52
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang diabetes mellitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penyandang diabetes mellitus pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada tahun 2030 akan ada 20,1 juta penyandang penderita diabetes mellitus. Pengertian diabetes mellitus sendiri dapat dikatakan sebagai penyakit dari kadar gula darah yang tinggi yang akan mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak (poliuri) dan akibat poliuri ini maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang 1

Laporan hasil penelitian pilobet

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang

diabetes mellitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penyandang diabetes

mellitus pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan berdasarkan pola

pertambahan penduduk diperkirakan pada tahun 2030 akan ada 20,1 juta

penyandang penderita diabetes mellitus. Pengertian diabetes mellitus sendiri

dapat dikatakan sebagai penyakit dari kadar gula darah yang tinggi yang akan

mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan

untuk mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam

jumlah yang banyak (poliuri) dan akibat poliuri ini maka penderita merasakan

haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori

hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk

mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa

sehingga banyak makan (polifagi).

Penyakit Diabetes mellitus disebabkan karena fungsi dari hormone insulin

yang memiliki peranan penting dalam menjaga kadar gula darah tidak bekerja

secara optimal, oleh sebab itu terjadi penumpukan glukosa didalam tubuh. Untuk

menjaga kadar gula darah, penderita sering kali meminum obat oral antidiabetik

yang berfungsi untuk merangsang beta sel pancreas untuk melepaskan persediaan

1

insulin sebagai reaksi apabila kadar gula naik maupun langsung menghambat

penyerapan gula di usus. Akan tetapi apabila kita mengkonsumsi obat kimia

antidiabetik secara jangka panjang akan berdampak negatif pada tubuh kita, dan

berefek samping negatif pula bila kita mengkonsumsi dalam dosis yang tidak

tepat. Untuk itu kami mencoba membuat alternatif obat oral anti diabetik dengan

sumpil.

Sumpil termasuk ke dalam kelas gastropoda yang hidup di sungai.

Kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahui khasiat dari sumpil dan hanya

mengkonsumsinya sebagai lauk biasa.padahal di dalam tubuh sumpil banyak

mengandung zat yang bermanfaat diantaranya adalah vitamin B3. kandungan

vitamin B3(niacin) memiliki peranan penting dalam proses mempercepat

perubahan glukosa dalam darah menjadi energi, sehingga tidak terjadi

penumpukan gula di dalam darah sehingga sumpil memiliki potensi sebagai obat

diabetes melitus.

Habitat sumpil berada pada aliran sungai yang sedang dan bersih. Akan

tetapi sekarang banyak sungai dengan keadaan yang tidak semestinya dan

tercemar oleh bahan-bahan berbahaya, sehingga kelangsungan hidup

keanekaragaman hayati menjadi terganggu, termasuk kelangsungan hidup

sumpil.Sehingga kami juga melakukan penelitian untuk mengetahui tentang

dampak pencemaran lingkungan terhadap kelangsungan hidup sumpil.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang mendasari pembuatan karya ilmiah ini antara lain :

2

1. Bagaimana efektivitas Pilobet terhadap penurunan kadar gula dalam

darah?

2. Bagaimana pengaruh pencemaran air terhadap kelangsungan hidup

sumpil?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui efektivitas Pilobet terhadap penurunan kadar gula dalam

darah

2. Mengetahui pengaruh pencemaran air tehadap kelangsungan hidup

sumpil

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat menemukan obat diabetes melitus yang alami

2. Dapat mengenalkan sumpil pada masyarakat bahwa sumpil dapat

mengurangi kadar gula penyakit diabetes melitus tipe 2.

3. Mengajak masyarakat untuk tidak melakukan pencemaran air.

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sumpil

A.1. Karakteristik Sumpil (Melania testudinaria) 

Sumpil termasuk ke dalam Kelas gastropoda. Karena sumpil bergerak

dengan menggunakan perutnya Sumpil berbentuk kerucut lancip dan kecil.

Tubuhnya memiliki cangkang yang melingkar. Cangkang sumpil berwarna hitam

polos, walaupun jenis lain ada yang berwarna kecoklatan dengan bintik-bintik

hitam maupun coklat yang lebih tua.

Tubuh terbagi atas kepala, leher, kaki, dan alat-alat dalam (visceral). Pada

kepala terdapat sepasang tentakel pendek sebagai alat pembau dan sepasang

tentakel panjang sebagai alat penglihat. Di bawah kepala terdapat kelenjar mukosa

yang menghasilkan lendir yang membasahi kaki sehingga mudah bergerak. Kaki

lebar pipih dan selalu basah, berguna untuk berpindah secara merayap. Kaki

sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh otot yang sangat kuat dan dapat

bergerak bergelombang. Mulut telah berkembang baik. Letaknya di ujung

anterior, dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk serta lidah parut atau radula di

dasar perutnya. Anus terletak di bagian anterior tubuh.

Sumpil hidup secara heterotrof dengan memakan lumut maupun sisa-sisa

organisme. Sumpil biasanya hidup di sungai dan juga di area persawahan. Sumpil

hidup pada aliran air yang sedang dan bersih. Ketika aliran sungai deras ataupun

4

kotor, sumpil sering kali tidak menampakkan dirinya, sumpil cenderung di dasar

sungai. Sumpil menempatkan dirinya di balik dedaunan untuk berkembang biak.

A.2. Nilai Gizi Sumpil

a. Kandungan Protein.

Kandungan protein daging sumpil sebesar 32% yang menunjang

keberadaan setiap sel tubuh dan juga berperan dalam proses kekebalan tubuh.

b. Kandungan Lemak

Lemak yang terdapat dalam daging sumpil merupakan asam lemak

essensial dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat. Sebuah studi di Brazil

menunjukkan bahwa 75% lemak dalam Sumpil merupakan asam lemak tidak

jenuh yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah.

c. Kandungan Vitamin

Kandungan vitamin pada sumpil cukup tinggi dengan dominasi vitamin A,

niacin atau vitamin B3, vitamin E, folat, kalsium, zat besi.

1) Vitamin A memiliki kandungan sebesar 2% berperan dalam

pembentukan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari,

sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina serta

menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.

2) Niacin atau vitamin B3 memiliki kandungan sebesar 7% berperan

penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,

metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3

5

memiliki peranan penting dalam menjaga kadar gula darah, tekanan

darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.

3) Vitamin E memiliki kandungan sebesar 23% berperan dalam

menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari

jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Vitamin E juga

merupakan sebagai senyawa antioksidan alami.

4) Folat memiliki kandungan sebesar 66% berfungsi membantu

pembentukan sel darah merah, mencegah anemia, sebagai bahan

pembentukan bahan genetik sel, dan sangat esensial selama kehamilan

karena mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf pada bayi.

5) Kalsium memiliki kandungan sebesar 17% berperan untuk

pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium

mengakibatkan terjadinya osteoporosis (keropos pada tulang).

6) Zat besi memiliki kandungan sebesar 13.5% merupakan fungsi

utama memproduksi hemoglobin dan mioglobin. Zat besi yang berasal

dari produk hewani atau disebut juga sebagai besi-hem, akan lebih

mudah diserap oleh tubuh

6

Tabel 1. Kandungan Gizi Sumpil

Kandungan PresentaseProtein 32%Asam lemak tidak jenuh 75%Vitamin A 2%Vitamin B3 7%Vitamin E 23%Folat 66%Kalsium 17%Zat besi 13.5%

B. Penyakit Diabetes Mellitus (Kencing Manis)

B.1 Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang ditandai keluarnya atau

mengalirnya cairan yang berasa manis. Penderita penyakit ini akan mengeluarkan

air seni (urine) yang mengandung kadar gula tinggi, ini disebabkan karena

kurangnya produksi hormone insulin yang diperlukan tubuh dalam proses

pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak.

Penyakit diabetes Mellitus di bedakan menjadi 4 , yaitu diabetes tipe 1,

diabetes tipe 2 dan diabetes tipe 3, serta diabetes tipe 4. Penyakit diabetes tipe 1

(IDDM; Insulin Dependent Diabetes Mellitus) terjadi akibat adanya kecacatan

pada sel beta pankreas sejak lahir. Mengakibatkan tubuh sama sekali tidak

memproduksi insulin, kerusakan pada sel-sel tersebut biasanya disebabkan oleh

serangan virus. Penyakit diabetes Tipe 2 (NIDDM; Non Insulin Dependent

Diabetes Mellitus), terjadi defisiensi atau kekurangan insulin relatif. Insulin ada,

namun tidak berfungsi secara normal, dan tipe ini paling banyak dialami oleh

masyarakat umum. Penyakit diabetes Tipe 3, terjadi menyusul infeksi TORCH,

7

rubella, atau masalah hormone.Penyakit diabetes Tipe 4, terjadi keterkaitan

dengan kehamilan.

B.2 Penyebab

Diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat serangan Virus pada pankreas

ataupun terjadi dari faktor keturunan,serta kerusakan sel pembuat insulin dan

sistem kekebalan tubuh.

Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat tidak mampunya tubuh untuk

memanfaatkan hormon insulin karena telah terjadi resistensi tubuh terhadap

hormon tersebut. Organ pankreas pada penderita diabetes tipe 2 ini masih

berfungsi normal di dalam memproduksi hormon insulin namun hormon yang

dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan oleh tubuh sehingga gula tidak bisa masuk ke

dalam sel dan menumpuk dalam darah. diabetes mellitus tipe 3 terjadi akibat

menyusul infeksi TORCH, rubella, atau masalah hormone. diabetes mellitus Tipe

4, terjadi keterkaitan dengan kehamilan. Dari keempat tipe penyakit diabetes

mellitus yang bisa diobati adalah penyakit diabetes tipe 2, hal ini dikarenakan

diabetes tipe ini masih memiliki kadar insulin sedikit dengan demikian insulin

masih bisa mengatur kadar gula, dan apabila penyakit diabetes tipe 2 diobati

dengan pengaturan kadar gula darah secara normal maka penyakit ini bisa sembuh

secara total.

B.3 Penyebab lain pada Diabetes Mellitus Tipe 2 :

1. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi sehingga

tidak dapat disimpan dalam hati dan sel otot (glikogen).

2. Gula dalam darah tidak bisa maksimal masuk dalam sel

8

3. Hormon lainnya telah banyak mengubah zat-zat seperti karbohidrat dan

protein menjadi glukosa sehingga kadar gula dalam darah meningkat.

4. Kelebihan berat badan (Obesitas)

5. Kurang beraktivitas

B.4 Kadar Gula dalam Darah

Glukosa atau gula darah yang terdapat dalam darah berasal dari makanan

yang dikonsumsi, makanan mengandung zat-zat seperti karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, dan air. Zat-zat tersebut diolah oleh tubuh agar memeperoleh

tenaga yang digunakan untuk beraktivitas. Sumber tenaga yang paling banyak

diperoleh dari karbohidrat dan akan dipecah menjadi glukosa, namun tidak semua

glukosa digunakan untuk beraktivitas, apabila penggunaan glukosa lebih maka

akan disimpan sebagai gula otot (glikogen). Selain disimpan dalam otot, glukosa

berlebih akan disimpan juga dalam hati. Proses-proses tubuh ini dilakukan oleh

hati dengan bantuan insulin, dengan adanya insulin gula darah dapat dikendalikan

melalui peningkatan jumlah gula yang disimpan dalam hati dalam bentuk

glikogen, melalui penurunan dan pengaturan jumlah gula yang dikeluarkan hati,

merangsang sel-sel tubuh menyerap glukosa. Apabila gula darah terus mengendap

karena tidak digunakan untuk beraktivitas oleh tubuh mealui pembakaran tenaga,

maka gula darah akan semakin menumpuk dan semakin kesulitan pula insulin

mengatur proses pengaturan kadar gula dalam tubuh.

9

Tabel 2. standar gula darah

WAKTU PERIKSA

TARGET IDEAL SEDANG BURUK

PUASA 80-100 mg/ dl 100-125 mg/ dl> 126 mg/ dl 2

jam setelah puasaMAKAN 80-144 mg/ dl 145-179 mg/ dl >180 mg/ dl

Saat puasa kadar gula darah ideal sekitar 80-100 mg/dl, dan dikatakan

sedang pada 100-125mg/dl, dikatakan buruk apabila gula darah mencapai kisaran

lebih dari 126 mg/dl 2 jam setelah puasa. Ketika makan seperti hari-hari biasa

kadar gula darah ideal sekitar 80-144 mg/dl, dan dikatakan sedang pada 145-179

mg/dl dikatakan buruk apabila gula darah mencapai kisaran lebih dari 180 mg/dl.

B.5 Kriteria Diagnosis Gula darah (mg/dL)

Diagnosis diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan gejalanya yaitu 3P

(polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar

gula darah yang tinggi.

Tabel 3. Kriteria Diagnosis Gula darah (mg/dL)

Bukan Diabetes Prediabetes DiabetesPuasa < 110 110-125 >126Makan < 110 110-199 >200

Apabila sewaktu puasa kadar gula pada kisaran kurang dari 110, atau

sewaktu makan pada kisaran kurang dari 110 maka tidak dapat dikatakan sebagai

penderita diabetes. Apabila kadar gula telah melampaui batas normal maka dapat

dikatakan sebagai prediabetes, dengan kisaran kadar gula sewaktu puasa sekitar

110-125 mg/dl dan kisaran kadar gula sewaktu makan 110-199 mg/dl. Apabila

Diagnosis dapat dikatakan menderita diabetes mellitus bila kadar gula darah puasa

lebih dari 126 mg/dl atau sewaktu makan lebih dari 200 mg/dl.

10

B.5 Gejala Diabetes Mellitus

Gejala klasik diabetes dikenal dengan istilah 3P antara lain ;

1. Poliuria (banyak kencing), disebabkan kadar gula dalam darah

berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha

mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing.

2. polidipsia (banyak minum), akibat reaksi tubuh dari banyak kencing

tersebut.

3. polifagia (banyak makan), disebabkan oleh berkurangnya cadangan

gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi.

Gejala lain biasanya ditemukan pada saat diagnosis antara lain: adanya

riwayat penglihatan kabur, gatal-gatal, neuropati perifer, infeksi vagina berulang,

dan kelelahan. Meskipun demikian, banyak orang tidak mengalami gejala apapun

pada beberapa tahun pertama dan baru terdiagnosis pada pemeriksaan rutin.

Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 jarang datang dalam keadaan koma

hiperosmolar nonketotik (yaitu kondisi kadar glukosa darah sangat tinggi yang

berhubungan dengan menurunnya kesadaran dan tekanan darah rendah).

B.6 Komplikasi

Komplikasi yaitu kondisi rusaknya bagian tubuh yang disebabkan oleh

suatu penyakit.Diabetes dalam waktu menahun dapat menyebabkan komplikasi ,

komplikasi terjadi apabila penderita tidak menjaga kadar gula darahya secara

cermat dan disiplin.

11

Berbagai komplikasi untuk Diabetes Tipe 2 yang sering terjadi :

a. Hipoglikemia

Kondisi menurunnya kadar gula darah di dawah kisaran normal 35mg

%.Yang disebabkan karena Makan terlambat dari biasanya setelah

menuntikkan insulin,Aktivitas berat,Baru sembuh dari penyakit atau

setelah melahirkan,Overdosis obat,Meminum alcohol. Sedangakan dari

sebab-sebab tersebut terdapat juga tanda-tanda penderita mengalami

hipoglikemia, meliputi; Rasa lapar, Keringat dingin, Gemetar,Pusing,

bahkan koma.

b. Koma Diabetik

Koma diabetik terjadi karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi

biasanya lebih dari 600mg/dl.

Dengan Gejala-gejala yang terjadi akibat dari koma diabetic adalah

Nafsu makan menurun,Rasa haus, banyak minum, banyak

kencing,Rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat, dan dalam

serta berbau aseton,serta sering disertai panas badan.

C. Vitamin B3 (Niacin)

Niacin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya

nikotinamida (niacin amida), niacin berfungsi sebagai komponen koenzim

Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamida Adenin

Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada di semua sel dan berperan sebagai

faktor berbagai oksidoreduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolisme asam

lemak, pernapasan jaringan dan detoksifikasi. Di dalam makanan niacin berada

12

dalam keadaan terikat dengan protein pada koenzim. Niacin tahan terhadap suhu

tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niacin tidak rusak oleh pengolahan dan

pemasakan normal, kecuali kehilangan air masakan yang dibuang. Niacin muda

diubah mennjadi bentuk aktif nikotinamida.

Di dalam usus halus niacin dihidrolisis dan diabsorpsi sebagai asam

nikotinat, nikotinamida dan Nikotinamida Mononukleotida (NMN). Kelebihan

niacin dibuang melalui urin.

Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai koenzim NAD dan NADP

(NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini

diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein,

asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana peranannya adalah

melepas dan menerima atom hidrogen. NAD juga berfungsi dalam sisntesis

glikogen.

Sumber niacin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah.

Susu dan telur mengandung sedikit niacin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah

tidak merupakan sumber niacin.

Kekurangan niacin pada tahap awal adalah kelemahan otot, anorekisa,

gangguan pencernaan dan kulit memerah. Pada saluran cerna menyebabkan

peradangan pada mukosa mulut dan saluran cerna serta diare. Pada sistem saraf

pusat menyebabkan gejala resah, pusing, tidak bisa tidur, hilang ingatan,

halusinasi yang berakhir dengan depresi berat. Kelebihan niacin dapat

13

menyebabkan peningkatan penggunaan glikogen otot, kulit panas, dan gatal, serta

gangguan denyut jantung, gangguan ginjal.

D. Polusi Air

Polusi air didefinisikan sebagai pembuangan substansi dengan

karakteristik dan jumlah yang menyebabkan estetika, bau, dan rasa menjadi

terganggu/menjijikkan dan/atau menimbulkan potensi kontaminasi. Air

permukaan terkena polusi oleh kegiatan manusia selama mengalir diatas

permukaan tanah, dan oleh pembuangan limbah ke dalam badan-badan air. Badan

air merupakan keseimbangan sebuah sistem kehidupan yang kompleks. Ekosistem

dalam badan air ini mempunyai kapasitas pemurnian tertentu yang harus

seimbang dengan siklus kehidupan flora dan fauna air. Polusi akibat pembuangan

dari berbagai macam kegiatan manusia ada yang dapat menghasilkan produksi

sampingan atau bahan buangan yang biasanya disebut limbah, baik berupa limbah

padat, cair, maupun limbah panas. Namun bentuk limbah dapat dikelompokkan

menjadi limbah domestik, industri, pertanian,maupun sedimen.

1). Limbah domestik. Buangan saniter meliputi semua air dari toilet, dapur,

restoran, hotel, rumah sakit, loundry, dan lain-lain, yang dibuang ke sistem

drainase dan/atau sungai. Air buangan ini terutama terdiri dari bahan organik,

termasukbakteri yang berbagai, serta detergen. Bahan organik pada umumnya

berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikro organisme.

Adanya bahan detergen dan sejenisnya (sabun, sampho, dan bahan pembersih

lainnya ) yang berlebihan di tandai dengan adanya buih-buih di permukaan air.

14

Kehadiran detergen dan sejenisnya dapat menaikkan pH air sehingga

mengganggu kehidupan mikroorganisme air, mematikan kehidupan organisme

air dan merusak lingkungan.

2). Limbah industri. Industrialisasi telah menyebabkan polusi udara dan air.

Limbah industri sering mengandung bahan-bahan kimia yang berlebihan

seperti asam, alkali, minyak, vaselin, phenol, dan mercury (bahan radioaktif)

yang dapat masuk /diserap ke dalam rantai makanan tumbuhan dan hewan air

hingga sampai ketubuh manusia.

3). Limbah pertanian. Aliran permukaan dari lahan pertanian dapat menyebatkan

polusi air karena pemakaian pupuk, pestisida, dan herbisida pada tanaman.

Bahan pestisida di dalam air sulit untuk di pecah oleh mikro organisme,

kalaupun bisa hal itu akan memakan waktu yang cukup lama. Waktu degradasi

oleh mikro organisme dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai

beberapa tahun.

4). Sedimen / lumpur. Lumpur yang berasal dari erosi tanah yang terbawa aliran

permukaan sampai ke saluran/ sungai atau badan air lainnya dapat

menyebabkan polusi,kemurnian air berkurang dan menjadi keruh. Kekeruhan

ini akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Akibatnya proses

fotosintesis tumbuhan di dalam air meningkat, dan sebaliknya kandungan

oksigennya menurun yang akan mempengaruhi kehidupan hewan air.

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian PILOBET dilakukan di :

Waktu : Bulan Juni-Agustus 2014

Tempat : Laboratorium SMAN 1 Bangsri, Laboratorium Windya.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Oven

b. Cawan porselin

c. Loyang

d. Neraca digital

e. Suntik

f. Kandang Mencit

g. Stopwatch

h. Gelas ukur

2. Bahan

a. Sumpil

b. 12 ekor Mencit dengan usia dan berat yang seragam

c. Sumpil

16

d. Obat Kima

e. Air

f. Urea

g. Pestisida

h. Detergen

C. Langkah Kerja

1. Pembuatan serbuk daging sumpil dengan di oven

a. Menggunakan loyang untuk meletakkan daging sumpil yang telah

dibersihkkan dari cangkangnya.

b. Memanasi Oven dengan api sedang selama 5 menit sampai suhu 70

℃.

c. Mengoven 100 gr Sumpil yang telah diletakkan di Loyang.

d. Mengoven selama 15 menit dengan api sedang. Mengamati setiap

tekstur daging.

e. Menghaluskan daging sumpil yang telah di oven dengan cawan

porselin.

f. Mengambil masing-masing hasil tumbukan. Meletakkan serbuk

sumpil dalam plastik klip.

g. Untuk 5 gr serbuk sumpil di beri nama ‘’SERBUK A”

h. Untuk 6,5 gr serbuk sumpil di beri nama “SERBUK B”

i. Untuk 8 gr serbuk sumpil di beri nama “SERBUK C”

17

2. Uji kadar gula pada Mencitdengan serbuk sumpil

a. Sebelum melakukan penelitian pada Mencit, terlebih dahulu

menguji kadar gula darah pada setiap Mencit, di

laboratorium/puskesmas/apotik/klinik terdekat.

b. Menulis hasilnya di tabel pengamatan. memberi nama masing-

masing Mencit tersebut dengan nama A1,A2 ,B1,B2, C1, C2,

kontrol 1, kontrol 2

c. Melarutkan serbuk A dalam 1,5ml air dan diminumkan pada

Mencit A1 & A2, Melarutkan serbuk B dalam 1,5ml air dan

diminumkan pada Mencit B1 & B2, Melarutkan serbuk C dalam

1,5ml air dan diminumkan pada Mencit C1 & C2.

d. Meminumkan pada Mencit selama 3 hari berturut-turut pada pagi

dan sore hari.

e. Setelah tiga hari melakukan penelitian, pada hari ke empat menguji

kembali kadar gula darah pada setiap Mencit di laboratorium /

puskesmas/klinik terdekat.

f. Menulis hasilnya pada tabel pengamatan. Memberi nama masing-

masing Mencit tersebut dengan nama A1,A2, B, B2, C1, C2,

kontrol 1, kontrol 2

g. Dari perbedaan kadar gula pada Mencit ABC sebelum dan sesudah

diberi larutan,akan ditemukan hasil yang paling efektif dari ke tiga

larutan tersebut. Akan diketahui juga apakah memang benar

18

Sumpil mengandung Vitamin B3 sehingga menyebabkan kadar

gula pada Mencit berubah.

3. Pembuatan kapsul pilobet

a. Serbuk Sumpil disiapkan dan di ukur dengan dosis 800 mg

b. Memakai sarung tangan untuk memegang kapsul , agar kaspul tetap

bersih dari kuman.

c. Membuka tutup kapsul ,memasukkan serbuk sumpil kedalam

kapsul sampai terisi penuh.

d. Menutup kapsul dengan cara di putar.

e. Membersihkan kapsul dengan kain wol atau kain lembut.

f. Memasukkan kapsul yang telah siap kedalam tempat yang aman.

4. Uji kadar gula pada Mencitdengan serbuk sumpil dan Obat Kimia

a. Sebelum dilakukan penelitian pada Mencit, terlebih dahulu menguji

kadar gula pada setiap Mencit, di

laboratorium/puskesmas/apotik/klinik terdekat.

b. Menulis hasilnya di tabel pengamatan. Beri nama masing-masing

Mencit-Mencit tersebut dengan nama A1 Sumpil,A2 Sumpil ,B1

Obat Kima,B2 Obat Kima.

c. Melarutkan serbuk sumpil 500 mg dalam 1,5ml air dan

diminumkan pada Mencit A1 Sumpil,A2 Sumpil, melarutkan Obat

Kimia 500mg dalam 1,5ml air dan meminumkan pada Mencit B1

Obat Kima,B2 Obat Kima, meminumkan pada Mencit selama 3

hari berturut-turut pada pagi, siang, dan sore hari.

19

d. Setelah tiga hari dilakukan penelitian, pada hari ke empat menguji

kembali kadar gula pada setiap Mencit di

laboratorium/puskesmas/klinik terdekat.

e. Menulis hasilnya di tabel pengamatan. Memberi nama masing-

masing Mencit tersebut dengan nama A1 Sumpil,A2 Sumpil ,B1

Obat Kima,B2 Obat Kima.dari perbedaan kadar gula pada Mencit

AB sebelum dan sesudah diberi larutan,akan ditemukan hasil yang

paling efektif dari ke dua larutan tersebut. Akan diketahui juga

apakah perbandingan terbaik antara sumpil dengan Obat Kima.

5. Mengetahui pengaruh lingkungan pada habitat sumpil.

a. Menyiapkan gelas ukur ukuran 1 L berjumlah 4.

b. Memasukkan air 1 L serta 5 ekor sumpil kedalam masing-masing

gelas ukur.

c. Memberi Ciri Untuk masing-masing gelas ukur dengan nama A:

Rinso, B : Urea, C: Pestisida, D: Air Biasa.

d. Mengamati setiap kejadian , dan mencatat setiap kejadian.

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tabel 4. Hasil Penelitian Efektivitas Pilobet terhadap Diabetes Mellitus

No.

Nama Tikus

Kadar Glukosa Dalam Darah

SelisihRata-Rata

Keterangan

Sebelum

Sesudah

1 A1 (0,5 gr) 66 57 9-7

Turun

2 A2 (0,5 gr) 112 107 5 Turun

3 B1 (0.65 gr) 73 72 1-19,5

Turun

4 B2 (0,65 gr) 95 57 38 Turun

5 C1 (0,8 gr) 146 96 50-31

Turun

6 C2 (0,8 gr) 174 162 12 Turun

7 Kontrol 1 54 100 46+24

Naik

8 Kontrol 2 92 94 2 Naik

GRAFIK RATA-RATA PENURUNAN KADAR GULA

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

89 8284

64.5

160

129

73

97

0.5 gr 0.65 gr 0.8 gr kontrol

21

Tabel 5. Hasil penelitian perbandingan Pilobet dengan obat kimia

Nama TikusKadar Glukosa Dalam Darah

SelisihRata-RataSebelum Sesudah

A1 Sumpil 162 92 7054,5

A2 Sumpil 96 57 39

B1 Obat kimia 133 115 1821

B2 Obat kimia 97 73 24

GRAFIK PERBANDINGAN PENURUNAN KADAR GULA

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan0

20

40

60

80

100

120

140

160

180162

9296

57

133115

97

73

A1 pilobet (0.5gr) A2 pilobet (0.5gr)B1 Obt kimia (0.5gr) B2 Obt kimia (0.5gr)

22

Tabel 6. Hasil penelitian Pengaruh Pencemaran Air

No. WaktuPerlakuan

Detergen Pupuk Pestisida KontrolHidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup

1 5 Menit 5 - 5 - 5 - 52 10 Menit 1 4 5 - 5 - 53 15 Menit - 5 5 - 5 - 54 30 Menit 5 - 3 2 55 45 Menit 5 - 3 2 56 1 Jam 5 - 3 2 57 2 Jam 4 1 1 4 58 3 Jam 4 1 1 4 59 4 Jam 4 1 1 4 5

10 5 Jam 4 1 - 5 511 6 Jam 2 3 512 7 Jam 2 3 513 8 Jam - 5 514 9 Jam 5

B. PEMBAHASAN

a. Efektivitas Pilobet Terhadap Diabetes Mellitus

Berdasarkan uji laboratorium yang kami lakukan, tingkat kadar gula untuk

6 ekor Mencit yang diberi pilobet semuanya menurun, 2 Mencit yang digunakan

sebagai variabel kontol kadar gula Mencit menjadi naik. Dari ke 6 mencit

diberikan dosis secara berbeda-beda , untuk dosis 0,5 gr 2X sehari hanya

menurunkan rata-rata kadar gula sebesar 7, untuk dosis 6,5 gr 2X sehari

menurunkan rata-rata kadar gula sebesar 19,5, dan untuk dosis 8 gr 2X sehari

menurunkan rata-rata kadar gula sebesar 31. Dengan begitu dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi pemberian dosis pilobert maka semakin tinggi pula

23

penurunan kadar gula darah. Pemberian dosis pilobet harus disesuaikan dengan

kebutuhan karena apabila kelebihan dosis, maka akan mengakibatkan beberapa

komplikasi seperti hipoglikemia, yaitu kadar gula yang menurun secara drastis

dibawah kisaran 35mg%.

Sumpil memang dapat digunakan sebagai obat penurun kadar gula pada

penderita diabetes mellitus, karena didalam sumpil terdapat vitamin B3. Vitamin

B3 sendiri berfungsi sebagai koenzim untuk membantu proses glikolisis dalam

proses metabolisme karbohidrat. glikolisis yaitu perubahahan glukosa menjadi

asam piruvat, yang selanjutnya akan di ubah menjadi energi.

Proses Glikoliss merupakan tahapan pertama yang digunakan saat proses

oksidasi. Proses oksidasi yaitu proses pencernaan makanan yang mengubah zat-

zat dalam makanan menjadi energi. Dalam proses oksidasi, terjadi proses

glikolisis, yaitu perubahan glukosa menjadi piruvat, piruvat menjadi Asetil KoA,

dan hasil akhirnya adalah karbondioksida, air dan energi. Glikolisis terjadi dalam

sitoplasma sel secara anaerobik. Vitamin B3 sebagai komponen koenzim

Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan NADP yang berada di semua sel

dan berperan sebagai faktor berbagai oksidoreduktase yang terlibat dalam

glikolisis, metabolisme asam lemak, pernafasan jaringan dan detoksifikasi.

Apabila suplai vitamin B3 dalam tubuh meningkat, maka pembentukan

Glukosa menjadi energi semakin cepat, dan kemungkinan terjadi penumpukan

gula dalam sel-sel darah menjadi sedikit, sehingga resiko terkena penyakit

Diabetes Mellitus tipe 2 menjadi sangat kecil. Diabetes Mellitus Tipe 2

disebabkan oleh terjadinya defisiensi atau kekurangan insulin relatif. Insulin ada

24

tetapi tidak berfungsi secara normal. Hormon insulin diproduksi oleh sel-sel beta

langerhans pankreas, yang berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam

darah.Mekanisme penurunan gula darah oleh hormon insulin meliputi 3 cara,

Glikogenesis (perubahan glukosa menjadi glikogen), Lipogenesis (Perubahan

glukosa menjadi lemak), Melalui peningkatan laju penggunaan glukosa melalui

proses oksidasi. Penderita diabetes mellitus tipe 2 jika mengonsumsi obat oral anti

diabetik secara terus menerus dan tanpa adanya perubahan pola makan, serta gaya

hidup yang tidak teratur maka penyakit diabetes mellitus tipe 2 tidak terjadi

adanya perubahan penurunan kadar gula secara maksimal, maka selain meminum

obat oral anti diabetik pada penderita diabetes tipe 2 diperlukan juga untuk

mengatur pola makan serta gaya hidup penderita.Sedangkan untuk Diabetes tipe

1, tipe 3 dan tipe 4 tidak bisa diatasi dengan pemberian Pilobet dikarenakan dari

ke 3 tipe tersebut tidak memiliki insulin karena terjadinya kerusakan insulin

secara total, sehingga diperlukan suntikan insulin untuk mengatur proses

pengaturan kadar gula darah.

Berdasarkan penelitian perbandingan pilobet dengan obat kimia, pilobet

mampu menurunkan kadar gula rata-rata 54,5 yang di minumkanpada mencit

dengan dosis (0,5 gr) 3 kali sehari, sedangkan obat kimia mampu menurunkan

kadar gula rata-rata 21 yang di minumkanpada mencit dengan dosis (0,5 gr) 3 kali

sehari. Hal tersebut menunjukkan bahwa pilobet bisa menurunkan kadar gula

lebih banyak dari obat kimia. Salah satu faktor yang menjadikan obat kimia lebih

sedikit dalam menurunkan kadar gula adalah mencit tidak bisa menelan obat

secara maksimal, karena rasa obat kimia yang pahit. Sedangkan mencit yang

25

diberi pilobet, mampu menelan secara sempurna, karena pilobet rasanya tidak

sepahit obat kimia. Untuk penderita diabetes yang tidak menyukai rasa pahit pada

obat kimia maka bisa beralih ke obat alternatif khususnya pilobet.

b. Pengaruh Pencemaran Air Terhadap Kelangsungan Hidup Sumpil

Dari percobaan yang kami lakukan sumpil yang diletakkan di dalam air

detergen lebih cepat mati dibandingkan sumpil yang diletakkan di air pestisida

dan pupuk. Sumpil yang diletakkan di air detergen mati dalam waktu 15 menit,

namun sumpil yang diletakkan di air pestisida mati dalam waktu 5 jam, sedangkan

sumpil yang diletakkan di air pupuk mati dalam waktu 8 jam dan sumpil yang

diletakkan di air biasa tetap hidup selama 12 jam. Maka dari data hasil percobaan

tersebut dapat kami simpulkan bahwa pencemaran air sangatlah berpengaruh

terhadap habitat sumpil disungai. Terutama pencemaran air yang disebabkan oleh

limbah domestik atau detergen. Detergen banyak mengandung bahan kimia

berbahaya sehingga membahayakan kelangsungan hidup hewan-hewan sungai

termasuk sumpil. Padahal sumpil sangat bermafaat bagi kehidupan manusia,

khususnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, Apabila habitat sumpil

berkurang secara terus menerus, lama kelamaan akan habis dan tidak lagi bisa

dimanfaatkan oleh manusia. Oleh sebab itu, manusia harus menjaga kelestarian

air, yaitu dengan cara tidak mencemarinya. Banyak hal yang bisa kita lakukan

untuk menjaga kelestarian sungai salah satunya yaitu tidak membuang limbah

domestik atau detergen karena termasuk merusak kelestarian air. Berdasarkan

penelitian yang kami lakukan pestisida dan pupuk lebih lama untuk mematikan

26

sumpil disbanding dengan detergen, namun tidak berarti bahwa pestisida dan

pupuk tidak berbahaya dibandingkan detergen. Seharusnya kita juga menjaga

supaya tidak mencemarinya.

27

BAB V

SIMPULAN dan SARAN

A. Simpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Sumpil dapat dibuat menjadi obat Diabetes Mellitus (pilobet), dengan

cara di oven, di haluskan, kemudian di masukkan ke dalam kapsul

dengan keadaan steril.

2. Pada uji laboratorium, Pilobet terbukti dapat menurunkan kadar gula.

3. Pencemaran air sungai berpengaruh pada kelangsungan hidup sumpil.

B. Saran

1) Saat melakukan pengovenan sebaiknya menggunakan api yang kecil,

supaya tidak menjadi arang.

2) Saat melakukan penelitian, catatlah semua data yang diperoleh.

3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengenai zat yang terkandung

dalam sumpil setelah proses pengopenan.

4) Sebaiknya masyarakat tidak melakukan pencemaran lingkungan, supaya

keanekaragaman hayati yang berguna untuk masyarakat tidak terganggu

kelangsungan hidupnya.

28

Daftar Pustaka

http://mengobati.org/struktur-organ-pada-kelas-gastropoda

http://mengobati.org/ciri-penyakit-kencing-manis

zipcodezoo.com , www.fobi.web.id , conchology. Inc, Hidup Sehat

http://obatdiabetesmellitustipe2herbal.wordpress.com/

http://www.merdeka.com/sehat/7-cara-mencegah-diabetes-tipe-2.html

http://penyakitdiabetesmellitus.net/?Penyebab_Penyakit_Diabetes_Mellitus

http://penyakit-diabetes.com/ http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?

mid=5&nid=618&catid=23

Almatsier,Sunita.2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Health Solution Holistic.2011. Diabetes DI Usia Muda.PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta

DOKUMENTASI

29

Gambar Hasil Pengamatan

A. Pencarian Sumpil

Gb.1

Gb. 2

B. Pemisahan daging dengan kulit

30

Gb.1

Gb. 2

31

C. Proses Pengovenan

Gb.1

Gb. 2

32

A. Pembuatan Serbuk

Gb.1

Gb. 2

A. Mengukur Berat serbuk

33

Gb.1

A. Memasukkan ke dalam kapsul

Gb.1 Gb.2

D. Uji Laboratorium

34

Gb.1 Gb.2

E. Uji Pengaruh pencemaran air

Gb.1 Gb.2

Gb.3 Gb.4

35