran Matematika Yang Kedua .......................................... 12
BAB IV. KEGIATAN PENUTUP ....................................................................................................... 14
IV.A. Pemberian Tugas Kelompok .................................................................................... 14
IV.B. Menutup Kegiatan Dengan Do’a .............................................................................. 14
Lampiran
ii
1
1
BAB I
DESKRIPSI SEKOLAH
I.A. SD Alam Pertama di Yogyakarta
Pada tahun 2002, SDIT Alam Nurul Islam telah didirikan. Saat itu, SD ini
merupakan SD alam pertama di Yogyakarta. SDIT Alam Nurul Islam beralamat di
Pundung, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Letak sekolah dasar ini
berada di dekat sungai Bedog, dengan tempat pembelajaran di kelas yang tebuka.
Kelas yang ada di sana tidak seperti kelas-kelas sekolah formal lainnya, yaitu satu
sisi temboknya hanya setinggi pusar orang dewasa. Semua kelas yang ada di
SDIT Alam Nurul Islam adalah paralel A, B, dan C. Setiap satu kelas diasuh oleh
dua guru. Di dalam satu kelas rata-rata ada 25 siswa. Meskipun memiliki kelas,
pembelajaran tidak hanya di kelas saja. Akan tetapi, pembelajaran terkadang di
luar kelas, di lapangan atau pun di kebun. Sehingga siswa tidak merasa bosan
dengan suasana kelas.
I.B. Sekolah Alam Yang Bernuansa Islami
Sesuai dengan namanya, sekolah ini merupakan sekolah yang Islami dan banyak
menggunakan pembelajaran dari alam sekitar. Sehingga guru terkadang meminta
siswanya untuk mengerjakan tugasnya di luar kelas. Guru selalu memberikan
bimbingan agar siswa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, seperti
mewajibkan setiap siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Nuansa
keislaman di sekolah tersebut sangat terlihat. Guru mengajarkan siswanya untuk
selalu mengucapkan salam jika bertemu dengan teman atau pun guru. Setiap siswa
selalu diajak berwudzu dan mengerjakan sholat dzuha bersama-sama di awal
pembe lajaran, yaitu jam 7.15 wib. Selain itu, sebutan guru di sana adalah ustadz
(guru laki-laki) atau ustadzah (guru perempuan).
2
2
I.C. Peran Kepala Sekolah SDIT Alam Nurul Islam
Ustadz Budi sebagai seorang kepala sekolah di SDIT Alam Nurul Islam,
selalu memupuk rasa kekeluargaan di antara sesama ustadz, ustadzah dan siswa.
Beliau selalu menyapa siswanya atau pun ustadz lain yang bertemu dengan beliau.
Ketika Ustadz Budi pagi hari bertemu dengan ustadz yang lain selalu
mengucapkan salam, berjabat tangan, dan berpelukan. Akan tetapi, jika Ustadz
Budi bertemu dengan ustadzah, beliau hanya mengucapkan salam tanpa berjabat
tangan atau pun berpelukan. Sehingga rasa kekeluargaan di antara ustadz sangat
terlihat sangat kuat. Ustadz Budi pun selalu mengucapkan salam jika bertemu
dengan siswa-siswanya.
I.D. Suasana Pembelajaran di SDIT Alam Nurul Islam
Pada tanggal 2 Januari 2012, SDIT Alam Nurul Islam melakukan orientasi
siswa (2012:01.www.sekolahalamjogja.wordpress.com). Kegiatan ini merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemanasan bagi siswa setelah liburan
semester, karena pada umumnya kebiasaan siswa di hari libur lebih banyak
melakukan aktifitas bermain. Sehingga hal ini perlu dilakukan sebagai pemberi
semangat untuk terciptanya belajar yang kondusif.
Pembelajaran di SDIT Alam Nurul Islam berlangsung selama lima hari
dalam seminggu. Pembelajaran mulai hari Senin sampai hari Jum’at, dari jam 7.15
wib sampai 15.30 wib. Siswa-siswa kelas 1, istirahat pertama pada jam 9.10 wib.
Istirahat kedua pada jam 10.50 wib. Isoma (istirahat, sholat, makan) pada jam
12.00 wib.
Sebelum pelajaran dimulai, setiap pagi siswa-siswa harus mengambil air
wudzu untuk sholat dzuha berjamaah di kelas masing-masing yang dilanjutkan
membaca surat-surat pendek. Siswa-siswa membaca secara bersama-sama atau
pun bergantian dengan dibimbing ustadz atau ustadzahnya. Ketika membaca
surat, ustadz atau ustadzah selalu mengadakan variasi. Misalnya, dengan cara
3
3
meminta siswa membaca berkelompok-kelompok dalam membaca ayat-ayat Al
qur’an, kelompok yang satu membaca ayat satu kemudian ayat kedua dibaca oleh
kelompok dua dan seterusnya. Sholat dzuha dan pembacaan surat pendek tersebut
dilakukan dari jam 7.15 wib sampai jam 8.00 wib.
Ruang kelas 1 tersedia tiga ruangan, yaitu ruang 1A, 1B, dan 1C. Di luar
setiap ruang kelas terdapat rak sepatu untuk tempat menaruh sepatu siswa-siswa
dan guru. Di pintu masuk kelas terdapat sebuah tugu. Kelas 1A terdapat tugu yang
berupa gambar pakaian adat Jakarta dan bertuliskan “Selamat datang di Jakarta”.
Kelas 1B terdapat tugu yang serupa dengan Tugu Yogyakarta dan gambar pakaian
adat Yogyakarta serta bertuliskan “Sugeng rawuh wonten Jogja”. Sedangkan kelas
1C terdapat tugu yang serupa dengan tugu adat Bali yang bertuliskan “Welcome
to Bali” dan “Rahajeng rauh”.
Di dalam ruang kelas terdapat karya-karya dari para siswa yang dipajang
di dinding kelas. Seperti gambar pohon, mobil, bintang, matahari dan sebagainya.
Ada juga figura yang dihiasi dengan warna yang menarik. Foto-foto yang
dipajang adalah foto para siswa. Selain itu, ada tulisan-tulisan dari siswa yang
bertuliskan tentang hal-hal positif. Kelas 1C terdapat tulisan “KELAS 1C
BINTANG”, “1C AKU ANAK SHOLEH”, “OUR DREAM” dan sebagainya.
I.E. Peraturan di SDIT Alam Nurul Islam
Setiap ruang kelas ada semacam peraturan yang menjadi pedoman siswa-
siswa. Peraturan tersebut berisi tentang beberapa hal, di antaranya adalah
diperbolehkan bermain jika sudah selesai mengerjakan tugas, berbagi dengan
teman jika mempunyai mainan baru, tidak main jauh-jauh dan tidak main di jalan,
tidak pilih-pilih teman. Selain peraturan di atas, ada juga yang dinamai “SIP di
Kelas”. SIP merupakan singkatan dari “Sholeh Ilmuan Pemimpin”. Tulisan yang
ada di samping kanan kata “Sholeh” bertuliskan, “Ucapkan salam ketika masuk.
Sholat dengan khusuk dan tuma’ninah. Berdo’a dan berdzikir dengan pelan dan
santun. Jagalah kebersihan dan kesucian. Berkata baik dan sopan.” Lalu di
4
4
samping kanan tulisan “Ilmuan” bertuliskan, “Berkatalah jujur dan berusaha
bertanya untuk mendapatkan informasi. Mencatat pelajaran dengan lengkap dan
rapi. Menghindari perbuatan yang merusak. Bersikap mandiri”. Berikutnya di
samping kanan tulisan “Pemimpin” bertuliskan, “Mendengarkan saat orang lain
berbicara. Siap sedia menerima perintah dari ustadz/ ustadzah. Mengerjakan tugas
dengan tuntas. Berani mengungkapkan pendapat”. Selain itu, “SIP” bukan di kelas
saja, akan juga ada “SIP di Kamar Mandi”, “SIP di Perpustakaan” dan
sebagainya. Sehingga siswa-siswa memiliki pedoman ketika berada di lingkungan
sekolah.
“SIP di Perpustakaan”, tulisan yang berada di samping kanan “Sholeh”
terdapat tulisan, “Jagalah kebersihan. Ucapkan salam ketika masuk”. Lalu di
samping kanan tulisan “Ilmuan” terdapat tulisan, “Carilah buku yang diinginkan
sampai dapat, jika kesulitan tanyalah pada penjaga. Bacalah paling sedikit satu
halaman”. Sebelah kanan dari tulisan “Pemimpin” terdapat tulisan, “Kembalikan
buku/ barang ke tempat semula. Kembalikan buku pinjaman tepat waktu”.
I.F. Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan
Di dekat kelas ada tempat sampah yang disediakan untuk siswa-siswa.
Tempat sampah tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sampah organik,
sampah kertas, dan sampah plastik. Jika siswa-siswa membuang sisa makanan,
maka dibuang di tempat sampah organik. Siswa-siswa membuang sampah sesuai
jenis sampahnya. Jadi, siswa-siswa telah diberi pengertian di mana harus
membuang sampahnya.
I.G. Perpustakaan Kelas Bawah dan Perpustakaan Kelas Atas
Di SDIT Alam Nurul Islam terdapat dua perpustakaan. Perpustakaan yang
berada di dekat kelas 1C adalah perpustakaan untuk kelas 1 sampai kelas 5.
5
5
Sedangkan untuk kelas 6 disediakan tersendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi kemudahan bagi kelas 6 agar lebih mudah dalam mencari buku.
I.H. Ketersediaan Lapangan
Lapangan yang ada di SDIT Alam Nurul Islam terbagi menjadi empat.
Lapangan satu berada di bawah masjid. Lapangan kedua berada di sebelah selatan
kantor TU (tata usaha). Sedangkan lapangan yang lain berada di tengah sekolah
dan yang satu berada di dekat sungai.
I.I. Program Belajar
1. Buka Kelas
Aktivitas yang bertujuan membangun motivasi belajar Anak. Berbagi,
curhat atau pun sekedar cerita ringan mengalir. Ustadz atau pun ustadzah
meneruskan dengan tausyiah tentang Allah Sang Pencipta Alam Semesta, serta
semangat untuk menggali dalam ilmu-Nya yang maha luas.
2. Do’a dan al-Ma’tsurat
Kegiatan yang bertujuan sebagai peneguh harapan dengan serangkaian
do’a. Mohon ampun dari dosa, mohon perlindungan dari segala keburukan,
terkhusus dari gangguan makhluk terkutuk, Syetan. Mohon kesehatan, Mohon
berlindung dari malas, lesu, lalai. Serta hamburan pujian kepada Allah Sang
Pemilik Ilmu hingga Dia berkenan melimpahkan ilmu-Nya.
3. Tahfidh (Hafalan) Surat Pilihan
Pagi hari, dengan pikiran masih segar. Waktu tepat menghafal ayat-ayat Al
qur’an. Ayat per ayat disertai dengan ilustrasi makna membuat mantap menghafal
surat-surat dalam Al Qur’an.
6
6
4. Pembelajaran Interaktif
Duduk lesehan membuat suasana rileks namun tetap konsentrasi menggali
ilmu. Kadang menggali dengan diskusi, menjelajah alam sekitar sekolah, atau
mengharuskan terbang jauh ke pelosok Afrika ataupun ujung Antartika. Tentu
dengan dukungan Internet dan referensi buku di perpustakaan. Membiarkan anak
membangun pengetahuannya sendiri. Ustadz-ustadzah hanyalah fasilitator
perangsang pembelajaran siswa.
5. Outbound
Kegiatan ini bertujuan membentuk jiwa kepemimpinan langsung dengan
perlakuan. Keberanian membongkar mental block, ketangkasan aksi penuh
perhitungan, kerjasama solid tim, tanggung jawab, inisiatif solusi, kreatifitas
dalam hal cara. Penting untuk terapi permasalahan siswa, secara kepribadian
maupun kerja tim.
6. Kepanduan
Kurikulum terpadu yang melingkupi muatan kepemimpinan. Kemampuan
Baris-berbaris mengajarkan disiplin dan keteraturan. Survival menumbuhkan
kemandirian dan tidak cengeng. P3K mengasah jiwa kesiagaan menolong. Tali
temali melatih memanfaatkan barang sederhana penting manfaat.
7. Berkebun
Kegiatan ini menjadikan pengetahuan menanam tidak sekedar menjadi
pengetahuan, akan tetapi dengan kebiasaan diharapkan menjadi sikap peduli
terhadap keselamatan lingkungan. Memanfaatkan lingkungan dengan
memprhatikan kelestariannya.
8. Outing
Media internaslisasi tema pembelajaran, memastikan bahwa obyek yang
dipelajari adalah bagian dari proses kehidupan ini. Siswa bukan sedang menjadi
makhluk asing sewaktu belajar. Sehingga perlu ada kegiatan di luar kelas.
7
7
9. Mabit
Konsentrasi berbanding lurus dengan kondisi. Malam dengan karakteristik
kondisinya sangat tepat sebagai media untuk menyampaikan pesan yang
diharapkan membekas kuat pada diri siswa. Memahamkan bahwa kesucian jiwa
itu adalah dasar dari lahirnya kebaikan sikap dan perbuatan.
10. Kemah Mukhayyam
Kemandirian dapat tumbuh dengan praktek langsung. Memisahkan siswa
dari ketergantungan untuk menghadapi hidupnya sendiri. Tidur, makan, merawat
diri, memutuskan semuanya dapat dibiasakan dalam miniatur berbivak
menggunakan mantel hujan dengan jumlah anggota per kelompok maksimal 3
orang.
11. Komputer dan Internet
Teknologi yang mampu membuka ketidakmustahilan untuk melahirkan
lompatan dahsyat di abad ini adalah komputer, serta saudaranya, Internet.
Menanamkan di benak siswa bahwa kunci utama kemajuan adalah informasi.
Agar lihai berselancar di samudera informasi harus fasih juga berinternet.
12. Market Day
Kegiatan ini sebagai wahana untuk mengasah kemampuan wirausaha sejak
dini. Bagaimana siswa paham paradigma untung-rugi, membuat kemasan persuasi
supaya jualannya layak mendapatkan simpati khalayak.
I.J. Suasana Kelas 1C
Pada hari Rabu tanggal 4 Januari 2012, penulis melakukan observasi pada
kelas 1C di SDIT Alam Nurul Islam dari pagi sampai jam 13.00 wib. Mata
pelajaran yang diobservasi adalah mata pelajaran matematika. Pelajaran
matematika yang pertama dimulai pada jam 8.00 wib sampai jam 8.35 wib. Mata
pelajaran matematika yang kedua jam 10.50 wib sampai jam 12.00 wib. Tiga jam
8
8
mata pelajaran setelah matematika yang pertama, diisi dengan pelajaran BTAQ
(Baca Tulis Al Qur’an) dan pelajaran Bahasa Arab dengan ustadz/ ustadzah mata
pelajaran khusus.
Jumlah siswa kelas 1C ada 24 anak dengan jumlah siswa putra 15 anak,
sedangkan putri berjumlah 9 anak. Siswa-siswa duduk lesehan di lantai dengan
satu meja kecil setiap anak. Sepatu atau sandal siswa-siswa diletakan di rak sepatu
yang berada di luar kelas. Kelas satu tidak memakai seragam seperti kakak
kelasnya. Mereka duduk dengan bervariasi, terkadang membentuk huruf U,
dengan posisi ustadz dan ustadzah di depan kelas. Terkadang mereka duduk
melingkar atau pun duduk mengelilingi meja yang ditata membentuk persegi
panjang.
Ustadz Jamal dan Ustadzah Sadiyah merupakan dua guru yang mengasuh
kelas 1C. Mereka bekerja sama saling melengkapi. Ustadz Jamal lebih memiliki
kedekatan dengan siswa putra. Sedangkan Ustadzah Sadiyah lebih memiliki
kedekatan dengan siswa putri. Sehingga di antara keduanya bersama-sama mampu
menciptakan kondisi yang akrab di antara siswa dan guru.
Pada semester 2 ini, siswa-siswa belajar matematika tentang angka 21
sampai 50 dan tentang perbandingan (lebih sedikit/ lebih banyak/ sama dengan).
Pada jam 8.00 wib sampai 8.35 wib pembelajaran matematika masih di kelas.
Akan tetapi, pada jam 10.50 wib sampai jam 12.00 wib siswa-siswa belajar di luar
kelas.
9
9
BAB II
KEGIATAN AWAL
II.A. Kegiatan Apersepsi
Pada awal kegiatan pelajaran matematika, ustadz dan ustadzah
menyiapkan siswanya dengan membantu menata meja membentuk huruf U.
Setiap siswa memakai satu meja kecil. Ustadz kemudian melakukan kegiatan
apersepsi dengan mengajak berdo’a bersama. Ketika akan berdo’a ustadz meminta
agar siswa bersikap sempurna, tenang, dan sungguh-sungguh dalam berdo’a
karena berdo’a adalah memohon kepada Tuhan. Menurut tanggapan penulis,
tempat duduk yang terkadang diubah-ubah akan membuat siswa-siswa menjadi
tidak cepat bosan. Sehingga akan merangsang adanya proses belajar yang
kondusif dan menyenangkan. Sedangkan berdo’a yang dilakukan tersebut
merupakan salah satu usaha untuk menjadikan siswa agar menjadi manusia yang
selalu ingat akan kebesaran Tuhan.
Siswa-siswa diajak mengucapkan angka 21 sampai 50 secara bersama-
sama. Ustadz pun mengingatkan bahwa ketika mengucapkan angka 21 tidak boleh
hanya “dua satu”, angka 22 tidak boleh hanya “dua dua”. Akan tetapi, 21 harus
diucapkan “dua puluh satu” dan 22 harus diucapkan “dua puluh dua” dan
seterusnya. Siswa-siswa pun segera mengucapkan angka 21-50 dengan
bersemangat. Menurut tanggapan penulis, tindakan ustadz yang mengingatkan
siswa tersebut tepat sekali. Hal itu akan memberikan dasar yang benar bagi siswa
bahwa pengucapan dua puluh satu berarti 21. Sedangkan ucapan dua satu berarti 2
dan1 yang tentu berbeda artinya.
Kegiatan awal berikutnya, pada pembelajaran matematika tersebut adalah
siswa-siswa diminta untuk menebak angka yang diperlihatkan oleh guru. Guru
memperlihatkan angka dengan menggunakan media pembelajaran berupa
lembaran-lembaran kertas kecil yang berbentuk segi empat dan warna-warni. Di
10
10
dalam kertas itu terdapat angka-angka antara 21 sampai 50. Menurut tanggapan
penulis, alat peraga yang digunakan adalah cocok sekali karena warnanya
beragam, sehingga dapat merangsang ketertarikan siswa untuk memperhatikan
penyampaian materi.
Guru memperlihatkan satu angka dengan tiba-tiba agar dibaca siswanya.
Guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca angka yang diperlihatkan. Hal
itu dilakukan sampai beberapa kali, sampai sebagian besar siswa ditunjuk untuk
membaca angka yang diperlihatkan. Siswa-siswa pun menjawab dengan semangat
dan kelihatan ceria. Sehingga, hal ini akan mampu memberikan dorongan bagi
siswa untuk berpikir dan mendorong kesiapan belajar bagi siswa. Meskipun, ada
sebagian siswa yang tidak ditunjuk, akan tetapi bisa dipastikan mereka juga ikut
berpikir untuk bersiap-siap memberi jawaban.
II.B. Penyampaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran
Pada saat awal pembelajaran, guru tidak menyampaikan kompetensi atau
tujuan penbelajaran yang akan dicapai. Sehingga siswa tidak mengetahui tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Mungkin, apabila guru memberitahukan
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka siswa akan lebih
tahu arah dan lebih termotivasi untuk mencapainya.
11
11
BAB III
KEGIATAN INTI
III.A. Penyampaian Mata Pelajaran Matematika Yang Pertama
Guru menjelaskan cara menulis simbol angka dan cara menulis bunyi
angka dengan menggunakan kata-kata/ kalimat. Lalu guru memberi tugas kepada
siswa-siswa untuk mengambil angka yang tadi telah diperlihatkan. Siswa-siswa
diminta ke depan kelas untuk mengambil sejumlah lima lembar angka.
Pengambilan tersebut dengan cara acak dan lembar angka tertutup. Sehingga
siswa tidak mengetahui angka berapa yang telah diambil. Bagi siswa yang sudah
mengambil angka dari guru, maka diminta untuk menulis di bukunya. Siswa harus
menulis angka tersebut yang berupa simbol angka dan menulis bunyi angka
dengan kata-kata/ kalimat. Setelah semua siswa mendapatkan angka dan selesai
mengerjakan, maka hasil pekerjaan siswa-siswa dikumpul kepada guru untuk
dikoreksi. Sehingga hal ini akan menumbuhkan perasaan bersemangat penuh
harapan ketika mengambil lembaran angka, dan memberikan pengalaman bagi
siswa, serta merangsang keaktifannya.
III.B. Mata Pelajaran Selingan
Mata pelajaran BTAQ dan mata pelajaran Bahasa Arab merupakan mata
pelajaran agama yang dimasukan untuk menyelingi mata pelajaran Matematik.
Mata pelajaran selingan tersebut diberikan untuk mengurangi ketegangan siswa
saat mengikuti pelajaran matematika. Tempat duduk siswa-siswa ketika mengikuti
pembelajaran selingan pun diubah. Tempat duduk yang awalnya membentuk
huruf U diubah menjadi mengumpul di tengah atau duduk lurus memanjang.
12
12
Sehingga memang pelajaran selingan ini dirasa perlu dilakukan untuk mengurangi
rasa bosan.
III.C. Penyampaian Mata Pelajaran Matematika Yang Kedua
Setelah diselingi pembelajaran agama selama tiga jam pelajaran dan
istirahat, maka pebelajaran matematika pun dilanjutkan. Pembelajaran matematika
ini merupakan lanjutan dari matematika sebelumnya. Akan tetapi, matematika
berikut ini membahas tentang perbandingan, yaitu membahas tentang lebih
sedikit/ lebih banyak/ sama dengan.
Pada pembelajaran ini, guru memberikan materi dengan cara praktik
menghitung dan menyimpulkan perbandingannya. Guru meminjam tempat pensil
dan tempat minum milik siswa-siswa. Tempat pensil dan tempat minum tersebut
dikumpulkan di tengah kelas. Siswa-siswa kemudian diajak untuk menghitung
secara bersama-sama. Tempat pensil pun akhirnya diketahui jumlahnya, yaitu 16
tempat pensil. Tempat minum berjumlah 21. Guru pun menuliskan hasil
penghitungan di papan tulis.
Guru melontarkan pertanyaan, mana yang lebih sedikit antara jumlah 16
tempat pensil dengan jumlah 21 tempat minum? Siswa-siswa menjawab bahwa 16
lebih sedikit. Guru kemudian melanjutkan menulis di papan tulis bahwa 16 tempat
pensil “lebih sedikit” daripada 21 tempat minum.
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa-siswa, lebih banyak yang
mana antara siswa putra dengan siswa putri? Akan tetapi, sebelum siswa-siswa
menjawab guru meminta siswa-siswa putra berhitung. Siswa-siswa putri pun
diminta untuk berhitung. Akhirnya, diketahui bahwa jumlah siswa-siswa putra
adalah 15 anak. Sedangkan jumlah siswa putri 9 anak. Guru kemudian mengulang
pertanyaan di awal, lebih banyak yang mana antara siswa putra dengan siswa
putri? Siswa-siswa pun menjwab bahwa jumlah siswa putra lebih bayak daripada
13
13
jumlah siswa putri. Guru kemudian menuliskan di papan tulis bahwa 15 putra
lebih banyak daripada 9 putri.
Guru menata buku dan spidol di tengah kelas untuk dihitung. Siswa-siswa
diajak untuk menghitung bersama-sama. Sehingga jumlah buku dan spidol pun
diketahui bahwa masing-masing berjumlah 5 buah. Guru kemudian menjelaskan
bahwa jumlah buku sama dengan jumlah spidol dan menuliskannya di papan tulis.
Dengan demikian, penyampaian materi lebih banyak pada pratik nyata.
Penyampaian pelajaran selalu mengajak siswa untuk benar-benar mengalaminya
sendiri. Penyampaian bukan hanya teori saja. Hal ini tentu lebih mengesankan dan
mudah diingat daripada penyampaian materi yang hanya teori saja. Sehingga
siswa-siswa selalu aktif dan mendapat pengalaman belajar yang lebih banyak.
14
14
BAB IV
KEGIATAN PENUTUP
IV.A. Pemberian Tugas Kelompok
Sebagai kegiatan penutup, guru memberikan tugas kepada siswa-siswa.
Tugas tersebut adalah tugas kelompok yang terdiri atas dua siswa setiap
kelompok. Tugas yang diberikan berupa selembar kertas yang berisi pertanyaan
yang harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan tersebut di antaranya, “Ada berapakah
jumlah sepeda motor di parkiran? Ada berapakah jumlah sepeda di parkiran?
Lalu di antara jawaban tersebut menggunakan kata apa (lebih sedikit/ lebih
banyak/ sama dengan)?” dan seterusnya.
Setelah guru menjelaskan cara mengerjakannya, guru kemudian segera
meminta siswa-siswa untuk keluar kelas. Siswa-siswa pun dengan penuh
semangat keluar kelas dan segera menghitung benda-benda yang disebutkan di
lembar tugas. Di dalam kelompok mereka, mereka mampu saling kerjasama. Ada
yang menghitung dengan berlarian ada menghitung dengan pelan, bahkan ada
yang sambil bermain.
Menurut tanggapan penulis, pemberian tugas kelompok yang harus
dikerjakan di luar kelas adalah hal yang perlu dilakukan. Tujuanya adalah untuk
melatih kerja sama antar siswa dalam menyelesaikan sebuah tugas. Mengasah
interaksi antar siswa, sehingga dapat memupuk keakraban antar siswa. Sedangkan
untuk pemberian tugas yang mengharuskan siswa keluar dari kelas adalah hal
yang sangat bagus karena dapat mengurangi rasa kebosanan daripada hanya
belajar di kelas saja. Selain itu, tugas tersebut cenderung pada pratik nyata yang
mampu memberikan kesan yang nyata pula kepada siswa.
15
15
IV.B. Menutup Kegiatan Dengan Do’a
Setelah selesai mengerjakan, siswa-siswa pun mengumpulkan lembar
tugasnya kepada guru. Semua siswa pun masuk ke kelas. Guru lalu mengajak
siswanya untuk berdo’a bersama. Kegiatan berdo’a menjadi sebuah kebiasaan
yang positif sebagai makhluk Tuhan yang sebaiknya selalu dilakukan oleh
seorang manusia. Jadi, guru telah menciptakan kebiasaan yang baik pada siswa-
siswanya.
16
16
LAMPIRAN
Gambar 1. Papan nama SDIT Alam Nurul Islam.
Gambar 2. Bapak dan ibu guru menyambut kedatangan siswanya yang baru datang.
17
17
Gambar 3. Orang tua siswa yang mengantar sampai depan kelas.
Gambar 4. Siswa-siswa sedang sholat dhuha di kelas.
18
18
Gambar 5. Keadaan depan kelas 1A.
Gambar 6. Keadaan depan kelas 1B.
19
19
Gambar 7. Poster SIP di Kelas.
Gambar 8. Papan tulis ruang kelas 1C.
20
20
Gambar 9. Peraturan kelas 1C.
Gambar 10. Suasana kelas 1C saat membaca surat-surat pilihan dalam Al Qur’an.
21
21
Gambar 11. Keadaan bagian belakang ruang kelas 1C.
Gambar 12. Suasana perpustakaan.
22
22
Gambar 13. SIP di Perpustakaan.
Gambar 14. Kantor Tata Usaha.
23
23
Gambar 15. Siswa kelas 4 ketika berada di lapangan depan (lapangan terbuka).
Gambar 16. Siswa-siswa ketika di lapangan belakang (lapangan terbuka).
24
24
Gambar 17. Siswa-siswa kelas 4 saat mempersiapkan sosiodrama pemilu di aula
bawah masjid.
Gambar 18. Siswa-siswa kelas 3 saat bermain bola di lapangan tertutup.
Gambar 19. Tempat sampah yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu organic, plastic, dan
paper.
25
25
Gambar 20. Siswa-siswa kelas 1C sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran matematika.
Gambar 21. Bapak guru ketika menggunakan media lembaran angka dan siswa
diminta untuk menebak angka yag ditunjukan.
26
26
Gambar 22. Guru mencontohkan cara menulis angka dengan menggunakan kalimat.
Gambar 23. Siswa-siswa merasa bersemangat mengikuti pelajaran matematika.
27
27
Gambar 24. Siswa-siswa sedang mengambil undian angka.
Gambar 25. Guru sedang
bercengkrama dengan siswanya, yang menggambarkan keakraban antara
guru dan siswa.
28
28
Gambar 26. Suasana pembelajaran BTAQ.
Gambar 27. Suasana pembelajaran Bahasa Arab, guru menerangkan dengan media
gambar.
Gambar 28. Siswa-siswa diminta mengumpul kotak pensil dan botol minum.
29
29
Gambar 29. Guru mengajak siswa untuk menghitung kotak pensil dan botol minum
secara bersama-sama.
Gambar 30. Guru mengajak siswa menghitung spidol dan pensil yang jumlahnya sama.
30
30
Gambar 31. Hasil penghitungan ditulis di papan tulis.
Gambar 32. Guru menjelaskan cara mengerjakan tugas yang akan diberikan.
31
31
Gambar 33. Siswa-siswa mulai mengerjakan tugas di luar kelas.
Gambar 34. Siswa-siswa keluar dari kelas dan mulai menghitung jumlah motor di
parkiran.
32
32
Gambar 35. Siswa-siswa duduk di dekat lapangan sambil mengerjakan tugasnya.
Gamabar 36. Lembar tugas siswa.
33
33
Gambar 37. Siswa-siswa mengerjakan tugas secara kelompok.
Gambar 38. Guru mengawasi murid yang sedang mengerjakan tugas di luar kelas.
34
34
Gambar 39. Siswa-siswa sedang antri untuk mengambil makan siang.
Gambar 40. Siswa-siswa kelas satu sedang bergaya di depan camera.